• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball PengCab Perbasasi Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball PengCab Perbasasi Medan)"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

TAYANGAN IKLAN DAN BRAND AWARENESS

(Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Khalayak Para Atlet Baseball

Dan Softball PengCab PERBASASI Medan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

MAULIZA PUTRIE INANTA 080922052

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan:

Nama : Mauliza Putrie Inanta

NIM : 080922052

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua

Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap

Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball

PengCab PERBASASI Medan)

Medan, Juli 2013

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen,

Dra. Dayana, M.Si Dra. Fatma Wardy Lubis MA

NIP. 196007281987032002 NIP. 196208281986012001

Dekan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof.Dr.Badaruddin M.Si

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Mauliza Putrie Inanta

NIM : 080922052

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak

(Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua

Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap

Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball

PengCab PERBASASI Medan)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarja Ilmu

Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Univeristas Sumatera Utara.

Majelis penguji

Ketua Penguji :

Penguji I :

Penguji II :

Ditetapkan di : Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Terhadap Brand Awareness Khalayak Para Atlet Baseball dan Softball PengCab PERBASASI Medan). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana korelasional iklan terhadap brand awareness khalayak.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu menjelaskan hubungan antara dua variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah Atlet Baseball dan Softball Pengcab PERBASASI Medan yang mengetahui iklan NutriSari versi Joshua Suherman sebanyak 44 orang. Menurut Arikunto apabila jumlah populasi dibawah 100, maka semua populasi dijadikan sampel. Dengan demikian jumlah sampel penelitian ini adalah 44 orang. Variabel X dalam penelitian ini adalah Iklan NutriSari versi Joshua Suherman dan variabel Y adalah brand awareness.

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan untuk memperoleh data dari kuesioner serta penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dengan menggunakan piranti lunak SPSS versi 16.0. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, komunikasi massa, komunikasi pemasaran, periklanan, brand awareness dan teori S-O-R.

Untuk menguji hipotesis menggunakan metode korelasi Rank Spearman

dan hasil yang didapat adalah sebesar rs = 0,641. Angka tersebut menunjukkan

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis ucapkan pada sang khalik Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, serta tidak lupa Shalawat beserta salam kepada

Rasulullah Muhammad SAW.

Adapun judul skripsi ini adalah Iklan dan Brand Awareness Khalayak

yang merupakan suatu studi korelasional tentang Iklan NutriSari Versi Joshua

Suherman di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Para Atlet

Baseball dan Softball PengCab PERBASASI Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari

segi penyampaian isi, maupun pembahasan masalah. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini penulis banyak

mendapat dukungan, bantuan, bimbingan dan motivasi dari banyak pihak. Ucapan

terima kasih yang terdalam penulis persembahkan kepada Papa dan Mama

tercinta, H. Drs. Syahril Bachtiar dan Hj. Syahronnie Siregar yang telah banyak

memberikan dukungan moril, materil dan doanya. Dan telah memberikan penulis

(6)

Tidak lupa pula pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sumatera Utara.

2. Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A, selaku Ketua Departemen Program Studi

Ilmu Komunikasi Falkutas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar

membimbing selama proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih buat

pengetahuan dan wawasan yang telah diberikan kepada penulis.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Komunikasi FISIP

USU yang telah banyak membantu dalam perkuliahan.

5. Kak Maya, Kak Icut dan Bang Ria untuk semua dukungan dan bantuannya

serta kesabarannya.

6. Seluruh teman-teman di Departemen Ilmu Komunikasi, khususnya Ilmu

Komunikasi stambuk 2008 (Indah, Bang Jalic, Eka, Bunga, Bang Dani)

yang sama-sama berbagi suka duka, pengalaman dan pengetahuan selama

perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.

7. Andini Nur Bahri yang rela dirusuhi jam tidurnya demi SPSS.

8. Teman-teman Mocxy Baseball dan Softball, terimakasih untuk semua

dukungannya. (Bang Anak, Asthar, Teguh, Bobby, Reza Aming, Chudmi,

Reza 3gp, Forby, Ikhram, Geleng, Dani dan yang tidak dapat disebutkan

satu per satu)

9. Teman-teman Atlet Baseball dan Softball PengCab PERBASASI Medan.

10.Teman-teman BCA Medan (Fatma, Kak Regina, Rince, Neny, Myrna,

Wenny, Risandy, Harry, Kak Henny, Bang Hardi dan Bang Haryono)

11.Teman-teman BJB Medan (Kaka Maulina, Reni Yunita, Sheila Lidya,

Agnes)

12.Sahabat-sahabat tersayang yang selalu mendukung dan merusuh. Annisa

(7)

13.Seluruh pihak yang telah ikut membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

14.Umi dan Buya, Mami dan Papi, terima kasih untuk kesabaran dan

dukungannya setiap kali penulis datang ke rumah.

15.Abang, adik dan kakakku tersayang, Sonnie Bachter Ibral, Shandie

Bachrain, Syifa Alfajrie Ramadhan, Fauziah Rachmawati, Celine Augla

D’Prinzessin, Michelle Augen Livere D’Prinzessin.

16.Keponakanku tercinta, Sulthan Achtar Al-Rasyid.

17.Andi Muhammad Pitna, terima kasih banyak untuk segala bentuk doa,

kasih sayang, dukungan, perhatian, bantuan, kesabaran bahkan repetan

yang selalu diberikan kepada penulis.

Medan, Juli 2013

Penulis,

Mauliza Putrie Inanta

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

LEMBAR ORISINALITAS ...………. ii

LEMBAR PENGESAHAN………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………… v

ABSTRAK……… vi

DAFTAR ISI ...………. vii

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah………. 1

I.2 Perumusan Masalah………... 7

I.3 Pembatasan Masalah……….. 7

I.4 Tujuan Penelitian ...………. 7

I.5 Manfaat Penelitian……… 8

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori ...………... 9

II.1.1 Komunikasi……….…... 9

II.1.2 Komunikasi Massa ……… 12

II.1.3 Komunikasi Pemasaran ...…………....…….. 16

II.1.4 Periklanan …….……… 17

II.1.4.1 Sejarah Periklanan ... 17

II.1.4.2 Pengertian Iklan ... 18

II.1.4.3 Jenis Iklan ... 19

II.1.4.4 Fungsi Periklanan ... 21

II.1.4.5 Tujuan Periklanan ... 22

II.1.4.6 Pengertian Merek ... 22

II.1.5 Televisi Sebagai Media Periklanan ………` 23

II.1.6 Brand Awareness ..……….…………. 28

II.1.7 Teori S-O-R ... 31

II.2 Kerangka Konsep ……….... 34

II.3 Variabel Penelitian ………... 35

II.4 Definisi Operasional……… 36

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Sejarah Singkat Tentang Olah Raga Baseball dan Softball Lapangan

Rimbawan USU Medan...……...…………... 39

III.2 Visi dan Misi PengCab PERBASASI Medan ... 40

III.3 Struktur Organisasi PengCab PERBASASI Medan ... 40

III.4 Uraian Tugas ... 42

III.5 Metode Penelitian ... 44

III.6 Populasi dan Sampel …...……… 44

III.6.1 Populasi ……….. 44

III.6.2 Sampel ……… 44

III.7 Teknik Pengumpulan Data……… 45

III.8 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 45

III.9 Teknik Analisis Data………. 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ...………. 49

IV.2 Analisis Tabel Tunggal……….. 49

IV.2.1 Analisa Data Karakteristik Responden……… 34

IV.3 Uji Hipotesis……… 79

IV.4 Pembahasan………. 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN IV.1 Kesimpulan………. 85

IV.2 Saran ...……… 87

(10)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Terhadap Brand Awareness Khalayak Para Atlet Baseball dan Softball PengCab PERBASASI Medan). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana korelasional iklan terhadap brand awareness khalayak.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu menjelaskan hubungan antara dua variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah Atlet Baseball dan Softball Pengcab PERBASASI Medan yang mengetahui iklan NutriSari versi Joshua Suherman sebanyak 44 orang. Menurut Arikunto apabila jumlah populasi dibawah 100, maka semua populasi dijadikan sampel. Dengan demikian jumlah sampel penelitian ini adalah 44 orang. Variabel X dalam penelitian ini adalah Iklan NutriSari versi Joshua Suherman dan variabel Y adalah brand awareness.

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan untuk memperoleh data dari kuesioner serta penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dengan menggunakan piranti lunak SPSS versi 16.0. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, komunikasi massa, komunikasi pemasaran, periklanan, brand awareness dan teori S-O-R.

Untuk menguji hipotesis menggunakan metode korelasi Rank Spearman

dan hasil yang didapat adalah sebesar rs = 0,641. Angka tersebut menunjukkan

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, terjadi perubahan-perubahan yang begitu cepat di

bidang ekonomi, sosial, budaya. Hal ini dengan sendirinya membawa perubahan

pada kebutuhan dan kepentingan manusia sebagai konsumen yang makin

kompleks, sehingga membawa dampak pada usaha dan pola pemasaran suatu

produk. Oleh karena itu produsen dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam

upaya menjalankan kegiatan usahanya sehingga dapat meningkatkan penjualan

perusahaan dan memuaskan kebutuhan pelanggannya. Dengan kondisi persaingan

usaha yang semakin ketat ini, produsen dituntut menyesuaikan strategi serta pola

pemasaran produknya sesuai dengan situasi kondisi dan tuntutan konsumen pada

saat ini. Hal ini jelas terlihat pada konsep pemasaran yang semula hanya

berorientasi pada produk dan penjualan (product concept and sales concept) kini

berkembang dengan tujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan

kebutuhan konsumer (consumer oriented). Dalam upaya pencapaian tersebut

maka kegiatan pemasaran tidak dapat dielakkan lagi, yang didalamnya terkandung

unsur-unsur marketing mix yang terdiri dari product, price, place, promotion

Pemasaran harus dibarengi dengan kegiatan promosi. Promosi merupakan

sarana komunikasi yang menghubungkan produsen dan konsumen. Melalui

promosi konsumen menyadari adanya suatu produk (product) dengan harga

tertentu (price). Serta mendapatkan informasi mengenai tempat dimana produk

tersebut dapat diperoleh (place). Dan melalui promosi pula kebutuhan konsumen

dibangkitkan oleh berbagai stimulus dengan menanamkan citra, mulai dari citra

merk produk (brand image), citra perusahaan (corporate image). Dengan tujuan

untuk memenuhi agar khalayak menerima informasi dan kemudian membeli

produk yang dipromosikan.

Periklanan dapat diklasifikasikan menurut tujuannya yaitu: memberikan

informasi, membujuk dan mengingat (Kotler, 1993: 362). Iklan adalah segala

bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan oleh media massa

(12)

satu alat promosi yang digunakan sebagai alat untuk pengantar pesan yang

bertujuan untuk membentuk dan merubah perilaku konsumen. Pesan dalam hal ini

diartikan sebagai hal-hal yang diterjemahkan baik dalam wujud gambar,

rangkaian kata-kata maupun warna dengan tujuan membangkitkan kesadaran dan

kebutuhan konsumen akan suatu produk serta menanamkan citra ke dalam benak

konsumen.

Media atau saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam

bentuk iklan ini diantaranya adalah televisi, radio, majalah, surat kabar dan

internet. Pemasangan iklan di media televisi hingga saat ini masih dianggap cara

yang paling efektif dalam mempromosikan produk terutama di Indonesia yang

pernah muncul di iklan televisi lebih digemari oleh masyarakat daripada merek

yang tidak diiklankan di televisi

Kemampuan televisi untuk mencapai khalayak dalam lingkup yang luas

dan cepat, menjadikannya media yang sangat efektif dalam pemasangan iklan dan

promosi. Televisi dan iklan menjadi sesuatu yang saling membutuhkan. Iklan

membutuhkan media sebagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada

khalayak tentang suatu produk dan televisi membutuhkan iklan sebagai salah satu

sumber pemasukan untuk mampu beroperasi.

Keunggulan televisi dibandingkan dengan media lain adalah

kemampuannya dalam menyampaikan pesan melalui suara (audio) dan gambar

bergerak (visual) sehingga pesan yang disampaikan pun mudah diterima, diterima

dan dilakukan khalayak yang menyaksikannya. Pendekatan yang digunakan

komunikasi massa mampu mempengaruhi khalayak tentang suatu penekanannya

terdapat dalam salah satu prinsipnya, yaitu aspek pengulangan (redudancy) yang

menyatakan media massa memiliki efek yang besar (all powerful) dalam

mempengaruhi opini, sikap dan perilaku khalayak. Menciptakan pengaruh akibat

proses komunikasi ini lah yang merupakan proses akhir dari tujuan komunikasi itu

sendiri.

Stasiun televisi yang ada di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

yang cukup pesat. Dimulai dari stasiun televisi pemerintah, TVRI yang berdiri

pada tahun 1962 hingga saat ini yang telah mencapai sepuluh stasiun televisi

(13)

Metro TV, MNCTV dan TVOne. Ada juga tiga belas siaran televisi berlangganan

yaitu Indovision, Aora TV, Astro Nusantara (tidak beroperasi), First media,

Centrin TV, IM2 Pay TV, Groovia TV, M2V Mobile TV, Oke Vision, Skynindo,

Telkom Vision, Top TV dan Yes TV

Banyaknya stasiun televisi yang ada di Indonesia saat ini membuat setiap

stasiun televisi berlomba-lomba untuk memberikan tayangan terbaik yang bisa

mereka sajikan kepada pemirsanya. Program yang disajikan juga sangat variatif,

dimulai dari acara yang edukatif seperti berita, talk show hingga yang mengibur

seperti tayangan musik, film, sinetron, olahraga juga reality show.

Belanja iklan Indonesia pada semester I tahun 2010 mencapai Rp 28,5

triliun naik 29% dibanding periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 22 triliun.

Dari angka Rp 28,5 triliun ini TV menyumbang 62%, surat kabar 35% dan tabloid

/majalah hanya 3%. Produk telekomunikasi masih tetap menjadi kategori yang

beriklan paling banyak di semua media sepanjang Januari – Juni 2010, dengan

angka Rp 2,6 triliun, naik 50% dibanding periode yang sama tahun 2009, diikuti

iklan partai politik dan pemerintah senilai Rp 1,37 triliun ( http://swa.co.id).

Data terbaru Nielsen’s Advertising Information Services menunjukkan,

belanja iklan selama kuartal pertama tahun 2011 mencapai Rp 15,6 triliun atau

tumbuh 20 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Senior

Manager of Media Client Service Nielsen, Tri Susanti Simangunsong, televisi

masih mendominasi dengan meraup 62 persen dari total belanja iklan kuartal

pertama. Belanja iklan di televisi meningkat 21 persen dari periode yang sama

(14)

0 5000 10000 15000 20000 25000

Televisi Koran Majalah

Jan-Juni 2009

Jan-Juni 2010

Jan-Juni 2011 Tabel 1

Sumbe

Belanja Iklan

Produsen harus memiliki cara kreatif dalam menyampaikan iklan agar

dapat menarik perhatian konsumen dan menciptakan preferensi terhadap merek.

Salah satu cara kreatif dalam mempromosikan suatu produk berupa iklan adalah

dengan menggunakan celebrity endorser (selebriti pendukung) sebagai bintang

iklan. Pemakaian selebriti pendukung harus melalui beberapa pertimbangan,

diantaranya adalah tingkat popularitas selebriti dengan permasalahan apakah

selebriti yang dipilih dapat mewakili produk yang sedang diiklankan (Royan,

2005:98).

Bintang televisi, aktor film, penyanyi dan atlet banyak digunakan dalam

iklan majalah maupun TV komersial untuk mendukung suatu produk. Bintang

iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk,

yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang menunjukkan pada

produk yang didukungnya (Shimp, 2003: 78). Hasil penelitian menunjukkan

(15)

terkenal sebagai bintang iklan. Sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika

selebritas mendukung produk tersebut (Shimp, 2003: 78). Hampir sebagian besar

iklan menggunakan bintang iklan orang terkenal sebab bintang iklan menjadi

suatu elemen yang membuat itu mudah diingat oleh orang yang melihat atau

mendengar untuk mencapai suatu brand awareness (sadar kenal terhadap suatu

merek) yang diinginkan oleh konsumen.

Strategi periklanan dengan menggunakan artis sebagai bintang iklan juga

dilakukan oleh produsen minuman serbuk NutriSari. NutriSari merupakan nama

merek produk dagang asli Indonesia yang dimiliki oleh perusahaan Nutrifood

Indonesia. Minuman ini pertama kali dirilis tanggal 2 Februari 1979. Pada

awalnya NutriSari merupakan minuman serbuk rasa buah jeruk, namun pada

perkembangannya NutriSari yang merupakan pionir di kategori minuman serbuk

terus berinovasi menghasilkan produk minuman dengan varian rasa yang

beragam. Selain jeruk, NutriSari juga menggunakan berbagai macam buah pada

varian produknya seperti jambu, kiwi, mangga bahkan sayuran. Hingga saat ini

NutriSari tidak hanya berupa minuman serbuk tapi juga menyediakan minuman

yang dapat langsung diminum dari dalam kemasannya.

Iklan NutriSari saat ini dibintangi oleh Joshua Suherman. Joshua

merupakan seorang penyanyi ketika kecil dan memainkan sejumlah film

anak-anak hingga dewasa ini. Pemilihan Joshua Suherman sebagai bintang iklan

diharapkan dapat lebih menarik perhatian konsumen. Ia telah membintangi iklan

NutriSari sejak masih berusia 7 (tujuh) tahun. Joshua menggambarkan

kepribadian anak muda masa kini yang sibuk dengan aktivitasnya dan memilih

NutriSari sebagai minuman favoritnya. Untuk saat ini NutriSari semakin

memperjelas identitasnya sebagai minuman 100% vitamin c dengan tagline “Jeruk

Kok Minum Jeruk” dan sudah menjadi ciri tersendiri untuk NutriSari dalam

menggambarkan betapa segarnya rasa jeruk NutriSari hingga jeruk asli pun ingin

merasakannya.

Penelitian ini akan dilakukan pada Atlet Pelatda Baseball dan Softball

PengCab PERBASASI Medan yang ada di lapangan Rimbawan, bertempat di

Pintu III Universitas Sumatera Utara. Para atlet tersebut merupakan hasil

(16)

dilatih lebih intensif lalu menjadi perwakilan Sumatera Utara di pertandingan

seperti Pekan Olahraga Nasional (PON). Terpilihnya lapangan Rimbawan

dikarenakan penelitian tersebut terjangkau bagi peneliti dari segi biaya dan jarak.

Sementara itu pemilihan iklan NutriSari dikarenakan seringnya peneliti melihat

para atlet tersebut meminum NutriSari di saat latihan harian maupun di saat

pertandingan. Sekaligus peneliti juga ingin lebih mengenalkan lingkungan

olahraga baseball dan softball yang berada di komplek Universitas Sumatera

Utara.

Produsen umumnya mengiklankan produknya pada media massa yang

sesuai dengan target pasar mereka. Keefektifan suatu iklan tidak hanya ditentukan

oleh keberadaan iklan itu sendiri di media akan tetapi ada faktor lain yang

menentukan berhasil atau tidaknya suatu iklan untuk menarik perhatian

konsumen, memberi informasi/ membujuk khalayak untuk memberi respon

terhadap iklan. Dalam kondisi iklan yang heterogen kesamaan kerangka pikir

antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan. Dalam menstimuli suatu

pesan (iklan) bisa saja seseorang hanya mengenal merek suatu produk dengan

menyebut nama produk (merek), sedangkan orang lain mampu menerangkan

bagian-bagian mana saja yang menarik perhatian konsumen dari iklan produk

tanpa ada menyebutkan nama merek produk tersebut.

Brand Awareness (kesadaran dalam suatu iklan) yaitu segala iklan untuk

menciptakan menarik minat dan perhatian masyarakat. Dimana tahap awalnya

masyarakat harus menyadari kehadiran yang akan ditawarkan lewat iklan tersebut.

Biasanya keberhasilan dalam suatu iklan adalah tingkat kesadaran masyarakat

dalam mengetahui suatu merek. Dan itu tujuan utama dalam pembentukan iklan.

Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dimana pun iklan

ditempatkan, tujuan utamanya adalah membangkitkan tingkat sadar kenal

terhadap suatu merek (brand awareness) khalayaknya. Melalui media televisi,

keefektifan terhadap sadar kenal khalayak tentang merek dari produk yang

diiklankan erat kaitannya dengan bintang iklan (model) yang akan dimunculkan di

(17)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat

merumuskan permasalahan dari penelitian ini, yakni:

“Bagaimanakah hubungan iklan NutriSari versi Joshua Suherman yang

ditayangkan di televisi terhadap tingkat kesadaran kenal dalam suatu merek

(brand awareness) Para Atlet Pelatda Baseball dan Softball PengCab

PERBASASI Medan di Lapangan Rimbawan USU?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari salah pengertian dan memperjelas masalah yang akan

dibahas dalam penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan

pembatasan masalah.

Masalah dalam penelitian ini terbatas pada:

1. Penelitian terbatas pada iklan NutriSari versi Joshua Suherman yang

ditayangkan stasiun televisi

2. Penelitian hanya terbatas pada brand awareness khalayak yaitu Atlet

Baseball dan Softball PengCab PERBASASI Medan.

3. Objek penelitian adalah para Atlet Baseball dan Softball PengCab

PERBASASI Medan yang mengetahui produk NutriSari versi Joshua

Suherman.

4. Penelitian ini dilakukan di bulan Mei s/d Juni 2013

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui deskripsi iklan NutriSari versi Joshua Suherman.

2. Untuk mengetahui brand awareness khalayak.

3. Untuk mengetahui korelasi antara Iklan NutriSari versi Joshua Suherman

dengan brand awareness khalayak yaitu Atlet Pelatda Baseball Softball

(18)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan

peneliti mengenai periklanan sebagai salah satu bidang Ilmu Komunikasi

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas ruang

lingkup penelitian dalam bidang Ilmu Komunikasi, khususnya periklanan.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para

(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak landasan berpikir dalam

memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya (Nawawi, 1995:39). Untuk itu

perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang

menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti.

Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruksi (konsep), definisi

dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang

menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala

tersebut (Rakhmat, 1991: 6).

Sedangkan menurut Jalaluddin Rakhmat (1991: 6) teori adalah sekumpulan

konstruk atau konsep, defenisi dan dalil yang saling terkait yang menghadirkan

suatu pandangan sistematis tentang gejala dengan menetapkan hubungan diantara

beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut

Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:

II.1.1 Komunikasi

Manusia merupakan makhluk hidup yang bermasyarakat. Semakin besar

suatu masyarakat berarti semakin banyak masalah yang akan timbul akibat dari

perbedaan – perbedaan dalam pikiran, perasaan, kebutuhan, keinginan, sifat,

tabiat, perspektif dan kepercayaan antara individu dengan individu yang lain.

Karena itu manusia harus berinteraksi sehingga terjadilah pengungkapan pikiran

dan perasaan dalam bentuk percakapan. Hakikat komunikasi adalah proses

pernyataan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari

kata Latin yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare

yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama communis

(20)

kata-kata latin lainnya yang hampir mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu

pikiran,makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana,2007:46).

Melalui komunikasi orang berusaha mendefenisikan sesuatu termasuk

istilah “komunikasi” itu sendiri. Sampai saat ini terdapat banyak defenisi

komunikasi yang berasal dari banyak ahli. Menurut Bernard Berelson dan Gary

A.Steiner, komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan,

dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure,

grafik dan sebagainya. Tindakan atau transmisi itulah yang biasanya disebut

komunikasi (Mulyana,2007:68).

Menurut Carl I Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistemastis

untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta

pembentukan pendapat dan sikap. Defenisi ini menunjukkan bahwa yang

dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi,

melainkan juga bentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik

(public attitude). Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

mengubah prilaku orang lain “communication is the process to modify the

behavior of other individuals” (Effendy,2006:10).

Seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain

apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan diatas. Untuk

dapat memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara

efektif, maka dapat mengutip paradigma yang dikemukakan Harold Lasswell.

Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk mengemukakan komunikasi

ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “Who says what in which channel

to whom with what effect?” atau “Siapa mengatakan dengan saluran apa kepada

siapa dengan pengaruh bagaimana?” (Mulyana, 2007:69).

Paradigma Laswell ini menunjukkan bahwa komunikasi melewati 5 unsur,

yakni:

1. komunikator (communicator, source, sender)

2. pesan (message)

3. media (channel, media)

4. komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

(21)

Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2006:10).

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas, dapat dikatakan bahwa komunikasi

adalah suatu proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain,

dengan mengandung tujuan tertentu, memeberitahukan atau untuk mengubah

sikap, pendapat atau perilaku baik langsung, lisan maupun tidak langsung melalui

media.

Dalam proses komunikasi, paling sedikit terdapat tiga unsur pokok yaitu

komunikator, pesan dan komunikan (Effendy, 1999:11). Proses komunikasi pada

dasarnya menjadi dua tahap:

1. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu merupakan proses penyampaian

pesan oleh sesorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau

sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media

pertama. Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam

melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada

ditempat yang relatif jauh dan berjumlah banyak.

2. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

sebagai media. Lambng sebagai media dalam proses komunikasi adalah

bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secra langsung

mampu menerterjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada

komunikannya.

Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan (Drs. Widjaja,

2002:10-11) antara lain:

a. Untuk mengubah sikap (to change the attitude)

Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai komunikator kita

harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan

tuntas sehingga mereka dapat mengerti apa yang kita maksudkan.

b. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to the change the opinion)

Memahami orang lain maksudnya kita sebagai komunikator harus mengetahui

(22)

c. Untuk mengubah perilaku (to change the behavior)

Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain. Kita harus berusaha agar

gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan persuasif bikan

memaksakan kehendak.

d. Untuk mengubah masyarakat (to the change society)

Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

II.1.2 Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud komunikasi

massa ialah komunikasi melalui media massa modern. Dan media massa ini

adalah surat kabar, film, radio dan televisi (Effendy, 1992:20). Jadi yang diartikan

dengan komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media

yang ditujukan kepada masyarakat yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak

diketahui oleh si penyampai pesan.

Komunikasi massa adalah sebagai keterampilan, sebagai seni, dan sebagai

ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik

fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti menfokuskan kamera televisi,

mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni

dalam pengertian ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip

untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan

majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia

adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang

bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan

untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik (Effendi, 1992:21).

Defenisi komunikasi massa (Effendi, 1992:20-24) yaitu:

1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,

kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa

khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang membaca atau

semua orang yang menonton televisi. Ini berarti bahwa khalayaknya itu

(23)

2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh

pemancar-pemancar yang audio dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih

mudah dan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya: televisi,

radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita.

Jadi media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan

berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Sedangkan media massa yang

banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar,

radio, televisi, rekreasi. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media

massa ialah, bahwa media massa menimbulkan keserempakan (simultaneity)

artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak

saat yang sama secara bersama-sama (Effendi, 1992:10).

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka Effendi (1992:20)

mengemukakan ciri-ciri dari komunikasi massa adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus

balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain perkataan

komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya, komunikan

terhadap pesan yang disiarkan, tidak mengetahui dalam hal ini maksudnya

ialah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu berlangsung.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Media massa sebagai

saluran komunikasi massa lembaga yakni suatu instansi atau organisasi.

Oleh karena itu, komunikatornya melembaga. Sebagai konsekuensi dari

sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam proses

komunikasi ditunjang oleh orang lain.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Pesan yang disebarkan

melalui media massa bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan

mengenai kepentingan umum.

4. Media komunikasi massa menimbulkan kesemarakan.

(24)

Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Joseph R. Dominick

terdiri atas (Effendy, 2006: 29-31):

1. Pengawasan peringatan (Surveillance)

Fungsi pengawasan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Pengawasan Peringatan (warning of beware surveillance)

Pengawasan jenis ini jika media menyampaikan informasi kepada kita

mengenai ancaman angin topan, letusan gunung berapi, kondisi ekonomi

yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi atau serangan militer.

Informasi ini dapat diinformasikan segera dan serentak program televisi

diinterupsikan untuk memeberitakan peringatan bahaya tornado), dapat pula

diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis

(berita surat kabar atau majalah secara bersambung mengenai polusi udara

atau masalah pengangguran).

b. Pengawasan instrumental (instrumental surveillance)

Jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi

kehidupan sehari-hari. Juga fungsi pengawasan dapat dijumpai pada isi

media yang dimaksudkan untuk menghibur.

2. Interpretasi (Interpretation)

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi

beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling

nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau

siaran televisi. Pada kenyataannya fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk

tulisan, adakalanya juga berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat

sindiran.

3. Hubungan (Linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam

masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran

perseorangan. Misalnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan

(25)

4. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang

mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan

nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat

dan dengan membaca, mendengarkan dan menonton maka seseorang

mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.

5. Hiburan (Entertainment)

Fungsi ini jelas tampak pada televisi dan radio, dimana sebahagian besar

programnya bersifat menghibur (to entertain) Ada satu ketika media massa

dipandang sangat berpengaruh tetapi ada saat lain ketika media massa dianggap

sedikit bahkan hampir tidak ada pengaruhnya sama sekali. Perbedaan

pandangan ini tidak saja desebabkan karena perbedaan latar belakang teoritis

atau historis, tetapi juga perbedaan mengartikan efek. Seperti yang dinyatakan

oleh Donald K. Robert ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah perubahan

perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokus pesan, maka

efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media massa.

Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa

(Rakhmat, 1993:219) yaitu:

1. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan apa yang diketahui, dipahami, dan

dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,

keterampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek kognitif terdiri dari

tingkat kesadaran dan pengetahuan. Komponen ini mengacu pada alam

pikiran.

2. Efek afektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirahasiakan,

disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi,

sikap atau nilai. Efek afektif merupakan asspek suka atau tidak suka.

Komponen ini mengacu pada alam emosi.

3. Efek Konatif (behavioral) merujuk pada perilaku nyata yang dapat

diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, keinginan, atau kebiasaan

(26)

Sebagai contoh, awalnya iklan dibuat untuk memberikan informasi kepada

khalayaknya mengenai produk tersebut. Lalu pengiklan membuat iklan dengan

harapan khalayak dapat sadar dan tahu akan kehadiran produk tersebut (kognitif),

lalu setelah mengetahui produk tersebut mengacu pada rasa suka atau tidak suka

pada produk tersebut (afektif) dan yang terakhir khalayak memutuskan untuk

melakukan tindakan pembelian (konatif).

II.1.3 Komunikasi Pemasaran

Akhir-akhir ini konsep pemasaran atau pasar telah banyak berkembang.

Pasar adalah gagasan kuat yang memiliki arti luas. Barang, jasa, komoditi ada

dipasar dan tunduk kepada hukum penawaran dan permintaan. Dan hal yang

paling utama dalam pasar adalah gagasan tentang pelanggan. Barang, jasa,

komoditi dihasilkan untuk memasok dan memuaskan konsumen. Inilah perlunya

biro iklan menentukan, menemukan, mempertahankan pelanggan dan memenuhi

kebutuhannya. Kekuatan yang menghubungkan sebuah organisasi dengan

pelanggannya adalah kekuatan pemasaran. Pemasaran menurut Philip Kotler

adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk

yang bernilai dengan individu dan kelompok lain.

Fungsi pemasaran sangat penting bagi keseluruhan tugas untuk melayani

dan mempertahankan pelanggan. Dan gagasan yang nampaknya sederhana ini

telah berkembang sedemikian luas dari barang-barang konsumen, ke jasa,

pendidikan. Sejalan dengan berkembangnya gagasan mengenai pelanggan

berkembang juga gagasan mengenai merek. Faktor kunci dalam proses pemasaran

dalam pengembangan ini adalah periklanan atau lebih tepat lagi komunikasi

pemasaran secara umum.

Komunikasi pemasaran adalah proses untuk membalikkan pesan-pesan

yang dibutuhkan serta diinginkan oleh suatu kelompok /individu. Komunikasi

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk membantu pengambilan

keputusan, mengarahkan pertukaran, memenuhi kebutuhan dan keinginan serta

menyadarkan semua pihak untuk berbuat baik dan salah satu dari bauran

(27)

William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication And

Promotion, mendefenisikan komunikasi pemasaran adalah proses pertukaran

informasi yang dilakukan secara persuasive sehingga proses pemasaran dapat

berjalan secara efektif dan efisien (Purba,2006:126). Komunikasi

pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu

komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan

pemahaman disampaikan antarindividu atau antar organisasi dengan individu.

Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya

mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Tentu

saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran,

namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktifitas komunikasi. Juka

digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur

dalam bauran pemasaran mereka yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan

menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya

(Shimp,2003:4).

II.1.4 Periklanan

II.1.4.1 Sejarah Periklanan

Iklan berasal dari bahasa arab “iqlama” yang dalam bahasa Indonesia

artinya adalah pemberitahuan, sementara kata “advertensi” berasal dari kata

bahasa Inggris “advertising” atau bahasa Belanda “advertentie”. Sedangkan

reklame berasal dari Perancis “Re-klame” yang berulang-ulang. Sebenarnya

semua istilah diatas mempunyai pengertian yang sama yaitu memberi informasi

tentang suatu barang / jasa kepada khalayak.

Iklan muncul sejak tahun 3000 tahun SM dan sudah dikenal dalam

peradaban bangsa-bangsa Mesopotamia dan Babilonia. Pada zaman Mesopotamia,

para pedagang menyewa perahu-perahu dan mengutus pedagang keliling untuk

mengantar hasil produksi rumah tangganya kepada para konsumen yang

membutuhkan. Sistem pengedarannya masih door to door. Sistem tersebut nasih

bertahan sampai dengan sekarang. Pendapat lain mengatakan iklan berasal dari

zaman Romawi Kuno pada tahun 600 SM oleh Thales, seorang piawai dalam ilmu

(28)

meramal terjadinya gerhana matahari. Ramalan yang dihubungkan dijuluki Town

Cries dimana ia berseru berulang-ulang di muka keramaian. Town Cries juga

digunakan para pedagang untuk memeriahkan barang dagangan dan mendapatkan

upah. Mereka inilah sebagai cikal bakal dunia iklan.

Iklan yang dibuat dalam bahasa Inggris dan dicetak lebih modern terbit di

London pada tahun 1472 yang dibuat oleh William Caxton. Pada tahun 1704 iklan

yang di cetak muncul di Amerika oleh Benyamin Franklin. Menjelang akhir abad

ke-18, iklan dicetak mulai merambah ke seluruh penjuru dunia termasuk di

Indonesia. Iklan cetak yang muncul di Indonesia bernama “Hindi Belanda”. Pada

tahun 1744 adalah surat kabar Vendu Nieuws, koran terbitan pemerintah Belanda

yang cukup ramai dengan iklan-iklan tenteang penawaran barang milik VOC,

iklan pribadi dan pengumuman pemerintah. Iklan di Indonesia yang dibuat

modern pada zaman setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1960-an yaitu iklan

yang dikeluarkan oleh PT. Unilever.

II.1.4.2 Pengertian Iklan

Iklan adalah bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat

media kepada sebagian /seluruh masyarakat. Sedangkan periklanan adalah

keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan penyampaian iklan.

Menurut Wright bahwa iklan adalah suatu proses yang mempunyai

kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual

barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu

dalam bentuk informasi persuasif. Iklan adalah informasi tentang barang ataupun

gagasan yang menggunakan media non personal yang dibayar (Liliweri, 2001:20).

Pengertian seperti ini menerangkan bahwa kegiatan periklanan

mengandung unsur penyewaan ruang dan waktu dari sudut media massa karena

ruang dan waktu memang dipergunakan oleh pengiklanan untuk menyebarkan

informasi. Penyebaran informasi melalui media itulah yang membawa sifat iklan

non professional atau tidak bertatap muka.

Defenisi iklan menurut AMA (American Marketing Association), bahwa

(29)

perkenalan ide-ide, gagasan dan layanan yang bersifat non personal atas

tanggungan sponsor tertentu (Liliweri 2001;21). Masyarakat periklanan Indonesia

mendefenisikan iklan sebagai bentuk pesan tentang suatu produk yang

disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

II.I.4.3 Jenis Iklan

Menurut Bittner dalam bukunya Mass Communication an Introduction,

secara umum iklan terdiri dari dua jenis, yaitu (Liliweri, 2001:31-32) pertama

iklan standard dan kedua iklan layanan masyarakat.

1. Iklan standar (Komersil)

Yang dimaksud iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk

keperluan mengenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui

sebuah media. Tujuan iklan standar adalah merangsang motif dan minat para

pembeli atau para pemakai.

2. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini

tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Hal ini

berbeda dengan iklan standar yang mengharapkan dari pemasangan iklan yang

mendapatkan keuntungan atas penjualan barang produksinya. Umumnya iklan

layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerangan serta

pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak

masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang akan

disampaikan.

Adapun jenis-jenis media iklan adalah sebagai berikut:

1. Iklan media cetak: surat kabar, majalah, jurnal, tabloid dan lain-lain.

2. Iklan media elektronik: televisi, radio (jingle dan sound) dan lain-lain.

3. Iklan media online: internet.

4. Poster, papan reklame, dan media ruang lainnya.

5. Brosur, booklet, catalog dan lain-lain.

6. Surat penawaran melalui direct mail.

7. Pemberian sponsor dengan penekanan pada tujuan pemasaran dan periklanan.

(30)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis iklan media elektronik

televisi yaitu iklan televisi minuman rasa jeruk dengan 100% vitamin c NutriSari

versi Joshua Suherman.

Pembagian iklan secara umum (Liliweri, 1997:33)

a. Iklan tanggung jawab sosial

Iklan tanggung jawab sosial adalah iklan yang bertujuan untuk menyebarkan

pesan-pesan yang bersifat informatif, penerangan, pendidikan agar membentuk

sikap warga masyarakat sehingga mereka bertanggung jawab terhadap masalah

sosial dan kemasyarakatan tertentu. Sedangkan iklan penggambaran sosial

adalah iklan yang pesan-pesannya jelas memberikan gambaran tentang

peristiwa kejadian.

b. Iklan bantahan

Iklan bantahan adalah iklan yang diajukan melalui media massa untuk

membantah dan memperbaiki citra suatu produk yang namanya sudah tercemar

di kalangan masyarakat akibat suatu informasi yang tidak benar.

c. Iklan pembelaan

Iklan pembelaan adalah mirip dengan iklan bantahan, namun iklan pembelaan

merupakan iklan yang diajukan untuk membela keberadaan suatu barang, jasa,

ide atau gagasan tertentu dari pengajuan atau klaim dari pihak lain terhadap

suatu produk tertentu.

d. Iklan perbaikan/ralat

Iklan perbaikan atau ralat adalah iklan yang memperbaiki pesan-pesan tentang

suatu produk tertentu yang terlanjur salah dan disebarluaskan melalui media

massa.

e. Iklan keluarga

Iklan keluarga adalah iklan yang pesan-pesannya merupakan pemberitahuan

tentang terjadinya suatu peristiwa kekeluargaan kepada keluarga / khalayak

(31)

II.1.4.4 Fungsi Periklanan

Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya

non personal secara teoritis melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang diembankan

media massa lainnya (Liliweri, 1997:47).

1. Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai

ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang

diperlukannya. Iklan merupakan salah satu strategis pemasaran yang bertujuan

untuk menambah penjualan dan keuntungan.

2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi adalah semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan

melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdiri

dari sekelompok orang yang menjadi khalayak. Sebagai fungsi komunikasi,

iklan berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi

syarat-syarat pemberitaan.

3. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan merupakan sebagian fungsi komunikasi. Secara khusus

sebenarnya dalam setiap ulasan efek komunikasi maka efek pendidikan lebih

diutamakan. Hal ini disebabkan karena semua orang ingin menghindari

terbentuknya suatu sikap negatif. Dalam periklanan hal ini demukian sangat

diperhatikan dan melalui fungsi pendidikan untuk pembentukan sikap setiap

orang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya. Kemudian aspek afeksinya

dan aspek psikomotor. Fungsi pendidikan dalam komunikasi harus

memberikan pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.

4. Fungsi Ekonomi

Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk tertentu,

bentuk pelayanan jasa, maupun kebutuhan serta memperluan ide-ide yang

mendatangkan keuntungan finansial.

5. Fungsi Sosial

Iklan yang mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu perubahan

standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia diseluruh dunia.

(32)

makanan. Melalui publikasi iklan mampu menggugah pandangan orang tentang

suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti

tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial.

II.1.4.5 Tujuan Periklanan

Sudarto Tjokrosisworo (suryadi, 2006:62), iklan merupakan padanan kiat

dari advertising dan advertentie, dengan pengertian penyampaian pesan yang

kreatif dan persuasive melalui suatu media penyampai. Adapun tujuan dari

periklanan, di antaranya adalah:

a. Iklan yang bersifat memberikan informasi (informative advertising)

Iklan ini adalah iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk atau jasa

dalam tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk

tersebut.

b. Iklan membujuk (Persuasive advertising)

Iklan menjadi penting dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan

adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu.

c. Iklan pengingat (reminder advertising)

Iklan ini sangat penting dalam tahap kedewasaan suatu produk untuk menjaga

agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut.

d. Iklan pemantapan (reinforcement advertising)

Iklan dimana berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah

mengambil pilihan yang tepat. Pada dasarnya tujuan periklanan adalah

komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku

konsumen.

II.1.4.6 Pengertian Merek

Pengertian merek menurut Cooher adalah nama, tanda, simbol, desain atau

kombinasi hal-hal tersebut yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan

membedakan barang/layanan dari suatu produsen. Sedangkan pengertian merek

secara umum adalah lambang dari suatu kualitas yang menjamin konsumen bahwa

(33)

kemarin atau tahun lalu, berarti dalam komunikasi pemasaran merek merupakan

suatu syarat mutlak suatu produk.

Perbedaan iklan dengan merek adalah jika periklanan itu memelihara

merek, sedangkan merek membangun iklan. Awalnya, sebuah merek harus

dibangun dengan iklan agar iklan positioningnya jelas. Setelah itu baru kita

membutuhkan iklan untuk mempertahankan posisinya (Nurudin,M.Si, 2008:4).

Ada 5 tingkatan pengertian merek produk:

1. Merek berhubungan dengan atribut

Atribut dalam suatu merek cara yang dilakukan oleh produsen untuk

mengasosiasikan dengan prduk mahal, higenis, dirancang untuk

mengasosiasikan dengan rapi, tahan lama, bergengsi tinggi. Contoh:Mercedes.

2. Merek berhubungan dengan manfaat

Produsen menawarkan aspek manfaat dari sebuah produk yang tahan lama.

Contoh: Tupperware.

3. Merek berhubungan dengan nilai.

Produsen memahami nilai apa yang terkandung pada suatu produk dan

kelompok mana yang berhubungan dengan produk.

4. Tingkat Kepribadian

Produsen yang bisa mencerminkan kepribadian.

5. Pemakai

Merek menunjukkan pemakai produk tersebut, seperti: kelas, usia, jenis

kelamin dan sosial.

II.1.5 Televisi Sebagai media Periklanan

Salah satu media yang digunakan para pemasang iklan adalah televisi.

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu: tele (bahasa Yunani)

yang berarti jauh, dan visi (videre) bahasa Latin berarti penglihatan. Dengan

demikian televisi dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat

jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksikan

di suatu tempat (studio) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat

penerima (television set). Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang

(34)

sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa

gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya

(Effendi, 2004:192).

Sebagai media iklan, televisi merupakan salah satu alternatif karena

televisi bersifat auditif dan visual (dapat dilihat) sehingga mempunyai daya tarik

pada tahun 1930-an yang pertama kali dijajaki oleh Todd (1986). Dengan suara

gambar yang bergerak media televisi mampu menyampaikan secara langsung

pesan yang ingin disampaikan.

Istilah televisi dicetuskan 25 Agustus 1900 di Paris saat berlangsung

pertemuan ahli bidang elektronika dari berbagai negara. Di Indonesia, pada tahun

1962 menjadi tonggak petelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan

beroperasi TVRI pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategis

pemerintahan dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga

kegiatan-kegiatan politik. Selanjutnya televisi berkembang ditandai banyaknya stasiun

swasta yang bermunculan. Televisi swasta yang pertama kali adalah Rajawali

Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang beroperasi sejak bulan April 1989,

kemudian ditetapkan secara resmi tayang nasional tanggal 24 Agustus 1989. Hal

ini diikuti oleh Surya Cipta Televisi (SCTV) pada bulan Agustus 1989, TPI pada

tanggal 23 Januari 1991, Anteve yang memulainya dengan siaran percobaan

peliputan SU MPR 1993 dan Indosiar Visual Mandiri tanggal 11 Januari 1995.

Diikuti stasiun swasta lainnya seperti Trans TV, Metro TV, TVOne, dan lain-lain.

Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di

stasiun televisi terbagi menjadi dua yakni siaran karya artistik dan karya

jurnalistik (Baksin, 2006:79). Siaran karya artistik merupakan produksi acara

televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga unsur keindahan

menjadi unggulan dan daya tarik acara seperti ini. Sedangkan siaran karya

jurnalistik merupakanproduksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan

penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita

aktual, berita nonaktual, dan penjelasan yang bersifat aktual atau sedang

hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan atau siaran

(35)

Menurut Askurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi

ciri-ciri khas televisi, yaitu (Baksin, 2006:63-68):

1. Penampilan Penyaji Berita

Penyaji atau lebih sering dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara

adalah istilah Inggris orang yang membawakan acara atau program televisi.

Seorang presenter televisi biasanya juga seorang actor, penyanyi dan lainnya,

tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Kecuali

presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan professional di

bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di

bidang tertentu lainnya. RM Hartoko dalam Baksin menyebutkan beberapa

prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu (Baksin: 2006:157):

a. Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan

pengetahuan.

b. Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingat

yang kuat.

c. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat

menjengkelkan dan menjadi tidak wajar.

d. Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar

dan memiliki wibawa yang cukup matang.

e. Penguasaan yaitu kemampuan menggunakan bahsa formal dan

informal yang mudah dipahami.

2. Narasumber

Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang

mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan menjadi

narasumber yang tidak sembarangan atau spesial adalah (Fadli, 2001:131):

a. Memiliki Kapabilitas

Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemampuan dalam

bidang akademis maupun pengalaman.

b. Memiliki Kredibilitas

Kredibilitas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk

menimbulkan kepercayaan.

(36)

Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang

narasumber yang sesuai dengan topic pembahasan.

3. Materi Acara

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam program talkshow terletak pada

materi acara atau permasalahan (Wiboeo, 2001: 48). Dalam hal ini ada dua

kategori untuk mengetahui sampai berapa jauh permasalahan itu menarik,

yaitu:

a. Permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi tersebut, yakni hal yang

menjadi topic pembahasan dalam diskusi tersebut merupakan

permasalahan yang penying bagi masyarakat.

b. Masalah itu merupakan masalah yang actual atau sedang hangat di

masyarakat.

4. Perangkat Acara

Wibowo juga berpendapat, member visual dari apa yang sedang dibicarakan

menambah daya tarik dan menghidupkan program talkshow (Wibowo,

2001:49). Ilustrasi visual tersebut dapat berupa sajian acra music di awal acara

sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi gambar

yang berganti-ganti atau menyajikan situasi komedi yang diperankan oleh

perangkat acara (Wibowo,2001: 37).

Agar ilustrasi tersebut dapat disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu

memperhatikan beberapa hal, yaitu:

a. Keselarasan antara perangkat acara dan kerjasama tim.

b. Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam penggunaan

humor merupakan daya tarik tayangan tersebut.

5. Waktu Tayang

Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam tayangan adalah pemiliha waktu

tayang, pemilihan waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang

(37)

Dalam pemilihan waktu tayang juga memperhatikan;

a. Frekuensi penanyangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton

mengingat acara tersebut.

b. Durasi tayangan yaitu lamanya tayangan tersebut berlangsung. Hal ini

perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan.

Adapun kelebihan dan kekurangan pemasangan iklan di televisi adalah sebagai

berikut (Kasali:1995) :

Kelebihan Televisi:

1. Efisiensi biaya

Para pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif sebab

mampu menjangkau khalayak sasaran yang luas bahkan khalayak yang tidak

terjangkau oleh media lain seperti media cetak.

2. Dampak yang kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat

terhadap konsumen, dengan tekanan sekaligus pada kedua penglihatan dan

pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi

pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara,

warna, drama dan humor.

3. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi

khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di muka

televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sasaran pendidikan. Kebanyakan

calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di

televisi daripada yang tidak sama sekali.

Kelemahan Televisi

1. Biaya yang besar

Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya yang

absolute tang sangat ekstrem untuk memproduksikan dan menyiarkan siaran

(38)

yang terlibat bisa menghabiskan jutaan rupiah. Belum lagi penyiarannya yang

harus diulang-ulang pada jam-jam siaran utama.

2. Khalayak yang selektif

Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran

yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif,

segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi iklan-iklan yang

disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar yang tidak tepat.

3. Kesulitan teknis

Media ini tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan yang telah dibuat

tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam

penyiarannya. Karena sifatnya yang hanya dapat dilihat secara sepintas ini,

sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian pesan, yaitu selain harus

menarik, setiap pesan yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh

pemirsanya. Berbeda dengan media cetak dapat menggunakan cara-cara yang

sulit dimengerti, karena pesan-pesan ini dapat diulang-ulang membacanya

setiap saat sampai isi pesan itu benar-benar dipahami. Tetapi tidak demikian

dengan siaran televisi, siarannya tidak dapat diulang-ulang melihatnya

sehingga teknik pnyajian pesannya harus benar-benar dengan cara yang mudah

dipahami, mudah dimengerti dan mudah dicerna tanpa menimbulkan

kebosanan.

II.1.6 Brand Awareness

Aio Liliweri mengemukakan segala iklan yang diciptakan bertujuan untuk

menarik minat dan perhatian manusia, yang mana tahap awalnya adalah

menyadari kehadiran yang ditawarkan lewat iklan tersebut. Umumnya

keberhasilan suatu iklan pertama sekali diukur dari pernyataan tingkat kesadaran

dalam suatu merek dalam sebuah iklan (brand awareness) yang sekaligus

merupakan tujuan dari periklanan.

Sadar kenal adalah permulaan atau pendahuluan yang dirangkai dengan

tahu dan mengerti atau teringat kembali. Tingkat kesadaran dalam suatu merek

merupakan tingkatan yang paling awal dalam upaya mencapai tujuan

(39)

dengan mulainya individu menyadari kehadiran suatu produk tetapi belum

menyerap cukup banyak informasi mengenai suatu produk.

Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenal atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari

kategori produk tersebut. Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum

(continuum ranging) dari perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu dikenal

menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan satu – satunya dalam kelas

produk bersangkutan. (Aaker, 1997).

Brand Awareness juga bisa dikatakan kemampuan sebuah merek untuk

muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori

produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebutdimunculkan. (Shimp,

2003).

Menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia, Brand Awareness berarti

keberadaan pengetahuan dipihak konsumen mengenai suatu merek. Kesadaran

konsumen dipandang sebagai langkah awal yang harus dicapai dalam usaha

penjualan. Maka tujuan utama kampanye periklanan adalah

membuat konsumen sadar akan keberadaan merek tersebut. Upaya semacam itu

sudah cukup untuk menyukseskan usaha penjualan / pemasaran. Banyak produsen

tertarik untuk menggunakan periklanan untuk membangun Brand Equity (ekuitas

merek). Mereka menyadari bahwa periklanan yang baik tidak hanya menjual

produk atau jasa tetapi juga membantu membentuk merek sesuai dengan apa yang

ada dalam pikiran konsumen.

Brand Awareness (kesadaran merek) adalah dimensi dasar dalam ekuitas

merek. Berdasarkan cara pandang konsumen, sebuah merek tidak memiliki

ekuitas hingga konsumen menyadari keberadaaan merek tersebut. Mencapai

kesadaran akan merek adalah tantangan utama bagi merek baru. Mempertahankan

tingkat kesadaran akan merek yang tinggi adalah suatu tantangan atau tugas yang

(40)

Tingkatan kesadaran merek secara berurutan dapat digambarkan sebagai

[image:40.595.194.442.148.415.2]

suatu piramida yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 2

Tingkatan Brand Awareness (Rangkuty, 2002)

1. Unaware of brand, merupakan tingkat paling rendah dalam brand

awareness, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

2. Brand recognition, tingkat minimal dari kesadaran merek, dimana

kesadarannya diukur dengan memberikan bantuan. Seperti jenis produk,

komposisi produk.

3. Brand recall, peringatan kembali terhadap merek didasarkan permintaan

seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk

tertentu. Seperti rasa, kebiasaan konsumen, akrab di telinga.

4. Top of mind, menggambarkan merek yang pertama kali ada dibenak

konsumen, atau pertama kali disebut tanpa diberikan bantuan peringatan,

(41)

Setiap pengiklan atau produsen tentunya mempunya tujuan akhir agar mereknya

menjadi Top of mind, namun periklanan sendiri dapat dikatakan cukup berhasil

apabila merek tersebut setidaknya mencapai tahap recall.

Dari gambaran mengenai brand awareness yang telah dijelaskan diatas

dapat menunjukan dua tingkat kesadaran akan adanya merek, yaitu tingkatan

mengetahui akan merek (brand recognition) dan tingkatan merek (brand recall),

kedua tingkatan tersebut mencerminkan kesadaran yang lebih

mendalam.konsumen dapat mengidentifikasikan sebuah merek jika mereka diberi

rangsangan berupa petunjuk-petunjuk dari merek tertentu. Hanya sedikit

konsumen yang dapat mengingat sebuah merek dari memori tanpa adanya bantuan

suatu pengingat atau petunjuk.

II.1.7 Teori S-O-R

Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Respon. Model

Stimulus-Respons (S-R) adalah model komunikasi paling mendasar dan

sederhana. Model ini mengingatkan kita bahwa apabila ada aksi maka akan timbul

reaksi. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat

menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi. Model ini juga

mengasumsikan bahwa perilaku individu ada karena kekuatan stimulus yang

datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimilikinya

(Wiryanto, 2004:13).

Akan tetapi kemudian De fleur menambahkan Organism dalam bagiannya

sehingga menjadi S-O-R. unsur-unsur dasar dalam model ini terdiri dari Stimulus

yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan, Organism yakni manusia atau

seseorang penerima (receiver) dan Respons yakni reaksi, efek, pengaruh atau

tanggapan.

Teori ini merupakan turunan dari Bullet Teory dan Teori Hipodermik.

Terdapat beberapa dasar pemikiran yang mempelopori lahirnya teori ini. Yang

pertama latar belakang filosofis (Philosophical Ground), yaitu gambaran dari

seseorang yang pasif dan mudah terpengaruh terpaan media. Kedua,

(42)

Psicology and Sociology), yang mendeskriditkan pandangan individu yang

berbeda dalam teori komunikasi massa.

Model ini menjelaskan bagaimana stimulus yang diterima oleh organism

tersebut diolah sedemikian rupa, yang seterusnya diubah dalam beberapa

responden yang dapat diamati. Pengolahan stimulus dalam S-O-R merupakan

konsep black box atau kotak hitam, yakni struktur khusus dan fungsi proses antara

yang internal dianggap kurang penting dibandingkan dengan proses pengubahan

pemasukan menjadi pengeluaran. Karena itu, menurut pengertian black fox ini,

penjelasan memerlukan pengamatan masukan dan pengeluaran namun tidak

menuntut pengamatan langsung pada kegiatan dalam diri organisme yang

bersangkutan, sekalipun mungkit dapat dilakukan. Pertama-tama pengamatan

langsung pada proses internal memang merupakan hal yang tidak mungkin,

karena itu kita hanya dapat mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya

sebagai manifestasi dari keadaan internal secara hakiki merupakan pengamatan

tidak langsung, dengan kata lain penarikan kesimpulan (inferensi) dari perilaku

yang dapat diamati (Rakhmat, 1990:196).

Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S-O-R adalah bahwa organism

menghasilkan perilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula (Rakhmat,

2006:198). Secara gambling prinsip S-O-R menjelaskan tentang sebuah proses

belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus

tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat

antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang

a

Gambar

Tabel 2
Tabel 4
Tabel 6
Tabel 8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan daya dan faktor daya yang kedua diambil dari data penelitian dengan rangkaian termoelektrik paralel dan beban lampu paralel, sama dengan

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik aliran serta membandingkan pengaruh profil penganggu tipe A, B, C, D, atau E pada jarak S/D = 1,75 –

Analisis hukum terkait pasal di atas dengan tindakan penjual perdana paket internet di Tenggilis Mejoyo Surabaya yang dengan sengaja menghilangkan informasi kuota pada

Maka, bagaimana seorang yang masih membujang dapat mengejar derajat orang- orang yang sudah menikah, kalau shalat malam yang disertai puasa di siang hari saja tak bisa

1.Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan- bahan agar rencana produksi dapat dipenuhi dan pem­ belian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga dima­ na

Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) huruf c mempunyai tugas melaksanakan layanan akademik dan kemahasiswaan, serta urusan perencanaan,

Pada Penulisan Ilmiah ini penulis mencoba untuk membahas tentang pembuatan aplikasi multimedia, bagaimana kita memadukan gambar, teks, suara dan animasi ke dalam perangkat

Potensi budidaya krisan sebagai bisnis florikultura masih tetap diminati oleh kalangan pelaku usaha dalam kurun waktu yang relatif panjang, karena permintaan pasar dalam dan