PERANAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU Di SMP NEGERI 279 LAGOA KOJA JAKARTA
UTARA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
Abdul Rohman
Nim : 206011000017
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Abdul Rohman
NIM : 206011000017
Tempat/Tgl lahir : Jakarta, 13 Juni 1986
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Peranan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
di SMP Negeri 279 Lagoa Koja Jakarta Utara
Dosen Pembimbing : Dr. H. Ahmad Syafi’i Noor
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya
tulis.
Jakarta, 31 agustus 2010
i ABSTRAK
Nama : Abdul Rohman
NIM : 206011000017
Jurusan/fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul : Peranan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Dalam Proses Pendidikan Guru Di Sekolah SMP Negeri 279 Jakarta
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 279 Lagoa-Koja Jakarta Utara dari bulan 05 April sampai dengan 13 Agustus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peranan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah mempunyai peranan terhadap kinerja guru dalam proses pendidikan guru di sekolah SMP Negeri 279 Jakarta.
Supervisi kepala sekolah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor, untuk melakukan pembinaan kearah perbaikan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya, disamping itu juga tujuan supurvisi pendidikan ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru di sekolah.
Sedangkan yang dimaksud dengan kinerja guru adalah merupakan kemampuan kerja seseorang guru yang ingin diperlihatkan dalam proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran yang baik.
Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri 279 Jakarta dengan jumlah 30 guru. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 39 guru SMP Negeri 279 Jakarta.
Data tentang peranan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses pendidikan guru disekolah diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh guru di SMP negeri 279 Jakarta. Metode yang di gunakan adalah korelasi product moment dari pearson dengan taraf 5% dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment di peroleh r hitung sebersar 0,41 kemudian hasil tersebut dibangingkan dengan r tabel dengan df = 28 taraf signifikansi 5% adalah 0,361, berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara peranan supervisi keopala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses pendidikan guru di sekolah di tolak dan sebaliknya hipotesis alternative yang menyatakan terdapat hubungan yang nyata antara peranan supervisi terhadap kinerja guru dalam proses pendidikan guru di sekolah di terima.
ii
Sembah, sujud berserta syukur penulis haturkan kehadirat kebesaran nan
keagungan Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga
pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam, yang
mengiringi rasa syukur penulis semoga selalu tercurahkan kepada nabi
muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang
mengikuti dan mengamalkan akan sunnah-sunnahnya.
Penulisan skripsi yang berjudul “Peranan Supervisi Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru Dalam Proses Pendidikan Guru Di Sekolah SMP
Negeri 279 Jakarta. ini merupakan salah satu kewajiban untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Agama Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai syarat menempuh Munaqasyah.
Sangat disadari bahwa semasa persiapan dan proses pelaksanaan sampai
pada penyelesaian skripsi ini, begitu banyak “peran dan bantuan” dari pihak lain,
baik sengaja ataupun tidak dalam tugas ini. Setiap peran memberikan nilai
tersendiri bagi penulis.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati sudah sepantasnya penulis
mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terimakasih tersebut
penulis sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bapak Prof. Dr Dede Rosyada, M.A, selaku Dosen Seminar Proposal beserta
seluruh staffnya.
2. Ketua dan Skretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam berseta seluruh staffnya.
3. Bapak Dr. H. Ahmad Syafi’i Noor, selaku pembimbing yang bersedia
meluangkan waktu dan senatiasa memberikan petunjuk, arahan, bimbingan
serta koreksi dengan penuh kesabaran sehingga mencapai hasil yang
iii
4. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, atas ilmu dan
pengalaman yang telah diberikan selama dalam perkuliahan.
5. Ayahandaku tercinta tersayang Ali Shobartin dan Ibundaku tercinta dan
tersayang Maemunah dengan kesabaran, pengorbanan dan untaian doa-doa
nya yang selalu menyertai setiap kali dalam sholatnya, senatiasa mendorong
dan mendoakan penulis untuk selalu bersemangat untuk menyelesaikan skripsi
ini, beliau jugalah sumber motivasi bagi penulis, tidak akan mampu penulis
membalas jasa-jasa bapak dan ibu. Terimakasih.
6. Kakak-kakakku tersayang Khairun Nisa, Hayati Nufus, Siti Badriyah, Asep
Jalaludin, M. Fitri Gojali, Hasanul Umam dan adik-adikku tersayang, M.
Sholeh Huddin, Maulana Yusup, dan Muhammad Fatoni. Serta kakak Iparku
M. Rojalali yang telah membantu.
7. Seluruh keluarga besar penulis yang telah banyak memberikan motivasi
dukungan, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepala sekolah SMP Negeri 279 Bapak Budiarto dan Wakil kepala sekolah
Bapak Rusadi beserta staffnya yang telah memberikan bantuan dan
kerjasamanya dalam penelitian.
9. Adinda tersayang, Sami Wulandari, yang senantiasa memberikan kasih sayang
dan dukungan kepada penulis.
10.Teman-teman seperjuangku Jurusan Pendidikan Agama Islam A-B yang
memotivasi dan saling tukar informasi selama proses penulisan skripsi ini.
11.Sahabat-sahabat terbaikku Ahmad Khozaini, Ahmad Buysro, Ahmad Susanto,
Didi Ahmad Mursidi, Aulia Sindu, Darmawan dll yang telah memberikan
support yang semangat.
iv telah diberikan kepada penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak
kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Indentifikasi ... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat ... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan ... 6
1. Pengertian dan Tujuan Supervisi Pendidikan ... 6
2. Prinsip Supervisi Pendidikan ... 9
3. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan ... 12
4. Fungsi Kepala Sekolah Dalam Supervisi Pendidikan... 13
5. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ... 15
B. Konsep Kinerja Guru ... 17
1. Pengertian Kinerja ... 17
2. Ruang Lingkup Kinerja Guru ... 18
3. Macam-macam Kinerja guru ... 18
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja guru... 23
C. Kerangka Berfikir ... 25
vi
A. Metode Penelitian ... 27
B. Variabel Penelitian... 28
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Teknik pengumpulan Data ... 30
E. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum objek penelitian... 33
1. Sejarah beridirnya SMP Negri 279 dan perkembangananya ... 33
2. Visi dan Misi ... 34
3. Sturktur Organisasi ... 35
4. Keadaan guru, karyawan dan siswa ... 37
5. kegiatan belajar mengajar ... 42
6. Keadaan sarana prasarana pendidikan ... 42
7. pelaksanaan supervisi ... 43
B. Deskripsi data ... 44
C. Analisa dan interprstasi data ... 44
1.Analisa Data ... 44
2.Interprestasi Data ... 44
A. Faktor Pendukung ... 74
B. Faktor Penghambat ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan ini untuk
menentukan arah laju perjalanan suatu bangsa, generasi saat ini dan generasai
yang akan datang.
Oleh karena itu perhatian terhadap kinerja sumber daya manusia adalah
hal yang utama yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan SDM yang handal dan
berkualitas. Sebagai suatu upaya, pendidikan berusaha untuk menjadikan manusia
yang memiliki kemampuan cipta (kognitif), segi rasa (afektif), maupun dari segi
karsa (psikomotorik). Pembinaan dari segi cipta antara lain bisa dilakukan melalui
peningkatan intelektualitas, pendidikan dan latihan logika dalam wujud
penguasaan dan penerapan ilmu dan teknologi. Pengembangan dari segi rasa dapat
di lakukan melalui kegiatan dan apersepsi kesenian dalam berbagai bentuk.
Sedangkan karsa dikembangkan melalui penanaman dan pengembangan etika,
adat kebaiasaan dan pendidikan dalam rangka membangun kemampuan manusia.
Di samping itu juga bahwa pendidikan berhubungan langsung dalam kehidupan
Sebagaimana yang tercantum dalam tujuan nasional kita yaitu,
“mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa,
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang handal dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.1 Oleh
karena itu peran guru sebagai pendidik diperlukan dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Berkenaan dengan tujuan pendidikan dan betapa perlunya peningkatan
mutu kinerja guru dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia
dan taraf mutu dan kehormatan bangsa “maka didalam UU No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional di tekankan pentingnya peningkatan dan
penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional”.2 Maka dengan ini berarti
di perlukan untuk meningkatkan mutu dengan memperbaiki sistem serta praktek
menajemen pendidikan secara mendasar
Oleh karena itu, sikap pendidikan seharusnya selalu mencerminkan
peningkatan harkat dan martabat kemanusian untuk peningkatan kinerja
masyarakat bangsa dan Negara
Pengembangan kinerja sumber daya manusia sangat diperlukan khususnya
untuk dapat menjawab dan memanfaatkan kesempatan yang ada, karena peran
sumber daya manusia akan menjadi faktor utama sebagai penentu maju dan
mundurnya suatu Negara.
Menurut pengamatan penulis permasalahan saat ini adalah keadaan
sekolah yang masih kurang didukung oleh kinerja sumber daya manusia yang
memadai adanya adalah kualitas guru yang masih rendah dan menajeman
pengelolaan yang kurang baik, hal itu akan mempengaruhi keluaran (aut put)
1
Redaksi Bumi Askara, UU Tentang system Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelakasnaannya (Jakarta; Sinar Grafika), cet. Ke -3,h. 4
3
yang kurang berkualitas dalam arti pencapaian tujuan kurang berhasil dengan
maksimal
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar ini akan berjalan
lanncar apabila komponen-komponen dalam lembaga sekolah terpenuhi dan
berfungsi sebagai mana mestinya beberapa diantaranya adalah: sarana prasarana
memadai, peningkatan kerja guru dan tenaga kependidikan lainnya, perbaikan
kurikulum, adanya struktur oganisasi yang teratur dan yang tak kalah pentingnya
yaitu kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Dengan demikian Jika
komponen-komponen dalam lembaga ini terpenuhi dan berfungsi sebagaimana
mestinya kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif .
Peranan supervisi dibutuhkan untuk membantu kepala sekolah sebagai
seorang sepervisor dalam meningkatkan kinerja sumber daya manusia guru.
“Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat
penting-kalau tidak dapat dikatakan terpenting. Dikatakan sangat penting karena lebih
dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan
tiap-tiap sekolah”. 3 Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program pendidikan dan
tercapai atau tidak nya tujuan pendidikan itu, sangat bergantung pada kecakapan
dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.
Pelaksanaan supervisi seperti inilah yang diharapkan dapat dilaksanakan di
sekolah. Namun demikian pada kenyataanya pelaksanaan belum seperti yang
diaharapkan. Karena pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah
sering menimbulkan pemahaman beberapa guru berdasarakan istilah yang lama.
Yang menyebabkan supervisi hanya mencarai cari kesalahan dalam melakukan
kegiatan, bukan untuk membantu guru dalam memecahakan permasalahan yang
ada. Dikarnakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman kepala sekolah yang
3
menyebabkan pelaksanaan supevisi masih berbentuk infeksi, sehingga kinerja dari
sumber daya manusia yang diinginkan belum terlaksana dengan baik.
Dari latar belakang inilah, maka penulis berusaha mengulas dan
memecahkan permasalahan tersebut melalui skripsi yang diberi judul
“PERANAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU. SMP NEGERI 279 LAGOA KOJA JAKARTA
UTARA”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengidentifikasikan
masalah diatas sebagai berikut:
a. Bagaimana Peranan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ?
b. Usaha-usaha kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya dalam proses
belajar mengjar?
c. Adakah hubungan yang signifikan antara supervisi pendidikan yang
dilakukan kepala sekolah dengan kinerja guru ?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitan dan penulisan skripsi ini lebih terarah, maka masalah pada
penelitian ini dibatasi hanya pada peranan supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah terhadap kinerja guru sebagai berikut :
a. Peranan Supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Khususnya di
SMP Negeri 279 Lagoa kecamatan Koja Jakarta Utara
b. Usaha-usaha kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya dalam proses
5
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, selanjutnya penulis rumuskan masalah
dalam penelitian ini :
1. Apakah supervisi yang dilakukan kepala sekolah mempunyai peranan
dalam meningkatkan kinerja guru ?
2. Usaha-usaha kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya dalam
proses belajar mengjar?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauhmana peranan supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru.
2. Agar dapat mengetahui apakah supervisi pengajaran yang dilakukan
kepala sekolah memiliki hubungan teradap kinerja guru dalam proses
pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitan ini, penulis mengharapkan bermanfaat:
1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis
mengenai peranan supervisi.
2. Bagi sekolah, diharapkan akan menjadi bahan masukan untuk pelaksanan
supervisi yang akan datang di sekolah tersebut.
3. Bagi Ilmu pengetahun, sebagai sumbangan data ilmiah mengenai
6 BAB II
KAJIAN TEORI KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan
1. Pengertian dan Tujuan Supervisi Pendidikan
Istilah supervisi yang berasal dari bahasa inggris terdiri dari akar kata,
yaitu: super yang artinya “di atas”, dan vision, mempunyai arti “melihat”1.
Dengan demikian itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang di
lakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di
atas-atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju
kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal lainnya didalam
mencapai tujuan pendidikan.2 Dengan adanya supervisi guru-guru diharapkan
dapat meningkatkan kinerjanya.
1
Suharsimi Arikonto, Dasar-dasar Supervisi, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004) cet. Ke-1, h. 4
7
Sedangkan pengertian supervisi menurut P. Adam dan Fank G Dickey
seperti yang dikutip Piet A. Shertian dan Frans Matheru ”Supervisi adalah
program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran”.3
Moh. Rifai mengartikan supervisi pendidikan sebagai berkitu :
a. Serupervisi merupakan usaha untuk membantu dan melayani guru meningkatakan kemampuannya.
b. Supervisi tidak langsung diarahkan kepada murid tetapi kepada guru yang membina murid itu.
c. Supervisi tidak bersifat direktif (mengarahkan tetapi lebih baik banyak bersifat konsultatif (memberikan dorongan, saran dan bimbingan).4
Menurut M. Ngalim Purwanto “Supervisi suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan perkerjaan mereka secara efektif.”5
Sebagaimana dikutip Piet A Saharteian dalam buku prinsip dan teknik
supervisi pendidikan mengungkapkan pengertian supervisi sebagai berikut:
“Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru
dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki perkembangan guru-guru dan
merevisi tujuan pendidikan bahan-bahan pengajaran dan evaluasi pengajaran”6
Sedangkan menurut Boradman, Et. Al, supervisi adalah Suatu usaha menstimulir, mengkordinir dan membimbing secara kontiniu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secraa kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontiniu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.7
Sedangkan devinisi supervisi pendidikan yang dirumuskan Hadari Nawawi
diartikan “sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu
3 Piet A. Sahertiaen dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1981), h. 18
4
Moh. Rifai, Adminstrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Jeamers, 1987), h.38
5 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),cet. Ke-17, h.76
6 Piet A. Sahertiaen dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi…h.20 7
guru-guru atau orang yang dipimpin agar menjadi guru atau personal yang
semakin cakap yang seusuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan apa umumnya dan ilmu pendidikan pada khususnya agar mampu
meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar”.8
Seperti sudah dijelaskan, kata kunci dari supervisi ialah memberikan
layanan dan batuan kepada guru-guru, maka, tujuan supervisi adalah memberikan
layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang
dilakukan guru di kelas. Dengan demikian tujuan supervisi pendidikan ialah
“memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan
potensi kualitas guru”.9
Sahertian dan F. Mataheru dalam buku mereka “prinsip dan teknik
pendidikan” merumuskan beberapa tujuan-tujuan konkrit dari supervisi
pendidikan diantaranya:
a. Membatu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan
b. Membatu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-murid c. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar d. Membantu guru dalam menggunakan methode-methode dan alat-alat
pelajaran modern.
e. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid
f. Membantu guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjan guru itu sendiri.
g. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka
h. Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira degan tugas yang diperolehnya.
i. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyusuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya
j. Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya.10
8 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikkan, (Jakarta: Pt Gunung Agung, 1995) cet. Ke-12. h.103
9 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pemgembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pt Rineka cipta, 2008), h. 19
10
Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
9
Sebagaimana yang sudah tercantum Tujuan umum supervisi adalah
memberikan batuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang
lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama
dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.11 Dengan
demikian secara tidak langsung supervisi membantu guru melaksanakan tugasnya
di sekolah.
Dari beberapa pengertian dan tujuan di atas, maka penulis dapat menarik
suatu kesimpulan bahwa supervisi pendidikan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor, untuk melakukan pembinaan
kearah perbaikan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya,
disamping itu juga tujuan supervisi pendidikan ialah memberikan layanan dan
bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki
kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru
2. Prinsip Supervisi Pendidikan
Berikut ini adalah prisip-prinsip supervisi yang dikemukakan oleh Piet
Sahertian;
a. Prinsip Ilmiah (scientific)
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kegitan Supervisi dilaksanakan berdsarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanan proses belajar mengajar.
2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya
3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencaana dan kontinu.
b. Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan kamanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjungjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
c. Prinsip Kerja Sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut isltilah supervisi ’sharirng of idea, shariring of experience’, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka tumbuh bersama.
11
d. Prinsip Konstuktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.12
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa supervisi dilaksanakan dengan
mengutamakan prinsip-prinsip kerja sama antara guru dan kepala sekolah. Agar
tercapai kearah itu kepala sekolah harus bersikap demokratis yaitu menjungjung
tinggi harga diri dan martabat guru. Dalam mememcahkan suatu masalah
keberadaan supervisor, harus mampu menciptakan suasana musyawarah. Meminta
pendapat orang lain. Sehingga dapat menstimulus dan memberi spport guru untuk
termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitasnya sebagai seorang guru.
Menurut Oteng Sutisna, prinsip-prinsip supervisi moderen yaitu :
a. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan. Ia adalah jasa yang besifat kooperatif dan mengikutsertakan; karenanya para guru, hendaknya dilibatkan dalam pengembangan program supervisi.
b. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi
c. Supervisi hendaknya di sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah
d. Supervisi hendaknya membatu menjelaskan tujuan-tujuan dan saran-saran pendidikan, dan hendaknya menerangkan implikasi-implikasi dari tujuan-tujuan dan saran-saran itu.
e. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua anggota staf sekolah, dan hendaknya membantu dalam pengembangan hubungan sekolah dan masyarakat yang baik
f. Tanggung jawab bagi pengembangan program kegiatan supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya dan para penilik/pengawas bagi sekolah yang berada di wilayahnya. Ini berarti kepala sekolah menjadi penjabat supervisi pertama bagi sekolahnya.
g. Harus ada dana yang mamadai bagi program kegitan supervisi dalam anggaran tahunan, serta, personil personil, matereial, dan perlengkapan yang mencukupi kebutuhan.
h. Efektifitas program supervisi hendaknya dinilai secara pribadi oleh para peserta. Tidak ada perbaikan bisa terjadi jika tidak bisa ditentukan apa yang dicapai.
i. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktek penemuan penelitian yang mutakhir.
j. Supevisi kian bertambah diangkat dari situasi tertentu dari pada dipaksakan dari atas.13
12
Piet A. Sahertian, konsep dasar dan teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka pemgembangan sumber daya manusia, (Jakarta: Pt Rineka cipta, 2008), h. 20
13
11
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan berdasarkan prisip integral,
bahwa supervisi di lakukan dengan mengikut sertakan guru dalam upaya
melakukan perbaikan di sekolah, dengan melihat semua aspek yang berkaitan
dengan proses pengajaran.
Sedangkan menurut Hendiyat Soetopo dan Westy Soemanto dalam
bukunya ”Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan” mengemukakan
prinsip-prinsip supervisi positif terdiri dari:
a. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif. b. kepala sekolah sebagai supervisor harus menghargai kepribadian guru. c. Supervisi harus kreatif dan konstruktif.
d. Supervisor harus menyadari bahwa setiap guru pasti mempunyai kelebihan dan kukurangan.
e. Supervisi harus scienfic dan efektif.
f. Dalam menghadapi masalah hendaknya supervisor bersikap “Scientivic”. g. Supervisi dapat memberi perasaan aman kepada guru-guru.
h. Kepala sekolah yang merangkap sebagai supervisor bagaikan bapak atau saudara bagi mereka yang senantiasa berusaha membantu mereka dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
i. Supervisi harus berdasarkan kenyataan.
j. Supervisi yang dilaksanakana kepala sekolah hendaklah didasarakan atas keadaan yang sebenarnya yang dapat di lihat, disaksikan dan diketahui oleh kepala sekolah itu sendiri dari dekat.
k. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan self evulation.
l. Supaya menjadi mantap, baik bagi kepala sekolah maupun bagi guru-guru, maka hendaknya kepala sekolah dapat mengembangkan dirinya terlebih dahulu.14
Dari beberpa pengertian pirinsip-prinsip supervisi yang dikemukakan
diatas, dapatlah memberikan suatu gambaran serta pemahaman yang jelas bahwa
supervisi harus mengedepankan prinsip-prinsip positif, yakni supervisi
dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan guru yang di supervisi. Karena
keberadaan guru sebagai manusia membutuhkan hubungan sosial yang
membangun tanpa harus mengedepankan kekuasaan atau otoritas dalam proses
mencapai suatu tujuan.
14
3. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
Agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai maka para pemimpin
pendidikan termasuk kepala sekolah perlu mengetahui teknik-teknik supervisi
pendidikan.
Menurut Oteng Sutisna teknik-teknik supervisi diantaranya :
a. Kujungan kelas.
b. Pembicaraan individual. c. Diskusi kolompok. d. Demonstrasi mengjar. e. Kunjungan kelas antar guru. f. Pengembangan kurikulum. g. Buletin supervisi.
h. Lokakarya.15
Adapun teknik supervisi menurut Ngalim Purwanto dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu perseorangan dan teknik kelompok. adalah sebagai berkut:
a. Teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1) Mengadakan kujungan kelas (classroom visitation) yaitu kunjungan sewaktu- waktu oleh supervisor (kepala sekolah, pemilik, pengawas) yang mana tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis/metodik yang sesuai untuk melihat kekurangan (kelemahan yang susuai untuk melihat kekurangan kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki).
2) Mengadakan kunjugan obeservasi (observation visitis) baik kunjungan obeservasi disekolah sendiri maupun kesekolah lain.
3) Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problem yang dialami siswa.
4) Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah.
Dengan teknik perseorangan, dapat juga dilakukan kelompok, tergantung pada tujuan dan situasinya.
Berbagai kegiatan supervisi tersebut di atas di samping dapat dilakukan
dengan teknik perseorangan, dapat juga dilakukan kelompok, tergantung pada
tujuan dan situasinya
15
13
b. Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kolompok.
Beberapa kegiatan yang dapat dialakukan anata lain;
1) Mengadakan pertemuan rapat/meeting
2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussing)
3) Mengadakan penataran-penataran (inservice training).16
Untuk membantu guru-guru agar maju dan berkembang dalam
meningkatkan program sekolah. Kepala sekolah dapat menggunakan berbagai
teknik-teknik supervisi. Pada masing-masing teknik supervisi itu memerlukan
sebuah perencanaan yang baik dan sistematis. Maka ketika supervisor akan
melakukan supervisi di lapangan dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang
akan diambil dalam pencapaian tujuan yang akan dapat tercapai secara efektif.
Namun dari beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam pembinaan pendidikan
dan pengajaran, teknik-teknik tersebut dapat dibedakan dalam dua kelompok
besar, yaitu teknik yang bersifat individual, adalah teknik yang dilaksanakan
untuk seorang guru secara individual dan teknik yang besifat kelompok, adalah
teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang. Sebagaimana seperti
penulis uraikan di atas.
4. Fungsi Kepala Sekolah Dalam Supervisi Pendidikan
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya
sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi banyaknya masalah baru yang
ditimbulkan harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan.
Berdasarkan semakin kompleksnya masalah yang ada, maka fungsi kepala
sekolah menurut E Mulyasa dalam bukunya menjadi kepala sekolah professional
adalah sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah Sebagai Educator (pendidik). b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer.
c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator.
d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor itu merupakan.
16
e. Kepala Sekolah Sebagai Leader . f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator. g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator.17
Menurut Ahmad Rohani dalam bukunya pedeoman penyelenggaraan
administrasi pendidikan sekolah bahwa fungsi kepala sekolah dalam superfisi
yaitu :
a. Fungsi pelayanan (service activity) yaitu kegiatan pelayanan untuk meningkatkan profesionalnya.
b. Fungsi penelitian yaitu untuk memperoleh data yang obyektif dan relevan, misalnya untuk menemukan hambatan belajar.
c. Fungsi kempemiminan yaitu usaha mempengaruhi orang lain agar yang disupervisi dapat memecahkan sendiri masalahnya sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya
d. Fungsi manajemen yaitu supervisi dilakukan sebagai kontrol atau pengarah sebagai aspek dari manajemen
e. Fungsi evaluasi yaitu supervisi dilakukan untuk mengetahui hasil/kemajuan yang diperoleh.
f. Fungsi supervisi sebagai bimbingan
g. Fungsi supervisi pendidikan dalam jabatan (inservice education) khususnya bagi guru muda/peserta didik sekolah pendidikan guru.18
Adapun fungsi kepala sekolah dalam bukunya Ngalim Porwanto adalah
sebagai berikut :
a. Dalam Bidang Kepemimpinan. b. Dalam Hubungan Kemanusian. c. Dalam Pembinaan Proses Kelompok. d. Dalam Bidang Adminstrasi.
e. Dalam Bidang Adminstrasi.19
Jika kesemua fungsi-fungsi kepala sekolah di atas benar-benar di kuasai
dan di jalankan dengan sebaik-baiknya oleh setiap pimpinan pendidikan termasuk
kepala sekolah terhadap para anggotanya, maka kelancaran jalannya sekolah atau
lembaga pendidikan dalam pencapain tujuan pendidikan akan lebih terjamin
keberhasilannya.
17
E. Mulayasa, Menjadi Kepala Sekolah, Professional, (Bandung : Rosdakarya, 2004) h. 99-120.
18
H. Abu ahmadi, H. M. Ahmad Rohani, Pedoman Penyelenggaraan Adminstrasi Pendidikan Sekolah: (Jakarta: Bumi Askara, 1994), cet. Ke 7, h. 67-68
19
15
5. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Menurut Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, tugas dan tanggung
jawab kepala sekolah sebagai supervisor
a. Kepala sekolah adalah pemimpin di bidang kurikulum. b. Kepala sekolah adalah pemimpin di bidang personalia. c. Kepala sekolah adalah pemimpin di bidang “public relation”. d. Kepala sekolah adalah pemimpin di bidang hubungan guru murid. e. Kepala sekolah sebagai pemimpin personal di bidang non pengjaran. f. Kepala sekolah sebagai pemimipin di dalam mengadakan hubungan dengan
kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
g. Kepala sekolah seebagai pemimpin dalam pelayanan bimbingan.
h. Kepala sekolah adalah pmimpin dalam artilkulasi dengan sekolah-sekolah. i. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pengelolaan pelayanan, rumah
sekolah dan perlengkapan.
j. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang pengorganisasian.20
Kepala sekolah adalah orang yang memiliki peranan, tugas dan tanggung
jawab yang besar dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
tugas dan tanggung jawab seorang kepala sekolah tidak hanya satu bidang akan
tetapi meliputi banyak bidang terutama berkaitan dengan pembelajaran.
Menurut Peter F. Olivia, kepala sekolah berperan sebagai:
a. Coordinator
b. Konsultan
c. Pemimpin kelompok
d. Evaluator21
Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa tugas kepala sekolah sebagai
supervisor:
a. Meyediakan tempat gedung yang baik b. Menyediakan perlengkapan sekolah c. Menyiapkan staf mengjar
d. Menyelenggarakan penataran guru-guru e. Menilai pengajaran guru
f. Menambah kesejahteraan guru
g. Memberikan konsultasi dan membina anggota staf pengajar.22
20
Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto , Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Askara,1988), h.29-34.
21
Piet A. Sahertian, konsep dasar dan teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka pemgembangan sumber daya manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 25
22
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 116
Berdasarkan beberapa tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai
supervisor tersebut sebagian besar berhubungan dengan kurikulum sekolah, yang
lain adalah menyiapakan staf pengajar, menyelenggarakan penataran-penataran
guru dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat. Menyiapkan staf dan
mengadakan penataran yang tujuannya meningkatkan kemampuan guru dalam
mengembangkan hubungan dengan masyarakat juga berlaku bagi guru, sebab
guru tidak dapat mengisolasikan diri dalam melaksanakan dan memajukan
pendidikan.
Maju dan tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya mutu sekolah tidak
hanya ditentukan jumlah guru dan kecakapan-kecakapannya, tetapi lebih banyak
ditentukan oleh cara kepala sekolah melaksanakan supervisi, untuk meningkatkan
mutu pendidikan bukan hanya memanfaatkan kesanggupan guru-guru itu tetap
juga bagaimana kepala sekolah dapat mengikutsertakan semua potensi yang ada
dalam kelompoknya semaksimal mungkin.
Dinyatakan dalam ajaran islam bahwa manusia dijadikan Allah dengan
tidak sia-sia. Tiap manusia itu diberikan tanggung jawab sebagaiman firman Allah
dalam surat Al-Kiyamah ayat 3 yang berbunyi :
)
ﺔﻣﺎﯿﻘﻟا
…
:
٣
(
Artinya : Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dilahirkan begitu saja (tanpa
pertanggung jawaban).23 Ayat ini mengisyaratkan bahwa tiap-tiap manusia tidak
dibiarkan begitu saja tanpa ada tanggung jawab, begitu juga bagi kepala sekolah
sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tanggug jawab
dalam meningkatkan kualitas lembaga pendidikannya melalui supervisi yang
diberikannya.
23
17
B. Konsep Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja
Didalam kamus besar bahasa Indonesia kinerja adalah sesuatu yang ingin
dicapai, prestasi yang ingin diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang.
Demikian juga menurut Ilyas Yaslis kinerja adalah “Penampilan hasil karya
personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personal. Penampilan
hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional
maupun sturktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel didalam
organisasi”.24
Yang dimaksud dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah
“Kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan sesuatu komunikasi
yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kongnitif, afektif
dan psikomotorik, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan
sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran”.25
Sementara itu Hadari Nawawi, mengartikan kinerja sebagai “Kemampuan
yang dimiliki oleh individu dalam melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga terlihat
prestasi pekerjaanya dalam mencapai tujuan”.26
Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasi
kerja) sebagai “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan”.27
Menurut hemat penulis bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru itu
merupakan kemampuan kerja seseorang guru yang ingin diperlihatkan dalam
proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran yang baik. Oleh karena
24
Yaslis Ilyas, Teori, Penilain dan Penelitian, (Depok. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM, 1999), h. 12
25
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. Ke-1 26
Hadari Nawawi, Administrasi, Pendidikan, (Jakarta: PT , Gunung Agung , 1996), cet. Ke-3. h. 24
27
itu guru di tuntut merencanakan pengajaran terhadap para siswa. agar guru
mampu berperstasi dalam melaksanakan tugasnya serta mampu bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar dengan baik, juga
seorang guru yang profesional harus mempunyai kemampuan dasar atau
kompetensi dan juga keterampilan dalam prosss belajar mengajar .
2. Ruang Lingkup Kinerja Guru
Guru sebagai seorang pendidik harus memiliki kemampuan dasar dalam
melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut akan membawa citra seorang guru
dikenal didalam lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolahnya,
kemampuan tersebut meliputi kemampuan pedagogik, personal professional dan
sosial.
Dengan demikian penulis berpendapat bahwa kemampuan yang dimiliki
tersebut diatas seyogyanya sebagai guru harus mampu mengimplementasikan
serta melaksanakan tugasnya secara optimal dan bertanggung jawab karena hal itu
akan mampu menumbuhkan proses belajar mengajar yang harmonis dan efektif
sehingga dapat tercapai tujuan yang hendak diraih.
3. Macam-macam Kinerja Guru
Dalam sebuah sekolah atau instansi pendidikan, guru dapat dilihat dari dua
sudut, yaitu dari sudut dia sebagai pekerja dan sebagai pendidik. Oleh karena itu
dan sebagaimana pengertian diatas, maka guru dalam melaksanakan tugasnya
harus memiliik berbagai macam kinerja, diantara kinerja-kinerja guru yang harus
ditampilkan di sekolah dalam rangka menjalankan tugas/persefsi keguruannya
sebagaimana ditulis dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta digolongkan kedalam
dua sudut pandang. Yaitu:
a. Guru sebagai pegawai, maka kinerja-kinerja yang harus ditampilkan dalam kegitaannya di sekolah, yaitu:
1). Bidang hasil utama terdiri dari indikator, kualits dan kuantitas pelaksanaantugas meliputi:
a) Ketepaan waktu menyelesaikan pekerjaan b) Kebenaran hasil perkerjaan
c) Ketepatan dan kebenaran pembuatan dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas
19
2). Bidang prilaku utama terdiri dari indikator prilaku harian dalam melaksanakan tugas meliputi;
a) Ketepatan waktu ditempat tugas
b) Ketepatan waktu pulang dari tempat tugas/kantor
c) Keberadaan/standby ditempat tugas dan informasi hubungan dinas/tugas
d) Kejujuran menyampaikan data dan informasi hubungan dinas/tugas
e) Kemampuan kerja sama dalam tim kerja
f) Hubungan antar manusia dalam lingkungan tempat kerja/kantor g) Efetifitas kepemimpinan kepada bawahan (bagi pejabat
struktural)28
b. Guru sebagai pengajar atau pendidik. Maka kinerja yang harus diperlihatkan oleh para guru antara lain yaitu:
1) Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang psikologi anak dan perkembangan.
2) Mampu membuat perencanaan pengajaran 3) Menguasai materi pelajaran.
4) Menguasi berbagai metode pembelajaran
5) Mampu menggunakan berbagai alat/media pembelajaran. 6) Memiliki kemampuan dalam mengevaluasi .29
Berbagai kemampuan di atas harus dimiliki oleh peserta didik, karena itu
semua merupakan tugas pokok yang harus dilakukan oleh pera pendidik di
sekolah. Namun demikian, sebelum mereka memiliki kesemua kemampuan
tersebut, terlebih dahulu harus memilik kopetensi-kompetensi sebagai
pendidik/guru.
Menurut Muhibbin Syah “Kompetensi guru merupakan kamampuan
seorang seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara
bertanggung jawab dan layak”.30
Kompetensi penting dalam hubungan dengan kegiatan belajar mengajar
dan hasil belajar siswa. Kegiatan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang
diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola dan struktur serta
28
Peraturan Gubernur daerah khusus Ibu Kota Jakarta No. 11 Tahun 2006 tentang,
Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Peningkatan Penghasilan Kepada Pegawai Negri Sipil Pemerintah Provisni Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Bab II Pasal 3 Nomor 3 dan 4 halaman.
29
Peraturan Gubernur daerah khusus Ibu Kota Jakarta No. 11 Tahun 2006 tentang,
Petunjuk Pelaksanaan…,h.3-4
30
kurikulumnya akan tetapi juga ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar
dan membimbing siswanya.
Kemampuan/kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup empat
macam sebagaimana termaktub dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen pasal 10 ayat (1), yaitu “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi”.31 Adapun penjelasan dari ke empat kompetensi tersebut
adalah sebagai berkut:
a. Komeptensi Pedagogik
kompetensi pedagogik yaitu meliputi kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Ada beberapa hal yang terkait dengan kompetensi pedagogik seorang guru
dalam menjalankan tugas keguruannya yaitu:
1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral, kultural emosional dan intelektual.
2) Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat pesrta didik dan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
3) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik 4) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
5) Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik. 6) Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan perserta didik
dalam pembelajaran.
7) Merangsang pembelajaran yang didik 8) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik. 9) Pengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.32
Bahwa kompetensi Pedagogik ini berkaitan pada saat guru mengadakan
proses belajar mengajar di kelas. Mulai dari membuat sekenario pembelajaran
31
UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab IV pasal 10, bandung (Bandung Permana, 2006), h.8
32
21
memilih metode, media juga alat evaluasi bagi anak didiknya. Karena
bagaimanapun dalam porses belajar mengajar sebagian besar hasil belajar peserta
didik ditentukan oleh peranan guru. Guru yang cerdas dan kreatif akam mampu
menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga pembelajaran tidak
sia-sia.
b Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan beribawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Adapun kompetensi kepribadian ini, meliputi:
1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa arif, dan beribawa
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3) Mengevaluasi kinerja
4) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.33
Kompetensi kpribadian dari seorang guru merupakan modal dasar guru
yang bersangkutan dalam menjalankan tugas keguruannya. Rincian kompetensi
tersebut menurut Zakiah Daradjat adalah:
1) Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan kimanan)
2) Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab.
3) Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
4) Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil 5) Guru tampil secara pantas dan rapi
6) Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya (di luar tututan tugas gurunya) secara bijaksana dan produktif.34
c. Kompetensi Sosial
Kemampuan sosial adalah “Kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomnuikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
33
Trianto & Titik Triwulan Tutik, : Sertifikasi Guru…, h. 76-77. 34
sesama pendidikan, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.35
Kompetensi sosial dari seorang merupakan modal dasar guru yang
bersangkutan dalam menjalankan tugas keguruanya. Rincian kompetensi tersebut
menurut Zakiah Daradjat adalah:
1) Guru bersifat bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi tujuan yang baik.
2) Guru mampu berperan secara aktif dalam pelestarian dan pengembanan budaya masyarakat.
3) Dalam persahabatan dengan siapapun guru tidak kehilangan prinsip dan nilai yang diyakininya.
4) Guru ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial, baik dalam lingkungan kesejawatanya maupun dalam kehidupakan masyarakat pada umumnya.
5) Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan dalam keseluruhan relasi sosial dan profesianya.36
Kemampuan sosial sangat penting karena manusia bukan makhluk indiviu.
Segala kegiatannya pasti dipengaruhi juga oleh pengaruh orang lain, pendidik
harus mampu untuk berkomnusikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, dan masyarakat.
d. Kompetensi Professional
Kompetensi professional yaitu kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetesi yang ditetapkan dalam standar
nasional pendidikan. Adapaun subkompetesinya yaitu kompetensi profesional dan
pengalaman mengajar, yang meliputi:
1) Menguasi subtansi bidang studi dan metodologi keilmuannya 2) Menguasai struktur dan materi krukulum bidang studi
3) Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
4) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi
5) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.37
35
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1996), cet ke-6. h. 162-128
36
Zakiyah Drajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah…h.95 37
23
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai mahluk yang
dibekali potensi kemapuan yang dimiliki seorang guru yang mampu kompeten
dan professional dibidangnya, maka ia harus memiliki kriteria kamampuan dasar
sebagaiman dijelaskan diatas yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,
professional dan kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang guru, jelaslah
bahwa guru harus memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki kemampuan
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya secara baik.
Jadi guru harus dapat menempatkan diri sesuai degan tugas dan fungsinya,
baik di sekolah maupun masyarakat. Guru harus dapat memberikan keteladanan
dan mempunyai kelebihan, dari masyarakat sekitarnya sehingga tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari mengudang perhatian masyarakat.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Sebagaimana kita ketahui, semua hal itu pasti ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya, baik itu mempengaruhi secra positif (faktor pendukung)
maupun faktor yang mempengruhi secara negativ (faktor yang menghambat),
begitu pula dengan kinerja guru dalam kaitan dengan kinerjanya tidak akan
telepas dari faktor-faktor terseut dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan
melalui proses belajar mengajar.
Menurut Kartini, Kartino bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
guru antara lain:
a. Faktor dalam diri sendiri (internal faktor) Diantara faktor dari dalam diri yaitu: 1) Kecerdasan
2) Keterampilan dan Kecakapan 3) Bakat
4) Kemampuan dan Minat 5) Motivasi
6) Kesehatan
7) Kebutuhan Psikologis 8) Kperibadian
9) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja b. Faktor-faktor dari luar diri (external factor)
1) Lingkungan Keluarga
4) Sarana dan prasarana 5) Kegiatan guru di kelas 6) Kegiatan guru di sekolah. 38
Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor yang
mempengaruhi kinerja diantaranya adalah:
a. Faktor kemampuan
Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kamampuan potensi (IQ)
dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya seorang guru yang
memmiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan
bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka
ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai dengan
bidangnya agar dapat membantu dalam efektivitas suatu pembelajaran.
b. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi juga merupakan kondisi yang menggerakkan seorang yang
terarah untuk mencapai tujuan.39
Semua pekerjaan itu haurs dikerjakan bersama-sama antara guru yang satu
dengan guru yang lainnya yaitu dengan cara bermusyawarah. Untuk
meningkatkan kinerja, para guru harus melihat pada keadaan pemimpinnya atau
kepala sekolahnya.
Bahwa dalam suatu lembaga pendidikan baik dan buruknya guru dalam
proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah
supervisor dalam melaksanakan pengawasan atau supervisi terhadap kemampuan
kinerja guru
38
Kartini Kartino, Menyiapakan dan Memadukan Karir, (CV, Rajawali.1985), h.22-29 39
25
C. Kerangka Berfikir
Didalam penelitian ini yang diteliti oleh penulis ingin membuktikan dan
menyatakan bahwa terdapat pengaruh dalam pelaksanaan supervisi yang
dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah.
Penelitian ini berdasarkan pada kerangka berfikir sebagai berikut:
Pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses
guru di sekolah Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program pendidikan dan
tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan itu, sangat bergatung pada kecakapan
dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai supervaisor, bagaimana membantu atau
menolong dan mengawasi jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah dan
memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang di embannya. Serta
mampu menjalankan roda supervaisor untuk melakukan pembinaan kearah
perbaikan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya, disamping itu
juga tujuan supervisi pendidikan ialah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan
mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru, dan merubah
pradigma supervisi masa lalu yang berlangsung secara oteriter, dan lebih bersifat
inspeksi yaitu lebih mengedepankan pada pengawasan, pnilaian dan mencari
kelemahan orang yang di supervisi, sehingga gurupun nantinya akan mampu
untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya dan profesionalismenya.
Pada dasarnya kebutuhan terhadap sumber daya manusia memerlukan
peningkatan kinerja sumber daya manusia itu sendri, maka dengan itu masalah
pengembangan sumber daya manusia mempengaruhi peningkatan kinerja sumber
daya manusia sebagai pelaksana pendidikan, karena pendidikan adalah suatu
lembaga yang membutuhkan sumber daya manusia yang profesional karena
kedudukannya sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa supevisi merupakan proses binaan dan
bimbingan yang dilakukan kepala sekolah sebagai faktor eksternal bagi guru
untuk bisa tumbuh dan berkembang secara profesional. Bila supervisi dilakukan
secara tertib dan kontinyu, maka proses supervisi ini akan menjadi bagian internal
terhadap peningkatan kualitas belajar mengajar. Kemampuan mengajar tidak akan
mungkin tercapai tanpa adanya kinerja yang baik untuk senantiasa tumbuh dan
berkembang. Bila kinerja guru dalam mengajar baik, murid akan belajar dan
berkembang dengan baik.
Dengan demikian kegiatan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah yang penulis mengadakan penelitian memiliki hubungan yang kuat
terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, penulis akan mengajukan hipotesis
yang akan di uji kebenarannya, sebagai berikut:
Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara supervisi kepala
sekolah terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah.
Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah.
Untuk menguji hipotesis tersebut di lakukan dengan membandingkan
harga“
r
xy”yang diperoleh dalam perhitungan atau “r
() ” dengan besarnya “r
”yang tercantum dalam tabel nilai “
r
” Product Momen (r
T). Jikar
() sama denganatau lebih besar dari “
r
1 ” maka hipotesis alternative (Ha) disetujui atau diterimayakni terbukti kebenarannya. Sebaliknya jika “
r
(” lebih kecil dari “r
l” maka27 BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Metodelogi penelitian adalah “cara melakukan pengamatan dengan tepat
melaui tahapan-tahapan dan teknik-teknik yang disusun secara ilmiah untuk
men-cari, menyusun, menganlisa, dan menyimpulkan data-data sehingga dapat
diper-gunakan untuk menguji kebenaran.1
Secara umum penelitan itu adalah suatu proses pengumpulan yang
sistima-tis dan analisis yang logis terhadap infomasi (data) untuk tujuan tertentu.
Sedang-kan metode penelitian (juga sering disebut metodologi) adalah cara-cara yang
di-gunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk
memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel dan
ter-percaya.2
A. Jenis Metode Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian
deskrip-tif analisis. Yang dimaksud dengan penelitian deskripdeskrip-tif analisis adalah penelitian
1
Cahlid Narbuko dan Abu Achamd I, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Bumi Askara, 1999), cet, ke-2, h. 2
2
yang coba melihat dan menggambarkan keadaan sebenaranya yang terjdi
dilapan-gan. Tujuannya untuk melihat bagaimana peranan supervisi di sekolah SMP
Ne-geri 279 Jakarta.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode korelasi analisis.
Penelitan ini ditempuh dengan mendatangi langsung sumber penelitian., karena
dalam penilitian ini memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung
jawab-kan kebenarannya.
B. Variabel Penelitian
Menurut Arikonto variabel adalah “Gejala yang berpariasi, yang menjadi
objek penelitian”.3
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan di teliti, yaitu
bel peranan supervisi kepala sekolah sebagai variabel bebas (independent
varia-ble) dan disimbolkan dengan huruf X. variabel inilah yang memberi pengaruh
ter-hadap hasil.
Adapun variabel kedua adalah kinerja guru dalam proses guru di sekolah
yang disebut sebagai variabel terikat (dependent variable), yang disimbolkan
den-gan huruf Y, dan merupakan hasil dari pengaruh variabel independent.
Peneliti memilih insturmen berupa angket yang dimensi variabelnya
ber-dasarkan tentang pengertian supervisi menurut M. Ngalim Purwanto sedangkan
indikator variabelnya berdasarkan pemahaman fungsi supervisi pendidikan. Untuk
memudahkan peneliti menentukan kinerja guru Karena guru merupakan salah satu
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Adapun kisi-kisi intrumen angket dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
3
29
No Variabel Dimensi variable Indikator variabel
1. Supervisi
Pendidikan
1)Membantu para
guru
2)Membantu
pega-wai sekolah
a. Membatu guru melihat dengan
jelas tujuan pendidikan
b.Membatu guru dalam
membimb-ing pengalaman belajar
murid-murid
c. Membantu guru dalam
menggu-nakan sumber-sumber
pengala-man belajar
a. Membantu keberhasilan dalam
proses pembelajaran.
b.Meningkatkan kualitas kinerjanya.
c. Memberikan layanan dan bantuan
2. Kinerja
Guru 1. Penampilan hasil karya guru
a. Mampu membuat perencanaan
pengajaran
b. Menguasai materi pelajaran
C. Populasi dan Sampel
Menurut Arikonuto “populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.4
adapun pupulasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang mengajar di SMP
Negri 279 Jakarta yang berjumlah 39 orang.
Penulis tidak meneliti objek secara keseluruhan akan tetapi hanya akan
meneliti sampelnya saja.
Sampel adalah yang menjadi objek sesungguhnya dari sutau penelitian.
Adapun untuk mepermudah penelitian ini yang dijadikan sample adalah 76% dari
4
jumlah pupulasi 39. Jadi sampel yang diambil sebanyak 30 orang responden.
Dengan pertimbangan sampel berjumlah 30 guru dimaksudkan mempemudah
perhitungan statistik. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling atau secara acak sederhana. Simple random sampling adalah “salah satu
teknik pemilihan sampel dimana semua individu anggota pupulasi mempunyai
kemungkinan kesempatan yang sama dan indefenden untuk dipilih sebagai
anggo-ta sampel.”5
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan beberapa macam
tek-nik pengumpulan data dan tentu saja hal ini disesuaikan dengan masalah yang
akan diteliti. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah proses pengumpulan data dengan melakukan
pengama-tan langsung dalam pencatapengama-tan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena
yang diselidiki. Metode observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid
yang hendak diteliti di lokasi penelitian yaitu mengamati keadaan sekolah,
kea-daan guru, struktur organisasi sekolah, sarana dan prasarana serta data-data yang
mendukung lainnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh infomasi dari terwawancara.6
Penulis menggunakan teknik ini karena untuk mendapatkan keterangan
yang dapat menguatkan informasi data yang diperoleh sebagai bahan penulisan
skripsi. Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan
5
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metode Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grasindo Persada
6
31
kepala sekolah untuk mengetahui peranan supervisi terhadapa kinerja guru dalam
proses pendidikan guru di sekolah
3. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa
pertanyaan berupa pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner langsung dan bersifat tertutup dengan bentuk pilihan
ganda, dan guru-guru/staf pengajar diminta untuk memilih salah satu jawaban.
kuesioner ini digunakan untuk mengetahui peranan supervisi terhadap kinerja
guru dalam proses guru di sekolah.
E. Teknik Analisis Data
Teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk menguraikan
keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data tersebut dapat dipahami
bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin
mengetahui penelitian itu.
Dalam pengelolaan dan analisis data, penulis melakukan cara sebagai
be-rikut:
1. Editing
Dalam pengeloaan data, yang pertama kali dilakukan adalah editing yaitu
meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisanya. Dalam
tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian
dan kejelasan penulisannya.
2. Tabulasi
Tabulasi merupakan proses menyusun data ke dalam bentuk tabel. Dengan
proses tabulasi ini data yang didapat dari lapangan menjadi tampak ringkas dan
tersusun ke dalam suatu yang baik, sehingga dapat memudahkan analisis pada
3. Prosentase
Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat
keber-hasilan yang diperoleh kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses guru di
sekolah.
Adapun teknik analisanya mempergunakan statistic persentase dengan
rumus:
rxy =
} ) ( }{
) ( {
) )( (
2 2
2
2 X N Y Y
X N
Y X XY N
Keterangan :
Гxy : Angka indeks korelasi “Г ” Product Moment
N : Number of Cases (Jumlah Sampel Uji Coba)
∑y : Jumlah hasil penelitian antara skor variabel X dan variabel Y
∑x : Jumlah keseluruhan sekor X
∑y : Jumlah keseluruhan sekor Y
Demikianlah metode yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi ini,
sehingga penulis dapat mengetahui bagaimana peranan supervisi terhadap kinerja
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdiri, Visi dan Misi SMP Negeri 279
SMP Negeri 279 Jakarta terletak di kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja,
Kota Madya Jakarta Utara. Pada awalnya SMP Negeri 279 adalah SMP Negeri
Baru Lagoa yang disiapkan untuk untuk menampung peserta didik masyarakat
Kelurahan Lagoa dan sekitarnya yang dipimpin oleh Kepala Sekolah Bapak
Salekan SH, dengan jumlah rombongan belajarnya 3 kelas, sebelum itu gedung
sekolah digunakan untuk kegiatan belajar SPG IV yang berubah menjadi SMU
110. Berdiri Kemudian SMU 110 menempati gedung baru Di Jl. Bendungan
Melayu. Namun demikian pada siang hari masih digunakan kegiatan belajar
mengajar oleh SMP Swasta Prakarsa sejak tahun 1971, karena kondisi gedung
sudah tua maka upayakan direhab total yang dirintis oleh kepala-kepala sekolah
terdahulu dan pembangunan diawali pada bulan 11-12 pagi Lagoa.
Untuk pelru diketahui sejak berdiri pada tahun 1994 jumlah rombongan
belajar bertambah dari 3 kelas sampai dengan 19 kelas dengan jumlah + 850
siswa, yang kemudian kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pagi dan siang
hari oleh karena itu SMP Sw