• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Sumberdaya Biofisik Lahan untuk Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakterisasi Sumberdaya Biofisik Lahan untuk Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu"

Copied!
302
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)

KARAKTERISASI

SUMBERDAYA

BlOFlSlK

LAHAN

UNTUK

PENGEMBANGAN

SlSTEM

PERTANIAN TERPADU

oLEn

MUHAMMAD YAK08

ISHADAMY

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT

PERTANlAN

BOGQR

(158)
(159)

SURAT PERNYATAAM

Dengan ini saya menyatakarr bahwa tesis yang berjudul

KARAKTERISASI SUMBERDAYA BIOFXSIK WHAN UNTUK PEATGEMBANGAPS SISTEM PERTANIAM f ERPAOU

Adalah benar

rnerupakan hasil katya

sendifi dan begum pernah

dipublikasikan, Semua sumber data

dart

informasi yang cligunakan telah

dinyatakatl secara jelas dan dapat diperiksa

kebtrarannya.

Muhammad Yakab ishadarny

(160)

KARAKTERISASI

SUMBERDAYA BIOFISIK LAHAN

UNTUK

PENGEMBANGAN

SISTEM PERTANIAN TERPADU

OEEH

MUHAMMAD YAK08 fSHADAWnY

Sebagai

salah

satu

syarat untuk

memparoleh geXar

Magisbr Sains

Pada

Program Studi Agroklirnatolagi

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT

PERTANIAN BOGOR

BUGOR

(161)

Judul Tesis : KARAKTERISASI SUMBERDAYA BlOFlSlK LAWAN UPJTUK PENGEMBANGAN SISTEM PERTAANIAPI

TERPADU

Nnma Mahasiswa : MUHAMMAD YAKOB ISHADAMY

Menyetuj ui;

4. Kamisi Pem bimbing

[Dr. Ir. Hidayat Pawitan) Ketua

(Dr.

Ir.

Yonny Koesrnaryono,

MS.)

(Dr.

Ir.

ban

Gunawan,

MSc.Eng.)

Anggota Anggob

2. Ketua Progmm Studi

Agroklfrnatotogi

/-

(162)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada 12 Desernber

t

968 di Pidie, Nangroe Awh

Darussalam,

sebagai

anak

kedua dari ernpat bersaudara dari keluarga

ismail Adamy (Atrn) dan lbunda Hamidah.

Pendidikan Dasar hingga Sekolah Menengah Atas diselesaikan di

Pidie, yaitu di

Sekolah

Dasar Negeri Musa

(4976

-

1981))

Sekalah

Menengah Pertama Negeri

Lueng Putu

(1981

-

1984), dan Sekolah

Menengah AEas Negeri Lueng Putu (1 984

-

1987). Penufis meianjutkan

f endidikan Tinggi di lnstitut Pertanian Bagor masuk tahun 1987, fulus

sebagai Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan llmu

Pengetahuan

Alarn, Jurusan Geofisika dan Meteorofogi Program Studi Agrornetearafagi

Tahun 1 994 dertgan Judul Masahh Khusus Otornatisasi Sisbrn

instrurnentasi Meteorologi.

Pen u lis Ad afa h Pmject Scjentisf pada Strategic

Resources Instufe,

Biotmp Training and Infomafion

Centre

di

Bogor sejak Agustus 2000,

Sebetumnya Penulis pernah menjadi tekrtisi dan

rnengajar

pada Jurusan

Geofisika dan Meteoralagi FMlPA IPB (1994

-

2000). Penulis juga

menjadi anggata Perhimpunan Meteoralogi Pertanian Indonesia

(PERHIMPI) dan Masyarzakat Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN).

Tahun 1 996 Penulis meng ikuti pendidikan Pasca Sarjana (Magister Sains), Institut: Pertanian Bagor pada Program Studi Agroklirnatulogi

(163)

P R A K A X A

Segala

puji

dan

syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas

segala

Rahrnat dan Karunia-Nya yang diberikan sahingga penulis dapat

menyelesaikan penetitian dan

penulisan

tesis Magister

Sains

ini.

Terimakasih dan peng hargaatl penutis sampaikan kepada Dr,

Ir.

Hidayat

Pawitan, Dr.

lr.

Yonny Kuesmaryano,

MS.

dan Dr. Iwan

Gunawart,

Msc,Eng.,

yang

telah membimbing

penulis dalarn

peneiitian dan penulisan tesis ini.

Ucapan

terimakasifi

dissampaikan

pula

kepada:

I Rektur IPB, Direktur Program P a m

Sajana dan

Staf, Ketua

Program

Studi Agroklirnatologi

dan

Staf, atas bantuan fasilitas dan

pelayanan yang diberikan

selarna

penulis mengikuti pendidikan

Program Magister.

2,

DireMur Pusat Pengkajian

dan

Penerapan Teknalogi lnventarisasi Sumberdaya Alam

BPPT

atas

w m u a

bantuan yang dibarikn

selama pelaksanaan penelitian ini,

3.

National

Resources Partnership Foundation (Jakarta) dcan Pimpinan Pandak Pesantren Darunnajah Cipining

-

Bugor, besefta staf yang

ban

yak

mem bantu

pelaksanaan pena&aan

di

lapang

an.

4, Rekan-rekan di Sistern Pertanian Terpadu (SPT)

Oarunnajah

yang

bekerja dengan penuh dedikasi selama pengembangan SPT skafa

(164)

5.

Pn'nc@/e Sfmtegic Resuums

!nstifute

-

87°C

atas bantuan dan

fasilitas serta dukungan biaya yang diberikan sefarna penelitian dan penyelesaian tugas akhif ini.

6,

Dr.

Handoko

atas bantuan adrninistrasi dan rnateri serb fasifitas

yang diberikan

selarna

pelaksanaan periculahan sarnpai

akhir

penyelesaian studi penu lis.

Kepada civitas ag ro kiirnatologi, tenrtarna di La boratorium Agrometeorologi

atas segafa bantuan

dan

kerjasama yang diberikan penutis rnengucapkan

terirna

kasi h. Oernikian juga kepada

para

scientfsf

di Strategic Resourns

/nsfitufe

BTfC dan para

officer

yang

telah

banyak mernbfikan saran dan

dukungan sampai Tesis

terselesaikan.

Untuk, Farijit, Dadang, Khalq,

Cubang

dan

Teman-ternan di Farurn Kajian dan Pengembangart Regional Amh (FKPRA) juga diucapkan tefirnakasih a&s bantuan dan dukungan

yang diberikan. ,-.

Terakhir penulis sampaikan terirnakasih yang

tulus kepada

f bunda,

Mertua, dan saudara-saudaraku

Kak

~ a l . Mizy, dan Khary atas semua doa

dan

dukungan mail yang telah diberikan. Teristimewa buat lstriku tercinta

Fakriati Z u h atas segala pengertian, kesabaran, dan dua yang diberikan

selama penelitian dan penyelesaian Tesis ini.

(165)
(166)

Tabef 1.3

Tabel 2.3

Taabet

2.2

[image:166.613.57.532.114.751.2]

Luas

dan faju perubahan tahan sawah di Indonesia

...

sampai Tafiun 1993

Luas

dan laju perubahan lahan basah non-sawah di

.

...

Indonesia sampai Tahun

t

993

.,

Luas

dan laju perubahan lahan kering di Indonesia

...

sampai Tahun 1993

Karakteristik

atmasfer sebagai peubah lingkungan

...

biofisik SPT

Karakteristik tanah sebagai peubah lingkungan

...

...

biofisik SPT

..,..

Desktipsi data

dan

stasiun klimatolagi

acuan

untuk

...,...

...

analisis sgasiai parameter iklim

.

.

Hasil peihitungan fluks

(W/m3

dan total ( ~ ~ f m * ) harian radiasi surya netto raga-rata tahun

?982

-

1993

...

Hasil interpafasi spasial curah hujan (P), lama

penyinaran (n) dan

kecepahn

angin (u) ratata-rata

ta hun 4

982

-

1 993

...,...

Hasif interpalasi spasial su hu

(Ta)

dan kelembaban

...

udara (RH) rata-rata tahun 1982

-

1993

Hasil interpolasi spasial suhu udara rnaksirnurn

(Tx)

dan minimum

(Tnn)

rataan tahun f 982

-

3 993

...

Data hasit

ekstraksi

parameter cuaca lokasi

perteritian rataan tahun 1982

-

4993

...,,...

Hasil investigasi tanah detil fokasi penelitian 07 Mei

4 998

...

Kadar air tanah gada KL dan TLP serta laju infiltrasi

...,,...,.,,,

...*

dasar

bebrapa

jenis tanah ,.,

Usaha perbaikan karak'teristik lahan clan ting kat

...

...

(167)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Gambar

2.2

Gambar

2.3

Gambar 2.4

Gambar 3.1

Garnbar

3.2

Gambar 3.3

Garnbar 3.4

Gambar 3.5

Gambar 3.6

Gambar 3.7

Gambar 3.8

Gambar

4.1

Garnbar 4.2

lnteraksi biosfer-gaasfsr rantai energ i dalam

...

ekasistem alarni

Kerangka kerja kunseptual untuk pengembangan

SPT dengan pendekatan multidisiplin

...

Stratifrkasi iklirn dan cuaca

dengan

pncirinya (Bey

...*..."

...

dan Las, 2991) , . a . u , ~ , , , ,

Georaferensi

yang digunakan dalam prusedur

...

anafisis berdimensi ruartg .,,

...+

Peta

lokasi pengembangan SPT sitala pitot sebagai tempat

kegiatan

penelitian lapangan

...

Diagram alir kegiatan penelitian yang dilakukan

untuk karakterisasi SPT skala

pitot

...

Diagram blok alur proses ekstraksi parameter

...

terrain

If ustrasi

prosed

u r EquivaIen

RwtangIe

SimpIifica fion

(ERS)

sebagai Representative A m

...

Parameter

(RAP)

Diagram blok

aiur

proses ekstraksi kompanen

radiasi surya

...

Posisi geografi stasiun klirnatologi

acuan

infonnasi

...

cuaca lokasi penelitian

Diagram blok

alur

proses

ekstraksi parameter hujan

...

teknik triang ulasi

Ilustrasi diagram blak model kanonik desain SPT

...

skala pilot

Peta efevasi (kontur) lokasi penelitian, Rag adalah titik koordinat iujukan, ditentukan tanggal 7 Mei

...

1998

Visualisasi 3 dimensi formasi terrain dengan relief internal

takasi

SPT hasil interpalasi titik keiinggian
(168)

Garnbar 4.3 Peta ketas lereng (slope

map)

lokasi penelitian diturunkan dari peta kontur dan ukuran

grid ? O * l O rn

...

51

Gambar 4.4 Hasil karakterisasi parameter terrain lokasi

penelitian

.,...

52

Garnbar4.5 FungsisinusuntukAirTempem~~~Extension

Mod4

(ATEM) dari Campbell (1977) daa Chen

(I

996)

...,...

...

Gambar 4.6 Neraca air lahan iclirnatik (resolusi bulanan) di lokasi penelitian,

berdasarkan

analisis neraca air

lahan

umum

...

...

...

...

...

72

Gambar

4.7 Benchma& SPT dengan kumposisi

awal

(interaksi

antar

komponen dan satuan

terbatas).

...

74
(169)

Lampiran 1

Lampiran 2

Larnpiran

3

Larnpiran 4

Larnpiran 6

Larnpiran 7

Lampiran 8

Hasil observasi terrain pada pengambilan contoh

tanah Tanggal '9 Mei I998 di lakasi penelitian

... . . .

Hasil analisis interpolasi spasial radiasi surya

lakasi

penelitian berdasarkan nilai rata-rata 1982

-

1993..

. . .

Hasil interpalasi

curah

hujan, lama penyinaran dan kecepatan angin

takasi

penelitian rataan tahun 3982

-

4993

... . . . . ... . . .

...

... .. . . .. . . .. ... ...

..

.

Hasil interpofasi vertikal (regresi) suhu

dan

kelernbaban udara rataan lakasi penelitian rataan tahurt 1982

-

1993

... ... ... ...

..,... ... ... .

Hasif interpalasi vertikal (regresi) su hu udara

maksirnum dan minimum lokasi penelitian

...

..,,,,

.,.

..

Data cuaca hasil ekstraksi parameter iklirn di lukasi penelitian

... . .

. .

.

. . .

. . .

.

. . .

.

. . .

Fornula

untuk estimasi kebutuhan air tanaman

. . .

.

. . .

Data

teitnis

karakterisasi tanah dan hasil investigasi

tanah lokasi penelltian

(170)

1.

PENDAHULUAN

Permanfasatan Sumbet Daya Alam (SDA) tenrtama lingkungan fisik

untuk pengembangan pertanian terpadu yang komprehensif memerlukan

pendekatan

baik dalam perencaman maupun dalam pengelolaan. Sehingga upaya identifikasi dan karakterisasi yang dilakukan terhadap

sum

berdaya yang tefsedia adalah masukan yang selaras dengan karakter

spesifik lokasi, Karakterisasi sistem usaha tani yang

selaras

dengan

daya dukutlg

biaflsik

sistem tersebut dikenat

sebagai

usaha

optirnasi sistem

yang

berbasis sum berdaya f

resource

base opf.imzation).

Penyusutan lahan sawah dan lahan

subur

terutarna

di

Pufau

Jawa akibat alih fungsi lahan dan tekanan

sektor

lain adalah kendala peningicatan produksi pangart tetutama gadi,

Tabel

1 .1 rnenyajikan informasi luas lahan sawah di Indonesia sampai

Tahun

1993, Total

luas

lahan

sawah

hanya 11% dari total

luas

lahan damtan di

Indonesia,

Sernentara fraksi lain lahzrn pertanian relatif masih cukup luas baik

lahan

basah nan-sawah atau lahan kering

dart

hutan (Tabel 1.2 dan 1.3). Kendala utama dalam pengembangan lahan kering atau lahan basah non-

sawah adalah tingkat marginalitas lahan dengan

faktur

pmbatas dari

surnber alarni dan aktivitas rnanusia yang befpengaruh terhadap sistem

(171)

Tabel 1 .l. Luas

dan

laju perubahan

taharr

sawah di Indonesia sarnpai

Tahun 1993

531617 1278383 45765841 391 4271

381 2,21 -21)

% dari Total Sawah

-, , , , , , , - -, ,, - - - 23,6 10.6 19,6 -, , , , , - 25.0 , , , , , - 6.21 14,91 5351 45,8 100.0

28 1,21 2,3/ 2,9r ~ $ 7 1 131 631 541 lf,8

Catatan: (*) Berdasarkan Data 1989

-

1993; t+) Perluasan; (-1 Penyusutan

Tipe lrigasi

I

Musirn Tman T ~ I

. . . .

i")

Menurut musim tanamltahun

Sumber: BPS (1990) dan BPS (1 994).

T&un

k w -

fadah 4 Wi

H

Taknis

[image:171.617.105.538.91.696.2]

Teknis

Tabel 1.2,

Luas

dart

laju

perubahan lahan basah nun-sawah di indonesia sarnpai Tahun 3 993

Luas

2 kali W

1

Tahwo 1 Tambak 1 Kolm 1 R a w e Tat4 1

Tabel 1.3.

Luas

dan laju perubahan

lahan

kering di Indonesia sarngai

a a u u 1993

Luas 1993 (ha)

I

8$3649,3

1

184814

m

[

7,1

2674070

I

3699534 -8,o

1

-J$

Penggunaan tahan

yang

intensif dan pengelolaan sumberdaya

yang kurang optimum adalah sebagian dari faktur percepatan laju

degradasi surnberdaya fahan. Oalam dimensi

waMu

degradasi Iahan

akan berakibat pada

biaya

input eksternal sistem praduksi

yang

lebih

tinggi, terubma karma jumlah dan

kuaHtas

faktor pernbatas sernakin

%dai tip3 --

as

I

, " 72,3

1

r oo,o

%diwit&lMan 1 2

1

33'

1

5,f

Catatan: (*) Berdasarkan Data 1989

-

1993; j+) Perluasan; (-1 Psnyusutan Sumber: BPS (1 990) dan BPS (1 994).

L m 1993 (ha)

I

S l W l Perubahan (Wahunr

1

0,Z

x dari tip

I

%,+I

31713881 12744633

4 3 1 8,8 5,al 21,t

231504331 178780921 519,25351 65136751 60423141

4 0

I

204) 2.31 4,4l 3 3

3,sl 29,s

1

sai

io,sj

tm,o

96 dari totat Lahan 12,51

$4

17,s 231 2461 7 4 9,01 83,1

Catatan: (*) Berdasarkan Data 1989

-

1993; f+) Perfuasan; (-1 Penyusutan [image:171.617.125.540.118.269.2]
(172)

tingg

i. Masukan teknologi dan managemen

untuk

rnenekan faktor

pembatas serta petestarian sumberdaya lahan diperlukzln agar status

lahan

marginal mertjadi

lahan

produktif.

Safah

satu

solusi

alternatif untuk

pengembangan surnberdaya

tahan

tersebut adalah penerapan teknologi dan pengelolaan

sumberdaya

lahan pertanian dengan konsep Sistern

Partanian Terpadu (SPT) atau

integrated

Fanning System (IFS).

Pengembangan SPT addafah bentuk aplikasi konsep pertanian

alternatif yang didasarkan pada batasan sistem pertanian dalam arti luws

dengan sistern produksi ba han makanan

dan

serat

yang

secara sistematis (Humphrey,

ef

a/. f994) bertujuan:

U

Le

bi h rnenekan

kan

pada pendekatan berdasarkan

proses-proses

alarni seperti siklus hara, fiksasi nitrogen dan pemaharnan

hubungan

hama-predator dalam proses

produksi

pemtlian.

0 Reduksi input dari luar sistern pertanian (off farm) yang berpotensi besar

untuk perusakan

lingkungan atau mambahayakan kesehatan petani, pekerja dan konsurnen.

o

Peningkatan produksi rnelalui optimasi potensi ganetika dan bialogi dari tanaman dan hewan.

a

Peningkatan taraf kesesuaian

antara

pola tanam dan potensi

produksi dengan faktor pernbatas lingkungan biofisik lahan untuk

menjamin keberlanjutan sistern produksi yang stabil faptimasi

sumberdaya tingkungan biofisik).

u

Sistern produksi yang efisien dan manguntungkan metalui perbaikan rnanajemen dan konservasi (bnah, air, energi, dan

sumber

daya hayatl)

Teknik karakterisasi sumberdaya lahan dalam pertmian terpadu

yang

ingin dikembangkan adalah teknik karakterisasi

untuk

optimasi yang
(173)

merupakan

kegiatan

kunci atau basis dari

sernua

turunan kegiatan perencanaan dan pengelalaan SPT. Pendekatan sistern dernikian

diharapkan menjadi alternatif bag i upaya pengernbangan wilsyah berbasis

SDA betdasarkan karakterisasi lingkungan biafisik lokasi untuk

wngembangan SPT.

Penekanan pada lingkungan biofisik (ikllrn, tanah,

air,

komponen

biotik ekosistern) untuk skala analisis

dalarn

panelitian ini

adalah

pendekatan sistem yang berbasis

sumberdaya

untuk karakterisasi skala

turnbuh sistern

usaha

tani. Hasil-hasil kajian pada skaia pilot akan

menjadi rnasukan dalarn pengernbangan pada skala yang lebih tuas

dengan acuan siskrn alami yang diperlakukan khusus bagi parameter

hasil karakterisasi surnberdaya pada

lukasi

tersebut, Dengan definisi

batasan dan asurnsi tertentu sebagai rnasukan, pendekatan sistem

untuk

karakterisasi dan optimasi surnberdaya biofisik

lahan

rnerupakatl salusi

aiternatif dari kegiatan penelitian ini.

2 Tujuan Penelitian

Oengan kajian berdimensi ruang dan waMu (spasial-temporal)

terhadap sumberdaya biofisik lahan untuk pengembangan sistem

pertanian terpadu, penelitian ini

bertujuan:

a. Mendapatkan suatu prosedur karakterisasi sumberdaya biofisik

lahan untuk pengernbangan Sistern Pertanian Terpadu dengan

(174)

b.

Penggunaan

teknik inventarlsasi dan karakterisasi Pngkungan Sisik

dan karnpanen biutik sumberdaya lahan untuk perencanaan sistern

pertanian terpadu rnelafui integrasi teknik agraklimatufagi dan

sistem informasi geografi,

c.

Karakterisasi

skala turnbuh sistern usahatani skala pilot untuk

pengembangan wilayah (perencanaan dan pangelolaan) behasis

sumberdaya alam.

1.3. Ruang Lingkup

Keg

Satan

Penelitran

Lingkup kegiatan penelitian ini adalah

panerapan

teknik

karakterisasi sumberdaya lahan untuk pengembangan SPT,

Tahap

Inventory

adalah

batasan kegiatan yang dilaksanakan

dalarn

penetitian ini

dengan keluaran berupa serangkaian prosedur dan teknik karakterisasi sumberdaya biofisik lahan hrbasis pada klirnatulagi tempan, anafisis

spasiat, dan model empiris disesuaikan dengan kebutuhan.

Penekanan

pada prosedur teknis didasarkan pada keterbratasan informasi dan fasilitas penunjang lain dalarn penelitian ini.

Penyusunan modul-rnodui dasar bagi analisis lanjutan terhadap

informasi lingkungan biafisik

untuk

pengembangan SPT ddlarn penelitian

ini dapat digunakan untuk ruang dan waktu berbeda. Seberapa

pertirnbangan tersebut adalah ide dasar dan rancangan kegiatan

(175)

yang dijadikan basis Itegiatan penelitian ini dan diperlakukan sebagai model. Teknik eksplorasi pustaka terutama informasi kornponen biotik (tanaman,

ternak, ikan,

organisme fain) akan digunakan untuk rnelengkapi

basis data dalam penyusunan prosedur karakterisasi yang digunakan pada SPT skala

pilot

yang dirancang.

I Manfaat dan Kegunaan Hasit Panetitian

Luaran penelitian ini diharapkan menjadi alternatif prosedur teknis

dalam studi pengembangan sistem pertmian yang berbasis patensi

sumberdaya fahan dengan dirnensi ruang dan

waktu

yang dinamis.

Disamping itu hasil penelitian ini juga menjadi alternatif

untuk

model

ekstraksi otomatis parameter fingkungan biofisik (tanah, atmosfer,

komponert biotik) terutarna datarn pengembangan SPT dan bidang kajian

terapan lain, dengan pendekatan sistem dan alat bantu untuk penunjang

pengambitan keputusan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah

(176)

11.

TINJAUAN PUSTAKA

21. Landasan

Konseptual

Sistem Pertanian Terpadu (SPT)

Usahatani sebagai suatu sistem dicirikan oleh komponen biotik dan

abiotik dalam lingkungan alami dengan batasan ruang dan waktu

terdefinisi. Hewan dan tumbuhan terrnasuk mikroba baik yang

dibudidayakan maupun tidak merupakan suatu strata dalam rantai

makanan dalam interaksi geosfer-biosfer (Gambar 2.1). Pendekatan

sistem dalam pengembangan usahatani merupakan keharusan, karena

masukan yang diberikan serasi dengan status lingkungan pertanian dan

keluaran sistem optimum dalam batasan yang didefinisikan. Optimasi

terhadap komponen sistem usahatani melalui berbagai rekayasa teknik

diharapkan dapat menekan faktor pembatas dengan tetap

mempertahankan keserasian yang ada.

[image:176.579.222.404.492.661.2]
(177)

Sistem Pertanian Terpadu (SPT) atau

Integrated Farming

System

(1FS) sacara konseptual

merupakan

integrasi

sejumlah

prasedur, teknik

dan

manajemen

dari

sistern pertanian afternatif yang

telah

dikembangkan

saat hi.

Dengan

kecendewngan terutama dalam kontaks praMis, di dunia international sedang dikernbangkan sistem pertanian teliti (precision

farming system), dan

secara prasedur

dan teknis maupurr

manajemen

dalam operasianal sistern pertanian tersebut berbasis pada SPT dengan

penggunaan teknatagi terkini secara intensif.

Pertanian atternatif meliputi sistem pertanian berkelanjutan

(susfajnable

ag#cuffure),

pertanian arg anik (organic fanning), pertanian

alamia

hlbialog is (ecofaming dan bio-dynamic farming), pertanian

bemasukan rendah (low

input

a g n ' c u f i ~ ~ ~ ) , pertanian holistic dan lain-lain

.

Sistern pertanian demikian ssrnakin banyak di terapkan berdsasarkan

konsekuensi kebutu han pasar dan konsumen

dengan

pertimbangan kesehatatr

dan

biaya jangka pendek serta jangka panjang pada sistern air

dan tanah (palusi) yang diakibatkan oleh kelebihan penggunaan bahan

kimia, degradasi lahan clan resisbnsi pesaing biotik komoditi. Pertanian

altematif tidak rnenggunakan pestisida sintetis untuk input produksi

dan

rnenggunakan pestida alternatif untuk proteksi tanaman.

US-EPA,

Badan

Periindungan Lingkungan Amerika Serikat,

(Humphrey, at a/.

,

'I 994) rnendapatkan bahwa pertanian adalah sumber
(178)

pertanian. Erosi Iahan rnenjadi perhatian pemerintah dan ilmuwan.

Resistensi hama dan penyakit dan

rasidu

pestisida dalam

bahnn

makanan

masih sulit dipecahkan. Biaya input produksi rnenjadi bagian terbesar

dalarn aperasianal usahatani. Negara lain juga hampir rnenernukan

kondisi batas optimum produksi dan

sistem

pasar

interrtasional yang

kompetitif.

Dengan pertirnbangan tersebut, kebanyakan

petani

rnulai

menerima sistem pertanian abrnatif ini dengan tujuan minimafisasi biaya,

Pemanfaatan basis sumber daya dan pedindungan kesehatan patani. Ciri

la pang

pertanian

alternatif, bu kan prakte k konvensional yang ditulak

tatapi

prioritas introduksi inavasi

dan

integrasi sistem secara alarni dengan

pendekatan inferaksi biosfer-gaosfer. Sistem demikian menekankan

manajernen hubungan biolagis

hama dan

pemangsa, proses alami fiksasi

nitrogen dibanding metode kirnia intansif:

Para

pengembang hoiitic msoun8s management percaya hambatan utama terhadap kefangsungan sumber daya lahan

adalah

degradasi

Daerah

Aliran Sungai (DAS) dan ekosistern. Sejarah

membuktikan bahwa pengelalaan Surnberdaya Alam (SDA),

rnenghadapi

komplaksitas ekusistem yang

haws

dipahami dan ditangani berdasarkan

prioritas resika tingg i untuk jangka panjang

.

Tujuan dan sasaran termasuit

stabilasi fiskal, pengendalian mutu hidup untuk patani, pakerja, kunsurnan,

keuntungan moneter dan inkgritas lingkungan. Pemahaman dasar skala

(179)

dimanfaatkan, (b) Humanisme

dan

interaksi susiai

harus

krkembang

untuk

rnenjaga kelestarian

lattan,

(c)

Ruang

yang dikelola haws

fokuo;, (d)

Tanah harus

tehp

teftutup

aleh

tanaman untuk

rnenjaga

kestabitan sumberdaya lahan, (e) Hewan budidaya penting untuk lingkungan, dan

(9

Pendefenisian tujuan

dan

sasaran yang baik sangat diperlukan.

Ling

kungan fisik sebagai kornpanen sistern pertanian terpadu

dan

merupakan faMur pembatas dafam operasianaf, pendekatan muitidisiglin

(Gambar 2.2) yang kurnprehensif terhadap sistem di lapsng diperlukan untuk menekan

kondisi

pembatas tersebut. Upaya mudifikasi terhadap lingkungan fisik hanya dapat dilakukan pada skala terbatas, karena

kelayakan secara teknis tidak

selalu

dikuti oleh kelayakan

ekunomis.

Salusi

sederhana adaiah penyesuaian

sistem

usaha

pertanian yang

berbasis

daya dukung tingkungan fisik, Teknik yang

umum

untuk sebuah

sistem dengan kondisi pernbatas demikian adalah, optimasi komponen

penyusun sistern sesuai kriteria atau batasan optimum dengan resiko

pati fig kecil. Sistern dernikian dapat bertahan bila

sacara

persyaratan

keberlanjutan sebuah sistern diintegrasikan yaitu

sosiai

humanisme

berterirna, rnenguntungkan s@cara ekartomi, sederhana dalam teknis,

serasi daiarn batasan ekalogis terutama kornpanen lingkungan fisik

mampu

rnendukung kornponen penyusun sistern secara keseluruhan.
(180)

4993; Monteith & Unsworth, 3990; dan Jones,

1992).

Keragaman

kebutuhan untuk kompanen yang brbeda tersebut s-fa twpisah &pat

dibatasi

dan dlprlakukan

secara tunggal (Dorenbos

-

Pruitt, 1975 dan I

97%;

Dwenbos-Kassam, f

979;

dan Kulp, 'I

9771,

sehingga

karakterisasi kebutuhan lingkungan fisik untu k perencsnaan dan pengetdaan komodit i

dafam dimensi lingkungan fis'rk dapat dikenafi. flasil karakterisasi atau

informasi kebutuhan lingkungan frsik komoditi ini akan menjadi masukan proses analisis

dan

pernodelan dafam kegiatan tnventarisasi untuk

parencanaan

dan

pengelalaan

kornuditi pertanian (Rossiter, 1994 dan

Meijerink,

et

a/.

,

3 994).

Earnbar 2.2. Kerangka kwja kunseptuat untuk pengembangan SPT

dsngan wndekatan rnuttidisiplin,

Pendakatan sistem dafam

usahatmi

adafah suatu ket.iantsan untuk

abad-21 menuju sistern pertanian yang tangguh

dan

efisien. Efisiensi
(181)

Sehingga sistem usahatani yang dikembangkan mernifiki daya saing dan

produktifitas tinggi (konsep pertanian bewawasan agribisnis). Dalam

setiap tahapan proses usaha diperlukan

rekayasa

teknik untuk

mendapatkan nilai tambah suatu kamuditi. Perpaduan kosep agribisnis

dan agroindustri adalah

rekayasa

sistem usaha tani

keamh

yang efisien

dan berdaya saing tinggi.

1 Untuk aptimafisasi sumberdaya dalam

ruang

yang ada diperlukan

rnasukan

teknologi sehingga daya darang

terhadap

praduktifitas sistem

usahatani lebih besar rnelalui irnplementasi pertanian padat teknalogi (techno-taming}. Kansep pertanian rama h ling kung an (eco-farming)

adalah ugaya

kansenrasi

sistem alam dengan tanpa merusak komponen

yang ada, produktifihs dan esfisiensi sistem

usaha

tani dapat dilakukan

dengan resiko usaha yang kedf (agroekolag i) sehingga kelastarian

lingkungan dan kestabilan produksi terjaga.

Sanchez

(4995)

dan Golley (1983) menjelaskan bahwa salah satu

upaya

rekayasa

sistern alarni dalam hubungannya dengan karnpleksitas

ruang dan wairtu (resources) sebuah ekosistem, teknolug i agrofumstry

merupnkan

prosedur

urnurn untuk optimasi agruekologi di kawasan hutan.

Kompetisi biolugi

yang

dibiakan terjadi secara alarni, telah rnarnpu

meng hasilkan pendapatan petani sekitar

hubn

dengan tanpa

menggangg

u

kesta bilan

hutan

alarni. Kesimpulan ini berdasarkan hasil
(182)

2.2. Tinjauan Karnponen Biofisik u n l k Pengembangan

SPT

Lingkungan

fisik adalah

obyek acuan telaahan

dalam

kajian ini,

karena itu untuk bahzrn masukan dalam upaya optimasi surnberdaya

tingkungan

fisik pemahaman tentang kornponen alami perlu dikrsnall. Oisamping sebagai batasan sistern yang terdefinisi kampanen biufisik

lingkungan akan rnenjadi faMor pembatas dalam pengembangan SPT,

Pernyataan ini didasarkan pada keeratan Rubungan anbra komponen

biotik dan komponen abiotik suatu ekasistem bumi (Montehith

-

Unswarth,

1990; Campbell, N77; Rose,

1966;

dan Jones, 1992).

lnventarisasi komponen lingkungan biofisik sebagai bagian dari

suatu

sistem

pertanian

sangat

diperfukan,

karena

sumberdaya lingkungan

Frsik

adalat-i

penentu dalam aperasi suatu ekosistam, Untuk tujuan

penyederhanaan maka analisis terhadap faktor penyusun lingkungan

fisik

akan dikaji berdasarkan pendekatan kesetimbangan (neraca) Bahang

atau @nergi

dan

air. Peart, %t a!, (1991)

dan

Sofee (9995),

pendekatan

demikian didasarkan pada pendekatan sistem, dengan

penelusuran

aliran

energi atau bahang dafam sistem dengan batasan terdeinisi,

Penelusuran rantai energitmakanan

dan

siklus hidrologi adalah

representasi dari pendekatan

sistem

dalam batasan ruang dan

waMu

(Marsh dan Grossa, I 996).

Untuk kebutu han analisis dan teragan, Wang (.1963), rnarnberikan

rincian infumasi lingkungan

fisik

untuk

baragam tujuan terutama

untuk

(183)

merupakan media (lingkungan

fisik)

bagi

biota dipermukaan,

demikian

juga tanah dan air. Intetaksi dernikian dapat dipelajari dengan memahami

interaksi biosfer (hidup) dan lingkungannya

(geosfer)

sesuai batasan sistem yang digunakan. Infurmasi untuk evafuasi lahan rneliputi iklim, tanah, terrain, dan data fisik lingkungan lainnya yang diberikan Wang

(1 963) dan dirangkum secara umum dalarn FA0 (1

9761,

adalah ringkasan

karakteristik ketiga

komgonen

lingkungan fisik pertanian yang

dapat

dikuantifikasi,

Dalam

pengertian interaksi

antara

turnbuhan atau tanarnan

dan

lingkungan flsik, perlu dijetaskan atau pernbagian lingkungsan fisik datarn

bentuk dan tahapan perturnbutran tanaman. Sehingga rnempermudah

identifikasi pengaruh unsur-unsur atau faktor Iingkungan

yang

berpengaruh pada setiap bag

ian

dalam proses peftumbuhan dan

perkembangan tanaman. Pembagian tersebut menurut Wifliams dan

Joseph

(1

970)

adalah sepeti berikut:

o

Ca haya, rnernpengaruhi reaksi fatosintesis dan fotuperiodisitas

pada tanaman.

a

Atmosfer, rnernpengaruhi

ketersediaan

CU2 dan

02'

ditn

defisif tekanan uap pada evaparasi, rnenetukan pedumbuhan

tanaman.

Angin adafah kharakieristik atmosfer yang berfungsi sebagai agen

transport pada pencapuran CQa dalam zone

daun,

dan rnekanisrne

transport lain

yang

berhubungan dengan tanaman.

a

Lingkungan prakaran, yaitu

struMur

fisik tanah

dan

unsur hara, ketersediaan air, aerasi, salinitas, dan faktor tanah lain yang

berpenganrh pada tanaman,

n

Suhu, merupakan fatar utarna yang menentukan di daerah trapis,
(184)

Pembagian lingkungan fisik demikian didasarkan pada

pertimbangan bahwa proses interaksi antafa

tartaman

dan lingkungan

sangat karnpleks. Faktor

fisik

dalam

kondisi tertentu menjadi pembatas

bagi tanaman dan penigkatan

hasil

dapat dilakukan dengan rnenunrnkan

salah

satu

faMar

pembatas bagi pertumbuhan tanaman, Tabel 2.1 krikut ini adalah uraian tentang faktar tingkungan Atmosfer dan karakteristiknya

sebagai lingkungan fisik komodlti dan Tabel 2.2 rnerinci karakteristik

tanah

sebagai lingkungan fisik komoditi.

Tabet 2.1.

Karakteristik

atmosfer sebagai peubah lingkungan

biofisik

(185)

Tabei 2.2. Karakteristik tanah sebagai

peubah

lingkungan biofisik SPT

KaraMerirstlk Panmater Wkripsi Panmeter

Ilkuran partikel Pasir (2.0

-

O.Q2 mm), debu (0.02

-

0.002 mm),

Ud (0.002

-

0.04302 mm), dm kotoid (0,002

-

0,OOOOOCI mm), Mekanik Tekstur

Struktur Mertiana (masif dan paxtikel ktnggd), Kompkks (granular, b l d y , platy, prismatic, dan Columnar).

Kerapatan f Bulk density (berat ~olurnej, BaFat spesifik, kwapatan par4kd.

Konsistensi, Plastisitas, Viskositas, Pmafiiliks, dm

Kapiiaritas

Kapasitas panas, panas spesifik

Lain-ktin

Tenal

f

Cadangan

bhang

1

Transfer Bahang Koncluksi, rdiasi, conwksi (lmhw dan tubien)

Suhu Tanah

'

Variasi spsial (gradien vertikal dan horiintal), variasi waktu

Kafakteristik

optik

I

I

I

(iam-an, diurnal musiman).

Lain-lain

A h d o

Pengaruh termal pada rnekanika tanah (mengembang), Manan

termat, karetakan dan pernbekuan, terkena frost, garis Mu, reaksi kirnia dan pntbahan m a .

Tanah hra (0.40

-

0.201, H u b lebat (0.3

-

Q.10), Pasir &ah
(186)

Karakteristik bmganen biotik

dalarn

SPT dipahami sebagai

kamoditi yang rnerupakan karnponen sistem

Itu

sendiri. Merujuk pada FA0 (1976, 4983) dan PCAARD (1986), karakteristik

lahan

yang dievaluasi dalam kerang ka

pengembang

an komoditi tanaman

adala

h:

P Status air, ham, oirsigen di dalam zana interface datr perakakaran.

Media

untuk

perkembangan akar (kandisi sifat fisik dan rnorfologi

tanah) dan kandisi untuk pertumbuhan (bnah,ikiirn), sew faktur kemudahan olah tanah (kerang ka pengelolaan)

a

Salinitas, alkalanitas, toksisitas (aluminium

dan

pyrit), resistensi

terhadap erosi, bahaya banjir (frekuensi dan periode genangan, rejim temperatur, energi radiasi dan fotoperiudik

a

Sahaya

unsur iklirn terhadap pertumbuhan tanaman (angin, kekeringan), keiembaban

udara

panganrhnya tsrhadap pesaing alarni, periode kering untuk pemasakan (ripening) tanaman, varietas

tanaman dan hama

penyakit,

Sedangkan yang rnenentukan dan berpengaru h

terhadap

rnanajemen dan masukan eksternal

yang

diperlukan adalah :

D Terrain

berpengaruh

terhadap mekanisme dan I atau

pengslolaan

Iahan

secara

praktis

(terras, tanaman

seIa

I alley

cmpping,

dsb)

kurrstruksi dan psrneliharaan jalan penghubung

.

o

Ukuran dad unit potertsial rnanajemen abu satuan luas lafian pertanian.

u

Lokasi dalam hubunganya utltuk penyediaanya sarana pruduksi

f input), dan pernasaran hasil (aspek ekanami)

Dalarn kerangira pengembangan SPT, hewan dan tanaman

dipandang

sebagai

kornoditi, sehingga tekniic karakterisasi lingkungatr
(187)

sesuai kebutuhan ekolog is dari kamuditi tersebut, Ketergankr ngan

banyak

proses

fisiologi dalam

kehidupan

tidak

tedepas

dari

keadaan

di

skitarnya. Bahkan bagi binatang berdarah dingin yang tidak marniliki

kemampuan mengendalikan suhu tubuh dan suhu lingkungannya sangat

ditentukan oleh kandisi iklim

mikro

(Jones, 1992; Monteith-Unsworrth, [image:187.612.156.528.296.497.2]

9990;

Campbell, 1977; dan Rase, 1966). Stfatifikasi dan

fairtor

penciri iklim (Gambar 2.3) digunakan sebagai kerangka

acuan

skala analisis.

Gambar

2.3. Stratifikasi iklim dan cuaca dangan pencirinya (Bey dan

Las, 1992).

Cuaca SinopWHlakro Synoptic Wa&er

Penerapan

konsep

neraca bahang untuk penelusuran rantai energi

adatah suatu teknik penelusuran yang rnungkin untuk diteragkan dalam

karakterisasi peu bah ling kungan biofisik komaditi, Penerapan flukum-

hukum dasar transport adalah kerangka

acuan

untuk

mangetahui

mekanisme transfer bahang dalam sistern afarni (Jones,

t

892).

Distribusi

energi

dalam neraca bahang akan

rnempermudah Kia

mernaharni

keeratan hubungan antarca karnpanen SPT dan lingkungan biofisiknya.

SIrkulasl U d m dm Arus Laut

Anqht m a i m Skala Global Alih b a k q atau w g i I

fklim Meso

Screen Climate

Gerakan Massa Udetra dan Uap Alr

Neraca Bahaos i Enemi

Latdwtensitas d i a s i surya Suhu Udam & Tan&

Kelembaban mars

I I Presipatsi, Eraporasi, Angm, dst A

4

Lokasi Spesiiik

I

iklfm Mikro

(Mlcro Clfmda)

-

Dicirikan ofeh interaksi unsur-unsur

pada skala meso dengan kondisi dm sifat

fisik obyek i permukaa~

Ling kungnn Mlkro

(188)

Pendekatan neraca

air

dengan

tujuan

untuk mengetatrui jurnlah negu air yang diperoleh sehingga dapat diupayakan pernanfaatan sebaik mungkin,

Data neraca air dapat rnernberikan bekrapa

keterangan

panting tentang

jumlah

netto yang

dapat

diperoleh, nilai surplus

dad

neraca

air

yang tidak tertampung

dan

waktu kejadiannya.

Kebutuhan ekologis kamaditi budidaya didasarkan pada kansep

bahwa

semua

jenis karnuditi terrnasuk

tanaman

pertanian, peternairan, dan perikanan, untuk dapat itumbuh atau hidup dan berpraduksi

rnernerlu

kan

persyaratan tertentu, kernung

kinan

antara yang satu dan

yang

Iainnya berbeda. Persyrtratan tersebut terdiri dari energi radiasi,

temperatur, kelembaban, oksigen, dan

ham.

Persyaratan temperatur dan

kelembaban

umurnnya

digabungkan,

dan

diistilahkan

dengan

periade

perturnbuhan (FAO, 1983). Zanasi

agroekotogi

komuditi

(commodity

zoning) rnerupakan bahan acuan untuk studi lanjutan dalam pewilayah darr pengembangan komoditi

(Las,

et aL, i 990).

2.3. Prosedur Terapan Karakbristasi Sumberdaya hiran untuk

Pengembangan SPT

Pendekatan nurnerik yang tekait

spasial

untuk sebuah bangun sistem yang kornpleks Seperti SPT, tidak mungkin dilakukan dengan

analisis sederhana, karma itu dipedukan

alat

bantu

yang

lumrah

untuk

inventoty dan anatisis informasi dan evaluasi terhadap

sebuah

sistem
(189)

Meijerink

ef

a/.

(1994) dapat digunakan untuit pengalolaan data dan dikernbangitan menjadi sistem infurmasi

dalam

pangambangan SPT.

Salah satu pendekatan nurnerik untuk

analisis

yang terkait: sgasial dalarn karakterisasi dart evaluasi potensi

sumbardaya

lahan

datarn kerangka

pengembangan SPT dengan konsep

alat

bantu pangambilan keputusan

adatah penerapan konsep pernodelan kamuditi yang dikembangkan aleh

Handoko (1 994). Kedua rujukan tersebut dianggap serasi dengan tujuan

penetitian disini, kedua teknik tersebut rnerniliki basis yang sama yaitu

optirnasi peubah lingkungan

fisik

bagi pengembangan komoctiti. lntegrasi kedua konsep

tersebut

dan penerapan teknik irarakterisasi

untuk

optirnasi yang diberikan Mital (19761, Kulp

(19771,

dan Orvis (1993) diharapkan

menjadi

sebuah

sistern

database

yang layak untuk diterapkan

pengembangan SPT skala pilot, terutarna pada tahap karakterisasi

sumberdaya lahan,

Penerapan Sistem infurrnasi Geografis

(GIs) dafam kagiatan

SPT

rnembutuhkan

pemaharnan

terf-tadap beberapa karakteristik atau prosedur umum yang rnendasar. Kerangka acuan atau basis referensi untuk

prasedur terapan GiS umum adalah georeferensi dan sistem

kuordinat:

yang digunakan,

Kedua

acuan tersebut panting, karena prosedur standar

GIs yang merupakan atat bantu dengan

cakupan

aperasi berskata ruang
(190)

pada Gambar 2.4. Sistern proyeksi yang umum ciigunakan adatah

Universaf Transverse Mercafor (UTM)

dengan

batasan sebagai

berikut:

a

Sistern

proyeksi

adalah

versi Gouss-Kniger Transverse

Mercator

dengan

satuan

dimensi

panjartg adalah meter

(m)

Q

fruy8ksi

hanya meliputi mna LU 184' sarnpai LS 18Qa,

secara

umum yang digunakan adatah 180 derajat lintang di kedua bafahan

burni.

n

Wilayah dunia dibagi dalam 60 zone brdasarkarr derajat garis bujur

(tiap zone = 6'). Zone 1 ditentukan untuk garis 180' dan

sama

dengan

zone 60 dengan perhikingan pasitif ice arah timur dari barat.

P Zone icedua ditetapkan tiap 8' lintang utara dan

selatan,

Asal tiap

zone

ditentuitan dari

ekuator

dengan

nutasi abjad dari selatan kearah utara (C-X)

Indonesia berada pada

zone

44 sampai 55 proyeksi garis bujur dari

Bujur Tirnur 95' sampai ?4q0 dan berada pada zone 1.

-

N proyeksi garis

Lintang Selatan 11' sampai Lintang Utara 6', (Meijerink, et a/., 1994).

Plotask

z : vektar wrtikal, positif arah Gd (devasWdalaman) x : wktor tlorizonhl, pasitif arah W-E (Ws Bujur)

y : Wtor horizontal, positif arah S N (Gads Lintang)

G : Georefermsi, O=pemlukaan lad

(191)

Teknik pengarnatan tefutarna peubah ikllrn

dan

tanah tidak

merupakan besaran kantinu

secara

spasiaf, maka teknik interpafasi

sebagai

aiat bantu geostatistik perlu dig

unakan.

Maijerink,

af

a/, ( j

9941,

Wingrnasta

dan

ietterrmeir

(1994),

dan

Todini dan Ferrarest (1996)

mem perkenal kan

teknik

terapan

gemtatisti k

untu

k ekstraksi atornatls

parameter fisik lahan sebagai basis data dalam

pernodelan

hidrologi.

Penerapan teknik geustatistik

untuk

analisis data spasial dipsrlukan untuk transformasi data titik yang

merugakan

ciri data iingkungan

fisik

(AIam) yang diamati

dengart

konsep titik contoh sebagai representasi luasan

tertentu

atau konsep Repmsertfafivta Area Parameter (RAP).

Secara

urnurn teknik interpolasi depat digolangkan dalam dua ketornpok, yaitu pendekatan . non-stokhastik

(deterministik)

dan

pendekatan stakhastik atau

interpoiasi

optimum (Statlstik). Bentuk urnurn

hubungan rnatematik

untuk

interpalasi adalah:

(4)

=

Nilai estirnasi untuk tiap titik petlgamatan dengan koordinat (xo,yo)

wi = Pembobot untuk titik ke-i

zi

=

Milai pengamatan pada titik ke-i derrgan

kaardinat

(xi,yi)

n =

Jurnlah

titik cantahlpengamatan

Berdasariran

prasedur

terapan

geostatistik (Meijerink, at a/. 4 934
(192)

Interpalasi deteministik polinomial orda-I (Interpolad Linier) dan

orde-2: Triangulasi Delaunay digunakan sebagai kriteria urnurn untuk persamaan linier

penyusun

TIN dari sernbarang data yang

terdistribusi dalam luasan tertentu, (Meijerink, et at, 'I 994; C hen,

1996).

Kumpulan vektor linier

tersebut

akan barbentuk matfik, selanjutnya solusi yang berlaku untuk persarnaan linier seperti Gouss-Seidel dan Newton untuk iterasi dapat digunakan (Cheney

and Kirtcaid, I

995).

Metode perhitungan distribusi hujan spasial

metode poligan Thiessen adalah aplikasi teknik interpalasi ini. Teknik ini sudah urnurn digunakan

dalarn

perangkat sistem

informasi spasial.

a

lnterpalasi

deterministik Pofinomial Kuadratik dan Pointwise

Intepoiaiion; Teftnik ini dikenal dengan cubic interpolation dan bi- cubic

inf@polation

yang

mew

pa kan pende katan pe fsamaan

polinom

berorde

tinggi. Konsep

dasar

penyusun

teknik melibatitan teknik transformasi Laplace (Meijerink et aj. 1904) dikenal dengan bentu k tempan seperti Cubjc-spline dan Lapfacian smoothing

spline. Sedang kan

pointwise

inferpoIatian terdiri dari

tekni

k analisis data numerik seperti moving avemge, weighted moving average,

dan inverse

distance

schemes.

Metode Interpolasi Statisti k kurelasi spasial dan

rnetode kriging

.

Kurelasi spasial adalah interpolasi yang menggunakan asumsi

bahwa jarak terdekat antara dua nlai atau titik rnendekati

keseragaman pada jarak lebih besar dalam batasan

yang

diberikan. Salah satu

yang

urnurn digunakan adaiah rnetode

semi-varr'ance

untuk rnengukur derajat ketergantungan spasial suatu peubah.

Metode Kriging mengg unakan asumsi dasar berikut: (a) Setiap Peudah mengikuti sebaran normal

(Gaussian),

(b) Nilai

dugaan

(interpolasi) tidak bias, dan diterirna dengan pembabatan antara 0

-

1, (c) Nilai harapan

secara stasianar

arde

kedua

akan sama

dengan

nitai tengah

lokat,

(d) Ualam kriging sederhana, nilai tengah tidak diketahui dan akan

bernilai

sama dengan nilai tangah populasi.

Dalam penerapan teknik interpolasi ini memiliki kelemahan,

sehingga

penggunaan asumsi

terbatas dalam proses anafisis diperlukan, terutarna teknik interpofasi deterministik. Namun terlepas dari

kelernahannya, teknik geostatistik ini akan sangat membantu

untuk

anatisis peubah biofisik yang berbasis skala ruang dan waktu. Teknik

(193)

(vektur) rnenjadi peubah spasial

(raster)

adalah bentuk

umum

teragan dari

geostsatistik untuk inventarisasi surnberdaya biafisik tahan.

Beberapa

kelemahan tersebut menurut Meijarink, et.af.

('l994),

Tribe

(1 9921,

dan

Todini dan Farrarest (1

996)

sebagai berikut:

o

Nilai korelasi spasial dalam sebaran data tidak dikutkan dalam

perhitungan. Perhitungan jarak hanya rnenggunakan jarak

geornetri,

sedangkan

peubah

aiam sangat bervariasi dan dibangun

oleh sejumtah

elemen

alarni dengan peubah acak.

u

Metude tersebut tidak mernperhatikan faktor keterkaibn dengan

Gambar

Tabel 2.3 Karakteristik atmasfer sebagai peubah lingkungan .......................................................
Tabel 1 .l. Luas dan laju perubahan taharr sawah di Indonesia sarnpai
Gambar 2.1. lnteraksi biosfergeosfer rantai energi &lam ekosistem alami
Gambar 2.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa masalah yang dihadapi dalam pem- bangunan pertanian ialah (1) laju perubahan lahan pertanian menjadi non-pertanian masih cukup tinggi, (2) penurunan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi hubungan karakteristik tanah dengan relief, bahan induk, dan iklim dari kajian basis data tanah hasil pemetaan sumberdaya

Sistem informasi teknologi pengelolaan lahan kering yang dibangun dengan basis web, teknologi GIS, dan teknologi internet diharapkan dapat diakses secara luas oleh

Model dinamis sebagai suatu metode pendekat an sistem dalam mengidentifikasi dan memodelkan pola/perubahan sistem usahatani terpadu di lahan pasang surut Kabupaten

Dari hasil pencocokkan antara karakteristik lahan pada masing-masing SPKL dengan persyaratan tumbuh tanaman kakao, maka di Kabupaten Nias Barat terdapat 1 kelas kesesuaian

164.252.168.000,- digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output : (1) 7 Sistem Informasi Pertanian, (2) 958 peta (Informasi Geospasial Sumberdaya

Lahan yang diarahkan untuk pengembangan adalah lahan yang berada di Areal Penggunaan Lain dan Hutan Produksi, dengan status perizinan yang dapat digunakan adalah lahan yang memiliki

Data dan informasi hasil survei dan pemetaan tanah semi detail skala 1:50.000 yang kemudian dihimpun dalam suatu basis data sumberdaya lahan/tanah merupakan data-data sumberdaya tanah