• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Provinsi X.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Provinsi X."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Yogyakarta memang pantas mendapat sebutan kota pelajar karena banyaknya pelajar dari seluruh penjuru Indonesia yang merantau ke kota tersebut untuk menuntut ilmu. Merantau merupakan perwujudan dari keinginan setiap individu yang baru menyelesaikan pendidikan di bangku SMA untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Keinginan untuk mendapatkan pendidikan di universitas terbaik biasanya tidak didapatkan di daerah asal atau kota sendiri. Hal itu mengakibatkan sebagian orang harus merantau untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas (Irene, 2013).

Menurut Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta, sampai dengan tahun ajaran 2015/2016, di Yogyakarta tercatat 144 perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi kedinasan dan perguruan tinggi swasta, dengan 78 fakultas dan 391 program studi. Rinciannya adalah 5 perguruan tinggi negeri, 7 perguruan tinggi kedinasan, dan 132 perguruan tinggi swasta (Admin, 2015). Tentu saja hal ini selaras dengan banyaknya macam variasi pada setiap individu yang berkumpul di kota Yogyakarta. Dijelaskan lebih lanjut, terdapat 30 asrama mahasiswa daerah dan 15 asrama kabupaten/kota yang terdaftar oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Daerah Istimewa Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji

(2)

karena sifat eksklusifitas tersebut. Yang dimaksud sifat eksklusifitas adalah

mahasiswa pendatang di Yogyakarta lebih senang tinggal di asrama daerah

masing-masing daripada di rumah-rumah warga, sehingga pemerintah meminta

agar mahasiswa dari luar DIY yang kuliah di DIY tidak tinggal semua di asrama

daerah masing-masing. Mereka diminta untuk tinggal di rumah-rumah penduduk

agar bisa berbaur dengan masyarakat sekitar (Rudiana, 2013).

Keeksklusifitasan asrama mahasiswa dapat menciptakan jarak antara mahasiswa dengan masyarakat asli daerah. Sebaliknya, apabila mereka mau tinggal di rumah-rumah penduduk hal ini bisa meminimalisir kerawanan konflik sosial atau perkelahian dan sebagainya, karena bisa saling menerima diantara mahasiswa dan masyarakat asli daerah (Ridarineni, 2013).

Salah satu fenomena masalah mahasiswa perantau dengan masyarakat asli

(3)

agustus 2014, elemen masyarakat Yogyakarta melaporkan FS ke Polda DI Yogyakarta. Mereka, di antaranya, Granat DIY, Komunitas RO Yogyakarta, Foklar DIY-Jateng, Gerakan Cinta Indonesia, Pramuka DIY, dan berbagai kelompok masyarakat lain (Hidayat & Waskita, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan subjek berinisial AS yang merupakan seorang mahasiswi semester 3 di salah satu perguruan tinggi negeri di Jogjakarta, subjek mengatakan bahwa pada awal kuliah dan tinggal di Jogjakarta ia mengalami homesick yang luar biasa. Selain faktor makanan yang berbeda dengan kampung halamannya, faktor budaya juga sangat berpengaruh yang salah satunya adalah cara berkomunikasi dan bahasa. AS menjelaskan logat dan bahasa dari daerah asalnya yang terkenal keras memang dianggap biasa ketika diterapkan di daerah asalnya di provinsi X. Namun di Yogyakarta semakin halus dan pelan cara berkomunikasi dengan orang lain dianggap lebih sopaan dan menghormati. Subjek juga mengutarakan bahwa ia mengalami kurang percaya diri dalam bergaul dan bersosialisasi di kampus, hal ini dikarenakan sering teman-teman mahasiswa yang berasal dari daerah lain kurang mengerti atau bingung dengan apa yang disampaikan oleh subjek. Oleh karena itu, subjek memutuskan untuk tinggal diasrama agar lebih nyaman karena banyak teman sedaerah dan agar dapat “dibantu” oleh senior dalam berkomunikasi.

(4)

masyarakat umum yang disebabkan oleh kesalahpahaman. Rata-rata mereka tersinggung dengan ucapan bahasa atau gaya bahasa subjek DAT. Namun ketika subjek ditegur karena gaya bahasanya, subjek merasa tidak bersalah karena itu adalah hal yang wajar, apalagi diucapkan oleh seorang laki-laki. Menurut subjek, orang yang tersinggung dengan gaya bahasa subjek adalah orang yang belum mengenal subjek, karena menurut subjek orang yang sudah mengenal subjek dengan baik, akan memahami gaya komunikasi subjek.

Fenomena diatas, dapat diambil garis besar bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari kebutuhan untuk bergaul dengan sesamanya. Kebutuhan ini merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia. Karena adanya kebutuhan inilah manusia akan melakukan interaksi dengan sesamanya untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi antar manusia tersebut dapat dilakukan melalui komunikasi. Masmuh (2008) berpendapat bahwa komunikasi menyelimuti segala yang kita lakukan. Komunikasi adalah alat yang dipakai manusia untuk melangsungkan interaksi sosial, baik secara individu dengan individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan kelompok.

(5)

(Rundengan,2013). Manusia memerlukan kehidupan sosial, kehidupan bermasyarakat. Menurut Larlen (dalam Asminto, 2013) melalui komunikasi manusia dapat mengekspresikan perasaan, isi hatinya, dan segala masalah kehidupannya kepada orang lain secara lebih bebas dengan bahasa sebagai medium penyampaiannya. Berkomunikasi dengan orang lain merupakan bagian dari kehidupan manusia dan mempunyai arti penting untuk memenuhi kebutuhan sosial karena manusia adalah makhluk sosial. Sebagian besar interaksi manusia berlangsung dalam situasi komunikasi interpersonal (komunikasi antar pribadi).

(6)

komunikasi interpersonal ada hal-hal penting, yaitu persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal dan hubungan interpersonal.

Komunikasi interpersonal ini sangatlah penting bagi mahasiswa pendatang dari daerah lain ke daerah perantauan untuk menyesuaikan diri sehingga dapat menjalin komunikasi yang baik dengan mahasiswa ataupun masyarakat lokal. Kelebihan mahasiswa pendatang adalah dapat belajar hidup mandiri dan bersosialisasi dengan teman baru serta lingkungan barunya dibandingkan dengan mahasiswa yang tinggal di kota bersama orang tuanya. Mahasiswa pendatang memiliki konsep diri dan budaya yang berbeda dari daerah perantauan dimana mereka akan tinggal. Gunarsa (dalam Adawiyah, 2012) menjelaskan bahwa konsep diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri secara keseluruhan, baik fisik, psikis, sosial maupun moral. Penilaian terhadap diri sendiri tersebut sangat dipengaruhi oleh peniliaian lingkungan terhadap dirinya. Lingkungan tersebut adalah keluarga, sekolah, kampus dan lingkungan pergaulan diluar rumah, sehingga, apabila mahasiswa tidak dapat menyelaraskan antara konsep diri dengan kualitas komunikasi interpersonal maka akan timbul konflik-konflik sosial. Hal ini juga dikuatkan oleh penelitian dari Yohana (2014), dalam jurnalnya menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal. Yohana menambahkan pengaruh konsep diri terhadap komunikasi interpersonal hanya sebesar 22,36%.

Hasil penelitian Yohana (2014) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh

(7)

dengan pemerintah diharapkan memiliki konsep diri yang positif serta kualitas

komunikasi interpersonal yang bagus. Dengan organisasi dan akademik

mahasiswa dibentuk agar memiliki konsep diri yang positif. Hal ini sesuai dengan

teori dari Rakhmat (2009), konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan

dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri yang negatif atau positif. Konsep diri positif akan melahirkan pola perilaku komunikasi yang positif, yaitu melakukan persepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan dengan cermat. Namun kenyataanya di dalam kehidupan sehari-hari masih banyak mahasiswa yang memiliki konsep diri yang negatif, seperti

mudah menyerah, acuh dan lain sebagainya. Sehingga mempengaruhi sikap dan

perilaku mahasiswa tersebut terhadap perilaku dengan lingkungan sekitarnya

misal komunikasi yang kurang baik dengan dosen, teman mahasiswa ataupun

masyarakat sekitar.

Fenomena dari FS, AS dan DAT diatas menjelaskan bahwa mahasiswa

pendatang dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan lingkungan baru

sering kali masih membawa nilai-nilai kehidupan dan konsep diri dari daerah

asalnya. Kenyataannya, banyak konsep diri tersebut bertentangan dengan

nilai-nilai kehidupan dimana mereka tinggal sekarang, sehingga menimbulkan

perbedaan persepsi dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan

lingkungan sekitar. Oleh karena itu, tercipta kualitas komunikasi interpersonal

(8)

AS yang merasa kurang percaya diri ketika berkomunikasi dengan orang

yogyakarta yang pelan dan halus dalam berbicara, serta merasa kurang percaya

dengan kemampuan lawan bicara. Selain itu subjek DAT yang mudah tersinggung

karena tidak mampu memahami dan merespon dengan baik apa yang disampaikan

orang lain.

Kenyataan yang terjadi tersebut membuat mahasiswa perantau lebih

senang berkumpul dengan mereka mahasiswa yang satu daerah, hal itu mungkin

disebabkan banyak kesamaan diantara mereka sehingga membuat mereka merasa

nyaman. Namun, hal tersebut membuat mahasiswa perantau kurang bisa

membuka diri dengan lawan bicara, sehingga tidak bisa percaya dengan lawan bicara. Selain itu mahasiswa perantau tersebut tidak memiliki sifat yang jujur dan menjadi diri sendiri apa adanya, serta tidak mampu berempati dengan keadaan orang lain. Dan jugan tidak mampu memahami dan merespon dengan baik apa yang disampaikan orang lain.

(9)

menyampaikan ide-ide salam pikirannya agar bisa dimengerti orang lain, menghadapi sanggahan pihak lain terhadap apa yang ia sampaikan, hingga menghadapi kritik pihak lain terhadap apa yang disampaikannya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah “apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal?”. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan

antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa yang berasal

dari provinsi X”.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal 2. Sumbangan efektif konsep diri terhadap komunikasi interpersonal 3. Tingkat komunikasi interpersonal

4. Tingkat konsep diri

C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Praktis

(10)

b. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai wacana dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai hubungan antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal. c. Bagi subjek penelitian, diharapkan dapat memberi sumbangan informasi

yang akurat serta dapat menjadi pertimbangan bagi mahasiswa dalam bersikap berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

(g) explain the meaning of the term theory with reference to examples from the Subject Content (h) use the knowledge and understanding gained in this section in new situations, or

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemilihan Langsung pada Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Cilacap, Jl.. (0282) 545603, akan melaksanakan

Pemeriksaan imunohistokimia menunjukkan reaksi imunopositif pada sel-sel inflamasi mononuklear dari semua organ yang diamati, sitoplasma sel-sel epitel mukosa trakhea, sel-sel

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan. Konsentrasi : Ekonomi SDM

Berdasarkan hasil penelitian bahwa rekrutmen guru produktif Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada era desentralisasi dapat dilakukan melalui; pertama melalui Pegawai

[r]

dilakukan adalah menggalakkan keberadaan pendidikan di taman-kanak-kanak yang merupakan pendidikan formal dengan proses pembelajaran dengan ketrampilan bercerita

Skripsi berjudul “Implementasi Algoritma Kriptografi Vigenere Sebagai Aplikasi Email Pada Google Mail” telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Jember