KUESIONER PENELITIAN
PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM
TAHUN 2015
Identitas Responden
No. Responden :
Nama Responden :
Alamat Responden :
Umur Responden : tahun
Pendidikan Terakhir 1. Tidak tamat SD
2. SD
3. SLTP
4. SMA
5. Perguruan tinggi
Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga
2.Wiraswasta
3.Buruh
4.Pegawai swasta
5.Pegawai negeri/TNI/POLRI
Usia Bayi : bulan
PENGETAHUAN
1. Apakah yang dimaksud dengan ASI ?
a. ASI adalah sejenis makanan yang dicampur dengan buah yang sudah
dihaluskan . (0)
b. ASI adalah air susu ibu yang merupakan makanan serta minuman bagi
bayi. (1)
d. ASI adalah cairan yang banyak mengandung zat gizi yang diperlukan
ibu. (0)
2. Apakah yang dimaksud dengan ASI Eksklusif ?
a. Pemberian ASI kepada bayi tanpa tambahan cairan lain atau makanan
padat sampai usia bayi 6 bulan. (1)
b. Pemberian ASI ditambah susu formula dan makanan padat sampai usia
anak 2 tahun. (0)
c. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai bayi usia 6 bulan. (0)
d. Pemberian ASI ditambah madu dan buah yang sudah dihaluskan (0)
3. Kapan bayi harus segera diberikan ASI pertamanya ?
a. Setelah bayi diberi susu formula untuk latihan menghisap, baru
kemudian diberi ASI (0)
b. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir. (1)
c. Menunggu ibu benar-benar siap memberikan ASI. (0)
d. Ketika bayi menangis. (0)
4. Bagaimana peran kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) dalam proses
menyusui ?
a. Kolostrum harus tetap diberikan, karena mubazir jika dibuang. (0)
b. Kolostrum harus tetap diberikan, karena kolostrum banyak
mengandung zat gizi untuk imunitas bayi (1)
c. Kolostrum harus dibuang, karena merupakan susu yang telah basi. (0)
d. Kolostrum hari pertama dibuang dan kolostrum hari kedua dan
5. Apakah manfaat ASI bagi Ibu ?
a. Membantu ibu untuk membentuk ikatan batin yang baik. (0)
b. Menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula. (0)
c. Mencegah perdarahan setelah persalinan, mempercepat pengecilan
rahim, serta sebagai metode keluarga berencana. (1)
d. Agar payudara tidak bengkak. (0)
6. Apakah manfaat ASI bagi bayi ?
a. ASI mudah diberikan/ praktis diberikan kepada bayi. (0)
b. ASI tidak mudah basi, lebih higienis bila dibandingkan dengan susu
lainnya. (0)
c. ASI memiliki semua kandungan zat gizi penting yang dibutuhkan bayi
dan sebagai imunitas alami bagi bayi agar bayi tidak mudah sakit. (1)
d. Semua jawaban benar. (0)
7. Apakah manfaat ASI dari segi ekonomi ?
a. Ibu bisa berhemat karena tidak perlu membeli susu formula (1)
b. Ibu bisa berhemat karena ASI praktis diberikan. (0)
c. Menghemat devisa negara. (0)
d. Semua benar (0)
8. Apa saja kandungan zat gizi yang terkandung dalam ASI ?
a. Vitamin dan mineral (0)
b. Karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. (1)
c. Kolostrum (0)
9. Kapan bayi diberikan makanan dan minuman tambahan ?
a. Saat bayi menangis (0)
b. Saat usia bayi >4 bulan. (0)
c. Saat usia bayi >6 bulan. (1)
d. Saat bayi merasa lapar, tidak cukup setelah diberikan ASI. (0)
10.Sampai usia berapa bayi diberi ASI ?
a. Sampai bayi tidak mau lagi menyusu (0)
b. Sampai ibu tidak mau lagi menyusui (0)
c. Sampai bayi usia 2 tahun (1)
d. Sampai bayi usia 6 bulan (0)
11.Manakah pernyataan yang benar dibawah ini ?
a. ASI dapat membuat payudara ibu turun (0)
b. ASI dapat membentuk ikatan batin antara ibu dan bayi (1)
c. ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin selama mungkin (0)
d. ASI dapat menjadi alat kontrasepsi yang alami walaupun pemberian
ASI tidak teratur (0)
12.Bagaimana cara menyusui dengan benar ?
a. Mencuci tangan, memersihkan payudara ibu, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya,
memasukan putting susu dan pastikan bayi mengisap seluruh area
b. Memersihkan payudara ibu, memasukan putting susu dan pastikan
bayi mengisap seluruh area gelap dari payudara dan bukan hanya
putting saja. (0)
c. Mencuci tangan, membersihkan payudara ibu, langsung menyusui
sampai bayi kenyang. (0)
d. Semua benar (0)
13.Apa yang dilakukan ibu setelah menyusui bayi ?
a. Menidurkan bayi (0)
b. Menyendawakan bayi (1)
c. Bayi diberi air putih 1-2 sendok makan. (0)
SIKAP
No Pernyataan SS S TS STS
1 ASI harus diberikan secara eksklusif sampai bayi
usia 6 bulan.
2 Pemberian ASI tidak boleh dibarengi dengan
pemberian makanan tambahan dan minuman
apapun termasuk air putih.
3 ASI diberikan sesering mungkin, walaupun bayi
tertidur. Bayi harus dibangunkan dan diberi ASI.
4 Setelah usia bayi 6 bulan, bayi tetap harus diberi
ASI dan MP ASI (makanan pendamping ASI)
5 Susu formula boleh diberikan kepada bayi setelah
usia >6 bulan.
6 Susu formula diizinkan apabila pemberian ASI
dianggap kurang memenuhi gizi bayi.
7 ASI saja tidak cukup, sehingga ASI dan sesekali
diberi susu formula tidak menjadi masalah.
8 Kolostrum merupakan susu basi yang dapat
membuat bayi sakit
9 Kolostrum harus dibuang, setelah kolostrum habis,
baru bayi boleh disusui.
10 ASI diberikan kepada bayi hanya pada saat bayi
Faktor Pendukung
No Pertanyaan Pernah Tidak Pernah
1 Apakah ibu pernah membaca
informasi tentang ASI eksklusif
di koran/buku/majalah.
(1) (0)
2 Apakah ibu pernah mendapatkan
brosur atau leaflet tentang ASI
eksklusif.
(1) (0)
3 Apakah ibu pernah melihat
spanduk tentang ASI eksklusif
yang beredar di masyarakat.
7 Apakah ibu pernah mendapatkan
informasi tentang ASI eksklusif
9 Apakah ibu pernah mendapatkan
informasi tentang ASI eksklusif
dari saudara ibu atau keluarga
diberikan informasi tentang ASI
eksklusif oleh petugas kesehatan
(1) (0)
3 Apakah petugas mengingatkan
Ibu untuk melakukan IMD
(Inisiasi Menyusui Dini) setelah
Ibu melahirkan
Tindakan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya memberikan ASI saja
tanpa tambahan makanan dan
minuman lainnya kepada bayi
sampai bayi usia 6 bulan
(1) (0)
2 Saya memberikan susu formula
apabila bayi masih menangis
setelah diberi ASI
(0) (1)
3 Saya memberikan bubur tim
atau bubur instan bayi saat bayi
saya telah berusia 6 bulan
9 Saya selalu menyendawakan
bayi saya setelah menyusui
(1) (0)
10 Saya memberikan ASI sesering
mungkin kapanpun bayi
menginginkannya
HASIL ANALISIS DATA PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KOTA MATSUM KECAMATAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequencies
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan pengetahuan no 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan pengetahuan no 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan pengetahuan no 9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan pengetahuan no 13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid setuju 35 43.8 43.8 43.8
sangat setuju 45 56.2 56.2 100.0
Pertanyaan sikap no 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequencies
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan sikap no 9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Table
Pertanyaan faktor pendukung no 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 35 43.8 43.8 43.8
ya 45 56.2 56.2 100.0
Frequencies
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 18 22.5 22.5 22.5
ya 62 77.5 77.5 100.0
Pertanyaan faktor pendukung no 10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 17 21.2 21.2 21.2
ya 63 78.8 78.8 100.0
Pertanyaan tindakan no 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 26 32.5 32.5 32.5
tidak 54 67.5 67.5 100.0
Frequency Table
Pertanyaan tindakan no 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 19 23.8 23.8 23.8
ya 61 76.2 76.2 100.0
Frequencies
Statistics
Kategori tindakan responden
N Valid 80
Missing 0
Kategori tindakan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 53 66.2 66.2 66.2
Baik 27 33.8 33.8 100.0
HASIL ANALISIS DATA FAKTOR PENDORONG RESPONDEN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Perguruan Tinggi 14 100.0 100.0 100.0
Pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Frequencies
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 14 100.0 100.0 100.0
Pertanyaan faktor pendorong no 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 14 100.0 100.0 100.0
Pertanyaan faktor pendorong no 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pertanyaan faktor pendorong no 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 14 100.0 100.0 100.0
Pertanyaan faktor pendorong no 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 14 100.0 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Kategori faktor pendorong
responden
N Valid 14
Missing 0
Kategori faktor pendorong responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Defenisi Pengetahuan Serta Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan. http://duniabaca.com/defenisi-pengetahuan-serta-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan.html diakses pada tanggal 10 Januari 2016.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta
Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Pustaka Belajar, Yogyakarta
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Cakupan ASI Eksklusif
menurut WHO tahun 2014. repository.upi.edu>Ta_JKR_1206270.
Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
Baskoro, A. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Banyu Medika, Yogyakarta.
Derek. (2005). Setiap Wanita, Delapratasa Publising.
Dinna Lubis. 2013. Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pemanfaatan
Program Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) Dalam Melakukan Persalinan di Puskesmas Namorambe Kab. Deli Serdang. Skripsi, Fak.
Kesehatan Masyarakat USU Medan.
Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2013. Laporan Pencapaian Cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013. Medan: Dinkes SUMUT.
Dinkes Kota Medan. 2015. Jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Kota
Medan pada bulan Februari 2015. Medan: Dinkes Kota Medan.
Edelwina Umboh, 2013. Pengetahuan Ibu Mengenai Manfaat ASI pada Bayi. Skripsi, FK Universitas Sam Ratulangi Manado.
Eka Yuni. 2014. Perilaku Petugas Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Dalam
Pemberian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Pada Ibu yang Melahirkan Secara Normal di RSIA. BADRUL AINI Kel. Tegal Sari III Kec. Medan Area Kota Medan. Skripsi, Fak. Kesehatan Masyarakat USU
Medan.
Hamzah, M. 2012. Pengertian Pendidikan Menurut Kamus Besar Bahasa
Haryono, R, dan Setianingsih, S. 2014. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah
Hati Anda. Gosyen Publishing, Yogyakarta.
Heni Triana. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Susu
Formula Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur.
Tesis, FKM USU Medan.
Ingan Ukur T. 2012. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Bayi Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif. Artikel/Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
Kemenkes, 2010. Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia.
www.depkes.go.id>infodatin-asi. Diakses tanggal tanggal 6 Oktober 2015
. 2014. Penetapan ASI Eksklusif di Indonesia selama 6 bulan. www.depkes.go.id>infodatin-asi. Diakses tanggal tanggal 12 Oktober 2015
Kritiyanasari, Weni. (2009). ASI, MENYUSUI & SADARI. Nuha Medika, Yogyakarta.
Lemeshow, et al.1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Terjemahan Dibyo Pramono. Gadjah Mada University Press, Yogyakartakarta.
Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. TIM, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
. 2010. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta
Nurjanah, S. N, Maemunah, Hj, Ade Siti, Badriah, Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul, 2013. Asuhan Kebidanan PostPartum. Cetakan Kedua. Refika Aditama, Bandung.
Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). Buku Pintar ASI Ekslusif: Pengenalan,
Praktik, dan Kemanfaatan-Kemanfaatannya. DIVA Press, Yogyakarta.
Rika Harahap. 2013. Gambaran Perilaku Ibu Nifas Tentang Pemberian ASI
pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai.
Skripsi, Fak. Keperawatan USU Medan.
Singarimbun, M, dan Effendi, S. 2008. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.
Stevanny Manurung. 2013. Perilaku Orang tua Siswa SMP SANTO THOMAS
3 Medan Dalam Pemberian Informasi Mengenai Pendidikan Seks.
Skripsi, Fak. Kesehatan Masyarakat USU Medan.
Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
38 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif untuk mengetahui Perilaku Ibu yang memiliki bayi usia 6 - 11 bulan
dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Kec.Medan Area Kota Medan tahun 2015.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum
Jl.Amaliun No.75, Kec.Medan Area Kota Medan. Pemilihan Lokasi Penelitian ini
adalah didasarkan atas:
1. Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Kota Medan, Puskesmas Kota
Matsum adalah Puskesmas yang paling rendah cakupan ASI Eksklusif nya
dari 39 Puskesmas Induk di Kota Medan.
2. Berdasarkan survei awal yang dilakukan bahwa belum pernahnya
dilakukan penelitian mengenai perilaku ibu yang memiliki bayi usia 6-11
bulan tentang pemberian ASI Eksklusif di di Wilayah kerja Puskesmas
Kota Matsum.
3.2.2 Waktu Penelitian
39
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Seluruh Ibu yang memiliki bayi usia
6-11 bulan yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum sebanyak 484
orang.
3.3.2. Sampel
Sampel yang digunakan adalah sebagian ibu yang memiliki bayi usia 6-11 bulan.
Cara menentukan sampel adalah, menurut Lemeshow (1997), sebagai berikut :
Keterangan : N = Besar Populasi
n = Jumlah sampel
d = Galat pendugaan 10% atau 0,1
Z = Tingkat kepercayaan (90%=1,96)
40
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara
acak (undian) sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
3.4 Metode Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer dan Data
Sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan,
faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap), faktor pendukung ( Media cetak,
elektronik dan dukungan keluarga dan masyarakat ) dan faktor pendorong ( peran
petugas kesehatan ). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
melakukan wawancara secara langsung kepada Ibu yang memiliki bayi usia 6-11
bulan dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang telah disusun tentang
perilaku Ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan dalam pemberian ASI Eksklusif.
3.4.2 Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari Laporan bulanan di Wilayah kerja
Puskesmas Kota Matsum Kec.Medan Area Kota Medan.
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Variabel dalam penelitian ini
41
1. Karakteristik Responden meliputi : Umur, Pendidikan dan Pekerjaan
responden
- Umur adalah lamanya waktu perjalanan hidup responden yang
dihitung sejak ia lahir sampai pada pelaksanaan wawancara yang
dinyatakan dalam satuan tahun. Pada Penelitian ini yang menjadi
responden adalah Seluruh Ibu yang memiliki Bayi Usia 6-11 bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area.
- Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti atau
diselesaikan oleh responden (telah mendapat ijazah).
- Pekerjaan adalah suatu kegiatan aktifitas seseorang untuk memperoleh
penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
a.Faktor-faktor predisposisi meliputi : pengetahuan dan sikap responden.
- Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang
pemberian ASI Eksklusif.
- Sikap adalah Penilaian atau pendapat responden terhadap pemberian
ASI Eksklusif.
2. Faktor pendukung meliputi yaitu Media Cetak, Media Elektronik dan
Keluarga/Masyarakat.
a. Media Cetak adalah sumber infomasi responden yang diperoleh dari
majalah, koran, buku, brosur, atau spanduk.
b. Media Elektronik adalah sumber informasi responden yang diperoleh
42
c. Keluarga/Masyarakat adalah sumber informasi responden yang diperoleh
dari orangtua, suami, saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat dan
sebagainya.
3. Faktor pendorong yaitu peran petugas kesehatan yang ada di Puskesmas
Kota Matsum.
3.6 Aspek Pengukuran Variabel 1. Pengetahuan
Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner
yang telah diberikan bobot 0-1.
Nilai 1 : Jika responden menjawab semuanya dengan benar
Nilai 0 : Jika responden menjawab salah atau tidak tahu.
(Singarimbun dan Effendi, 2008)
Pengetahuan diukur melalui 13 pertanyaan, berdasarkan jumlah skor yang
diperoleh maka pengetahuan dapat dikategorikan pada tingkat sebagai berikut:
a. Baik, apabila responden menjawab benar 10-13 pertanyaan.
b. Sedang, apabila responden menjawab benar 5-9 pertanyaan.
c. Buruk, apabila responden menjawab benar 1-4 pertanyaan.
2. Sikap
Pengukuran sikap dengan menggunakan Skala Likert, yaitu dengan 10
pernyataan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan
setuju atau ketidaksetujuan terhadap suatu kejadian. Pada pernyataan nomor 1, 2,
3, 4, dan 5, maka diberi nilai 3 jika responden menjawab sangat setuju, nilai 2
43
tidak setuju. Sementara pernyataan nomor 6, 7, 8, 9 dan 10 akan diberi nilai 0 jika
responden menjawab sangat setuju, nilai 1 jawaban setuju, nilai 2 jawaban tidak
setuju, dan nilai 3 jika menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan jumlah nilai
tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 40. Berdasarkan jumlah nilai yang
ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu (Arikunto, S, 2009) :
a. Baik : Jika > 75 % dijawab dengan benar dengan total nilai 23 - 30
b. Sedang : Jika 45-75 % dijawab dengan benar dengan total nilai 13 - 22
c. Kurang : Jika < 45 % dijawab dengan benar dengan total nilai 0 - 12
3. Faktor Pendukung
Untuk mengukur faktor pendukung responden terhadap pelaksanaan dalam
pemberian ASI Eksklusif .
Jawaban ditentukan dengan pilihan “Pernah” atau “Tidak Pernah”.
Faktor ini diukur melalui 10 pernyataan, berdasarkan jumlah skor yang
diperoleh maka faktor pendukung responden diukur dengan memberikan skor
terhadap kuesioner yang telah diberikan bobot 0-1.
Nilai 1 : Jika responden menjawab benar.
Nilai 0 : Jika responden menjawab salah.
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka faktor pendukung dapat
dikategorikan sebagai berikut:
d. Baik, apabila responden menjawab benar ≥75% ( 8-10 pertanyaan).
44
4. Faktor Pendorong
Untuk mengukur faktor pendorong responden terhadap pelaksanaan dalam
pemberian ASI Eksklusif .
Jawaban ditentukan dengan pilihan “Ya” atau “Tidak”.
Faktor ini diukur melalui 5 pernyataan, berdasarkan jumlah skor yang
diperoleh maka faktor pendorong responden diukur dengan memberikan skor
terhadap kuesioner yang telah diberikan bobot 0-1.
Nilai 1 : Jika responden menjawab benar.
Nilai 0 : Jika responden menjawab salah.
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka faktor pendorong dapat
dikategorikan sebagai berikut:
f. Baik, apabila responden menjawab benar ≥75% ( 4-5 pertanyaan).
g. Kurang, apabila responden menjawab benar <75% (1-3 pertanyaan).
5. Tindakan
Untuk mengukur tindakan responden terhadap pelaksanaan dalam
pemberian ASI Eksklusif. Jawaban ditentukan dengan pilihan “Ya” atau “Tidak”.
Tindakan diukur melalui 10 pernyataan,berdasarkan jumlah skor yang diperoleh
maka tindakan responden diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner
yang telah diberikan bobot 0-1.
Nilai 1 : Jika responden menjawab benar.
Nilai 0 : Jika responden menjawab salah.
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka tindakan dapat
45
a. Baik, apabila responden menjawab benar ≥75% ( 8-10 pertanyaan).
b. Kurang, apabila responden menjawab benar <75% (0-7 pertanyaan).
3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Pengolahan Data
Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap berikut :
1. Pengeditan Data (Editing)
Data yang sudah terkumpul dalam isian kuesioner diperiksa apakah
jawaban semua pertanyaan sudah terisi, tulisannya cukup jelas, relevan
dengan pertanyaan dan konsisten dengan jawabannya.
2. Pengkodean Data (Coding)
Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat dan
sebelum analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data untuk,
yaitu dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian kuesioner.
3. Pemasukan Data (Entry)
Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer
untuk diolah dan dianalisis melalui program yang ada.
4. Pengecekan Data (Cleaning)
Adalah pengecekan data yang sudah dientry, apakah ada kesalahan atau
tidak.
3.7.2 Analisa Data
Analisa dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian dengan
mendeskripsikan setiap variabel penelitian untuk memperoleh gambaran yang
46
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kec.Medan Area Kota
Medan. Pengolahan data dilakukan dengan komputer yang menggunakan program
47 BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Kota Matsum
Puskesmas Kota Matsum terletak di Jl. Amaliun No. 75 Kelurahan Kota
Matsum IV Kecamatan Medan Area, kodepos 20215.
Batas Wilayah :
1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Kelurahan Sei Rengas II.
2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kelurahan Pasar Merah Timur.
3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Sukaramai I dan II.
4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kelurahan Kota Matsum III.
Puskesmas Kota Matsum didirikan pada tahun 1936 sebagai Balai
Pengobatan Umum, yang kemudian diresmikan pada tanggal 24 Februari 1983
menjadi Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Meliputi 4 Kelurahan :
1. Kelurahan Kota Matsum I
2. Kelurahan Kota Matsum II
3. Kelurahan Kota Matsum IV
4. Kelurahan Sei Rengas Permata
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum mencapai 112.40 Ha,
dengan jumlah 75 lingkungan dengan luas tanah 462 m2, panjang tanah 22 m, lebar tanah 21 m, dan luas bangunan 244 m2 serta memiliki dua lantai. Letak strategis Puskesmas Kota Matsum berada di perkotaan kota Medan yang mudah
48
Gambar 4.1
49
4.1.1 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Kota Matsum
Visi : Mewujudkan Kecamatan Sehat 2015
Kecamatan Sehat 2015 merupakan gambaran masyarakat kecamatan
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan,
ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Misi : 1. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungan.
50
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Berdasarkan Karakteristik Responden
Adapun yang menjadi karakteristik Ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area tahun 2015 yang
menjadi responden pada penelitian ini berdasarkan umur, pendidikan, dan
pekerjaan, yaitu :
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
No. Karakteristik Jumlah Persentase
1. Umur
Berdasarkan tabel 4.1 tentang frekuensi umur responden diketahui bahwa
sebagian besar Ibu yang paling banyak adalah Ibu dengan usia kurang dari 29 tahun
yaitu sebanyak 53 orang (66,2%), sedangkan yang paling sedikit Ibu dengan usia
51
Berdasarkan data pendidikan terakhir responden diketahui bahwa sebagian
besar responden pendidikannya adalah SMA yaitu sebanyak 61 orang (76,2%), dan
sebagian kecil pendidikan responden adalah Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 8
orang (10,0%). Berdasarkan jenis pekerjaan responden diketahui bahwa sebagian
besar pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 59 orang
(73,8%) dan sebagian kecil pekerjaan responden adalah Pegawai Swasta yaitu
sebanyak 2 orang (2,5%) dan Pegawai Negeri sebanyak 2 orang (2,5%).
4.2.2 Berdasarkan Sumber Informasi Responden
Adapun sumber informasi responden pada penelitian ini dibagi berdasarkan
pernah tidaknya responden mencari informasi tentang ASI Eksklusif, darimana
sumber informasi tersebut diperoleh melalui sumber informasi Media cetak, Media
Elektronik, dan Keluarga/Masyarakat.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Media cetak, Media Elektronik, Keluarga/Masyarakat sebagai sumber informasi di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
52
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa responden yang membaca
informasi tentang ASI Eksklusif di koran/buku/majalah sebanyak 60 orang (75,0%)
53
Sebanyak 50 orang (62,5%) responden yang pernah mendapatkan brosur
atau lefleat tentang ASI Eksklusif dan sisanya sebanyak 30 orang (37,5%) yang
menjawab Tidak Pernah.
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 59 orang (73,8%) pernah melihat
spanduk tentang ASI Eksklusif yang beredar di masyarakat sedangkan 21 orang
(26,2%) yang menjawab Tidak Pernah.
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 54 orang (67,5%) pernah
menonton berita atau iklan di TV tentang ASI Eksklusif, sedangkan 26 orang
(32,5%) yang menjawab Tidak Pernah.
Sebanyak 45 orang (56,2%) responden pernah mendengar berita di radio
tentang ASI Eksklusif, sedangkan sisanya sebanyak 35 orang (43,8%) yang
menjawab Tidak Pernah.
Sebanyak 49 orang (61,2%) responden pernah mencari dan mendapatkan
informasi tentang ASI Eksklusif di internet, sedangkan sisanya sebanyak 31 orang
(38,8%) yang menjawab Tidak Pernah.
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 58 orang (72,5%) pernah
mendapatkan informasi tentang ASI Eksklusif dari orang tua atau mertua,
sedangkan 22 orang (27,5%) yang menjawab Tidak Pernah.
Sebanyak 53 orang (66,2%) responden menyatakan bahwa tetangga atau
teman pernah memberikan informasi tentang ASI Eksklusif, sedangkan sisanya
sebanyak 27 orang (33,8%) yang menjawab Tidak Pernah.
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 62 orang (77,5%) pernah
mendapatkan informasi tentang ASI Eksklusif dari saudara Ibu atau keluarga
54
Sebanyak 54 orang (67,5%) responden pernah mendapat dukungan dari
tokoh masyarakat (Kadus, Kades, Ketua PKK, dsb) dalam hal pemberian ASI
Eksklusif, sedangkan sisanya sebanyak 26 orang (32,5%) yang menjawab Tidak
Pernah.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori sumber informasi (Faktor Pendukung) di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
Kategori Sumber Informasi Jumlah Persentase (%)
Kurang 47 58,8
Baik 33 41,2
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa kategori sumber informasi
responden dalam pemberian ASI Eksklusif bervariasi yaitu kategori Kurang
sebanyak 47 orang (58,8%), dan kategori Baik sebanyak 33 orang (41,2%).
4.2.3 Gambaran Perilaku Responden
4.2.3.1 Tingkat Pengetahuan Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015.
Pengetahuan Ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan dalam pemberian ASI
55
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pengetahuan mengenai Pengertian ASI di wilayah kerja Puskesmas Kota
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
mengetahui pengertian ASI adalah Air susu Ibu yang merupakan makanan serta
minuman bagi bayi yaitu sebanyak 50 orang (62,5%), dan sebagian kecil responden
menjawab cairan yang banyak mengandung zat gizi yang diperlukan ibu sebanyak 8
orang (10,0%).
56
4. Pemberian ASI ditambah madu 2 2,5
dan buah yang sudah dihaluskan
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
mengetahui pengertian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI kepada bayi tanpa
tambahan cairan atau makanan padat sampai usia bayi 6 bulan yaitu sebanyak 54
orang (67,5%) dan sebagian kecil responden menjawab Pemberian ASI ditambah
madu dan buah yang sudah dihaluskan yaitu sebanyak 2 orang (2,5%).
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Kapan bayi harus segera diberikan ASI pertamanya di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
No. Kapan bayi harus segera n % diberikan ASI pertamanya
1. Setelah bayi diberi susu formula 13 16,2 untuk latihan menghisap,
baru kemudian diberi ASI.
2. Segera setelah bayi lahir 50 62,5
atau maksimal 1 jam setelah lahir
3. Menunggu Ibu benar-benar 6 7,5
siap memberikan ASI
4. Ketika bayi menangis 11 13,8
Total 80 100,0
Berdasarkan Tabel 4,6 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
mengetahui Kapan bayi harus segera diberikan ASI pertamanya adalah segera
setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir yaitu sebanyak 50 orang
(62,5%) dan sebagian kecil responden menjawab Menunggu Ibu benar-benar siap
57
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Peran Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar)
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui Peran Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) dalam
proses menyususi adalah harus tetap diberikan, karena kolostrum banyak
mengandung zat gizi untuk imunitas bayi yaitu sebanyak 50 orang (62,5%) dan
sebagian kecil responden menjawab Hari pertama dibuang, hari kedua, dan
seterusnya boleh diberikan sebanyak 7 orang (8,8%).
58
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui Manfaat ASI bagi Ibu adalah mencegah perdarahan setelah
persalinan, mempercepat pengecilan rahim, serta sebagai metode KB yaitu
sebanyak 33 orang (41,2%) dan sebagian kecil responden menjawab Agar payudara
tidak bengkak sebanyak 6 orang (7,5%).
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Manfaat ASI bagi bayi di wilayah kerja Puskesmas
Berdasarkan Tabel 4.9 d;iatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui Manfaat ASI bagi bayi adalah memiliki semua kandungan
59
bayi tidak mudah sakit yaitu sebanyak 39 orang (48,8%) dan sebagian kecil
responden menjawab semua jawaban benar yaitu sebanyak 10 orang (12,5%).
Tabel 4.10 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui Manfaat ASI dari segi ekonomi adalah Ibu bisa berhemat
karena tidak perlu membeli susu formula yaitu sebanyak 48 orang (60,0%) dan
sebagian kecil responden menjawab menghemat devisa negara yaitu sebanyak 9
60
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui kapan ibu menyusui bayi adalah kapanpun saat bayi ingin
menyusu yaitu sebanyak 44 orang (55,0%) dan sebagian kecil responden menjawab
saat bayi ingin menangis yaitu sebanyak 10 orang (12,5%).
Tabel 4.12 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Kapan bayi diberikan makanan dan minuman tambahan di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui kapan bayi diberikan makanan dan minuman tambahan
adalah saat usia bayi >6 bulan yaitu sebanyak 46 orang (57,5%) dan sebagian kecil
responden menjawab saat bayi merasa lapar, tidak cukup setelah diberikan ASI
yaitu sebanyak 8 orang (10,0%).
61
3. Sampai bayi usia 2 tahun 50 62,5
4. Sampai bayi usia 6 bulan 10 12,5
Total 80 100,0
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui kapan sampai usia berapa bayi diberi ASI adalah sampai
bayi usia 2 tahun yaitu sebanyak 50 orang (62,5%) dan sebagian kecil responden
menjawab sampai Ibu tidak mau lagi menyusui yaitu sebanyak 9 orang (11,2%).
Tabel 4.14 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Pernyataan yang benar dibawah ini di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui pernyataan yang benar dibawah ini adalah ASI dapat
membentuk ikatan batin antara Ibu dan bayi yaitu sebanyak 47 orang (58,8%) dan
sebagian kecil responden menjawab ASI dapat membuat Payudara turun yaitu
62
3. Mencuci tangan, membersihkan payudara
ibu, 20 25,0
langsung menyusui sampai bayi kenyang
4. Semua Benar 7 8,8
Total 80 100,0
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui Cara menyusui yang benar adalah Mencuci tangan,
memersihkan payudara ibu, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan aerola sekitarnya, memasukan putting susu dan pastikan bayi
mengisap seluruh area gelap dari payudara dan bukan hanya putting saja yaitu
sebanyak 46 orang (57,5%) dan sebagian kecil responden menjawab Membersihkan
payudara ibu, memasukan putting susu dan pastikan bayi mengisap seluruh area
gelap dari payudara dan bukan hanya putting saja yaitu sebanyak 7 orang (8,8%)
dan sebagian kecil responden juga menjawab semua benar yaitu sebanyak 7 orang
63
Tabel 4.16 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai Yang dilakukan Ibu setelah menyusui bayi di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
No. Yang dilakukan Ibu n % Setelah menyusui bayi
1. Menidurkan bayi 13 17,5
2. Menyendawakan bayi 55 15,0
3. Bayi diberi air putih 1-2 6 7,5
Sendok makan
4. Semua benar 6 7,5
Total 80 100,0
Berdasarkan Tabel 4.16 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mengetahui Apa yang dilakukan Ibu setelah menyusui bayi adalah
Menyendawakan bayi yaitu sebanyak 55 orang (15,0%) dan sebagian kecil yaitu
sebanyak 6 orang (7,5%) dan sebagian kecil responden juga menjawab semua benar
yaitu sebanyak 7 orang (8,8%).
Tabel 4.17 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan kategori pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik 1 1,2
Sedang 46 57,5
Buruk 33 41,2
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat bahwa kategori pengetahuan
64
kategori baik sebanyak 1 orang (1,2%), kategori sedang 46 orang (57,5%), dan
kategori kurang sebanyak 33 orang (41,2%).
4.2.3.2 Sikap Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian yang merupakan sikap responden dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
65
yang sangat setuju sebanyak 45 orang (56,2%), sedangkan yang setuju sebanyak 35
orang (43,8%).
Sebanyak 39 orang (48,8%) setuju bahwa Pemberian ASI tidak boleh
66
putih dan 29 orang (36,2%) setuju, 11 orang (13,8%) tidak setuju, sedangkan
sebanyak 1 orang (1,2%) sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
Sikap responden sebanyak 35 orang (43,8%) setuju apabila ASI diberikan
sesering mungkin, walaupun bayi tertidur. Bayi harus dibangunkan dan diberi ASI
dan 33 orang (41,2%) setuju. Sementara itu, 11 orang (13,8%) menyatakan tidak
setuju dan sisanya 1 orang (1,2%) menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan tersebut.
Sebanyak 47 orang (58,8%) sangat setuju bahwa Setelah usia bayi 6 bulan,
bayi tetap harus diberi ASI dan MP ASI (makanan pendamping ASI) dan 26 orang
(32,5%) menyatakan setuju. Sementara itu, 6 orang (7,5%) menyatakan tidak setuju
dan sisanya 1 orang (1,2%) menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan
tersebut.
Sebanyak 33 orang (41,2%) setuju bahwa Susu formula boleh diberikan
kepada bayi setelah usia >6 bulan dan 31 orang (38,8%) menyatakan sangat setuju.
Sementara itu, 11 orang (13,8%) menyatakan tidak setuju dan sisanya 5 orang
(6,2%) sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
Sikap responden sebanyak 32 orang (40,0%) menyatakan setuju dan 25
orang (31,2%) menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan susu formula
diizinkan apabila pemberian ASI dianggap kurang memenuhi gizi bayi. sementara
itu 19 orang (23,8%) menyatakan tidak setuju dan 4 orang (5,0%) menyatakan
sangat tidak setuju mengenai pernyataan tersebut.
Pernyataan sikap bahwa ASI saja tidak cukup, sehingga ASI dan sesekali
67
tidak setuju, dan 21 orang (26,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Sementara itu
20 orang (25,0%) menyatakan setuju dan 5 orang (6,2%) sangat setuju dengan
pernyataan tersebut.
Untuk pernyataan Kolostrum merupakan susu basi yang dapat membuat
bayi sakit sebanyak 41 orang (51,2%) menyatakan sangat tidak setuju, dan 25
(31,2%) menyatakan Tidak setuju. Sedangkan 8 orang (10,0%) menyatakan sangat
setuju dan 6 orang (7,5%) menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut.
Sebanyak 30 orang (37,5%) sangat tidak setuju bahwa Kolostrum harus
dibuang, setelah kolostrum habis, baru bayi boleh disusui dan 25 orang (31,2%)
menyatakan tidak setuju. Sementara itu, 17 orang (21,2%) menyatakan setuju dan
sisanya 8 orang (10,0%) sangat setuju terhadap pernyataan tersebut.
Sebanyak 34orang (42,5%) menyatakan sikap sangat tidak setuju dan 34
orang (42,5%) menyatakan sikap tidak setuju terhadap pernyataan ASI diberikan
kepada bayi hanya pada saat bayi menangis. Sementara itu 7 orang (8,8%)
menyatakan sangat setuju dan 5 orang (6,2%) menyatakan sangat setuju terhadap
pernyataan tersebut.
Tabel 4.19 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori sikap di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
Kategori Sikap Jumlah Persentase (%)
Baik 23 28,8
Sedang 57 71,2
68
Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa kategori sikap responden
dalam pemberian ASI Eksklusif bervariasi yaitu kategori Baik sebanyak 23 orang
(28,8%), dan kategori Sedang sebanyak 57 orang (71,2%).
4.2.3.3 Tindakan Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
Distribusi frekuensi tindakan responden mengenai pemberian ASI Ekslusif
dapat dilihat pada tabel 4.20
69
ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya kepada bayi sampai bayi
usia 6 bulan yaitu 63 orang (78,8%) menjawab ya dan 17 orang (21,2%) menjawab
tidak.
Selanjutnya, tindakan memberikan susu formula apabila bayi masih
menangis setelah diberi ASI sebanyak 26 orang (32,5%) menjawab ya dan 54 orang
(67,5%) menjawab tidak
Tindakan memberikan bubur tim atau bubur instan bayi saat bayi telah
berusia 6 bulan sebanyak 58 orang(72,5%) menjawab ya dan 22 orang (27,5%)
70
Sebanyak 50 orang (62,5%) tidak memberikan bubur tim atau bubur instan
bayi saat bayi belum berusia 6 bulan dan sisanya 30 orang (37,5%) menjawab
memberikan.
Sebagian besar responden yaitu 59 orang (73,8%) tidak membuang
kolostrum (ASI pertama kali) karena dapat membuat bayi sakit, sedangkan 21 orang
(26,2%) membuangnya.
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 43 orang (53,8%) melakukan
IMD (Inisiasi Menyusui Dini) setelah melahirkan, sedangkan 37 orang (46,2%)
menyatakan tidak melakukannya.
Sebanyak 56 orang (70,0%) selalu membersihkan tangan dan payudara
sebelum menyusui dan selebihnya sebanyak 24 orang (30,0%) tidak membersihkan
tangan dan payudara sebelum menyusui.
Tindakan membiarkan bayi tertidur pulas dan tidak membangunkannya
walaupun sudah waktunya memberikan ASI sebanyak 26 orang (32,5%) menjawab
ya dan 54 orang (67,5%) menjawab tidak.
Sebanyak 62 orang (77,5%) responden selalu menyendawakan bayinya
setelah menyusui dan selebihnya sebanyak 18 orang (22,5%) tidak menyendawakan
71
Selanjutnya, tindakan memberikan ASI sesering mungkin kapanpun bayi
menginginkannya sebanyak 61 orang (76,2%) menjawab ya dan 19 orang (23,8%)
menjawab tidak.
Tabel 4.21 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori Tindakan di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
Kategori Tindakan Jumlah Persentase (%)
Kurang 53 66,2
Baik 27 33,8
Total 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat dilihat bahwa tindakan responden
dalam pemberian ASI Eksklusif bervariasi yaitu kategori kurang 53 orang (66,2%),
kategori baik 27 orang (33,8%).
4.2.4 Berdasarkan Faktor Pendorong Responden
Sesuai dengan tujuan khusus penelitian, bahwa dalam penelitian ini juga
diperoleh faktor pendorong yaitu keterangan yang didapat dari petugas kesehatan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.22 Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
72
Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa di Puskesmas Kota Matsum
Kecamatan Medan Area Kelurahan Kota Matsum IV Kota Medan yang sebagai
faktor pendukung dengan usia > 29 tahun yaitu berjumlah 10 orang (71,4%)
selebihnya dengan usia ≤ 29 tahun yaitu berjumlah 4 orang (28,6%).
Berdasarkan data pendidikan terakhir diketahui bahwa D3 Kebidanan
berjumlah 4 orang (28,6%), D3 Keperawatan berjumlah 6 orang (42,9%), SKM
berjumlah 3 orang (21,4%), dan SST berjumlah 1 orang (7,1%).
Berdasarkan Pekerjaan/Jabatan responden sebagai faktor pendukung dalam
penelitian ini sebagai Bidan Pelaksana sebanyak 4 orang (28,6%), sebagai Perawat
Pelaksana sebanyak 6 orang (42,9%), Penyuluh Kesmas sebanyak (3 orang
(21,4%), dan sebagai Penanggung jawab Gizi sebanyak 1 orang (7,1%).
Tabel 4.23 Distribusi frekuensi responden sebagai faktor pendorong di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
73
Tabel 4.23 Lanjutan
3. Apakah petugas 14 100.0 0 0.0 80 100 Mengingatkan Ibu
Untuk melakukan IMD(Inisiasi Menyusui Dini) setelah Ibu melahirkan
4. Apakah Ibu 14 100.0 0 0.0 80 100 Diingatkan petugas
Untuk tetap memberikan ASI kepada bayi sampai Bayi usia 6 bulan
5. Apakah Ibu diajarkan 14 100.0 0 0.0 80 100 Tentang cara menyusui
Dengan benar
Dari tabel 4.23 diketahui bahwa Ibu mendapatkan penyuluhan tentang ASI
Eksklusif yang menjawab ya sebanyak 14 orang (100,0).
Sebanyak 14 orang (100,0%) menjawab ya bahwa setelah melahirkan Ibu
diberikan informasi tentang ASI Eksklusif oleh petugas kesehatan.
Sebanyak 14 orang (100,0%) petugas mengingatkan Ibu untuk melakukan
IMD (Inisiasi Menyusui dini) setelah Ibu melahirkan.
Sebanyak 14 orang (100,0%) menjawab ya bahwa Ibu diingatkan petugas
untuk tetap memberikan ASI kepada bayi sampai bayi usia 6 bulan.
Sebanyak 14 orang (100,0%) menjawab ya bahwa Ibu diajarkan tentang
74
Tabel 4.24 Distribusi kategori responden sebagai faktor pendorong Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
Kategori Faktor Pendorong Jumlah Persentase (%)
Baik 14 100.0
Total 14 100,0
Berdasarkan tabel 4.24 di atas dapat dilihat bahwa kategori responden
sebagai faktor pendorong Ibu yang memiliki bayi dalam pemberian ASI Eksklusif
yaitu kategori baik sebanyak 14 orang (100,0%).
Berdasarkan Kuesioner yang dibagikan pada Ibu yang memiliki bayi Usia 6
– 11 bulan yang ada di Wilayah kerja Puskesmas kota Matsum maka dapat
disimpulkan bahwa Ibu yang memberi ASI Eksklusif adalah sebanyak 63 orang
(78,8%) dan Ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah sebanyak 17 orang
75 BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
5.1.1 Karakteristik Responden Meliputi Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.1 tentang frekuensi umur responden diketahui bahwa
sebagian besar Ibu yang paling banyak adalah Ibu dengan usia kurang dari 29 tahun
yaitu sebanyak 53 orang (66,2%), sedangkan yang paling sedikit Ibu dengan usia
lebih dari 29 tahun, yaitu sebanyak 27 orang (33,8%). Umur seseorang sangat
dipengaruhi oleh daya tangkap dan pola pikirnya. Bertambahnya umur seseorang
menunjukkan berkembangnya daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin membaik sehingga semakin mudah untuk
menerima informasi (Anonim, 2011). Seperti dalam buku Notoatmodjo (2003),
semakin tua umur seseorang semakin lebih bijaksana dan semakin banyak informasi
yang dapat menambah pengetahuannya serta proses-proses perkembangan
mentalnya juga bertambah baik.
Sebagian besar tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh responden
tergolong menengah yaitu SMA sebanyak 61 orang (76,2%), SMP sebanyak 11
orang (13,8%), sementara tingkat pendidikan perguruan tinggi hanya sebanyak 8
orang (10,0%). Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu
untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai
obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang
berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan
76
pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,
lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan aktivitas seseorang untuk memperoleh
penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan biasanya
berkaitan erat dengan pendidikan seseorang karena makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka akan semakin tinggi pula status pekerjaannya. Apabila status
pekerjaan tinggi maka informasi yang diterima lebih banyak dan akan
mempengaruhi pengetahuan dan sikap yang tinggi pula.
Berdasarkan tabel 4.3 tentang frekuensi pekerjaan responden diketahui
bahwa sebagian besar pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga yaitu
sebanyak 59 orang (73,8%) dan sebagian kecil pekerjaan responden adalah Pegawai
swasta yaitu sebanyak 2 orang (2,5%) dan Pegawai Negeri sebanyak 2 orang
(2,5%).
5.2 Sumber Informasi
5.2.1 Sumber Informasi yang Diperoleh Responden
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Informasi tentang ASI Eksklusif yang
diperoleh responden berasal dari berbagai sumber seperti : Media Cetak (surat
kabar, leafleat, brosur, spanduk), Media Elektronik (TV, Radio, Internet), Dokter,
Perawat/Bidan, tetangga/mertua, saudara Ibu/keluarga lainnya bahkan Tokoh
Masyarakat (Kepala dusun, Kepala Desa, Ketua PKK). Namun dari hasil penelitian
Berdasarkan tabel 4.21 tentang sumber informasi responden yaitu kategori Kurang
77
dikategorikan baik bila responden menjawab benar 8-10 pertanyaan namun dari
hasil penelitian responden rata-rata menjawab benar hanya 1-7 pertanyaan, oleh
karena itu responden dikategorikan berdasarkan sumber informasi.
Notoatmodjo (2012), mengatakan bahwa keberadaan media informasi
tentang kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan
pemahaman seseorang tentang kesehatan. Komunikasi massa adalah penggunaan
media massa untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kepada khalayak
atau masyarakat. Penyediaan informasi tentang Pemberian ASI Eksklusif
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, merubah sikap menjadi positif, serta
bagaimana promosi memprediksi perilaku.
5.3 Gambaran Perilaku Responden
5.3.1 Tingkat Pengetahuan Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
5.3.1.1 Pengetahuan Responden tentang pengertian ASI Eksklusif
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga), dan idra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.
Dari tabel 4.5 dapat dilihat responden menjawab benar yaitu 54 orang
(67,5%) dan menjawab salah yaitu sebanyak 26 orang (32,5%) tentang “Pengertian
78
pemberian ASI secara Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan
makanan padat seperti bubur susu, bubur nasi, tim, biskuit, pepaya, dan pisang.
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden sudah memiliki
pemahaman dengan baik tentang pengertian ASI Eksklusif.
5.3.1.2 Pengetahuan Responden Tentang Peran Kolostrum Dalam Proses Menyusui
Pada pertanyaan “Peran Kolostrum dalam proses menyusui” dapat dilihat
responden menjawab benar yaitu sebanyak 50 orang (62,5%) dan menjawab salah
yaitu sebanyak 30 orang (37,5%). Berarti responden mengetahui jawaban dengan
benar pertanyaan tersebut. Sesuai dengan Haryono (2014), kolostrum merupakan
cairan pertama yang pertama kali keluar, berwarna kekuning-kuningan. Banyak
mengandung protein dan kaya antibody yang berfungsi untuk perlindungan
terhadap infeksi dan alergi pada bayi baru lahir. Pengetahuan mengenai manfaat
kolostrum ini sesuai dengan pendapat Sumarah (2009) didalam skripsi Eka Yuni
(2014), yang mengatakan dengan mengkonsumsi kolostrum yang mengandung
kadar protein yang tinggi terutama gamma globulin dapat memberikan
perlindungan tubuh terhadap infeksi.
Sedangkan dalam buku Maryunani (2012), kolostrum adalah zat yang
dikeluarkan oleh kelenjar susu ibu hanya selama beberapa hari setelah persalinan.
Setelah bayi lahir, ibu akan memiliki persediaan kolostrum selama sekitar 48 jam.
Setelah itu, ibu akan mulai menghasilkan susu untuk bayinya. Protein utama pada
kolostrum adalah immunoglobin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat
79
Kolostrum mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare.
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden mengetahui dengan baik
tentang peran Kolostrum dalam proses menyusui.
5.3.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat ASI Bagi Bayi
Pada pertanyaan “manfaat ASI bagi bayi”, dapat dilihat responden
menjawab salah yaitu sebanyak 41 orang (51,2%) dan menjawab benar yaitu 39
orang (48,8%) seharusnya dalam hal ini responden sudah mengetahui dengan baik
tentang pertanyaan itu. Arispurnomo (2009) dalam buku Nurjanah (2013) Manfaat
ASI untuk bayi adalah sebagai metode pemberian makan bayi yang terbaik,
terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. ASI mengurangi risiko infeksi
lambung- usus, sembelit dan alergi. ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap
penyakit. Dalam penelitian Edelwina Umboh (2013) ASI merupakan makanan
terbaik dan utama bagi bayi karena didalam ASI terkandung antibodi yang
diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit yang menyerangnya. ASI adalah
imunisasi pertama karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan antara lain
immunoglobulin.
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden belum memiliki
80
5.3.2 Kategori Tingkat Pengetahuan Responden
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
yaitu sebanyak 57,5% memiliki pengetahuan dalam kategori sedang, sedangkan
41,2% responden memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori kurang dan hanya
1,2% memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik. Secara garis besar hasil
penelitian dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dalam kategori
sedang.
Pendapat Brunner, bahwa pengetahuan yang baik diperoleh dari proses
pembelajaran yang baik, dengan demikian penyebab masih adanya tingkat
pengetahuan yang kurang tersebut salah satunya yaitu kurangnya informasi yang
bisa diterima responden saat mendapatakan informasi kesehatan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Notoatmodjo (2007), bahwa pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu seperti mengikuti pendidikan kesehatan. Pengetahuan individu erat
kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan
tersebut ia memiliki alasan dn landasan untuk menentukan suatu pilihan.
Sesuai dengan pendapat Ingan Ukur (2012) dalam sebuah artikel bahwa dari
hasil wawancara dengan informan menjelaskan bahwa faktor pemicu dalam
penelitian ini adalah pengetahuan si Ibu tentang ASI Eksklusif masih bervariasi.
Sebagian besar menyatakan mereka tahu tentang ASI Eksklusif, namun ada
beberapa ibu yang memang belum paham betul apa yang dimaksud dengan ASI
Eksklusif. Ada yang menyatakan bahwa ASI Eksklusif diberikan selama enam
81
menyatakan bahwa ASI Eksklusif adalah ASI diberikan kepada bayi dan tidak
masalah kalau diberikan makanan padat lainnya. Dari hasil penelitian terbukti
bahwa masih banyak ibu yang belum memahami betul tentang ASI Eksklusif dan
manfaatnya.
5.3.3 Sikap Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015
5.3.3.1 Sikap Responden Pada Pernyataan Susu Formula Diizinkan Apabila Pemberian ASI dianggap kurang memenuhi gizi bayi
Sikap responden sebanyak 32 orang (40,0%) menyatakan setuju dan 25
orang (31,2%) menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan susu formula
diizinkan apabila pemberian ASI dianggap kurang memenuhi gizi bayi. sementara
itu 19 orang (23,8%) menyatakan tidak setuju dan 4 orang (5,0%) menyatakan
sangat tidak setuju mengenai pernyataan tersebut
Roesli (2008) didalam penelitian Heni Triana (2012), ternyata susu formula
memiliki risiko tinggi terhadap masa depan kesehatan anak manusia. Bukan sekedar
risiko jangka pendek dan menengah, namun yang perlu diperhatikan adalah risiko
jangka panjang dari penggunaan susu formula.
Peneliti berasumsi responden memiliki sikap yang kurang baik dan
responden masih ada yang belum mengetahui dampak dari pemberian susu formula
pada bayi diawal kelahirannya.
5.3.3.2 Sikap Responden Pada Pernyataan ASI Saja Tidak Cukup Sehingga ASI dan Sesekali Diberi Susu Formula Tidak Menjadi Masalah
Pernyataan sikap bahwa ASI saja tidak cukup, sehingga ASI dan sesekali