PENGARUH KONSENTRASI PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PENAMPILAN TANAMAN
GERBERA LOKAL (Gerbera jamesonii) DALAM POT
(Skripsi)
Oleh
ADAWIYAH TIMUR
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH KONSENTRASI PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PENAMPILAN TANAMAN
GERBERA LOKAL (Gerbera jamesonii) DALAM POT
Oleh
ADAWIYAH TIMUR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN
pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Karang Anyar, Lampung Selatan pada 30 Oktober
1991, sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Edy Roseno dan
Ibu Akhilah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1, Karang Anyar, pada
2003. Kemudian, penulis melanjutkan ke jenjang sekolah menengah di SMP
Amal Bakti, Jatimulyo, dan lulus pada 2006. Pendidikan menengah atas penulis
tempuh di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung dan lulus pada 2009.
Pada 2010, penulis menyelesaikan program Diploma 1 (D1) di Master Komputer.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa reguler Jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Lampung pada 2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif
dalam kegiatan akademik dengan menjadi asisten praktikum mata kuliah: Bahasa
Indonesia, Produksi Tanaman Hortikultura, Produksi Tanaman Sayuran, dan
Teknologi Produksi Bibit.
Pada Juli 2013, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Parung Farm Bogor,
Jawa Barat. Pada Januari 2014, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
(Q.S. Al-Insyirah: 5)
There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle.
The other is as though everything is a miracle.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, kesehatan, keselamatan, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Kupersembahkan karya ini kepada:
Kedua orangtuaku
Bapak Edy Roseno dan Ibu Akhilah yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang,
perhatian, didikan, nasihat, kesabaran, motivasi, serta doa yang tiada henti;
Kakak dan adik-adikku tercinta: mbak Arum, Fahrisa, dan Lintang
terima kasih atas segala dukungan, perhatian, kasih sayang selama ini;
dan untuk almamaterku tercinta,
SANWACANA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan pengikutnya, semoga di hari kiamat kita semua selalu dalam
limpahan syafaatnya.
Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan ilmu, dorongan, pengarahan, bimbingan,
pengetahuan, dan saran yang sangat bermanfaat selama penulis melaksanakan
kegiatan perkuliahan sampai penulisan skripsi ini;
2. Bapak Ir. Setyo Widagdo, M.Si., selaku Pembimbing Kedua yang telah
memberikan arahan, pengetahuan, bimbingan, kesabaran, dan saran selama
menyelesaikan skripsi ini;
3. Ibu Sri Ramadiana, S.P. M.Si., selaku Pembahas atas saran, nasehat,
bimbingan, dan kritik dalam penulisan skripsi ini;
4. Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingannya;
5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
7. Kedua orangtua Bapak Edy Roseno dan Ibu Ahkilah yang telah memberikan
dukungan moril, materil, dan doa yang selalu terucap demi kelancaran dan
keberhasilan penulis dalam proses perkuliahan;
8. Mbak Arum dan adik-adikku tercinta Fahrisa Fajar dan Lintang Kahfi serta
seluruh keluarga besar penulis, atas doa, kasih sayang, motivasi, dan
dukungan dalam segala hal kepada penulis;
9. Teman-teman seperjuangan: Anisha, Anis Juli Astuti, Evin Listarini
Windiarti, Fadhilah Asih Fitriyana, Oktariza Permana, dan Septianing Diah
Awalia. Terima kasih karena telah bersedia meluangkan waktu untuk
membantu penulis selama melakukan penelitian;
10. Teman-teman Agroteknologi kelas A dan Agroteknologi 2010.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Semoga
skripsi ini bermanfaat.
Bandarlampung, 30 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Koefisien Polinomial Ortogonal ... 17
2. Waktu muncul bunga, panjang tangkai bunga, diameter tangkai bunga, diameter mahkota bunga, dan lama masa pembungaan tanamanGerbera jamesoniipada konsentrasi paklobutrazol
100 ppm. ... 28
3. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan kelompok terhadap penampilan tanaman
Gerbera jamesonii. ... 29
4. Hasil analisis uji polinomial ortogonal pengaruh konsentrasi
paklobutrazol terhadap penampilan tanamanGerbera jamesonii.... 30
5. Tinggi tanamanGerbera jamesoniisebelum aplikasi
paklobutrazol... 31
6. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap tinggi tanaman Gerbera jamesoniipada umur 10 minggu setelah aplikasi
paklobutrazol (cm). ... 31
7. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan
jumlah daun tanamanGerbera jamesonii(helai)... 32
8. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap jumlah tunas
tanamanGerbera jamesonii(tunas)... 34
9. Waktu muncul kuncup bungaGerbera jamesoniipada kelompok
III setelah aplikasi paklobutrazol. ... 35
10. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap tingkat kehijauan daun tanamanGerbera jamesoniipada 10 minggu setelah aplikasi
iv
11. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap
tinggi tanamanGerbera jamesonii(cm). ... 51
12. Hasil transformasi pengaruh konsentrasi paklobutrazol
terhadap tinggi tanaman Gerbera jamesonii... 51
13. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol
terhadap tinggi tanamanGerbera jamesonii... 52
14. Analisis ragam pengaruh konsentrasi pengaruh konsentrasi
paklobutrazol terhadap tinggi tanamanGerbera jamesonii... 52
15. Uji polinomial ortogonal pengaruh konsentrasi paklobutrazol
terhadap tinggi tanamanGerbera jamesonii. ... 53
16. Hasil transformasi pengaruh paklobutrazol terhadap
tinggi tanamanGerbera jamesonii... 53
17. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap
jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii (tunas). ... 54
18. Hasil transformasi pengaruh konsentrasi paklobutrazol
terhadap jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii... 54
19. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol
terhadap jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii... 55
20. Analisis ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap
jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii. ... 55
21. Uji polinomial ortogonal pengaruh konsentrasi paklobutrazol
terhadap jumlah tunas tanamanGerbera jamesonii... 56
22. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesoniipada
minggu ke-8 setelah aplikasi paklobutrazol... 56
23. Hasil transformasi pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanaman Gerbera jamesoni
pada minggu ke-8 setelah aplikasi paklobutrazol ... 57
24. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesonii
v
25. Analisis ragam pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesoniipada
minggu ke-8 setelah aplikasi paklobutrazol... 58
26. Uji polinomial ortogonal pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesonii
pada minggu ke-8 setelah aplikasi paklobutrazol. ... 58
27. Hasil transformasi pengaruh paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesoniipada
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Penampilan tanamanGerbera jamesoniiyang sedang berbunga. ... 8
2. Rumus bangun paklobutrazol. ... 13
3. Skema penghambatan sintesis giberelin oleh paklobutrazol. ... 14
4. Penampilan induk tanaman gerbera kelompok I (a), kelompok II
(b), dan kelompok III (c). ... 19
5. Bahan yang digunakan sebagai campuran untuk media tanam
pada penanaman ketiga. ... 20
6. Penampilan kuncup bunga gerbera yang mahkota bunganya tidak berkembang pada perlakuan paklobutrazol 0 ppm (a) dan
paklobutrazol 200 ppm (b). ... 27
7. Penampilan bunga gerbera yang diberi perlakuan paklobutrazol
100 ppm: pot1 (a) dan pot 2 (b). ... 28
8. Penambahan jumlah daun gerbera pada 2-10 minggu setelah
aplikasi paklobutrazol. ... 32
9. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah daun tanamanGerbera jamesoniipada delapan minggu
setelah aplikasi paklobutrazol. ... 33
10. Pengaruh konsentrasi paklobutrazol terhadap penambahan jumlah
tunas tanamanGerbera jamesonii. ... 34
11. Tampilan kuncup bungaGerbera jamesoniiberdiameter 1 cm. ... 35
12. Panjang tangkai bungaGerbera jamesoniidengan perlakuan
vii
13. Diameter mahkota bungaGerbera jamesoniidengan perlakuan
paklobutrazol 100 ppm pada pot 1 (a) dan pot 2 (b)... 37
14. BungaGerbera jamesoniiyang layu dengan perlakuan
paklobutrazol 100 ppm pada pot 1 (a) dan pot 2 (b)... 37
15. Penampilan akhir tanamanGerbera jamesoniidalam rumah kaca umur 10 minggu setelah pemberian paklobutrazol pada berbagai
konsentrasi. ... 60
16. Penampilan tanamanGerbera jamesoniidi lingkungan terbuka umur 10 minggu setelah pemberian paklobutrazol pada
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Bisnis bunga pot menjadi salah satu usaha yang banyak dikembangkan karena
memiliki daya tarik. Bunga pot dapat dijadikan sebagai penghias dalam ruangan,
sebagai penghias meja kerja dalam bentuk vas bunga, dan dapat dikombinasikan
dengan pot minimalis. Kombinasi tersebut saat ini sedang banyak diminati
masyarakat di perkotaan, karena corak serta bentuk yang dapat disesuaikan
dengan jenis tanaman yang ditanam. Permintaan tanaman hias khususnya di
Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan yang indah dan asri. Pengembangan untuk meningkatkan
nilai jual tanaman hias antara lain dapat dilakukan dengan mengkreasikan bentuk
tanaman yang unik yang berbeda dengan bentuk alaminya. Salah satu usaha
untuk membuat tanaman hias yang unik adalah dengan menjadikan tanaman
gerbera sebagai bunga pot.
Berbagai jenis tanaman hias dapat dijadikan sebagai bunga pot apabila memenuhi
kriteria antara lain bentuk yang kompak serta tinggi tanaman yang sesuai dengan
pot. Tanaman yang terlalu tinggi akan mengurangi keindahan atau estetika
sebagai bunga pot. Tinggi tanaman yang baik untuk tanaman dalam pot adalah
2
dalam pot adalah percabangan yang banyak serta bunga yang lebat. Tanaman
gerbera yang dijadikan bunga pot memiliki kriteria tanaman lebih pendek, terlihat
kokoh dengan bentuk daun yang unik dan kompak, serta berbunga banyak.
Gerbera termasuk familiAsteraceae, seperti tanaman hias aster, calendula, krisan,
dahlia, tagetes, dan zinnia. Gerbera bernilai ekonomi karena memiliki bentuk
bunga yang unik dengan warna bunga yang bervariasi meliputi: kuning, oranye,
pink, merah, ungu, dan putih (Danaee, Mostofi, dan Moradi, 2011). Daya tarik
gerbera adalah ukuran bunganya sedang dan“memancar”keluar tunggal dari
tangkai bunga yang panjang. Tanaman ini termasuk dalam sepuluh besar bunga
potong dunia (Parthasarathy dan Nagaraju, 1999). Namun, gerbera bisa dijadikan
bunga pot dengan membuat tangkai bunganya lebih pendek.
Salah satu cara untuk mendapatkan tanaman gerbera yang memiliki kriteria
sebagai tanaman hias dalam pot adalah dengan pemberian zat penghambat
tumbuh. Zat penghambat tumbuh dapat menghambat pertumbuhan dan
merangsang pembungaan. Weaver (1972) mengungkapkan bahwa zat
penghambat tumbuh memiliki pengaruh yang bervariasi tergantung susunan kimia
dan spesies tanaman. Salah satu zat penghambat tumbuh yang digunakan untuk
pemendekan tanaman adalah paklobutrazol. Paklobutrazol dapat diaplikasikan
dengan cara penyemprotan (foliar spray), penyiraman melalui media tanam (soil
drench), atau injeksi melalui batang (Herlina dan Tjia, 2000).
Paklobutrazol akan efektif untuk menghasilkan tanaman yang pendek, berbunga
serempak, dan berpenampilan baik apabila pemberiannya melalui media
3
paklobutrazol untuk mengubah penampilan gerbera dari bunga potong menjadi
bunga pot belum banyak dikaji. Oleh karena itu, perlu diteliti efektivitas
pemberian beberapa konsentrasi penggunaan paklobutrazol pada tanaman gerbera.
Pemberian paklobutrazol 150 ppm disertai pupuk organik cair 6000 ppm pada
tanaman anggrek Dendrobium dapat memacu peningkatan ukuran diameter batang
dan pengurangan tinggi tanaman (Hasan, Sarawa, dan Sadimantara, 2012).
Menurut Khrishnamoorthy (1981), pemendekan batang sering diikuti dengan
peningkatan ketebalan batang (diameter batang). Penebalan batang akibat
perlakuan paklobutrazol terjadi karena stimulasi produksi sel di dalam kambium
dan terjadi peningkatan volume pada sel parenkima di daerah korteks (Armitage,
1993).
Pemberian paklobutrazol pada tanaman mahkota duri (Euphorbia millivarietas
‘Splendens’) sampai dengan konsentrasi 250 ppm dapat mengurangi panjang
tunas, mengurangi jumlah tunas, mempercepat waktu muncul kuncup bunga, dan
meningkatkan jumlah bunga per tanaman (Oktarisa, 2006). Hasil penelitian
Widianingrum (2005) menunjukkan bahwa konsentrasi paklobutrazol yang
menghasilkan penampilan tanaman melati dalam pot terbaik berada pada kisaran
200 ppm sampai 400 ppm.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian penggunaan paklobutrazol pada beberapa jenis
tanaman hias, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang
dirumuskan: berapakah konsentrasi paklobutrazol terbaik yang memberikan
pengaruh terhadap penampilan tanaman gerbera lokal (Gerbera jamensonii)
4
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi paklobutrazol terbaik
untuk penampilan tanaman gerbera lokal (Gerbera jamensonii) dalam pot.
1.3 Landasan Teori
Zat penghambat tumbuh adalah senyawa organik sintetik yang bila diberikan pada
tanaman dapat menghambat perpanjangan sel pada meristem subapikal,
mengurangi laju perpanjangan batang, dan secara tidak langsung mempengaruhi
pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal (Wattimena, 1988).
Zat penghambat tumbuh yang telah banyak digunakan adalah paklobutrazol.
Paklobutrazol merupakan derivattriazoleyang termasuk zat penghambat tumbuh
yang mampu mengurangi tinggi tanaman, panjang internodia, dan luas daun.
Secara umum, sifat paklobutrazol adalah menghambat mekanisme hormon
giberelin. Penghambatan mekanisme hormon giberelin menyebabkan gangguan
keseimbangan hormonal dalam tubuh tanaman (Wilkinson dan Richard, 1987).
Terhambatnya biosintesis giberelin menyebabkan laju pembelahan dan
pemanjangan sel menjadi lambat dan tanaman menjadi kerdil. Menurut Dicks
(1979), zat penghambat tumbuh paklobutrazol merupakan senyawa organik
sintetik yang mempunyai pengaruh fisiologis. Pengaruh fisiologis yang
ditunjukkan antara lain adalah menghambat perpanjangan sel pada meristem
sub-apikal, memperpendek ruas tanaman, mempertebal batang, dan memperpanjang
5
Sistem kerja paklobutrazol adalah melambatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan
memperbesar diameter batang tanaman (Sandra, 2007). Proses fotosintesis dalam
tubuh tanaman akan terus berlangsung sehingga jumlah energi dalam tanaman
semakin banyak. Fotosintat yang dihasilkan tidak dialokasikan untuk
pertumbuhan, sehingga tanaman akan mengalihkan ke proses pembungaan. Hasil
penelitian Syarif (2004) menunjukkan bahwa pemberian paklobutrazol sampai
dengan konsentrasi 400 ppm pada tanaman melati dapat meningkatkan jumlah
bunga.
Hasil penelitian Aryani (2005), menunjukkan bahwa pemberian paklobutrazol
melalui media tanam (soil drench) dengan konsentrasi 250 ppm pada tanaman
bungur cina memperpendek panjang tunas, meningkatkan jumlah bung per pot,
dan meningktkn tingkat kehijuan daun. Hasil penelitian Demmassabu, Kojoh, dan
Arsyad (2011) menunjukkan bahwa penambahan paklobutrazol 1,0 ppm; 1,5 ppm;
2,0 ppm; dan 2,5 ppm pada media MS 100% menghasilkan krisan yang lebih
pendek, jumlah akar dan jumlah tunas yang lebih sedikit dibandingkan pada
media tanpa paklobutrazol.
1.4 Kerangka Pemikiran
Gerbera merupakan tanaman bunga hias yang berupa herba. Masyarakat Indonesia
menyebut gerbera sebagai gebras atau hebras. Gerbera merupakan tanaman
introduksi yang berasal dari Afrika Selatan, Afrika Utara, dan Rusia. Tanaman
gerbera merupakan salah satu tanaman hias bunga potong. Seperti produk hortikultura lainnya, bunga potong gerbera mudah mengalami kerusakan dan
6
Selain sebagai bunga potong, gerbera memiliki potensi sebagai bunga pot.
Tanaman hias dalam pot akan terlihat lebih indah apabila berukuran pendek
sesuai dengan ukuran pot, rimbun, serta berbunga banyak dan serempak. Salah
satu cara untuk mendapatkan tanaman gerbera dalam pot sesuai dengan kriteria
tersebut adalah dengan aplikasi zat penghambat tumbuh. Zat tersebut membatasi
pertumbuhan vegetatif yang berlebihan tanpa menyebabkan efek samping (Sach,
Debbie, Michael, Frank, dan Creager, 1975).
Paklobutrazol dapat mengurangi pemanjangan batang atau menghambat
pertumbuhan vegetatif, tetapi dapat memacu pembungaan. Paklobutrazol yang
diaplikasikan dapat diserap oleh tanaman melalui akar, batang, maupun daun
kemudian ditranslokasikan melalui pembuluhxylem(ICI, 1984). Pada meristem
subapikal, senyawa paklobutrazol akan menghambat sintesis giberelin pada jalur
oksidasikaurenemenjadi asamenkaurenat. Selanjutnya, asamenkaurenatakan
menurunkan laju pembelahan sel dan menghambat pertumbuhan vegetatif
sehingga tanaman menjadi pendek. Hasil fotosintesis yang semula akan
digunakan untuk pertumbuhan vegetatif dialihkan untuk pertumbuhan reproduktif,
khususnya untuk pembentukan bunga.
Semakin tinggi konsentrasi paklobutrazol (33,35 ppm; 49,98 ppm; dan 66,62
ppm) yang diberikan menghambat tinggi tanaman bunga matahari tanpa
mempengaruhi kualitas bunga, dan semakin efektif bila diberikan saat tanaman
masih peka yaitu 4-6 minggu setelah tanam (Widaryanto, Baskara, dan Suryanto,
7
pengatur tumbuh yang bersangkutan apabila tidak diberikan pada masa peka
tanaman terhadap paklobutrazol yang tergantung pada jenis tanaman.
Pengaruh aplikasi paklobutrazol terhadap pertumbuhan beberapa tanaman berbeda
pada berbagai taraf konsentrasi. Konsentrasi dan waktu pemberian yang tepat
dapat meningkatkan efektivitas penggunaan paklobutrazol. Untuk itu, perlu
dilakukan penelitian tentang penggunaan paklobutrazol pada taraf konsentrasi 0,
50, 100, 150, dan 200 ppm terhadap tanaman gerbera. Aplikasi paklobutrazol
dilakukan pada saat umur tanaman delapan minggu setelah penanaman dan
diulang dua minggu kemudian. Konsentrasi yang diterapkan diduga akan
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap penampilan tanaman gerbera di
dalam pot. Pemberian paklobutrazol konsentrasi tertentu diharapkan dapat
menghasilkan bentuk tanaman gerbera yang rimbun, berbunga banyak dan
serempak, serta ukuran sesuai dengan pot yang digunakan.
1.5 Hipotesis
Pemberian paklobutrazol dengan konsentrasi tertentu pada kisaran (0–200 ppm)
dapat menghasilkan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan penampilan
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Gerbera
Gerbera merupakan tanaman bunga hias yang berupa herba. Masyarakat
Indonesia menyebut gerbera sebagai Gebras atau Hebras. Tanaman gerbera
termasuk tanaman perenial atau tahunan yang memiliki batang semu. Daun-daun
gerbera muncul pada dasar tanaman dan menumpuk membentuk roset. Tangkai
daun berbentuk bulat, dan daun gerbera bertepi rata, berlekuk, atau berbelah
(Bailey, 1963). Tangkai bunga gerbera dapat mencapai tinggi 40–45 cm atau
lebih (Gambar 1). Gerbera mempunyai sistem perakaran yang menyebar ke
segala arah pada kedalaman 30 -75 cm yang tergantung pada umur tanaman,
kesuburan tanah, dan pertumbuhan tanaman (Rukmana, 1995).
9
Mahkota gerbera berbentuk unik dan menarik, yaitu mirip kumpulan pita-pita
alami yang tersusun rapi membentuk bulatan yang bergaris tengah sampai dengan
10 cm. Pada setiap tangkai bunga terdapat satu kuntum bunga. Warna mahkota
gerbera bervariasi antara lain putih, krem, kuning, jingga, merah jambu, merah
menyala, dan merah hitam atau tergantung jenisnya. Bentuk mahkota gerbera
terbagi menjadi tunggal, ganda, dan berlapis-lapis (Rukmana, 1995). Diameter
bunga gerbera yang mekar penuh dapat mencapai 5–13 cm, dengan panjang
tangkai 25–40 cm. Sebagai bunga potong, gerbera memiliki masa segar 3–8
hari tergantung pada varietas, kondisi lingkungan, dan penanganan pasca panen
(Rismunandar, 1992).
Kedudukan tanaman gerbera dalam sistematika tumbuhan menurut Rukmana
(1995) adalah sebagai berikut :
Kingdom :Plantae
Division :Spermatophyta
Sub Division :Angiospermae
Class :Dycotiledonae
Order :Asterales
Family :Asteraceae
Genus :Gerbera
Spesies :Gerbera jamesonii
Perbanyakan tanaman gerbera dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif.
Secara vegetatif, perbanyakan gerbera dilakukan dengan pemisahan anakan,
10
perbanyakan gerbera dilakukan dengan menggunakan biji. Perbanyakan gerbera
dari biji dilakukan hanya untuk tujuan pemuliaan tanaman. Gerbera yang berasal
dari biji akan berbunga setelah berumur satu tahun, sedangkan yang berasal dari
pemisahan anakan akan berbungga setelah berumur 3–5 bulan (Rukmana, 1995).
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Gerbera
Tanaman gerbera dapat ditanam dalam pot atau dapat ditanam langsung di
lapangan terbuka. Media tanam yang dibutuhkan tanaman ini adalah jenis tanah
lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan oganik,
beraerasi baik, serta memiliki pH tanah 5,5–6,0 (Rukmana, 1995).
Daerah yang paling baik untuk pengembangan tanaman gerbera adalah dataran
tinggi yang beriklim sejuk. Penanaman gerbera pada dataran rendah yang
mempunyai suhu udara panas akan mengakibatkan perubahan warna mahkota
bunga menjadi lebih pucat dari warna aslinya. Untuk mendapatkan hunga yang
berkualitas baik, budidaya gerbera dapat dilakukan di dataran menengah
(medium) sampai dataran tinggi (pegunungan). Lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman gerbera adalah suhu minimum 13,7–18,0oC, suhu
maksimum 19,5–30,0oC, curah hujan tahunan 1.900–2.800 mm, dan pH tanah
5,5–6,0 (Rukmana, 1995).
2.3 Zat Penghambat Tumbuh
Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan hara yang dapat
mendukung, menghambat, dan mengubah proses fisiologi tanaman. Saat ini,
11
ABA. Zat pengatur tumbuh mempunyai efek fisiologi, yaitu menghambat
perpanjangan batang, dan secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan
tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal (Wattimena, 1988).
Zat penghambat tumbuh (retardan) adalah sekelompok senyawa pengatur tumbuh
yang menghambat proses fisiologi dan biokimia pada tanaman (Weaver, 1972).
Pengaruh retardan terhadap pertumbuhan dan metabolisme tanaman adalah pada
aktivitas meristem subapikal. Zat tersebut berperan sebagai penghalang
(inhibitor) pemanjangan sel. Akibatnya, pemanjangan buku terhambat tanpa atau
sedikit sekali mempengaruhi proses pertumbuhan yang menyangkut klorofil
(Dicks, 1979).
Zat penghambat tumbuh terdiri dari zat penghambat tumbuh endogen yang
disintesis oleh tanaman dan eksogen yang merupakan senyawa sintetik.
Penghambat pertumbuhan alami terdapat di dalam tumbuhan yang dikenal dengan
nama asam absisat (ABA) yang berperan dalam memberikan isyarat pada organ
tumbuhan terhadap datangnya cekaman (Salisbury dan Ross, 1995). Menurut
Gardner, Pearce, dan Mitchell (1985), penghambat tumbuh sintetik mempunyai
pengaruh utama memperpendek ruas dan tinggi tanaman.
Efek fisiologis dari pemberian retardan antara lain adalah (1) menghambat
pemanjangan sel pada meristem subapikal, (2) memperpendek ruas tanaman,
(3) mempertebal batang, (4) mencegah kerebahan, (5) menghambat etiolasi,
(6) memperbanyak perakaran stek, (7) menghambat senesen (penuaan),
(8) memperpanjang masa mekar bunga, (9) meningkatkan pembuahan, dan
12
2.4 Paklobutrazol
Paklobutrazol merupakan derivattriazoleyang termasuk zat penghambat tumbuh.
Bahan aktif tersebut mampu mengurangi tinggi tanaman, panjang ruas, serta luas
daun. Secara umum, sifat paklobutrazol adalah menghambat aktifitas hormon
giberelin sehingga keseimbangan hormonal dalam tubuh tanaman terganggu
(Wilkinson dan Richard, 1987). Menurut Sandra (2007), efek paklobutrazol pada
pertumbuhan vegetatif adalah memperpendek ruas sehingga menghambat
pertumbuhan tinggi tanaman, memperbesar diameter batang tanaman, dan
memperbanyak hasil fotosintesis dalam tanaman. Hasil fotosintesis tidak
dialokasikan untuk pertumbuhan vegetatif, tetapi dialihkan untuk pertumbuhan
reproduktif, khususnya proses pembungaan.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdiri dari dua fase yaitu fase vegetatif
dan generatif. Fase vegetatif terutama terjadi pada pembentukan akar,
perkembangan akar, dan pembentukan daun. Fase tersebut berhubungan dengan
tiga proses penting yaitu (1) pembelahan sel, (2) perpanjangan sel, dan (3) tahap
pertama dari diferensiasi sel. Pada kondisi tertentu, ketiga proses tersebut tidak
dikehendaki untuk berjalan dengan lancar. Untuk mendapatkan tinggi tanaman
yang pendek dan kompak, tiga proses tersebut perlu dihambat. Penghambatan
ditujukan terhadap tinggi tanaman, sehingga perlu diberi zat yang dapat
menghambat pembelahan sel yang dipengaruhi oleh aktivitas giberelin. Zat
penghambat tumbuh yang dapat digunakan adalah paklobutrazol yang mempunyai
pengaruh berlawanan dengan giberelin. Apabila aktivitas giberelin dihambat,
13
Paklobutrazol digunakan secara komersial untuk mengatur pertumbuhan,
pembungaan, atau perkembangan tunas pada beberapa tanaman pot (Andriansen,
1983). Pada penelitian Nasrullah, Wati, dan Utami (2012), pemberian
paklobutrazol dengan konsentrasi 200 ppm dan 500 ppm menghasilkan tanaman
bugenvil (Bouganvillea spectabilisWilld) dengan total bunga terbanyak serta
efektif dalam menghambat tinggi tanaman. Selain itu, Shintowati (1997)
menyatakan bahwa efek paklobutrazol terhadap pemendekan batang pada
tanaman kastuba diperoleh pada perlakuan lebih dari 50 ppm.
Paklobutrazol merupakan turunan pirimidin yang mempunyai rumus empiris
C15H20ClN30dengan rumus kimia (2RS,
3RS)-1-(4-chloroyphenyl)-4,4-dimethyl-2-(1,2,4-triazol-1-yl)-pentan-3-ol. Mekanisme paklobutrazol di dalam tanaman
adalah dengan menghambat biosintesis giberelin dengan cara menekan oksidasi
kaurenesehingga tidak terjadi pembentukan asamenkaurenat. Paklobutrazol
yang telah sampai pada jaringan meristem subapikal menghambat sintesis
produksi giberelin. Rumus bangun paklobutrazol sebagaimana yang terdapat
dalam Wattimena (1988) disajikan pada Gambar 2. Mekanisme penghambatan
biosintesis giberelin oleh paklobutrazol disajikan pada Gambar 3.
14
Gambar 3. Skema penghambatan sintesis giberelin oleh paklobutrazol.
Keterangan :
MVA = Asam mevalonat GPP = Geranil pirofosfat
GGPP = Geranil geranil pirofosfat IPP = Isopentenil pirofosfat FPP = Fernesil pirofosfat CPP = Copalilpirofosfat
Paklobutrazol mampu menghambat aktivitas pertumbuhan pada banyak spesies
tanaman dengan cara menghambat sintesis produksi giberelin pada proses
oksidasikaurenemenjadienkaurenat(Salisbury dan Ross, 1995). Aplikasi
paklobutrazol pada tanaman yang berbunga menjadikan tanaman tersebut lebih
menarik. Penggunaan paklobutrazol potensial untuk mengatur pertumbuhan aktif
pada tanaman hias. Pada tanaman hias bunga, paklobutrazol efektif untuk
mendapatkan tanaman yang pendek, dan berbunga serempak (McDaniel, 1983).
Hasil penelitian Winardiantika, Kastono, dan Trisnowati (2011) menunjukkan
bahwa aplikasi paklobutrazol dua dan tiga kali memberikan pengaruh nyata
15
Nilai kekompakan dipengaruhi oleh tinggi tajuk, kesimetrisan tajuk, dan sebaran
cabang produktif.
Hasil penelitian Hummel (1987) memperlihatkan bahwa aplikasi paklobutazol
melalui tanah pada tanamanAzaleadanRhododendronmemberikan hasil lebih
baik dibandingkan dengan cara penyemprotan melalui daun. Hasil penelitian Rugayah (2009) menunjukkan bahwa penggunaan paklobutrazol konsentrasi 0,
100, 200, 300, dan 400 ppm pada tanaman melati dengan cara penyiraman juga
lebih efektif dibandingkan dengan cara penyemprotan melalui daun. Pemberian
paklobutrazol pada melati dengan cara penyemprotan melalui daun memerlukan
frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan pemberian paklobutrazol
melalui tanah. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan jumlah tunas produktif
16
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Hortikultura Universitas Lampung.
Penelitian dilakukan pada Juni 2014 sampai September 2014.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah bibitGerbera jamesonii, paklobutrazol 25%, air,
pupuk kandang, pasir, sekam, tanah, pupuk NPK mutiara (16:16:16) 5 g/pot,
pupuk daunGrowmore(32:10:10) dan (10:55:10) masing-masing 2 g/L, fungisida
dengan bahan aktif Mankozeb 80%, dan insektisida berbahan aktif Karbosulfan
200 g/L.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pot plastik diameter 25 cm,
ember, gunting, label, gelas ukur, selang air, cangkul, jangka sorong, meteran, alat
tulis, buku tulis, kamera, danhandsprayer.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari
5 perlakuan tunggal dengan 3 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 2 pot, sehingga
17
paklobutrazol (P) yaitu 0 ppm (p0), 50 ppm (p1), 100 ppm (p2), 150 ppm (p3), dan
200 ppm (p4). Homogenitas data diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam dan
dilanjutkan dengan uji polinomial Ortogonal pada taraf 5%. Koefisien
polinomial ortogonal disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Koefisien Polinomial Ortogonal.
Respon (derajat polinomial)
Koefisien polinomial ortogonal
0 ppm 50 ppm 100 ppm 150 ppm 200 ppm
Linear -2 -1 0 1 2
Kuadratik 2 -1 -2 -1 2
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pembuatan Larutan Paklobutrazol
Langkah–langkah yang dilakukan dalam membuat larutan paklobutrazol dengan
konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm adalah membuat
larutan stok terlebih dahulu. Larutan stok yang dibuat adalah 250 ppm dengan
melarutkan 1 ml paklobutrazol 25 % dalam 1 liter air.
Penyiapan larutan stok paklobutrazol yang digunakan untuk membuat larutan 0
18
(1) Mengambil larutan stok sesuai dengan konsentrasi yang akan digunakan.
a) Membuat 50 ppm, larutan stok yang diambil adalah:
=
b) Membuat larutan paklobutrazol 100 ppm:
=
c) Membuat larutan paklobutrazol 150 ppm:
=
d) Membuat larutan paklobutrazol 200 ppm:
=
(2) Melarutkan masing-masing konsentrasi paklobutrazol ke dalam 300 ml air
19
3.4.2 Penyiapan Bibit
Bibit tanaman gerbera berasal dari pemisahan anakan atau pembagian rumpun
dari indukan yang sudah dewasa (Gambar 4). Tanaman tersebut kemudian
dipisahkan menjadi tiga kelompok tanaman sesuai dengan diameter tajuk
tanaman. Kelompok I (kecil: 12,5–25 cm, ukuran daun kecil dan jumlah daun
sedikit), kelompok II (sedang: 26–35 cm), dan kelompok III (besar: 28–36 cm
ukuran daun paling besar dan jumlah daun paling banyak), selanjutnya ditanam
dalam pot yang sudah berisi media tanam.
(a) (b) (c)
Gambar 4. Penampilan induk tanaman gerbera kelompok I (a), kelompok II (b), dan kelompok III (c).
3.4.3 Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan pada penanaman pertama dan kedua adalah berupa
campuran sekam, pupuk kandang kotoran kambing, dan tanah dengan
perbandingan 1:1:2 . Tanaman pada penanaman pertama dan kedua tidak tumbuh
dengan baik, sehingga dilakukan analisis tingkat keasaman (pH) media tanam
20
Hasil analisis menunjukkan bahwa pH tanah di lahan petani 5,87 sedangkan pH
media yang digunakan pada penanaman pertama dan kedua adalah 6,31.
Komposisi media tanam yang digunakan pada penanaman ketiga untuk
penanaman bibit gerbera adalah media campuran tanah, sekam, kompos, dan pasir
dengan perbandingan 3:1:1:1 dan tingkat keasaman (pH) pada media campuran ini
adalah 5,7 (Gambar 5).
Tanah Sekam
Kompos Pasir
21
3.4.4 Penanaman
Penanaman dilakukan pada pot berdiameter 25 cm yang telah diisi media tanam.
Akar tanaman gerbera direndam dalam fungisida dengan bahan aktif Mankozeb
80% sebelum dilakukan penanaman. Penanaman dilakukan dengan cara
memasukkan bibit anakan ke dalam lubang yang telah dibuat pada media tanam
dalam pot. Setiap pot berisi dua bibit anakan. Bibit anakan dibenamkan sampai
pangkal batang dan kemudian tanah di sekitarnya dipadatkan. Masing-masing
perlakuan terdiri dari dua pot, setiap pot diisi dengan dua bibit anakan tanaman
gerbera.
3.4.5 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi: penyiraman untuk menjaga kelembaban
media tanam pada kondisi kapasitas lapang, pengendalian hama dan penyakit,
serta pemupukan. Perawatan rutin lainnya yang dilakukan selama penelitian
adalah pemangkasan daun yang kering atau mati dandisbudding. Disbudding
dilakukan apabila muncul kuncup bunga sebelum aplikasikan paklobutrazol.
Untuk membantu pertumbuhan vegetatif tanaman, dilakukan pemupukan NPK
(16:16:16) sebanyak 5 g/tanaman pada umur empat minggu setelah tanam.
Selanjutnya, setiap minggu tanaman dipupuk denganGrowmore(32:10:10) 2 g/L.
Pemupukan dilakukan sebanyak 4 kali sampai tanaman berumur delapan minggu.
Hal tersebut dilakukan agar pada saat diaplikasikan paklobutrazol, tanaman dalam
kondisi yg optimal (berdaun minimal 10 helai). Pemupukan selanjutnya
menggunakanGrowmore(10:55:10) 2 g/L, yang diberikan setelah aplikasi
22
bagian daun tanaman sebanyak 30 ml/tanaman. Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan secara manual maupun kimiawi. Pengendalian secara manual adalah
mematikan hama secara langsung dengan tangan, sedangkan secara kimiawi
adalah dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Mankozeb 80% dan
insektisida berbahan aktif Karbosulfan 200 g/l.
3.4.6 Pemberian Paklobutrazol
Aplikasi paklobutrazol dilakukan pada saat tanaman berumur delapan minggu
setelah tanam dan daun berjumlah minimal 10 helai. Aplikasi disesuaikan dengan
konsentrasi perlakuan yang telah ditentukan dengan volume semprot sebanyak 40
ml/pot. Pemberian paklobutrazol dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada saat
tanaman berumur delapan minggu setelah tanam dan pada sepuluh minggu setelah
tanam. Aplikasi paklobutrazol disemprotkan pada media tanam sebanyak 20
ml/pot. Pada perlakuan paklobutrazol 0 ppm, hanya dilakukan penyiraman
dengan air.
3.5 Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi: tinggi tanaman, penambahan
jumlah daun, jumlah tunas, waktu muncul bunga, panjang tangkai bunga, diameter
tangkai bunga, diameter mahkota bunga, lama masa pembungaan, dan tingkat
23
(1) Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman awal diukur mulai dari permukaan tanah hingga ujung daun
yang terpanjang. Pengukuran tinggi tanaman akhir dilakuan 10 minggu
setelah aplikasi dengan mengukur tinggi tunas yang berbeda.
(2) Penambahan jumlah daun (helai)
Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang sudah membuka dengan ukuran
panjang 5 cm. Pengamatan jumlah daun dilakukan setiap dua minggu.
(3) Jumlah tunas (tunas)
Jumlah tunas dihitung pada akhir percobaan. Tunas baru ditandai dengan
munculnya daun yang masih menggulung dengan panjang 2 cm dari
permukaan media tanam. Jumlah tunas sebelum aplikasi dihitung dan
digunakan sebagai pembanding.
(4) Waktu muncul bunga (hari)
Pengamatan waktu muncul bunga dihitung sejak aplikasi paklobutrazol
hingga muncul kuncup bunga dengan ukuran diameter lebih dari 1 cm.
(5) Panjang tangkai bunga (cm)
Pengamatan panjang tangkai bunga dilakukan setelah bunga muncul dan
mekar penuh. Tangkai bunga diukur dari pangkal tangkai bunga sampai
dasar kelopak bunga.
(6) Diameter tangkai bunga (cm)
Pengamatan diameter tangkai bunga dilakukan pada saat bunga mekar penuh.
Diameter tangkai bunga diukur dengan menggunakan jangka sorong pada
24
(7) Diameter mahkota bunga (cm)
Diameter mahkota bunga dihitung dengan cara menghitung rata-rata
diameter semua bunga yang telah mekar pada masing-masing pot.
(8) Lama masa pembungaan (hari)
Pengamatan lama masa pembungaan dihitung sejak muncul kuncup bunga
sampai bunga mekar hingga bunga menampakkan gejala layu (Gambar 18,
Lampiran).
(9) Tingkat kehijauan daun
Pengamatan kehijauan daun dilakukan pada akhir penelitian. Tingkat
kehijauan daun diamati menggunakan alat SPAD. Pengamatan dilakukan
pada tiga titik yaitu ujung, tengah, dan pangkal daun. Nilai yang diperoleh
adalah nilai tingkat kehijauan daun yang mengindikasikan jumlah klorofil
daun. Sampel yang diamati adalah helai daun ketiga pada setiap pot
25
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah aplikasi paklobutrazol sampai dengan
konsentrasi 200 ppm masih terus memperpendek tinggi tanaman, mengurangi
penambahan jumlah daun, dan mengurangi jumlah tunas. Penurunan paling
drastis terjadi pada variabel jumlah tunas.
5.2 Saran
Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian dengan kisaran
konsentrasi paklobutrazol yang lebih rendah (0-100 ppm) dan menggunakan bibit
46
PUSTAKA ACUAN
Andriansen, E. 1983.Height control of beloperone gutata by paclobutrazol. Acta-Hort. Hal 229-395.
Armitage, A.M. 1993.Bedding Plant Self Performance. Ball Publishing. Jakarta. 172 hal.
Aryani, D. 2005. Pengaruh Konssentrasi Paklobutrazol Pada Penampilan Bungur Cina (Lagerstoemia indica L.) Dalam Pot. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 85 hal.
Bailey, L.H. 1963.The Standard Cyclopedia of Horticulture. The Macmillan Co. New York. Departement of Biology University. New Jersey. 921 p.
Bernier, G. B., J. M. Kinet dan R. M. Sachs. 1985.The Physiology of Flowering. Vol. I. The Initiation of Flowers. CRC Press, Florida.
Buckman, H.O., dan Brady, N.C. 1982.Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. 788 hal.
Crater, G.D. 1980.Pot Mums.In: R.A. Larson (ed). Introduction to Floriculture. Academic Press. New York. Hal 261-285.
Demmassabu, S., D. Kojoh dan Yulie P Arsyad. 2011.Pengaruh paclobutrazol dan pemiskinan media pada pelestarian in vitro tanaman krisan
(Chrysanthemum morifolium Ramat). Jurnal Eugenia. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Unsrat Manado. 17 (2):149-155.
Danaee, E., Y.Mostofi and P. Moradi. 2011.Effect of GA3 and BA on postharvest quality and vase life of gerbera (Gerbera jamesonii. Cv. Good Timing) cut flowers. Hort.Eviron.Biotechnol. 52(2):140-144.
Dicks, J.W. 1979. Modes of Action of Growth Retardants. In D.R. Clifford And J.R. Lantan (ed). Recent Development in the Use of Plant Growth
Retardants. British Plant Growth Regulator Group England. P: 1-4.
47
Hasan, H.R., Sarawa dan I Gusti R. Sadimantara. 2012.Respon tanaman anggrek dendrobium sp. terhadap pemberian paclobutrazol dan pupuk organik cair. Berkala Penelitian Agronomi: 1(1): 73-78 hal.
Herlina, D., dan B. O. Tjia. 2000.Penggunaan zat pengatur tumbuh pada tanaman hias dan bunga. Buletin Florikultura Indonesia3(3): 1-6.
Hummel, R.L. 1987.Effect paclobutrazol (PP333), melfluid (Embark), and XE 1019 (sumagic) on growth of rhododendron and azale.HortSci22 (5) (Abstr).
ICI. 1984.Paclobutrazol (cultar) Plant Growth Regulator for Fruit. Technical Data Sheet. Imperial Chemical Industries PCL. Plant Protection Div. Fernhust, U.K.
Krishnamoorthy, H.N. 1981.Plant Growth Subtances Including Application In Agriculture. Tata Mcgraw-Hill Publ. New Delhi. 214 p.
Lanitasari, Henny. 2004. Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Kacapiring Pot. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 61 hal.
Mansuroglu, S., O. Karaguzel, V. Ortacesme dan M.S. Sayan. 2009.Effect of Paclobutrazol on Flowering Leaf and Colour of Consolida orientalis. Pak. J. Bot.41(5): 2323-2332.
McDaniel, G. L. 1983.Growth retardation activity of paclobutrazol on chrysanthemum.Hort Science18(2): 199-200.
Nasrullah, N., Y.M. Wati dan D.W. Utami. 2012.Stimulasi pembungaan bugenvil (Bougenvillea spectabilis Willd) dengan retardan dan berbagai komposisi media dalam lingkungan jalan yang terpolusi udara.Jurnal Lansekap Indonesia: volume 4(1): 65 hal.
Oktarisa, D. 2006. Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol pada Penampilan
Tanaman Mahkota Duri (Euphorbia millivarietas ‘Splendens’) dalam Pot. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 65 hal.
Parthasarathy V.A. and V. Nagaraju. 1999.In vitro propagation in Gerbera jamesonii Bolus.Indian Journal of Horticulture, 56: 82-85.
Rismunandar. 1992.Budidaya Bunga Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal.
48
Rugayah. 2009.Pengaruh konsentrasi dan frekuensi pemberian paklobutrazol melalui tanah dan penyemprotan daun pada tanaman melati pot.
Prosiding.SemNas TTG Agroindustri dan Diseminasi Hasil-hasil Penelitian Dosen Polinela 2009, 1-2 April 2009. 237-243.
Rukmana, R. 1995.Gerbera. Kanisius. Jakarta. 35 hal.
Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Melati. Kanisius. Yogyakarta. 73 hal.
Sach, R.M., J. Debbie, J.L. Michael, J.R. Frank., and R.A. Creager. 1975. Comparative growth retarding activity in relation to endogenous tissue concentration of daminozide and pyrrolidino analog (Uni-F529) in
Phaseolus vulgarisL,and Chrysanthenun morifolumRamat.HortSci.100 (6): 593-696.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995.Fisiologi Tumbuhan 3. Jilid 3.
Diterjemahkan oleh Diah R. Lukman dan Sumaryono. Dengan Penyunting Sofia Niksolihin. ITB. Bandung. 343 hal.
Sandra, E. 2007.Membuat Anggrek Rajin Berbunga. AgroMedia. Jakarta.
Setyani, S.H. 2009.Zat Pengatur Tumbuh.Penebar Swadaya. Depok. 39-52.
Shintowati. 1997.Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kastuba(Euphorbia pulcherrima Willd.).
(Skripsi). IPB. Bogor. 36 hal.
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.
Syarif, L.R. 2004. Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol dan Interval Pemberian Terhadap Penampilan Melati Pot (Jasminum sambac). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 78 hal.
Wattimena, G.A. 1987.Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antaruniversitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 247 hal.
Wattimena, G. A. 1988.Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antaruniversitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 274 hal.
Wattimena, G.A. 1989.Zat Pengatur Tumbuh: Peran Fisiologis dan Dasar-dasar Pemakaian Laboratorium Bioteknologi Tanaman Jurusan Budidaya
Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor. 145 hal.
49
Widaryanto, E., M. Baskara dan Agus Suryanto. 2011.Aplikasi paclobutrazol pada tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L. cv. Teddy Bear) sebagai upaya menciptakan tanaman hias pot.Makalah Ilmiah
Hortikultura. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. 12 hal.
Widianingrum, I. 2005. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian
Paklobutrazol Melalui Tanah pada Penampilan Tanaman Melati(Jasminum sambac L.)dalam Pot. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 90 hal.
Wilkinson, R.I. and D. Richards. 1987.Effect of paclobutrazol on growth and flowering of Bouvardia humbolddtii.HortScience22: 444–445.
Winardiantika, V., D. Kastono dan Sri Trisnowati. 2011.Pengaruh waktu pangkas pucuk dan frekuensi pemberian paklobutrazol terhadap