PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI
KEGIATAN KEAGAMAAN DI MASYARAKAT
(STUDI KASUS IKATAN REMAJA
MASJID AL-ANWAR)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Disusun Oleh:
AMRY AL MURSALAAT
NIM: 1112015000082
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat). Disusun oleh Amry Al Mursalaat, NIM 1112015000082, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 13 Desember 2016
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Muhamad Arif, M.Pd Tri Harjawati, M.Si
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Amry Al Mursalaat
NIM : 1112015000082
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 06 Juni 1994
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi : Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid
dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan
Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus
Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta
Barat).
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Muhamad Arif, M.Pd
2. Tri Harjawati, M.Si
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 13 Desember 2016
ABSTRAK
Amry Al Mursalaat. 1112015000082. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat). SKRIPSI. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat, dengan melihat program kegiatan, pengimplementasian program dan dampak pengimplementasian program IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat sekitar masjid Al-Anwar
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu dengan menggambarkan hasil penelitian dalam kata-kata bukan angka-angka, agar dapat diperoleh data yang akurat. Penulis juga melakukan wawancara, dan analisis data-data melalui dokumentasi, website serta pengamatan langsung di lapangan. Penelitian dilakukan di masjid Al-Anwar, kebon jeruk, Jakarta barat.
Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa peranan ikatan remaja masjid al-anwar, terdapat peranan IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat sekitar masjid Al-Anwar.
ABSTRACT
Amry Al Mursalaat. 1112015000082. The Role of Youth Organizations in Enhancing Participation Mosque Religious activities in the Community (Case Study Youth Association Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat). SKRIPSI. Jakarta: Education Department of the Faculty of Social Sciences and Teaching Tarbiyah State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
This study aimed to obtain information on the Role of Youth Organizations in Enhancing Participation Mosque Religious activities in the Community, with a look at the program of activities, the implementation of the program and the impact of program implementation IRMAWAR (Youth Association Masjid Al-Anwar) in increasing the participation of religious activities in the community around the mosque Al- Anwar
The research method that I use is the qualitative approach by describing the results in words instead of numbers, so can obtain accurate data. I also conduct interviews, and analysis of data through the documentation, website and direct observation in the field. The study was conducted at Al-Anwar, Kebon Jeruk, West Jakarta.
Results of research conducted found some ties role al-Anwar mosque youth, there is a role IRMAWAR (Youth Association Masjid Al-Anwar) in increasing the participation of religious activities in the community around the mosque Al-Anwar.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW yang telah menjadi suri teladan bagi umatnya terutama dalam hal mendidik.
Pendidikan sangat diutamakan dalam Islam, seperti yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana
Pendidikan (S.Pd).
Skripsi ini dapat penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini. Berkaitan
dengan rampungnya skripsi ini, penulis sangat menyadari berbagai pihak yang
telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani
penulis selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani penulis selama
5. Dr. Muhamad Arif, M.Pd dan Tri Harjarwati, M.Si., selaku dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan motivasinya selama
penulis menyusun skripsi.
6. Kepada Ibu Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
Terima kasih atas saran dan masukannya selama panulis dalam masa
perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan seluruh Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis
selama masa perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Seluruh staf karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah penulis dalam mencari data.
9. Bapak Romeli, SE selaku Kepala Kelurahan Sukabumi Utara yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10. Ayahanda, Alm. M. Rosally HAS yang telah memberikan motivasi terhadap
penulis, semoga tenang di sana dan didapatkan tempat terindah oleh Allah
SWT. Gelar ini penulis dedikasikan untu ayahanda, makasih ayah.
11. Mama tercinta, Ibu Hj. Rusmini, terima kasih atas semua do’a dan kasih
sayang, serta dukungan moril dan materil kepada penulis hingga penulis
menyelesaikan skripsi.
12. Kakak tercinta, Ikram Amrully dan Amryan Fajri, mereka berdua adalah
sosok pengganti orang tua selama penulis kuliah, dan mereka selalu
memotivasi penulis agar segera mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Terima kasih atas semuanya yang telah kalian berikan kepada penulis.
13. Adik-adik tercinta, Muhammad Ridho Nurul Qolby dan Risallah Azzahriwan
yang membuat penulis termotivasi agar selalu menjadi teladan bagi mereka.
14. Keluarga besar H. Ayub Siab HAS yang telah memberikan motivasi terhadap
penulis.
15. Dian Prawitasari, yang selalu mengingatkan dan menemani penulis untuk
16. Sahabat DAFURY (Darul, Fuji, Amry) yang selalu mengingatkan dan
menjadi teman seperjuangan dalam merampungkan tugas ini, tetaplah
menjadi sahabat.
17. Buat sahabat NEUROSPORA, Kamil, Shogir, Opal dan Ariq. Terima kasih
telah menemani kegalauan penulis. Tetap berlima dan kompak.
18. Kawan-kawan Social Ethnic Voyager dan Kosan Manda, Muhammad Iqbal
Muharram, Fuji Nurul Hamdan, Darul Faisal Ramadhan, Maulana Yusuf,
Wais Al-Qurni, Rizal Fakhrudin, Abidilah Syawaludin, Muhammad Agus,
Muhammad Nur, Fakhurozi, Rian Arpan Ansori, Rizki Fauzi, Amar
Rasyidillah, dan Abdul Kahfi. Semoga persahabatan kita dapat terus terjalin
dengan baik dan tak lekang oleh waktu. Salam Jagemenday.
19. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan
2012 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa disebutkan satu
persatu tanpa mengurangi rasa persahabatan kita, tetap kompak selalu dan
terus jalin tali silaturrahmi.
20. Kelompok Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) BELAH DUA MtsN
13 Jakarta Tahun 2016, Muhammad Nur (IPS), Eli (PBI), Ami (PMTK),
Amalia (PBI), Annisa (PBA), Babang hardi, Riski Depe, Fikry(PBSI).
Terimakasih atas dukungan serta motivasinya, semoga tetap kompak selalu.
21. Ikatan remaja masjid Al-Anwar (IRMAWAR) Bang Hisyam, Amel, Fudji
dan DKM Masjid Al-Anwar yang telah memberikan izin untuk penulis
meneliti.
22. Ikatan alumni vingtdeux (Iluni VTX) yang selalu mengingatkan kelulusan
ketika kumpul, semoga kalian cepat menyusul dan tetap kompak di ikatan
alumni.
23. Komunitas Crayon Social Art, Isan, Ojay, Eboy, Winda, Radita, Mega,
Dhana, Danu, Syifa, Misbah, Ading, Aida, Saman, Amar, Wildan. Terima
kasih untuk pengalaman serunya, semoga cepat menyusul.
24. Ikatan Remaja Masjid Darul Ulum (MADU) yang menjadi lahan belajar
25. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
yang menjadi wadah dalam berorganisasi di ekstra kampus dan merupakan
titik awal penulis memulai organisasi, baik tataran intra kampus maupun
tataran ekstra kampus. Terima kasih HMI, Yakin Usaha Sampai.
26. HMJ P.IPS yang telah memberikan penulis pengalaman yang sangat berharga
dalam berorganisasi di tataran intra kampus.
Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa hormat penulis. Penulis hanya dapat memohon dan berdo’a mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan do’a yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin
Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenapkemampuan
yang ada untuk menyusun karya tulisyang sebaiuk-baiknya, namun di atas
lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam
kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang
membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang
sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, 13 Desember 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II ... 9
A. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid ... 9
1. Peranan ... 9
2. Organisasi ... 12
3. Organisasi Kepemudaan Masjid ... 15
B. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan ... 19
1. Meningkatkan Partisipasi ... 19
2. Kegiatan Keagamaan ... 20
3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan ... 20
C. Penelitian Yang Relevan ... 20
D. Kerangka Berfikir ... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
B. Latar Penelitian (Setting) ... 30
C. Metode Penelitian ... 30
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 31
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 39
F. Analisis Data ... 41
BAB IV ... 44
1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar). ... 44
2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan di masyarakat. ... 47
3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan di masyarakat. ... 51
A. Pembahasan ... 53
1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar). ... 53
2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan di masyarakat. ... 55
3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan di masyarakat. ... 56
B. Keterbatasan Penelitian ... 57
BAB V ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran-saran ... 59
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1Hasil Penelitian yang Relevan ……… 37
Tabel 3.1Waktu Penelitian ………. 42
Tabel 3.2Data dan Sumber Data ……… 45
Tabel 3.3Daftar Kegiatan Observasi ………... 46
Tabel 3.4Pedoman Wawancara ………... 47
Tabel 3.5Studi Dokumentasi ………... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi
Lampiran 2 Instrumen Wawancara
Lampiran 3 Hasil Observasi
Lampiran 4 Hasil Wawancara
Lampiran 5 Surat Pertanyaan Bersedia Menjadi Informan
Lampiran 6 Pedoman Studi Dokumen
Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 ADRT, GBHO, Struktural, Program kerja IRMAWAR
Lampiran 9 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian dari Jurusan
Lampiran 11 Surat Penelitian dari Kelurahan Sukabumi Utara
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian untuk IRMAWAR
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian untuk Pengurus Masjid Al-Anwar
Lampiran 13 Lembar Uji Referensi
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1Kerangka Berfikir …...……… 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam salah satu isi ideologi bangsa Indonesia yaitu
Pancasila. Sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini
menekankan pada fundamen etis-religius dari negara Indonesia yang bersumber
dari moral ketuhanan yang diajarkan agama-agama dan kenyakinan yang ada. Sila
ini sekaligus berperan sebagai pengakuan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa
bagi masyarakat Indonesia.1Oleh karena itu, kepercayaan adanya tuhan adalah
dasar yang utama sekali dalam faham keagamaan2, dan negara kita telah
memilikinya dengan adanya sila pertama.
Agama sejatinya menjadi alat pengontrol moral bangsa. Menurut bahasa
sansekerta agama diartikan sebagai peraturan yang dapat membebaskan manusia
dari kekacauan yang dihadapinya dalam hidup, bahkan menjelang matinya.3
Hendropuspito menjelaskan agama sebagai suatu jenis sistem sosial yang dibuat
oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris
yang dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi mereka
dan masyarakat luas umumnya.4 Agama selain membantu orang dari kebingungan
dunia dan menawarkan jawaban tentang berbagai permasalahan, juga memberikan
kekuatan moral.5 Masih banyak orang yang merasa sudah beragama jika sudah
melaksanakan upacara yadnya (dhohir) atau sembahyang saja. Menolong orang
menderita, berlalu lintas dengan mengikuti aturan, hidup hemat, hal itu sering
1Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR,Empat pilar kehidupan kebangsaandan
bernegara (Jakarta: Sekertariat Jendral MPR RI, 2012) hlm.46.
2 Nasution Harun, Falsafah Agama (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989) hlm,23.
3Yusron Rozak dan Tohirin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi dan
Umum (Jakarta : Uhamka Press, 2009) hlm,32.
4 Dadang kahmad, sosiologi agama (bandung : PT Remaja Posdakarya, 2000) cet.1 hlm,.
129.
5 J. Dwi Narwako dan Bagong suyanto, Sosiologi Teks pengantar dan Terapan (Jakarta
:kencana,2011) hlm. 253.
tidak dianggap sebagai perilaku mengamalkan ajaran agama. Padahal berbuat
baik, benar dan wajar diajarkan sebagai pengamalan agama.
Magnis Susino mengatakan moral selalu mengacu pada baik buruknya
manusia sebagai manusia. Bidang moral mencakup bidang kehidupan manusia
dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.6 Moral agama pada masyarakat
sejatinya merupakan alat pengontrol untuk berkehidupan yang baik. Masyarakat
bersama-sama terus memegang teguh ajaran agama masing-masing agar tidak
terjadi sebuah gejala sosial melemahnya moral tersebut.
Keteladanan dari kalangan elit agama dan pemerintah mempengaruhi
aktualisasi nilai-nilai agama di masyarakat. Masyarakat tidak dapat disalahkan
dengan fenomena melemahnya moral yang kini kian memprihatikan. Suri teladan
telah hilang dari figur publik yang sedari dulu menjadi figur umat. Padahal jika
ada sosok atau tokoh yang menjadi panutan di masyarakat, umat akan mudah
mengikuti. Berita mengenai hilangnya peran figur publik seperti kasus Pengadilan
Negeri Karawang menjatuhkan hukuman penjara selama 12 tahun kepada Dadang
Santoso (48). Pimpinan pondok pesantren (Ponpes) di Karawang, Jawa Barat ini
yang terbukti melakukan tindak pidana asusila terhadap belasan muridnya7,
menjadi viral dimasyarakat, hal ini menjadi salah satu pemicu hilangya peran
publik figur.
Melemahnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan keagamaan ada
beberapa macam. Contoh melemahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan
keagamaan diantaranya, masjid yang sepi ketika sholat fardhu atau jamaah,
kurangnya aktivitas perayaan hari besar agama Islam seperti kegiatan Maulid Nabi Muhammad saw. atau Isra Mi’rad, minimnya peran pemuda lingkungan masjid dalam berkegiatan di masjid atau sepinya masjid ketika bulan ramadan
telah usai, bukan sebuah rahasia umum jika setiap berakhirnya bulan suci ramadan
masjid kembali sepi jamaah. Kendati demikian, sejumlah masjid tetap berupaya agar
masjid tetap ramai dikunjungi para jamaahnya.
6 E-Jurnal, Pengertian Moral Menurut Para Ahli, 2013,
(http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html).
7 Sulsel Pojok Satu, Ustad Cabul yang Nodai 15 santri dihukum 15 Tahun Penjara, 2016,
Menurut Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah, S. Ag, M. Pd, “Terdapat dua sebab utama masjid tidak berpenghuni. Pertama yaitu persepsi atau pemikiran masyarakat yang menganggap fungsi masjid hanya untuk tempat
ibadah melaksanakan shalat. Penyebab kedua yaitu pergeseran nilai-nilai agama
atau spiritual. Contohnya manusia semakin disibukkan dengan perekonomian sehingga lalai dengan tugasnya terhadap Allah SWT”8. Masjid akan ramai ketika
bulan suci ramadhan datang, shaf-shaf akan penuh disetiap sholat fardhu, terutama
mendekati jam berbuka seperti sholat ashar, dan akan bertambah penuh ketika
memasuki waktu magrib hingga menjelang isya sampai datang waktu sholat
taraweh. Seiring berakhirnya bulan ramdhan atau penghujung bulan suci, masjid
kembali cenderung akan sepi dari aktifitas kegiatan kegamaan, Umat lebih
mementingkan keperluan hari raya seperti berbelanja atau mudik ke kampung
halaman ketimbang meramaikan kegiatan masjid, hal hasil masjid kembali sepi
dari kegiatan kegamaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur tidak lagi
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Hilangnya peran pemerintah dan
publik figur dalam memberikan contoh pengalaman keagamaan harus segera
dicari solusinya. Jika hilangnya peran pemerintah dan publik figur tidak segera
diambil tindak tegas, maka akan berakibat terjadinya penyelewengan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat.
Kurang maksimalnya kinerja DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) juga
menjadi alasan sepinya masjid selain menurunya peran pemerintah dan publik
figur dalam meramaikan masjid. DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) adalah
orang-orang yang bertugas menjaga kemakmuran masjid, fisik masjid maupun
kegiatan ibadah di dalamnya9. Banyak faktor yang mempengaruhi kurang
profesionalnya kebanyakan Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid, di antara yang
8 Dmi, Inilah Peyebab Masjid Sepi Jamaah Versi Gubernur Bengkulu, 2016,
(http://dmi.or.id/inilah-penyebab-masjid-sepi-jamaah-versi-gubernur-bengkulu/).
9 Voa Islam, Siapa yang Pantas Menjadi DKM menurut Al-Quran, 2014,
penting adalah minimnya pengetahuan dan kemampuan berorganisasi mereka.
Bahkan, ada di antara mereka yang belum mengenal apa itu ilmu organisasi dan
management. Sehingga menimbulkan budaya organisasi yang kurang sehat dan
dinamis.10 Hal ini yang mengakibatkan DKM kurang memberikan peranan dalam
meramaikan kegiatan masjid.
Lahirnya organisasi dan komunitas berbasis syariat Islam menjadi solusi
yang memberikan angin segar dalam penataan moral serta tingkah laku
masyarakat. Organisasi dan komunitas berbasis syariat Islam dapat berperan
bersama pemerintah dan publik figur. Ketiganya berfungsi mengatur dan
mengontrol pola serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan
keagamaan.
Organisasi masyarakat berlandaskan syariat islam mampu berperan dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan keagamaan.
Kegiatan dan ide baru organisasi masyarakat mampu menggugah masyarakat
untuk berkegiatan keagamaan lebih baik lagi. Adapun organisasi yang paling
dasar yang patut di berikan perhatikan dalam penataan moral masyarakat ialah
organisasi yang berada dalam naungan masjid. Hal ini disebabkan masjid
merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Berawal dari masjid seharusnya kaum
muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi,
politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan. Sebagaimana para pendahulunya
memfungsikan masjid secara maksimal, dalam memakmurkan dan meraimaikan
masjid. Seperti yang di sampaikan Allah SWT dalam Al Quran dalam Surat
At-Taubah ayat 18 :
10Masjid Arroyan, Dewan Kemakmuran Masjid, 2013,
“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS.
At-Taubah:18).
Apabila peranan organisasi masjid dapat dioptimalkan, penataan yang
berkesinambungan di masyarakat dalam peningkatan berkegiatan dalam beragama
dapat dimulai. Hal ini bisa terjadi karena letak masjid yang dekat lingkungan
masyarakat.
Contoh organisasi yang berada dalam ruang lingkup berwadah masjid
ialah ikatan remaja masjid. Sejatinya organisasi remaja inilah yang menjadi
tonggak ramai dan sepinya masjid dalam kegiatan kegamaan. Ide yang baru serta
keanggotaan yang mayoritas adalah pemuda menjadi modal bagi organisasi
remaja untuk membangun karakter masyarakat yang agamis dengan kegiatan yang
rutin dan berjangka panjang. Organisasi remaja masjid membawa pembaharuan
dan cara baru untuk mengajak serta mendorong masyarakat untuk meramaikan
masjid. Namun, kenyataannya peran dari para remaja mesjid ini belum mampu
untuk menggerakkan masyarakat untuk meramaikan masjid.
Salah satu ikatan remaja masjid yang telah aktif berkegiatan keagamaanya
di lingkungan masyarakat ialah IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
yang bertempat di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta
Barat. Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar telihat paling aktif dalam menjalankan
aktifiktas kegiatan dibandingkan ikatan remaja masjid yang lain di sekitar
Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan masjid
berada dalam lingkungan masyarakat. Ini yang menjadikan tolak ukur
pengambilan studi kasus di Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar yaitu untuk melihat
peranan Ikatan Remaja Masjid dalam meningkatkan partisipasi kegiataan
Berdasarkan realita yang tertulis di atas, partisipasi masyarakat dalam
kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur sebagai
suri teladan sudah tidak lagi mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan beragama. Organisasi pemuda khususnya ikatan remaja masjid
diharapkan mampu membantu peran pemerintah dan publik figur dalam
meningkatkan partisipasi mayarakat terhadap kegiatan keagamaan. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam mengenai
peranan organisasi kepemudaan masjid terhadap partisipasi kegiatan beragama
serta menjadikanya sebagai skripsi dengan judul
“Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat) ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di jelaskan di atas, penulis
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Masjid cenderung sepi dalam aktifitas kegiatan keagamaan, terutama
selepas bulan suci ramadan.
2. Kurangnya kaderisasi remaja masjid dalam mencetak generasi yang baru.
3. Kurang pahamnya pegorganisasian yang baik dalam pengurusan Dewan
Kemakmuran Masjid (DKM).
4. Peran Dewan Kemakmuran Masjid yang belum maksimal menjalankan
tugasnya dalam segi komunikasi dengan ikatan remaja masjid.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, mengingat terbatasnya waktu,
biaya, dan tenaga peneliti. Maka peneliti membatasi masalah pada masalah,
kurang maksimalnya peranan organisasi kepemudaan masjid dalam meningkatkan
partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat.
D. Rumusan Masalah
Untuk memperoleh data yang lengkap maka rumusan masalah di atas akan
dirinci menjadi perumusan masalah utama dan dasar. Perumusan masalah utama,
Bagaimanakah peranan organisasi kepemudaan Masjid Al-Anwar (IRMAWAR)
dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan?
Sedangkan perumusan masalah dasar dari masalah ini adalah:
1. Bagaimana Keadaan kondisi keagamaan sekitar Ikatan Remaja Masjid
AL-Anwar (IRMAWAR).
2. Bagaimana partispasi masyarakat sekitar Ikatan Remaja Masjid AL-Anwar
(IRMAWAR).
3. Bagimana pengaruh implementasi program Ikatan Remaja Masjid
AL-Anwar (IRMAWAR) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap
kegiatan keagamaan.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan khusus dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran program kegiatan Ikatan Remaja Masjid
AL-Anwar (IRMAWAR).
2. Untuk mengetahui implementasi program kegiatan Ikatan Remaja Masjid
AL-Anwar (IRMAWAR).
3. Melihat dampak implementasi program Ikatan Remaja Masjid AL-Anwar
(IRMAWAR) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap
kegiatan keagamaan.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Hasil Penelitian ini secara teoritis sosiologi diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan
konsep praktek pekerjaan sosial terutama tentang interaksi sosial
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Pemerintah daerah, memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khusunya tentang peranan organisasi
kepemudaan masjid dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
terhadap kegiatan keagamaan.
b. Untuk Masjid, diharapkan dapat membantu para pengelola lembaga
dakwah, khususnya aktifis masjid dalam mengoptimalkan peran dan
fungsi organisasi remaja masjid.
c. Untuk Masyarakat, menambah wawasan dan khazanah pendidikan
islam pada masyarakat tentang manfaat dan peranan ikatan pemuda
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid1. Peranan
a.Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat
tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. “Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”. Menurut Soekanto “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status)”. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Sedangkan Nasution menyatakan bahwa “Peranan adalah mencakup kewajiban hak yang bertalian kedudukan”.11Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
peranan adalah suatu pola tindakan yang dilakukan oleh seseorang baik secara
individual maupun secara bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu
peristiwa. Peranan (Role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan peranan
adalah kepentingan ilmu pengetahuan.12
Peranan tidak lepas hubungannya dengan kedudukan. Keduanya tidak
dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan
sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.
Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola
pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa
yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang
diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah ia mengatur
perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu
dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan
menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.
11Budi Santoso, Pengertian Peranan, 2013,
(http://www.ras-eko.com/2013/05/pengertian-peranan.html).
12Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
1990), h. 268.
Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan
antara peranan-peranan individu dalam masyarakat.13
Adapun dapat disimpulkan makna dari kata peran yaitu suatu penjelasan
yang menunjuk pada suatu konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai
suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik
(posisi) dalam struktur sosial dalam masyarakat.
b.Fungsi Peranan
Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses. Suatu peranan paling tidak mencakup tiga hal berikut:
a) Peranan yang meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat.
b) Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial.14
Teori peranan berkaitan peranan lembaga organisasi dengan teori
struktural fungsional dalam sosiologi. Teori ini beranggapan bahwa setiap orang
memiliki kedudukan posisi dalam struktur sosial dan setiap posisi memiliki
peranan. Peranan adalah sekumpulan harapan atau perilaku yang berhubungan
dengan posisi dalam struktur sosial, dan dalam gagasan ini menyatakan peranan
selalu dipertimbangkan dalam kontek relasi karena dalam relasi peranan dapat
dikenali.15
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi
dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (
social-position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada
organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian
diri dan sebagai suatu proses. Peranan mencakup tiga hal, yaitu:
13 Ibid., h. 268 14Ibid., h. 269.
15Teguh Aditya, Teori Peranan dalam Pekerjaan Sosial, 2012,
a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
b) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat. Berdasarkan ketiga hal diatas, maka dalam
peran perlu adanya fasilitas-fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk
menjalankan peranannya. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada
merupakan bagian dari masyarakat yang
dapat memberikan peluang – peluang untuk pelaksanaan peranan
seseorang atau kelompok.16
Berdasarkan ketiga hal di atas, maka dalam peran perlu adanya
fasilitas-fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk menjalankan peranannya.
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada merupakan bagian dari masyarakat yang dapat
memberikan peluang-peluang untuk pelaksanaan peranan seseorang atau
kelompok.
Perbedaan status dan penaranan sosial dapat mengakibatkan munculnya
pola tindakan masyarakat baik positif maupun negatif. Peranan sosial dapat
memunculkan pola tindakan bersifat positif jika tindakan itu terintegrasi dalam
kehidupan kolektif dengan norma-norma soisal. Pola tindakan positif mendorong
terwujudnya keteraturan sosial. Contoh pola tindakan positif yaitu ketika status
dan peran guru dan murid dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, maka akan
tercipta suasana belajar yang kondusif, proses belajar mengajar berjalan dengan
baik dan teratur dengan norma-norma pendidikan.
c.Jenis-jenis Peranan
Peranan berdasarkan jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan beberapa
macam, antara lain:
16Lukman Hakim, “Peranan Risma JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)
a) Peranan yang diharapkan (Expected Roles) dan Peranan yang disesuaikan
(Aktual Roles)
b) Peranan Bawaan (Ascribed Roles) dan Peranan Pilihan (Achieved Roles)
c) Peranan Kunci (Key Roles) dan Peranan Tambahan (Suplementary Roles)
d) Peranan Golongan dan Peranan Bagian
e) Peranan Tinggi, Peranan Menengah, Peranan Rendah.17
2.
Organisasia.Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama, sedangkan dalam kamus sosiologi, organisasi merupakan sistem sosial
yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.18Sebuah organisasi dapat
terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya.
Organisasi memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia
dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Orang-orang yang ada di dalam
suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa
keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya,
organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka,
meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur.
Menurut Chester I. Barnad, “Organization as a system of cooperatives of
two or more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau
lebih), sedangkan menurut Gitosudarmo, pengertian organisasi adalah suatu
sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan
berulang-ulang oleh sekolmpok orang untuk mencapai suatu tujuan.19
17Ibid., h.20-21.
Nawawi, menyatakan pendapatnya tentang pengertian organisasi dari dua
segi yaitu pengertian organisasi secara statis dan dinamis yaitu:
a) Pengertian Statis: Organisasi adalah wadah berhimpun sejumlah manusia
karena memiliki kepentingan yang sama. Statis dalam arti bahwa setiap
orgnisasi memiliki struktur yang cenderung tidak berubah-ubah di
samping itu posisi, status dan jabatan juga cenderung permanen.
b) Pengertian Dinamis: Proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang atau
lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Dinamis dalam arti bahwa
kerjasama berlangsung secara berkelanjutan atau proses yang selalu
mungkin menjadi lebih efektif dan efesien, sebaliknya juga semakin
kurang efektif atau kurang efesien. Disamping itu interaksi antarmanusia
di dalam organisasi tidak pernah sama dari waktu ke waktu.20
Ini berarti bahwa dalam setiap organisasi selalu ada atau beberapa orang
yang bertanggung jawab untuk mengkoor-dinasikan sejumlah orang yang
bekerjasama tadi dengan segala aktivitasnya. Dalam banyak hal orang yang
bertanggung jawab tadi juga harus mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan
sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda.
Ketentuan yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui oleh
semuanya dan malah mungkin terpaksa disetujui. Hal ini banyak terlihat hampir di
semua organisasi baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain bahwa
pengertian organisasi akan semakin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan
tingkat formalitasnya menjadi besar dan semua itu akan mempengaruhi
orang-orang yang bekerjasama di dalam organisasi tersebut. Ini berarti dimensi manusia
merupakan hal yang sangat urgen dalam organisasi.
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa semua organisasi memiliki
kesamaan, yang berbeda hanyalah bidang geraknya karena didasari oleh berbagai
kepentingan manusia yang terhimpun di dalamnya. Hasibuan, mengemukakan
bahwa organisasi dilihat dari tujuannya dikenal dengan organisasi perusahaan
(business organization) dan organisasi sosial (public organization).21 Organisasi
perusahaan bertujuan mendapatkan laba dan prinsip kegiatannya ekonomi
rasional. Organisasi sosial bertujuan memberikan pelayanan sedang prinsip
kegiatannya ialah pengabdian sosial.
b.Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi merupakan suatu harapan yang diinginkan dalam sebuah
organisasi sesuai dengan misi dan visi pada organisasi tersebut demi kesejahteraan
seluruh anggotanya. Setiap organisasi juga harus punya arah,
a) Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa
agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. atau suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.
Berdasarkan hal tersebut, visi merupakan suatu langkah penting dalam
perjalanan suatu organisasi.
b) Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan
sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan Misi membawa organisasi kepada
suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang
dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu yang
harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dan berhasil dengan baik.22
c.Paradigma Perubahan Organisasi
Dalam perkembangannya organisasi telah dan mengalami perubahan
paradigma. Mulai dari paradigma klasik, paradigma human dan paradigma
kolaborasi. Menurut Limerick dan Cunnington (1993) sebagaimana dikemukakan
oleh Keban, bahwa pada paradigma klasik tokoh yang sangat popular adalah
Fayol, Taylor, Urwick dan Gullick, Gant, dsb. Rancangan organisasi pada
generasi ini adalah:
a) Orientasi pada efesiensi yang tinggi.
22
Khairudin Heru, Peran Organisasi Sosial Dalam Msyarakat, 2015,
b) Sistem otoritas dan kendali yang sangat hirarkis dengan rental kendali
yang sangat sempit.
c) Prisnsip-prinsip spesialisasi, sentralisasi dan formalisasi sangat ditekankan
disini.23
Paradigma dalam aliran ini mendapat kritikan tajam karena memperlakukan
manusia dalam organisasi seperti mesin (kurang manusiawi). Organisasi dilihat
seperti sebagai suatu proses mechanistic. Kreatifitas, inisiatif dan partisipasi
anggota tidak dihargai sama sekali.
Dalam paradigma human, telah terjadi pergeseran pandangan tentang
manusia dalam organisasi. Manusia telah dilihat sebagai makhluk sosial yang
dapat membentuk sendiri kelompok-kelompok informal sesuai dengan
keinginannya, dan ingin bekerja pada kondisi kerja yang menyenangkan. Tokoh
sebagai pelopor pada generasi ini adalah Elton Mayo dengan eksperimennya di
Hawthrone tahun 1930an. Dalam pola ini dapat diketemukan bahwa asumsi yang
berlaku sebelumnya keliru, yaitu bahwa kepentingan anggota organisasi adalah
sama dengan kepentingan manajemen, dan manusia tidak dapat lagi dilihat
sebagai individu yang independen tetapi memiliki kelompok atau kolektivitas. Dengan kata lain manusia harus dilihat sebagai “social man” sehingga faktor human mendapat perhatian utama. Tokoh lain yang mendukung aliran ini adalah
Rensis Likert. Karya-karyanya yang menekankan prinsip-prinsip hubungan-hubungan yang bersifat “supportif” yang meperhatikan.
3. Organisasi Kepemudaan Masjid a.Organisasi Kepemudaan Masjid
Menurut Drs. EK Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara
beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan
peraturan kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja
masjid. Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh
23
dua orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk
mencapai tujuan bersama.24
Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka remaja masjid
perlu merekrut mereka sebagai anggota. Dipilih remaja muslim yang berusia
antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan tingkat
pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah 15 tahun dianggap terlalu
muda sehingga tingkat pemikiran mereka masih belum berkembang dengan baik.
Sedang usia di atas 25 tahun, sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja.
Namun, pendapat ini tidak menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda.
Tingkat usia anggota perlu dipertimbangkan dengan baik karena berkaitan dengan
pembinaan yang akan dilakukan kedepanya dalam organisasi. Anggota yang
memiliki tingkat usia, pemikiran dan latar belakang yang relatif homogen lebih
mudah dibina bila dibandingkan dengan yang heterogen. Disamping itu, dengan
usia yang sebaya, mereka akan lebih mudah untuk bekerjasama dalam
melaksanakan program-program yang telah direncanakan sehingga akan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan.
b.Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid
Adapun Peran dan Fungsi Remaja Masjid antara lain:
a.) Memakmurkan masjid
Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan
masjid. Di harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan
shalat berjama’ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat
berjama’ah adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid.
Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam
memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi
untuk melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan. Dalam mengajak anggota
untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan kesabaran, misalnya:
24Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka
1.) Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid
2.) Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjid sebagai
tempat pelaksanaannya.
3.) Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah.
4.) Pengurus menyusun piket jaga kantor kesekretariat dimasjid.
5.) Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.25
b.) Pembinaan Remaja Muslim
Remaja muslim disekitar lingkungan masjid merupakan sumber daya manusia
(SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga merupakan objek dakwah (mad’u) yangpaling utama. Oleh karena itu, mereka harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman,
berilmu, dan beramal shalih dengan baik. Selain itu, juga mendidik mereka untuk
berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan.
Dengan pengajian remaja, mentoring, malam bina iman dan taqwa (MABIT),
bimbingan membaca dan tafsir Al-Qur’an, kajian buku, pelatihan (training),
ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.
c.) Pendukung Kegiatan Ta’mir Masjid
Sebagai anak organisasi (underbouw) Ta’mir Masjid, Remaja Masjid harus
mendukung program dan kegiatan induknya. Dalam pelaksanaan
kegiatan-kegiatan tertentu, seperti shalat jum’at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul
Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Disamping bersifat membantu, kegiatan
tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat
secara nyata. Secara umum, Remaja Masjid dapat memberi dukungan dalam
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ta’mir Masjid, diantaranya:
1) Mempersiapkan sarana shalat berjama’ah dan shalat –shalat khusus,
seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri
dan Idul Adha.
25
2) Menyusun jadwal dan menghubungi khatib Jum’at, Idul Fitri, dan Idul
Adha.
3) Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan kemasjidan.
4) Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat.
5) Menjadi pelaksana penggalangan dana.
6) Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Takmir Masjid
dan lain sebagainya.26
d.) Dakwah dan Sosial
Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi
remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam
mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya
dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun anggotanya. Meskipun
diselenggarakan oleh remaja masjid, akan tetapi aktifitas tersebut tidak hanya
membatasi pada bidang keremajaan saja tetapi juga melaksanakan aktifitas yang
menyentuh masyarakat luas, seperti bhakti sosial, kebersihan lingkungan,
membantu korban bencana alam dan lain-lain, semuanya adalah merupakan
contoh dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja masjid dan mereka
dapat bekerja sama dengan ta’mir masjid dalam merealisasikan kegiatan
kemasyarakatan tersebut.27
26
Ibid., h,.36
27
B. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan 1. Meningkatkan Partisipasi
a.Pengertian Partispasi
Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”. Dalam bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari kata kerja “Partipare” yang berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu adanya
kegiatan atau aktivitas.28Sedangkan dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) partisipasi berarti, perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan,
keikutsertaan, peran serta.29
Partisipasi menurut para ahli:
1) Menurut Keith Davis, Partisipasi adalah keterlibatan mental
dan emosional seseorang untuk pencapaian tujuan dan mengambil
tanggung jawab di dalamnya.
2) Menurut Sajogyo, Partisipasi adalah proses dimana sejumlah pelaku telah bermitra pengaruh dan kontrol berbagi dalam inisiatif “pembangunan”, termasuk membuat keputusan tentang sumber daya.
3) Menurut Sastropoetro, Partisipasi adalah keterlibatan, partisipasi atau
keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan eksternal.30
4) Menurut kamus lengkap sosiologi, partisipasi adalah derajat partisipasi
individu dalam kehidupan sosial.31
Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi
adalah keterlibatan peserta secara mental dan emosional dan fisik dalam
menanggapi melaksanakan kegiatan dalam proses pembelajaran dan untuk
mendukung pencapaian tujuan dan mengambil tanggung jawab atas
keterlibatannya.
28Le Pank, Pengertian Partisipasi Menurut Beberapa Ahli, 2014,
(http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-beberapa.html).
29
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012, (http://kbbi.web.id/partisipasi)
30
Jelajah Internet, Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli, 2015,
(http://www.jelajahinternet.com/2015/11/11-pengertian-partisipasi-menurut-para.html)
31
2. Kegiatan Keagamaan
Kegiataan kegamaan banyak sekali macamnya, baik yang sifatnya regular
ataupun temporer. Kegiatan rutin seperti: jamaah sholat fardhu, kultum, kajian
kitab yang diselenggarakan sehabis jamaah sholat Dhuhur, dan pengajian bulanan.
Kegiatan temporer, seperti kunjungan dan muhasabah ke berbagai pondok
pesantren, peringatan hari besar Islam (maulid nabi, isra mijrad, muharram) dan
kegiutan bulan Ramadhan. Di samping kegiatan yang sifatnya ritual juga
diselenggarakan kegiatan sosial terutama untuk masyarakat sekitar, seperti:
santunan fakir miskin dan anak yatim serta sunatan massal.32
3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan
Peningkatnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan kegamaan di
masyarakat dapat ditingkatkan, hal ini bisa dimulai dengan kesadaran sendiri
untuk melaksanakan ibadah seperti sholat berjamaah atau membaca al-quran di
rumah ataupun di masjid. Setelah memulai dengan diri sendiri, mengajak ataupun
memberikan ajakan kepada orang lain untuk melakukanya juga suatu hal yang
penting. Berkegiatan dengan berorganisasi dengan wadah organisasi masjid pun
juga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengadakan acara atau
kegiatan yang menarik animo masyarakat untuk datang dari segi pendidikan,
keislaman atau sosial, seperti maulid nabi, gebyar muharram, gema Ramadhan,
bakti sosial, satunan yatim-piatu dan dhuafa, bisa menjadi daya tarik tersendiri
untuk mayarakat berbondong-bodong memenuhi masjid atau pelataran untuk
bersama-sama berkegiatan. Hal ini nantinya akan melahirkan suatu budaya yang
baik dan berkepanjangan didalam masyarakat.
C. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang peranan organisasi kepemudaan masjid ini, sebelumnya
telah dilakukan beberapa penelitian terkait hal tersebut, diantaranya adalah:
32
Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan, 2016,
1. Peneliti Risqon Agung Pangestu, Universitas Islam Negeri Jakarta (2011),
yang berjudul: Peranan ikatan remaja masjid (IRMASH) dalam
meningatkan pengalaman agama pada remaja di Masjid Safinatul Husna
Bambu Larangan Cengkareng, Jakarta Barat. Dari hasil penelitan terdapat
peranan organisasi ikatan remaja Masjid Safinatul Husna dalam
meningkatan pengalaman agama dalam remaja, yaitu sebagai motivator,
sebagai pelayanan masyarakat, pembina masyarakat khusunya
remaja.33Kesamaan penelitian untuk mengukur peranan organisasi remaja
masjid dalam peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat.
Perbedaan study kasus dan kondisi masyarakat yang di teliti. Metode
penelitian pada penelitian ini menggunakan metoe penelitian kualitatif
dengan pendekatan deksriptif. Kegiatan yang dilakukan penulis dalam
penelitian ini adalah mengumpulkan data yang erat dengan hubunganya
dengan peranan ikatan remaja masjid dalam meningkatkan pengalaman
agama pada remaja di bambu larangan cengkareng Jakarta barat.
2. Peneliti Lukman Hakim, Institut Agama Islam Wali Songo Semarang,
Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah) Sebagai
Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah (2011). Dari hasil
penelitian tersebut RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)
memiliki kedudukan dan peranan yang strategis dalam rangka
memperdayakan remaja dan memakmurkan masjid pada umumnya,
khususnya Masjid Agung Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari
berberapa peranannya, antara lain; pertama, melakukan pembinaan
generasi muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua,
melakukan proses kaderisasi anggota. Ketiga, membantu kegiatan
penyelenggaraan Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah. Keempat,
melaksanakan aktifitas dakwah dan social. Kelima, berpartisipasi dalam
memakmurkan masjid. Keenam, sebagai pusat informasi dan konseling
33
remaja.34 Kesamaan penelitian untuk mengukur peranan organisasi remaja
masjid dalam peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat.
Perbedaan study kasus dan kondisi masyarakat yang di teliti. Metode
penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan status fenomena secara sistematik dan rasional
(logika) yang terdapat pada RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa
Tengah) sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan sosiologis, yang dilakukan
sesuatu itu di peroleh dengan cara mendatangi objek penelitian atau
terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian.
3. Penelitian Imam Syafi’I, Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Studi deskriptif dakwah takmir Masjid Baiturrahman dalam
memakmurkan masyrakat di Dusun Gowok Sleman Yogyakarta (2014).
Dari hasil penelitan terdapat kekurangan-kekurangan berupa kurangnya
melibatkan masyarakat dalam menentukan pengurus baru, kemudian
kurangnya para pengurus dalam sholat berjamaah tetapi dapat dimaklumi
karena kesibukan masing-masing pengurus dalam bekerja.35 Kesamaan
penelitian untuk mengukur peranan dakwah tamir masjid dalam
peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat. Penelitian hanya
mengukur memakmuran masyarakat, buka mengukur peningkatan
kegiataan masyarakat dalam beragama. Dalam penelitin ini penulis
mengunakan metode kualitatif.
4. Penelitian Hanik Asih Izzati, IAIN Salatiga (2015), Peran takmir masjid
dalam meningkatkan kualitas pendidikan islam (studi di Masjid
Al-Muttaqin Kalibening Tingkir Salatiga). Dari hasil penelitian tersebut di
Dapati Takmir Masjid Al-Muttaqqin sangat berperan dalam meningkatkan
34Lukman Hakim, “Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jwa Tengah)
Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa tengah”. Skipsi yang diajukan untuk memenuhi persyaratan sarjana sosial islam di IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 2011, h.142, tidak dipublikasikan.
35Imam Syafi’I, “Studi Deskriptif Aktivitas Dakwah Takmir Masjid Baiturrahman Dalam
kualitas pendidikan Islam yang terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan
yang telah terselenggarakan di masjid Al-Muttaqiin seperti Taman
Pendidikan Al-Qur’an, Majelis taklim dan lain-lain. 36Kesamaan penelitian
untuk mengukur peranan dakwah tamir masjid dalam peningkatan
kegiataan social dalam masyarakat. Penelitian hanya mencari peningkatan
pendidikan islam dalam masyarakat. Setiap penelitian memerlukan
pendekatan dan jenis penelitian yang sesuai dengan masalah yang
dihadapi. Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.
5. Ahmad Mubarok, STAIN Salatiga, Peranan aktivitas pemuda dalam
pengembangan pendidikan agama islam non-formal di Desa Karangyar
Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara tahun 2011. Dari hasil penelitian
tersebut peranan pemuda dalam pengembangan pendidikan Islam
non-formal di Desa Karanganyar cukup memberikan konstribusi yang baik,
yaitu dibuktikan dengan adanya kemampuan para pemuda dalam
mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih baik. Awalnya hanya
metode ceramah saja yang digunakan, akan tetapi sekarang ada beberapa
metode yang digunakan seperti; metode demonstrasi, permainan, dan
diskusi pada setiap akhir pembelajaran.37 Kesamaan penelitian untuk
mengukur peranan aktivitas pemuda dalam peningkatan pengembangan
pendidikan islam dalam masyarakat. Penelitian hanya mencari
peningkatan dan pengembangan pendidikan islam dalam masyarakat.
Penelitian yang penulis lakukan pada desa Karanganyar kecamatan
Welahan kabupaten Jepara ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
36Hanik Asih Aizzati,” peranan Takmir Masjid dalam Meningkatkan kualitas Pendidikan
islam (Studi di Masjid Al Muttaqin Kalibening Tingkir salatiga)”, Skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat sarjana pendidikan islam IAIN salatiga, salatiga, 2015, h.69.
37Ahmad Mubarok “Peranan Aktivitas PEmuda Dalam Pengembangan Pendidikan
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dan
diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara menyeluruh.
2.1 Tabel
Tabel Hasil Penelitian yang Relevan
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Risqon Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari berberapa
penyelenggaraan Badan masjid. Keenam, sebagai pusat informasi dan
39Lukman Hakim, “Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jwa Tengah)
Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jwa tengah”. Skipsi yang diajukan untuk memenuhi
persyaratan sarjana sosial islam di IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 2011, h.142, tidak dipublikasikan.
40Imam Syafi’I, “Studi Deskriptif Aktivitas Dakwah Takmir Masjid Baiturrahman Dalam
social
Perbedaan peneliti dengan 5 penilitian yang relevan diatas adalah, peneliti
lebih fokus pada peranan organisasi remaja masjid dalam meningkatkan
partisipasi keagamaan dalam masyarakat studi kasus ikatan remaja masjid
Al-Anwar, dengan ini maka tidak mengulangi riset penelitian sebelumnya.
41Hanik Asih Aizzati,” Peranan Takmir Masjid dalam Meningkatkan kualitas Pendidikan
islam (Studi di Masjid Al Muttaqin Kalibening Tingkir salatiga)”, Skripsi yang diajukan untuk
memenuhi syarat sarjana pendidikan islam IAIN salatiga, salatiga, 2015, h.69.
42Ahmad Mubarok, “Peranan Aktivitas Pemuda Dalam Pengembangan Pendidikan
D. Kerangka Berfikir
Menurut Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara beberapa
orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan
kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja masjid.
Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk mencapai
tujuan bersama.
Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid. Di
harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan shalat
berjama’ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat berjama’ah
adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu,
kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan
informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk
melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan
Ikatan remaja masjid Al-Anwar (IRMAWAR) adalah salah satu organisasi
remaja masjid, yang merupakan wadah remaja-remaja di dalam ruang lingkup
masjid Al-Anwar Jakarta barat untuk berkeja sama dalam memakmurkan masjid
Organisasi Kepemudaan Masjid
kurang maksimalnya peranan organisasi kepemudaan masjid dalam
meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat.
Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
Implementasi Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
Peranan dan Fungsi - Memakmurkan Masjid - Pembinaan Remaja Masjid
- Me duku g Kegiata Ta’ ir Masjid
- Dakwah dan sosial
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Partisipasi masyarakat dalam kegiatan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Masjid Al-Anwar, RT 006/010,
Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Wilayah ini dekat dengan lingkungan Masjid Al-Anwar, yang berdampak
langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan ikatan pemuda Masjid Al-Anwar.
Adapun tempat yang menjadi objek penelitian ini adalah Ikatan Remaja Masjid
Al-Anwar, yang beralamat Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat, DKI Jakarta.
2.Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai dari kegiatan
pendahuluan, pelaksanaan, sampai kegiatan akhir penelitian. Waktu yang
dibutuhkan dalam proses penelitian adalah empat bulan mulai akhir bulan Juli
2016 sampai dengan Desember 2016.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Kegiatan Juli Agustus September Oktober November Desember
Revisi
Proposal
Skripsi
Observasi
lokasi
penelitian
Penyusunan
Instrumen
Pengumpulan
data
Pengolahan
data
Penyusunan
Bab 4 dan 5
Kelengkapan
Lampiran
Sidang
Munaqosah
Revisi
Skripsi
B. Latar Penelitian (Setting)
Telah dipaparkan sebelumnya tempat penelitian ini adalah Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar (IRMAWAR) Jakarta Barat. Ada beberapa hal yang menjadi
alasan peneliti melakukan penelitian. Alasan yang paling mendasar adalah Masjid
Al-Anwar termasuk salah satu masjid terbesar di Jakarta Barat. Selain itu Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar sudah berdiri cukup lama, sudah banyak memiliki
kegiatan keagamaan serta lingkungan masyarakat sekitar masjid yang terlihat
majemuk.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu
barang atau jasa.43 Pengertian lain menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks
naturalnya (bukan di dalam laboratorium) di mana peneliti tidak perlu berusaha
untuk memanipulasi fenomena yang diamati.44 Metode-metode penelitian dalam
pendekatan kualitatif sering digunakan untuk melihat lebih dalam suatu fenomena
43Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2013), Cet. 5, h. 22