• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR KEMANDIRIAN PRIBADI, MOTIVASI, DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PEMILIK PT. JOKO SOLO INDONESIA OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS FAKTOR KEMANDIRIAN PRIBADI, MOTIVASI, DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PEMILIK PT. JOKO SOLO INDONESIA OLEH"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR KEMANDIRIAN PRIBADI, MOTIVASI, DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN

USAHA PEMILIK PT. JOKO SOLO INDONESIA

OLEH

Muhammad Hilman 110502157

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR KEMANDIRIAN PRIBADI, MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN

USAHA PEMILIK PT. JOKO SOLO INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor kemandirian pribadi, motivasi dan pengetahuan kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pemilik PT. Joko Solo Indonesia.

Data primer dikumpulkan melalui wawancara yang dilakukan pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 1 orang yaitu pemilik PT. Joko Solo Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian pribadi, motivasi dan pengetahuan kewirausahaan berkaitan erat dengan keberhasilan usaha pemilik PT. Joko Solo Indonesia. Variabel yang paling dominan dalam penelitian ini adalah kemandirian pribadi karena pemilik merupakan pengambil keputusan tertinggi di dalam perusahaan.

Kata Kunci : Kemandirian Pribadi, Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan dan Keberhasilan Usaha

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF PERSONAL INDEPENDENCE, MOTIVATION AND ENTREPRENUERSHIP KNOWLEDGE ON BUSINESS SUCCESS OF PT.

JOKO SOLO INDONESIA OWNER

The purpose of this research was to know and analyzing personal independence, motivation, and entrepreneurship knowledge on towards the business success of PT. Joko Solo Indonesia owner.

Primary data collected through the interview conducted on the owner of PT. Joko Solo Indonesia. The sample of this research just one person, which is the owner of PT. Joko Solo Indonesia.

The result showed that personal independence, motivation, and entrepreneurship knowledge closely related on business success of PT. Joko Solo Indonesia owner. The most dominan variable of this research is personal independence because the owner is the highest decision taker in the company.

Keyword : Personal Independence, Motivation, Entrepreneurship Knowledge and Business Success

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan karunia-Nya kepada penulis serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang tua tercinta Ir. M. Taufik Batubara, M.Si dan Handriyana yang tidak pernah berhenti mendo’akan dan mendukung secara moriil dan materiil dalam proses pembuatan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pemilik PT. Joko Solo Indonesia”. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., dan Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Frida Ramadini, S.E, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu dan Bapak Dosen serta seluruh staf dan pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas jasa-jasanya.

7. Pemilik dan seluruh karyawan PT. Joko Solo Indonesiayang telah memberikan informasi dan pengarahan dalam pengumpulan data di perusahaan.

8. Nenek tercinta Hj. Hamidah yang selalu mendo’akan dalam menyelesaikan skripsi ini serta kakak dan adik tercinta Rachmi Handriyati, S.Kom dan M. Fikri serta keluarga besar yang selalu mendo’akan penulis.

9. Yang teristimewa Putri Ananda, S.E terima kasih atas semangat, do’a, serta kesabaran yang diberikan dari awal perkuliahan hingga sekarang.

10. Teman-teman seperjuangan 2011 yang telah memberikan semangat serta kesan selama perkuliahan.

Medan, Februari 2017

Muhammad Hilman

(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Kemandirian Pribadi ... 9

2.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi ... 9

2.1.2 Aspek-aspek Kemandirian Pribadi ... 11

2.1.3 Ciri-ciri Kemandirian ... 12

2.1.4 Tipe-tipe Kemandirian Pribadi ... 12

2.1.5 Faktor-faktor yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian ... 13

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... ... 14

2.2 Motivasi ... 15

2.2.1 Pengertian Motivasi ... 15

2.2.2 Teori Motivasi ... 16

2.2.3 Proses Motivasi ... 21

2.2.4 Faktor-faktor Motivasi ... 23

2.3 Pengetahuan Kewirausahaan ... 26

2.3.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan ... 26

2.3.2 Indikator Pengetahuan Kewirausahaan ... 28

2.4 Keberhasilan Usaha ... 28

2.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 28

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 29

2.4.3 Indikator Keberhasilan Usaha ... 34

2.5 Penelitian Terdahulu ... 35

2.6 Kerangka Pemikiran ... 36

2.6.1 Kerangka Teoritis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

(8)

3.3 Definisi Istilah ... 36

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 53

3.5 Populasi Penelitian ... 54

3.6 Jenis Data ... 54

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 55

3.8 Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 57

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 57

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Joko Solo Indonesia ... 57

4.1.2 Visi dan Misi PT. Joko Solo Indonesia ... 58

4.1.3 Profil Pemilik PT. Joko Solo Indonesia ... 58

4.2 Hasil Penelitian ... 61

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 61

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan di Indonesia akan dapat menguat apabila tingkat pengangguran sedikit dan wirausaha meningkat menjadi 2% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Dengan kata lain, 5 juta wirausaha yang harus ada dari total 250 juta penduduk Indonesia tahun 2016 saat ini untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi beban pemerintah.Dengan adanya perubahan pemikiran masyarakat dari pekerja menjadi pengusaha, dengan didorong oleh kemandirian pribadi, motivasi dan pengetahuan kewirausahaan dapat memberikan peluang untuk meningkatnya kesempatan terbukanya lapangan pekerjaan dan berkurangnya beban pemerintah untuk membuat lapangan pekerjaan baru serta dapat meningkatkan daya beli masyarakat secara umum.

Daya beli masyarakat tercipta dengan adanya beberapa usaha dan sektor investasi di suatu daerah. Usaha dan investasi erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah, semakin besar pula usaha dan investasi tersebut untuk tumbuh dan berkembang. Begitu juga dengan Medan yang merupakan salah satu kota yang memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan investasi. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai bidang bisnis, seperti pariwisata, pendidikan, perindustrian, dan juga bidang kuliner. Bisnis kuliner yang ditawarkan juga sangat

(10)

beragam, mulai dari skala kecil, menengah hingga atas. Termasuk didalamnya usaha kuliner yang sudah dikenal yaitu jenis usaha.

Pada saat ini, minat masyarakat untuk berwirausaha semakin meningkat.

Lapangan pekerjaan yang semakin sempit serta biaya hidup yang semakin tinggi mendorong masyarakat untuk berwirausaha. Pemerintah juga terus berupaya mengadakan berbagai program yang bertujuan untuk merangsang masyarakat agar menjadi seorang wirausaha.Hendro (2011:30) mengungkapkan kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup di masa mendatang.

Terdapat berbagai indikasi yang menunjukkan suatu usaha dapat dikatakan berhasil. Noor (2007:397) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Selain itu, suatu usaha dapat dikatakan berhasil jika mereka mampu memenuhi ekspektasi pelanggan yang berujung pada kepuasan.

Keberhasilan usaha juga dapat didorong oleh faktor kemandirian pribadi.

Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (dalam Ranto, 2007:22) adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Seorang wirausaha yang handal adalah wirausaha yang mampu menganalisa kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh para pesaingnya. Hal inilah yang mampu memacu semangat seorang wirausaha

(11)

untuk menetapkan strategi dan menjalankannya sebaik mungkin agar mampu terus bertahan di dalam pasar. Kondisi yang seperti ini mampu menciptakan dorongan- dorongan yang merangsang seorang wirausaha untuk menjalankan usahanya dengan optimal. Dorongan tersebut dapat bersumber dari lingkungan luar ataupun dari dalam diri mereka sendiri. Hal inilah yang biasa kita kenal dengan sebutan motivasi.

Motivasi dapat mempengaruhi orang-orang atau wirausaha agar mereka bersemangat dan dapat mencapai keberhasilan usaha yang telah dikehendaki sebelumnya. Hariandja (2007:321) mengemukakan motivasi merupakan faktor- faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah. Keberhasilan usaha dalam suatu bisnis adalah akumulasi dari berbagai faktor- faktor yang mendorong para wirausaha yang merupakan kunci untuk meningkatkan keberhasilan usaha itu sendiri.

Salah satu kuncipaling krusial yang juga dapat mendorong keberhasilan suatu usaha adalah pengetahuan kewirausahaan. Menurut Zimmerer dan Scarborough (dalam Kristanto,2009:1) kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup (usaha).

Ketika seseorang memutuskan untuk berwirausaha, bekal pengetahuan kewirausahaan harus dipelajari terlebih dahulu agar usaha tersebut dapat berjalan dengan baik dan tumbuh berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

PT. Joko Solo Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kuliner yang berpusat di kota Medan. PT. Joko Solo Indonesia adalah usaha yang

(12)

dijalankan secara perseorangan oleh Bapak Suratno dari tahun 1999. Hingga saat ini, PT. Joko Solo Indonesia menaungi beberapa usaha kuliner yaitu, Ayam Penyet Joko Solo, Mie Sop Kampung, Waroenk Nenek, serta Bebek Goreng Goqil. Dari keempat usaha tersebut, PT. Joko Solo Indonesia sudah memilik 28 outlet, yaitu 20 yang berada di Medan, 4 yang berada di Aceh, serta 4 di kota Bandung.

Pemilihan perusahaan ini sebagai objek penelitian adalah karena PT. Joko Solo Indonesia mampu mempertahankan eksistensinya di dalam pasar meskipun banyak sekali usaha sejenis yang bermunculan. Di duga PT. Joko Solo Indonesia terus menerus melakukan inovasi dan menciptakan berbagai strategi yang berbeda dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dari konsep yang ditawarkan pada setiap usaha juga berbeda-beda.

Kesuksesan PT. Joko Solo Indonesia sudah pasti tidak terlepas dari peran penting pemiliknya. Bapak Suratno memulai usaha sejak tahun 1999. Pada saat itu, beliau membuka sebuah usaha kaki lima yaitu tenda pecal ayam. Dengan tekad yang kuat, beliau sangat optimis bahwa usahanya dapat menarik minat pelanggan dan memperoleh pendapatan sesuai dengan yang diharapkan. Perjuangan Bapak Suratno mengembangkan usahanya tidaklah mudah. Begitu banyak hambatan dan tantangan yang beliau hadapi.

Tetapi beliau tetap fokus dan bersemangat, serta membekali diri dengan berbagai pengetahuan mengenai kewirausahaan. Kerja keras beliau serta dorongan dan dukungan dariberbagai pihak mampu mewujudkan keinginannya hingga memiliki empat usaha yang tergabung dalam PT. Joko Solo Indonesia.Meskipun telah

(13)

sukses memiliki perusahaan di bidang kuliner, Bapak Suratno tidak cepat berpuas diri. Hingga saat ini beliau masih terus belajar dan mengamati setiap perkembangan yang ada dalam memimpin perusahannya.

Tepat 17 tahun Bapak Ratno menjalankan usahanya, membuat pengalaman dalam dirinya untuk melakukan penetrasi pasar serta mempertahankan usaha semakin matang. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman maka strategi berwirausaha juga semakin berkembang. Mulai dari teknologi yang semakin berkembang dan pemikiran anak-anak muda yang semakin kreatif membuat Bapak Suratno sulit untuk mengikuti perkembangannya dikarenakan perubahan yang sangat cepat. Seperti timbul beberapa pengusaha muda yang menjualkan produknya melalui media sosial serta menjangkau pasar yang berusia muda dengan produk yang beragam.

Meningkatnya pengusaha muda maka meningkat juga pesaing pada bisnis kuliner yang dijalani Bapak Suratno.Oleh karena itu, Bapak Suratno terus belajar dan bergabung dalam organisasi pengusaha dan berbagi ilmu kepada sesama pengusaha serta mendapatkan informasi tentang menguatnya pesaing serta lebarnya pilihan yang ada pada pasar saat ini.

Semakin tersebarnya outlet Joko Solo di beberapa daerah dapat meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen yang tinggi dan juga mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit. Maka dari itu membuat Bapak Suratno merasa sedikit pada zona nyaman yang artinya motivasi untuk berkembang kian menipis. Untuk mengatasi zona nyaman tersebut, Bapak Suratno bekerja sama dengan pihak ketiga agar perencanaan yang telah ditetapkan dapat terwujud.

(14)

Mandiri atau tidak bergantung dengan orang lain merupakan salah satu faktor keberhasilan usaha. Berkembang pesatnya perusahaan Joko Solo Indonesia akan berakibat meningkatnya jumlah karyawan yang ikut untuk membantu manajemen perusahaan dalam mengerjakan target dan rencana perusahaan. Dengan adanya bantuan dari manajemen dan karyawan, Bapak Suratno sedikit merasa lengah atau berkurangnya porsi berfikir dalam perencanaan strategi dan inovasi yang akan direalisasikan perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha pada PT. Joko Solo Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanafaktor kemandirian pribadi dalam keberhasilan usaha pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia?

2. Bagaimanafaktor motivasi dalam keberhasilan usaha pada pemilik PT.

Joko Solo Indonesia?

3. Bagaimanafaktorpengetahuan kewirausahaandalam keberhasilan usaha pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia?

(15)

4. Bagaimanafaktorkemandirian pribadi, motivasi dan pengetahuan kewirausahaan dalam keberhasilan usaha pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor kemandirian pribadi terhadap keberhasilan usaha pada PT. Joko Solo Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor motivasi terhadap keberhasilan usaha pada PT. Joko Solo Indonesia.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor pengetahuan kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada PT. Joko Solo Indonesia.

4. Untuk mengetahui keterkaitan kemandirian pribadi, motivasi dan pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada PT. Joko Solo Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi PT. Joko Solo Indonesia

Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi empiris yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi penilaian terhadap keberhasilan usaha terutama bagi PT. Joko Solo Indonesia.

(16)

2. Bagi Penulis

Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dengan menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang ilmu Manajemen Kewirausahaan.

3. Bagi Pembaca dan Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan penelitian lanjutan dan sekaligus sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama di masa yang akan datang.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemandirian Pribadi

2.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi

Menurut Covey (dalam Ranto,2007:23) mengatakan bahwa perkembangan keefektifan pribadi dan antarpribadi dapat digerakkan secara progressif pada kontinu kematangan menuju kemandirian sampai ke saling ketergantungan. Sehubungan degan uraian diatas, kemudian covey menegaskan bahwa kemandirian pribadi adalah sebuah karakter yang akan memberikan kekuatan untuk bertindak, terutama dalam menghadapi tantangan, jadi bukan menjadi sasaran tindakan itu sendiri.

Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (dalam Ranto,2007:22) adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Persaingan inilah yang dapat memberikan semangat untuk menentukan pesaing terbaik. Kemandirian adalah kemampuan individu dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi, individu yang mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri.

Mu’tadin (2008) kemandirian mengandung pengertiannya itu suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Mu’tadin (2008) juga menambahkan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap dimana individu kan terus belajar untuk

(18)

bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri.

Menurut Suryana (2013:34) kemandirian pribadi adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya upaya yang dimilikinya sendiri. Gea (2002:145) Seorang yang mandiri adalah suatu suasana dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak atau keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan atau perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya.

Kemandirian menurut Basri (2000:53) adalah keadaan seseorang dalam kehidupannya mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain.

Kemandirian juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ali (2010:118). Ada beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan kemandirian seseorang, yaitu:

1. Dipengaruhi oleh genetika 2. Pola asuh orang tua

3. Sistem pendidikan di sekolah 4. Sistem kehidupan di masyarakat

(19)

2.1.2 Aspek-Aspek Kemandirian

Havighurst (dalam Mu’tadin, 2008) menambahkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1. Emosi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak bergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua.

2. Ekonomi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak bergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.

3. Intelektual. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

4. Sosial. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidakbergantung atau menunggu aksi dari orang lain.

Menurut Masrun (dalam Suryani, 2008), ada 5 aspek kemandirian, yaitu:

1. Bebas, yang ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas dasar kehendak sendiri bukan karena orang lain dan tidak tergantung pada orang lain.

2. Progresif dan ulet, ditunjukan dengan adanya usaha mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan.

3. Inisiatif, ditunjukkan dengan kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara orisinil, kreatif, penuh inisiatif.

4. Pengendalian dari dalam (Internal locus of control), ditunjukkan dengan adanya perasaan mampu menghadapi permasalahan yang ada, kemauan

(20)

mengendalikan tindakan serta kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri.

5. Kemampuan diri, yang ditunjukkan dengan adanya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

2.1.3 Ciri-Ciri Kemandirian

Kartadinata (dalam Setiyowati, 2008), mengatakan bahwa ciri-ciri kemandirian adalah:

1. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan

2. Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain

3. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan 4. Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik dalam diri 5. Menghargai kemandirian orang lain

6. Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain 7. Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan.

2.1.4 Tipe-tipe Kemandirian Pribadi

Menurut Steinberg (2002:289) membedakan kemandirian pribadi ke dalam tiga tipe, yaitu:

(21)

1. Kemandirian Emosional (Emotional Autonomy)

Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain.

2. Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy)

Kemandirian perilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya.

3. Kemandirian Nilai (Values Autonomy)

Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai.

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian

Menurut Suryana (2013:34) faktor-faktor yang dapat dimiliki dalam kemandirian sebagai berikut:

1. Berani menghadapi resiko

Menjadi wirausahawan harus selalu berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapi, maka semakin besar pula kemungkinan dan kesempatan untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, semakin kurang berani dalam menghadapi resiko, maka kemungkinan keberhasilan akan semakin sedikit. Tentu saja resiko-resiko ini harus diperhitungkan terlebih dahulu. Berani menghadapi resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam berusaha karena hasil yang akan dicapai akan proporsional dengan resiko yang diambil. Reiko yang

(22)

diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi.

2. Selalu mencari peluang

Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan suatu yang baru dan lebih bermanfaat serta mudah dipergunakan. Wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada sewaktu- waktu. Bahkan ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan wirausahawan dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk mengelola peluang menjadi sumber daya produktif.

2.1.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian

Menurut Allen dkk (dalam Kulbok,2004) terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kemandirian, yaitu:

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Struktur Keluarga

(23)

4. Budaya 5. Lingkungan

6. Keinginan individu untuk bebas

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Sutrisno (2009:109) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, yang sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Hariandja (2007:321) juga mengemukakan motivasi merupakan faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah.

Motivasi Hasibuan (2011:141) berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.

(24)

Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan dan menumbuhkan kegairahan dan antusias karyawan dalam bekerja dengan demikian akan semakin mudah dalam pencapaian kinerja yang memuaskan.

2.2.2 Teori Motivasi

Terdapat beberapa teori yang mengemukakan tentang motivasi dalam Sutrisno (2009:121). Beberapa teori tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Teori Kepuasan

Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Beberapa teori kepuasan antara lain sebagai berikut:

1) Teori Motivasi Konvensional

Teori ini dipelopori oleh F.W. Taylor yang memfokuskan pada anggapan bahwa keinginan untuk pemenuhan kebutuhannya merupakan penyebab orang mau bekerja keras. Seseorang akan mau berbuat atau tidak berbuat didorong oleh ada atau tidaknya imbalan yang akan diperoleh bersangkutan.

(25)

2) Teori Hierarki

Teori ini dipelopori oleh Maslow yang mengemukakan bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis (physiological) merupakan kebutuhan berupa makan, minum, perumahan, dan pakaian.

b. Kebutuhan rasa aman (safety) merupakan kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan.

c. Kebutuhan hubungan sosial (affiliation) merupakan kebutuhan untuk bersosialisasi dengan orang lain.

d. Kebutuhan pengakuan (esteem) merupakan kebutuhan akan penghargaan prestise diri.

e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) merupakan kebutuhan puncak yang menyebabkan seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran dan keinginan diri sendiri.

3) Teori Motivasi Prestasi

Teori ini dipelopori oleh David McClelland, yaitu:

a. Need for achievement adalah kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang.

(26)

b. Need for affiliation adalah kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam hubungannya dengan orang lain.

c. Need for power adalah kebutuhan untuk menguasai dan memengaruhi terhadap orang lain.

4) Teori Model dan Faktor

Menurut teori yang dipelopori oleh Frederick Hezberg, ada dua faktor yang memengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu:

a. Faktor pemeliharaan (maintenance factor) berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman, dan kesehatan.

b. Faktor motivasi (motivation factor) merupakan pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri (intrinsik) antara lain kepuasan kerja, prestasi yang diraih, peluang untuk maju, pengakuan orang lain, kemungkinan pengembangan karier, dan tanggung jawab.

5) Teori ERG

Teori ini dipelopori oleh Clayton P. Alderfer dengan nama teori ERG yaitu Existence, Relatedness, Growth. Terdapat tiga macam kebutuhan dalam teori ini, yaitu:

a. Existence (Keberadaan) merupakan kebutuhan untuk terpenuhi atau terpeliharanya keberadaan seseorang di tengah masyarakat atau perusahaan yang meliputi kebutuhan psikolog dan rasa aman.

(27)

b. Relatedness (Kekerabatan) merupakan keterkaitan antara seseorang dengan lingkungan sosial sekitarnya.

c. Growth (Pertumbuhan) merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri seseorang, seperti pertumbuhan kreativitas dan pribadi.

6) Teori X dan Y

Teori X didasarkan pada pola pikir konvensional yang ortodoks, dan menyorot sosok negatif perilaku manusia, yaitu:

a. Malas dan tidak suka bekerja.

b. Kurang bisa bekerja keras, menghindar dari tanggung jawab.

c. Mementingkan diri sendiri, dan tidak mau peduli pada orang lain, karena itu bekerja lebih suka dituntun dan diawasi.

d. Kurang suka menerima perubahan, dan ingin tetap seperti yang dahulu.

Empat asumsi positif yang disebut sebagai teori Y, yaitu:

a. Rajin, aktif, dan mau mencapai prestasi bila kondisi konduktif.

b. Dapat bekerja produktif, perlu diberi motivasi.

c. Selalu ingin perubahan dan merasa jemu pada hal-hal yang monoton.

d. Dapat berkembang bila diberi kesempatan yang lebih besar.

(28)

2. Teori Motivasi Proses

Teori-teori proses memusatkan perhatiannya pada bagaimana motivasi terjadi (Sutrisno, 2009:140), dan terdapat tiga teori motivasi proses yang dikenal, yaitu:

1) Teori Harapan (Expectary Theory)

Teori harapan mengandung tiga hal, yaitu:

a. Teori ini menekankan imbalan.

b. Para pimpinan harus memperhitungkan daya tarik imbalan yang memerlukan pemahaman dan pengetahuan tentang nilai apa yang diberikan oleh karyawan pada imbalan yang diterima.

c. Teori ini menyangkut harapan karyawan mengenai prestasi kerja, imbalan dan hasil pemuasan tujuan individu.

2) Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori ini menekankan bahwa ego manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama. Bagaimana perilaku bawahan dinilai oleh atasan akan mempengaruhi semangat kerja mereka. Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif, bukan atas dasar suka atau tidak suka.

(29)

3) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)

Teori pengukuhan didasarkan atas hubungan sebab akibat perilaku dengan pemberian kompensasi. Promosi bergantung pada prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Bonus kelompok bergantung pada tingkat produksi kelompok itu. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku itu.

2.2.3 Proses Motivasi

Proses motivasi yang dikemukakan oleh Hasibuan (2011:150) adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi baru kemudian para karyawan dimotivasi ke arah tujuan itu.

2. Mengetahui kepentingan

Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.

3. Komunikasi efektif

Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang dipenuhinya supaya insentif diperolehnya.

(30)

4. Integrasi tujuan

Proses motivasi perlu untuk menyatakan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disarukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.

5. Fasilitas

Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.

6. Time Work

Manajer harus membentuk team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.

(31)

2.2.4 Faktor-Faktor Motivasi

Menurut Sutrisno (2003:116) ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu:

1. Faktor Intern

Faktor-faktor intern antara lain:

1) Keinginan untuk dapat hidup

Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup di muka bumi ini. Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk:

a. Memperoleh kompensasi yang memadai;

b. Pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan tidak begitu memadai;

c. Kondisi kerja yang aman dan nyaman;

2) Keinginan untuk dapat memiliki

Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak dialami dalam kehidupan sehari-hari, bahwa keinginan yang keras untuk dapat memiliki itu dapat mendorong orang untuk mau bekerja.

3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan.

Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh status sosial yang

(32)

lebih tinggi, orang mau mengeluarkan uangnya, dan untuk memperoleh uang itu pun ia harus bekerja keras.

4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan.

Keingnan untuk memperoleh pengakuan dapat meliputi hal-hal:

a. Adanya penghargaan terhadap prestasi.

b. Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak.

c. Pimpinan yang adil dan bijaksana.

d. Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat.

5) Keinginan untuk berkuasa.

Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja. Keinginan untuk berkuasa atau menjadi pimpinan itu dalam arti positif, yaitu ingin dipilih menjadi ketua atau kepala, tentu sebelumnya si pemilih telah melihat dan menyaksikan sendiri bahwa orang itu benar-benar mau bekerja, sehingga ia pantas untuk dijadikan penguasa dalam unit organisasi/kerja.

2. Faktor Ekstern

Faktor-faktor ekstern antara lain:

1) Kondisi lingkungan kerja.

Lingkungan kerja ini meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat tersebut.

(33)

2) Kompensasi yang memadai.

Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan untuk menghidupi diri beserta keluarganya. Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik.

3) Supervisi yang baik.

Peran supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengarahan, membimbing kerja karyawan, agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik tanpa membuat kesalahan. Posisi supervisi sangat dekat dengan para karyawan dan selalu menghadapi karyawan dalam melaksanakan tugas. Peranan supervisor yang melakukan pekerjaan supervisi sangat mempengaruhi motivasi kerja karyawan.

4) Adanya jaminan pekerjaan.

Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan, apabila yang bersangkutan merasa ada jaminan karier yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Hal ini akan dapat memberikan jaminan karier untuk msa depan, baik jaminan akan adanya promosi jabatan, pangkat, maupun jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi diri.

5) Status dan tanggung jawab.

Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan setiap karyawan dalam bekerja. Dengan menduduki jabatan,

(34)

seseorang merasa dirinya akan dipercaya, diberi tanggung jawab, dan wewenang yang besar untuk melakukan kegiatan-kegiatan.

6) Peraturan yang fleksibel.

Bagi perusahaan besar, biasanya sudah di tetapkan sistem dan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan. Hal ini terlihat dari banyak perusahaan besar yang memperlakukan sistem prestasi kerja dalam memberikan kompensasi kepada karyawannya, yang penting semua peraturan yang berlaku dalam perusahaan itu perlu diinformasikan sejelas-jelasnya kepada karyawan, sehingga tidak lagi bertanya-tanya, atau merasa tidak mempunyai pegangan dalam melakukan pekerjaan.

2.3 Pengetahuan Kewirausahaan

2.3.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Widayana (dalam Ahmad, 2005:9) pengetahuan adalah mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan, dan prosedur lengkap, beserta informasi tentang pengalaman, keahlian, dan kecakapan sumber daya manusia secara individu maupun kolektif. Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang wirausahawan sebelum menjadi wirausaha serta pengetahuan tidak langsung yang diperolehnya dari berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha.

(35)

Menurut Suryana (2013:14) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan yang inovatif demi terciptanya peluang.

Menurut Zimmerer dan Scarborough (dalam Kristanto,2009:1) kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup (usaha).

Sebaliknya menurut Suryana (2010:91) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Menurut Michael Harris (dalam Suryana,2003:16) mengemukakan wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kegiatan.

(36)

2.3.2 Indikator Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Suryana dan Scarborough (dalam Kristanto,2009:38) indikator yang terkait dengan pengetahuan wirausaha yaitu:

1. Mengerti tentang bidang usaha yang dijalankan 2. Memiliki pembukuan sederhana

3. Mampu berkomunikasi dengan baik 4. Memiliki pengetahuan tentang manajemen 5. Memiliki pengetahuan tentang pemasaran

2.4 Keberhasilan Usaha

2.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Noor (2007:397) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis.

Menurut Albert Wijaya (dalam Suryana,2010:168) yang mengemukakan bahwa faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah laba. Sehingga dapat diketahui bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang memiliki otak yang cerdas yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif.

(37)

Seperti yang dikemukakan oleh Suryana (2010:66) bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan seberapa hasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan dapat diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari seseuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapapun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Menurut Suryana (2001:35) seorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai-nilai, sifat-sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman dan keterampilan praktis (knowledge and practice).

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Menurut Suryana (2010:67) keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

(38)

1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Faktor-faktor penting dalam menciptakan dan membangun awal kesuksesan usaha yaitu:

1. Mempunyai visi jangka panjang

2. Merekrut orang terbaik dan mengelolanya dengan baik 3. Tetap fokus

4. Inovasi; jangan meniru

5. Membuat ekspektasi yang realistis

6. Memiliki pemahaman pasar dan kompetisi dengan jelas 7. Jalankan bisnis dengan disiplin

8. Mencari rekan yang tepat

9. Mengembangkan budaya sukses didalam organisasi 10. Melakukan tinjauan bisnis dan market secara teratur 11. Belajar dan terus belajar

(39)

12. Siap untuk perubahan.

Menurut Hutagalung, dkk (2010:8) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah :

1. Motivasi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research (dalam Zimmer & Scarborough; 1998) menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses.

2. Usia

Menurut National Federation of Independent Bussiness, Washington, usia saat seseorang memulai usaha sendiri adalah sebagai berikut (dalam Zimmer & Scarborough; 1998). Usia Kronologis bervariasi, Ronstandt (dalam Staw,1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai usahanya antara 25-30 tahun. Sementara Staw(1991), mengungkapkan umurnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan wanita pada usia 35 tahun.

3. Pengalaman

Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan predictor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman bisnis sebelumnya. Menurut Hisrich &

Brush (dalam Staw, 1991) wirausaha yang memiliki usaha maju saat ini bukanlah usaha pertama kali yang dimiliki. Pengalaman mengelola usaha

(40)

bisa diperoleh sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi sebagai wirausaha.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan syarat keberhasilan bagi seorang wirausaha.

Dalam penelitiannya terhadap sejumlah wirausaha, Bowen & Robert (dalam Staw,1991) merangkum hasil penelitian tentang tingkat pendidikan wirausaha dan hasilnya tabel berikut ini:

Peneliti Penemuan

Brockhaus (1982) Mengulas empat penelitian yang menyimpulkan bahwa wirausaha cenderung memiliki pendidikan yang lebih baik dari populasi umum, tetapi dibawah para manajer.

Cooper & Dunkelberg (1984) Ditemukan bahwa tingkat pendidikan wirausaha dibawah universitas (64%)

Gasse (1982) Mencatat dari empat dimana

wirausaha memiliki pendidikan yang lebih baik dari pada masyarakat umum.

Jacobowitz & Vidler (1982) Hasil wawancara dengan 430 wirausaha menunjukkan bahwa mereka memiliki pendidikan yang kurang memadai, yaitu 30%, drop- out dari sekolah menengah atas.

Hanya 11% lulus dari universitas 4 tahun.

Berdasarkan hasil rangkuman diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan rata-rata wirausaha adalah pendidikan menengah atas.

(41)

Selain itu menurut Tulus Tambunan (2002:14) terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha suatu industri antara lain dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2.1

Skema faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Terlihat dari gambar skema 2.1 di atas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang diantaranya yaitu : kualitas sdm, penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkatentrepreneurship.

Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non pemerintah. Faktor pemerintah diantaranya; kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan Faktor Internal

- Kualitas SDM - Penguasaan

Teknologi

- Struktur Organisasi - Sistem Manajemen - Partisipasi

- Kultur atau Budaya Bisnis

- Kekuatan Modal - Jaringan bisnis

dengan pihak luar - Entrepreneurship

Keberhasilan Usaha

Faktor Eksternal Faktor Pemerintah - Kebijakan Ekonomi - Birokrat

- Politik

- Tingkat Demokrasi Faktor Non pemerintah - Sistem Perekonomian - Sosio-kultur budaya

masyarakat

- Sistem pemburuhan dan kondisi kondisi

perburuhan

- Kondisi infrastruktur - Tingkat pendidikan

masyarakat

(42)

tingkat demonstrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem perekonomian, sosio-kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.

2.4.3 Indikator Keberhasilan Usaha

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut:

1. Laba atau keuntungan usaha, merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dan biaya.

2. Produktivitas dan efisiensi, besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.

3. Daya saing, adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.

4. Kompetensi dan etika usaha, merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualittatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

(43)

5. Terbangunnya citra baik, citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust Internal adalah amanah atau trust

dari segenap orang yang ada dalam perusahaan. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing.

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian Nasution,

Khairul Syah Alam(2011)

Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan dan Manajemen

Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square

Pengetahuan Kewirausahaan (X1),

Manajemen Permodalan

(X2), dan

Keberhasilan Usaha (Y).

Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), dan variabel karakteristik kewirausahaan (X2), berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y).

Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) mempunyai variabel lebih dominan terhadap keberhasilan usaha (Y).

Rangkuti, Abdalla Syariful Alam (2015)

Analisis Pengaruh Kinerja Karyawan dan Motivasi Kerja Terhadap

Keberhasilan

Usaha pada Coffe Cangkir di Kota Medan

Kinerja

Karyawan (X1), Motivasi Kerja

(X2) dan

Keberhasilan Usaha (Y)

Terdapat

pengaruh/hubungan yang positif dan signifikan antara kinerja karyawan dan motivasi kerja terhadap keberhasilan usahapada Coffe Cangkir di Kota Medan.

(44)

Variabel kinerja karyawan (X2) adalah

variabel yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan usaha (Y) Khairani Y

(2011)

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan veteran kec.

Labuhan Deli Kab.

Deli serdang)

Pengetahuan Kewirausahaan (X1),

Kemandirian Pribadi (X2) dan Kinerja

Usaha(Y)

Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) tidak berpengaruh positif terhadap kinerja usaha

namun variabel kemandirian pribadi (X2)

memiliki pengaruh positif terhadap kinerja usaha (Y).

2.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat indicator yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

2.6.1 Kerangka Teoritis

Dalam kerangka pemikiran ini, penelitian akan berusaha membahas permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Pembahasan tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan konsep dan teori yang ada hubungannya untuk membantu menjawab masalah penelitian. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah

(45)

mengenai “Kemandirian Pribadi, Motivasi dan Pengetahuan Kewirausahaan dalam Keberhasilan Usaha PT. Joko Solo Indonesia”.

Penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu Kemandirian Pribadi, Motivasi dan Pengetahuan Kewirausahaan sebagai variabel bebas, sedangkan Keberhasilan Usaha sebagai variabel terikat.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil pengertiaan Kemandirian Pribadi yaitu suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Kemandirian merupakan suatu sikap dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu upaya yang meliputi segala aspek kebutuhan yang mampu dipenuhi sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.

Hal ini mengandung suatu maksud bahwa dengan segala usaha yang dilakukan mulai dari perencanaan, penetapan tujuan, bernegosiasi, memenangkan persaingan, melaksanakan pekerjaan, menciptakan ide, mencari sumber-sumber, dan mampu menyelesaikan masalah-masalah sendiri dengan usaha yang keras. Sehingga usaha yang dilakukan tersebut mampu membawa keberhasilan yang memberikan kepuasan.

Kemandirian adalah pilihan atas prioritas ketergantungan kita pada sesuatu.

Ini berarti bahwa kemandirian adalah cara pandang bagaimana hubungan

(46)

ketergantungan individu kepada orang lain. Hubungan ketergantungan tersebut dapat dijelaskan dengan 3 (tiga) tingkatan hubungan yaitu:

1. Bergantung pada yang lain 2. Mandiri

3. Membina hubungan saling tergantung

Kemandirian dalam berwirausaha diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan kita melalui kerja keras, keuletan, tanggung jawab dan daya saing agar senantiasa dengan ide-ide kreatif yang ada mampu tidak mengandalkan orang lain dalam menjalankan usaha atau bisnis kita. Untuk menjadi seorang wirausaha yang mandiri, harus memiliki berbagai jenis modal. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat, yaitu:

1. Sumber daya internal a. Kepandaian b. Keberanian

c. Kemampuan menganalisis dan menghitung resiko d. Keberanian dalam menentukan tingkat peluang e. Memiliki visi jauh kedepan

2. Sumber daya Eksternal

a. Modal usaha dan modal kerja yang cukup memadai

b. Jaringan sosial serta jalur permintaan dan penawaran yang bagus c. Strategi promosi yang tepat sasaran

(47)

3. Modal lain-lain a. Kesempatan b. Keberuntungan

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri. Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya upaya yang dimilikinya sendiri. Hal ini berarti didalam menjalankan usaha, seorang wirausahawan harus pandai dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain.

Dalam variabel Motivasipeneliti mendapatkan bahwa motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, yang sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Motivasi yang tinggi dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemauan serta semangat dalam menjalankan usaha. Dengan demikian akan semakin mudah dalam pencapaian keberhasilan usaha sesuai dengan apa yang diharapkan.

Motivasi Usaha memberikan pengertian motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan. Motivasi juga dirumuskan sebagai berikut:

1. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang amat mempengaruhi kemauan individu, sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku atau bertindak.

2. Pengaruh kegiatan yang menimbulkan perilaku individu

(48)

3. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang

4. Proses dalam yang menentukan gerakan atau tingkah laku individu kepada tujuan.

Motivasi dapat diartikan sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.Ada beberapa peluang yang bisa dijadikan motivasi dalam kewirausahaan:

1. Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri.

2. Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.

3. Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial.

4. Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan untuk menghargai usaha- usaha seseorang.

Empat nilai motivasi kewirausahaan dengan ciri masing-masing, yaitu:

1. Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri- cirinya pengambil resiko, terbuka terhadap teknologi dan mengutamakan materi.

2. Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi. Wirausaha ini hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan, sikap positif, dan kreativitas.

(49)

3. Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira- kira, sering menghadap ke arah tertentu (aliran fengshui) supaya berhasil.

4. Wirausaha berorientasi pada non materi, dengan bekerja berdasarkan kebiasaan, wirausaha model ini biasanya tergantung pada pengalaman, berhitung dengan menggunakan mistik, paham etnosentris, dan taat pada tata cara leluhur.

Dengan adanya motivasi bagi seorang pengusaha, maka motivasi tersebut akan dapat bekerja secara tidak langsung bagi keterampilan si pengusaha atau karyawan. Keterampilan yang dimaksudkan bagi seorang pengusaha atau karyawan adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan Berfikir Kreatif

Manusia entrepreneurship pemikiran kreaitf itu sendiri didukung oleh daya imajinasi dan proses berfikir ilmiah.

2. Ketrampilan dalam pembuatan keputusan

Keputusan merupakan hasil pemilihan beberapa alternative. Selama hidupnya seseorang harus melakukan penilaian untuk kemudian dapat mengadakan penilaian untuk kemudian dapat mengadakan pemilihan diantara beberapa alternaitf.

3. Keterampilan dalam kepemimpinan

Belakar keras untuk memiliki kepribadian yang kuat, maka seseorang akan memiliki keterampilan untuk memimpin minimal dimulai dari memimpin

(50)

diri sendiri. Usaha dalam melatih keterampilan untuk memimpin diri sendiri itu dengan jalan sebagai berikut:

o Mengenal diri sendiri o Melatih kemauan

o Melatih disiplin diri sendiri o Keterampilan manajerial 4. Keterampilan bergaul antar manusia

Dalam penelitian ini peniliti juga membahas variabel Pengetahuan Kewirausahaan. Pengetahuan mengandung arti mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan dan prosedur lengkap, beserta informasi tentang pengalaman, keahlian dan kecakapan sumber daya manusia secara individu maupun kolektif. Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah dimiliki seseorang wirausahawan sebelum menjadi wirausaha serta pengetahuan tidak langsung yang diperolehnya dari berbagai pihak sebelum maupun saat individu tersebut menjadi seorang wirausaha.

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Dalam berwirausaha, memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.

Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual

(51)

meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Kemampuan seseorang yang harus dimiliki dalam kewirausahaan:

1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha.

2. Kemampuan memotivasi diri 3. Kemampuan berinisiatif 4. Kemampuan berinovasi

5. Kemampuan membentuk material, sosial dan intelektual 6. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri 7. Kemampuan mental yang dilandasin agama

8. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan.

Pengetahuan yang wajib dimiliki dalam menjalankan peran sebagai wirausaha adalah:

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis/dimasuki.

2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

4. Pengetahuan tentang pemasaran.

Peneliti tertarik melakukan penelitian bagaimana kemandirian pribadi, motibasi dan pengetahuan berpengaruh dalam keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seseorang

(52)

melakukan bisnis. Keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang cerdas yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif.

Untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki idea tau visi bisnis yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. keberhasilan seseorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Kemampuan dan kemauan.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras.

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya.

Dalam menjalankan suatu usaha dibutuhkan beberapa kunci sukses untuk mewujudkan keberhasilan usaha, yaitu:

1. Pengetahuan khusus 2. Percaya diri

3. Keuletan

4. Motivasi yang kuat 5. Kreatifitas dan inovasi 6. Pandangan strategic 7. Kepemimpinan 8. Menghilangkan ego

9. Kemampuan untuk berbelok 10. Etika

(53)

Di sisi lain, peneliti menemukan faktor-faktor pendukung yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha, yaitu:

1. Motivasi 2. Usia

3. Pengalaman 4. Pendidikan

Dari beberapa teori diatas yang merangkumkan Kemandirian Pribadi, Motivasi dan Pengetahuan Kewirausahaan dapat mendukung terciptanya Keberhasilan Usaha.

(54)

BAB III

TEHNIK PENELITIAN

Pada penelitian kualitatif metode penelitian disebut dengan tehnik penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif secaradeskriptif yang bertujuan menggambarkan, yakni secara sistematik dan akurat fakta serta karakteristik populasi atau bidang tertentu. Untuk menggambarkan situasi atau kejadian. Menurut Wirantha (2005:155) Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun implikasi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah PT. Joko Solo Indonesia yang berkantor di Jl. Sei Batanghari No. 60 Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan dilakukan dari bulan September 2016 hingga Januari 2017.

3.3 Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka peneliti sangat perlu menjelaskan terlebih dahulu yang dimaksud dengan judul penelitian “Analisis Faktor Kemandirian Pribadi, Motivasi dan Pengetahuan Kewirausahaan dalam Keberhasilan Usaha Pemilik PT. Joko Solo”.

(55)

Adapun penjelasan sekaligus pembatasan istilah untuk masing-masing variabel tersebut adalah:

1. Kemandirian Pribadi

a. Kemandirian adalah pilihan atas prioritas ketergantungan kita pada sesuatu.

b. Kemandirian Pribadi yaitu suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas- tugasnya, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.

c. Yang dimaksudkan Kemandirian Pribadi dalam penelitian ini adalah bagaimana Kemandirian Pribadi berpengaruh pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia dalam Keberhasilan Usaha yang dimilikinya.

d. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana aspek Kemandirian Pribadi pemilik PT. Joko Solo Indonesia yang erat kaitannya dalam Keberhasilan Usaha yang dimilikinya. Berikut 5 (lima) aspek kemandirian:

 Bebas

Ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas dasar kehendak sendiri bukan karena orang lain dan tidak tergantung pada orang lain.

(56)

 Progresif dan ulet

Ditunjukan dengan adanya usaha mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan.

 Inisiatif

Ditunjukkan dengan kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara orisinil, kreatif, penuh inisiatif.

 Pengendalian dari dalam

Ditunjukkan dengan adanya perasaan mampu menghadapi permasalahan yang ada, kemauan mengendalikan tindakan serta kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri.

 Kemampuan diri

Ditunjukkan dengan adanya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

2. Motivasi

a. Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, yang sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.

b. Motivasi Usaha memberikan pengertian motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan

(57)

terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan.

c. Yang dimaksudkan Motivasi dalam penelitian ini adalah bagaimana Motivasi dapat meningkatkan Keberhasilan Usaha pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia.

d. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana Motivasi dalam Keberhasilan Usaha pemilik PT. Joko Solo Indonesia. Teori Motivasi memberikan tujuh motif alasan orang berkeinginan menjadi wirausaha, yaitu:

 The desire for higher income

 The desire for a more satisfyingcareer

 The desire to be self-directed

 The desire for prestige that comes to being a business owner

 The desire to run with a new idea or concept

 The desire to build log-term wealth

 The desire to make a contribution to humanity or to a specific cause.

3. Pengetahuan Kewirausahaan

a. Pengetahuan mengandung arti mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan dan prosedur lengkap,

(58)

beserta informasi tentang pengalaman, keahlian dan kecakapan sumber daya manusia secara individu maupun kolektif.

b. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

c. Yang dimaksudkan Pengetahuan Kewirausahaan dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengetahuan Kewirausahaan menjadi bagian penting dalam terwujudnya Keberhasilan Usaha pada Pemilik PT.

Joko Solo Indonesia.

d. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana Pengetahuan Kewirausahaan menjadi salah satu faktor Keberhasilan Usaha pemilik PT. Joko Solo Indonesia.

Pengetahuan terdiri dari dua bagian, yaitu:

 Pengetahuan langsung

Pengetahuan yang telah dimiliki seseorang wirausahawan sebelum menjadi wirausaha

 Pengetahuan tidak langsung

Pengetahuan yang diperoleh dari berbagai pihak sebelum maupun saat telah menjadi seorang wirausaha.

4. Keberhasilan Usaha

a. Keberhasilan Usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba

(59)

karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis.

Keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang cerdas yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif.

b. Seseorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai-nilai, sifat-sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman dan keterampilan praktis (knowledge and practice)

c. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Kemandirian Pribadi, Motivasi dan Pengetahuan Kewirausahaan berpengaruh dalam terwujudnya Keberhasilan Usaha pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia.

d. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha pada pemilik PT. Joko Solo Indonesia. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha adalah:

 Motivasi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research (dalam Zimmer &

Scarborough:1998) menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses.

(60)

 Usia

Menurut National Federation of Independent Bussiness, Washington, usia saat seseorang memulai usaha sendiri adalah sebagai berikut (dalam Zimmer & Scarborough;

1998). Usia Kronologis bervariasi, Ronstandt (dalam Staw,1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai usahanya antara 25-30 tahun. Sementara Staw(1991), mengungkapkan umurnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan wanita pada usia 35 tahun.

 Pengalaman

Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan predictor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman bisnis sebelumnya. Menurut Hisrich & Brush (dalam Staw, 1991) wirausaha yang memiliki usaha maju saat ini bukanlah usaha pertama kali yang dimiliki.

Pengalaman mengelola usaha bisa diperoleh sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi sebagai wirausaha.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Telaah terhadap manggala, kolofon dan edisi kitab Tadzkir al-Ghabi terlihat bahwa upaya mensyarah yang dilakukan Syekh Burhanuddin untuk‘memiliki’ kitab al-Hikam

12 Indriyo Gitosudarmo, Manajemen, hlm.. duksinya kepada konsumen yang dilaksanakan perusahaan dalam menyampaikan barang produksinya agar dapat dinikmati oleh konsumen. Selain

5.2 Perbedaan Kadar Ion Kalsium yang Terlepas dari Permukaan Enamel Gigi antara Perendaman selama 5 Menit dengan Larutan Teh, Kopi, dan Kopi Susu .... Nilai pH pada beberapa

Hargono dkk., 2013 Rancang Bangun Alat Distilasi Pemurnian Bioetanol Grade Teknis Berskala Ukm : Kajian Kinerja Alat Tentang Derajad. Pemurniannya , Staf Pengajar Jurusan Teknik

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah dan perbedaan ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi setelah perendaman selama 5 menit dengan larutan teh, kopi,

Dengan rahmat dan ridho-Nya akhirnya penulisan laporan tugas akhir yang berjudul “ PERANCANGAN DESTILATOR BIOETHANOL SISTEM KONTINU VOLUME TANGKI PEMANAS BAHAN

Apakah terdapat perbedaan ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi pada perendaman selama 5 menit antara larutan teh, kopi, dan kopi susu.. Universitas

Prinsip dari sebuah filter aktif adalah membangkitkan arus atau tegangan yang sesuai dengan bentuk sinyal harmonisa pada sistem tetapi berbeda fase 180 o sehingga