• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMEN PEMBUATAN EGG ROLL MENGGUNAKAN BAHAN KOMPOSIT TEPUNG KORO BENGUK (Mucuna pruriens L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMEN PEMBUATAN EGG ROLL MENGGUNAKAN BAHAN KOMPOSIT TEPUNG KORO BENGUK (Mucuna pruriens L)"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

i

EKSPERIMEN PEMBUATAN EGG ROLL

MENGGUNAKAN BAHAN KOMPOSIT TEPUNG

KORO BENGUK (Mucuna pruriens L)

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Boga

oleh

Arina Nur Fadlilah

5401409129

JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang pada

Hari : Kamis

Tanggal : 8 Januari 2015

Panitia Ujian

Penguji

Dr.Asih Kuswardinah,M.Pd NIP .195707191983032001

Pembimbing I Pembimbing II

Pudji Astuti, S.Pd, M,Pd Octavianti Paramita,S.Pd,M.Sc

NIP. 197105031999032002 NIP. 198110092005012001

Mengetahui Ketua

Dra. Wahyuningsih, M. Pd NIP. 196008081986012001

Sekretaris

(3)

iii

PERNYATAAN

Bahwa skripsi dengan judul “Eksperimen Pembuatan Egg Roll

Menggunakan Bahan Komposit Tepung Koro Benguk (Mucuna Pruriens L)”

merupakan hasil karya (penelitian dan tulisan) sendiri, bukan buatan orang lain,

dan tidak menjiplak karya orang lain, baik seluruh maupun sebagian.

Penulis

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tugas kita bukan untuk berhasil , Tugas kita adalah untuk mencoba,

karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil”.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

1. Bapak Nahrowi,S.Pd dan Ibu Sri Nurikah

atas doa, dukungan dan kasih sayang yang

teramat besar.

2. Suami Thomas Gudi Sonjo, Anak Saafiah

Priscila Azzahra dan adik Mayu Nur Arifah

yang selalu memberikan do’a, inspirasi, dan

semangat dalam mengerjakan skripsi.

3.Teman seperjuangan Tata Boga angkatan

2009.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rakhmat dan hidayah-Nyadalam penyusunan skripsi,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Eksperimen

Pembuatan Egg Roll Menggunakan Bahan Komposit Tepung Koro Benguk (Mucuna Pruriens L)”.

Skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya kerjasama, bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak.Untuk itu pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada yang

terhormat:

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan TJP yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

menyusun skripsi.

3. Pudji Astuti, S.Pd, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi

4. Octavianti Paramita, S.Pd, M.Sc, Dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan pada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

5. Dr.Hj.Asih Kuswardinah,M.Pd selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan arahan, bimbingan, saran, dan motivasinya hingga terselesainya

skripsi ini.

6. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini,

(6)

vi

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan

imbalan dari Allah Yang Maha Pengasih. Penulis menyadari bahwa masih

terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan harapan penulis semoga

penulisan skripsi dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Januari 2015

(7)

vii

ABSTRAK

Arina Nur Fadlilah ,2014 “ Eksperimen Pembuatan Egg Roll

Menggunakan Bahan Komposit Tepung Koro Benguk (Mucuna Pruriens L)

Skripsi Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi PKK Konsentrasi Tata Boga S1,

Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing. Pudji Astuti,S.Pd.M.Pd , Octavianti Paramita, S.Pd, M.Sc.

Kata Kunci : Egg roll, Tepung Koro Benguk, Tepung Terigu.

Egg roll merupakan makanan ringan yang cara pembuatannya dengan cara

dipanggang kemudian digulung dengan alat penjepit. Pada umumnya ciri khas

dari egg roll ini adalah rasanya manis, teksturnya remah, bentuknya gulungan

utuh, berlubang, dan tidak pecah-pecah (khongguan-grup, 2013). Pada penelitian

ini tepung koro benguk dapat dimanfaatkan untuk membuat egg roll, karena

kandungan protein tepung koro benguk lebih besar dari tepung terigu , sehingga

tepung koro benguk bisa dijadikan mengganti tepung terigu dalam pembuatan egg

roll. Tujuan penelitian 1) Mengetahui perbedaan mutu inderawi egg roll

eksperimen dan egg roll kontrol. 2)Mengetahui kesukaan egg roll eksperimen dan

egg roll kontrol. 3) Mengetahui kandungan protein dan serat kasar pada egg roll

eksperimen dan egg roll kontrol.

Objek Penelitian egg roll komposit tepung koro benguk dalam pembuatan

egg roll. Teknik pengambilan sampel dengan cara sampling purposive. Variabel

bebas adalah komposit tepung koro benguk dengan tepung terigu. Variabel terikat

adalah mutu inderawi egg roll berbahan dasar tepung koro benguk dengan

komposit tepung terigu dengan perbandingan 25% tepung koro benguk:75% tepung terigu, 50% tepung koro benguk : 50% tepung terigu, 75% tepung koro benguk :25% tepung terigu dengan aspek warna, aroma, tekstur keremahan, dan

rasa gurih. Kandungan gizi egg roll tepung koro benguk meliputi, kandungan

protein dan kandungan serat kasar serta tingkat kesukaan masyarakat terhadap egg

roll hasil eksperimen dibandingkan dengan egg roll kontrol. Variabel kontrol

adalah komposisi penggunaan bahan dalam pembuatan egg roll (meliputi: tepung

koro benguk, tepung terigu, gula pasir, telur, margarin, butter, susu bubuk, vanili,

dan ovalet), kualitas bahan yang digunakan, proses pembuatan egg roll, alat yang

digunakan dalam proses pembuatan egg roll. Semua variabel ini dikondisikan

sama. Teknik analisis data yang digunakan analisis varian klasifikasi tunggal untuk menganalisis data uji inderawi dan analisis deskriptif persentase untuk menganalisis kesukaan masyarakat.

Hasil data penelitian ini 1) Mutu inderawi sampel KB 0 menggunkan bahan 100 % tepung terigu memiliki kriteria sangat berkualitas secara inderawi, Sampel eksperimen KB 25 komposisi 25% tepung koro benguk : 75% tepung terigu, memiliki kriteria berkualitas cukup inderawi, Sampel KB 50 komposisi 50% tepung koro benguk : 50% tepung terigu memiliki kriteria cukup berkualitas secara inderawi, dan sampel KB 75 komposisi 75% tepung koro benguk : 25% tepung terigu , memiliki kriteria cukup berkualitas secara inderawi. Jadi, ada

(8)

viii

Kesukaan diperoleh sampel KB 0 disukai oleh masyarakat , sedangkan egg roll

hasil eksperimen KB 25, KB 50, dan KB 75 memilki kriteria sama yaitu cukup disukai masyarakat. 3) Uji kimiawi diperoleh sampel KB 0 kandungan protein 8,55% dan serat kasar 2,43%, Sampel KB 25 kandungan protein 10,61% dan serat kasar 2,75%, Sampel KB 50 kandungan protein 12,46 % dan serat kasar 3,63%, Sampel KB 75 kandungan protein 13,51% dan serat kasar 5,44%.

Saran Perlu dilakukan lebih lanjut untuk memperbaiki warna pada egg roll

komposit tepung koro benguk dan menambah uji kandungan gizi berdasarkan

Egg rollSerena Monde”.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Penegasan Istilah ... 6

1.6 Sistematika Skripsi ... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Tentang Koro Benguk ... 11

2.2 Tinjauan Umum Tentang Tepung Koro Bengu ... 15

2.3 Tinjauan Umum Tentang Egg Roll ... 21

(10)

x

Halaman

2.3.2 Resep Dasar Egg roll………. 33

2.3.3 Proses Pembuatan Egg roll………... 34

2.3.4 Alat – alat dalam pembuatan Egg Roll………... 36

2.3.5 Faktor- faktor yang mempengaruhi Kualitas Egg roll………... 39

2.4 Kerangka Berfikir……….. ... 42

2.5 Hipotesis……… ... 45

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 46

3.1.1 Teknik Pengambilan Sampel…..……… 46

3.1.2 Variabel Penelitian………. 47

3.2 Metode Pendekatan Penelitian……….. . 48

3.2.1 Desain Eksperimen………. 49

3.2.2 Pelaksanaan Eksperimen……… 53

3.3 Metode dan Alat Pengumpulan Data………. ... 55

3.3.1 Metode Pengumpulan Data……….… 55

3.3.2 Alat Pengumpulan Data……… 58

3.4 Metode Analisis Data………. 63

3.4.1 Perhitungan Analisis Data……….. 64

3.4.2 Metode Analisis Data Secara Keseluruhan………. 67

3.4.3 Analisia Deskriptif Presentase……… 69

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian ... 73

4.1.1 Uji Prasyarat………... 73

4.1.2 Hasil Uji Inderawi Egg roll Hasil Eksperimen dan Egg RollKontrol……… 75

(11)

xi

Halaman

4.1.4 Hasil Keseluruhan Uji Inderawi Egg Roll………. 85

4.1.5 Hasil Kesukaan Egg Roll Hasil Eksperimen

dan Egg RollKontrol………. 87

4.1.6 Hasil Uji Kimiawi Egg Roll Hasil Eksperimen

dan Egg RollKontrol……….. 88

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian……….. 90

4.2.1 Pembahasan Perbedaan Mutu Egg Roll Hasil Eksperimen

dan Egg RollKontrol……… 93

4.2.2 Pembahasan Hasil Uji Kesukaan……… 94

4.2.3 Pembahasan Hasil Uji Kimiawi……… 94

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………. 95

5.2 Saran……….. 96

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman.

2.1 Kandungan Gizi Biji Koro Benguk……… 14

2.2 kandungan Gizi Tepung Terigu……….. 13

2.3 Komposisi Gizi Tepung Terigu………. 21

2.4 Syarat Mutu Tepung Terigu (SNI 3751:2009)………. 21

2.5 Komposisi Kimia Telur………. 24

2.6 SNI Telur (3926-2008)……… 24

2.7 SNI Telur Ayam Mikrobiologis……….. 26

2.8 Komposisi Kimia Gula……….. 27

2.9 SNI Butter atau Mentega (01-3744-1995)……… 28

2.10 Komposisi Kimia Margarin………. 29

2.11 SNI Margarin (01-3541-2002)………. 29

2.12 Resep Dasar Egg roll……… 32

3.1 Daftar Bahan-bahan pembuatan Egg roll……….. 52

3.2 Peralatan dalam membuat Egg roll……….. 54

3.3 Interval Kelas Rerata dan Kriteria Uji Inderawi……….. 71

3.4 Interval Presentase Uji Kesukaan………. 74

4.1 Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Egg Roll Bahan Dasar Tepung Koro Benguk Komposit Tepung Terigu Dan Egg RollKontrol……….. 78

(13)

xiii

Halaman

4.4Hasil Penilaian Egg Roll Tepung Koro Benguk Komposit

Tepung Terigu Dan Egg Roll Kontrol Pada Aspek Warna…………. 81

4.5Hasil Penilaian Egg Roll Tepung Koro Benguk Komposit

Tepung Terigu Dan Egg Roll Kontrol Pada Aspek Aroma……… 82

4.6 Hasil Penilaian Egg Roll Tepung Koro Benguk Komposit

Tepung Terigu Dan Egg Roll Kontrol Pada

Aspek Tekstur Keremahan……… 83

4.7Hasil Penilaian Egg Roll Tepung Koro Benguk Komposit

Tepung Terigu Dan Egg Roll Kontrol Pada Aspek Rasa………. 84

4.8Ringkasan data hasil perhitungan analisis varian klasifikasi

tunggal terhadap egg roll hasil eksperimen dan egg roll kontrol

pada indikator warna, aroma, tekstur keremahan, dan rasa………….. 85

4.9Ringkasan data hasil uji Tukey pada indikator warna berdasarkan

perhitungan analisis klasifikasi tunggal……… 86

4.10 Ringkasan data hasil uji Tukey pada indikator aroma berdasarkan

perhitungan analisis klasifikasi tunggal………. 87

4.11 Ringkasan data hasil uji Tukey pada indikator tekstur Keremahan

berdasarkan perhitungan analisis klasifikasi tunggal………. 88

4.12 Ringkasan data hasil uji Tukey pada indikator rasa

berdasarkan perhitungan analisis klasifikasi tunggal……… 89

4.13 Hasil Keseluruhan Uji Inderawi……….. 90

4.14 Hasil Uji Kesukaan Keseluruhan………. 91

4.15 Tabel Uji Kimiawi terhadap kandungan protein dan serat kasar

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Koro Benguk ………....……. 12

2.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Koro Benguk………. 18

2.3 Egg Roll……… 19

2.4 Skema Kerangka Berfikir………. 41

3.1 Skema Desain Penelitian……….. 45

3.2 Skema Desain Eksperimen……….. 48

3.3 Skema Pembuatan Egg rollTepung Koro benguk……….. 55

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman wawancara seleksi calon panelis… ... 100

2. Daftar nama calon panelis yang mengikuti seleksi……… 101

3. Daftar nama calon panelis yang lolos seleksi wawancara ... 102

4. Data hasil seleksi panelis ... 103

5. Daftar nama calon panelis tahap penyaringan ... 104

6. Formulir penyaringan calon panelis ... 105

7. Hasil penilaian data calon panelis pada tahap uji penyaringan .... 107

8. Daftar nama calon panelis yang mengikuti tahap pelatihan ... 109

9. Formulir pelatihan calon panelis ... 110

10. Hasil tabulasi data calon panelis pada tahap uji latihan ... 112

11. Hasil tabulasi data calon panelis pada tahap reliabilitas... 115

12. Daftar nama panelis yang mengikuti uji inderawi ... 117

13. Formulir uji inderawi ... 118

14. Hasil tabulasi data panelis agak terlatih pada uji inderawi ... 120

15. Hasil Analisis Varian Klasifikasi Tunggal ... 122

16. Daftar nama panelis tidak terlatih ... 133

17. Formulir penilaian uji kesukaan ... 135

18. Hasil keseluruhan uji kesukaan oleh panelis tidak terlatih ... 137

19. Hasil uji kandungan gizi ... 139

20. Hasil Uji Kandungan Tepung Koro Benguk………. 140

21. Foto proses pengambilan data uji inderawi Egg roll ... 141

22. Foto produk bahan yang digunakan ... 142

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Indonesia kaya akan hasil pertanian, termasuk kelompok kacang-kacangan

yang kaya protein seperti kecipir, koro-koroan, kedelai, dan lain-lain. Namun,

potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu contohnya adalah

pada pengolahan koro benguk (Mucuna pruriens L). Tanaman koro benguk

termasuk tanaman berumur panjang, lebih dari dua tahun. Tanaman koro benguk

dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah dan bertanah gembur dengan derajat

keasaman (ph) 5,5-6,5. (Haryoto,2000:9)

Tanaman koro benguk bersifat adaptif sehingga tidak memerlukan perawatan

khusus, yang diperlukan hanyalah tongkat bambu untuk penyangga tanaman. Oleh

sebab itu, koro-koroan merupakan jenis tanaman yang mudah dibudidayakan dan

tidak memerlukan biaya yang mahal, tetapi jenis tanaman ini sudah mulai

dilupakan oleh para petani. Kemungkinan ini terjadi karena umur koro-koroan

relatif panjang ( masa tanam) dan adanya kandungan HCN ( asam sianida) pada

sebagian besar jenis koro (Widianarko, 2003:31)

Buah koro benguk menggerombol pada batang dan termasuk jenis buah

polong-polongan. Panjang buah antara 5-8 cm dan berisi sekitar 7 biji. Saat masih

muda, kulit buah berwarna hijau dan berbulu halus menyerupai kain bludru. Jika

sudah tua, bulu-bulu halus yang tadinya berwarna coklat muda berubah menjadi

coklat hitam. Para petani umumnya membiarkan buah koro benguk hingga kering

(17)

di pohon. Biji koro benguk umumnya sebesar ujung kelingking, bentuknya

mendekati persegi dengan ketebalan sekitar 5 mm. Biji yang telah tua mempunyai

kulit luar yang sangat keras, sehingga dapat disimpan lama (Haryoto, 2000:8).

Biji koro benguk lebih keras daripada biji kedelai dan mengandung asam

sianida (HCN ) yang bersifat racun. Namun kandungan asam sianida (HCN)

tersebut dapat dikurangi dengan cara yang sederhana, yakni dengan direndam

dalam air bersih selama 24 - 48 jam. Selama perendaman , setiap 6-8 jam sekali

air diganti (Haryoto, 2000:11).

Koro benguk mempunyai berbagai keunggulan, selain mudahnya dalam

membudidayakan, berdasarkan uji laboratorium yang telah dilakukan peneliti di

laboratorium FTP UNIKA (2014), koro benguk rase juga mempunyai kandungan

gizi seperti karbohidrat 57,78%, protein 25,14, lemak 4,94%, air 10,73% dan serat

kasar 4,62%. Sedangkan kandungan gizi pada tepung terigu karbohidrat 77,25,

protein 9,0%, lemak 1,0%, air 11,8%,dan serat 0,3%. Kandungan gizi tepung koro

benguk tersebut sebenarnya mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan

menjadi bahan pangan yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Pengolahan koro benguk masih sangat terbatas yang biasanya hanya diloah

menjadi tempe, tahu dan kecap. Padahal koro benguk dapat diolah menjadi tepung

sebagai bahan pembuatan kue yang beraneka ragam baik dari bentuk ataupun

rasanya. Beberapa karakteristik tepung koro benguk hampir sama dengan tepung

terigu, sehingga dapat digunakan dalam pembuatan egg roll. Produk Egg roll bisa

menggunakan tepung koro benguk karena dalam pembuatan egg roll tidak perlu

(18)

digunakan untuk membuat egg roll adalah tepung terigu yang kandungan protein

9,5-11% yaitu berprotein sedang. Tepung koro benguk kandungan protein lebih

besar dari tepung terigu yaitu mengandung protein 25,1g, sehingga tepung koro

benguk bisa dijadikan mengganti tepung terigu dalam pembuatan egg roll.

Egg roll merupakan makanan ringan yang cara pembuatannya dengan cara

dipanggang kemudian digulung dengan alat penjepit. Pada umumnya ciri khas

dari egg roll ini adalah rasanya manis, teksturnya remah, bentuknya gulungan

utuh, berlubang, dan tidak pecah-pecah (khongguan-grup, 2013). Salah satu

industri egg roll yang terkenal yaitu industri Monde. Egg roll Monde memiliki

kriteria tekstur yang remah, bewarna kuning keemasan, dan rasa manis. Aroma

khas egg roll berasal dari perpaduan bahan-bahan yang digunakan seperti telur,

margarin, susu dan vanili. Resep dasar egg roll yang berada dipasaran terbuat

dari bahan dasar tepung terigu, telur dan margarin. Telur dan margarin selain

sebagai bahan dasar dalam adonan juga berfungsi untuk menambah nilai gizi.

Peneliti telah melakukan percobaan pendahuluan dengan membuat egg roll

koro benguk dengan menggunakan bahan 100% tepung koro benguk, telur, gula,

margarin, butter, vanili, susu, ovalet dan vanili. Pada percobaan tersebut

menghasilkan kriteria tekstur terlalu mudah pecah, warna coklat dan rasa seperti

egg roll. Egg roll yang mudah pecah, peneliti memasukkan dalam mesin

pengering bertujuan agar egg roll lebih keras dan tidak mudah pecah, karena

dengan memasukkan egg roll dalam mesin pengering kandungan air dan lemak

pada egg roll berkurang. Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti lebih lanjut

(19)

komposit 25% tepung koro benguk : 75% tepung terigu, 50% tepung koro benguk

: 50% tepung terigu, 75% tepung koro benguk : 25% tepung terigu. Uraian

mengenai koro benguk dan egg roll mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian dengan judul “EKSPERIMEN PEMBUATAN EGG ROLL

MENGGUNAKAN BAHAN KOMPOSIT TEPUNG KORO BENGUK

(Mucuna pruriens L)

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan penggunaan tepung koro benguk yang berbeda ukurannya

sebesar 25%, 50% dan 75% maka permasalahan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1.2.1 Adakah perbedaan mutu inderawi egg roll hasil eksperimen dengan

perbandingan 25% tepung koro benguk : 75% tepung terigu, 50% tepung

koro benguk : 50% tepung terigu, 75% tepung koro benguk : 25% tepung

terigu ditinjau dari aspek warna, rasa, tekstur, dan aroma dibandingkan

egg roll kontrol

1.2.2 Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap egg roll hasil

eksperimen dan egg roll kontrol?

1.2.3 Berapa kandungan protein dan serat kasar pada egg roll hasil eksperimen

serta egg roll kontrol?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1.2.4 Untuk mengetahui perbedaan mutu inderawi egg roll hasil eksperimen

(20)

tepung koro benguk : 50% tepung terigu, 75% tepung koro benguk : 25%

tepung terigu ditinjau dari aspek warna, rasa, tekstur, dan aroma

dibandingkan egg roll kontrol

1.2.5 Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap egg roll hasil

eksperimen dan egg roll kontrol.

1.2.6 Untuk mengetahui kandungan protein dan serat kasar pada egg roll hasil

eksperimen serta egg roll kontrol.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat langsung hasil penelitian

1.4.1.1Hasil eksperimen dapat meningkatkan pemanfaatan tepung koro benguk

untuk bahan olahan pangan.

1.4.1.2Hasil eksperimen dapat memperbanyak diversifikasi pangan dari bahan

tepung koro benguk

1.4.1.3Hasil penelitian dapat saya terapkan untuk membuka usaha produksi egg

roll dari tepung koro benguk .

1.4.2 Manfaat tidak langsung hasil penelitian

1.4.2.1 Menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan

koro benguk sebagai bahan egg roll.

1.4.2.2 Untuk dapat saya sumbangkan sebagai tambahan referensi bagi

perpustakaan Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik

(21)

1.4.2.3 Memberi masukan pada Lembaga Pengabdian Masyarakat (LP2M) untuk

menjadi bekal mahasiswa KKN dalam memberikan ketrampilan kepada

masyarakat.

1.5

Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menafsirkan judul skripsi

“EKSPERIMEN PEMBUATAN EGG ROLL MENGGUNAKAN BAHAN

KOMPOSIT TEPUNG KORO BENGUK (Mucuna pruriens L)maka perlu

diberi penegasan istilah sebagai berikut :

1.5.1 Eksperimen

Eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk

mengungkapkan hubungan sebab-akibat antara variabel yang sengaja diadakan

terhadap variabel diluar variabel yang di teliti (Hadari Nawawi, 1996:130).

Maksud eksperimen dalam penelitian ini adalah ekperimen pembuatan egg roll

dengan komposit tepung koro benguk yaitu perbandingan 25% tepung koro

benguk : 75% tepung terigu, 50% tepung koro benguk : 50% tepung terigu, 75%

tepung koro benguk : 25% tepung terigu. pada kualitas egg roll, ketika digunakan

sebagai bahan dasar pada pembuatan egg roll.

1.5.2 Pembuatan

Pembuatan adalah proses, cara atau perbuatan membuat (Kamus Besar

Bahasa Indonesia ,2005). Pembuatan pada penelitian ini adalah pembuatan egg

roll tepung koro benguk komposit dengan tepung terigu perbandingan 25%,50%,

dan75%.

(22)

Egg roll merupakan makanan ringan yang cara pembuatannya dengan

cara dipanggang kemudian digulung dengan alat penjepit. Pada umumnya ciri

khas dari egg roll ini adalah rasanya manis, teksturnya remah, bentuknya

gulungan utuh, berlubang, dan tidak pecah-pecah (khongguan-grup, 2013). Bahan

membuat egg roll tepung terigu yaitu telur, gula, margarin, butter orchid, butter

wishman, vanili, susu, ovalet dan vanili.

1.5.4 Komposit

Komposit merupakan kata dasar dari compound yang artinya susunan,

sedangkan komposit merupakan kata sifat yang artinya campuran atau gabungan

dua bahan lebih (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1992) ).

Komposit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pencampuran antara

tepung koro benguk dan tepung terigu dalam jumlah yang bervariasi yaitu :

a. 25% tepung koro benguk : 75% tepung terigu

b. 50% tepung koro benguk : 50% tepung terigu

c. 75% tepung koro benguk : 25% tepung terigu

1.5.5 Tepung koro benguk

Tepung koro benguk merupakan olahan dari koro benguk ( mucuna

pruriens l) yang mengalami proses perendaman, perebusan, pengupasan,

pengeringan, penggilingan, dan pengayakan dengan ukuran mesh 60.

1.6 Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal skripsi, bagian

(23)

1.6.1 Bagian Awal Skripsi

Bagian awal berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Halaman Motto

dan Persembahan, Kata Pengantar, Daftar isi, Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan

Daftar Lampiran. Bagian awal memberikan kemudahan kepada pembaca untuk

mencari bagian penting secara cepat.

1.6.2 Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu:

1.6.2.1Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan, Penegasan Istilah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Skripsi. Bab pendahuluan

ini memberikan gambaran kepada pembaca tentang isi skripsi.

1.6.2.2 Bab II Landasan Teori dan Hipotesis

Metode penelitian digunakan sebagai pegangan atau pedoman dalam kegiatan

penelitian. Pada bab ini akan diuraikan tentang Metode Objek Penelitian, Variabel

Penelitian, Metode Penelitian, Alat Pengumpulan Data, dan Metode Analisis

Data. Metode analisis data berguna untuk menganalisis data dan menguji

kebenaran hipotesis.

1.6.2.3Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini dipaparkan tentang metode penentuan objek penelitian meliputi

metode penentu objek penelitian, metode pendekatan penelitian, metode

pengumpulan data, alat pengumpulan data, metode analisis data. Metode

penelitian ini digunakan untuk menganalisa data dan kebenaran hipotesis dalam

(24)

1.6.2.4Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan tentang data penelitian secara garis besar serta

pembahasan, sehingga data yang ada mempunyai arti.

1.6.2.5Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam kesimpulan dan saran diuraikan tentang rangkuman hasil penelitian

yang ditarik dari Analisis dan Pembahasan. Saran berusu tentang alternatif

perbaikan atau masukan yang berkaitan dengan penelitian.

1.6.3 Bagian Penutup Skripsi

Pada bagian akhir skripsi berisi tentang:

1.6.3.1Daftar pustaka berisi daftar buku dan literature yang berkaitan dengan

penelitian

1.6.3.2Lampiran merupakan kelengkapan dari Skripsi yang berisi data penelitian

secara lengkap, contoh-contoh perhitungan dan keterangan lain yang

(25)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1

Tinjauan Umum tentang Koro Benguk (

Mucuna pruriens

L)

Koro benguk (Mucuna pruriens L.) termasuk dalam keluarga Fabaceae.

Beberapa nama umum dari koro benguk yaitu velvet bean, mucuna, Bengal bean,

Mauritius bean, itchy bean, dan buffalo bean (Salau & odeleye,2007). Sedangkan

petani di Wonogiri mengenal 23 jenis tanaman koro yang disebut sebagai nama

lokal, antara lain koro uceng, koro legi, koro glinding, koro benguk putih, koro

benguk rase, koro benguk rawe, koro benguk ceplis, koro benguk arab, koro gajih,

koro loke, koro begog/pedang, koro beton/endi, koro ireng/pahit, koro cipir, koro

cipir welut, koro mangsi, koro cecak, koro eblek, koro plenthi, koro ijo, koro

gude, kacang lucu, dan koro urang. (Widianarko,budi dkk,2003:42-47). Tanaman

benguk termasuk tanaman yang berumur panjang lebih dari dua tahun. Tanaman

koro benguk dapat tumbuh baik di dataran rendah dan beriklim kering. Tanah

yang subur, gembur, dan mempunyai derajat keasaman (pH) 5,5-6,5.

(Haryoto,2000:9).

Tanaman koro benguk berbentuk perdu dan tergolong tanaman melilit. Batang

tanaman berbentuk bulat kecil berwarna hijau kekuning-kuningan dan panjangnya

dapat mencapai 10 m. Daun koro benguk berbentuk segitiga yang panjangnya

mencapai 10 cm. Tiap tangkai daun terdiri atas 3 lembar daun yang berwarna

hijau agak muda. Sedangkan buahnya menggerombol pada batang dan termasuk

jenis buah polong-polongan. Panjang buah antara 5-8 cm dan berisi sekitar 7 biji.

(26)

Saat masih muda, kulit buah berwarna hijau dan berbulu halus menyerupai kain

bludru . jika sudah tua, bulu-bulu halus yang tadinya berwarna cokelat hitam. Biji

benguk umumnya sebesar kelingking, bentuknya mendekati persegi dengan

ketebalan sekitar 5 mm. Biji yang telah tua mempunyai kulit luar yang sangat

keras, sehingga dapat disimpan lama. ( Haryoto,2000:7-8).

Tanaman koro benguk yang paling bermanfaat adalah bijinya. Pemanfaat biji

koro benguk serupa dengan biji kedelai, yakni sebagai sumber bahan makanan.

Sebagian masyarakat sudah terbiasa memanfaatkan buah koro benguk yang masih

muda sebagai sayuran dan bijinya yang sudah tua (kering) sebagai bahan baku

tempe benguk.

Biji benguk lebih keras daripada biji kedelai dan mengandung asam sianida

(HCN) yang bersifat racun. Asam sianida (HCN) tersebut mudah dihilangkan

dengan cara sederhana, yakni direndam dalam air bersih selama 24 - 48 jam.

Selama perendaman, setiap 6-8 jam sekali airnya diganti. (Haryoto,2000:10-11).

Tanaman koro benguk sangat mudah dicirikan dengan adanya bintil akar.

Bintil akar tersebut mengandung bakteri Rhizobium, yang mampu mengikat unsur

nitrogen dari udara. Dengan kemampuannya ini, koro benguk dapat berperan

dalam penyuburan tanah ( Widianarko,dkk ,2003:29). selain itu, ditinjau dari

harganya koro benguk merupakan sumber protein yang murah jika dibandingkan

dengan biji kedelai atau bahan lainnya.

Asam Sianida (HCN) bersifat racun bagi manusia. Sumber Lab.Fak.Teknologi

Hasil pertanian ,UGM (1997) koro benguk sebelum direndam mengandung

(27)

pada bahan pangan sebagai bagian dari komponen gula (sianogenik glukosida)

ataupun sebagai suatu senyawa yang terbentuk secara alami. Konsentrasi

sianogenik glukosida pada tanaman dapat bervariasi, yang disebabkan oleh

genetik dan faktor lingkungan seperti lokasi, musim, dan jenis tanah (JECFA

1993 diacu dalam WHO 2004).

Pada penelitian ini, jenis koro benguk yang digunakan yaitu koro benguk

Rase. Ciri dari koro benguk rase yaitu warna bunga biru, polongnya agak

kehitaman, Bijinya kecil, bulat, pipih, dan berwarna hitam blirik. Tanaman

tumbuh di tegalan secara merambat ( Widianarko,2003:43).

Gambar 2.1. Koro benguk Rase

2.1.1 Kandungan Gizi Koro Benguk

Kandungan gizi koro benguk selain proteinya yang tinggi, koro benguk juga

merupakan sumber kalsium yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan dan

(28)

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Biji Koro Benguk dalam Tiap 100 gram Bahan.

No. Zat gizi Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Energi ( kkal )

Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Abu Fosfor (mg) Besi (mg)

Vitamin A (S.I)

Vitamin B (mg)

Vitamin C (mg)

Air (g) 332 24 3 55 30 3 200 2 70 0,3 0 15

Sumber : Tabel komposisi pangan Indonesia, 2008

Sedangkan Kandungan gizi pada tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 kandungan gizi tepung terigu dalam tiap 100 gram bahan.

No. Zat gizi Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Energi ( kkal )

(29)

No. Zat Gizi Jumlah

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Besi (mg)

Natrium

Vitamin A (S.I)

Vitamin B (mg)

Vitamin C (mg)

Air (g)

1,3

2

0

1,17

0

11,8

Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2008

2.2

Tinjauan Umum tepung Koro benguk

Pemanfaatan koro benguk masih rendah, Salah satu cara untuk meningkatkan

nilai ekomoni yang tinggi dan penyimpanan yang lama maka salah satunya

dengan pembuatan tepung koro benguk dari koro benguk sehingga akan

meningkatkan nilai ekonomis yang tinggi dengan cara diolah menjadi tepung yang

masih mempunyai kandungan gizi tinggi salah satunya protein.

Pembuatan tepung koro benguk dilakukan dengan cara pengeringan atau

penjemuran yang telah digiling / dihaluskan. Pengeringan tepung koro benguk

pengering kabinet adalah pada suhu 60º C selama 6 jam. Setelah kering, tepung

diayak sampai menjadi tepung dengan tingkat kehalusan tertentu 80-100 mesh.

Tepung koro benguk merupakan bahan setengah jadi yang mempunyai potensi

untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku ataupun komposit pada industri pangan

yang sekaligus dapat berfungsi sebagai bahan komposit egg roll tepung terigu.

Upaya pemanfaatan tepung koro benguk mempunyai beberapa keunggulan yaitu

selain dalam harga koro benguk yang relatif murah, karena untuk harga tepung

(30)

Rp.12.000, selain itu juga kandungan gizi yang tinggi, proses pembuatan tepung

koro benguk relatif mudah, dan sederhana yang dapat dilakukan oleh industri

rumah tangga sampai industri besar. Produk makanan olahan ini akan mampu

menekan biaya produksi untuk industri makanan olahan yang mempunyai

kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan uji lab FTP UNIKA (2014), tepung koro

benguk rase mempunyai kandungan gizi seperti karbohidrat 57,78 %, protein

25,14 %, lemak 4,94 %, air 10,73 %, dan serat kasar 4,62 %. Menurut Winarno

(2004) hal ini sejalan dengan pendapat para ahli pangan bahwa pemanfaatan

bahan pangan berkarbohidrat tinggi dalam bentuk pangan lebih menguntungkan,

karena lebih fleksibel, mudah dicampur, dapat diperkaya zat gizinya (fortifikasi),

ruang tempat lebih efisien, daya tahan simpan lebih lama, dan sesuai dengan

tuntunan kehidupan modern yang serba praktis.

Menurut Winarno (2004), Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam

menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa,warna,tekstur,dan

lain-lain. Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, bail berupa gula

sederhana,heksosa,pentose,maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi

seperti pati,pectin,selulosa,dan lignin.

2.2.1 Proses pembuatan tepung koro benguk.

Proses pembuatan tepung koro benguk diawali dengan pemilihan bahan atau

seleksi bahan, selanjutnya pencucian, perendaman, perebusan, penirisan,

pengupasan, penggilingan, pengeringan, pengayakan dan pengemasan. Proses

pembuatan tepung koro benguk sebagai berikut :

(31)

Pertama yang dilakukan yaitu mempersiapkan bahan dengan memilih koro

benguk yang warna sama, sejenis dan tidak ada bagian yang busuk, karena

kualitas bahan baku (koro benguk) menentukan kualitas hasil tepung dan produk

hasil olahan.

2.2.1.2 Pencucian

Tahap kedua yaitu pencucian koro benguk. Pencucian ini bertujuan untuk

menghilangkan tanah/kotoran yang menempel pada koro benguk. Air yang

digunakan untuk mencuci koro benguk yaitu air bersih yang menurut SNI

03-2399-2002 adalah air yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi

keperluan sehari-hari yang memenuhi persyaratan baku mutu air bersih yang

ditetapkan.

2.2.1.3 Perendaman

Tahap ketiga yaitu perendaman, mengingat bahwa koro benguk mengandung

zat racun asam sianida (HCN), maka perlu dilakukan perendaman dalam air bersih

selama 24-48 jam. Selama perendaman, setiap 6-8 jam sekali air diganti

(Haryoto,2000:11)

2.2.1.4 Perebusan

Tahap keempat yaitu perebusan, koro benguk yang sudah direndam direbus

dalam air mendidih selama ± 30 menit sampai menjadi lunak, ditiriskan dan

dikupas kulitnya. (Departemen pertanian Ungaran, 1997:11)

(32)

Tahap kelima yaitu pengupasan. Pengupasan kulit koro benguk menggunakan

tangan dikarenakan kulit yang sudah lunak lebih mudah untuk dikupas,

pengupasan koro benguk dari kulit.

2.2.1.6 Penggilingan atau penepungan

Tahap keenam yaitu penggilingan atau penepungan. Penggilingan dilakukan

pada koro benguk yang telah di kupas. Proses penggilingan atau penepungan

menggunakan alat penggilingan atau penepungan tipe Hammer mill, tujuannya

untuk mempermudah pada proses pengayakan. Ampas atau bagian koro benguk

yang kasar setelah proses penggilingan atau dihaluskan dapat dilakukan

penggilingan ulang guna mendapatkan rendemen tepung yang maksimum

(Antarlina, 2009:8).

2.2.1.7 Pengeringan

Tahap ketujuh yaitu pengeringan, koro benguk yang sudah dihaluskan

memerlukan waktu pengeringan dengan panas matahari selama 24 - 48 jam atau

menggunakan alat pengering mekanis pada suhu 50 selama jam. Alat

yang digunakan pada proses penjemuran koro benguk yaitu rak, dengan alas dari

bahan yang tidak korosif, misalnya anyaman bambu, sasak nampan aluminium.

2.2.1.8 Pengayakan

Tahap kesembilan yaitu pengayakan dengan menggunakan ayakan 80 mesh

yang bertujuan untuk memisahkan bagian tepung yang kasar dan yang halus

sehingga diperoleh tepung butiran tepung seragam. Makin halus ukuran lubang

(33)
[image:33.595.257.413.131.508.2]

Gambar 2.2 Diagram Alir Proses pembuatan tepung koro benguk.

2.3

Tinjauan umum tentang

Egg roll

Egg roll adalah makanan ringan berupa cookies telur berbentuk roll/ gulung

(khongguan-grup,2013). Egg roll merupakan makanan ringan yang cara

pembuatannya dengan cara dipanggang kemudian digulung dengan alat penjepit.

Ciri khas dari egg roll ini adalah rasanya manis, teksturnya remah, bentuknya

yang panjang dan berlubang. Bahan dasar egg roll antara lain, tepung terigu,

Pencucian ± 20m

Perendaman ±24 jam

Perebusan ± 30m

Pengupasan ±2 jam

Pengeringan ± 24 jam

Pengayakan ±30 m Penggilingan ±30m

Biji Koro Benguk

(34)

lemak, telur, gula, dan cake emulsifier. Egg roll yang baik memiliki kriteria antara

lain rasa manis, aroma telur, warna kuning keemasan dan teksturnya yang remah.

Dalam pengolahan egg roll perlu adanya Standar Nasional Indonesia (SNI)

sebagai tolak ukur untuk mengahasilkan egg roll yang berkualitas. Akan tetapi

standarisasi egg roll saat ini belum dikeluarkan oleh badan SNI, sehingga pada

penelitian ini acuan yang digunakan yaitu menggunakan informasi gizi produk

egg roll dengan kualitas tinggi yang ada di pasaran . Informasi gizi tersebut

didapat dari kemasan produk egg roll dengan merk dagang “Serena Egg Rolls

Monde”. Berikut informasi gizi per sajian “Serena Egg Rolls Monde”.

1. Lemak 10%

2. Protein 3%

3. Karbohidrat 7%

4. Natrium 1%

Sumber : Monde Serena Egg Rolls, 2014

[image:34.595.218.407.527.665.2]
(35)

2.3.1 Bahan untuk Pembuatan Egg Roll.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan egg roll terdiri dari bahan

dasar dan bahan tambahan.

2.3.1.1 Bahan Dasar

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan egg roll adalah tepung terigu,

telur, gula pasir, margarin.

2.3.1.1.1 Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan tepung yang dihasilkan dari penggilingan biji

gandum. Gandum adalah tanaman biji-bijian yang masuk dalam family Graminee

dari genus Triticum (Syarbini,2013:15). Menurut syarbini (21-22) ,Klasifikasi

tepung terigu menjadi 3 kategori berdasarkan kandungan protein terigu yang

dihasilakan. Ketiga kategori tersebut adalah:

1) Tepung terigu dengan kandungan protein tinggi (Hard Flour), memiliki

kandungan protein antara 12%-14%. Tepung jenis ini merupakan tepung

sangat baik untuk membuat berbagai jenis roti yang merupakan volume

besar atau untuk roti yang dicampur dengan buah atau biji-bijian.

2) Tepung terigu dengan kandungan protein sedang (medium flour), memiliki

kandungan protein antara 10%-11,5%. Tepung jenis ini merupakan jenis

tepung yang biasanya digunakan untuk membuat cake, mi basah, pastry,

dan kue.

3) Tepung terigu dengan kandungan protein rendah ( soft flour), memiliki

kandungan protein 8%-9%. Tepung jenis ini digunakan untuk membuat

(36)

Adapun tepung terigu yang tepat untuk bahan dasar egg roll adalah jenis

tepung terigu protein sedang, karena pembuatan egg roll tidak membutuhkan

pengembangan pada saat proses pemanggangan. Tepung terigu protein sedang

yang mempunyai kadar protein (gluten) 10-11,5 %, Ciri-ciri tepung terigu yang

baik putih bersih, tidak menggumpal dan tidak berbau apek. Komposisi tepung

[image:36.595.136.492.303.477.2]

terigu tiap 100 gram dapat dilihat pada tabel 2.3:

Tabel 2.3 Komposisi gizi tepung terigu tiap 100 g

Sumber : Tabel Komposisi pangan indonesia,2008

No. Zat gizi Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Energi ( kkal )

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Serat

Air (g)

333

9,0

1,0

77,2

0,3

(37)

Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia, syarat dan mutu dari

[image:37.595.129.475.198.735.2]

tepung terigu baik secara fisik maupun mikrobiologis dapat dilihat pada Tabel 2.4

Tabel 2.4. Syarat mutu tepung terigu sebagai bahan makanan SNI 3751:2009

Jenis uji Satuan Persyaratan

Keadaan a. Bentuk b. Bau c. Warna - - - - serbuk

normal (bebas dari bau asing)

putih, khas terigu

Benda asing - Tidak ada

Serangga dalam semua bentuk stadia dan potongan-potongannya yang tampak

- Tidak ada

Kehalusan, lolos ayakan 212 µm (mesh No. 70) (b/b)

% min 95

Kadar Air (b/b) % maks. 14,5

Kadar Abu (b/b) % maks. 0,70

Kadar Protein (b/b) % min. 7,0

Keasaman mg KOH/ 100 g maks 50

Falling number (atas dasar

kadar air 14 %)

Detik min. 300

Besi (Fe) mg/kg min. 50

Seng (Zn) mg/kg min. 30

Vitamin B1 (tiamin) mg/kg min. 2,5

Vitamin B2 (riboflavin)

mg/kg min. 4

Asam folat mg/kg min. 2

Cemaran logam: a. Timbal (Pb) b. Raksa (Hg) c. Kadmium (Cd)

mg/kg mg/kg mg/kg maks. 1,0 maks. 0,05 maks. 0,1

Cemaran Arsen mg/kg maks. 0,50

Cemaran mikroba: a. Angka lempeng total b. E. coli

c. Kapang d. Bacillus cereus

koloni/g APM/g koloni/g koloni/g

(38)

2.3.1.1.2 Telur

Telur merupakan salah satu hasil dari unggas. Jenis telur yang ada dipasaran

yaitu telur ayam, telur bebek dan telur puyuh. Telur juga merupakan bahan

makanan yang bergizi tinggi karena mengandung protein sempurna dan kaya akan

kandungan vitamin, diantaranya adalah vitamin A, thiamin, riboflavin, dan

vitamin D. Vitamin D dalam telur merupakan penyumbang terpenting bagi tubuh,

karena tidak semua bahan makanan memiliki kandungan vitamin D. Kandungan

vitamin D pada telur mempunyai kelebihan karena mengandung semua zat gizi

yang diperlukan dan mudah dicerna oleh tubuh. Telur yang biasa digunakan

dalam pembuatan egg roll ini adalah telur ayam. Telur ayam dapat mempengaruhi

tekstur kue karena memiliki daya emulsi sehingga menjaga kestabilan adonan dan

sebagai pengikat bahan-bahan lain dalam adonan (Prihastuti dkk, 2008).Telur

dalam pembuatan egg roll juga berfungsi sebagai bahan pengembang, menambah

aroma dan menambah rasa gurih serta menambah nilai gizi. Ciri-ciri telur yang

baik adalah kulit telur tidak retak, aromanya tidak busuk, jika dipecah keadaan

[image:38.595.142.412.565.740.2]

kuning telur masih utuh dan berada di tengah-tengah telur.

Tabel 2.5. Komposisi Kimia Telur per 100g

No. Komposisi Jumlah

1 Kalori (kal) 361

2 Karbohidrat (g) 0,7

3 Lemak (g) 81

4 Protein (g) 16,3

5 Kalsium (mg) 147

6 Fosfor (mg) 586

(39)

No. Komposisi Jumlah

8 Vitamin A (RE) 2000

9 Vitamin B (mg) 0,27

10 Air (g) 49,4

Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2008

Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia, syarat dan mutu dari telur

[image:39.595.140.413.110.202.2]

ayam baik secara fisik maupun mikrobiologis dapat dilihat pada Tabel 2.6

Tabel 2.6. SNI Telur Ayam Konsumsi berdasarkan fisik (SNI 3926-2008)

No Faktor Mutu Tingkat mutu

Mutu I Mutu II Mutu III 1 Kondisi kerabang

a. Bentuk b. Kehalusan c. Ketebalan d. Keutuhan e. Kebersihan Normal Halus Tebal Utuh Bersih Normal Halus Sedang Utuh Sedikit noda kotor (stain) Abnormal Sedikit kasar Tipis Utuh

Banyak noda dan sedikit kotor

2 Kondisi kantung udara

(dilihat dengan peneropongan) a. Kedalaman kantong udara b. Kebebasan bergerak <0,5 cm Tetap ditempat 0,5 cm-0,9 cm Bebas bergerak >0,9 cm

Bebas bergerak dan dapat terbentuk gelembung udara 3 Kondisi putih telur

a. Kebersihan b. Kekentalan c. Indeks Bebas bercak darah atau benda asing lainnya Kental 0,134-0,175 Bebas bercak darah atau benda asing lainnya Sedikit encer 0,092-0,133

Ada sedikit bercak darah, tidak ada benda asing lainnya

Encer, kuning telur belum tercampur dengan putih telur 0,050-0,091 4 Kondisi kuning telur

a. Bentuk b. Posisi c. Penampakan batas d. Kebersihan e. Indeks Bulat Di tengah Tidak jelas Bersih 0,458-0,521 Agak pipih Sedikit bergeser dari tengah Agak jelas Bersih 0,394-0,457 Pipih Agak kepinggir Jelas Bersih 0,330-0,393

5 Bau Khas Khas Khas

(40)
[image:40.595.109.522.138.305.2]

Tabel 2.7. SNI Telur Ayam Konsumsi berdasarkan mikrobiologis (SNI

3926-2008)

No Jenis cemaran mikroba Satuan Mutu mikrobiologis (Batas

Maksimum Cemaran

Mikroba/BMCM)

1 Total Plate Count (TPC) cfu/g 1x105

2 Coliform cfu/g 1x102

3 Escherichia coli MPN/g 5x101

4 Salmonella sp per 25 g Negatif

Sumber: BSN 2008

2.3.1.1.3 Gula pasir

Gula merupakan salah satu bahan dalam pembuatan egg roll. Menurut Budi

sutomo (2012:8) , gula pasir terbuat dari cairan sari tebu. Setelah melalui prosese

kristalisasi, sari tebu ini akan berubah menjadi butiran gula berwarna putih bersih

atau putih agak kecoklatan (raw sugar).

Fungsi gula pasir dalam pembuatan egg roll adalah pemberi rasa manis,

mengatur warna dan aroma egg roll supaya lebih menonjol. Ciri-ciri gula pasir

yang baik putih, bersih dan tidak menempel satu sama lain. Komposisi kimia gula

dapat dilihat pada tabel 2.8

Tabel 2.8 Komposisi Kimia Gula per 100g

No. Komposisi Jumlah

1 Energi (kkal) 394

2 Karbohidrat (g) 94

3 Lemak (g) 0

4 Protein (g) 0

[image:40.595.134.462.582.733.2]
(41)

No. Komposisi Jumlah

6 Fosfor (mg) 1

7 Besi (mg) 0,1

8 Vitamin B tiamin (mg) 0

9 Air (g) 5,4

Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2008

2.3.1.1.4 Mentega (Butter)

Mentega atau Butter adalah lemak yang terbuat dari susu dengan kandungan

lemak susu 80,47%, kadar air 16,34%, garam 2,34%, kasein dari protein susu,

laktosa dan lain-lain (Pyler,1979). Pemilihan butter sebagai bahan lemak dalam

produk pastry dan bakery adalah cita rasa dan aroma fresh butter yang dominan

sebagai pembentuk rasa dan aroma produk yang dihasilkan (Syarbini,2013:47).

Menurut Standar Nasional Indonesia, syarat dan mutu dari butter dapat dilihat

[image:41.595.134.462.112.240.2]

pada Tabel 2.9 dibawah ini :

Tabel 2. 9. SNI Butter atau Mentega (SNI 01-3744-1995)

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 1.1 1.2 1.3 2 3 4 5 6 7 8 9 Keadaan Bau Rasa

Penampakan pada suhu

dibawah 300C

Air

Lemak susu

Asam lemak bebas sebagai asam butirat

Bilangan Reichert Meissel Bilangan Polenske

Garam dapur (NaCl) Bahan tambahan makanan

Cemaran logam %, b/b %, b/b %, b/b %, b/b - Normal Normal Normal Maks 10,0 Min 80,0 Maks 0,5 23-32 1,6-3,5 Maks 4

Sesuai SNI 01-0222-1995 dan Peraturan

Men.Kes/Per/IX/88

(42)

2.3.1.1.5 Margarin

Margarin adalah emulsi air dalam minyak dengan fase kontinyu berupa lemak

yang terdispersi dalam cairan. Margarin mengandung lemak kurang lebih 80%

dan kadar air 16% dengan bahan-bahan lain seperti garam, perasa, emulsifier,

pewarna makanan, vitamin dan lain sebagainya ( Syarbini,2013:46). Kualitas

margarin yang baik adalah bau segar dan warna kuning mengkilap. Margarin

biasanya digunakan dalam pembuatan roti , kue kering maupun makanan kecil

[image:42.595.131.405.356.521.2]

lainnya.

Tabel 2.10. Komposisi Kimia Margarin per 100g

No Komposisi Jumlah

1 Kalori (kal) 720

2 Karbohidrat (g) 0,6

3 Lemak (g) 81

4 Protein (g) 0,4

5 Kalsium (mg) 20

6 Fosfor (mg) 16

7 Besi (mg) 0

8 Vitamin A (RE) 2000

9 Air 15,5

Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, 2005

Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia, syarat dan mutu dari

margarin dapat dilihat pada Tabel 2.11 dibawah ini :

Tabel 2.11.SNI Margarin (SNI 01-3541-2002)

No Kriteria uji Satuan

Persyaratan Margarin

siap makan

Margarin industry

Margarin krim atau spread

1 Keadaan

1.1 bau

1.2 warna

1.3 rasa

Dapat diterima Dapat diterima Dapat diterima

2 Air % b/b Maks 18

3 Lemak % b/b Min 80

[image:42.595.134.542.584.745.2]
(43)

No Kriteria uji Satuan Persyaratan Margarin siap makan Margarin industry Margarin krim atau spread

6 Asam butirat* % b/b Maks 0,2*

7 Bilangan asam mg KOH/g Maks 4

8 Bahan tambahan

pangan

Sesuai peraturan yang berlaku

9 9.1 9.2 9.3 Cemaran logam Timbal (Pb) Timah (Sn) Raksa (Hg) mg/kg mg/kg mg/kg 0,1 Maks 40,0/250** Maks 0,03 0,1* Maks 40,0/250** Maks 0,03 0,1 Maks 40,0/250 ** Maks 0,03

10 Cemaran arsen

Arsen (As) mg/kg 0,1 0,1 0,1

11 11.1 11.2 11.3 11.4 11.5 11.6 Cemaran mikroba Angka lempeng Total Bakteri bentuk Coli E.Coli S. aureus Salmonella Enterococci Koloni/g APM/g APM/g Koloni/g Koloni/25g Koloni/g

Maks 105

Maks 10

< 3

Maks 102

Negatif

Maks 102

Maks 105

Maks 10

< 3

Maks 102

Negatif

Maks 102

Maks 105

Maks 10

< 3

Maks 102

Negatif

Maks 102

*) untuk margarin yang mengandung lemak susu **) dalam kemasan kaleng

Sumber: BSN 2002

2.3.1.2 Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan egg roll adalah ovalet

(cake emulsifier), susu bubuk dan vanili.

2.3.1.2.1 Ovalet (cake Emulsifier)

Ovalet sebenarnya bukan bahan pengembang, melainkan cake emulsifier atau

pelembut dan penstabil adonan cake homogen dan tidak mudah turun saat dikocok

(44)

monogliserida dan disgliserida. Bahan ovalet juga biasanya menggunakan asam

lemak dari hewan atau tumbuhan ( Sutomo,2012:13)

Salah satu cake emulsifier yang digunakan dalam penelitian ini adalah ovalet

yang umumnya berwarna putih kekuningan, lunak/lembek seperti tekstur selai.

Fungsi ovalet dalam pembuatan egg roll adalah sebagai pelembut/ pengempuk

egg roll.

2.3.1.2.2 Susu

Menurut Syarbini (2013:48) Susu dapat didefinisikan sebagai emulsi partikel

globule lemak dalam air yang mengandung protein, gula, dan mineral. Komposisi

susu sangat bervariasi tergantung berbagai macam faktor, namun rata-rata

komposisi utama dari fraksi susu adalah air (87,5%) dan total padatan susu

(12,5%). Fungsi susu dalam pembuatan egg roll adalah menambah aroma,

menambah nilai gizi, dan memperkuat gluten karena kandungan kalisiumnya.

Jenis susu yang digunakan dalam pembuatan egg roll adalah susu serbuk full

cream, yaitu susu bubuk dengan kandungan rum dan fat penuh (100%) dan tidak

cepat larut dalam air. Ciri Susu bubuk yang baik yaitu susu bubuk jenis full cream

dengan kriteria berwarna kuning keputihan, bersih, berbau wangi khas susu,

kering, dan tidak menggumpal.

2.3.1.2.3 Vanili

Vanili dihasilkan dari tanaman penghasil vanili, yang telah diproses menjadi

vanili bubuk dan vanili cair. Pada pembuatan egg roll ini vanili mempunyai fungsi

(45)

roll pada penelitian ini adalah vanili bubuk. Ciri vanili yang baik yaitu tekstur

lembut, berwarna putih, aroma harum dan tidak menggumpal.

2.3.2 Resep dasar egg roll.

Komposisi bahan dasar dalam pembuatan egg roll mepengaruhi kualitas dari

hasil egg roll yang dibuat, maka untuk mendapatkan hasil egg roll yang baik,

semua bahan ditimbang sesuai komposisi yang ada pada resep dasar standart yang

digunakan. Berikut adalah resep standart egg roll yang dapat dilihat pada Tabel

[image:45.595.161.425.355.537.2]

2.12

Tabel 2.12 Resep Dasar Egg roll

No. Bahan Berat

1. Tepung terigu 150 gram

2. Tepung tapioka 50 gram

3. Putih telur 120 gram

4. Kuning telur 160 gram

5. Gula pasir 200 gram

6. Margarine 150 gram

7. Butter orchid 25 gram

8. Butter wishman 25 gram

9. Ovalet 5 gram

10. Susu bubuk 27 gram

11. Vanili 1 gram

2.3.3 Proses pembuatan Egg roll

Proses pembuatan pembuatan egg roll melalui tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap penyelesaian (finishing).

2.3.3.1Tahap persiapan

Tahap persiapan merupakan langkah awal untuk memulai suatu pekerjaan

sehingga akan mempermudah dan memperlancar didalam proses pembuatan.

(46)

2.3.3.1.1 Seleksi Bahan

Seleksi bahan adalah suatu cara pemilihan bahan - bahan yang akan digunakan

untuk pembuatan egg roll. Seleksi bahan dilakukan dengan cara memilih bahan

yang berkualitas baik untuk digunakan dalam pembuatan egg roll. Seleksi bahan

perlu di lakukan karena akan berkaitan dengan produk yang di hasilkan.

2.3.3.1.2 Penimbangan Bahan

Penimbangan bahan adalah mengukur jumlah bahan-bahan yang akan

digunakan dalam pembuatan egg roll. Penimbangan bahan dilakukan agar

bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan egg roll dapat sesuai dengan resep yang

telah ditentukan agar menghasilkan egg roll yang baik.

2.3.3.2 Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap – tahap yang dilakukan pada proses

pembuatan egg roll meliputi : pencampuran bahan, pemanggangan dan

pencetakan egg roll.

2.3.3.2.1Pencampuran bahan

Pencampuran bahan merupakan proses dimana semua bahan yang akan

diguanakan dalam pembuatan egg roll dioalah menjadi adonan egg roll. Proses

pembuatan egg roll dimulai dari pengocokan telur, gula pasir, dan ovalet sampai

mengembang. Kedua masukkan tepung terigu, susu bubuk dan vanili aduk hingga

(47)

2.3.3.2.2 Pemanggangan dan pencetakan egg roll.

Cetakan egg roll dipanaskan terlebih dahulu, masukan adonan egg roll yang

sudah jadi sebanyak 1 sendok makan kemudian tutup cetakan egg roll 1 menit

kemudian buka cetakan setelah itu digulung menggunakan penjapit khusus egg

roll.

2.3.3.3Tahap penyelesaian (finishing)

Finishing dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang daya simpan egg

roll agar tetap awet kerenyahannya dan juga agar tidak mudak rusak. Egg roll

yang sudah matang dan dingin dikemas menggunakan kemasan yang tertutup

rapat.

2.3.4 Alat yang digunakan dalam pembuatan egg roll.

Mendapatkan egg roll yang berkualitas baik, harus memperhatikan hygiene

dan sanitasi dari alat-alat yang digunakan. Peralatan yang akan digunakan pada

proses pembuatan egg roll harus memiliki persyaratan yaitu, bersih dari kuman,

tidak basah saat akan digunakan, tidak berjamur untuk jenis peralatan dari bahan

kayu dan tidak berkarat untuk jenis peralatan dari bahan logam. Peralatan yang

digunakan juga harus normal dan berfungsi dengan baik.Pada penelitian ini

alat-alat yang digunakan yaitu

2.3.4.1Timbangan

Pada pembuatan Egg roll alat yang digunakan untuk menimbang bahan atau

mengukur bahan cair maupun bahan kering adalah timbangan digital. Timbangan

(48)

menggunakan timbangan digital yaitu posisikan display digital sesuai skala satuan

timbangan.

2.3.4.2Kom adonan atau baskom

Baskom merupakan alat yang digunakan untuk mencampur, mengocok bahan,

dan menguleni adonan kue. Kom atau baskom yang digunakan terbuat dari plastik

dalam kondisi bersih dan kering.

2.3.4.3Mikser (Mixer)

Menurut Syarbini (2013) Mikser adalah alat yang digunakan untuk mengaduk

adonan dari pencampuran bahan-bahan dalam kondisi kering hingga membentuk

adonan. Fungsi utama mixer adalah untuk melarutkan bahan-bahan yang

digunakan dalam proses pembuatan egg roll dan mengaduk adonan hingga adonan

menjadi mengembang. Penggunaan mixer supaya dapat berfungsi dengan baik

yaitu sebelum pemakaian pastikan mixer dalam kondisi baik, kemudian pasang

dengan benar alat pengadukknya dengan keadaan bersih dan kering, apabila sudah

dipasang dengan benar alat pengaduk diputar searah jarum jam. Kecepatan

berputar alat pengaduk mixer dapat diatur secara bertahap.

2.3.4.4 Panci

Panci adalah alat yang digunakan untuk melelehkan margarin dan butter.

Sebelum digunakan panci harus kondisi bersih dan kering. Hal ini bertujuan agar

lemak yang akan dicairkan tidak bercampur dengan air atau kotoran pada panci.

2.3.4.5Sendok

Pada umumnya sendok dibuat dari stainless steel, alpaka, alumunium atau baja

(49)

digunakan yaitu sendok steinless steel, bila sendok yang terbuat dari kuningan

tidak baik hasilnya karena tidak tahan asam, garam, serta dapat merubah warna

pada makanan.

2.3.4.6Kuas

Kuas merupakan alat yang digunakan untuk mengoleskan margarin pada

cetakan Egg roll . Kuas yang digunakan merupakan kuas khusus sebagai alat

bantu mengoles pada makanan.

2.3.4.7Cetakan Egg roll

Cetakan egg roll digunakan untuk mencetak adonan egg roll. Cetakan egg roll

yang digunakan dalam pembuatan egg roll ini menggunakan cetakan egg roll

elektrik yang bahan nya terbuat dari bahan dasar alumunium. Syarat cetakan egg

roll yang digunakan untuk mencetak adonan egg roll yaitu bersih, higienis dan

tidak berkarat.

2.3.4.8Sumpit.

Sumpit yang digunakan terbuat dari bambu, dan digunakan untuk menggulung

egg roll .

2.3.4.9Nampan.

Nampan yang digunakan terbuat dari plastik. Nampan berfungsi sebagai

tempat egg roll yang sudah jadi. Nampan yang digunakan tempat egg roll harus

keadaan bersih dan kering.

2.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas Egg roll.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas egg roll yaitu faktor bahan,

(50)

2.3.5.1Faktor Bahan

Menghasilkan produk egg roll dengan kualitas yang baik, tahap yang harus

dilakukan adalah memilih bahan baku yang baik. Pada Pemilihan bahan baku

harus memperhatikan kualitas bahan. Kualitas bahan merupakan gabungan antara

sifat fisik dan kimia suatu bahan. Secara sederhana sifat fisik meliputi bentuk

bahan, ukuran, rasa, dan aroma bahan. Sedangkan sifat kimia yaitu parameter

mutu dari tiap bahan yang digunakan (Syarbini Husin, 2013).

Menurut Winarno (2004), Kandungan Air merupakan komponen penting

dalan bahan makanan karena air dapat memperngaruhi penampakan, tekstur, serta

cita rasa makanan, selain itu juga kandungan lemak juga berfungsi sebagai media

penghantar panas, seperti minyak goreng, Shortening (mentega putih), lemak

(gajih), mentega, dan margarin. Penambahan lemak juga untuk menambah kalori

serta memperbaiki tekstur dan cita rasa pangan. Sedangkan karbohidrat juga

mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,

misalnya rasa, tekstur, dan warna.

Jika kualitas bahan yang digunakan baik, maka akan menghasilkan produk

yang baik. Pada pembuatan egg roll bahan yang digunakan harus memiliki

kualitas yang bagus, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan yang segar atau

baru, layak dikonsumsi, dan bahan yang dikemas tertera label kemasan meliputi

merk kemasan, expired date atau tanggal kadaluarsa, komposisi bahan, kandungan

gizi, dan cara penyimpananya. bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan

egg roll yaitu tepung terigu, margarin, butter, gula pasir, telur, susu bubuk, ovalet

(51)

batas tanggal kadaluarsa, maka akan menghasilkan kue yang tidak layak

dikonsumsi oleh konsumen karena akan berpengaruh terhadap kesehatan

konsumen. Sehingga bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan egg roll harus

memiliki kualitas yang bagus, karena berpengaruh terhadap kualitas (inderawi dan

kandungan gizi) roti atau kue yang dihasilkan.

2.3.5.2Faktor Alat

Dengan adanya peralatan akan mempermudah dan mempercepat proses

pengolahan. Namun peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan harus

diperhatikan mixser dan timbangan yang valid dan hygiene dan sanitasinya. mixer

yang digunakan harus valid tidak mengalami macet dalam penggunaan mixser

karena bila mixser tidak dalam kondisi valid akan mempengaruhi hasil egg roll.

Selain itu juga timbangan harus valid karena timbangan berfungsi sebagai alat

untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam pembuatan egg roll.

Menurut Fatonah (2005), hygiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah

kesehatan, serta berbagai usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki

kesehatan. Sedangkan sanitasi adalah penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang

mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang

disebabkan oleh makanan. Hygiene dan sanitasi alat sangat berpengaruh terhadap

produk makanan dan minuman yang dihasilkan. Misalnya, penggunaan baskom

harus dalam keadaan bersih dan kering atau tidak basah, sehingga pada proses

pembuatan adonan tidak mengalami perubahan seperti adonan terlalu lembek

karena baskom yang digunakan dalam keadaan basah. Untuk mengatasi

(52)

harus dalam keadaan bersih dan kering, karena berpengaruh terhadap kualitas

(inderawi dan kandungan gizi) egg roll yang dihasilkan.

2.3.5.3Faktor proses pembuatan

Beberapa tahap yang mempengaruhi dalam proses pembuatan yaitu tahap

pencampuran bahan, waktu dan suhu. Proses adalah serangkaian kegiatan dalam

pembuatan suatu produk. Proses pengolahan yang kurang baik akan

mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan, misalnya pada proses

pencampuran bahan yang salah dan tidak sesuai dengan resep, contohnya seperti

mencampurkan bahan telur, gula pasir, ovalet, margarin, dan butter dimixer

sampai mengembang, kemudian dimasukan tepung terigu. Proses tersebut tidak

sesuai resep sehingga akan mempengaruhi kualitas inderawi maupun kandungan

gizinya dari egg roll yang dihasilkan. Untuk menghindari agar tidak terjadi

kesalahan maka pada proses pencampuran bahan harus memperhatikan kelebihan

dan kelemahan (karakteristik) dari masing-masing bahan yang digunakan karena

proses pencampuran bahan akan berpengaruh terhadap kualitas (inderawi dan

kandungan gizi) yang dihasilkan.

Cetakan egg roll dipanaskan, setelah cetakan egg roll panas kemudian

masukkan adonan egg roll sebanyak 1 sendok makan kemudian tutup cetakan 1

menit, buka cetakan lalu gulung menggunakan sumpit egg roll. Faktor

pemanggangan egg roll mempengaruhi hasil egg roll yang terlihat dari

pematangan secara merata dan tebal tipisnya egg roll. Sehingga dalam

(53)

2.3.5.4Faktor pengemasan

Faktor pengemasan mempengaruhi daya simpan dan tidak mudah rusak dari

egg roll yang dihasilkan. Mengemas egg roll yang sudah dalam keadaan dingin

atau tidak panas ke dalam toples yang terbuat dari kaca atau plastik yang tertutup

rapat, maka akan memperpanjang masa simpannya dan mencengah ketengikan

karena toples memiliki sifat kedap udara (Sutomo Budi, 2012), serta bentuk egg

roll dapat dilihat dari luar karena warna transparan pada toples kaca atau plastik.

2.4 Kerangka Berfikir.

Tepung koro benguk adalah hasil olahan koro benguk yang berbentuk bubuk,

tekstur lembut, warna gelap, kaya protein dan serat kasar. Tepung koro benguk

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tepung koro benguk yaitu

proses pembuatan tepung koro benguk relatif mudah, harga dari koro benguk

lebih murah dan berdasarkan pengujian kimia di laboratorium FTP UNIKA

(2014), tepung koro benguk mempunyai kandungan gizi seperti karbohidrat 57,78

%, protein 25,14 %, lemak 4,94 %, air 10,73 %, abu 1,38 % dan serat kasar 4,62

%. Kandungan gizi tepung

Gambar

Gambar 2.1. Koro benguk Rase
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Biji Koro Benguk dalam Tiap 100 gram Bahan.
Gambar 2.2 Diagram Alir Proses pembuatan tepung koro benguk.
Gambar 2.3 Egg roll
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah.. melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan

PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil dari pengujian akurasi sistem Pendukung keputusan pemilihan tanaman pangan menggunakan metode ELECTRE dan TOPSIS memiliki tingkat kesesuaian tertinggi sebesar

Laju korosi pada sampel uji akan semakin besar untuk defleksi yang sama tetapi variasi waktu paparan berbeda.. Kata kunci: korosi, retak tegangan, pembebanan tiga titik,

Dalam kegiatan ini yang kami tekankan adalah usulan desain baru, yang kami sebut gaya Neo Klasik (Bali Modern), yang kami kembangkan dari reinterpretasi terhadap konsep pintu ukir

Sesuai dengan kajian teori tentang pendapatan desa yang telah dijabarkan sebelumnya terhadap hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan bahwa peran desa

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan.. Urai an Pe ke rjaan Sat Vol Harga Satu an Ju ml ah

Sebenarnya SEMA No.3 tahun 2000 sudah memberikan suatu pedoman yang ketat tentang pelaksanaan putusan serta-merta tetapi jika putusan serta-merta lebih banyak