IDENTIFIKASI TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN UMUM
ANTAR KOTA DALAM PROVINSI (AKDP)
(Studi Kasus : Pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang)
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi Strata 1 Pada Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Disusun Oleh : MUHAMMAD BUDIMAN
1.06.08.003
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
You Can Be Whatever
You Want To Be
There is inside you all of the potential to be whatever you want to be
all of the energy to do whatever you want to do.
Imagine yourself as you would like to be doing what you want to do, and each day, take one step
towards your dream.
And though at times it may seem too difficult to continue,
hold on to your dream.
One morning you will awake to find that you are the person
you dreamed of doing what you wanted to do simply because you had the courage.
To believe in your potential and to hold on to your dream.
ABSTRAK
Kebutuhan akan sarana transportasi dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan akibat semakin banyaknya kegiatan-kegiatan yang membutuhkan jasa transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan antar kota. Contontohnya saja pergerakan masyarakat dari Kota Solok ke Kota Padang dengan menggunakan angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) sebagai angkutan pergerakan antar kota terus meningkat.
Seiring dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Nomor. 10 Tahun 2012 tentang standar pelayanan minimal angkutan umum massal berbasis jalan. Maka dituntut tersedianya angkutan umum antar kota yang memenuhi standar pelayanan khususnya pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang. Angkutan umum AKDP harus memenuhi standar pelayanan minimal (SPM) yang terdiri dari aspek keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan.
Munculnya angkutan umum yang tidak terdaftar secara resmi dan melakukan
pergerakan antar kota khususnya dari Solok-Padang, menimbulkan
permasalahan akan keterlangsungannya angkutan umum resmi. Berkembangnya angkutan umum tidak resmi ini dikarenakan adanya permintaan dari masyarakat untuk menggunakan angkutan tersebut. Permintaan akan jasa angkutan umum tidak resmi ini semestinya dapat dilayani oleh angkutan umum resmi AKDP.
Maka untuk itu akan diadakan penelitian, apakah armada angkutan umum AKDP pergerakan dari Solok-Padang sudah memenuhi standar pelayanan minimal. Angkutan bus umum AKDP Solok-Padang memiliki jenis kendaraan yakni bus berukuran kecil. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat bagaimana pelayanan yang diberikan oleh operator angkutan umum AKDP tersebut. Keberadaan angkutan umum sangat dibutuhkan, akan tetapi apabila tidak dikelola dengan baik dan benar merupakan masalah bagi kehidupan manusia.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan kuliah di Program Studi Perencanaan wilayah dan Kota UNIKOM, melalui terselesaikannya Tugas Akhir dengan judul “ Identifikasi Tingkat Pelayanan Angkutan Umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) “( Studi Kasus : Pergerakan dari Kota Solok Ke Kota Padang )”.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mendapatkan banyak dukungan, masukan, arahan, maupun kritik yang diberikan oleh banyak pihak. Dimana hal tersebut membuat penulis mendapatkan banyak pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini maupun selama masa perkuliahan. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis tunjukan kepada
1. Ibu Romeiza Syafriharti, Ir.,MT. selaku ketua jurusan, dosen wali, dan dosen pembimbing di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota.
2. Ibu Rifiati Safariah, ST.,MT. selaku dosen pembahas dan penguji, koreksi dan motivasi dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Ibu Dr.Ir. Lia Warlina, M.Si. selaku dosen penguji atas masukan dan koreksi dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Tatang Suheri, ST.,MT. selaku dosen penguji yang telah mengapresiasi penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Murni Tri Mulyani, ST. selaku dosen pembahas yang telah memberikan masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Kepada semua tenaga pengajar yang telah berjasa memberikan ilmu pengetahuan dan pencerahan yang berharga kepada penulis. Kalian adalah guru terbaik dalam hidupku.
7. Kepada ayah dan ibu, Muchlis dan Syofinar, atas segala dukungan, doa yang tak pernah putus, dan kasih sayang yang tak pernah pupus.
9. Kepada ketujuh saudaraku tersayang kakak pertama Hendrianto yang selalu menyemangatiku, kakak kedua Iwan Swandi, S, Sos. atas kepercayaan dan tanggungan biaya dalam menyelesaikan kuliah, Frangky Olyawan, Amd., Mitrayedi kakak keempat, dan adik si kembar Dicki Candra Permana, Dicko Ade Putra terimakasih atas segala perhatian, pengertian, dan pemahaman mereka yang luar biasa kepada penulis.
10. Kepada teman-teman PWK 08 ; Rahnanda Hegar A.A, Giri Syalaludin, Nilton E. Calado, Sarwendami, M. Fahmi Iskandar Alam, Melaty, Dwi Sudarta Nugraha, Vanrokhman N Tendri, Reza, M. Hasan Basri, Ryan Afandi, dan Yudi Supriatna terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan selama ini, Kalian semua adalah teman-teman terbaikku.
11. Terimakasih kepada Sekretaris Jurusan yakni Teteh Vitri yang telah banyak membantu dalam masalah perijinan dan kemudahan serta arahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
12. Semua alumni dan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Komputer Indonesia, terima kasih atas pengalaman, pengabdian , dan penghormatan kalian terhadap jurusan, semoga jurusan kita semakin kompak dan berprestasi.
13. Kepada sahabat-sahabat penulis dimana pun anda berada, yang telah menjadi partner, teman diskusi, dan sumber inspirasi yang mencerahkan.
Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis hargai. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Amien.
Bandung, Agustus 2012
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI………...iv
DAFTAR GAMBAR………...vii
DAFTAR TABEL………...ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian ... 2
1.4 Ruang Lingkup... 2
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah... 2
1.4.2 Ruang Lingkup Materi ... 4
1.4.2.1 Objek Penelitian Angkutan Umum AKDP ... 4
1.4.2.2 Substansi Standar Pelayanan... 4
1.5 Metode Penelitian... 7
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 7
1.5.1.1 Identifikasi Kebutuhan Data………...7
1.5.1.2 Sampling ... 9
1.5.2 Metode Analisis ... 10
1.5.3 Kerangka pemikiran... 12
1.6 Sistematika Pembahasan ... 13
BAB II KAJIAN TEORI ... 14
2.1 Angkutan Umum... 14
2.1.1 Pengertian Angkutan Umum... 14
2.1.2 Tujuan dan Sifat Pelayanan Angkutan Umum... 14
2.1.3 Permasalahan Angkutan Umum... 16
2.2 Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) Dalam Bentuk Trayek ... 17
2.2.1 Defenisi Trayek ... 17
2.2.2 Jaringan Trayek ... 17
2.2.3 Jenis Jaringan Trayek ... 22
2.2.3.1 Angkutan Umum dalam Trayek Tetap dan Teratur ... 22
2.2.4 Tipologi Trayek... 24
2.3Standar Pelayanan Angkutan Umum... 25
BAB III GAMBARAN UMUM SISTEM TRANSPORTASI DARI KOTA SOLOK KE KOTA PADANG ... 32
3.1 Gambaran Prasarana Transportasi... 32
3.1.1 Prasarana Jalan ... 32
3.1.2 Prasarana Terminal... 32
3.2 Gambaran Angkutan Umum ... 34
3.2.1 Angkutan Umum Resmi... 34
v
3.2.1.2 Jumlah Penumpang Angkutan Umum AKDP... 41
3.2.3 Angkutan Umum Tidak Resmi ... 42
3.2.4 Permasalahan Angkutan Umum Antar Kota Solok-Padang ... 45
3.3 Gambaran Pelayanan Angkutan Umum... 45
3.3.1 Tipe Pengoperasian ... 45
3.3.2 Tarif Angkutan Umum AKDP Solok-Padang... 46
BAB IV IDENTIFIKASI TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA (AKDP) PERGERAKAN DARI SOLOK-PADANG ... 47
4.1 Aspek Keamanan ... 47
4.1.1 Identitas Kendaraan... 47
4.1.1.1 Ketersediaan Nomor Trayek Kendaraan ... 47
4.1.1.2 Ketersediaan Nama Trayek Kendaraan... 48
4.1.2 Tanda Pengenal Pengemudi ... 49
4.1.2.1 Ketersediaan Kartu Identitas Pengemudi ... 49
4.1.2.2 Ketersediaan Nomor Induk Pengemudi ... 50
4.1.3 Lampu Isyarat Tanda Bahaya... 50
4.1.3.1 Ketersediaan Tombol Lampu Isyarat Tanda Bahaya ... 50
4.1.3.1 Ketersediaan Lampu Informasi Tanda Bahaya ... 51
4.1.4 Ketersediaan Lampu Penerangan ... 52
4.1.5 Ketersediaan Petugas Keamanan ... 52
4.1.6 Ketersediaan Kaca Film ... 53
4.1.7 Persentase Pelayanan Keamanan ... 54
4.2 Aspek Keselamatan ... 56
4.2.1 Ketersediaan Kelaikan Kendaraan ... 56
4.2.2 Peralatan Keselamatan ... 58
4.2.2.1 Ketersediaan Palu Pemecah Kaca ... 58
4.2.2.2 Ketersediaan Tabung Pemadam Kebakaran... 59
4.2.2.3 Ketersediaan Tombol Pembuka Pintu Otomatis ... 60
4.2.3 Ketersediaan Fasilitas Kesehatan ... 61
4.2.4 Ketersediaan Informasi Tanggap Darurat ... 63
4.2.5 Persentase Pelayanan Keselamatan... 64
4.3 Aspek Kenyamanan ... 66
4.3.1 Ketersediaan Lampu Penerangan ... 66
4.3.2 Ketersediaan Kapasitas Angkut ... 67
4.3.3 Ketersediaan Fasilitas Pengatur Suhu Ruangan ... 68
4.3.4 Ketersediaan Fasilitas Kebersihan ... 68
4.3.5 Persentase Pelayanan Aspek Kenyamanan ... 69
4.4 Aspek Keterjangkauan ... 71
4.4.1 Ketersediaan Ketersediaan Trayek Pengumpan... 71
4.4.2 Ketersediaan Tarif Terjangkau... 72
4.4.3 Persentase Pelayanan Keterjangkauan ... 73
4.5 Aspek Kesetaraan... 75
4.5.1 Ketersediaan Kursi Prioritas ... 75
4.5.2 Ketersediaan Ruang Khusus Untuk Kursi Roda ... 76
4.5.3 Persentase Pelayanan Kesetaraan... 76
4.6 Aspek Keteraturan... 79
vi
4.6.2 Ketersediaan Kecepatan Perjalanan ... 80
4.6.3 Ketersediaan Ketepatan Waktu Kedatangan dan Keberangkatan Bus... 81
4.6.4 Ketersediaan Sistem Pembayaran ... 82
4.6.5 Persentase Pelayanan Keteraturan... 82
4.7 Persentase Pelayanan Angkutan Umum AKDP dari Solok-Padang ... 85
4.7.1 Persentase Indikator Pelayanan Angkutan Umum AKDP ... 86
4.7.2 Tingkat Pelayanan Angkutan Umum AKDP Solok-Padang... 88
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . 5.1 Kesimpulan………..88
5.2 Kelemahan Penelitian…...………...90
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lingkup Wilayah Penelitian ...3
Gambar 1.2Sampling...9
Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran...12
Gambar 2.1 Klasifikasi Angkutan Umum...19
Gambar 3.1 Nomor Kendaraab PO. JasaMalindo ...37
Gambar 3.2 Nama Kendaraan PO. Jasa Malindo...37
Gambar 3.3 Informasi Pengaduan PO. Jasa Malindo ...37
Gambar 3.4 Tabung Pemadam Kebakaran PO. Jasa Malindo ...37
Gambar 3.5 Nomor Kendaraan PO. Trans Mitra ...38
Gambar 3.6 Nama Kendaraan PO. Trans Mitra ...38
Gambar 3.7 Lampu & AC PO. Trans Mitra...38
Gambar 3.8 Kelaikan Kendaraan PO. Trans Mitra ...39
Gambar 3.9 Kotak P3K PO. Danau Raya ...39
Gambar 3.10 Nama Kendaraan PO. Danau Raya ...39
Gambar 3.11 Lampu, AC, Tabung Pemadam Kebakaran PO. Danau Raya ...39
Gambar 3.12 Kursi Prioritas PO. Danau Raya...39
Gambar 3.13 Pool Kendaraan PO. Dirgantara ...40
Gambar 3.14 Jenis Kendaraan PO. Dirgantara ...40
Gambar 3.15 Nomor Kendaraan PO. Dirgantara ...40
Gambar 3.16 Nama & Lulus Uji Kendaraan PO. Dirgantara ...40
Gambar 3.17 Jumlah Penumpang AKDP Solok-Padang 2005-2011...42
Gambar 3.18 CV. Binuang Indah Gemilang...44
Gambar 3.19 CV. Mas Motor (MM)...44
Gambar 3.20 Kendaraan Angkutan Liar ...44
Gambar 3.21 Pool Angkutan Liar ...44
Gambar 3.22 Beroperasi Siang (Angkutan Liar) ...46
Gambar 3.23 Beroperasi Malam (Angkutan Liar) ...46
Gambar 4.1 Ketersediaan Nomor Trayek Kendaraan Secara Keseluruhan ...47
Gambar 4.2 Persentase Stiker Nomor Trayek Kendaraan Setiap Perusahaan ...48
Gambar 4.3 Ketersediaan Aspek Keamanan Secara Keseluruhan...54
Gambar 4.4 Persentase Pelayanan Aspek Keamanan Setiap Indikator...55
Gambar 4.5 Ketersediaan Kelaikan Kendaraan Secara Keseluruhan ...57
Gambar 4.6 Persentase Pelayanan Kelaikan Kendaraan Setiap Perusahaan...57
Gambar 4.7 Ketersediaan Tabung Pemadam Kebakaran Secara Keseluruhan...59
Gambar 4.8 Persentase Tabung Pemadam Kebakaran Setiap Perusahaan ...60
Gambar 4.9 Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Secara Keseluruhan ...62
Gambar 4.10 Persentase Fasilitas Kesehatan Setiap Perusahaan...62
Gambar 4.11 Ketersediaan Informasi Tanggap Darurat Secara Keseluruhan ...63
Gambar 4.12 Persentase Informasi Tanggap Darurat Setiap Perusahaan ...64
Gambar 4.13 Ketersediaan Aspek Keselamatan Secara Keseluruhan ...65
Gambar 4.14 Persentase Aspek Keselamatan Setiap Indikator Pelayanan ...65
Gambar 4.15 Ketersediaan Aspek Kenyamanan Secara Keseluruhan...70
Gambar 4.16 Persentase Aspek Kenyamanan Setiap Indikator Pelayanan...70
Gambar 4.17 Ketersediaan Aspek Keterjangkauan Secara Keseluruhan...73
Gambar 4.18 Persentase Aspek Keterjangkauan Setiap Indikator Pelayanan ...74
viii
Gambar 4.20 Persentase Aspek Kesetaraan Setiap Indikator Pelayanan ...78
Gambar 4.21 Ketersediaan Waktu Tunggu Secara Keseluruhan ...79
Gambar 4.22 Persentase Waktu Tunggu Setiap Perusahaan...80
Gambar 4.23 Ketersediaan Aspek Keteraturan Secara Keseluruhan ...83
Gambar 4.24 Persentase Aspek Keteraturan Setiap Indikator Pelayanan...84
Gambar 4.25Persentase pemenuhan Indikator Pelayanan Angkutan Umum AKDP Solok-Padang ...86
Gambar 4.26 Persentase Ketersediaan Pelayanan Angkutan Umum AKDP Solok-Padang ...87
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Variabel Pelayanan ...5
Tabel 1.2 Teknik Pengumpulan Data...8
Tabel 1.3 Kodefikasi Indikator Pelayanan ...11
Tabel 2.1 Klasifikasi Trayek Menurut Jenis Pelayanan dan Jenis Ankutan ...19
Tabel 2.2 Jenis Angkutan Menurut Ukuran Kota ...20
Tabel 2.3 Klasifikasi Trayek Berdasarkan Penjadwalan...20
Tabel 2.4 Jaringan Trayek...23
Tabel 2.5 Tipologi Trayek...24
Tabel 2.6 Atribut Pelayanan Angkutan Umum...30
Tabel 3.1 Terminal Penumpang di Sumatera Barat ...33
Tabel 3.2 Jumlah Perusahaan dan Armada AKDP di Sumatera Barat ...34
Tabel 3.3 Jumlah Perusahaan dan Jenis Angkutan Umum AKDP ...35
Tabel 3.4 Jumlah Penumpang AKDP Solok-Padang...41
Tabel 3.5 Jumlah Perusahaan Angkutan Sewa (Travel Wisata) ...43
Tabel 3.6 Daerah Rawan Kecelakaan dan Longsor Pergerakan Solok-Padang...45
Tabel 4.1 Indikator Nomor Trayek Kendaraan ...47
Tabel 4.2 Indikator Nama Trayek Kendaraan...48
Tabel 4.3 Indikator Kartu Identitas Pengemudi ...49
Tabel 4.4 Indikator Nomor Induk Pengemudi ...50
Tabel 4.5 Indikator Tombol Lampu Isyarat Bahaya ...51
Tabel 4.6 Indikator Lampu Informasi Bahaya ...51
Tabel 4.7 Sumber Cahaya di Dalam Bus ...52
Tabel 4.8 Petugas Keamanan ...53
Tabel 4.9 Kaca Film...53
Tabel 4.10 Persentase Pelayanan Keamanan ...54
Tabel 4.11 Tingkat Pelayanan dari Keamanan ...56
Tabel 4.12 Kelaikan Kendaraan ...56
Tabel 4.13 Indikator Pelayanan Palu Pemecah Kaca...58
Tabel 4.14 Indikator Pelayanan Tabung Pemadam Kebakaran ...59
Tabel 4.15 Indikator Pelayanan Tombol Pembuka Pintu Otomatis...61
Tabel 4.16 Fasilitas Kesehatan Kotak P3K...61
Tabel 4.17 Indikator Pelayanan Informasi Tanggap Darurat...63
Tabel 4.18 Persentase Pelayanan Keselamatan...65
Tabel 4.19 Tingkat Pelayanan dari Keselamatan ...66
Tabel 4.20 Lampu Penerangan...67
Tabel 4.21 Pelayanan Kapasitas Angkut...67
Tabel 4.22 Pelayanan Pengatur Suhu Ruangan ...68
Tabel 4.23 Pelayanan Fasilitas Kebersihan...69
Tabel 4.24 Persentase Pelayanan Kenyamanan ...69
Tabel 4.25 Tingkat Pelayanan dari Kenyamanan ...71
Tabel 4.26 Ketersediaan Trayek Pengumpan...72
Tabel 4.27 Pelayanan Tarif Terjangkau ...72
Tabel 4.28 Persentase Pelayanan Keterjangkauan ...73
Tabel 4.29 Tingkat Pelayanan dari Keterjangkauan ...74
Tabel 4.30 Pelayanan Kursi Prioritas...74
x
Tabel 4.32 Persentase Pelayanan Kesetaraan...77
Tabel 4.33 Tingkat Pelayanan dari Kesetaraan...78
Tabel 4.34 Pelayanan Waktu Tunggu ...79
Tabel 4.35 Kecepatan Perjalanan ...81
Tabel 4.36 Ketepatan Waktu Kedatangan dan Keberangkatan...81
Tabel 4.37 Sistem Pembayaran ...82
Tabel 4.38 Persentase Pelayanan Keteraturan ...83
Tabel 4.39 Tingkat Pelayanan dari Keteraturan...84
Tabel 4.40 Persentase Pelayanan Angkutan Umum AKDP Solok-Padang ...85
Tabel 4.41 Tingkat Pelayanan Angkutan Umum AKDP Solok-Padang...89
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika pembahasan.
1.1 Latar Belakang
Kota Solok merupakan salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Sumatera Barat. Oleh karena itu, wajar jika pergerakan antara Kota Solok dengan Kota Padang yang merupakan Ibukota Provinsi, sekaligus sebagai Pusat Kegiatan Nasional / PKN, cukup tinggi. Selama ini, pergerakan tranportasi dari Kota Solok ke Kota Padang dilayani oleh angkutan umum, baik yang termasuk angkutan umum antar kota antar provinsi (AKAP) maupun angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP). Angkutan umum yang beroperasi melayani pergerakan antar kota tersebut dikelola oleh pihak swasta. Untuk melayani angkutan umum tersebut tersedia satu terminal regional yang terletak di pinggir Kota Solok.
Selain angkutan umum resmi AKAP maupun AKDP yang melayani pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang, ada moda transportasi angkutan umum tidak resmi yang mulai muncul pada tahun 2009. Angkutan ini tidak terdaftar secara resmi sebagai angkutan umum. Beroperasinya angkutan tidak resmi ini memperlihatkan bahwa permintaan untuk pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang semakin meningkat, yang tidak dapat dilayani oleh angkutan umum AKDP dan AKAP saja.
2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan masalah yang akan diteliti berkaitan dengan tingkat pelayanan. Dalam hal ini angkutan umum AKDP mempunyai pesaing angkutan tidak resmi. Oleh sebab itu, pertanyaan dalam penelitian ini adalah apakah pelayanan yang diberikan oleh operator angkutan umum, khususnya angkutan umum AKDP, sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal SPM dari aspek keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan berdasarkanPeraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor. PM. 10 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan.
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi tingkat pelayanan yang diberikan oleh operator bus umum AKDP untuk pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang dengan sasaran sebagai berikut :
• Mengetahui tingkat pelayanan dari aspek keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, dan keteraturan setiap operator angkutan umum AKDP.
• Mengetahui operator yang paling baik sampai paling buruk dalam hal memenuhi pelayanan sesuai standar pelayanan minimal (SPM).
1.4 Ruang Lingkup
Lingkup penelitian yang akan diuraikan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
3
Sumber : Data Survey, Tahun 2012
4
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dari penelitian ini meliputi objek penelitian angkutan umum AKDP dan substansi standar.
1.4.2.1 Objek Penelitian Angkutan Umum AKDP
Objek penelitian yakni angkutan umum AKDP yang melayani pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang. Angkutan umum tersebut terdiri dari 4 perusahaan yakni PO. Jasa Malindo, PO. Trans Mitra, PO. Dirgantar, dan PO. Danau Raya. Semua perusahaan angkutan umum AKDP tersebut secara total memiliki 30 armada.
1.4.2.2 Substansi Standar Pelayanan
5
Tabel I.2 Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Nilai/Ukuran/Jumlah
Keamanan - Identitas kendaraan
-Tanda pengenal
-Berbentuk papan/kartu identitas mengenai nama pengemudi dan nomor induk pengemudi yang di tempatkan di ruangan mengemudi
-Lampu informasi sebagai tanda bahaya berupa tombol yang di tempatkan di ruangan pengemudi
-Berfungsi sebagai sumber cahaya di dalam mobil bus memberikan keamanan pada pengguna jasa
-Orang yang bertugas menjaga ketertiban dan keamanan pengguna jasa di dalam mobil bus
-Lapisan pada kaca kendaraan guna mengurangi cahaya matahari secara langsung
-Kendaraan sebelum dioperasikan wajib lulus uji kalaikan
-Fasilitas penyelamatan darurat dalam bahaya, dipasang di tempat yang mudah dicapai dilengkapi dengan keterangan dan tata cara penggunaan berbentuk stiker dan paling sedikit meliputi :
a) Palu pemecah kaca
b) Tabung pemadam kebakaran dan, c) Tombol pembuka pintu otomatis
-Fasilitas kesehatan yang digunakan untuk penanganan darurat kecelakaan dalam mobil bus berupa perlengkapan P3K
-Informasi yang disampaikan pengguna jasa apabila terjadi kondisi darurat berupa nomor telfon dan/atau SMS pengaduan ditempel pada tempat yang strategis
-Pemenuhan laik jalan
a) Jumlah yang berfunsi b) Kondisi baik
-1 set disetiap mobil
6
Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Nilai/Ukuran/Jumlah
Kenyamanan -Lampu penerangan
-Kapasitas angkut
-Fasilitas pengatur suhu ruangan
-Fasilitas kebersihan
-Berfungsi sebagai sumber cahaya di dalam kabin mobil bus untuk memberikan kenyamanan
-Jumlah penumpang sesuai kapasitas angkut
-Fasilitas pengatur suhu ruangan menggunakan AC (air conditioner)
-Fasilitas kebersihan berupa tempat sampah
-Jumlah lampu yang
-Kemudahan akses pengguna jasa memperoleh angkutan umum dengan trayek yang berkelanjutan dengan trayek angkutan massal
-Sesuai SK penetapan tarif oleh Pemerintah Setempat
Kesetaraan -Kursi prioritas
-Ruang khusus untuk kursi roda
-Tempat duduk di mobil bus diperuntukkan bagi penyandang cacat, manusia lanjut usia, anak-anak dan ibu hamil
-Prasarana di halte dan mobil bus yang diperuntukkan bagi pengguna jasa yang menggunakan kursi roda
-Jumlah kursi
-Waktu yang dibutuhkan pengguna jasa menunggu kedatangan bus
-Kecepatan rata-rata perjalanan
-Memberikan kepastian waktu keberangkatan dan kedatangan mobil bus
-Metode pembelian tiket yang memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi dengan cepat dan transparan
-Waktu (menit)
-Jarak tempuh per jam (km/jam)
-Waktu
-Bukti pembelian tiket untuk petugas dan penumpang
• Maksimal 10 menit
• Kecepatan 70km/jam •Keterlambatan 5 menit
dari jadwal yang ditetapkan
•Manual
7
1.5 Metodologi Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan metode dan pendekatan yang tepat agar dapat memperoleh data yang relevan serta pelaksanaan penelitian yang tepat. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data dan analisis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.
1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1.5.1.1 Identifikasi Kebutuhan Data
Untuk memenuhi kebutuhan data di dalam penelitian ini yakni Identifikasi tingkat pelayanan angkutan umum AKDP (studi kasus : pergerakan dari Kota Solok–Kota Padang) dapat dilihat di bawah ini :
a) Data Pelayanan
• Jumlah perusahaan
• Jumlah armada
• Jumlah penumpang
• Jenis kendaraan
b) Data Pendukung
• RTRW provinsi dan RTRW Kota
• Pergub tentang angkutan antar kota
• Perda Kota tentang angkutan antar kota
• SK tentang tarif angkutan umum antar kota
• Prosedur perizinan armada trayek antar kota.
8
-Keamanan • Identitas kendaraan
- Primer
Cek Langsung • Tanda pengenal
pengemudi Cek Langsung • Lampu isyarat tanda
bahaya Cek Langsung • Lampu penerangan Wawancara kepada
Pengemudi dan Cek Langsung
• Petugas keamanan Cek Langsung • Kaca film Cek Langsung
-Keselamatan • Kelaikan kendaraan
- Primer
• Fasilitas kesehatan Cek Langsung • Informasi tanggap
darurat Cek Langsung -Kenyamanan • Lampu penerangan
- Primer
Wawancara kepada Pengemudi dan Cek Langsung
• Kapasitas angkut Cek Langsung • Fasilitas pengatur
suhu ruangan
Wawancara kepada penumpang • Fasilitas kebersihan Cek Langsung -Keterjangkauan • Ketersediaan
integrasi jaringan trayek pengumpan
- Primer Cek Langsung
• Tarif yang
-Kesetaraan • Kursi prioritas
- Primer
Wawancara kepada pengemudi dan Cek Langsung
• Ruangan khusus
untuk kursi roda - Primer
Cek Langsung
-Keteraturan • Waktu tunggu
- Pimer • Informasi tanggap • Cek langsung • System pembayaran • Cek langsung
9
1.5.1.2 Sampling
Gambar 1.2Jumlah Populasi
Untuk memperoleh data pelayanan tidak dilakukan sampling, mengingat jumlah perusahaan angkutan umum AKDP yang melayani pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang hanya sedikit, yaitu 4 perusahaan dan sebanyak 30 armada angkutan umum AKDP. Oleh karena itu populasi secara utuh menjadi objek penelitian.
PO. Jasa Malindo
PO. Trans Mitra
PO. Dirgantara
12 Armada
12 Armada
2 Armada
30 Armada (Total)
PO. Danau Raya
10
1.5.2 Metode Analisis
Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Teknik pengumpulan data kualitatif diantaranya adalah interview (wawancara), quesionere (pertanyaan-pertanyaan/kuesioner), schedules (daftar pertanyaan), dan observasi (pengamatan, participant observer technique), penyelidikan sejarah hidup (life historical investigation),dan analisis konten(content analysis).Metode kualitatif ada 4 macam.
a. Metode Historis, yaitu metode yang menggunakan analisis atau peristiwa-peristiwa dalam masa silam kemudian dijadikan sebagai prinsip-prinsip yang bersifat umum.
b. Metode Komparatif/Metode Perbandingan, yaitu metode yang mempergunakan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dalam persamaan-persamaan, kemudian untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perikelakuan manusia dalam masyarakat.
c. Metode Historis Komparatif, yaitu metode yang dipergunakan untuk meneliti masyarakat pada masa silam dan masa sekarang.
11
Metode yang akan digunakan yaitu komparatif atau perbandingan. Dengan tujuan membandingkan tingkat pelayanan dari objek penelitian yakni angkutan umum AKDP Solok-Padang menurut Peraturan Menteri Nomor. 10 Tahun 2012 dengan pelayanan yang diberikan oleh operator. Untuk mempermudah dalam menganalisis indikator pelayanan angkutan umum dari Peraturan Menteri Nomor. 10 Tahun 2012 tentang standar pelayanan angkutan umum missal berbasis jalan, setiap indikator diberi kode. Sistem kodefikasi yang digunakan dilihat dapat pada tabel di bawah ini.
Tabel I.3 Kodefikasi Indikator Pelayanan Variabel Pelayanan Kode Indikator Pelayanan
Keamanan 111 Nomor kendaraan
112 Nama kendaraan
121 Kartu identitas pengemudi
122 Nomor induk pengemudi
131 Tombol lampu isyarat bahaya
132 Lampu informasi bahaya
141 Sumber cahaya di dalam bus
151 Orang yang menjaga keamanan di dalam bus
161 Lapisan kaca guna mengurangi cahaya matahari
Keselamatan 211 Kendaaraan wajib lulus uji kelaikan
221 Palu pemecah kaca
222 Tabung pemadam kebakaran
223 Tombol pembuka pintu otomatis
231 Kotak P3K
241 Informasi pengaduan berupa no telfon atau SMS yang
ditempel di kaca mobil
Kenyamanan
311 Lampu sebagai sumber cayaha di dalam kabin bus untuk
memberikan kenyamanan
321 Jumlah penumpang sesuai kapasitas angkut
331 Fasilitas pengatur suhu ruangan (AC)
341 Fasilitas kebersihan berupa tempat sampah
Keterjangkauan
411 Kemudahan akses pengguna jasa memperoleh angkutan
umum dengan trayek berkelanjutan.
421 Biaya yang dikenakan kepada pengguna jasa untuk satu kali
pergerakkan
Kesetaraan
511 Tempat duduk yang disediakan bagi manusia cacat, ibu
hamil dan lanjut usia
521 Prasarana halted an mobil bus yang diperuntukkan bagi
pengguna jasa yang menggunakan kursi roda
Keteraturan 611 Waktu menunggu yang dibutuhkan pengguna jasa
621 Kecepatan rata rata perjalanan
631 Memberikan kepastian waktu keberangkatan dan
kedatangan mobil bus
641 Metode pembelian tiket yang memberikan kemudahan
dalam melakukan transaksi dengan cepat
12
1.5.3 Kerangka Pemikiran
Bagan alir yang merupakan kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat padaGambar 1.3di bawah ini.
Gambar 1.3Kerangka Pemikiran
-Berkembangnya angkutan umum yang tidak terdaftar secara resmi melayani pergerakan Solok-Padang.
-Ketidak mampuan angkutan umum resmi AKDP melayani permintaan akan pergerakan Solok-Padang
SPM Pelayanan Angkutan AKDP
-Keamanan -Keselamatan -Kenyamanan -Keterjangkauan -Kesetaraan -Keteraturan
Data Pelayanan Angkutan AKDP
-Keamanan -Keselamatan -Kenyamanan -Keterjangkauan -Kesetaraan -Keteraturan
Analisis Deskriptif Kualitatif
13
1.6 Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi laporan ini, maka sub bab ini menjelaskan tentang sistematika pembahasan, seperti pada uraian dibawah ini.
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara khusus mengenai penyusunan penelitian ini diantaranya megenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika pembahasan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan tentang pengertian angkutan umum, tujuan dan sifat angkutan umum, permasalahan angkutan umum, angkutan umum antar kota dalam provinsi AKDP dalam bentuk trayek, atribut pelayanan angkutan umum.
Bab III Gambaran Umum Sistem Transportasi dari Kota Solok ke Kota Padang
Bab ini menguraikan tentang gambaran prasarana transportasi, gambaran angkutan umum AKDP Solok-Padang, gambaran pelayanan angkutan umum AKDP Solok-Padang.
Bab IV Analisis tingkat pelayanan angkutan umum AKDP pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang
Bab ini menguraikan tentang ketersediaan aspek pelayanan angkutan umum AKDP yang melayani pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang, dan tingkat pelayanan angkutan umum AKDP Solok-Padang di dalam penelitian ini.
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
✁
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menguraikan tentang angkutan umum, tujuan dan sifat angkutan umum, permasalahan angkutan umum, angkutan umum antar kota dalam provinsi AKDP dalam bentuk trayek, atribut pelayanan angkutan umum antar kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini:
2.1 Angkutan Umum
2.1.1 Pengertian Angkutan Umum
Angkutan massal pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki atau mengirimkan barang dari tempat asalnya ke tempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan. Sementara Angkutan Umum Penumpang adalah angkutan penumpang yang menggunakan kendaraan umum yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara. (Warpani, 1990).
Angkutan umum penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Pengangkutan dibedakan tiga kategori yaitu angkutan antar kota, angkutan perkotaan dan angkutan pedesaan. Angkutan antar kota dibagi dua yaitu angkutan kota antar provinsi (AKAP) adalah pelayanan jasa angkutan umum antar kota yang melampaui batas administrasi provinsi, dan angkutan kota dalam provinsi (AKDP) yaitu pelayanan jasa angkutan umum antar kota dalam satu wilayah administrasi provinsi.
2.1.2 Tujuan dan Sifat Pelayanan Angkutan Umum
✂ ✄
membantu manajemen lalu lintas dan angkutan jalan karena tingginya tingkat efisiensi yang dimiliki sarana tersebut dalam penggunaan prasarana jalan.
Esensi dari operator pelayanan angkutan umum adalah menyediakan layanan angkutan pada saat dan tempat yang tepat untuk memenuhi permintaan masyarakat yang sangat beragam. Pada hakekatnya operator harus memahami pola kebutuhan, dan harus mampu mengerahkan penyediaan untuk memenuhi kebutuhan secara ekonomis. Jadi, hal ini dapat dikenali adanya unsur-unsur :
• Sarana operasi atau moda angkutan dengan kapasitas tertentu yaitu banyaknya orang atau muatan yang dapat diangkut.
• Biaya operasi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggerakkan operasi pelayanan sesuai dengan sifat teknis moda yang bersangkutan.
• Prasarana, yakni jalan dan terminal yang merupakan simpul jasa pelayanan angkutan.
• Staf atau sumber daya manusia yang mengoperasikan pelayanan angkutan.
Sifat pelayanan angkutan umum jalan raya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pelayanan Non-Ekonomi
Pelayanan non-ekonomi adalah pelayanan cepat terbatas (PATAS), menyangkut penumpang sesuai dengan tempat duduk berhenti pada tempat-tempat tertentu yang telah ditetapkan, dan dapat menggunakan fasilitas tambahan berupa pendingin udara (AC).
2. Pelayanan Ekonomi
☎6
2.1.3 Permasalahan Angkutan Umum
Permasalahan yang dihadapi di bidang angkutan umum sebagai bagian dari sistem transportasi yang sangat beragam sifatnya dan terdapat pada setiap aspeknya, mulai dari tahapan kebijaksanaan sampai dengan tahapan operasionalnya. Beberapa contoh permasalahan yang dihadapi adalah antara lain berhubungan dengan :
a. Stabilitas dan daya dukung jalur gerak yang berkaitan dengan kondisi geologi dan geografis setempat.
b. Dampak yang timbul seperti polusi udara dan kebisingan.
c. Kapasitas atau daya angkut sarana dan prasarana dalam kaitannya dengan besarnya kebutuhan yang ada berikut makin tingginya kecepatan yang diminta.
d. Upaya perbaikan sistem metode pengendalian untuk meningkatkan faktor keamanan dan keselamatan.
e. Pengadaan yang terbatas dan harus bersaing dengan kepentingan yang lain, contohnya : pengembangan jaringan jalan untuk mengimbangi pertumbuhan kendaraan.
f. Jumlah armada angkutan umum tidak sebanding dengan permintaan masyarakat.
Selain permasalahan yang telah disebutkan diatas, ditambah lagi permasalahan yang disebabkan oleh :
a. Pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup pesat dan akibat terjadinya urbanisasi terutama dikota-kota besar.
b. Penggunaan kendaraan pribadi yang kurang efisien.
c. Kuwalitas dan jumlah kendaraan angkutan umum yang belum memadai, seperti jaringan jalan yang belum tertata dengan baik dan sistem pengendalian pelayanan yang belum berhasil ditata secara konsepsional pelayanan (lebih dari 50% perjalanan masyarakat berpindah moda lebih dari satu kali).
✆ ✝
a. Bagaimana membuat angkutan umum semakin menarik, agar dapat mengurangi minat masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.
b. Keterpaduan antara pengembangan suatu daerah dengan sistem transportasi yang ada pada daerah tersebut.
c. Seberapa banyak subsidi pemerintah dalam mengembangkan sistem angkutan umum yang ada pada daerah tersebut.
d. Bagaimana mengembangkan peran serta swasta dalam penyajian jasa angkutan.
Selain hal-hal diatas, perlu pula ditingkatkan koordinasi dan keterpaduan antar lembaga sehingga penyediaan jasa angkutan suatu daerah efektif dan efisien. Peranan dari masing-masing lembaga perlu juga diselaraskan dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang lalu lintas dan angkutan umum.
2.2 Angkutan Umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) Dalam Bentuk Trayek
2.2.1 Defenisi Trayek
Untuk mengisi kebutuhan terhadap permintaan angkutan dengan pelayanan angkutan umum maka dibentuk disusun trayek sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut, yang merupakan trayek yang sudah ada, perpanjangan, modifikasi rute serta rute-rute baru.
2.2.2 Jaringan Trayek
Berdasarkan, Pedoman Teknis Ditjen HubDar, 1996, Jaringan trayek adalah kumpulan trayek yang menjadi satu kesatuan pelayanan angkutan orang. Faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jaringan trayek adalah sebagai berikut:
1. Pola tata guna lahan, pelayanan angkutan umum diusahakan mampu menyediakan aksesibilitas yang baik. Untuk memenuhi hal itu, lintasan trayek angkutan umum diusahakan melewati tata guna tanah dengan potensi permintaan yang tinggi.
✞8
3. Kepadatan penduduk, salah satu faktor yang menjadi prioritas pelayanan angkutan umum adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi.
4. Daerah pelayanan, selain memperhatikan wilayah-wilayah potensial pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada.
5. Karakteristik jaringan jalan, kondisi jaringan jalan, kondisi jaringan jalan akan menentukan pola pelayanan trayek angkutan umum. Berdasarkan ciri pelayanannya dan kawasan yang dihubungkan trayek terbagi atas:
1. Trayek utama melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan kawasan pendukung dengan ciri-ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara tetap dengan pengangkutan yang bersifat missal.
2. Trayek cabang melayani angkutan antar kawasan pendukung, antara kawasan pendukung dan kawasan pemukiman.
3. Trayek Ranting melayani angkutan dalam kawasan pemukiman.
✟ ✠
Gambar 2.1Klasifikasi Angkutan Umum
Hubungan antara klasifikasi trayek dan jenis pelayanan/jenis angkutan dapat dilihat pada tabel berikut (berdasarkan,Pedoman Teknis Ditjen Hubdar, 1996).
Angkutan Umum
Dalam Trayek Tidak Dalam Trayek
1. Taksi 2. Sewa 3. Pariwisata 4. Lingkungan
Trayek Tetap dan Teratur
1. AKAP
2. AKDP
3. Kota 4. Pedesaan 5. Lintas Batas 6. Perbatasan 7. Khusus
Angkutan Perbatasan
• Antara Kota dengan kecamatan Kab. Lain • Antara Kab. Dengan
kecamatan Kota lain • Antara Kota dengan
kecamatan Wil. Lain • Antara Kab. Dengan kecamatan Wil. Lain
Angkutan Khusus
• Antar jemput (travel)
• Karyawan
• Pemukiman
✡ ☛
Tabel II.1 Klasifikasi Trayek Menurut Jenis Pelayanan dan Jenis Angkutan Klasifikasi
- Bus besar (lantai ganda) - Bus sedang (lantai tunggal) - Bus sedang
Ranting - Lambat - Bus sedang - Bus kecil - MPU*)
500–600 300–400 250–300
Langsung - Cepat - Bus besar - Bus sedang - Bus kecil
1.000–1.200 500–600
300–400
Sumber : Pedoman Teknis Ditjen HubDar, 1996 *
) mobil penumpang umum
Klasifikasi angkutan umum AKDP pada penelitian ini yakni berupa trayek langsung, jenis pelayanannya cepat, dan jenis kendaraan yang digunakan yaitu bus berukuran sedang. Untuk kapasitas penumpang per hari sekitar 500 – 600
orang/hari.
☞ ✌
Tabel II.2 : Jenis Angkutan Menurut Ukuran Kota Ukuran Kota
Cabang - Bus besar Sedang
Langsung - Bus besar - Bus besar - Bus sedang - Bus sedang
Sumber : Pedoman Teknis Ditjen HubDar, 1996
Tabel II.3 . Klasifikasi Trayek Berdasarkan Penjadwalan
Trayek Utama Trayek Cabang Trayek Ranting Trayek Langsung
2)
Dilayani oleh bus umum Dilayani dengan mobil bus umum
Melalui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang3)
✍✍
1) Kawasan pemukiman ialah suatu kawasan perumahan tempat penduduk bermukim yang memerlukan jasa angkutan.
2) Trayek langsung yaitu trayek yang menghubungkan langsung antar dua kawasan yang permintaan angkutan antara kedua kawasan tersebut tinggi, dengan syarat bahwa kondisi prasarana jalan memungkinkan untuk dilaksanakan trayek tersebut. Dengan demikian akan terjadi pengurangan perpindahan angkutan.
3) Tempat-tempat sebagaimana dimaksud dengan ketentuan ini dapat berupa halte, stop bus, atau terminal. Terminal tersebut merupakan terminal untuk perpindahan penumpang angkutan umum antar kota ke angkutan kota atau sebaliknya.
2.2.3 Jenis Jaringan Trayek
2.2.3.1 Angkutan Umum dalam Trayek Tetap dan Teratur
Untuk pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek tetap dan teratur dilakukan dalam jaringan trayek. Jaringan trayek terdiri dari:
a. Trayek Antar Kota Antar Provinsi yaitu, trayek yang melalui lebih dari satu wilayah Provinsi Daerah Tingkat I.
b. Trayek Antar Kota Dalam Provinsi yaitu, trayek yang melalui antar Daerah Tingkat II dalam satu wilayah Provinsi Daerah Tingkat I.
c. Trayek Kota yaitu, trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II atau trayek dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
d. Trayek Lintas Batas Negara yaitu, trayek yang melalui batas Negara
✎ ✏
Tabel II.4 Jaringan Trayek Trayek Antar Kota Antar
Provinsi Dan Trayek Lintas Batas Negara
Trayek Antar Kota Dalam Provinsi
Trayek Perdesaan
Mempunyai jadwal tetap1) Mempunyai jadwal
tetap dan/atau tidak berjadwal5)
Pelayanan cepat2) Pelayanan cepat dan/atau lambat
Pelayanan lambat3)
Dilayani oleh bus umum4) Dilayani oleh bus
umum dan/atau mobil penumpang umum Tersedianya terminal
penumpangtipe Apada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan
Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnyatipe Bpada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan
Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnyatipe Cpada awal pemberangkatan dan terminal tujuan
Prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan
Sumber : Pedoman Teknis Ditjen HubDar, 1996
Keterangan :
1) Memiliki jadwal tetap adalah pengaturan jam perjalanan setiap mobil bus umum, meliputi jam keberangkatan, persinggahan, dan kedatangan pada terminal-terminal yang wajib disinggahi.
2) Pelayanan cepat yaitu pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang wajib disinggahi selama perjalanannya.
3) Pelayanan lambat yaitu pelayanan angkutan dengan kewajiban memasuki terminal sesuai dengan izin trayek.
4) Pelayanan oleh mobil bus umum dimaksudkan agar tercapai efisiensi penggunaan sarana angkutan dan ruang jalan.
✑ ✒
2.2.4 Tipologi Trayek
Tipologi trayek ini adalah sari dari penjelasan kebijaksanaan-kebijaksanaan mengenai trayek, beserta karakteristik trayeknya (fungsi, pelayanan, klasifikasi, jenis) dan jenis moda yang digunakannya. Adapun bentuk sarinya ini dapat diperlihatkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel II.5 Tipologi Trayek
Jaringan
AKAP Langsung Melayani angkutan antar kawasan
AKDP Langsung Melayani angkutan antar kawasan kurangnya tipe B pada awal pemberangkatan, kurangnya tipe B pada awal pemberangkatan, kurangnya tipe C pada awal pemberangkatan, dan terminal tujuan
✓ ✔
2.3 Atribut Pelayanan Angkutan Umum
1. Atribut pelayanan angkutan umum menurut Manheim (1979)
Atribut pelayanan merupakan atribut dari sistem transportasi yang mempengaruhi kepuasan konsumen, seperti kapan, dimana, untuk apa, dengan moda apa, dengan rute yang mana, melakukan pergerakan atau perjalanan. Konsumen yang berbeda akan mempertimbangkan atribut pelayanan yang berbeda pula. Dalam kenyataan konsumen tidak mempertimbangkan suatu atribut pelayanan yang ada pada suatu jenis pelayanan tertentu, tetapi hanya mengidentifikasikan beberapa variabel pelayanan yang dianggap paling besar pengaruhnya terhadap profesinya (Manheim, 1979). Beberapa contoh atribut untuk pelayanan jasa dibidang transportasi dari berbagai pertimbangan para konsumen telah dirumuskan oleh Manheim, 1979 dikutip dalam tesis ITB, Indri
Nurvia Puspita 2007 yang dianggap bisa mewakili pelayanana terhadap
konsumen yang berpengaruh terhadap tiap aktivitas konsumen yang berbeda adalah sebagai berikut :
1. Waktu
a. Waktu perjalanan total;
b. Keandalan (Variasi waktu perjalanan); c. Waktutransfer;
d. Frekuensi perjalanan; e. Jadwal waktu perjalanan. 2. Ongkos Pengguna Jasa
a. Ongkos transportasi langsung, seperti : tarif, biaya peralatan, biaya bahan bakar, dan biaya parkir;
b. Ongkos operasi langsung lainnya, seperti : biaya muat dan dokumentasi; c. Ongkos tak langsung, seperti : biaya pemeliharaan, biaya gedung atau
asuransi;
d. Frekuensi perjalanan. 3. Keselamatan dan Keamanan
a. Kemungkinan terjadinya kerusakan saat bongkar muat; b. Kemungkinan terjadinya kecelakaan;
✕6
4. Kesenangan dan Kenyamanan Pengguna Jasa a. Jarak perjalanan;
b. Jumlah pertukaran kendaraan yang harus dilakukan; c. Kenyamanan fisik (suhu, kebersihan);
d. Kenyamanan psikologis (status, pemilikan sendiri);
e. Kesenangan lainnya (penanganan bagasi,ticketing, pelayanan makan atau minum, kesenangan selama perjalanan, keindahan dan sebagainya); f. Kesenangan perjalanan.
5. Pelayanan Ekpedisi a. Asuransi kerugian; b. Hak pengiriman kembali.
2. Atribut pelayanan angkutan umum menurut Schumer (1974)
Menurut Schumer (1974) atribut-atribut tingkat pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan, periode yang dilalui penumpang atau barang sejak memulai sampai tiba di tempat tujuan, dalam hal ini termasuk waktu bongkar muat, pengisian bahan bakar, dan perbaikan peralatan;
2. Keselamatan, meliputi keselamatan orang atau barang yang diangkut serta keamanan bagi yang lain;
3. Kapasitas, yaitu kesediaan sarana dengan kapasitas yang memadai untuk tiap tingkat permintaan yang dapat diterima;
4. Frekuensi, yaitu keteraturan kedatangan dan keberangkatan;
5. Keteraturan, waktu-waktu tertentu dari alat transportasi tersebut berjalan 6. Menyeluruh, keterkaitan antar moda;
7. Tanggung jawab, yaitu pertanggungjawaban yang sah atas pengusahaan alat transportasi dan kemampuan membayar kompensasi jika terjadi klaim dari pengguna jasa atas ketidakpuasan mereka terhadap kualitas pelayanan;
8. Kenyamanan dalam perjalanan, meliputi tempat duduk, sirkulasi, dan pengaturan suhu serta fasilitas perjalanan jarak jauh seperti akomodasi dan pelayanan makan & minum;
✖ ✗
3. Atribut pelayanan angkutan umum menurut Wells (1975)
Tujuan dasar dari penyediaan angkutan umum, (Wells, 1975 dikitip Tamin 2000) mengatakan bahwa menyediakan pelayanan angkutan yang baik, handal, nyaman, aman, cepat dan murah untuk umum. Hal ini dapat diukur secara relatif dari kepuasan pelayanan beberapa kriteria angkutan umum ideal antara lain adalah:
1. Keandalan
a. Setiap saat tersedia; b. Waktu singkat. 2. Kenyamanan
a. Pelayanan yang sopan; b. Terlindung dari cuaca buruk; c. Mudah turun naik kendaraan; d. Tersedia tempat duduk setiap saat; e. Tidak bersesak-sesak;
f. Interior yang menarik; g. Tempat duduk yang enak. 3. Keamanan
a. Terhindar dari kecelakaan; b. Bebas dari kejahatan. 4. Waktu perjalanan
a. Waktu di dalam kendaraan singkat.
4. Atribut pelayanan dan standar pelayanan angkutan umum menurut Peraturan Menteri Nomor. 10 Tahun 2012
✘8
1) Keamanan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk terbebasnya pengguna jasa dari gangguan perbuatan melawan hokum dan/atau rasa takut. Terbagi atas enam indikator pelayanan yaitu :
a. Identitas kendaraan berupa nomor dan nama kendaraan dengan nilai ukur minimal terdapat satu stiker.
b. Tanda pengenal pengemudi berupa kartu dan nomor induk pengemudi dengan jumlah minimal terdapat satu kartu.
c. Lampu isyarat tanda bahaya berupa tombol dan lampu isyarat tanda bahaya minimal terdapat satu.
d. Lampu penerangan dengan nilai ukur ada dan berfungsi dengan baik. e. Petugas keamanan dengan jumlah minimal ada ada satu petugas. f. Kaca film dengan nilai ukur maksimal 60% kegelapan.
2) Keselamatan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk terhindarnya dari resiko kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia, sarana dan prasarana. Terdiri dari empat indikator yaitu :
a. Kelaikan kendaraan dengan nilai ukur lulus uji kelaikan kendaraan. b. Peralatan keselamatan terdiri dari palu pemecah kaca, tabung
pemadam kebakaran, dan tombol pembuka pintu otomatis dengan nilai ukur ada dan berfungsi dengan baik.
c. Fasilitas kesehatan berupa kotak P3K dengan nilai ukur minimal satu set setiap kendaraan.
d. Informasi tanggap darurat berupa informasi pengaduan minimal terdapat satu stiker.
3) Kenyamanan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan suatu kondisi nyaman, bersih, indah dan sejuk yang dapat dinikmati pengguna jasa. Tediri dari empat indikator yaitu :
a. Lampu penerangan dengan nilai ukur jumlah lampu dan berfungsi dengan baik.
✙ ✚
c. Fasilitas pengatur suhu ruangan dengan nilai ukur berupa air conditioner(AC) berfungsi dengan baik.
d. Fasilitas kebersihan berupa tempat pembuangan sampah dengan nilai ukur ada minimal satu tempat sampah.
4) Keterjangkauan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan kemudahan bagi pengguna jasa mendapatkan akses Angkutan Massal Berbasis Jalan dan tarif yang terjangkau.
a. Ketersediaan integrasi jaringan pengumpan berupa angkutan umum dalam kota dengan nilai ukur ada dan terlayani.
b. Tarif terjangkau berupa biaya yang ditawarkan operator dengan nilai ukur sesuai dengan SK tarif yang berlaku di daerah tersebut.
5) Kesetaraan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan perlakuan khusus berupa aksesibilitas, prioritas pelayanan, dan fasilitas pelayanan bagi pengguna jasa penyandang cacat, manusia lanjut usia, anak-anak, dan wanita hamil.
a. Kursi prioritas berupa tempat duduk prioritas dengan nilau ukur minimal ada empat kursi.
b. Ruang khusus bagi pengguna kursi roda dengan nilai ukur harus tersedia.
6) Keteraturan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan kepastian waktu pemberangkatan dan kedatangan mobil bus serta tersedianya informasi perjalanan bagi pengguna jasa.
a. Waktu tunggu, 7–10 menit
b. Kecepatan Perjalanan rata-rata perjalanan maksimal 70Km/Jam
c. Ketepatan waktu dan kepastian jadwal keberangkatan dan kedatangan mobil bus
✛ ✜
Atribut yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah berdasarkan Peraturan Menteri Nomor. 10 Tahun 2012, tentang standar pelayanan minimal angkutan umum missal berbasis jalan. Jika dibandingkan keempat atribut pelayanan angkutan umum tersebut di atas, dapat dilihat bahwa ada beberapa atribut yang menjadi aspek penting untuk pelayanan angkutan umum. Perbandingan antar kelompok atribut disusun dalam bentuk matriks sebagai mana tersedia pada tabel di bawah ini.
Tabel II.6 Atribut Pelayanan Angkutan Umum PM. No. 10
(2012) Wells (1975) Manheim (1979) Schumer (1974)
Keamanan langsung : tarif, biaya peralatan, biaya bahan bakar, dan biaya parkir
Ekonomis
✢ ✣
PM. No. 10
(2012) Wells (1975) Manheim (1979) Schumer (1974)
Kesetaraan -Waktu di dalam kendaraan singkat
Sumber : Studi Literatur
Atribut-atribut pelayanan seperti pada Tabel II.6 dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :
1. Atribut pelayanan yang dipentingkan oleh semua sumber. Atribut ini adalah kenyamanan dan keteraturan.
2. Atribut yang hanya termasuk pada 3 (tiga) sumber, yaitu keamanan, keselamatan, dan keterjangkauan.
32
BAB III
GAMBARAN UMUM SISTEM TRANSPORTASI DARI KOTA SOLOK KE KOTA PADANG
Pada bab ini akan menguraikan tentang gambaran umum wilayah studi mengenai gambaran prasarana transportasi, gambaran angkutan umum, gambaran pengoperasian AKDP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
3.1 Gambaran Prasarana Transportasi 3.1.1 Prasarana Jalan
Kota Solok mempunyai posisi yang strategis karena terletak pada persimpangan antar Provinsi dan antar Kabupaten/Kota. Jarak Kota Solok ke kota lainnya cukup dekat seperti ke Kota Padang berjarak 64 Km, ke Kota Bukittinggi berjarak 73 Km, ke Kota Sawahlunto berjarak 30 Km, ke Muaro Sijunjung berjarak 40 Km dan Ibukota Kabupaten Solok Arosuka berjarak 22 Km. Sedangkan waktu tempuh dari Kota Solok ke Kota Padang selama ± 75 menit, ke Kota Padang Panjang selama 60 menit dan ke Kota Sawahlunto selama 40 menit.
Jalan yang menghubungkan Padang – Solok merupakan salah satu jalan utama yang menghubungkan Kota Padang dengan Kota-Kota lain di Provinsi Sumatera Bara, taitu jalan ke timur. Jalan ini menuju kabupaten Solok dan kota Solok, yang tersambung dengan Jalan Lintas Sumatera bagian tengah. Sebelumnya, di Arosuka terdapat persimpangan menuju kabupaten Kerinci melalui kabupaten Solok Selatan.
3.1.2 Prasarana Terminal
33
optimalisasi penggunaan fasilitas Terminal Regional Bareh Solok dan meningkatkan armada angkutan guna mendukung dan melayani berbagai aktivitas kota.
Tabel III.1 Terminal Penumpang di Sumatera Barat
No Terminal Luas (m2) Type Lokasi
Nama Kabupaten
1 Simpang Tiga 5100 B Kab. Pesisir Selatan
2 Bareh Solok 5400 A Kota Solok
3 Sawahlunto/Sijunjung 3400 B Kab. Sawahlunto
4 Batu Sangkar 2500 B Kab. Tanah Datar
5 Kampung Cina 1600 C Kab. Padang
Pariaman
6 Pariaman 3200 A Kab. Padang
Pariaman
7 Pasaman 4300 B Kab. Pasaman
8 Andalas 6200 A Kota Padang
9 Terminal Pasar Raya 16650 B Kota Padang
10 Pasar Goan Hoat 7200 C Kota Padang
11 Terminal Lama 5000 C Kota Solok
12 Kiliranjao 8150 A Kota Sawahlunto
13 Pasar Padang Panjang 6600 C Kota Padang
Panjang
14 Aur Kuning 14000 A Kota Bukittinggi
15 Kotonan 3704 A Kota Payakumbuh
Sumber : Dit. LLAJ-DitJen Hubdat 2010
34
3.2 Gambaran Angkutan Umum
Kota Solok adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat yang sedang giat membangun. Kota Solok terletak pada posisi yang strategis yaitu terletak pada jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan kota - kota di Provinsi Sumatera Barat serta kota - kota di Pulau Sumatera. Keuntungan lokasi tersebut menyebabkan skala pelayanan Kota Solok meningkat hingga melayani wilayah sekitarnya. Bahkan bila dilihat dari aspek lokasi, Kota Solok dapat berfungsi pula sebagai kota transit bagi wilayah lain seperti Padang dan Jambi. Perkembangan Kota Solok yang cukup pesat secara langsung maupun tidak langsung telah berpengaruh kepada perkembangan pembangunan ruang kota. Untuk mengetahui tentang jarak Kota-Kota di Sumatera Barat dapat dilihat di bawah ini :
3.2.1 Angkutan Umum Resmi
Posisi Kota Solok yang berada disimpul jalan Lintas Sumatera memberikan konstribusi positif terhadap meningkatnya arus lalu lintas angkutan umum baik Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) maupun angkutan umum Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Khusus untuk bus AKAP, lalu lintas kendaraan tidak hanya ramai di siang hari, tetapi juga pada malam hari.
Untuk Transportasi angkutan umum AKDP yang beroperasi di Sumatera Barat khususnya pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang mengalami perubahan yang sangat signifikan. Perubahan jenis moda yang beroperasi melakukan pergerakan antar kota dari Solok - Padang. Hal ini dapat dilihat di bawah ini :
Tabel III.2 : Jumlah Perusahaan dan Armada AKDP Solok-Padang Tahun Jumlah Perusahaan Jumlah Armada
2005 4 43 Armada
2006 3 26 Armada
2007 3 26 Armada
2008 1 12 Armada
2009 1 12 Armada
2010 1 12 Armada
2011 4 30 Armada
35
Dapat dilihat pada Tabel III.2 di atas tentang jumlah perusahaan dan jumlah armada AKDP yang beroperasi untuk pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang mengalami penurunan perusahaan dan juga jumlah armada yang beroperasi. Pada tahun 2005 jumlah perusahaan AKDP Solok-Padang ada empat perusahaan dan 43 armada, akan tetapi pada tahun 2006, 2007 sampai 2010 mengalami yang drastis. Pada tahun 2011 mulai mengalami peningkatan jumlah perusahaan dan jumlah armada angkutan umum antar kota AKDP yang beroperasi untuk pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang.
3.2.1.1 Angkutan Umum AKDP Solok-Padang
Angkutan umum AKDP pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang dilayani oleh bus berukuran kecil bermuatan 17orang. Jenis moda mengalami perubahan sejak tahun 2009 dari bus umum yang berukuran sedang menjadi bus berukuran kecil. Hal ini merupakan upaya dari perusahaan angkutan umum AKDP dan pemerintah untuk meremajakan moda angkutan agar bisa melayani dan memenuhi permintaan serta tuntutan pengguna jasa angkutan umum khususnya AKDP pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang. Pada kenyataan saat ini, angkutan umum AKDP beroperasi dari Kota Solok ke Kota Padang dilayani oleh angkutan umum resmi dan angkutan umum tidak resmi. Untuk jumlah perusahaan, armada, dan jenis moda AKDP pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang dapat dilihat di bawah ini :
Tabel III.3 : Jumlah Perusahaan dan Jenis Angkutan Umum AKDP
Perusahaan Jumlah Armada Jenis Moda Keterangan
PO. Trans Mitra 12 Armada Bus Kecil Masih Beroperasi PO. Jasa Malindo 12 Armada Bus Kecil Masih Beroperasi PO. Danau Raya 2 Armada Bus Kecil Masih Beroperasi PO. Dirgantara 4 Armada Bus Kecil Masih Beroperasi
Jumlah 4 Perusahaan dan 30 Armada Beroperasi
36
37
1. Gambaran perusahaan dan armada dari PO. Jasa Malindo Angkutan umum
AKDP terdiri dari 12 armada yang melayani pergerakan antar kota dari Kota Solok ke Kota Padang, jenis moda yang digunakan sebagai berikut :
Pada Gambar 3.1 dan 3.2 gambaran nomor kendaraan dan nama kendaraan dari perusahaan, armada Jasa Malindo merupakan armada AKDP PO. Jasa Malindo yang terbaru, jasa malindo melakukan peremajaan sebanyak 6 unit bus kecil berwarna biru tua.Gambar 3.3dan3.4informasi pengaduan dan tabung pemadam kebakaran.
Gambar 3.1 Nomor Kendaraan PO. Jasa Malindo
Gambar 3.2 Nama Kendaraan PO. Jasa Malindo
Gambar 3.3 Informasi Pengaduan PO. Jasa Malindo
38
2. PO. Trans Mitra merupakan salah satu perusahaan angkutan umum AKDP
yang masih beroperasi melakukan pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang, perusahaan ini terdiri dari 12 armada AKDP. Jenis moda AKDP yang digunakan dapat dilihat di bawah ini :
Pada Gambar 3.5 dan3.6 di atas merupakan nomor dan nama kendaraan AKDP pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang dengan nama perusahaan PO. Trans Mitra. Gambar 3.7 dan 3.8 lampu penerangan & AC dan kelaikan kendaraan armada PO. Trans Mitra terdiri dari 6 armada baru dan 6 armada yang lama masih laik dioperasikan.
Gambar 3.6 Nama Kendaraan PO. Trans Mitra
Gambar 3.5 Nomor Kendaraan PO. Trans Mitra
Gambar 3.8 Kelaikan Kendaraan PO. Trans Mitra
Gambar 3.7 Lampu & (air
39
3. PO. Danau Raya merupakan salah satu perusahaan transportasi angkutan
umum AKDP yang baru berdiri dengan memulai awal armada sekitar 5 armada, tetapi yang sudah beroperasi baru 2 armada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini :
Pada Gambar 3.9 dan 3.10 Kotak P3K, nama perusahaan PO. Danau Raya. Danau raya merupakan perusahaan baru AKDP pada saat sekarang baru beroperasi 2 armada baru. Gambar 3.11 dan 3.12 gambaran pelayanan lampu penerangan, AC dan tabung pemadam kebakaran dan kursi prioritas.
Gambar 3.10 Nama Kendaraan PO. Danau Raya
Gambar 3.9 Kotak P3K PO. Danau Raya
Gambar 3.11 Lampu, AC & Tabung Pemadam Kebakaran
40
4. PO. Dirgantara juga merupakan salah satu perusahaan yang mengadakan
jasa pergerakan transportasi angkutan umum AKDP dari Kota Solok ke Kota Padang. Awal berdirinya perusahaan Dirgantara jumlah armada 9 unit, akan tetapi yang tersisa dan masih beroperasi saat ini sekitar 4 armada saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini :
Dapat dilihat pada Gambar 3.14 dan 3.15 di atas terdapat beberapa armada Dirgantara yang akan variabel pelayanan yang diberikan oleh operator angkutan AKDP tersebut. Pada Gambar 3.16 dan 3.17 terdapat lulus uji dan nama kendaraan AKDP.
Gambar 3.15 Nomor Kendaraan PO. Dirgantara
Gambar 3.16 Nama Kendaraan & Lulus Uji Kelaikan PO. Dirgantara Gambar 3.13 Pool Kendaraan PO.
Dirgantara
41
3.2.1.2 Jumlah Penumpang Angkutan Umum AKDP
Seiring dengan pertumbuhan penduduk maka kebutuhan masyarakat akan transportasi akan semakin meningkat terhadap aktivitas masyarakat Kota Solok. Sesuai dengan kebijakan pengembangan wilayah kota/kabupaten di Sumatera Barat bahwa Kota Solok merupakan Pusat Kegiatan Wilayah, hal ini menjadi dorongan terciptanya transportasi antar kota dengan tujuan Ibukota Provinsi yakni Kota Padang.
Pergerakan transportasi angkutan umum antar kota AKDP dari Kota Solok ke Kota Padang mengalami penurunan penumpang selama lima tahun terakhir. Hal ini merupakan masalah keterlangsungannya transportasi umum, terhitung jumlah pergerakan pada tahun 2005-2011 mengalami penurunan jumlah penumpang yang menggunakan moda pergerakan transportasi antar kota AKDP untuk pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini :
Tabel III.4 : Jumlah Penumpang AKDP dari Solok - Padang
Tahun Jumlah Penumpang
2005 381.288
2006 385.813
2007 340.116
2008 377.528
2009 332.202
2010 335.248
2011 365.400
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat 2011
42
Gambar 3.17 Jumlah Penumpang AKDP 2005-2011
Dapat dilihat pada Gambar 3.17 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2005 ke 2006 sempat mengalami peningkatan jumlah penumpang. Pada tahun 2006 ke 2007 mengalami penurunan jumlah penumpang, sempat meningkat pada tahun 2008 dan terus menurun sampai dengan 2010 dan apada 2011 mengalami penaikan lagi.
3.2.2 Angkutan Umum Tidak Resmi
Selain angkutan resmi yaitu angkutan umum AKDP yang melakukan pergerakan antar kota juga dilayani oleh angkutan umum tidak resmi (Angkutan Liar) yang melayani pergerakan antar kota khususnya untuk pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang. Angkutan tidak resmi ini muncul pada awal 2009 sudah marak beroperasi dengan melakukan pergerakan antar kota. Ada dua jenis angkutan umum yang tidak terdaftar secara resmi yakni :
1. Angkutan umum parawisata (Travel Wisata) merupakan perusahaan
angkutan umum parawisata dan memiliki ijin pengoperasian sebagai angkutan sewa untuk keperluan wisata. Akan tetapi ada sebagian dari beberapa perusahaan yang melakukan pengangkutan penumpang untuk pergerakan antar kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
381,288 385,813
340,116
377,✤ ✥✦
332,202 33✤ ✧248
365,4
43
Tabel III.5 Jumlah Perusahaan Angkutan Sewa (Travel Wisata)
Nama Perusahaan Status Perijinan
CV. INDOMAL Ijin Parawisata
A.S.W Ijin Parawisata
C.S.W Ijin Parawisata
Binuang Indah Gemilang Non Resmi Mas Motor (MM) Non Resmi
Sumber : Hasil Survey, Tahun 2012
Dapat dilihat pada Tabel III.5 di atas bahwa angkutan umum parawisata melakukan pergerakan antar kota, angkutan umum parawisata ini diadakan untuk menunjang parawisata di Provinsi Sumatera Barat. Di Kota Solok sendiri terdapat 5 perusahaan atau CV yang bergerak dibidang angkutan umum parawisata. Perusahaan angkutan parawisata ini ada yang memiliki ijin dan ada juga yang tidak memiliki ijin, dan ada yang melakukan pergerakan parawisata ada pula yang melakukan pergerakan pengangkutan penumpang antar kota khususnya pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang.
44
Dapat dilihat padaGambar 3.18 danGambar 3.19di atas terlihat bahwa perusahaan Pool dari angkutan tidak memiliki ijin yang melakukan pergerakan antar kota khususnya Solok-Padang. Angkutan ini melayani antar jemput ke alamat dan tujuan beroperasi ke Bandara Internasional Minang Kabau (BIM) dan Kota Padang tentunya.
2. Angkutan umum liar (Tidak Resmi) merupakan angkutan umum yang
mengangkut penumpang dan melakukan pergerakan antar kota khususnya pergerakan dari Kota Solok ke Kota Padang. Angkutan ini tidak memiliki ijin apapun dan tidak terdaftar diperusahaan manapun, akan tetapi angkutan ini dioperasikan oleh orang yang memiliki kendaraan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3.18 Pool CV. Binuang Gambar 3.19 Pool CV. Mas
Gambar 3.20 Kendaraan Angkutan Liar