RUMAH SAKIT JANTUNG MEDAN
( HEALING ENVIRONMENT )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2013/2014
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
HENI YANITA
080406020
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
RUMAH SAKIT JANTUNG MEDAN
( HEALING ENVIRONMENT )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2013/2014
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
HENI YANITA
080406020
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
RUMAH SAKIT JANTUNG MEDAN
( HEALING ENVIRONMENT )
Oleh :
HENI YANITA
080406020
Medan, Oktober 2014
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. Vinky Rahman, MT
NIDN. 0022066605 Ir. Basaria Talarosha, MT
NIDN. 0009016501
Salmina Wati Ginting, ST, MT
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )
Nama : Heni Yanita
NIM : 080406020
Judul Proyek Akhir : Rumah Sakit Jantung Medan
Tema Proyek Akhir : Healing Environment
Rekapitulasi Nilai :
Nilai A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :
No Status
W aktu
Pengumpulan
Laporan
Paraf
Pembimbing
I
Paraf
Pembimbing
II
Koordinator
TGA - 490
1 Lulus
Langsung
2 Lulus
Melengkapi
3 Perbaikan
Tanpa Sidang
4 Perbaikan
Dengan Sidang
5 Tidak Lulus
Medan, Oktober 2014
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TGA – 490
Wahyuni Zahrah, ST, MS
NIDN. 0019087301 Ir. N. Vinky Rahman, MT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Mahaesa atas
kekuatan,penyertaan dan berkatnya selama pengerjaan Tugas Akhir periode 2014
ini. Tugas akhir ini mengambil judul Rumah Sakit Jantung Medan. Tugas akhir ini
merupakan syarat yang untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen
Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya
kepada Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT, dan kepada Ibu Salmina Wati Ginting, ST, MT, sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming, motivasi, pengarahan dan kesabaran serta waktu beliau kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT, Ketua Departemen Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, Sekretaris Departemen Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Wahyuni Zahra, ST, MS, selaku koordinator Tugas Akhir
Semester B Tahun Ajaran 2013/2014 Departemen Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
5. Orang tua saya yang terkasih, Bpk M. Sitorus dan Ibu R. Butar-butar
yang tidak pernah menyerah untuk mendoakan dan mendukung
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Keluarga besar Op. I. B. Sitorus dan Op. M. Butar-butar yang selalu
mendukung penulis baik berupa doa dan dukungan moril.
7. Adik – adik saya terkasih Jeffry Martin Sitorus dan Triana Septiani
Sitorus yang selalu memberikan doa, motivasi serta perhatiannya.
8. Abang dan kakak alumni Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Bang Jepri (2005),
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama
kepada Melissa, Asri, Prichella, Ririn, Lucia, Rabitha, Tumpal,
Bulsem, Liandri, adik – adik stambuk 2009 - 2013, Departemen
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya
kepada Agata, Desy, Tami, Sendy, Yemima, dan Sesil. Terima kasih
atas persahabatan, dukungan, doa, waktu, dan motivasi kepada
penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
9. Kepada Kak Efrina, Kak Ranita, Bang Darwis, Paduan Suara
El-Shaddai USU yang turut memberikan dukungan dan doanya.
Kiranya Tuhan Yang Mahaesa melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi
mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini masih mempunyai
kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi
penyempurnaan tugas akhir ini. Akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan
Departemen Arsitektur USU.
Medan, Oktober 2014
Hormat saya,
HENI YANITA
DAFTAR ISI
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A ) ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
ABSTRAK ... xiii
DAFTAR PUSTAKA ... xiv
LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan... 2
1.3 Masalah Perancangan ... 3
1.4 Pendekatan ... 3
1.5 Lingkup/Batasan ... 4
1.6 Kerangka Berpikir ... 6
1.7 Sistematika Laporan ... 7
BAB IITINJAUAN UMUM 2.1 Terminologi Judul ... 8
2.1.1 Definisi Rumah Sakit ... 8
2.1.2 Definisi Jantung ... 8
2.1.3 Definisi Medan ... 8
2.2 Tinjauan Teoritis ... 9
2.2.1 Rumah Sakit ... 9
2.2.2 Rumah Sakit Jantung ... 13
2.2.3 Jantung ... 17
2.3 Tinjauan Fungsi ... 22
2.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 22
2.3.3 Sistem Sirkulasi Antar Ruang ... 25
2.3.4 Persyaratan Bangunan Rumah Sakit ... 34
2.3.5 Pengelolaan Bangunan Rumah Sakit ... 44
2.4 Lokasi ... 49
2.4.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 49
2.4.2 Analisa Pemilihan Lokasi ... 55
2.4.3 Alternatif Lokasi ... 56
2.4.4 Penilaian Alternatif Lokasi ... 58
2.5 Studi Banding Proyek Sejenis ... 60
2.5.1 Pusat Jantung Nasional Harapan Kita ... 60
2.5.2 National Heart Center Singapore ... 63
2.5.3 Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis ... 66
BAB IIIELABORASI TEMA 3.1 Terminologi Judul ... 67
3.1.1 Healing ... 67
3.1.2 Environment ... 67
3.2 Latar Belakang Pemilihan Tema ... 67
3.3 Teori Mengenai Tema Healing Environment ... 68
3.4 Interpretasi Tema ... 70
3.4.1 Membawa rumah ke dalam rumah sakit ... 70
3.4.2 Suasana alam dan material ... 70
3.4.3 Pentingnya pencahayaan ... 71
3.5 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 72
3.6 Studi Banding Tema Sejenis ... 78
3.6.1 Stanford Heart Hospital ... 78
3.6.2 Swedish American Hospital ... 81
3.7 Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis ... 83
BAB IVANALISA 4.1 Analisa SWOT ... 85
4.2 Perencanaan Jumlah Tempat Tidur ... 86
4.3 Analisa Kebutuhan Ruang ... 88
4.5 Analisa Kebutuhan Parkir ... 117
4.6 Deskripsi Proyek ... 118
4.7 Analisa Site ... 118
4.7.1 Analisa Tata Guna Lahan ... 118
4.7.2 Batas-batas Site ... 119
4.7.3 Analisa Pencapaian... 120
4.7.4 Analisa Kebisingan ... 122
4.7.5 Analisa Vegetasi ... 123
4.7.6 Analisa Drainase ... 124
4.7.7 Analisa Orientasi Matahari dan Angin ... 125
4.7.8 Analisa View ... 126
BAB VKONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Bentukan Massa ... 127
5.2 Konsep Zoning ... 127
5.2.1 Konsep Zoning Ruang Luar ... 129
5.2.2 Konsep Zoning Ruang Dalam ... 130
5.3 Konsep Sirkulasi ... 133
5.4 Konsep Penerapan Tema Pada Bangunan ... 134
5.4.1 Access To Nature ... 134
5.4.2 Single Patient Room ... 135
5.4.3 Noise ... 135
5.4.4 Light ... 136
5.4.5 Wayfinding ... 136
5.4.6 Air Quality ... 137
5.5 Konsep Struktur ... 137
5.5.1 Pondasi... 137
5.5.2 Lantai ... 138
5.5.3 Dinding ... 138
5.5.4 Atap ... 138
5.6 Konsep Utilitas ... 139
5.6.1 Konsep Mekanikal dan Elektrikal ... 139
5.6.2 Konsep Penghawaan ... 139
5.6.4 Konsep Penanggulangan Bahaya Kebakaran ... 140
BAB VIHASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan ... 141
6.2 Ground Plan ... 142
6.3 Denah Lantai 1 ... 143
6.4 Denah Lantai 2 ... 144
6.5 Denah Lantai 3 ... 145
6.6 Denah Lantai 4 ... 146
6.7 Tampak Utara & Tampak Timur ... 147
6.8 Tampak Selatan & Tampak Barat ... 148
6.9 Potongan A-A & Potongan B-B ... 149
6.10 Potongan C-C, Denah B. Penunjang A & Denah B. Penunjang B ... 150
6.11 Rencana Pembalokan Lt. 1 ... 151
6.12 Rencana Pembalokan Lt. 2 ... 152
6.13 Rencana Pembalokan Lt. 3 ... 153
6.14 Rencana Ring Balok ... 154
6.15 Rencana Pondasi ... 155
6.16 Rencana Atap ... 156
6.17 Rencana Pembalokan dan Pondasi Bangunan Penunjang ... 157
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Rencana Subpusat Ruang Kota Medan ... 55
Gambar 2.2 Peta lokasi alternatif 1 ... 56
Gambar 2.3 Peta lokasi alternatif 2 ... 57
Gambar 2.4 Peta lokasi alternatif 3 ... 58
Gambar 2.5 View Pusat Jantung Nasional Harapan Kita ... 60
Gambar 2.6 Kamar perawatan unit biasa dan intermediate ... 62
Gambar 2.7 Hybrid Cath Lab Bi Plane ... 62
Gambar 2.8 MSCT Scan PJNHK ... 63
Gambar 2.9 Suasana Bank Mandiri PJNHK ... 63
Gambar 2.10 Fasilitas penginapan PJNHK ... 63
Gambar 2.11 View National Heart Center Singapore ... 63
Gambar 2.12 NHCS STMNS Lab ... 65
Gambar 2.13 NHCS Rehab Center ... 65
Gambar 2.14 NHCS Cath Lab ... 65
Gambar 2.15 NHCS Hybrid OT ... 65
Gambar 2.16 Kamar perawatan NHCS kelas A dan kelas B ... 66
Gambar 2.17 NHCS live seminar ... 66
Gambar 3.1 Material dan nilai terapinya ... 71
Gambar 3.2 Roda Evidence Basde-Design (EBD Wheel) ... 72
Gambar 3.3 View Sanford Heart Hospital ... 78
Gambar 3.4 Interior Sanford Heart Hospital ... 79
Gambar 3.5 Interior Ruang Perawatan Sanford Heart Hospital ... 79
Gambar 3.6 Interior Ruang Operasi dan Ruang Scan Sanford Heart Hospital ... 80
Gambar 3.7 Furniture Ruang Tunggu dan Ruang Rehabilitasi Medik Sanford Heart Hospital ... 80
Gambar 3.8 Selingan positif berupa pertunjukan kesenian indian, lukisan dan pajangan dinding di Sanford Heart Hospital ... 80
Gambar 3.9 View Swedish American Heart Hospital ... 81
Gambar 3.10 Taman dan kolam di sekitar Swedish American Heart Hospital ... 81
Gambar 3.12 Penempatan tanaman dan inner-garden/court di Swedish American
Heart Hospital ... 82
Gambar 3.13 Ruang perawatan Swedish American Heart Hospital dengan jendela menghadap taman ... 83
Gambar 4.1 Analisa Tata Guna Lahan ... 118
Gambar 4.2 Perumahan Cemara Asri. ... 119
Gambar 4.3 Lahan kosong ... 119
Gambar 4.4 Jl. Cemara ... 119
Gambar 4.5 Lahan kosong ... 119
Gambar 4.6 Batas-batas Site ... 119
Gambar 4.7 Bagian selatan ... 119
Gambar 4.8 Analisa Pencapaian Site ... 120
Gambar 4.9 Analisa Pencapaian ... 121
Gambar 4.10 Analisa Kebisingan ... 122
Gambar 4.11 Pohon tanjung ... 123
Gambar 4.12 Pohon akasia ... 123
Gambar 4.13 Analisa Vegetasi ... 123
Gambar 4.14 Drainase Jl. Cemara ... 124
Gambar 4.15 Analisa Drainase ... 124
Gambar 4.16 Analisa Orientasi Matahari dan Angin ... 125
Gambar 4.17 Lahan kosong ... 126
Gambar 4.18 Lahan kosong ... 126
Gambar 4.19 Jl Cemara dan pemukiman ... 126
Gambar 4.20 Analisa View dari dalam dan luar site ... 126
Gambar 4.21 Lahan kosong ... 126
Gambar 5.1 Bentukan Massa 1 ... 127
Gambar 5.2 Bentukan Massa 2 ... 127
Gambar 5.3 Bentukan Massa 3 ... 127
Gambar 5.4 Konsep Zoning Ruang Luar ... 129
Gambar 5.5 Konsep Zoning Ruang Dalam Lantai 1 ... 130
Gambar 5.6 Konsep Zoning Ruang Dalam Lantai 2 ... 131
Gambar 5.7 Konsep Zoning Ruang Dalam Lantai 3 ... 131
Gambar 5.8 Konsep Zoning Ruang Dalam Lantai 4 ... 132
Gambar 5.10 Konsep Zoning Ruang Dalam Vertikal ... 133
Gambar 5.11 Konsep Sirkulasi dalam Site ... 133
Gambar 5.12 Taman Inner-court ... 134
Gambar 5.13 Roof-garden lt.2 dan lt.4 ... 135
Gambar 5.14 Kamar Rawat Inap Kelas I dan VIP ... 135
Gambar 5.15 Kamar Rawat Inap Suite ... 135
Gambar 5.16 Pembagian zona secara vertikal ... 136
Gambar 5.17 Pembagian zona secara vertikal ... 136
Gambar 5.18 Zona instalasi rumah sakit lantai 1 dan 2 ... 137
Gambar 5.19 Instalasi rumah sakit lantai 3 dan 4 ... 137
Gambar 6.1 Site Plan ... 141
Gambar 6.2 Ground Plan ... 142
Gambar 6.3 Denah Lantai 1 ... 143
Gambar 6.4 Denah Lantai 2 ... 144
Gambar 6.5 Denah Lantai 3 ... 145
Gambar 6.6 Denah Lantai 4 ... 146
Gambar 6.7 Tampak Utara & Tampak Timur ... 147
Gambar 6.8 Tampak Selatan & Tampak Barat ... 148
Gambar 6.9 Potongan A-A & Potongan B-B ... 149
Gambar 6.10 Potongan C-C, Denah B. Penunjang A & Denah B. Penunjang B .... 150
Gambar 6.11 Rencana Pembalokan Lt. 1 ... 151
Gambar 6.12 Rencana Pembalokan Lt. 2 ... 152
Gambar 6.13 Rencana Pembalokan Lt. 3 ... 153
Gambar 6.14 Rencana Ring Balok ... 154
Gambar 6.15 Rencana Pondasi ... 155
Gambar 6.16 Rencana Atap ... 156
Gambar 6.17 Rencana Pembalokan dan Pondasi Bangunan Penunjang ... 157
Gambar 6.18 Perspektif Mata Burung Bangunan ... 158
Gambar 6.19 View dari Jl. Cemara ... 158
Gambar 6.20 Suasana ruang poliklinik ... 159
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan pelayanan ... 14
Tabel 2.2 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sumber daya manusia ... 15
Tabel 2.3 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sarana dan prasarana ... 15
Tabel 2.4 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan peralatan ... 16
Tabel 2.5 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan administrasi dan manajemen ... 17
Tabel 2.6 Nama penyakit kardiovaskular ... 18
Tabel 2.7 Peralatan yang digunakan dalam terapi kardiovaskular ... 20
Tabel 2.8 Prosedur dan tes diagnostik untuk penyakit kardiovaskuler ... 21
Tabel 2.9 Standar pelayanan minimal rumah sakit ... 25
Tabel 2.10 Persyaratan Ruang Bangunan Rumah Sakit ... 37
Tabel 2.11 Indeks angka kuman untuk setiap ruang/unit ... 40
Tabel 2.12 Indeks Kadar Gas dan bahan Berbahaya dalam Udara Ruang Rumah Sakit ... 41
Tabel 2.13 Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit ... 41
Tabel 2.14 Standar Suhu, kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut Fungsi Ruang atau Unit ... 42
Tabel 2.15 Indeks Kebisingan Menurut Ruangan atau Unit ... 42
Tabel 2.16 Indeks Perbandingan Jumlah Tempat Tidur, Toilet, dan Jumlah Kamar Mandi ... 43
Tabel 2.17 Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan Dengan Jumlah Toilet dan Jumlah Kamar Mandi ... 43
Tabel 2.18 Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya ... 49
Tabel 2.19 Rencana Struktur Ruang Kota Medan ... 52
Tabel 2.20 Penilaian Aternatif Lokasi ... 58
Tabel 4.1 Tabel Analisa SWOT Rumah Sakit Jantung Medan... 85
Tabel 4.2 Jumlah kasus penyakit jantung tahun 2008-2012 ... 86
Tabel 4.3 Analisa Kebutuhan Ruang ... 89
Tabel 4.4 Program Ruang ... 102
Tabel 4.5 Analisa Kebutuhan Parkir ... 117
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Kerangka Berfikir ... 6
Diagram 2.1 Sistem sirkulasi antar instalasi dalam rumah sakit ... 25
Diagram 2.2 Sistem sirkulasi instalasi rawat jalan ... 26
Diagram 2.3 Sistem sirkulasi instalasi rawat inap ... 26
Diagram 2.4 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat ... 27
Diagram 2.5 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat ... 27
Diagram 2.6 Sistem sirkulasi instalasi bedah sentral/COT ... 28
Diagram 2.7 Sistem sirkulasi alur pasien dan pengunjung instalasi farmasi ... 28
Diagram 2.8 Sistem sirkulasi alur petugas instalasi farmasi ... 29
Diagram 2.9 Sistem sirkulasi alur barang instalasi farmasi ... 29
Diagram 2.10 Sistem sirkulasi alur pasien instalasi radiologi ... 30
Diagram 2.11 Sistem sirkulasi alur film instalasi radiologi ... 30
Diagram 2.12 Sistem sirkulasi instalasi sterilisasi pusat/CSSD ... 31
Diagram 2.13 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium ... 31
Diagram 2.14 Sistem sirkulasi instalasi rehabilitasi medic ... 32
Diagram 2.15 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium ... 32
Diagram 2.16 Sistem sirkulasi instalasi gizi/dapur ... 33
Diagram 2.17 Sistem sirkulasi instalasi laundry ... 33
Diagram 2.18 Sistem sirkulasi bengkel mekanikal dan elektrikal ... 34
Diagram 3.1 Skema hubungan stres dan gangguan psikologis dengan penyakit jantung ... 77
ABSTRAK
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian hampir di seluruh
dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan salah satu dari tiga orang di seluruh
dunia pada tahun 2011 meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Untuk wilayah Indonesia,
penyakit kardiovaskular juga memegang rekor penyakit tidak menular (PTM) dengan kasus
tertinggi dan Sumatera Utara pernah memegang predikat sebagai provinsi dengan pasien
rawat inap kasus PTM terbesar se-Indonesia pada tahun 2009. (Kemenkes RI, 2012)
Berdasarkan data tersebut, sudah seharusnya seluruh masyarakat khususnya
lembaga kesehatan menaruh fokus terhadap penyakit kardiovaskuler. Rumah sakit harus
mampu memenuhi semua kebutuhan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka
panjang seperti observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif yang lebih khusus dan
mendalam tentang penyakit ini. Kota Medan sebagai kota paling berkembang di Pulau
Sumatera dapat menjadi pelopor untuk penanganan penyakit kardiovaskuler dengan
mendirikan rumah sakit jantung dengan harapan kelak dapat memenuhi pelayanan
kesehatan dan penanganan penyakit kardiovaskuler di Kota Medan, sebagai rumah sakit
rujukan provinsi di Sumatera Utara serta menjadi contoh bagi fasilitas sejenis di seluruh
Pulau Sumatera.
ABSTRACT
Cardiovascular disease is the leading cause of death in almost all the world. The
World Health Organization (WHO) reports that one in three people around the world in 2011
died of cardiovascular disease. In Indonesia, cardiovascular disease also holds the record
for non-infectious diseases (PTM) with the highest case and North Sumatra provinces has
held the title as the largest inpatient of PTM case in Indonesia in 2009 (Ministry of Health of
Indonesia, 2012)
Based on the data and the description, the whole of society, especially health
institutions should put a focus on cardiovascular disease. The hospital should be able to
meet all the needs of short-term health care and long-term such as observation, diagnostic,
therapeutic, and rehabilitative at a full-scale about this disease. Medan, as the most
developed city in Sumatra island, could be a pioneer to cardiovascular disease management
by establishing a heart hospital with hope to fulfill the need of health care and treatment of
cardiovascular disease in the city of Medan, as the provincial referral hospital in North
Sumatra as well as an example for similar facilities for the entire island of Sumatra.
Keyword/kata kunci : rumah sakit, Rumah Sakit Jantung Medan, hospital, healing
ABSTRAK
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian hampir di seluruh
dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan salah satu dari tiga orang di seluruh
dunia pada tahun 2011 meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Untuk wilayah Indonesia,
penyakit kardiovaskular juga memegang rekor penyakit tidak menular (PTM) dengan kasus
tertinggi dan Sumatera Utara pernah memegang predikat sebagai provinsi dengan pasien
rawat inap kasus PTM terbesar se-Indonesia pada tahun 2009. (Kemenkes RI, 2012)
Berdasarkan data tersebut, sudah seharusnya seluruh masyarakat khususnya
lembaga kesehatan menaruh fokus terhadap penyakit kardiovaskuler. Rumah sakit harus
mampu memenuhi semua kebutuhan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka
panjang seperti observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif yang lebih khusus dan
mendalam tentang penyakit ini. Kota Medan sebagai kota paling berkembang di Pulau
Sumatera dapat menjadi pelopor untuk penanganan penyakit kardiovaskuler dengan
mendirikan rumah sakit jantung dengan harapan kelak dapat memenuhi pelayanan
kesehatan dan penanganan penyakit kardiovaskuler di Kota Medan, sebagai rumah sakit
rujukan provinsi di Sumatera Utara serta menjadi contoh bagi fasilitas sejenis di seluruh
Pulau Sumatera.
ABSTRACT
Cardiovascular disease is the leading cause of death in almost all the world. The
World Health Organization (WHO) reports that one in three people around the world in 2011
died of cardiovascular disease. In Indonesia, cardiovascular disease also holds the record
for non-infectious diseases (PTM) with the highest case and North Sumatra provinces has
held the title as the largest inpatient of PTM case in Indonesia in 2009 (Ministry of Health of
Indonesia, 2012)
Based on the data and the description, the whole of society, especially health
institutions should put a focus on cardiovascular disease. The hospital should be able to
meet all the needs of short-term health care and long-term such as observation, diagnostic,
therapeutic, and rehabilitative at a full-scale about this disease. Medan, as the most
developed city in Sumatra island, could be a pioneer to cardiovascular disease management
by establishing a heart hospital with hope to fulfill the need of health care and treatment of
cardiovascular disease in the city of Medan, as the provincial referral hospital in North
Sumatra as well as an example for similar facilities for the entire island of Sumatra.
Keyword/kata kunci : rumah sakit, Rumah Sakit Jantung Medan, hospital, healing
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian hampir di
seluruh dunia. Istilah penyakit kardiovaskular mungkin terdengar asing, namun jika
sudah dijabarkan menjadi penyakit jantung koroner, stroke, dan hipertensi, semua
orang pasti sudah mengenal penyakit-penyakit tersebut. Kardiovaskular adalah
sistem peredaran darah manusia meliputi organ jantung dan pembuluh darah (arteri,
kapiler dan vena), sedangkan penyakit kardiovaskular adalah gangguan-gangguan
yang menyerang sistem peredaran darah manusia meliputi organ jantung dan
pembuluh darah atau keduanya, seperti penyakit jantung koroner (serangan
jantung), penyakit serebrovaskular (stroke), tekanan darah yang meningkat
(hipertensi), penyakit arteri perifer, penyakit jantung rematik, penyakit jantung
bawaan, trombosis vena dan emboli paru, dan gagal jantung. Penyakit
kardiovaskular digolongkan ke dalam Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk juga
di dalamnya diabetes mellitus, asma, peradangan sendi, tumor/kanker, dan
gangguan akibat cedera/kecelakaan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
melaporkan salah satu dari tiga orang di seluruh dunia pada tahun 2011 meninggal
karena penyakit kardiovaskuler. Pada tahun yang sama, WHO mencatat sekitar 17
juta orang meninggal karena penyakit ini dan melaporkan bahwa sekitar 32 juta
orang mengalami serangan jantung dan stroke setiap tahunnya.
Untuk wilayah Indonesia, penyakit kardiovaskular juga memegang rekor PTM
dengan kasus tertinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan
tingginya kecenderungan penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi (31,7 %), penyakit jantung iskemik (7,2%), stroke (8,3%), diabetes melitus (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor (4,3%), dan cedera lalu
lintas darat (25,9%). Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010-2011
mencatat penyakit kardiovaskular memegang angka kasus tertinggi baik dalam
pelayanan rawat inap maupun rawat jalan. Untuk kasus rawat jalan tahun
2009-2010, hipertensi menjadi kasus PTM terbanyak dan diikuti oleh penyakit jantung dan
diabetes melitus untuk tahun 2009 dan 2010. Untuk kasus rawat inap di tahun yang
utama kematian kasus rawat inap pada tahun tersebut. Sumatera Utara sendiri
pernah memegang predikat sebagai provinsi dengan pasien rawat inap kasus PTM
terbesar se-Indonesia pada tahun 2009. (Kemenkes RI, 2012)
Menurut data Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan selama tahun
2008-2012 berdasarkan laporan dari 14 rumah sakit di Kota Medan, jumlah kasus
penyakit hipertensi adalah sebesar 51.354 pasien dengan mortalitas/kematian sebesar 442 pasien dan rata-rata pertumbuhan jumlah pasien per tahun adalah
sebesar 3.73%. Untuk kasus penyakit jantung adalah sebesar 38.051 pasien dengan kematian sebesar 582 pasien dan rata-rata pertumbuhan jumlah pasien per
tahun adalah sebesar 6.49%. Sedangkan untuk penyakit stroke adalah sebesar 8.970 pasien dengan kematian sebesar 1.313 pasien dan rata-rata pertumbuhan
jumlah pasien per tahun adalah sebesar 3.07%. Sehingga total jumlah kasus
penyakit hipertensi, penyakit jantung iskemik dan stroke di Kota Medan selama
tahun 2008-2012 adalah sebesar 98.375 pasien dengan kematian sebesar 2.337 pasien dan rata-rata pertumbuhan jumlah pasien per tahun adalah sebesar 1.72%.
Berdasarkan data dan uraian tersebut, sudah seharusnya seluruh masyarakat
khususnya lembaga kesehatan menaruh fokus terhadap penyakit kardiovaskuler.
Rumah sakit harus mampu memenuhi semua kebutuhan pelayanan kesehatan
jangka pendek dan jangka panjang seperti observasi, diagnostik, terapeutik, dan
rehabilitatif yang lebih khusus dan mendalam tentang penyakit ini. Kota Medan
sebagai kota paling berkembang di Pulau Sumatera dapat menjadi pelopor untuk
penanganan penyakit kardiovaskuler dengan mendirikan rumah sakit jantung
dengan harapan kelak dapat memenuhi pelayanan kesehatan dan penanganan
penyakit kardiovaskuler di Kota Medan, sebagai rumah sakit rujukan provinsi di
Sumatera Utara serta menjadi contoh bagi fasilitas sejenis di seluruh Pulau
Sumatera.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari perancangan Rumah Sakit Jantung Medan ini adalah
menghadirkan fasilitas umum yang menangani pelayanan, penelitian dan edukasi
tentang kesehatan jantung di Kota Medan. Sedangkan tujuan dari proyek ini adalah:
a. Merancang fungsi rumah sakit jantung yang belum ada di Kota Medan
b. Merancang Rumah Sakit Jantung Medan agar dapat menjadi rumah sakit
c. Merancang Rumah Sakit Jantung Medan sebagai rumah sakit khusus
jantung dengan fasilitas terbaik dan mampu bersaing dengan rumah sakit
jantung dan pembuluh darah di luar negeri.
d. Menghadirkan wadah yang mampu mengadakan berbagai fasilitas
penyediaan alat bantu kesehatan jantung dan pembuluh darah.
e. Merencanakan dan merancang lingkungan dan bangunan yang baik dan
menarik yang dapat mendukung kesembuhan pasien penyakit jantung dan
pembuluh darah secara fisik dan psikologis (healing environment).
1.3 Masalah Perancangan
Permasalahan yang timbul dalam perancangan proyek ini adalah:
a. Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan
rumah sakit khusus jantung dengan menerapkan tema healing environment
demi menunjang keberadaan fungsi bangunan.
b. Bagaimana memilih lokasi yang sesuai dengan peraturan yang ada serta
sesuai dengan tema rancangan bangunan.
c. Bagaimana mengelola ruang dalam agar saling terintegrasi antar berbagai
fungsi dengan kegiatan yang berbeda.
d. Bagaimana menerapkan konsep perancangan berdasarkan studi yang telah
dilakukan dan menerapkan ke dalam proses perancangan.
1.4 Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data, baik
data primer maupun sekunder untuk memperjelas pemahaman tentang Rumah
Sakit Jantung Medan dilakukan dengan metode pendekatan berikut:
a. Studi Literatur
o Untuk mengetahui peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan
berkaitan dengan rumah sakit jantung
o Untuk mendapatkan data mengenai bangunan rumah sakit dan
perancangannya
o Untuk mendapatkan data mengenai jantung, pembuluh darah dan
penyakit-penyakitnya serta memperkaya materi yang berkaitan dengan
proyek
o Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam studi banding
untuk proyek sejenis maupun tema sejenis
b. Survey/Pemilihan Lokasi
o Mendapatkan data kondisi dan potensi lingkungan tapak terpilih
o Mendapatkan data tentang lingkungan sekitar tapak dan fungsi-fungsi
lain maupun sejenis yang ada
c. Observasi Lapangan
o Melihat dan mengobservasi langsung situasi dan kondisi rumah sakit
1.5 Lingkup/Batasan
Lingkup perencanaan dalam laporan ini adalah pengembangan konsep
perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Jantung Medan beserta fasilitas
pendukungnya. Studi-studi dimaksud untuk mendapatkan dasar-dasar informasi
yang mendukung konsep-konsep perencanaan dan perancangan berupa asumsi
kelayakan sampai dengan program ruang. Pembahasan ini berupa dasar-dasar
analisa yang bersumber dari studi literatur dan studi banding untuk menganalisa
tapak perencanaan dan pengaturan urutan ruang disesuaikan dengan konsep.
Konsep-konsep perancangan yang dihasilkan dari studi dan analisa ini
dimanfaatkan sebagai pedoman perancangan pada Tugas Akhir.
Sedangkan batasan masalah perancangan proyek ini adalah:
a. Kompleksitas bagunan yang membutuhkan analisa yang mendalam tentang
sirkulasi, program ruang, dan aktifitas terpadu.
b. Pengorganisasian ruang berdasarkan kegiatan, fungsi, dan pemakai.
c. Perancangan sirkulasi dalam dan luar bangunan.
d. Pemilihan sistem struktur yang efisien yang dapat menahan beban sekaligus
menghasilkan bentukan desain yang modern.
e. Perancangan sistem utilitas bangunan yang baik.
Batasan perancangan sendiri dapat dilihat dari keterkaitan fungsi dan
arsitektural dalam bangunan, dimana :
o Fungsi yang di dalamnya juga dibatasi:
Kegiatan, dimana kegiatan yang dijalankan adalah kegiatan perawatan untuk rawat jalan, rawat darurat dan untuk penyembuhan
Jenis pelayanan meliputi untuk semua masyarakat penderita
penyakit jantung yang datang untuk memperoleh pengobatan.
o Arsitektural, dimana batas-batas arsitektural yang akan dibahas nantinya
dalam rumah sakit jantung ini berdasarkan standar sarana dan
prasarana yang harus disediakan berdasarkan ketentuan dari dinas
kesehatan untuk perancangan rumah sakit khusus. Bagaimana bentuk
dan ruang rumah sakit jantung bila ditinjau dari :
Gubahan massa, dimana massa bangunan berupa massa tunggal dengan bentuk gubahan massa yang dapat memaksimalkan fungsi
bangunan serta fasilitas penunjang yang ada di dalamnya.
Lokasi, yang berhubungan dengan lokasi adalah GSB, KDB dan KLB
dan peraturan tentang tata guna lahan Kota Medan.
1.6 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam pengerjaan Tugas Akhir ini dijelaskan dalam Diagram
1.1
Diagram 1.1 Kerangka Berpikir
Sumber: Olah Data Pribadi
IDE/GAGASAN
JUDUL : RUMAH SAKIT JANTUNG MEDAN
TEMA : HEALING ENVIRONMENT
LATAR BELAKANG
RUMUSAN TUJUAN & SASARAN
IDENTIFIKASI MASALAH FUNGSI, TEMA, LOKASI F
E E D
B A C K
STUDI LOKASI &
SURVEY
STUDI PENGENALAN
STUDI LITERATUR
STUDI BANDING
ASUMSI
PENGUMPULAN / KOMPILASI DATA
ANALISA
PROGRAM PERANCANGAN
KONSEP PERANCANGAN
1.7 SISTEMATIKA LAPORAN BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan
perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan
pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka
berpikir dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Berisi terminologi judul, tinjauan teoritis tentang rumah sakit jantung
dan hal-hal yang berhubungan, alternatif lokasi, pemilihan lokasi,
deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan
lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi
sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema,
keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan
tema sejenis.
BAB IV ANALISA
Berisi analisa kebutuhan ruang, program ruang dan analisa tapak
serta lingkungan
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif dan tema yang
digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Terminologi Judul
2.1.1 Definisi Rumah Sakit
a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006 Tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, Rumah sakit adalah suatu
fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat
inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka
pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik,
terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit,
cidera dan melahirkan.
b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Rumah Sakit adalah gedung
tempat merawat orang sakit; gedung tempat menyediakan dan
memberikan pelayanan kesehatan yg meliputi berbagai masalah
kesehatan
2.1.2 Definisi Jantung
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jantung adalah bagian tubuh yg
menjadi pusat peredaran darah (letaknya di dalam rongga dada sebelah atas)
2.1.3 Definisi Medan
Merupakan ibukota Sumatera Utara dimana Medan yang dimaksudkan
adalah kotamadya Medan sebagai pusat aktivitas dan kehidupan masyarakat
Sumatera Utara.
Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Rumah Sakit Jantung
Medan adalah: Suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna berkaitan dengan jantung dan
2.2 Tinjauan Teoritis 2.2.1 Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
a. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan
tugas, Rumah Sakit mempunyai fungsi :
o penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
o pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis;
o penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan; dan
o penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan;
b. Persyaratan Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
o Lokasi
Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai
dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan
Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan/atau dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus didasarkan pada studi kelayakan dengan menggunakan prinsip
pemerataan pelayanan, efisiensi dan efektivitas, serta demografi.
o Bangunan
Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan
pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan.
Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang:
rawat jalan;
ruang rawat inap;
ruang gawat darurat;
ruang operasi;
ruang tenaga kesehatan;
ruang radiologi;
ruang laboratorium;
ruang sterilisasi;
ruang farmasi;
ruang pendidikan dan latihan;
ruang kantor dan administrasi;
ruang ibadah, ruang tunggu;
ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;
ruang menyusui (kecuali rumah sakit khusus selain rumah
sakit ibu dan anak);
ruang dapur;
laundry;
kamar jenazah;
taman;
pengolahan sampah; dan
pelataran parkir yang mencukupi.
o Prasarana
Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi:
instalasi air;
instalasi mekanikal dan elektrikal;
instalasi gas medik;
instalasi uap;
instalasi pengelolaan limbah;
pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan
darurat;
instalasi tata udara;
sistem informasi dan komunikasi; dan
ambulan.
c. Jenis Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis
pelayanan dan pengelolaannya.
o Berdasarkan jenis pelayanan
Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
Rumah Sakit Khusus
Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
o Berdasarkan pengelolaannya
Rumah Sakit dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan badan hukum yang bersifat nirlaba.
Rumah Sakit Privat
Rumah Sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
Rumah Sakit Pemerintah
Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang
bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga
Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau
Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Rumah Sakit Swasta
Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan
hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang
perumahsakitan.
d. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan
kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan
rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan
pelayanan Rumah Sakit.
o Klasifikasi Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum Kelas A
Adalah rumah sakit yang memounyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik spesialistik luas dan subsspesialistik luas. Rumah
Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis
Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas)
Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik
Sub Spesialis.
Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik,
8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan 2 (dua)
Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
Rumah Sakit Umum Kelas C
Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik.
Rumah Sakit Umum Kelas D
Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis
Dasar.
o Klasifikasi Rumah Sakit Khusus
Rumah Sakit Khusus Kelas A
Rumah Sakit Khusus Kelas B
Rumah Sakit Khusus Kelas C
o Klasifikasi Rumah Sakit ditetapkan berdasarkan:
Pelayanan
Sumber Daya Manusia Peralatan
Sarana dan Prasarana Administrasi dan Manajemen
2.2.2 Rumah Sakit Jantung
a. Definisi Rumah Sakit Jantung
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Rumah Sakit Jantung termasuk dalam
Rumah Sakit Khusus yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit, dalam hal ini
pelayanan terhadap jenis penyakit jantung dan yang berhubungan dengan
b. Klasifikasi Rumah Sakit Jantung
o Pelayanan
Tabel 2.1 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan pelayanan Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
No. Jenis Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C
Aritmia dan reprogram alat pacu jantung
Penyakit jantung pada kehamilan
+ + +
Hipertensi pulmonal + + +
2 Spesialis Utama:
o Sumber Daya Manusia
Tabel 2.2 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sumber daya manusia Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
No. Jenis Ketenagaan Kelas A Kelas B Kelas C
Sub spesialis jantung klinik
3 Tenaga Kesehatan lain:
Kefarmasian 3 2 1
Tabel 2.3 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sarana dan prasarana Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
No. Sarana dan Prasarana Kelas A Kelas B Kelas C
1 Rawat Jalan:
- Kardio, EKG + - +
- Bedah jantung + + -
- Gagal jantung, transplantasi dan hipertensi pulmonal
+ + +
5 Rawat Intensif ICU + + +
Tabel 2.4 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan peralatan Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
o Administrasi dan Manajemen
Tabel 2.5 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan administrasi dan manajemen Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
No. Administrasi dan
Manajemen
Kelas A Kelas B Kelas C
1 Status Badan Hukum + + +
2 Struktur Organisasi + + +
3 Tatalaksana/ Tata Kerja/ Uraian Tugas
+ + +
4 Peraturan Internal Rumah Sakit (HBL & MSB)
+ + +
5 Komite Medik + + +
6 Komite Etik & Hukum + + +
7 Satuan Pemeriksaan Internal + + +
8 Surat Izin Praktik Dokter + + +
9 Perjanjian Kerjasama Rumah Sakit & Dokter
+ + +
10 Akreditasi RS + + +
2.2.3 Jantung
a. Kardiovaskular
Kardiovaskular berasal dari bahasa Yunani, kardia yang berarti jantung
dan vasculum yang berarti pembuluh kecil. Kardiovaskular atau disebut
juga sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh. Yang termasuk dalam sistem kardiovaskular adalah
darah, jantung dan pembuluh darah.
b. Penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah istilah yang luas untuk berbagai
gangguan yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Sebuah
serangan jantung atau stroke mungkin peringatan pertama dari penyakit
yang mendasarinya. Gejala serangan jantung termasuk ketidaknyamanan
di tengah dada yang berlangsung selama lebih dari beberapa menit atau
yang hilang dan datang kembali, sakit di bagian tubuh lain seperti lengan,
punggung, leher, rahang atau perut;sesak napas, mual, melanggar keluar
keringat dingin dan pusing. Gejala stroke termasuk kelemahan tiba-tiba di
wajah, lengan atau kaki - paling sering pada satu sisi tubuh;tiba-tiba
kebingungan, kesulitan bicara atau pemahaman, kesulitan tiba-tiba
atau koordinasi, dan tiba-tiba, sakit kepala parah tanpa diketahui
penyebabnya.
Ada berbagai jenis penyakit yang dapat menyebabkan serangan
jantung atau stroke, yang secara langsung mempengaruhi jantung, otak
dan perifer sistem peredaran darah.
Tabel 2.6 Nama penyakit kardiovaskular Sumber: http://www.world-heart-federation.org/
No. Nama Penyakit Keterangan
Penyakit kardiovaskular berhubungan dengan jantung
1 Sindrom koroner akut Sebuah istilah yang merujuk pada situasi di mana suplai darah ke otot jantung tiba-tiba diblokir, sehingga serangan jantung dan angina tidak stabil.
2 Angina Angina pektoris, umumnya dikenal sebagai angina, adalah nyeri dada karena kurangnya darah ke otot jantung. Memburuknya serangan angina adalah tanda angina tidak stabil yang dapat menyebabkan serangan jantung.
3 Aritmia Aritmia menggambarkan irama jantung yang abnormal. Jantung bisa berdetak terlalu lambat, terlalu cepat atau tidak teratur mempengaruhi kerja organ hati dan bagaimana darah dipompa ke seluruh tubuh.
4 Kardiomyopati Secara harfiah, ini berarti penyakit otot jantung dan kardiomyopati mengacu pada setiap penyakit yang mempengaruhi otot jantung. Sering menyebabkan aritmia atau kematian jantung mendadak.
5 Penyakit jantung bawaan Mengacu pada kelainan jantung yang hadir pada saat lahir. Dalam banyak kasus penyebabnya tidak diketahui, tetapi contoh penyakit ini termasuk "lubang di hati", katup yang abnormal atau bilik jantung abnormal. Semua yang mempengaruhi kemampuan jantung untuk bekerja secara normal.
6 Penyakit jantung koroner Sebuah penyakit di mana satu atau lebih dari arteri yang menyuplai darah ke otot jantung tersumbat. Penyumbatan arteri ini berarti bahwa beberapa dari otot jantung menjadi kekurangan oksigen, yang menghasilkan serangan jantung.
dibutuhkan.
8 Penyakit jantung inflamasi Penyakit jantung inflamasi melibatkan peradangan pada otot jantung dan/atau jaringan sekitarnya.
9 Penyakit jantung iskemik Penyakit jantung iskemik ditandai dengan berkurangnya pasokan darah ke otot jantung yaitu miokardium.
10 Penyakit jantung rematik Sebuah penyakit jantung diakuisisi yang disebabkan oleh demam rematik, demam itu sendiri disebabkan oleh streptokokus (radang) infeksi tenggorokan. Jika tidak diobati penyakit ini mempengaruhi katup jantung dan akhirnya dapat mengakibatkan komplikasi serius atau bahkan kematian.
11 Penyakit katup Penyakit katup menjelaskan penyakit katup dalam hati yang diperlukan untuk mengatur aliran darah. Penyakit katup berarti bahwa katup juga tidak cukup terbuka untuk memungkinkan darah mengalir bebas atau mereka tidakmenutup secara efektif dan darah dapat mengalir ke belakang.
Penyakit kardiovaskular berhubungan dengan otak
12 Penyakit serebrovaskular (stroke)
Stroke perdarahan
Stroke iskemik
Stroke dapat disamakan dengan serangan jantung pada bagian otak, di mana aliran darah ke otak tersumbat atau
terganggu. Bagian otak yang terkena ini kemudian kekurangan oksigen dan nutrisi menyebabkan kematian sel.
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah melemah pecah dan berdarah ke sekitar otak jaringan. Darah kemudian menumpuk dan mulai menekan otak. Selanjutnya, jaringan otak di luar ruptur kekurangan oksigen.
Dalam stroke iskemik, suplai darah ke bagian dari otak tersumbat. Penurunan penyebab suplai darah sel-sel otak mati, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melaksanakan fungsi vital seperti berjalan atau berbicara.
Penyakit jantung berhubungan dengan sistem peredaran darah
13 Pembekuan pembuluh darah
Sebuah kondisi di mana gumpalan darah terbentuk dalam pembuluh darah, biasanya pembuluh darah di kaki. Gumpalan ini kemudian dapat mengusir dan pindah ke jantung dan paru-paru, di mana mereka memblokir aliran darah.
14 Penyakit jantung hipertensi
Mengacu pada kerusakan jantung yang dihasilkan dari tekanan darah tinggi dan termasuk penyakit arteri koroner, jantung kegagalan dan penebalan otot jantung.
darah di luar jantung atau otak - paling sering ke bawah ekstremitas. Ini berdampak pada pengurangan atau penghentian darah yang mengalir ke ekstremitas tersebut. Jika parah dan berkepanjangan, ini dapat menyebabkan kematian jaringan dan jika tidak ditangani dapat mengakibatkan kebutuhan untuk mengamputasi anggota tubuh yang terinfeksi. 16 Pulmonary embolism Sebuah penyumbatan mendadak pada arteri
akan ke paru-paru oleh bekuan darah yang terbentuk di tempat lain di tubuh. Itu dapat menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru dan yang dapat mencegah organ lain dari mendapatkan oksigen darah. Jika gumpalan besar atau ada banyak gumpalan dapat menyebabkan kematian mendadak.
c. Penanganan/terapi penyakit kardiovaskular
o Peralatan yang digunakan dalam terapi kardiovaskular
Tabel 2.7 Peralatan yang digunakan dalam terapi kardiovaskular Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiology
No. Nama Alat Keterangan
1 Stetoskop Perangkat akustik untuk mendengar suara intern termasuk bunyi jantung
Perangkat yang digunakan untuk menjaga irama listrik normal
2 Alat pacu jantung Perangkat listrik ditanamkan yang menggantikan alat pacu jantung alami 3 Defibrillator
Automated external defibrillator
Implantable
cardioverter-defibrillator
Perangkat listrik untuk mengubah irama jantung dengan energi listrik
Sebuah defibrillator eksternal yang umum ditemukan di luar pengaturan perawatan kesehatan. Sering dirancang bagi siapa saja untuk digunakan
Perangkat implan untuk mencegah kondisi yang mengancam jiwa (misalnya, takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel)
Peralatan untuk menjaga tekanan darah
4 Jantung buatan Sebuah pompa internal yang sepenuhnya menggantikan tindakan pemompaan jantung
5 Cardiopulmonary bypass (mesin jantung-paru)
Pompa eksternal untuk mengambil alih fungsi dari kedua jantung dan paru-paru 6 Intra-aortic balloon pump Sebuah balon ditempatkan di aorta dada
untuk melengkapi cardiac output dari hati 7 Ventricular assist-device
(perangkat pembanti ventrikel)
o Prosedur dan tes diagnostik untuk penyakit kardiovaskuler
Tabel 2.8 Prosedur dan tes diagnostik untuk penyakit kardiovaskuler Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiology
No. Prosedur/tes diagnostik Keterangan
1 Tes darah
2 Echocardigraphy (echo) Ultrasonografi jantung untuk memeriksa ruang, katup, dan aliran darah
3 Echocardiogram transthoracic (TTE)
Echocardiogram jantung melalui dada eksternal untuk tubuh
4 Transesophageal echocardiogram (TEE)
Echocardiogram dari jantung melalui kateter yang ditempatkan di kerongkongan
5 Kardiovaskular magnetic resonance imaging (CMR)
Magnetic resonance imaging (MRI) jantung yang memanfaatkan EKG untuk gating dan melihat fungsi mekanik tertentu dari jantung .
6 Tes tekanan jantung Pengujian sistem kardiovaskular melalui latihan terkontrol atau obat-obatan
7 Auskultasi Mendengarkan suara (misalnya, bunyi jantung) dengan stetoskop
8 Elektrokardiografi (ECG atau EKG)
Pengukuran aktivitas listrik jantung, biasanya dengan 4 atau 10 elektroda pada kulit
9 Monitor Holter Perangkat EKG portabel untuk memonitor berlanjut
10 Studi elektrofisiologi Mempelajari aktivitas listrik jantung melalui penggunaan kateter ditempatkan di jantung melalui vena atau arteri
11 Sphygmomanometer Tekanan darah manset digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri
12 Marker jantung Pengujian untuk biomarker dalam darah yang dapat menunjukkan berbagai kondisi 13 Kateterisasi koroner Kateterisasi dari arteri koroner
14 Fractional aliran cadangan (FFRmyo)
Pengujian aliran darah melalui stenosis dari arteri koroner untuk menentukan perfusi jantung
15 Intravascular ultrasound (IVUS)
Ultrasonografi dari arteri koroner
16 Tomografi koherensi optik (OCT)
Pengujian melalui penggunaan hamburan optik untuk penyakit arteri koroner
Prosedur untuk menangani penyakit arteri koroner
17 Operasi bypass arteri koroner (CABG)
Cangkok arteri atau vena dari tempat lain (biasanya kaki) untuk memotong arteri koroner pulmonalis
18 Enhanced External Counterpulsation (EECP)
Pneumatis membantu jantung untuk memindahkan darah menggunakan manset karet pada kaki
19 Percutaneous Coroneary Intervention (PCI)
20 Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PCTA)
Memperbesar lumen arteri koroner dengan memaksa mengembangkannya dengan balon
21 Atherectomy Memperbesar lumen arteri koroner dengan menghilangkan plak aterosklerotik
2.3 Tinjauan Fungsi
2.3.1 Deskripsi pengguna dan kegiatan
Pengguna Rumah Sakit Jantung dapat dibagi menjadi dua kelompok besar
yaitu pihak yang melayani dan pihak yang dilayani.
a. Pihak yang melayani
o Tenaga medis antara lain :
Dokter umum
Dokter spesialis
o Tenaga paramedis, terdiri atas perawat dan pembantu perawat
o Tenaga terapis
o Tenaga non-medis, terdiri dari :
Tenaga analis lab dan analis radiogram
Apoteker
Karyawan administrasi
Karyawan (teknis dan servis)
b. Pihak yang dilayani
o Pasien
Pasien rawat jalan (outpatient)
Pasien rawat inap (inpatient)
Pasien gawat darurat
o Pengunjung
Pengunjung yang menemani pasien
Pengunjung yang mencari informasi tentang kesehatan
Pembesuk pasien rawat inap
Tamu direksi/bagian administrasi
2.3.2 Unit Pelayanan Rumah Sakit
Menurut Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, jenis pelayanan minimal dan
Tabel 2.9 Standar pelayanan minimal rumah sakit
Sumber : Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008
No Jenis Pelayanan Pengertian
1 Gawat Darurat Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya.
2 Rawat Jalan Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak
memerlukan pelayanan perawatan.
3 Rawat Inap Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit).
4 Bedah Sentral (Bedah saja)
Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan/operasi secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.
5 Persalinan,
perinatologi (kecuali rumah sakit khusus di luar rumah sakit ibu dan anak) dan KB
Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan, perinatal, nifas dan gangguan kesehatan reproduksi.
6 Intensif (ICU) Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi berat atau bukan karena operasi berat yang memerlukan pemantauan secara intensif dan tindakan segera.
7 Radiologi Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan menggunakan energi radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. 8 Laboratorium Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan
pemeriksaan dan penyelidikan ilmiah (misalnya fisika, kimia, higiene, dan sebagainya)
9 CSSD (Sterilisasi Pusat)
Instalasi Sterilisasi Pusat (Central Sterile Supply Department = CSSD). Fasilitas untuk menghilangkan semua mikroorganisme baik dengan cara fisik
maupun kimia.
10 Rehabilitasi Medik Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh dan mental pasien setinggi mungkin sesudah kehilangan/ berkurangnya fungsi tersebut.
11 Farmasi Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan, penyediaan obat paten, serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat.
12 Gizi Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman meliputi kegiatan; pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan-minuman.
unit yang berfungsi sebagai pengelola penyediaan darah transfusi yang aman, berkualitas dan efektif, mulai dari pengerahan pendonor sukarela resiko rendah sampai dengan ketersediaan darah aman serta pendistribusiannya kepada rumah sakit. 14 Pelayanan GAKIN
(Keluarga Miskin)
Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan
15 Rekam Medik Suatu unit dalam rumah sakit tempat melaksanakan kegiatan merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang diterapkan secara terpusat/sentral.
16 Administrasi dan manajemen
Suatu unit dalam rumah sakit tempat melaksanakan kegiatan administrasi dan pencatatan
17 Ambulance/Kereta Jenazah
18 Pemulasaraan Jenazah
Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara jenazah sebelum diambil oleh keluarganya,
memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan forensik.
19 Pelayanan
pemeliharaan sarana rumah sakit
Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan terhadap komponen-komponen Sarana, Prasarana dan Peralatan Medik.
20 Pelayanan Laundry Fasilitas untuk melakukan pencucian linen yang terdiri dari; penerimaan, disinfeksi bila perlu, cuci dan pemisahan, pengeringan, seterika, perbaikan, pemberian kode dan bungkus, penyimpanan, persiapan pengiriman dan pengiriman. 21 Pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI)
Pusat kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit
2.3.3 Sistem Sirkulasi Antar Ruang
Menurut Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C,
alur sirkulasi pasien pada Rumah Sakit Umum adalah sbb:
Diagram 2.1 Sistem sirkulasi antar instalasi dalam rumah sakit Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
a. Instalasi Rawat Jalan
Diagram 2.2 Sistem sirkulasi instalasi rawat jalan
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
b. Instalasi Rawat Inap
Diagram 2.3 Sistem sirkulasi instalasi rawat inap
c. Instalasi Gawat Darurat
Diagram 2.4 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
d. Instalasi Perawatan Intensif
Diagram 2.5 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat
e. Instalasi Bedah Sentral/COT
Diagram 2.6 Sistem sirkulasi instalasi bedah sentral/COT
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
f. Instalasi Farmasi
o Alur Pasien dan Pengunjung
o Alur Petugas Instalasi Farmasi
Diagram 2.8 Sistem sirkulasi alur petugas instalasi farmasi
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
o Alur Barang
Diagram 2.9 Sistem sirkulasi alur barang instalasi farmasi
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
g. Instalasi Radiologi
o Alur Pasien
Diagram 2.10 Sistem sirkulasi alur pasien instalasi radiologi
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
o Alur Film
Diagram 2.11 Sistem sirkulasi alur film instalasi radiologi
h. Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD/Central Supply Sterilization Department)
Diagram 2.12 Sistem sirkulasi instalasi sterilisasi pusat/CSSD
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
i. Instalasi Laboratorium
Diagram 2.13 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium
j. Instalasi Rehabilitasi Medik
Diagram 2.14 Sistem sirkulasi instalasi rehabilitasi medik
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
k. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
Diagram 2.15 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium
l. Instalasi Gizi/Dapur
Diagram 2.16 Sistem sirkulasi instalasi gizi/dapur
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
m. Instalasi Laundry
Diagram 2.17 Sistem sirkulasi instalasi laundry
n. Bengkel Mekanikal dan Elektrikal
Diagram 2.18 Sistem sirkulasi bengkel mekanikal dan elektrikal Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
2.3.4 Persyaratan Bangunan Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, persyaratan rumah
sakit adalah sbb:
a. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit
o Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas yang
kelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan
orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas.
o Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas
lahan keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan
dilengkapi dengan rambu parkir.
o Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir. Jika
berlokasi di daerah banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk
mengatasinya.
o Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok
o Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan
dengan intensitas cahaya yang cukup.
o Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek, atau tidak
terdapat genangan air dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau
tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan
o Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan
terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi
pengolahan limbah.
o Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat tertentu
yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.
o Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam
keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan
kuantitas yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak
memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya
serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.
b. Konstruksi Rumah Sakit
o Lantai
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,
permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.
Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah
Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk
konus/lengkung agar mudah dibersihkan
o Dinding
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan
menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang
mengandung logam berat
o Ventilasi
Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik.
Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai
Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya
pergantian udara dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi
dengan penghawaan buatan/mekanis.
Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan ruangan.