• Tidak ada hasil yang ditemukan

aliran klasik dalam pendidikan dan penga (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "aliran klasik dalam pendidikan dan penga (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

ALIRAN-ALIRAN KLASIK DALAM PENDIDIKAN

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan aliran-aliran klasik dalam pendidikan.

2. Menjelaskan pengaruh aliran-aliran klasik pendidikan terhadap pemikiran pendidikan di Indonesia.

B. Materi

2.1 Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan 2.1.1 Aliran Empirisme

Aliran empirisme (aliran optimisme) bertolak dari Lockean Tradition yang mengutamakan perkembangan manusia dari segi empirik yang secara eksternal dapat diamati dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, serta mengabaikan pembawaan sebagai sisi internal manusia. Dengan kata lain pengalaman adalah sumber pengetahuan, sedangkan pembawaaan yang berupa bakat tidak diakui.

(2)

Nama asli aliran ini adalah “The School of British Empircism” (aliran empirisme Inggris). Namun, aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi bernama “environmental psychology” (psikologi lingkungan) yang relatif masih baru (Rober, 1988).

Doktrin aliran empirisme yang amat mashyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini para penganut empirisme menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman atau lingkungan yang mendidiknya. Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi. Karena ia memiliki pengalaman belajar di bidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya pemusik sejati. Tokoh- tokoh aliran ini adalah :

Francis Bacon

(3)

fakta-fakta. Kemudian ambil kesimpulan dari fakta-fakta itu dengan cara argumentasi induktif yang logis.

Thomas Hobbes

Dilahirkan di Malmesbury (1588-1679). Hobbes berpendapat bahwa filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-akibat berupa fakta yang dapat diamati. Segala yang ada ditentukan oleh sebab tertentu, yang mengikuti hukum ilmu pasti dan ilmu alam. Yang nyata adalah yang dapat diamati oleh indera manusia dan sama sekali tidak tergantung pada rasio manusia(bertentangan dengan rasionalisme).

John Locke

John Locke lahir di Bristol Inggris pada tahun 1632. Jonh Locke terkenal dengan teori tabula rasanya. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu Essay Concerning Human Understanding (1600), Letters on Tolerantion (1689-1692), dan Two Treatises on Government (1690). John berpendapat bahwa anak yang baru

dilahirkan dapat diumpamakan seperti kertas putih yang belum ditulisi.

David Hume

(4)

Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung.

Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar yang di bawa anak sejak lahir, di kesampingkan. Padahal ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lungkungan tidak terlalu mendukung. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil.

Manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik atau kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya. Dengan demikian pendidikan diyakini sebagai sebagai maha kuasa bagi pembentukan anak didik. Karena pendapatnya yang demikian, maka dalam ilmu pendidikan disebut juga Aliran Optimisme Paedagogis.

2.1.2 Aliran Nativisme

(5)

Leibnitzian Tradition yang menyatakan bahwa perkembangan seseorang merupakan produk dari pembawaan yang berupa bakat. Bakat yang merupakan pembawaan seseorang yang akan menentukan nasibnya. Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran empirisme. Orang yang “berbakat tidak baik” akan tetap tidak baik, sehingga tidak perlu dididik untuk menjadi baik. Orang yang “berbakat baik” akan tetap baik dan tidak perlu dididik, karena ia tidak mungkin akan terjerumus menjadi tidak baik. Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang dibawa sejak lahir.

Terdapat suatu pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi (G. Leibnitz: Monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemauan bebas. Pandangan-pandangan tersebut tampak antara lain humanistic psychology dari Carl R. Rogers ataupun pandangan phenomenology atau humanistik lainnya. Meskipun pandangan ini mengakui pentingnya belajar, namun pengalaman dalam belajar itu ataupun penerimaan dan persepsi seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan memberi makna pada apa yang dialaminya itu. Dengan kata lain pengalaman belajar ditentukan oleh “internal frame of reference” yang dimilikinya. Pendekatan ini sangat

mementingkan pandangan holistik (menyeluruh), serta pemahaman perilaku orang dari sudut pandang si empunya perilaku itu.

Tokoh tokoh aliran nativisme :

(6)

Dilahirkan di Danzig pada tanggal 22 Februari 1788. Schopenhauer dibesarkan oleh keluarga pembisnis. Ia merupakan seorang jenius dengan karyanya yang terkenal adalah The World as Will and Representation. Ia mempunyai pandangan bahwa pembawaanlah yang menentukan perkembangan anak. Lingkungan sama sekali tidak bisa mempengaruhi, apalagi membentuk kepribadian anak. Perkembangan ditentukan oleh faktor pembawaannya, yang berarti juga ditentukan oleh anak itu sendiri.

ImmanuelKant

Di lahirkan di Konigsberg pada 22 April 1724. Ia merupakan filsuf Jerman dan karyanya yang terkenal adalah Kritik der Reinen Vernunft. Ia berpendapat bahwa:

1. Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indra. Lain daripada itu merupakan “ilusi” saja, hanyalah ide.

2. Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif kategoris”. Contoh : orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan.

3. Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia.

(7)

Merupakan filsuf Jerman yang lahir di Leipzig, pada 1 Juli 1646. Gottfried mempunyai pandangan bahwa perkembangan manusia sudah ditentukan sejak lahir. Manusia hidup dalam keadaan yang sebaik mungkin karena dunian ini diciptakan oleh Tuhan.

Aliran nativisme hingga kini masih cukup berpengaruh dikalangan beberapa orang ahli, tetapi tidak semudah dulu lagi. Diantara ahli yang dipandang sebagai nativis ialah Noam A. Chomsky kelahiran 1928, seorang ahli linguistik yang sangat terkenal hingga saat ini. Chomsky menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya “biological predisposition” (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.

Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir itulah yang menentukan perkembangan dalam kehidupan. Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaaan. Dengan demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa manfaat bagi manusia. Keyakinan yang demikian itulah di dalam ilmu pendidikan disebut juga aliran Pesimisme Paedagogis.

2.1.3 Aliran Naturalisme

(8)

pendidkan yang di terimanya atau yang mempengaruhinya. Jika pengeruh itu baik maka akan baiklah ia. Akan tetapi jika pengaruh itu jelek, akan jelek pula hasilnya. Seperti dikatakan oleh tokoh aliran ini yaitu J.J. Rousseau sebagai berikut: ”Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari sang pencipta, tetapi semua rusak di tangan manusia”. Oleh karena itu sebagai pendidik Rousseau mengajukan “pendidikan alam” artinya anak hendaklah di biarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya.

Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan anak yang baik itu, aliran ini juga disebut negativisme. Jadi menurut aliran ini pendidikan harus di jauhkan dari anak-anak, karena hal itu berarti dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat (artificial) dan dapat membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti diketahui, gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini malah terbukti sebaliknya, pendidikan makin lama makin diperlukan.

Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Naturalisme sering disebut Negativisme. Dalam aliran Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran dintaranya adalah:

(9)

b) Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan yang mampu mendorong keberanian anak didik ke arah pandangan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik. Tanggung jawab belajar terletak pada diri anak didik sendiri.

c) Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak didik. Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya.

Aliran filsafat naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu realisme, empirisme dan rasionalisme. Pada dasarnya, semua penganut naturalisme merupakan penganut realisme, tetapi tidak semua penganut realisme merupakan penganut naturalisme. Imam Barnadib menyebutkan bahwa realisme merupakan anak dari naturalisme. Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran realisme sejalan dengan naturalisme. Salah satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh dari alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut

(10)

dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk itu pendidikan yang signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan intelek. Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana..

Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.

Terdapat lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan Herbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Ilmu Pengetahuan Apa yang Paling Berharga?”. Kelima tujuan itu adalah:

(1) Pemeliharaan diri;

(2) Mengamankan kebutuhan hidup; (3) Meningkatkan anak didik;

(4) Memelihara hubungan sosial dan politik; (5) Menikmati waktu luang.

Spencer juga menjelaskan tujuh prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme, yaitu:

(11)

(2) Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik; (3) Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak;

(4) Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan;

(5) Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak;

(6) Praktik mengajar adalah seni menunda;

(7) Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif; (Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik.

2.1.4 Aliran Konvergensi

Aliran ini dipelopori oleh William Stern (1871-1939), seorang Jerman yang hidup pada abad 20 yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut “personali”.

Tokoh-tokoh aliran ini adalah:

William Strern

(12)

dilahirkan dengan pembawaan baik maupun buruk. Baik buruknya seseorang tergantung dari pembawaan dan lingkungan.

Al Ghazali

Al Ghazali lahir pada tahun 450 H atau 1058 M di desa Thus. Al Ghazali berpendapat bahwa batas awal berlangsungnya pendidikan adalah sejak bersatunya sperma dan ovum sebagai awal kejadian manusia. Adapun mengenai batas akhir pendidikan adalah tidak ada karena selama hayatnya manusia dituntut untuk melibatkan diri dalam pendidikan sehingga menjadi insan kamil. Kemakmuran dan kejayaan suatu bangsa sangat bergantung pada sejauhmana keberhasilan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

Selain itu, pengajaran dan pendidikan harus dilaksanakan secara step by step.sme”, sebuah pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-disiplin ilmu yang berkaitan dengan manusia. Di antara disiplin ilmu yang menggunakan asas personalisme adalah “personologi” yang mengembangkan teori yang komprehensif (luas dan lengkap) mengenai kepribadian manusia (Rober, 1988).

(13)

 Faktor Internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.

 Faktor Eksternal yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungannya.

Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun factor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi.

Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.

(14)

Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan. Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu. Dari sisi lain, variasi pendapat itu juga melahirkan berbagai pendapat/gagasan tentang belajar mengajar, seperti peran guru sebagai fasilitator ataukah informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif atau tes esai, perumusan tujuan pengajaran yang sangat behavioral, penekanan pada peran teknologi pengajaran (The Teaching Machine, belajar berprogram, dan lain-lain), dan sebagainya.

2.2 Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia

Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai di kenal di Indonesia melalui upaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasa penjajah Belanda dan disusul kemudian oleh orang-orang Indonesia yang belajar di negri belanda pada masa penjajahan. Setelah kaemerdekaan Indonesia, gagasan-gagasan dalam aliran-aliran pendidikan itu masuk ke Indonesia melalui orang-orang Indonesia yang belajar di berbagai Negara di p e m b a w a a n l i n g k u n g a n

h a s i l

p e n d i d i

k a n / p e r

k e m b a n

g a n

(15)

Eropa, amaerika serikat dan lain-lain. seperti yang di ketahui, sistem persekolahan di perkenalakn oleh pemerintah colonial belanda di Indonesia, sebelum masa itu pendidikan di Indonesia terutama oleh keluarga dan oleh masyarakat (kelompok belajar/padepokan, lembaga keagamaan/pesantren, dan lain-lain).

Meskipun dalam hal-hal tertentu sangat diutamakan bakat dan potensi lainnya dari anak (umpama pada bidang kesenian, keterampilan tertentu, dan sebagainya), namun upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan itu diusahakan pula secara optimal. Dengan kata lain, meskipun peranan pandangan empirisme dan nativisme tidak sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan itu dilakukan dengan pendekatan elektif fungsional yakni diterima sesuai dengan kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi. Seperti telah dikemukakan, tumbuh-kembang, manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni hereditas, dan anugerah. Faktor terakhir itu merupakan pencerminan pengakuan atas adanya kekuasaan yang ikut menentukan nasib manusia (Sulo Lipu La Sulo, 1981: 38-46).

(16)

memberi peluang baik bagi peserta didik yang belajar, maupun bagi pendidik yang ikut belajar (colearner). Dengan demikian, cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diwujudkan melalui belajar seumur hidup. Hubungan tersebut sesuai dengan asas ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani, serta cara pendekatan belajar siswa aktif (CBSA) dalam

kegiatan belajar mengajar. Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas, peran peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, dan kemampuannya itu telah diakui dan dilindungi (antara lain: Pasal 23 Ayat 1, Pasal 24, Pasal 26, dan lain-lain).

Indonesia yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam lebih condong pada aliran konvergensi yakni factor yang mempengaruhi perkembangan adalah pembawaan dan lingkungan. Pembawaan merupakan potensi-potensi yang ada pada diri manusia sejak lahir yang perlu dikembangkan dengan adanya pendidikan atau lingkungan. Dewasa ini hampir tidak ada yang menganut teori nativisme, naturalisme, maupun empirisme. Mereka lebih condong pada aliran konvergensi.

C. Tugas

Setelah mempelajari bab VI ini dengan seksama, kerjakanlah tugas-tugas di bawah ini:

1. Apakah perbedaan dari keempat aliran klasik pendidikan tersebut? 2. Aliran klasik pendidikan yang seperti apa yang cocok diterapkan di

(17)

3. Mengapa pembawaan dan lingkungan mempengaruhi perkembangan anak?

D. Daftar Rujukan

http://7assalam9.wordpress.com/2012/01/28/Aliran Aliran pendidikan, diakses pada 11 September 2014.

http://emil113umm.wordpress.com/2013/07/13/aliran-aliran-klasik-dalam-pendidikan/, diakses pada 11 September 2014.

http://rimmu.wordpress.com/2010/02/08/Aliran Aliran pendidikan, diakses pada 11 September 2014.

Tim Dosen FIP IKIP Malang. 1996. Pengantar Pendidikan. Malang: IKIP Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Kelainan bicara dan/atau bahasa adalah adanya masalah dalam komunikasi dan bagian-bagian yang berhubungan dengannya seperti fungsi organ bicara Keterlambatan dan

Hasil Pembelajaran Sejarah Gerakan Nasional Kemuhammadiyahan Dalam Menggali Nilai-Nilai Nasionalisme Peserta Didik ……… 169 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

thuringiensis, pada tahun 1980 telah dihasilkan produk kloning yang memiliki aktivitas insektisidal yang lebih tinggi dibanding dengan isolat B.. thuringiensis

Pemimpin pada dasarnya adalah orang yang mampu menggerakan sumberdaya (terutama manusia) untuk bekerja bersama untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah sebuah

SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN KATAPANG KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Di dalam sistem kehidupan itu terdapat urusan agama (hubungan langsung dengan Tuhannya); urusan sosial kemasyarakatan, yaitu segala macam aktivitas yang berhubungan

Dikarenakan 16,502 lebih besar dari 4,46 dan sig F sebesar 0,001 < 0,05, maka kriteria Ho ditolak atau dengan kata lain Implementasi Sistem Pengendalian Internal

Laporan yang dapat dipilih adalah Laporan yang dihasilkan oleh sistem tersebut adalah Penerimaan Barang, Transaksi Penjualan per Bulan, Transaksi Pembayaran