• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Maintenance Discrepancy & Rectification (MDR) Di PT. GMF Aero Asia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Maintenance Discrepancy & Rectification (MDR) Di PT. GMF Aero Asia"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Dalam suatu proses bisnis dibutuhkan keakuratan dalam setiap pengontrolan sistem yang dipakai dan cara kerja yang efektif agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Kinerja yang baik guna menghasilkan produk dan jasa yang prima memerlukan suatu perencanaan, persiapan dan pelaksanaan perawatan yang prima. Hal itu juga diterapkan di PT. GMF Aero Asia dimana fokus utama kegiatan perusahaannya adalah perawatan (maintenance) pesawat.

Pesawat terbang ibarat tubuh manusia yang terdiri dari pelbagai organ dan sistem yang saling berkaitan. Manusia bisa beraktifitas dengan baik jika seluruh fungsi didalam tubuhnya berfungsi dengan baik atau sehat. Begitu juga dengan pesawat akan dapat terbang dengan lancar jika seluruh sistemnya berfungsi dengan, atau laik terbang.

(2)

2

Dalam perawatan pesawat, ada kalanya ‘dokter’ biasa tidak menemukan masalah yang kerap muncul. Untuk menanganinya dibutuhkan ‘dokter’ ahli untuk menganalisis dan menemukan solusi secara cepat dan murah. ‘Dokter’ ahli adalah produk dan training, pengalaman, dan kemampuan logika dedukif yang prima.

‘Dokter’ pesawat juga membutuhkan suatu sistem pencatatan yang dapat membantu untuk mempermudah ‘dokter’ pesawat tersebut melakukan berbagai perawatan dalam pesawat, perawatan yang dilakukan dimulai dari pengecekan kerusakan komponen pesawat sampai ke perbaikan pesawat. Sistem pencatatan tersebut dinamakan Maintenance Discrepancy & Rectification (MDR).

1.2. Identifikasi Dan Rumusan Masalah a. Identifikasi Masalah

1. Belum selesainya/ belum adanya sistem terintegrasi yang menghubungkan antar unit secara komprehensif.

2. Pengelolaan dokumen atau arsip belum berjalan dengan baik. 3. Penggunaan MDR di PT. GMF Aero Asia masih belum berjalan

optimal.

b. Rumusan Masalah

(3)

2. Bagaimana perancangan Sistem Informasi Maintenance Discrepancy & Rectification (MDR) di PT. GMF Aero Asia.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya kerja praktek adalah untuk

mengimplementasikan pengetahuan yang didapat di perkuliahan dengan kenyataan yang sesungguhnya dilapangan, sedangkan tujuan dilaksanakannya kerja praktek adalah untuk :

1. Untuk mengetahui Sistem Informasi yang dipakai di PT. GMF Aero Asia. 2. Untuk merancang Sistem Informasi Maintenance Discrepancy &

Rectification (MDR) di PT. GMF Aero Asia.

1.4. Batasan Masalah

(4)

4

1.5. Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek

Lokasi kerja praktek yang kami lakukan adalah di PT. GMF Aero Asia Soekarno-Hatta International Airport Cengkareng-Indonesia, khususnya di bagian Information Technology & Business Process Engineering. Sedangkan waktu yang dibutuhkan selama kerja praktek adalah ±3 minggu, terhitung dari tanggal 21 Juli 2009 sampai dengan tanggal 14 Agustus 2009.

(5)

5

2.1 Pengertian Sistem

a. Gordon B. Davis ( 1984 ) :

“Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud“.

b. Raymond Mcleod (2001) :

“Sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan terpadu“.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, sistem dapat diartikan sebagai

seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Kumpulan elemen terdiri dari manusia, mesin, prosedur, dokumen,

data atau elemen lain yang terorganisir dari elemen-elemen tersebut. Elemen sistem disamping berhubungan satu sama lain, juga berhubungan dengan

lingkungannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

2.1.1 Elemen Sistem

Sistem informasi mempunyai enam buah komponen atau disebut juga dengan blok bangunan (building block), yaitu :

(1) Komponen input atau komponen masukan (2) Komponen model

(6)

6

(4) Komponen teknologi (5) Komponen basis data

(6) Komponen kontrol atau komponen pengendalian.

Keenam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu

kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu pengolahan data dan tidak dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan informasi yang

relevan, tepat waktu dan akurat. Komponen-komponen dari sistem informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :

1. Blok Masukan (Input Block)

Input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi. 2. Blok Model (Model Block)

Kombinasi prosedur, logika, dan model matemetik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan

cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diingiinkan

3. Blok Keluaran (Output Block)

Keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta

semua pemakai sistem

4. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem informasi.

(7)

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara menyeluruh

5. Blok Basis Data (Database Block)

Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama

lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

6. Blok Kendali (Control block)

Beberapa pengendalian yang dirancang secara khusus untuk menanggulangi gangguan-gangguan terhadap sistem.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :

1. Komponen-komponen

Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :

a. Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.

b. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub

(8)

8

2. Batas sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu

kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem

Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang

lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem .

4. Penghubung

Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari

satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui

(9)

5. Masukan

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan

dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat

beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran

dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolah

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan

menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

8. Sasaran atau tujuan

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu

(10)

10

Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang

hubungan manusia dan Tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi. 2. Sistem Deterministik dan Probabilistik

Sistem deterministic (deterministic system) adalah suatu sistem yang

operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistic (probabilistic system) adalah sistem

yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas, misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat

ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.

3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energy dengan lingkungan, dengan kata lain

(11)

misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi. Sedankan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan

lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang.

4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi secara alamiah tanpa campur tangan manusia, misalnya sistem tata surya.

Sedangkan sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia, misalnya sistem komputer dan sistem

telekomunikasi.

5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem

sederhana (misalnya sistem sepeda, sistem mesin ketik, sistem infiltrasi tanah) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).

2.2 Pengertian Informasi

“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti

bagi penerimanya dalam mengambil keputusan saaat ini dan mendatang, tetapi informasi dapat menjadi data mentah bagi tingkat manajemen tertentu atau

proses berikutnya” (Mcloed, Raymond, 2001).

2.3 Pengertian Sistem Informasi

(12)

12

Sistem Informasi adalah sebuah sistem informasi yang mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan

informasi untuk tujuan yang spesifik. b. Bodnar dan HopWood (1993)

Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.

c. Alter (1992)

Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang,

dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah perusahaan.

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk

mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu

dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

Informasi dalam suatu lingkungan sistem informasi harus mempunyai persyaratan umum sebagai berikut :

1. harus diketahui oleh penerima sebagai referensi yang tepat

2. harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam proses pembuatan /

(13)

3. harus mempunyai nilai surprise, yaitu hal yang sudah diketahui hendaknya jangan diberikan

4. harus dapat menuntun pemakai untuk membuat keputusan. Suatu keputusan tidak selalu menuntut adanya tindakan.

Sistem informasi harus mempunyai beberapa sifat seperti :

1. Pemrosesan informasi yang efektif. Hal ini berhubungan dengan pengujian terhadap data yang masuk, pemakaian perangkat keras dan perangkat

lunak yang sesuai

2. Manajemen informasi yang efektif. Dengan kata lain, operasi manajemen,

keamanan dan keutuhan data yang ada harus diperhatikan

3. Keluwesan. Sistem informasi hendaknya cukup luwes untuk menangani suatu macam operasi

• Kepuasan pemakai. Hal yang paling penting adalah pemakai mengetahui

dan puas terhadap sistem informasi.

2.4 Pengertian Maintenance Discrepancy & Rectification (MDR)

(14)

14

2.5 Metode Analisis dan Perancangan Objek 2.5.1 Use Case Diagram

Pengertian Use Case menurut spesifkasi UML, adalah “The specification of a sequence of actions, including variants, that a system (or a subsystem ) can perform, interacting with actors of the system”.

Definisi lain menyebutkan bahwa Use case diagram adalah gambaran

graphical dari beberapa atau semua actor, use case, dan interaksi diantara komponen-komponen tersebut yang memperkenalkan suatu

sistem yang akan dibangun. Use case diagram menjelaskan manfaat suatu sistem jika dilihat menurut pandangan orang yang berada di luar sistem. Diagram ini menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau

kelas dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan dunia luar. Use case diagram dapat digunakan selama proses analisis untuk

menangkap requirements sistem dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja. Selama tahap desain, use case diagram berperan untuk menetapkan perilaku (behavior) sistem saat

diimplementasikan. Dalam sebuah model mungkin terdapat satu atau beberapa use case diagram. Kebutuhan atau requirements sistem

(15)

serta hubungan antara actor dengan use case (use case diagram) itu sendiri.

2.5.2 Work Flow

work flow adalah otomatisasi proses bisnis yang meliputi perpindahan dokumen melalui suatu prosedur kerja. Activity diagram menjelaskan aktivitas di dalam suatu use case atau sifat dari suatu objek.

2.5.3 Activity Diagram

Activity diagram adalah sebuah diagram yang menjelaskan aktifitas di dalam suatu use case atau sifat dari suatu objek

2.5.4 Sequential diagram

Sequential diagram mendeskripsikan bagaimana objek-objek saling

(16)

16

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan

Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik

Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Jakarta, Indonesia.

Selain berpusat di Jakarta, Garuda Indonesia juga memiliki kantor

perwakilan yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia

dan juga kota – kota di luar negeri.

Tepat pada tanggal 26 Januari 1949 – pesawat RI-001 Seulawah

diterbangkan dari Calcutta, India menuju Rangon, ibukota Burma

sebagai penerbangan niaga. Untuk mengabadikan dan mengenang

misi komersial yang dilaksanakan oleh Seulawah tersebut, kemudian

peristiwa itu diperingati sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia, yang

ketika itu bernama Indonesian Airways, maskapai penerbangan

komersial pertama yang mengudara membawa bendera Republik

Indonesia.

Pada tanggal 1 Maret 1950 Garuda Indonesia baru dapat beroperasi

dengan sejumlah pesawat yang diterima pemerintah Republik

Indonesia dari perusahaan penerbangan KLM.

Armada Garuda Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan

(17)

pesawat jenis PBY – Catalina Amphibi. Untuk melebarkan sayapnya,

Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya untuk melayani

penerbangannya. Jaringan penerbangan Garuda Indonesia diperluas

meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya

sedangkan ke luar negeri menjangkau kota – kota seperti Singapura,

Bangkok dan Manila.

Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian

terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut – turut

ditambah dengan tipe – tipe pesawat seperti DC-10, MD-11, Boeing

747, 737, Airbus 300 dan Airbus 330.

Garuda Indonesia saat ini tercatat sebagai perusahaan penerbangan

terbesar ke tiga puluh di dunia. Jumlah karyawan Garuda Indonesia

saat ini mencapai 6.424 orang. Sedangkan jumlah armadanya terdiri

dari 49 pesawat yang terdiri dari : 3 pesawat Boeing 747-400, 6

pesawat Airbus A330-300, 40 pesawat Boeing 737, seperti seri 400

(19), seri 300 (14), seri 500 (5) dan seri 800 NG (2). Garuda Citilink

beroperasi dengan Boeing 737 seri 300.

Garuda bukan hanya sebuah perusahaan penerbangan kecil tetapi

merupakan sebuah perusahaan yang besar dan juga memiliki beberapa

anak perusahaan yang bergerak dalam bisnis atau usaha pendukung

bisnis penerbangan salah satunya seperti PT. GMF Aero Asia

(18)

18

PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) merupakan pusat perawatan

pesawat Garuda Indonesia. Fasilitas perawatan pesawat ini dibangun

di area seluas 115 Ha di kawasan Bandara Soekarno – Hatta

Cengkareng.

GMF beroperasi 24 jam setiap harinya dengan mempekerjakan kurang

lebih 1.600 karyawan.

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai perusahaan yang besar, Garuda Maintenance Facility Aero

Asia (GMF AA) memiliki visi dan misi dalam menjalankan organisasi

perusahaannya. Visi dan misi tersebut adalah :

A. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan global dalam jasa Maintenance, Repair,

dan Overhaul pesawat terbang, komponen, mesin dan produk

1. Bisnis, yaitu dengan meningkatkan profit dan pendapatan

usaha serta dapat tumbuh berkembang.

2. Servis, yaitu dapat memberikan solusi dengan lengkap

(19)

3. Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu sebagai wahana

aktualisasi profesionalisasi.

3.2 Struktur Organisasi

Setelah status GMF berubah menjadi PT. GMF Aero Asia, maka secara

otomatis struktur organisasi dan manajemen yang semula menjadi satu bagian

dari PT Garuda Indonesia menjadi terpisah dan berdiri sendiri.

Struktur Organisasi PT. GMF Aero Asia:

Gambar 3.1. Struktur Organisasi GMF

Saat ini Dewan Direksi GMF beranggotakan empat orang, yang terdiri dari

satu orang Direktur Utama dan Tiga orang Direktur yang membidangi

masing-masing fungsi. Tugas pokok Direksi adalah :

1. Melaksanakan manajemen perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan dan bertindak selaku pimpinan dalam perusahaan.

2. Memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

(20)

20

Dalam menjalankan tugasnya Dewan Direksi GMF dibantu oleh Executive

Commite yang terdiri dari sebelas orang Vice President. Dimana

masing-masing VP tersebut menangani masing-masing-masing-masing unit, yaitu :

1. Engine Maintenance (TR), unit ini bertanggung jawab atas jasa

perawatan mesin.

2. Base Maintenance (TB), unit ini yang bertanggung jawab dalam

perawatan pesawat yang meliputi berbagai layanan, mulai dari

perawatan rutin menengah hingga overhaul, pelaksanaan perbaikan

struktur dan sistem pesawat yang ringan hingga perawatan besar,

termasuk modifikasinya.

3. Component Maintenance (TC), mempunyai tugdas dan wewenang

untuk memperbaiki dan merawat komponen pesawat agasr selalu layak

pakai.

4. Line Maintenance (TL), unit yang mempunyai tugas dalam jasa

perawatan ringan pesawat seperti perawatan sebelum terbang (Pre

Flight Check), perawatan harian (Daily Check) dan Transit Check.

5. Engineering Service (TE), mempunyai tugas dalam rekayasa

perawatan pesawat terbang seperti standar perawatan modifikasi,

program pengendalian kehandalan, perpustakaan & distribusi

dokumentasi teknik dan pelayanan jasa tenaga ahli.

6. Trade & Asset Management (TM) unit ini bertugas dalam mengelola

asset, mengelola pergudangan (logistic), penjualan asset terutama yang

(21)

7. Internal Audit & Control (TI), bertugas dalam pengendalian program

kerja, masalah angaran dan internal audit.

8. Quality Assurance (TQ), bertanggung jawab atas standard an kualitas

produk pekerjaan perawatan pesawat serta pengembangannya.

9. Corporate Strategic & Development (TS), bertugas untuk menangani

masalah fasilitas perusahaan, sumber daya manusia, mengembangkan

& memelihara sistem informasi manajemen, dan menjaga hubungan

komunikasi antar karyawan, manajemen dan pemegang saham di

perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan.

10.Corporate Finance (TA), meliputi tanggung jawab atas aktivitas

keuangan, administrasi dan control arus kas.

11.Business Coorporate & Development (TP), mempunyai tugas dan

wewenang mencari pelanggan dan memasarkan produk-produk PT.

GMF Aero Asia ke pasar domestic maupun internasional dan juga

menangani masalah pengembangan bisnis.

Unsur pelaksanaan operasi di perusahaan ditangani oleh General Manager

(GM) yang teridir dari bidang-bidang ibawah 11 unit yang ada. Sebagai

contoh Unit Corporate Finance (TA) membawahi 3 bidang pelaksana operasi

yaitu, bidang Treasury, bidang Revenue & Risk Management dan bidang

Accounting & Financial Report lalu unit Corporate Strategic & Development

(TS) yang membawahi 4 pelaksana operasi, salah satunya adalah Information

(22)

22

3.3 Deskripsi Kerja

Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AA) merupakan sebuah

organisasi yang bergerak di bidang perawatan pesawat terbang, baik yang

dimiliki Garuda Indonesia sendiri maupun yang dimiliki oleh maskapai

penerbangan lainnya.

Fasilitas yang dimiliki GMF AA senantiasa dimodernisasi dan selalu

dikembangkan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia penerbangan

yang melaju pesat. Hingga saat ini fasilitas yang dimiliki antara lain : 3

buah hangar yang total ukurannya …. m2, Office and Store Area, Runup

Bay and Apron seluas 318.000m2 yang mampu menangani kegiatan

maintenance serta menampung 15 pesawat terbang berbadan kecil dan 4

pesawat terbang berbadan besar.

Hingga saat ini GMF AA telah dilengkapi dengan sarana untuk

melakukan services and overhaul sebagian besar pesawat terbang, baik

untuk penerbangan domestik maupun internasional, yang membutuhkan

kualitas dan biaya yang sesuai dengan standar maintenance internasional.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia para karyawannya,

maka GMF AA secara berkesinambungan melakukan pelatihan technical

staff, agar dapat dihasilkan karyawan yang memiliki kemampuan, dedikasi

dan pengalaman yang sangat dibutuhkan untuk dapat mengikuti

(23)

3.4 Strategi dan Produk 3.4.1 Strategi

Strategi yang selama ini dijalankan oleh PT. GMF AA adalah :

1. Melaksanakan strategi 3 in 1, diantaranya yaitu meningkatkan

penjualan, produktifitas, dan menciptakan nilai kerja yang tinggi.

2. Meningkatkan talenta kepemimpinan yang terdidik dan spesialis

yang ahli.

3. Mengefektifkan fungsi melalui pusat pengadaan regional dan

penyatuan komponen.

4. Mengoptimalkan pemasaran melalui perdagangan counter,

penyatuan komponen dan mengembangkan portfolio non-garuda.

5. Mengadakan Inhouse Training sesuai kebutuhan

3.4.2 Produk/Jasa

Produk jasa PT. GMF AA diantaranya, yaitu :

a. Line Maintenance

Menyediakan jasa overnight dan transit dengan waktu yang efektif

dan efisien, dengan waktu kerja 24 jam sehari selama 365 hari.

b. Base Maintenance

Memberikan jasa solusi untuk berbagai masalah heavy

maintenance mulai dari kerusakan utama, mengecat eksterior

pesawat sampai dekorasinya, memodifikasi sayap pylon, cabin

(24)

24

dilakukan untuk segala jenis pesawat dengan tipe B 737, B 747, A

300, A 310, A 330, DC 10, MD 80, dan F 28.

c. Engine Maintenance

Dengan memiliki teknologi aviasi dan pengembangan kapabilitas,

pengalaman dan keahlian, PT. GMF AA melakukan jasa overhaul

pada berbagai tipe mesin pesawat, selain itu mengembangkan

Heavy Industrial Turbine (HIT) dan Light Industrial Turbine (LIT)

d. Component Maintenance

Menangani component besar untuk jenis pesawat dengan tipe B

737, B 747, A 300, A 310, DC 10, MD 80, dan F 28, sebagai solusi

total Workshop PT. GMF AA dilengkapi dengan peralatan untuk

komponen pneumatic dan hydraulic.

e. Engineering Services

Menangani perbaikan kerusakan pada saat pemeliharaan untuk

membuat rancangan dan standar kualitas yang dispesifikas dari

keperluan operator yang terotorisasi.

f. Trade and Asset Management

Menyediakan material untuk melayani para customernya. Dengan

memiliki fasilitas penyimpanan bounded area dan memiliki

ruangan khusus untuk mengakomodasi inventory atau penyimpanan

peralatan yang besar. Beriringan dengan waktu jasa AOG dan

komputerisasi tracking system yang modern yang semuanya telah

(25)

3.5 Analisis Sistem yang Berjalan

Keseluruhan sistem dan infrastruktur teknologi yang ada di Garuda

Maintenance Facilities diatur dan dikelola oleh unit TDI. Unit ini bertugas

memenuhi keperluan unit lain (end-user) dengan menyediakan aplikasi untuk

menunjang pekerjaan sesuai dengan requirement dan proses bisnis yang ada.

Tujuannya adalah tercapainya efisiensi dan efektifitas sistem kerja yang lebih

baik.

Namun karena keterbatasan TDI, salah satunya yaitu minimnya

resource pekerja maka proses pembuatan aplikasi untuk user dilakukan

secara end-user development dan prototyping untuk mengejar waktu

pengerjaan yang singkat. Hal tersebut mengakibatkan proses bisnis tidak

seluruhnya terpenuhi oleh aplikasi dan proses pengembangan sistem menjadi

lebih sulit karena tidak adanya penerapan metodologi pengembangan sistem.

Karena pembuatan aplikasi berorientasi pada user (end-user development)

maka aplikasi yang ada menjadi terpisah-pisah dan sulit untuk

mengintegrasikannya, selain itu beresiko tinggi adanya redudansi fungsi dari

(26)

26

BAB IV

ANALISIS KERJA PRAKTEK

4.1Analisis Sistem

4.1.1 Analisis Dokumen

Dalam proses pembuatan MDR sedikitnya ada 5 aktor yang

berpengaruh, yaitu Project Manager (PM), Project Engineering (PE),

Visual Inspector, Supervisor, dan Mechanic.

Visual Inspector adalah orang yang melihat keadaan pesawat dan

menandai temuan/kerusakan pada pesawat. Hasil temuan tersebut dicatat

pada sebuah inspection tag dan akan didata oleh PM untuk kemudian

diserahkan kepada PE untuk dibuatkan MDR-nya.

Setelah menerima data dari PM, PE kemudian membuat rectification

order (tahap-tahap perbaikan) dari masing-masing temuan, komponen

atau material-material yang dibutuhkan, serta unit mana saja yang terlibat

dalam proses perbaikan pesawat kedalam sebuah form. Form inilah yang

nantinya akan “berjalan” dari satu unit ke unit yang lain dan kembali lagi

kepada PE untuk dibuatkan detail reportnya. Detail report tersebut akan

(27)

4.1.2. Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

4.1.2.1. Process Flow

(28)

28

4.1.3. Evaluasi Sistem yang berjalan

Berdasarkan hasil pengamatan, proses pengembangan sistem yang

ada sekarang menggunakan pendekatan end-user development dimana

pengembangan dilakukan langsung oleh end-user dari masing-masing

unit. Developer sekaligus user memahami benar bagaimana sistem

bekerja sehingga tahap analisis sistem dapat dilakukan dengan lebih

cepat. Kelemahan dari pendekatan ini terdapat pada pengendalian

mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi

sehingga integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.

4.2. Usulan Perancangan Sistem

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

Kemudahan dalam penggunaan suatu sistem adalah hal yang

sangat penting dalam proses berjalanannya suatu pengaplikasian kerja

dan analisis. Oleh karena itu, kami sebagai penulis mencoba

merancanang suatu sistem yang bisa dipahami dan mudah digunakan

oleh unit yang terkait. Adakalanya kendala dan keterbatasan dalam

suatu sistem menjadi jaminan agar sistem yang kita pakai menjadi

(29)
(30)

30

4.2.2.2. Use Case

! "#

$ "# % & ' (

)

% & &

(

(

% &

(

( %

& (

* (

" #

(31)

Maintenance Discrepancy Rectification

Project Engineering Project

Manajement Inspektor Mechanic Customer

Visual Inspektor

(32)

32

4.2.2.4. Sequence Diagram

Gambar 4.5. Sequence Diagram MDR

4.2.2.5. Design Form

Gambar 4.6. Design Halaman Login Logo GMF

gambar3 gambar1

gambar2

Login Exit Password

(33)

Gambar 4.7. Design Halaman General MDR

(34)

34

Gambar 4.9. Design Halaman Detail MDR

Gambar 4.10. Design Halaman History Of Discrepancy

(35)

Gambar 4.11. Design Halaman Reference Of Discrepancy

4.2.2.6. Imlementasi Design

(36)

36

Gambar 4.13. Tampilan Halaman General MDR

(37)

Gambar 4.15. Tampilan Halaman New MDR

Gambar 4.16.Tampilan Halaman History of Discrepancy and

(38)

38

Gambar 4.17. Tampilan Halaman Reference of Discrepancy

4.2.3. Evaluasi terhadap sistem yang di usulkan/di rancang

Berdasarkan hasil analisis dan diskusi yang dilakukan, kami mencoba

mengembangkan desain sistem Maintenance Discrepancy &

Rectification (MDR) berbasis data/paperless sehingga dalam

penggunaannya tidak membutuhkan banyak dokumen untuk

menghubungkan satu unit dengan unit yang lain pada proses

maintenance pesawat.

Sistem ini dirancang sebagai sistem informasi online, dimana user

dapat langsung mengakses informasi mengenai temuan-temuan

kerusakan pada pesawat, tahap-tahap perbaikan sedang, telah dan akan

dilakukan, komponen atau material-material yang digunakan, serta

unit-unit mana saja yang terlibat sehingga dapat lebih mengefektifkan

(39)

perawatan suatu pesawat dan referensi perbaikan untuk setiap temuan

yang ditemukan.

Namun dalam sistem ini masih membutuhkan waktu untuk dapat

digunakan secara online, selain karena masih diperlukan

pengembangan yang lebih lanjut juga karena belum adanya jaringan

komputer yang menghubungkan satu unit dengan unit yang lain untuk

(40)

40

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis akan mencoba

menyimpulkan dari seluruh pokok bahasan yang ada di dalam laporan kerja

praktek ini. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut :

1. PT. GMF Aero Asia memiliki sistem informasi yang sangat

kompleks, dimana suatu sistem dapat terhubung dengan banyak

sistem dan masing-masing sistem tersebut memiliki sub-sub

sistem yang saling terhubung.

2. Unit TDI merupakan bagian departemen dari Garuda

Maintenance Facility yang mengatur dan mengelola

infrastruktur teknologi dan sistem yang informasi yang ada di

seluruh perusahaan. Salah satunya adalah sistem informasi

Maintenance Discrepancy & Rectification (MDR).

3. Sistem MDR digunakan sebagai sistem pencatatan dari setiap

temuan-temuan kerusakan pada pesawat dan tahap-tahap

perbaikan serta material-material yang diperlukan dalam proses

perbaikan. Di dalam sistem ini terdapat empat proyek utama,

yaitu open project, processing project, pending project, dan

(41)

4. Penggunaan MDR membuat keseluruhan proses maintenance

menjadi lebih terperinci, karena data-data yang diperlukan

dalam proses perawatan sudah tercatat dalam satu form. Namun,

karena form yang digunakan hanya satu waktu yang digunakan

pun menjadi tidak efektif karena setiap unit harus menunggu

form tersebut dari unit sebelumnya.

5. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan

kinerja dari MDR itu sendiri dibuatlah sebuah sistem informasi

MDR berbasis data /paperless. Sehingga user, dalam hal ini

unit-unit yang terkait, dapat lebih cepat melakukan perbaikan

pesawat.

5.2Saran

Agar tercapainya suatu sistem maintenance yang lebih baik, maka perlu

dilakukan :

1. standarisasi atau pembakuan bahasa untuk temuan-temuan

kerusakan pada pesawat dan disimpan dalam satu database,

sehingga tidak terjadi kesalahan atau kebingungan dalam

melakukan proses perbaikan dan perawatan pesawat.

2. Mensosialisasikan kepada setiap user yang terlibat dalam

(42)

42

3. Membuat perancangan sistem usulan berdasarkan analisis

design ini, dan melanjutkannya sesuai dengan proses

(43)

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Program strata satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Ardi Budiman NIM. 10506095 Dinar Mustika Juhara NIM. 10506109 Onah Siti Fatonah NIM. 10506120

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(44)
(45)

v

Halaman

Lembar Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Simbol ... x

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... 3

1.4. Batasan Masalah ... 3

1.5. Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1. Pengertian Sistem ... 5

2.1.1. Elemen Sistem ... 5

2.1.2. Karakteristik Sistem ... 7

(46)

vi

2.2. Pengertian Informasi ... 11

2.3. Pengertian Sistem Informasi ... 11

2.4. Pengertian Maintenance Discrepancy & Rectification (MDR) ... 13

2.5. Metode Analisis dan Perancangan Berbasis Objek ... 14

2.5.1. Use Case Diagram ... 14

3.5. Analisis Sistem yang Berjalan ... 25

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK ... 26

4.1. Analisis Sistem ... 26

4.1.1. Analisis Dokumen ... 26

(47)

vii

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem ... 28

4.2.2. Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... 29

4.2.2.1. Work Flow ... 29

4.2.2.2. Use Case ... 30

4.2.2.3. Activity Diagram ... 31

4.2.2.4. Sequence Diagram ... 32

4.2.2.5. Design Form MDR ... 32

4.2.2.6. Implementasi Design MDR ... 35

4.2.3. Evaluasi terhadap sistem yang diusulkan/dirancang ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1. Kesimpulan ... 40

5.2. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(48)

6. Dokumentasi

Dokumentasi saat visual inspector memeriksa pesawat.

Saat pesawat asing sedang di maintenance oleh team GMF

(49)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan

laporan ini dengan baik. Adapun judul dari penulisan laporan yang penulis ambil

adalah “Analis dan Perancangan Sistem Informasi Maintenance Discrepancy &

Rectification Order (MDR) di PT. GMF Aero Asia”.

Tujuan penulisan laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat mata kuliah kerja

praktek. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian, observasi

dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari

bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan laporan

kerja praktek ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dadang Munandar, S.E., M.Si. selaku ketua jurusan Manajement

Informatika.

2. Ibu Lusi Melian, S.Si., M.T. selaku dosen wali kelas MI-3 dan sebagai

pembimbing yang telah memberikan masukan-masukan yang bermanfaat

bagi penulis.

3. Bapak Bambang Wijarnoko selaku pembimbing selama penulis

melaksanakan kegiatan kerja praktek di PT. GMF Aero Asia.

4. Bapak Aji selaku pembimbing selama penulis melaksanakan kegiatan

(50)

ii

5. Bapak Ir. Sutresna Juhara yang telah membantu memberikan motivasi dan

masukan-masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini

dengan baik.

6. Orang tua penulis yang telah memberikan motivasi dan

dorongan-dorongan baik spiritual maupun materi.

7. Teman-teman yang setia membantu dalam memberikan masukan-masukan

dalam pembuatan laporan ini.

8. Dan pihak-pihak lain yang terkait dalam pembuatan laporan ini sehingga

laporan ini dapat selesai dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kerja praktek ini masih jauh sekali

dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga laporan kerja praktek ini dapat berguna bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Bandung, Oktober 2009

(51)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Program strata satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Ardi Budiman NIM. 10506095

Dinar Mustika Juhara NIM. 10506109

Onah Siti Fatonah NIM. 10506120

Bandung, 2 Oktober 2009

Pembimbing Jurusan, Pembimbing Lapangan,

... ...

NIP. 4127.70.26. ……….

Ketua Jurusan Manajemen Informatika

Gambar

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
Gambar 3.1. Struktur Organisasi GMF
Gambar 4.1. Process Flow MDR
Gambar 4.2. Work Flow MDR
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan telaah terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, Tatacara

1) Bentuk Kegiatan Magang. Bagian ini menjelaskan secara spesifik tentang bentuk/jenis/bidang kerja; termasuk tempat/bagian/unit kerja; dan peraturan kerja yang berlaku

Jika dilihat dari kenyataan di lapangan, dimulai dari persepsi mengenai 5S yang hanya diartikan sebagai kegiatan bersih-bersih, masih banyaknya masalah-masalah yang ditemukan

Dampak atas dilakukannya CSR bagi masyarakat yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, memberikan modal

Karakteristik penelitian kualitatif, menurut Bogdan dan Biklen (1982: 27-30), adalah (a) natural setting (latar alamiah) sebagai sumber data langsung, (b) peneliti sebagai

Ekspresi COX-2 positif ditemukan pada 53,4% sampel penelitian dan terdapat hubungan yang bermakna dengan derajat histologi invasive carcinoma NST payudara

Pemalsuan terhadap surat-surat seperti itu dapat dilakukan baik oleh pejabat tersebut maupun orang lain selain pejabat (palsu asalnya surat), maupun oleh

Modify Wall Structures yang terdapat pada menu bar Design > Modify wall > Structure digunakan untuk editing lebih lanjut ter- hadap ketebalan reference line dan arah