• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGURANGI DAMPAK BURUK GADGED DALAM INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PEGAJAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENGURANGI DAMPAK BURUK GADGED DALAM INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PEGAJAHAN."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MEREDUKSI DAMPAK BURUK GADGED DALAM INTERAKSI SOSIALMELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK DISKUSI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PEGAJAHAN T.A 2014-2015

SKRIPSI

Oleh:

NISA ANSYARI GULTOM

1103351029

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kesehatan juga petunjuk yang sangat luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Walaupun dalam setiap perjalanan kehidupan selalu ada hambatan dan cobaan yang silih berganti namun alhamdulillah dengan atas izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul berjudul ” Mereduksi Dampak Buruk

Gadged Dalam Interaksi Sosial Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Pegajahan T.A 2014/2015”.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhui salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana (S-1) pendidikan pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari banyak pihak yang terkait dalam membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun MS, selaku Dekan, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Aman Simaremare, MS, selaku Pembantu Dekan II,

dan Bapak Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Pembantu Dekan III di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra.Kemali Syarif, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan/Bimbingan dan Konseling (PPB/BK) dan Ibu Nurarjani, M.Pd selaku Sekertaris Jurusan.

(6)

bersedia membagi waktunnya serta banyak sekali memberikan motivasi, pengarahan, saran, dan koreksi yang sangat membantu dalam penyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Rahmulyani, M.Pd. Kons, selaku Dosen Penyelaras yang telah membantu mengoreksi kesempurnaan skripsi ini yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

6. Bapak Drs. Nasrun, MS, selaku dosen penyelaras yang memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Pasteria Sembiring, M.Pd. Kons, selaku dosen penyelaras yang juga banyak

memberi-kan masukan demi perbaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan/Bimbingan dan Konseling

(PPB/BK) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

9. Bapak Drs. Ridwan Ginting, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pegajahan, atas izin dan bantuannya selama penelitian berlangsung hingga selesai, Serta siswa kelas

MIA X-2 di SMA Negeri 1 Pegajahan yang setia mengikuti proses penelitian hingga selesai.

10. Teristimewa penulis sampaikan kepada Ibunda tercinta, Alm, Sumiati Sitompul yang telah melahirkan, mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, semoga beliau ditempatkan di sisi terbaik oleh Allah SWT.

Kepada Ayahanda Rismanda Gultom terimakasih atas pengorbanan, motivasi, nasehat doa dan dukungannya selama ini. Kepada Ibunda Saphasnida Rambe yang menjadi

pengganti sosok ibu yang sangat luar biasa dengan sabar membesarkan, mendidik, sarta terus memberi motivasi semangat dan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. juga untuk keenam adik-adikku Syahri Ramadhani

Gultom, Sarah Amanda Gultom, Ismail Syahputra Gultom, Khairul Amal Gultom, Aulia Rahma Gultom, dan Ikhwan Kurniawan Gultomterimakasih atas doa, motivasi,

(7)

11. Buat tante saya Saripah Sitompul dan udak Hj. Aswan Lubis yang sudah bersedia mengijinkan saya tinggal di rumah mereka selama sayakuliah dari semester satu

sampai selesai. Terimakasih penulis ucapkan.

12. Buat kakak kos tercinta Ade Irma Suryani yang selalu memberi arahan, motivasi,

semangat, dan tidak bosan mengajarkan penulis dengan sabar.

13. Buat teman-teman terdekatku selama berada di kelas BK ekstensi 2010, Isnani Ramadhani, Rian Ayu V. Nst, Mutiara Agustania S, dan Rika Andari Hrp, Hayati, Siti

Fatimah, dan Chairunnisa yang telah menjadi teman terbaik penulis. Terimakasih atas setiap kenangan yang tak terlupakan, canda dan tawa yang pernah kita lewati.

Terimakasih atas segala support dan pertolongan tulus yang kalian berikan selama kita bersama.

14. Atas permintaan dan inisiatif penulis, khusus untuk Rian Ayu Vebria Nasution,

Mutiara Agustania Siregar, dan IsnaniRamadhani terimakasih banyak untuk kebaikan, ketulusan dan kesediaanya dalam membantu serta support yang luar biasa

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

15. Untuk semua teman-teman dari kelas BK Ekstensi 2010 yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu, semoga kelak kita bisa berjumpa lagi dengan cerita baru kita

yang lebih indah.

16. Untuk semua teman-teman PPLT 2013 yang takkan terlupakan, semoga kelak kita

bisa berkumpul kembali untuk kembali berbagi pengalaman baru kita.

17. Untuk teman terdekat seperjuangan pada saat malaksanakan PPLT 2013 Febri Gayatri Nasution dan Anggi Zahrina Meywa, semoga kita bisa berkumpul kembali dan

(8)

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama dalam bidang Bimbingan dan konseling.

Medan, November2014 Peneliti

(9)

ABSTRAK

Nisa Anyari Gultom. 1103351029. Mengurangi Dampak Buruk Gadged Dalam Interaksi Sosial Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai T.A. 2013-2014

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dapat mengurangi dampak buruk gadged dalam interaksi sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai T.A. 2013-2014. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi dan angket. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) yang terdiri dari 2 siklus, siklus I dan siklus II masing-masing memiliki 2 kali pertemuan. Pada setiap siklus peneliti melakukan penilaian segera (Laiseg) dan penyebaran angket. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi dampak buruk gadged dalam interaksi sosial melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai T.A. 2013-2014.

Berdasarkan hasil analisis angket sebelum diberikan tindakan, diperoleh 12 orang siswa dengan 9 orang yang memiliki interaksi sosial terendah akibat pengaruh gadged dan 3 orang yang memiliki interaksi sosial tertinggi, sehingga persentase awal dalam 1 kelompok adalah 25%. Dari hasil analisis data pada siklus I setelah diberikan tindakan diperoleh 3 orang siswa yang mengalami peningkatan dalam sikap sosial sehingga persentase keberhasilan menjadi 50%, hal ini dilihat dari hasil analisis angket dan laiseg. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan pada interaksi sosial siswa yaitu 83% karena diperoleh 4 orang siswa yang mengalami peningkatan. Walaupun masih ada 2 orang siswa (17%) yang dikategorikan ‘sedang, namun tingkat keberhasilan layanan sudah memenuhi target yakni 75%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dampak buruk penggunaan gadged dalam interaksi sosial siswa dapat dikurangi melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai T.A. 2013-2014. Sebaiknya layanan bimbingan kelompok teknik diskusi ini digunakan oleh guru BK yang ada di SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai agar dapat mengurangi dampak buruk gadged terhadap interaksi sosial siswa di sekolah.

(10)

DAFTAR ISI

1. Dampak Negatif Teknologi di Bidang Sosial dan Pendidikandan Budaya ... 21

II.1.2.InteraksiSosial ... 30

1. Pengertian Interaksi Sosial... 31

2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ... 33

3. Faktor dan Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial ... 35

II.1.3. Layanan Bimbingan Kelompok ... 39

1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ... 39

2. Tujuan dan Manfaat Layanan Bimbingan Kelompok... 40

3. Asas Bimbingan Kelompok ... 44

4. Bentuk-Bentuk Teknik Bimbingan Kelompok ... 44

5. Tahap Bimbingan Kelompok... 53

II.2.Kerangka Konseptual ... 55

II.3.Hipotesis Penelitian... 56

(11)

III.1. Jenis Penelitian... 57

III.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 57

III.3. Subjek Penelitian ... 57

III.4. Defenisi Operasional Variabel ... 58

III.5. Prosedur Penelitian ... 59

III.6. Teknik Pengumpulan Data... 64

III.7 Teknik Analisis Data... 67

III.8. Jadwal Penelitian ... 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...…..70

IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...…..70

IV.2 Hasil Penelitian...…..71

IV.2.1 Permasalahan ...…. 71

IV.2.2 Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ...…. 73

IV.2.3 Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ...…. 81

IV.3 Pembahasan Penelitian ...…. 90

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN...…. 92

V.1. Kesimpulan ...…. 92

V.2. Saran ...…. 93

Daftar Pustaka ...…. 94

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Alternatif Jawaban dalam Bentuk Skor ...64

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Sikap Sosial ...65

Tabel 3.3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...69

Tabel 4.1. Kondisi Dampak Buruk Ggadged Dalam Interaksi Sosial Sebelum dilakukan BKP ...72 Tabel 4.2.Analisis Hasil Angket Dampak Buruk Gadged Dalam

Interaksi Sosial Siklus I………79 Tabel 4.3. Analisis Hasil Angket Dampak Buruk Gadged Dalam

Interaksi Sosial Siklus II...86 Tabel 4.4.Hasil Angket Penurunan Dampak Buruk Gadged

(13)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Penurunan Dampak Buruk Gadged Terhadap Interaksi Sosial

Siklus I ...80

Diagram 4.2. Penurunan Dampak Buruk Gadged Terhadap Interaksi Sosial

Siklus II ...87

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Layanan BK (RPLBK)...96

Lampiran 2. Daftar Hadir Peserta ...118

Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Peserta ...122

Lampiran 4. Alat Penilaian Praktek Pelaksanaan Layanan BK ...126

Lampiran 5. Angket Gadged...134

Lampiran 6. Angket InteraksiSosial ...137

Lampiran 7. LAISEG...139

Lampiran 8. Daftar Siswa Subjek Penelitian Pengisi Angket...143

Lampiran 9. Lembar Evaluasi Siswa ...144

Lampiran 10. Profil Kegiatan BKP...156

(15)

BAB I

PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah

Siswa sekolah menengah atas adalah generasi penerus bangsa yang akan datang. Oleh sebab itu, mereka harus dapat diandalkan untuk menuju ke masa depan dan dapat bersaing di

dunia luar. Siswa sekolah menengah atas usianya masih berkisaran antara 15-18 tahun. Diusia ini, mereka masih dikatakan remaja dan pemikiran merekapun masih dikatakan labil. Mereka

masih sering bertindak sesuai dengan keinginan mereka sendiri, dan mereka sangat mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman yang semakin canggih ini.

Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk

menyelenggarkan pendidikan bagi masyarakat. Dilingkungan sekolah terdapat berbagai macam perbedaan dari setiap individu, baik itu sikap, prilaku, keadaan ekonomi dan lain

sebagainya. Dari adanya perbedaan tersebut dibutuhkan interaksi sosial untuk menjalin hubungan sosial yang baik antar sesama siswa.

Bentuk umum proses sosial adalah Interaksi sosial yang juga dapat dinamakan proses

sosial, oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi

sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-orang perorangan dengan kelompok manusia.

Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta

(16)

Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila

tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke

A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:169) bahwa salah satu dari dimensi kesosialan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. Dengan

kata lain, manusia hidup bersama dengan manusia lain yang akan menjadi suatu kelompok baik itu kelompok besar maupun kelompok kecil.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain yaitu pengaruh masyarakat, dirumah, disekolah, dan lingkugan yang lebih besar. Sejalan dengan itu, Ely M.Setiadi, dkk (2008:67), Menyatakan bahwa manusia dikatakan makhluk sosial, juga

dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain.

Dalam berinteraksi sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa media sosialisasi yang dapat mempengaruhi kepribadian. Seperti Keluarga, Teman, Sekolah, Media Massa, dan Lingkungan Kerja. Media Massa seperti gadged merupakan media sosial yang bisa

dikatatakan sangat memberikan pengaruh besar pada pribadi setiap individu. Dengan mengikuti media massa secara intensif, maka orang akan mengetahui perkembangan

masyarakat dan dan kebudayaan. Pengetahuan yang diperoleh dari media massa dapat dijadikan pedoman dalam mengarahkan sikap dan perilaku. H. Bambang, Sigit Susilo, Dkk(Lembar kerja siswa LKShalaman 12)

Gadged merupakan alat atau media komunikasi berteknologi canggih. Sebuah istilah

yang sering kita dengar akan tetapi walaupun sering kita dengar terkadang kita belum

(17)

Gadged (bahasa indonesia: acang) adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa inggris untuk

merujuk pada suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik

yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru.

Gadged dalam pengertian umum dianggap sebagai suatu perangkat elektronik yang

memiliki fungsi khusus pada setiap perangkatnya. Contoh-contoh dari gadged diantaranya telepon pintar (smartphone) seperti iphone, blackberry, Televisi, Fitur-fitur yang terdapat didalam ponsel, music player (semacam ipod, mp4, mp5, dst), Kamera Digital/camera mini,

music box, Play Station(dan sejenis game konsol lain), Disc man (pemutar DVD portable),

netbook, internet, translator canggih, jam tangan mewah tapi canggih. Jadi gadged secara

garis besar dapat kita artikan sebagai suatu perangkat elektronik (jenisnya macam-macam, sesuai dengan fungsinya) yang berukuran mini, serta mengedepankan fungsinya sebagai perangkat berteknologi mutakhir.

Di era dewasa ini kecanggihan teknologi media massa dan semakin menjamurnya alat komunikasi khususnya Gadged seperti Handphone, Tablet, Televisi, Game, BB, I-phon dll,

menyebabkan munculnya keterganungan. Banyaknya berbagai macam merek alat komunikasi yang disuguhkan dengan harga yang relatif murah namun memiliki aplikasi-aplikasi lengkap seperti Video,Facebook, Tweeter, Instagram, Wechaat, Line, Kakao Talk, Youtobe, kamera,

MP3 dan aplikasi-aplikasi canggih lainnya membuat gadged tidak lagi menjadi kebutuhan

tersier namun sudah menjadi kebutuhan primer. Di zaman ini semua masyarakat baik yang

kaya maupun masyarakat menengah kebawah semua sudah memiliki alat komunikasi yang canggih.

Aplikasi Internet yang terdapat diberbagai macam bentuk gadged merupakan produk

(18)

untuk mengakses info-info dan nilai-nilai menyimpang. Seperti melihat video-video porno, gambar-gambar porno dan lain sebagainya. O. Sholohin. ( 2007:5 )

Jhon W. Santrock (dalam Remaja, 2007: 226). Mengatakan bahwa fungsi televisi dapat memberikan infomasi dan hiburan, maupun memberikan gambaran mengenai dunia diluar

konteks langsung yang di huni. Salah satu aspek negatif dari televisi dalah karena menempatkan penonton sebagai pelajar yang pasif. Beberapa hal yang dikhawatirkan adalah tayangan yang mengandung unsur etnis minoritas, seks dan agresi. Menurut para ahli,

kekerasan yang ditayangkan ditelevisi tidak hanya mendorong remaja melakukan agresi namun juga perilaku antisosial. Para ahli juga mengkhawatirkan remaja yang bermain video

game yang menayangkan kekerasan. Salah satu yang mengkhawatirkan adalah cara menggambarkan seks di televisi dan dampaknya bagi sikap seks dan perilaku seks remaja. Menonton berkaitan secara negatif dengan kemampuan mental dan prestasi anak.

Berbagai tayangan ditelevisi tentang tindak kekerasan, film-film berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat mempengaruhi perkembangan perilaku individu

anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering kali menerima begitu saja semua tayangan yang disajikan. Penerimaan tayangan-tayangan negaif yang ditiru mengakibatkan perilaku menyimpang

dimasyarakat. Penggunaan televisi dalam jumlah besar akan menghasilkan para pelajar yang pasif dan juga gaya hidup yang pasif. Dalam sebuah penyelidikan yang melibatkan 406

ramaja laki-laki, mereka yang tidak banyak menonton televisi memiliki fisik yang lebih sehat dan aktif dibanding mereka yang banyak menonton televisi. Tucker,1987. Jhon W. Santrock, (dalam Remaja, 2007:227).

Media teknologi/gadged baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi memiliki kualitas atraktif. Di mana ketika seseorang sudah merasa nyaman dengan teknologi yang ia

(19)

dari kenyamanan itu. Hal ini berakibat pada hubungan dia dengan orang disekitarnya semakin menurun. Menurut Psikiater AS, Jerald Block, kondisi itu harus dilihat sebagai gangguan

klinis melihat makin meningkatnya jumlah orang yang kecanduan game dan pornografi di intenet dari pada berbincang dengan keluarga atau sahabatnya. Dan cenderung untuk

kurangnya interaksi terhadap lingkungan luar dan sekitar.

Dunia maya seolah-olah mampu menghipnotis siswa lupa pada dunia nyata, sehingga banyak siswa-siswa yang terjerumus dalam dunia maya. Hal inilah yang menyebabkan

kurangnya interaksi antara sesama siswa. Siswa lebih sering menghabiskan waktunya didepan televisi, bermain game online, twetter, facebook dan lain sebagainya. Mereka yang

saling berdekatan tidak lagi saling berkomunikasi tetapi mereka lebih asyik menikmati kecanggihan teknologi dan tenggelam di dunia maya, mereka lebih senang berkomunikasi dengan orang-orang yang sama sekali tidak mereka kenal, dari pada berkomunikasi secara

langsung dengan orang disekitarnya. Hal ini dapat dilihat pada dunia nyata, dimana siswa yang saling berdekatan tidak lagi saling berkomunikasi mereka lebih asyik dengan gadged

nya.

Dampak negatif teknologi/gadged dibidang sosialyaitu kebutuhan akan teknologi baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangatlah tinggi. Semua individu dari

golongan menengah ke bawah dan menengah ke atas sangat membutuhkan teknologi :

1. Dampak negatif teknologi terhadap hubungan sosial yang pertama yaitu munculnya

ketergantungan. Media teknologi baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi memiliki kualitas atraktif. Dimana ketika seseorang sudah merasa nyaman dengan teknologi yang ia gunakan, ia seolah-olah menemukan dunianya sendiri dan akan

merasa sulit untuk terlepas dari kenyamanan itu. Hal ini berakibat pada hubungan dia dengan orang lain secara face to face akan menurun. Menurut Psikiater AS, Jerald

(20)

jumlah orang yang kecanduan game dan pornografi di intenet dari pada berbincang dengan keluarga atau sahabatnya. Dan cenderung untuk kurangnya interaksi terhadap

lingkungan luar dan sekitar.

2. Dampak negatif teknologi selanjutnya yaitu Violence and Gore. Perkembangan

teknologi berupa jaringan internet yang sekarang mudah diakses membuat para pembuat situs berupaya menjual situs yang mereka buat. Salah satu cara yang dapat menarik perhatian yaitu dengan cara menampilkan kekejaman dan kesadisan.

Biasanya tampilan seperti ini banyak terdapat pada aplikasi game. Pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa game yang dimainkan di komputer yang

menampilkan unsur kekerasan memiliki sifat menghancurkan yang lebih besar dibanding kekerasan yang ada di televisi ataupun kekerasan dalam kehidupan nyata sekalipun. Biasanya anak-anak dan remaja yang akan lebih mudah terpengaruh,

sehingga bisa menimbulkan kurangnya sensitivitas terhadap sesama, memicu munculnya perilaku agresif, sadistis, bahkan bisa mendorong munculnya sikap

kriminal yang ada pada game yang dimainkan menggeser nilai sosial antar sesama manusia.

3. Kemudian Antisosial Behaviour merupakan dampak negatif teknologi yang

disebabkan karena penyalahgunaan teknologi itu sendiri. Hal ini terjadi dimana ketika seseorang merasa teknologi merupakan satu-satunya hal yang paling penting dalam

hidupnya, sehingga ia melupakan keadaan disekitarnya. Akan muncul ketidak pedulian dalam dirinya terhadap lingkungannya. Satu-satunya hal yang dapat menarik perhatiannya hanyalah teknologi yang ia gunakan. Akibat yang timbul ialah dia

menjadi jarang berinteraksi dengan orang-orang yang berada dilingkungan sekitarnya, sehingga kemampuan interpersonal dan emosionalnyapun terhambat dan tidak akan

(21)

dan menjalin relasi dengan orang-orang disekitarnya. Uki Prastowo (dalam http://ukiparner.blogspot.com/2012/03/dampak-negatif-teknologi-di-bidang.html,

Diakses 16 maret 2014).

Di masa yang sudah dapat dikatakan sangat modern ini, elektronik sudah tak dapat

hidup jauh dari kita. Namun, perkembangan itu menimbulkan banyak dampak yang merugikan remaja, diantaranya:

1. Perkembangan Komunikasi, Elektronik, dan Medianya.

a. Pola hidup konsumtif.

Perkembangan industri yang pesat menyebabkan penyediaan barang kebutuhan

masyarakat melimpah. Dengan begitu, masyarakat terutama kalangan remaja untuk mudah tertarik mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

b. Sikap individualis

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju menyebabkan mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktifitasnya. Kadang mereka lupa bahwa

mereka adalah makhluk sosial. 2. Perkembangan Etika dan Budaya

Siapa sangka etika remaja masa kini jauh lebih baik dengan remaja masa lalu. Ternyata

itu memang benar adanya, hanya sedikit dari kalangan remaja yang benar-benar menerapkan sikap sopan dan santun di lingkungannya, baik kepadayang lebih tua maupun kepada yang

lebih muda. Berikut berikan beberapa buktinnya:

a. Gaya hidup kebarat-baratan. Tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi

hormat pada orang tua, kehidupan bebas remaja dan lain-lain. Hampir 50% dari remaja dunia terutama kaum perempuan, sudah kehilangan mahkota paling berharga

(22)

(narkotika). Itulah yang sangat kita sayangkan dari remaja kini, yang seharusnya mereka menjadi peran penerus pahlawan bangsa.

b. Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan musyawarah mufakat, dan gotong royong.

c. Semakin sedikit generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan budaya tradisional kita.

d. Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan

kesopanan.(dalamhttp://koleksi.org/artikel-globalisasi-teknologi-pengaruh-teknologi-pada-remaja, diakses 14 maret 2014).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, berkembangnya kecanggihan teknologi gadged di zaman dewasa ini dapat memberi pengaruh buruk pada siswa-siswi disekolah,

salah satunya adalah kurangnya intraksi sosial siswa didalam kelas seperti kurang komunikasi

secara face to face, siswa lebih asyik dengan gadgednya masing-masing dari pada berbincang dengan keluarganya atau sahabatnya, serta cenderug kurang berinteraksi dengan lingkungan

luar dan sekitarnya. Mereka merasa dimudahkan dengan teknologi maju sehingga mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas, lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan kekeluargaan, musyawarah mufakat, dan gotong royong. Mereka lupa

bahwa mereka adalah makhluk sosial. Dampak terburuk yang akan timbul adalah para siswa akan kesulitan untuk bersosialisasi dan menjalin relasi dengan orang-orang disekitarnya.

Dari hasil pengamatan peneliti saat melakukan observasi di SMAN 1 Pegajahan terdapat cukup banyak permasalahan yang dialami siswa terutama pada masalah sosial dengan teman sekelas. Di dalam kelas peneliti melihat kurangnya interaksi sosial yang

dilakukan siswa, baik itu dengan guru maupun dengan teman sekelasnya. Ketika guru melakukan tanya jawab didalam kelas terdapat beberapa siswa yang tidak mendengarkan dan

(23)

dan mendengarkan musik dengan hand sad secara diam-diam dibalik meja dan buku pelajaran mereka. Sehingga ketika guru melakukan interaksi tanya jawab, siswa tidak dapat

menjawab dengan baik. Begitu halnya antara siswa yang satu dengan siswa lainnya, ketika jam istirahat tiba terdapat beberapa siswa yang jarang sekali melakukan interaksi dengan

teman sekelasnya. Ketika bel istirahat berbunyi merekapun brhadapan kembali dengan gadgednya masing-masing.Siswa yang memiliki gadged/handphone tidak lagi perduli pada lingkungan sekitarnya, mereka seakan lupa dengan teman-teman sekelasnya.

Sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa siswa mengatakakan bahwa didalam kelas tersebut terdapat beberapa siswa kurang berintraksi

dengan teman sekelasnya dikarekan oleh gadged/handphone. Siswa yang tidak memiliki gadged merasa adanya kesenjagan sosial antara siswa yang memiliki handphone dengan siswa yang tidak memiliki handphone/gadged. Walaupun sekolah sudah melarang siswa

untuk membawa segala macam bentuk gadged. Tetap saja masih terdapat beberapa siswa yang diam-diam membawa handphone, laptop, mp3 dan lain sebagaiya.

Dari hasil wawancara dengan wali kelas juga mengatakan bahwa didalam kelas tersebut benar terdapat beberapa siswa yang masih kedapatan bermain gadgedya disaat guru menjelaskan. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa guru yang mengeluh dan melaporkan

bahwa terdapat beberapa siswa yang membawa dan menggunggunakan gadgednya disaat jam pelajaran belangsung. Hal ini menujukkan bahwa didalam kelas tersebut memang terdapat

permasalahan hubungan interaksi sosial yang buruk dikarenakan pengaruh gadged.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah diatas adalah dengan memberikan layanan bimbingan kelompok tekhnik diskusi kepada siswa-siswi

dimana layanan bimbingan kelompok ini secara umum memberikan pemahaman kepada siswa-siswi tentang berbagai hal sebagai upaya untuk memperbaiki interaksi sosial antar

(24)

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok

memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang

pemahaman dan kehidupannya sehari-hari serta untuk melatih mengembangkan kemampuan bersosialisasi, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi/berinteraksi

baik verbal maupun non verbal. Untuk dapat mencapai tujuan dari layanan bimbingan kelompok maka layanan ini diperkuat dengan menggunakan teknik diskusi kelompok

Alasan peneliti menggunakan bimbingan kelompok dikarenakan didalam bimbingan kelompok siswa akan melaksanakan kegiatan secara berkelompok untuk membahas masalah yang berhubungan dengan interaksi sosial yang memanfaatkan dinamika

kelompok.Sedangkan alasan peneliti memilih teknik diskusi adalah agar siswa merasa lebih nyaman karena konsep yang dibawakan lebih santai dan dibawakan diluar kelas agar tercipta

suasana yang lebih santai dan akrab.

Dimana, program ini dilakukan diluar jam pelajaran dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh

kesempatan untuk mengemukakan fikirannya masing-masing dalam memecahkan suatumasalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberikan peran-peran tertentu seperti

pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota.

Diharapkan dengan diberikan layanan dalam berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain maka siswa dapat lebih aktif berinteraksi dengan teman, guru, orang tua dan

lingkungan sekitarnya. Dan mengurangi aktifitas yang berlebihan di dunia maya.

Berdasarkan kondisi yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan

(25)

SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI

PADA KELAS X SMA NEGERI 1 PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI T.A 2013/2014’’

I.2. Identifikasi Masalah

Setiap individu harus memiliki interaksi sosial yang baik dengan lingkunganmya baik

dengan guru maupun teman. Tidak adanya interaksi sosial yang baik bisa disebabkan karena penggunaan gadged yang berlebihan. Karena peggunaan gadged yang berlebihan siswa di sekolah menjadi lebih senang menghabiskan waktu di dunia maya daripada berkomunikasi

dengan teman di dekatnya, siswa menjadi pasif dalam berteman dan berorganisasi, siswa menjadi ketergantungan dengan gadgednya sehingga ketika dihadapkan dengan orang lain

secara face to face siswa menjadi tidak nyaman. Selain itu, gadged dapat menimbulkan perilaku agresif siswa dikarenakan tayangan-tayangan yang tidak mendidik. Serta belum maksimal dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi dampak buruk

gadged pada siswa di sekolah.

I.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu layanan bimbingan kelompok teknik diskusi untuk mereduksi dampak buruk gadged dalam interaksi sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten

(26)

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut“Apakah pemberian layanan bimbingan kelompok

teknik diskusi mampu mereduksi dampak buruk gadged dalam interaksi sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai T.A 2014/2015”?

1.5. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai

adalah: “Untuk mengetahui dampak buruk gadged dalam interaksi sosial melalui layanan

bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai T.A 2014/2015”.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan dalam penelitian ini :

1. Bagi sekolah

Sebagai bahan refrensi bagi sekolah untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru

dalam penanaman sikap aktif siswa dalam berinteraksi di lingkungannya serta mengurangi dampak buruk gadged.

2. Bagi Guru

Dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkankan keterampilan mengajarnya khususnya dalam membimbing siswa-siswi untuk lebih aktif berinteraksi

dilingkungan sekitar mereka serta mengurangi aktivitas yang berlebihan di dunia maya. 3. Bagi guru BK

Sebagai bahan informasi untuk menjalankan tugas dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa yang berhubungan dengan pengaruh buruk gadged terhadap sikap

(27)

4. Bagi Siswa

Dapat lebih aktif berinteraksi dengan teman-temannya, guru, orang tua, masyarakat

sekitarnya, serta mampu mengurangi penggunaan gadged yang belebihan melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi.

5. Bagi Peneliti Lainnya

Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama.

6. Bagi Orang Tua Siswa

Sebagai bahan informasi bahwa gadged dapat memberikan dampak buruk bagi anak-anak, dan agar orang tua dapat ikut bekerjasama untuk mengajarkan kepada anak bahwa

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

a. Layanan bimbingan kelompok dapat memperbaiki hubungan interaksi sosial siswa dan mengurangi pengauh buruk gadged

b. Layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hubungan sosial siswa dan mereduksi dampak buruk dari

penggunaan gadged yang berlebihan.

c. Layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dapat membuat siswa lebih dekat dengan teman-teman yang ada dikelas. Selain itu melalui bimbingan kelompok ini siswa lebih

aktif dalam berinteraksi, berbaur dan bekerjasama dengan orang lain walaupun orang tersebut tidak begitu dekat sehingga hal ini menunjukkan sudah terjadi peningkatan dalam

hubungan sosial dan berhasil terminimalisirnya penggunaan gadged yang berlebihan. d. Keberhasilan yang diperoleh oleh siswa dalam memperbaiki hubungan interaksi sosial

dalam meminimalisir penggunaan gadged yang berlebihan yaitu melalui observasi

dilapangan selama proses penelitian berlangsung yang menunjukan perubahan yang mambaik, interaksi dan komunikasi yang membaik antar guru, teman sekelas, maupun

teman dari kelas lain dan juga pada hasil LAISEG sebagai tambahan setelah kegiatan berakhir untuk memperkuat bukti juga menunjukkan terjadi perubahan sikap dan perasaan siswa, khususnya bagi yang bermasalah. Selain itu juga menggunakan bukti konkrit

berupa skor nilai angket yang menurun. Pada pembagian angket awal siswa yang bermasalah tersebut hanya sampai pada kriteria Sedang bahkan ada beberapa yang

(29)

tersebut meningkat menjadi 50% pada kategori Cukup berhasil, dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 83% pada kategori Berhasil. Hal ini membktikan bahwa

penelitian ini berhasil dan layanan bimbingan kelompok teknik diskusidapat digunakan untuk mengurangi/mereduksi dampak buruk gadged dalam interaksi sosial siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya dan dari kesimpulan di atas makan saran dari peneliti yakni:

a. Kepada konselor maupun calon konselor diharapkan dapat menerapkan teknik Diskusi dalam layanan bimbingan kelompok guna meningkatkan interaksi sosial dan mengurangi

dampak buruk gadgeddi dalam kelas.

b. Kepada pihak sekolah diharapkan lebih mendukung program-program layanan bimbingan konseling di sekolah yang berkaitan dengan pengembangan diri siswa terutama yang erat

kaitannya dengan interaksi sosial siswa di sekolah.

c. Kepada siswa diharapkan lebih aktif berinteraksi secara face to face dan, bersosialisasi

dengan teman sebaya, dan mengurangi pemakaian gadged yang berlebihan.

d. Kepada peneliti lainnya yang berminat mengangkat judul mengenai dampak buruk gadged dalam interaksi sosial ini diharapkan mempertimbangkan variabel-variabel lain

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmadi, A. 2007.Play Stationikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Anik Fidiyanti, (Sumber:http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2261194-pengertian-interaksi/#ixzz34v9GwFHz, diakses 15 februari 2014).

Artikel Globalisasi Teknologi Pengaruh Teknologi Pada Remaja (http://koleksi.org/artikel-globalisasi-teknologi-pengaruh-teknologi-pada-remaja, diakses14 maret 2014).

Bambang, Sigit Susilo, Dkk. 2012.LKS IPLAY STATION Gemilang Semester 1.Palur : Cipta Pustaka.

Bloger. (Online) (http://www.tekno-pedia.com/gadget-dan pengertiannya/#ixzz34mF9wFFq, diakses 14 maret 2014).

Damayanti, Nindya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska

Departemen Pendidikan Nasional.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Jhon W. Santrock. 2007. Remaja. Jakarta : Erlangga

Jay Boana (Dalam Blognya http://portal.paseban.com/article/7000/pengertian-gadget. Diaksesdiakses 10 Mei 2014)

Uki Prastowo didalam (http://ukiparner.blogspot.com/2012/03/dampak-negatif-teknologi-di-bidang.html, Diakses 16 maret 2014).

Sholihin, O. 2007.Gaul Tekno Tanpa Eror.Jakarta: Gema Insani

Freud, S.(Online) (http://www.termasmedia.com/65-pengertian/70-pengertian.gadget.htmls, diakses 14 maret 2014)

(31)

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Partodihardjo, Soemarno. 2009. Tenntang Informasi Transaksi Elektronik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Soekanto, S. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Walgito, Bimo. 2003. Play Stationikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset

Gambar

Tabel 3.1. Alternatif Jawaban dalam Bentuk Skor ...............................64

Referensi

Dokumen terkait

Moewardi Surakarta yang sebagian besar berpendidikan D3 belum mempunyai motivasi diri yang tinggi untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai dengan apa

Penelitian ini mereplikasi dari Jha (2014), peneliti tertarik untuk mempelajari bagaimana manajer dengan gaya kepemimpinan transformasional dapat memberdayakan

Despite its problems; the novel's thrilling plot, the great acting and the superb score (by Hans Zimmer) make the movie an enjoyable experience, and while it definitely could had

[r]

[r]

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika melalui pendekatan heuristik sampai 75%, meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar

[r]

Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode resitasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar