UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN
TUGAS AKHIR Diajukan Oleh:
MAISARAH LUBIS 122101140
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas akhir ini. Tugas akhir yang berjudul “Analisis Rasio Likuiditas pada PT
Perkebunan Nusantara (Persero) III Medan” ini ditujukan sebagai salah satu syarat
dalam rangka memperoleh gelar Diploma dari Program D-III Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulisan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan
berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah
turut membantu saya dalam menyelesikan tugas akhir ini. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Lusy Anna, M.S selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan dosen penyelesaian tugas akhir ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di
6. Kepada Bapak Pimpinan beserta seluruh staf dan pegawai PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan terima kasih atas didikan, arahan, pelajaran dan
kerjasamanya selama saya magang dan mengadakan riset dlam rangka
penyelesaian tugas akhir.
7. Teristimewa buat ayahanda, Sofyan Lubis dan Ibunda, Darawati yang
senantiasa melimpahkan kasihsayang, didikan, perhatian, dukungan moral
maupun meteri, dan doanya kepada saya.
8. Kedua abng saya Sandri Andika Lubis,SE dan Robi Ibnul Lubis serta kakak
ipar saya Asri Wahyuni,SE yang selalu memberi semangat kepada saya.
9. Teman-teman seperjuangan sri karlina, dian yunita, dessy dan siti fauziah serta
teman-teman satu program studi D-III Manajemen Keuangan. Terima kasih
atas bantuan dan kerjasamanya.
Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan didalam
penyajian dan penyampaian laporan ini, sungguh hanya Allah yang memiliki
kesempurnaan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga tugas akhir ini
bermanfaat.
Medan, Juni 2014
Peneliti,
Maisarah Lubis
DAFTAR ISI
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan Perusahaan... 5
B. Struktur Organisasi... 13
C. Deskripsi Tugas Struktur Organisasi...16
BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan... 23
1. Pengertian laporan keuangan... 24
2. Tujuan laporan keuangan...24
3. Sifat laporan keuangan...24
4. Keterbatasan laporan keuangan...25
5. Pihak yang memerlukan laporan keuangan...25
6. Jenis laporan keuangan...28
B. Analisis Laporan Keuangan...28
C. Analisis Rasio Keuangan... 29
2. Analisis rasio likuiditas... 33
D. Persentase Rasio Likuiditas...39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 42 B. Saran... 43
DAFTAR TABEL
Nama Judul Halaman
Tabel 3.1 Current Ratio... 36
Tabel 3.2 Quick Ratio... 37
Tabel 3.3 Current Ratio... 38
Tabel 3.4 Persentase Likuiditas... 39
DAFTAR GAMBAR
Nama Judul Halaman
Gambar 2.1 Logo PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan... 12
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Setiap perusahaan yang berorientasi untuk mencari keuntungan
membutuhkan laporan keuangan. Laporan keuangan ini menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Untuk mendapatkan gambaran
mengenai perkembangan keuangan perusahaan, perlu dilakukan analisis atas
laporan keuangan yang meliputi: Neraca, Laporan Laba Rugi, Perubahan Ekuitas,
Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Hasil dari analisis laporan keungan ini dapat dipergunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut, baik pihak-pihak intern maupun
pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak intern khususnya manajer , hasil dari
analisis ini merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada pemilik atau
pemegang saham perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan untuk
mengelola perusahaan. Sedangkan pihak ekstern perusahaan yang terdiri dari
investor, kreditor dan pemerintah, berguna untuk mengetahui kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan.
Hasil dari analisis laporan keuangan berguna bagi pihak intern perusahaan
dan ekstern perusahaan untuk menyusun langkah-langkah dan kebijakan yang
akan diambil pada tahun berikutnya. Analisis dan interpretasi laporan keuangan
tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas usaha dari perusahaan dan profitabilitas
perusahaan.
Analisis rasio likuiditas sebagai salah satu analisa rasio keuangan
merupakan analisis pengukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo. Rasio-rasio likuiditas
perusahaan terdiri dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio. Analisis dapat
dilakukan dengan membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio waktu yang
lalu atau tahun sebelumnya, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan rasio
tersebut dari tahun ke tahun.
Hasil analisis rasio merupakan bahan pertimbangan bagi pengambilan
keputusan dan hasil ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencegah kegagalan
dalam memperoleh dana dan pengalokasiannya.
Berdasarkan uraian ini penulis merasa tertarik untuk mengambil judul
“Analisis Rasio Likuiditas pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN”
Untuk mengetahui Faktor lain yang memotivasi penulis memilih judul ini
adalah: kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi seluruh
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan
terlebih dahulu sebelum sampai pada tahap analsis dan evaluasi, tujuan serta
manfaat yang telah ditetapkan. Tanpa perumusan masalah yang jelas, data-data
yang dikumpulkan dan dianalisis tidak berguna. Berdasarkan uraian-uraian
terdahulu, maka penulis membatasi pembahasan masalah pada penyusunan
laporan keuangan tentang “Bagaimana kemampuan PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA III (Persero) MEDAN dalam membayar kewajiban/hutang jangka
pendek (likuiditas) selama tahun 2012 dan 2013?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan cara mengukur
tingkat likuiditas perusahaan.
b. Untuk mendapatkan gambaran yang nyata bagi penulis, sejauh mana
perusahaan menganalisis posisi likuiditas perusahaannya dan penggunaan
hasil analisis tersebut dalam pengambilan keputusan.
c. Untuk membandingkan antara teori yang telah diperoleh dibangku
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti.
Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan penulis dalam hal
rasio likuiditas perusahaan.
2. Bagi Perusahaan.
Sebagai bahan masukan bagi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III
(Persero) MEDAN untuk memperbaki kekurangan-kekurangan yang
terdapat didalam perusahaan.
3. Bagi peneliti lain.
Sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan
BAB II
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) MEDAN
A. Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Sumatera Utara
Pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan
perusahaan-perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958
yang dikenal dengan proses nasionalisasi. Perusahaan Perkebunan Asing hasil
nasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara
(PPN), embrio yang turut membentuk perusahaan dari NV. Rubber Cultuur
Maatschappij Amsterdam (RcMA) dan NV. Cultuur Mij`de Oekust (CMO)
merupakan Perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia
sejak zaman Kolonial Hindia Belanda.
Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan
Perkebunan Negara baru cabang Sumatera Utara (PPN baru). Setelah beberapa
kali mengalami perubahan bentuk/status hukum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian pada tahun
1968 PPN oleh Pemerintah di restrukturisasi menjadi beberapa kesatuan
Perusahaan Negara Perkebunan (PNP). Selanjutnya pada tahun 1974 status
hukum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan diberi nama
PT.Perkebunan (Persero).
Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha,
melakukan kegiatan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi.
Selain itu, dilakukan perampingan struktur organisasi dari program
restrukturisasi tersebut telah dilakukan penggabungan 27 BUMN Perkebunan,
yaitu PT. Perkebunan I sampai PT. Perkebunan XXXII dan satu BUMN
Peternakan yaitu PT. Bina Mulia Ternak menjadi 14 BUMN Perkebunan baru
yang bernama PT. Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT. Perkebunan
Nusantara XIV.
Kemudian pada tahun 1994 dilakukan proses penggabungan
manajemen. Tiga BUMN perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III
(Persero), PT. Perkebunan IV (Persero), dan PT. Perkebunan V (Persero).
tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut yang wilayah kerjanya di
Propinsi Sumatera Utara digabung menjadi satu yang diberi nama
“PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)” yang berkedudukan di Medan,
Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan
Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 36 tanggal 11 Maret 1996 yang telah
disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat keputusan
No.C2-8333.HT.01.01 TH.96 Tanggal 08 Agustus 1996 yang dimuat didalam
Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 dan tambahan Berita
Negara No.8674 tahun 1996.
Seiring dengan perubahan pola berbisnis paradigma baru PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) telah merancang program transformasi
bisnis sejak bulan Agustus 2003 sebagai kata kunci dari “kinerja”
pola Target of strategis of business as usual menjadi pola target of strategic of
business, untuk mendukung keberhasilan program tersebut PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) secara sistematis dan berkesinambungan melakukan
upaya untuk mensosialisasikan program strategic Initiative melalui
pemahaman dan penyebarluasan buku panduan transformasi bisnis unit”.
Usaha melalui intruksi langsung dari Distrik Manajer / General Manajer
setempat kepada jajarannya, dan menginformasikan melalui majalah Nusa
Tiga Milik PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Disamping itu melalui
Malcolm Baldrige PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah dan sedang
melakukan pelatihan terhadap sejumlah karyawan pimpinan yang telah
ditunjuk untuk memberikan pemahaman yang memberikan komprehensif
sebelum melakukan assessment terhadap jalannya proses program strategic
initiative (CBHRM, OPEX, TQM, CRM, dan QFI) Sebagai upaya dalam
meningkatkan “kinerja” perusahaan.
2. Kegiatan Operasional PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Sumatera Utara
Setiap bagian pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan,
memiliki tugas yang berbeda, namun membentuk alur perkerjaan yang
bermuara pada meningkatkan kualitas produksi dan jumlah produksi
perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dan mensejahterakan
karyawan.
Dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan dimasa mendatang
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) mempunyai visi dan misi seperti yang
tercantum dibawah ini :
a. Visi :
" Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan
melaksanakan tata kelola bisnis terbaik."
b. Misi :
1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan.
2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.
3. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan
mengembangkannya secara optimal.
4. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil
terbaik bagi para investor.
5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas.
7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan
4. Paradigma Bisnis Baru
Untuk mencapai sasaran Visi dan Misi secara optimal PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) melakukan (lima) Tata Nilai, (dua belas) Paradigma
Baru dan (tujuh) Strategi yakni sebagai berikut :
1. Perubahan, Perbaikan dan Peningkatan metode dan kinerja adalah
salah satu keharusan.
2. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan
persaingan.
3. Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah bagi
perusahaan.
4. Pengembangan hubungan industri yang egaliter berdasarkan
keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan.
5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun Kapital
Insani (Human and Intellectual Capital) yang dibutuhkan perusahaan.
6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui
kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membina hubungan baik
dan menjadi panutan.
7. Penghargaan di berikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan
kinerjanya.
8. Efektivitas operasional harus di dukung oleh Struktur Organisasi yang
sederhana dan dinamis.
9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatan
10.Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data yang akurat.
11.Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat
tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas dan penuh tanggung
jawab.
12.Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu
dan lingkungan.
5. Tata Nilai (Values) Perusahaan
Perusahaan memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi integritas
professional dan melaksanakan tata nilai yang berbasis :
1. Proactivity (Proaktif)
Selalu besikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi resiko
yang mungkin terjadi.
2. Excellence (Terbaik)
Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras
untuk hasil maksimal sesuai kompetensi kita.
3. Team-Work (Kerjasama)
Selalu mengutamakan kerja sama tim, agar mampu menghasilkan
sinergi optimal bagi perusahaan.
4. Inovation (Perubahan)
Selalu menghargai kreatifitas dan menghasilkan inovasi dalam metoda
dan produk baru.
Selalu bertanggung jawab atas akibat perusahaan diambil dan tindakan
yang dilakukan.
6. Strategi Bisnis
1. Menjalin dan Mengembangkan hubungan sinergik yang efektif dengan
mitra strategik untuk mewujudkan peluang bisnis.
2. Melaksanakan Manajemen Berorientasi Pasar, sensitif terhadap
Kecenderungan Industri dan Pergerakan Pasar dan mencermati
Pesaing.
3. Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kemampuan laba
serta pendapatan dan arus kas.
4. Mematuhi aturan–aturan SHE–safety, health and Environment
(Keselamatan, Kesehatan dan lingkungan).
5. Melaksanakan Keunggulan Operasional agar perusahaan menjadi cost
effective.
6. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan Tata
Nilai dan Paradigma Baru.
7. Membangun dan Mengimplementasikan manajemen Sumber Daya
Manusia berbasis kompetensi dan kinerja.
7. Logo Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti
tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, perkumpulan,
membutuhkan hal yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari
nama sebenarnya.
Gambar 2.1. Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Adapun makna yang terkandung dalam logo PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut :
1. Gambar 12 helai daun kelapa sawit di sebelah kiri dunia dan 7 urat pada
daun karet yang berwarna hijau disebelah kanan bola dunia
melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki paradigma
baru dan 7 strategi bisnis, yang saling mendukung tercapai tujuan PT.
Perkebunan Nusantara III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan
terbaik dalam tim work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan
Green Bussines dan Ramah Lingkungan.
2. Gambar 5 garis lintang horizontal dan vertikal berwarna biru melingkari
tata nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang
berkembang, agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.
3. Gambar 2 meteor yang mengelilingi sehingga membentuk angka 3
melambangkan PT. Perkebunan Nusantara III bergerak dinamis dengan
semangat yang tinggi untuk menguasai pasar modal. Meteor yang
berwarna putih bermakna produksi lateks dan turunnya sedangkan yang
berwarna orange adalah produksi CPO berserta turunannya yang
memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.
Secara keseluruhan makna logo ini adalah lambang dari niat dan
motivasi tinggi seluruh personil PT. Perkebunan Nusantara III yang telah
direncanakan bersama, dan tunjangan dengan 5 tata nilai, 12 paradigma baru
dan 7 strategi bisnis yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III.
B. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan 1. Struktur Organisasi
Sebuah perusahaan yang besar maupun kecil tentunya sangat
memerlukan adanya struktur organisasi perusahaan, yang menerangkan
kepada seluruh karyawan untuk mengerti apa tugas dan batasan–batasan
tugasnya, kepada siapa dia bertanggung jawab sehingga pada akhirnya
aktifitas akan berjalan secara sistematis dan terkoordinir.
Struktur Organisasi merupakan suatu bentuk yang menunjukkan
lain serta saluran pengawasan yang menduduki masing-masing jabatan.
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah
satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan
perusahaan, disamping faktor kunci lainnya seperti lingkungan eksternal,
internal perusahaan, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Dalam struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan, sumber wewenangnya berasal dari Direktur Utama yang selanjutnya
didelegasikan kepada 4 (empat) Direktur Teknis terkait yang terdiri dari :
1. Direktur Produksi 2. Direktur Keuangan
3. Direktur Sumber Daya Manusia/Umum
4. Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
berbentuk organisasi garis dan staf dimana tanggung jawab dan wewenang di
dalam perusahaan secara vertikal dan mencerminkan hubungan antara
bagian-bagian yang horizontal.
Struktur Organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Gambar 2.2
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
C. Deskripsi Tugas Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah pimpinan tertinggi
yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur serta setingkat dibawahnya.
Tugas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah sebagai berikut:
1. Mengangkat dan Memberhentikan Dewan Komisaris.
2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau
asset perubahan dalam mencapai tujuan perusahaan.
3. Mengawasi Dewan komisaris dalam melaksanakan tugas yang
telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.
2. Dewan Komisaris
Susunan anggota Komisaris PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
adalah sebagai berikut :
1. Komisaris Utama : Joefly J.Bahroeny
2. Komisaris : Sardan Marbun
3. Komisaris : Dahlan Harahap
4. Komisaris : Subur Budhisantoso
5. Komisaris : Heri Sebayang
1. Memantau dan memastikan bahwa GCG telah diterapkan secara
efektif dan berkelanjutan.
2. Membuat pembagian tugas Dewan Komisaris yang diatur oleh
Dewan Komisaris.
3. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKAP.
3. Anggota Direksi
Susunan Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah
sebagai berikut :
1. Direktur Utama : Bagas Angkasa
2. Direktur Perencanaan dan
Pengembangan : Alexander Maha
3. Direktur Keuangan : Erwan Pelawi
4. Direktur Produksi : Tengku Syahmi Johan
5. Direktur SDM dan Umum : Harianto
1. Direktur Utama
Fungsi Direktur Utama adalah mengarahkan, memberdayakan, seluruh
sumber daya perusahaan secara optimal untuk mewujudkan visi dan misi
perusahaan.
Tugas Direktur Utama adalah sebagai berikut :
2. Melaksanakan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang (GCG) di
semua jajaran.
3. Meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaksanaan The Business
Succes Model seperti tercermin dalam Key Performance Indicator
(KPI).
4. Mewujudkan portofolio business perusahaan yang memberikan
keuntungan dan nilai tambah.
5. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO
14001 dan SMK3 serta RSPO.
6. Menetapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui
Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database,
serta memberdayagunakan secara maksimal.
2. Direktur Produksi
Fungsi Direktur Produksi adalah mengelola dan memberdayakan
sumber daya produksi, sarana dan prasarana sehingga tercapainya kinerja
bidang produksi secara optimal.
Tugas Direktur Produksi adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan dan mewujudkan sasaran strategic di bidang produksi.
2. Menetapkan upaya strategic di bidang produksi.
3. Menetapkan sistem kerja (work system) bidang produksi untuk
4. Menterjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksanaan operasional
bidang produksi.
5. Melaksanakan program sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, SMK3
dan RSPD.
6. Mengendalikan biaya produksi pada tingkat yang lebih efisien.
7. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO
14001 dan SMK3 dan RSPD.
8. Menerapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui
Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database,
serta memberdayagunakan secara maksimal.
3. Direktur SDM dan Umum
Fungsi Direktur SDM dan Umum adalah mengelola dan
memberdayakan sumber daya manusia, dan sarana pendukung lainnya
sehingga tercapainya kinerja bidang SDM/Umum secara optimal.
Tugas Direktur SDM dan Umum adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan sistem kerja (work system) bidang SDM untuk
mewujudkan operational excellence.
2. Menetapkan sistem–sistem SDM dengan berbasis kepada
kompetensi (Competency Based Human Resources Management
System) yang dilaksanakan secara terintegrasi.
3. Menetapkan kebijakan untuk memenuhi aspek legal perusahaan.
5. Menetapkan kebijakan dan mengevaluasi pelaksanaan bina
lingkungan.
6. Mengendalikan biaya pembinaan SDM dan Umum secara efisien.
7. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO
14001 dan SMK3 serta RSPO.
8. Menerapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui
Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database,
serta memberdayagunakan secara maksimal.
4. Direktur Keuangan
Fungsi Direktur Keuangan adalah mengelola dan memberdayakan
sumber daya keuangan secara tepat guna sehingga tercapainya cash flow, dan
biaya operasional perusahaan yang efektif dan efisien.
Tugas Direktur Keuangan adalah sebagai berikut :
1. Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas
perusahaan.
2. Melaksanakan Assets Assessment secara berkesinambungan untuk
memberdayakan asset potensial.
3. Memonitor dan mengevaluasi biaya produksi (harga pokok FOB).
4. Memelihara Cash Reserve Requirement minimum 2 (bulan)
kebutuhan dana operasional.
6. Membuat laporan Manajemen Interim dan Laporan Keuangan
Konsolidasian.
7. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO
14001 dan SMK3 serta RSPO.
8. Menerapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui
Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database,
serta memberdayagunakan secara maksimal.
5. Direkur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan
Fungsi Direkur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan adalah
mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran pengadaan secara
optimal, sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok serta
mengelola dan memberdayakan sumber daya riset dan perencanaan secara
optimal, sehingga tercapainya pengembangan bisnis perusahaan.
Tugas Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan adalah :
1. Menetapkan dan mengevaluasi upaya strategik dan kebijakan
pemasaran serta pengadaan barang dan jasa.
2. Mencari dan membina hubungan dengan mitra bisnis (pemasok
dan pelanggan) serta mitra aliansi.
3. Menetapkan sistem pengendalian persediaan hasil produksi serta
bahan baku dan pelengkap.
5. Menetapkan dan mengevaluasi Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP).
6. Menetapkan sistem riset, perencanaan dan pengembangan yang
baku.
7. Menetapkan kajian pengembangan areal bisnis non komoditi serta
pengembangan industri yang berbasis perkebunan sesuai
RJP/RKAP/KPI perusahaan.
8. Menetapkan kajian terhadap inovasi baru yang dapat diaplikasikan
dalam upaya pengembangan areal bisnis non komodidti serta
BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 1), “laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dengan berbagai cara misalnya, sebagai pelaporan arus kas, atau laporan
arus dana), catatan dan laporan keuangan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
Menurut Sundjaja (23 : 68) laporan keuangan adalah suatu laporan yang
menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat
komunikasi antar data keuangan/aktivitas tersebut. Menurut Kasmir (2010 : 7)
laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Menurut Harahap
(2002 : 7) laporan keuangan adalah produk atau hasil akhir dari suatu proses
akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya.
Dari defenisi dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan
yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu atau
periode tertentu yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2010 : 11) terdapat 8 tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan, yaitu:
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini,
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini,
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu,
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu,
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan,
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode,
g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan,
h. Informasi keuangan lainnya.
3. Sifat Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2010 : 12) laporan keuangan memiliki dua sifat yaitu:
1. Bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari
2. Bersifat menyeluruh, artinya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin.
Maksudnya, laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2010 : 16) ada 5 keterbatasan laporan keuangan yang
dimiliki perusahaan antara lain:
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
dimana data yang diambil dari data masa lalu,
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua oranf, bukan hanya
untuk pihak tertentu saja,
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu,
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian,
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi
dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat
formalnya.
5. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan untuk laporan
keuangan ada 5 pihak yang meliputi yaitu: pemilik, manajemen, kreditur,
1. Pemilik
Kepentingan bagi pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang
telah dibuat adalah:
a. Untuk melihat kondisi dan posisi keuangan saat ini,
b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu
periode,
c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
2. Manajemen
Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin
kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Berikut ini nilai penting laporan
keuangan bagi manajemen, yaitu:
a. Manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu
periode, apakah telah mencapai target-terget atau tujuan yang telah
ditetapkan atau tidak,
b. Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki perusahaan yang ada selama ini,
c. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan dimasa yang akan datang,
d. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan keuangan
baik dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pengendalian kedepan
sehingga target-terget yang diinginkn tercapai.
3. Kreditor
Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah
dalam hal memberi pinjaman yang telah berjalan sebelumnya. Bagi pihak
kreditor, prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan dana (pinjaman) kepada
berbagai perusahaan sangat diperlukan.
4. Pemerintah
Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dilihat
dari perusahaan. Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemeritahan adalah:
a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan
perusahaan yang sesungguhnya,
b. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laoran
keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak
yang harus dibayar kepasa negara secara jujur dan adil.
5. Investor
Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana disuatu perusahaan.
Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang
akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya
(dividen) serta perkembangan nilai saham kedepan, setelah itu barulah investor
6. Jenis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2002 : 9) dalam pratiknya, secara umum ada 5 macam
jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:
1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perushaan pada saat
tanggal tertentu,
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan
laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu,
3. Laporan sumber penggunaan dana,
4. Laporan arus kas,
5. Catatan penjelasan laporan keuangan,
6. Daftar lainnya sebagai penunjang laporan utama, seperti: daftar laba
ditahan, daftar perubahan modal, daftar perhitungan harga pokok.
B. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi
pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah
agar dapat mengetahui posisi keuangan saat ini. Dengan mengetahui posisi
keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan
terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan
Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki
atau menutupi kelemahan tersebut. Kekuatan yang dimiliki perusahaan akan
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikam modal
selanjutnya kedepan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki akab
tergambar kinerja manajemen selama ini.
Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen dengan mengetahui
posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat
tentang apa yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke depan dengan cara
menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah sesuai dengan
yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah
diperolehnya selama ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan dengan
cermat, dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga
hasil diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka
akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai, kemudian hasil
perhitungan tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi
keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti,
mendalam, dan jujur.
C. Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2002 : 27) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
dan Inge (2003 : 128) analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan
interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan. Data
dasar untuk analisis rasio adalah laporam laba rugi dan neraca pada suatu periode
tertentu yang akan dievaluasi.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan
kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan
antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan, kemudian
angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode
maupun beberapa periode.
1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2010 : 110) terdapat enam rasio keuangan yang sering
digunakan dalam analisis laporan keuangan yaitu meliputi rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan rasio
penilaian.
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio
likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
b. Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Hal ini berarti
besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai
kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal
sendiri.
c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan,
persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalan suatu periode
tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang
dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.
e. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di
tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio
pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba
f. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Rasio penilaian merupakan rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas
biaya investasi.
2. Analisis Rasio Likuiditas a. Pengertian Rasio Likuiditas
Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
(utang) jangka pendek. Hal ini berarti apabila perusahaan ditagih, perushaan akan
mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
b. Tujuan dan Manfaat Likuiditas
Menurut Kasmir (2010 :132) ada 9 tujuan dan manfaat yang dapat dipetik
dari hasil rasio likuiditas.
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Hal ini berarti,
kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar
sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan
tertentu).
b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu
tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau
piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang
dianggap likuiditasnya lebih rendah.
d. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.
e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang.
f. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan hutang.
g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke
waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki persahaan dari masing komponen
yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar.
i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor),
investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk
c. Jenis Rasio Likuiditas
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan ada tiga, yaitu rasio lancar (current ratio), rasio cepat
(quick ratio), dan rasio kas (cash ratio).
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan
kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Rumus dari current ratio:
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang
lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Hal ini berarti nilai
sediaan diabaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar.
Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif
lma untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat
untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar
Rumus dari quick ratio:
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan
uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara
dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat
ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan
kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar
utang-utang jangka pendeknya.
Rumus dari Cash Ratio:
Berdasarkan laporan keuangan pada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan yaitu neraca dan laporan laba rugi selama dua tahun, mulai dari
tahun 2012 s.d tahun 2013, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis dan
evaluasi terhadap tingkat rasio likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan sebagai berikut:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio adalah untuk menghitung sejauh mana perusahaan
Perhitungannya adalah dengan membandingkan total aktiva lancar dengan
hutang lancar.
Rumus untuk menghitung rasio lancar atau current ratio dapat digunakan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Current Ratio
Komponen Laporan Keuangan 2012 2013
Current Assets 2.326.765.730.890 2.112.986.995.642
Current Liabilities 1.724.098.937.216 1.787.946.591.654
Pada tahun 2012 current ratio diperoleh sebesar 134% sedangkan pada
tahun 2013 current ratio diperoleh sebesar 118%. Dari hasil analisis, terlihat
bahwa current ratio perusahaan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar
16% dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan aktiva
lancar dari tahun 2012 ke tahun 2013. Sedangkan untuk current liabilities pada
tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 8,85%. Ini menunjukkan menurunnya
kemampuan perusahaan dalam membayar utang janka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya dengan aktiva lancar yang paling likuid.
Rumus untuk menghitung rasio lancar atau quick ratio dapat digunakan
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Quick Ratio
Komponen Laporan Keuangan 2012 2013
Current Assets 2.318.056.053.351 2.126.848.464.533
Inventory 335.573.693.725 274.217.700.726
Quick Ratio pada tahun 2012 sebesar 93%, sedangkan pada tahun 2013
quick ratio diperoleh sebesar 86%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa quick ratio
mengalami penurunan dari tahun 2012 ketahun 2013 sebesar 7%. Hal ini
disebabkan oleh current assets yang mengalami penurunan dari tahun 2012 ke
tahun 2013 dan inventory juga mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun
2013. Sedangkan untuk current liabilities mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke
tahun 2013 sebesar 8,85%. Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi
perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membayar utang-utang jangka
pendeknya.
3. Rasio Kas (cash ratio)
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan kas.
Rumus untuk menghitung rasio lancar atau cash ratio dapat digunakan
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Current Ratio
Komponen Laporan Keuangan
2012 2013
Cash or Cash Equivalent 1.793.333.369.398 1.476.285.474.034
Current Liabilities 2.126.848.464.533 2.135.704.102.534
Cash ratio pada tahun 2012 sebesar 84%, sedangkan pada tahun 2013 cash
ratio sebesar 69%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash ratio mengalami
penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 15%. Hal ini disebabkan oleh
penurunan cash pada tahun 2013 menjadi Rp 1.317.047.895.364 dan disertai pula
naiknya current liabilities sebesar 8,85%. Penurunan rasio ini juga sangat
berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam memenuhi
E. Persentase Rasio Likuiditas
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka rasio likuiditas pada PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Persentase Rasio Likuidi
Keterangan 2012 2013
Rasio Likuiditas
Current Ratio 134% 118%
Quick Ratio 93% 86%
Cash Ratio 84% 69%
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
1. Current Ratio
Pada tahun 2012 current ratio diperoleh sebesar 134%, sedangkan pada
tahun 2013 current ratio diperoleh sebesar 118%. Dari hasil analisis, terlihat
bahwa current ratio perusahaan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar
16% dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan aktiva
lancar dari tahun 2012 ke tahun 2013. Sedangkan untuk current liabilities pada
tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 8,85%. Current ratio perusahaan untuk
tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena
current ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaliknya perusahaan menghindari
2. Quick Ratio
Quick ratio pada tahun 2012 sebesar 93%, sedangkan pada tahun 2013
quick ratio diperoleh sebesar 86%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa quick ratio
mengalami penurunan dari tahun 2012 ketahun 2013 sebesar 7%. Hal ini
disebabkan oleh current assets yang mengalami penurunan dari tahun 2012 ke
tahun 2013 dan inventory juga mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun
2013. Sedangkan untuk current liabilities mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke
tahun 2013 sebesar 8,85%. Quick ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis
belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena quick ratio yang baik yaitu
100% (1:1), sebaliknya perusahaan menghindari utang lancar yang berlebihan
agar perusahaan menjadi likuid.
3. Cash Ratio
Cash ratio tahun 2012 sebesar 84%, sedangkan pada tahun 2013 cash
ratio diperoleh sebesar 69%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash ratio
mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 15%. Hal ini
disebabkan oleh penurunan cash pada tahun 2013 menjadi Rp 1.317.047.895.364
dan disertai pula naiknya current liabilities sebesar 8,85%. Cash ratio perusahaan
untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena
cash ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaliknya perusahaan menghindari utang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari analisis dan evaluasi yang sudah dilakukan pada BAB III, maka
peneliti memberi kesimpulan terhadap perkembangan keuangan PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam
suatu peningkatan operasional PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
a. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari current ratio PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
pada tahun 2012 ke tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan mengalami penurunan yaitu dari 134% ke 118% di tahun 2013.
Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan current ratio sebesar 16%. Ini
menunjukkan menurunnya kemampuan perusahaan dalam membayar
utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
2. Berdasarkan quick ratio PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
dari tahun 2012 ke tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan mengalami penurunan dari 84% menjadi 69% di tahun 2013. Maka
dapat disimpulkan terjadi penurunan quick ratio sebesar 15%. Hal ini
tejadi karena kenaikan persediaan yang menyebabkan berkurangnya total
aktiva lancar untuk melunasi utang jangka pendeknya. Penurunan rasio ini
sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk
3. Dilihat dari cash ratio PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada
tahun 2012 dan tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
juga mengalami penurunan dari 84% menjadi 69% di tahun 2013. Maka
dapat disimpulkan terjadi penurunan cash ratio sebesar 15%. Terjadinya
penurunan cash ratio ini disebabkan karena turunnya total kas atau setara
kas pada tahun 2013 menjadi Rp 1.317.047.895.364 dan disertai pula
naiknya current liabilities pada tahun tersebut. Penurunn rasio ini juga
sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Saran
saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk current ratio dan quick ratio, PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan mengurangi total current assets yang ada.
2. Untuk quick ratio, sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan mengurangi total persediaan agar current liabilities dapat
terpenuhi.
3. Untuk cash ratio, sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan lebih menjaga jumlah kas yang tersedia serta memerlukan
kehati-hatian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan perusahaan. Seperti dalam
nilai aktiva yang dimiliki sebagai pertimbangan atas kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya yang telah jatuh
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga,
Aksara, Jakarta, 2002.
Irawati, Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung.
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Rjawali Pers, Jakarta,
2010.
Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan
Ketigabelas, Liberty, Yogyakarta.
Sundjaja, Ridwan S, Inger Barlian, Manajemen Keuangan, Edisi Kelima,
Cetakan Pertama, Intan Sejati, Klaten, 2003.
Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan, Teori Konsep dan Aplikasi, Edisi
Pertama, Ekonosia, Yogyakarta.