• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS

TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN

TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

Siti Satriya Gusri*, Rahmanta**, dan Rujiman**

*Alumnus Mahasiswa PWD SPs USU

**Dosen PWD SPs USU

Abstract: The result of this study showed that (1) the result of multiple linear regression testsshowed that simultaneously the variables of working capital, labor wage, seeds, fertilizers and pesticides had significant influence on the income of the farmers. Partially, the variables of working capital and seeds had positive and significant influence on the income of the farmers, but the variables of labor wage and fertilizer had positive and insignificant influence on the income of the farmers. The variable with the most significant influence on the income of the farmers was working capital because its count value was bigger than that of the variables of labor wage, seeds, fertilizers and pesticides. (2) the decorative plant farming had positive impact on the regional development that can be seen from, first, it could hire or provide employment to 92 workers that it minimized the unemployment rate and poverty and will improve the welfare of decorative plant farmers, second, it could increase the income of decorative plant farmers through the marketing of their product. These decorative plants are not only marketed inside and outside local or regional areas but also exported overseas.

Abstrak: : Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) hasil analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa secara simultan variabel modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani. Secara parsial variabel modal dan bibit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani, upah tenaga kerja dan pupuk berpengaruh positif tetapi tidak signifikan sedangkan pestisida berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap pendapatan petani. Variabel yang memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap pendapatan petani adalah variabel modal kerja karena nilai t-hitung variabel modal kerja lebih besar dari nilai t-hitung variabel upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida. (2) Usahatani tanaman hias berdampak positif terhadap pengembangan wilayah, pertama dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja sebanyak 92 orang, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan akan meningkatkan kesejahteraan petani tanaman hias. Kedua dengan meningkatkan pendapatan petani tanaman hias yaitu melalui pemasaran hasil produksi. Pemasaran tanaman hias ini tidak hanya pada wilayah lokal dan luar daerah tetapi juga ada yang di ekspor.

Kata kunci:tanaman hias, pendapatan petani, pengembangan wilayah

PENDAHULUAN

Usaha tani tanaman hias merupakan jenis usaha tani yang belakangan ini banyak ditemui, khususnya di daerah Deli Serdang. Usaha tani ini dapat berupa budidaya tanaman hias dan perdagangan tanaman hias. Pada umumnya usaha tani ini terletak di pinggir jalan dan membentuk sentra usaha, terutama untuk petani tanaman hias. Keberadaan usaha tani tanaman hias dipinggir jalan secara tidak

langsung dapat berpengaruh terhadap kesejukan, keasrian dan kebersihan udara di sekitar lokasi, disamping dapat menjadi sumber pendapatan keluarga dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, tanaman hias dapat memperindah dan mempercantik kota.

(2)

a. Memberikan kesempatan bagi petani tanaman hias di pedesaan dalam usaha komoditas ekspor non migas.

b. Penyediaan lapangan kerja di bidang budidaya tanaman hias bagi keluarga. c. Peningkatan pendapatan petani tanaman

hias terhadap keluarga.

d. Pemanfaatan sumberdaya pertanian secara optimal.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang berpotensi untuk pengembangan tanaman hortikultura. Selain berpotensi pada tanaman hortikultura, Provinsi Sumatera Utara mempunyai potensi tanaman hias (florikultura) yang terdapat di Daerah Deli Serdang dan beberapa daerah lainnya. Pada umumnya tanaman hias di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang mengalami kemajuan yang cukup pesat, bila diukur dari peningkatan produksi, pemenuhan vahan baku dan konsumsi masyarakat serta peningkatan devisa negara melalui ekspor produksi tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang. Keberadaan usahatani tanaman hias tidak saja memberikan keuntungan pada petani, namun diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pengembangan wilayah di Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida berpengaruh terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dan juga menganalisis dampak usaha tani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

METODE

Penelitian dilakukan di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dan dilaksanakan mulai bulan April sampaidenganJuni 2014. Metode penentuan sampel yang dilakukan secara acak sederhana (Simple random sampling) di daerahpenelitian. Teknik

random sampling ini digunakan karena populasi yang terdapat di lokasi penelitian adalah homogen. Arti homogen adalah setiap petani tanaman hias yang berlokasi di

HASIL

1. Biaya Produksi Usahatani Tanaman Hias

Berdasarkan penggunaan faktor-faktor produksi, maka dapat diketahui jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani tanaman hias, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1, dalam hal ini biaya produksi dihitung per musim tanam.

Tabel 1. Rata-rata Biaya Produksi Per m2 Per Musim Tanam (6 Bulan) No. Biaya Produksi

(C)

Per Petani (Rp)

1. Bibit 7.390.500

2. Sewa Lahan 920.833

3. Upah Tenaga Kerja 5.236.500

4. Pupuk 1.409.167

5. Pestisida 1.844.267

6. Penyusutan Peralatan 211.658 Total Biaya Produksi 17.012.925 Sumber :Data Primer diolah, 2014

Pada tabel 1. dapat dilihat rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan petani per m2 per musim tanam (6 bulan), biaya produksi yang lebih besar adalah untuk bibit, yaitu Rp 7.390.500 (43,44%), kemudian upah tenaga kerja Rp 5.236.500 (30,77%), biaya pestisida Rp 1.844.267 (10,84%), biaya pupuk Rp 1.409.167 (8,28%), sewa lahan Rp 920.833 (5,41%) dan biaya produksi yang terkecil adalah biaya penyusutan peralatan Rp 211.658 (1,24%).

2. Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Tanaman Hias

Berikut ini jumlah produksi tanaman hias dan pendapatan petani di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Produksi dan Pendapatan Per m2 Per Musim Tanam (6 Bulan)

(3)

Padatabel 2. dapat dilihat rata-rata produksi sampai dengan pendapatan petaniper m2per musim tanam (6 bulan).Produksi tanaman hias (Y) per petani rata-rata 1.027 tanaman. Modal tanaman hias per petani rata-rata Rp 8.800.000,-, semakin kecil modal kerja maka pendapatan usahatani tanaman hias yang diperoleh petani semakin besar, begitu juga sebaliknya.

Penerimaan tanaman hias (TR) per petani rata-rata Rp 38.310.917,- tinggi rendahnya penerimaan dipengaruhi oleh harga jual dan jumlah produksi.Biaya produksi tanaman hias mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Adapun uraian dari biaya produksi sebagai berikut :

1. Bibit

Bibit tanaman hias per petani rata-rata Rp 7.390.500,-. Bibit/ tanaman ini terbagi atas tanaman proyek, tanaman taman, tanaman perdu, tanaman teduh, bunga gantung, tanaman palem dan tanaman pakis.

2. Sewa Lahan

Dilihat dari kepemilikan lahan di daerah penelitian, terbagi 2 yaitu lahan sewa dan lahan milik sendiri. Besarnya uang sewa tergantung kepada luas lahan yang disewa. Jumlah rata-rata biaya sewa lahan yang digunakan per musim tanam sebanyak Rp 920.833 per petani.

3. Upah Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan oleh petani berasal dari dalam dan luar keluarga. Upah tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja harian dan bulanan. Jumlah rata-rata upah tenaga kerja yang digunakan per musim tanam sebanyak Rp 5.236.500 per petani. 4. Pupuk

Jumlah rata-rata pupuk kandang dan kompos yang digunakan per petani adalah sebanyak 2,33 pickup dan 128,6 goni, dengan biaya pupuk kandang dan kompos rata-rata adalah sebesar Rp 257.167,- dan Rp 643.333,- sedangkan pupuk yang paling sedikit digunakan adalah pupuk NPK karena pupuk ini hanya diberikan pada saat pertumbuhan

daun agar tetap mempertahankan warna daun. Jumlah rata-rata pupuk NPK yang digunakan per petani adalah sebanyak 50,66 kg, dengan biaya pupuk NPK rata-rata adalah sebesar Rp 508.667 per petani.

5. Pestisida

Jumlah rata-rata antracol yang digunakan per petani adalah sebanyak 35,8 botol, dengan biaya antracol rata-rata adalah sebesar Rp 1.009.600 per petani. Jumlah rata-rata matador yang digunakan per petani adalah sebanyak 30,85 botol, dengan biaya matador rata-rata adalah sebesar Rp 617.000 per petani. Jumlah rata-rata decis yang digunakan per petani adalah sebanyak 10,88 botol, dengan biaya matador rata-rata adalah sebesar Rp 217.667 per petani.

6. Penyusutan Peralatan

Di daerah penelitian biaya penyusutan peralatan rata-rata adalah sebesar Rp 211.658 per petani.

PEMBAHASAN

Pengaruh Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pendapatan Petani

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

(4)

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Normal P-P Plot

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Histogram

b. Uji Multikolinieritas

Hasilpengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 3. sebagai berikut :

Tabel 3. Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

1. (Constant) Tolerance VIF

Modal .180 5.547

Upah TK .123 8.108

Bibit .104 9.651

Pupuk .209 4.792

Pestisida .102 9.793

Sumber :Data Primer diolah, 2014

Berdasarkan pada hasil pengolahan data, menunjukkan semua variabel independenmemiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan memiliki nilai Variance

(5)

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplots.

Gambar 3. Grafik Scatterplot

Dari grafik scatterplot pada gambar 3. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Jadi, dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa model regresi memenuhi syarat uji asumsi klasik.

2. Pengujian Hipotesis

Berikut ini diperlihatkan hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien t-hitung Signifikan Konstanta -97470,925 -0,032 0,974 Modal (X1) 1,121 9,450 0,000

Upah TK (X2)

0,126 0,154 0,878

Bibit (X3) 2,134 9,149 0,000

Pupuk (X4) 0,439 0,435 0,665

Pestisida (X5)

-2,990 -3,971 0,000

R2 0,966

t-tabel 2,000

F-hitung 307,393 0,000 F-tabel 2,39

Sumber :Data Primer diolah, 2014

Dari tabel 4, dapat dituliskan persamaan regresi pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap pendapatan petani, sebagai berikut :

Y = -97470,925 + 1,121 X1 + 0,126 X2 + 2,134 X3 + 0,439 X4 –2,990 X5

Nilai koefisien determinasi R2

sebesar 0,966 yang berarti bahwa variabelmodal, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisidasecara bersama-sama mampu menerangkan variasi pendapatan petani sebesar 96,6%. Sedangkan sisanya sebesar 3,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.

Nilai F-hitung sebesar 307,393 sedangkan nilai F-tabel sebesar 2,39 (0,05). Berdasarkan kriteria keputusan , maka Ha diterima karena hitung lebih besar dari F-tabel, ini berarti variabel modal, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani. Dengan pengujian simultan diatas telah diketahui, bahwa seluruh variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Namun perlu diketahui variabel bebas mana yang memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap pendapatan petani. Untuk itu maka perlu dilakukan pengujian parsial (Uji-t).Dari hasil pengujian parsial (Uji-t), dapat diketahui bahwa variabel bebas yang memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap pendapatan petani adalah variabel modal karena nilai t-hitung variabel modal kerja lebih besar dari nilai t-hitung variabel upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida. Persamaan regresi linier berganda diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

Konstanta (b0) sebesar -97470,925,- artinya jika tidak terdapat pengaruh dari modal, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida maka pendapatan petani akan menurun sebesar Rp 97470,925/ musim tanam (6 bulan).

Pengaruh Modal (X1) Terhadap

Pendapatan Petani

(6)

pendapatan petani.

Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani disebabkan modal merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu usaha tanaman hias dalam menjalankan proses produksi, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2004), yang menyimpulkan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan peternak ikan.

Pengaruh Upah Tenaga Kerja (X2)

Terhadap Pendapatan Petani

Koefisien regresi upah tenaga kerja (X2) sebesar 0,126, variabel upah tenaga kerja mempunyai nilai koefisien regresi yang bernilai positif, ini berarti jika setiap petani meningkatkan upah tenaga kerja sebesar Rp 1 maka pendapatan petani akan bertambah sebesar Rp 0,126/ musim tanam (6 bulan). Variabel upah tenaga kerja memiliki nilai t-hitung 0,154 sedangkan nilai t-tabel 2,000. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 diterima dan Ha ditolak karena hitung lebih kecil dari t-tabel, ini berarti variabel upah tenaga kerja mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap pendapatan petani.

Upah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan petani hal ini dikarenakan tenaga kerja merupakan faktor penting yang menentukan pembudidayaan usaha tanaman hias. Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah tenaga kerja dalam maupun luar keluarga, dimana apabila upah tenaga kerja ditambah maka pendapatan petani akan bertambah karena di dalamnya termasuk upah tenaga kerja dalam keluarga, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2004), yang menyimpulkan bahwa upah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak ikan.

Pengaruh Bibit (X3) Terhadap

Pendapatan Petani

Koefisien regresi bibit (X3) sebesar 2,134, variabel bibit mempunyai nilai

bertambah sebesar Rp 2,134/ musim tanam (6 bulan). Variabel bibit memiliki nilai t-hitung 9,149 sedangkan nilai t-tabel 2,000. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 ditolak dan Ha diterima karena t-hitung lebih besar dari t-tabel, ini berarti variabel bibit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani.

Bibit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani disebabkan bibit merupakan faktor penting dalam usahatani tanaman hias, semakin banyak bibit tanaman yang diproduksi maka semakin bertambah pendapatan petani, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murni (2003), yang menyimpulkan bahwa bibit berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi kol.

Pengaruh Pupuk (X4) Terhadap

Pendapatan Petani

Koefisien regresi pupuk (X4) sebesar 0,439, variabel pupuk mempunyai nilai koefisien regresi yang bernilai positif, ini berarti jika setiap petani meningkatkan pupuk sebesar Rp 1 maka pendapatan petani akan bertambah sebesar Rp 0,439/ musim tanam (6 bulan). Variabel pupuk memiliki nilai t-hitung 0,435 sedangkan nilai t-tabel 2,000. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 diterima dan Ha ditolak karena hitung lebih kecil dari t-tabel, ini berarti variabel pupuk mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap pendapatan petani.

(7)

Pengaruh Pestisida (X5) Terhadap

Pendapatan Petani

Koefisien regresi pestisida (X5) sebesar -2,990, variabel pestisida mempunyai nilai koefisien regresi yang bernilai negatif, ini berarti pemakaian pestisida telah berpengaruh terbalik terhadap pendapatan petani, dengan kata lain bahwa jika pestisida meningkat Rp 1 maka pendapatan petani akan menurun sebesar Rp 2,990/ musim tanam (6 bulan). Variabel pestisida memiliki nilai thitung -3,971 sedangkan nilai t-tabel 2,000. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 ditolak dan Ha diterima karena t-hitung lebih besar dari t-tabel, ini berarti variabel pestisida mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani.

Pestisida berpengaruh negatif terhadap pendapatan petani hal ini dikarenakan pemakaian pestisida yang digunakan telah melewati batas yang dibutuhkan oleh tanaman. hal ini disebabkan ada beberapa tanaman yang banyak menggunakan pemakaian pestisida terutama pada antracol dan matador, dengan banyaknya pemakaian pestisida maka tanaman akan rusak sehingga produksi akan menurun dan disamping itu akan mempengaruhi pendapatan petani, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murni (2003), yang menyimpulkan bahwa pestisida berpengaruh negatif terhadap produksi kol. Dampak Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Usahatani tanaman hias ini memberikan dampak yang positif terhadap pengembangan wilayah, hal ini dapat dilihat dari terbukanya kesempatan kerja untuk masyarakat sekitar,dengan kata lain usahatani tanaman hias ini mampu menyerap tenaga kerja.

Sesuai dengan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata setiap petani tanaman hias membutuhkan 1 orang tenaga kerja tetap dan 1-3 orang tenaga kerja harian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani tanaman hias dapat menyerap tenaga kerja yang diperlihatkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Penyerapan Tenaga Kerja Tanaman Hias

No. Jumlah Tenaga Kerja Jumlah

Sumber :Data Primer diolah, 2014

Pada tabel 5. dapat dilihat bahwa usahatani tanaman hias mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 92 orang. Kondisi ini memberikan dampak yang positif terhadap pemerintah Kecamatan Tanjung Morawa, sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran. Selain terhadap pendapatan petani, usahatani tanaman hias juga berpengaruh terhadap pengembangan wilayah dilihat dari pemasaran hasil produksi. Dengan melihat begitu besarnya pengaruh usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah, diantaranya dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja, membuka lapangan kerja barudan meningkatkan pendapatan melalui strategi pemasaran hasil produksi, sehingga dengan adanya usahatani tanaman hias ini memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian daerah.

Selanjutnya menurut tarigan (2009), menjelaskan bahwa dalam hal pengembangan wilayah (regional development) keterkaitan suatu sektor terhadap sektor lain dapat dilihat dari keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan ke belakang (backward linkage).

(8)

usahatani tanaman hias ini dari usaha yang masih tergolong skala kecil menjadi skala yang lebih besar, hal ini terlihat antara lain melihat wilayah pemasaran ke luar daerah maupun ke luar negeri.Usahataniiniperlu didukung oleh pemasaran yang direncanakan dengan lebih baik lagi, misalnya melalui kerjasama dari kalangan perantara baik ditingkat lokal/kabupaten, regional/luar provinsi maupun tingkat internasional. Selanjutnya usahatani tanaman hias di Kecamatan Tanjung Morawa juga akan memberikan daya menarik (backward linkage) terhadap pengembangan usaha-usaha penyediaan sarana produksi pertanian. Berikut rata-rata penggunaan sarana produksi pertanian per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Pertanian Per Musim Tanam (6 Bulan)

No. Uraian Jumlah

1. Bibit

Tanaman Proyek (Tanaman)

741

Tanaman Taman (Tanaman)

17

Tanaman Perdu (Tanaman)

79

Tanaman Teduh (Tanaman)

54

Bunga Gantung (Tanaman)

92

Tanaman Palem (Tanaman)

26

Tanaman Pakis (Tanaman)

18

Total 1.027

2. Pupuk

Pupuk Kandang (Pickup) 2 Pupuk Kompos (Goni) 129

Pupuk NPK (Kg) 51

Total 182

3. Pestisida

Antracol (Botol) 36

Matador (Botol) 31

Decis (Botol) 11

Total 78

Sumber :Data Primer diolah, 2014

Pada tabel 6. dapat dilihat bahwa bibit yang digunakan rata-rata per petani

untuk pestisida yang digunakan rata-rata per petani adalah sebanyak 78 botol. Dengan demikian, penggunaan sarana produksi diatas maka secara langsung membantu penjualan sarana produksi pertanian.

Di daerah penelitian untuk sarana produksi pertanian dapat dijangkau oleh petani, karena letak toko masih berada di desadan tersebar di daerah Kecamatan Tanjung Morawa. Dengan kata lain, meningkatnya sektor usahatani tanaman hias maka berkembang juga jumlah toko yang menyediakan sarana produksi pertanian.

KESIMPULAN

1. Hasil analisis menunjukkan secara parsial modal, upah tenaga kerja, bibit dan pupuk berpengaruh positif terhadap pendapatan petani. Sedangkan pestisida berpengaruh negatif terhadap pendapatan petani. Secara simultan modal, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani.

2. Usahatani tanaman hias berdampak positif terhadap pengembangan wilayah, pertama dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja sebanyak 92 orang, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan akan meningkatkan kesejahteraan petani tanaman hias. Kedua dengan pemasaran hasil produksi. Pemasaran tanaman hias ini tidak hanya pada wilayah lokal dan luar daerah tetapi juga ada yang di ekspor. Hal ini dapat dilihatrata-rata pendapatan yang diperoleh petani per musim tanam (6 bulan) adalah sebesar Rp 21.297.993,-. Nilai pendapatan ini cukup besar, sehingga akan mampu mendorong atau menggerakkan perekonomian daerah.

SARAN

(9)

hias terhadap pengembangan wilayah menunjukkan bahwa potensi usahatani tanaman hias di Kecamatan Tanjung Morawa masih dapat dikembangkan menjadi lebih besar. Sehubungan dengan hal tersebut, dibutuhkan peran aktif dari berbagai pihak, yaitu petani itu sendiri, masyarakat sekitar dan pemerintah.

3. Dalam rangka pengembangan wilayah, kepada pemerintah Kabupaten Deli Serdang disarankan untuk tetap memelihara kondisi infrastruktur di Kecamatan Tanjung Morawa Khususnya pada transportasi yang sudah baik untuk

mempermudah mobilitas perdagangan.

DAFTAR RUJUKAN

Adisasmita, R. 2008. Pengembangan Wilayah

KonsepdanTeori.GrahaIlmu. Yogyakarta.

Arifin, H.S. 2004.TanamanHiasTampil Prima. PenebarSwadaya. Jakarta.

Arumsari. 2000.

PengaruhKrisisEkonomiTerhadap Tingkat

PendapatanPetaniAnggrekDendrob ium SPP Di Wilayah KecamatanKebunJerukdanKecama

tanSerpong. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Hadjisarosa, P. 1995.

KonsepsiDasarPengembangan

Wilayah di Indonesia. Pus DiklatDepartemen PU. Jakarta.

Hanafiah, T. 1982. Pendekatan Wilayah TerhadapMasalah Pembangunan Pedesaan.

FakultasPertanianInstitutPertanian Bogor. Bogor.

Hermanto. B. 2003.ProspekPengembanganAgribi

snisBungaPotong Di KabupatenKaro.Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Miraza, B.H. 2005.Perencanaandan Pembangunan

Wilayah.IkatanSarjanaEkonomi Indonesia. Bandung.

Murni, F.D. 2003. Analisis Usahatani Kol dan Kaitannya dengan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo. Provinsi Sumatera Utara. Nasution, I.M. 2004. Pengaruh

Pembudidayaan Ikan Terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Simalungun. Desa Nagori Haranggaol. Kecamatan Haranggaol Horisan. Medan

Prihmantoro, et al.

2001.MembuatTanamanHiasTampi lUnik. PenebarSwadaya. Jakarta. Rahardi, F. et al.

1994.AgribisinisTanamanHias. PenebarSwadaya. Jakarta.

Rustiadi, et al. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crestpent Pres dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta.

Sirozujilam. 2006. Regional Planning and Development. WahanaHijau. JurnalPerencanaandanPengembang

an Wilayah. Soekartawi.1987.

IlmuUsahatanidanPenelitianUntukPe ngembanganPetani Kecil.Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekartawi. 1989.

PrinsipDasarEkonomiPertanian. TeoridanAplikasi.Rajawali Press. Jakarta.

Soekartawi.1993.

ManajemenPemasaranDalamBisni s Modern.Pustaka Harapan. Jakarta. Soekartawi. 2002. AnalisisUsahatani. UI

Press. Jakarta.

Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial. Aplikasi Teori Ekonomi Mikro. Erlangga. Jakarta.

Tarigan, R. 2009. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Tjakrawiralaksana, A. 1983.IlmuUsahatani. DepartemenSosek. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Triutomo, S. 1999. Pengembangan Wilayah Melalui Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu.

BPPT. Jakarta.

Wibowo, et al. 2004.Konsep, TeoridanLandasanAnalisis

Wilayah.Bayumedia. Malang. William, et al. 1998. Ekonomi Makro. PT.

Gambar

Tabel 1. Rata-rata Biaya Produksi Per m2
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Normal P-P Plot
Gambar 3. Grafik Scatterplot
Tabel 5. Distribusi Penyerapan Tenaga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada sistem berjalan, komunikasi antara customer dan perusahaan dilakukan melalui telepon atau dari pihak perusahaan membuat janji pertemuan dengan calon customer

Menggunakan dua metode yaitu Data Envelopment Analysis (DEA) dan regresi data panel, penelitian ini mengulas tentang teknis efisiensi pengeluaran pemerintah

Uji t digunakan mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan cara

Dan juga dengan menggunakan metode analisis network diketahui jalur-jalur kritis sehingga perusahaan harus selalu mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan yang

Menurut Ali dan Asrori. 2015:69-72 ada sejumlah faktor yang dalam kematangan emosional yaitu: 1) Perubahan Jasmani. Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan

Pengujian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dengan menggunakan uji t, dimana pengujian ini membandingkan antara

Seni 3.15.2-4.15.2: Menggambar alat-alat sekolah dan membuat tempat pensil dari lidi (HOTS) Materi yang masuk dalam SOP Untuk pembiasaan. 1.Bersyukur sebagai

Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh variabel independen price earning ratio (PER), book value ( BV ), debt to equity ratio ( DER ), return