• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Ibu yang Memiliki Bayi dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Ibu yang Memiliki Bayi dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area Tahun 2015"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER PENELITIAN

PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM

TAHUN 2015

Identitas Responden

No. Responden :

Nama Responden :

Alamat Responden :

Umur Responden : tahun

Pendidikan Terakhir 1. Tidak tamat SD

2. SD

3. SLTP

4. SMA

5. Perguruan tinggi

Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga

2.Wiraswasta

3.Buruh

4.Pegawai swasta

5.Pegawai negeri/TNI/POLRI

Usia Bayi : bulan

PENGETAHUAN

1. Apakah yang dimaksud dengan ASI ?

a. ASI adalah sejenis makanan yang dicampur dengan buah yang sudah

dihaluskan . (0)

b. ASI adalah air susu ibu yang merupakan makanan serta minuman bagi

bayi. (1)

(2)

d. ASI adalah cairan yang banyak mengandung zat gizi yang diperlukan

ibu. (0)

2. Apakah yang dimaksud dengan ASI Eksklusif ?

a. Pemberian ASI kepada bayi tanpa tambahan cairan lain atau makanan

padat sampai usia bayi 6 bulan. (1)

b. Pemberian ASI ditambah susu formula dan makanan padat sampai usia

anak 2 tahun. (0)

c. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai bayi usia 6 bulan. (0)

d. Pemberian ASI ditambah madu dan buah yang sudah dihaluskan (0)

3. Kapan bayi harus segera diberikan ASI pertamanya ?

a. Setelah bayi diberi susu formula untuk latihan menghisap, baru

kemudian diberi ASI (0)

b. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir. (1)

c. Menunggu ibu benar-benar siap memberikan ASI. (0)

d. Ketika bayi menangis. (0)

4. Bagaimana peran kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) dalam proses

menyusui ?

a. Kolostrum harus tetap diberikan, karena mubazir jika dibuang. (0)

b. Kolostrum harus tetap diberikan, karena kolostrum banyak

mengandung zat gizi untuk imunitas bayi (1)

c. Kolostrum harus dibuang, karena merupakan susu yang telah basi. (0)

d. Kolostrum hari pertama dibuang dan kolostrum hari kedua dan

(3)

5. Apakah manfaat ASI bagi Ibu ?

a. Membantu ibu untuk membentuk ikatan batin yang baik. (0)

b. Menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula. (0)

c. Mencegah perdarahan setelah persalinan, mempercepat pengecilan

rahim, serta sebagai metode keluarga berencana. (1)

d. Agar payudara tidak bengkak. (0)

6. Apakah manfaat ASI bagi bayi ?

a. ASI mudah diberikan/ praktis diberikan kepada bayi. (0)

b. ASI tidak mudah basi, lebih higienis bila dibandingkan dengan susu

lainnya. (0)

c. ASI memiliki semua kandungan zat gizi penting yang dibutuhkan bayi

dan sebagai imunitas alami bagi bayi agar bayi tidak mudah sakit. (1)

d. Semua jawaban benar. (0)

7. Apakah manfaat ASI dari segi ekonomi ?

a. Ibu bisa berhemat karena tidak perlu membeli susu formula (1)

b. Ibu bisa berhemat karena ASI praktis diberikan. (0)

c. Menghemat devisa negara. (0)

d. Semua benar (0)

8. Apa saja kandungan zat gizi yang terkandung dalam ASI ?

a. Vitamin dan mineral (0)

b. Karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. (1)

c. Kolostrum (0)

(4)

9. Kapan bayi diberikan makanan dan minuman tambahan ?

a. Saat bayi menangis (0)

b. Saat usia bayi >4 bulan. (0)

c. Saat usia bayi >6 bulan. (1)

d. Saat bayi merasa lapar, tidak cukup setelah diberikan ASI. (0)

10.Sampai usia berapa bayi diberi ASI ?

a. Sampai bayi tidak mau lagi menyusu (0)

b. Sampai ibu tidak mau lagi menyusui (0)

c. Sampai bayi usia 2 tahun (1)

d. Sampai bayi usia 6 bulan (0)

11.Manakah pernyataan yang benar dibawah ini ?

a. ASI dapat membuat payudara ibu turun (0)

b. ASI dapat membentuk ikatan batin antara ibu dan bayi (1)

c. ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin selama mungkin (0)

d. ASI dapat menjadi alat kontrasepsi yang alami walaupun pemberian

ASI tidak teratur (0)

12.Bagaimana cara menyusui dengan benar ?

a. Mencuci tangan, memersihkan payudara ibu, ASI dikeluarkan sedikit

kemudian dioleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya,

memasukan putting susu dan pastikan bayi mengisap seluruh area

(5)

b. Memersihkan payudara ibu, memasukan putting susu dan pastikan

bayi mengisap seluruh area gelap dari payudara dan bukan hanya

putting saja. (0)

c. Mencuci tangan, membersihkan payudara ibu, langsung menyusui

sampai bayi kenyang. (0)

d. Semua benar (0)

13.Apa yang dilakukan ibu setelah menyusui bayi ?

a. Menidurkan bayi (0)

b. Menyendawakan bayi (1)

c. Bayi diberi air putih 1-2 sendok makan. (0)

(6)

SIKAP

No Pernyataan SS S TS STS

1 ASI harus diberikan secara eksklusif sampai bayi

usia 6 bulan.

2 Pemberian ASI tidak boleh dibarengi dengan

pemberian makanan tambahan dan minuman

apapun termasuk air putih.

3 ASI diberikan sesering mungkin, walaupun bayi

tertidur. Bayi harus dibangunkan dan diberi ASI.

4 Setelah usia bayi 6 bulan, bayi tetap harus diberi

ASI dan MP ASI (makanan pendamping ASI)

5 Susu formula boleh diberikan kepada bayi setelah

usia >6 bulan.

6 Susu formula diizinkan apabila pemberian ASI

dianggap kurang memenuhi gizi bayi.

7 ASI saja tidak cukup, sehingga ASI dan sesekali

diberi susu formula tidak menjadi masalah.

8 Kolostrum merupakan susu basi yang dapat

membuat bayi sakit

9 Kolostrum harus dibuang, setelah kolostrum habis,

baru bayi boleh disusui.

10 ASI diberikan kepada bayi hanya pada saat bayi

(7)

Faktor Pendukung

No Pertanyaan Pernah Tidak Pernah

1 Apakah ibu pernah membaca

informasi tentang ASI eksklusif

di koran/buku/majalah.

(1) (0)

2 Apakah ibu pernah mendapatkan

brosur atau leaflet tentang ASI

eksklusif.

(1) (0)

3 Apakah ibu pernah melihat

spanduk tentang ASI eksklusif

yang beredar di masyarakat.

7 Apakah ibu pernah mendapatkan

informasi tentang ASI eksklusif

(8)

9 Apakah ibu pernah mendapatkan

informasi tentang ASI eksklusif

dari saudara ibu atau keluarga

diberikan informasi tentang ASI

eksklusif oleh petugas kesehatan

(1) (0)

3 Apakah petugas mengingatkan

Ibu untuk melakukan IMD

(Inisiasi Menyusui Dini) setelah

Ibu melahirkan

(9)

Tindakan

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya memberikan ASI saja

tanpa tambahan makanan dan

minuman lainnya kepada bayi

sampai bayi usia 6 bulan

(1) (0)

2 Saya memberikan susu formula

apabila bayi masih menangis

setelah diberi ASI

(0) (1)

3 Saya memberikan bubur tim

atau bubur instan bayi saat bayi

saya telah berusia 6 bulan

(10)

9 Saya selalu menyendawakan

bayi saya setelah menyusui

(1) (0)

10 Saya memberikan ASI sesering

mungkin kapanpun bayi

menginginkannya

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

HASIL ANALISIS DATA PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KOTA MATSUM KECAMATAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(18)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(19)

Pertanyaan pengetahuan no 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(20)

Pertanyaan pengetahuan no 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(21)

Pertanyaan pengetahuan no 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(22)

Pertanyaan pengetahuan no 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid setuju 35 43.8 43.8 43.8

sangat setuju 45 56.2 56.2 100.0

(23)

Pertanyaan sikap no 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(24)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(25)

Pertanyaan sikap no 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(26)

Frequency Table

Pertanyaan faktor pendukung no 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 35 43.8 43.8 43.8

ya 45 56.2 56.2 100.0

(27)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 18 22.5 22.5 22.5

ya 62 77.5 77.5 100.0

(28)

Pertanyaan faktor pendukung no 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 17 21.2 21.2 21.2

ya 63 78.8 78.8 100.0

(29)

Pertanyaan tindakan no 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 26 32.5 32.5 32.5

tidak 54 67.5 67.5 100.0

(30)

Frequency Table

Pertanyaan tindakan no 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 19 23.8 23.8 23.8

ya 61 76.2 76.2 100.0

(31)

Frequencies

Statistics

Kategori tindakan responden

N Valid 80

Missing 0

Kategori tindakan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 53 66.2 66.2 66.2

Baik 27 33.8 33.8 100.0

(32)
(33)

HASIL ANALISIS DATA FAKTOR PENDORONG RESPONDEN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perguruan Tinggi 14 100.0 100.0 100.0

Pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(34)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 14 100.0 100.0 100.0

Pertanyaan faktor pendorong no 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 14 100.0 100.0 100.0

Pertanyaan faktor pendorong no 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(35)

Pertanyaan faktor pendorong no 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 14 100.0 100.0 100.0

Pertanyaan faktor pendorong no 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 14 100.0 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Kategori faktor pendorong

responden

N Valid 14

Missing 0

Kategori faktor pendorong responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(36)
(37)
(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Defenisi Pengetahuan Serta Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan. http://duniabaca.com/defenisi-pengetahuan-serta-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan.html diakses pada tanggal 10 Januari 2016.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta

Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Pustaka Belajar, Yogyakarta

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Cakupan ASI Eksklusif

menurut WHO tahun 2014. repository.upi.edu>Ta_JKR_1206270.

Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

Baskoro, A. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Banyu Medika, Yogyakarta.

Derek. (2005). Setiap Wanita, Delapratasa Publising.

Dinna Lubis. 2013. Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pemanfaatan

Program Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) Dalam Melakukan Persalinan di Puskesmas Namorambe Kab. Deli Serdang. Skripsi, Fak.

Kesehatan Masyarakat USU Medan.

Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2013. Laporan Pencapaian Cakupan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013. Medan: Dinkes SUMUT.

Dinkes Kota Medan. 2015. Jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Kota

Medan pada bulan Februari 2015. Medan: Dinkes Kota Medan.

Edelwina Umboh, 2013. Pengetahuan Ibu Mengenai Manfaat ASI pada Bayi. Skripsi, FK Universitas Sam Ratulangi Manado.

Eka Yuni. 2014. Perilaku Petugas Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Dalam

Pemberian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Pada Ibu yang Melahirkan Secara Normal di RSIA. BADRUL AINI Kel. Tegal Sari III Kec. Medan Area Kota Medan. Skripsi, Fak. Kesehatan Masyarakat USU

Medan.

Hamzah, M. 2012. Pengertian Pendidikan Menurut Kamus Besar Bahasa

(39)

Haryono, R, dan Setianingsih, S. 2014. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah

Hati Anda. Gosyen Publishing, Yogyakarta.

Heni Triana. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Susu

Formula Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur.

Tesis, FKM USU Medan.

Ingan Ukur T. 2012. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Bayi Terhadap

Pemberian ASI Eksklusif. Artikel/Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.

Kemenkes, 2010. Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia.

www.depkes.go.id>infodatin-asi. Diakses tanggal tanggal 6 Oktober 2015

. 2014. Penetapan ASI Eksklusif di Indonesia selama 6 bulan. www.depkes.go.id>infodatin-asi. Diakses tanggal tanggal 12 Oktober 2015

Kritiyanasari, Weni. (2009). ASI, MENYUSUI & SADARI. Nuha Medika, Yogyakarta.

Lemeshow, et al.1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Terjemahan Dibyo Pramono. Gadjah Mada University Press, Yogyakartakarta.

Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen

Laktasi. TIM, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

. 2010. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta

Nurjanah, S. N, Maemunah, Hj, Ade Siti, Badriah, Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul, 2013. Asuhan Kebidanan PostPartum. Cetakan Kedua. Refika Aditama, Bandung.

Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). Buku Pintar ASI Ekslusif: Pengenalan,

Praktik, dan Kemanfaatan-Kemanfaatannya. DIVA Press, Yogyakarta.

Rika Harahap. 2013. Gambaran Perilaku Ibu Nifas Tentang Pemberian ASI

pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai.

Skripsi, Fak. Keperawatan USU Medan.

(40)

Singarimbun, M, dan Effendi, S. 2008. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

Stevanny Manurung. 2013. Perilaku Orang tua Siswa SMP SANTO THOMAS

3 Medan Dalam Pemberian Informasi Mengenai Pendidikan Seks.

Skripsi, Fak. Kesehatan Masyarakat USU Medan.

Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

(41)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif untuk mengetahui Perilaku Ibu yang memiliki bayi usia 6 - 11 bulan

dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum

Kec.Medan Area Kota Medan tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum

Jl.Amaliun No.75, Kec.Medan Area Kota Medan. Pemilihan Lokasi Penelitian ini

adalah didasarkan atas:

1. Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Kota Medan, Puskesmas Kota

Matsum adalah Puskesmas yang paling rendah cakupan ASI Eksklusif nya

dari 39 Puskesmas Induk di Kota Medan.

2. Berdasarkan survei awal yang dilakukan bahwa belum pernahnya

dilakukan penelitian mengenai perilaku ibu yang memiliki bayi usia 6-11

bulan tentang pemberian ASI Eksklusif di di Wilayah kerja Puskesmas

Kota Matsum.

3.2.2 Waktu Penelitian

(42)

39

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah Seluruh Ibu yang memiliki bayi usia

6-11 bulan yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum sebanyak 484

orang.

3.3.2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah sebagian ibu yang memiliki bayi usia 6-11 bulan.

Cara menentukan sampel adalah, menurut Lemeshow (1997), sebagai berikut :

Keterangan : N = Besar Populasi

n = Jumlah sampel

d = Galat pendugaan 10% atau 0,1

Z = Tingkat kepercayaan (90%=1,96)

(43)

40

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara

acak (undian) sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki

kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian.

3.4 Metode Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer dan Data

Sekunder.

3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan,

faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap), faktor pendukung ( Media cetak,

elektronik dan dukungan keluarga dan masyarakat ) dan faktor pendorong ( peran

petugas kesehatan ). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

melakukan wawancara secara langsung kepada Ibu yang memiliki bayi usia 6-11

bulan dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang telah disusun tentang

perilaku Ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan dalam pemberian ASI Eksklusif.

3.4.2 Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dari Laporan bulanan di Wilayah kerja

Puskesmas Kota Matsum Kec.Medan Area Kota Medan.

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Variabel dalam penelitian ini

(44)

41

1. Karakteristik Responden meliputi : Umur, Pendidikan dan Pekerjaan

responden

- Umur adalah lamanya waktu perjalanan hidup responden yang

dihitung sejak ia lahir sampai pada pelaksanaan wawancara yang

dinyatakan dalam satuan tahun. Pada Penelitian ini yang menjadi

responden adalah Seluruh Ibu yang memiliki Bayi Usia 6-11 bulan di

Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area.

- Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti atau

diselesaikan oleh responden (telah mendapat ijazah).

- Pekerjaan adalah suatu kegiatan aktifitas seseorang untuk memperoleh

penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

a.Faktor-faktor predisposisi meliputi : pengetahuan dan sikap responden.

- Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang

pemberian ASI Eksklusif.

- Sikap adalah Penilaian atau pendapat responden terhadap pemberian

ASI Eksklusif.

2. Faktor pendukung meliputi yaitu Media Cetak, Media Elektronik dan

Keluarga/Masyarakat.

a. Media Cetak adalah sumber infomasi responden yang diperoleh dari

majalah, koran, buku, brosur, atau spanduk.

b. Media Elektronik adalah sumber informasi responden yang diperoleh

(45)

42

c. Keluarga/Masyarakat adalah sumber informasi responden yang diperoleh

dari orangtua, suami, saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat dan

sebagainya.

3. Faktor pendorong yaitu peran petugas kesehatan yang ada di Puskesmas

Kota Matsum.

3.6 Aspek Pengukuran Variabel 1. Pengetahuan

Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner

yang telah diberikan bobot 0-1.

Nilai 1 : Jika responden menjawab semuanya dengan benar

Nilai 0 : Jika responden menjawab salah atau tidak tahu.

(Singarimbun dan Effendi, 2008)

Pengetahuan diukur melalui 13 pertanyaan, berdasarkan jumlah skor yang

diperoleh maka pengetahuan dapat dikategorikan pada tingkat sebagai berikut:

a. Baik, apabila responden menjawab benar 10-13 pertanyaan.

b. Sedang, apabila responden menjawab benar 5-9 pertanyaan.

c. Buruk, apabila responden menjawab benar 1-4 pertanyaan.

2. Sikap

Pengukuran sikap dengan menggunakan Skala Likert, yaitu dengan 10

pernyataan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan

setuju atau ketidaksetujuan terhadap suatu kejadian. Pada pernyataan nomor 1, 2,

3, 4, dan 5, maka diberi nilai 3 jika responden menjawab sangat setuju, nilai 2

(46)

43

tidak setuju. Sementara pernyataan nomor 6, 7, 8, 9 dan 10 akan diberi nilai 0 jika

responden menjawab sangat setuju, nilai 1 jawaban setuju, nilai 2 jawaban tidak

setuju, dan nilai 3 jika menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan jumlah nilai

tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 40. Berdasarkan jumlah nilai yang

ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu (Arikunto, S, 2009) :

a. Baik : Jika > 75 % dijawab dengan benar dengan total nilai 23 - 30

b. Sedang : Jika 45-75 % dijawab dengan benar dengan total nilai 13 - 22

c. Kurang : Jika < 45 % dijawab dengan benar dengan total nilai 0 - 12

3. Faktor Pendukung

Untuk mengukur faktor pendukung responden terhadap pelaksanaan dalam

pemberian ASI Eksklusif .

Jawaban ditentukan dengan pilihan “Pernah” atau “Tidak Pernah”.

Faktor ini diukur melalui 10 pernyataan, berdasarkan jumlah skor yang

diperoleh maka faktor pendukung responden diukur dengan memberikan skor

terhadap kuesioner yang telah diberikan bobot 0-1.

Nilai 1 : Jika responden menjawab benar.

Nilai 0 : Jika responden menjawab salah.

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka faktor pendukung dapat

dikategorikan sebagai berikut:

d. Baik, apabila responden menjawab benar ≥75% ( 8-10 pertanyaan).

(47)

44

4. Faktor Pendorong

Untuk mengukur faktor pendorong responden terhadap pelaksanaan dalam

pemberian ASI Eksklusif .

Jawaban ditentukan dengan pilihan “Ya” atau “Tidak”.

Faktor ini diukur melalui 5 pernyataan, berdasarkan jumlah skor yang

diperoleh maka faktor pendorong responden diukur dengan memberikan skor

terhadap kuesioner yang telah diberikan bobot 0-1.

Nilai 1 : Jika responden menjawab benar.

Nilai 0 : Jika responden menjawab salah.

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka faktor pendorong dapat

dikategorikan sebagai berikut:

f. Baik, apabila responden menjawab benar ≥75% ( 4-5 pertanyaan).

g. Kurang, apabila responden menjawab benar <75% (1-3 pertanyaan).

5. Tindakan

Untuk mengukur tindakan responden terhadap pelaksanaan dalam

pemberian ASI Eksklusif. Jawaban ditentukan dengan pilihan “Ya” atau “Tidak”.

Tindakan diukur melalui 10 pernyataan,berdasarkan jumlah skor yang diperoleh

maka tindakan responden diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner

yang telah diberikan bobot 0-1.

Nilai 1 : Jika responden menjawab benar.

Nilai 0 : Jika responden menjawab salah.

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka tindakan dapat

(48)

45

a. Baik, apabila responden menjawab benar ≥75% ( 8-10 pertanyaan).

b. Kurang, apabila responden menjawab benar <75% (0-7 pertanyaan).

3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap berikut :

1. Pengeditan Data (Editing)

Data yang sudah terkumpul dalam isian kuesioner diperiksa apakah

jawaban semua pertanyaan sudah terisi, tulisannya cukup jelas, relevan

dengan pertanyaan dan konsisten dengan jawabannya.

2. Pengkodean Data (Coding)

Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat dan

sebelum analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data untuk,

yaitu dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian kuesioner.

3. Pemasukan Data (Entry)

Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer

untuk diolah dan dianalisis melalui program yang ada.

4. Pengecekan Data (Cleaning)

Adalah pengecekan data yang sudah dientry, apakah ada kesalahan atau

tidak.

3.7.2 Analisa Data

Analisa dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian dengan

mendeskripsikan setiap variabel penelitian untuk memperoleh gambaran yang

(49)

46

ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kec.Medan Area Kota

Medan. Pengolahan data dilakukan dengan komputer yang menggunakan program

(50)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Kota Matsum

Puskesmas Kota Matsum terletak di Jl. Amaliun No. 75 Kelurahan Kota

Matsum IV Kecamatan Medan Area, kodepos 20215.

Batas Wilayah :

1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Kelurahan Sei Rengas II.

2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kelurahan Pasar Merah Timur.

3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Sukaramai I dan II.

4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kelurahan Kota Matsum III.

Puskesmas Kota Matsum didirikan pada tahun 1936 sebagai Balai

Pengobatan Umum, yang kemudian diresmikan pada tanggal 24 Februari 1983

menjadi Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Meliputi 4 Kelurahan :

1. Kelurahan Kota Matsum I

2. Kelurahan Kota Matsum II

3. Kelurahan Kota Matsum IV

4. Kelurahan Sei Rengas Permata

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum mencapai 112.40 Ha,

dengan jumlah 75 lingkungan dengan luas tanah 462 m2, panjang tanah 22 m, lebar tanah 21 m, dan luas bangunan 244 m2 serta memiliki dua lantai. Letak strategis Puskesmas Kota Matsum berada di perkotaan kota Medan yang mudah

(51)

48

Gambar 4.1

(52)

49

4.1.1 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Kota Matsum

Visi : Mewujudkan Kecamatan Sehat 2015

Kecamatan Sehat 2015 merupakan gambaran masyarakat kecamatan

masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan,

ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan

yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya.

Misi : 1. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan.

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata dan terjangkau.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungan.

(53)

50

4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Berdasarkan Karakteristik Responden

Adapun yang menjadi karakteristik Ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area tahun 2015 yang

menjadi responden pada penelitian ini berdasarkan umur, pendidikan, dan

pekerjaan, yaitu :

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

No. Karakteristik Jumlah Persentase

1. Umur

Berdasarkan tabel 4.1 tentang frekuensi umur responden diketahui bahwa

sebagian besar Ibu yang paling banyak adalah Ibu dengan usia kurang dari 29 tahun

yaitu sebanyak 53 orang (66,2%), sedangkan yang paling sedikit Ibu dengan usia

(54)

51

Berdasarkan data pendidikan terakhir responden diketahui bahwa sebagian

besar responden pendidikannya adalah SMA yaitu sebanyak 61 orang (76,2%), dan

sebagian kecil pendidikan responden adalah Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 8

orang (10,0%). Berdasarkan jenis pekerjaan responden diketahui bahwa sebagian

besar pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 59 orang

(73,8%) dan sebagian kecil pekerjaan responden adalah Pegawai Swasta yaitu

sebanyak 2 orang (2,5%) dan Pegawai Negeri sebanyak 2 orang (2,5%).

4.2.2 Berdasarkan Sumber Informasi Responden

Adapun sumber informasi responden pada penelitian ini dibagi berdasarkan

pernah tidaknya responden mencari informasi tentang ASI Eksklusif, darimana

sumber informasi tersebut diperoleh melalui sumber informasi Media cetak, Media

Elektronik, dan Keluarga/Masyarakat.

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Media cetak, Media Elektronik, Keluarga/Masyarakat sebagai sumber informasi di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

(55)

52

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa responden yang membaca

informasi tentang ASI Eksklusif di koran/buku/majalah sebanyak 60 orang (75,0%)

(56)

53

Sebanyak 50 orang (62,5%) responden yang pernah mendapatkan brosur

atau lefleat tentang ASI Eksklusif dan sisanya sebanyak 30 orang (37,5%) yang

menjawab Tidak Pernah.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 59 orang (73,8%) pernah melihat

spanduk tentang ASI Eksklusif yang beredar di masyarakat sedangkan 21 orang

(26,2%) yang menjawab Tidak Pernah.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 54 orang (67,5%) pernah

menonton berita atau iklan di TV tentang ASI Eksklusif, sedangkan 26 orang

(32,5%) yang menjawab Tidak Pernah.

Sebanyak 45 orang (56,2%) responden pernah mendengar berita di radio

tentang ASI Eksklusif, sedangkan sisanya sebanyak 35 orang (43,8%) yang

menjawab Tidak Pernah.

Sebanyak 49 orang (61,2%) responden pernah mencari dan mendapatkan

informasi tentang ASI Eksklusif di internet, sedangkan sisanya sebanyak 31 orang

(38,8%) yang menjawab Tidak Pernah.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 58 orang (72,5%) pernah

mendapatkan informasi tentang ASI Eksklusif dari orang tua atau mertua,

sedangkan 22 orang (27,5%) yang menjawab Tidak Pernah.

Sebanyak 53 orang (66,2%) responden menyatakan bahwa tetangga atau

teman pernah memberikan informasi tentang ASI Eksklusif, sedangkan sisanya

sebanyak 27 orang (33,8%) yang menjawab Tidak Pernah.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 62 orang (77,5%) pernah

mendapatkan informasi tentang ASI Eksklusif dari saudara Ibu atau keluarga

(57)

54

Sebanyak 54 orang (67,5%) responden pernah mendapat dukungan dari

tokoh masyarakat (Kadus, Kades, Ketua PKK, dsb) dalam hal pemberian ASI

Eksklusif, sedangkan sisanya sebanyak 26 orang (32,5%) yang menjawab Tidak

Pernah.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori sumber informasi (Faktor Pendukung) di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

Kategori Sumber Informasi Jumlah Persentase (%)

Kurang 47 58,8

Baik 33 41,2

Total 80 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa kategori sumber informasi

responden dalam pemberian ASI Eksklusif bervariasi yaitu kategori Kurang

sebanyak 47 orang (58,8%), dan kategori Baik sebanyak 33 orang (41,2%).

4.2.3 Gambaran Perilaku Responden

4.2.3.1 Tingkat Pengetahuan Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015.

Pengetahuan Ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan dalam pemberian ASI

(58)

55

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pengetahuan mengenai Pengertian ASI di wilayah kerja Puskesmas Kota

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden

mengetahui pengertian ASI adalah Air susu Ibu yang merupakan makanan serta

minuman bagi bayi yaitu sebanyak 50 orang (62,5%), dan sebagian kecil responden

menjawab cairan yang banyak mengandung zat gizi yang diperlukan ibu sebanyak 8

orang (10,0%).

(59)

56

4. Pemberian ASI ditambah madu 2 2,5

dan buah yang sudah dihaluskan

Total 80 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden

mengetahui pengertian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI kepada bayi tanpa

tambahan cairan atau makanan padat sampai usia bayi 6 bulan yaitu sebanyak 54

orang (67,5%) dan sebagian kecil responden menjawab Pemberian ASI ditambah

madu dan buah yang sudah dihaluskan yaitu sebanyak 2 orang (2,5%).

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Kapan bayi harus segera diberikan ASI pertamanya di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

No. Kapan bayi harus segera n % diberikan ASI pertamanya

1. Setelah bayi diberi susu formula 13 16,2 untuk latihan menghisap,

baru kemudian diberi ASI.

2. Segera setelah bayi lahir 50 62,5

atau maksimal 1 jam setelah lahir

3. Menunggu Ibu benar-benar 6 7,5

siap memberikan ASI

4. Ketika bayi menangis 11 13,8

Total 80 100,0

Berdasarkan Tabel 4,6 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden

mengetahui Kapan bayi harus segera diberikan ASI pertamanya adalah segera

setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir yaitu sebanyak 50 orang

(62,5%) dan sebagian kecil responden menjawab Menunggu Ibu benar-benar siap

(60)

57

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Peran Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar)

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui Peran Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) dalam

proses menyususi adalah harus tetap diberikan, karena kolostrum banyak

mengandung zat gizi untuk imunitas bayi yaitu sebanyak 50 orang (62,5%) dan

sebagian kecil responden menjawab Hari pertama dibuang, hari kedua, dan

seterusnya boleh diberikan sebanyak 7 orang (8,8%).

(61)

58

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui Manfaat ASI bagi Ibu adalah mencegah perdarahan setelah

persalinan, mempercepat pengecilan rahim, serta sebagai metode KB yaitu

sebanyak 33 orang (41,2%) dan sebagian kecil responden menjawab Agar payudara

tidak bengkak sebanyak 6 orang (7,5%).

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Manfaat ASI bagi bayi di wilayah kerja Puskesmas

Berdasarkan Tabel 4.9 d;iatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui Manfaat ASI bagi bayi adalah memiliki semua kandungan

(62)

59

bayi tidak mudah sakit yaitu sebanyak 39 orang (48,8%) dan sebagian kecil

responden menjawab semua jawaban benar yaitu sebanyak 10 orang (12,5%).

Tabel 4.10 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan

Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui Manfaat ASI dari segi ekonomi adalah Ibu bisa berhemat

karena tidak perlu membeli susu formula yaitu sebanyak 48 orang (60,0%) dan

sebagian kecil responden menjawab menghemat devisa negara yaitu sebanyak 9

(63)

60

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui kapan ibu menyusui bayi adalah kapanpun saat bayi ingin

menyusu yaitu sebanyak 44 orang (55,0%) dan sebagian kecil responden menjawab

saat bayi ingin menangis yaitu sebanyak 10 orang (12,5%).

Tabel 4.12 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Kapan bayi diberikan makanan dan minuman tambahan di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun

Berdasarkan Tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui kapan bayi diberikan makanan dan minuman tambahan

adalah saat usia bayi >6 bulan yaitu sebanyak 46 orang (57,5%) dan sebagian kecil

responden menjawab saat bayi merasa lapar, tidak cukup setelah diberikan ASI

yaitu sebanyak 8 orang (10,0%).

(64)

61

3. Sampai bayi usia 2 tahun 50 62,5

4. Sampai bayi usia 6 bulan 10 12,5

Total 80 100,0

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui kapan sampai usia berapa bayi diberi ASI adalah sampai

bayi usia 2 tahun yaitu sebanyak 50 orang (62,5%) dan sebagian kecil responden

menjawab sampai Ibu tidak mau lagi menyusui yaitu sebanyak 9 orang (11,2%).

Tabel 4.14 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Pernyataan yang benar dibawah ini di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.14 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui pernyataan yang benar dibawah ini adalah ASI dapat

membentuk ikatan batin antara Ibu dan bayi yaitu sebanyak 47 orang (58,8%) dan

sebagian kecil responden menjawab ASI dapat membuat Payudara turun yaitu

(65)

62

3. Mencuci tangan, membersihkan payudara

ibu, 20 25,0

langsung menyusui sampai bayi kenyang

4. Semua Benar 7 8,8

Total 80 100,0

Berdasarkan Tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui Cara menyusui yang benar adalah Mencuci tangan,

memersihkan payudara ibu, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada

puting susu dan aerola sekitarnya, memasukan putting susu dan pastikan bayi

mengisap seluruh area gelap dari payudara dan bukan hanya putting saja yaitu

sebanyak 46 orang (57,5%) dan sebagian kecil responden menjawab Membersihkan

payudara ibu, memasukan putting susu dan pastikan bayi mengisap seluruh area

gelap dari payudara dan bukan hanya putting saja yaitu sebanyak 7 orang (8,8%)

dan sebagian kecil responden juga menjawab semua benar yaitu sebanyak 7 orang

(66)

63

Tabel 4.16 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Yang dilakukan Ibu setelah menyusui bayi di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

No. Yang dilakukan Ibu n % Setelah menyusui bayi

1. Menidurkan bayi 13 17,5

2. Menyendawakan bayi 55 15,0

3. Bayi diberi air putih 1-2 6 7,5

Sendok makan

4. Semua benar 6 7,5

Total 80 100,0

Berdasarkan Tabel 4.16 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengetahui Apa yang dilakukan Ibu setelah menyusui bayi adalah

Menyendawakan bayi yaitu sebanyak 55 orang (15,0%) dan sebagian kecil yaitu

sebanyak 6 orang (7,5%) dan sebagian kecil responden juga menjawab semua benar

yaitu sebanyak 7 orang (8,8%).

Tabel 4.17 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan kategori pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Baik 1 1,2

Sedang 46 57,5

Buruk 33 41,2

Total 80 100,0

Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat bahwa kategori pengetahuan

(67)

64

kategori baik sebanyak 1 orang (1,2%), kategori sedang 46 orang (57,5%), dan

kategori kurang sebanyak 33 orang (41,2%).

4.2.3.2 Sikap Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian yang merupakan sikap responden dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

(68)

65

yang sangat setuju sebanyak 45 orang (56,2%), sedangkan yang setuju sebanyak 35

orang (43,8%).

Sebanyak 39 orang (48,8%) setuju bahwa Pemberian ASI tidak boleh

(69)

66

putih dan 29 orang (36,2%) setuju, 11 orang (13,8%) tidak setuju, sedangkan

sebanyak 1 orang (1,2%) sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.

Sikap responden sebanyak 35 orang (43,8%) setuju apabila ASI diberikan

sesering mungkin, walaupun bayi tertidur. Bayi harus dibangunkan dan diberi ASI

dan 33 orang (41,2%) setuju. Sementara itu, 11 orang (13,8%) menyatakan tidak

setuju dan sisanya 1 orang (1,2%) menyatakan sangat tidak setuju terhadap

pernyataan tersebut.

Sebanyak 47 orang (58,8%) sangat setuju bahwa Setelah usia bayi 6 bulan,

bayi tetap harus diberi ASI dan MP ASI (makanan pendamping ASI) dan 26 orang

(32,5%) menyatakan setuju. Sementara itu, 6 orang (7,5%) menyatakan tidak setuju

dan sisanya 1 orang (1,2%) menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan

tersebut.

Sebanyak 33 orang (41,2%) setuju bahwa Susu formula boleh diberikan

kepada bayi setelah usia >6 bulan dan 31 orang (38,8%) menyatakan sangat setuju.

Sementara itu, 11 orang (13,8%) menyatakan tidak setuju dan sisanya 5 orang

(6,2%) sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.

Sikap responden sebanyak 32 orang (40,0%) menyatakan setuju dan 25

orang (31,2%) menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan susu formula

diizinkan apabila pemberian ASI dianggap kurang memenuhi gizi bayi. sementara

itu 19 orang (23,8%) menyatakan tidak setuju dan 4 orang (5,0%) menyatakan

sangat tidak setuju mengenai pernyataan tersebut.

Pernyataan sikap bahwa ASI saja tidak cukup, sehingga ASI dan sesekali

(70)

67

tidak setuju, dan 21 orang (26,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Sementara itu

20 orang (25,0%) menyatakan setuju dan 5 orang (6,2%) sangat setuju dengan

pernyataan tersebut.

Untuk pernyataan Kolostrum merupakan susu basi yang dapat membuat

bayi sakit sebanyak 41 orang (51,2%) menyatakan sangat tidak setuju, dan 25

(31,2%) menyatakan Tidak setuju. Sedangkan 8 orang (10,0%) menyatakan sangat

setuju dan 6 orang (7,5%) menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut.

Sebanyak 30 orang (37,5%) sangat tidak setuju bahwa Kolostrum harus

dibuang, setelah kolostrum habis, baru bayi boleh disusui dan 25 orang (31,2%)

menyatakan tidak setuju. Sementara itu, 17 orang (21,2%) menyatakan setuju dan

sisanya 8 orang (10,0%) sangat setuju terhadap pernyataan tersebut.

Sebanyak 34orang (42,5%) menyatakan sikap sangat tidak setuju dan 34

orang (42,5%) menyatakan sikap tidak setuju terhadap pernyataan ASI diberikan

kepada bayi hanya pada saat bayi menangis. Sementara itu 7 orang (8,8%)

menyatakan sangat setuju dan 5 orang (6,2%) menyatakan sangat setuju terhadap

pernyataan tersebut.

Tabel 4.19 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori sikap di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

Kategori Sikap Jumlah Persentase (%)

Baik 23 28,8

Sedang 57 71,2

(71)

68

Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa kategori sikap responden

dalam pemberian ASI Eksklusif bervariasi yaitu kategori Baik sebanyak 23 orang

(28,8%), dan kategori Sedang sebanyak 57 orang (71,2%).

4.2.3.3 Tindakan Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

Distribusi frekuensi tindakan responden mengenai pemberian ASI Ekslusif

dapat dilihat pada tabel 4.20

(72)

69

ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya kepada bayi sampai bayi

usia 6 bulan yaitu 63 orang (78,8%) menjawab ya dan 17 orang (21,2%) menjawab

tidak.

Selanjutnya, tindakan memberikan susu formula apabila bayi masih

menangis setelah diberi ASI sebanyak 26 orang (32,5%) menjawab ya dan 54 orang

(67,5%) menjawab tidak

Tindakan memberikan bubur tim atau bubur instan bayi saat bayi telah

berusia 6 bulan sebanyak 58 orang(72,5%) menjawab ya dan 22 orang (27,5%)

(73)

70

Sebanyak 50 orang (62,5%) tidak memberikan bubur tim atau bubur instan

bayi saat bayi belum berusia 6 bulan dan sisanya 30 orang (37,5%) menjawab

memberikan.

Sebagian besar responden yaitu 59 orang (73,8%) tidak membuang

kolostrum (ASI pertama kali) karena dapat membuat bayi sakit, sedangkan 21 orang

(26,2%) membuangnya.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 43 orang (53,8%) melakukan

IMD (Inisiasi Menyusui Dini) setelah melahirkan, sedangkan 37 orang (46,2%)

menyatakan tidak melakukannya.

Sebanyak 56 orang (70,0%) selalu membersihkan tangan dan payudara

sebelum menyusui dan selebihnya sebanyak 24 orang (30,0%) tidak membersihkan

tangan dan payudara sebelum menyusui.

Tindakan membiarkan bayi tertidur pulas dan tidak membangunkannya

walaupun sudah waktunya memberikan ASI sebanyak 26 orang (32,5%) menjawab

ya dan 54 orang (67,5%) menjawab tidak.

Sebanyak 62 orang (77,5%) responden selalu menyendawakan bayinya

setelah menyusui dan selebihnya sebanyak 18 orang (22,5%) tidak menyendawakan

(74)

71

Selanjutnya, tindakan memberikan ASI sesering mungkin kapanpun bayi

menginginkannya sebanyak 61 orang (76,2%) menjawab ya dan 19 orang (23,8%)

menjawab tidak.

Tabel 4.21 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori Tindakan di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

Kategori Tindakan Jumlah Persentase (%)

Kurang 53 66,2

Baik 27 33,8

Total 80 100,0

Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat dilihat bahwa tindakan responden

dalam pemberian ASI Eksklusif bervariasi yaitu kategori kurang 53 orang (66,2%),

kategori baik 27 orang (33,8%).

4.2.4 Berdasarkan Faktor Pendorong Responden

Sesuai dengan tujuan khusus penelitian, bahwa dalam penelitian ini juga

diperoleh faktor pendorong yaitu keterangan yang didapat dari petugas kesehatan

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.22 Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

(75)

72

Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa di Puskesmas Kota Matsum

Kecamatan Medan Area Kelurahan Kota Matsum IV Kota Medan yang sebagai

faktor pendukung dengan usia > 29 tahun yaitu berjumlah 10 orang (71,4%)

selebihnya dengan usia ≤ 29 tahun yaitu berjumlah 4 orang (28,6%).

Berdasarkan data pendidikan terakhir diketahui bahwa D3 Kebidanan

berjumlah 4 orang (28,6%), D3 Keperawatan berjumlah 6 orang (42,9%), SKM

berjumlah 3 orang (21,4%), dan SST berjumlah 1 orang (7,1%).

Berdasarkan Pekerjaan/Jabatan responden sebagai faktor pendukung dalam

penelitian ini sebagai Bidan Pelaksana sebanyak 4 orang (28,6%), sebagai Perawat

Pelaksana sebanyak 6 orang (42,9%), Penyuluh Kesmas sebanyak (3 orang

(21,4%), dan sebagai Penanggung jawab Gizi sebanyak 1 orang (7,1%).

Tabel 4.23 Distribusi frekuensi responden sebagai faktor pendorong di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

(76)

73

Tabel 4.23 Lanjutan

3. Apakah petugas 14 100.0 0 0.0 80 100 Mengingatkan Ibu

Untuk melakukan IMD(Inisiasi Menyusui Dini) setelah Ibu melahirkan

4. Apakah Ibu 14 100.0 0 0.0 80 100 Diingatkan petugas

Untuk tetap memberikan ASI kepada bayi sampai Bayi usia 6 bulan

5. Apakah Ibu diajarkan 14 100.0 0 0.0 80 100 Tentang cara menyusui

Dengan benar

Dari tabel 4.23 diketahui bahwa Ibu mendapatkan penyuluhan tentang ASI

Eksklusif yang menjawab ya sebanyak 14 orang (100,0).

Sebanyak 14 orang (100,0%) menjawab ya bahwa setelah melahirkan Ibu

diberikan informasi tentang ASI Eksklusif oleh petugas kesehatan.

Sebanyak 14 orang (100,0%) petugas mengingatkan Ibu untuk melakukan

IMD (Inisiasi Menyusui dini) setelah Ibu melahirkan.

Sebanyak 14 orang (100,0%) menjawab ya bahwa Ibu diingatkan petugas

untuk tetap memberikan ASI kepada bayi sampai bayi usia 6 bulan.

Sebanyak 14 orang (100,0%) menjawab ya bahwa Ibu diajarkan tentang

(77)

74

Tabel 4.24 Distribusi kategori responden sebagai faktor pendorong Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

Kategori Faktor Pendorong Jumlah Persentase (%)

Baik 14 100.0

Total 14 100,0

Berdasarkan tabel 4.24 di atas dapat dilihat bahwa kategori responden

sebagai faktor pendorong Ibu yang memiliki bayi dalam pemberian ASI Eksklusif

yaitu kategori baik sebanyak 14 orang (100,0%).

Berdasarkan Kuesioner yang dibagikan pada Ibu yang memiliki bayi Usia 6

– 11 bulan yang ada di Wilayah kerja Puskesmas kota Matsum maka dapat

disimpulkan bahwa Ibu yang memberi ASI Eksklusif adalah sebanyak 63 orang

(78,8%) dan Ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah sebanyak 17 orang

(78)

75 BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

5.1.1 Karakteristik Responden Meliputi Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan

Berdasarkan tabel 4.1 tentang frekuensi umur responden diketahui bahwa

sebagian besar Ibu yang paling banyak adalah Ibu dengan usia kurang dari 29 tahun

yaitu sebanyak 53 orang (66,2%), sedangkan yang paling sedikit Ibu dengan usia

lebih dari 29 tahun, yaitu sebanyak 27 orang (33,8%). Umur seseorang sangat

dipengaruhi oleh daya tangkap dan pola pikirnya. Bertambahnya umur seseorang

menunjukkan berkembangnya daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperoleh semakin membaik sehingga semakin mudah untuk

menerima informasi (Anonim, 2011). Seperti dalam buku Notoatmodjo (2003),

semakin tua umur seseorang semakin lebih bijaksana dan semakin banyak informasi

yang dapat menambah pengetahuannya serta proses-proses perkembangan

mentalnya juga bertambah baik.

Sebagian besar tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh responden

tergolong menengah yaitu SMA sebanyak 61 orang (76,2%), SMP sebanyak 11

orang (13,8%), sementara tingkat pendidikan perguruan tinggi hanya sebanyak 8

orang (10,0%). Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu

untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai

obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan

(79)

76

pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi

proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,

lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan aktivitas seseorang untuk memperoleh

penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan biasanya

berkaitan erat dengan pendidikan seseorang karena makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka akan semakin tinggi pula status pekerjaannya. Apabila status

pekerjaan tinggi maka informasi yang diterima lebih banyak dan akan

mempengaruhi pengetahuan dan sikap yang tinggi pula.

Berdasarkan tabel 4.3 tentang frekuensi pekerjaan responden diketahui

bahwa sebagian besar pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga yaitu

sebanyak 59 orang (73,8%) dan sebagian kecil pekerjaan responden adalah Pegawai

swasta yaitu sebanyak 2 orang (2,5%) dan Pegawai Negeri sebanyak 2 orang

(2,5%).

5.2 Sumber Informasi

5.2.1 Sumber Informasi yang Diperoleh Responden

Dari hasil penelitian diketahui bahwa Informasi tentang ASI Eksklusif yang

diperoleh responden berasal dari berbagai sumber seperti : Media Cetak (surat

kabar, leafleat, brosur, spanduk), Media Elektronik (TV, Radio, Internet), Dokter,

Perawat/Bidan, tetangga/mertua, saudara Ibu/keluarga lainnya bahkan Tokoh

Masyarakat (Kepala dusun, Kepala Desa, Ketua PKK). Namun dari hasil penelitian

Berdasarkan tabel 4.21 tentang sumber informasi responden yaitu kategori Kurang

(80)

77

dikategorikan baik bila responden menjawab benar 8-10 pertanyaan namun dari

hasil penelitian responden rata-rata menjawab benar hanya 1-7 pertanyaan, oleh

karena itu responden dikategorikan berdasarkan sumber informasi.

Notoatmodjo (2012), mengatakan bahwa keberadaan media informasi

tentang kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan

pemahaman seseorang tentang kesehatan. Komunikasi massa adalah penggunaan

media massa untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kepada khalayak

atau masyarakat. Penyediaan informasi tentang Pemberian ASI Eksklusif

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, merubah sikap menjadi positif, serta

bagaimana promosi memprediksi perilaku.

5.3 Gambaran Perilaku Responden

5.3.1 Tingkat Pengetahuan Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

5.3.1.1 Pengetahuan Responden tentang pengertian ASI Eksklusif

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan idra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.

Dari tabel 4.5 dapat dilihat responden menjawab benar yaitu 54 orang

(67,5%) dan menjawab salah yaitu sebanyak 26 orang (32,5%) tentang “Pengertian

(81)

78

pemberian ASI secara Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan

makanan padat seperti bubur susu, bubur nasi, tim, biskuit, pepaya, dan pisang.

Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden sudah memiliki

pemahaman dengan baik tentang pengertian ASI Eksklusif.

5.3.1.2 Pengetahuan Responden Tentang Peran Kolostrum Dalam Proses Menyusui

Pada pertanyaan “Peran Kolostrum dalam proses menyusui” dapat dilihat

responden menjawab benar yaitu sebanyak 50 orang (62,5%) dan menjawab salah

yaitu sebanyak 30 orang (37,5%). Berarti responden mengetahui jawaban dengan

benar pertanyaan tersebut. Sesuai dengan Haryono (2014), kolostrum merupakan

cairan pertama yang pertama kali keluar, berwarna kekuning-kuningan. Banyak

mengandung protein dan kaya antibody yang berfungsi untuk perlindungan

terhadap infeksi dan alergi pada bayi baru lahir. Pengetahuan mengenai manfaat

kolostrum ini sesuai dengan pendapat Sumarah (2009) didalam skripsi Eka Yuni

(2014), yang mengatakan dengan mengkonsumsi kolostrum yang mengandung

kadar protein yang tinggi terutama gamma globulin dapat memberikan

perlindungan tubuh terhadap infeksi.

Sedangkan dalam buku Maryunani (2012), kolostrum adalah zat yang

dikeluarkan oleh kelenjar susu ibu hanya selama beberapa hari setelah persalinan.

Setelah bayi lahir, ibu akan memiliki persediaan kolostrum selama sekitar 48 jam.

Setelah itu, ibu akan mulai menghasilkan susu untuk bayinya. Protein utama pada

kolostrum adalah immunoglobin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat

(82)

79

Kolostrum mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai

penyakit infeksi terutama diare.

Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden mengetahui dengan baik

tentang peran Kolostrum dalam proses menyusui.

5.3.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat ASI Bagi Bayi

Pada pertanyaan “manfaat ASI bagi bayi”, dapat dilihat responden

menjawab salah yaitu sebanyak 41 orang (51,2%) dan menjawab benar yaitu 39

orang (48,8%) seharusnya dalam hal ini responden sudah mengetahui dengan baik

tentang pertanyaan itu. Arispurnomo (2009) dalam buku Nurjanah (2013) Manfaat

ASI untuk bayi adalah sebagai metode pemberian makan bayi yang terbaik,

terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI

mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh

gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. ASI mengurangi risiko infeksi

lambung- usus, sembelit dan alergi. ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap

penyakit. Dalam penelitian Edelwina Umboh (2013) ASI merupakan makanan

terbaik dan utama bagi bayi karena didalam ASI terkandung antibodi yang

diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit yang menyerangnya. ASI adalah

imunisasi pertama karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan antara lain

immunoglobulin.

Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden belum memiliki

(83)

80

5.3.2 Kategori Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yaitu sebanyak 57,5% memiliki pengetahuan dalam kategori sedang, sedangkan

41,2% responden memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori kurang dan hanya

1,2% memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik. Secara garis besar hasil

penelitian dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dalam kategori

sedang.

Pendapat Brunner, bahwa pengetahuan yang baik diperoleh dari proses

pembelajaran yang baik, dengan demikian penyebab masih adanya tingkat

pengetahuan yang kurang tersebut salah satunya yaitu kurangnya informasi yang

bisa diterima responden saat mendapatakan informasi kesehatan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Notoatmodjo (2007), bahwa pengetahuan merupakan hasil dari

tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu seperti mengikuti pendidikan kesehatan. Pengetahuan individu erat

kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan

tersebut ia memiliki alasan dn landasan untuk menentukan suatu pilihan.

Sesuai dengan pendapat Ingan Ukur (2012) dalam sebuah artikel bahwa dari

hasil wawancara dengan informan menjelaskan bahwa faktor pemicu dalam

penelitian ini adalah pengetahuan si Ibu tentang ASI Eksklusif masih bervariasi.

Sebagian besar menyatakan mereka tahu tentang ASI Eksklusif, namun ada

beberapa ibu yang memang belum paham betul apa yang dimaksud dengan ASI

Eksklusif. Ada yang menyatakan bahwa ASI Eksklusif diberikan selama enam

(84)

81

menyatakan bahwa ASI Eksklusif adalah ASI diberikan kepada bayi dan tidak

masalah kalau diberikan makanan padat lainnya. Dari hasil penelitian terbukti

bahwa masih banyak ibu yang belum memahami betul tentang ASI Eksklusif dan

manfaatnya.

5.3.3 Sikap Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015

5.3.3.1 Sikap Responden Pada Pernyataan Susu Formula Diizinkan Apabila Pemberian ASI dianggap kurang memenuhi gizi bayi

Sikap responden sebanyak 32 orang (40,0%) menyatakan setuju dan 25

orang (31,2%) menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan susu formula

diizinkan apabila pemberian ASI dianggap kurang memenuhi gizi bayi. sementara

itu 19 orang (23,8%) menyatakan tidak setuju dan 4 orang (5,0%) menyatakan

sangat tidak setuju mengenai pernyataan tersebut

Roesli (2008) didalam penelitian Heni Triana (2012), ternyata susu formula

memiliki risiko tinggi terhadap masa depan kesehatan anak manusia. Bukan sekedar

risiko jangka pendek dan menengah, namun yang perlu diperhatikan adalah risiko

jangka panjang dari penggunaan susu formula.

Peneliti berasumsi responden memiliki sikap yang kurang baik dan

responden masih ada yang belum mengetahui dampak dari pemberian susu formula

pada bayi diawal kelahirannya.

5.3.3.2 Sikap Responden Pada Pernyataan ASI Saja Tidak Cukup Sehingga ASI dan Sesekali Diberi Susu Formula Tidak Menjadi Masalah

Pernyataan sikap bahwa ASI saja tidak cukup, sehingga ASI dan sesekali

Gambar

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Tabel 4.1   Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
Tabel 4.2 Lanjutan
Tabel 4.3   Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori sumber informasi (Faktor Pendukung)  di  wilayah kerja  Puskesmas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pembuktian hipotesis yang ketiga dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan ROE (Return On Equity) yaitu besarnya jumlah laba bersih yang dihasilkan dari

nafkah masa tunggu istri yang tertalak ba’in kubra&gt; dalam keadaan hamil , maka penulis melakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, namun

[r]

Kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan yang berkesinambungan antara lain dengan memperbesar volume penjualan yang nantinya akan meningkatkan laba. Untuk menaikkan volume

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah, telah

Dalam menyusun penulisan ilmiah ini, penulis membatasi masalah hanya pada perhitungan biaya depresiasi dan akuntansi depresiasi aktiva tetap berwujud yang berupa mesin las dan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pemerolehan acqusition bahasa adalah suatu teori siasat yang dimiliki dan dibutuhkan oleh anak-anak untuk

Tidak hanya pestisida merugikan bagi lingkungan, bahan kimia di dalamnya juga bisa berbahaya bagi manusia atau setiap rumah tangga dapat membuat taman kecil mereka sendiri untuk