BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang
sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RIc, 2009).
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu. Farmasi rumah sakit
bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut, pengelolaan perbekalan farmasi yaitu memilih perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan pelayanan rumah sakit, merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal, mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku, memproduksi perbekalan farmasi
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit, menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku,
menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian, dan mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit (Depkes RI, 2004).
Instalasi farmasi melayani perbekalan farmasi di depo antara lain, depo IGD, depo Apotik I dan II, Depo IBP, Depo IATI, depo rindu A dan B. Pembahasan yang akan dibahas dalam buku ini dalah depo IGD.
Menurut surat keputusan direktur utama OT.01.01./IV.14/1/2011, tentang
tata pelaksaan depo farmasi IGD. Depo farmasi IGD dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala instalasi
farmasi RSUP H. Adam Malik. Depo farmasi IGD melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai untuk semua pasien yang dirawat di IGD. Pasien emergensi yang tidak membawa jaminan tetap dilayani, dengan catatan tidak lebih
dari 2x24 jam, jika lebih maka status pasien menjadi pasien umum. Depo IGD juga melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang dioperasi di IGD. Pasien rawat
inap di IGD yang baru melakukan operasi dilayani dengan sistem one day dose
dispensing.
Sebagai tenaga kesehatan profesional, maka calon apoteker perlu memahami
dan mengenal peran apoteker di rumah sakit, khususnya pada instalasi farmasi. Hal ini penting sebagai bekal bagi lulusan program pendidikan profesi apoteker.
Berdasarkan pertimbangan ini, Fakultas Farmasi USU Medan bekerjasama dengn Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik mengadakan praktik kerja profes bagi mahasiswa calon apoteker.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktik kerja profesi di rumah sakit adalah untuk
memahami peran apoteker di rumah sakit dalam menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah sakit.