• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peribahasa Indonesia dalam Sastra Indonesia sebelum perang : sebuah tinjauan resepsi sastra.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peribahasa Indonesia dalam Sastra Indonesia sebelum perang : sebuah tinjauan resepsi sastra."

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Dewasa ini peribahasa masih kadang-kadang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, dalam Kurikulum SMA 19842 GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) dengan jelas masih menyebutkan peribahasa sebagai bahan pengajaran untuk dipahami dan diinterpretasi. Thesis ini

mencoba menganalisis makna peribahasa secara interpretatif lewat pendekatan sosiolinguistik bidang semantik. Da-lam semantik dikatakan bahwa setiap kata memiliki khazanah arti dan bentuk. Kedua sifat ini memungkinkan adanya interpretasi makna peribahasa yang sebagai karya sastra bersifat banyak tafsir (poly-interpretable, polisemi). Makna peribahasa sesuai dengan fungsinya sebagai alat ko-munikasi dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis mak-na. Peribahasa sebagai alat komunikasi ditanggapi oleh pembaca dan dimanfaatkan dalam karya sastra sebagai resepsi aktif. Bagaimana para pengarang sastra Indonesia sebelum perang meresepsi peribahasa secara aktif, dianalisis pada bagian akhir tesis ini.

Sebagai sumber data, dipilih buku Peribahasa karangan Pamuntjak dkk karena buku ini merupakan kumpulan peribahasa yang paling lengkap. Makna peribahasa dianalisis dengan menganalisis butir-butir kebahasaan lewat pendekatan sosiolinguistik bidang semantik. Butir-butir kebithasaan memiliki khazanah anti dan bentuk. Ini harus dianalisis' untuk membuat interpretasi terhadap makna peribahasa. Makna peribahasa dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis makna berdasarkan fungsinya dalam berkomunikasi. Dalam

me-manfaatkan peribahasa sebagai alat komunikasi, para pemakai peribahasa merupakan resepstor aktif dengan memanfaatkan alternatif alternasi-alternasi makna dan bentuknya. Dalam tesis ini penelitian resepsi aktif terbatas pada pengarang sastra Indonesia sebelum perang dengan mengambil sampel yaitu 13 pengarang dan masing-masing diwakili oleh sebuah karyanya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hakikat butir ke-bahasaan itu mempunyai khazanah

anti

dan bentuk. Keadaan ini menunjang sifat karya sastra yang bersifat polisemi atau banyak tafsir. Dengan demikian, makna peribahasa ti-dak hanya terbatas pada makna yang telah dikumpulkan oleh Pamuntjak dkk dalam Peribahasa, tetapi masih terbuka untuk alternasi makna yang lain. Alternasi makna ini tergantung pada konteks pemakaian peribahasa itu. Selanjutnya makna peribahasa dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis makna. Jenis-jenis makna itu adalah makna yang berkaitan dengan hukum alam dan kebenaran umum, pedoman kehidupan, nasihat, deskripsi fakta kehidupan, pujian dan sindiran, pernyataan berlebih-lebihan, dan kemustahilan serta kesia-siaan.

Adapun penelitian terhadap sejumlah karya sastra se-belum perang menunjukkan bahwa ada jugs resepsi aktif oleh pengarang sastra Indonesia. Meskipun terdapat resepsi ter-hadap peribahasa, tetapi terdapat beberapa variasi resepsi ialah resepsi murni, resepsi sebagian atau kurang murni tak teresepsi, dan resepsi inovatif. Dalam resepsi murni

(2)

pemakai peribahasa tidak membuat perubahan sedikit pun terhadap peribahasa baik bentuk maupun makna, sedangkan dalam resepsi sebagian atau kurang murni pemakai periba-hasa membuat variasi bentuknya. Variasi bentuk dapat berupa penghilangan kata yang kurang penting atau menambahkannya, dapat pula berupa penggantian kata dengan sinonimnya. Peribahasa tak teresepsi berarti bahwa terdapat

kemungkinan suatu pernyataan atau peristiwa dikatakan de-ngan peribahasa, tetapi pengarang tidak mempergunakan pe-ribahasa meskipun di tempat lain digunakan pepe-ribahasa ter-sebut. Inovasi terhadap peribahasa berupa penciptaan pe-ribahasa barn dengan kata-kata kunci yang belum pernah digunakan dalam kumpulan peribahasa oleh Pamuntjak dkk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecende-rungan para pengarang pada awal periode itu banyak mere-sepsi peribahasa secara murni. Pada akhir periode sebelum perang itu, para pengarang berkecenderungan membuat resep-si inovatif

(3)

ABSTRACT

In recent time, proverbs sometimes are still used in daily life. In GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) of the Kurikulum SMA 1984 obviously it is said that proverbs assume the role of an educational matter that should be recognized and be interpreted. The thesis will try to analyze the meaning of proverbs interpretatively from the sociolinguistic approach in semantics. In semantics, it has been said that each word has a treasury of meanings and forms. Both characters permit the interpretation of the meanings of proverbs, which as literary work may have some meanings (polisemic, poly-interpretable). The mea-ning of proverbs as communication instruments can be classified in so many kinds of ways. Proverbs as communi-cation instruments, will be interpreted by the readers and will be used in the literary work as an active recep-tion. How did the Indonesian authors before war acquire the proverbs actively, will be analized in the last part of the thesis.The resource of the data is Peribahasa

written by Pamuntjak cs, because this book377717aglete collection of proverbs. The meaning of proverbs can be

analized by analizing the elements of language from socio-linguistic approach in semantics. Some elements of pro-verbs have a treasury of meanings and forms. Thismust be analized to make some interpretations to the meanings of' proverbs. The meanings of proverbs can be classified in

some kinds of meaning depending on their functions in,,the communication. In order to apply proverbs as communicati-on instruments, some users of proverbs are active recep-tors by using the alternations of their meanings and their forms. In this thesis, the study of the active reception can be limited to the Indonesian authors of the literary works before the war by taking a sample of thirteen authors and each will be represented by one of their works.

As the result, this research shows that some elements of language have a treasury of meanings and forms. This condition supports the polisemic character of literary work. So the meanings of proverbs are not only limited in

cs in

those collected by Pamuntjak Peribahasa but are

open to other alternative meanings. The alternative meanings will depend on the contexts of their use. Moreover, the meanings can be separated in some verious kinds of meaninga. They can be connected with natural laws and human laws ac-cepted by the community, slogans, mottos, advices, descrip-tions of life facts, praise and allusion, excessive state-ments, impossibility and vain.

This research shows there was also active reception by some Indonesian-fauthors. Although there was some active

reception to the proverbs, there were also various kinds

of reception to the proverbs that are pure reception, par-tial reception or less-pure reception. And still there were also unacquired proverbs and innovative proverbs.

(4)

ix

In pure reception, the users of proverbs didn't vary the form, whereas in the partial or less-pure reception the users made the alternation in form. The variety of their form could be deletion of unnecessary words, addi*. tion of words, substitution of synonymous words. In the case of unacquired proverbs, the statement or event that could be said in certain proverbs but the author did not use them. Innovative proverbs are new proverbs created with key words that are used yet in Pamuntjak's proverb collection.

As the result, this study shows that there was tendency for some authors in the early period to acquire the proverbs puerely. On the contrary, in the final period before the war, some authors have tendency to make some innovative reception.

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)

Referensi

Dokumen terkait

Demikian keterangan Imam An-Nawawy dalam Syarah Muslim

Chomsky menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul, Penerapan Strategi Pembelajaran Elaborasi untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar SiswaPadaMateriFisika

Peserta yang memasukan dokumen penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pokja Jasa Konsultansi ULP

Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga sama dengan Mesin Bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potong diam. Untuk arah gerakan

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Dan Padat.. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Kultivar

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang desain didaktis pada konsep reaksi redoks berbantuan self- reflection guru melalui lesson analysis..

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari