• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Konsumen Perusahaan Gas Negara Dalam Memperoleh Hak Informasi (Studi Pada Pt Pgn (Persero) Tbk Distribusi Wilayah Iii)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Konsumen Perusahaan Gas Negara Dalam Memperoleh Hak Informasi (Studi Pada Pt Pgn (Persero) Tbk Distribusi Wilayah Iii)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Halim, Abdul Barkatulah. 2008, Hukum Perlindungan Konsumen Kajian Teoritis dan Perkembangan Pemikiran, Bandung: Nusa Media.

Hardjasoemantri, Koesnadi. 1994, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Huijbers, Theo. 1990, Filsafat Hukum, Jakarta: Kanisius.

Kartika, Elsi Sari dan Advendi Simangunsong. 2007, Hukum Dalam Ekonimi, Jakarta: Grasindo.

Mertukusumo, Sudikno. 1986, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty.

Miru, Ahmadi dan Sutarman Yodo. 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Nasution, AZ. 2002, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Jakarta: Diadit Media.

Nurmadjito. Hukum Perlindungan Konsumen, Bandung: Mandar Maju.

Partodihardjo, Soemarno. 2008, Tanya Jawab Sekitar Undang-Undang NO. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Rajagukguk, Erman. 2006, Hukum Perlindungan Konsumen, Bandung: Mandar Maju.

Sedarmayanti Dan Syarifudin Hidayat. 2002, Metodelogi Penelitian, Bandung: CV

(2)

Shidarta. 2000, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sidabalok, Janus. 2010, Hukum Perlindungan Konsumen Di Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Soemitro, Ronitijo. 1998, Methodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Semarang: Ghalatia Indonesia.

Sudaryatmo. 1996, Masalah Perlindungan Konsumen Di Indonesia, Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Suratman Dan Philips Dillah. 2014, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta.

Susanto, Happy. 2008, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Jakarta: Visimedia. Syawali, Husni dan Neni Sri Imaniyati. 2000, Hukum Perlindungan Konsumen,

Bandung: Mandar Maju.

Tri, Celina Siwi Kristiyanti. 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Sinar Grafika.

Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani. 2003, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Zulham. 2013, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

TAP MPR Nomor. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. TAP MPR Nomor. II/MPR/1993 tentang GBHN.

(3)

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Konvenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1965 tentang Pembubaran Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara Dan Pendirian Perusahaan Listrik Negara ( P.L.N ) Dan Perusahaan Gas Negara ( P.G.N ).

C. Internet

Pikiran Rakyat, Memperkuat Daya Saing Industri Dengan gas Bumi. http://www.bumn.go .id , diakses pada 23 Maret 2015.

,

diakses pada tanggal 26 Agustus 2015. Pukul 23.10 WIB.

tanggal 28 Agustus 2015 Pukul 10.15 WIB.

media.corporate-ir.net/media.../2014_PGN_Laporan_Keberlanjutan.pdf . diakses pada

tanggal 25 Agustus 2015 Pukul 21.00 WIB.

(4)

BAB III

TINJAUAN UMUM PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA

(PERSERO) Tbk

A.Perusahaan Gas Negara (PGN) Di Indonesia

Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota di dari buatan atau yang lebih dikenal dengan sebutan gas kota yang dihasilkan dari batu bara dan minyak bakar.46

Proses peralihan kekuasaan terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus

1945, saat

para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah47

46https://id.wikipedia.org/wiki/PT._Perusahaan_Gas_Negara .Diakses pada tanggal 23

Agustus 2015. Pukul 19.00 WIB

(5)

Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.48

Pada tahun 1958 perusahaan Firma I.J.N. Eindhoven & Co dinasionalisasi dan diubah menjadi PN Gas. Pada tahun 1958, saat diambil alih oleh pemerintah Indonesia nama perusahaan diganti menjadi Badan Pengambil Alih Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas (BP3LG).Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. BPU-PLN dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang bertugas sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.49

Selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1965 tentang Pembubaran Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara Dan Pendirian Perusahaan Listrik Negara (P.L.N) dan Perusahaan Gas Negara (P.G.N), perusahaan berubah menjadi Perusahaan Gas Negara. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PGN pada tiap tahunnya.50

48Ibid

49Ibid

(6)

Perusahaan Gas Negara (PGN) ini semula hanya mengalirkan gas buatan dari batu bara dan ekonomis dan mulai menggantinya dengan mengalirkan gas alam pada tahun 1974 di kota Cirebon. Konsumennya adalah sektor rumah tangga, komersial dan industri. Penyaluran gas alam untuk pertama kali dilakukan di 1974, kemudian disusul berturut-turut di wilayah

51

Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada

ta

Negara Perusahaan Gas Negara (Persero) dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas yaitu selain di bidang distribusi gas bumi juga di bidang yang lebih ke sektor hulu yaitu di bidang transmisi, dimana Persahaan Gas Negara berfungsi sebagai transporter.52

PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka ditandai dengan tercatatnya saham PGN pada tanggal Tbk.53

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau yang biasa disebut dengan PT PGN (persero) Tbk adalah merupakan perusahaan yang memiliki kompetensi

51

Ibid

52Ibid

53media.corporate-ir.net/media.../2014_PGN_Laporan_Keberlanjutan.pdf . diakses pada

(7)

dan bergerak di bidang transimisi dan pendistribusian gas bumi. PT PGN (Persero) Tbk adalah merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang begerak di bidang infrastruktur yang menyediakan gas dalam memenuhi permintaan energi gas bumi yang semakin meningkat di Indonesia.54

Sesuai dengan dasar hukum dilahirkannya PT PGN (Persero) Tbk yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1965 tentang Pembubaran Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara Dan Pendirian Perusahaan Listrik Negara (P.L.N.) Dan Perusahaan Gas Negara (P.G.N.), PGN merupakan BUMN Gas yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia yang bertujuan untuk membangun ekonomi nasional yang mengutamakan kebutuhan rakyat menuju masyarakat yang adil dan makmur baik secara materiil maupun spritiual.55

Dalam menjalankan amanat tersebut, PGN merintis pengembangan jaringan pipa gas bumi sejak 1974. Tidaklah mudah merintis konversi energi di saat Indonesia masih mengalami kejayaan produksi minyak bumi. Namun perjuangan PGN membuahkan hasilnya saat ini, di mana dengan 6.000 kilometer pipa transmisi dan distribusi yang berhasil dibangunnya, PGN berhasil menyalurkan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik. PGN saat ini menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit, SPBG serta rumah tangga.56

54http://medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2011/06/25/40861/gas_untuk_kesejahteraa

n_di_bumi_sumut/#.VjmhHyvHWYM . diakses pada tanggal 15 Oktober 2015.

55

media.corporate-ir.net/media.../2014_PGN_Laporan_Keberlanjutan.pdf . diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 Pukul 16.00 WIB.

(8)

PT PGN (persero) Tbk bertugas untuk menyediakan energi yang bersih dan bermutu tinggi untuk menyuplai ke berbagai aplikasi industri, seperti ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial seperti restoran, hotel dan rumah sakit, SPBG serta rumah tangga dan senantiasa memberikan kepuasan kepada pelanggan setia PGN sejak tahun 1974.

Pelanggan PGN tidak dapat memilih jenis gas yang bagaimana yang mereka inginkan untuk digunakan. Hal ini dikarenakan PGN tidak memilik perbedaan jenis gas dalam hal menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, komersial seperti rumah sakit, hotel, dan restoran bahkan ke rumah tangga.57

Sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap gas bumi di dalam negeri dengan sumber yang terbatas, PGN terus berusaha mencari solusi strategis untuk menjamin suplai bagi para konsumen dan mencegah kelangkaan gas bumi di beberapa wilayah. Saat ini PGN sedang mencari suplai gas baru, terutama dari lokasi yang dekat dengan infrastruktur yang ada, serta berupaya mendapatkan volume yang lebih besar untuk dialokasikan pada penggunaan di pasar dalam negeri.58

Hingga saat ini, PT PGN (persero) Tbk adalah suatu BUMN yang dikelola secara profesional dan berfokus untuk mendistribusikan dan menghubungkan sumber-sumber gas bumi utama Indonesia dengan pelanggan dan konsumen

57

Wawancara dengan Bapak Abirul Trison Syahputra sebagai staf bagian perwakilan hukum PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk SBU Wilayah III Sumbagut.

58http://www.pgn.co.id/id/pages/default/about_pgn/current_issues/0 . Diakses pada

(9)

dengan memanfaatkan kekayaan sumber energi bersih negeri ini demi kesejahteraan seluruh masyarakat.59

Dalam menjalankan usahanya, PT PGN (persero) Tbk memiliki visi dan misinya sendiri serta nilai-nilai kebudayaan yang dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Visi dari PT PGN (persero) Tbk adalah Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi. Misi dari PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk adalah Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholder melalui:60

a. Penguatan bisnis inti di bidang transportasi, niaga gas bumi dan pengembangannya.

b. Pengembangan usaha pengolahan gas.

c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharan dan keteknikan yang berkaitan dengan industri migas.

d. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha lainnya.

Nilai-nilai kebudayaan yang ada di PT PGN (persero) Tbk terkandung kedalam ProCISE yang merupakan singkatan dari Profesionalisme, Continuous Improvement (penyempurnaan secara terus menerus), Integrity (integritas), Safety

(keselamatan kerja), dan Excellent Service (pelayanan prima). Profesionalisme adalah bahwa PGN senantiasa memberikan hasil terbaik dengan meningkatkan

59

media.corporate-ir.net/media.../2014_PGN_Laporan_Keberlanjutan.pdf . diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 Pukul 16.00 WIB.

(10)

kompetensi di bidangnya dan bertanggung jawab atas setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Continuous improvement atau penyempurnaan secara terus menerus adalah bahwa Perusahaan Gas Negara berkomitmen untuk melakukan penyempurnaan dalam segala hal secara terus menerus. Integrity atau integritas adalah bahwa PGN haruslah bersikap jujur terhadap diri sendiri dalam hal ini adalah PGN sendiri maupun terhadap orang lain selaku pelanggan/konsumen. Dan PGN haruslah konsisten antara pikiran, perkataan, dan perbuatan berlandaskan standar etika yang luhur.Safety atau keselamatan yang dalam hal ini adalah keselamatan kerja adalah bahwa PGN selaku suatu Badan Usaha Milik Negara dalam bidang gas senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, baik untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan di sekitar perusahaan tersebut.Yang terakhir adalah exellent service atau pelayanan prima. PGN selalu mengutamakan kepuasan pelanggan baik secara internal maupun secara eksternal dengan memberikan pelayanan yang terbaik.61

1. Kompeten di bidangnya;

Dalam bergerak di bidangnya, selain memiliki visi, misi, dan nilai-nilai kebudayaan, PT. PGN (persero) Tbk juga memiliki 10 perilaku utama yang harus ditaati oleh seluruh insan PGN. 10 perilaku utama tersebut adalah :

2. Bertanggung jawab; 3. Kreatif dan inovatif;

4. Adaptif terhadap perubahan;

(11)

5. Jujur, terbuka dan berpikir positif; 6. Disiplin dan konsisten;

7. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja; 8. Perduli terhadap sekitar, lingkungan sosial, dan alam;

9. Mengutamakan kepuasan pelanggan internal dan eksternal; dan 10. Proaktif dan cepat tanggap.

B.Bisnis-Bisnis PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III

Dalam menjalankan usahanya, PGN merupakan perusahaan publik yang memiliki ruang lingkup bisnis di bidang penyediaan kebutuhan gas bumi yang meliputi kegiatan transmisi dan distribusi gas bumi dengan pengalaman yang cukup lama.

PGN memasok gas alam untuk pembangkit listrik, industri, bisnis komersial, termasuk restoran, hotel, dan rumah sakit, dan rumah tangga di berbagai daerah di Indonesia.

PGN mempunyai kegiatan usaha sebagai penyalur (distributor) , trade/retailer dan sebagai transporter. Sebagai distributor, PGN bertugas untuk

(12)

bumi tersebut dialirkan kepada pelanggan PGN seperti industri, komersil, dan rumah tangga.

Sebagai traider/retailer, PGN bertugas untuk melaksanakan pembelian gas dari produsen yang dalam hal ini produsen ditunjuk oleh tender, dan selanjutnya menjualnya kepada pelanggan melalui jaringan pipa yang sudah disediakan oleh PGN.

Sebagai transporter, PGN bertugas untuk menyediakan infrastruktur berupa jaringan gas yang berfungsi untuk menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir ke stasiun penerima jaringan distribusi.

Dalam kegiatan usaha transmisi gas bumi PGN saat ini mengoperasikan tiga jaringan pipa transmisi gas bumi yang meliputi jalur Grissik – Duri, Grissik – Singapura, dan jaringan pipa transmisi Medan.

Jalur pipa transmisi gas alam yang dioperasikan oleh PGN terdiri dari jaringan pipa bertekanan tinggi untuk mendistribusikan gas alam dari sumber-sumber gas bumi ke stasiun penerima pembeli. Untuk disalurkan kepada kawasan komersial, konsumen akhir, maupun ke stasiun penampungan. PGN menerima toll fee untuk pengiriman gas sesuai dengan Perjanjian Transportasi Gas (GTA)

yang berlaku selama 10-20 tahun.

Mengingat wilayah usaha PGN yang luas yaitu meliputi pulau Sumatera dan Jawa, maka untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada para pelanggannya PGN membagi wilayah usaha distribusi gasnya ke dalam 3 (tiga) Wilayah Strategic Business Unit (SBU). Pembentukan SBU bertujuan meningkatkan

(13)

sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan menuju kepuasan pelanggan serta mempercepat penetrasi dan ekspansi pasar. Ketiga SBU yang dimaksud adalah:62

1. SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat, meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Banten, Cirebon, Palembang, Bekasi dan Kerawang serta Bandung. 2. SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur, meliputi wilayah Jawa

Bagian Timur yang terbagi atas 2 (dua) wilayah operasi yaitu operasi Wilayah I ( Surabaya – Gresik ) dan operasi wilayah II ( Sidoarjo – Mojokerto dan Pasuruan – Probolinggo ), serta 3 (tiga) Area Penjualan yaitu area Surabaya – Gresik, area Sidoarjo – Mojokerto, dan area Pasuruan – Probolinggo.

3. SBU Distribusi Wilayah III Sumatera bagian Utara, meliputi wilayah Medan dan sekitarnya, Kepulauan Riau, Riau dan Jambi.

4. SBU Transmisi Sumatera-Jawa, meliputi jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan Jawa

Dalam mengoptimalkan visi dan misi yang diterapkan PGN, maka PGN memiliki beberapa anak-anak perusahaan. Masing-masing anak perusahaan tersebut memilik peran dan tugasnya yang berbeda-beda. Masing-masing anak perusahaan Perusahaan Gas Negara adalah:63

1. PT Saka Energi Indonesia (SEI) 2. PT Transportasi Gas Indonesia (TGI)

62

media.corporate-ir.net/media.../2014_PGN_Laporan_Keberlanjutan.pdf . diakses pada tanggal 25 Agustus 2015 Pukul 21.00 WIB.

63media.corporate-ir.net/media.../2014_PGN_Laporan_Keberlanjutan.pdf . diakses pada

(14)

3. PT PGN LNG Indonesia (PGN LNG) 4. PT Nusantara Regas (NR)

5. PT Gagas Energi Indonesia (GEI) 6. PT PGAS Solution (PGAS Solution)

7. PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGASCOM) 8. PT Permata Graha Nusantara

PT Saka Energi Indonesia bergerak di bidang usaha bagian hulu (upstream business). PT Saka Energi Indonesia didirikan pada tanggal 27 Juni 2011.

Perusahaan ini melaksanakan usaha dan investasi di bidang kegiatan usaha hulu, yang meliputi kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengembangan usaha-usaha di bidang minyak dan gas bumi, panas bumi, gas metana batubara. Saat ini PT Saka Energi Indonesia telah melakukan akuisisi atas kepemilikan Participating Interest di beberapa perusahaan minyak dan gas baik di dalam maupun di luar negeri.

PT Transportasi Gas Indonesia bergerak di bidang transportasi gas. PT Transportasi Gas Indonesia saat ini memiliki dan mengeoperasikan jaringan pipa sepanjang lebih dari 1000 km yang menghubungkan transmisi Grissik – Duri dan Grissik – Singapura dengan kapasitas penyaluran 835 MMSCFD.

PT PGN LNG Indonesia bergerak di bidang Liquified Natural Gas. PT PGN LNG didirikan pada tanggal 26 Juni 2012 dan melakukan usaha di bidang Liquified Natural Gas, termasuk tidak terbatas pada pengolahan, pengangkutan,

penyimpanan, dan niaga.

(15)

Terminal), termasuk pembelian liquified natural gas. PT Nusantara Regas

didirikan pada tanggal 14 April 2010 dan merupakan perusahaan joint venture dikarenakan sebesar 60% saham dari PT Nusantara Regas dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) dan sebesar 40% dimiliki oleh Perseroan. PT Perusahaan Nusantara Regas.

PT Gagas Energi Indonesia bergerak di bidang hilir (downstream business). PT Gagas Energi Indonesia didirikan pada tanggal 27 Juni 2011 dan

melakukan usaha di bidang pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, niaga minyak dan gas bumi. Saat ini PT Gagas Energi Indonesia sudah mengoperasikan 3 (tiga) SPBG, yaitu SPBG Hybrid Pd Ungu, SPBG PGN Kantor Pusat, dan SPBG PGN Bogor.

PT PGAS Solution bergerak di bidang rekayasa teknik (engineering). PT PGAS Solution didirikan pada tanggal 6 Agustus 2009 dan menjalankan usaha dalam bidang jasa yang terkait dengan rekayasa teknik, operasi dan pemeliharaan, perbengkelan, perdagangan, dan pembangunan.

(16)

melayani beberapa operator telekomunikasi. Pada tahun 2010, PT PGAS Telekomunikasi Nusantara telah memasuki pasar telekomunikasi internasional di Singapura dengan mendirikan anak perusahaan, yaitu PGAS Telecommunications International Ltd. Pada tahun 2012, PT PGAS Telekomunikasi Nusantara memperluas pasar dengan memasuki pasar Network Access Provider (NAP) / ISP.

Selain itu saat ini PT PGN (persero) Tbk juga menyediakan pembangkit listrik gas bumi di Batam. Penyediaan pembangkit listrik dilakukan PT PGN (persero) Tbk bekerja sama dengan SKK Migas dan perusahaan-perusahaan lain yang terdiri atas PT Transportasi Gas Indonesia, ConocoPhilips, dan Petro China International Jabung.64

C.Aturan-Aturan Perlindungan Konsumen Dalam Bisnis PGN

PT PGN (persero) Tbk selaku BUMN dalam bidang gas memiliki aturan-aturan dalam memberikan perlindungan kepada konsumen. Diantaranya adalah dengan cara PGN berusaha untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan memberikan pelayanan yang maksimal dalam melayani konsumen.

Pasal 7 Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengatur tentang kewajiban apa saja yang harus dipenuhi PGN selaku pelaku usaha dalam memberikan perlindungan kepada konsumen. Pasal 7 tersebut menyatakan kewajiban pelaku usaha adalah :

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan;

(17)

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba

barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian

akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.”

Konsumen merupakan partner utama PGN dalam mengembangkan usaha PGN di masa yang akan datang. Konsumen menurut PGN adalah salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) yang berperan sebagai pusat dalam menjamin keberlangsungan usaha melalui aktivitas pembelian produk dan/ atau jasa yang dilakukannya. Oleh karena itu PGN menempatkan kepuasan pelanggan dan konsumen sebagai sesuatu yang fundamental dalam kegiatan bisnis PGN.

Kepuasan pelanggan dan konsumen dapat dicapai dengan memperhatikan dan memenuhi hak-hak dari konsumen, hal tersebut merupakan cara untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dari PGN.

Menurut aturan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, hak-hak konsumen adalah :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi

barang dan/atau jasa;

b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang

beritikad tidak baik;

c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam penyelesaian

hukum sengketa konsumen

d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa

(18)

e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya

Berdasarkan hak-hak konsumen menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen diatas, maka dari itu PGN merealisasikan berbagai program yang ditujukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, seperti :

1. Kenyamanan, Keamanan, Keselamatan Konsumen

Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa adalah salah satu merupakan hak dari konsumen. Oleh karena itu PGN selalu memperhatikan setiap aspek keselamatan bahan kimia ataupun material yang digunakan sesuai yang tertera di dalam MSDS (Material Safety Data Sheet).

PGN selalu melakukan pemeriksaan kualitas gas bumi. Seperti kandungan gas apa saja yang terkandung, dan juga komponen pengotor berbahaya yang terkandung diperiksa juga keberadaannya sebelum masuk ke jaringan transmisi. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pelanggan dan konsumen PGN.

(19)

pengecekan ditemukan seperti pipa yang sudah tipis, maka akan dilakukan penggantian dengan pipa yang baru.65

2. Informasi Produk Yang Handal Dan Terpercaya

Hal ini merupakan wujud dari tanggung jawab PGN terhadap mutu gas yang dialirkan dan tanggung jawab terhadap kenyaman, keamanan, keselamatan pelanggan dan konsumen PGN.

Ada beberapa kandungan gas bumi yang menjadi perhatian dari PGN dalam melakukan pemeriksaan kualitas gas bumi. Diantaranya adalah kandungan gas metana sebagai komponen gas bumi utama, kandungan etana, propana, dan butana serta kandungan gas bumi lainnya.

Sementara itu gas bumi pengotor yang berbahaya seperti gas karbondioksida, nitrogen, merkuri, dan kandungan pengotor lainnya juga diperiksa keadaannya.

Selain memeriksa kandungan gas bumi, tekanan gas bumi pada pipa PGN diatur dengan seksama agar sesuai dengan aspek keselamatan dan sesuai dengan perjanjian.

Hasil pemeriksaan kandungan gas bumi dan tekanan gas bumi pada pipa dilampirkan kedalam berkas tagihan penyaluran gas pelanggan. Tujuannya adalah agar seluruh informasi produk gas bumi yang diterima konsumen PGN tertera dengan jelas dan akurat.

3. Memberikan Layanan Terbaik Kepada Pelanggan

65Wawancara dengan Bapak Abirul Trison Syahputra sebagai staf bagian perwakilan

(20)

Sebagai bentuk dari komitmen PGN untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, maka PGN menyediakan pusat informasi dan pengaduan bagi konsumen maupun bagi calon dan konsumen yang ingin mendapatkan segenap informasi maupun menyampaikan keluhan dan pertanyaan seputar produk dan layanan PGN.

Pusat informasi yang disediakan oleh PGN ini bekerja selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari dalam seminggu dan dicatat dalam lembar PTKP (Permintaan, Tindakan, Koreksi dan Pencegahan).

4. Temu Pelanggan

Temu pelanggan adalah merupakan suatu acara yang rutin dilakukan PT PGN (persero) Tbk sebagai salah satu program untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan. Dalam acara temu pelanggan ini yang menjadi peserta tidak hanya dari pelanggan industri, tetapi juga dari pelanggan komersial dan rumah tangga. Program ini juga menciptakan hubungan antara pelanggan dan PGN semakin menjadi dekat dan harmonis.

Acara temu pelanggan ini merupakan salah satu program untuk mencapai kepuasan konsumen. Hal ini terbukti bahwa acara temu pelanggan ini memenuhi hak konsumen untuk diperlakukan dan dilayani secara benar, jujur, serta tidak diskriminatif.

(21)

sebagaimana yang diterapkan dalam BAB IV Undang-undang Perlindungan Konsumen tentang perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha, tidak melanggar isi dari BAB V Undang-Undang Perlindungan Konsumen tentang ketentuan pencantuman klausula baku, dan juga tidak melanggar isi dari BAB VI Undang-Undang Perlindungan Konsumen tentang Tanggung Jawab Pelaku Usaha.

Dengan aturan-aturan diatas, maka PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk selaku pelaku usaha yang berbentuk PT, berusaha memberikan perlindungan konsumen kepada pelanggan dan konsumen PGN selaku stakeholder keberlangsungan PGN di masa yang akan datang.

Selain hal-hal diatas, pentingnya konsumen bagi PGN terbukti dari diterimanya beberapa penghargaan yang ditujukan kepada PGN khususnya dalam bidang informasi. Penghargaan-penghargaan tersebut antara lain :66

1) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk meraih penghargaan dari Komisi Informasi Pusat RI. Perusahaan Gas Negara menempati peringkat ke-4 Keterbukaan Informasi Publik kategori Perusahaan BUMN pada tahun 2014.

2) PGN Contact Center yang merupakan sarana layanan dan pengelolaan informasi atau keluhan konsumen dan sebagai sarana interaksi antara konsumen atau non konsumen dengan PGN berhasil meraih The Best Agent Inbound Regular.

66media.corporate-ir.net/media.../2014_PGN_Laporan_Keberlanjutan.pdf . diakses pada

(22)

3) PGN juga meraih penghargaan the best listed company transportation, communication, electric and gas service sector dari MNC Business Awards

2014.

(23)

BAB IV

PERLINDUNGAN KONSUMEN PERUSAHAAN GAS

NEGARA DALAM MEMPEROLEH HAK INFORMASI

A.Pentingnya Hak Atas Informasi Yang Benar, Jelas, dan Jujur Bagi

Konsumen Perusahaan Gas Negara

Hukum perlindungan konsumen memberikan beberapa hak kepada konsumen, diantaranya adalah hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur seperti yang tertulis didalam Pasal 4 huruf c Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang didalamnya tercakup juga hak atas informasi yang proporsional dan diberikan kepada konsumen secara tidak diskriminatif.

Setiap produk barang dan atau jasa yang diperkenalkan kepada konsumen harus disertai dengan informasi yang benar dan jelas. Hal ini perlu dilakukan agar konsumen tidak sampai mempunyai gambaran yang keliru atas produk barang dan atau jasa. Informasi ini dapat disampaikan dengan beberapa cara, diantaranya adalah secara lisan kepada konsumen, atau melalui iklan di berbagai media atau mencantumkannya dalam kemasan produk (barang).67

Menurut Troelstrup, “konsumen pada saat ini membutuhkan lebih banyak informasi yang lebih relevan dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan pada saat ini lebih banyak terdapat produk, merek, dan pelaku usahanya. Selain itu daya beli konsumen saat ini jauh lebih meningkat, lebih banyak variasi merek yang beredar di pasaran sehingga belum banyak diketahui semua orang, model-model produk lebih cepat berubah, dan kemudahan transportasi dan komunikasi sehingga membuka akses yang lebih besar kepada bermacam-macam produsen atau penjual”.68

67Shidarta, op.cit., hal,23.

(24)

Seorang ahli hukum konsumen dari Jerman, Prof. Hans W. Micklitz, membedakan konsumen berdasarkan haknya. Menurutnya ada dua tipe konsumen, yaitu konsumen yang terinformasi (well informed) dan konsumen yang tidak terinformasi. Ciri-ciri dari konsumen yang terinformasi antara lain :69

(1) memiliki tingkat pendidikan tertentu,

(2) mempunyai sumber daya ekonomi yang cukup, sehingga dapat berperan dalam ekonomi pasar, dan

(3) lancar berkomunikasi.

Dengan memiliki tiga potensi di atas, konsumen jenis ini mampu bertanggung jawab dan relatif tidak memerlukan perlindungan.

Ciri-ciri dari konsumen yang tidak terinformasi antara lain : (1) kurang berpendidikan,

(2) termasuk kategori kelas menengah ke bawah,

(3) tidak lancar berkomunikasi, dapat juga dimasukkan anak-anak, orang tua, dan orang asing.

Konsumen dengan ciri-ciri seperti di atas perlu dilindungi, dan khususnya menjadi tanggung jawab negara untuk memberikan perlindungan.

Berdasarkan ketetapan MPR Nomor: XVII/MPR/1998 yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia, yang tertuang pada Pasal 21 dan Pasal 22 dari ketetapan ini menyebutkan secara spesifik tentang kebebasan informasi. Rumusan ini selanjutnya diadopsi ke dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang dalam sidang amandemen tahap 2 disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000 yang tertuang dalam pasal 28F yang berbunyi :

“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak

untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

tersedia.”

69

(25)

Penegasan mengenai hak atas informasi sebagai hak asasi manusia juga dituangkan dalam Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Pasal 19 ayat (2) yang berbunyi :

“Setiap orang berhak untuk menyatakan pendapat/mengungkapkan diri; dalam hal ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan memberi informasi/keterangan dan segala macam gagasan tanpa memperhatikan pembatasan-pembatasan, baik secara lisan maupun tulisan atau dalam bentuk seni, atau sarana lain menurut pilihannya sendiri.”

Apa yang dituliskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia tentang hak atas informasi seperti diatas, kemudian menjadi suatu rangkuman yang dimasukkan ke dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang termuat dalam Pasal 14 yang diuraikan dalam dua ayat, yang berbunyi :

“(1). Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.

(2). Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia. ”

Hal serupa juga termuat dalam Konvenan Internasional untuk masalah hak sipil politik yang telah diratifikasi menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Konvenan Internasional Hak-Hak Sipil Politik. Hal tersebut termuat dalam Pasal 19 ayat (2) yang berbunyi :

“setiap orang berhak untuk menyatakan pendapat/mengungkapkan diri;

(26)

informasi/keterangan dan segala macam gagasan tanpa memperhatikan

pembatasan-pembatasan, baik secara lisan maupun tulisan atau tercetak, dalam

bentuk seni, atau sarana lain menurut pilihannya sendiri.”

Hak atas informasi diakui sebagai hak asasi manusia berdasarkan hukum internasional. Hal ini berarti negara memiliki kewajiban secara hukum untuk melaksanakannya. Saat ini hampir seluruh negara di dunia menganut Undang-Undang Hak Atas Informasi. Swedia adalah Negara pertama yang mengadopsi Undang-Undang Hak Atas Informasi pada Tahun 1766.

Di Indonesia sendiri, pada bulan April 2008 mulai mengadopsi Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Undang-undang ini memberikan kepada warga Negara Indonesia hak untuk mengakses informasi yang ada pada badan publik. Namun Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ini berlaku dua tahun kemudian, yaitu pada tanggal 30 April 2010. Hal ini menjadikan Negara Indonesia sebagai negara kelima di Asia yang mengundangkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang lahirnya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, diantaranya adalah :70

a. bahwa informasi itu merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional.

70Soemarno Partodihardjo, Tanya Jawab Sekitar Undang-Undang No.14 Tahun 2008

(27)

b. hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.

c. keterbukaan informasi publik adalah merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan badan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibatkan pada kepentingan publik.

d. pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi.

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik memberikan perbedaan antara informasi dengan informasi publik. Sesuai bunyi Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, yang dimaksud dengan informasi adalah :

“informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta, maupun

penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dibaca yang disajikan dalam

berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi secara elektronik maupun nonelektronik.”

Sedangkan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang dimaksud dengan informasi publik adalah :

“Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola,

(28)

penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan

penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan

Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan

publik.”

Dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, masyarakat juga dibedakan berdasarkan perannya, yaitu sebagai orang, atau sebagai pengguna informasi publik, ataupun sebagai pemohon informasi publik. Hal tersebut diatur dalam Pasal 1 angka 10 sampai dengan angka 12 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik :

“orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau badan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.”

Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik :

“Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”

Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik :

“Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana

(29)

Dalam memperoleh hak atas informasi, diketahui bahwa badan publik bukan memiliki informasi sebagai pemilik dari suatu atau beberapa informasi, tetapi informasi adalah milik publik yang secara keseluruhan dan publik mempunyai hak untuk mengakses informasi-informasi yang ada di dalam suatu badan publik.

Hal ini menegaskan bahwa siapa pun dapat dengan bebas mengajukan permohonan kepada badan publik untuk mendapatkan informasi, dan pada praktiknya badan publik tersebut seharusnya memberikan informasi sesuai yang dimohon oleh pemohon informasi publik secara cepat dan tepat waktu.

Hal tersebut diatur pada Pasal 2 ayat (1) dan ayat (3) yang berbunyi :

“(1) setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap

pengguna informasi publik.

(3) setiap informasi publik harus dapat diperoleh setiap pemohon

informasi publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara

sederhana.”

Meskipun hak atas informasi merupakan salah satu bentuk dari hak asasi manusia, namun tidak semua informasi dapat diakses dan didapatkan oleh masyarakat yang memiliki peran sebagai orang, atau pengguna informasi publik, ataupun sebagai pemohon informasi publik.

(30)

“ (1) setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain

dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk

kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan

maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas

hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai

dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban

umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik memberikan tugas atau kewajiban kepada Badan Publik sebagai sarana masyarakat selaku pemohon dan/atau pengguna informasi publik dalam menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik sesuai seperti apa yang diminta oleh pemohon dan/atau pengguna informasi publik.

Badan Publik seperti yang diatur dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik adalah :

“badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan

negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau

(31)

Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan

masyarakat, dan/atau luar negeri.”

Selain berkewajiban sebagi sarana bagi masyarakat dalam menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik sesuai seperti apa yang diminta oleh pemohon dan/atau pengguna informasi publik, badan publik juga memiliki kewajiban-kewajiban lain. Hal ini seperti diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik tentang kewajiban badan publik, yaitu :

“(1) badan publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan

informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada pemohon

informasi publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan

ketentuan.

(2) badan publik wajib menyediakan informasi publik yang akurat, benar,

dan tidak menyesatkan.

(3) untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

badan publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi

dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien

sehingga dapat diakses dengan mudah.

(4) badan publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap

kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas hak atas

(32)

(5) pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain

memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau

pertahanan dan keamanan negara.

(6) dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) sampai dengan ayat (4) badan publik dapat memanfaatkan sarana

dan/atau media elektronik dan non elektronik.

Dalam memberikan, menyediakan dan/atau menerbitkan informasi publik yang dimohonkan oleh pemohon informasi publik, tidak semua informasi dapat diminta oleh pemohon informasi publik, ada informasi yang dikecualikan dan informasi yang tidak dikecualikan. Dalam hal informasi yang dikecualikan, hal ini diatur dalam Pasal 17 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, dan informasi yang tidak dikecualikan diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

Menurut Pasal 17 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, informasi yang tidak dapat diakses oleh pemohon atau pengguna informasi publik adalah informasi yang :

a. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat menghambat proses penengakan hukum, yaitu

informasi yang dapat :

1. menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak

pidana;

2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi, dan/atau korban

(33)

3. mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-rencana yang

berhubungan dengan pencegahan dan penanganan segala bentuk

kejahatan transnasional;

4. membahayakan keselamatan dan kehidupan penegak hukum

dan/atau keluarganya; dan/atau

5. membahayakan keamanan peralatan, sarana, dan/atau prasarana

penegak hukum.

b. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan atas hak

kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha yang

tidak sehat;

c. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan

negara, yaitu :

1. Informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik dan teknik yang

berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan

keamanan negara, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan

pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari

dalam dan luar negeri;

2. Dokumen yang memuat tentang strategi, intelijen, operasi, teknik

dan taktik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem

pertahanan dan keamanan negara yang meliputi tahap

(34)

3. Jumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi kekuatan dan

kemampuan dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan

keamanan negara serta rencana pengembangannya;

4. Gambar dan data tentang situasi dan keadaan pangkalan dan/atau

instalasi militer;

5. Data perkiraan kemampuan militer dan pertahanan negara lain

terbatas pada segala tindakan dan/atau indikasi negara tersebut

yang dapat membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan/atau data terkait kerjasama militer dengan negara

lain yang disepakati dalam perjanjian tersebut sebagai rahasia atau

sangat rahasia;

6. Sistem persandian negara; dan/atau

7. Sistem intelijen negara.

d. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;

e. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional :

1. Rencana awal pembelian dan penjualan mata uang asing, saham

dan aset vital milik negara;

2. Rencana awal perubahan nilai tukar, suku bunga, dan model operasi

institusi keuangan;

3. Rencana awal perubahan suku bunga ban, pinjaman pemerintah,

(35)

4. Rencana awal penjualan dan pembelian tanah atau properti;

5. Rencana awal investasi asing;

6. Proses dan hasil pengawasan perbankan, asuransi, atau lembaga

keuangan lainnya; dan/atau

7. Hal-hal yang berkaitan dengan proses pencetakan uang.

f. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik, dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri :

1. Posisi, daya tawar dan strategi yang akan dan telah diambil oleh

negara dalam hubungannya dengan negoisasi internasional;

2. Korespodensi diplomatik antarnegara;

3. Sistem komunikasi dan persandian yang dipergunakan dalam

menjalankan hubungan internasioal; dan/atau

4. Perlindungan dan pengamanan infrastruktur strategis Indonesia di

luar negeri.

g. Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta

otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat

seseorang;

h. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon

informasi publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu :

1. Riwayat dan kondisi anggota keluarga;

2. Riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan

psikis seseorang;

(36)

4. Hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas,

dan rekomendasi kemampuan seseorang; dan/atau

5. Catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan

kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan

nonformal.

i. Memorandum atau surat-surat antar badan publik atau intra badan

publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi

informasi atau pengadilan;

j. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.

Informasi yang tidak termasuk ke dalam kategori informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, yaitu :71

1. Informasi berikut ini tidak termasuk dalam kategori informasi yang dikecualikan :

a. Putusan badan peradilan;

b. Ketetapan, keputusan, peraturan, surat edaran, ataupun bentuk kebijakan lain, baik yang tidak berlaku mengikat maupun mengikat ke dalam ataupun ke luar serta pertimbangan lembaga penegak hukum;

c. Surat perintah penghentian penyidikan atau penuntutan; d. Rencana pengeluaran tahunan lembaga penegak hukum; e. Laporan keuangan tahunan lembaga penegak hukum; f. Laporan hasil pengembalian uang hasil korupsi; dan/atau

(37)

g. Informasi yang telah diumumkan terbuka sesuai dengan keputusan pengadilan;

h. Pihak yang terkait informasi memberikan persetujuannya secara tertulis mengenai pengungkapan; dan/atau

i. Pengungkapan berkenaan dengan posisi seseorang dalam jabatan-jabatan publik.

2. Dalam hal kepentingan pemeriksaan perkara pidana di pengadilan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Komisi Pemberantas Korupsi, dan/atau Pimpinan Lembaga Negara Penegak Hukum lainnya diberikan kewenangan oleh Undang-Undang untuk dapat mengakses informasi yang dikecualikan berdasarkan persetujuan Presiden.

3. Pihak-pihak tertentu di atas dapat mengakses informasi yang berkaitan dengan kasus-kasus pengadilan perkara perdata yang berkaitan dengan keuangan atau kekayaan negara di pengadilan, lewat permohonan yang ditujukan kepada Presiden melalui Pengacara Presiden.

(38)

“hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa.”

Oleh karena hak atas informasi adalah merupakan salah satu hak yang wajib diterima oleh konsumen yang dalam hal ini adalah masyrakat yang memiliki peran sebagai pemohon dan/atau pengguna informasi publik, maka hak atas informasi menjadi hal yang amat sangat penting yang dapat diakses dan diterima oleh masyarakat.

Hak atas informasi selain merupakan salah satu hak yang wajib diterima oleh konsumen selaku pemohon dan/atau pengguna informasi publik, juga merupakan kewajiban kepada badan publik untuk menyediakannya. Hal tersebut diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

Selain merupakan kewajiban badan publik untuk memberikan atau menyediakan informasi publik kepada konsumen seperti diatur dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, memberikan atau menyediakan informasi juga diatur dalam Undang-Undnag Perlindungan Konsumen. Hal ini merupakan salah satu kewajiban pelaku usaha terhadap konsumen. Seperti diatur dalam Pasal 7 huruf b Undang-Undang Perlindungan Konsumen :

“memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan,

perbaikan dan pemeliharaan.”

(39)

sehubungan dengan pelayanan dan kinerja pelaku usaha khususnya PGN dengan konsumen antara lain adalah :

1. Pasal 4 huruf c Undang-Undang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa : Konsumen berhak atas perlindungan dalam hal hak informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Dalam hal ini PGN seharusnya memberikan informasi yang jelas kepada konsumen perihal kenaikan harga gas yang cukup tinggi, dengan kenaikan harga yang hampir menyentuh angka 50%.

2. Pasal 7 huruf b Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengenai kewajiban pelaku usaha, yang menyatakan bahwa : salah satu kewajiban pelaku usaha dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan kepada konsumen. Dalam hal ini PGN harus memberikan transparansi dalam pemberian informasi kepada konsumen. Seperti kenaikan harga gas yang saat ini terjadi, dalam hal memenuhi kewajibannya selaku pelaku usaha, PGN wajib memberikan sosialisasi (pemberitahuan) mengenai kenaikan harga gas yang akan dilakukan kepada konsumen.

(40)

tidak dikecualikan, dapat diakses sewaktu-waktu oleh konsumen PGN yang selaku pengguna informasi publik.

4. Pasal 4 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang mengatur mengenai hak pemohon informasi publik. Ayat (1) nya menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama, yaitu berhak untuk memperoleh informasi publik tetapi sesuai dengan ketentuan yang sudah diatur dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ini. Sedangkan Ayat (2) nya menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk :

a. Melihat dan mengetahui informasi publik;

b. Menghadiri pertemuan publik untuk memperoleh informasi publik; c. Mendapatkan salinan informasi publik; dan

d. Menyebarluaskan informasi publik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

Dalam hal ini berarti konsumen PGN selaku pemohon informasi publik, memiliki hak yang sama untuk memperoleh dan/atau mengetahui informasi sesuai seperti apa yang mereka mohonkan. Dan konsumen PGN berhak untuk menghadiri pertemuan-pertemuan publik yang diadakan oleh PGN dalam hal untuk memperoleh informasi.

(41)

Hal di atas kembali menegaskan bahwa hak atas informasi merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh masyarakat selaku konsumen. Tidak terkecuali hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur juga merupakan hal yang penting bagi seluruh konsumen PGN.

B.Peranan Perusahaan Gas Negara Dalam Memenuhi Hak Atas Informasi Yang Benar, Jelas, Dan Jujur Bagi Konsumen

Dalam melindungi konsumen dan memenuhi hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur kepada konsumen, ada banyak pihak yang memiliki peran sebagai pelindung dari konsumen.

Dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Perlindungan Konsumen dinyatakan bahwa: “Pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen yang menjamin diperolehnya hak

konsumen dan pelaku usaha serta dilaksanakannya kewajiban konsumen dan

pelaku usaha”.

Perlindungan konsumen sebenarnya menjadi tanggung jawab semua pihak yaitu pemerintah, pelaku usaha, organisasi konsumen, dan konsumen itu sendiri. Tanpa adanya andil dari keempat unsur tersebut, sesuai dengan fungsinya masing-masing maka tidaklah mudah mewujudkan kesejahteraan konsumen.72

Bagi pelaku usaha atau produsen, perlu disadari bahwa kelangsungan hidup usahanya sangat tergantung pada konsumen. Oleh karena itu pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk memproduksi barang dan/atau jasa sebaik dan

(42)

seaman mungkin dan pelaku usaha harus berusaha untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. 73

73Husni Syawali, dan Neni Sri Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju,

Bandung, 2000, hal. 42.

Setiap produk barang dan/atau jasa yang diperkenalkan kepada konsumen harus disertai dengan informasi yang benar dan jelas. Dalam tatanan hukum positif di Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, telah secara tegas diatur dalam Pasal 3 tentang tujuan dari perlindungan konsumen.

Khususnya pada Pasal 3 huruf d yang menyatakan bahwa salah satu tujuan dari perlindungan konsumen adalah untuk : “menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi

serta akses untuk mendapatkan informasi.”

Hal ini merupakan tanggung jawab dari pemerintah dan pelaku usaha dalam hal ini adalah PT PGN (persero) Tbk untuk menyediakan dan membangun sistem yang bertujuan untuk mewujudkan harapan konsumen terhadap keterbukaan informasi publik yang dapat dimohonkan untuk dapat diakses oleh konsumen selaku pemohon informasi publik.

Pasal 3 huruf e menyatakan bahwa salah satu tujuan dari perlindungan konsumen adalah untuk: “menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

(43)

Pasal 3 huruf e ini menegaskan bahwa PT PGN (persero) Tbk selaku pelaku usaha memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen yang dalam hal ini adalah memberikan kepada konsumen informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa .

Dalam UU KIP dibedakan tiga informasi yang menjadi kewajiban dari badan publik di Indonesia untuk mempublikasikannya secara proaktif. Tiga informasi yang dibedakan dalam UU KIP tersebut adalah :

1. Informasi yang harus dipublikasikan secara berkala oleh badan publik;

2. Informasi yang wajib dipublikasikan secara serta-merta oleh badan publik; dan 3. Informasi yang wajib tersedia setiap saat. Dalam hal ini badan publik wajib

menyediakan informasi publik yang sewaktu-waktu dimohonkan oleh pemohon informasi publik.

PT PGN (persero) Tbk adalah BUMN dalam bidang gas yang berjenis publik. PT PGN (persero) Tbk dimiliki oleh pemerintah Indonesia yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.74

Selain itu, PT PGN (persero) Tbk selaku BUMN yang berjenis publik juga memiliki kewajiban dalam memberikan informasi yang wajib tersedia setiap saat untuk para konsumen yang memiliki peran sebagai pemohon dan/atau pengguna informasi publik.

(44)

Kewajiban PT PGN (persero) Tbk dalam memberikan informasi yang wajib tersedia setiap saat untuk para konsumen selaku pemohon dan/atau pengguna informasi publik, diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Pasal 14 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik menyatakan bahwa :

“informasi publik yang wajib disediakan oleh Badan Usaha Milik Negara,

Badan Usaha Milik Daerah dan/atau badan usaha lainnya yang dimiliki

oleh negara dalam Undang-Undang ini adalah :

a. Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta jenis

kegiatan usaha, jangka waktu pendirian, dan permodalan,

sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar;

b. Nama lengkap pemegang saham, anggota direksi, dan anggota

dewan komisaris perseroan;

c. Laporan tahunan, laporan keuangan, neraca laporan laba rugi,

dan laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah diaudit;

d. Hasil penilaian oleh auditor eksternal, lembaga pemeringkat kredit

dan lembaga pemeringkat lainnya;

e. Sistem dan alokasi dana remunerasi anggota komisaris/dewan

pengawas dan direksi;

f. Mekanisme penetapan direksi dan komisaris/dewan pengawas;

g. Kasus hukum yang berdasarkan Undang-Undang terbuka sebagai

(45)

h. Pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik

berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran;

i. Pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang;

j. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;

k. Perubahan tahun fiskal perusahaan;

l. Kegiatan penugasan pemerintah dan/atau kewajiban pelayanan

umum atau subsidi;

m. Mekanisme pengadaan barang dan/atau jasa; dan/atau

n. Informasi lain yang ditentukan oleh Undang-Undang yang

berkaitan dengan Badan Usaha Milik Negara / Badan Usaha Milik

Daerah.

Sebagai bukti kepatuhan PT PGN (persero) Tbk terhadap kewajibannya dalam hal memberikan informasi publik kepada konsumen selaku pemohon dan/atau pengguna informasi publik seperti diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, PT PGN (persero) Tbk sejak tanggal 15 Desember 2003 memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka hal ini ditandai dengan tercatatnya saham PT PGN (persero) di Bursa Efek Indonesia. Hal ini kemudian menjadikan PT PGN (persero) Tbk menjadi nama resmi dari PT Perusahaan Gas Negara (persero).75

(46)

Sebagai wujud PT PGN (persero) Tbk terhadap kewajibannya menyediakan informasi kepada konsumen berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka pada setiap tahunnya, PT PGN (persero) Tbk membuat Laporan Keberlanjutan PGN.

Laporan keberlanjutan PGN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan tahunan PGN. Laporan tahunan PGN ini dipublikasikan setiap tahunnya dimulai sejak tahun 2010.

Laporan Tahunan dan laporan keberlanjutan PT PGN (persero) Tbk ini dapat diakses oleh seluruh masyarakat publik selaku konsumen yang memiliki peran sebagai orang, atau pemohon dan/atau pengguna informasi publik. Melalui laporan ini, PT PGN (persero) Tbk menyajikan informasi tripple bottom line, yaitu informasi mengenai aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.76

Laporan tahunan PT PGN (Persero) Tbk pada dasarnya juga ditujukan untuk para stakeholders ( pemangku kepentingan ) yang meliputi konsumen, pelanggan, serikat pekerja, pemasok, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya yang

Selain merupakan bentuk dari dipenuhinya kewajiban sebagai pelaku usaha dan sebagai Badan Usaha Milik Negara, laporan tahunan dan laporan keberlanjutan yang dipublikasikan oleh PT PGN (persero) Tbk juga merupakan wujud dari peranan PT PGN (persero) Tbk dalam memenuhi hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur bagi konsumen.

76media.corporate-ir.net/media.../2014_PGN_Laporan_Keberlanjutan.pdf . diakses pada

(47)

ingin untuk mengakses guna mengetahui kinerja keberlanjutan PT PGN (persero) Tbk.

“PT PGN (persero) Tbk adalah merupakan salah satu perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara dalam bidang gas yang memiliki predikat sebagai best effort ( usaha yang terbaik ). Hal ini dikarenakan PT PGN (persero) Tbk dalam mendistribusi dan mentransmisi gas bumi menggunakan bahan yang terbaik, yaitu bahan alami yang berasal dari kandungan bumi.”77

PT PGN (persero) Tbk memenuhi perannya dalam memenuhi hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur bukan hanya untuk para konsumen, tetapi juga untuk seluruh stakeholders ( pemangku kepentingan ) yang menjadi kunci dari keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. Stakeholders yang dimaksud meliputi konsumen, pelanggan, serikat pekerja, pemasok, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya.

Selain mempublikasi laporan tahunan PT PGN (persero) Tbk kepada para stakeholders ( pemangku kepentingan ) sebagai salah satu wujud peranan PT PGN

(persero) Tbk dalam memenuhi hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur bagi para konsumen, PT PGN (persero) Tbk juga memiliki cara lain sebagai wujud dalam memenuhi perannya tersebut.

78

C.Hambatan-Hambatan Yang Timbul Dari Pihak PT PGN (Persero) Tbk Dalam Memberikan Pelayanan Yang Optimal Terhadap Konsumen Serta Upaya Yang Dilakukan PT PGN (Persero) Tbk Dalam Memenuhi Hak Konsumen

77

Wawancara dengan Bapak Abirul Trison Syahputra sebagai staf bagian perwakilan hukum PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk SBU Wilayah III Sumbagut.

78Wawancara dengan Bapak Abirul Trison Syahputra sebagai staf bagian perwakilan

(48)

Dalam menerapkan aturan-aturan yang tertulis di Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengenai hak dan kewajiban konsumen dan juga pelaku usaha, maupun aturan yang tertulis di Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik mengenai kewajiban Badan Usaha Milik Negara dan/atau badan publik dalam memberikan informasi publik kepada konsumen selaku pemohon dan/atau pengguna informasi publik, tidaklah semudah pada teorinya.

Ada beberapa hambatan-hambatan yang dialami PT PGN (persero) Tbk selaku pelaku usaha yang berbentuk BUMN dalam menerapkan aturan-aturan sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik atau peraturan-peraturan lainnya.

Hambatan-hambatan tersebut datang tidak hanya dari PT PGN (persero) Tbk selaku pelaku usaha yang berbentuk BUMN, tetapi hambatan juga datang dari pihak konsumen itu sendiri.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa pelaku usaha dan konsumen itu sendiri dapat menjadi faktor penghambat dalam hal memberikan pelayanan perlindungan yang optimal kepada konsumen, yaitu :

1. Konsumen Tidak Mengetahui Apa-Apa Saja Haknya Seperti Yang Diatur Di Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

(49)

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa menurut seorang ahli hukum dari Jerman, Prof. Hans W. Micklitz dia membedakan konsumen kedalam dua jenis. Yaitu konsumen yang terinformasi dan konsumen yag tidak terinformasi.

Konsumen yang tidak terinformasi merupakan salah satu faktor penghambat dalam penerapan pelaksanaan perlindungan terhadap konsumen akan haknya yaitu hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur. Hal ini dikarenakan konsumen yang tidak terinformasi selain kurang berpendidikan, termasuk kategori kelas menengah ke bawah, dan juga tidak lancar berkomunikasi. Konsumen tersebut juga tidak mengerti atau tidak mengetahui akan apa saja hak-hak yang harus diterimanya selaku konsumen seperti sudah diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

2. Konsumen Tidak Mengerti Mengenai Batasan Yang Diberikan Perusahaan

PT PGN (persero) Tbk adalah merupakan salah satu perusahaan yang best effort . Hal ini dikarenakan PGN menggunakan gas asli yang merupakan bahan

alami yang berasal dari kandungan bumi. Oleh karena gas yang disalurkan PGN merupakan kandungan alami dari bumi, maka gas tersebut merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

(50)

Seperti yang disampaikan oleh staf bagian perwakilan bidang hukum PT PGN (persero) Tbk, bahwa konsumen dapat menjadi faktor penghambat pelayanan yang optimal dari pelaku usaha kepada konsumen, hal ini disebabkan terkadang ada konsumen yang meminta pasokan gas yang lebih, namun hal tersebut tidak dapat dipenuhi oleh PT PGN (persero) Tbk.79

3. Pelaku Usaha Tidak Memiliki Pasokan Yang Cukup

Hal ini disebabkan karena pasokan gas yang ada di PGN tersebut terbatas jumlahnya, sehingga dalam hal memberikan pasokan gas, PT PGN (persero) Tbk tidak dapat memberikan pelayanan seperti apa yang diharapkan oleh konsumen.

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam menyalurkan gas ke konsumen, PT PGN (persero) Tbk menggunakan sumber daya alam yang terbaik yang tidak dapat diperbaharui, yaitu bahan gas alami yang merupakan kandungan isi bumi.

Hal tersebut selain menjadi kelebihan dari PT PGN (persero) Tbk, juga dapat menjadi penghambat dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen, khususnya hak konsumen seperti yang dinyatakan dalam Pasal 4 huruf a UUPK, yang menyebutkan : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.”

Terbatasnya persediaan gas, membuat PT PGN (persero) Tbk tidak dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen dalam hal kenyamanan.

79Wawancara dengan Bapak Abirul Trison Syahputra sebagai staf bagian perwakilan

(51)

Hal ini banyak menjadi keluhan-keluhan yang konsumen sampaikan kepada PT PGN (persero) Tbk.

Selalu ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi. Hal itu pula yang dilakukan oleh PT PGN (persero) Tbk. Meskipun ada kendala dan hambatan dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen, PT PGN berusaha untuk memberikan upaya yang terbaik dalam memberikan pelayanan dan perlindungan kepada konsumen.

Upaya-upaya yang dilakukan PT PGN (persero) Tbk dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara lain adalah :80

1. Memberikan penyuluhan dan/atau sosialisasi kepada konsumen-konsumen yang tidak mengetahui apa saja yang menjadi hak mereka seperti diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

Penyuluhan dan/atau sosialisasi tersebut dilaksanakan PT PGN (persero) Tbk pada saat PGN melakukan customer gathering atau temu pelanggan yang rutin dilakukan oleh PGN sebagai salah satu program untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.

2. Mengenai pasokan gas yang terbatas persediannya, PT PGN (persero) Tbk selaku BUMN dalam bidang gas, mendapatkan pasokan persediaan gas melalui tender, bukan dari penunjukan langsung. Jadi sedikit atau banyaknya

80Wawancara dengan Bapak Abirul Trison Syahputra sebagai staf bagian perwakilan

(52)

persediaan gas yang ada di PGN, itu tergantung kepada tender yang memenangkan.

Oleh karena itu, terkait pasokan gas yang ada di PGN, PGN berusaha melakukan tawar-menawar kepada Pemerintah selaku regulator atau pengatur dan kepada pemasok selaku produsen. Hal ini terus dilakukan sehingga pasokan gas tetap terjamin persediaan dan kualitasnya untuk kemudian dialirkan kepada konsumen.

Selain itu, konsumen PT PGN (persero) Tbk dapat menyampaikan aduan keluhan mereka ke tempat aduan yang sudah disediakan oleh PT PGN, yaitu contact center yang dapat dihubungi dengan nomor 1500645 . contact center ini

beroperasi 24 jam. Dan nantinya keluhan konsumen tersebut memiliki masa tanggap maksimal 24 jam sejak diterima. Setiap pertanyaan atau keluhan seputar PT PGN akan tercatat di Database Contact Center yang terpusat di kantor pusat PT PGN dan terintegrasi dengan 3 wilayah bagian kerja PT PGN (persero) Tbk. Selain adanya contact center, keluhan juga dapat disampaikan melalui e-mail ke konsumen.81

81Wawancara dengan Ibu Anisya Nesiyanti sebagai Staf perwakilan bagian Human Capital

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan materi dalam skripsi ini, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan terhadap hasil penelitian dan penulisan sebagai berikut :

1. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur merupakan salah satu hak dari konsumen yang penting dan wajib untuk dipatuhi dan dilindungi oleh PT PGN (persero) Tbk selaku pelaku usaha. Hak atas informasi merupakan salah satu hak asasi manusia seperti yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 F, TAP MPR Nomor: XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, juga dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Hak atas informasi juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan dalam peraturan perundang-undangan lainnya. Diaturnya hak atas informasi sebagai salah satu hak asasi manusia dan sebagai salah satu hak yang diatur keberadaannya dalam Undang-Undang, menunjukkan pentingnya hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur kepada setiap orang.

(54)

pemberi perlindungan kepada konsumen. PT PGN (persero) Tbk selaku pelaku usaha dan selaku Badan Usaha Milik Negara yang berjenis publik, memiliki kewajiban dalam memberikan informasi yang wajib tersedia setiap saat untuk para konsumen yang memiliki peran sebagai pemohon dan/atau pengguna informasi publik, seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Sebagai wujud dari kepatuhan terhadap peran dan kewajibannya dalam memberikan atau menyediakan informasi kepada konsumen berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka setiap tahunnya PT PGN (persero) Tbk membuat laporan tahunan dan laporan keberlanjutan tentang usaha PGN, yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat secara publik.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan dan saudara/i sekalian untuk menjawab dan mengisi kuesioner ini sesuai dengan petunjuk yang sudah ada2. Semua informasi yang saudara/i

Usaha pemuliaan terhadap karakter ketahanan terhadap penyakit busuk lunak tanaman anggrek hibrida Phalaenopsis dapat dilakukan dengan induksi mutasi.. Proses pembentukan

Hasil dari penelitian suhu yang tertera pada Tabel 3 tiap-tiap stasiun yang berbeda didapatkan keadaan yang masih baik / normal untuk daerah tropis dengan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kewenangan hakim konstitusi dalam memutus sengketa yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi dan

Distribusi dari subordinator relasi temporal bersamaan tersebut mempunyai kelonggaran letak, yaitu dapat menempati posisi awal kalimat, tengah kalimat sesudah klausa inti, dan

Hasil analisis diperoleh p value 0,052 ≥ 0,05, maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sanitasi pengolahan dengan angka kuman

Dari urutan tersebut dapat diketahui bahwa pada kalimat (32) konstituen (P) memperoleh fokus dengan piranti repetisi, yaitu pengulangan konstituen tidak akan. Melalui piranti

Oleh yang demikian, program ini dapat membantu segelintir murid Pendidikan Khas Integrasi SK Bandar Seri Putra yang menghadapi masalah seperti memiliki