• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan kios informasi pariwisata propinsi DKI Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan kios informasi pariwisata propinsi DKI Jakarta"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA

PROPINSI DKI JAKARTA

HAMDAN FAUZI 105093003023

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA

PROPINSI DKI JAKARTA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : HAMDAN FAUZI

105093003023

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
(3)

PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI

PARIWISATA PROPINSI DKI JAKARTA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh Hamdan Fauzi 105093003023

Menyetujui,

Pembimbing I

Ir.Bakri La Katjong, MT.M.Kom NIP. 470 035 764

Pembimbing II

Qurrotul Aini, MT NIP. 19730325 200901 2001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

(4)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Pengembangan Kios Informasi Pariwisata Propinsi Dki Jakarta” yang ditulis oleh Hamdan Fauzi, NIM 105093003023 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal,15 agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui:

Penguji 1 Penguji 2

Dr. Syopiansyah jaya Putra, M.Sis Asep Fajar Firmansyah Iwa Airlangga,MTI NIP. 19680117 200112 1001

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom Qurrotul Aini, MT

NIP. 470 035 764 NIP.

19730325 200901 2001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Sistem Informasi

(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, April 2011

Hamdan Fauzi

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya yang telah membawa umat manusia menuju dunia yang terang benderang.

Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penyelesaian skripsi ini berkat bantuan berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada semua pihak yang telah membantu terutama penulis sampaikan kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi beserta seluruh jajaran dekanat lainnya, yang dengan ketulusan dan kesabarannya telah membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Ir. Bakri La Katjong, MT., M. Kom. Selaku pembimbing I dan Ibu Qurrotul Aini, MT. selaku Pembimbing II yang dengan sabar selalu membimbing peneliti dalam menyusun skripsi ini.

(7)

4. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta kakakku yang paling aku sayang, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.

5. Teman seperjuangan mahasiswa sistem informasi angkatan 2005 khususnya kelas B. Serta seluruh teman-teman yang tidak bisa dirinci satu persatu, tetapi tidak menghilangkan rasa hormat dan penghargaan yang besar untuk semuanya.

6. The last but not the least, kepada calon teman hidupku, (insya Allah, Amin). Terima kasih atas semangat dan paksaannya, harus menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, karenanya saran dan kritik yang membangun akan sangat bermanfaat bagi peneliti.

Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para mahasiswa pada umumnya. Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Jakarta, April 2011 Peneliti

(8)

ABSTRAK

HAMDAN FAUZI, 105093003023, Pengembangan Aplikasi Multimedia Pariwisata Propinsi DKI Jakarta. (Di bawah bimbingan Bakri La Katjong. dan Qurrotul Aini).

Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta saat ini menggunakan aplikasi multimedia informasi wisata Jakarta guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata dengan menggunakan kios informasi. Dalam konten/isi kios informasi dinilai masih kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi tentang pariwisata di Jakarta. Tidak terdapat sistem navigasi untuk menuju lokasi wisata, masih kurangnya informasi yang di sediakan, serta masih sulitnya staff dinas pariwisata untuk mengelola data wisata yang ada pada kios informasi tersebut. Dengan aplikasi yang menyediakan sistem navigasi, tampilan informasi menarik/lengkap, dan tersedianya sistem basis data adalah jawaban atas mengapa perlu pengembangan aplikasi infobox. Dengan berbasis web server menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL serta Jquery untuk membuat tampilan kios informasi yang interaktif. Sedangkan untuk tampilan peta menggunakan OpenLayer lengkap dengan point tempat pariwisata (gambar), full navigasi dan fitur pengukur jarak. Metode pengembangan multimedia menurut Luther terdiri dari metode konsep, perancangan, pengumpulan bahan, pembuatan, tes dan kemudian distribusi. Metode konsep yang digunakan yaitu menganalisis kebutuhan kios informasi pariwisata, studi lapangan serta studi kepustakaan. Sedangkan metode perancangan dengan pembuatan struktur menu, diagram transisi, rancangan antar muka dan spesifikasi proses. Hasil yang dicapai yaitu sebuah piranti lunak kios informasi yang interaktif, dengan resolusi layar 1024x786 ukuran file sebesar 80 MB. Aplikasi ini menampilkan informasi mengenai lokasi wisata dan tempat-tempat hiburan yang mendukung bidang kepariwisataan tersebut. Kios informasi ini dirancang berbasiskan multimedia yang didukung oleh teks, gambar, animasi, audio serta video sehingga dapat memberikan tampilan yang lebih menarik dan lebih mudah dimengerti oleh pengguna.

Kata Kunci : Kios Informasi, Multimedia, Pariwisata, Web server, PHP dan basis data MySQL, Jquery, OpenLayer.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1.2. Perumusan Masalah ... 1.3. Batasan Masalah ... 1.4. Tujuan dan Manfaat ... 1. Tujuan ... 2. Manfaat ... 1.5. Metode penelitian ... 1. Metode Pengumpulan Data ... a. Studi Lapangan (Field Research) ...

(10)

b. Studi Pustaka (Library Research) …………... 2. Metode Pengembangan Sistem ... 1.6.Sistematika Penulisan ... BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi ... 2.1.1. Pengertian Sistem ... 2.1.2. Pengertian Data dan Informasi ... 2.1.3. Pengertian Sistem Informasi ... 2.2. Sistem Informasi Geografis ...

2.2.1. Definisi Sistem Informasi geografis ... 2.2.2. Sumber Informasi Geografi ... 2.2.3. Komponen-komponen dari SIG ... 2.2.4. Model Data dalam SIG ... 2.3. Multimedia ...

2.3.1. Pengertian Multimedia ... 2.3.2. Ciri-ciri Sistem Komputer Multimedia ... 2.3.3 Sifat Penting Produk Multimedia ………... 2.3.4. Penerapan Teknologi Multimedia ………... 2.3.5. Bidang yang Membutuhkan Multimedia ……… 2.3.6. Siklus Hidup Pengembangan Multimedia ………….. 2. 4. Pariwisata ...

2.4.1. Pengertian Pariwisata ... 2.4.2. Perencanaan Pariwisata ...

(11)

2.4.3. Kompleksitas Pada Sistem Pariwisata ……… 2.4.4 Media Promosi Wisata ..……….

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2. Tahap Metode Pengumpulan Data ……….. 3.2.1. Studi Lapangan (Field Research) ……… 3.2.2. Studi Literatur (Library Research) ……….. 3.3. Metode Pengembangan Sistem ………..

3.2.1. Konsep (Concept) ………... 3.2.2. Perancangan (Design) ………. 3.2.3. Pengumpulan Bahan (Material Collecting) ………. 3.2.4. Pembuatan (Assembly) ………. 3.2.4. Tes (Testing) ……… 3.2.4. Distribusi (Distribution) ………..

BAB IV PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI

PARIWISATA

4.1. Profil Dinas Pariwisata DKI Jakarta ……… 4.1.1. Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata DKI Jakarta …. 4.1.1.1Tugas Dinas Pariwisata DKI Jakarta ……… 4.1.1.2Fungsi Dinas Pariwisata DKI Jakarta ……... 4.1.2. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta ...

(12)

4.2. Analisis Sistem yang Berjalan ………. 4.2.1 Cara Kerja Sistem yang Berjalan ………. 4.2.2 Analisis Hasil Wawancara ………... 4.2.3 Perumusan Masalah pada Infobox ……… 4.2.4 Usulan Pemecahan Masalah ………. 4.4. Pengembangan Multimedia ……….. 4.4.1. Deskripsi Konsep ……….

4.4.2. Perancangan ……….

1.Storyboard ………....

2.Struktur Navigasi ………..

3.Flowchart ………..

4.State Transition Diagram (STD) ………...

5.Spesifikasi Database ………..

6.Antarmuka (User Interface) ………. 4.4.3. Pengumpulan Bahan ……….... 4.4.4. Pembuatan Aplikasi ………. 4.4.5. Pengujian Aplikasi ………... 1. Tampilan Layar Aplikasi Kios Informasi……….. 4.4.6. Distribusi Aplikasi ………...

a. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) ………. b. Spesifikasi Perangkat Lunak ………..…….

(13)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ……….

5.2. Saran ………...

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Perusahaan dan Elemen-elemennya ……… Gambar 2.2 Transformasi Data Menjadi Informasi ……… Gambar 2.3 Komponen Sistem Informasi Geografis ………. Gambar 2.4 Klasifikasi Data Geospasial ……… Gambar 2.5 Komponen Multimedia ……… Gambar 2.6 Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia menurut Luther ….. Gambar 2.7 Kompleksitas Sistem Pariwisata ………. Gambar 2.8 Brosur Pariwisata Guide To Jakarta ………... Gambar 2.9 Brosur Pariwisata Jakarta Shoping Guide……… Gambar 2.10 Brosur Pariwisata Enjoy Jakarta Museums ……..………. Gambar 2.11 Brosur Pariwisata Jakarta Heritage ………..……… Gambar 2.12 Halaman Website pariwisata DKI Jakarta……..….…………... Gambar 2.13 Infobox Pariwisata DKI Jakarta ……… Gambar 3.1 Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia menurut Luther ….. Gambar 3.2 Metode Pengembangan Infobox yang digunakan………..…….. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta ………..……

Gambar 4.2 Storyboard Halaman Utama ……… Gambar 4.3 Struktur Navigasi Aplikasi Kios Informasi ……….

Gambar 4.4 Flowchart Halaman Admin ……….. Gambar 4.5 Flowchart Halaman Utama ………. Gambar 4.6 Rancangan STD Halaman Utama . ………..

(15)

Gambar 4.7 Rancangan STD Halaman Peta ……….. Gambar 4.8 Rancangan STD Halaman Galeri ……… Gambar 4.9 Rancangan STD Halaman Kalender ……… Gambar 4.10 Rancangan STD Halaman Wisata ………. Gambar 4.11 ERD Kios Informasi Pariwisata ……… Gambar 4.12 LRS kios informasi pariwisata ………….…...………. Gambar 4.13 Rancangan Tampilan Halaman Utama Aplikasi Kiosk

Pariwisata Pada DKI Jakarta ……….……….……... Gambar 4.14 Hasil Peta Spasial Pariwisata DKI Jakarta

………

Gambar 4.15 Pembuatan database menggunakan phpMyAdmin ……… Gambar 4.16 Tampilan layar menu utama infobox .… ………....……... Gambar 4.17 Tampilan layar menu halaman wisata .…..……….……... Gambar 4.18 Tampilan layar menu halaman peta ……..……….……... Gambar 4.19 Tampilan layar menu halaman galeri ……….……... Gambar 4.20 Tampilan layar menu halaman kalendar ……….……... Gambar 4.21 Tampilan layar menu halaman saran ……….……... Gambar 4.22 Tampilan layar menu bantuan beranda .……….……... Gambar 4.23 Tampilan layar menu bantuan wisata ……….……... Gambar 4.24 Tampilan layar menu bantuan peta … ..……….……... Gambar 4.25 Tampilan layar menu bantuan galeri ……….……... Gambar 4.26 Tampilan layar menu bantuan kalendar ……….……... Gambar 4.27 Tampilan layar menu bantuan saran ……….……...

(16)

Gambar 4.28 Tampilan layar login untuk admin ……….……... Gambar 4.29 Tampilan layar utamauntuk admin ….………... Gambar 4.30 Tampilan layar maintenance data admin ……….……... Gambar 4.31 Tampilan layar input data admin baru …..……….……... Gambar 4.32 Tampilan layar maintenance lokasi wisata ……….………….. Gambar 4.33 Tampilan layar input data lokasi wisata baru…….…….……... Gambar 4.34 Tampilan layar maintenance galeri ..……….……... Gambar 4.35 Tampilan layar input data galeri baru ……….……... Gambar 4.36 Tampilan layar maintenance kalendar ……...………….……... Gambar 4.37 Tampilan layar input data kalendar baru …...………….……... Gambar 4.38 Tampilan layar maintenance saran ……….……...

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Garis besar deskripsi konsep aplikasi kios pariwisata ……… Tabel 4.2 Admin ……….……….………... Tabel 4.3 Kalender……….……….……… Tabel 4.4 Galeri……….……….………. Tabel 4.5 Lokasi Wisata……….……….……….... Tabel 4.5 Lokasi Saran……….……….………....

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kode Program ……….……….…….. Lampiran 2. Antarmuka ……….……….………... Lampiran 3. Flowchart User ……….……….…... Lampiran 4. Flowchart Admin ……….……….….. Lampiran 5. Storyboard ……….……….………... Lampiran 6. Hasil Pengumpulan Data ………...………. Lampiran 7. Hasil Wawancara ……….……….…. Lampiran 8. Hasil Testing aplikasi infobox ... ...………

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Balakang

Pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan pendapatan negara baik migas maupun non-migas. Aspek non-migas di antaranya bidang pariwisata. Menurut Undang-Undang no.9 tahun 1990, pariwisata adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang kepariwisataan. Pariwisata yang ada di daerah merupakan salah satu sektor penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sektor ini tentunya perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan menjadi sebuah industri agar bisa membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah.

(20)

brosur pariwisata, Website dan Info Box (sebutan kios informasi pariwisata DKI Jakarta).

Peta/atlas dan brosur pariwisata saat ini masih digunakan sebagai sarana informasi pariwisata yang paling sederhana, mudah dibaca, dan sudah dikenal masyarakat. Brosur tersebut hanya dapat menyajikan informasi obyek wisata ataupun fasilitas yang tersedia dalam bentuk tata letak lokasi. Pada saat ini, Info Box sudah mulai digunakan di berbagai tempat di propinsi DKI Jakarta, namun keberadaannya hanya 40 unit dan informasi yang disediakan masih dinilai kurang mencukupi. Walaupun demikian, Website dan Info Box cukup membantu wisatawan dalam mempersiapkan diri untuk menuju obyek wisata yang ada di sekitar propinsi DKI Jakarta. Sedangkan penggunaan media brosur masih dinilai kurang efektif dikarenakan untuk melakukan perubahan informasi secara berkala masih dilakukan secara manual dalam hal ini dengan mencetak brosur tersebut. Kemudian Website dan Info Box juga dinilai kurang lengkap untuk memperoleh informasi tentang pariwisata di Propinsi DKI Jakarta. Sedangkan untuk mengakses Website diperlukan adanya seperangkat komputer yang terhubung dengan jaringan internet.

(21)

“PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA PROPINSI DKI JAKARTA”.

Berikut merupakan beberapa alasan mengapa aplikasi kios informasi atau infobox pariwisata DKI jakarta perlu di kembangkan?

a. Aplikasi infobox yang sudah ada belum terdapat sistem navigasi atau data peta yang dapat membantu wisatawan untuk menuju lokasi wisata. Kemudian belum terdapat menu bahasa indonesia, sehingga belum memenuhi kebutuhan untuk wisatawan lokal.

b. Belum terdapat sistem basis data, yang dapat membantu staff dinas pariwisata untuk mengelola data pariwisata.

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang peneliti lakukan maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Dari pihak wisatawan, yaitu bagaimana data spasial atau peta yang ada dapat diimplementasikan untuk pengembangan kios informasi pariwisata propinsi DKI Jakarta berbasis multimedia ini sehingga memudahkan wisatawan menuju lokasi wisata?

2. Dari pihak pengelola infobox, yaitu bagaimana memudahkan staff dinas pariwisata DKI Jakarta untuk mengelola data wisata pada kios informasi dengan memanfaatkan sistem basis data?

3. Bagaimana mengembangkan kios informasi yang sudah ada sehingga informasi yang ditampilkan bisa lebih lengkap / menarik bagi wisatawan?

1.3 Batasan Masalah

Ada beberapa batasan yang dikemukakan dalam penelitian mengenai kios informasi pariwisata ini, sehingga pembahasan dalam penelitian ini menjadi lebih fokus dan efektif, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini fokus pada ruang lingkup dinas pariwisata DKI Jakarta 2. Aplikasi kios pariwisata menyediakan informasi multimedia tentang

(23)

3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan pada skripsi ini hanya fokus pada konsep, perancangan, pengumpulan bahan, pembuatan, testing, dan distribusi.

4. Tidak membahas aplikasi dalam pembuatan gambar peta, peta di ambil dari situs www.jakarta-tourism.go.id.

5. Program yang peneliti rancang menggunakan Adobe Photoshop

sebagai pengelola gambar, Swish Max 3.0 sebagai pengelola animasi,

OpenLayer untuk menampilkan serta mengeluarkan data spasial,

Macromedia Dreamwever sebagai pengolah HTML, Dan

PhpMyAdmin dan Mysql untuk mengelola basis datanya.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 . Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi kios informasi pariwisata yang interaktif dan dapat diusulkan kepada suku dinas pariwisata DKI Jakarta sebagai pengembangan dari aplikasi kios informasi yang sudah ada.

2. Manfaat

(24)

Sedangkan manfaat bagi umum atau masyarakat luas, yaitu dapat memberikan informasi mengenai lokasi wisata di propinsi DKI Jakarta yang akan dikunjungi.

1.5 Metode Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan adalah suatu studi pengamatan yang dilakukan secara langsung, diantaranya dengan cara:

1. Wawancara(Interview)

Metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab atau wawancara secara langsung kepada pegawai kantor pemerintah daerah propinsi DKI Jakarta Dinas Pariwisata pada tanggal 21 Desember 2009, di kantor Dinas Pariwisata DKI Jakarta tentang kios informasi pariwisata.

2. Observasi (Observation)

Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan kios informasi pariwisata DKI Jakarta dan datang langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati InfoBox yang sudah ada. i. Studi Literatur (Library Research)

(25)

1.6 Metode Pengembangan Sistem

Dalam penelitian ini peneliti melakukan metode pengembangan kios informasi yang terdiri atas enam tahap, yaitu konsep (concept), perancangan (design), pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes (testing), dan distribusi (distribution)1.

1.7 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab. Adapun isi dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah serta sistematika penulisan yang masing-masing dijelaskan dalam tiap sub bab.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan secara garis besar tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari penulisan skripsi, yaitu tentang teori sistem informasi geografi, multimedia dan pariwisata.

1Luther, dalam

(26)

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan metode yang digunakan dalam pencarian data maupun metode untuk pengembangan kios informasi pariwisata.

BAB IV PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI

PARIWISATA

Membahas pengembangan kios informasi yang dibuat, disini lebih ditekankan pada pembahasan tentang konsep (concept), perancangan (design), pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes (testing) dan distribusi (distribution).

BAB V PENUTUP

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab dua ini diuraikan dasar teori baik yang bersifat umum maupun khusus yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu konsep dasar sistem informasi, sistem informasi geografi, multimedia, serta konsep dasar pariwisata.

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem

Pada dasarnya sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berkaitan atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Seperti jika di dalam sistem terdapat elemen yang jika tidak dapat membantu dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut bukan merupakan bagian dari sistem. Seperti bola basket dengan sarung tinju bukan merupakan sebuah sistem karena tidak ada olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut. Menurut Poerwadarminta (1983), sistem adalah sekelompok bagian-bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja secara bersama-sama untuk melakukan suatu maksud.

(28)

kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pendekatan sistem ini lebih menekankan pada urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neushel (dalam Jogiyanto, 1999) adalah suatu urutan-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.

Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya definisi dari kata sistem dari dua kelompok pendekatan tersebut adalah benar dan tidak saling bertentangan yang membedakan adalah cara pendekatannya.

Sistem yang baik harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan. Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan. b. Adanya hubungan diantara elemen sistem.

c. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting daripada elemen sistem.

d. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

Di dalam sebuah sistem terdapat beberapa elemen, berikut merupakan elemen yang membentuk sebuah sistem:

a. Tujuan.

(29)

d. Proses.

e. mekanisme Pengendalian dan f. Umpan balik.

Untuk lebih jelasnya, sistem secara umum dapat di gambarkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sistem Perusahaan dan Elemen-elemennya (Sumber: Kadir ,2003:55)

Mekanisme Pengendalian

Tujuan Pelanggan Pesaing

Pemilik Pemerintah

Vendor

Lingkungan Batas Sistem

Proses

(30)

a. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah itu hanya satu ataupun banyak tujuan. Dan tujuan inilah yang menjadi motivator untuk mengarahkan sistem. Tanpa tujuan sistem menjadi tidak terarah dan terkendali. Tentu saja, tujuan antara sistem yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

b. Masukan (input)

Masukan (input) adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, seperti bumbu, pada masakan, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya keluhan atau permintaan dari pelanggan).

c. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna. misalnya berupa informasi dan produk, tetapi bisa juga berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja pembuangan sampah atau limbah. pada pabrik kimia, proses dapat berupa pemanasan bahan mentah. Pada rumah sakit proses merupakan aktivitas untuk penyembuhan pasien.

d. Keluaran (output)

(31)

Sedangkan pada sistem pencernaan manusia keluaran berupa kotoran manusia.

e. Mekanisme pengendalian dan umpan balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan ataupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini sistem dikendalikan sedemikian rupa agar tidak keluar dari tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan.

f. Batas (Boundary)

Batas (boundary) adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem (lingkungan). batas sistem menetukan konfigurasi, ruang lingkup, atau bahkan kemampuan sistem, sebagai contoh tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain.

g. Lingkungan ( environment)

(32)

2.1.2 Pengertian Data dan Informasi

Data adalah fakta yang mewakili suatu objek yang dapat dicatat dan mempunyai arti yang bersifat implisit. Data dicatat atau direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, gambar, bunyi atau kombinasinya. Data merupakan input yang nantinya akan diproses dan menjadi keluaran berupa informasi atau data yang berguna.

Sedangkan menurut McFadden, dkk (1999) informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Shanon dan Wheaver, dua orang insinyur listrik, melakukan secara matematis untuk mendefinisikan informasi (Kroenke, 1992). Menurut mereka, informasi adalah jumlah kepastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima. Artinya, dengan adanya informasi, tingkat kepastian menjadi meningkat. Menurut Davis (1999), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Perpindahan atau Transformasi data menjadi informasi dapat digambarkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Transformasi data menjadi informasi (Sumber: Kadir 2003:31)

(33)

Kualitas Informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus:

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan- kesalahan dan tidak bias menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap- tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Robert A. Leitch & K.Roscoe Davis (dalam Jogiyanto, 1999) adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelola transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Berikut merupakan berbagai macam pengertian sistem informasi:

a. “Suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya”.

(34)

c. “Sekumpulan prosedur manual atau terkomputerisasi yang mengumpulkan/mengambil, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi dalam mendukung pengambilan dan kendali keputusan”.

d. “Sekelompok orang, prosedur, input, output dan pengolahannya secara bersama-sama menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan bagi penggunanya”.

Ada 4 operasi dasar dari sistem informasi yaitu mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi. Informasi mungkin dikumpulkan dari lingkungan dalam atau luar dan memungkinkan didistribusikan ke dalam atau ke luar organisasi. Contoh sebuah sistem informasi penjualan:

a. Pengumpulan data transaksi dan faktur penjualan, transaksi pemesanan.

b. Pengolahan hitung total penjualan faktur, hitung rekapitulasi penjualan perhari/perminggu/perbulan/pertahun. Rugi/laba penjualan.

c. Penyimpanan data penjualan, konsumen dan supplier. d. Distribusi pelanggan, manajer penjualan dan pimpinan.

Untuk lebih jelasnya tentang sistem informasi, berikut akan di jelaskan mengenai komponen-komponen dari Sistem Informasi:

(35)

b. Perangkat lunak komputer: perangkat lunak sistem (sistem operasi dan utilitinya), perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll). c. Basis data: penyimpanan data pada media penyimpan komputer. d. Prosedur: langkah-langkah penggunaan sistem

e. Personiluntuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi:

1. Clerical Personnel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry = operator).

2. First level manager: untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi

out-of-control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah.

3. Staff specialist: digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan pelaporan.

4. Management: untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khusus, analisis khusus, laporan khsusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang.

Aplikasi = program + prosedur pengoperasian.

(36)

sistem informasi yang memiliki prosedur dan kebijaksanaan tidak tertulis dalam dokumen, contoh pemberian diskon penjualan secara tidak terduga.

Untuk pengembangan sebuah sistem informasi diperlukan struktur manajemen organisasi di antaranya: personil. struktur dasarnya, direktur sistem informasi, analis sistem, programmer, dan manajer komputer dan operasi.

2.2 Sistem Informasi Geografis

2.2.1 Definisi Sistem Informasi geografis

Geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Fenomena yang diamati merupakan dinamika perkembangan dan pembangunan wilayah yang ada dalam keseharian, misalnya informasi mengenai letak dan persebaran dari kejadian-kejadian alamiah maupun fenomena terdapatnya sumberdaya. Ketersediaan data yang bersifat geografi, dimana memiliki atribut keruangan, akan memudahkan banyak kepentingan.

(37)

memasukkan orang (yang membangun dan mengoperasikannya) dan data sebagai bagian dari sistem ini.

Berikut ini akan dipaparkan beberapa definisi dari Sistem Informasi Geografis (SIG) yang peneliti kutip dari berbagai sumber.

a. Aronoff (1989) mendefinisikan SIG sebagai sebuah sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.

b. Subaryono (2005) mendefinisikan SIG sebagai suatu himpunan terpadu dari software, hardware, data, dan limeware (orang-orang yang bertanggung jawab dalam mendesain, mengimplementasikan, dan menggunakan SIG)

(38)

rute perjalanan menuju lokasi wisata yang akan dikunjungi. Kemudian SIG juga dapat membantu perencana untuk secara tepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam.

Aplikasi SIG yang baik yaitu apabila aplikasi tersebut dapat menjadi salah satu dari 5 (lima) pertanyaan dasar berikut :

a. Lokasi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai lokasi tertentu.

b. Kondisi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kondisi dari suatu lokasi.

c. Tren, untuk melihat tren dari suatu keadaan.

d. Pola, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai gejala-gejala alam dan mempelajarinya.

e. Pemodelan, dapat digunakan untuk menyimpan kondisi-kondisi tertentu dan mempergunakannya untuk memprediksi keadaan di masa yang akan datang maupun memperkirakan apa yang terjadi pada masa lalu.

2.2.2 Sumber Informasi Geografi

Sumber informasi geografi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis), sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial. Dalam geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain, yaitu:

(39)

b. Tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang tersusun secara berurut dan teratur.

c. Logis, artinya masuk akal dan menunjukkan sebab akibat.

d. Objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas dan teruji.

Selain memiliki ciri-ciri tersebut, geografi juga harus menunjukkan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan ciri khas geografi, yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain. Karena geografi merupakan kajian ilmiah mengenai gejala alam dan sosial dari sudut pandang spasial dan regional, maka informasi geografi bersumber dari hasil penelitian.

2.2.3 Komponen-komponen dari SIG

Seperti diperlihatkan oleh Gambar 2.3 berikut, komponen-komponen SIG saling memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan mengenai komponen tersebut:

[image:39.612.114.513.89.660.2]

Gambar 2.3 Komponen Sistem Informasi Geografis Sumber: Riyanto, Prinali Eka Putra, Hendi Indelarko (2009:40)

SIG

Method

Prosedur People SDM

Hardware

Software Data

(40)

a. Perangkat keras komputer (hardware)

Terdiri dari beberapa komponen, yaitu: CPU (Central Processing Unit), Memory (utama dan tambahan), Storage (alat penyimpanan data dan informasi), alat tambahan (peripherals), alat masukan (input device) seperti: keyboard, mouse, digitizers, pemindai (scanner), kamera digital, workstation fotogrametris digital. Alat keluaran (Output device) seperti monitor berwarna, printer, plotter, perekam film dan lainnya.

b. Perangkat lunak

Perangkat lunak yang dimaksud adalah yang mempunyai fungsi pemasukan data, manipulasi data, penyimpanan data, analisis data dan penayangan informasi geografis.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dari software SIG, adalah: 1. Merupakan Database Management System (DBMS)

2. Memiliki fasilitas pemasukan dan manipulasi data geografis 3. Memiliki fasilitas untuk query, analisis dan visualisasi

(41)

c. Data dan Informasi Geografis

Data yang dapat diolah dalam SIG merupakan fakta-fakta permukaan bumi yang memiliki referensi keruangan baik referensi secara relatif dan referensi secara absolut dan disajikan dalam sebuah peta.

1. Referensi relatif. Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis. Data ini sudah dapat digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi geografis. Misalnya jumlah penduduk per kotamadya dikaitkan dengan data administrasi kotamadya.

2. Referensi absolut. Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis (sudah memiliki kordinat tertentu di permukaan bumi). Misalnya data titik yang diperoleh dengan menggunakan GPS (Global Positioning System).

d. Sumber daya Manusia

Sumberdaya manusia juga merupakan sistem analisis yang menerjemahkan masalah riil di permukaan bumi dengan bahasa SIG sehingga permasalahan dapat diidentifikasikan dan dicari solusinya. e. Methods (prosedur)

(42)

2.2.4 Model Data dalam SIG

Sumber-sumber data geografis (disebut juga data geospasial) diperoleh melalui beberapa cara, diantaranya dari: foto udara, peta kontur/DEM, Remote sensing, GPS, survei terestrial dan peta-peta yang tersedia (peta tematik).

[image:42.612.112.499.254.634.2]

Data digital geografis diorganisir menjadi dua bagian, yaitu: Data Spasial dan Data Atribut/Tabular. berikut akan lebih dijelaskan mengenai Data-data geospasial pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Klasifikasi Data Geospasial (Sumber: Riyanto dkk, 2009:44)

Data Geospasial

Model Data Vektor Model Data Raster

Non-topologi Topologi

Data sederhana Data tingkat tinggi

TIN

Triangulated irregular Networrk

Regional

(43)

a. Data spasial yaitu data yang menyimpan kenampakan-kenampakan permukaan bumi, seperti: jalan, sungai, pemukiman, jenis penggunaan tanah, jenis tanah, dan lain-lain. Model data spasial dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Model Data Vektor, diwakili oleh simbol-simbol atau yang selanjutnya dalam SIG dikenal dengan feature, seperti feature

titik (point), feature garis(line), dan feature area (surface). Data-data tersebut tersimpan dalam komputer sebagai kordinat kartesius.

2. Model data Raster, merupakan data yang sangat sederhana, dimana setiap informasi disimpan dalam petak-petak bujursangkar (grid), yang membentuk sebuah bidang. Petak-petak bujursangkar itu disebut dengan pixel (picture element). Posisi sebuah pixel dinyatakan dengan baris ke m dan kolom ke-n. Data yang disimpan dalam format ini data hasil

scanning, seperti gambar digital (citra dengan format BMP, JPG, PNG dan lain-lain), citra satelit digital (landsat, SPOT, dan lain-lain).

Dalam pembuatan aplikasi multimedia pariwisata DKI Jakarta peneliti memanfaatkan data spasial dengan model data raster, dengan format PNG.

(44)

memiliki atribut tekstur, kedalaman, struktur, PH, dan lain-lain. Model data tabular tersimpan dalam bentuk baris (record) dan kolom (field).

2.3 Multimedia

2.3.1 Pengertian Multimedia

Multimedia berasal dari dua kata yaitu multi dan media, multi berarti beberapa dan media berarti sarana atau alat. Kata multimedia sendiri sebenarnya sudah ada sebelum komputer seperti saat ini dan lebih banyak dipakai di dunia hiburan seperti pementasan teater multimedia yang sudah ada sejak lama yaitu satu bentuk pementasan teater yang didukung oleh banyak alat bantu seperti pengeras suara, lampu panggung, gambar bergerak pada latar dan sebagainya. Di dunia home electronics juga dikenal televisi digital multimedia yang artinya televisi tersebut dapat mendukung penggunaan banyak alat seperti menerima masukan dari cd player, game player dan lain sebagainya.

Apabila dikaitkan dengan pemrosesan pada komputer, media dianggap sebagai alat untuk menampilkan teks, gambar, grafik, suara, musik, dan sebagainya. Komponen multimedia tersebut dapat diolah pada komputer.

(45)

Gambar 2.5 Komponen Multimedia Sumber: Dony Ariyus (2009 : 2)

2.3.2 Ciri-ciri Sistem Komputer Multimedia

Secara umum sistem komputer multimedia memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

a. Berkemampuan menukar media apa saja dalam keadaan analog, seperti suara, musik, dan video, kebentuk digital dan sebaliknya. b. Berkemampuan mengontrol sistem multimedia serta bisa diatur

oleh seorang user.

[image:45.612.115.507.112.508.2]

Selain itu, yang harus dimiliki juga ciri interaktif, yaitu user dapat melakukan akses ke data-data multimedia. Ciri tersebut menjadi pembeda antara video dengan televisi yang juga mengandung gabungan teks, suara, animasi, musik dan klip video. Ciri itu amat bermanfaat dalam beberapa aplikasi multimedia, seperti kios informasi pariwisata DKI jakarta yang peneliti rancang.

Grafik

Animasi

Komputer interaktif

Teks

Audio

video Sistem

(46)

2.3.3 Sifat Penting Produk Multimedia

Media ditampilkan melalui komputer dimana user bisa melihat, mendengar, saling berinteraksi dan mengontrol tampilan media tersebut. Tanpa sifat tersebut, produk yang ada bersifat Polymedia atau Mixed Media.

Polimedia merupakan suatu media tanpa dikontrol oleh sistem komputer, tetapi terdiri dari gabungan beberapa bantuan media, seperti TV, radio, buku teks, dan sebagainya.

Produk Multimedia haruslah memiliki hubungan yang membenarkan user

untuk bergerak dari satu antarmuka ke antarmuka yang lain dan pada saat tertentu dibantu dari struktur dan keruangan tersendiri. Tanpa sifat tersebut, produk tersebut lebih menyerupai media berupa sebuah buku.

Produk multimedia harus memiliki sifat navigasi (Navigation Tools), dimana navigasi merupakan ikon, tombol, “hot spot”, atau peralatan yang aktif. Aktif disini berarti bahwa ikon ataupun tombol tersebut berupaya menghubungkan pengguna ke produk multimedia tersebut (contoh: halaman web).

2.3.4 Penerapan Teknologi Multimedia

Beberapa contoh penerapan aplikasi multimedia adalah: a. Internet

(47)

b. Presentasi

[image:47.612.114.508.115.529.2]

Multimedia memungkinkan seorang presenter beralih dari overhead projector yang menampilkan gambar dan teks yang kaku kepada gambar bergerak, suara dan animasi untuk menghidupkan presentasi yang dibawakan.

c. Kios

Pengertian Kios bila diterjemahkan secara bebas adalah kios atau tempat untuk bertransaksi yang biasanya tempat orang-orang membeli minuman, makanan kecil maupun rokok. Mengapa disebut kios, karena merupakan tempat melayani transaksi atau sekedar mendapat informasi. Di manca negara, teknologi multi media dengan layar sentuh sudah merupakan hal yang biasa dilihat dan difungsikan sebagai alat untuk bertransaksi. Misalnya saja membeli tiket bis/kereta, membeli minuman ringan dan sebagainya.

d. Tutorial

Multimedia dengan cepat telah menjadi dasar pelatihan berbasiskan komputer, sebagai contoh perusahan menyediakan tutorial yang interaktif bagi karyawan baru untuk mempelajari prosedur-prosedur di perusahaan.

e. Online Reference

(48)

Versi elektronik dari bahan referensi lebih mudah digunakan dan lebih ringan bila dibawa.

f. Publikasi

Berbagai buku, majalah dan koran telah didistribusikan sebagai suatu publikasi multimedia dengan memanfaatkan CD-ROM dan internet. Halaman yang tercetak tidak akan pernah mampu manampilkan visualisasi gerakan dan suara.

2.3.5 Bidang yang Membutuhkan Multimedia

Pada dasarnya, bidang yang membutuhkan multimedia sangatlah banyak. Secara umum, bidang tersebut dapat dibagi menjadi lima bagian:

a. Perdagangan. b. Pemerintah. c. Hiburan. d. Penyiaran. e. Pendidikan.

(49)

2.3.6 Siklus Hidup Pengembangan Multimedia

Menurut Luther (Hadi Soetopo, 2003:32) terdapat enam tahap pengembangan multimedia yaitu:

a. Konsep (concept)

Pada bagian ini, analis sistem mendeskripsikan konsep secara garis besar aplikasi yang akan dibuat.

b. Perancangan (design)

Pada tahap ini, analisis sistem terlibat dengan user untuk merancang konsep yang menentukan keseluruhan pesan dan isi dari aplikasi yang akan dibuat.

c. Pengumpulan Bahan (material collecting)

Melakukan pengumpulan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan aplikasi.

d. Pembuatan (assembly)

Dalam tahap ini, komputer mulai digunakan secara penuh, untuk merancang sistem, dengan menggabungkan perancangan dan pengumpulan bahan yang telah dilakukan.

e. Tes (testing)

(50)

f. Distribusi (distribution)

Setelah aplikasi multimedia selesai dilakukan pengetesan dan sesuai dengan harapan user maka aplikasi siap didistribusikan atau di install.

[image:50.612.115.507.120.534.2]

Dari keterangan tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia menurut Luther (Sumber: Hadi Sutopo:2003)

2. 4 Pariwisata

2.4.1 Pengertian Pariwisata

(51)

1990 entang kepariwisataan, menyebutkan definisi dari wisata, wisatawan, kepariwisataan dan pariwisata, yaitu:

a) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara waktu, untuk menikmati objek wisata dan daya tarik wisata.

b) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha –usaha yang terkait didalamnya.

c) Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk semua penyelenggaraan kegiatan pariwisata (Oka A. Yoeti, 2002 : 7 ) . Sedangkan Usaha pariwisata adalah Kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata dengan menyediakan atau mengusahakan obyek daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut.

Selain batasan tersebut di atas, banyak defiisi lain yang dikemukakan oleh ahli pariwisata menurut :

• Prof. Hunzieker dan Prof. K .Krapt (Oka A. Yoeti, 2002 : 8)

Keseluruhan dari gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang- orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiam tersebut tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas sementara tersebut.

• Prof. Salah Wahab (Oka A. Yoeti, 2002 : 8)

(52)

negeri, meliputi pendiaman orang – orang untuk sementara waktu dalam mencapai kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan apa yang dialami dimana ia peroleh tanpa bekerja tetap. Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa asensi dari pengertian pariwisata yang menjadi ciri – cirinya yaitu :

a. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu

b. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain. c. Perjalanan harus bertamasya dan berekreasi.

d. Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.

Usaha jasa pariwisata meliputi penyediaan jasa perencanaan, jasa pelayanan dan jasa penyelenggaraan pariwisata, antara lain:

a. Jasa Biro Perjalanan Wisata. b. Jasa Pemandu Wisata. c. Jasa Impresariat.

d. Jasa Informasi Pariwisata. e. Jasa Konvensi.

Usaha sarana wisata meliputi kegiatan pembangunan, pengelolaan, dan penyediaan fasilitas, serta pelayanan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pariwisata, antara lain:

a. Hotel.

b. Pondok Wisata. c. Restoran. d. Rumah Makan.

(53)

2.4.2 Perencanaan Pariwisata

Di sini akan di jelaskan beberapa hal yang memiliki keterkaitan dengan sangat diperlukannya perencanaan pariwisata:

a. Fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah terfikir sebelumnya.

b. Pariwisata berdampak positif dan negatif.

c. Pariwisata makin kompetitif dan promosi destinasi wisata makin gencar.

d. Pariwisata bisa berakibat buruk pada sumberdaya alam dan budaya. e. Pariwisata mempengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu

dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata.

2.4.3 Kompleksitas Pada Sistem Pariwisata

(54)

disewakan atas permintaan dari wisatawan sebagai customer yang berasal dari berbagai daerah.

[image:54.612.115.533.157.614.2]

Untuk lebih jelasnya kompleksitas pada sistem pariwisata dapat digambarkan sebagai berikut pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Sistem Pariwisata

Sumber:http://www.ar.itb.ac.id/wdp/wpcontent/uploads/2006/05/Konsepkonsep% 20Perencanaan%20Pariwisata.pdf

B2B B2C

PENYEDIA PERTUKARAN PEMBERI MEDIA ANTARA PERMINTAAN

ASOSIASI BISNIS DMO’S PERTUKARAN AGEN & PENYEDIA PASAR ELEKTRONIK PERANTARA PERUKARAN AGEN & KONSUMEN DMO’S MEDIA ELEKTRONIK MAKANAN PERALATAN PERABOTAN PELAYANAN MASYARAKAT DISTRIBUSI PERUMAHAN PEMERINTAH PENGINAPAN ATRAKSI JALAN-JALAN MAKAN PENGECER TRANSPORTASI ACRA/KEJADIAN OLAH RAGA AKHIR PEKAN LIBURAN BISNIS KELOMPOK USIA AKTIFITAS INTERNASIONAL SISWA

(55)

2.4.4 Media Promosi Pariwisata

Berikut merupakan media promosi pariwisata yang banyak di gunakan oleh Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta :

1. Media brosur

a. Guide To Jakarta

Gambar 2.8 Brosur Pariwisata Guide To Jakarta

PenerbitPusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, tahun 2009.

[image:55.612.113.503.154.670.2]

b. Enjoy Jakarta Shopping More/Jakarta Shopping Guide

Gambar 2.9 Brosur Pariwisata Jakarta Shoping Guide

(56)
[image:56.612.113.502.128.666.2]

c. Enjoy Jakarta Museums

Gambar 2.10 Brosur Pariwisata Enjoy Jakarta Museums

PenerbitPusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, tahun 2009

d. Jakarta Heritage

Gambar 2.11 Brosur Pariwisata Jakarta Heritage

(57)
[image:57.612.113.505.101.655.2]

e. Media Website

Gambar 2.12 Halaman Website Pariwisata DKI Jakarta

olehPusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, tahun 2009.

f. Media Infobox

Gambar 2.13 InfoboxPariwisata DKI Jakarta

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dan pengembangan aplikasi multimedia.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kantor Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, yang beralamat di Jalan Kuningan Barat I No.1 Jakarta 12710. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan november 2009 sampai dengan bulan Januari 2010.

3.2 Tahap Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, peneliti mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pengembangan kios pariwisata Propinsi DKI Jakarta yang berasal dari sumber-sumber sebagai berikut:

3.2.1 Studi Lapangan (Field Research)

(59)

a. Wawancara(Interview)

Wawancara atau interview adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak.tehnik wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan aplikasi infobox.

Rincian wawancara adalah sebagai berikut : 1. Tanggal : 22 Desember 2009 2. Waktu : 13.00 WIB

3.Tempat : Kantor Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta

4. Narasumber : Bapak Nana Sukarna, kepala bidang informasi infobox pariwisata DKI Jakarta dan Bapak Agus, Wisatawan Lokal. Berikut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan dalam melakukan wawancara kepada pihak pengelola infobox :

1. Bagaimana Penilaian anda dengan adanya sistem pariwisata yang ada saat ini, khususnya untuk infobox?

2. Menurut anda apa saja kekurangan dari infobox yang sudah ada saat ini bagi wisatawan dan staff dinas pariwisata?

3. Menurut anda apakah perlu melakukan pengembangan aplikasi infobox demi mempermudah wisatawan untuk menuju lokasi wisata dan staff dinas pariwisata untuk mengelola data pariwisata ?

(60)

5. Apa syarat atau spesifikasi untuk dapat mengusulkan sistem pariwisata? Berikut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan dalam melakukan wawancara kepada wisatawan di DKI Jakarta :

1. Apakah anda sudah mengetahui infobox pariwisata untuk DKI Jakarta? 2. Bagaimana menurut anda tentang aplikasi infobox pariwisata untuk DKI

Jakarta?

3. Menurut anda apa yang mendukung wisatawan untuk memperoleh informasi pariwisata dari infobox?

4. Menurut anda apakah informasi yang di sediakan pada infobox sudah cukup lengkap bagi wisatawan yang belum pernah berkunjung ke DKI Jakarta?

Untuk lebih jelasnya tentang hasil dari wawancara dapat dilihat pada Lampiran 8.

b. Observasi

(61)

1. Waktu observasi :

Tanggal : 23 Desember 2009 Jam : 09.00 – 14.00 WIB 2. Tempat observasi :

Kantor Pusat Pengembangan dan Pelayanan informasi Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta

3. Hasil observasi :

1. Mengetahui Keberadaan Brosur Pariwisata

Di sini Peneliti mendapatkan brosur-brosur pariwisata sebagai arsip dari data-data pariwisata yang ada pada Propinsi DKI Jakarta. Brosur tersebut yaitu:

Guide To Jakarta (petunjuk untuk seluruh lokasi wisata di DKI Jakarta), Jakarta Shopping Guide (Pusat Perbelanjaan yang ada di Propinsi DKI Jakarta), Enjoy Jakarta Museums (Lokasi Museum-museum di DKI Jakarta) dan Jakarta Heritage (kebudayaan asli Jakarta).

2. Mengetahui Info Box

Di sini Peneliti mendapatkan informasi-informasi pariwisata DKI Jakarta yang tersedia di brosur, dengan ditampilkan pada info box atau komputer

touchscreen yang sudah ada sebanyak 40 unit disebarkan pada tempat-tempat strategis di DKI Jakarta dan mengetahui data dan informasi yang disediakan pada

infobox. Untuk lebih jelasnya informasi atau konten yang tersedia pada infobox

(62)

3. Mengetahui Web Pariwisata DKI Jakarta

Di sini Peneliti cukup banyak mendapatkan Informasi mengenai pariwisata di Propinsi DKI Jakarta. Dengan membuka Web tentunya menggunakan koneksi internet: http://jakarta-tourism.go.id/.

3.2.2 Studi Literatur (Library Research)

Penulis berhasil mendapatkan informasi tentang penelitian yang sudah dikerjakan sebelumnya berhubungan dengan penelitian ini.

RANCANGAN SISTEM DINAMIS PADA PERANGKAT MOBILE UNTUK APLIKASI INFORMASI WISATA JAKARTA BERBASIS MULTIMEDIA NONLINIER

Penelitian ini dikerjakan oleh Ali Huzaifi pada program sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2010.

Adapun kelebihan dari penelitian ini adalah :

i. Aplikasi yang disediakan dapat diakses melalui perangkat mobile/handphone, sehingga pengguna dapat dengan mudah mengakses aplikasi ini.

ii. Memberikan aplikasi yang cukup dengan menambahkan fitur navigasi pada perangkat mobile/handphone.

Adapun kekurangannya adalah:

(63)

ii. Untuk menjalankan aplikasi tersebut handphone harus memiliki aplikasi FlashLite yang tidak semua handphone mendukung FlashLite.

3.3 Metode Pengembangan Aplikasi Infobox

Dalam kios pariwisata ini dilakukan tahapan pengembangan multimedia menurut Luther (Hadi Sutopo:2003), yaitu pengembangan aplikasi multimedia dilakukan berdasarkan enam tahap, yakni konsep (concept), perancangan (design),

[image:63.612.113.501.107.529.2]

pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes (testing) dan distribusi (distribution) seperti pada Gambar 3.6 berikut.

Gambar 3.1 Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia menurut Luther (Hadi Sutopo,2003)

(64)

Gambar 3.8 Metode Pengembangan Multimedia yang dig

Gambar 3.2 Metode Pengembangan Infobox yang digunakan

Tujuan Konsep

Struktur Navigasi

Rancangan Flowchart

Perancangan Rancangan STD

Rancangan Antarmuka

Pengumpulan bahan Pengumpulan Bahan

(Data multimedia )

Kios Informasi pariwisata Pembuatan Dengan peta dan database

Pengujian kepada

dosen pembimbing Pengujian

Mengusulkan/demo aplikasi

Kepada staff dinas pariwisata Distribusi Propinsi DKI Jakarta

(65)

3.3.1 Konsep (Concept)

Tahap konsep yaitu menentukan tujuan, termasuk identifikasi pengguna, keinginan, jenis aplikasi (presentasi, interaktif dan lain-lain), tujuan aplikasi (informasi, hiburan, promosi, pelatihan, pendidikan dan lain-lain), spesifikasi umum. Dasar aturan untuk perancangan juga ditentukan pada tahap ini, seperti ukuran aplikasi, target dan lain-lain.

Adapun tahap konsep yang peneliti lakukan adalah:

1. Menentukan tujuan, pada tahap ini ditentukan tujuan dari pembuatan aplikasi, serta wisatawan yang menggunakannya.

2. Berdasarkan identifikasi keinginan pada pihak yang bersangkutan dengan pembuatan aplikasi ini seperti hasil wawancara. Pihak yang bersangkutan adalah Dinas Pariwisata DKI Jakarta.

3. Deskripsi konsep aplikasi yang akan dibuat dengan menentukan jenis aplikasi (presentasi, interaktif dan lain-lain) dan spesifikasi umum (judul, pengunjung dan lain-lain).

3.3.2 Perancangan (Design)

Maksud dari tahap perancangan (design) adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai aplikasi yang akan dibuat, serta gaya dan kebutuhan material untuk aplikasi tersebut.

(66)

1. Perancangan storyboard.

2. Desain struktur navigasi berupa hirarki menu. 3. Perancangan bagan alir (flowchart view).

4. Perancangan diagram transisi (state transition diagram). 5. Perancangan antar muka (user interface).

3.3.3 Pengumpulan Bahan (Material Collecting)

Pada tahap pengumpulan bahan (material collecting) dilakukan pengumpulan bahan seperti layout, informasi mengenai tempat-tempat pariwisata, image, audio, pengambilan foto maupun video. Bahan-bahan diperoleh dari berbagai sumber seperti media internet, website www.jakarta-tourism.org. Kemudian peneliti juga mendapatkan bahan-bahan seperti gambar dan animasi dari hasil pembuatan menggunakan software Adobe Photoshop CS 3 dan SWISH Max 3.0.

3.3.4 Pembuatan (Assembly)

(67)

3.3.5 Tes (Testing)

Tahap tes (testing) dilakukan setelah selesai tahap pembuatan seluruh data. Fungsi dari pengetesan adalah memastikan bahwa hasil pembuatan aplikasi multimedia sesuai dengan yang direncanakan. Suatu hal yang juga harus diutamakan adalah aplikasi harus berjalan baik di lingkungan user. Dan juga persyaratan sistem harus bersahabat, dalam arti tidak dibutuhkan spesifikasi sistem yang tinggi, sehingga pengunjung merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi tersebut dan dapat menggunakannya sendiri.

Pada tahap ini tes aplikasi akan dilakukan kepada pihak Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Selain itu, peneliti juga akan melakukan testing aplikasi ini kepada Ibu Qurrotul Aini, MT. dan Bapak Ir.Bakri La Katjong, MT, M.Kom, selaku dosen pembimbing dan dosen Multimedia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan orang-orang yang ahli dalam bidang Multimedia untuk memperoleh jaminan bahwa program aplikasi terbebas dari kesalahan script.

3.3.6 Distribusi (Distribution)

(68)

1. Spesifikasi perangkat keras dan lunak yang dibutuhkan untuk mengeksekusi aplikasi.

(69)

BAB IV

PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA

Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan yang ada pada skripsi ini. Antara lain yaitu profil, identifikasi masalah, solusi dan pengembangan multimedia.

4.1 Profil Dinas Pariwisata DKI Jakarta

Dinas Pariwisata DKI Jakarta merupakan salah satu perangkat kerja Gubernur Propinsi DKI Jakarta yang memiliki ruang lingkup tugas berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 94 Tahun 2002. Dinas Pariwisata ini beralamat di jalan Kuningan Barat No. 1 Jakarta Selatan dengan nomor telepon 021-5250738, 021-5205455. Pada saat ini dijabat oleh Kepala Dinas Dr. Arie Budiman, M.Si. 4.1.2 Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata DKI Jakarta

1. Tugas Dinas Pariwisata DKI Jakarta

Melaksanakan urusan kepariwisataan dan kebudayaan 2. Fungsi Dinas Pariwisata DKI Jakarta

1. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas pariwisata dan kebudayaan;

2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan kepariwisataan dan kebudayaan;

(70)

5. Pemberdayaan masyarakat kepariwisataan dan kebudayaan;

4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta

Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta ditunjukkan Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta

4.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

(71)

4.2.1 Cara Kerja Sistem yang Berjalan

Selama ini, dalam membantu wisatawan, pihak Dinas Pariwisata DKI Jakarta menyediakan infobox yaitu aplikasi multimedia pariwisata berbasis

touchscreen. Di dalam penyajiannya ketika wisatawan mulai untuk mengakses, Terdapat 7 menu berbahasa inggris : video gallery, place to stay, where to go, travelling, event calendar, pdf, photo.

1. Pada menu video gallery hanya terdapat video tentang Taman mini Indonesia

indah, untuk lokasi wisata lainnya belum terisi.

2. Pada menu place to stay terdapat gambaran berbagai hotel yang tersedia di

DKI Jakarta, namun informasi yang disediakan masih terbatas. Baru

beberapa hotel yang masuk ke dalam menu ini.

3. Pada menu where to go belum terdapat informasi apapun/masih kosong.

4. Pada menu travelling belum terdapat informasi apapun/masih kosong.

5. Pada menu calendar event sudah terisi dengan baik.

6. Pada menu photo hanya sebagian kecil Photo yang dapat ditampilkan

7. Pada menu pdf belum terdapat informasi apapun/masih kosong

(72)

Pada sistem promosi pariwisata yang sedang berjalan terdapat berbagai macam cara untuk mempromosikan pariwisata yang ada di DKI Jakarta. Diantaranya adalah melalui media brosur, infobox dan website. Namun dalam penelitian ini hanya fokus pada infobox

4.2.2 Analisis Hasil Wawancara

Dari lima pertanyaan yang peneliti ajukan kepada pihak pengelola infobox dan wisatawan, dapat di simpulkan bahwa perlu adanya pengembangan dari aplikasi infobox. Hal ini bertujuan, agar wisatawan bias lebih tertarik untuk melakukan wisata di DKI Jakarta jika informasi yang diberikan sudah cukup lengkap dan terdapatnya sistem navigasi yang dapat membantu wisatawan untuk menuju lokasi wisata. Kemudian selain itu pihak pengelola infobox juga dapat dengan mudah mengelola data pariwisata untuk selalu meng-update data pariwisara dengan menambahkan fitur basis data pada infobox.

4.2.3 Perumusan Masalah pada infobox

Berikut merupakan permasalahan yang ada pada infobox pariwisata DKI Jakarta :

1. Informasi yang di sediakan pada infobox masih kurang, karena terdapat

menu-menu yang belum terisi informasi mengenai wisata di DKI Jakarta

2. Belum terdapatnya sistem navigasi/peta untuk membantu wisatawan menuju

lokasi wisata.

(73)

4.2.4 Usulan Pemecahan Masalah

Dari ketiga masalh tersebut peneliti mengusulkan untuk memecahkannya, dengan mengembangkan aplikasi infobox/kios informasi pariwisata dengan cara :

1. Melengkapi data pariwisata yang ada di DKI Jakarta pada infobox 2. Menyediakan sistem navigasi/peta pariwisata DKI Jakarta pada Infobox 3. Menyediakan sistem basis data pada Infobox

4.3 Pengembangan Multimedia

Untuk pengembangan aplikasi ini, peneliti telah melakukannya berdasarkan enam tahap pengembangan multimedia menurut Luther (Ariesto Hadi Soetopo:2003) yaitu konsep (concept), perancangan (design), pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes (testing), dan distribusi (distribution).

4.3.1 Deskripsi Konsep

Kios Informasi Pariwisata Berbasis Multimedia ini termasuk jenis aplikasi interaktif, yang digunakan oleh pengunjung sebagai sarana informasi yang dipercaya. Pengunjung dapat mencari lokasi-lokasi pariwisata dengan efisien ataupun fasilitas-fasilitas umum dan hiburan. Berikut adalah Tabel 4.1 yang menampilkan garis besar deskripsi konsep dari aplikasi kios informasi pariwisata:

1. Judul : Aplikasi Kios Infomasi Pariwisata Berbasis Multimedia pada Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta

(74)

3. Audiensi : Penduduk, Wisatawan dan pengelola lokasi wisata di daerah Jakarta.

4. Gambar : Menggunakan file berformat jpg, gif, png, dan swf dengan software Adobe Photoshop CS3 dan Macromedia Dreamweaver.

5. Video : Menggunakan pengantar wisata dan sebuah iklan pariwisata DKI Jakarta yang berasal dari situs

www.jakarta-tourism.go.id.

6. Animasi : Animasi pada teks dan gambar yang dibuat sendiri menggunakan software SwishMax 3.0 dan berasal dari beberapa sumber di Internet

7. Interaktif : Menggunakan tombol navigasi.

Tabel 4.1 Garis besar deskripsi konsep aplikasi kios pariwisata

4.3.2 Perancangan

Pada tahap perancangan akan dibuat storyboard yang menggambarkan tampilan dari setiap scene. Karena aplikasi yang akan dibuat tidak sederhana, maka diperlukan struktur navigasi yang dapat digunakan untuk menentukan link

dari halaman ke halaman lainnya. 1. Storyboard

Rancangan storyboard yang peneliti buat dalam rancangan kios pariwisata berbasis

multimedia pada DKI Jakarta terdiri atas:

Storyboard Halaman Utama.

(75)

Clock Home Wisata Peta Galeri Kalender Logo DKI

TEKS Animasi Storyboard Galeri.

Storyboard Kalender.

Storyboard Bantuan.

Se

Gambar

Gambar 2.3 Komponen Sistem Informasi Geografis Sumber: Riyanto, Prinali Eka Putra, Hendi Indelarko (2009:40)
Gambar 2.4 Klasifikasi Data Geospasial (Sumber: Riyanto dkk, 2009:44)
Grafik Teks
gambar bergerak, suara dan animasi untuk menghidupkan presentasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ditreserse Narkoba Polda DIY dan Nindar Sulistyo, yang menjabat sebagai Seksi Pemberantasan BNNK Yogyakarta, Undang-Undang Narkotika telah mencerminkan suatu

Usaha-usaha yang dilakukan untuk melindungi hewan gajah dan tumbuhan langka di Sumatra ….. Taman Nasional

X B5 I Gusti Bagus Indro Nugroho,

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585)

Perdagangan lada putih di daerah produksi utama telah membentuk struktur pasar oligopolistik di tingkat Pedagang Pengumpul, di mana beberapa Pedagang Pengumpul menghadapi

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem pembiayaan mikro (dana bergulir) bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi yang diharapkan mampu meningkatkan jiwa kewirausahaan

40/Pdt.G/2009/PN-Sim, berikut dengan semua surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, maka Pengadilan Tinggi berpendapat alasan dan pertimbangan hukum yang

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica) dan Bunga Melati (Jasminum sambac) Sebagai Biolarvasida Nyamuk Aedes aegypti Sebagai Sumber Belajar Biologi..