ii
ABSTRACT
Bank Jabar Banten is a company engaged in banking, in particular financial transactions.On the tax payment process, still performed in a simple and semi-manual, although the computer has been available as supporting facilities for work activity, because taxpayers can not find the information that must be on a paid bill.For processing data and running reports are still using systems that are not structurally.For that needed a system that could support tax processing and payment processes in order to run correctly.
The methodology used or used in the development of this tax payment information system using a prototype paradigm. The tools used to describe the system model is a data flow diagram (FlowMap), context diagrams, and Data Flow Diagrams (DFD), as well as in database design using a data dictionary, normalization, and Entity Relationship Diagram (ERD). To implement the information system These payments, required supporting components in order to work properly. They are components using Visual Basic 6.0 programming language, and for storing data used SQL Server 2000 database.
The setting up of this tax payment information system in order to facilitate taxpayers to access information on the tax bill and for the employees in facilitating the process of tax payment as well as in data processing.
i
dilakukan secara sederhana dan semi manual, meskipun komputer telah tersedia sebagai fasilitas pendukung aktifitas kerja, karena wajib pajak belum bisa mengetahui informasi tagihan yang harus di bayar. Untuk pengolahan data dan laporan yang sedang berjalan saat ini masih menggunakan sistem yang belum terstruktur. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang bisa menunjang proses pembayaran dan pengolahan pajak agar dapat berjalan dengan baik.
Metodologi yang dipakai atau digunakan dalam pengembangan sistem informasi pembayaran pajak ini menggunakan paradigma prototype. Alat yang digunakan untuk menggambarkan model sistem adalah berupa diagram alir data (FlowMap), diagram konteks, dan Data Flow Diagram (DFD), serta dalam perancangan basis data menggunakan kamus data, normalisasi, dan Entity Relationship Diagram (ERD). Untuk mengimplementasikan sistem informasi pembayaran ini, dibutuhkan komponen pendukung agar dapat bekerja dengan baik. Komponen tersebut diantaranya menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0, dan untuk penyimpanan data digunakan database SQL Server 2000.
Dibangunnya sistem informasi pembayaran pajak ini agar dapat memudahkan wajib pajak untuk mengakses informasi tagihan pajak serta untuk pegawai dalam mempermudah melakukan proses pembayaran pajak serta dalam pengolahan datanya.
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi informasi di era globalisai ini telah mengalami
perubahan cukup pesat. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi
dewasa ini, informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan
suatu pekerjaan dan kegiatan. Sehingga dapat mempengaruhi aspek kehidupan.
Teknologi informasi merupakan sarana yang sangat penting dan
menunjang bagi suatu perusahaan baik negeri maupun swasta dalam skala kecil,
sedang, ataupun besar, sehingga dengan informasi dapat diharapkan
mempermudah pekerjaan dan tujuan dapat tercapai secara maksimal. Hal ini perlu
dilakukan agar dapat menyajikan informasi data lengkap dan dapat mengakses
data dan informasi secara cepat, efisien, dan akurat. Kecepatan dan ketepatan
dalam mendapatkan suatu informasi dapat didukung oleh sistem komputerisasi
yang dapat memudahkan dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data
perusahaan tersebut.
Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya perusahaan atau badan usaha
atau pun instansi tidak lepas dari pengaruh teknologi dalam kegiatannya terutama
teknologi komputer membuat suatu pekerjaan lebih efektif dan efisien.
Dalam hal ini di PT. Bank Jabar Banten adalah salah satu badan usaha
maka PT. Bank Jabar Banten sudah menggunakan teknologi komputer dalam
pelayanan dan segala aktivitasnya. Sektor ini sangat penting bagi Negara maka
harus benar-benar baik dalam segala aktivitasnya dan pelayanannya.
Bank merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
yang kegiatan utamanya menghimpun dana yang berasal dari masyarakat dalam
bentuk tabungan, macam-macam transaksi pembayaran dan lain-lain.
Pada PT. Bank Jabar Banten KCP Cipanas tersedia transaksi pembayaran
Pajak yakni Pajak SSP dan Pajak PBB. Pada bulan Februari 2003, dari seluruh
penduduk Indonesia yang jumlah sekitar 220 juta jiwa, yang terdaftar sebagai
Wajib Pajak baru sekitar 2 juta jiwa atau 0.9%. Rendahnya persentase jumlah
Wajib Pajak tersebut mengakibatkan masih rendah pula tingkat penerimaan
pajak. Selain karena belum meluasnya kesadaran masyarakat untuk membayar
pajak, diasumsikan pula salah satu faktor penyebabnya adalah kurang
memadainya fasilitas pelayanan pajak yang disediakan oleh pemerintah bagi
kemudahan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Hal ini menjadi tantangan bagi
Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak, bagaimana mengimbangi sektor swasta dalam
hal kecepatan dan efisiensi pemanfaatan jaringan media elektronik. Untuk
menjawab berbagai tantangan ini, sejak bulan Juli tahun 2002 Departemen
Keuangan telah menargetkan untuk merampungkan integrasi sistem pembayaran
pajak lebih praktis, sehingga wajib pajak dapat membayar pajaknya melalui
elektronik lainya.
Untuk pengolahan proses pembayaran pajak khususnya Pajak PBB dan
SSP ini masih dilakukan secara sederhana dan semi manual, meskipun komputer
telah tersedia sebagai fasilitas pendukung aktifitas kerja. Semua ini masih
memungkinkan terjadi kesalahan-kesalahan atau ketidaktepatan data
pembayarannya karena sistem yang digunakan belum terstruktur. Hal ini
dirasakan olek wajib pajak, karena tidak adanya sistem yang ditujukan untuk
wajib pajak yang ingin mengetahui informasi tagihannya dan sangat tidak efisien
dalam pembuatan surat tanda setoran pajak. Dan untuk pengolahan data dan
laporan yang sedang berjalan saat ini masih menggunakan sistem yang belum
terstruktur, yaitu menggunakan Microsoft Excel yang dirasa sudah tidak
memungkinkan lagi. Hal tersebut dirasakan oleh pihak PT. Bank Jabar Banten
KCP Cipanas dikarenakan pengolahan data-data pembayaran Pajak dan
pembuatan laporan menggunakan sistem tersebut dirasa kurang efektif dan efisien
serta keamanan datanya kurang, kerena pihak yang tidak berkepentingan nantinya
dapat melihat dan merubah data yang sudah ada, selain itu ketika karyawan adm
ingin melihat data-data pembayaran Pajak harus mencari satu persatu dan
membuka asrip-arsip sebelumnya.
Sedangkan wajib pajak yang ada di Cipanas sangat banyak. Jumlah yang
sangat banyak ini yang memungkinkan akan memakan banyak waktu ketika akan
yang berakibat ketidak akuratan data.
Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu sistem informasi
yang membantu pengolahan data dan laporan Pajak agar pekerjaan lebih cepat dan
tepat, dalam hal tersebut penulis mengambil judul “ Perancangan Sistem
Informasi Pelayanan Pembayaran Pajak di PT. Bank Jabar Banten KCP
Cipanas “.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dengan adanya masalah yang telah dijelaskan pada latar belakang
diatas, maka diperlukan suatu jalan keluar untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Maka penulis merumuskan masalah yang di hadapi pada proses
pembayaran pajak bumi dan bangunan ini adalah
a. Kurang optimalnya proses pembayaran pajak saat wajib pajak
melakukan transaksi pembayaran karena sistem masih sederhana dan
belum terstruktur.
b. Kurang efektif dalam proses pengolahan data pembayaran karena
menggunakan Microsoft Excel sehingga berakibat ketidak akuratan
data.
c. Tidak adanya sistem yang ditujukan untuk wajib pajak yang ingin
mengetahui informasi tagihannya dan tidak efisien dalam pembuatan
karena masih menggunakan sistem manual sehingga sulit untuk
mengetahui wajib pajak yang sudah membayar atau pun belum
membayar pajak.
e. Kurang efektif dalam pembuatan laporan pembayaran karena laporan
masih belum tersortir sehingga tidak dapat menampilkan laporan
sesuai kebutuhan.
Ada pun penjelasan tentang rumusan masalah, berdasarkan penjelasan
pada latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan masalah
yang akan dibahas yaitu :
1. Bagaimana sistem informasi pembayaran pajak yang berjalan di
PT. Bank Jabar Banten KCP Cipanas.
2. Bagaimana perancangan sistem informasi di PT. Bank Jabar
Banten KCP Cipanas yang dapat memperlancar transaksi
pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak dan memudahkan
pegawai dalam proses pengolahan data pembayaran Pajak .
3. Bagaimana cara pengujian sistem informasi pembayaran pajak di
PT. Bank Jabar Banten KCP Cipanas.
4. Bagaimana cara mengimplementasikan sistem informasi
Maksud yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membuat sistem
informasi pembayaran pajak PT. Bank Jabar Banten KCP Cipanas agar
transaksi pembayaran dan proses pengelohan datanya dapat lebih optimal.
Sedangkan tujuan dilaksanakannya penelitian adalah untuk :
1. Untuk mengetahui sistem informasi pembayaran pajak yang
sedang berjalan di PT. Bank Jabar Banten KCP Cipanas.
2. Untuk membuat perancangan sistem informasi pembayaran pajak
di PT. Bank Jabar Banten KCP Cipanas agar yang dapat
memperlancar transaksi pembayaran yang dilakukan oleh wajib
pajak dan memudahkan pegawai dalam proses pengolahan data
pembayaran pajak.
3. Untuk mengetahui analisis dan pengujian program pada PT.
Bank Jabar Banten KCP Cipanas.
4. Untuk mengetahui implementasi sistem informasi pembayaran
pajak PT. Bank Jabar Banten KCP Cipanas.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Perusahaan
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan
sistem yang akan dibuat dalam segi informasi dan teknologi khususnya.
2. Bagi Wajib Pajak
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
informasi tentang sistem informasi pembayaran pajak, agar wajib pajak
menyadari pentingnya pemahaman sistem informasi pembayaran pajak ini
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembandingan antara ilmu
manajemen dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan.
Sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan
ilmu Manajemen Informatika yang sudah ada ditahapkan pada dunia
nyata dan dapat menguntungkan berbagai pihak.
2. Bagi Peneliti Lain
Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
dan referensi untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan
khususnya tentang suatu sistem informasi yang memiliki nilai mutu dan
Untuk menambah wawasan di bidang pengelolahan data informasi,
penelitian ini di harapkan dapat menambah masukan dan pengeluaran
dalam pengaplikasian ilmu yang di dapat.
1.5 Batasan Masalah
Untuk mengkaji suatu permasalahan yang di hadapi oleh perusahaan
tersebut dalam hal ini penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas,
agar pembahasan dan penyusunan dapat di lakukan secara terarah dan
tercapai dengan tujuan yang di harapkan serta untuk menghindari luasnya
masalah. Maka penulis membatasi masalah yang akan di bahas yaitu :
1. Sistem ini hanya dibatasi pada pengolahan dan proses pembayaran
pajak di PT. Bank Jabar Banten KCP Cipanas .
2. Pada sistem ini proses pembayaran khusunya pajak bumi dan
bangunan hanya bisa dilakukan oleh wajib pajak yang kepemilikannya
berada di Cipanas.
3. Sistem pembayaran pajak ini hanya bisa diterapkan di PT. Bank Jabar
Banten KCP Cipanas.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dijadikan objek Penelitian adalah PT. Bank Jabar Banten
KCP Cipanas yang beralamat di Jl. Raya Cipanas No.12 A Cipanas. Adapun
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
Nama Kegiatan
Feb Mar April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Planing
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pengumpulan
Data
Mengembangkan
Prototipe
a. Analisis
b. Design
c. Pengujian
Black Box
Evaluasi Prototipe
Implementasi
10 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen didalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem
informasi (information sistem) atau disebut juga dengan processing sistem atau
information-generating sistem.
2.1.1 Pengertian Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yang
menekankan kepada prosedur dan pada elemen dan komponennya.
Menurut Jogiyanto ( 2005 : 1 ) Pendekatan sistem yang lebih menekankan
pada prosedur adalah :
“Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu aturan tertentu”.
Menurut Jogiyanto ( 2005 : 2 ) Pendekatan sistem yang lebih menekankan
pada elemen dan komponennya adalah :
“Sistem adalah kumpulan dari elemen – elemen yang berintegresi untuk
Menurut Azhar Susanto ( 2004 : 18 ) adalah :
“ Sistem adalah sebagai kumpulan / group dari bagian / komponen apa
pun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis unutk mencapai satu tujuan tertentu.”
Menurut Zulkifli Amsyah ( 2005 : 27 ) adalah :
“ Sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk
satu kesatuan atau organisasi.”
Menurut Raymond McLeod, Jr dan George Schell ( 2004 : 9 ) adalah :
“ Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama mencapai suatu tujuan.”
Kelima pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem merupakan
suatu kumpulan dari elemen-elemen atau jaringan kerja yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan terrtentu.
2.1.2 Bentuk Umum Sistem
Bentuk umum dari sistem terdiri dari atas masukan, pengolahan dan keluaran.
Dalam bentuk umum sistem ini biasa melakukan satu atau lebih masukan yang akan
Gambaran umum mengenai sistem ditunjukan pada gambar berikut ini :
Masukan Pengolahan Keluaran
Gambar 2.1 Bentuk Umum Sistem
( Sumber : Zulkifli Amsyah, 2005, Manajemen Sistem Informasi, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.)
2.1.3 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karateristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu :
1. Komponen Sistem ( Component )
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau
bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem
untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan.
2. Batas Sistem ( Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas sistem
3. Lingkungan Luar Sistem ( environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat jaga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan
luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian
harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan
harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu
kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran
(output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem
yang lainnya dengan malalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem
dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan (input) adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya
sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk
6. Keluaran Sistem (output)
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Misalkan untuk sistem
komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan
merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang
dibutuhkan.
7. Pengolahan Sistem (process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (Objeck)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective) kalau
suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan berguna.
Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Sub Sistem
Sub Sistem
Sub Sistem Sub Sistem
Input
Lingkungan luar
Interface
Boundary Boundary
Boundary Pengelola
han output
Gambar 2.2 Karakteristik Sistem
(Sumber : Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi,
2.1.4 Klasifikasi Sistem
Sistem-sistem yang ada dapat diklasifikasikan kedalam bentuk yang lebih
spesifik.
Menurut Azhar Susanto ( 2004 : 28 ) adalah :
“Diperlukan adanya kriteria-kriteria dasar yang mampu membedakan
antara sistemyang satu dengan sistem yang lainnya.”
Seperti dapat dilihat pada tabel 2.1 yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1 Pengklasifikasian Sistem
Kriteria Klasifikasi
Lingkungan Sistem terbuka Sistem tertutup
Asal pembuatannya Buatan manusia Buatan alamiah
Keberadaannya Sistem berjalan Sistem konsep
Kesulitan Sulit / komplek Sederhana
Output / Kinerjanya Dapat dipastikan Tidak dapat dipastikan
Waktu keberadaannya Sementara Selamanya
Wujudnya Abstrak Ada secara phisik
Tingkatannya Subsistem / sistem Super sistem
Penjelasan mengenai tabel pengklasifikasian yang telah dicantumkan pada
tabel adalah sebagai berikut :
1. Sistem Terbuka dan Tertutup
Sistem terbuka adalah bila aktifitas di dalam sistem tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya. Sistem tertutup adalah apabila aktifitas di dalam sistem
tersebut tidak dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya.
2. Sistem Buatan Manusia dan Tuhan
Salah satu contoh sistem yang dibuat oleh manusia adalah seperti mobil,
organisasi atau perusahaan. Sistem yang dibuat oleh Tuhan adalah manusia,
pohon-pohon yang ada disekitar kita.
3. Sistem Berjalan dan Konseptual
Sistem yang berjalan adalah sistem yang sedang digunakan saat ini. Sistem
secara konseptual adalah sistem yang menjadi harapan atau masih diatas
kertas.
4. Sistem Sederhana dan Komplek
Sistem sederhana adalah sistem yang memiliki sedikit tingkatan subsistem.
Sistem komplek adalah sistem yang memiliki banyak tingkatan susbsistem.
5. Kinerja Yang Dapat Dipastikan dan Tidak Dapat Dipastikan
Sistem yang kinerjanya dapat dipastikan adalah sistem yang dapat ditentukan
pada saat sistem akan dan sedang dibuat. Sistem yang kinerjanya tidak dapat
dipastikan adalah sistem yang tidak dapat ditentukan dari awal tergantung
6. Sementara dan Selamanya
Sistem sementara artinya sistem yang hanya digunakan untuk periode waktu
tertentu. Sistem selamanya artinya sistem yang digunakan untuk waktu yang
telah ditentukan.
6. Ada Secara Phisik dan Abstrak atau Non Phisik
Ada secara phisik artinya disini dapat diraba, sedangkan abstrak atau non
phisik artinya tidak dapat diraba.
7. Sistem, Subsistem dan Supersistem
Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dalam sebuah sistem, sedangkan
supersistem adalah sistem yang lebih besar.
8. Bisa Beradaptasi dan Tidak Beradaptasi
Sistem yang bisa beradaptasi adalah sistem yang bias menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya, sedangkan sistem yang tidak dapat beradaptasi
adalah sistemyang tidak bias menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
2.2 Konsep Dasar Informasi
Pada konsep dasar informasi akan menjelaskan mengenai definisi informasi,
siklus informasi dan kualitas informasi.
2.2.1 Definisi Informasi
Informasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting di dalam
organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh,
Menurut Azhar Susanto (2004 : 18) adalah :
“ Informasi adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat.”
Menurut Jogiyanto ( 2005 : 8 ) adalah :
“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.”
2.2.2 Siklus Hidup Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna. Data yang
diolah melalui suatu model informasi. Penerima akan menerima informasi tersebut
dan membuat keputusan serta diwujudkan dengan suatu tindakan yang berarti
menghasilkan suatu tindakan yang membuat sejumlah data kembali. Data tersebut
akan ditanggap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnnya
sehingga membentuk suatu siklus.
Untuk lebih jelasnya siklus informasi dapat dijelaskan dengan gambar sebagai
berikut. Adapun gambar siklus informasi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah
PROSES (MODEL)
INPUT (data)
DATA (ditangkap)
PROSES (tindakan)
DASAR DATA
OUTPUT (information)
PENERIMA
Keputusan Tindakan
Gambar 2.3 Siklus Informasi
(Sumber : Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi,
Andi, Jogyakarta. )
2.2.3 Kualitas Informasi
Menurut Jogiyanto ( 2005 : 10 ) Kualitas dari suatu informasi tergantung dari
3 hal yaitu:
1. Akurat (accurat)
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan–kesalahan dan informasi harus
mencerminkan maksudnya.
2. Tepat waktu (time lines)
Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi
yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi
3. Relevan (relevance)
Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat oleh pemakai, dimana
relevansi untuk tiap–tiap individu tergantung pada yang menerima dan yang
membutuhkan.
2.2.4 Nilai Informasi
Menurut Jogiyanto ( 2005 : 11 ) adalah :
”Nilai informasi (value of information ) ditentukan oleh dua hal yaitu
manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi bernilai jika manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkanya”.
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Azhar Susanto (2004 : 55) adalah :
“ Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik
maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama dan bekerja sama
secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna.”
Menurut Jogiyanto ( 2005 : 11 ) adalah :
“ Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi sari suatu organisasi dan menyediakan
Sistem informasi merupakan komponen-komponen yang saling
berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi,
pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan.
2.3.1 Komponen sistem informasi
Menurut Jogiyanto ( 2005 : 12 ) Komponen sistem informasi terdiri dari
beberapa hal sebagai berikut :
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi procedure, logika dam model matematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data
dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” (tool-box) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
dan membantu pengendalikan dari sistem secara keseluruhan.
5. Blok Basis Data
Basis Data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
6. Blok Kendali
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya
bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak
efisienan, sabotase dan lain sebagainya.
2.3.2 Kegiatan sistem informasi
Kegiatan yang terdapat dalam sistem informasi adalah sebagai berikut
1. Input, menggambarkan bagaimana suatu kegiatan menyediakan data
untuk diproses.
2. Proses (process), menggambarkan bagaimana suatu data di proses untuk
menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.
4. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data .
5. Kontrol, suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi
tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2.4 Pengertian Bank
Bank merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang
kegiatan utamanya menghimpun dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk
tabungan, macam-macam transaksi pembayaran dan lain-lain.
“ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.” ( Kasmir, 2002)
2.4.1 Jenis Bank
Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank
berdasarkan undang-undang, yaitu :
1. Bank umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama dalam
memberikan kredit jangka pendek.
2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
2.4.2 Tujuan Bank
Menurut Dahlan Siamat (2001:88) Fungsi dasar dan bank dapat dilihat dari
keterangan berikut. Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut :
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi.
2. Menciptakan uang
3. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.
4. Menawarkan jasa - jasa keuangan lain.
5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional.
6. Menyediakan pelayanan penyimpanan untuk barang - barang berharga.
7. Menyediakan jasa - jasa pengelolaan dana.
2.5 Pajak
Menurut Rochmat Soemitro dalam buku Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2002
berpendapat bahwa:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya
2. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara secara langsung dapat
ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
3. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2.5.1 Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan terhadap bumi dan
bangunan.
2.5.1.1 Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Siti Kurnia Ayu (2005:273) adalah:
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa, tambak,
perairan ) serta laut yang ada di wilayah Republik Indonesia.
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah dan atau perairan. Termasuk didalamnya adalah :
1. Jalan lingkungan
2. Kolam renang
3. Pagar mewah
4. Air conditioner, listrik, tanki minyak
2.5.1.2 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan
Menurut Siti Kurnia Ayu (2005:279) Tata cara pembayaran pajak adalah :
Pajak terhutang harus sudah dilunasi selambat-lambatnya 6 bulan sejak
tanggal diterimanya SPPT, sedangkan pajak terutang yang disebabkan karena
penerbitan SKP, pelunasannya selamnat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterimanya SKP. Terhadap Pajak Tehutang yang tidak dilunasi atau masih kurang
bayar sampai dengan saat tanggal jatuh tempo, maka akan dikenakan denda
administrasi sebesar 2% per bulan atas keterlambatan tersebut dihitung mulai tanggal
jatuh tempo. Dengan pengenaan denda maksimal 24 (dua puluh empat) bulan.
Denda administrasi ditambah dengan pokok pajak terhutang yang belum
atau kurang bayar ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP), yang
jangka waktu pelunasannya adalah paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal STP
diterima. Pembayaran dapat dilakukan di Bank Pemerintah atau Kantor Pos yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak (SKP)
dan Surat Tagihan Pajak (STP) dapat menjadi dasar dari penagihan pajak berdasarkan
UU No.19 Tahun 1997 tentang Penagihan pajak dengan Surat Pajak.
2.5.1.3 Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Siti Kurnia Ayu (2005:284) Tata cara penagihan pajak bumi dan
bangunan adalah :
Dan Surat Tagihan Pajak (STP) dapat menjadi dasar dari penagihan Pajak
berdasarkan UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan pajak dengan Surat Paksa.
Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah objek pajak yang :
1. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang
ibadah, social, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang tidak
dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.
2. Digunakan unutk kuburan umum, peninggalan purbakala
3. Digunakan untuk hutan lindung
4. Digunakan untuk perwakilan diplomatik berdasarkan asas perlakuan
timbal balik
5. Digunakan untuk gedung pemerintah diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
2.5.2 Pajak Penghasilan ( self assessment sistem )
Menurut Siti Kurnia Ayu (2005:273) adalah:
Subjek pajak adalah orang atau badan yang ditunjuk oleh undang-undang
untuk dikenakan pajak. Pajak Penghasilan merupakan pajak subjektif sehingga untuk
dapat mengenakan PPh, yang pertama akan dilihat adalah kondisi subjeknya. Setelah
itu dilihat apakah objek yang dimilikinya merupakan objek pajak yang dikenai pajak
2.5.2.1 Subjek Pajak Orang Pribadi
Wajib pajak orang pribadi setiap tahun harus melaporkan penghasilan yang
diperolehnya selama satu tahun tersebut. Penghasilan yang dilaporkan adalah setiap
tambahan kemampuan ekonomis wajib pajak yang berupa uang dan berupa barang (
sesuai dengan pasal 4 ayat 1 UU KUP). Seandainya ada penghasilan neto yang belum
dilaporkan dalam tahun sebelumnya maka dapat dilaporkan dengan mengadakan
pembetulan atas SPT yang telah dilaporkan.
2.5.2.2 Subjek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri
Subjek pajak orang pribadi luar negeri adalah orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan, tapi memperoleh penghasilan dari Indonesia. Batasan
183 hari adalah batasan waktu (time test) yang digunakan untuk memutuskan status
wajib pajak jika antara Indonesia dan Negara asal Wajib Pajak belum ada status wajib
pajak jika antara Indonesia dan Negara asal Wajib Pajak belum ada status wajib pajak
antara Indonesia dan Negara asal Wajib Pajak belum ada Tax Treaty. Bila ada, maka
batasan waktu didasarkan ketetapan dalam Tax Treaty.
2.6 Pengertian Pembayaran
“ Pembayaran adalah seperangkat komponen yang secara bersama-sama
satu pihak ke pihak lain. Pihak yang dimaksud di sini bisa berupa perorangan, perusahaan maupun bank. “
(Sumber : http://www.bi.go.id/web/id/FAQ_web/Sistem+Pembayaran/ 5 Juni 2010)
2.6.1 Cara-Cara Pembayaran
Banyak cara pembayaran yang dipergunakan tetapi yang lazim dipergunakan
adalah :
1. Advance Payment (Cash in Advance)
2. Open Account
3. Consignment
4. Collection Basis
5. Letter of Credit
(Sumber : http://www.nusaweb.com/industry/lc_pembayaran.htm)
2.7 Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi yang dibuat oleh penulis adalah arsitektur aplikasi yang
terintegrasi atau disebut juga aplikasi yang berbasis client server.
2.7.1 Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah himpunan interkoneksi antar 2 komputer autonomous
Bila sebuah komputer dapat membuat komputer lainnya restart, shutdown atau
melakukan control lainnya, maka komputer-komputer tersebut bukan autonomous
(tidak melakukan control terhadap komputer lain dengan akses penuh)
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar
data atau informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti file, printer, media
penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-room, flask disk). Data yang berupa teks,
audio, maupun video bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel sehingga
memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar
file atau data mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware atau
software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-bersama.
(Sumber : http://computer-help-center.com/computer-networking)
2.7.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Menurut Azhar Susanto ( 2004 : 242 ) Ada empat kategori utama jaringan
komputer yaitu :
1. LAN (Local Area Network)
LAN digunakan untuk menghubungkan komputer yang berada di dalam suatu
area kecil, misalnya di dalam suatu gedung atau kampus. Jarak antara
komputer yang dihubungkan bisa mencapai 5 sampai 10 km. Suatu LAN
2. MAN (Metropolitan Area Network)
MAN merupakan suatu jaringan yang cakupannya meliputi suatu kota.
Jangkauan MAN bisa mencapai 10 km sampai beberapa ratus km. Suatu
MAN biasanya bekerja pada kecepatan 1,5 sampai 150 Mbps.
3. WAN (Wide Area Network)
WAN dirancang untuk menghubungkan komputer-komputer yang terletak
pada suatu cakupan geografis yang luas. Cakupan WAN bisa meliputi 100
km sampai 1000 km, dan kecepatan antar kota bisa bervariasi antara 1,5 Mbps
sampai 2,4 Gbps.
4. GAN (Global Area Network)
GAN merupakan suatu jaringan yang menghubungkan negara-negara di
seluruh dunia. Kecepatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai dengan
100 Gbps dan cakupannya mencapai ribuan kilometer.
(Sumber : http://fadel05.tripod.com/network/jaringan.html).
2.7.3 Topologi Jaringan Komputer
Topologi jaringan atau arsitektur jaringan adalah gambaran perencanaan
hubungan antar komputer dalam Local Area Network yang umumnya menggunakan
kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor, Ethernet card, dan perangkat
Ada beberapa jenis topologi yang terdapat pada hubungan komputer pada
jaringan local area, seperti :
1. Topologi Bus
Topologi ini merupakan bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup,
dimana di sepanjang kabel terdapat node-node. Signal dalam kabel dengan
topologi ini dilewati satu arah sehingga memungkinkan sebuah collision terjadi.
Gambar 2.4 Topologi bus
(Sumber : http://fadel05.tripod.com/network/jaringan.html).
2. Topologi Ring
Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node. Signal
mengalir dalam dua arah sehingga dapat menghindarkan terjadinya collision
sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan data yang sangat cepat. Semua
komputer saling tersambung membentuk lingkaran seperti bus tetapi ujung-ujung
bus disambung. Data yang dikirim diberi address tujuan sehingga dapat menuju
Gambar 2.5 Topologi Ring
(Sumber : http://fadel05.tripod.com/network/jaringan.html).
3. Topologi Star
Karakteristik dari topologi jaringan ini adalah node (station) berkomunikasi
langsung dengan station lain melalui central node (hub/switch), traffic data
mengalir dari node ke central node dan diteruskan ke node (station) tujuan. Jika
salah satu segmen kabel putus, jaringan lain tidak akan putus.
Gambar 2.6 Topologi Star
4. Topologi Tree / Hierarchical
Tidak semua stasiun mempunyai kedudukan yang sama. Stasiun yang
kedudukannya lebih tinggi menguasai stasiun dibawahnya, sehingga jaringan
sangat tergantung pada stasiun yang kedudukannya lebuh tinggi (Hierathical
topology) dan kedudukan stasiun yang sama disebut peer topology.
Gambar 2.7 Topologi Tree / Hierarchical
(Sumber : http://fadel05.tripod.com/network/jaringan.html).
2.7.4 Manfaat Jaringan Komputer
Secara umum, jaringan mempunyai beberapa manfaat yang lebih
dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri dan dunia usaha telah pula
mengakui bahwa akses ke teknologi informasi modern selalu memiliki keunggulan
Adapun beberapa manfaat jaringan komputer diantaranya adalah :
1. Jaringan memungkinkan manajemen sumber daya lebih efisien. Misalnya,
banyak pengguna dapat saling berbagi printer tunggal dengan kualitas tinggi,
dibandingkan memakai printer kualitas rendah di masing-masing meja kerja. Selain
itu, lisensi perangkat lunak jaringan dapat lebih murah dibandingkan lisensi
stand-alone terpisah untuk jumlah pengguna sama.
2. Jaringan membantu mempertahankan informasi agar tetap handal dan
up-to-date. Sistem penyimpanan data terpusat yang dikelola dengan baik memungkinkan
banyak pengguna mengakses data dari berbagai lokasi yang berbeda, dan membatasi
akses ke data sewaktu sedang diproses.
3. Jaringan membantu mempercepat proses berbagi data (data sharing).Transfer
data pada jaringan selalu lebih cepat dibandingkan sarana berbagi data lainnya yang
bukan jaringan.
4. Jaringan memungkinkan kelompok-kerja berkomunikasi dengan lebih efisien.
Surat dan penyampaian pesan elektronik merupakan substansi sebagian besar sistem
jaringan, disamping sistem penjadwalan, pemantauan proyek, konferensi online dan
groupware, dimana semuanya membantu team bekerja lebih produktif.
5. Jaringan membantu usaha dalam melayani klien mereka secara lebih efektif.
Akses jarak-jauh ke data terpusat memungkinkan karyawan dapat melayani klien di
2.8 Pengertian Client Server
Client Server dapat diartikan sebagai kemampuan komputer untuk meminta
layanan request data kepada komputer lain. Komputer yang meminta layanan disebut
sebagai client, sedangkan yang menyediakan layanan disebut sebagai server.
Pengertian lain, client melakukan permintaan suatu informasi atau mengirim
perintah ke server. Server akan menerima permintaan dan perintah client. Kemudian
server akan memproses memproses berdasarkan permintaan tersebut, dan
mengembalikan kepada client sebagai hasil proses yang sudah dilakukan.
Gambar 2.8 Arsitektur Model Client Server
(Sumber : Antonius Rachmat C, S.Kom, Pemograman Jaringan Modul 21.)
a) Service Request adalah permintaan dari client baik berupa permintaan data
maupun perintah ke server.
b) Service Response berupa balasan dari server atas permintaan dari client berupa
hasil proses.
Client – Web Browser
Middleware
PHP, JSP,ASP
Server –
Apache, IIS
Service Request Services Response
Database: MySQL, Oracle
Data yang diminta oleh client dapat diambil dari database pada sisi server yang sering
disebut database server, seperi misalnya MySQL, PostgreSQL, Oracle, atau SQL
Server.
Karakteristik Client-Server:
1. Client dan Server merupakan item proses (logika) terpisah yang bekerja sama
pada suatu jaringan komputer untuk mengerjakan suatu tugas.
2. Service : Menyediakan layanan terpisah yang berbeda.
3. Shared resource : Server dapat melayani beberapa client pada saat yang sama dan
mengatur pengaksesan resource.
4. Asymmetrical Protocol : Antara client dan server merupakan hubungan
one-to-many. Client memulai komunikasi dengan mengirim request ke server. Server
menunggu permintaan dari client. Kondisi tersebut juga memungkinkan
komunikasi callback.
5. Transparency Location : Proses server dapat ditempatkan pada mesin yang sama
atau terpisah dengan proses client. Client server akan menyembunyikan lokasi
server dari client.
6. Mix-and-match : Tidak tergantung pada platform
7. Message-based-exchange : Antara client dan server berkomunikasi dengan
mekanisme pertukaran message.
8. Encapsulation of service : Message memberitahu server apa yang akan
9. Scalability : Sistem C/S dapat dimekarkan baik vertikal maupun horizontal.
10. Integrity : Kode dan data server diatur secara terpusat, sedangkan pada client
tetap pada komputer tersendiri.
2.9 Perangkat Lunak Pendukung
Perangkat lunak yang penulis gunakan dalam membuat program aplikasi ini
adalah MySql sebagai pengolah database dan pembuatan program aplikasi dengan
menggunakan Visual Basic 6.0.
2.9.1 Sekilas Tentang Program Visual Basic
Menurut Marlon Leong ( 2006 : 3) adalah :
Pemograman Visual Basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang
berbasiskan windows. Bahasa pemograman pada saat ini banyak sekali jumlahnya
dimana – mana, kebanyakan berbasis windows. Program aplikasi berbasis windows
lebih efisien dan mudah dimengerti serta tampilannya lebih menarik daripada
program berbasis DOS.
Sejarah perkembangan Visual Basic berasal dari pengembangan bahasa basic
di Dortmouth Collige, Amerika Serikat (1960), selanjutnya pada tahun 1982 bahasa
pemrograman Visual Basic dibuat dengan basic MS_DOS yang pada waktu itu
dikenal dengan bahasa Quick Basic. Visual Basic biasa digunakan untuk pembuatan
aplikasi grafis yang dapat menampilkan tampilan grafis yang sangat bagus dan
Visual Basic 6.0 juga merupakan salah satu pemograman OOP (Object
Oriented Programming) yaitu pemograman berorientasi objek yang sangat kuat,
berguna dan mudah dipakai.
2.9.2 SQL Server
Menurut Ketut Damayuda ( 2007: 7) adalah :
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL
(bahasa Inggris: database management sistem) atau DBMS yang multithread,
multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL
tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License
(GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus
dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Tidak sama dengan
proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh
komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya
masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia
MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya.
Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah
Gambar 2.9 Tampilan SQL Server 2000
2.9.3 Crystal Report
Crystal Report adalah sebuah software yang digunakan dalam pembuatan
laporan yang dapat dipadukan dengan visual basic. Crystal Report merupakan
program khusus untuk membuat laporan yang terpisah dengan program Microsoft
Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan (Linkage). Mencetak dengan
crystal report hasilnya lebih baik dan lebih mudah, karena pada Crystal Report
41 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai
topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian ini dilakukan
untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
“Bank Jabar” demikian sebutan untuk Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat, berdirinya dilatarbelakangi oleh Peraturan Pemerintah RI nomor 33 tahun
1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang
dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda berkedudukan di Bandung
yang di nasionalisasi NV Denis ( De Eerste Nederlansche Indische Shareholding),
selanjutnya pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dengan penyerahan pengelolaan NV Denis yang sebelumnya perusahaan tersebut
bergerak di bidang bank hipotek kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat maka
dimulailah sejarah perkembangan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1060
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan akta notaris Noezar 152 tanggal 21
MAret 1061 dan nomor 184 tanggal 13 Mei 1961 mendirikan PT. Bank Karya
Pembangunan dengan modal dasar pertama kalinya berasal dari kas daerah
sebesar Rp. 2.500.000,00 ( dua juta lima ratus ribu rupiah ). Pendirian PT. Bank
Provinsi Jawa Barat No.7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961 dengan nama PD.
Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat dan diresmikan pendiriannya pada
tanggal yang sama oleh Pejabat Presiden RI Bapak Ir. H. Djuanda Kartawidjaja.
Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan
Daerah Jawa Barat telah dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.
11/PD-DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972 tentang kedudukan hukum Bank Karya
Pembangunan Daerah yang berusaha di bidang perbankan.
Melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1/DP-040/PD/1978
tanggal 27 Juni 1978, PD Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah
menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat serta meningkatkan modal dasar
dari Rp. 2.500.000,00 ( dua juta lima ratus ribu rupiah ) menjadi Rp.
1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah ).
Untuk mendukung perkembangan operasional Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dengan peraturan Pemerintah Daerah No. 23/1981 tanggal 12
Desember 1981 modal dasar bank kembali ditingkatkan dari Rp. 1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah ) menjadi Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah ).
Dalam menunjang operasional Bank Jabar semakin meningkat dan
menangkap peluang kegiatan ekspor di Jawa Barat berdasarkan Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia No. 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 kegiatan
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat disamping sebagai Bank Umum dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada para nasabahnya mulai melayani sebagai
Dalam rangka membangun brand image dan memudahkan pengenalan di
masyarakat dengan peraturan Daerah No. 11 tahun 1995 tanggal 22 Juni 1955
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat memiliki sebutan (call name) “Bank
Jabar” serta logo baru.
Melalui peraturan daerah No.9 tahun 1996 tanggal 22 Juli 1996 modal
dasar Bank Jabar ditingkatkan dari Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
menjadi Rp.250.000.000.000,00 (dua ratus lima puluh milyar rupiah).
Dalam rangka mengikuti gerak perekonomian dan perbankan secara global
serta mengantisipasi peningkatan usaha Bank Jabar di masa yang akan datang
maka berdasarkan Peraturan Daerah No.22 tahun 1998 dan Akta Pendirian
Perusahaan No.4 tanggal 8 April 1999 berikut Akta Pendirian Peusahaan No.8
tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal
16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah Perusahaan Daerah (PD)
menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Dalam upaya memenuhi permintaan masyarakat Jawa Barat yang agamis
juga aktivitas bisnisnya biasa menerapkan sistem bagi hasil syariah maka sesuai
dengan izin Bank Indonesia No. 2/18/DgH/DPIP tanggal 12 April 2000, sejak
tanggal 15 April 2000 Bank Jabar adalah Bank Pembangunan Daerah pertama di
Indonesia yang menjalankan dual sistem operasional bank yaitu melayani
masyarakat dengan sistem konvensional (sistem bunga) dan dengan sistem syariah
(bagi hasil).
Pada saat Banten memisahkan diri dari Jawa Barat, maka Bank Jabar pun
nomor 9/63/KEP.GBI/2007 tanggal 6 November 2007 tentang Perubahan izin atas
nama PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten. Berdasarkan SK Direksi
Bank Jabar Banten nomor 1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007
maka sebutan (call name) yang semula Bank Jabar diubah menjadi Bank Jabar
Banten. Surat-surat atau warkat yang menggunakan nama PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dengan sebutan Bank Jabar masih tetap berlaku sampai 6
bulan, terhitung tanggal 26 November 2007 sampai dengan 26 Mei 2008.
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi PT. Bank Jabar Banten :
“Menjadi 10 bank yang terbesar dan sehat di indonesia”
b. Misi PT. Bank Jabar Banten :
1. Pengerak dan pendorong laju pembangunan di daerah
2. Melaksanakan pengelolaan keuangan daerah
3. Salah satu sumber pendapatan asli daerah
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam organisasi formal haruslah terdapat beberapa hal yang di perhatikan
yaitu tujuan bersama yang searah, faktor manusia dan struktur pembagian tugas
dan wewenang, hubungan jaringan kerja serta koodinasi diantara sekelompok
Tujuan merupakan suatu dasar atau motivasi dari arah kegiatan organisasi
tanpa adanya suatu tujuan, organisasi akan berjalan tanpa arah, untuk mencapai
tujuan tersebut diperlukan kerjasama antar individu-individu organisasi.
Struktur organisasi adalah kerangka kerja dan pola hubungan yang relatif
mantap dan stabil antara fungsi-fungsi tugas, posisi-posisi dan orang-orang dalam
organisasi, fungsi struktur organisasi adalah memberikan kepuasan kepada
individu-individu dalam organisasi tersebut. Berikut adalah gambar struktur
organisasi yang berada di PT.Bank Jabar Banten KCP Cipanas berdasarkan lampiran Surat Keputusan Direksi PT Bank Jabar Banten Nomor:
3.1.4 Deskripsi Tugas
Struktur organisasi PT. Bank Jabar Banten Cabang KCP Cipanas lebih
sederhana dibandingkan dengan stuktur orgasisasi kantor pusat. Adapun tanggung
jawab dari masing-masing bagian PT. Bank Jabar Banten KCP Cipanas adalah
sebagai berikut :
A. Pemimpin Cabang
1. Melaksanakan misi kantor cabang secara keseluruhan, yaitu
membantu direksi untuk memperoleh laba yang wajar melalui
penyediaan produk dan jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat di
daerah kerja cabang, mendorong pemberdayaan ekonomi serta
berfungsi mengelola uang daerah dalam rangka mewujudkan bank
yang berkembang secara sehat, dinamis, mandiri dan terpercaya serta
memberikan kontribusi yang nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah (
PAD ).
2. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan serta mengelola
bisnis di wilayah kerja cabang.
3. Mengelola pelaksanaan sistem prosedur.
4. Mengelola uang daerah (bagi kantor cabang tidak memilki unit PKD).
5. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap upaya pencapaian
laba Bank secara keseluruhan.
6. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
7. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi serta
kegiatannya.
B. Pemimpin Bagian Pelayanan dan Operasional
Memberikan dukungan kepada pemimpin cabang dalam merencanakan,
mengembangkan serta mengelola bidang pelayanan dan operasional,
yaitu:
1. Melaksanakan seluruh pekerjaan pokok dan unit kerja yang berada di
bawah penyeliaan Pemimpin Bagian Pelayanan dan operasi secara
efektif dan efisien sesuai dengan batasan dan wewenang yang
ditetapkan oleh Direksi.
2. Mengelola pelayanan unggul kepada nasabah.
3. Mengelola pelayanan uang daerah.
4. Mengelola pelayanan transaksi tunai dan pemindahbukuan.
5. Mengelola pelayanan kartu ATM.
6. Mengelola kas ATM.
7. Mengelola pendayagunaan kas dan alat likuid secara optimal.
8. Membina hubungan kerja yang baik dengan semua pihak baik intern
maupun ekstern yang dapat menunjang kelancaran tugas pelayanan
dan operasi.
9. Membantu pimpinan cabang dalam menyusun atau membuat rencana
10.Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku.
11.Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan
kegiatannya.
C. Pemimpin Seksi Pelayanan
Memberikan dukungan kepada pemimpin bagian pelayanan dan
operasioanal dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan :
1. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur di bidang pelayanan
nasabah dan operasioanal bank.
2. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, mengelola pelayanan
produk dan jasa bank.
3. Menyediakan informasi produk dan jasa bank.
4. Mengelola pelayanan kartu ATM.
5. Mengelola pendayagunaan kas dan alat likuid secara optimal.
6. Mengelola pelayanan transaksi kas, pemindahbukuan dan kliring.
7. Mengelola kas ATM.
8. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pelayanan.
9. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku.
10.Mempertanggungjawabkan pelaksanan tugas pokok, fungsi dan
D. Pemimpin Seksi Administrasi dan Umum
Memberikan dukungan kepada Pemimpin Bagian Pelayanan dan
Operasional serta berpartisipasi aktif dalam :
1. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pelayanan dan
operasi.
2. Mengelola administrasi kredit serta laporan perkreditan.
3. Mengelola administrasi transaksi jasa bank, transaksi pajak dan
transaksi kliring.
4. Mengelola entry data atau voucher transaksi kliring dan pemindah
bukuan ke dalam sistem.
5. Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan.
6. Memantau dan mengendalikan transaksi pembukuan.
7. Mengelola analisis keuangan.
8. Mengelola laporan keuangan cabang.
9. Mengelola Teknologi dan Informasi.
10.Mengelola Sumber Daya Manusia.
11.Mengelola logistik, kerumahtanggaan, kearsipan dan administrasi
umum lainnya.
12.Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku.
13.Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan
E.Pemimpin Seksi Pemasaran Kredit dan Dana Jasa.
Memberikan dukungan kepada Pemimpin Cabang dalam merencanakan,
mengembangkan serta mengelola Pemasaran Kredit dan Dana Jasa yaitu :
1. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pemasaran,
perkreditan dan jasa bank.
2. Mengelola pemasaran produk dan jasa.
3. Melakukan penelitian potensi pemasaran produk dan jasa di daerah
kerja cabang.
4. Memasarkan kredit kepada nasabah atau bukan nasabah.
5. Memproses permohonan dan mengelola kredit (berikut kredit standar),
garansi bank dan dukungan bank.
6. Melakukan penjualan silang ( cross selling ) produk dan jasa bank.
7. Melakukan pembinaan dan pemantauan kepada debitur dan DPK.
8. Memasarkan dana dan jasa bank kepada nasabah atau bukan nasabah.
9. Melakukan pembinaan kepada nasabah prima.
10.Mengelola pelayanan produk dan jasa.
11.Memproses serta mengelola transaksi L/C ekspor dan impor.
12.Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku.
13.Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan
F. Pemimpin Seksi Supervisi Kredit
Memberikan dukungan kepada Pemimpin Cabang dalam merencanakan,
mengembangkan serta mengelola Seksi Supervisi Kredit yaitu :
1. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur Bidang Supervisi Kredit.
2. Mengelola penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah (
korektibilitas kurang lancar sampai dengan macet ) dan kredit hapus
buku.
3. Mengelola pengendalian kredit.
4. Mengelola korektibilitas kredit.
5. Melakukan pembinaan kepada debitur kredit bermasalah.
6. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku.
7. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan
kegiatannya.
G. Pemimpin Kontrol Intern Cabang
Menyelia dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan :
1. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang Kontrol Intern
Cabang.
2. Membantu Pemimpin Cabang dalam merencanakan dan melaksanakan
pengendalian dan pengawasan atas proses kegiatan harian serta
3. Membantu Pemimpin cabang dalam merencanakan dan melaksanakan
serta menonitoring Rencana Kerja dan Anggaran.
4. Mengelola seluruh Buku Pedoman Perusahaan (sistem dan prosedur )
dan bertindak sebagai sentral BPP.
5. Membantu Pemimpin Cabang dalam mengendalikan kepatuhan
terhadap sistem dan prosedur, peraturan Bank Indonesia serta
peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
6. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan
kegiatannya.
H. Analisa Kredit
1. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka meningkatkan
mutu analisa kredit.
2. Melakukan analisa kelayakan/analisa risiko debitur golongan I dan II.
3. Mematuhi dan melaksanakan seluruh ketentuan intern maupun ekstern
yang berlaku.
4. Menyusun dan menyampaikan laporan unit.
5. Melaksanakan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan.
I. Administrasi Kredit
1. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait baik pihak intern
maupun ekstern dalam meningkatkan mutu administrasi kredit.
3. Melaksanakan penilaian/taksasi, verifikasi dan pengikatan jaminan
baik fisik maupun dokumen, dan melakukan pengikatan dan
penutupan asuransi jaminan.
4. Mematuhi dan melaksankan seluruh ketentuan intern maupun ekstern
yang berlaku.
5. Menyusun dan menyampaikan laporan unit dan laporan kredit cabang.
6. Melaksanakan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan.
I. Administrasi Pajak
1. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka meningkatkan
mutu analisa pajak.
2. Mematuhi dan melaksanakan seluruh ketentuan intern maupun ekstern
yang berlaku.
3. Menyusun dan menyampaikan laporan unit.
4. Melaksanakan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data selengkap-lengkapnya untuk mencapai tujuan tertentu.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Suatu
metode yang membuat gambaran secara sistematis, berupa suatu sistem pemikiran
ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang, karena lebih memfokuskan pada
masalah yang aktual sehingga dapat membuat prediksi dan menarik kesimpulan
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2005 : 234 ) adalah :
“ Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan “.
Langkah-langkah yang dilakukan penulis sebagai berikut :
1. Melakukan pencarian data dan literature.
2. Menganalisis proses yang sedang berjalan.
3. Menganalisis dokumen.
4. Melakukan rancangan data.
5. Melakukan rancangan database.
6. Membuat perangkat lunak.
7. Melakukan pengujian black box
8. Implementasi
3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Jenis dan metode pengumpulan data berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di PT. Bank Jabar Banten Cabang KCP Cipanas.
3.2.2.1 Sumber Data Primer
Menurut Jonathan Sarwono (2006:225) adalah :
“ Data yang di peroleh melalui pertanyaan tertulis dengan
menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi yaitu peninjauan secara langsung ke PT. Bank Jabar Banten
KCP Cipanas pada bagian pajak SSP dan PBB. Hal yang diamati
diantaranya adalah :
a. Prosedur pembayaran pajak SSP dan PBB.
b. Proses transaksi pembayaran pajak SSP dan PBB.
c. Proses pengolahan data pembayaran pajak SSP dan PBB.
d. Cara kerja sistem yang berjalan tentang pajak SSP dan PBB yang
ada di PT. Bank Jabar KCP Cipanas .
2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara komunikasi
langsung kepada Teller, Administrasi, dan Analisis Pajak. Hal yang di
tanyakan diantaranya adalah :
a. Bagaimana sistem yang sedang berjalan tentang pajak SSP dan
PBB yang ada di PT. Bank Jabar Banten .
b. Bagaiman prosedur pembayaran pajak SSP dan PBB di PT. Bank
Jabar Banten KCP Cipanas.
c. Bagaimana proses transaksi pembayaran pajak SSP dan PBB di PT.
Bank Jabar Banten KCP Cipanas.
d. Bagaimana cara pengolahan data pembayaran pajak SSP dan PBB