DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap : Habibi Dara
Tempat Tanggal Lahir : Tidore, 01 November 1987 Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Sarjana Desain/Desain Komunikasi Visual Alamat : Jl. Rum-Soasio Kel. Bobo Kec. Tidore Utara Telepon/HP : 081 333 100 694
Email : Bibos_plezter@yahoo.com
Pendidikan Formal
SD Negeri Kaiyasa Kec. Oba Utara, (1993-1999) SLTP Negeri Mareku Kec. Tidore Utara, (1999-2002) SMU Negeri 1 Tidore Selatan, (2002-2005)
Universitas Komputer Indonesia Bandung, (2006-2013)
Pendidikan Non Formal
LPKIA Cabang Ternate, (2005-2006)
TIPOGRAFI JUDUL PADA POSTER FILM RELIGI INDONESIA (Studi Kasus: Film Ayat-Ayat Cinta; Dalam Mihrab Cinta)
DK 38315/SKRIPSI Semester I/2012- 2013
Oleh: Habibi Dara NIM: 51906704
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
ABSTRAK
TIPOGRAFI JUDUL PADA POSTER FILM RELIGI INDONESIA (Studi Kasus: Film Ayat-Ayat Cinta; Dalam Mihrab Cinta)
Oleh:
Habibi Dara 51906704
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Banyaknya film-film Indonesia yang bertema religi saat ini mulai
bermunculan, akan tetapi kontennya lebih mengangkat cerita tentang cinta. Film
yang bertema religi pada umumnya melakukan promosi seperti film-film bertema
lain. Promosi dari suatu film, biasanya menggunakan poster film. Poster ini
biasanya dibuat untuk menampilkan karakter atau cuplikan film dan memberi
gambaran mengenai film. Dalam poster film religi (Ayat-ayat Cinta dan Dalam
Mihrab Cinta), terdapat hal menarik untuk diteliti terutama penggunaan tipografi
pada judul film. Dengan demikian, yang menjadi pertanyaan dalam penulisan
skripsi ini adalah: Bagaimana segi pemaknaan tipografi berdasarkan teori bentuk
sebagai keluarga huruf dan kesannya, dan teori warna yang dapat memunculkan
makna didalamnya.
Dalam penelitian ini, untuk menjawab permasalahan yang diangkat
tersebut menggunakan metode kualitatif deskriptif, membuat deskripsi dengan
melihat fenomena-fenomena berdasarkan fakta-fakta yang terjadi pada waktu
sekarang. Adapun teori yang digunakan yaitu teori bentuk dan jenis huruf sebagai
keluarga huruf dan kesannya dan teori warna yang dikemukakan oleh Surianto,
Danton dan Sulasmi Darmaprawira W.A. Dengan ini, dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa, tipografi judul film religi pada poster “Film Ayat-ayat Cinta; Film Dalam Mihrab Cinta”, memiliki makna yang berbeda antara makna harafiah dengan makna secara visual yang menyebabkan
ABSTRACT
THE TYPOGRAPHY OF TITLES IN INDONESIAN RELIGIOUS FILM POSTERS
(Case Study: Film Ayat-Ayat Cinta; Dalam Mihrab Cinta)
by:
Habibi Dara 51906704
Study Programme Visual Communication Desain
A lot of Indonesian films of religious theme are appearing currently, but
their contents actually raise love stories. Those films of religious theme generally
conduct promotion just like other films. The promotion of a film usually uses film
posters. The posters are commonly made to display the film characters or
quotations and to provide a description of the film. In the posters of two religious
films (The Verses of Love and In Love Mihrab), there are some interesting things
to investigate, particularly the use of typography in the film titles. Therefore, the
question in this research was: How is the sense-making aspect of typography
based on a theory of forms as a family of letters and their impressions, and a
theory of color that may produce a meaning within it.
In this research, the problem purposed was solved by a
qualitative-descriptive method, and by developing a description by observing some
phenomena based on facts taking place today. The theories used were a theory of
forms and types of letters as a family of letters and their impressions and a theory
of color that Surianto, Danton, and Sulasmi Darmaprawira W.A offer. From the
results of the research conducted it could be drawn a conclusion that the
typography of religious film titles in the posters of The Verses of Love and In
Love Mihrab films has different meanings between the literal meaning and visual
meaning that makes religious nuance not prominent.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat karena atas segala
limpahan rahmat, hidayah, serta karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Tipografi Pada Judul Film Religi” sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan
sahabatnya yang selalu membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah
di muka bumi ini. Penyusunan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Desain di Universitas Komputer
Indonesia.
Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada: pembimbing
yang telah banyak mamberikan bimbingan; nasehat dan arahan kepada penulis,
wali dosen yang telah banyak mamberikan nasehat serta arahan kepada penulis;
para dosen dan seluruh karyawan/staf pegawai UNIKOM Bandung, atas bantuan
yang diberikan selama penulis mengikuti proses belajar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis kembalikan semua urusan dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis
dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat
sebagai ibadah disisiNya, amin.
Bandung, 21Januari
2012
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Fokus Masalah ... 4
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Metode Penelitian... 5
1.6 Bagan Penelitian ... 7
1.7 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II TIPOGRAFI PADA JUDUL FILM RELIGI DALAM MEDIA POSTER ... 10
2.1 Tipografi ... 10
2.1.1 Pengertian Tipografi ... 11
2.1.2 Perkembangan Tipografi ... 11
2.1.3 Anatomi Huruf ... 14
2.1.4 Teori Prinsip Pokok Tipografi ... 27
2.1.5 Teori Bentuk Sebagai Keluarga Huruf dan Kesannya ... 29
2.1.5 Matrik Penelitian Objek ... 34
2.2 Sinematografi-Film ... 34
2.2.1 Pengertian Sinematografi-Film ... 35
2.2.2 Jenis Film ... 36
2.2.3 Film Bertema Religi Dengan Nilai-Nilai Ajaran Islam . 37 2.3 Media Poster ... 38
2.3.1 Pengertian Poster ... 38
2.3.2 Jenis Poster ... 39
2.3.3 Poster Film ... 40
2.3.4 Elemen-Elemen Visual Poster Film ... 40
BAB III FILM AYAT-AYAT & FILM DALAM MIHRAB CINTA ... 42
3.1 Film Ayat-Ayat Cinta ... 42
3.1.1 Data Film Ayat-Ayat Cinta ... 43
3.1.2 Sinopsis Film Ayat-Ayat Cinta ... 44
3.2 Film Dalam Mihrab Cinta ... 45
3.2.1 Data Film Dalam Mihrab Cinta ... 46
3.2.2 Sinopsis Film Dalam Mihrab Cinta ... 47
BAB IV ANALISIS JUDUL FILM “AYAT-AYAT CINTA; DALAM MIHRAB CINTA” ... 48
4.1 Analisis Judul Film Ayat-ayat Cinta ... 48
4.1.1 Makna dan Analisa Tipografi Pada Judul Film Ayat-Ayat Cinta ... 49
4.2 Analisis Judul Film Dalam Mihrab Cinta ... 53
4.2.1 Makna dan Analisa Tipografi pada Judul Film Dalam Mihrab Cinta ... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Poster Poster Film “Ayat-ayat Cinta” ... 2
Gambar 1.2 Poster Film “Dalam Mihrab Cinta” ... 3
Gambar 2.1 Figure dan Ground dalam Teori Gestalt ... 12
Gambar 2.2 Bentuk Roman memiliki ketebalan bagian-bagian huruf yang bervariasi, sedangkan huruf Gothic seluruh bagiannya sama tebalnya ... 13
Gambar 2.3 Nama bagian-bagian huruf ... 13
Gambar 2.4 Nama bagian-bagian huruf ... 14
Gambar 2.5 Contoh huruf kategori Black Letter ... 15
Gambar 2.6 Contoh huruf kategori Humanist ... 16
Gambar 2.7 Contoh huruf Old Style ... 17
Gambar 2.8 Contoh huruf Transitional ... 18
Gambar 2.9 Contoh huruf Modern ... 19
Gambar 2.10 Contoh huruf Slab Serif ... 20
Gambar 2.11 Contoh huruf Sans Serif ... 21
Gambar 2.12 Contoh huruf Script ... 22
Gambar 2.13 Contoh huruf Dekoratif ... 23
Gambar 2.14 Contoh huruf kategori Oldstyle ... 23
Gambar 2.15 Contoh huruf kategori Modern ... 24
Gambar 2.16 Contoh huruf Slab Serif ... 24
Gambar 2.17 Contoh huruf Sans Serif ... 25
Gambar 2.18 Contoh huruf Serif ... 25
Gambar 2.20 Contoh huruf Tulis/Latin (Script) ... 26
Gambar 2.21 Contoh huruf Dekoratif ... 27
Gambar 2.22 Contoh legibility sebuah huruf ... 27
Gambar 2.23 Contoh legibility ... 28
Gambar 2.24 Contoh Legibility ... 28
Gambar 2.25 Contoh Readability ... 29
Gambar 2.26 Contoh Berat ... 29
Gambar 2.27 Contoh Proporsi ... 30
Gambar 3.1 Poster Film “Ayat-ayat Cinta” ... 42
Gambar 3.2 Poster Film “Dalam Mihrab Cinta” ... 46
Gambar 4.1 Tipografi Judul Film Religi “Ayat-ayat Cinta” ... 48
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Matrik teori bentuk huruf sebagai keluarga huruf dan kesannya 7
Tabel 1.2 Matrik warna berdasarkan asosiasi pribadi seseorang ... 8
Tabel 2.1 Perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar
stroke dari huruf tersebut ... 30
Tabel 2.2 Proporsi yang ideal antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar
itu sendiri ... 31
Tabel 2.3 Matrik bentuk huruf sebagai keluarga huruf dan kesannya ... 31
Tabel 2.4 Teori-teori yang digunakan dalam pengkajian tipografi pada
judul film religi dalam media poster ... 34
Tabel 4.1 Arti kata/ makna “Ayat-ayat Cinta” menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ... 49
Tabel 4.2 Arti kata/ makna “Ayat-ayat Cinta” secara visual ... 49
Tabel 4.3 Matrik Teori ... 51
Tabel 4.4 Arti kata/ makna “Dalam Mihrab Cinta” menurut Kamub Besar
Bahasa Indonesia ... 53
Tabel 4.4 Arti kata/ makna “Dalam Mihrab Cinta” secara visual ... 54
DAFTAR PUTAKA
Baksin, Askurifai.(2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung : Katarsis.
Darmaprawira W.A., Sulasmi. (2002). Warna: Teori dan Kreativitasnya (ed.
Ke-2). Bandung: ITB.
Nugroho, Garin. (1998). Kekuasaan dan Hiburan. Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya.
Kusrianto, Adi. (2007). Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Andi.
Nathagracia, Ganeshya, RS. (2010). Dengan Judul Skripsi “Tinjauan Tipografi Judul Film Horor Indonesia Pada Media Poster”. Bandung. UNIKOM.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pujiriyanto. (2005). Desain Grafis Komputer, Teori Grafis Komputer. Jakarta:
Andi.
Rustan, Suryanto.(2010). Hurufontipografi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT
Gramedia.
Supriadi, Asep. (2006). Transformasi Nilai-Nilai Ajaran Islam Dalam Ayat-Ayat
Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy: Kajian Interteks. Semarang. Universitas
Diponegoro.
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya perfileman lokal di Indonesia, banyaknya
film-film Indonesia yang bertema religi Islam Indonesia mulai bermunculan, akan
tetapi kontennya lebih mengangkat cerita tentang cinta. Bahkan tayangan film ini
merupakan acara yang jarang terlewatkan oleh penggemarnya, karena tayangan
tersebut dikemas dengan cerita dan tampilan yang semenarik mungkin. Secara
kuantitas hampir setiap kuartal bahkan setiap tahun ada film religi Islam baru
yang muncul dibioskop maupun TV. Garin Nugroho dalam bukunya Kekuasaan
dan Hiburan (1998) memaparkan bahwa “film merupakan hasil peleburan antara hakikat seni dan media komunikasi massa”. Menurutnya, film juga bisa disebut sebagai media percampuran dari berbagai unsur seni lainnya, seperti drama, puisi,
bahkan novel. Film religi memberikan serta menampilkan unsur keagamaan
dengan nilai-nilai pendidikan terhadap penonton. Umumnya dalam alur cerita
yang terdapat difilm yang bertema religi pada dasarnya memperlihatkan kejadian atau kisah berhubungan dengan kehidupan pribadi seseorang.
Suksesnya film bertema religi lokal di Indonesia membuat
perusahaan-perusahaan film dalam negeri punya kecenderungan untuk memproduksi film
sejenis. Dalam film bertema religi menarik untuk dibahas karena terkait dengan
cerita cinta antar sesama manusia yang terkandung dalam ceritanya. Namun, film
yang bertema religi Islam Indonesia pada umumnya melakukan promosi seperti
film-film bertema lain. Salah satu promosi yang digunakan adalah melalui media
poster. Poster ini biasanya dibuat untuk menampilkan cuplikan film dan memberi
gambaran mengenai film. Adapun unsur yang terdapat dalam media poster, salah
satunya adalah tipografi. Tipografi sebagai bagian dari poster seharusnya bisa
menggambarkan konten atau tema dari cerita. Tipografi mempunyai fungsi yang
menunjukkan cerita pada film tersebut yang memiliki tujuan tertentu, karena
Diantara film yang bertema religi, ada dua poster film yang bertema religi
dan pernah ditayangkan yaitu; Ayat-ayat Cinta dan Dalam Mihrab Cinta. Apabila
sekilas melihat tipografi judulnya, lebih mengekspos kata cinta dalam judul
filmnya, baik dengan ukuran maupun bentuk hurufnya. Pemilihan media poster
film yang bertema religi sebagai objek kajian dikarenakan bentuk atau penerapan
media komunikasi yang cukup penting dan mempunyai kemampuan untuk
memikat perhatian khalayak ramai. Dimana terdapat penggabungan cerita religi
dan cerita cinta didalamnya. Sifat media yang akan digunakan untuk
menyampaikan pesan–pesan komunikasi harus benar–benar mendapat perhatian
dan efektif dalam menyampaikan pesan, karena erat sekali kaitannya dengan
penerima pesan.
Gambar 1.1Poster Film “Ayat-ayat Cinta”
Gambar 1.2Poster Film “Dalam Mihrab Cinta”
Sumber:http://wikimedia.org/wikipedia/Poster_film_Dalam_Mihrab_Cinta.jpg 31 (Oktober 2012)
Media poster film adalah media yang efektif dalam sebuah proses
komunikasi visual, karena sebuah poster mempunyai nilai efektifitas tersendiri
dengan fungsi dan karakter tersendiri. Dimana dalam kedua film (Ayat-ayat Cinta
dan Dalam Mihrab Cinta), menggunakan kata cinta yang dicetak lebih terekspos.
Visualisasi dan cara pendekatan dalam penyampaian pesan dalam poster
merupakan unsur yang penting, sehingga menarik untuk dibahas, terutama
dibagian tipografi pada judul film religi pada poster tersebut yang dapat
memunculkan makna-makna secara harafiah dan makna secara visual.
Penggunaan tipogafi judul yang terdapat pada kedua poster tersebut, cenderung
menggunakan jenis huruf yang umumnya terdapat pada media komputer yang
kurang sesuai dengan tema religi islami. Akan menarik mengangkat penelitian
mengenai tipografi pada judul film bertema religi menjadi sebuah kajian
akademis. Sehingga dapat mengemukakan hal-hal yang bernilai dalam
memberikan sebuah pandangan terkait ilmu desain komunikasi visual, khususnya
dalam bidang tipografi pada judul film bertema religi yang dikaitkan dengan
pemaknaan berdasarkan teori bentuk sebagai keluarga huruf dan kesannya, dan
I.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka terdapat beberapa
masalah yang dapat dimunculkan antara lain:
Masyarakat melihat poster film religi (Ayat-ayat Cinta dan Dalam Mihrab
Cinta) sebagai film drama percintaan manusia (ecos) ketimbang film religi
Islami.
Makna kata yang terdapat dalam judul film religi, memiliki arti
berbeda-beda, karena penyajian dalam tipografinya.
Tipografi dalam film Ayat-ayat Cinta; Dalam Mihrab Cinta; cenderung
menggunakan jenis huruf yang kurang menampilkan nuansa religi islami.
I.3 Fokus Masalah
Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah diatas, maka dapat
difokuskan pada bagian tipografi, dimana kedua poster film bertema religi
tersebut yaitu Ayat-ayat Cinta; Dalam Mihrab Cinta; dapat ditinjau dari segi
pemaknaan tipografi berdasarkan makna secara harafiah, teori bentuk sebagai
keluarga huruf dan kesannya, dan teori warna yang dapat memunculkan makna
didalamnya. Sehingga penelitian dapat difokuskan pada bagaimana makna
berdasarkan visualisasi huruf dalam judul film religi “Ayat-ayat Cinta dan Dalam Mihrab Cinta”.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian antara lain:
Memaparkan tipografi judul fim religi Ayat-Ayat Cinta dan Dalam Mihrab
Cinta berdasarkan teori bentuk dan kesan, dan teori warna. Sehingga dapat
diketahui makna berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
terdapat dalam judul yang ditinjau dari makna secara visual.
Menjadi sumbangan ilmu DKV dalam kajian tipografi, khususnya
pemaknaan tipografi pada judul film bertema religi dalam media poster,
dan dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut untuk peneliti berikutnya. Membantu desainer dalam memberi masukan dalam mendesain tipografi
terkait judul film religi. Dimana pada saat membuat huruf dapat dilihat
kesesuaian makna harafiah dengan makna secara visual.
I.5 Metode Penelitian
Penggunaan metode pada penelitian ini, yaitu menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah indivdu atau
sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses
penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengumpulkan
data yang spesifik dari berbagai media cetak maupun elektronik, menganalisis
data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum,
dan menafsirkan makna data. Penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang
fleksibel. Penelitian ini bergaya induktif, berfokus tehadap makna individual, dan
menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (diadaptasi dari Creswell, 2007).
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 1988, h. 63). Menurut Whitney
(1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi dengan
melihat fenomena yang terjadi berdasarkan fakta-fakta yang terjadi pada waktu
sekarang. Alasan penggunaan metode deskriptif yaitu penelitian ini dimaksudkan
untuk memperoleh makna terkait film bertema religi yaitu Ayat-ayat Cinta dan
Untuk mendapatkan data sebagai bahan dasar penelitian, maka digunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi Pustaka (Literacy Research)
Studi pustaka yaitu menggunakan berbagai referensi pustaka atau
media yang mengacu pada permasalahan melalui media cetak atau
elektronik seperti buku, koran, jurnal dan web, sebagai landasan teori
dalam penulisan skripsi. Pencarian dengan menggunakan komputer
dilakukan melalui internet dengan alat pencarian tertentu melalui media
online internet. Sebagai contoh pencarian secara online, penelitian data
berupa kedua poster film bertema religi diperoleh melalui situs internet.
Tinjauan pustaka memiliki beberapa tujuan utama: menginformasikan
kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan
penelitian yang dilakukan saat ini, menghubungkan penelitian dengan
literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam
penelitian-penelitian sebelumnya (Marshall & Rossman, 2006 dalam Creswell,2007).
Dalam penelitian ini, teori yang digunakan dalam tinjauan tipografi
pada judul film religi dalam media poster adalah teori-teori yang terkait
dengan bentuk huruf sebagai keluarga huruf dan kesannya, pada media
I.6 Bagan Penelitian
Dengan munculnya film-film bertema religi tersebut, membuat keberadaan film akan adanya poster sebagai media promosinya.
Adapun unsur-unsur visual pada bagian poster yaitu tipografi yang pada umumnya ditemukan kemiripan penyajian kata cinta yang lebih terekspos pada judul film bertema religi islami.
Memaparkan tipografi kedua poster film bertema religi secara visual.
Visual KBBI
Hasil Analisis
Menentukan kesimpulan akhir
Makna Harafiah Makna Visual
I.7 Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Penjelasan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,
perumusan masalah berdasarkan fenomena yang terjadi. Fokus masalah untuk
membatasi ruang lingkup penelitian yang dilakukan, yaitu pada bagian tipografi
judul film religi, dan dapat ditinjau dari segi pemaknaan tipografi berdasarkan
teori bentuk sebagai keluarga huruf dan kesannya, dan teori warna yang dapat
memunculkan makna didalamnya. Sehingga penelitian dapat difokuskan pada
bagaimana makna berdasarkan visualisasi huruf dalam judul film religi “Ayat-ayat Cinta dan Dalam Mihrab Cinta”.
BAB II. TIPOGRAFI, SINEMATOGRAFI DAN POSTER
Teori-teori yang menyangkut dengan tipografi pada poster film religi
secara umum yang diulas berdasarkan sumber data yang benar sebagai landasan
teori. Seperti pengertian tipografi, perkembangan tipografi, mengenal anatomi
huruf, teori prinsip pokok tipografi, teori bentuk huruf sebagai keluarga dan kesan
huruf dan teori warna.
BAB III. FILM AYAT-AYAT CINTA & FILM DALAM MIHRAB CINTA
Sumber data yang berhubungan tentang judul film pada poster film religi.
Pada bab ini dijelaskan mengenai data film yang terdiri dari data film terkait
dengan jenis film, produser film, sutradara dan sebagainya.
BAB IV. ANALISIS JUDUL FILM RELIGI
Menjelaskan tentang analisis tipografi judul film religi Islam dan
mengaitkannya dengan teori bentuk huruf sebagai keluarga huruf dan kesan serta
teori warna. Sehingga dapat dilihat dari segi pemaknaan secara harafiah serta
BAB V. KESIMPULAN
Merupakan bab penutup yang menguraikan kesimpulan dari penulisan,
yaitu menyangkut hasil pengamatan terhadap proses penelitian secara
BAB II
TIPOGRAFI, SINEMATOGRAFI DAN POSTER
II.1 Tipografi
Salah satu aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah
berkomunikasi, baik itu dalam melakukan kegiatan belajar, bekerja maupun
bermain. Secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan
partisipan dari kegiatan berkomunikasi, baik sebagai pengirim pesan maupun
selaku penerima pesan. Selama berabad-abad lamanya telah terbukti bahwa
bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komuniksi yang efektif. Hal ini dapat
dikatakan bahwa bahasa tulis merupakan representasi fisik dari struktur pemikiran
yang ada diotak kita yang tidak dapat terlihat secara kasat mata. Huruf merupakan
bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk
membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau
kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu pada sebuah
objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan
suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. Pengetahuan pengetahuan mengenai huruf dapat
dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi (typography).
Di Indonesia, hingga sekitar tahun 1960/70an, istilah tipografi belum
dikenal sebagaimana pengertiannya dimasa sekarang. Pada masa itu, tugas-tugas
dikampus desain masih dikenal dengan nama lettering. Mahasiswa harus
membuat huruf dengan tangan (hand-drawn lettering), dimana keterampilan
penggunaan kuas dan cat poster (gouache) menjadi batu ujian utama dalam
menentukan kualitas sebuah karya. Desain grafis termasuk tipografi mengalami
perkembangannya revolusioner ketika komputer Machintos mulai dikenal di
Indonesia semenjak paruh kedua tahun 1980an. Proses pekerjaan yang dilakukan
II.1.1 Pengertian Tipografi
Seperti yang ditulis Danton Sihombing dalam buku Tipografi
dalam Desain Grafis, bahwa tipografi adalah ilmu yang secara spesifik
mempelajari mengenai huruf. Pengetahuan mengenai huruf yang dipelajari
dalam sebuah disiplin seni disebut tipografi. Tipografi merupakan konsep
yang abstrak, seperti halnya musik. Dengan mendengarkan sebuah lagu
kita dapat merangkum karakteristik, kesan, dan suasana hati, seperti
perasaan gembira, sedih, optimisme, tenteram ataupun romantis.
Mempelajari sejarah tipografi berarti sebetulnya kita mempelajari sejarah
kebudayaan manusia: ideologi, komunikasi, teknologi seni sampai politik.
Tipografi adalah salah satu bahasa dalam desain grafis yang tidak berdiri
sendiri secara ekslusif, ia sangat erat terkait dengan bidang keilmuan lain
seperti komunikasi, teknologi, psikologi dan lainnya (Rustan, 2011, h -2).
Pengaruh teknologi digital pada intinya tidak mengubah fungsi
huruf sebagai perangkat komunikasi visual. Teknologi komputer
menyajikan spektrum dalam penyampaian pesan lewat huruf, mencitrakan
sebuah gaya yang memiliki korelasi dengan khalayak tertentu, dimana desainer grafis memiliki kebebasan untuk menciptakan visualisasi pesan
dengan huruf, selain untuk dibaca, tetapi juga mengekspresikan suasana
atau rasa.
II.1.2 Perkembangan Tipografi
Perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh faktor budaya
serta teknik pembuatan. Karakter tipografi yang ditimbulkan dari bentuk
hurufnya bisa dipersepsikan berbeda. Setiap bentuk huruf dalam sebuah
alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata dapat
membedakan antara huruf “m” dengan “p” atau “C” dengan “Q”.
Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900
mengemukakan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini
berbasis pada “pattern seeking” dalam perilaku manusia. Salah satu
“membaca” sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground.
Mengenal dan memahami anatomi huruf dapat menjadi langkah awal
mempelajari tipografi. Oleh karena itu, para ahli mengelompokkan
jenis-jenis desain huruf sesuai ciri masing-masing bagian tersebut.
Gambar 2.1 Figure dan Ground dalam Teori Gestalt (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001, hal 12)
Perubahan ciri di bagian-bagian huruf menandai perkembangan
sejarah seni perancangan huruf dimana tren perkembangannya dapat
diikuti pada masing-masing periode sejak abad 17. Tidak berbeda dengan
seni lukis, seni mendesain huruf pun mengenal karya-karya abadi serta
pengaruh-pengaruh bentuk dari karya-karya klasik. Oleh karena itu,
mempelajari ciri-ciri suatu bentuk huruf tidak akan terlepas dari
pengetahuan mengenai anatomi huruf. Dengan perkembangan tipografi
saat ini dimana fasilitas peralatan yang serba memadai ditunjang perangkat
teknologi komputer yang selalu inovatif menghadirkan program-program
baru dimungkinkan seorang tipografer secara kreatif membuat jenis huruf
baru. Munculnya jenis tipografi digital memberikan solusi teknis bagi
tipografer. Huruf bisa dimodifikasikan apa saja, misalnya huruf bitmap
yang muncul sekitar tahun 1980-an, memiliki kualitas out put 72 dot
Gambar 2.2 Bentuk Roman memiliki ketebalan bagian-bagian huruf yang bervariasi, sedangkan huruf Gothic seluruh bagiannya sama tebalnya
(Sumber : Desain Komunikasi Visual, 2008, hal 200)
Adapun dua aspek dasar dalam anatomi huruf yang berkaitan
dengan cara memanfaatkannya yaitu:
1. Aspek pertama berkaitan dengan bentuk fisik huruf dan merupakan
metode mengenai bagaimana huruf itu dibentuk. Demikian juga cara
mengukurnya, baik secara horizontal maupun vertikal.
2. Aspek kedua menyangkut bentuk, konstruksi, dan tampilan secara
visual dari masing-masing huruf secara individu.
1. Body 10. Character Origin 19. Spur
2. Cap Height 11. Arm 20. Serif
3. X-Height 12. Stroke 21. Link
4. Ascender 13. Bracket 22. Ear
5. Descender 14. Ball 23. Hairline
6. Baseline 15. Bowl 24. Counter
7. Body Width 16. Bar 25. Stem
8. Left Sidebearing 17. Terminal 26. Spine
9. Right Sidebearing 18. Fanial
Gambar 2.4 Nama bagian-bagian huruf (Sumber : Desain Komunikasi Visual, 2008, hal 201)
II.1.3 Anatomi Huruf
Ciri-Ciri Huruf Berdasarkan Anatominya
Menurut Suryanto Rustan dalam buku Hurufontipografi, ada 9
1. Black Letter
Gambar 2.5 Contoh huruf kategori Black Letter (Sumber : Hurufontipografi, 2010, hal 47)
Ciri-ciri dari kelompok huruf Black Letter adalah memlilki
terminal atau bagian ujung stroke yang lancip, ada beberapa jenis
huruf yang mempunyai serif dan ada juga yang tidak, memiliki
Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang
oblique atau miring, memiliki Contras atau perbandingan
tebal-tipis stroke huruf yang tinggi, bersifat sangat dekorafif dan
berkesan vertikal.
Beberapa font yang dapat dikategorikan ke dalam
kelompok Black Letter adalah Beckett, Fette Fraktur, Old English, Goudy Text, Linotext, Wilhelm Klingspor Gotisch, Celtic md,
2. Humanist
Gambar 2.6 Contoh huruf kategori Humanist (Sumber : Hurufontipografi, 2010, hal 47)
Ciri-ciri dari kelompok huruf Humanist adalah memlilki
Terminal atau bagian ujung stroke yang membulat atau menyudut
tetapi tidak lancip, ada beberapa jenis huruf mempunyai serif yang
tidak rata dan ada juga yang melengkung atau membulat, memiliki
Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang
oblique atau miring, memiliki Contras atau perbandingan
tebal-tipis stroke huruf yang sedang, pada huruf “e” crossbar-nya atau
stroke penghubung antara stroke berbentuk miring.
Font-font yang termasuk dalam kelompok Humanist adalah
Jenson, Centour, Cloister Old Style, ITC Berkeley, Forum,
3. Old Style
Gambar 2.7 Contoh huruf Old Style (Sumber : Hurufontipografi, 2010, hal 47)
Ciri-ciri dari kelompok huruf Old Style adalah memlilki Terminal atau bagian ujung stroke yang membulat dan menyudut,
memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf
yang sedikit oblique atau miring, memiliki Contras atau
perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang rendah sampai dengan
sedang, pada kelompok huruf Old Style ascender-nya atau bagian
huruf yang keatasnya melebihi capline atau batas teratas pada
huruf.
Contoh-contoh huruf Old Style antara lain Caslon,
4. Transitional
Gambar 2.8 Contoh huruf Transitional (Sumber : Hurufontipografi, 2010, hal 48)
Ciri-ciri dari kelompok huruf Transitional adalah memlilki
Terminal atau bagian ujung stroke yang lebih lancip dan lurus
daripada kelompok huruf Old Style, beberapa jenis huruf memiliki
Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang
sedikit oblique dan beberapa jenis huruf yang lain vertikal,
memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang
sedang sampai dengan tinggi, pada kelompok huruf Transition ascender-nya atau bagian huruf yang keatasnya melebihi capline
atau batas teratas pada huruf.
Contoh-contoh huruf adalah Baskerville, Times New
roman, Bauer Clasic, Bell, Bulmer, Scotch Roman, Cheltenham,
Maximus, Melior, Caledonia, ITC Slimbach, Century, dan
5. Modern
Gambar 2.9 Contoh huruf Modern (Sumber : Hurufontipografi, 2010, hal 48)
Ciri-ciri dari kelompok huruf Modern adalah memlilki
Terminal atau bagian ujung stroke yang lebih lancip dan lurus
daripada kelompok huruf Transitional, memiliki Angel Of Stress
atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang vertikal, memiliki
Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang sangat
tinggi, pada kelompok huruf Modern memiliki bentuk yang sangat
presisi dan berkesan buatan mesin.
Contoh-contoh huruf Modern adalah Bodoni, Linotype
6. Slab Serif
Gambar 2.10 Contoh huruf Slab Serif (Sumber : Hurufontipografi, 2010, hal 48)
Ciri-ciri dari kelompok huruf Slab Serif adalah memiliki
Terminal atau bagian ujung stroke yang membulat dan persegi,
memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf
yang vertikal, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis
stroke huruf yang rendah, pada kelompok huruf Slab Serif
memiliki bentuk yang sangat presisi dan berkesan buatan mesin. Contoh-contoh huruf Slab Serif adalah Candida, Clarendon,
Egyptienne F, Serifa, Glypha, West, Lubalin Graph, Memphis,
7. San Serif
Gambar 2.11 Contoh huruf Sans Serif (Sumber : Hurufontipografi, 2010, hal 49)
Ciri-ciri dari kelompok huruf San Serif adalah memiliki
Terminal atau bagian ujung stroke yang menyudut dan membulat,
memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf
yang vertikal, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis
stroke huruf yang sedikit sekali bahkan tidak ada sama sekali, dan
memiliki X-height atau tinggi dari badan huruf kecil yang tinggi.
Contoh-contoh huruf Sans Serif adalah Helvetica, Univers,
8. Script
Gambar 2.12 Contoh huruf Script (Sumber : Hurufontipografi, 2010, hal 50)
Ciri-ciri dari kelompok huruf Script adalah beberapa jenis
hurufnya tidak memiliki serif dan digantikan oleh Swash atau
tambahan pada terminal yang bersifat dekoratif, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang oblique atau
miring, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke
huruf yang bervariasi, dan memiliki X-height atau tinggi dari badan
Contoh-contoh huruf Script adalah Brush Script, Kustler
Script, Shelley Script, Linoscript, Bickham Script, Pelican, Pepita,
dan lain-lain.
9. Dekoratif
Gambar 2.13 Contoh huruf Dekoratif (Sumber : Hurufontipografi, 2010, hal 50)
Ciri-ciri dari kelompok huruf Dekoratif adalah memiliki
Angel Of Tress, Contras dan X-height yang bervariasi.
Contoh-contoh huruf Dekoratif adalah Rosewood,
Bermuda, Umbra, Grunge, Doodle, Dot 28, dan lain-lain.
Menurut Adi Kusrianto dalam buku Pengantar Desain Komunikasi Visual, ada 4 kelompok huruf sesuai ciri-ciri
anatominya antara lain:
1. Oldstyle
Beberapa font yang dapat dikategorikan ke dalam
kelompok Oldstyle adalah Bembo, Bauer text, CG Cloister,
ITC Usherwood, Claren-don, Garamond, Goudy Oldstyle,
Palatino (Palmspring), dan lain-lain.
2. Modern
Gambar 2.15 Contoh huruf kategori Modern (Sumber : Desain Komunikasi Visual, 2008, hal 203)
Font-font yang termasuk dalam kelompok Modern adalah
Bodoni, Bauer Bodoni, Didot, Torino, Auriga, ITC Fenice,
Linotype Modern, ITC Modern, Walbaum Book, ITC Zapf
Book, Bookman, Cheltenham, Melior, dan lain-lain.
3. Slab Serif
Gambar 2.16 Contoh huruf Slab Serif (Sumber : Desain Komunikasi Visual, 2008, hal 204)
Contoh-contoh huruf Slab Serif antara lain Boton, Aachen,
Calvert, Lubalin Graph, Memphis, Rockwell, Serifa,
4. Sans Serif
Gambar 2.17 Contoh huruf Sans Serif (Sumber : Desain Komunikasi Visual, 2008, hal 204)
Contoh-contoh huruf Sans Serif adalah Franklin Gothic,
Akzident Grotesk, Helvetica, Univers, Formata, Avant Garde,
Gill Sans, Futura, Optima, dan lain-lain.
Sementara menurut Pujiriyanto pada skripsi Ganeshya 2 1 , “Tinjauan Tipografi Judul Film Horor Indonesia Pada Media Poster (2009-2010)” huruf diklasifikasikan menurut
struktur anatominya menjadi beberapa jenis antara lain:
1. Huruf Berkait (Serif)
Gambar 2.8 Contoh huruf Serif
(Sumber : Desain Grafis Komputer, 2005, hal 57)
Adalah bentuk huruf yang memiliki kait, dengan ketebalan
yang kontras. Jenis ini merupakan huruf yang formal. Serif
mengekspresikan organisasi dan intelektualitas. Kesan yang
ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.
2. Huruf Tak Berkait (Sans Serif)
Gambar 2.19 Contoh huruf Sans Serif (Sumber : Desain Grafis Komputer, 2005, hal 57)
Adalah bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai
tebal, sederhana dan mudah dibaca. Kesan yang ditimbulkan
oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer, kurang
formal, lebih hangat, bersahabat dan efisien. Jenis huruf ini
tidak memiliki garis-garis kecil yang disebut counterstroke.
Huruf ini berkarakter streamline, fungsional, modern dan
kontemporer. Contoh: Arial, Futura, Avant Garde, Bitstream
Vera Sans, Century Gothic dan lain-lain.
3. Huruf Tulis/Latin (Script)
Gambar 2.20 Contoh huruf Tulis/Latin (Script) (Sumber : Desain Grafis Komputer, 2005, hal 58)
Jenis ini merupakan dasar dari bentuk huruf yang ditulis
dengan tangan, kontras tebal dan tipisnya sedikit, saling
berhubungan dan mengalir. Bentuk huruf Script menyerupai
goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil
tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang
4. Dekoratif
Gambar 2.21 Contoh huruf Dekoratif
(Sumber : http://www.myklroventine.com/2008/10/if-sarah-palin- was-a-font/)
Bentuk huruf diatas sangat rumit, karena bentuk huruf
tersebut akan sangat rumit jika dipakai sebagai body text, dan
hanya cocok untuk dipakai secara terbatas untuk headline. Font
dekoratif bisa membuat efek respons yang berbeda.
II.1.4 Teori Prinsip Pokok Tipografi
Menurut Surianto Rustan dalam buku hurufontipografi, ada
dua aspek penting penilaian terhadap tipografi sebagai penyampai
pesan antara lain:
1. Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan masing-masing huruf atau karakter. Legibility
menyangkut desain atau bentuk huruf yang digunakan. Suatu
huruf dikatakan legible apabila masing-masing huruf atau
karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan
jelas satu sama lain.
Gambar 2.23 Contoh legibility
(Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001, hal 59)
Gambar 2.24 Contoh legibility
(Sumber : Pada skripsi Ganeshya “Tinjauan Tipografi Judul Film Horor Indonesia Pada Media Poster(2009-2010)”)
2. Readability berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks. Teks yang readable berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila legibilty
lebih membahas kejelasan karakter satu-persatu, readability tidak lagi
menyangkut huruf atau karakter satu-persatu, melainkan keseluruhan
Gambar 2.25 Contoh readibility
(Sumber : Pada skripsi Ganeshya “Tinjauan Tipografi Judul Film Horor Indonesia Pada Media Poster(2009-2010)”)
II.1.5 Teori Bentuk Huruf Sebagai Keluarga Huruf dan Kesannya Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari
struktur bentuk dasar (reguler) sebuah alfabet dan setiap perubahan berat
huruf masih memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang
pokok dalam kerluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan
yaitu: berat, proporsi dan kemiringan.
Gambar 2.26 Contoh Berat
(Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001, hal 28)
Berikut ini adalah dua bentuk perbedaan tampilan pokok keluarga
huruf:
a. Berat
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terdapat pada
perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar strok.
Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini
dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan
ciri fisik, namun, dengan perbedaan berat dapat memberikan dampak
visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold karena ketebalannya
memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya
kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul
(headline) sebuah naskah baik untuk iklan, poster, maupun media
terapan lainnya (Danton Sihombing, 2001, h. 28).
Tabel 2.1 Perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan
lebar stroke dari huruf tersebut
Kelompok Berat Tinggi Huruf Yang tercetak Lebar Stroke
EXTRA-LIGHT 100% 5%
LIGHT 100% 10%
REGULAR 100% 15%
SEMI-BOLD 100% 20%
BOLD 100% 25%
EXTRA BOLD 100% 30%
b. Proporsi
Gambar 2.27 Contoh Proporsi
(Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001, hal 28)
Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari
huruf itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari
pembagiannya adalah condensed, regular dan extended. Kelompok
huruf-huruf condensed dapat terakomodasi lebih banyak dalam sebuah bidang
atau ruang. Namun, huruf-huruf ini apabila dicetak untuk keperluan
naskah dalam jumlah yang panjang akan dapat melelahkan mata. Huruf
condensed dan extended biasanya layak diterapkan untuk teks yang
pendek, seperti untuk headline ataupun sub-judul (subhead) (Danton
Sihombing, 2001, h. 30)
Tabel 2.2 Proporsi yang ideal antara tinggi huruf yang tercetak dengan
lebar itu sendiri.
Kelompok Proporsi Tinggi Huruf Yang tercetak Lebar huruf
EXTRA-LIGHT 100% 5%
Tabel 2.3 Matrik bentuk huruf sebagai keluarga huruf dan kesannya
Bentuk Keterangan Kesan
A
Bentuknya pipih/ light Ringan, Ekslusif , Sopan, Anggun, Resmi, Bersih.A
Bentuknya medium/ regular Kuat, Resmi, Jelas, Sopan, Tegas.A
Bentuknya gemuk/ tebal/ boldLebih kuat, Berat, Lebih tegas,
II.1.6 Teori Warna
Menurut Sulasmi Darmaprawira W.A. dalam buku “Teori Warna Dan Kreativitas Penggunaanya”, Warna merupakan salah satu unsur seni rupa yang paling relatif. Menurutnya, menggunakan warna dengan baik
dan tepat merupakan masalah desain yang rumit. Warna yang digunakan
secara artistik sebagai alat ekspresi manusia, nampaknya mempunyai latar
belakang sejarah tersendiri yang tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan sejarah seni rupa sejak zaman prasejarah sampai zaman
modern dengan abad komputernya. Perkembangan penggunaan warna
mulai dari lukisan prasejarah sampai dengan seni konteporer masa kini
sangat penting, karena berhbungan dengan sejarah kebudayaan manusia
mulai dengan kesederhanaan bahan dan penggunaannya sampai dengan
kompleksitas pengetahuan dan penggunaan warna modern. Setiap warna
memiliki karakteristik tertentu.yang dimaksud dengan karakteristik dalam
hal ini ciri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimilki oleh suatu warna. Secara
garis besarnya sifat khas yang dimilik oleh warna ada dua golongan besar,
yaitu warna panas dan warna dingin. Warna-warna digolongkan menjadi
dua golongan besar tersebut, karena adanya dua alasan yang didasarkan
pada arti simbolisnya. Pertama, karena keluarga warna merah seringa
diasosiasikan dengan matahari, darah, api, dimana baik matahari, darah,
maupun api adalah benda-benda yang memberikan kesan pasan atau
merangsang emosi kejiwaan. Adapun beberapa penelitian menurut
Maitland Graves dalam Sulasmi Darmaprawira W.A. antara lain:
1. Warna panas/hangat adalah: keluarga kuning, jingga, merah;
Sifatnya: positif, agresif, aktif, merangsang.
Warna dingin/sejuk: keluarga hijau, biru ungu.
Sifatnya: negatif mundur, tenang, tersisih aman.
2. Warna yang disukai mempunyai urutan sebagai berikut:
a. Merah
b. Biru
c. Ungu
e. Jingga
f. Kuning
Asosiasi psikologi terhadap warna merupakan ikatan budaya suatu
masyarakat tertentu yang telah menjadi kesepakatan bersama. Sebagai
contoh tentang nilai simbolis warna putih. Dalam kebiasaan Barat, warna
putih diasosiasikan sebagai suci, lugu, murni. Warna putih digunakan pada
pakaian pengantin gadis yang baru menikah sebagaimana halnya
kebiasaan di Jawa Barat. Berikut ini adalah warna-warna yang mempunyai
asosiasi dengan pribadi seseorang, (Marian L. David, 1987 dalam Sulasmi
Darmaprawira W.A., 2002), sebagai berikut:
Merah : Cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitif, menarik,
bahaya, dosa, pengorbanan, vitalitas.
Merah jingga : Semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah.
Jingga : Hangat, semangat muda, ekstremis, menarik.
Kuning jingga : Kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan,
optimisme, terbuka.
Kuning : Cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, pengecut,
pengkhianatan.
Kuning hijau : Persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah,
berseri.
Hijau muda : kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya,
segar, istirahat, tenang.
Hijau biru : Tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan.
Biru : Damai, setia, konservatif, pasif, terhormat, depresi,
lembut, menahan diri, ikhlas.
Biru ungu : Spiritual, kelelahan, hebat, kesuraman, kematangan,
sederhana, rendah hati, keterasingan, tersisih, tenang,
sentosa.
Ungu : Misteri, kuat, supremasi, formal, melankolis,
pendiam, agung (mulia).
Merah ungu : Tekanan, intrik, drama, terpencil, penggerak,
Coklat : Hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan,
II.1.7 Matrik Penelitian Objek
Pada matrik penelitian, terdapat suatu cara visualisasi yang
merupakan tinjauan secara umum terkait tipografi pada judul film bertema
religi dalam media poster. Berikut ini adalah matrik penelitian yang
digunakan dalam tinjauan judul film pada media poster bertema religi
yaitu Ayat-Ayat Cinta dan Dalam Mihrab Cinta.
Tabel 2.4 Teori-teori yang digunakan dalam pengkajian tipografi
pada judul film religi dalam media poster.
Objek Kajian Teori Satu Teori Dua
Ayat-Ayat
Cinta
Teori yang mengkaji
tentang berbagai
kembangan yang berakar
dari struktur bentuk dasar
(reguler) sebuah alfabet
dan setiap perubahan berat
huruf serta memiliki
kesenambungan bentuk.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
teori bentuk dan kesan
huruf yang dikemukakan
oeh Surianto Rustan dan
Danton Sihombing.
Teori yang digunakan yaitu
teori yang terkait
warna-warna yang mempunyai
asosiasi dengan pribadi
sesorang. Terdapat pada
penelitian ini, peneliti
mengkaji arti warna terkait
dengan psikologi warna
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sulasmi
Darmaprawira, W. A. Dalam Mihrab
II.2 Sinematografi-Film
Film dalam bahasa inggris disebut motion picture yaitu serangkaian
gambar-gambar yang diproyeksikan pada sebuah layar agar tercipta suatu ilusi
gerak yang hidup. Gambar bergerak, movie, film atau sinema merupakan suatu
hiburan yang sangat popular. Film berperan sebagai sarana media hiburan yang
sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik,
drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyrakat umum. Kehadiran film
sebagian merupakan respons terhadap “penemuan” waktu luang diluar jam kerja
dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati waktu senggang secara hemat bagi
seluruh anggota keluarga. Film sebagai media massa memiliki kelebihan antara
lain dalam hal jangkauan, realisme, pengaruh emosional, dan popularitas yang
hebat. Film juga memiliki dalam segi kemampuannya menjangkau sekian banyak
orang dalam waktu singkat dan mampu memanipulasi kenyataan tanpa
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris
cinematography yang berasal dari bahasa Latin kinema “gambar”.
Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang
membahas tentang teknik menangkap gambar dan
menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang
dapat menyampaikan ide. Sinematografi sangat dekat dengan film dalam
pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Genre
dalam bahasa komunikasi sering diartikan gaya atau style serta tema dan
sangat berhubungan dengan pemilihan yang sesuai dengan kelas dan
mewakili suatu komunitas tertentu. Seperti pemilihan bahasa, desain foto
massa. Hal serupa berlaku juga dalam pembuatan film maupun sinetron
dalam memilih kata-kata dan gerak serta karakternya. Dalam pengertian
ini, film sebagai media penyimpan adalah lembaran kecil selluloid yakni
sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang
selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan
sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.
Film mempunyai banyak pengertian yang dapat dijabarkan secara
luas. Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari
penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai
inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungapkan realita sosial
yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh.
Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri, yang mengutamakan
eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang
terlibat.
Menurut Undang-Undang perfilman No. 6 Tahun 1992 Bab 1,
Pasal 1, yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan budaya
yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita
video, piringan video, atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam
bentuk, jenis, ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau
proses lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan atau
ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektonik atau lainnya.
II.2.2 Jenis Film
Menurut Askurifai Baksin dalam skripsi Ganeshya Nathagracia RS
(2010), dengan judul “Tinjauan Tipografi Judul Film Horor Indonesia
Pada Media Poster (2009-2 1 )”, film secara garis besar dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu:
Film cerita adalah film yang berdasarkan rekaan pembuatnya, yaitu
film yang menceritakan tentang segala sesuatu yang tidak benar, yang
hanya merupakan sebuah kreasi imajinatif belaka atau berpura-pura
dan tidak selalu berdasarkan fakta. Film horor merupakan film yang
masuk kategori film cerita.
2. Film Dokumenter
Film dokumenter adalah film yang menyajikan realita dan berdasarkan
cerita yang sesungguhnya melalui berbagai cara berdasarkan
faktualitas dan survey yang terdapat di lapangan dan dibuat untuk
berbagai macam tujuan.
3. Film Dokudrama
Film dokudrama adalah film dokumenter yang sudah dikemas secara
dramatis, dimana fakta dan data yang ada didalam film tersebut
dikemas secara rekaan, dan aspek imajinatif dimasukkan sebagai
pelengkap dari film tersebut.
II.2.3 Film Bertema Religi Dengan Nilai-nilai Ajaran Islam
Yang dimaksud nilai-nilai ajaran Islam adalah ukuran perilaku
yang baik, berharga, pantas, dan dianjurkan dalam kehidupan
bermasyarakat yang bersumber dari ajaran agama Islam yang terkonsep
dalam rukun iman dan rukun Islam yang bersumber dari Alquran dan
Hadis (Sikana, 2005, 93). Bagaimana nilai-nilai yang terpancar dari ajaran
Islam itu dijadikan acuan tindakan, harus bertolak dari
keyakinan-keyakinan kepada Yang Gaib (Allah) dan ciptaan-ciptaan-Nya
sebagaimana terformulasi dalam arkanul iman (rukun-rukun
iman/rukun-rukun keyakinan). Al Hasyimi mengemukakan bahwa iman/rukun-rukun iman meliputi
(1) percaya kepada Allah, (2) percaya terhadap adanya para malaikat
Allah, (3) percaya terhadap kitab-kitab-Nya, (4) percaya terhadap
Rasul-rasul-Nya, (5) percaya terhadap adanya hari kiamat, dan (6) percaya pada
Selain mengacu pada rukun iman, pembahasan ini juga mengacu
pada rukun Islam atau syariah. Kewajiban keagamaan atau syariah adalah
aturan-aturan perihal tindakan yang harus dijalankan bagi setiap pemeluk
sebagaimana konsep arkanul Islam (rukun Islam), yaitu isi tertera di dalam
arkanul Islam. Secara tersurat arkanul Islam merupakan serangkaian
kewajiban yang bersifat mengikat bagi pemeluk agama yang bersangkutan.
Yang termasuk rukun Islam, yaitu (1) mengucapkan syahadatain, (2)
mengerjakan salat fardu, (3) mengeluarkan zakat, (4) berpuasa Ramadan,
dan (5) naik haji (Thohir, 2006: 138-139) pada Tesis Asep Supriadi (2006)
yang berjudul “Transformasi Nilai-nilai Ajaran Islam dalam Ayat-ayat
Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy”.
II.3 Media Poster
Pada umumnya media poster tersebut dibuat pada selebaran kertas
berukuran besar yang ditempel didinding atau tempat umum lainnya secara
khalayak. Biasanya dalam sebuah poster terdapat unsur-unsur visual gambar
ilustrasi dengan warna-warna yang indah serta tipografi sebagai pendukung visual dalam menyampaikan pesan. Kegunaan sebuah poster biasanyauntuk
mengiklankan suatu produk,kegiatan pendidikan, maupun acara hiburan sebagai
alat propaganda. Selain itu, banyak juga poster yang dibuat secara perorangan
sebagai hiasan atau lukisan yang ditempel didalam ruangan terutama bagi anak
muda.
II.3.1 Pengertian Poster
Poster adalah iklan atau pengumuman yang diproduksi secara
massal. Poster pada umumnya dibuat dengan ukuran besar di atas kertas
untuk didisplay kepada khalayak. Sebuah poster biasanya berisi gambar
ilustrasi dengan warna-warna yang indah dan beberapa teks maupun
memuat trademark. Sebuah poster biasanya berguna secara komersial
untuk mengiklankan suatu produk, suatu kegiatan pendidikan, acara
Namun, banyak juga poster yang dibuat hanya untuk tujuan seni maupun
sebagai hiasan. (Ensiklopedia Encarta – edisi 2004).
Dari definisi tersebut diatas, menurut Adi Kusrianto (2007), jelas
bahwa poster adalah salah satu bagian seni grafis yang memiliki gaya,
aliran, maupun trend tersendiri yang tidak lepas dari tingkat penguasaan
teknologi serta gaya hidup dari suatu zaman. Oleh karena poster dibuat
untuk menyampaikan pesan atau informasi, maka poster menjadi elemen
dalam Desain Komunikasi Visual. Menurut Margono Sastrosoediro dalam
skripsi Ganeshya Nathagracia RS (2010), “Tinjauan Tipografi Judul Film
Horor Indonesia Pada Media Poster(2009-2010)”kata poster berasal dari kata “to post” yang memiliki arti menempelkan. Sebagai kata benda berarti post (surat). Poster dapat diartikan tukang menempelkan surat
pengumuman atau tempelan itu sendiri. Dalam mendesain suatu poster
perlu diperhatikan beberapa hal berikut :
a. Poster harus dapat dibaca dan pesannya dapat dimengerti.
b. Menimbulkan sifat menarik dan harus mengandung sesuatu yang
baru dalam bentuk maupun dalam pesan yang tertulis
c. Poster harus didesain dalam bentuk yang cukup besar bila dilihat
dari jarak jauh agar membawa hasil seperti yang dinginkan.
d. Poster dari jarak dekat harus memberikan gairah dengan memakai
pengenalan yang mudah dan detail yang menyenangkan.
e. Poster harus tetap di dalam ingatan penonton dengan mengadakan
kontak baru antara penonton dan sebuah topik baru atau sebuah
hasil baru.
II.3.2 Jenis Poster
Poster dibuat untuk menyampaikan pesan atau informasi. Para
pengamat seni grafis mengelompokkan jenis poster menjadi,sebagai
a. Poster Teks
Sebagaimana namanya, poster teks mengutamakan teks sebagai
informasi, tetapi biasanya juga ada elemen-elemen gambar seperti
simbol kerajaan, gambar raja atau ornamen lain. Pada awalnya,
poster digunakan untuk menyampaikan pengumuman pemerintah
kepada rakyat di abad ke-15. Demikian juga poster selain
digunakan sebagai pengumuman, poster juga digunakan untuk
iklan.
b. Poster Bergambar
Pada abad ke-17, yang disebut sebagai awal abad modern, ada dua
pemicu atas berkembangnya produksi poster. Pertama, semakin
maju teknologi percetakan. Kedua, dimulainya era industrialisasi
dalam skala besar dengan terjadinya Revolusi Industri di Prancis
yang menyebabkan diperlukannya sarana iklan menggunakan
poster. Oleh karena itu, poster dicetak dalam jumlah besar.
Poster-poster pada era itu dihiasi dengan gambar yang
berwarna-warni. Dan terdapat banyak poster yang memiliki nilai artistik yang
tinggi, diantaranya adalah dengan masuknya pengaruh aliran Art
Noveau, Cubisme, Surrealisme, Dada, dan Art Deco. (Kusrianto,
2007, h. 339)
II.3.3 Poster Film
Poster film merupakan suatu media cetak yang digunakan sebagai
promosi film didalam sebuah industri film. Oleh sebab itu, industri film
sangat memanfaatkan poster untuk mempopulerkan film-filmnya. Hingga
kini, poster film dibuat menggunakan teknologi dan profesionalisme yang
sangat tinggi karena di situ dilibatkan kemampuan finansial yang sangat
kuat. Desainer-desainer terbaik disewa untuk membuat karya-karya poster
untuk mempromosikan film. Publik pun sangat menyenangi poster yang
rata-rata sangat menarik itu sehingga poster film memiliki potensi jual
yang cukup tinggi. Menjadi kolektor poster film sudah menjadi hobi pada
II.3.4 Elemen-Elemen Visual Poster Film
Menurut Askurifai Baksin Pada skripsi Ganeshya 2 1 , “Tinjauan Tipografi Judul Film Horor Indonesia Pada Media Poster(2009-2010)”
elemen-elemen yang harus ada pada poster film antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Ilustrasi
Karena ilustrasi merupakan unsur kemenarikan dan harus banyak
ditonjolkan pada poster film.
2. Tagline
Karena tagline merupakan premis dari sebuah film yang akan
ditayangkan untuk mengundang rasa penasaran.
3. Titel Kredit (Credit Title)
Titel kredit dalam poster film terdiri atas nama, produser film,
sutradara, judul film, nama-nama pemeran utama dan pemeran
pendukung, desainer kostum, pembuat efek visual (visual effect),
pengarah musik, editor film, desainer produksi, pengarah koreografi, fotografer, penyusun naskah skenario, logo-logo pendukung suara,
serta logo-logo perusahaan.
4. Tipografi Judul Film
Tipografi judul film merupakan bagian dari rancangan grafis yang
diciptakan oleh desainer grafis dengan harapan mewakili konsep,
karakteristik serta kekuatan kata-kata guna mengekspresikan cerita
BAB III
FILM AYAT-AYAT CINTA & FILM DALAM MIHRAB CINTA
III.1 Film Ayat-Ayat Cinta
Film Ayat-ayat Cinta adalah suatu film Indonesia yang beredar pada
februari 2008. Film Ayat-ayat Cinta merupakan film yang diadaptasi dari sebuah
novel best seller karangan Habiburrahman El Shirazy yang diterbitkan pada tahun
2004 melalui penerbit Basmala dan Republika. Pada film ini, dikisahkan tentang
perjalan cinta seorang pemuda (Fahri) seorang mahasiswa kebangsaan Indonesia
yang sedang menyelesaikan pendidikan di Universitas Al-Azhar Mesir.
Gambar 3.1Poster Film “Ayat-ayat Cinta”
III.1.1 Data film Ayat-ayat Cinta Jenis Film : Drama
Durasi : 127 menit
Produser : Dhamo Punjabi, Manoj Punjabi
Sutradara : Hanung Bramantyo
Penulis : Ginatri S Noer, Salman Aristo, Habiburrahman El
Shirazy
Pemeran : Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia
Adya Mecca, Melanie Ptria, Dennis Adhiswara,
Oka Antara, Surya Saputra
Tanggal edar : Kamis, 28 Fembruari 2008
Warna : Warna
Bahasa utama : Bahasa Indonesia
3.1.2 Sinopsis film Ayat-ayat Cinta
Film ini menceritakan tentang kisah percintaan yang berawal
perjalanan Fahri dan Aisha dalam sebuah metro, sebelumnya mereka
belum pernah bertemu. Secara tidak sengaja, mereka bertemu ketika
terjadi perdebatan sengit didalam metro. Fahri bin Abdillah adalah pelajar
Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Azhar.
Berjibaku dengan panas-debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam
target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah
buku-buku agama. Semua target dijalani Fahri dengan penuh antusiasme
kecuali satu: menikah. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Dia
kurang artikulatif saat berhadapan dengan mahluk bernama perempuan.
Hanya ada sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini.
Neneknya, Ibunya dan saudara perempuannya. Sepertinya pindah ke Mesir
membuat hal itu berubah. Tersebutlah Maria Girgis. Tetangga satu flat
yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan
menganggumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang
cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja. Lalu ada Nurul. Anak