• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Kemandirian Pribadi, Motivasi, Dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pemilik Pt. Joko Solo Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor Kemandirian Pribadi, Motivasi, Dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pemilik Pt. Joko Solo Indonesia"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Basri, H. 2000. Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya). Pustaka Pelajar. Jogjakarta

Gea, A. 2002. Relasi dengan Diri Sendiri. Gramedia. Jakarta.

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Grasindo. Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.

Hendro, 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, dan Memahami Dunia Bisnis. Erlangga. Jakarta.

Kristanto, Heru. 2009. Kewirausahaan Enterpreneurship: Pendekatan Manajemen dan Praktik. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Kulbok, 2004. Perceptual Approach to Behavioral. Harper & Row. New York.

Mangkumanegara, Anwar Prabu, 2012. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama, Bandung.

Noor, Henry Faizal, 2007. Ekonomi Manajerial. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ranupandojo, Heidjrachman dan Suad Husnan, 2002. Manajemen Personalia.

BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Steinberg, Laurance. 2002. Adolescence: International Edition. McGraw-Hill. New York.

Suryana, 2001. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi Empat. Salemba Empat. Jakarta.

Suryana, 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Cetakan Keempat Salemba Empat. Jakarta.

Suryana, 2010. Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Cetakan Keempat Salemba Empat. Jakarta.

(2)

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfa Beta. Bandung. Sutrisno, Edy, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia.Kencana. Jakarta.

Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan temuan Empiris. LP3ES. Jakarta.

JURNAL:

Ahmad, Saida, dkk, 2014. “Pengaruh Antara Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Pedagang di Pasar Tegowanu, Jurnal Usahawan” Volume 1 Nomor 1 November 2014.

Ranto, Basuki, 2007. “Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha Pada Kawasan Industri Kecil di Daerah Pulogadung, Jurnal Usahawan” Nomor 10 TH XXXVI Oktober 2007.

Ranto, Basuki, 2007. “Korelasi antara motivasi, Knowledge of Entrepreneurship dan Independensi dan The Entrepreneur’s Performance pada Kawasan Industri Kecil.” Jurnal Usahawan No.10 Tahun XXXVI Oktober 2007.

SKRIPSI:

Rangkuti, Abdalla Syariful Alam. 2015. Analisis Pengaruh Kinerja Karyawan dan Motivasi Kerja Terhadap Keberhasilan Usaha pada Coffe Cangkir di Kota Medan, Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Medan

Nasution, Khairul Syah Alam. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square, Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU, Medan.

Khairani Y. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan veteran kec. Labuhan Deli Kab. Deli serdang), Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Medan

(3)

Suryani, I. 2008. Hubungan antara Kemandirian dengan Kemampuan Penyesuaian Diri pada Santriwati Kelas Satu Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Universitas Ahmad Dahlan: Jogjakarta.

Internet

(4)

BAB III

TEHNIK PENELITIAN

Pada penelitian kualitatif metode penelitian disebut dengan tehnik penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif secaradeskriptif yang bertujuan menggambarkan, yakni secara sistematik dan akurat fakta serta karakteristik populasi atau bidang tertentu. Untuk menggambarkan situasi atau kejadian. Menurut Wirantha (2005:155) Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun implikasi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah PT. Joko Solo Indonesia yang berkantor di Jl. Sei Batanghari No. 60 Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan dilakukan dari bulan September 2016 hingga Januari 2017.

3.3 Definisi Istilah

(5)

Adapun penjelasan sekaligus pembatasan istilah untuk masing-masing variabel tersebut adalah:

1. Kemandirian Pribadi

a. Kemandirian adalah pilihan atas prioritas ketergantungan kita pada sesuatu.

b. Kemandirian Pribadi yaitu suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.

c. Yang dimaksudkan Kemandirian Pribadi dalam penelitian ini adalah bagaimana Kemandirian Pribadi berpengaruh pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia dalam Keberhasilan Usaha yang dimilikinya.

d. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana aspek Kemandirian Pribadi pemilik PT. Joko Solo Indonesia yang erat kaitannya dalam Keberhasilan Usaha yang dimilikinya. Berikut 5 (lima) aspek kemandirian:

 Bebas

(6)

 Progresif dan ulet

Ditunjukan dengan adanya usaha mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan.

 Inisiatif

Ditunjukkan dengan kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara orisinil, kreatif, penuh inisiatif.

 Pengendalian dari dalam

Ditunjukkan dengan adanya perasaan mampu menghadapi permasalahan yang ada, kemauan mengendalikan tindakan serta kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri.

 Kemampuan diri

Ditunjukkan dengan adanya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

2. Motivasi

a. Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, yang sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.

(7)

terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan.

c. Yang dimaksudkan Motivasi dalam penelitian ini adalah bagaimana Motivasi dapat meningkatkan Keberhasilan Usaha pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia.

d. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana Motivasi dalam Keberhasilan Usaha pemilik PT. Joko Solo Indonesia. Teori Motivasi memberikan tujuh motif alasan orang berkeinginan menjadi wirausaha, yaitu:

The desire for higher income

The desire for a more satisfyingcareer The desire to be self-directed

The desire for prestige that comes to being a business

owner

The desire to run with a new idea or concept The desire to build log-term wealth

The desire to make a contribution to humanity or to a

specific cause. 3. Pengetahuan Kewirausahaan

(8)

beserta informasi tentang pengalaman, keahlian dan kecakapan sumber daya manusia secara individu maupun kolektif.

b. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

c. Yang dimaksudkan Pengetahuan Kewirausahaan dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengetahuan Kewirausahaan menjadi bagian penting dalam terwujudnya Keberhasilan Usaha pada Pemilik PT. Joko Solo Indonesia.

d. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana Pengetahuan Kewirausahaan menjadi salah satu faktor Keberhasilan Usaha pemilik PT. Joko Solo Indonesia. Pengetahuan terdiri dari dua bagian, yaitu:

 Pengetahuan langsung

Pengetahuan yang telah dimiliki seseorang wirausahawan sebelum menjadi wirausaha

 Pengetahuan tidak langsung

Pengetahuan yang diperoleh dari berbagai pihak sebelum maupun saat telah menjadi seorang wirausaha.

4. Keberhasilan Usaha

(9)

karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang cerdas yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif.

b. Seseorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai-nilai, sifat-sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman dan keterampilan praktis (knowledge and practice)

c. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Kemandirian Pribadi, Motivasi dan Pengetahuan Kewirausahaan berpengaruh dalam terwujudnya Keberhasilan Usaha pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia.

d. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha adalah:

 Motivasi

(10)

 Usia

Menurut National Federation of Independent Bussiness, Washington, usia saat seseorang memulai usaha sendiri adalah sebagai berikut (dalam Zimmer & Scarborough; 1998). Usia Kronologis bervariasi, Ronstandt (dalam Staw,1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai usahanya antara 25-30 tahun. Sementara Staw(1991), mengungkapkan umurnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan wanita pada usia 35 tahun.

 Pengalaman

(11)

 Pendidikan

Pendidikan merupakan syarat keberhasilan bagi seorang wirausaha.

5. Pemilik

Dalam penelitian yang dimaksudkan pemilik adalah orang yang menjalankan usaha dari pertama berdiri hingga berkembangnya usaha tersebut. Responden dalam penelitian ini disebut narasumber, dikarenakan metode penelitian menggunakan metode kualitatif secara deskriptif. Narasumber adalah istilah umum yang merujuk kepada seseorang, baik mewakili pribadi maupun suatu lembaga, yang memberikan atau mengetahui secara jelas tentang suatu informasi, atau menjadi sumber informasi untuk kepentingan pemberitaan di media massa. Narasumber pada penelitian ini hanya 1 (satu) orang yaitu pemilik PT. Joko Solo Indonesia guna menggali informasi dan perannya dalam menjalankan usaha.

3.4 Skala Pengukuran Variabel

(12)

3.5 Populasi

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu tidak menggunakan populasi tertentu, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi dikirimkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan situasi sosial pada kasus yang dipelajari, sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman, dan guru penelitian.

Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sample teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara Purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Maka responden sebagai narasumber yang dilibatkan untuk memperoleh data dalam penelitian ini disebut informan yang berjumlah 1 orang yaitu pemilik PT. Joko Solo Indonesia.

3.6 Jenis Data

1. Data Primer

(13)

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan juga internet untuk mendukung penelitian ini.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara mendalam (indept interview), yaitu mengadakan tanya jawab dengan pihak yang mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

2. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini adalah PT. Joko Solo Indonesia untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

(14)

3.9 Teknik Analisis Data

(15)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Joko Solo Indonesia

PT. Joko Solo Indonesia didirikan pada September 1999 oleh Bapak Suratno. PT. Joko Solo Indonesia merintis usaha pertama kali dengan ikut bergabung dalam foodcourt di Jl. Aksara Medan dengan menggunakan showcase ukuran 40x50 cm. Sistem berjualan seperti ini adalah langkah awal yang lebih menguntungkan dikarenakan hanya mengeluarkan modal yang relatif sedikit dan keuntungan berdasarkan sistem bagi hasil.

Pada awal merintis usaha Bapak Suratno tidak memiliki karyawan. Beliau mengerjakan segala sesuatunya dengan mandiri. Perekrutan karyawan dilakukan dalam kurun waktu 1-2 bulan kemudian. Setelah memiliki pangsa pasar yang jelas pada tahun 2001 Bapak Suratno membuka gerai sederhana di Jl. Iskandar Muda. Usaha Bapak Suratno terus berkembang dan akhirnya beliau memutuskan untuk memulai lagi usaha kuliner yang baru dengan segmentasi pasar yang berbeda.

(16)

PT. Joko Solo Indonesia telah berhasil memposisikan keempat usahanya di dalam masing-masing pasar bukan hanya di kota Medan tetapi juga di beberapa kota lainnya. Sejauh ini PT. Joko Solo Indonesia memiliki 28 outlet, yaitu 20 yang berada di Medan. 4 yang berada di kota Banda Aceh dan 4 di kota Bandung.

Keberhasilan PT. Joko Solo Indonesia dalam menjalankan usahanya bukan hanya dapat dilihat dari jumlah outlet yang tersebar di beberapa kota, tetapi juga dapat dilihat dari jumlah karyawan yang bergabung di dalamnya. Perusahaan kuliner yang memiliki lebih kurang 800 karyawan ini bukan menjadi perusahaan yang hanya memberikan penghasilan kepada karyawannya, namun juga mengutamakan spiritual company dalam melakukan pembinaan pada karyawan. Upaya pembinaan kepada karyawan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas diri masing-masing karyawan.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Joko Solo Indonesia

Adapun visi dan misi PT. Joko Solo Indonesia adalah menjadi salah satu perusahaan makanan yang terbaik di Indonesia.

4.1.3 Profil Pemilik PT. Joko Solo Indonesia

(17)

yang diharapkan. Perjuangan Bapak Suratno dalam mengembangkan usahanya tidaklah mudah. Begitu banyak hambatan dan tantangan yang telah dilalui.

Bapak Suratno sendiri berasal dari keluarga yang sederhana yang bertempat tinggal di Klaten, Jawa Tengah. Sejak kecil beliau sudah terbiasa hidup mandiri tanpa ketergantungan pada orangtuanya. Karena kondisi ekonomi keluarga yang terbilang tidak cukup memadai Bapak Suratno bertekad untuk membiayai hidupnya sendiri sejak bangku Sekolah Dasar.

Sebagian besar keluarga Bapak Suratno berprofesi sebagai pedagang. Sejak kecil beliau sudah terbiasa membantu ibu dan kakeknya berjualan. Hal inilah yang mendorong Bapak Suratno bercita-cita untuk menjadi pengusaha.

Bapak Suratno merasakan bangku pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama. Tetapi hal ini tidak menyurutkan cita-citanya untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Setelah lulus SMP, beliau hijrah ke Medan untuk bekerja. Tetapi bagi Bapak Suratno, suatu pekerjaan bukanlah hanya sekedar untuk bekerja, melainkan suatu pendidikan yang akan memberikannya pengetahuan dan pengalaman untuk mewujudkan cita-citanya.

(18)

Meskipun telah sukses memiliki 4 usaha di bidang kuliner, Bapak Suratno tidak cepat berpuas diri. Hingga saat ini beliau masih terus belajar dan mengamati setiap perkembangan yang ada dalam memimpin perusahannya.

Tepat 18 tahun Bapak Ratno menjalankan usahanya, membuat pengalaman dalam dirinya untuk melakukan penetrasi pasar serta mempertahankan usaha semakin matang. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman maka strategi berwirausaha juga semakin berkembang. Mulai dari teknologi yang semakin berkembang dan pemikiran anak-anak muda yang semakin kreatif membuat Bapak Suratno sulit untuk mengikuti perkembangannya dikarenakan perubahan yang sangat cepat. Seperti timbulnya beberapa pengusaha muda yang menjual produknya melalui media sosial serta menjangkau pasar yang berusia muda dengan produk yang beragam.

(19)

desainnya juga sangat unik dengan menggunakan berbagai kerajinan dari kayu, bambu serta rumbai. Lokasi Waroenk Nenek juga lebih luas dibandingkan ketiga usaha lainnya sehingga para pelanggan dapat lebih leluasa dan merasa lebih nyaman. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PT. Joko Solo Indonesia menawarkan berbagai usaha yang setiap usahanya memiliki segmentasi pasar masing-masing. Oleh karena itu, keempat usaha PT. Joko Solo Indonesia selalu ramai dikunjungi oleh para peminatnya.

4.1 Hasil dan Pembahasan

4.1.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah pemilik usaha PT. Joko Solo Indonesia yang bernama Bapak Suratno. Beliau lahir di Klaten, pada tanggal 8 Juli 1976. Bapak Suratno telah menikah dan memiliki tiga orang anak.

4.1.2 Analisis Deskriptif Berdasarkan Variabel Penelitian

Kemandirian Pribadi

Pemilik :

1. T: Apa yang menjadi alasan utama Bapak menjadi seorang pengusaha?

(20)

yang sulit, saya pun mendapatkan situasi ketika orang tuanya tidak bisa menyekolahkanke jenjang selanjutnya. Maka dengan tekad yang kuat serta ikhlas menerima keadaan yang terjadi, membuat saya berhijrah ke Medan ketika ada lamaran pekerjaan yang menghampiri. Dan saya bekerja selama 4 tahun 4 bulan dan pada saat itu mulai tumbuh rasa berwirausaha dan rasa mandiri ketika ilmu yang didapat serta pengorbanan yang telah dicapai lalu saya memulai usaha sendiri di foodcourt Jl. Aksara Medan.

2. T: Ketekunan Bapak yang telah dicapai selama 18 tahun menjalankan beberapa brandkuliner, apakah telah menjadi target awal usaha berdiri atau diluar ekspektasi?

(21)

3. T: Apakah keseluruhan sistem dalam perusahaan Bapak ikut turun tangan dalam merencanakannya?

J: Saya ikut turun tangan dalam menjalankan serta merencanakan sistem dalam perusahaan yang diteruskan oleh masing-masing divisi di dalam perusahaan.Dengan adanya keterlibatan saya dalam merancang sistem memudahkan dalam pengawasan serta kemajuan perusahaan.

4. T: Apakah menurut bapak kreatifitas pemilik sangat diperlukan dalam menjalankan usaha?

J: Menurut saya, menjalankan usaha apapun perlu adanya kreatifitas baik dari segi apapun guna menunjang produktivitas usaha serta meningkatkan mutu dari usaha yang dijalankan. Kreatifitas juga membantu perusahaan untuk unggul dalam persaingan ketat dunia usaha.

5. T: Apakah dalam bisnis kuliner ini, Bapak sebagai pemilik merupakan pengambil keputusan tertinggi?

(22)

Keluarga:

1. T: Bagaimana sosok Bapak Ratno menurut pandangan abang sebagai ponakan?

J: Beliau bukan hanya seorang pemimpin yang hanya mengetahui hasil akhir, tetapi beliau mengetahui keseluruhan proses dari awal hingga akhir. Selain itu, beliau juga mengajarkan kepada para karyawannya untuk terus berkembang dengan memberikan contoh sikap yang kreatif, optimis serta agamis.

2. T:Apakah ada orang lain sebagai pengambil keputusan tertinggi selain beliau? J: Pak Ratno merupakan pengambil keputusan tertinggi didalam perusahaan PT. Joko Solo Indonesia. Beliau selalu yakin dengan setiap keputusan yang diambilnya karena telah mempertimbangkan resikonya dari berbagai sisi. 3. T: Bagaimana Bapak Ratno merancang sistem perusahaan ?

J: Pak Ratno merancang sendiri segala hal yang berkaitan dengan sistem yang ada di perusahaan. Kemudian beliau mendiskusikannya kepada pihak manajemen agar mendapatkan solusi yang yang terbaik.

4. T: Apakah yang menitik beratkan beliau menjadi seorang pengusaha ?

(23)

5. T: Kemandirian pribadi merupakan seseorang yang memiliki keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Apakah beliau termasuk karakter tersebut ? Mengapa ?

J: Dapat dikatakan bahwa Pak Ratno adalah orang yang memiliki cirri-ciri kemandirian pribadi. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya rasa yakin dalam mengambil keputusan. Tentu saja hal ini sangat beralasan dikarenakan beliau selalu mencari tahu apa saja hal-hal yang berkembang saat ini, tidak jarang juga beliau bertukar informasi dengan rekan bisnisnya. Selain itu, pengalaman selama 18 tahun dalam merintis usaha menjadikan beliau melihat peluang dan resiko yang akan dihadapi.

6. T: Dalam seluruh usaha yang dikembangkan, apakah Bapak Ratno termasuk sosok yang pasif atau kreatif ?

J: Ada 3 prinsip yang dipegang teguh oleh Pak Ratno sehingga berhasil seperti sekarang ini, yaitu berdoa, berusaha dan berharap. Beliau mengatakan dengan adanya rasa berharap kita menjadi orang yang antisiaptif. Kita memikirkan resiko yang kemungkinan akan muncul. Jadi, jangan pernah berfikir “saya tahu apa yang akan saya lakukan”, Tetapi, dengarlah juga pendapat dan saran yang diberikan orang lain agar semuanya berjalan dengan optimal.

(24)

Pemilik:

1. T: Apakah yang menjadikan Bapak untuk terus berusaha dalam mewujudkan harapan perusahaan?

J: Menurut saya, harapan dapat terwujud ketika dalam memulai usaha menetapkan tujuan yang besar serta didorong juga oleh unsur kerohanian. Perusahaan yang berjalan baik tidak luput pula dari tujuan perusahaan dari segi produktivitas kemajuan perusahaan dan meningkatkan loyalitas internal perusahaan. Memberikan pengajaran yang baik kepada karyawan baik dari segi pelayanan dan kerohanian menjadi unsur penting dalam meningkatkan harapan perusahaan. Ketika karyawan diajarkan kerohanian baik dari baca Al-qur’an, pengajian dan beberapa kegiatan kerohanian yang lain, dapat meningkatkan kualitas masing-masing karyawan dari segi keagamaan. Peningkatan kualitas karyawan dapat berbanding lurus dengan harapan perusahaan.

2. T: Apakah keluarga dan kondisi ekonomi pada saat sekolah dahulu menjadi bagian motivasi Bapak dalam menjalankan serta membangun usaha?

(25)

saya mulai memotivasi dirinya untuk bisa mandiri dengan cara bekerja menjadi buruh kasar. Hal itu menjadi pelajaran dan peristiwa yang selalu saya ingat serta menjadi motivasi kuat untuk terus menjalankan usaha guna membantu membuka lowongan pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup saya.

3. T: Terdapat beberapa orientasi seseorang dalam berwirausaha, Bapak tergolong orientasi apa dan mengapa?

J: Saya termasuk wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan hanya untuk mengejar materi. Tanggung jawab yang saya pikul tidak serta merta hanya berfikir soal keuntungan dan tujuan perusahaan, melainkan lebih meningkatkan unsur positif dalam berwirausaha.

Keluarga:

1. T: Apa target dan harapan terbesar Bapak Ratno dalam menjalankan usahanya menurut abang ?

J: Target Pak Ratno sudah direncanakan oleh dirinya sendiri untuk mengembangkan usahanya tanpa ada yang mengetahui rencananya selain beliau.

2. T: Motivasi terbesar Bapak Ratno dalam menjalankan usahanya kira-kira apa?

(26)

dan terus berdoa, bersabar serta berusaha menggapai apa yang menjadi tujuan beliau untuk keberhasilan perusahaan yang dimilikinya.

3. T: Sejauh apa masa kecil beliau berpengaruh terhadap kesuksesan yang dicapainya sekarang ?

J: Menurut pandangan saya, tidak ada orang yang ingin kembali ke masa kelam pada saat ekonomi yang sulit. Maka dari itu Pak Ratno terus berusaha dan mengembangkan bisnisnya hingga merambah bisnis selain kuliner yang beliau geluti selama 18 tahun.

Pengetahuan Kewirausahaan

Pemilik:

(27)

2. T: Apa yang menjadi dasar Bapak memilih bisnis kuliner?

J: Proses bekerja pada bidang kuliner selama 4 tahun dan 4 bulan ketika berada di Medan merupakan modal pendidikan yang saya dapat menjadi dasar merintis usaha. Bekerja dahulu yang dianggap masa pendidikan membuat saya ikhlas dalam menjalankan pekerjaan baik dalam menerima pujian maupun tekanan. Seseorang yang menjalankan pendidikan baik untuk mempersiapkan diri untuk menjalankan ke tahap selanjutnya. Dalam proses kelulusan, seseorang dapat menjadi seseorang yang bingung, sedih maupun senyum bahagia. Saya tersenyum setelah lulus dari pendidikan dan siap untuk menempuh jalan berikutnya dikarenakan telah mempersiapkan apa yang akan dibuat dikemudian hari. Pengetahuan dari segi kuliner yang ditempuh selama pendidikan merupakan dasar saya menjadi alasan membuka bisnis kuliner. 3. T: Bagaimana strategi dalam menjalankan masing masing brand kuliner yang

telah Bapak dirikan?

(28)

didalamnya yang sedang digandrungi masyarakat kota Medan. Dengan menjadikan salah satu artis ibu kota sebagai icon perusahaan, menjadikan sayadapat memperlebar lagi pangsa pasar beberapa brand yang saya miliki. Keluarga:

1. T: Pengetahuan kewirausahaan yang didapat Bapak Ratno didapat dari pengalaman atau ada sosok mentor yang mendampingi serta membantu beliau dalam menjalankan usahanya ?

J: Pak Ratno mendapatkan pengetahuan kewirausahaan dari pengalaman yang didapat beliau belajar ketika bekerja di usaha kuliner pada saat ia berpindah ke kota Medan dan belajar dari setiap pengalaman yang didapatinya.

2. T: Seberapa besar kemauan beliau dalam menjalankan usaha yang telah berkembang pesat sampai saat ini ? Apakah pengetahuan dan kemampuan serta kemauannya berbanding lurus ?

J: Pengetahuan dan kemampuan Pak Ratno berbanding lurus dengan kemauannya yang besar. Dengan kuatnya kemauan Pak Ratno dalam setiap menjalankan setiap usahanya, membuat dirinya dapat mencapai posisi sampai sekarang.

3. T: Apakah Bapak Suratno memiliki jenis usaha lain selain kuliner ? Hal apa yang membuat beliau menekuni masing-masing usahanya ?

(29)

kemampuan dibidang lain untuk memperkaya pengetahuannya serta belajar menjalankan bisnis baru yang dimilikinya.

4. T: Apakah Bapak Ratno sering berkunjung ke beberapa lokasi usaha yang dijalankannya ?

J: Pak Ratno rajin mengawasi setiap outlet yang dimilikinya dikarenakan orang yang sukses itu tidak akan mudah percaya sama orang lain, perlu adanya tarik ulur guna untuk berkurangnya resiko di bohongi oleh karyawan sendiri.

Keberhasilan Usaha

Pemilik:

1. T: Keberhasilan merupakan hasil dari kerja keras, pengalaman dan ketekunan serta kesabaran dalam membangun usaha. Sebenarnya apa yang menjadikan Bapak menjadi posisi saat ini?

(30)

2. T: Dalam hidup manusia tidak akan ada yang namanya kepuasan diri dalam hal apapun. Apa yang akan Bapak lakukan selanjutnya untuk mengembangkan potensi dan pengalaman diri?

J: 18 tahun menjalankan usaha kuliner bukan termasuk perjalanan yang mudah dan singkat. Berbekal pengalaman dari kuliner, saya akan mencoba merambah bisnis lain seperti bolu dengan menggandeng sosok Irwansyah sebagai icon usahanya. Berjalannya usaha bolu tidak serta merta membuat kepuasan pada dirinya, namun menjadikan cambukan agar menjalankan bisnis dibidang lain seperti Property. Menjalankan bisnis yang cukup banyak dapat menjadikan resiko besar, maka saya memilah milah bisnis mana yang dapat dijadikan bisnis kepemilikan langsung atau bisnis yang hanya sebagai investor didalamnya.

3. T: Apa yang menjadikan usaha kuliner yang Bapak dirikan saat ini dapat bertahan sampai sekarang?

(31)

Keluarga:

1. T: Apa yang membuat Bapak Ratno berhasil mencapai kesuksesan dari awal beliau merintis usaha ? Apakah dari kepribadiannya, Kemauan untuk belajar, atau dorongan dari pihak lain ?

J: Beliau merupakan orang yang yakin terhadap apa yang menjadi keputusannya dan tidak plin-plan dalam setiap langkah yang diambilnya. Dan dorongan terbesar kesuksesan beliau merupakan dari pribadi beliau serta kemauan beliau yang besar untuk belajar bukan dari sosok lain sebagai dorongan keberhasilan beliau.

2. T: Adakah langkah-langkah yang sedang diambil beliau untuk mengembangkan usahanya ?

J: Pengembangan usaha akan dilakukan dengan penambahan cabang serta penambahan lini bisnis baru baik dari kuliner dan property. Pengembangan serta pembelajaran perusahaan akan dapat menambah pengetahuan dan pendewasaan perusahaan dalam memperlebar pengembangan usaha baik dari menambah cabang baru dan menambah brand baru dalam usahanya.

3. T: Apakah beliau termasuk orang yang sukses ?

(32)

Peran pemilik dalam menjalankan serta bergeraknya roda kehidupan bisnis sangatlah penting. Tetap ikut dalam menjalankan usaha serta menuangkan fikiran dalam terciptanya usaha dapat membuat berkembangnya suatu usaha semakin cepat. Pengalaman dan perjalanan dapat menjadi pengetahuan tambahan selain pengetahuan formal yang ada di dalam buku. Ulet dan mandiri dapat mengantarkan usaha berjalan lebih efisien dan efektif terhadap setiap langkah demi langkah perusahaan. Motivasi dan inovasi menjadi semangat dalam menciptakan hal yang baru dan mampu menerima perubahan baru di era teknologi yang cepat saat ini.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

(33)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemandirian Pribadi merupakan faktor yang erat kaitannya terhadap Keberhasilan Usaha PT. Joko Solo Indonesia dikarenakansosok mandiri pemilik telah tercipta dari ketika ia sekolah dan berani mengambil resiko untuk hijrah dari zona nyamannya dan juga dapat mempertahankan usaha yang dibangun sendiri tersebut dari hanya berjualan di foodcourt, namun sekarang sudah memiliki 800 karyawan dengan beberapa outlet yang dimilikinya. Kemandirian juga tergambar dari sosok sikap dan tutur bahasa yang santun serta sangat menjaga perasaan orang lain dan juga low profile menjadi sosok yang dikagumi para bawahannya.

2. Motivasi merupakankekuatan yang mendukung terjalinnya pengetahuan kewirausahaanterhadap Keberhasilan Usaha PT. Joko Solo Indonesia baik untuk diri pemilik maupun untuk bawahannya. Pengalaman bekerja keras dari kecil yang merupakan hanya anak seorang petani dapat tumbuh sukses. Pengalaman sebelum memulai usaha dan setelah memulai usaha telah menjadi fondasi kuat dalam mengembangkan usaha yang dimiliki serta dapat menjadi cambuk motivasi agar lebih baik dan belajar lebih keras. 3. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan merupakan faktor yang erat

(34)

lapangan. Responden yang hanya memiliki pendidikan terakhir yaitu SMP membuktikan bahwa tingkatan pendidikan seseorang tidak menentukan tingkat keberhasilan orang tersebut, namun terlebih tingkat pendidikan seseorang dapat membantu seseorang dalam melangkah dan menentukan pilihan dari segi kajian pendidikan. Keberhasilan yang dijalankan saat ini bukan hanya dari pengalaman, namun dari ketekunan, kesabaran, keuletan, doa dan harapan besar untuk dapat menggapai mimpi yang telah dirangkai saat masih merintis usaha.

5.2 Saran

1. Pengembangan usaha yang terbilang cukup singkat baik dari bisnis kuliner, property dan bisnis lainnya, Namun kurangnya pengetahuan yang menjadikan dasar berbisnis dapat menjadi ancaman besar bagi responden dalam mengembangkan diri pada lini bisnis yang baru. Oleh karena itu, pemilik disarankan untuk mempelajari dengan cukup matang dan kuatnya informasi dalam menjalankan bisnis lini baru tersebut dan juga mempertimbangkan aspek resiko baik diri sendiri maupun perusahaan dapat menjadi tambahan pertimbangan agar ancaman yang muncul dapat ditanggulangi.

(35)

rekanan serta keluarga dapat menjadi pilihan dalam membangun rasa sosial serta menambah citra baik pribadi maupun perusahaan dalam menjalankan suatu bisnis, terutama diperlukan mempersiapkan dengan seksama sebelum suksesi dilakukan.

3. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan referensi penelitian. Peneliti menyadari belum dapat meneliti secara mendalam mengenai variabel independen lainnya yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada bisnis PT. Joko Solo Indonesia.Sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan variabel tersebut dengan mengembangkan indikator yang lebih tepat atau menambahkan variabel lainnya yang lebih relevan dan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha sehingga dapat membantu tercapainya tujuan perusahaan PT. Joko Solo Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Abdullah, Ma’ruf, 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemandirian Pribadi

2.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi

Menurut Covey (dalam Ranto,2007:23) mengatakan bahwa perkembangan keefektifan pribadi dan antarpribadi dapat digerakkan secara progressif pada kontinu kematangan menuju kemandirian sampai ke saling ketergantungan. Sehubungan degan uraian diatas, kemudian covey menegaskan bahwa kemandirian pribadi adalah sebuah karakter yang akan memberikan kekuatan untuk bertindak, terutama dalam menghadapi tantangan, jadi bukan menjadi sasaran tindakan itu sendiri.

Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (dalam Ranto,2007:22) adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Persaingan inilah yang dapat memberikan semangat untuk menentukan pesaing terbaik. Kemandirian adalah kemampuan individu dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi, individu yang mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri.

(37)

bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri.

Menurut Suryana (2013:34) kemandirian pribadi adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya upaya yang dimilikinya sendiri. Gea (2002:145) Seorang yang mandiri adalah suatu suasana dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak atau keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan atau perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya.

Kemandirian menurut Basri (2000:53) adalah keadaan seseorang dalam kehidupannya mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain.

Kemandirian juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ali (2010:118). Ada beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan kemandirian seseorang, yaitu:

1. Dipengaruhi oleh genetika 2. Pola asuh orang tua

(38)

2.1.2 Aspek-Aspek Kemandirian

Havighurst (dalam Mu’tadin, 2008) menambahkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1. Emosi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak bergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua.

2. Ekonomi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak bergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.

3. Intelektual. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

4. Sosial. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidakbergantung atau menunggu aksi dari orang lain.

Menurut Masrun (dalam Suryani, 2008), ada 5 aspek kemandirian, yaitu: 1. Bebas, yang ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas dasar

kehendak sendiri bukan karena orang lain dan tidak tergantung pada orang lain.

2. Progresif dan ulet, ditunjukan dengan adanya usaha mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan.

3. Inisiatif, ditunjukkan dengan kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara orisinil, kreatif, penuh inisiatif.

(39)

mengendalikan tindakan serta kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri.

5. Kemampuan diri, yang ditunjukkan dengan adanya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

2.1.3 Ciri-Ciri Kemandirian

Kartadinata (dalam Setiyowati, 2008), mengatakan bahwa ciri-ciri kemandirian adalah:

1. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan

2. Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain

3. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan 4. Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik dalam diri 5. Menghargai kemandirian orang lain

6. Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain 7. Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan.

2.1.4 Tipe-tipe Kemandirian Pribadi

Menurut Steinberg (2002:289) membedakan kemandirian pribadi ke dalam

(40)

1. Kemandirian Emosional (Emotional Autonomy)

Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain.

2. Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy)

Kemandirian perilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya.

3. Kemandirian Nilai (Values Autonomy)

Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai.

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian

Menurut Suryana (2013:34) faktor-faktor yang dapat dimiliki dalam

kemandirian sebagai berikut: 1. Berani menghadapi resiko

(41)

diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi.

2. Selalu mencari peluang

Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan suatu yang baru dan lebih bermanfaat serta mudah dipergunakan. Wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada sewaktu-waktu. Bahkan ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan wirausahawan dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk mengelola peluang menjadi sumber daya produktif.

2.1.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian

Menurut Allen dkk (dalam Kulbok,2004) terdapat beberapa hal yang

mempengaruhi kemandirian, yaitu: 1. Jenis Kelamin 2. Usia

(42)

4. Budaya 5. Lingkungan

6. Keinginan individu untuk bebas

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Sutrisno (2009:109) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, yang sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Hariandja (2007:321) juga mengemukakan motivasi merupakan faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah.

(43)

Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan dan menumbuhkan kegairahan dan antusias karyawan dalam bekerja dengan demikian akan semakin mudah dalam pencapaian kinerja yang memuaskan.

2.2.2 Teori Motivasi

Terdapat beberapa teori yang mengemukakan tentang motivasi dalam Sutrisno (2009:121). Beberapa teori tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Teori Kepuasan

Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Beberapa teori kepuasan antara lain sebagai berikut:

1) Teori Motivasi Konvensional

(44)

2) Teori Hierarki

Teori ini dipelopori oleh Maslow yang mengemukakan bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis (physiological) merupakan kebutuhan berupa makan, minum, perumahan, dan pakaian.

b. Kebutuhan rasa aman (safety) merupakan kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan.

c. Kebutuhan hubungan sosial (affiliation) merupakan kebutuhan untuk bersosialisasi dengan orang lain.

d. Kebutuhan pengakuan (esteem) merupakan kebutuhan akan penghargaan prestise diri.

e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) merupakan kebutuhan puncak yang menyebabkan seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran dan keinginan diri sendiri.

3) Teori Motivasi Prestasi

Teori ini dipelopori oleh David McClelland, yaitu:

(45)

b. Need for affiliation adalah kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam hubungannya dengan orang lain.

c. Need for power adalah kebutuhan untuk menguasai dan memengaruhi terhadap orang lain.

4) Teori Model dan Faktor

Menurut teori yang dipelopori oleh Frederick Hezberg, ada dua faktor yang memengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu:

a. Faktor pemeliharaan (maintenance factor) berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman, dan kesehatan.

b. Faktor motivasi (motivation factor) merupakan pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri (intrinsik) antara lain kepuasan kerja, prestasi yang diraih, peluang untuk maju, pengakuan orang lain, kemungkinan pengembangan karier, dan tanggung jawab.

5) Teori ERG

Teori ini dipelopori oleh Clayton P. Alderfer dengan nama teori ERG yaitu Existence, Relatedness, Growth. Terdapat tiga macam kebutuhan dalam teori ini, yaitu:

(46)

b. Relatedness (Kekerabatan) merupakan keterkaitan antara seseorang dengan lingkungan sosial sekitarnya.

c. Growth (Pertumbuhan) merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri seseorang, seperti pertumbuhan kreativitas dan pribadi.

6) Teori X dan Y

Teori X didasarkan pada pola pikir konvensional yang ortodoks, dan menyorot sosok negatif perilaku manusia, yaitu:

a. Malas dan tidak suka bekerja.

b. Kurang bisa bekerja keras, menghindar dari tanggung jawab. c. Mementingkan diri sendiri, dan tidak mau peduli pada orang lain,

karena itu bekerja lebih suka dituntun dan diawasi.

d. Kurang suka menerima perubahan, dan ingin tetap seperti yang dahulu.

Empat asumsi positif yang disebut sebagai teori Y, yaitu:

a. Rajin, aktif, dan mau mencapai prestasi bila kondisi konduktif. b. Dapat bekerja produktif, perlu diberi motivasi.

c. Selalu ingin perubahan dan merasa jemu pada hal-hal yang monoton.

(47)

2. Teori Motivasi Proses

Teori-teori proses memusatkan perhatiannya pada bagaimana motivasi terjadi (Sutrisno, 2009:140), dan terdapat tiga teori motivasi proses yang dikenal, yaitu:

1) Teori Harapan (Expectary Theory)

Teori harapan mengandung tiga hal, yaitu: a. Teori ini menekankan imbalan.

b. Para pimpinan harus memperhitungkan daya tarik imbalan yang memerlukan pemahaman dan pengetahuan tentang nilai apa yang diberikan oleh karyawan pada imbalan yang diterima.

c. Teori ini menyangkut harapan karyawan mengenai prestasi kerja, imbalan dan hasil pemuasan tujuan individu.

2) Teori Keadilan (Equity Theory)

(48)

3) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)

Teori pengukuhan didasarkan atas hubungan sebab akibat perilaku dengan pemberian kompensasi. Promosi bergantung pada prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Bonus kelompok bergantung pada tingkat produksi kelompok itu. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku itu.

2.2.3 Proses Motivasi

Proses motivasi yang dikemukakan oleh Hasibuan (2011:150) adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi baru kemudian para karyawan dimotivasi ke arah tujuan itu. 2. Mengetahui kepentingan

Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.

3. Komunikasi efektif

(49)

4. Integrasi tujuan

Proses motivasi perlu untuk menyatakan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disarukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.

5. Fasilitas

Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.

6. Time Work

(50)

2.2.4 Faktor-Faktor Motivasi

Menurut Sutrisno (2003:116) ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu:

1. Faktor Intern

Faktor-faktor intern antara lain: 1) Keinginan untuk dapat hidup

Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup di muka bumi ini. Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk:

a. Memperoleh kompensasi yang memadai;

b. Pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan tidak begitu memadai;

c. Kondisi kerja yang aman dan nyaman; 2) Keinginan untuk dapat memiliki

Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak dialami dalam kehidupan sehari-hari, bahwa keinginan yang keras untuk dapat memiliki itu dapat mendorong orang untuk mau bekerja.

3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan.

(51)

lebih tinggi, orang mau mengeluarkan uangnya, dan untuk memperoleh uang itu pun ia harus bekerja keras.

4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan.

Keingnan untuk memperoleh pengakuan dapat meliputi hal-hal: a. Adanya penghargaan terhadap prestasi.

b. Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak. c. Pimpinan yang adil dan bijaksana.

d. Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat. 5) Keinginan untuk berkuasa.

Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja. Keinginan untuk berkuasa atau menjadi pimpinan itu dalam arti positif, yaitu ingin dipilih menjadi ketua atau kepala, tentu sebelumnya si pemilih telah melihat dan menyaksikan sendiri bahwa orang itu benar-benar mau bekerja, sehingga ia pantas untuk dijadikan penguasa dalam unit organisasi/kerja.

2. Faktor Ekstern

Faktor-faktor ekstern antara lain: 1) Kondisi lingkungan kerja.

(52)

2) Kompensasi yang memadai.

Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan untuk menghidupi diri beserta keluarganya. Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik. 3) Supervisi yang baik.

Peran supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengarahan, membimbing kerja karyawan, agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik tanpa membuat kesalahan. Posisi supervisi sangat dekat dengan para karyawan dan selalu menghadapi karyawan dalam melaksanakan tugas. Peranan supervisor yang melakukan pekerjaan supervisi sangat mempengaruhi motivasi kerja karyawan. 4) Adanya jaminan pekerjaan.

Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan, apabila yang bersangkutan merasa ada jaminan karier yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Hal ini akan dapat memberikan jaminan karier untuk msa depan, baik jaminan akan adanya promosi jabatan, pangkat, maupun jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi diri.

5) Status dan tanggung jawab.

(53)

seseorang merasa dirinya akan dipercaya, diberi tanggung jawab, dan wewenang yang besar untuk melakukan kegiatan-kegiatan.

6) Peraturan yang fleksibel.

Bagi perusahaan besar, biasanya sudah di tetapkan sistem dan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan. Hal ini terlihat dari banyak perusahaan besar yang memperlakukan sistem prestasi kerja dalam memberikan kompensasi kepada karyawannya, yang penting semua peraturan yang berlaku dalam perusahaan itu perlu diinformasikan sejelas-jelasnya kepada karyawan, sehingga tidak lagi bertanya-tanya, atau merasa tidak mempunyai pegangan dalam melakukan pekerjaan.

2.3 Pengetahuan Kewirausahaan

2.3.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

(54)

Menurut Suryana (2013:14) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan yang inovatif demi terciptanya peluang.

Menurut Zimmerer dan Scarborough (dalam Kristanto,2009:1) kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup (usaha).

Sebaliknya menurut Suryana (2010:91) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

(55)

2.3.2 Indikator Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Suryana dan Scarborough (dalam Kristanto,2009:38) indikator yang terkait dengan pengetahuan wirausaha yaitu:

1. Mengerti tentang bidang usaha yang dijalankan 2. Memiliki pembukuan sederhana

3. Mampu berkomunikasi dengan baik 4. Memiliki pengetahuan tentang manajemen 5. Memiliki pengetahuan tentang pemasaran

2.4 Keberhasilan Usaha

2.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Noor (2007:397) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis.

(56)

Seperti yang dikemukakan oleh Suryana (2010:66) bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan seberapa hasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan dapat diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari seseuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapapun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Menurut Suryana (2001:35) seorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai-nilai, sifat-sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman dan keterampilan praktis (knowledge and practice).

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha

(57)

1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Faktor-faktor penting dalam menciptakan dan membangun awal kesuksesan usaha yaitu:

1. Mempunyai visi jangka panjang

2. Merekrut orang terbaik dan mengelolanya dengan baik 3. Tetap fokus

4. Inovasi; jangan meniru

5. Membuat ekspektasi yang realistis

6. Memiliki pemahaman pasar dan kompetisi dengan jelas 7. Jalankan bisnis dengan disiplin

8. Mencari rekan yang tepat

(58)

12.Siap untuk perubahan.

Menurut Hutagalung, dkk (2010:8) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah :

1. Motivasi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research (dalam Zimmer & Scarborough; 1998) menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses.

2. Usia

Menurut National Federation of Independent Bussiness, Washington, usia saat seseorang memulai usaha sendiri adalah sebagai berikut (dalam Zimmer & Scarborough; 1998). Usia Kronologis bervariasi, Ronstandt (dalam Staw,1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai usahanya antara 25-30 tahun. Sementara Staw(1991), mengungkapkan umurnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan wanita pada usia 35 tahun.

3. Pengalaman

(59)

bisa diperoleh sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi sebagai wirausaha.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan syarat keberhasilan bagi seorang wirausaha. Dalam penelitiannya terhadap sejumlah wirausaha, Bowen & Robert (dalam Staw,1991) merangkum hasil penelitian tentang tingkat pendidikan wirausaha dan hasilnya tabel berikut ini:

Peneliti Penemuan

Brockhaus (1982) Mengulas empat penelitian yang menyimpulkan bahwa wirausaha cenderung memiliki pendidikan yang lebih baik dari populasi umum, tetapi dibawah para manajer.

Cooper & Dunkelberg (1984) Ditemukan bahwa tingkat pendidikan wirausaha dibawah universitas (64%)

Gasse (1982) Mencatat dari empat dimana

wirausaha memiliki pendidikan yang lebih baik dari pada masyarakat umum.

Jacobowitz & Vidler (1982) Hasil wawancara dengan 430 wirausaha menunjukkan bahwa mereka memiliki pendidikan yang kurang memadai, yaitu 30%, drop-out dari sekolah menengah atas. Hanya 11% lulus dari universitas 4 tahun.

(60)
[image:60.612.70.554.164.442.2]

Selain itu menurut Tulus Tambunan (2002:14) terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha suatu industri antara lain dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2.1

Skema faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Terlihat dari gambar skema 2.1 di atas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang diantaranya yaitu : kualitas sdm, penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkatentrepreneurship.

Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non pemerintah. Faktor pemerintah diantaranya; kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan Faktor Internal

- Kualitas SDM - Penguasaan

Teknologi

- Struktur Organisasi - Sistem Manajemen - Partisipasi

- Kultur atau Budaya Bisnis

- Kekuatan Modal - Jaringan bisnis

dengan pihak luar - Entrepreneurship

Keberhasilan Usaha

Faktor Eksternal Faktor Pemerintah - Kebijakan Ekonomi - Birokrat

- Politik

- Tingkat Demokrasi Faktor Non pemerintah - Sistem Perekonomian - Sosio-kultur budaya

masyarakat

- Sistem pemburuhan dan kondisi kondisi

perburuhan

- Kondisi infrastruktur - Tingkat pendidikan

(61)

tingkat demonstrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem perekonomian, sosio-kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.

2.4.3 Indikator Keberhasilan Usaha

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut:

1. Laba atau keuntungan usaha, merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dan biaya.

2. Produktivitas dan efisiensi, besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh. 3. Daya saing, adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk

merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.

(62)

5. Terbangunnya citra baik, citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust Internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam perusahaan. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing.

2.5 Penelitian Terdahulu

[image:62.612.110.530.371.694.2]

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

Nasution, Khairul Syah Alam(2011) Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square

Pengetahuan Kewirausahaan (X1),

Manajemen Permodalan

(X2), dan

Keberhasilan Usaha (Y).

Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), dan variabel karakteristik kewirausahaan (X2), berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y).

Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) mempunyai variabel lebih dominan terhadap keberhasilan usaha (Y). Rangkuti,

Abdalla Syariful Alam (2015)

Analisis Pengaruh Kinerja Karyawan dan Motivasi Kerja Terhadap

Keberhasilan

Usaha pada Coffe Cangkir di Kota Medan

Kinerja

Karyawan (X1), Motivasi Kerja

(X2) dan

Keberhasilan Usaha (Y)

Terdapat

(63)

Variabel kinerja karyawan (X2) adalah

variabel yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan usaha (Y) Khairani Y (2011) Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan veteran kec. Labuhan Deli Kab.

Deli serdang)

Pengetahuan Kewirausahaan (X1),

Kemandirian Pribadi (X2) dan Kinerja

Usaha(Y)

Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) tidak berpengaruh positif terhadap kinerja usaha

namun variabel kemandirian pribadi (X2)

memiliki pengaruh positif terhadap kinerja usaha (Y).

2.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat indicator yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

2.6.1 Kerangka Teoritis

(64)

mengenai “Kemandirian Pribadi, Motivasi dan Pengetahuan Kewirausahaan dalam Keberhasilan Usaha PT. Joko Solo Indonesia”.

Penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu Kemandirian Pribadi, Motivasi dan Pengetahuan Kewirausahaan sebagai variabel bebas, sedangkan Keberhasilan Usaha sebagai variabel terikat.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil pengertiaan Kemandirian Pribadi yaitu suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Kemandirian merupakan suatu sikap dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu upaya yang meliputi segala aspek kebutuhan yang mampu dipenuhi sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.

Hal ini mengandung suatu maksud bahwa dengan segala usaha yang dilakukan mulai dari perencanaan, penetapan tujuan, bernegosiasi, memenangkan persaingan, melaksanakan pekerjaan, menciptakan ide, mencari sumber-sumber, dan mampu menyelesaikan masalah-masalah sendiri dengan usaha yang keras. Sehingga usaha yang dilakukan tersebut mampu membawa keberhasilan yang memberikan kepuasan.

(65)

ketergantungan individu kepada orang lain. Hubungan ketergantungan tersebut dapat dijelaskan dengan 3 (tiga) tingkatan hubungan yaitu:

1. Bergantung pada yang lain 2. Mandiri

3. Membina hubungan saling tergantung

Kemandirian dalam berwirausaha diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan kita melalui kerja keras, keuletan, tanggung jawab dan daya saing agar senantiasa dengan ide-ide kreatif yang ada mampu tidak mengandalkan orang lain dalam menjalankan usaha atau bisnis kita. Untuk menjadi seorang wirausaha yang mandiri, harus memiliki berbagai jenis modal. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat, yaitu:

1. Sumber daya internal a. Kepandaian b. Keberanian

c. Kemampuan menganalisis dan menghitung resiko d. Keberanian dalam menentukan tingkat peluang e. Memiliki visi jauh kedepan

2. Sumber daya Eksternal

a. Modal usaha dan modal kerja yang cukup memadai

(66)

3. Modal lain-lain a. Kesempatan b. Keberuntungan

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri. Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya upaya yang dimilikinya sendiri. Hal ini berarti didalam menjalankan usaha, seorang wirausahawan harus pandai dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain.

Dalam variabel Motivasipeneliti mendapatkan bahwa motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, yang sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Motivasi yang tinggi dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemauan serta semangat dalam menjalankan usaha. Dengan demikian akan semakin mudah dalam pencapaian keberhasilan usaha sesuai dengan apa yang diharapkan.

Motivasi Usaha memberikan pengertian motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan. Motivasi juga dirumuskan sebagai berikut:

1. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang amat mempengaruhi kemauan individu, sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku atau bertindak.

(67)

3. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang

4. Proses dalam yang menentukan gerakan atau tingkah laku individu kepada tujuan.

Motivasi dapat diartikan sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.Ada beberapa peluang yang bisa dijadikan motivasi dalam kewirausahaan:

1. Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri.

2. Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh. 3. Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial.

4. Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan untuk menghargai usaha-usaha seseorang.

Empat nilai motivasi kewirausahaan dengan ciri masing-masing, yaitu:

1. Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri-cirinya pengambil resiko, terbuka terhadap teknologi dan mengutamakan materi.

(68)

3. Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menghadap ke arah tertentu (aliran fengshui) supaya berhasil. 4. Wirausaha berorientasi pada non materi, dengan bekerja berdasarkan

kebiasaan, wirausaha model ini biasanya tergantung pada pengalaman, berhitung dengan menggunakan mistik, paham etnosentris, dan taat pada tata cara leluhur.

Dengan adanya motivasi bagi seorang pengusaha, maka motivasi tersebut akan dapat bekerja secara tidak langsung bagi keterampilan si pengusaha atau karyawan. Keterampilan yang dimaksudkan bagi seorang pengusaha atau karyawan adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan Berfikir Kreatif

Manusia entrepreneurship pemikiran kreaitf itu sendiri didukung oleh daya imajinasi dan proses berfikir ilmiah.

2. Ketrampilan dalam pembuatan keputusan

Keputusan merupakan hasil pemilihan beberapa alternative. Selama hidupnya seseorang harus melakukan penilaian untuk kemudian dapat mengadakan penilaian untuk kemudian dapat mengadakan pemilihan diantara beberapa alternaitf.

3. Keterampilan dalam kepemimpinan

(69)

diri sendiri. Usaha dalam melatih keterampilan untuk memimpin diri sendiri itu dengan jalan sebagai berikut:

o Mengenal diri sendiri o Melatih kemauan

o Melatih disiplin diri sendiri o Keterampilan manajerial 4. Keterampilan bergaul antar manusia

Dalam penelitian ini peniliti juga membahas variabel Pengetahuan Kewirausahaan. Pengetahuan mengandung arti mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan dan prosedur lengkap, beserta informasi tentang pengalaman, keahlian dan kecakapan sumber daya manusia secara individu maupun kolektif. Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah dimiliki seseorang wirausahawan sebelum menjadi wirausaha serta pengetahuan tidak langsung yang diperolehnya dari berbagai pihak sebelum maupun saat individu tersebut menjadi seorang wirausaha.

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Dalam berwirausaha, memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.

(70)

meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Kemampuan seseorang yang harus dimiliki dalam kewirausahaan:

1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. 2. Kemampuan memotivasi diri

3. Kemampuan berinisiatif 4. Kemampuan berinovasi

5. Kemampuan membentuk material, sosial dan intelektual 6. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri 7. Kemampuan mental yang dilandasin agama

8. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan.

Pengetahuan yang wajib dimiliki dalam menjalankan peran sebagai wirausaha adalah:

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis/dimasuki. 2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. 4. Pengetahuan tentang pemasaran.

(71)

melakukan bisnis. Keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang cerdas yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif.

Untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki idea tau visi bisnis yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. keberhasilan seseorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Kemampuan dan kemauan. 2. Tekad yang kuat dan kerja keras.

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya.

Dalam menjalankan suatu usaha dibutuhkan beberapa kunci sukses untuk mewujudkan keberhasilan usaha, yaitu:

1. Pengetahuan khusus 2. Percaya diri

3. Keuletan

4. Motivasi yang kuat 5. Kreatifitas dan inovasi 6. Pandangan strategic 7. Kepemimpinan 8. Menghilangkan ego

(72)

Di sisi lain, peneliti menemukan faktor-faktor pendukung yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha, yaitu:

1. Motivasi 2. Usia

3. Pengalaman 4. Pendidikan

(73)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan di Indonesia akan dapat menguat apabila tingkat pengangguran sedikit dan wirausaha meningkat menjadi 2% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Dengan kata lain, 5 juta wirausaha yang harus ada dari total 250 juta penduduk Indonesia tahun 2016 saat ini untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi beban pemerintah.Dengan adanya perubahan pemikiran masyarakat dari pekerja menjadi pengusaha, dengan didorong oleh kemandirian pribadi, motivasi dan pengetahuan kewirausahaan dapat memberikan peluang untuk meningkatnya kesempatan terbukanya lapangan pekerjaan dan berkurangnya beban pemerintah untuk membuat lapangan pekerjaan baru serta dapat meningkatkan daya beli masyarakat secara umum.

(74)

beragam, mulai dari skala kecil, menengah hingga atas. Termasuk didalamnya usaha kuliner yang sudah dikenal yaitu jenis usaha.

Pada saat ini, minat masyarakat untuk berwirausaha semakin meningkat. Lapangan pekerjaan yang semakin sempit serta biaya hidup yang semakin tinggi mendorong masyarakat untuk berwirausaha. Pemerintah juga terus berupaya mengadakan berbagai program yang bertujuan untuk merangsang masyarakat agar

Gambar

gambar 2.1 dibawah ini:
Tabel Penelitian Terdahulu
Gambaran Umum Perusahaan .................................................  57 4.1.1 Sejarah Singkat PT

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi dan pengetahuan kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian pribadi terhadap keberhasilan usaha pakaian di Jalan Halat Medan., apakah

“Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian Pada Jalan Halat Medan” Di Bawah Bimbingan (Drs. Ami Dilham SE,

Dari Tabel dapat dilihat spesifikasi dan jumlah pedagang di jalan Halat medan tahun 2016 didominasi pedagang -pedagang pakaian sebanyak lima puluh (50) pedagang atau 33,3%,

Dengan demikian kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain,

dan profit center terhadap hubungan antara total Quality management dengan kinerja manajerial. 2005, “Entrepreneur or Investor:Do Multi-

Responden yang terhormat,bersaa ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi data kuesioner yang diberikan2. Informasi yang bapak/Ibu berikan merupakan bantuan yang sangat