• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSENTRASI PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PENAMPILAN TANAMAN GERBERA LOKAL (Gerbera jamesonii) DALAM POT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSENTRASI PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PENAMPILAN TANAMAN GERBERA LOKAL (Gerbera jamesonii) DALAM POT"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PENAMPILAN TANAMAN

GERBERA LOKAL (Gerbera jamesonii) DALAM POT

(Skripsi)

Oleh

ADAWIYAH TIMUR

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENGARUH KONSENTRASI PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PENAMPILAN TANAMAN

GERBERA LOKAL (Gerbera jamesonii) DALAM POT

Oleh

ADAWIYAH TIMUR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Karang Anyar, Lampung Selatan pada 30 Oktober

1991, sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Edy Roseno dan

Ibu Akhilah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1, Karang Anyar, pada

2003. Kemudian, penulis melanjutkan ke jenjang sekolah menengah di SMP

Amal Bakti, Jatimulyo, dan lulus pada 2006. Pendidikan menengah atas penulis

tempuh di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung dan lulus pada 2009.

Pada 2010, penulis menyelesaikan program Diploma 1 (D1) di Master Komputer.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa reguler Jurusan Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Lampung pada 2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif

dalam kegiatan akademik dengan menjadi asisten praktikum mata kuliah: Bahasa

Indonesia, Produksi Tanaman Hortikultura, Produksi Tanaman Sayuran, dan

Teknologi Produksi Bibit.

Pada Juli 2013, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Parung Farm Bogor,

Jawa Barat. Pada Januari 2014, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

(7)

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

(Q.S. Al-Insyirah: 5)

There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle.

The other is as though everything is a miracle.

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, kesehatan, keselamatan, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Kupersembahkan karya ini kepada:

Kedua orangtuaku

Bapak Edy Roseno dan Ibu Akhilah yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang,

perhatian, didikan, nasihat, kesabaran, motivasi, serta doa yang tiada henti;

Kakak dan adik-adikku tercinta: mbak Arum, Fahrisa, dan Lintang

terima kasih atas segala dukungan, perhatian, kasih sayang selama ini;

dan untuk almamaterku tercinta,

(9)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan

salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat, dan pengikutnya, semoga di hari kiamat kita semua selalu dalam

limpahan syafaatnya.

Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing

Akademik yang telah memberikan ilmu, dorongan, pengarahan, bimbingan,

pengetahuan, dan saran yang sangat bermanfaat selama penulis melaksanakan

kegiatan perkuliahan sampai penulisan skripsi ini;

2. Bapak Ir. Setyo Widagdo, M.Si., selaku Pembimbing Kedua yang telah

memberikan arahan, pengetahuan, bimbingan, kesabaran, dan saran selama

menyelesaikan skripsi ini;

3. Ibu Sri Ramadiana, S.P. M.Si., selaku Pembahas atas saran, nasehat,

bimbingan, dan kritik dalam penulisan skripsi ini;

4. Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingannya;

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan

(10)

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

7. Kedua orangtua Bapak Edy Roseno dan Ibu Ahkilah yang telah memberikan

dukungan moril, materil, dan doa yang selalu terucap demi kelancaran dan

keberhasilan penulis dalam proses perkuliahan;

8. Mbak Arum dan adik-adikku tercinta Fahrisa Fajar dan Lintang Kahfi serta

seluruh keluarga besar penulis, atas doa, kasih sayang, motivasi, dan

dukungan dalam segala hal kepada penulis;

9. Teman-teman seperjuangan: Anisha, Anis Juli Astuti, Evin Listarini

Windiarti, Fadhilah Asih Fitriyana, Oktariza Permana, dan Septianing Diah

Awalia. Terima kasih karena telah bersedia meluangkan waktu untuk

membantu penulis selama melakukan penelitian;

10. Teman-teman Agroteknologi kelas A dan Agroteknologi 2010.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Semoga

skripsi ini bermanfaat.

Bandarlampung, 30 Oktober 2015

Penulis

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Koefisien Polinomial Ortogonal ... 17

2. Waktu muncul bunga, panjang tangkai bunga, diameter tangkai bunga, diameter mahkota bunga, dan lama masa pembungaan tanamanGerbera jamesoniipada konsentrasi paklobutrazol

100 ppm. ... 28

3. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan kelompok terhadap penampilan tanaman

Gerbera jamesonii. ... 29

4. Hasil analisis uji polinomial ortogonal pengaruh konsentrasi

paklobutrazol terhadap penampilan tanamanGerbera jamesonii.... 30

5. Tinggi tanamanGerbera jamesoniisebelum aplikasi

paklobutrazol... 31

6. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap tinggi tanaman Gerbera jamesoniipada umur 10 minggu setelah aplikasi

paklobutrazol (cm). ... 31

7. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan

jumlah daun tanamanGerbera jamesonii(helai)... 32

8. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap jumlah tunas

tanamanGerbera jamesonii(tunas)... 34

9. Waktu muncul kuncup bungaGerbera jamesoniipada kelompok

III setelah aplikasi paklobutrazol. ... 35

10. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap tingkat kehijauan daun tanamanGerbera jamesoniipada 10 minggu setelah aplikasi

(12)

iv

11. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap

tinggi tanamanGerbera jamesonii(cm). ... 51

12. Hasil transformasi pengaruh konsentrasi paklobutrazol

terhadap tinggi tanaman Gerbera jamesonii... 51

13. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol

terhadap tinggi tanamanGerbera jamesonii... 52

14. Analisis ragam pengaruh konsentrasi pengaruh konsentrasi

paklobutrazol terhadap tinggi tanamanGerbera jamesonii... 52

15. Uji polinomial ortogonal pengaruh konsentrasi paklobutrazol

terhadap tinggi tanamanGerbera jamesonii. ... 53

16. Hasil transformasi pengaruh paklobutrazol terhadap

tinggi tanamanGerbera jamesonii... 53

17. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap

jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii (tunas). ... 54

18. Hasil transformasi pengaruh konsentrasi paklobutrazol

terhadap jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii... 54

19. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol

terhadap jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii... 55

20. Analisis ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap

jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii. ... 55

21. Uji polinomial ortogonal pengaruh konsentrasi paklobutrazol

terhadap jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii... 56

22. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesoniipada

minggu ke-8 setelah aplikasi paklobutrazol... 56

23. Hasil transformasi pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanaman Gerbera jamesoni

pada minggu ke-8 setelah aplikasi paklobutrazol ... 57

24. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesonii

(13)

v

25. Analisis ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesoniipada

minggu ke-8 setelah aplikasi paklobutrazol... 58

26. Uji polinomial ortogonal pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesonii

pada minggu ke-8 setelah aplikasi paklobutrazol. ... 58

27. Hasil transformasi pengaruh paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesoniipada

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penampilan tanamanGerbera jamesoniiyang sedang berbunga. ... 8

2. Rumus bangun paklobutrazol. ... 13

3. Skema penghambatan sintesis giberelin oleh paklobutrazol. ... 14

4. Penampilan induk tanaman gerbera kelompok I (a), kelompok II

(b), dan kelompok III (c). ... 19

5. Bahan yang digunakan sebagai campuran untuk media tanam

pada penanaman ketiga. ... 20

6. Penampilan kuncup bunga gerbera yang mahkota bunganya tidak berkembang pada perlakuan paklobutrazol 0 ppm (a) dan

paklobutrazol 200 ppm (b). ... 27

7. Penampilan bunga gerbera yang diberi perlakuan paklobutrazol

100 ppm: pot1 (a) dan pot 2 (b). ... 28

8. Penambahan jumlah daun gerbera pada 2-10 minggu setelah

aplikasi paklobutrazol. ... 32

9. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesoniipada delapan minggu

setelah aplikasi paklobutrazol. ... 33

10. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah

tunas tanamanGerbera jamesonii. ... 34

11. Tampilan kuncup bungaGerbera jamesoniiberdiameter 1 cm. ... 35

12. Panjang tangkai bungaGerbera jamesoniidengan perlakuan

(15)

vii

13. Diameter mahkota bungaGerbera jamesoniidengan perlakuan

paklobutrazol 100 ppm pada pot 1 (a) dan pot 2 (b)... 37

14. BungaGerbera jamesoniiyang layu dengan perlakuan

paklobutrazol 100 ppm pada pot 1 (a) dan pot 2 (b)... 37

15. Penampilan akhir tanamanGerbera jamesoniidalam rumah kaca umur 10 minggu setelah pemberian paklobutrazol pada berbagai

konsentrasi. ... 60

16. Penampilan tanamanGerbera jamesoniidi lingkungan terbuka umur 10 minggu setelah pemberian paklobutrazol pada

(16)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Bisnis bunga pot menjadi salah satu usaha yang banyak dikembangkan karena

memiliki daya tarik. Bunga pot dapat dijadikan sebagai penghias dalam ruangan,

sebagai penghias meja kerja dalam bentuk vas bunga, dan dapat dikombinasikan

dengan pot minimalis. Kombinasi tersebut saat ini sedang banyak diminati

masyarakat di perkotaan, karena corak serta bentuk yang dapat disesuaikan

dengan jenis tanaman yang ditanam. Permintaan tanaman hias khususnya di

Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat

terhadap lingkungan yang indah dan asri. Pengembangan untuk meningkatkan

nilai jual tanaman hias antara lain dapat dilakukan dengan mengkreasikan bentuk

tanaman yang unik yang berbeda dengan bentuk alaminya. Salah satu usaha

untuk membuat tanaman hias yang unik adalah dengan menjadikan tanaman

gerbera sebagai bunga pot.

Berbagai jenis tanaman hias dapat dijadikan sebagai bunga pot apabila memenuhi

kriteria antara lain bentuk yang kompak serta tinggi tanaman yang sesuai dengan

pot. Tanaman yang terlalu tinggi akan mengurangi keindahan atau estetika

sebagai bunga pot. Tinggi tanaman yang baik untuk tanaman dalam pot adalah

(17)

2

dalam pot adalah percabangan yang banyak serta bunga yang lebat. Tanaman

gerbera yang dijadikan bunga pot memiliki kriteria tanaman lebih pendek, terlihat

kokoh dengan bentuk daun yang unik dan kompak, serta berbunga banyak.

Gerbera termasuk familiAsteraceae, seperti tanaman hias aster, calendula, krisan,

dahlia, tagetes, dan zinnia. Gerbera bernilai ekonomi karena memiliki bentuk

bunga yang unik dengan warna bunga yang bervariasi meliputi: kuning, oranye,

pink, merah, ungu, dan putih (Danaee, Mostofi, dan Moradi, 2011). Daya tarik

gerbera adalah ukuran bunganya sedang dan“memancar”keluar tunggal dari

tangkai bunga yang panjang. Tanaman ini termasuk dalam sepuluh besar bunga

potong dunia (Parthasarathy dan Nagaraju, 1999). Namun, gerbera bisa dijadikan

bunga pot dengan membuat tangkai bunganya lebih pendek.

Salah satu cara untuk mendapatkan tanaman gerbera yang memiliki kriteria

sebagai tanaman hias dalam pot adalah dengan pemberian zat penghambat

tumbuh. Zat penghambat tumbuh dapat menghambat pertumbuhan dan

merangsang pembungaan. Weaver (1972) mengungkapkan bahwa zat

penghambat tumbuh memiliki pengaruh yang bervariasi tergantung susunan kimia

dan spesies tanaman. Salah satu zat penghambat tumbuh yang digunakan untuk

pemendekan tanaman adalah paklobutrazol. Paklobutrazol dapat diaplikasikan

dengan cara penyemprotan (foliar spray), penyiraman melalui media tanam (soil

drench), atau injeksi melalui batang (Herlina dan Tjia, 2000).

Paklobutrazol akan efektif untuk menghasilkan tanaman yang pendek, berbunga

serempak, dan berpenampilan baik apabila pemberiannya melalui media

(18)

3

paklobutrazol untuk mengubah penampilan gerbera dari bunga potong menjadi

bunga pot belum banyak dikaji. Oleh karena itu, perlu diteliti efektivitas

pemberian beberapa konsentrasi penggunaan paklobutrazol pada tanaman gerbera.

Pemberian paklobutrazol 150 ppm disertai pupuk organik cair 6000 ppm pada

tanaman anggrek Dendrobium dapat memacu peningkatan ukuran diameter batang

dan pengurangan tinggi tanaman (Hasan, Sarawa, dan Sadimantara, 2012).

Menurut Khrishnamoorthy (1981), pemendekan batang sering diikuti dengan

peningkatan ketebalan batang (diameter batang). Penebalan batang akibat

perlakuan paklobutrazol terjadi karena stimulasi produksi sel di dalam kambium

dan terjadi peningkatan volume pada sel parenkima di daerah korteks (Armitage,

1993).

Pemberian paklobutrazol pada tanaman mahkota duri (Euphorbia millivarietas

‘Splendens’) sampai dengan konsentrasi 250 ppm dapat mengurangi panjang

tunas, mengurangi jumlah tunas, mempercepat waktu muncul kuncup bunga, dan

meningkatkan jumlah bunga per tanaman (Oktarisa, 2006). Hasil penelitian

Widianingrum (2005) menunjukkan bahwa konsentrasi paklobutrazol yang

menghasilkan penampilan tanaman melati dalam pot terbaik berada pada kisaran

200 ppm sampai 400 ppm.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian penggunaan paklobutrazol pada beberapa jenis

tanaman hias, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang

dirumuskan: berapakah konsentrasi paklobutrazol terbaik yang memberikan

pengaruh terhadap penampilan tanaman gerbera lokal (Gerbera jamensonii)

(19)

4

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi paklobutrazol terbaik

untuk penampilan tanaman gerbera lokal (Gerbera jamensonii) dalam pot.

1.3 Landasan Teori

Zat penghambat tumbuh adalah senyawa organik sintetik yang bila diberikan pada

tanaman dapat menghambat perpanjangan sel pada meristem subapikal,

mengurangi laju perpanjangan batang, dan secara tidak langsung mempengaruhi

pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal (Wattimena, 1988).

Zat penghambat tumbuh yang telah banyak digunakan adalah paklobutrazol.

Paklobutrazol merupakan derivattriazoleyang termasuk zat penghambat tumbuh

yang mampu mengurangi tinggi tanaman, panjang internodia, dan luas daun.

Secara umum, sifat paklobutrazol adalah menghambat mekanisme hormon

giberelin. Penghambatan mekanisme hormon giberelin menyebabkan gangguan

keseimbangan hormonal dalam tubuh tanaman (Wilkinson dan Richard, 1987).

Terhambatnya biosintesis giberelin menyebabkan laju pembelahan dan

pemanjangan sel menjadi lambat dan tanaman menjadi kerdil. Menurut Dicks

(1979), zat penghambat tumbuh paklobutrazol merupakan senyawa organik

sintetik yang mempunyai pengaruh fisiologis. Pengaruh fisiologis yang

ditunjukkan antara lain adalah menghambat perpanjangan sel pada meristem

sub-apikal, memperpendek ruas tanaman, mempertebal batang, dan memperpanjang

(20)

5

Sistem kerja paklobutrazol adalah melambatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan

memperbesar diameter batang tanaman (Sandra, 2007). Proses fotosintesis dalam

tubuh tanaman akan terus berlangsung sehingga jumlah energi dalam tanaman

semakin banyak. Fotosintat yang dihasilkan tidak dialokasikan untuk

pertumbuhan, sehingga tanaman akan mengalihkan ke proses pembungaan. Hasil

penelitian Syarif (2004) menunjukkan bahwa pemberian paklobutrazol sampai

dengan konsentrasi 400 ppm pada tanaman melati dapat meningkatkan jumlah

bunga.

Hasil penelitian Aryani (2005), menunjukkan bahwa pemberian paklobutrazol

melalui media tanam (soil drench) dengan konsentrasi 250 ppm pada tanaman

bungur cina memperpendek panjang tunas, meningkatkan jumlah bung per pot,

dan meningktkn tingkat kehijuan daun. Hasil penelitian Demmassabu, Kojoh, dan

Arsyad (2011) menunjukkan bahwa penambahan paklobutrazol 1,0 ppm; 1,5 ppm;

2,0 ppm; dan 2,5 ppm pada media MS 100% menghasilkan krisan yang lebih

pendek, jumlah akar dan jumlah tunas yang lebih sedikit dibandingkan pada

media tanpa paklobutrazol.

1.4 Kerangka Pemikiran

Gerbera merupakan tanaman bunga hias yang berupa herba. Masyarakat Indonesia

menyebut gerbera sebagai gebras atau hebras. Gerbera merupakan tanaman

introduksi yang berasal dari Afrika Selatan, Afrika Utara, dan Rusia. Tanaman

gerbera merupakan salah satu tanaman hias bunga potong. Seperti produk hortikultura lainnya, bunga potong gerbera mudah mengalami kerusakan dan

(21)

6

Selain sebagai bunga potong, gerbera memiliki potensi sebagai bunga pot.

Tanaman hias dalam pot akan terlihat lebih indah apabila berukuran pendek

sesuai dengan ukuran pot, rimbun, serta berbunga banyak dan serempak. Salah

satu cara untuk mendapatkan tanaman gerbera dalam pot sesuai dengan kriteria

tersebut adalah dengan aplikasi zat penghambat tumbuh. Zat tersebut membatasi

pertumbuhan vegetatif yang berlebihan tanpa menyebabkan efek samping (Sach,

Debbie, Michael, Frank, dan Creager, 1975).

Paklobutrazol dapat mengurangi pemanjangan batang atau menghambat

pertumbuhan vegetatif, tetapi dapat memacu pembungaan. Paklobutrazol yang

diaplikasikan dapat diserap oleh tanaman melalui akar, batang, maupun daun

kemudian ditranslokasikan melalui pembuluhxylem(ICI, 1984). Pada meristem

subapikal, senyawa paklobutrazol akan menghambat sintesis giberelin pada jalur

oksidasikaurenemenjadi asamenkaurenat. Selanjutnya, asamenkaurenatakan

menurunkan laju pembelahan sel dan menghambat pertumbuhan vegetatif

sehingga tanaman menjadi pendek. Hasil fotosintesis yang semula akan

digunakan untuk pertumbuhan vegetatif dialihkan untuk pertumbuhan reproduktif,

khususnya untuk pembentukan bunga.

Semakin tinggi konsentrasi paklobutrazol (33,35 ppm; 49,98 ppm; dan 66,62

ppm) yang diberikan menghambat tinggi tanaman bunga matahari tanpa

mempengaruhi kualitas bunga, dan semakin efektif bila diberikan saat tanaman

masih peka yaitu 4-6 minggu setelah tanam (Widaryanto, Baskara, dan Suryanto,

(22)

7

pengatur tumbuh yang bersangkutan apabila tidak diberikan pada masa peka

tanaman terhadap paklobutrazol yang tergantung pada jenis tanaman.

Pengaruh aplikasi paklobutrazol terhadap pertumbuhan beberapa tanaman berbeda

pada berbagai taraf konsentrasi. Konsentrasi dan waktu pemberian yang tepat

dapat meningkatkan efektivitas penggunaan paklobutrazol. Untuk itu, perlu

dilakukan penelitian tentang penggunaan paklobutrazol pada taraf konsentrasi 0,

50, 100, 150, dan 200 ppm terhadap tanaman gerbera. Aplikasi paklobutrazol

dilakukan pada saat umur tanaman delapan minggu setelah penanaman dan

diulang dua minggu kemudian. Konsentrasi yang diterapkan diduga akan

memberikan pengaruh yang berbeda terhadap penampilan tanaman gerbera di

dalam pot. Pemberian paklobutrazol konsentrasi tertentu diharapkan dapat

menghasilkan bentuk tanaman gerbera yang rimbun, berbunga banyak dan

serempak, serta ukuran sesuai dengan pot yang digunakan.

1.5 Hipotesis

Pemberian paklobutrazol dengan konsentrasi tertentu pada kisaran (0–200 ppm)

dapat menghasilkan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan penampilan

(23)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Gerbera

Gerbera merupakan tanaman bunga hias yang berupa herba. Masyarakat

Indonesia menyebut gerbera sebagai Gebras atau Hebras. Tanaman gerbera

termasuk tanaman perenial atau tahunan yang memiliki batang semu. Daun-daun

gerbera muncul pada dasar tanaman dan menumpuk membentuk roset. Tangkai

daun berbentuk bulat, dan daun gerbera bertepi rata, berlekuk, atau berbelah

(Bailey, 1963). Tangkai bunga gerbera dapat mencapai tinggi 4045 cm atau

lebih (Gambar 1). Gerbera mempunyai sistem perakaran yang menyebar ke

segala arah pada kedalaman 30 -75 cm yang tergantung pada umur tanaman,

kesuburan tanah, dan pertumbuhan tanaman (Rukmana, 1995).

(24)

9

Mahkota gerbera berbentuk unik dan menarik, yaitu mirip kumpulan pita-pita

alami yang tersusun rapi membentuk bulatan yang bergaris tengah sampai dengan

10 cm. Pada setiap tangkai bunga terdapat satu kuntum bunga. Warna mahkota

gerbera bervariasi antara lain putih, krem, kuning, jingga, merah jambu, merah

menyala, dan merah hitam atau tergantung jenisnya. Bentuk mahkota gerbera

terbagi menjadi tunggal, ganda, dan berlapis-lapis (Rukmana, 1995). Diameter

bunga gerbera yang mekar penuh dapat mencapai 513 cm, dengan panjang

tangkai 2540 cm. Sebagai bunga potong, gerbera memiliki masa segar 38

hari tergantung pada varietas, kondisi lingkungan, dan penanganan pasca panen

(Rismunandar, 1992).

Kedudukan tanaman gerbera dalam sistematika tumbuhan menurut Rukmana

(1995) adalah sebagai berikut :

Kingdom :Plantae

Division :Spermatophyta

Sub Division :Angiospermae

Class :Dycotiledonae

Order :Asterales

Family :Asteraceae

Genus :Gerbera

Spesies :Gerbera jamesonii

Perbanyakan tanaman gerbera dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif.

Secara vegetatif, perbanyakan gerbera dilakukan dengan pemisahan anakan,

(25)

10

perbanyakan gerbera dilakukan dengan menggunakan biji. Perbanyakan gerbera

dari biji dilakukan hanya untuk tujuan pemuliaan tanaman. Gerbera yang berasal

dari biji akan berbunga setelah berumur satu tahun, sedangkan yang berasal dari

pemisahan anakan akan berbungga setelah berumur 35 bulan (Rukmana, 1995).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Gerbera

Tanaman gerbera dapat ditanam dalam pot atau dapat ditanam langsung di

lapangan terbuka. Media tanam yang dibutuhkan tanaman ini adalah jenis tanah

lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan oganik,

beraerasi baik, serta memiliki pH tanah 5,56,0 (Rukmana, 1995).

Daerah yang paling baik untuk pengembangan tanaman gerbera adalah dataran

tinggi yang beriklim sejuk. Penanaman gerbera pada dataran rendah yang

mempunyai suhu udara panas akan mengakibatkan perubahan warna mahkota

bunga menjadi lebih pucat dari warna aslinya. Untuk mendapatkan hunga yang

berkualitas baik, budidaya gerbera dapat dilakukan di dataran menengah

(medium) sampai dataran tinggi (pegunungan). Lingkungan yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan tanaman gerbera adalah suhu minimum 13,718,0oC, suhu

maksimum 19,530,0oC, curah hujan tahunan 1.9002.800 mm, dan pH tanah

5,56,0 (Rukmana, 1995).

2.3 Zat Penghambat Tumbuh

Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan hara yang dapat

mendukung, menghambat, dan mengubah proses fisiologi tanaman. Saat ini,

(26)

11

ABA. Zat pengatur tumbuh mempunyai efek fisiologi, yaitu menghambat

perpanjangan batang, dan secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan

tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal (Wattimena, 1988).

Zat penghambat tumbuh (retardan) adalah sekelompok senyawa pengatur tumbuh

yang menghambat proses fisiologi dan biokimia pada tanaman (Weaver, 1972).

Pengaruh retardan terhadap pertumbuhan dan metabolisme tanaman adalah pada

aktivitas meristem subapikal. Zat tersebut berperan sebagai penghalang

(inhibitor) pemanjangan sel. Akibatnya, pemanjangan buku terhambat tanpa atau

sedikit sekali mempengaruhi proses pertumbuhan yang menyangkut klorofil

(Dicks, 1979).

Zat penghambat tumbuh terdiri dari zat penghambat tumbuh endogen yang

disintesis oleh tanaman dan eksogen yang merupakan senyawa sintetik.

Penghambat pertumbuhan alami terdapat di dalam tumbuhan yang dikenal dengan

nama asam absisat (ABA) yang berperan dalam memberikan isyarat pada organ

tumbuhan terhadap datangnya cekaman (Salisbury dan Ross, 1995). Menurut

Gardner, Pearce, dan Mitchell (1985), penghambat tumbuh sintetik mempunyai

pengaruh utama memperpendek ruas dan tinggi tanaman.

Efek fisiologis dari pemberian retardan antara lain adalah (1) menghambat

pemanjangan sel pada meristem subapikal, (2) memperpendek ruas tanaman,

(3) mempertebal batang, (4) mencegah kerebahan, (5) menghambat etiolasi,

(6) memperbanyak perakaran stek, (7) menghambat senesen (penuaan),

(8) memperpanjang masa mekar bunga, (9) meningkatkan pembuahan, dan

(27)

12

2.4 Paklobutrazol

Paklobutrazol merupakan derivattriazoleyang termasuk zat penghambat tumbuh.

Bahan aktif tersebut mampu mengurangi tinggi tanaman, panjang ruas, serta luas

daun. Secara umum, sifat paklobutrazol adalah menghambat aktifitas hormon

giberelin sehingga keseimbangan hormonal dalam tubuh tanaman terganggu

(Wilkinson dan Richard, 1987). Menurut Sandra (2007), efek paklobutrazol pada

pertumbuhan vegetatif adalah memperpendek ruas sehingga menghambat

pertumbuhan tinggi tanaman, memperbesar diameter batang tanaman, dan

memperbanyak hasil fotosintesis dalam tanaman. Hasil fotosintesis tidak

dialokasikan untuk pertumbuhan vegetatif, tetapi dialihkan untuk pertumbuhan

reproduktif, khususnya proses pembungaan.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdiri dari dua fase yaitu fase vegetatif

dan generatif. Fase vegetatif terutama terjadi pada pembentukan akar,

perkembangan akar, dan pembentukan daun. Fase tersebut berhubungan dengan

tiga proses penting yaitu (1) pembelahan sel, (2) perpanjangan sel, dan (3) tahap

pertama dari diferensiasi sel. Pada kondisi tertentu, ketiga proses tersebut tidak

dikehendaki untuk berjalan dengan lancar. Untuk mendapatkan tinggi tanaman

yang pendek dan kompak, tiga proses tersebut perlu dihambat. Penghambatan

ditujukan terhadap tinggi tanaman, sehingga perlu diberi zat yang dapat

menghambat pembelahan sel yang dipengaruhi oleh aktivitas giberelin. Zat

penghambat tumbuh yang dapat digunakan adalah paklobutrazol yang mempunyai

pengaruh berlawanan dengan giberelin. Apabila aktivitas giberelin dihambat,

(28)

13

Paklobutrazol digunakan secara komersial untuk mengatur pertumbuhan,

pembungaan, atau perkembangan tunas pada beberapa tanaman pot (Andriansen,

1983). Pada penelitian Nasrullah, Wati, dan Utami (2012), pemberian

paklobutrazol dengan konsentrasi 200 ppm dan 500 ppm menghasilkan tanaman

bugenvil (Bouganvillea spectabilisWilld) dengan total bunga terbanyak serta

efektif dalam menghambat tinggi tanaman. Selain itu, Shintowati (1997)

menyatakan bahwa efek paklobutrazol terhadap pemendekan batang pada

tanaman kastuba diperoleh pada perlakuan lebih dari 50 ppm.

Paklobutrazol merupakan turunan pirimidin yang mempunyai rumus empiris

C15H20ClN30dengan rumus kimia (2RS,

3RS)-1-(4-chloroyphenyl)-4,4-dimethyl-2-(1,2,4-triazol-1-yl)-pentan-3-ol. Mekanisme paklobutrazol di dalam tanaman

adalah dengan menghambat biosintesis giberelin dengan cara menekan oksidasi

kaurenesehingga tidak terjadi pembentukan asamenkaurenat. Paklobutrazol

yang telah sampai pada jaringan meristem subapikal menghambat sintesis

produksi giberelin. Rumus bangun paklobutrazol sebagaimana yang terdapat

dalam Wattimena (1988) disajikan pada Gambar 2. Mekanisme penghambatan

biosintesis giberelin oleh paklobutrazol disajikan pada Gambar 3.

(29)

14

Gambar 3. Skema penghambatan sintesis giberelin oleh paklobutrazol.

Keterangan :

MVA = Asam mevalonat GPP = Geranil pirofosfat

GGPP = Geranil geranil pirofosfat IPP = Isopentenil pirofosfat FPP = Fernesil pirofosfat CPP = Copalilpirofosfat

Paklobutrazol mampu menghambat aktivitas pertumbuhan pada banyak spesies

tanaman dengan cara menghambat sintesis produksi giberelin pada proses

oksidasikaurenemenjadienkaurenat(Salisbury dan Ross, 1995). Aplikasi

paklobutrazol pada tanaman yang berbunga menjadikan tanaman tersebut lebih

menarik. Penggunaan paklobutrazol potensial untuk mengatur pertumbuhan aktif

pada tanaman hias. Pada tanaman hias bunga, paklobutrazol efektif untuk

mendapatkan tanaman yang pendek, dan berbunga serempak (McDaniel, 1983).

Hasil penelitian Winardiantika, Kastono, dan Trisnowati (2011) menunjukkan

bahwa aplikasi paklobutrazol dua dan tiga kali memberikan pengaruh nyata

(30)

15

Nilai kekompakan dipengaruhi oleh tinggi tajuk, kesimetrisan tajuk, dan sebaran

cabang produktif.

Hasil penelitian Hummel (1987) memperlihatkan bahwa aplikasi paklobutazol

melalui tanah pada tanamanAzaleadanRhododendronmemberikan hasil lebih

baik dibandingkan dengan cara penyemprotan melalui daun. Hasil penelitian Rugayah (2009) menunjukkan bahwa penggunaan paklobutrazol konsentrasi 0,

100, 200, 300, dan 400 ppm pada tanaman melati dengan cara penyiraman juga

lebih efektif dibandingkan dengan cara penyemprotan melalui daun. Pemberian

paklobutrazol pada melati dengan cara penyemprotan melalui daun memerlukan

frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan pemberian paklobutrazol

melalui tanah. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan jumlah tunas produktif

(31)

16

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Hortikultura Universitas Lampung.

Penelitian dilakukan pada Juni 2014 sampai September 2014.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah bibitGerbera jamesonii, paklobutrazol 25%, air,

pupuk kandang, pasir, sekam, tanah, pupuk NPK mutiara (16:16:16) 5 g/pot,

pupuk daunGrowmore(32:10:10) dan (10:55:10) masing-masing 2 g/L, fungisida

dengan bahan aktif Mankozeb 80%, dan insektisida berbahan aktif Karbosulfan

200 g/L.

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pot plastik diameter 25 cm,

ember, gunting, label, gelas ukur, selang air, cangkul, jangka sorong, meteran, alat

tulis, buku tulis, kamera, danhandsprayer.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari

5 perlakuan tunggal dengan 3 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 2 pot, sehingga

(32)

17

paklobutrazol (P) yaitu 0 ppm (p0), 50 ppm (p1), 100 ppm (p2), 150 ppm (p3), dan

200 ppm (p4). Homogenitas data diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam dan

dilanjutkan dengan uji polinomial Ortogonal pada taraf 5%. Koefisien

polinomial ortogonal disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Koefisien Polinomial Ortogonal.

Respon (derajat polinomial)

Koefisien polinomial ortogonal

0 ppm 50 ppm 100 ppm 150 ppm 200 ppm

Linear -2 -1 0 1 2

Kuadratik 2 -1 -2 -1 2

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Pembuatan Larutan Paklobutrazol

Langkahlangkah yang dilakukan dalam membuat larutan paklobutrazol dengan

konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm adalah membuat

larutan stok terlebih dahulu. Larutan stok yang dibuat adalah 250 ppm dengan

melarutkan 1 ml paklobutrazol 25 % dalam 1 liter air.

Penyiapan larutan stok paklobutrazol yang digunakan untuk membuat larutan 0

(33)

18

(1) Mengambil larutan stok sesuai dengan konsentrasi yang akan digunakan.

a) Membuat 50 ppm, larutan stok yang diambil adalah:

=

b) Membuat larutan paklobutrazol 100 ppm:

=

c) Membuat larutan paklobutrazol 150 ppm:

=

d) Membuat larutan paklobutrazol 200 ppm:

=

(2) Melarutkan masing-masing konsentrasi paklobutrazol ke dalam 300 ml air

(34)

19

3.4.2 Penyiapan Bibit

Bibit tanaman gerbera berasal dari pemisahan anakan atau pembagian rumpun

dari indukan yang sudah dewasa (Gambar 4). Tanaman tersebut kemudian

dipisahkan menjadi tiga kelompok tanaman sesuai dengan diameter tajuk

tanaman. Kelompok I (kecil: 12,525 cm, ukuran daun kecil dan jumlah daun

sedikit), kelompok II (sedang: 2635 cm), dan kelompok III (besar: 2836 cm

ukuran daun paling besar dan jumlah daun paling banyak), selanjutnya ditanam

dalam pot yang sudah berisi media tanam.

(a) (b) (c)

Gambar 4. Penampilan induk tanaman gerbera kelompok I (a), kelompok II (b), dan kelompok III (c).

3.4.3 Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan pada penanaman pertama dan kedua adalah berupa

campuran sekam, pupuk kandang kotoran kambing, dan tanah dengan

perbandingan 1:1:2 . Tanaman pada penanaman pertama dan kedua tidak tumbuh

dengan baik, sehingga dilakukan analisis tingkat keasaman (pH) media tanam

(35)

20

Hasil analisis menunjukkan bahwa pH tanah di lahan petani 5,87 sedangkan pH

media yang digunakan pada penanaman pertama dan kedua adalah 6,31.

Komposisi media tanam yang digunakan pada penanaman ketiga untuk

penanaman bibit gerbera adalah media campuran tanah, sekam, kompos, dan pasir

dengan perbandingan 3:1:1:1 dan tingkat keasaman (pH) pada media campuran ini

adalah 5,7 (Gambar 5).

Tanah Sekam

Kompos Pasir

(36)

21

3.4.4 Penanaman

Penanaman dilakukan pada pot berdiameter 25 cm yang telah diisi media tanam.

Akar tanaman gerbera direndam dalam fungisida dengan bahan aktif Mankozeb

80% sebelum dilakukan penanaman. Penanaman dilakukan dengan cara

memasukkan bibit anakan ke dalam lubang yang telah dibuat pada media tanam

dalam pot. Setiap pot berisi dua bibit anakan. Bibit anakan dibenamkan sampai

pangkal batang dan kemudian tanah di sekitarnya dipadatkan. Masing-masing

perlakuan terdiri dari dua pot, setiap pot diisi dengan dua bibit anakan tanaman

gerbera.

3.4.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan meliputi: penyiraman untuk menjaga kelembaban

media tanam pada kondisi kapasitas lapang, pengendalian hama dan penyakit,

serta pemupukan. Perawatan rutin lainnya yang dilakukan selama penelitian

adalah pemangkasan daun yang kering atau mati dandisbudding. Disbudding

dilakukan apabila muncul kuncup bunga sebelum aplikasikan paklobutrazol.

Untuk membantu pertumbuhan vegetatif tanaman, dilakukan pemupukan NPK

(16:16:16) sebanyak 5 g/tanaman pada umur empat minggu setelah tanam.

Selanjutnya, setiap minggu tanaman dipupuk denganGrowmore(32:10:10) 2 g/L.

Pemupukan dilakukan sebanyak 4 kali sampai tanaman berumur delapan minggu.

Hal tersebut dilakukan agar pada saat diaplikasikan paklobutrazol, tanaman dalam

kondisi yg optimal (berdaun minimal 10 helai). Pemupukan selanjutnya

menggunakanGrowmore(10:55:10) 2 g/L, yang diberikan setelah aplikasi

(37)

22

bagian daun tanaman sebanyak 30 ml/tanaman. Pengendalian hama dan penyakit

dilakukan secara manual maupun kimiawi. Pengendalian secara manual adalah

mematikan hama secara langsung dengan tangan, sedangkan secara kimiawi

adalah dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Mankozeb 80% dan

insektisida berbahan aktif Karbosulfan 200 g/l.

3.4.6 Pemberian Paklobutrazol

Aplikasi paklobutrazol dilakukan pada saat tanaman berumur delapan minggu

setelah tanam dan daun berjumlah minimal 10 helai. Aplikasi disesuaikan dengan

konsentrasi perlakuan yang telah ditentukan dengan volume semprot sebanyak 40

ml/pot. Pemberian paklobutrazol dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada saat

tanaman berumur delapan minggu setelah tanam dan pada sepuluh minggu setelah

tanam. Aplikasi paklobutrazol disemprotkan pada media tanam sebanyak 20

ml/pot. Pada perlakuan paklobutrazol 0 ppm, hanya dilakukan penyiraman

dengan air.

3.5 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi: tinggi tanaman, penambahan

jumlah daun, jumlah tunas, waktu muncul bunga, panjang tangkai bunga, diameter

tangkai bunga, diameter mahkota bunga, lama masa pembungaan, dan tingkat

(38)

23

(1) Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman awal diukur mulai dari permukaan tanah hingga ujung daun

yang terpanjang. Pengukuran tinggi tanaman akhir dilakuan 10 minggu

setelah aplikasi dengan mengukur tinggi tunas yang berbeda.

(2) Penambahan jumlah daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang sudah membuka dengan ukuran

panjang 5 cm. Pengamatan jumlah daun dilakukan setiap dua minggu.

(3) Jumlah tunas (tunas)

Jumlah tunas dihitung pada akhir percobaan. Tunas baru ditandai dengan

munculnya daun yang masih menggulung dengan panjang 2 cm dari

permukaan media tanam. Jumlah tunas sebelum aplikasi dihitung dan

digunakan sebagai pembanding.

(4) Waktu muncul bunga (hari)

Pengamatan waktu muncul bunga dihitung sejak aplikasi paklobutrazol

hingga muncul kuncup bunga dengan ukuran diameter lebih dari 1 cm.

(5) Panjang tangkai bunga (cm)

Pengamatan panjang tangkai bunga dilakukan setelah bunga muncul dan

mekar penuh. Tangkai bunga diukur dari pangkal tangkai bunga sampai

dasar kelopak bunga.

(6) Diameter tangkai bunga (cm)

Pengamatan diameter tangkai bunga dilakukan pada saat bunga mekar penuh.

Diameter tangkai bunga diukur dengan menggunakan jangka sorong pada

(39)

24

(7) Diameter mahkota bunga (cm)

Diameter mahkota bunga dihitung dengan cara menghitung rata-rata

diameter semua bunga yang telah mekar pada masing-masing pot.

(8) Lama masa pembungaan (hari)

Pengamatan lama masa pembungaan dihitung sejak muncul kuncup bunga

sampai bunga mekar hingga bunga menampakkan gejala layu (Gambar 18,

Lampiran).

(9) Tingkat kehijauan daun

Pengamatan kehijauan daun dilakukan pada akhir penelitian. Tingkat

kehijauan daun diamati menggunakan alat SPAD. Pengamatan dilakukan

pada tiga titik yaitu ujung, tengah, dan pangkal daun. Nilai yang diperoleh

adalah nilai tingkat kehijauan daun yang mengindikasikan jumlah klorofil

daun. Sampel yang diamati adalah helai daun ketiga pada setiap pot

(40)

25

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah aplikasi paklobutrazol sampai dengan

konsentrasi 200 ppm masih terus memperpendek tinggi tanaman, mengurangi

penambahan jumlah daun, dan mengurangi jumlah tunas. Penurunan paling

drastis terjadi pada variabel jumlah tunas.

5.2 Saran

Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian dengan kisaran

konsentrasi paklobutrazol yang lebih rendah (0-100 ppm) dan menggunakan bibit

(41)

46

PUSTAKA ACUAN

Andriansen, E. 1983.Height control of beloperone gutata by paclobutrazol. Acta-Hort. Hal 229-395.

Armitage, A.M. 1993.Bedding Plant Self Performance. Ball Publishing. Jakarta. 172 hal.

Aryani, D. 2005. Pengaruh Konssentrasi Paklobutrazol Pada Penampilan Bungur Cina (Lagerstoemia indica L.) Dalam Pot. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 85 hal.

Bailey, L.H. 1963.The Standard Cyclopedia of Horticulture. The Macmillan Co. New York. Departement of Biology University. New Jersey. 921 p.

Bernier, G. B., J. M. Kinet dan R. M. Sachs. 1985.The Physiology of Flowering. Vol. I. The Initiation of Flowers. CRC Press, Florida.

Buckman, H.O., dan Brady, N.C. 1982.Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. 788 hal.

Crater, G.D. 1980.Pot Mums.In: R.A. Larson (ed). Introduction to Floriculture. Academic Press. New York. Hal 261-285.

Demmassabu, S., D. Kojoh dan Yulie P Arsyad. 2011.Pengaruh paclobutrazol dan pemiskinan media pada pelestarian in vitro tanaman krisan

(Chrysanthemum morifolium Ramat). Jurnal Eugenia. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Unsrat Manado. 17 (2):149-155.

Danaee, E., Y.Mostofi and P. Moradi. 2011.Effect of GA3 and BA on postharvest quality and vase life of gerbera (Gerbera jamesonii. Cv. Good Timing) cut flowers. Hort.Eviron.Biotechnol. 52(2):140-144.

Dicks, J.W. 1979. Modes of Action of Growth Retardants. In D.R. Clifford And J.R. Lantan (ed). Recent Development in the Use of Plant Growth

Retardants. British Plant Growth Regulator Group England. P: 1-4.

(42)

47

Hasan, H.R., Sarawa dan I Gusti R. Sadimantara. 2012.Respon tanaman anggrek dendrobium sp. terhadap pemberian paclobutrazol dan pupuk organik cair. Berkala Penelitian Agronomi: 1(1): 73-78 hal.

Herlina, D., dan B. O. Tjia. 2000.Penggunaan zat pengatur tumbuh pada tanaman hias dan bunga. Buletin Florikultura Indonesia3(3): 1-6.

Hummel, R.L. 1987.Effect paclobutrazol (PP333), melfluid (Embark), and XE 1019 (sumagic) on growth of rhododendron and azale.HortSci22 (5) (Abstr).

ICI. 1984.Paclobutrazol (cultar) Plant Growth Regulator for Fruit. Technical Data Sheet. Imperial Chemical Industries PCL. Plant Protection Div. Fernhust, U.K.

Krishnamoorthy, H.N. 1981.Plant Growth Subtances Including Application In Agriculture. Tata Mcgraw-Hill Publ. New Delhi. 214 p.

Lanitasari, Henny. 2004. Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Kacapiring Pot. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 61 hal.

Mansuroglu, S., O. Karaguzel, V. Ortacesme dan M.S. Sayan. 2009.Effect of Paclobutrazol on Flowering Leaf and Colour of Consolida orientalis. Pak. J. Bot.41(5): 2323-2332.

McDaniel, G. L. 1983.Growth retardation activity of paclobutrazol on chrysanthemum.Hort Science18(2): 199-200.

Nasrullah, N., Y.M. Wati dan D.W. Utami. 2012.Stimulasi pembungaan bugenvil (Bougenvillea spectabilis Willd) dengan retardan dan berbagai komposisi media dalam lingkungan jalan yang terpolusi udara.Jurnal Lansekap Indonesia: volume 4(1): 65 hal.

Oktarisa, D. 2006. Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol pada Penampilan

Tanaman Mahkota Duri (Euphorbia millivarietas ‘Splendens’) dalam Pot. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 65 hal.

Parthasarathy V.A. and V. Nagaraju. 1999.In vitro propagation in Gerbera jamesonii Bolus.Indian Journal of Horticulture, 56: 82-85.

Rismunandar. 1992.Budidaya Bunga Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal.

(43)

48

Rugayah. 2009.Pengaruh konsentrasi dan frekuensi pemberian paklobutrazol melalui tanah dan penyemprotan daun pada tanaman melati pot.

Prosiding.SemNas TTG Agroindustri dan Diseminasi Hasil-hasil Penelitian Dosen Polinela 2009, 1-2 April 2009. 237-243.

Rukmana, R. 1995.Gerbera. Kanisius. Jakarta. 35 hal.

Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Melati. Kanisius. Yogyakarta. 73 hal.

Sach, R.M., J. Debbie, J.L. Michael, J.R. Frank., and R.A. Creager. 1975. Comparative growth retarding activity in relation to endogenous tissue concentration of daminozide and pyrrolidino analog (Uni-F529) in

Phaseolus vulgarisL,and Chrysanthenun morifolumRamat.HortSci.100 (6): 593-696.

Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995.Fisiologi Tumbuhan 3. Jilid 3.

Diterjemahkan oleh Diah R. Lukman dan Sumaryono. Dengan Penyunting Sofia Niksolihin. ITB. Bandung. 343 hal.

Sandra, E. 2007.Membuat Anggrek Rajin Berbunga. AgroMedia. Jakarta.

Setyani, S.H. 2009.Zat Pengatur Tumbuh.Penebar Swadaya. Depok. 39-52.

Shintowati. 1997.Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kastuba(Euphorbia pulcherrima Willd.).

(Skripsi). IPB. Bogor. 36 hal.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.

Syarif, L.R. 2004. Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol dan Interval Pemberian Terhadap Penampilan Melati Pot (Jasminum sambac). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 78 hal.

Wattimena, G.A. 1987.Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antaruniversitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 247 hal.

Wattimena, G. A. 1988.Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antaruniversitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 274 hal.

Wattimena, G.A. 1989.Zat Pengatur Tumbuh: Peran Fisiologis dan Dasar-dasar Pemakaian Laboratorium Bioteknologi Tanaman Jurusan Budidaya

Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor. 145 hal.

(44)

49

Widaryanto, E., M. Baskara dan Agus Suryanto. 2011.Aplikasi paclobutrazol pada tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L. cv. Teddy Bear) sebagai upaya menciptakan tanaman hias pot.Makalah Ilmiah

Hortikultura. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. 12 hal.

Widianingrum, I. 2005. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian

Paklobutrazol Melalui Tanah pada Penampilan Tanaman Melati(Jasminum sambac L.)dalam Pot. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 90 hal.

Wilkinson, R.I. and D. Richards. 1987.Effect of paclobutrazol on growth and flowering of Bouvardia humbolddtii.HortScience22: 444445.

Winardiantika, V., D. Kastono dan Sri Trisnowati. 2011.Pengaruh waktu pangkas pucuk dan frekuensi pemberian paklobutrazol terhadap

Gambar

Gambar 1. Penampilan tanaman Gerbera jamesonii yang sedang berbunga.
Gambar 2. Rumus bangun paklobutrazol.
Gambar 3. Skema penghambatan sintesis giberelin oleh paklobutrazol.
Gambar 4. Penampilan induk tanaman gerbera kelompok I (a), kelompok II (b),dan kelompok III (c).
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Material yang digunakan adalah aluminium ( Al ) bekas (rosok) yang sudah dipakai dan aluminium yang gagal atau cacat produk. 2) Kecepatan penuangan logam cair

bahwa kegiatan guru pada saat proses pembelajaran masih kurang siswa ketika belajar kelompok terlihat bahwa siswa berkemampuan tinggi tidak lagi mendominasi

Pada sekarang ini di lingkungan perkebunan, nilai-nilai kolonial tersebut akan tampak pada tata letak bangunan dalam permukiman emplasemen perkebunan (gambar 2

Pelapisan Lilin Lebah Untuk Mempertahankan Mutu Buah Selkama Penyimpanan pada Suhu Kamar .Universitas Sumatera Utara.. Preparation for

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar catatan medik pasien yang menerima obat gangguan sistem endokrin dan dirawat di bangsal kelas III RS yang dilayani oleh farmasis

Berangkat dari uraian di atas, maka merupakan suatu hal yang menarik bagi penulis untuk mengkaji lebih jauh dan mengangkat judul penelitian “Analisis Realisasi Penerimaan

Dapat diketahui sektor pariwisata dapat memberikan sumbangsih terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) rata-rata

Asal/ Cara Peroleha n Tahu n Perol ehan Ukuran Barang/ Konstru ksi (P,S,D) Satu an Keadaa n Barang (B/KB/ RB) JUMLAH Keterang an No. Urut Kode Barang Regist er