• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak cipta buku elektronik (E-Book) ditijau dari undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hak cipta buku elektronik (E-Book) ditijau dari undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Hak Atas Kekayaan Intelektual berasal dari istilah asing yaitu Intelectual Property Right. Istilah Hak Atas Kekayaan Intelektual biasa disingkat dengan beberapa ejaan diantaranya HKI, Menurut David I Bainbridge, Hak Kekayaan Intelektual adalah hak atas kekayaan yang berasal dari karya intelektual manusia, yaitu hak yang berasal dari hasil kreatif yaitu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk karya yang bermanfaat serta berguna untuk menunjang kehidupan manusia dan mempunyai nilai ekonomi.1

Sedangkan saat ini, HKI telah diubah menjadi KI sebagaimana Peraturan Presiden (Perpres) No. 44 Tahun 2015 pada tanggal 22 April 2015 lalu ditandatangani Presiden Joko Widodo tentang Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Dalam Perpres tersebut, setidaknya terdapat dua Direktorat Jenderal (Ditjen) di lingkungan Kemenkumham yang namanya berubah.

Pemahaman mengenai Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disingkat dengan HKI) adalah mengenai hak atas kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. HKI dapat dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu Hak Cipta (Copy Rights) dan Hak milik Perindustrian (Industrial Property Rights) yang terdiri dari Paten (Patent), Merek (Trademark), Desain Industri (Industrial

1 Muhammad Djumhana dan R.Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah Teori dan

(2)

Design), Rahasia Dagang (Trade Secret) dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Integrated Circuit Lay Out Design).

Permasalahan mengenai HKI saat ini menjadi bahan pengkajian dan sorotan yang mendapat perhatian dari berbagai pihak. HKI sangat penting terutama di bidang industri dan perdagangan baik nasional maupun internasional.2 HKI tidak berkaitan dengan hukum saja melainkan erat hubungannya dengan masalah perdagangan, ekonomi dan pengembangan teknologi serta menjadi landasan bagi usaha untuk memajukan kultural bangsa dan masyarakat pada umumnya.

Salah satu permasalahan yang timbul dan sering dihadapi negara-negara berkembang pada umumnya, termasuk Indonesia adalah persoalan perlindungan dan kepastian hukum. Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah melakukan upaya perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan salah satunya adalah hak cipta melakukan perubahan Undang-Undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014. Adapun tujuan perlindungan hukum dalam upaya perlindungan hak cipta adalah dalam meningkatkan pendapatan ekonomi sekaligus menumbuh kembangkan kreatifitas pencipta di dalam menciptakan dan menjamin perklindungan karya cipta seseorang terutama dalam bentuk pelanggaran atas karya cipta. Hukum mengakui bahwa hak cipta lahir sejak saat ciptaan selesai diwujudkan. Ciptaan sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Hak Cipta adalah hasil setiap karya pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra.3

(3)

Pokok persoalannya menyangkut norma pengaturan yang menegaskan bahwa ide tidak mendapatkan perlindungan hukum. Sebaliknya yang berhak mendapatkan perlindungan hukum adalah ekspresi yang berupa wujud akhir ciptaan. Ini berarti untuk mendapatkan pengakuan dan memperoleh perlindungan hukum, ide tersebut harus telah selesai diwujudkan atau diekspresikan dalam karya yang nyata sesuai dengan bentuk dan sifat ciptaan. Yang perlu ditegaskan adalah bahwa ide harus bersifat asli atau orisinil sehingga memberi ciri khas ciptaan. Apabila tindakan itu dilakukan secara tanpa izin, hukum mengaggapnya sebagai pelanggaran hak cipta. Perlindungan hukum bagi pencipta adalah merupakan suatu upaya untuk mendorong kemajuan di bidang karya cipta dengan memberikan peningkatan kreatifitas pencipta.

Sesuai dengan tujuan dari perlindungan hukum hak cipta yaitu untuk mencegah terjadinya suatu peristiwa hukum yang merugikan pencipta.4

Meskipun Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta telah memberikan perlindungan hukum terhadap hak cipta, tetapi di dalam pelaksanaannya banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran hak cipta dan bagi pelanggaran hak tersebut dapat dituntut atas perbuatannya.5

Untuk melakukan penindakan bagi pelanggaran hak cipta haruslah memenuhi unsur-unsur sebagaimana diatur dalam pasal Undang-Undang Nomor 28 Tahum 2014 tentang Hak Cipta yaitu antara lain :

1. Seseorang yang tanpa persetujuannya :

a. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptaan itu.

(4)

b. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya. c. Mengganti atau mengubah judul ciptaan itu. d. Mengubah isi ciptaan itu.

2. Hak cipta memberikan hak untuk menyita benda yang diumumkan bertentangan dengan hak cipta itu serta memperbanyak yang tidak diperbolehkan dengan cara dan dengan memperhatikan ketentuan yang ditetapkan untuk penyitaan benda bergerak baik dengan menuntut penyerahan benda tersebut menjadi miliknya ataupun menuntut supaya benda itu dimusnahkan atau dirusak sehingga tidak dapat dipakai lagi.

Hak cipta tersebut juga memberi hak yang sama untuk penyitaan dan penuntut terhadap jumlah uang tanda masuk yang dipungut untuk menghadiri ceramah pertunujukan atau pameran yang melanggar hak cipta itu.

Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, terdiri atas :

a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya.

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya.

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks

e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomime f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase g. Karya seni terapan.

h. Peta.

i. Karya seni batik atau seni motif lain. j. Karya fotografi.

k. Potret.

l. Karya arsitektur. m. Karya sinematografi..

n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi.

o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modihkasi ekspresi budaya tradisional.

(5)

q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli.

r. Permainan video. s. Program Komputer.6

Hasil karya yang tidak dilindungi Hak Cipta meliputi : a. Hasil karya yang belum diwujudkan dalam bentuk nyata.

b. Setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data walaupun telah diungkapkan, dinyatakan, digambarkan, dijelaskan, atau digabungkan dalam sebuah Ciptaan.

c. Alat, benda, atau produk yang diciptakan hanya untuk menyelesaikan masalah teknis atau yang bentuknya hanya ditujukan untuk kebutuhan fungsional.7

Melihat pada uraian mengenai apa saja yang termasuk ciptaan sebagaimana disebut di atas, dapat dilihat bahwa buku merupakan salah satu ciptaan yang dilindungi, begitupula adaptasi. Dalam bagian Penjelasan Pasal 40 ayat (1) huruf n UUHC 2014 disebutkan yang dimaksud dengan “adaptasi” adalah mengalih wujudkan suatu ciptaan menjadi bentuk lain.

E-Book juga merupakan Ciptaan yang dilindungi karena merupakan adaptasi dari ciptaan awal berbentuk buku yang masing-masing memiliki hak cipta sendiri setelah diwujudkan dalam bentuk nyata. Hal ini juga sebagaimana disebutkan dalam Pasal 40 ayat (2) UUHC 2014 yang menyatakan: Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilindungi sebagai Ciptaan tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli.

Tak seperti Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (UUHC 2002), UUHC 2014 telah menegaskan pemberian hak eksklusif kepada Pencipta

(6)

untuk melakukan pengadaptasian atas karya Ciptaannya dan orang lain yang ingin melakukan pengadaptasian atas Ciptaan tersebut harus meminta izin dari Pencipta.8

Ada 2 (dua) hak yang tercakup dalam hak cipta yaitu: hak moral dan hak ekonomi. Hak moral adalah hak yang harus tetap di lekatkan secara abadi pada hasil ciptaan yang dilahirkan oleh pencipta sedangkan hak ekonomi ialah hak yang memberi manfaat ekonomi kepada pencipta. Kedua hak ini dalam Undang-undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 diatur dalam passal-pasal yang berbeda. Meskipun kedua hak tersebut diatur terpisah namun undang-undang menyebutkan kedua hak itu adalah bersifat eksklusif.9

Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.10 Yang dimaksud dengan hak “eksklusif” adalah hak yang hannya diperuntukan bagi Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain dapat memanfaatkan hak tersebut tanpa izin Pencipta. Pemegang Hak Cipta yang bukan Pencipta hanya memiliki sebagian dari hak eksklusif berupa hak ekonomi.11

Adapun salah satu contoh studi kasus yang terjadi dalam permasalahan Hak Cipta yaitu adalah permasalahan Karya Tulis. Pada awalnya “Arie Manurung” mendaftarkan karya tulis ciptaannya yang berjudul “Goldgram” kepada Direktorat Jenderal Hak kekayaan Intelektual dengan No. C00201003818 tanggal 28 Oktober

8Hukum online http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54b88cf7c9de6/hukum-pembuatan-iE-Book-i-dan-iaudio-book-i.

(7)

2010, terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan sebagaimana tertulis dalam Surat Pendaftaran Ciptaan No.050094 tanggal 15 Maret 2011.

Pada awal bulan Januari 2011, “Arie Manurung” , menemukan media di internet berupa karya tulis berbentuk Electronic Book (E-Book) yang berjudul “Investasi Cerdas Ala Rencana Emas” , dimana dalam Ebook tersebut tercantum nama Pencipta yaitu “ Indra Sjuriah “ sebagai Pencipta dan frasa “ Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang dengan kode ID: 121107738, ISBN : 978-977-52-9963-8”. Ternyata karya tulis “Indra Sjuriah” yang berjudul “Investasi Cerdas Ala Rencana Emas“, isinya secara kesuluruhan menjiplak dan mengakui karya tulis milik “Arie Manurung” yang berjudul “ Goldgram “ adalah miliknya. Selanjutnya, Karya Tulis yang berjudul “Investasi Cerdas Ala Rencana Emas” tidak terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan dan nama “Indra Sjuriah” tidak tercatat sebagai Pencipta, selain itu ID : 121107738, ISBN : 978-977-52-9963-8 bukan nomor registrasi pencatatan ciptaan yang dikenal Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, sehingga tidak benar bila karya tulis itu mencantumkan frasa “ Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang”.

(8)

dan transaksi jual-beli emas/logam mulia dengan menggunakan media internet , tidak mendapatkan kepastian dan perlindungan hukum, dan oleh karena itu “Arie Manurung“ mengajukan gugatan aquo yaitu memohon kepada hakim untuk mempertimbangkan seadil-adilnya. Tudingan tersebut dibantah oleh “ Indra Sjuriah” karena menganggap karya tulisnya yang dipublikasikan pada internet diambil dari beberapa sumber bukan bermaksud menjiplak karya tulis miik “Arie Manurung “ dan berhak mendapatkan perlindungan hukum karena karya tulis tersebut telah terdaftar dalam Dirjen HKI.

Jika dilihat dari sudut pandang pelanggaran Hak Ekonomi, dapat disimpulkan bahwa Indra Sjuriah melakukan pengumuman, pendistribusian, komunikasi Ciptaan tidak didasarkan atas ijin oleh “Arie Manurung”. Maka dari itu “Indra Sjuriah” dilarang menggandakan dan menggunakan secara komersial Ciptaan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (3) UUHC 2014. Hal ini sangat merugikan Arie Indra karena “ Indra Sjuriah” secara diam-diam mengambil keuntungan ekonomi dari karya tulisnya tersebut tanpa seizin dari “Arie Manurung” karena orang akan beranggapan bahwa karya tulis milik “Indra Sjuriah” yaitu “Investasi Cerdas Ala Rencana Emas” sama dengan karya tulis milik “Arie Manurung“ yang berjudul “Goldgram”. Dimana karena tindakannya tersebut sesuai Pasal 113 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Indra Sjuriah mendapati hukuman pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).12

(9)

Keputusan yang di ambil atas kasus tersebut adalah, Hakim Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : INDRA SJURIAH tersebut, menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah). Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada Mahkamah Agung, pada hari Kamis, tanggal 31 Januari 2013, oleh I Made Tara, Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Djafni Djamal dan Takdir Rahmadi, Hakim Agung masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Barita Sinaga.13

Sesuai dengan tujuan dari perlindungan hukum hak cipta yaitu untuk mencegah terjadinya suatu peristiwa hukum yang merugikan pencipta.14

Penelitian ini dilatar belakangi karena banyaknya kasus mengenai pelanggaran hak cipta yang merugikan pencipta dikarenakan adanya perbanyakan dan pengumuman hak cipta tanpa izin pencipta dan pemegang hak cipta. Dengan demikian Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta adalah melindungi karya-karya cipta tersebut terhadap pelanggaran hak cipta yaitu perbanyakan dan pengumuman hak cipta tanpa izin pencipta dan pemegang hak cipta.

13

PUTUSAN No. 444 K/Pdt.Sus/2012

14 Mieke Komar Kantaatmadja dan Ahmad M, Ramli, Perlindungan Atas Hak Kekayaan

(10)

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bermaksud melakukan analisa tentang aturan Hak Cipta Atas Buku Elektronik Tentang UUHC 2014.

B. Rumusan Masalah

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikaji tentang berbagai pokok permasalahan yaitu :

1. Bagaimanakah perlindungan Hukum Buku elektronik Sebagai Karya Cipta Menurut Undang-Undang Hak Cipta No.28 Tahun 2014 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2016 Tentang Perubahan Undang Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Teknologi? 2. Bagaimanakah perlindungan hukum yang diberikan dalam perjanjian lisensi

dalam buku elektronik (E-Book)?

3. Bagaimana perlindungan hukum Hak Cipta atas buku elektronik (E-Book)bila di bajak di Luar Negeri menurut Konvensi Internasional?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan thesis ini adalah : 1. Untuk mengetahui perlindungan Hukum Buku elektronik Sebagai Karya Cipta

Menurut Undang-Undang Hak Cipta No.28 Tahun 2014 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2016 Tentang Perubahan Undang Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Teknologi. 4. Untuk mengetahui perlindungan hukum yang diberikan dalam perjanjian

(11)

2. Untuk mengetahui perlindungan hukum Hak Cipta atas buku elektronik ( E-Book)bila di bajak di Luar Negeri menurut Konvensi Internasional.

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini memberikan sumbang saran dalam khasanah ilmu pengetahuan hukum, khususnya di bidang perlindungan hukum terhadap hak kekayaan intelektual pada buku elektronik.

b. Memberi masukan-masukan kepada masyarakat yang ingin mengetahui tentang perlindungan hukum atas hak kekayaan intelektual pada buku elektronik.

2. Secara Praktis

a. Bermanfaat kepada masyarakat umum khususnya kepada pencipta dan masyarakat agar mendapatkan keterangan tentang hak kekayaan intelektual pada buku elektronik.

b. Mengungkapkan berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan serta alternative solusi permasalahan tersebut.

E. Keaslian Penelitian

(12)

Utara di Medan, penelitian tentang Hak Cipta Buku Elektronik (E-Book) Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta” merupakan hal yang baru, belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini adalah asli, dan secara akademis penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya dan kalaupun ada lokasinya berbeda maka keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Dan juga terbuka untuk kritikan-kritikan yang sifatnya membangun sehubungan dengan topik dan permasalahan dalam penelitian ini.

Namun penelitian yang berkaitan tentang Hak Cipta Buku Elektronik ( E-Book) Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta memang sudah ada yang meneliti atau membahas, namun secara substansi pokok permasalahan yang dibahas berbeda dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang berkaitan dengan Hak Cipta Buku Elektronik (E-Book) Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang pernah dilakukan sekaligus menjadikan literatur tersebut sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini, adalah:

Penegakan Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Perdagangan Melalui Media Elektronik, oleh: Rizka Syafriana (NIM. 087011094)

a) Bagaimanakah kesepakatan antara pelaku usaha dan konsumen dalam perdagangan melalui media elektronik ?

(13)

c) Bagaimanakah penegakan hukum perlindungan konsumen dalam perdagangan elektronik?

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Teori adalah untuk menerangkan dan mejelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu terjadi,15 Dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya.16

Menetapkan landasan teori pada waktu diadakan penelitian ini tidak salah arah. Sebelumnya diambi rumusan landasan teori seperti yang dikemukakan M. Solly Lubis, yang menyebutkan :

“Bahwa landasan teori adalah suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujui yang dijadikan masukan dallam membuat kerangka berpikir dalam penulisan”17

Menurut Satjipto Raharjo, ”Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut hak. Tetapi tidak di setiap kekuasaan dalam masyarakat bisa disebut

15 J.J.J M. Wuisman dengan penyunting M. Hisman. “Penelitian ilmu-ilmu Sosial”, Jilid 1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal. 203

16

Ibid, hal. 216

(14)

sebagai hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada seseorang.18

Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.19 Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia.20

Perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:21

a. Perlindungan Hukum Preventif

Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta

18Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000). hal. 53. 19 Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta; Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004) hal. 3.

20

Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta; magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003), hal. 14.

(15)

memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan sutu kewajiban.

b. Perlindungan Hukum Represif.

Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.

Dalam penelitian ini perlindungan hukum dapat diartikan sebagai suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum “Buku Elektronik (E-Book) untuk memberikan kejelasan hukum hubungan antara hasil karya cipta dengan pencipta atau pemegang hak cipta atau orang yang menggunakan ciptaan, adanya kejelasan hukum akan memberikan kemudahan pada penegakan hukum.

2. Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Karena konsep adalah sebagai penghubung yang menerangkan sesuatu yang sebelumnya hanya baru ada dalam pikiran. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan realitas.

Dengan demikian konsepsi dapat diartikan pula sebagai sarana untuk mengetahui gambaran umum pokok penelitian yang akan dibahas sebelum memulai penelitian masalah yang akan diteliti. Konsep diartikan pula sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal khusus yang disebut definisi operasional.22

(16)

Dalam penelitian ini, ada beberapa konsep dasar dalam rangka menyamakan persepsi untuk dapat menjawab permasalahan penelitian, antara lain:

a. Buku Elektronik (E-Book) adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar.23

b. Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama presiden.24 c. Hak Cipta adalah hak privat. Hak keperdataan yang melekat pada diri si

pencipta. Pencipta boleh pribadi, kelompok irang, badan hukum publik atau badan hukum privat.25

d. Perlindungan adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.26

23https://id.wikipedia.org/wiki/Buku_elektronik, diakses tanggal 19 Desember 2016

24 Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

25

OK. Saidin,Op.Cit., 2015, hal 191 26

(17)

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, dimana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dipandang dari sisi normatifnya.27

Penelitian hukum normatif yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan penelitian yuridis normatif, yakni dengan melakukan analisis terhadap permasalahan pendekatan yuridis normatif, yakni dengan melakukan analisis terhadap asas-asas hukum yang mengacu pada norma-norma atau kaidah-kaidah posotif yang berlaku. Penelitian hukum pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya.28

2. Sifat dan Pendekatan

Jenis penelitian ini termasuk kategori pendekatan penelitian bersifat analisis deskriptif yaitu dengan menggambarkan keadaan atau suatu fenomena yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.29 Penelitian deskriptif ini dimulai dengan pengumpulan data yang berhubungan dengan pembahasan di atas, lalu menyusun, mengklasifikasi dan mengalisisnya serta kemudia

27 Odhebora. Wordpress.com/2011/05/17/hak-kekayaan-intelektual/diakses tanggal 16 april 2016

28

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Surabaya: Bayu Media Publishing, 2005, hal. 46

(18)

menginterprestasikan datan sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti.

Pendekatannya bersifat yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder30berupa perundang-undangan dan bahan yang relevan dengan permasalahan dalam thesis ini.

3. Sumber Data

Jenis dan penelitian ini adlah data sekunder yang bersumber dari :

a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan berupa Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomoor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Undang-Undang-Undang-Undang, UU Nomor 14 tahun 2001 tentang paten, UU nomor 15 tahun 2001 tentang merek. b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer berupa buku-buku yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

c. Bahan hukum tertier, yakni yang memberikan informasi lebih lanjut mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh suatau kebenaran ilmiah dalam penulisan thesis, maka digunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilaksanakan melalui tinjauan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi bahan hukum primer untuk memperoleh informasi dan data

(19)

yand dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian dan analisa terhadap masalah yang akan dibahas di penelitian ini. Adapun data-data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari buku-buku, makalah ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam thesis ini.31

5. Analisis data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif dengan yang pada hakikatnya menekankan pada metode deduktif sebagai pegangan utama yaitu penelitian dilakukan dengan menganalisis terhadap data-data dan studi kasus. Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua data yang dikumpulkan. Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari suatu penelitian yang dilakukan dengan cara menjelaskan dengan kalimat sendiri dari data yang ada baik primer, sekunder maupun tertier, sehingga menghasilkan klasifikasi yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, untuk memperoleh jawaban yang jelas atas permasalahan dan tujuan penelitian. Selanjutnya, ditarik kesimpulan dengan metode deduktif, yakni berfikir dari hal yang umum menuju kepada hal yang khusus atau spesifik dengan menggunakan perangkat normatif sebagai jawaban yang benar dalam pembahasan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini akan membahas mengenai bagaimana perlindungan hukum penggunaan karya cipta buku untuk kegiatan penyewaan di Taman Bacaan dan tindakan hukum apa yang dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan mengenai wanprestasi dalam jual beli secara elektronik ( e-commerce ) serta untuk mengetahui perlindungan hukum

3 Mardalena Hanifah, Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Hasil Tenun Songket Melayu, Jurnal Hukum, Fakultas Hukum Universitas Riau, Volume 5 No.. di Kanagarian

Secara teoritis tesis ini diharapkan dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang hukum perdata, khususnya pada Perlindungan Hukum Karya Cipta Film

a) Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat agar mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum dalam hal penegakan

Permasalahan penelitian ini yaitu, pengaturan hak cipta dalam penggandaan buku, kedudukan hukum pelaku usaha penggandaan buku dalam penjualan buku dan

Imam Sya‟ Roni Dziya‟Urrokhman, Perlindungan Hukum Karya Cipta Buku Ditinjau dari Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,. Tesis, Fakultas

Dapat dikatakan bahwa peraturan perundang-undangan hak cipta yang baru ini, justru merupakan langkah mundur dalam memberikan perlindungan hukum bagi pencipta, karena undang-undang