• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab 1 Usulan Magang Laporan Akhir ( Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Modal Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "bab 1 Usulan Magang Laporan Akhir ( Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Modal Sosial"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di dunia dan merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri beragam suku bangsa, istiadat, dan aneka nilai sosial budaya di masyarakat. Nilai sosial budaya yang berkembang dalam masyarakat Indonesia di masing-masing daerah cenderung berbeda, baik dalam memenuhi kebutuhan hidup maupun memenuhi kebutuhan sosial lainnya. Perbedaan kultur yang signifikan membawa dampak dan pengaruh dalm sistem sosial kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hal ini terkait erat dengan letak geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia sebaga negara agraris dan berbentuk kepulauan.

(2)

belanja pemerintah. Kualitas sumber daya manusia digambarkan dalam indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-IV berbunyi bahwa “Pemerintahan Negara Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Amanat yang terkandung dalam potongan aline ke-IV ini menyebutkan bahwa tujuan negara adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(3)

Dalam pembukaan UUD 1945 dan Pancasila. Pada UUD 1945 pasal 34 yang berbunyi “Fakir misikin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara”, yang realisasinya diuraikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, dalam Bab II Pasal 3 Ayat (1) dan (3) dan pasal 4, mengandung makna bahwa pelayanan kesejahteraan sosial dan seterusnya, bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi masalah kemiskinan, masalah sosial dan kerawanan sosial ekonomi. Beberapa ayat menyebutkan bahwa pelayanan kesejahteraan sosial berasaskan : Hak asasi manusia, kebersamaan, menjunjung tinggi kearifan lokal dan berkelanjutan. Adapun prinsip dalam pelayanan kesejahteraan sosial adalah kepentingan terbaik penerima, partisipasi, kestia kawanan, profesionalisme dan lain-lain.

Muncul tuntutan agar daerah bisa berperan dalam rangka pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam menjawab tuntutan tersebut pemerintah mengeluarkan Undang-undang tentang otonomi daerah dengan Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai penyempurna dari Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagai patokan bagi setiap kebijakan dalam rangka otonomi daerah.

(4)

yang strategis dan pengembangan sistem pemerintahan di daerah. Daerah memiliki kewenangan dalam mengatur segala urusan dan mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga dalam merumuskan dan membuat kebijakan selalu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

Pembangunan tentunnya akan melibatkan seluruh pihak yang ada yang mendukung pembangunan tersebut. Salah satunya adalah modal sosial. Modal sosial merupakan salah satu yang pentng yang mendukung pembangunan. Modal sosial itu adalah seluruh komponen sosial termasuk masyarkat yang ada di dalamnya. Masyarakat manakah yang dapat membantu pelaksanaan pembangunan di daera atau di negara ini?. Dengan memberdayakan masyarakat dengan modal sosial maka dapat membantu pelaksanaan pembangunan di daerah maupun di negara ini.

(5)

kecenderungan sekunder, menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi agar individu mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Di dalam proses pemberdayaan masyarakat, potensi dan kekuatan yang dapat membantu proses perubahan agar dapat lebih cepat dan terarah perlu diketahui dan dikembangkan. Sebab tanpa adanya potensi atau kekuatan yang berasal dari masyarakat, maka seseorang, kelompok, organisasi atau masyarakat akan sulit bergerak untuk melakukan perubahan. Dalam masyarakat kekuatan pendorong ini harus ada bahkan diciptakan lebih dulu pada awal berlangsungnya proses perubahan tersebut. Menurut Setiana dalam Apriansyah (2009:7) Jenis-jenis kekuatan di masyarakat adalah beragam dan dapat dkelompokkan dalam : pertama kekuatan pendorong, kedua kekuatan bertahan, ketiga kekuatan pengganggu.

(6)

pemberdayaan masyarakat. Kelima, program-program pemberdayaan masyarkat secara konsisten diarahakan pada pengembangan kapasitas masyarakat. Keenam, indikator keberhasilan program yang memuat perangkat pencatatan sebagai dasar penentuan evaluasi program dan penyempurnaan program serta kebijaksanaan yang menjamin kelangsungan program (Sumodiningrat dalam Apriansyah, 2009:8).

Menurut kebijakan tersebut dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat mengurangi kesenjangan sosial dan juga terjadi penyerapan tenaga kerja yang besar sehingga dapat mengurang angka pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dipandang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, namun yang terhadi pada masyarakat malah sebaliknya, diamana kemiskinan. Pengangguran, dan kesenjangan sosial malah semakin tinggi.

(7)

Pembangunan akan berhasil jika di dalamnya tersusun atas masyarakat yang memiliki budaya ilmiah sebagai modal sosial pembangunan.

PembanguNan sosial yang dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan partisipasi masyarakat sehingga bersifat demokratis dan sesuai dengan isu politik global dalam pembangunan. Badaruddin (2008) menyebutkan bahwa sebagai makhluk sosial, setiap masyarakat atau komunitas seharusnya memiliki modal sosial, tentu dengan derajat modal sosial yang berbeda antara satu masyarakat (komunitas) dengan satu masyarakat (komunitas) yang lainnya.

(8)

Suatu masyarakat yang mempunya modal sosial yang tinggi kemungkinan untuk menyelesaikan kompleksitas persoalan akan lebih mudah. Pada masyarakat yang terbiasa hidup dengan rasa saling mempercayai yang tinggi serta didukung oleh semangat kebajikan untuk hidup saling menguntungkan akan merefleksikan kekuatan itu sendiri dan bersatu serta memiliki hubungan keluar lingkungan kelompoknya secara intensif.

Lambatnya pembangunan manusia di Indonesia disebabkan karena rendahnya modal sosial yang dimiliki oelh bangsa Indonesia itu sendiri. Modal sosial yang telah diterapkan pada masa-masa kerajaan dahulu yaitu gotong royong dan kekeluargaan sudah tidak terlihat.Orang Indonesia saat ini cenderung tidak memiliki tradisi inovatif, lekas puas dengan tercapainya kebutuhan sederhana, cenderung boros dan senang bergantung (tetapi kemudian berkhianat) kepada mereka yang diasumsikan sebagai yang lebih kuat. Sangat berbeda dengan para pendahulu bangsa Indonesia yang bersama-sama membangun bangsa ini dan mengusir para penjajah dari tanah air Indonesia.

(9)

dimana-mana. Perusahaan-perusahaan industri dalam negeri semakin bersaing terutama industri-industri kecil.

Bangsa Indonesia sebenarnya tidak miskin. Sumber daya alam di Indonesia sangat banyak dan besar. Indonesia memiliki tanah yang subur. Sungai mengalir panjang dan lebar serta ikan-ikan yang melimpah ruah. Masyarakat tidak mengalami kekurangan. Yang hilang bukanlah sumber daya alam ataupun hasil-hasil laut Indonesia, bukan juga karena pemerintah yang terus mengalirkan subsidi bahan bakar minyak dalam jumlah yang besar yang memakan anggaran negara yang besar. Namun yang hilang adalah sebuah energi kolektif seluruh masyarakat maupun pemerintah untuk mengatasi problema bersama. Banyak fasilitas yang dibangun oleh pemerintah namun tidak adanya kesadaran untuk memelihara bersama sumber daya dan fasilitas yang ada menjadi sebuah problema.

(10)

kosong. Untuk mengkonsumsi sayuran pun mereka enggan menanam, tetapi harus membeli dari pasar.

Tak luput dari itu di Kota Gorontalo juga modal sosial yang ada dalam masyarakat semakin menurun. Nilai-nilai sosial dan kekeluargaan yang dibawa oleh para pendahulu sudah mulai memudar. Masyarakat Kota Gorontalo perlahan-lahan mulai melupakan sejarah Kota Gorontalo dimana para pahlawan yang bejuang bersama-sama untuk mengusir para penjajah dari daerah ini.

Kota Gorontalo sebenarnya adalah daerah yang memiliki modal sosial yang cukup berharga. Energi spiritual-sosial cukup kuat dapat dirasakan sehingga dapat memberi perspektif dan arah yang lebih baik. Kota ini dijuluki sebagai Serambi Madinah karena kota ini dikelilingi oleh titik kosmos spiritual yang masih tersisa dari era para Raja-raja yang membawa agam islam di kota ini. Kota Gorontalo memiliki semboyan “Adat bersandikan sara, sara bersandikan kitabullah”. Masyarakat Kota Gorontalo dulunya menjunjung tinggi nilai-nilai adat berdasarkan aturan dan pedoman Al-Quran. Namun seirng dengan perkembangan jaman dan budaya-budaya moderen mulai masuk, nilai-nilai modal sosial yang dahulu dirasakan dengan sangat kuat mulai memudar.

(11)

tidak terawat lagi. Masyarakat sudah tidak saling percaya satu sama lain sehingga menimbulkan konflik dan antar masyarakat. Masyarakat sudah mulai tidak percaya kepada pemerintah dan itu yang menyebabkan timbulnya protes-protes dari masyarakat kepada pemerintah. Sebaliknya, pemerintah juga mulai hilang kepercayaan kepada masyarakat. Pemerintah telah maksimal membangun dan mengadakan program-program pembangunan untuk membangun Kota Gorontalo ke arah yang lebih baik lagi. Program-program pemberdayaan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah cenderung tidak berjalan sesuai dengan harapan sehingga menghambat proses pembangunan di Kota Gorontalo. Akibatnya banyak masyarakat yang menjadi pengangguran dan menyebabkan kemiskinan.

Dari beberapa gambaran yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk mengkaji beberapa hal yang menjadi masalah. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul“Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembangunan Modal Sosial Di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo”.

1.2 Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Masalah

(12)

timbul berbagai permasalahan. Berdasarkan uraian diatas penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang pada umumnya terjadi. Adapun identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap modal sosial. 2. Masyarakat yang sudah mulai melupakan modal sosial. 3. Terhambatnya pembangunan di Kota Gorontalo.

4. Timbul rasa ketidakpercayaan antara masyarakat dan pemerintah.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah diatas, diketahui pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat melalui modal sosial Kota Gorontalo saling berkaitan dengan berbagai faktor. Diantara satu faktor dengan faktor lainnya mungkin terjad suatu hubungan situasional, hubungan kondisional dan hubungan fungsonal yang salng mempengaruhi.

Maka perlu dilakukan pembatasan masalah yang dijadikan objek penelitian yang berdasarkan asumsi terhadap fenomena dan judul penelitian yang dipilih. Dan ditinjau dari segi waktu pelaksanaan pengamatan, pendalaman materi dan kemampuan penulis dalam menjangkau sumber data, maka pengamatan ini dibatasi pada “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembangunan Modal Sosial Di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo”.

(13)

Sesuai dengan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti penulis, yaitu:

1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan modal sosial di Kota Gorontalo?

2. Faktor apa saja yang mengambat pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan modal sosial di Kota Gorontalo?

3. Apa saja upaya terbaik yang harus dilakukan untuk memberdayaan masyarakat melalui pembangunan modal sosial di Kota Gorontalo?

1.3 Maksud dan Tujuan Magang

1.3.1 Maksud Magang

Maksud dari penelitian yang akan dlakasanakan oleh penulis adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan modal sosial untuk meningkatkan pembangunan di Kota Gorontalo.

1.3.2 Tujuan Magang

Selanjutnya, melalui penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan modal sosial di Kota Gorontalo

(14)

3. Mengetahui apa saja upaya terbaik yang harus dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan modal sosial di Kota Gorontalo.

1.4 Keguanaan Penelitan

1.4.1 Kegunaan Praktis Untuk Lokasi Magang

Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini bagi lokasi penelitiann adalah:

1. Dapat memberikan sumbangan saran kepada Pemerintah Daerah Kota Gorontalo dalam upaya memberdayaan masyarakat melalui modal sosial untuk meningkatkan pembangunan di Kota Gorontalo.

2. Memberikan informasi lebih lanjut kepada masyarakat mengenai pentingnya pembangunan modal sosial

1.4.2 Kegunaan Praktis untuk Lembaga

Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini bagi lembaga adalah sebagai berikut:

1. Sebagai kontribusi bagi dunia pendidikan, khususnya dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan;

(15)

3. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi praja IPDN sehingga memiliki kemampuan dan keahlian dalam menerapkan ilmu pemerintahan di lapangan nantinya.

1.5 Definisi Konsep Obyek yang Diamati dan Dikaji

1.5.1 Konsep Pemberdayaan

(16)

Pemberdayaan muncul karena adanya ketidak berdayaan. Ketidakberdayaan dalam aspek pengetahuan, pengalaman,sikap, keterampilan, modal usaha, dan aspek lainnya. Selanjutnya menurut Anwas (2013:49) Pengertian pemberdayaan (empowerment) tersebut menekankan pada aspek pendelegasian kekuasaan, memberi wewenang, atau pengalihan kekuasaan kepada individu atau pengalihan kekuasaan kepada individu atau masyarakat sehingga mampu mengatur diri dan lingkungannyasesuai dengan keinginan, potensi, dan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan indikator pemberdayaan menurut Suharto (2011) dalam Anwas (2013:50) paling tidak memiliki empat hal, yaitu : merupakan kegiatan yang terencana dan kolektif, memperbaiki kehidupan masyarakat, prioritas bagi kelompok lemah atau kurang beruntung, serta dilakukan melalui program peningkatan kapasitas.

Pemberdayaan (empowerment) merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan (power). Selain itu I Nyoman Sumaryadi (2005:114) menjelaskan bahwa:

”Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan harkat dan lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi : Pertama, mendorong, motivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya dan menciptakan iklim/suasana untuk berkembang; Kedua, memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah positif memperkembangkannya; Ketiga, penyediaan berbagai masukan, dan pembukaan akses ke peluang-peluang”.

(17)

Pada istilah pembangunan juga melekat pengertian-pengertian ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Menurut Hadad dalam Theresia dkk (2014:2), ”Apapun maksud, tujuan, dan makna yang terkandung dalam pengertian yang dimkaksudkan dalam satu istilah yang sama yaitu “pembangunan”, kesemuanya akan selalu merujuk pada sesuatu yang memiliki arah positif, lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kehidupan umat manusia secara individual maupun bagi masyarakatnya”.

Mengenai definisi tentang istilah pembangunan itu sendiri, Riyadi dalam Theresia dkk (2014:2) mengungkapkan adanya beragam rumusan yang dikemukakan oleh banyak pihak, namun kesemuanya itu mengarah kepada ke suatu kesepakatan bahwa “Pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan, demi tercapainya tingkat kesejahteraan atau mutu-hidup suatu masyarakat (dan individu-individu di dalamnnya) yang berkehendak dan melaksanakan pembangunan itu”.

Dalam pembangunan terkandung begitu banyak pokok-pokok pikiran, salah satunya menurut Theresia dkk (2014:3) adalah :

(18)

(dan individu-individu di dalamnya) dalam suasana perubahan lingkungan yang akan terjadi pada selang waktu tertentu.

Sedangkan menurut Mardikanto dalam Theresia dkk (2014:6) Pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana, dlaksanakan terus menerus oleh pemerintah bersama-sama segwenap warga masayarakatnya atau dlakasanakan oleh masyarakatnya dengan difasilitasi oleh pemerintah, dengan menggunakan teknologi yang terpilih, untuk memenuhi segala kebutuhan atau memecakan masalah-masalah yang sedang dan akan dihadapi, demi tercapainya mutu-hidup atau kesejahteraan seluruh warga masyarakatnya dar suatu bangsa yang merencanakan dan melaksanakan pembanguanan tersebut.

1.5.3 Modal Sosial

Konsep Modal Sosial dalam Theresia dkk (2014:35), dapat ditelusuri dari tulisan-tulisan Jacobs (1961), Pierre Bourdieu (1983), James S. Coleman (1988) dan Robert D. Putnam (1993). Menurut Coleman dalam Theresia dkk (2014:35) Modal sosial sebaga suatu unsur yang memiliki dua ciri, yaitu aspek struktur sosial serta memfasilitasi tindakan individu dalam struktur sosial itu.

(19)

ayng mengikat anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

Senada dengan itu Hasbullah dalam Theresia dkk (2014:36) menjelaskan, modal sosial sebagai segala sesuatu al yang berkaitan dengan kerja sama dalam masyarakat atau bangsa untuk mencapai kapasitas hidup yang lebih baik, ditopang oleh nilai-nilai dan norma yang menjadi unsur-unsur utamanya seperti trust (rasa saling percaya), ketimbal-balikan, aturan-aturan kolektif dalam suatu masyarakat atau bangsa dan sejenisnya.

Selanjutnya Theresia dkk (2014:36) mengemukakan bahwa:

Modal sosial adala bentuk kebersamaan, kewajiban sosial, yang diinsttusionalkan dalam bentuk kehidupan bersama, peran, wewenang, tanggung jawab, sistem penghargaan dan keterikatan lainnya yang menghasilkan tindakan kolektif. Modal sosial juga didefinisikan sebagai kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Dari pengertian modal sosial itu, unsur-unsur modal sosial berupa hubungan sosial (tingkah laku kerjasama, kesetiaan, kearifan dan pengetahuan lokal), institusi sosial (perkumpulan, jaringan, dan kepemimpinan sosial) serta nilau atau norma yang efektif (toleransi, simpati, kepercayaan, kejujuran) yang dapat digunakan secara tepat dan melahirkan kontak sosial, tanggung jawab sosial, kemandirian, dan peranserta.

(20)

melanggarnya. Selanjutnya beliau menerangkan Modal sosial menggambarkan tentang perkembangan norma-norma sosial yang mengatur berbagai ragam kewajiban sosial sehingga tercipta kondisi atau suasana yang memungkinkan terjadinya hubungan sosial, lancarnya saluran informasi dan sanksi bagi para pelanggarnya. Sumber modal sosial yaitu agama dan tradisi.

Modal sosial syarat yang harus dipenuhi bagi pembangunan manusia, pembangunan ekonomi maupun pembangunan politik serta penciptaan stabilitas demokrasi. Modal sosial menjadi perekat dan pemersatu bagi setiap individu yang diwujudkan dalam bentuk norma, kepercayaan dan jaring kerja, sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan demi mencapai tujuan bersama. Modal sosial akan menimbulkan komitmen daru setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya, memberikan kewenangan bagi setiap orang yang dipilinya untuk berperan sesuai dengan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap individu.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Transformasi teks tradisional ke dalam bentuk baru yakni entitas nasional dipercaya sebagai langkah awal yang mampu mengokohkan kembali kekuasaan tertentu. Dalam konteks

Berdasarkan hasil uji f diperoleh f hitung >f tabel ,yakni 5,405>3,200sehingga hipotesis yang diajukan bahwa struktur modal dan profitabilitas secara simultan

Halaman pencarian atau daftar kata merupakan fitur yang dimiliki kamus Tuna Rungu untuk memberikan kemudahan dalam melakukan pencarian setiap kata yang sudah terdapat dalam

The making of Jatiduwur puppet batik motif has several purposes, such as: (1) reintroducing Jatiduwur puppet mask art which is now no longer performing live, through the

Dengan demikian, tercapailah tujuan awal peneliti untuk mendesain ulang batik Cimahi dengan cara mengolah motif dalam lembaran tekstil dengan menggunakan teknik

Mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa besar yang

oleh pustakawan saat ini, apalagi untuk perpustakaan masjid tempat menimba ilmu agama islam secara non formal bagi setiap umat muslim. Pembinaan yang profesional

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, dan net profit margin secara bersama-sama berpengaruh signifikan