• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kandungan Senyawa Antibakteri dalam Anggrek Dendrobium Woo Leng yang Berasal dari Lapang dan Kultur In Vitro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kandungan Senyawa Antibakteri dalam Anggrek Dendrobium Woo Leng yang Berasal dari Lapang dan Kultur In Vitro"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)

KANDUNGAN SENYAWA APITIBAKTERI DALAM

ANEGREK

DEAfDROBlUM

WOO LENG YANG

BERASAL

DARl

LAPANG

DAN

KULTUR

IN

vIrm

OLEH :

XNDRIATI

HUSAIN

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT

PERTANIAN

BOGOR

(92)

Bukunkak Kami telah metupangknn untukllru dudamu ?,

dun Kaml teIaIr mengh i l a ~ f g k a ~ duri padurnu bebanmu,

yaw memberarkan punggungmu ?

Dan K m i thggikan bagitnu sebwan # a m a m

Karena sesungguhnya smudah kesulifsn ada kemudahaa, sesunggiiknya sesuduh kesuliiaro ada kemudakan.

Muku uapabilu kamu teluk seIesd dari smuaru urusurt, kerjakanlah dengui~ sungguh-sarngguh urusan ymg /@in,

dun bony kepuda Tuknnmatiah hhenriaknyo kamu berirarap.

<A#-Qur'an, Alum NasyruR {Mclapangkcm) : 1 - 8. Snlah satu surat dalrrm Al-Qur'an yang

berfungsi sebagai Penghibur bag; setiap insan)

Elui ora~g-orang yang krirttun, apubila dikafakan kepudamrc : "Mapang-IapnngIuk dalum

majiis", rnaka lapangkanlak, nhcaya AIiuIr akan memberi keZupangm uniukmu. Dan upt~bilu

d~kutakun : "Berdirilah k m u , maka bbrdirilah, nkcuya AIIuh akan mettinggiku~ orffmg-orung yung beriman di anturarn~ dan orang-#rung yang diberi ilmu pengefahuan bcherupu derajua

Dan AIhh Maha M~tigdahui apa yang k a m kerjakan

Uetuk mereka ysng selalu rnenyaysngiku, mendoakan dan menjagsku ;

Mami Arminiati ,l. Paran.%, Oma, Mami Lls, Papl Tham, I%k Ade Mad, M a Adc Reni,

Kak Arsul, Adik Ancs, Herlina, Firman, Dani, Mian dan Eca.

Dan untuk ;

Papl Mu barnmad W ussia ( a h ) Yaag selalu menjageku biie sakit Yang sela k mendoakan kekrhasilanku

Yang seXaiu merindubnku, rneagkhawetirkanku

(93)

INDRIATI HUSAIN. Kmdungan Senyawa htibakteri dalm m e k Uendrobieun Woo k n g yang Berm1

dari

h p w g dm Kultur In Vitro. Dibimbing oleh MARL4 BINTANG (Ketua), IRAWATI (Anggoh].

h g g r e k sebagai tanaman hias dapat juga d i m d a d a n sebagai tanman

@bat. Perbanyakan anggrek di Iapmg ymg membutuhkm waktu ymg lama dapat dipersingbt dcngm menggm&an teknik kultur jaringm tamman, di mma hasilnya bisa diprows menjadi obat-obcttm, khususrrya antibakri

.

Uji pendahuluan terhadap aktivitas antibakteri pada 10 hibrida

Devsdrobium, satu yang dipilih yaitu D. Woo Leng, dikulturkm dengan tehik

k u h r in vim dengan pnanabahm at pengatur tumbuh NAA untuk induksi dm perbanyakan plb. Ptb hmil kdtur jaringan tamman dm tanaman mggrek dwi

lapang yang d i p i d a n daun, pseudobulb dm akmyia, maqing-masing dihancwkm, d i e k s t d bertahap dengan pelarut etanol go%, heksana, kloroform, etil asetat dan metmol, hasil setiap ekstrak diuji &tivim antibakterinya. SampeI ekstrak y ang rnenunjukkan h y a aktivitas antibaktmi diidenti fikasi senyawa antibakterinya dcngan teknik GCMS.

Uji aktivitas mtibakteri ekstrak heksana, klorofann, etil a t a t dm metan01

wmua

b h

tanaman mcnmjukkan ; ti& ada aktivitas pada ekstralc hek- ada aktivitas pada ekstrak klorofom-plb, ekstrak etil asetat-plb, dam, pseudobulb d m

stlrar,

sf:rta ekswak: metanal-pfb, daun dm pseudobulb. IIastsil identifikasi senystwa antibbakteri menunj u k h bahwa senyawa Fenol, 1,3,5-Trioxme, NrtpMene, I,2-Benzen&ial, Benzene dm Mmdelic acid menrpikan senyawa mtibdderi, dm senyawa-senyawa lain ymg berpotensi sebagai seny awa

anti bakteri

.

Induksi pembenkrlrarr plb D, Woa k n g tidak merncrlukan p n m b d m

W A A dm untuk perhyakm plb dcngan penambahan 6,0 ppm NAA. D. Woo Leng rncngandung senyawa-senyawa antibak'teri ymg dapat m e n e b a t

(94)

INDMATX HUSAIN.

Thr:

Antibacterial Compou~dr Cnndenf of Dendmbium

Woo Leng echidfiom Field and

IF?

V i m Culture. Under supervisions of MAMA BJNTANG f Supervisor), f RA WATI (Co-Supervisor).

Instead as an arnmentd plant, orchid also known as medicinal plant.

Orchid propagation in the field requires f ong time process that can be concise using plant tissue culture technique, which the yield may fuffift the supply to be

processed as medicine, especially antibacterial.

Px-test for antibacterial activity was conducted on 10 Dendrobium

hybrids. One among the term chosen, that is D. Woo Leng, was cuttured by plant tissue cul twe technique with addition of the NAA a growth regulator for induction and plb multiplication. The plb from plant tissue c u l h and the orchid plant leaves, pseudobulb and root extracted using ethanol 80%, hexane, chloroform, ethyl acetic and methanol. The anti bacterial activity of the product then examined.

The extract sample, which shows the presence a f antibacterial activity, was exmined using GCMS technique to identify the antibacterid compound.

AntibcteriaI test toward all materid that extracted by e i h a l 80% showed positive result. Antibacterial activity test toward hexme, chloroform, ethyl wetic and methanol extract showed ; there is no activity on hexme exb-act, there is activity on chlorofom-plb extract, ethyl acetic-plb extract, leaves, pseudobulb md root, also on methanol-plh extracq, leaves and pseudobulb, Tfxe

result of antibacterial compounds identification showcd that PhcmI, 1,3,5- Triaxanc, Naphtdene, 1,2-Benzendiol, Benzene and Mandelic acid are the antibacterial compounds..

(95)

Dengm ini saya menyatalcan bahwa tesis yang be rjudul :

KANDUNGAN SENYAWA ANTIBAKTERI DALAM ANGGREK

DEElDROBIUM

WOO

LENG YANG

BEFZASAL

DARI

LAPAMG

DAN

KULTUR

IN

VXTRO

dalah knar mcrupakan hail karya saya sendiri dm belum pmah

dipublikasikan. Semua sumber data dm infomwi ymg d i p n d m tel&

dinyfthkm jelas dm dapat dipriksa kcbenarmya.

(96)

KANDUNGAN SENYAWA ANTIBAKTERI

DALAM

ANGGREK

DENDROBIUM

WOO LENG Y A K

BERASAL

DARI LAPANG

DAN

KULTUR

IN VlTRQ

IMDRIATI HUSAIN

Tesis

Sebagai sdah mtu symt untuk mmpmoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Bioteirnologi

f

RUGRAM PASCASARJANA

INSTSTUT PERTANIAM

BQGQR

(97)

Judul Tesis : Kandungm Senyawa AntibaXrteri ddam h g g e k DenciPohium

Woo I,eng yang Berasal dari Lapang dm Kul tur In Vitro

N m a : Indriati Husain

Program Studi : Bioteknologi

I . Komisi Pembimbing

Prof: DR. drh, Maria Binme,

MS.

Ketua

(98)

Penulis &lidirkan di Kota Manado, Kab. Min&asa, Prop. Sulawesi Utara

tanggaf 6 Oktober 1973 sebagai wak kedua dari tiga bersaudara pasangan Papi

M u h m a d H u d n (dm) dm Mami Arminiati J. Paransa.

Penulis menempuh pendidikan Sekalah Dasar Negeri 36 M&O M u n

1980-1986. SekoM MenengstSl P e m a Wegeri 4 klanadu bhun 1986-1989. Sckolah Maengah Atas Negeri I M m d o tahun 1989- f 992, Penulis diterima di

Fakulm Pertmian Universim Sam Ratulmgi (UNSRAT) M d o d u n 1992, memilih Jurusan Budidaya Pertanian Program Studi Agmnomi tahun 1995 dan

rnendapat gels S a r j w Perkmian (SP) tahm 1 998.

Tahun 1999, Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Wdgister Sains

(Sz) di Program Studi Biotehulogi, Program Pascltsdana IPB. Penulis

melaksadan penelitian dewan judul "Kmdungan Senyawa Antibakteri Urn

Anggrek Dendrobium Woo Leng Yang Bwmd dnri fapang dm Kultur In Vi~o''

me& penyusman tesis sebgai tugas alchir guna mernproleh gelar Magister

(99)

PRAKATA

Puji sy&w penulis p a n j a w kehadirstt Allah SWT atas segala h n i a

dm kasih sayang-Nya sehingga tesis ini berhasil diwlesaikm, Tesis dengan judul "Kandungan Senyawa Antibakteri datam Anggrek Dendrahiuna Woo k n g Ymg

Berasal dari Lapmg dm Kultw In Vitro" ini mentpakan salah satu symt mtuk

memperoteh gel= Magister Sains pa& Program Pascassujam, Institut Pertanim

Bogor,

Ucapan t d m a kmih yang sebesar-kmya Pendis sampaikm kepada :

1. Prof.

DR.

drH. Maria Bintang,

MS.

sebagai K e t Kornisi Pembimbing dan DR. Irawati sebagai Anggota atas bimbingan, arrshan, kritikan dm masuHran

xlama penyusunan proposal, pelaksanaan pnelitim dm penulisan ksis.

2. Direktur Program Paswarjam IPB hserta para Asisten D i r e h dm stztf

ymg telah menerima d m memberi kesempatan kepada Penufis untuk menjadi

wwga PPs-IPB.

3. Kern Program Studi Riotehalagi dm s e l h staf pengajar PPs-IPB yang tefah membimbing d m menularkan sebagian itmunya.

4. DR. Chairuf, Apt., DR. Witjaksono, DR. Agus Lazstrus dan Xr. Sri Budi S. atas

ifmu, bimbingan d m kasih sayangnya.

5 . Direktur hburatoriwn Dopping DKX Jakarta dm s t a t

6. Mbak Ririn (Sri Riwwati) atas ptunjuk c a a inokdasi mata runas mggrek,

(100)

7. 1s. Dini Diniarti, MS. yang telsth mcngizinkm Penulis untuk melstirsanakan

pnelitian di h b . Kulhu. Jaringan T m a n BDP IPB, DR. Xr, Said Hmm, MSc. dm DR. Ir. Diah Ratmdewi di Lab. Fisiolagi Tumbuhm.

8, Erin, "X'eti, Yati, Titin, Susi, Kni, Yaya, Asri, Lia atas persaudmm dm p d a b a t a n y a q erat.

9. Mas Arif, Pak Pepen, Bu Is,

Bu

Merri, P& Man, B& Dwi, Bu Yusnita,

Pak

Wagiman, Yulian, Bu Djadja, Bu Ning, Bu Mien, Mbak Xmi,

Pak

Siswo, Pak

Iwan, Pak IIen&a, Mker 'f ammy,

10. Batw-Batur Biotek '99 (Pak ALi, Yanti, Mitri, Endang, Hessy, Fam, Rina,

Hem, fpm, Isroi, Liza, Ama, Misgi, Sri, Neni, Hani, Lini, Rezrt, Nib, Im,

Sy&i dm Zessi).

Terima kasih yang sebesar-bemya

d m

ungkapm perasam y m g tak

terkatakm mtuk Papi (ah), Mami, Papi Thm, Mami Lis,

PA

ade Mad,

Ma

Ade

bi,Kak Arsul, Ad& h a , wpupu Hedim Fimm, Dsuxi, Mirhan dm Eca.

Mbak Atun dan Bu Nufi beserta keluarga untulc pertof oxlgan

d m

kekef uargaannya

&lam s ddm snang.

Semoga Allah SWT menatat budi baik semua pihak dm memberi bdascm

dengm ymg lebih dari yang telah dikh. W m y a Pen& herharap semoga kmya kecil ini dapat mernkri mafaat bagi pengembangan ilmu pengetahwin

khususnya di bidang kultur jaringm d m fitokimia di masa y m g akttn dattang.

Amin,

Bogar, November 2002

(101)

DAFTAR IS1

Halaman

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

DAFTAR TABEL

xi

...

DNTAR GAMBAR xii

* * *

...

DAFTAR LAMPIRAN XIH

...

PENDAHULUAN 1

I ~ t a r Belakmg Penelitim

...

1 Tujuanknelitian

...

3

Hipotesis

...~...~...~...~...

4

Manfaat Penelitian

...

4

...

TINJAUAN PUSTAKA 5

K l a s i f i h i Anggek Devldrohiurn

...

5

...

Perbanyakan Tanaman hnggrek 6

...

Kultur Jstringm T m m 8

...

%AI Pengatur Yumbuh Tanaman 13

...

Metahlit Sekunder Tanamm 14

BakCeri

...

15

...

METODOLOG1 PENELX'TXAN

.

.

.

.

...

B&an TaIXman

Waktu dm Tempat Penelitim

...

Metode Penelitisur

...

Peneli tian Pendahuluan

...

...

fnisiasi dm Pmcotraan Induksi Pembentukan pl b

...

Percobaan P e n g a d &it Pengatur Tumbuh NAA

...

Ekstmksi

...

Uji Aktivitas htibakte rj.

Identifikasi Senyawa Sekunder dengan Teknik GCMS ... Uji Statistik

...

...

W S I L PENELITTAN 27

...

Penelitian Pen&ulum 27

...

lnisiasi dm Pembaan hdulrsi Pembentulcan plb 29

(102)

X

Efek senyawa mtibabri yang k r h d u n g dalm jaringm daun

m g p k terhadap bakteri J;;. coli dm 3. suhrilis

...,...,.,....

27

3 Hasil transfomzasi data bobot awd bahstn tamman d m bobat ~ ~ t ~ p l

(103)

3 Proses inisiasi Man tanaman untuk eksplan kultur anggrek

...

29

4 Kultur in vitm mata tunas mggwk Dendrohium Woo Leng kmur

a) 2 minggu dm b) 4 minggu setelah inokulslsi

...~...~...

30

5 Kdtur hasil induksi mata tunas a n g p k fgada umur 8 rninggu) drsrj.

media

PIX

(media perlakuan induksi Wpa pnmbahan zat pngatur

twnbuh NAA)

...

31

8 H a i l uj i &tivim mtibakteri pada tiag m g e l eks& masing-masing

pfarut

...

37

9 Stmktur kimia fen01

....

...

...

...

...

44

I 0 Stnrkkrr kirnia 1 2-Benzenedid

...

44

...

1 1 S W t u r kirnia B e m n e 44

12 Skuktur kirnia Naphblenc

..~...~...~...~...

45

I 3 S mkimia Trioxme

...

45

14 Pensun&an pola pertumbuhan kulkrr ~ n g r e k ; hasil kultur in v i m pada

masing-masing konsentrasi NAA

...

49

15 Bagian-bagian kultur pXb dari perlakuan zpzl. brwarna caklat abu hitam

(an& panah). kelihatan seperti mati

...~...~...~...

SO

1 7 -k perbandingan diameter zam hambat b&eri E

.

c d i (bhnr)

dan

B

.

subfilis (men&) pada masing-masing sampel ekstraf;

...

55
(104)

Tanaman m g p k Irhwusnya Dendrobiurn hibrida, sampai saat ini rnasih

selalu dikaitkm dengm keindahan bungmya dm rnasih berfmgsi sebagi

tanaman hias saja. Potensi lain %bag& sumber obat-obatan, khususnya rtntibakteri, &lum digdi swam mendalam. ArdiEti (1984) menyatakan bahwzt

m g p k telah lama rnenjarli bagian ddam kehidupan orang-orang Cina. Scjak

7 mConfucius f 55

X

-479 BC), anggrek mempunyai arti pentirig ddm bmyak

segi ddam kehidupm orang-orang Cina, termas& literatux, lukisan, hortikultura,

dm juga pengobatan.

Urchidaceae rnempakan fmili tanman terbesar, terdiri dari sektar 900

genera dm hampir 35000 spesies. Dendrabium, genus ta&sru dalam fmili

terdiri dmi skitar 1100 spesics ((Cordel 1999). Lebih dari 2000 spesies mggek *elah diteliti kmdungan alkaloidnya (Arditti 1992). Minuman Cina "Chin-Shih-

Hu" berwaf dari tanaman DenHrobium mbile (Orchidaceie), dm digmakan

sebagai tanik. Senyawa alkaloid yang dihasilkan addah dendrobine (Cordel I 999).

Penelitian fitokimia telah dilakulran terhadap pembentukm antosimin,

coumarin, flavonoid, glukosida, senyawa fenolik, lipid, gda, t q n , dm senyawit-

senyawa fain Mam m m k . Walaupun beberap senyawa kimia ini mungkin

(105)

Metablit sekunder mempakm hail tamman yang khas ymg &pat

dianggap sebagai prod& proses morfogenetik. Bekrapa prod& sekunder ini

m e m p a h Man obat yang berguna (Wetter dan Constabel 1991). Bahm baku

obat atau bahm alctif lain yang ber& dari hunbuhm yang telah diketahui

aktivitas f-ologi dm taksisitasnya sud& sej& Xma dipetajari dan digali potensinya. Eksplorasi dm pengembangan budidaya tumbuhan obat juga tcrus

d i k e m w m mtuk memenuhi kebutut.lan akari obat di d a l m negeri dm

mengwdtlgi impor b&an baku obat sintetis yang c&up banyak menyita devisa (Djaulrariya d m Sulrman 2001). Namun, cukup h y a k m a d a h yang dihadapi

di lapang Man budidaya tumbuhm obat tersebut, seperti membutuhkm waktu

ymg lama, l&an ymg tersedia ti& cukup untuk budidaya ddam jumlah yang

besar rnaupm s m g m hama penyakit yang membutdhn biayst, walctu

dan

tenaga dalam pengendaliannya menyebabkan kmfisienm kerja menjdi berkurmg.

Kuftur jaingan tanman merugaIran teknik aftematif yang dapat di@m pa& budidaya tumbuhan obat untuk: rnenghasilh metablit sekunder

karena memifiki banyak keuntungan m t x a lain tidak tergmtung pada f . t o r

lingkungan (iklim, hmdpeny &it, seas hambatan-hambatan geografis dm

musim), sistem produksinya dapat diatur sefringga kualitas

d m

praduksinya lebih

konsisten untuk memenuhi kebutuhan mar serta &pat mengurangi penggunaan

f ahltn (Wiendi e~ aal. 2 992 HaIam Sitinjak, Siregar dm Rizlrita 2000). Keunkmgan

(106)

Penggunm t e b i k kultur jmingan untuk memacu

dan

membantu

pmbentuKan dm perbanyakan M a n tamman ymg dikulturkm lebih ditingkatkm fagi dengan penmbahan salall satu zat pengatur tumbuh auksin

segerti NAA ( 1 -Naphtlrateneacetic acid), Auksin rnenrpakan fitohomon yang

dapt mempngwhi p e m k m sel, inisiasi a h , pemkntukan tunas adventif, digunakan untuk: meadorong pertumbuhan kalw f Kyte dm KIeyn 19961, dm juga mampu menghambat awd tumbuhnya tunas (Wctherell 1 982).

D d m penelitian ini, mt pengatur hunbuh NAA ymg diwbahkm dabam

media kultw, di&un&an untuk mcndorong pmhntukan d m perbanyakan

protocorm iikz bodies (plbs) anggrek. Ptb hasil kultur in v i m slanjuhya

dilakukan ekssstksi kimia, ditihat aictivitas mtibdcteri, dm identifiki senyawa

sekunder. Nasilaya dihdingkan dengm hasil eks-i Ekimia, uji aktivitas

antibakteri dm identifikasi senyawa sekunder tanmm mggrek yang &ml dari

lapang.

Penelitan ini krtujuan :

I. Mendapatkm sampei ekstrak yang berpoknsi ak6f sebrtgai mtibakteri dari

anggrek Dedrobium Woo k n g dari lapang dm k u l b in v i m .

2. Mengidentifikasi senyam-snyawa sekmder yang bemal dari smpf eksWak

yang &if mtibak-teri.

(107)

I . Anggrek Deradrohiurn Woo Leng mengmdung persenyawam metabotit

sekmder yang krpotensi sebagai antibakteri.

2. Peningkatan konsenmi z;rt pengatur tumbuh NAA dapt rnempenganrhi

pmbentukan dm perbanyakan pf b anggrek Deptrdrobium Woo hag.

PeneIitian ini diharapkm dapat :

Memberikm informasi tentang t m a n hias mggrek ymg dapt dijadikan

s u m k abat khususnya antibakteri selain jenis-jenis tanman lain ymg telah d i k e d seb~bgai sumber obat,

Memberikan i n f o m i tentang usaha rang dap;rt dilakukan untuk

perbanyakan M a n tamman, xrta bgairnrna cam me:ngandisis dm

mengidentifikasi persenyawam metablit sekunder y m g b p t e n s i sebagai

(108)

T m a n mggrek rnerupdcan jenis tanman herba tahunan (George

1 996b) yyag tumbuh pada daerah tropika dm sub txupika wrti Amerika, AErika,

Asia dm Australia (Latif 1960). Anggrek yang termas& &jam fmili

hhidaceae ban yak jenisn ya, salah satunya a d a h Dendrobium. Klasifikasi

anggrek jenis Dendrobium warrt lengkap dalah *perti yang dinyatakan oleh

Sheehan dm S

heehan

(1 994) sebagai berikut :

Kingdom

Divisi

Subdivisi

K e l a

Urdu

Famili

Genus

S p i e s

Varihs

: FImtae

: Spmatopfryta

: Angiosqmmae

: Monocotyledome

: Orchidates

: Orchidaceae

: Dendrobium

: Dendrohium hibricta

: Woo Leng

Dendrobium artinya tumbuhan anggek yang hidup dipkok kayu. Berasal dari

kata

Y

unmi dendron artinya pokok d m bium d n y a hidup (Lati f 1 960).

Berclasarkm c m hidupnya scbagim besar Dendrobr'um basifat epifit dm

ada bekrapa spesies yang hictup litofifit. S&&m hdwarkan sifat maffalogi

Dendrobiuna tergdang anggrek simpodial dengan batang semu (pseudobulb)

(109)

Perbanyakan Tanaman Anggrek

Anggek dapat diperbtuzyak secasa generatif dari biji atau perbanyakan

secwa vegetatif fkonvensianstl dm kulm in virro). Tarisunm mg&rek hibrida

diprbanyak dari biji. Oleh karenmya prfu diusahakan perbanyakan s e c m

vegetatif untuk memperbhwkm hibrida yang telzth diselelrsi. Penggunaan teknik

pembiakan vegetatif konvensiond, putensinya terbatas k m n a hanya sejumlah

kecil tammm yang dapat d i h i l k a n ddm satu kurun d t u tertentu (George

1 996b).

Anggrek drtrj genus Dendrobium menghasilkan m&an dari umbi semu

yang disebut dengan keiki yaw seringkdi be& tagi masih melekt p d a

tkmaman, dm hanya membutuhkm p e r n i d a n dm d i h a m (George 1996b).

Dalam dunia anggrek d i k e d istilah protocorm d m protocorm like body.

Istifah protocorm d i p r k e d k a n pertama kaIi oteh Melchior Treub yang t m a

menjabat sebagai direktur Botanical Gardens In Indonesia-Bogor ( s e k m g Kebun

Raya Indonesia), istilah yang digunakan untuk menggambaskan suatu tahap dalam

perkemtxurgrux lumut (Treub 1 890 &lam Aditti dm E m t 1 992). Kemudian Noel

Bernard m e n g g m h istilah tersebut untuk anggrek antma t&un 1899 dm 1910.

Xstilah tersebut sekarang digunakm untuk menggambarkan swtu badart ymg

mirip bdatan-bulatan umbi kecil ystng terbentuk pa& bilji-biji mggcek y m g

berkecambah (Arditti dm Ernst 1992 ; Ratndewi, Suseno dm Sandra 1991).

Istilah protocorm like body (ply mempakm istitah mhik stnrktur yang mirip

protocorm yang terbentuk dari jwingm tanaman d m atau kdus seem in vibm.

Istilah ini perkma Mi diperkenalkan oleh Gmrges Morel (Morel 1960 &lam

(110)

Perb~tnyakm vegehtif angrt:k melalui kultw meristem dapat dibagi Man

tiga tahap ydtu transfornisi rneristern menjadi prorocom (like bocdy), perbanyakan protocorm dengan mernotongnya menjadi ptongm yang lebih kmil,

dan perkembangan protocorm-prorocorrpt tersebut berakiir dm berpucuk (Tco

1976- 1978 dulam Pierik 1987). Aitken-Christie et ul. (1 995) daiam Park, Murthy

dm Pack (2000) m e n y d a n kemuqkinan produksi massal p~otocorm ddam biomktor.

Protocorm individual, saat dipisah-pisahJran dm disubkultur sering

menghasilkan protocorm adventf (George 1 996b). Massa profocorm yang

dipisah-pisdikan dan ditumbukkm di media serupst ymg b m d m

memperbanyak: diri menjadi msapmt~corm ymg b m . Bila p i d m protocorm tcrsebut ditumbuhkan M a m media lain yang mengarah ke proses pendewasam

dm perakwm, &a proivcorwr &an tumbuh menjadi tanman barn yang

sempurna dm siap cfipindahlapangkm (Gunawan 1 992).

Biji-biji mggrek mengandung embrio krdiameter kurang lebih 0,1 mm,

tan.pa mengmdung endosperm atau Icotikdon. Saat berkecambah, embrio ini akm

mernhnkrk. protocorm, suatu struktur =perti corm yang b e r w m hijau dm

mampu melakukan fotosintesis. ' ~ w dm akar b m &an t w k ~ r u k bila

kmdungm senyawa-senyawti organik dalam protocorm cukup, dm kecmbah

normal terbentuk ( Wattimena, Gwawan, Nurhayati, Symsudin, Wiendi dm

Emawaai 1 992).

Walaupun fx:rtrmyak;tn vegetrtti f konvensional Iebih cqat dibanding dari

biji, namun j d & klomya rendah, namurr dengan teknik perbanyakan mikru

(111)

secara geneeik m a dalam jumIah yang besar dm relatif lebih cept (Reinert

d m

Yeoman 1982).

Teknik kultw jaringan &I& menumbuhkm bagim tanmm vegetatif,

se@ aka, dam, batang,

cfan

mata tunas p d a medium buatstn ymg berbentuk

cair atau padat secara aseptik fbebas mikroorgmisme), f)engan c a a ini, kgian-

bagian tanaman tmebut &pat mernperbmyak diri dm beregenemi menjadi

tanaman lengkq. Dengan metode ini dapat d i h w p b p h ~ t n y h tanaman

secara cepat dm dalm jumlah ymg banyak (Widiwtwty 1 997).

Perkumbuhm dm perkembangan tanman secara in virro ditentukan oleh

f&or ymg kompleks, rneliputi : ham anorgmik, f&or fisik dm substansi

orgmik. Faktor bahm h a m a n ymg huut menenkxkan k e h r h i l a n kulhrr jaingm mtara lain genatipe tanman, umur eksplctn, status fisiologi, &wan

eksptan dm sumher eksplm (Pierik 1997), Keberhasilan prtumbuhan jdngstn juga sangat d i p e n g d i oleh stdanya hukungm tirnbal balik mtara tanaman itu

sendiri dengan faktor tingkungn, seperti komposisi media dm

pH,

csltraya, suhu,

kelternbapan, dm kadar oksigen. Selaitin itu, juga diperlukan pengalaanan dm

k d i a n ddam memotong bahm t m ~ m yang akan ditanam &tun media sterit,

menyucihamakm jaringm, dasar pengetahw kimia dan biologi y m g memadai,

serta ketekunan

d m

ketelitim kerja ymg tinggi. Kclengkapan sarma yang

memadai juga drtpat, meningIcatIrt9n prsentase jaringan yang tumbuh (Widiastaety

(112)

Fakiur-faktor ymg &pat m e m p e n g w proses kuf tur jaringan hamm

mggrek &lah :

n.

Cah8y'd

Faktor cahaya sangat pentin% untuir prhmbuhrnn eksplm. Pmman cahaya terhadap perhrmbuhan eksplstn ditenkrk:an of eh intensitas

dan

kualim &ya serta

lamanya penyinmm. M e n u t Murasfiige ( I 997) &lam Widiastoety (19971, untuk

pembentukan tunas dm ak;ar diprlukm lama penyiwm optimum 16 jamlhari.

2. Suhu

Suhu yang diperlukm untuk p e r t w n b ~ a n jarlngan berkisar antam 20 -

25'~:. Pengunaan suhu yang rendah dapat mengwmgi aktivitag enzim

peruksidasi dm oksidase yang beriindak sebagt katalistor dalam proses oksidasi

senyawa f'enol. Akibatnya, kwlicunan oleh eksudat toksik ini &pat ditekm.

N m u n , bila luka jaringan eelah sembuh rn* p e d a i a n sdiu tinggi &an lebitr

mengunhxngkm h e n a pa& suhu tersebut stktivitas meQbalisme sel lebih tinggi

(Widiastoety 1997).

3. pH Media

Pada umumnya, pH yang digunakm untuk penmaman p o n g a n jaringan

m m k krkim mtara 4,8 - 5,2 untuk media cair (Anonimous 1997).

4. Oksigen

Oksigen b e h g s i di d a l m proses respirasi jaringm. Admya enzim-

enzim pemksidase dm oksidase &pat mengkatalisis terjadinyrt proses oksidasi

(113)
(114)

PemMan sukrosa 8 - 12% masih mampu meradarong prtumbuhan embrio yang

normal, F d t o s a sangat baik un&k menumb- embrio. Kowntrasi gub y m g

tinggi baik bagi perhunbutxm aka, d a n g k a n pada konsentfasi yang rendah baik bagi pertumbuhan tuna, Konsentr*asi sukrasa 3 - 4% &lam media mentpdai konsentrasi terbaik bagi p e r h r m b w glanld, Pemberian sukrosa p d a konsentrasi

tinggi menyebabkan jaringan tamman mengalami pnghnbatm pertumbuhm

dibandingkm pada konsentrasi yang Iebih rendah. Hal ini diduga akibat adanya

gimgguan-gangguan seperti krhamktnya penyerapan zat hara, pembengkakan sel

atau hiprtrafi, penumpukan agregat-agregat vakuula sehingga plasma sel lepas

dari dinding sei (lisis), Sulrrosa pada konsntrasi yang tinggi memperlihrttkan

tmda-ta.nda keracurran ymg mungkin disebabkm oleh adanya penxhdm tekanan osmatik, m u n demikian bagaimma ha1 ini terjadi k l u m diketahui dengan p s t i

(Widiastwty, Solvia dm Syafni 19981,

Pada tanman mggrek, u r n m y 8 bahm yang d i g u n h unt& kultur jaringan add& kxnas a&an b e & m 5 - 10 cm untuk jenis mggek simpodial.

Untuk jenis ctnggrek manopodid digwmkan stek puck p d a ujung beruiEuran 10

-1 5 crn (Widiastoety 1997).

Eksplan y m g kmd dari jwingm rnata tunas ujung lebih peka

dibandingkan dengan jwingan yang berctsd dari rnatzt tunas samping. Sehingga

d a l m keadaan lingkungan tumbuh ymg tidak sesuai, jaringan mata tunas ujung

sukar untuk hunbuh, Patangan jaringan yang

k d

dari jaringan mata timas

samging mempmyai kemampw berkembmg lebih baik dibstndingkm dengan

(115)

jaringm mats tunas samping yaihr 30% banding 15% disebabkan sel-seI

meristematik pa& jaringan mata tmujung lebih &if rnemklah, karena at-zat

yang mmstimuiir prhunbuhan lebitr banyak tenletpat pada bagian ujung

dibandingkm jdngan mata tunas smping. h t a - r & lamst prnbentukm

protocorm l i b bodies pada jaringan mata tunas ujung addah 67 hari, sedangkan

pada jaringan mata tunas samping addah 82 hari (Widisrstwty dkk $991).

Potongan jaringan atau organ ymg ditumbuhkan pada medium padat

kultur in v i m diletakkan di am rak-rak ymg diberi p n w a q p cahaya lampu TL

ymg dilengkapi dengan timer wtuk mengatur fase gelap dm terang sesuai dengan kebutuhan (George 1996a). Untuk patongan jaringan ymg ditumbuhkan &lam

medium cair dileWan di atas alat pengucak (shaker) dengm kecepatm putar 90

- 100 rpm (Widiastmty 1997). Media cair pnting untuk: kultur suspensi,

disiqkstn unhrls, eksprimen damat dalam nutrisi, keserdgaman distribusi nutrisi,

prtumbuhan dan diferensiasi dalam jctringan kdus, mencegah sel atau agregat sel

mengendap ke k a r tabung, meningkrttkan aaasi, pengmmgan polaritas

tan-,

d m

penghilmgm eksudat ricun tanman f George I 996a).

Salah satu manfaat dari pemihian telrnik kultw jaringm hmmm adalah

untuk produksi m y a w a mehbolit sekmder, kwena : a) Tidak tergmtung pa&

faktar-faktur f ingkungm sc:prti iklim, h m a penyakit, hambtttm-hambatan

geografi dm musirn, b) Sistern produksinya dapat diatur, di mma produksi

d i l & W pada saat dibuhzhkm dm Mam jumlah ymg diinginkrrxx, sehingga

mendekati k a d a m p a r yang sesmg6Tuhny'a, c;) K d i t a s dan hasil produknya

yang lebih konsisten, dan d) M e n g w g i penggunam tanah untuk tujuan tersebut.

(116)

Pertumblrfxan dm modogenesis tstnaman s e c m in v i ~ o dikenddikan oleh keseimbtmgan dm interaksi dari zat pengatur tumbutr tersebut ddm eksplan. Zat pengatur pa& eksplan tergmtung dari zat pengatw tumbuh endogen

d m

zat

pngatur tumbuh eksogen yang Biserap dasi mdia hunbuh. Zat pngatur t h u h eksogen ini tidak seldu sduna dcngan zat p g a t u r m b u h endogen tempi

kebanyakan zat pengatm tumbuh eksogen mempunyai peran ymg sma dengan

zat pngatur tumbuh endogen. Pada b c h p a jenis tanaman &au pada tingt'at

selular kkeuutuhan ahin rat pngatur tumbuh eksugn itu sangat spesifik. Prinsip

mum yang &pat dipakai d a h s m a dengan harmon tanaman (IAA, &atin,

ABA, d m lain-lain) dapat dipmgunakm untuk. setirtp tansunan mupun setiap fase

perkembmgan, M a m l h y a bOahwa zstt pengatur tumbuh itu lebih &pat dihayati jika diaddcan tirrjaw penggunaan masing-masing mt pngatw tumbuh diikuti

dalam praktek pengguxaaan kulhrr jaringan f Wattimena dkk 1992).

Dalm kultur jaringm, zat pengatur turnbuh ymg him d i g u n h dari golongan sitokinin dm auksin. 7at pengatur tumbuh ini mempengmhi

pertumbuhan dm morfogenesis &lam kultur sel, jaringan d m organ (Widiastoety

dkk 199 f ). Konsentmsi aat: pngatw hrrnbuh yang dipilih tergmtimg pada macam j h g a n ymg dipakstn sebOagai eksplan, hdungm hornon endugen, dm pola

pertumbuhm yang diinginkm (Picrik 1987).

Auksin fW, IBA, NAA, atau 2,443) wing ditrtmb* ke dalam

nutrisi. Auksin y m g terkntuk s matami, IAA, ditambahkm dalam konwntcasi

0,01 - 10 mg/l (Pierik 1987). M A adalah auksin alamiah pada tumbuhan. IAA

(117)

krkembmg. Trmslokasi di Mam tanman te jadi melalui floem (Wattimenst dkk

1992). Auksin sintetik dm relatif Iebih &tif (IBA, NAA,

dm

2,443) digunak;an

pada konsentrasi 0,00 1 - 10 mg/l (Pierik 1987). Terdapat juga bebmpa herbisida

yang bersifat auksin seperti 2,4-0, 2,4,5-T, Dicamba, Tordon 4-CPA, Piclaram,

h Istin-lain (Wattimena dkk 1992).

Auksin nam* disintesis t e r u m a pada jaringan meristematik seperti

bagian pucuk

d m

aka, perkembangan dam, bunga dm buah. Tapi, a h i n ditemukan pztda beberapst bagian dari tuhuh tanaman ; ha1 ini kmi aulcsin

ditranslokasih dari bagian auksin disintesis ke bagian

di

mma auksin bekerja

(Goadwin

dan

Mercer

X

983).

Metabolit Sekunder Tanaman

Tumbuhan mempaican sumber uhma senyawa-senyawa kimia yang

digunsttcan unhk industri, f m a s i , food uditive, wangi-wangim. Sebagian senyawa tersebut krasEtl/diekstr&

cfrtrl

spesies-spesies tumbuhan tropis yang karma

k d i t a s , keersediaan dan biaymya yang mahal, stmktur senyawanya yang

komp1eks menyebabh sintesis secara krniawi tidak ekanomis. K a n a itu,

biosintesis metabolit sckundes dengan menggunakan kultur jdngan tamman

sudah lama mmjadi tujuan y ang krharga (Wattimena dkk 1 992).

Metabolit sek-under s e k m g d i k e a u l menjadi smgat penting bagi

kehidupan tanaman, hrguna dalam mekanisme pertahanan mmghmbat b h r i , virus d m jamur yang menyerang yang analog dengstsx sistem kekebdan Rewm.

(118)

senyawa tersebut sekarang nampak dibatasi untuk bagian ttulaman yang ti&

&an diragukan ditemkan tersebar luas sebagai teknik analisis yang

menguntmgkm Vickery d m Vickery

X

98 1 ),

Sejumlah metabolit sekunder dapt dimanfmtkan set>agai Eungisida a b u

antibiotik. hdetabolit sekunder ini mefindungi tanaman dari semgan jamw atau

bdcteri, contohnya, ptmetrpan, pisatin dm sesquiterpenoid. Igomeam~one

mem& phytoalexin ymg dihailkm untuk mexlanggapi sermgan jmw.

Betaerapa flavonoid benvma d m karotenoid berfungsi unhk mewarik polinator

serangga dm bmmg &au agen-agen penyebaran biji, sementrrra rnctabolit sekundex yang lain =perti terpenaid volatile, Ixrptensi menolak penyerang.

Sejumlah bsar metahtit xkunder tanaman berdcun bagi hewan atau semgga.

Seperti alkaloid dm cymogcnic glycosides, ymg juga memiliki rasa @t bila

dimakan,

d m

mtuk rnenofak penyerang dm rnencegah dari kerusstkan lebih lanjut

bagi spesies tan#man dengan membunuh predator. Racun tanmnan mempunyai

kepentingan ekonami y m g besar bagi petani, sebanyak h a i l y m g hilang y m g

d i d m i setiap tatrunny8 (Vickery dm Vickery I 98 1 ).

Bakteri merupakan organisme bersel tunggal y m g brkernbang biak

dengan pernklahan menjadi dua sel. Bstkeeri dibagi menjadi kelas-kel~ menurut

bentuknya : kokus ( M e n d M a t ) , basil (hatang gurus), kokobasil (kntuk

(119)

Bebmpa organisme pencemar dapat mengakibatkm keruskm,

menimbulkan atau mengbsitkan racun. Ada beberapa macam b&eri pencemar,

diantaranya Bacillus, Lat.bobaciilus,

dstn

Eschericka coli. Bucidlus mwpak3ur sel

trerbentuk. batang, Gram Positif, mcmkntuk endctspara, kemo~rganotrof~

dan

metabolisme dengan respirasi, femenkqi atau kedua-dwya (Val

dan

Wheeler

1993 ; Fardim 1989 &lam Marwati, W i d , Sumangat 1996). E. coli merupakm bakteri G m Negatif, flora normal di ddm intestin, &pat menyebabkan infeksi salurm kencing yang menrpdzm infeksi terbmyak (80%), gastroenteritis dm

meningitis pa& k y i , peritonitis, infeksi l h , kolesistitis, syok b k t d m i a karma

masuknya organisme atau sistoskopi atau dari daerah sepsis pa& abdomen ahu

pelvis. Jumlah E. coli &dam air dig& untulc menentuktm kontaminasi tinja (Gibson 1996).

Dinding sel bakterj, G r m Positif tersusun atas 200h pptidoglikm,

s e b g k m Binding seI W t e r i Gram Negatif b y a rnmgandung 1 - 2 %I

peptidaglilran, sehingga mud& p e d . Bakteri Gram Positif resisten terhdstp

t e k m m osmotik dm sensitif terhadap penisilin (McICsme

dan

Kandet 1985).

l3aktm-i Gram Pasitif dicifikan dengm rentan terhadap pnisilin, k m g

rentan terbadap streptarnisin, memprocluksi eksotoksixl, rentan terbdap f isazim,

h d w g m lipid dinding sel rendah, mempunyai mesosom pads sitoplwma,

kebutuhm nutrisi relatttif kampleks, tidalr lmt ddam Na<fH 1% dm umumnya

berbenkrk kokus. Sedangkan bakteri Gram Negatif mernpunyai ciri-ciri kebdikan

dstri b&teri Gram Positif (Alcmo 198.4)-

Re&i suatu antirnikmba dapat bersifat bakterisida atau bakteriostatik.

(120)

W t e r i . Antibiotik yang kraksi bakteriostatik rnenghmbat replikasi sel Wteri,

sehingga $id& lmgsmg mematikan organisme tersebut. Ddam mefighambat atau

memtikan bakteri, mtibiotik memiliki mekanisme ~ & s i yang berbeda, antam

(121)

Bahm tamman mggrek yang digun- &lam penelitian pndahuluan

addah mggrek Dendrobium Fatahillah, D. 'Cang Chai Gold,

D.

Permata Green, D.Ww Leng,

D.

D m 1 k d x

D.

Ekapal Red,

D.

Green One,

D.

Merry M A ,

D.

Channel, D. Lim Kim Yao, dm

D.

Sakura White. Sedangkan ddam pnelitian

utama dig& Depzdrobium Woo Leng.

Penelitian berlangsung hi bulan Jmwi 2001 sampaj bulan September 2002, mulsti dari pnelitian pendahuluan sadnpai pengalahan data.

Penelitit d i l & d m di bbomtorium Fmentasi Departemen Biolcimia

IPB untulr penelitian pendahulwn

dan

uji aktivitas antibakkri. Labratorim

Fisiologi T m b W wtuk inisiasi dm percobstan induksi pernbentukan plb.

Laburatorium Treub Kebw Raya Bogor Puslit Biologi LIPI-Bogor unttrk

petcabam p e t l g d xiit pengatur t d u h terbdap perbasmyahin plb d m proses ekstrhi. Laboratorium Dopping Rawasari DKI Jakarta untuk identifikasi

(122)

Penelitian ini dilakukm dalam 6 kegiatan, y a i h 1) penelitian pndahuluan,

2) inisiasi dan percabaan induksi prnbentukm plb, 3) percob- p m g b zhtt

pengatur tumtruln. NAA terhadap perbanyakan plb, 4) proses ekstraksi, 5 ) uji

aktivitas antibakteri, dan 6) identifikasi scnyawa sekwder dengan teknxik GCMS

.

Sepuluh anggrek Dedrobium hibrid (Fatahillah, Tong C h i Gold, Permata Green, Woo Leng, Dmel G x d x Ekapol Red, Green One, Mency

MA,

Channel,

Lim Kim Yao, d m Sakura White) diujikm pa& bakteri Escherichiu coli

dan

Bacil1u.s subtilis. Dam setiap jenis mgpk t m b u t d i h d u s h , dimbil sarinya

(ekstrak kasar), dm diuji &tivim mtibakterinya.

Inishi dam Percabartn Induirsi Pem ben t u h n plb

Bahan tanaman bmpa tuna dari tmmm anggrek Dedrobiwm Woo

Lag, Dam pclindung pertammya belwn membuka, =hat ti& tersemg h a

dm penyakit, panjmg tunas sekitar 5-10 cm. Tunrts dibersihkm dengrtar cara

disikat dengan spons fernbut dibrnbah deterjen yang dilmtkm dm di bilm dmgm

(123)

Dalam laminar air flaw t m tersebut disterilisasi. Perkma dengm 15 O/o Clorox ditambah 2 tetes Tween 20 selama 15 menit, diamkan. Bilas dengan aiT

steril tiga kali, Kefuarkm semwa daun dengm scalpel, sisakttn 2 atau 3 daun yang

menugupi meristem stpikid. Selmjutnya stedlisasi dengan 10 % Clarox sefama f 0

menit, d i d a n . Bilsts dengur air steril tiga kali. Tempatkan dalam petridish,

Eirsplan puculc apikd dipotong s m trmsverssil puculrnya untuk

mendapatkstn bagitan dengm meristem apikal. Eksplan tunas aksifar diamt>il tiap bagian nodus (Sagawit 198 I). Mata tunas pangkd dikupas dm diptong dengm

u k m kecil (2 mm3) dengm disertai d i k i t jaringrtn disekitamya (George

1 996b).

Eksplan tunas agikd &an &sitar dlkultur dalam media cair steril (Sagawa 1991) dengan k0Inpo~isi seperti pa& Lampiran 1 dengm perl&uan tanpa

p e n m b h at pengatur tumbuh (PI$) dm dengan p m b & n a t pngatur

tumbuh NAA konsentrasi 0,2 ppm (PI2), 1,O ppm (PI3), 3,0 ppm (PI4), 4,0 ppm

(PI5). Kuftur dititempatkan pada rotary s h k r dengan kecepatm 80-90 rpm

(WLab) untuk eksplm ymg b m diinakulasi dengan intensitas penyinarannya

menggwkm 3 buah lampu TL Phillips 40 Watt setinggi 50 cm dwi kuItur,

Setiap dua minggu, kultur dipindah

ke

medium kultur prlakuatf yang b m . Kultur
(124)

Percabaan Pengaruh Znit Pengatur Tumbuh N M

Percobaan pngaruh zat pengaktr hunbuh NAA terhadap perbanyakan plb

d i W a n &lam 2 bagim, yaitu kismn komntrasi NAA rendah dm W A A tingi.

Kultur plb diambil dari plot pmeliharaan plb, media cairnya dibmng, cairan media ymg masih ada dismp dengan kerns s u i n g steril. Botof kultur yang

krisi medium cdr perlakm di1etaMcan di atas timbangm, timbangan

d i n o l h , inokufum sebanyak 0,5 g dirnasukkan dalam botol kulhtr. Bobat ini

krfungsi sebagai b o b awd (W 1).

Perlaku2m unkrk kisaran konsentrasi NAA rendah, yaitu : q l (tanpa

N A N , zp2 WAA 092 ppm), q 3 (NAA 190 ppm), zp4 WAA 4,019 zp5 ( N U 530

ppm) dm zp6 ( N u 690 p m .

Perlakuan untuk Xcisaran konsentrasi NAA tinggi, y i t u : ZPTI (tanpa

NAA), ZPT2 (WAA 10 ppm), ZPTJ (NAA 20 ppm), ZPT4

(NAA

30 ppm) dm

ZYT5 (NAA 40 ppm)

Kultur ditempatkan pa& rotmy shaker dengm keceptan putar 11 0-120

rpm (WLab)

ctrtn

intensitas penyinaran dengm menggwakan 3 buah lampu TL

Phillips 40 Watt setinggi 50 crn dari kultur, Kulhu: dipmen 2 minggu setelah sub

(125)

Ekstmksi dilakukm twhadap b&an anggrek h i 1 perbdny&an kultur in

v i ~ o berupa plb dm anggrek ymg & a d dztrj. lapang ymg digisahkan mtara

daun, pseudobulb dan

st3rar.

B&m tanman mggrek ymg diekstraksi, lmgsmg dihitluskan ddam

k e a d m segar, proses pengeringan hanya dengm kering angin saja, tim

d i l a k u h pengeringm dengm oven. Sebab biasanya pengeringm deragm oven

&an menyebabkan rusa;knya scnyawa-senyawa tertentu (Narbome 1 987).

Kultur anggrek Rmil perbanyakan dikeluwkan dari btol-kt01 kultur. Dibilas selcrtli dengan air, air sisa diserap dengan tisu, dm ditimbstng bobtnya.

Tanaman mggek dari lapang dikmihkm. Dam, pseudobulb dm &ar masing- masing dipisah

d m

ditimbang bobotnya.

B&an tansunan tmebut @Ib, dam, pseudobulb dm &ar) dihalusk-an, dimaserasi dengan etano1 80%, bagistn amgas diendapkm, filtrat hmil ekstraksi

etanal 80% disaring, dipckatkan dengan rotavapor

dan

diuji aktivitas

mtibakterinya @ioesai).

Filtrat etanol 80% pekat ditrunbdkm eta101 50 % sebmyak 100 ml, kcmudim diekstraksi secara b e m t a n dengan pelanrt hekma, klorofm,

etitasetat, dm memol, Filtrat masing-masing pelam* dipkatkm dm diuji

abrtivitas mtibakterinya. Filtrat yang positif pa& uji mtibakteri. selanjutnya

dilakukan andisis komponen unW mmgetahui pemnyawaan sekunder ymg

(126)

Untuk: lebih jelasnya lihat bagan di bawd ini :

Glikosida Diltriterpenuida

Gllikosiddsaponin

k r h h i dra t ter lar ut

A s m amino terlantt

(127)

Uji Aktivitas Antibilkteri

Uji aktivitas antibakteri dilrt3rukan pa& basil tiap tahapan ekstraksi masing-masing planrt,

1. Pmbuatan Media Bakteri : a. Media Nutrient Broth (NB) :

Yeast ekstmk, pepton dm NaCl dengan perbandingan 3 : 5 : 5 dilmtkan

&lam qtrsldes 1000

d.

Tmpa perlu menpkur pH, cairn media dimasulckan ke

Mm tabwag-&bung reaksi sebanyak 5 ml per tabwg. Media diskrilimi dengan

atokld selama

X

5 rnenit, pada t e k m 18 psi dm suhu 12 1 "C.

b. Media Nutrient Agar (N A) :

Sam# dengm media NB tapi ditmbah agar Rwto, d i p m a s h hingga agarnya b a t . Media disterilisasi dengm otoklstf sefamst 15 rnenit, pads t e b

18 psi dm s&u 121°C.

c. Media Luria Bertani Agar (LBA) :

Yeast e b M , tripton dm NaCl dengm perbandingan 5 : t 0 : 5 dilmtkm

dalm aquades 1000 ml, pH diukur hingga 7,0 - 7 3 , ditambafi agar Bacto dm

dipanaskan hi- agmya larut. Media disterilisasi dengrtn otaklaf =lama 15 menit, pa& t e k a 18 psi dm suhu 121°C.

2, Regenemi Bakteri

B&teri uji dibiakiran pala media agar miring LBA steril

dan

diinkubi

dalam inkubat~r %lama 1 mdam pada suhu 3 7 k (Bintang 1999). Bila k l u m

(128)

3. Pembiakm B&eri

BakteTi d#ri media agar miring LBA diambil sebOmyztk 1 - 2 ase secara

trseptik

ke

ddam &bung r&si yang berisi 5 rnl medium cair Nutrient Broth (NB)

steril

dan

dikocok datam waterbath selama 24 jam atau semalman (Bintang

19991.

4. Pengujim Aktivitas Antibakteri

Inokulum bakterj, uji sehanyak 100 pl dengm nitai Uptical Density (OD)

0,5

-

1,O

-

10 sellml dimasukkan ke d a l m petridish yang kemudian dicampur

dengan 15 ml Nutrient Agar (NA) pada suhu 40

-

45 OC, dan dibiarkan memadat

pada suku kmw. Pada media agar yang $el& memadat, diletakhn kerns k n g kmar (diameter f 0,5 cm) yang tel& diberi e k s m uji s e b y a k 50 pl dm

pefanrtnya tclah diuapkan selanaa 5 menit, kemudian diinkubasi pa& srthu 37 'C

selma 24 jam. Zana hraing di sekihr kerns suing menunjukkm adanya aktivitas

anti b&ei ymg dapat diukw diametemya (Bintang 1 9991,

Identifikasi Senyawa Sekunder dengstn Tehik GCMS

Andisis GCMS dilstkukan untulr mendeteksi komponen berdasarkan data

Data Spsifikasi Alat GC-MSD :

Method : BAI

GC (Gas Chromatography) : Hewleft Packard (EfP) type 6890 Series

MSD (Mass Selective Defec1or) : Ikwlett Packard (HP) type 5972

(129)

II'ekanan Kolam Flow

Average Velocity Inlet

Suhu

Tekanan I d & Total, flow Split Ratio

Injektur Jenis Volume TempeMur Awal Detektar

Energi

: Ultra I (CrosslinkedMethyI Siloxane) (Hewlett Packwd) 1809 1 A-005

17rnx2QOp1nxO,ll pm

: 6,20 Psi Constan Flow : 0,5 mumenit

: 35 cmisec

: 250°C

: 6,20 psi

: 28,2 mumenit

:SO: 1

Uji Statist*

Penelitian percobaan p e n g d zat pngatw tumbuk W A A terhadap

perbanyakan plb : a) kisarm konscntrasi NAA rend& rnenggmakan rancmgan

xi&

kelompok (RAK) wit& menguji satu faktor yaitu NAA konsentrstsi rendah,

b) k i m konsentrasi tinggi menggmakan r a n c q a n a& lengkap (RAL) untuk

menguji satu faktor yaitu NAA kunsentrasi tinggi.

Data hasil percobam p e n g d zat pengatur tumbuh NAA kmpa b u b t

t>asah

kultur yarng dihasilkm d i d i s i s dengan General Linear Model

(GLM.)

rnengguxfakan program Statistical Analysis System (SAS) 6,12. Jika hasil uji F

menunjukkan pengmuh ymg nyab pada a = 0,05, m& pengujim d i l a n j u h

dengan uji perbandingan bergmda Duncan Multiple Range Test (DMRT) (Mattjik

(130)

HASXL PENELITIAN

Pengujian aktivitas antibakteri terhadap 10 mggrek DencdPobiurn hibrida

('rabel 1) memprlihatkan bahwa tujuh dari 10 Dendrobium tersebut mernkntuk aona hambat (zona bening) ddisefitar blank disc. E k s a kaar DendroAiarm hibrid

Fatahillah, 'rang Chai Gold, Woo Leng, Dame1 G a d x Ekapl Red, Green One dm Merry Mak menghambat pertumbuhm bakteri Escherichia coli, sedangkm

Bacillus sutrfiIis dapat dihambat dengan ekstrak lwm Dendrobim fribrid

F a ~ l l a h , Tong Chai Gold, Pematrr Green, Woo XRng dm D m 1 Gard x Ekapl Red.

Tabel 1. Efek senyawa antibakteri yang terkandung &lam jariqan dam tanaman anggrek terhadap b&eri E. coli dm B, subtili,s

Keterangan :

Efek mtib&eri

+++

swingat kuat +-+ kuat

-I- Iem&

-

tidakada

Dendrobium Bakteri

E corn'

1 . Fatahillah

2. "X'ong cfrai Gold

3. PermaQ Gmen

4. Woo Leng

5 . Darrel Gadx Ekapot Red

B. subtilis

--

+

-(-t-

-

4-1- -t-t "i-t--t-

+++

++

4-

+

6 . Green One

7. Merry Mak 8. Channel

9, Lim Kim Yao

10. Sakura White

[image:130.613.78.513.439.740.2]
(131)

Dendrobium jenis Channel, Lim Kim Yao, dan Sakura White dalam uji

aktivitas antibakterinya tidak terbentuk zona hambat (zona bening), tapi terbentuk

[image:131.599.87.503.189.499.2]

halo disekitar blankdisc (Gambar 2).

Gambar 2. Uji aktivitas antibakteri Penelitian Pendahuluan

(a) bakteri Escherichia coli, (b) bakteri Bacillus subtilis

Dendrobium (1) Fatahillah (2) Tong Cai Gold (3) Permata Green (4) Woo Leng (5) Darrel G a d X Ekapol Red (6) Green One (7) Merry Mak (8) Channel (9) Li Kim Yao (10) Sakura White.

Dendrobim Woo Leng dipilih selain karena aktif menghambat

pertumbuhan dan perkembangan kedua bakteri tersebut, juga tanamannya lebih

mudah

didapat dalam jumlah cuhp banyak, murah clan yang terutama adalah dari
(132)

Znbittsi dan Yercobartn h d u k i Pembentukan plb

Znisiasi eksplan mak tunas anggrck diambil dari t u r n yang sehat dan

hijau, tidak tersemg hama dan penyakit, m b u h pada pangkal &maman. Sah tunas &apt menghasilkm 4 ma& tunas yajtu 3 mata tunas aksilar dm 1 ma&

tunas apikd (Gzunbar 3).

Gambwr 3. Proses inisiasi bithim tamman untuk ekspXan kdtur anggrck ;

mernglxasilkm 4 ma& b a s yaitu 3 mata tunas aksitar dm f matst

(133)

Tanda awal dari pertumbuhan induksi nampak dalam waktu 2 minggu (4 sampai 6 minggu setelah kultur menurut Sagawa 1991). Eksplannya tidak terkontaminasi dan tidak terjadi penyoklatan memperlihatkan gejala-gejala kehidupim, yakni jaringan tarnpak tetap berwarna hijau atau hijau keputihaa

Pertumbuhan eksplan dapat bempa pertumbuhan tunas atau plb (Widiastoety dkk 1991).

Eksplan nampak membengkak pada bagian mata tunas dan berwarna hijau

cerah atau hijau agak keputihan (Gambar 4a). Eksplannampak tern

Gambar

Tabel 1. Efek senyawa antibakteri yang terkandung &lam jariqan dam tanaman anggrek terhadap b&eri E
Gambar 2. Uji aktivitas antibakteri Penelitian Pendahuluan
Gambar 4. Kultur in viho mata tunas anggrek Delldrobium Woo Leng b e m u r
Gambar 6. Eksplan dari kultur induksi yang mengalami kematian (kelihatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Grafik 2 menunjukkan bahwa perubahan positif untuk variabel independen dalam hal ini lembar kerja siswa yang sesuai dengan metode pembelajaran Socrates akan memberikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan buah mengkudu dan kelopak bunga rosela terbaik untuk pembuatan fruit leather adalah 2:8 (b/b), dengan nilai kesukaan rasa dan

Setelah semua harga tersebut didapatkan maka volume cadangan gas awal dihitung dengan metode volume trik, didapatkan nilai cadangan gas awal pada lapangan ³;´ LQL adalah

Tujuan penelitian ini adalah membuktikan hubungan antara asupan Zinc dan Selenium dengan kadar HbA1c pada pasien DMT2 dalam komunitas persatuan diabetes

Hasil penelitian ini adalah 1 Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit 2 Independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit 3 Pengalaman

Penyelenggaraan upaya penanggulang- an balapan liar melalui sarana penal didasarkan atas Rencana Operasi (RENOPS) Zebra Polres Buleleng yang ada pada setiap

Bahwa dalam proses penyelesaian perselisihan calon tunggal pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Mahkamah Konstitusi menjadi lembaga peradilan tingkat pertama dan

Terdapat banyak pilihan terapi untuk keloid yang bersifat invasif maupun non-invasif. Namun kendala terapi keloid kerap muncul karena angka rekurensi yang tinggi. Pada