ETNOBOTANI (PEMANFAATAN TUMBUHAN SECARA TRADISIONAL)
DALAM PENGOBATAN HEWAN TERNAK OLEH MASYARAKAT USING
DI KABUPATEN BANYUWANGI
SKRIPSI
Oleh
Sauca Renar Kaunang
NIM 090210103036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
i
ETNOBOTANI (PEMANFAATAN TUMBUHAN SECARA TRADISIONAL)
DALAM PENGOBATAN HEWAN TERNAK OLEH MASYARAKAT USING
DI KABUPATEN BANYUWANGI
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Pendidikan Biologi (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Sauca Renar Kaunang
NIM 090210103036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
ii
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang,
saya persembahkan skripsi ini kepada:
1.
Ayahanda Drs. Puji Riantho dan Ibunda Misgiyarti yang tiada lelah mendukung
setiap usaha saya, mendidik dan membesarkan dengan cinta dan kasih sayang,
memberi motivasi, menasehati, mendoakan dan mengorbankan apapun dan tidak
pernah mengharap balasan terkecuali mengharap senyum dan kesuksesan
anak-anaknya sehingga dapat berguna bagi keluarga, masyarakat dan agama;
2.
Bapak dan ibu guru dari SD, SMPN, SMAN, sampai PTN yang telah
memberikan bekal ilmu yang bermanfaat dan bimbingan dengan sepenuh hati;
3.
Saudara tercinta Galih Azza Alugara
4.
Keluarga besar di Banyuwangi yang saya cintai yang telah banyak memberikan
dukungan baik berupa moral dan materil serta doa supaya saya menjadi orang
yang sukses dan dapat membahagiakan orang tua;
(
r
!) y
n
u
s
n
y
n
n
m
t s
k
s
(
r
!
t
n
) y
n
r
!k
n
n
y
(
" !Q.S. Al-Baqarah: 286)
1)
Kamu tidak bisa mengubah orang lain. Kamu harus menjadi perubahan yang kamu
harapkan dari orang lain.
iv
#$%&'()(( &Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Sauca Renar Kaunang
NIM
: 090210103036
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul Etnobotani
(Pemanfaatan Tumbuhan Secara Tradisional) Dalam Pengobatan Hewan Ternak Oleh
Masyarakat Using Di Kabupaten Banyuwangi adalah benar-benar hasil karya
sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan
pada institusi manapun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas
keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung
tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Jember, Mei 2015
Yang menyatakan,
v
*+,-.*-/ 0 1 23 20 41 56/ 74 1 84 40 4 10 973 9 : 4 1;/ <4 =40 =4 >5;5 214 ? >4? 4 76/1@23 4 0 4 1: /A410 / =14 B2? / :74;C4 =4 B4 09 ; 5 1 @
>5B4 3 9640 / 13 4 1C9A4 1@5
DE FG
H IJKILFMIN
K
I JM IM O PIM
QRQST QTQUQ U6
P
FVWX VW XMOYZ[ FM\FVW XVW XMO]^IVI
:
YN_`X[PJNa [bXIGcH_\,
d_\kl mn l o pqpr s
l o stu t o r sv
(
kl wrs xr ro rso p wu p yr snl zrmro mr {vnv tsr |)
{r| rwkl s }tu r o rsyl ~r so l m sr t| lywr n r mr r op nvs}{vr u p kro lsu rs p~rs }v
n mvknv
j j j j
y
y
j j j j j j j j j(
)
n m
j j j
j
¡¡
6
¢ jj £
r
r
m
t
j jj io
l
i
£ k
t
n
¤ ¥ £ ¦ j
¤
,
¤ Lahir : Banyuwangi, 29 Oktober 1991
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
©ª « ¬ª ®¯ ® «
° ±²¨³´¨ µ¶²·¸¹¸º » ¼½¾¿À ¿½Á¾¨
(
¶ÃÁ ¾ÄÁÁ ½Á ¾ Ÿ ÃÀ¸ ÆÁ ¾ ° ¶ÇÁ ²Á ŲÁ¹¨´¨¿ ¾Áº)
È Áº Áà ¶¾É¿ÀÁ ½ Á¾Ê ¶ËÁ¾Å ¶² ¾Á ± ̺ ¶ÆÍ Á´ÎÁ ²Á ±Á ½Ï´¨¾ÉȨ ÐÁÀ¸ ³Á ½¶¾ µÁ ¾Î¸ËÁ ¾É¨telah
diuji dan disahkan pada:
hari
:
tanggal
:
tempat
: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
Tim Penguji:
Ketua,
Sekretaris,
Dr. Iis Nur Asyiah, SP, MP.
Sulifah Apriliya H, S.Pd, M.Pd.
NIP 19730614 200801 2 008
NIP 19790415200312 2 003
Anggota I,
Anggota II,
Dra Pujiastuti. M. Si
Kamalia Fikri, S.Pd, M.Pd
NIP 19610222198702 2 001
NIP 198402232010122004
Mengesahkan
Dekan FKIP UniversitasJember,
viii
ÑÒ ÓÔÕÖ×ÖÓ
Ø
tnobotani Pemanfaatan Tumbuhan Secara Tradisional Dalam Pengobatan
Hewan Ternak Oleh Masyarakat Using Di Kabupaten Banyuwangi
Ù Úauca
Renar
Ûaunang
Ü ÝÞÝßà ÝàÝáÝáâÙ
ã
rogram
Útudi
ã
endidikan
äiologi
Ùå
urusan
ãendidikan
æ çãèÜéakultas
Ûeguruan dan
çlmu
ãendidikan
êniversitas
åember
ëì
alam menjalankan perekonomian negara
Übanyak aspek yang berperan
dalam meningkatkan komoditas negara
ë èspek-aspek tersebut antara lain dalam
bidang perkebunan
Üpertanian
Üperikanan
Üperdagangan
Üdan yang tidak kalah
pentingnya adalah di bidang peternakan
ë äanyak hewan yang dapat diternakan
Ükarena hewan ternak mempunyai manfaat yang cukup banyak untuk kehidupan
manusia seperti bisa digunakan untuk bahan makanan
Üdiperah susunya
Üdan kulitnya
bisa digunakan untuk kerajinan seperti tas
Üsabuk
Üdompet
Üsepatu
Üjaket
Üdll
ëíamun
Üproduksi dari ternak akan menjadi tidak berguna dan membahayakan kesehatan
apabila hewan terkena penyakit
ê
ntuk mengatasi penyakit yang menyerang ternak
Üpeternak biasanya
menggunakan obat-obatan yang dicampurkan ke dalam pakan ternak dan juga bisa
langsung disuntikkan pada hewan ternak
ëãada pemakaian obat-obatan kimia dalam
bidang peternakan faktor keamanan juga harus dipertimbangkan diantaranya adalah
keamanan produk peternakan dari residu obat-obatan yang digunakan
Ükarena bisa
menimbulkan efek samping pada hewan ternak maupun hasil dari ternak itu sendiri
ëix
î
enelitian ini dilakukan di desa
ïemiren dan
ðlehsari
ñkecamatan
òlagah
serta di desa
óoyolangu dan
îenataban di kecamatan
òiri dengan jumlah
responden yaitu
ôõorang responden
ö ÷etode yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif
ö øùknik sampling yang
digunakan yaitu
Purposive Sampling
dan
Snowball Sampling
dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara
semi-stuctured
menggunakan tipe
pertanyaan
open-ended
ö únalisis data dengan analisis
Use Value
dan
Informant
Concencus Factor.
ûata dengan nilai
Use Value
dan
Informant Concencus Factor
tertinggi dilakukan studi literatur dengan pendekatan fitokimia
öü
asil dari penelitian yang didapat dari responden masyarakat
ýsing di
kabupaten
óanyuwangi terinventarisasi
ôþspesies tumbuhan dari
ÿfamili yang
digunakan untuk bahan pengobatan ternak secara tradisional
öûari hasil penelitian
didapatkan lima jenis pengobatan ternak yang dianggap penting oleh masyarakat
ý
sing di
ïabupaten
óanyuwangi yang ditunjukkan dengan nilai
yang tinggi
yaitu enam jenis pengobatan ternak
öenis
îengobatan tersebut berturut-turut yaitu
pengobatan untuk ternak kesleo
ñkeracunan
ñpenyakit akibat virus
ñgangguan
metabolisme
ñreproduksi
ñdan serangan parasit
öedangkan perawatan yang
dianggap tidak begitu penting untuk dilakukan uji lebih mendalam yang
ditunjukkan dengan nilai
yang tergolong rendah karena memiliki nilai
ýdibawah
ñsedangkan tumbuhan yang memiliki nilai
ýdiatas
ñdapat
dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai bioaktivitas tumbuhan yang
digunakan untuk pengobatan ternak tersebut
ö
y
t
t
t
!y
"#y
! $! $
t
! !y
$y
! % &'!(%(' !!)
t
! %! * (! + !(%!t
,w
! ! -.
y
t
/ !+ 0%$t
!B
!y
1 !. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) di Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada.
1.
Prof. Dr. Sunardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember;
2.
Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;
3.
Drs. Suratno, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Jember;
4.
Dr. Iis Nur Asyiah, S.P., M.P., selaku Dosen Pembimbing I dan Sulifah Aprilya
Hariani, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, pikiran dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;
5.
Semua dosen FKIP Pendidikan Biologi, atas semua ilmu yang diberikan selama
menjadi mahasiswa Pendidikan Biologi;
6.
Bapak/Ibu kepala desa/kelurahan beserta stafnya dan masyarakat di desa
Kalipait, Kedungasri dan Kendalrejo atas segala bantuan dalam perijinan,
informasi dan pengetahuannya dalam pengumpulan data untuk penyelesaian
2
i
7.
Bapak Andi, Ibu Ani dan Mbah Jiman yang sudah menjadi orang tua selama
masa penelitian di desa Kemiren;
8.
Keluarga yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan baik moral maupun
meteril;
9.
Saudara-saudara yang terbaik Mbak Mika, Ms Dimas, Mbak Revy, Sonia, Glory,
Galih, Bayu, Rara, Hafiz, Royan, Mala, dan Si Kecil Ganis
10. Keluarga Kontraan C15 dan Kosan di jember Citra, Erfani, Marto, Bangkit,
Rifky Jembling, Yopi, Fikar Badrun, Semik, Yoga, Suselo, Kentung, Andi, Dek
Nanda, Panji yang menjadi keluarga di jember
11. Teman-temanku yang selalu membantu dan menyemangati Winda, Shevi, Hady ,
Shinta, Livara, Uyut Tanti dan Nuryanitra Nuy
12. Teman-teman biologi 2009 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih telah memberi dukungan, motivasi dan kenangan terindah yang tak
akan pernah terlupakan;
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Jember, ... 2015
xii
3456 47898:;<;=;>
?4@4A4BCD3D@
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE F
?4@4A4BGH 79HAI 4?4B
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE FF ?4@4A4BAJ6JEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE FF F ?4@4A4BGH 7BK 46 44BEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE FL ?4@4A4BGHAI 8AI 8B M4BEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE L ?4@4A4BGH 79H 6DCD4BEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE LF ?4@4A4BGHB MH94?4BEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE LFF 7 8B MN494BEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE LFF F G74N4 6 4EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE O 3456 47898EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE O FF 3456 476 4 I H@EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE OL 3456 47M4AI 47EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE OLF FF 3456 47@4AG874BEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE OO I 4 IPQGHB3 4? D@ D4BEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE R
PQP @ STSUIV
l
SW SXg
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE R PQY 7 Zu
s
SXm
AS[S\S] EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE ^ PQ_ ISTS[SXA S[S\S]EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE ^ PQ` 6u
ju
SXGe
n
e
liti
SX EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE a PQb ASXf
SSTGe
n
e
liti
SX EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE a I 4 I2.
6 8B C4D4BGD96 4N4EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE c2.
P Htn
de
o
t
SXi
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE c2.2
Ge
n
fde STSXp
SgS?
e
w
SX 6e
r
n
SW EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE h iEiERjk;lmno> ;pq rsno>EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE t iEiEijk;lmno> ;pmo;sFuFr>;<EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE Rv iEiEwm x=k xy;>unk;z;F{;y;>| n=k x;l;>jk;lmno>;p
xiii
}~
s
u
p
en
w
y
u
n
g
i
3.
¡¢ £ ¤¥¢¦¢ §¢ ¨ © £ © § ª
3.
« ¬n
e
is
¦e
n
e
liti
ª3.2
£e
m
p
®tu
¦e
n
e
liti
ª ¯°±² ª ³ ±² ´
3.3
¦o
p
u
l
µi
¶·l
p
e
¦¸n
e
liti
´±¹² ´ º°² ´ ¯±°²º°² ´
3.
» ¥¸fin
isi
¤p
e
r
µio
n
l
¼3.5
£k
e
n
ik
¦p
l
u
g
m
u
n
e
¥ ¼3.
½ ©e
n
n
str
u
m
¦¸n
e
liti
¾3.
¿ ÀÁ¦e
n
e
liti
¾3.8
¦r
o
se
u
r
¦e
n
e
liti
þ º°² à ¾ Ä Å Äƹ° Ç ¾ ±°²È Ç
3.
É Êisis
˵il
¦e
n
e
liti
Ç Ì ²È± ²
3.
«Í ¶k
e
m
er
j
¦
e
n
eliti
»~
Ë ¶© ¨¥ §¦¢ ¡ Ë ¶ §
»~« ˵
il
¦e
n
e
liti
xiv
ÒÓÔÓÕÖ×ØÙ ×ÚÛÜÝ ÛÜÞ ÛÚÛÜß à ÜáâÛãäÛÜ åæà å×Ü ÛçÛÜè áÙ Û åÛàÞÛÚÛÜ éáÜåêÙ ÛëÛÜ
Öáâ Ü Ûç
ìáíÛâÛÖâ ÛÝàè àêÜÛãêãáÚß ÛèäÛ â Ûç ÛëîèàÜ å Ýà ï ÛÙ ×ðÛëáÜ
ÞÛÜ ä× ñ ÛÜ åàÓÓ ÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ Õò
ÒÓÔÓóÞÛ åà ÛÜ ôÙ Û åà ÛÜ
(
õâåÛÜ)
Ö×ØÙ ×Ú ÛÜäÛÜ åæàØÛÜöÛÛëçÛÜ
è áÙ Û åÛà ÞÛÚ ÛÜéáÜ åêÙ ÛëÛÜÖáâ ÜÛçêãáÚß ÛèäÛâÛç Ûëîè à Ü åÝàïÛÙ ×ð Ûëá Ü ÞÛÜ ä×ñ ÛÜ åàÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ ó Õ ÒÓÔÓÒ÷Ûâ ÛéáÜ åêãÛÚ ÛÜÝÛÜéá Üåå×Ü ÛÛÜÖ×ØÙ ×Ú Û ÜèáÙ Û åÛàÞÛÚ ÛÜ
éáÜåêÙ ÛëÛÜÖáâ Ü ÛçêãáÚß ÛèäÛâÛçÛëîè àÜåÝàïÛÙ ×ð ÛëáÜ
ÞÛÜä×ñÛÜåàÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ ó Õ
ÒÓÔÓøì×ØÙáâéáâêãáÚ ÛÜÖ×ØÙ ×Ú ÛÜè áÙ Û åÛàÞ ÛÚÛ Üéá ÜåêÙÛëÛÜÖáâ Ü Ûç êãáÚßÛèäÛâÛçÛëîèàÜ åÝ àïÛÙ ×ð Ûëá ÜÞÛÜ ä×ñÛÜ åàÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ óó ÒÓÔÓòÖ×ØÙ ×Ú ÛÜäÛ Ü åæàÛÜååÛðéÛãàÜåéá ÜëàÜ åÝÛ ÜÞáâðêëá Üèà×Üë×ç
æà ã Ûç ×ç ÛÜîùàÞàêÛçëà úàëÛèûáÙà Úß á ÜÝ ÛãÛØÝÛâàß ÛèäÛâÛçÛë îè àÜåÝàïÛÙ ×ðÛëáÜÞÛÜä× ñÛÜ åàÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ óø
üýþ ÿ
em
ÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ ó ÒÓÕÓÔÜÛãà è àèïá å×Ü ÛÛÜÖ×ØÙ ×Ú ÛÜèáÙ Û åÛàÞÛÚÛ ÜêÙ Ûëëáâ ÜÛçëâ ÛÝàè àêÜÛãÝá Ü åÛÜéá ÜÝáç ÛëÛÜàëêçà ØàÛÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ ó
5.
ÿ ÿÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ øò5.
e
sim
p
u
l
ÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ øò5.2
ÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓÓ øò
!" #
$%& '()*+ *,- (.)(-/(- 0 ((1 -2(3- 13 456(1 7'-(4%%% %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% &$ 8%& (63 . (+* )(01 (' 13963:(- 2(-; )*471 (:3 * (1(3 )*;3- (4(- , .7:
9(+2(' (4(1 < +*-;
)* 4 (63= (1 7- !(-23> (-;* +76 (;(* 6(:(- ,6(1 1'()* +*,- (.3- 13 41 7'- (4%% %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
$? 8%$ (63 . (+*@ 7- * += 7-2(4*1) (-A('(= 7'(> (1 (--2(%%%%%% %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% $& B%& C(17;,'* @7- *+ = 7-2(4*1 )(- = 7' (> (1 (- = () ( :7>(- 17'-(4 , . 7:
9( 2(' (4 (1<+ *-; )*
C(63= (17-!(-23 > (-;*%%%%%%% %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
$D B%$ E(9( 13963:(- 2(-; )*;3- (4 (- , .7: 9(+2('(4( 1 < + *-;
4(63= (17-!(-23 >(-;*+76 (;(*6 (:(-,6 (11 7'- (41 '()* +*,- (. %%%%%%% $F B%8 G7- * + 6 (:(- 9*- 7'(. )(- A('( 97'(93 ,6 (1 17'-(4 2(-; )*;3- (4
(-, . 7:9(+2(' (4 (1<+ *-;4 (63= (17-!(-23 > (-;* %%%%%%%%%%%% 8& B%B 3963:(- 2(-; )* (-;;(= = (.*-; = 7- 1*-; 3- 13 4 )*;3- (4(- + 76 (;(*
6 (:(- ,6 (1 1 7'- (4 1' () * +*,- (. , . 7: 9(+2('(4(1 < +*-; 4(63= (17-!(-23 >(-;*)*6 (>(:%%%%%% %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% 8D B%D G7- *+ = 7-;,6 (1 (- )(- = 7' ( >(1 (- 17'- (4 = ( . *-; = 7- 1 *-; , . 7:
9(+2(' (4(1<+ *-;4 (63=(17-!(-23 >(-;* %%%%%%%%%%%%% %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% 8H B%H G7- *+ 13963:(- 2(-; 67'=, 17- + * )*.(43 4(- 3@* 6 *, (41*I *1(+ . 76 *:
xvi
O P QR PST PUV PS
WXY XZ X[ \]^ _ `aXbXcdeXa `[fX[gd hX[ij]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]] ^k k]^ l X[mX[iX[_ `[`YjajX[d[a dn_ `[iXZcjYX[oXaX]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]] ^p qrs tn`Z Xb `uvX_ `[`Yja jX[]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]] \k w]^ ojxa ujcdxjv dZ YXyzXZjYYja dZcdyX[x`cXiXjcXyX[{cXa|X[e`uXhXaX[
xvii
¡¡¢ ¢ ¢£ ¤
¥ ¦ §
¨ ¥ ©ª©« ¤¬
¥ © ® ¢ ¢£ ¤
¦ ¥ ¯¢ ¢£ ¤°
± ² ¡« °§
ª £ ¢¡³ ´µ ª °°
² ® ³ ´ ¶·
¸ ® ª ¶·
¹¢ ¶·
«
® ¸«¢
À Á ÀÂÃÄÅ ÆÇ ÁÈÉ Ê ÉÁ Æ
ÂÃ ÂÊ ËÌËÍÀ Î
l
ËÏËÐ ÑÒÓÔÕÖ×ÖÔØÖÔ ÙÚÖÛÚ ÜÓÝÓØÞÔÞßàÖÔ ÔÓáÖÝÖ
,
âÖÔãÖØ ÖÙÜÓØ ãÖÔá âÓÝÜÓÝÖÔ äÖ×Öß ßÓÔàÔáØÖÛØÖÔ ØÞßÞäàÛÖÙ ÔÓáÖÝÖ. A
ÙÜÓØ-
ÖÙÜÓØ Û ÓÝÙÓâÚÛ ÖÔÛÖÝÖ ×ÖàÔ äÖ×Öß âàäÖÔá ÜÓÝØÓâÚÔÖÔ,
ÜÓÝÛÖÔàÖÔ,
ÜÓÝàØÖÔÖÔ,
ÜÓÝäÖáÖÔáÖÔ,
äÖÔãÖÔáÛàäÖØØÖ×ÖåÜÓÔÛàÔáÔãÖÖäÖ×Öå äà âàäÖÔá ÜÓÛÓÝÔÖØÖÔ. B
ÖÔãÖØ åÓæÖÔ ãÖÔá äÖÜÖÛ äàÛÓÝÔÖØÖÔ,
ØÖÝÓÔÖ åÓæÖÔ ÛÓÝÔÖØ ßÓßÜÚÔãÖà ßÖÔçÖÖÛ ãÖÔá èÚØÚÜ âÖÔãÖØ ÚÔÛÚØ ØÓåàäÚÜÖÔ ßÖÔÚÙàÖ ÙÓÜÓÝÛà âàÙÖ äàáÚÔÖØÖÔ ÚÔÛÚØ âÖåÖÔ ßÖØÖÔÖÔ,
äàÜÓÝÖå ÙÚÙÚÔãÖ,
äÖÔ ØÚ×àÛÔãÖ âàÙÖ äàáÚÔÖØÖÔ ÚÔÛÚØ ØÓÝÖÕàÔÖÔÙÓÜÓÝÛàÛÖÙ,
ÙÖâÚØ,
äÞßÜÓÛ,
ÙÓÜÖÛÚ,
ÕÖØÓÛ,
ä××.
éÖßÚÔ,
ÜÝÞäÚØÙàäÖÝàÛÓÝÔÖØÖØÖÔ ßÓÔÕÖäà ÛàäÖØ âÓÝáÚÔÖ äÖÔ ßÓßâÖåÖãÖØÖÔØÓÙÓåÖÛÖÔ ÖÜÖâà×Ö åÓæÖÔ ÛÓÝØÓÔÖ ÜÓÔãÖØàÛ
(
êÓÛÛÓÜÖÔà,
¿ëìí).
îÓÔãÖØàÛÖäÖ×ÖåØÓÔäÖ×ÖÚÛÖßÖäÖÝà ÜÖÝÖÜÓÛÓÝÔÖØäÖ×ÖßßÓÔàÔáØÖÛØÖÔØ ÚÖ×àÛÖÙ åÓæÖÔÛÓÝÔÖØãÖÔáâÖàØäÖÔÖßÖÔ
,
âÓâÓÝÖÜÖÜÓÔãÖ ØàÛäÖÜÖÛäàÛàßâÚ×ØÖÔäÖÝà×àÔáØÚÔáÖÔ ÙÓØàÛÖÝßÖÚÜÚÔÛÓÝÛÚ×ÖÝÞ×ÓåÛ ÓÝÔÖØ×ÖàÔ,
ßàÙÖ×ÔãÖèÖèàÔáÖÔ,
áÖÛÖ×,
äàÖÝÓ,
ØÚÝÖÔáÔãÖÔÖçÙÚ ßÖØÖÔ,
âÖåØÖÔ ÙÖßÜÖà ßÓÔãÓâÖâØÖÔ ØÓßÖÛàÖÔ.
ïÖ× ÛÓÝÙÓâÚÛ ÖØÖÔ âÓÝäÖßÜÖØ ÔÓáÖÛàç ÜÖäÖ ÜÓÛ ÓÝÔÖØ ØÖÝÓÔÖ ÖØÖÔ ßÓÔãÓâÖâØÖÔ ßÓÔÚÝÚÔÔãÖ ØÚÖ×àÛÖÙ åÓæÖÔ ÛÓÝÔÖØ äÖÔ âÓÝØÚÝÖÔáÔãÖåÖÙà×ÜÝÞäÚØÙàãÖÔáäàåÖÙà×ØÖÔÞ×ÓååÓæÖÔÛÓÝÔÖØ(
îÝàÖäà,
¿ëëð) .
ÒÓÔáÖÛÖÙà ÜÓÔãÖØàÛ ãÖÔá ßÓÔãÓÝÖÔá ÛÓÝÔÖØ
,
ÜÓÛ ÓÝÔÖØ âàÖÙÖÔãÖ ßÓÔááÚÔÖØÖÔ ÞâÖÛ-
ÞâÖÛÖÔ ãÖÔá äàèÖßÜÚÝØÖÔ ØÓ äÖ×Öß ÜÖØÖÔ ÛÓÝÔÖØ äÖÔ ÕÚáÖ âàÙÖ ×ÖÔáÙÚÔá äàÙÚÔÛàØØÖÔÜÖäÖåÓæÖÔ
ÛÓÝÔÖØ
.
îÓÔááÚÔÖÖÔ
ÞâÖÛ
-
ÞâÖÛÖÔäÖ×ÖßÚÙÖåÖÜÓÛÓÝÔÖØÖÔåÖßÜàÝ ÛàäÖØäÖÜÖÛäàåàÔäÖÝØÖÔ,
ØÖÝÓÔÖÛÓÝÔÖØäàåÖÝÖÜØÖÔÙÓ×Ö×ÚâÓÝÜÝÞäÚØÙàÙÓèÖÝÖÞÜÛàßÖ×ãÖÔá âÓÝÖÝÛà ØÓÙÓåÖÛÖÔ ÛÓÝÔÖØ åÖÝÚÙ ÙÓ×Ö× Ú ÛÓÝÕÖáÖ.
ñÔÛ ÚØ
,
(
h promoter
),
.
-
-
,
(B
!).
"
-
,
. A
-
. B
,
,
,
,
,
,
(
#C
,
!!).
A
back to nature
.
$
.
.
-
(
,
%%!).
B
,
&
-
,
*+,-+ ./ 01 1 ,1213 /1 213 /1 45 +.617 1 81+ 6 9 .90 2 0 :0 : .:1 81 1 + 1 219 4.7; ./ 17 ,0 ,5+01
,
<1 ,0
91/ 03 ;1+ 81 : 9 1/817 1:14 1415 /5: 5 ,0 *+,-+ ./ 01 81+6 91/ 03 9 .+665+1:1 + 459 ;531+ /.;1610 ;131+ ,1/ 17 =.+ 6-;1 4 1+ 4 .7 +1: ,01 +4171 +81 91/81 71: 1 4
>5+,1
9 .+665+1: 1 + ,1 5+ :14 5: 5+45: 9 .+0 +6:14:1+ =7-,5:/ 0 10 7 /5/5 =1 ,1 /1 =0 = .713 ,1 + =1,1 5+ 661/ 5+45: 9 .+0 + 6: 1 4:1 + ?17 +1 : 5+0+ 6 4.257
(
@ 0 201 +6,
ABBC)
,1+9 1/817 1:14>521? ./0D41719.+ 665+1: 1 +,1 5+/ 19 ;0 2 -4-5+4 5:9 .+E. 613 =.9 ;.+4 5:1+ 1F21 4-:/ 0 + ,1+ G1 41 2 =1 ,1 0 40:(
>.40-:-H CIIJ).
@.+.20401 + 210+ 81 + 6 ,0 21: 5:1 + -2.3 K1 +,181+0(
ABB L)
= .+ 665+11 + 4.9 5 21?1:H : 5+0 7,
,1 + 4.9 5 : 5+E0 =1 ,1/ 1 =0M1 ,5715+4 5:9 .+19;13/4190+1/ 1 1 4:171 =1+N>1 213 / 14 5 91/81 71: 1 4 ,0 *+,-+ ./ 01 81+ 6 91/ 0 3 9.+ 665+1:1+ 459 ;531 + 5+45: -;14 =.+81:0 4 3.?1 + 4.7 +1: 1 ,1213 91/81 71: 14 D/ 0 + 6 ,0
B
1+ 85? 1+ 60.
M 1/81 71: 1 4D/ 0 +6,0:1 ; 5=1 4 .+B
1+85 ?1+60 ,0: . +1 2/.;1610/ 1213/1 4 5,01+4171.4 +0: 81+ 61,1 ,0 *+,-+ ./ 0 1 81+69 1/ 03 9.9 0 20:0 :.:1 81 1+=.+ 6.413 51 + 471 ,0/ 0 -+1 2 ,1 219 ;0 ,1 +6 -;1 4 471 ,0/ 0 -+1 2(
12190),
=.+ 6.41351 + 4. +41 +6 :2 1/0F0 :1/ 0 =.+81 : 0 4 ,1 + / 0F1 4 459;531+ -;14,
E171 =. +6-;1 4 1+H E171 =.7 1 ?1 41+ 4 5;53 H /=./ 0./-
/=./ 0 ./ 4 59;531 + -;14,
;13:1 +<19 55+45:3 .?1 +4.7+1: NB
.7 ,1/ 17: 1 + 3 1/02 5<0 =.+,13 5251 + 81+ 6 /5,13 ,021: 5:1 +HB
7 -4-?120(
Tinospora crispa
),
>19;0 2-4 -(
Andrographis paniculata)
,
O5+0 7(
Curcuma
binominal),
,1 + P.9521?1:(
Curcuma xanthorrhiza)
9 .7 5=1:1 + ;.;.71 =1 E-+4-3459;531 + =.:171+ 61 + 81+ 6 /.70 + 6 ,065+1:1+ -2 .3 91/81 71: 1 4 D/0+6 5+45: =.+6-;1 41 + 4 .7 +1: N
A
:1 + 4.41 =0 /.:17 1 + 6 0 +0 91/81 71: 14 /5,13 40,1: 9 .+665+1:1 ++81,
/.210+ 045 : .;.71 ,1 1+ 4 59 ; 53-
459;531 + 4.7/ .;54<561
/5,13 9 .+<1 ,0
21 +6: 1 1 41 5 / 1 + 614 /5204 ,04.9 5:1 + :17. +1 9 1/81 71: 1 4 9 5210 .+ 661 + 5+45: 9 .9 1+F11 4: 1+,1 +9 .+1+19+ 81
(
Q0F1R0
,
ABBB).
S
TUVWXW YXWZ[T [\]W^ Z W^ W_ `U ]a\bWY W] cUd W] YUX]We \ ^U c _ WTfWXWeWY gT []a Z[ e Wbg`WYU ]bW]fg d W]a[
hijkl
m
l mnopn mnqn rB
UX Z WT WXeW] gXW[W] ^WY WX bU ^ We W]a Z[ WY WT ZW`W Y Z[Xg_gTeW] `UX_WT W^W cW]TUbWaW[bU X[e gY
.
W
.
sU ][ T Yg_bgcW] \ bWY W`W T WtW fW] a Z[_W]uWW Ye W] TU bWaW[ bWc W] \ b WY ZW] `UXWd WY W]YUX ] WeZ[_ WTfWXWeWYv T [] awWbg`WYU ]B
W]fgdW]a[ xby
B
WaW[_ W] W VWX W `U_ W ]uWWYW] Yg_ bgc-
Yg_ bgcW] TUbWaW[ bWcW] \ b WY ZW] `UXWd WY W]YUX ] We\ ^Uc_WT fWX WeWYv T []aZ[wWbg `WYU]zW]fgd W]a[ xV
. B
Wa[W] Y g_ bgcW] fW ]a Z[ag]WeW] g]Y ge bWcW] \ bWY YUX ]We ZW] `UX Wd WYW] \^U c _ WTfWXWeWYv T [ ]aZ[w Wb g`WYU ]B
W]fgdW]a[ xZy sU ][ T `U ] fWe [ Y YUX]We W` W T WtW fW]a Z W`WY Z[\ bWY[ _U ]aag]WeW] Yg_ bgcW ] \ ^U c _ WTfWXWeWYv T [ ]aZ[w Wb g`WYU ]z W]fgd W] a[x
hi{|n }n mnopn mnq n r
v ]Y ge _U_`UX_ gZWc `U_ bWcWT W] ZW] _U ]ag XW]a[ eU XW]VgW] ZW^ W_ _U ]WuT [Xe W] _WT W^ Wc fW]a YU Xe W]Zg]a Z[ ZW^ W_ `U]U ^[ Y[ W] [ ][
,
_ We W Z[ bUX [ bWYWTW] _ WT W^WcTU bWa W[bUX [e gY.
W
.
~U ]U^ [Y [W] Z[ ^We ge W] Z[ bU bUX W`W ZUTW fW[Yg ZU T W wU_ [X U ] ZW] ^UcT WX[ Z[ eU VW_ WYW]^WaWc TUXYWeU^gX WcW] ~U]WYWbW] ZW]B
\f\ ^W]ag Z[wU VW_WYW ] [X[,
e Wbg`WYU ]B
W]fgd W]a[.
by U T `\]ZU ]
fW]a Z[ dWd W ]VWX W[ _ UX g`WeW]`U ]ZgZgeWT ^[ _WTfWXWe WY vT[ ]afW]a _U ]aU YWcg[ ZW] _U ]aa g]We W] Yg_ bgcW] TU bWa W[ bWcW] \ bWY YX WZ[T [\ ]W ^ g]Y ge cU dW]YUX] We
.
B
-
B
.
¡¢
n
¢l
£ ¤£ B
¥ ¦
.
.
§ ¨ .
© ª -
B
.
©
.
¨ .
§ ¦
-
¦ B
.
«¬ ¤¡¢
n
¢l
£ ¤£ B
ª
.
. B
,
ª
.
§ ª
-
B
,
.
®
¯°
B
± ²³ ´ µ¶µ·³ ¸³ · ±³ ¶¹ ºµ ¶»±¯³ ¼ ±½±¶ ¾¿»¿À±¶ Á µ· ± ¶»¿¸¶Â± ± ¶ ² ¼µ ¾ º³¶±¸ ¸ µ¶¸±¶² ü »µ À´µ ¶µ· ³¸³±¶ ¸µ ¶¸±¶ ²
´ µ º±¶Ä±±¸±¶
¸¿º¼ ¿½±¶ Á µ¼ ± ²±³ ü ±¸
¯±¶
´ µ¾ ±Å±¸ ±¶ ¸µ¾ ¶±À
÷µ ½
º±Á±¾ ±À ±¸Æ Á³ ¶²¯³Ç ±¼ ¿´±¸µ ¶
B
±¶Â¿Å±¶ ²³
.
µ.
ȱ· ±½
Á±¸¿¿´ ± ±
ÀöÁµ¾Ä±Á³
»µ ¶³ Á¸ ¿º¼ ¿½±¶±²±¾¯³ ·µ Á¸ ±¾³À±¶ ÷µ ½
Ê Ë ÊÌÍÎ Ï ÐÑË ÒËÐÓÒÔÎË ÕË
ÌÍÖ×
tno
Øot
ÙÚi
ÛÜÝÞ ßÞ àÞ Üá ßâãâ áäßÞ à Üå ä æä Þ çÜäè à äßéä á è êäàë
I
à áÞ è äì Üáßâ ãâ áä ßÞ ãÜæ äà äè çäæÞ íä áä Üáßâî ïä ßé ãÜæ äæ áÞ æäàð âæä ßéð íÜèâñòâí ãêçäïäð ãä ßéàäð çä ß ãâ áä ßÞyang
berarti ilmu tanaman, sehingga definisi logis menjadi "ilmu interaksi masyarakat
dengan tanaman . Secara sederhana, etnobotani dapat didefinisikan sebagai suatu
bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara masyarakat lokal dengan tumbuhan
yang terdapat di alam lingkungan sekitarnya (Walujo, 2008). Menurut Gerique
(2006) etnobotani adalah ilmu interdisipliner keterkaitan interaksi antara manusia
dengan tumbuh-tumbuhan.
Etnobotani merupakan cabang ilmu yang bersinggungan dengan ilmu
pengetahuan alam, ilmu sosial dan pengetahuan budaya suatu masyarakat atau suku
bangsa. Keterkaitan dua poros ilmu ini seakan bertolak belakang, namun merupakan
ilmu yang mempelajari hubungan langsung manusia dengan tumbuhan dalam
kegiatan pemanfaatannya secara tradisional, seperti halnya pemanfaatan tumbuhan
untuk jamu yang dapat menjaga/mempertahankan kesehatan. Etnobotani mempelajari
pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh suku bangsa yang primitive, yang
mana gagasanya telah disampaikan pada pertemuan perkumpulan arkeologi tahun
1895 oleh Harsberger (Chandra dalam Suryadarma, 2008).
Etnobotani secara harfiah berarti ilmu yang mengkaji botani masyarakat lokal,
etnobotani merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan yang berlangsung
antara masyarakat tradisional dengan lingkungan nabati. Sekarang ini etnobotani
digambarkan sebagai hubungan timbale balik mansusia dan tumbuhan. Etnobotani
bertujuan membantu dalam menerangkan budaya dari suku-suku bangsa dalam
pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan makanan, pakaian, obat-obatan, bahan pewarna
8
Menurut Walujo (2000) sejak permulaan munculnya, batasan etnobotani
sebagai suatu disiplin ilmu masih belum pasti dan belum ada suatu batasan tegas yang
disepakati oleh semua peneliti. Oleh sebab itu kemudian diberikan batasan yang
meliputi penelitian dan evaluasi tingkat pengetahuan dan fase-fase kehidupan
masyarakat primitive beserta pengaruh lingkungan dunia tumbuh-tumbuhan terhadap
istiadat, kepercayaan, dan sejarah suku bangsa yang bersangkutan. Disiplin
etnobotani secara tidak langsung telah lama dikenal di kalangan ilmuwan dunia,tetapi
di Indonesia belum berkembang seperti ilmu-ilmu lainnya. Baru pada tahun-tahun
terakhir ini etnobotani mulai banyak digemari kalangan peneliti botani.
Menurut Suryadarma (2008), Etnobotani mempelajari pemanfaatan tumbuhan
secara tradisional oleh suku yang primitive, yang mana gagasannya telah disampaikan
pada pertemuan perkumpulan arkeolog tahun 1895 oleh Harsberger (Rifa i, 2000).
Etnobotani merupakan cabang ilmu yang interdispliner, yaitu mempelajari hubungan
manusia dengan tumbuhan dan lingkungannya (Walujo,
2000). Etnobotani
menekankan bagaimana mengungkapkan keterkaitan budaya masyarakat dengan
sumberdaya tumbuhan di lingkungannya secara langsung ataupun tidak langsung.
Penekanan pada hubungan mendalam budaya manusia dengan alam nabati sekitarnya.
Mengutamakan persepsi dan konsepsi budaya kelompok masyarakat dalam mengatur
system pengetahuan anggotanya menghadapi tetumbuhan dalam lingkup hidupnya.
óô óõö÷ øùú ûüû÷
p
û ýûþew
û÷ÿern
ûPengobatan pada ternak adalah suatu cara yang dilakukan oleh peternak untuk
mendiagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badan atau rohaniah pada hewan ternak,
termasuk bertujuan untuk penyembuhan dan pengembangan kualitas hewan ternak
agar produksi dari hewan ternak menghasilkan hasil yang baik dan aman. Keamanan
hasil produksi hewan ternak bergantung pada jenis obat yang digunakan dalam proses
pengobatan, penyembuhan dan pemeliharaannya. Obat itu akan bersifat sebagai obat
yang tepat. Beberapa alternative obat yang dapat dijadikan pilihan diantaranya adalah
obat ternak modern atau kimia dan obat ternak tradisional (Kartasapoetra, 1992).
2.2.1 Obat Ternak Modern
Pengobatan ternak modern adalah pengobatan yang dilakukan dengan
cara-cara modern/ilmiah atau telah diuji cobakan dengan sebuah penelitian dan
dipertanggung jawabkan. Namun, dari cara pembuatan obat ternak modern ini
memiliki sedikit keunggulan karena dibuat dengan mesin dan pada umumnya
dilakukan secara terukur dan melalui percobaan yang terkontrol. Dengan demikian,
sterilisasi atau faktor kebersihan obat modern jauh lebih terjaga (Supriono, 1997).
Obat ternak modern adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan
untuk
digunakan
dalam
menetapkan
diagnosis,
mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan tubuh hewan, obat modern pada ternak selain untuk mengobati penyakit
juga bias digunakan untuk membantu meningkatkan kualitas produksi dari ternak.
Karena pembuatan obat modern dengan menambahkan beberapa zat kimia sehingga
bukan mustahil akan ada efek samping setelah dikonsumsikan pada ternak.
Pengobatan ternak modern ini juga relatif membutuhkan biaya yang mahal karena
bahan baku obat-obatannya sangat mahal dan harganya sangat tergantung kepada
manfaatnya untuk kebutuhan ternak (Walujo, 2008).
Efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian obat modern yang biasanya
mengandung zat kimia, akan mempunyai dampak berbahaya terhadap hewan ternak
itu sendiri, artinya penggunaan obat jenis tertentu mungkin dapat mencederai
hewannya, sebagai contoh penggunaan obat pada ternak sapi yang bertujuan untuk
menghilangkan perlemakan pada dagingnya, obat untuk membuat daging
l
menyebabkan efek gangguan jantung pada ternaknya. Ada juga efek samping bagi
manusia yang mengkonsumsi hasil produksi dari ternak, contohnya penggunaan
antibiotik
h
lo
r
n
i
o
l
yang residunya dapat bertahan lama berada di daging,
10
menyebabkan Anemia,
y
, dan gangguan pembentukan sumsum
tulang. Contoh lain penggunaan hormon
th
yl
il
st
ro
l
(DES) pada ternak yang
dapat memicu pertumbuhan kanker pada manusia (Supriono, 1997).
2.2.2 Obat Ternak Tradisional
Pengobatan ternak secara tradisional telah lama dikenal oleh masyarakat sejak
beribu tahun yang lalu. Pengetahuan ini dimulai dengan dicobanya berbagai
tumbuhan untuk obat-obatan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan dan
meningkatkan kualitas ternak. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari
sumber bahan alam khususnya tumbuhan telah memperlihatkan peranannya dalam
upaya-upaya peningkatan kualitas kesehatan ternak (obat) (Swan dkk, 2002).
Obat ternak tradisional (jamu ternak) telah dimanfaatkan oleh petani dan
peternak di pedesaan dan ternyata penggunaannya semakin meningkat pula
akhir-akhir ini berdasarkan informasi lapangan, dengan menggunakan jamu tersebut bisa
meningkatkan produktivitas, penggunaan obat tradisional (jamu) untuk hewan ternak
pun meningkat pula hanya saja sosialisasi dan promosi obat atau jamu untuk hewan
kurang gencar dibanding dengan obat atau jamu untuk manusia (Prananingrum,
2007).
Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi tentang keamanan bahan pangan
yang mereka konsumsi mendorong pemanfaatan tanaman tradisional dalam usaha
peternakan baik untuk obat maupun meningkatkan kualitas ternak, sehingga
berpandangan ramah lingkungan. Ramah lingkungan yang dimaksud adalah upaya
menciptakan bahan pangan dengan penjaminan keamanannya melalui upaya
memperkecil keberadaan bahan atau zat cemaran dalam pangan ( Kartika dan Said,
2003).
Obat tradisional atau jamu untuk ternak tidak kalah dibandingkan dengan obat
modern, karena penggunaan obat tradisional atau jamu secara umum dinilai lebih
aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional
situasi tertentu penggunaan obat tradisional atau jamu memenuhi beberapa
keunggulan diantaranya ialah praktis, mdah didapat, ekonomis, dan bahan ramuan
obat tradisiona atau jamu sangat mudah didapatkan di sekitar lingkungan, bahkan
dapat ditanam sendiri untuk persediaan keluarga, pengolahan ramuannya juga tidak
rumit, sehingga dapat dibuat di dapur sendiri tanpa memerlukan peralatan khusus dan
biaya yang besar (Katno dan Pramono, 2006).
Efek samping obat tradisional atau jamu ternak relatif kecil jika digunakan
secara tepat, yang meliputi kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu
penggunaan, ketepatan cara penggunaan, ketepatan telaah informasi, dan tanpa
penyalahgunaan obat tradisional atau jamu tersebut (Sarwono, 2005).
2.2.3 Tumbuhan sebagai Bahan Pembuatan Obat Ternak Tradisional
Pemanfaatan obat
ternak
tradisional dianjurkan karena selain dapat
menghemat biaya, juga dapat mengurangi ketergantungan peternak terhadap
obat-obat ternak pabrik yang biasanya kurang bahkan tidak tersedia di pedesaan. Lagipula
ternak sakit dapat segera ditolong karena tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat biasanya
banyak terdapat di pedesaan. Hal ini diketahui dari hasil penelitian sebelumnya,
diantaranya beberapa obat tradisional untuk ternak yang tercantum dalam Tabel 3.1
12
Tabel 2.1 Tanaman Tradisional dan Manfaatnya untuk Obat Ternak
& '( & )
m
) * )+ ),)+N
)m
)-lmi
). /h
)0i
)1d
)+2)+f
))11.
Jahe
3in
g
i
45r
67 7i
8i
9:;5 < =Koksidiosis, kekebalan tubuh
2.
Bawang putih
>;liu
m
s
:?ivu
m
< =Alfatoksikosis
3.
Kunyit
@u
r
8AB:C6B5sti
8:
Val.
Menambah nafsu makan
4.
Lengkuas
< :9DA:D:;:9D:;< =Menambah nafsu makan
5.
Kencur
E:5BF75ri
:
D:;:9D:
L.
Menambah nafsu makan
6.
Temu lawak
@u
r
8AB:x
:9?h
o
rrh
iz
:Roxb.
Menambah nafsu makan
7.
Lempuyang
3in
g
i
45r z
5r
AB45t
L.
Menambah nafsu makan
8.
Sambiloto
>9CGo
p
r
:FHIs
F:9I 8u
l
:?:
Menekan aflatoksin
9.
Mengkudu
Jo
ri
9C:8irti
7o
li
:L
=Efisiensi pakan
10.
Pepaya
@:Gi
8:F:F:K:L.
Daya tahan tubuh
LAB45
r
M3:I9ACCI9NOPPOQ(R2)0
y
)S)T)1/)Uup
)1en
V)+yuw
)+gi
2.3.1 Kabupaten Banyuwangi
Salah satu wilayah yang memiliki penduduk masyarakat Using adalah
kabupaten Banyuwangi. Masyarakat Using adalah penduduk asli di kabupaten
Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung paling timur pulau Jawa dan
berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo di utara, selat Bali di Timur,
Samudra Hindia di selatan serta kabupaten Jember dan kabupaten Bondowoso di
sebelah barat. Pelabuhan Ketapang adalah pelabuhan yang menghubungkan pulau
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Banyuwangi
Sumber: www.google.com/peta_banyuwangi.gif
Dengan luas 5.800 km
2
, segala hal yang ada di kabupaten Banyuwangi sangat
menarik untuk dibahas, baik dari segi budaya, pariwisata alamnya atau bahkan
kulinernya. Secara geografis, Banyuwangi terletak di daerah wisata alam yang masih
hijau dan liar layaknya safari di Afrika, ditambah juga dengan lokasinya yang dekat
dengan Samudra Hindia. Dengan begitu, terdapat penyatuan lokasi yang bisa
dikunjungi yaitu pantai dan daerah pegunungan seperti Taman Nasional Baluran,
14
2.3.2 Masyarakat Using
Masyarakat Using dikenali sebagai etnis yang paling awal mendiami
kabupaten Banyuwangi, dikatakan sebagai kelompok masyarakat yang tetap
konsisten melaksakan budaya dan bahasa Jawi Kuno sejak berdirinya Kerajaan
Blambangan, sehingga oleh beberapa kalangan dianggap sebagai penduduk asli
Banyuwangi. Walaupun sebagai penduduk asli Banyuwangi, secara kuantitatif etnik
Using minoritas di tengah kemajemukan etnis di kabupaten Banyuwangi. Menurut
catatan kependudukan tahun 2010, etnis Using hanya berjumlah 500 ribu jiwa.
Jumlah tersebut tersebar di beberapa kecamatan kabupaten Banyuwangi, di antaranya
adalah kecamatan Giri, Songgon, Glagah, Singojuruh, Cluring, Rogojampi, Kabat,
Sebagian Banyuwangi Kota, Srono, dan Sebagian Genteng (Rochsun, 2012:7).
Ayu Sutarto (dalam Rochsun, 2012:8) membagi karakteristik etnis Using pada
umumnya kedalam empat hal yaitu: 1) ahli dalam bercocok tanam, 2) memiliki tradisi
seni dan budaya yang handal, 3) sangat egaliter, 4) terbuka terhadap perubahan. Atas
dasar empat hal tersebut dan dikaitkannya dengan karakter masyarakat melalui
unsur-unsur produk budaya bahwa, seni budaya etnis Using dikatakan mempunyai relasi
dengan nilai religi dan pola mata pencaharian.
Kesenian tradisional khas Banyuwangi diantaranya Gandrung Banyuwangi,
Seblang, Janger, Rengganis, Hadrah, Kunthulan, Patrol, Mocopatan, Pacul Goang,
Jaranan Butho, Barong, Kebo-Keboan, Angklung Caruk dan Gedhogan (Suharti,
2012: 25).
Selain itu juga terdapat kesenian yang berhubungan dengan siklus kehidupan
(
WXt
YZ[Z/hamil hari ke tujuh,
\o
l
YZ][Z^ _`aYZX^g
l
b Z]c[d e[Z]c [d/Perkawinan),
kemasyarakatan (
f` aY g`k
[h[Z/pemberian sesaji kepada roh halus,
_iYce_iY][Z
/Mauludan,
j ` aYek
` aY[Z/Penyambut Panen) hingga tari-tarian. Budayawan
Jawa Timur Ayu Sutarto mencatat ada 32 acara budaya yang dimiliki masyarakat
15
k l kmnop q rsptp up v w qw l u
mnxyz
n
{s
tzn
zl
{t
{ |}~
(
,
2009).
,
(
1996:93).
i
o
r
t
o
n
s
n
su
s
to
r
u
s
v
¡ (
¢£¤ ¡ ¥¦¦ t
§¨©©ª«¬®§3.2
qzm
p
|¯°|}±|²tu
tzn
zl
{t
{|}³§¨ §´
µ ¶ · ¸ £
y
¸ £ y
~ ´ § µ y
~ ´ µ § ¹ § ¥y
§¥ ¸ £ y
y
y
º¶
¨©® §
»
¸
y
¼ 16
3.2.2
½ ¾¿À Á ÃÄ ÃÅÆÀ Æ ¾Ä ÃÄ ÃÅÆ ÀÆ ¾ÄÆÄÆ
ÇÆ Å¾¿È¾Ä ¾¿ ¾ÄɾǾÊÁžÄËÃÆ
-
ÌÁÄÆ2014.
ÍÎ ÍÏ
o
p
u
l
ÐÑÒÓ ÐÔÕ ÐÖp
×l
Ï×n
×l
Òt
ÒÐÔ3.3.1
 ØÉÁÅ ¾ÈÆÂØÉÁžÈÆ ÉÃÄ ÃÅÆÀÆ¾Ä ÆÄÆ ¾Ç¾Å¾Ù Ú¾È۾ܾ¿ ¾À ÝÈÆ ÄÞ ÇÆ ¿ ¾ÊÁɾÀ ÃÄ ß¾ÄÛÁà¾ÄÞÆ
,
̾à¾áÆÚÁÜ.
3.3.2
â¾ÚÉÃÅâ ¾Ú ÉÃÅ ÉÃÄ ÃÅÆÀ Æ ¾Ä Æ ÄÆ ¾Ç¾Å¾Ù Ú¾È۾ܾ¿¾À ÝÈÆÄÞ ÇÆ ÇÃȾ ãÃÚÆÜÃÄ Ç¾Ä ÇÃȾ äÅ ÃÙȾÜÆ ÇÆ ¿Ãå¾Ú¾À ¾Ä æÅ ¾Þ¾Ùç ÈÃÜÀ¾ ¿ ÃÅÁÜ¾Ù¾Ä ßØÛØ Å ¾ÄÞÁ Ç¾Ä ¿ÃÅÁÜ¾Ù¾Ä Â ÃÄ ¾À ¾Ê¾Ä ÇÆ ¿ Ãå¾Ú¾À ¾Ä æ ÆÜÆ Û¾ÄÞ ÚÃÄÞÞÁÄ ¾¿¾Ä ÀÁÚÊÁÙ¾Ä ÈÃÊ¾Þ¾Æ Ê¾Ù¾Ä ØʾÀ ÀÃÜÄ ¾¿ ÀܾÇÆÈÆØÄ ¾ÅÇÆ¿ ¾ÊÁɾÀ ÃÄß¾ÄÛÁà¾ÄÞÆ
,
̾à¾áÆÚÁÜ.
3.3.3
á ÿÄÆ¿Â ÃÄÞ¾ÚÊÆžÄâ ¾ÚÉÃÅá ÿÄÆ¿ È¾Ú ÉÅÆÄÞ Û¾ÄÞ ÇÆÞÁÄ ¾¿¾Ä ǾŠ¾Ú ÉÃÄÃÅÆ ÀÆ ¾Ä Æ ÄÆ Û¾ÆÀÁ èéê
p
o
siv
ë ìíî ïði
ñò Ç¾Ä ìñóô õí ðl
ìíî ïði
ñò.
 ÃÄ ÃÄÀÁ¾Ä ȾÚÉÃÅ ¾à¾Å ÇÆ Å¾¿ Á¿¾Ä ÇÃÄÞ¾Ä ÚÃÄÞÞÁľ¿ ¾Ä èéêp
o
siv
ë ìíîïði
ñò.
â ÃÀƾà¾Ä(2005)
ÚÃÄÞÁÄÞ¿ ¾É¿¾Ä ʾÙྠèéêp
o
siv
ë ìíî ïði
ñò ÚÃÜÁɾ¿ ¾Ä ÉÃÄ ÃÄÀÁ¾Ä ȾÚÉÃÅ ÇÃÄÞ¾Ä ÚÃÚÉÃÜÀÆÚʾÄÞ¿¾Ä ¿ÜÆÀ ÃÜÆ ¾-
¿ÜÆÀÃÜƾ ÀÃÜÀÃÄÀ Áç Ç¾Å¾Ú Ù¾Å Æ ÄÆ ØܾÄÞ Û¾ ÄÞ ÇƾÄÞÞ¾É ¾Ç¾Å ¾Ù ÉÃÄÇÁÇÁ¿ ¾ÈÅÆ Ú¾È۾ܾ¿¾À ÁÈÆ ÄÞ Û¾ÄÞ ÚÃÄÞÃÀ ¾ÙÁÆ Ç¾Ä Û¾ÄÞ ÚÃÄÞÞÁľ¿ ¾Ä ØʾÀ ÀܾÇÆÈÆØÄ ¾Å ÁÄÀÁ¿ ÙÃà¾Ä À ÃÜľ¿.
â¾ÚÉÃÅ Û¾ÄÞ À ÃÜÉÆ ÅÆÙ ÇÆÈÃÊÁÀ ëk
y i
ñöî íñ÷o
r
Û¾ÄÞ ÚÃÜÁɾ¿¾Ä ¾ÄÞÞØÀ¾ ÜÃøÅÿÀÆø ÉÃÄÀÆ ÄÞ Ç¾ÜÆ ÈÁ¾À Á Ú¾È۾ܾ¿¾À Û¾ÄÞ ÚÃÄÞÃÀ¾ÙÁÆ Ê¾ÄÛ¾¿ پŠÀ ÃÄÀ ¾ÄÞ ÊÁǾ۾ ÇÆǾÃܾÙÀ ÃÜÈÃÊÁÀǾÄÊÃÜÈÃÇƾÁÄÀÁ¿
ÊÃÜʾÞÆÉÃÄÞÃÀ¾ÙÁ¾Ä
.
ûü ýþÿ ÿþ û þ û
l
i
þü ÿü ÿ ü ýü þ ü þûþþ ÿþ ÿ ûþü
k
y i
o
r
t
(
ü ûþýþ
þ þü
, 2009).
þ þ ûÿ ÿ
(2008:3)
l
i
þÿþ ÿü ÿþ ýü ûü þþ þý þþ ý þ ýþ ûü ÿþ ý þ
,
ÿ ûüþ ÿþþ ý üÿ þûþþÿþü þüþ ûü ý! "# $
n
$s
$%p
"r
&'$o
n
&l
(þ üûþÿ )þûü þü þ þ ûþ
,
þ ÿþ ýüü ü ÿþ ü þ ÿ )ýþÿþ þü þ ý ýü üþþ þüüÿ:
þ.
* þ þ ûüü þ ý þ ûþ ýþ þ þþ þ þ +þ þ þ þ þ þþ ý ûþ ü þ þ ûü þ ÿþ ÿ ÿþ þÿü þ þ ÿýþü þ þ ûþ þ ÿý ÿ üû ,þ ýþ ýü üþ ü ü þ ûþ ýþ )þ þ ûüü þ ý þ ûü þ ÿþ ÿ ÿþ þÿü þþ ÿ ýþü þþ ûþþþÿ þþþ ÿþ -ü þ ûþýþ û û ÿ þýü .þ þü ûþ þÿþ û û ÿ þ ü þûü þ þÿ+þ þþûüÿþ þ.þ þ üþ þ ÿþ ÿ /þþ.
þþ þ ÿþ - ü þ ûü þ ÿ û ûþ ýþ ýü ü þ ü ü þûþ ýþþþ þ ÿþ- ü þ ûü þüüýþ þ ûüûþ0 ü ûþ ûþ*ý þ üûü
ÿ+þþ þ 1ýþ þ 2 þ ÿý þ þ . ýþ ûþ ÿý þ þ 3þ þþ ûü
ÿ+þþ þ1üü
,
ÿþ þ.þ þ ü,
/þþ4ü.
3.5
5 "6n
$ 67"n
89p
u
m
l
&:! &;&3
ýþ ûþþ ûü ÿ ý ÿþ ýþ ý ü
þþ+þ þ
s
m
i
<str
=>tu
r
?û þ þÿþ ü þ þ þ
o
p
n
< ??(
ü 22010).
(ý @ @
t
A(2006)
ÿü ÿBþü
(
Cti
>i
D E Drv
io
n
)
ûü þ ÿþ ÿ
þþ
ü þü þ ûü ÿþ 3 ýþ ûþþ ûüýþ ÿ ÿþ þ ûþ D
u
r
s
tti
(
ÿ ûüü þ þýþ üþ),
ûþþ ü,
ûþ ÿü ÿ ýþ ûþþ ýüþ þÿ þ ûþ Bþü þ þ
(
Cti
>i
D Erv
Dio
n
) (
ü 218
FGHI GJK GLGK M JHN MJ FOFH PHN H
IHKH FGHI
IHQFGPGI
(
, 2007).
FOQR MSH
KOJ THJK GRHJ FMN
.
UMNR MVHJ WH J T
IOJXH FH F HJ JHN H YZSHY
,
.
[OJ GP FMNR MVHJWHJ TR O
MJ FMSPOYHJ \ MFJWHK G YHS M
.
]^_`
n
str
u
m
an
ban
al
ct
cdefYH FH FH M GJPFQMN
IOJO Y GFGHJWHG FMIOJO YG FG
-gHgHJXHQHKHJPHQHJHK
(
).
3.
7 Rancangan Penelitian
hHJ XHJ THJI OJO Y
iHN RHQ
3.1
18
FH I NOJ \HN GJ RHVgH IOJOYG FG NOJTMN I MYSHJ \O IHJ
(
hH XVN HgH F G
, 2007).
jHgHJ XHQH K GYHSPHJ N OK GHS MGPGZJOQWHJTK G GPGZ YOV
IOJOY GF G
.
TK GNHJkHHFSHJ PORH TH G RHVHJ ZRH F
FQHK GPGZJ
,
RHTGHJ WH J T K GTMJ HSHJ l XHQH IOJ TTMJ HHJ l KHJ.
O Y MN K GSO FHVMGJHN HG YNGHVJWH KGHNR GY XZJ FZV MSHJGKOJ FGkGSHPG
.
3.6 Instrumen Penelitian
N OJ WH J T KGTMJHSHJ K HYHNIOJO YG FGHJGJ G POPMH G POJK GQGWHJ TK GRHJ FMKOJ THJ NOJTTMJ HSHJH YH F
-K ZS MNOJ FHPG(
SHN OQHK GTGF H YKHJH YH FIOQOSHN).
3.7 Rancangan Penelitian
YG FGHJWH JTK GFOQHISHJHK HYHVm
3.1
hHJXHJ THJI OJOY GF GHJMJ F MSIOJ THNR GYHJKH FH18
OJ GP KH FH WH J T
(
, 2007).
HJHS HJ KOJ THJ.
JH Y K GYHS MSHJ
,
SO T MJHHJJWH.
VOQRHQGMNJWH
.
3.6 Instrumen Penelitian
GKOJTHJ kZSMP F
-
H YHFIOKZNHJ(
).
3.7 Rancangan Penelitian
nop oqrs trsu
v wv xyz{r| }
v ~ wv xyz{r| }n orr prs { rtr v wv xyz{r| }n orr prs }q} y wv ostr }{ rs
p
o
siv
s wv ostr }{ rs l
v ~r wv xyz{r| }n orr prs { rtr o| rno}qos v ~ wv xyz{r| }n orr prs { rtr o| r{o| rq} v r wv xyz{r| }n orr prs }q} o| rv osr pr rs v wv xyz{r| }n orr prs }q} o| r xx{rs tz
y
y~r wr yo{os trsy os tr } {rs
p
o
siv
o|rn o } qos y~ wr yo{os trsy os tr } {rsp
o
siv
o|r { o|r q} yr wr yo{os trsy os tr } {rsp
o
siv
o|rvosrpr rs y wr yo{os trsy os tr } {rsrp
o
siv
o|r xy
x{ rs tz s v ~r
wr yo{o| rno } qos s v ~r
y
wr yo{o| rno } qos s v ~r
wr yo{o| rno } qos|opoqz| s
y
r s v ~
wr yo{o| r{o| r q} s v ~
y
wr yo{o| r{o| r q} s v ~
wr yo{o| r{o| r q}|op oqz| s
y
r s v r
wr yo{o| rv osrpr r s s v r
y
wr yo{o| rv os rpr r s s v r
wr yo{o| rv os rpr r s|op oqz| sr
y
s v
wr yo{o| r xx{rs tz
y
s v y
wr yo{o| r xx{rs tz
y
s v
wr yo{o| r xx{rs tz
y
|op oqz| sy
r w rpr
r
o
s
u
r
n
l
t
¡¢v qx| oz q£oq¤r} z{r}r q} yoq| }r yrsy os o{ } p} rs} sttrrs r{} | }|r| }{o{ }yz p} pr r y¥pr ry|o r tr} oq}£z pu
¦§¨§~§ ©os os pz£rs|r yo{
20
³´µ¶ ·¸·µ¹· º » ¼ ½¾¿
(2010:6-8),
¼ ºÀ´µÁ¼ ´Â ÷ ºÄ ¶¼ Äź· ¹· º ¶·Æ· ½ Ç´º´Æ ¼ À ¼· º ¾ ´µ¸¼È· Às
Ém
i
Êstr
ËÌtu
r
ÉͶ ´ºÄ·º ½ ´ºÄÄÅ º· ¹· º À¼Ç´Ç´µ À· ºÃ· ·º À ´µ¾Å ¹·
(
o
p
É
n
Ê ÉÎÍ ÉÍ).
Ϻȿµ ½· º¶¼ À· ºÃ· ·Ç· ¹· Ð ½ ´ºÄÄÅ º·¹ ·º ¿¾· À Àµ· ¶¼ ¸¼¿º·Æ
(
Ѽ´µ ¿º¼ Ét
ÒÓ
., 2002:217).
»´Æ· ºÔÅ ÀºÃ· ¼ ºÈ¿µ½·¸¼ ¸Ç´¸¼È¼ ¹¶¼¶· Ç·À ¹·º ¶ ´ºÄ·º ½´ºÄÄÅ º·¹· º
·  · ºÕ·µ· ÷ºÄ À´µ ¸ÀµÅ¹Àŵ ÷¼ÀÅ ¼ ºÈ¿µ ½·º ¶¼ À·º ÷ À ´ºÀ· ºÄ Ç´µ ¸¼· Ç·º ÷ºÄ ¸ ´¶ · ºÄ ·À·Å À´Æ·Ð ¶¼ÄÅ º· ¹·º źÀÅ ¹ ½´½¾ Å· À ¾·Ð· º ¿¾·À Àµ ·¶¼ ¸¼ ¿º·Æ
(
Å ºÀÅ ¹ ½ ´ºÄ¿¾ · À¼ Ç´ º ÷ ¹¼ À Ç·¶· À´µ º·¹).
Ö ·Æ¼ º¼¶¼Æ· ¹Å¹·º¶ ´ºÄ·º½´ºÄÄÅ º·¹ ·º½ ´¶¼ ·¹Å¼ ¸¼¿º´µ.
׿¸¼¿º´µÀ ´µ ¸ ´¾Å À ·¹· º½ ´ºÔ·¶¼ ·ÕÅ· º ¶·µ¼Ç´µ À·º ÷ ·º ÷ºÄ· ¹·º ¶¼À· ºÃ·¹·º ¹´Ç·¶· ¼ ºÈ¿µ½·º ¶· º ¶ ¼ ¸ ´µÀ·¼ ¶ ´ºÄ· º ¶ ¿¹Å ½´ ºÀ·¸¼ ÷ºÄ ½ ´º¶Å ¹Å ºÄ ¹´·¾ ¸ ·Ð· º ¹Å¼ ¸¼ ¿º´µÀ´µ ¸´¾Å À
.
׿¸¼¿º´µÃ·ºÄ¶¼À· º ÷¹· º¾ ´µ ¼¸¼¹·ºÀ´ºÀ· ºÄ Ô´º¼ ¸ÀÅ ½¾ÅзºØ·¸·Æ ÀÅ ½¾Åз ºØ Õ·µ· Ç ´ºÄÄź··º(
¶¼ ½·¹ ·ºÙ¶¼½¼ºÅ½/
Õ¿½¾ ¿µ,
Ç´ºÄÄÅ º· ·º ÆÅ ·µ),
¾ · ļ· º ÀÅ ½¾Åз º ÷º Ä ¶¼ ÄÅ º·¹ ·º(
· ¹· µ,
¶·Å º,
¾Åº Ä·,
¾ Å·ÐØ ¾¼Ô¼ ¾Å·Ð,
¶·º ¾· ļ·º Æ·¼ ºº ÷)
¸ ´µ À· Õ·µ · ½´µ· ½Å ¾ ·Ð · º ¿¾· À Àµ·¶¼¸¼¿º·Æ(
¹¿½Ç¿¸¼¸¼,
¶¼Ä¿¸ ¿¹Ø ¶¼ Ç·µÅ À ¶¼µ ´¾Å¸,
¶¼ ÀÅ ½¾Å ¹Ø¶¼ зºÕŵ ¹· º,
¶· ºÆ·¼º-
Æ·¼º).
3.8.3.
Ñ ´ºÄÅ ½ ÇÅÆ· º¶· À ·Ú· À·Ð· ¸¼Æ · · ºÕ·µ·¶¼¸ Å ¸Å º¸ ´Ç´µ À¼Û·¾ ´Æ
3.1,
Û·¾ ´Æ3.2
¶·ºÛ·¾´Æ3.3.
Ü Ý Þß à3.1
Ü Ý Þá àÝâãäÝå æÝ çæáèÞá éÝ êëÝ êìäãíß æ Ý éáãÝæ Ýáäãìá êÝ íÝ êîà ß éèÝâ ëÝ ç Ý íÝ æïâãê ì äãíÝ Þá ðÝ æ ß êñÝ êëá ò Ý êìãâß ÞÝ ìÝãÞÝ éÝêî ÞÝææç Ý äã âã î êÝàá êæá íæ ßç êÝ í
.
óî ô
ó ÝèÝæáèÞáéÝ ê
óÝèÝ õÝ èãàã
ñÝ ìãÝ ê Üá èÞá éÝ êëÝ êì
öãìá êÝ íÝ ê
÷ ß ìáêÝ Ý ê øùú ûü
ýþ ÿ ùÿû
si
si
ÿà èãÝ é
3.2
! " "
# $ % # ""
1
2
3
&
'( )*+ ,-.
s
.s
/, 0.l
12n
2l
.t
., +3.10.1.
345678789 5: 5; < 4<6 7: 7 5434567878=5:5= 7 65>?> 54@< 6 56? 7< @A 5:: 5B 5A CD57:?E 5
.
F= < 4: 7G7>587H 5@ 5F6 @75B= 54I5@ 767J? @K?B 54 D54L = 7><: 5B ? 7 5: 5? = 7 L? 45>54 M6<B @58D5 N5>5: O874L = 7 >5 K?A 5: < 4 P 54D? Q54 L7 8 < K5L57 K5B54 MK5: :N5= 787M456 = 7LM6 M4L>54 K< N=585N>54 R7 N7
-
R7 N7 @MNGM6ML7 4D5(
B5K7: 5:,
K< 4:?> =5? 4CA<N 5> 5N 54C 8:N?>:? N K5:54 L = 54 6574-
6 57 4)
= 54 =7 7=< 4: 7G7> 587 @< 4LL? 45> 54 K?>? A 54=? 54 7=< 4:7G7> 587 :? @K?B 54 SI 6 MN5 MG T5U 5 V M6W XC Y= 54Zkarangan Backer and Brink tahun 1963, 1965, dan 1968. Namun
bila terdapat keraguan tentang tumbuhan tersebut atau belum diketahui nama
ilmiahnya, maka diambil herbariumnya untuk diidentifikasi di Herbarium
Jemberiense Biologi Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Jember.
[\ ]^ ]_`abs
ci
]ai
defghib. Analisis
jk lm]^nlNilai
u
s
lv
]^ nldidasarkan pada jumlah responden yang menggunakan atau
mengetahui dan jumlah responden yang menyatakan sebuah tumbuhan tertentu.
Nilai
u
s
lv
]^nldapat menunjukkan spesies yang dianggap paling penting,
sehingga mengasosiasikan akan adanya suatu upaya konservasi pada spesies
tersebut. Hal ini dikarenakan spesies tumbuhan dengan nilai use value tinggi
menunjukkan spesies tersebut akan paling banyak digunakan (Albuquerque, 2006).
22
op q
r st suvw xvwy z { qw|}v~
u
s
v
z q~}v |wu vwvw xy
swxst v ~ |vt v~sw xx~wvvw s|st~~ vww q~}v |wu vwss} ~u~ vw
wv}||
o
r
u
s
to
r
} s|v
t
swy
vtvvw v v rm
o
o
n
s
u
s
to
r
|x~wv vw ~wt~ swx| swt||v| vt s xu|y
v w x v}|w x swt|wx vv ~vt~ sw s}|t|vw vw |x~wv vw sv xv| vuv stsu vv s|stvwv vw ~wt~ |}v vwvvw sws} |t|vwy
v w x }s| swv}v s|wu|
t
v}v ¡ v wv}s t
¢ £ swy
s~t vw v v o
r
o
n
s
n
u
s
to
r
|x~wv vw~wt~ swswt~vwt~~ vwy
vw x vwxvt swvu| v}v swvu| swy
vv | vt| r
o
o
n
s
u
s
to
r
vvw s ~w
y
v|w| }v|y
v wxuswv swsvt| |vt vwv vw|| }| svuvv v vtv~ t| v vvwy
v sut~vu vw|
w u v| vu| s wxx~wv tvwvvw vu| v|wx v|wx |wu vw vw v vw s~wv|
y
w| }v|y
vwx t|w xx| swsvt|¤ |v t vwv vw |x~w vvw }s vw
y
v |wu vw v w tsu v| sut~vuvw |w u v| }~¥~su¥~s¢ ¦s w~u~t} s|v
t
¢
o
r
o
n
s
n
u
s
to
r
vvt| |t~wxsw xx~wvvwu~~ s vxv