KANDUNGAN SENYAWA APITIBAKTERI DALAM
ANEGREK
DEAfDROBlUM
WOO LENG YANG
BERASAL
DARl
LAPANG
DAN
KULTUR
IN
vIrm
OLEH :
XNDRIATI
HUSAIN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT
PERTANIAN
BOGOR
Bukunkak Kami telah metupangknn untukllru dudamu ?,
dun Kaml teIaIr mengh i l a ~ f g k a ~ duri padurnu bebanmu,
yaw memberarkan punggungmu ?
Dan K m i thggikan bagitnu sebwan # a m a m
Karena sesungguhnya smudah kesulifsn ada kemudahaa, sesunggiiknya sesuduh kesuliiaro ada kemudakan.
Muku uapabilu kamu teluk seIesd dari smuaru urusurt, kerjakanlah dengui~ sungguh-sarngguh urusan ymg /@in,
dun bony kepuda Tuknnmatiah hhenriaknyo kamu berirarap.
<A#-Qur'an, Alum NasyruR {Mclapangkcm) : 1 - 8. Snlah satu surat dalrrm Al-Qur'an yang
berfungsi sebagai Penghibur bag; setiap insan)
Elui ora~g-orang yang krirttun, apubila dikafakan kepudamrc : "Mapang-IapnngIuk dalum
majiis", rnaka lapangkanlak, nhcaya AIiuIr akan memberi keZupangm uniukmu. Dan upt~bilu
d~kutakun : "Berdirilah k m u , maka bbrdirilah, nkcuya AIIuh akan mettinggiku~ orffmg-orung yung beriman di anturarn~ dan orang-#rung yang diberi ilmu pengefahuan bcherupu derajua
Dan AIhh Maha M~tigdahui apa yang k a m kerjakan
Uetuk mereka ysng selalu rnenyaysngiku, mendoakan dan menjagsku ;
Mami Arminiati ,l. Paran.%, Oma, Mami Lls, Papl Tham, I%k Ade Mad, M a Adc Reni,
Kak Arsul, Adik Ancs, Herlina, Firman, Dani, Mian dan Eca.
Dan untuk ;
Papl Mu barnmad W ussia ( a h ) Yaag selalu menjageku biie sakit Yang sela k mendoakan kekrhasilanku
Yang seXaiu merindubnku, rneagkhawetirkanku
INDRIATI HUSAIN. Kmdungan Senyawa htibakteri dalm m e k Uendrobieun Woo k n g yang Berm1
dari
h p w g dm Kultur In Vitro. Dibimbing oleh MARL4 BINTANG (Ketua), IRAWATI (Anggoh].h g g r e k sebagai tanaman hias dapat juga d i m d a d a n sebagai tanman
@bat. Perbanyakan anggrek di Iapmg ymg membutuhkm waktu ymg lama dapat dipersingbt dcngm menggm&an teknik kultur jaringm tamman, di mma hasilnya bisa diprows menjadi obat-obcttm, khususrrya antibakri
.
Uji pendahuluan terhadap aktivitas antibakteri pada 10 hibrida
Devsdrobium, satu yang dipilih yaitu D. Woo Leng, dikulturkm dengan tehik
k u h r in vim dengan pnanabahm at pengatur tumbuh NAA untuk induksi dm perbanyakan plb. Ptb hmil kdtur jaringan tamman dm tanaman mggrek dwi
lapang yang d i p i d a n daun, pseudobulb dm akmyia, maqing-masing dihancwkm, d i e k s t d bertahap dengan pelarut etanol go%, heksana, kloroform, etil asetat dan metmol, hasil setiap ekstrak diuji &tivim antibakterinya. SampeI ekstrak y ang rnenunjukkan h y a aktivitas antibaktmi diidenti fikasi senyawa antibakterinya dcngan teknik GCMS.
Uji aktivitas mtibakteri ekstrak heksana, klorofann, etil a t a t dm metan01
wmua
b h
tanaman mcnmjukkan ; ti& ada aktivitas pada ekstralc hek- ada aktivitas pada ekstrak klorofom-plb, ekstrak etil asetat-plb, dam, pseudobulb d mstlrar,
sf:rta ekswak: metanal-pfb, daun dm pseudobulb. IIastsil identifikasi senystwa antibbakteri menunj u k h bahwa senyawa Fenol, 1,3,5-Trioxme, NrtpMene, I,2-Benzen&ial, Benzene dm Mmdelic acid menrpikan senyawa mtibdderi, dm senyawa-senyawa lain ymg berpotensi sebagai seny awaanti bakteri
.
Induksi pembenkrlrarr plb D, Woa k n g tidak merncrlukan p n m b d m
W A A dm untuk perhyakm plb dcngan penambahan 6,0 ppm NAA. D. Woo Leng rncngandung senyawa-senyawa antibak'teri ymg dapat m e n e b a t
INDMATX HUSAIN.
Thr:
Antibacterial Compou~dr Cnndenf of DendmbiumWoo Leng echidfiom Field and
IF?
V i m Culture. Under supervisions of MAMA BJNTANG f Supervisor), f RA WATI (Co-Supervisor).Instead as an arnmentd plant, orchid also known as medicinal plant.
Orchid propagation in the field requires f ong time process that can be concise using plant tissue culture technique, which the yield may fuffift the supply to be
processed as medicine, especially antibacterial.
Px-test for antibacterial activity was conducted on 10 Dendrobium
hybrids. One among the term chosen, that is D. Woo Leng, was cuttured by plant tissue cul twe technique with addition of the NAA a growth regulator for induction and plb multiplication. The plb from plant tissue c u l h and the orchid plant leaves, pseudobulb and root extracted using ethanol 80%, hexane, chloroform, ethyl acetic and methanol. The anti bacterial activity of the product then examined.
The extract sample, which shows the presence a f antibacterial activity, was exmined using GCMS technique to identify the antibacterid compound.
AntibcteriaI test toward all materid that extracted by e i h a l 80% showed positive result. Antibacterial activity test toward hexme, chloroform, ethyl wetic and methanol extract showed ; there is no activity on hexme exb-act, there is activity on chlorofom-plb extract, ethyl acetic-plb extract, leaves, pseudobulb md root, also on methanol-plh extracq, leaves and pseudobulb, Tfxe
result of antibacterial compounds identification showcd that PhcmI, 1,3,5- Triaxanc, Naphtdene, 1,2-Benzendiol, Benzene and Mandelic acid are the antibacterial compounds..
Dengm ini saya menyatalcan bahwa tesis yang be rjudul :
KANDUNGAN SENYAWA ANTIBAKTERI DALAM ANGGREK
DEElDROBIUM
WOO
LENG YANG
BEFZASAL
DARI
LAPAMG
DAN
KULTUR
IN
VXTRO
dalah knar mcrupakan hail karya saya sendiri dm belum pmah
dipublikasikan. Semua sumber data dm infomwi ymg d i p n d m tel&
dinyfthkm jelas dm dapat dipriksa kcbenarmya.
KANDUNGAN SENYAWA ANTIBAKTERI
DALAM
ANGGREK
DENDROBIUM
WOO LENG Y A K
BERASAL
DARI LAPANG
DAN
KULTUR
IN VlTRQ
IMDRIATI HUSAIN
Tesis
Sebagai sdah mtu symt untuk mmpmoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Bioteirnologi
f
RUGRAM PASCASARJANA
INSTSTUT PERTANIAM
BQGQR
Judul Tesis : Kandungm Senyawa AntibaXrteri ddam h g g e k DenciPohium
Woo I,eng yang Berasal dari Lapang dm Kul tur In Vitro
N m a : Indriati Husain
Program Studi : Bioteknologi
I . Komisi Pembimbing
Prof: DR. drh, Maria Binme,
MS.
Ketua
Penulis &lidirkan di Kota Manado, Kab. Min&asa, Prop. Sulawesi Utara
tanggaf 6 Oktober 1973 sebagai wak kedua dari tiga bersaudara pasangan Papi
M u h m a d H u d n (dm) dm Mami Arminiati J. Paransa.
Penulis menempuh pendidikan Sekalah Dasar Negeri 36 M&O M u n
1980-1986. SekoM MenengstSl P e m a Wegeri 4 klanadu bhun 1986-1989. Sckolah Maengah Atas Negeri I M m d o tahun 1989- f 992, Penulis diterima di
Fakulm Pertmian Universim Sam Ratulmgi (UNSRAT) M d o d u n 1992, memilih Jurusan Budidaya Pertanian Program Studi Agmnomi tahun 1995 dan
rnendapat gels S a r j w Perkmian (SP) tahm 1 998.
Tahun 1999, Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Wdgister Sains
(Sz) di Program Studi Biotehulogi, Program Pascltsdana IPB. Penulis
melaksadan penelitian dewan judul "Kmdungan Senyawa Antibakteri Urn
Anggrek Dendrobium Woo Leng Yang Bwmd dnri fapang dm Kultur In Vi~o''
me& penyusman tesis sebgai tugas alchir guna mernproleh gelar Magister
PRAKATA
Puji sy&w penulis p a n j a w kehadirstt Allah SWT atas segala h n i a
dm kasih sayang-Nya sehingga tesis ini berhasil diwlesaikm, Tesis dengan judul "Kandungan Senyawa Antibakteri datam Anggrek Dendrahiuna Woo k n g Ymg
Berasal dari Lapmg dm Kultw In Vitro" ini mentpakan salah satu symt mtuk
memperoteh gel= Magister Sains pa& Program Pascassujam, Institut Pertanim
Bogor,
Ucapan t d m a kmih yang sebesar-kmya Pendis sampaikm kepada :
1. Prof.
DR.
drH. Maria Bintang,MS.
sebagai K e t Kornisi Pembimbing dan DR. Irawati sebagai Anggota atas bimbingan, arrshan, kritikan dm masuHranxlama penyusunan proposal, pelaksanaan pnelitim dm penulisan ksis.
2. Direktur Program Paswarjam IPB hserta para Asisten D i r e h dm stztf
ymg telah menerima d m memberi kesempatan kepada Penufis untuk menjadi
wwga PPs-IPB.
3. Kern Program Studi Riotehalagi dm s e l h staf pengajar PPs-IPB yang tefah membimbing d m menularkan sebagian itmunya.
4. DR. Chairuf, Apt., DR. Witjaksono, DR. Agus Lazstrus dan Xr. Sri Budi S. atas
ifmu, bimbingan d m kasih sayangnya.
5 . Direktur hburatoriwn Dopping DKX Jakarta dm s t a t
6. Mbak Ririn (Sri Riwwati) atas ptunjuk c a a inokdasi mata runas mggrek,
7. 1s. Dini Diniarti, MS. yang telsth mcngizinkm Penulis untuk melstirsanakan
pnelitian di h b . Kulhu. Jaringan T m a n BDP IPB, DR. Xr, Said Hmm, MSc. dm DR. Ir. Diah Ratmdewi di Lab. Fisiolagi Tumbuhm.
8, Erin, "X'eti, Yati, Titin, Susi, Kni, Yaya, Asri, Lia atas persaudmm dm p d a b a t a n y a q erat.
9. Mas Arif, Pak Pepen, Bu Is,
Bu
Merri, P& Man, B& Dwi, Bu Yusnita,Pak
Wagiman, Yulian, Bu Djadja, Bu Ning, Bu Mien, Mbak Xmi,
Pak
Siswo, PakIwan, Pak IIen&a, Mker 'f ammy,
10. Batw-Batur Biotek '99 (Pak ALi, Yanti, Mitri, Endang, Hessy, Fam, Rina,
Hem, fpm, Isroi, Liza, Ama, Misgi, Sri, Neni, Hani, Lini, Rezrt, Nib, Im,
Sy&i dm Zessi).
Terima kasih yang sebesar-bemya
d m
ungkapm perasam y m g takterkatakm mtuk Papi (ah), Mami, Papi Thm, Mami Lis,
PA
ade Mad,Ma
Adebi,Kak Arsul, Ad& h a , wpupu Hedim Fimm, Dsuxi, Mirhan dm Eca.
Mbak Atun dan Bu Nufi beserta keluarga untulc pertof oxlgan
d m
kekef uargaannya&lam s ddm snang.
Semoga Allah SWT menatat budi baik semua pihak dm memberi bdascm
dengm ymg lebih dari yang telah dikh. W m y a Pen& herharap semoga kmya kecil ini dapat mernkri mafaat bagi pengembangan ilmu pengetahwin
khususnya di bidang kultur jaringm d m fitokimia di masa y m g akttn dattang.
Amin,
Bogar, November 2002
DAFTAR IS1
Halaman..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
DAFTAR TABELxi
...
DNTAR GAMBAR xii
* * *
...
DAFTAR LAMPIRAN XIH
...
PENDAHULUAN 1
I ~ t a r Belakmg Penelitim
...
1 Tujuanknelitian...
3Hipotesis
...~...~...~...~...
4Manfaat Penelitian
...
4...
TINJAUAN PUSTAKA 5
K l a s i f i h i Anggek Devldrohiurn
...
5...
Perbanyakan Tanaman hnggrek 6
...
Kultur Jstringm T m m 8
...
%AI Pengatur Yumbuh Tanaman 13
...
Metahlit Sekunder Tanamm 14
BakCeri
...
15...
METODOLOG1 PENELX'TXAN
.
.
.
.
...
B&an TaIXman
Waktu dm Tempat Penelitim
...
Metode Penelitisur
...
Peneli tian Pendahuluan...
...
fnisiasi dm Pmcotraan Induksi Pembentukan pl b
...
Percobaan P e n g a d &it Pengatur Tumbuh NAA
...
Ekstmksi...
Uji Aktivitas htibakte rj.Identifikasi Senyawa Sekunder dengan Teknik GCMS ... Uji Statistik
...
...
W S I L PENELITTAN 27
...
Penelitian Pen&ulum 27
...
lnisiasi dm Pembaan hdulrsi Pembentulcan plb 29
X
Efek senyawa mtibabri yang k r h d u n g dalm jaringm daunm g p k terhadap bakteri J;;. coli dm 3. suhrilis
...,...,.,....
273 Hasil transfomzasi data bobot awd bahstn tamman d m bobat ~ ~ t ~ p l
3 Proses inisiasi Man tanaman untuk eksplan kultur anggrek
...
294 Kultur in vitm mata tunas mggwk Dendrohium Woo Leng kmur
a) 2 minggu dm b) 4 minggu setelah inokulslsi
...~...~...
305 Kdtur hasil induksi mata tunas a n g p k fgada umur 8 rninggu) drsrj.
media
PIX
(media perlakuan induksi Wpa pnmbahan zat pngaturtwnbuh NAA)
...
318 H a i l uj i &tivim mtibakteri pada tiag m g e l eks& masing-masing
pfarut
...
379 Stmktur kimia fen01
....
...
...
...
...
44I 0 Stnrkkrr kirnia 1 2-Benzenedid
...
44...
1 1 S W t u r kirnia B e m n e 44
12 Skuktur kirnia Naphblenc
..~...~...~...~...
45I 3 S mkimia Trioxme
...
4514 Pensun&an pola pertumbuhan kulkrr ~ n g r e k ; hasil kultur in v i m pada
masing-masing konsentrasi NAA
...
4915 Bagian-bagian kultur pXb dari perlakuan zpzl. brwarna caklat abu hitam
(an& panah). kelihatan seperti mati
...~...~...~...
SO1 7 -k perbandingan diameter zam hambat b&eri E
.
c d i (bhnr)dan
B
.
subfilis (men&) pada masing-masing sampel ekstraf;...
55Tanaman m g p k Irhwusnya Dendrobiurn hibrida, sampai saat ini rnasih
selalu dikaitkm dengm keindahan bungmya dm rnasih berfmgsi sebagi
tanaman hias saja. Potensi lain %bag& sumber obat-obatan, khususnya rtntibakteri, &lum digdi swam mendalam. ArdiEti (1984) menyatakan bahwzt
m g p k telah lama rnenjarli bagian ddam kehidupan orang-orang Cina. Scjak
7 mConfucius f 55
X
-479 BC), anggrek mempunyai arti pentirig ddm bmyaksegi ddam kehidupm orang-orang Cina, termas& literatux, lukisan, hortikultura,
dm juga pengobatan.
Urchidaceae rnempakan fmili tanman terbesar, terdiri dari sektar 900
genera dm hampir 35000 spesies. Dendrabium, genus ta&sru dalam fmili
terdiri dmi skitar 1100 spesics ((Cordel 1999). Lebih dari 2000 spesies mggek *elah diteliti kmdungan alkaloidnya (Arditti 1992). Minuman Cina "Chin-Shih-
Hu" berwaf dari tanaman DenHrobium mbile (Orchidaceie), dm digmakan
sebagai tanik. Senyawa alkaloid yang dihasilkan addah dendrobine (Cordel I 999).
Penelitian fitokimia telah dilakulran terhadap pembentukm antosimin,
coumarin, flavonoid, glukosida, senyawa fenolik, lipid, gda, t q n , dm senyawit-
senyawa fain Mam m m k . Walaupun beberap senyawa kimia ini mungkin
Metablit sekunder mempakm hail tamman yang khas ymg &pat
dianggap sebagai prod& proses morfogenetik. Bekrapa prod& sekunder ini
m e m p a h Man obat yang berguna (Wetter dan Constabel 1991). Bahm baku
obat atau bahm alctif lain yang ber& dari hunbuhm yang telah diketahui
aktivitas f-ologi dm taksisitasnya sud& sej& Xma dipetajari dan digali potensinya. Eksplorasi dm pengembangan budidaya tumbuhan obat juga tcrus
d i k e m w m mtuk memenuhi kebutut.lan akari obat di d a l m negeri dm
mengwdtlgi impor b&an baku obat sintetis yang c&up banyak menyita devisa (Djaulrariya d m Sulrman 2001). Namun, cukup h y a k m a d a h yang dihadapi
di lapang Man budidaya tumbuhm obat tersebut, seperti membutuhkm waktu
ymg lama, l&an ymg tersedia ti& cukup untuk budidaya ddam jumlah yang
besar rnaupm s m g m hama penyakit yang membutdhn biayst, walctu
dan
tenaga dalam pengendaliannya menyebabkan kmfisienm kerja menjdi berkurmg.
Kuftur jaingan tanman merugaIran teknik aftematif yang dapat di@m pa& budidaya tumbuhan obat untuk: rnenghasilh metablit sekunder
karena memifiki banyak keuntungan m t x a lain tidak tergmtung pada f . t o r
lingkungan (iklim, hmdpeny &it, seas hambatan-hambatan geografis dm
musim), sistem produksinya dapat diatur sefringga kualitas
d m
praduksinya lebihkonsisten untuk memenuhi kebutuhan mar serta &pat mengurangi penggunaan
f ahltn (Wiendi e~ aal. 2 992 HaIam Sitinjak, Siregar dm Rizlrita 2000). Keunkmgan
Penggunm t e b i k kultur jmingan untuk memacu
dan
membantupmbentuKan dm perbanyakan M a n tamman ymg dikulturkm lebih ditingkatkm fagi dengan penmbahan salall satu zat pengatur tumbuh auksin
segerti NAA ( 1 -Naphtlrateneacetic acid), Auksin rnenrpakan fitohomon yang
dapt mempngwhi p e m k m sel, inisiasi a h , pemkntukan tunas adventif, digunakan untuk: meadorong pertumbuhan kalw f Kyte dm KIeyn 19961, dm juga mampu menghambat awd tumbuhnya tunas (Wctherell 1 982).
D d m penelitian ini, mt pengatur hunbuh NAA ymg diwbahkm dabam
media kultw, di&un&an untuk mcndorong pmhntukan d m perbanyakan
protocorm iikz bodies (plbs) anggrek. Ptb hasil kultur in v i m slanjuhya
dilakukan ekssstksi kimia, ditihat aictivitas mtibdcteri, dm identifiki senyawa
sekunder. Nasilaya dihdingkan dengm hasil eks-i Ekimia, uji aktivitas
antibakteri dm identifikasi senyawa sekunder tanmm mggrek yang &ml dari
lapang.
Penelitan ini krtujuan :
I. Mendapatkm sampei ekstrak yang berpoknsi ak6f sebrtgai mtibakteri dari
anggrek Dedrobium Woo k n g dari lapang dm k u l b in v i m .
2. Mengidentifikasi senyam-snyawa sekmder yang bemal dari smpf eksWak
yang &if mtibak-teri.
I . Anggrek Deradrohiurn Woo Leng mengmdung persenyawam metabotit
sekmder yang krpotensi sebagai antibakteri.
2. Peningkatan konsenmi z;rt pengatur tumbuh NAA dapt rnempenganrhi
pmbentukan dm perbanyakan pf b anggrek Deptrdrobium Woo hag.
PeneIitian ini diharapkm dapat :
Memberikm informasi tentang t m a n hias mggrek ymg dapt dijadikan
s u m k abat khususnya antibakteri selain jenis-jenis tanman lain ymg telah d i k e d seb~bgai sumber obat,
Memberikan i n f o m i tentang usaha rang dap;rt dilakukan untuk
perbanyakan M a n tamman, xrta bgairnrna cam me:ngandisis dm
mengidentifikasi persenyawam metablit sekunder y m g b p t e n s i sebagai
T m a n mggrek rnerupdcan jenis tanman herba tahunan (George
1 996b) yyag tumbuh pada daerah tropika dm sub txupika wrti Amerika, AErika,
Asia dm Australia (Latif 1960). Anggrek yang termas& &jam fmili
hhidaceae ban yak jenisn ya, salah satunya a d a h Dendrobium. Klasifikasi
anggrek jenis Dendrobium warrt lengkap dalah *perti yang dinyatakan oleh
Sheehan dm S
heehan
(1 994) sebagai berikut :Kingdom
Divisi
Subdivisi
K e l a
Urdu
Famili
Genus
S p i e s
Varihs
: FImtae
: Spmatopfryta
: Angiosqmmae
: Monocotyledome
: Orchidates
: Orchidaceae
: Dendrobium
: Dendrohium hibricta
: Woo Leng
Dendrobium artinya tumbuhan anggek yang hidup dipkok kayu. Berasal dari
kata
Y
unmi dendron artinya pokok d m bium d n y a hidup (Lati f 1 960).Berclasarkm c m hidupnya scbagim besar Dendrobr'um basifat epifit dm
ada bekrapa spesies yang hictup litofifit. S&&m hdwarkan sifat maffalogi
Dendrobiuna tergdang anggrek simpodial dengan batang semu (pseudobulb)
Perbanyakan Tanaman Anggrek
Anggek dapat diperbtuzyak secasa generatif dari biji atau perbanyakan
secwa vegetatif fkonvensianstl dm kulm in virro). Tarisunm mg&rek hibrida
diprbanyak dari biji. Oleh karenmya prfu diusahakan perbanyakan s e c m
vegetatif untuk memperbhwkm hibrida yang telzth diselelrsi. Penggunaan teknik
pembiakan vegetatif konvensiond, putensinya terbatas k m n a hanya sejumlah
kecil tammm yang dapat d i h i l k a n ddm satu kurun d t u tertentu (George
1 996b).
Anggrek drtrj genus Dendrobium menghasilkan m&an dari umbi semu
yang disebut dengan keiki yaw seringkdi be& tagi masih melekt p d a
tkmaman, dm hanya membutuhkm p e r n i d a n dm d i h a m (George 1996b).
Dalam dunia anggrek d i k e d istilah protocorm d m protocorm like body.
Istifah protocorm d i p r k e d k a n pertama kaIi oteh Melchior Treub yang t m a
menjabat sebagai direktur Botanical Gardens In Indonesia-Bogor ( s e k m g Kebun
Raya Indonesia), istilah yang digunakan untuk menggambaskan suatu tahap dalam
perkemtxurgrux lumut (Treub 1 890 &lam Aditti dm E m t 1 992). Kemudian Noel
Bernard m e n g g m h istilah tersebut untuk anggrek antma t&un 1899 dm 1910.
Xstilah tersebut sekarang digunakm untuk menggambarkan swtu badart ymg
mirip bdatan-bulatan umbi kecil ystng terbentuk pa& bilji-biji mggcek y m g
berkecambah (Arditti dm Ernst 1992 ; Ratndewi, Suseno dm Sandra 1991).
Istilah protocorm like body (ply mempakm istitah mhik stnrktur yang mirip
protocorm yang terbentuk dari jwingm tanaman d m atau kdus seem in vibm.
Istilah ini perkma Mi diperkenalkan oleh Gmrges Morel (Morel 1960 &lam
Perb~tnyakm vegehtif angrt:k melalui kultw meristem dapat dibagi Man
tiga tahap ydtu transfornisi rneristern menjadi prorocom (like bocdy), perbanyakan protocorm dengan mernotongnya menjadi ptongm yang lebih kmil,
dan perkembangan protocorm-prorocorrpt tersebut berakiir dm berpucuk (Tco
1976- 1978 dulam Pierik 1987). Aitken-Christie et ul. (1 995) daiam Park, Murthy
dm Pack (2000) m e n y d a n kemuqkinan produksi massal p~otocorm ddam biomktor.
Protocorm individual, saat dipisah-pisahJran dm disubkultur sering
menghasilkan protocorm adventf (George 1 996b). Massa profocorm yang
dipisah-pisdikan dan ditumbukkm di media serupst ymg b m d m
memperbanyak: diri menjadi msapmt~corm ymg b m . Bila p i d m protocorm tcrsebut ditumbuhkan M a m media lain yang mengarah ke proses pendewasam
dm perakwm, &a proivcorwr &an tumbuh menjadi tanman barn yang
sempurna dm siap cfipindahlapangkm (Gunawan 1 992).
Biji-biji mggrek mengandung embrio krdiameter kurang lebih 0,1 mm,
tan.pa mengmdung endosperm atau Icotikdon. Saat berkecambah, embrio ini akm
mernhnkrk. protocorm, suatu struktur =perti corm yang b e r w m hijau dm
mampu melakukan fotosintesis. ' ~ w dm akar b m &an t w k ~ r u k bila
kmdungm senyawa-senyawti organik dalam protocorm cukup, dm kecmbah
normal terbentuk ( Wattimena, Gwawan, Nurhayati, Symsudin, Wiendi dm
Emawaai 1 992).
Walaupun fx:rtrmyak;tn vegetrtti f konvensional Iebih cqat dibanding dari
biji, namun j d & klomya rendah, namurr dengan teknik perbanyakan mikru
secara geneeik m a dalam jumIah yang besar dm relatif lebih cept (Reinert
d m
Yeoman 1982).
Teknik kultw jaringan &I& menumbuhkm bagim tanmm vegetatif,
se@ aka, dam, batang,
cfan
mata tunas p d a medium buatstn ymg berbentukcair atau padat secara aseptik fbebas mikroorgmisme), f)engan c a a ini, kgian-
bagian tanaman tmebut &pat mernperbmyak diri dm beregenemi menjadi
tanaman lengkq. Dengan metode ini dapat d i h w p b p h ~ t n y h tanaman
secara cepat dm dalm jumlah ymg banyak (Widiwtwty 1 997).
Perkumbuhm dm perkembangan tanman secara in virro ditentukan oleh
f&or ymg kompleks, rneliputi : ham anorgmik, f&or fisik dm substansi
orgmik. Faktor bahm h a m a n ymg huut menenkxkan k e h r h i l a n kulhrr jaingm mtara lain genatipe tanman, umur eksplctn, status fisiologi, &wan
eksptan dm sumher eksplm (Pierik 1997), Keberhasilan prtumbuhan jdngstn juga sangat d i p e n g d i oleh stdanya hukungm tirnbal balik mtara tanaman itu
sendiri dengan faktor tingkungn, seperti komposisi media dm
pH,
csltraya, suhu,kelternbapan, dm kadar oksigen. Selaitin itu, juga diperlukan pengalaanan dm
k d i a n ddam memotong bahm t m ~ m yang akan ditanam &tun media sterit,
menyucihamakm jaringm, dasar pengetahw kimia dan biologi y m g memadai,
serta ketekunan
d m
ketelitim kerja ymg tinggi. Kclengkapan sarma yangmemadai juga drtpat, meningIcatIrt9n prsentase jaringan yang tumbuh (Widiastaety
Fakiur-faktor ymg &pat m e m p e n g w proses kuf tur jaringan hamm
mggrek &lah :
n.
Cah8y'dFaktor cahaya sangat pentin% untuir prhmbuhrnn eksplm. Pmman cahaya terhadap perhrmbuhan eksplstn ditenkrk:an of eh intensitas
dan
kualim &ya sertalamanya penyinmm. M e n u t Murasfiige ( I 997) &lam Widiastoety (19971, untuk
pembentukan tunas dm ak;ar diprlukm lama penyiwm optimum 16 jamlhari.
2. Suhu
Suhu yang diperlukm untuk p e r t w n b ~ a n jarlngan berkisar antam 20 -
25'~:. Pengunaan suhu yang rendah dapat mengwmgi aktivitag enzim
peruksidasi dm oksidase yang beriindak sebagt katalistor dalam proses oksidasi
senyawa f'enol. Akibatnya, kwlicunan oleh eksudat toksik ini &pat ditekm.
N m u n , bila luka jaringan eelah sembuh rn* p e d a i a n sdiu tinggi &an lebitr
mengunhxngkm h e n a pa& suhu tersebut stktivitas meQbalisme sel lebih tinggi
(Widiastoety 1997).
3. pH Media
Pada umumnya, pH yang digunakm untuk penmaman p o n g a n jaringan
m m k krkim mtara 4,8 - 5,2 untuk media cair (Anonimous 1997).
4. Oksigen
Oksigen b e h g s i di d a l m proses respirasi jaringm. Admya enzim-
enzim pemksidase dm oksidase &pat mengkatalisis terjadinyrt proses oksidasi
PemMan sukrosa 8 - 12% masih mampu meradarong prtumbuhan embrio yang
normal, F d t o s a sangat baik un&k menumb- embrio. Kowntrasi gub y m g
tinggi baik bagi perhunbutxm aka, d a n g k a n pada konsentfasi yang rendah baik bagi pertumbuhan tuna, Konsentr*asi sukrasa 3 - 4% &lam media mentpdai konsentrasi terbaik bagi p e r h r m b w glanld, Pemberian sukrosa p d a konsentrasi
tinggi menyebabkan jaringan tamman mengalami pnghnbatm pertumbuhm
dibandingkm pada konsentrasi yang Iebih rendah. Hal ini diduga akibat adanya
gimgguan-gangguan seperti krhamktnya penyerapan zat hara, pembengkakan sel
atau hiprtrafi, penumpukan agregat-agregat vakuula sehingga plasma sel lepas
dari dinding sei (lisis), Sulrrosa pada konsntrasi yang tinggi memperlihrttkan
tmda-ta.nda keracurran ymg mungkin disebabkm oleh adanya penxhdm tekanan osmatik, m u n demikian bagaimma ha1 ini terjadi k l u m diketahui dengan p s t i
(Widiastwty, Solvia dm Syafni 19981,
Pada tanman mggrek, u r n m y 8 bahm yang d i g u n h unt& kultur jaringan add& kxnas a&an b e & m 5 - 10 cm untuk jenis mggek simpodial.
Untuk jenis ctnggrek manopodid digwmkan stek puck p d a ujung beruiEuran 10
-1 5 crn (Widiastoety 1997).
Eksplan y m g kmd dari jwingm rnata tunas ujung lebih peka
dibandingkan dengan jwingan yang berctsd dari rnatzt tunas samping. Sehingga
d a l m keadaan lingkungan tumbuh ymg tidak sesuai, jaringan mata tunas ujung
sukar untuk hunbuh, Patangan jaringan yang
k d
dari jaringan mata timassamging mempmyai kemampw berkembmg lebih baik dibstndingkm dengan
jaringm mats tunas samping yaihr 30% banding 15% disebabkan sel-seI
meristematik pa& jaringan mata tmujung lebih &if rnemklah, karena at-zat
yang mmstimuiir prhunbuhan lebitr banyak tenletpat pada bagian ujung
dibandingkm jdngan mata tunas smping. h t a - r & lamst prnbentukm
protocorm l i b bodies pada jaringan mata tunas ujung addah 67 hari, sedangkan
pada jaringan mata tunas samping addah 82 hari (Widisrstwty dkk $991).
Potongan jaringan atau organ ymg ditumbuhkan pada medium padat
kultur in v i m diletakkan di am rak-rak ymg diberi p n w a q p cahaya lampu TL
ymg dilengkapi dengan timer wtuk mengatur fase gelap dm terang sesuai dengan kebutuhan (George 1996a). Untuk patongan jaringan ymg ditumbuhkan &lam
medium cair dileWan di atas alat pengucak (shaker) dengm kecepatm putar 90
- 100 rpm (Widiastmty 1997). Media cair pnting untuk: kultur suspensi,
disiqkstn unhrls, eksprimen damat dalam nutrisi, keserdgaman distribusi nutrisi,
prtumbuhan dan diferensiasi dalam jctringan kdus, mencegah sel atau agregat sel
mengendap ke k a r tabung, meningkrttkan aaasi, pengmmgan polaritas
tan-,
d m
penghilmgm eksudat ricun tanman f George I 996a).Salah satu manfaat dari pemihian telrnik kultw jaringm hmmm adalah
untuk produksi m y a w a mehbolit sekmder, kwena : a) Tidak tergmtung pa&
faktar-faktur f ingkungm sc:prti iklim, h m a penyakit, hambtttm-hambatan
geografi dm musirn, b) Sistern produksinya dapat diatur, di mma produksi
d i l & W pada saat dibuhzhkm dm Mam jumlah ymg diinginkrrxx, sehingga
mendekati k a d a m p a r yang sesmg6Tuhny'a, c;) K d i t a s dan hasil produknya
yang lebih konsisten, dan d) M e n g w g i penggunam tanah untuk tujuan tersebut.
Pertumblrfxan dm modogenesis tstnaman s e c m in v i ~ o dikenddikan oleh keseimbtmgan dm interaksi dari zat pengatur tumbutr tersebut ddm eksplan. Zat pengatur pa& eksplan tergmtung dari zat pengatw tumbuh endogen
d m
zatpngatur tumbuh eksogen yang Biserap dasi mdia hunbuh. Zat pngatur t h u h eksogen ini tidak seldu sduna dcngan zat p g a t u r m b u h endogen tempi
kebanyakan zat pengatm tumbuh eksogen mempunyai peran ymg sma dengan
zat pngatur tumbuh endogen. Pada b c h p a jenis tanaman &au pada tingt'at
selular kkeuutuhan ahin rat pngatur tumbuh eksugn itu sangat spesifik. Prinsip
mum yang &pat dipakai d a h s m a dengan harmon tanaman (IAA, &atin,
ABA, d m lain-lain) dapat dipmgunakm untuk. setirtp tansunan mupun setiap fase
perkembmgan, M a m l h y a bOahwa zstt pengatur tumbuh itu lebih &pat dihayati jika diaddcan tirrjaw penggunaan masing-masing mt pngatw tumbuh diikuti
dalam praktek pengguxaaan kulhrr jaringan f Wattimena dkk 1992).
Dalm kultur jaringm, zat pengatur turnbuh ymg him d i g u n h dari golongan sitokinin dm auksin. 7at pengatur tumbuh ini mempengmhi
pertumbuhan dm morfogenesis &lam kultur sel, jaringan d m organ (Widiastoety
dkk 199 f ). Konsentmsi aat: pngatw hrrnbuh yang dipilih tergmtimg pada macam j h g a n ymg dipakstn sebOagai eksplan, hdungm hornon endugen, dm pola
pertumbuhm yang diinginkm (Picrik 1987).
Auksin fW, IBA, NAA, atau 2,443) wing ditrtmb* ke dalam
nutrisi. Auksin y m g terkntuk s matami, IAA, ditambahkm dalam konwntcasi
0,01 - 10 mg/l (Pierik 1987). M A adalah auksin alamiah pada tumbuhan. IAA
krkembmg. Trmslokasi di Mam tanman te jadi melalui floem (Wattimenst dkk
1992). Auksin sintetik dm relatif Iebih &tif (IBA, NAA,
dm
2,443) digunak;anpada konsentrasi 0,00 1 - 10 mg/l (Pierik 1987). Terdapat juga bebmpa herbisida
yang bersifat auksin seperti 2,4-0, 2,4,5-T, Dicamba, Tordon 4-CPA, Piclaram,
h Istin-lain (Wattimena dkk 1992).
Auksin nam* disintesis t e r u m a pada jaringan meristematik seperti
bagian pucuk
d m
aka, perkembangan dam, bunga dm buah. Tapi, a h i n ditemukan pztda beberapst bagian dari tuhuh tanaman ; ha1 ini kmi aulcsinditranslokasih dari bagian auksin disintesis ke bagian
di
mma auksin bekerja(Goadwin
dan
MercerX
983).Metabolit Sekunder Tanaman
Tumbuhan mempaican sumber uhma senyawa-senyawa kimia yang
digunsttcan unhk industri, f m a s i , food uditive, wangi-wangim. Sebagian senyawa tersebut krasEtl/diekstr&
cfrtrl
spesies-spesies tumbuhan tropis yang karmak d i t a s , keersediaan dan biaymya yang mahal, stmktur senyawanya yang
komp1eks menyebabh sintesis secara krniawi tidak ekanomis. K a n a itu,
biosintesis metabolit sckundes dengan menggunakan kultur jdngan tamman
sudah lama mmjadi tujuan y ang krharga (Wattimena dkk 1 992).
Metabolit sek-under s e k m g d i k e a u l menjadi smgat penting bagi
kehidupan tanaman, hrguna dalam mekanisme pertahanan mmghmbat b h r i , virus d m jamur yang menyerang yang analog dengstsx sistem kekebdan Rewm.
senyawa tersebut sekarang nampak dibatasi untuk bagian ttulaman yang ti&
&an diragukan ditemkan tersebar luas sebagai teknik analisis yang
menguntmgkm Vickery d m Vickery
X
98 1 ),Sejumlah metabolit sekunder dapt dimanfmtkan set>agai Eungisida a b u
antibiotik. hdetabolit sekunder ini mefindungi tanaman dari semgan jamw atau
bdcteri, contohnya, ptmetrpan, pisatin dm sesquiterpenoid. Igomeam~one
mem& phytoalexin ymg dihailkm untuk mexlanggapi sermgan jmw.
Betaerapa flavonoid benvma d m karotenoid berfungsi unhk mewarik polinator
serangga dm bmmg &au agen-agen penyebaran biji, sementrrra rnctabolit sekundex yang lain =perti terpenaid volatile, Ixrptensi menolak penyerang.
Sejumlah bsar metahtit xkunder tanaman berdcun bagi hewan atau semgga.
Seperti alkaloid dm cymogcnic glycosides, ymg juga memiliki rasa @t bila
dimakan,
d m
mtuk rnenofak penyerang dm rnencegah dari kerusstkan lebih lanjutbagi spesies tan#man dengan membunuh predator. Racun tanmnan mempunyai
kepentingan ekonami y m g besar bagi petani, sebanyak h a i l y m g hilang y m g
d i d m i setiap tatrunny8 (Vickery dm Vickery I 98 1 ).
Bakteri merupakan organisme bersel tunggal y m g brkernbang biak
dengan pernklahan menjadi dua sel. Bstkeeri dibagi menjadi kelas-kel~ menurut
bentuknya : kokus ( M e n d M a t ) , basil (hatang gurus), kokobasil (kntuk
Bebmpa organisme pencemar dapat mengakibatkm keruskm,
menimbulkan atau mengbsitkan racun. Ada beberapa macam b&eri pencemar,
diantaranya Bacillus, Lat.bobaciilus,
dstn
Eschericka coli. Bucidlus mwpak3ur seltrerbentuk. batang, Gram Positif, mcmkntuk endctspara, kemo~rganotrof~
dan
metabolisme dengan respirasi, femenkqi atau kedua-dwya (Val
dan
Wheeler1993 ; Fardim 1989 &lam Marwati, W i d , Sumangat 1996). E. coli merupakm bakteri G m Negatif, flora normal di ddm intestin, &pat menyebabkan infeksi salurm kencing yang menrpdzm infeksi terbmyak (80%), gastroenteritis dm
meningitis pa& k y i , peritonitis, infeksi l h , kolesistitis, syok b k t d m i a karma
masuknya organisme atau sistoskopi atau dari daerah sepsis pa& abdomen ahu
pelvis. Jumlah E. coli &dam air dig& untulc menentuktm kontaminasi tinja (Gibson 1996).
Dinding sel bakterj, G r m Positif tersusun atas 200h pptidoglikm,
s e b g k m Binding seI W t e r i Gram Negatif b y a rnmgandung 1 - 2 %I
peptidaglilran, sehingga mud& p e d . Bakteri Gram Positif resisten terhdstp
t e k m m osmotik dm sensitif terhadap penisilin (McICsme
dan
Kandet 1985).l3aktm-i Gram Pasitif dicifikan dengm rentan terhadap pnisilin, k m g
rentan terbadap streptarnisin, memprocluksi eksotoksixl, rentan terbdap f isazim,
h d w g m lipid dinding sel rendah, mempunyai mesosom pads sitoplwma,
kebutuhm nutrisi relatttif kampleks, tidalr lmt ddam Na<fH 1% dm umumnya
berbenkrk kokus. Sedangkan bakteri Gram Negatif mernpunyai ciri-ciri kebdikan
dstri b&teri Gram Positif (Alcmo 198.4)-
Re&i suatu antirnikmba dapat bersifat bakterisida atau bakteriostatik.
W t e r i . Antibiotik yang kraksi bakteriostatik rnenghmbat replikasi sel Wteri,
sehingga $id& lmgsmg mematikan organisme tersebut. Ddam mefighambat atau
memtikan bakteri, mtibiotik memiliki mekanisme ~ & s i yang berbeda, antam
Bahm tamman mggrek yang digun- &lam penelitian pndahuluan
addah mggrek Dendrobium Fatahillah, D. 'Cang Chai Gold,
D.
Permata Green, D.Ww Leng,D.
D m 1 k d xD.
Ekapal Red,D.
Green One,D.
Merry M A ,D.
Channel, D. Lim Kim Yao, dmD.
Sakura White. Sedangkan ddam pnelitianutama dig& Depzdrobium Woo Leng.
Penelitian berlangsung hi bulan Jmwi 2001 sampaj bulan September 2002, mulsti dari pnelitian pendahuluan sadnpai pengalahan data.
Penelitit d i l & d m di bbomtorium Fmentasi Departemen Biolcimia
IPB untulr penelitian pendahulwn
dan
uji aktivitas antibakkri. LabratorimFisiologi T m b W wtuk inisiasi dm percobstan induksi pernbentukan plb.
Laburatorium Treub Kebw Raya Bogor Puslit Biologi LIPI-Bogor unttrk
petcabam p e t l g d xiit pengatur t d u h terbdap perbasmyahin plb d m proses ekstrhi. Laboratorium Dopping Rawasari DKI Jakarta untuk identifikasi
Penelitian ini dilakukm dalam 6 kegiatan, y a i h 1) penelitian pndahuluan,
2) inisiasi dan percabaan induksi prnbentukm plb, 3) percob- p m g b zhtt
pengatur tumtruln. NAA terhadap perbanyakan plb, 4) proses ekstraksi, 5 ) uji
aktivitas antibakteri, dan 6) identifikasi scnyawa sekwder dengan teknxik GCMS
.
Sepuluh anggrek Dedrobium hibrid (Fatahillah, Tong C h i Gold, Permata Green, Woo Leng, Dmel G x d x Ekapol Red, Green One, Mency
MA,
Channel,Lim Kim Yao, d m Sakura White) diujikm pa& bakteri Escherichiu coli
dan
Bacil1u.s subtilis. Dam setiap jenis mgpk t m b u t d i h d u s h , dimbil sarinya
(ekstrak kasar), dm diuji &tivim mtibakterinya.
Inishi dam Percabartn Induirsi Pem ben t u h n plb
Bahan tanaman bmpa tuna dari tmmm anggrek Dedrobiwm Woo
Lag, Dam pclindung pertammya belwn membuka, =hat ti& tersemg h a
dm penyakit, panjmg tunas sekitar 5-10 cm. Tunrts dibersihkm dengrtar cara
disikat dengan spons fernbut dibrnbah deterjen yang dilmtkm dm di bilm dmgm
Dalam laminar air flaw t m tersebut disterilisasi. Perkma dengm 15 O/o Clorox ditambah 2 tetes Tween 20 selama 15 menit, diamkan. Bilas dengan aiT
steril tiga kali, Kefuarkm semwa daun dengm scalpel, sisakttn 2 atau 3 daun yang
menugupi meristem stpikid. Selmjutnya stedlisasi dengan 10 % Clarox sefama f 0
menit, d i d a n . Bilsts dengur air steril tiga kali. Tempatkan dalam petridish,
Eirsplan puculc apikd dipotong s m trmsverssil puculrnya untuk
mendapatkstn bagitan dengm meristem apikal. Eksplan tunas aksifar diamt>il tiap bagian nodus (Sagawit 198 I). Mata tunas pangkd dikupas dm diptong dengm
u k m kecil (2 mm3) dengm disertai d i k i t jaringrtn disekitamya (George
1 996b).
Eksplan tunas agikd &an &sitar dlkultur dalam media cair steril (Sagawa 1991) dengan k0Inpo~isi seperti pa& Lampiran 1 dengm perl&uan tanpa
p e n m b h at pengatur tumbuh (PI$) dm dengan p m b & n a t pngatur
tumbuh NAA konsentrasi 0,2 ppm (PI2), 1,O ppm (PI3), 3,0 ppm (PI4), 4,0 ppm
(PI5). Kuftur dititempatkan pada rotary s h k r dengan kecepatm 80-90 rpm
(WLab) untuk eksplm ymg b m diinakulasi dengan intensitas penyinarannya
menggwkm 3 buah lampu TL Phillips 40 Watt setinggi 50 cm dwi kuItur,
Setiap dua minggu, kultur dipindah
ke
medium kultur prlakuatf yang b m . KulturPercabaan Pengaruh Znit Pengatur Tumbuh N M
Percobaan pngaruh zat pengaktr hunbuh NAA terhadap perbanyakan plb
d i W a n &lam 2 bagim, yaitu kismn komntrasi NAA rendah dm W A A tingi.
Kultur plb diambil dari plot pmeliharaan plb, media cairnya dibmng, cairan media ymg masih ada dismp dengan kerns s u i n g steril. Botof kultur yang
krisi medium cdr perlakm di1etaMcan di atas timbangm, timbangan
d i n o l h , inokufum sebanyak 0,5 g dirnasukkan dalam botol kulhtr. Bobat ini
krfungsi sebagai b o b awd (W 1).
Perlaku2m unkrk kisaran konsentrasi NAA rendah, yaitu : q l (tanpa
N A N , zp2 WAA 092 ppm), q 3 (NAA 190 ppm), zp4 WAA 4,019 zp5 ( N U 530
ppm) dm zp6 ( N u 690 p m .
Perlakuan untuk Xcisaran konsentrasi NAA tinggi, y i t u : ZPTI (tanpa
NAA), ZPT2 (WAA 10 ppm), ZPTJ (NAA 20 ppm), ZPT4
(NAA
30 ppm) dmZYT5 (NAA 40 ppm)
Kultur ditempatkan pa& rotmy shaker dengm keceptan putar 11 0-120
rpm (WLab)
ctrtn
intensitas penyinaran dengm menggwakan 3 buah lampu TLPhillips 40 Watt setinggi 50 crn dari kultur, Kulhu: dipmen 2 minggu setelah sub
Ekstmksi dilakukm twhadap b&an anggrek h i 1 perbdny&an kultur in
v i ~ o berupa plb dm anggrek ymg & a d dztrj. lapang ymg digisahkan mtara
daun, pseudobulb dan
st3rar.
B&m tanman mggrek ymg diekstraksi, lmgsmg dihitluskan ddam
k e a d m segar, proses pengeringan hanya dengm kering angin saja, tim
d i l a k u h pengeringm dengm oven. Sebab biasanya pengeringm deragm oven
&an menyebabkan rusa;knya scnyawa-senyawa tertentu (Narbome 1 987).
Kultur anggrek Rmil perbanyakan dikeluwkan dari btol-kt01 kultur. Dibilas selcrtli dengan air, air sisa diserap dengan tisu, dm ditimbstng bobtnya.
Tanaman mggek dari lapang dikmihkm. Dam, pseudobulb dm &ar masing- masing dipisah
d m
ditimbang bobotnya.B&an tansunan tmebut @Ib, dam, pseudobulb dm &ar) dihalusk-an, dimaserasi dengan etano1 80%, bagistn amgas diendapkm, filtrat hmil ekstraksi
etanal 80% disaring, dipckatkan dengan rotavapor
dan
diuji aktivitasmtibakterinya @ioesai).
Filtrat etanol 80% pekat ditrunbdkm eta101 50 % sebmyak 100 ml, kcmudim diekstraksi secara b e m t a n dengan pelanrt hekma, klorofm,
etitasetat, dm memol, Filtrat masing-masing pelam* dipkatkm dm diuji
abrtivitas mtibakterinya. Filtrat yang positif pa& uji mtibakteri. selanjutnya
dilakukan andisis komponen unW mmgetahui pemnyawaan sekunder ymg
Untuk: lebih jelasnya lihat bagan di bawd ini :
Glikosida Diltriterpenuida
Gllikosiddsaponin
k r h h i dra t ter lar ut
A s m amino terlantt
Uji Aktivitas Antibilkteri
Uji aktivitas antibakteri dilrt3rukan pa& basil tiap tahapan ekstraksi masing-masing planrt,
1. Pmbuatan Media Bakteri : a. Media Nutrient Broth (NB) :
Yeast ekstmk, pepton dm NaCl dengan perbandingan 3 : 5 : 5 dilmtkan
&lam qtrsldes 1000
d.
Tmpa perlu menpkur pH, cairn media dimasulckan keMm tabwag-&bung reaksi sebanyak 5 ml per tabwg. Media diskrilimi dengan
atokld selama
X
5 rnenit, pada t e k m 18 psi dm suhu 12 1 "C.b. Media Nutrient Agar (N A) :
Sam# dengm media NB tapi ditmbah agar Rwto, d i p m a s h hingga agarnya b a t . Media disterilisasi dengm otoklstf sefamst 15 rnenit, pads t e b
18 psi dm s&u 121°C.
c. Media Luria Bertani Agar (LBA) :
Yeast e b M , tripton dm NaCl dengm perbandingan 5 : t 0 : 5 dilmtkm
dalm aquades 1000 ml, pH diukur hingga 7,0 - 7 3 , ditambafi agar Bacto dm
dipanaskan hi- agmya larut. Media disterilisasi dengrtn otaklaf =lama 15 menit, pa& t e k a 18 psi dm suhu 121°C.
2, Regenemi Bakteri
B&teri uji dibiakiran pala media agar miring LBA steril
dan
diinkubidalam inkubat~r %lama 1 mdam pada suhu 3 7 k (Bintang 1999). Bila k l u m
3. Pembiakm B&eri
BakteTi d#ri media agar miring LBA diambil sebOmyztk 1 - 2 ase secara
trseptik
ke
ddam &bung r&si yang berisi 5 rnl medium cair Nutrient Broth (NB)steril
dan
dikocok datam waterbath selama 24 jam atau semalman (Bintang19991.
4. Pengujim Aktivitas Antibakteri
Inokulum bakterj, uji sehanyak 100 pl dengm nitai Uptical Density (OD)
0,5
-
1,O-
10 sellml dimasukkan ke d a l m petridish yang kemudian dicampurdengan 15 ml Nutrient Agar (NA) pada suhu 40
-
45 OC, dan dibiarkan memadatpada suku kmw. Pada media agar yang $el& memadat, diletakhn kerns k n g kmar (diameter f 0,5 cm) yang tel& diberi e k s m uji s e b y a k 50 pl dm
pefanrtnya tclah diuapkan selanaa 5 menit, kemudian diinkubasi pa& srthu 37 'C
selma 24 jam. Zana hraing di sekihr kerns suing menunjukkm adanya aktivitas
anti b&ei ymg dapat diukw diametemya (Bintang 1 9991,
Identifikasi Senyawa Sekunder dengstn Tehik GCMS
Andisis GCMS dilstkukan untulr mendeteksi komponen berdasarkan data
Data Spsifikasi Alat GC-MSD :
Method : BAI
GC (Gas Chromatography) : Hewleft Packard (EfP) type 6890 Series
MSD (Mass Selective Defec1or) : Ikwlett Packard (HP) type 5972
II'ekanan Kolam Flow
Average Velocity Inlet
Suhu
Tekanan I d & Total, flow Split Ratio
Injektur Jenis Volume TempeMur Awal Detektar
Energi
: Ultra I (CrosslinkedMethyI Siloxane) (Hewlett Packwd) 1809 1 A-005
17rnx2QOp1nxO,ll pm
: 6,20 Psi Constan Flow : 0,5 mumenit
: 35 cmisec
: 250°C
: 6,20 psi
: 28,2 mumenit
:SO: 1
Uji Statist*
Penelitian percobaan p e n g d zat pngatw tumbuk W A A terhadap
perbanyakan plb : a) kisarm konscntrasi NAA rend& rnenggmakan rancmgan
xi&
kelompok (RAK) wit& menguji satu faktor yaitu NAA konsentrstsi rendah,b) k i m konsentrasi tinggi menggmakan r a n c q a n a& lengkap (RAL) untuk
menguji satu faktor yaitu NAA kunsentrasi tinggi.
Data hasil percobam p e n g d zat pengatur tumbuh NAA kmpa b u b t
t>asah
kultur yarng dihasilkm d i d i s i s dengan General Linear Model(GLM.)
rnengguxfakan program Statistical Analysis System (SAS) 6,12. Jika hasil uji F
menunjukkan pengmuh ymg nyab pada a = 0,05, m& pengujim d i l a n j u h
dengan uji perbandingan bergmda Duncan Multiple Range Test (DMRT) (Mattjik
HASXL PENELITIAN
Pengujian aktivitas antibakteri terhadap 10 mggrek DencdPobiurn hibrida
('rabel 1) memprlihatkan bahwa tujuh dari 10 Dendrobium tersebut mernkntuk aona hambat (zona bening) ddisefitar blank disc. E k s a kaar DendroAiarm hibrid
Fatahillah, 'rang Chai Gold, Woo Leng, Dame1 G a d x Ekapl Red, Green One dm Merry Mak menghambat pertumbuhm bakteri Escherichia coli, sedangkm
Bacillus sutrfiIis dapat dihambat dengan ekstrak lwm Dendrobim fribrid
F a ~ l l a h , Tong Chai Gold, Pematrr Green, Woo XRng dm D m 1 Gard x Ekapl Red.
Tabel 1. Efek senyawa antibakteri yang terkandung &lam jariqan dam tanaman anggrek terhadap b&eri E. coli dm B, subtili,s
Keterangan :
Efek mtib&eri
+++
swingat kuat +-+ kuat-I- Iem&
-
tidakadaDendrobium Bakteri
E corn'
1 . Fatahillah
2. "X'ong cfrai Gold
3. PermaQ Gmen
4. Woo Leng
5 . Darrel Gadx Ekapot Red
B. subtilis
--
+
-(-t--
4-1- -t-t "i-t--t-+++
++
4-+
6 . Green One
7. Merry Mak 8. Channel
9, Lim Kim Yao
10. Sakura White
[image:130.613.78.513.439.740.2]Dendrobium jenis Channel, Lim Kim Yao, dan Sakura White dalam uji
aktivitas antibakterinya tidak terbentuk zona hambat (zona bening), tapi terbentuk
[image:131.599.87.503.189.499.2]halo disekitar blankdisc (Gambar 2).
Gambar 2. Uji aktivitas antibakteri Penelitian Pendahuluan
(a) bakteri Escherichia coli, (b) bakteri Bacillus subtilis
Dendrobium (1) Fatahillah (2) Tong Cai Gold (3) Permata Green (4) Woo Leng (5) Darrel G a d X Ekapol Red (6) Green One (7) Merry Mak (8) Channel (9) Li Kim Yao (10) Sakura White.
Dendrobim Woo Leng dipilih selain karena aktif menghambat
pertumbuhan dan perkembangan kedua bakteri tersebut, juga tanamannya lebih
mudah
didapat dalam jumlah cuhp banyak, murah clan yang terutama adalah dariZnbittsi dan Yercobartn h d u k i Pembentukan plb
Znisiasi eksplan mak tunas anggrck diambil dari t u r n yang sehat dan
hijau, tidak tersemg hama dan penyakit, m b u h pada pangkal &maman. Sah tunas &apt menghasilkm 4 ma& tunas yajtu 3 mata tunas aksilar dm 1 ma&
tunas apikd (Gzunbar 3).
Gambwr 3. Proses inisiasi bithim tamman untuk ekspXan kdtur anggrck ;
mernglxasilkm 4 ma& b a s yaitu 3 mata tunas aksitar dm f matst
Tanda awal dari pertumbuhan induksi nampak dalam waktu 2 minggu (4 sampai 6 minggu setelah kultur menurut Sagawa 1991). Eksplannya tidak terkontaminasi dan tidak terjadi penyoklatan memperlihatkan gejala-gejala kehidupim, yakni jaringan tarnpak tetap berwarna hijau atau hijau keputihaa
Pertumbuhan eksplan dapat bempa pertumbuhan tunas atau plb (Widiastoety dkk 1991).
Eksplan nampak membengkak pada bagian mata tunas dan berwarna hijau
cerah atau hijau agak keputihan (Gambar 4a). Eksplannampak tern