PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN PINTU
MENGGUNAKAN RFID BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA8535
TUGAS AKHIR
RIMHOT OMRI TUA SITUMEANG
082408059
PROGRAM STUDI D-III FISIKA INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN PINTU
MENGGUNAKAN RFID BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA8535
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
RIMHOT OMRI TUA SITUMEANG
082408059
PROGRAM STUDI D-III FISIKA INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN PINTU MENGGUNAKAN RFID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
Kategori : LAPORAN TUGAS AKHIR
Nama : RIMHOT OMRI TUA SITUMEANG
No. Induk Mahasiswa : 082408059
Program Studi : DIPLOMA III (D3) FISIKA INSTRUMENTASI Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, juni 2011
Disetujui Oleh :
Ketua Program Studi D-3 Pembimbing,
Fisika Instrumentasi
Dr. Susilawati, M.Si Drs. Luhut sihombing, MS
PERNYATAAN
PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN PINTU MENGGUNAKAN RFID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2011
PENGHARGAAN
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNyalah sehingga Tugas Akhir ini dengan judul “ PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN PINTU MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 “, dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku dekan FMIPA USU.
2. Ibu Dr. Susilawati, M.SI, selaku ketua program studi D3 Fisika Instrumentasi 3. Bapak Drs. Luhut Sihombing, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membimbing penulis sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. 4. Seluruh dosen /Staf pengajar pada program studi D3 Fisika Instrumentasi.
5. Ayahanda tercinta L. Situmeang dan Ibunda N. Pakpahan yang setia memberikan dukungan serta memenuhi biaya dalam penulisan tugas akhir ini hingga selesai. Kakak saya Wasti Situmeang, Abang saya Munson Situmeang, dan juga adik saya Ira Wina Situmeang yang turut memberi semangat kepada penulis hingga Tugas Akhir ini selesai.
6. Seluruh teman-teman saya anggota F6 yaitu Pahala Simbolon, sarwedi Situngkir, Oloan Yosef siregar, Arry Lambok Harianja, dan nopensius Sinaga serta semua teman-teman Fisika Instrumentasi khususnya stambuk 2008 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang turut mendukung dan memberi masukan, sehingga Tugas Akhir ini selesai.
Dalam perancangan proyek ini masih terdapat hal-hal yang perlu disempurnakan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif bagi rakitan proyek ini sehingga menjadi peralatan yang lebih sempurna dan modern bagi dunia sains dan teknologi.
ABSTRAK
Telah dilakukan “Perancangan Sistem Keamanan Pintu Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535”. Aplikasi radio Frequency Identification ( RFID ) adalah salah satu aplikasi RFID yang dikembangkan disini adalah sebagai kunci pintu otomatis. RFID reader digunakan untuk membaca ID yang terdapat pada kartu EM4100. Saat RFID tag didekatkan pada reader, maka reader akan membaca ID yang terdapat pada kartu. Output reader merupakan input pada mikrokontroler ATMega 8535. Cara kerja alat ini adalah mendekatkan kartu RFID pada card reader lalu LCD menampilkan menu dan status dari locker yang terbuka maupun yang terkunci. Setelah itu, pintu locker akan terbuka dan ketika pintu locker ditutup dan pintu akan mengenai limit switch untuk mengaktifkan solenoid sebagai pengunci locker. Sistem kontrol ini memberikan kemudahan kepada pengguna dalam pengoperasian dengan cepat, mudah, tanpa
DAFTAR ISI
Hal
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak v
Daftar isi vi
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Metodologi Penelitian 3
1.5 Sistematika Penulisan 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi RFID 5
2.1.1 RFID Reader ID-12 6
2.1.2 RFID Tag Card EM 4001 7
2.1.3 Antena Tag 8
2.2.1 Kontruksi ATMega8535 11 2.2.2 Pin – Pin Pada Mikrokontroler ATMega8535 14
2.3 EEPROM ATMega8535 16
2.4 Komponen Pendukung 18
2.4.1 Resistor 18
2.4.2 Kapasitor 21
2.4.3 Transistor 25
2.4.4 Dioda 28
2.4.5 Saklar 32
2.5 Interfacing LCD 2x16 32
BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN 36
3.1 Rancangan Power Supply ( PSA ) 36
3.2 Rancangan RFID 37
3.3 Rancangan Mikrokontroler ATMega8535 38
3.4 Interfacing LCD 2x16 39
3.5 Rancangan Software 43
3.6 Perancangan Diagram Blok 45
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM 47
4.1 Pengujian rangkaian Mikrokontroler ATMeg8535 47 4.2 Pengujian rangkaian Power supply ( PSA )RFID Reader 47
BAB V PENUTUP 50
5.1 Kesimpulan 50
5.2 Saran 51
DAFTAR PUSTAKA 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Salah satu bentuk RFID Reader 6
Gambar 2. Tata letak Pin RFID ReaderID-12 7
Gambar 3. Konfigurasi IC Mikrokontroler ATMega 8535 14
Gambar 4. Blog diagram IC ATMega 8535 15
Gambar 5. Resistor Karbon 18
Gambar 6. Skema Kapasitor 22
Gambar 7. Electrolytic Capacitor ( ELCO ) 23
Gambar 8. Ceramic Capacitor 24
Gambar 9. Simbol Tipe Transistor 26
Gambar 10. Simbol Dioda 28
Gambar 11. Sifat dioda jika diberi bias maju dan bias mundur 29 Gambar 12. Dioda penyearah (Rectifier) yang diberi arus bolak-balik (AC) 30
Gambar 13. Simbol Dioda zener 31
Gambar 14. Simbol dioda cahaya 31
Gambar 15. Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD ke mikro 33
Gambar 16. Susunan alamat pada LCD 33
Gambar 17. LCD 2x16 34
Gambar 18. Rangkaian Power Supply ( PSA ) 36
Gambar 19. Skema rangkaian RFID 37
Gambar 22. Susunan alamat pada LCD 40
Gambar 23. LCD 2x16 41
Gambar 24. Flowchart Sistem 44
Gambar 25. Diagram Blog system 45
Gambar 26. Rangkaian Power Supply ( PSA ) 48
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Gelang Resistor 19
Tabel 2. Nilai kapasitor 25
Tabel 3. Keterangan dan fungsi dari susunan kaki LCD 35
Tabel 4. Keterangan dan fungsi dari susunan kaki LCD 42
ABSTRAK
Telah dilakukan “Perancangan Sistem Keamanan Pintu Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535”. Aplikasi radio Frequency Identification ( RFID ) adalah salah satu aplikasi RFID yang dikembangkan disini adalah sebagai kunci pintu otomatis. RFID reader digunakan untuk membaca ID yang terdapat pada kartu EM4100. Saat RFID tag didekatkan pada reader, maka reader akan membaca ID yang terdapat pada kartu. Output reader merupakan input pada mikrokontroler ATMega 8535. Cara kerja alat ini adalah mendekatkan kartu RFID pada card reader lalu LCD menampilkan menu dan status dari locker yang terbuka maupun yang terkunci. Setelah itu, pintu locker akan terbuka dan ketika pintu locker ditutup dan pintu akan mengenai limit switch untuk mengaktifkan solenoid sebagai pengunci locker. Sistem kontrol ini memberikan kemudahan kepada pengguna dalam pengoperasian dengan cepat, mudah, tanpa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini sering dijumpai masalah mengenai keamanan, seperti sistem keamanan yang memerlukan biaya yang sangat mahal ataupun sistem keamanan yang tidak efisien,
contohnya adalah sliding card, di mana sistem pengaman ini harus menggesekkan kartu terlebih dahulu. Perancangan sistem pengaman ini menggunakan kunci elektronik wireless RFID Tag Card. RFID adalah salah satu produk dari pengembangan teknologi
nirkabel yang saat ini terus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari teknologi ini adalah RFID Tag Card yang mampu memancarkan data yang hanya dapat diterima oleh RFID Reader. Untuk memberikan pengamanan berlapis maka digunakan pula
password dalam pengaksesan pintu. Mikrokontroler adalah suatu chip yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk suatu kegiatan yang berorientasi pada pengendalian, dimana pada sistem ini digunakan mikrokontroler AVR ATMega 8535 yang dinilai memiliki kecepatan pemrosesan data yang lebih cepat dan konsumsi daya
yang lebih optimal dibandingkan dengan mikrokontroler yang ada di pasaran saat ini. Untuk pemrograman mikrokontroler tersebut, digunakan software Code Vision AVRyang lebih praktis dan compatibledengan berbagai macam chip mikrokontroler.
1.2. Rumusan Masalah
Pada laporan tugas akhir ini, penulis membatasi permasalahan pada RFID dan pintu:
1. Sebagai sampel digunakan 4 id card sebagi user.
2. Pintu yang digunakan hanya simulasi.
3. Rangkaian pengontrol berbasis mikrokontroler AT Mega 8535.
4. Jarak maksimal yang terdeteksi id card oleh RFID reader adalah 1,5 cm.
5. Menggunakan backup catu daya dengan Power Supply.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk :
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma Tiga (D-III) Fisika Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.
2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi
pengontrolan dan elektronika sebagai bidang diketahui.
3. Merancang suatu alat pengaman pintu lemari dengan RFID untuk
Kemudian ditampilkan pada LCD dengan menggunakan Mikrokontroler ATMega
8535.
4. Mengetahui cara RFID Reader ID-12 berbasis Mikrokontroler ATMega 8535. 5. Penulis ingin memberikan penjelasan tentang penggunaan dan cara kerja
1.4. Metodologi Penelitian
Metoda penulisan tugas akhir ini menggunakan teknik deskripsi atau paparan, dimana materi yang dipaparkan menyangkut masalah - masalah yang terdapat dalam pembatasan masalah. Sistem pengontrolan pintu menggunakan RFID berbasis AVR
ATmeg8535.
Adapun tahapan yang dilakukan dalam penelitian untuk membuat Sistem
Perancangan Keamanan Pintu Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler ATMega
8535 :
1. Studi Literatur
Yaitu teori dasar sehingga rangkaian dapat dianalisa secara teoritis dengan cara
mempelajari hal – hal yang sesuai dengan topik tugas akhir. 2. Perancangan
Yaitu mengaplikasikan teori yang didapat dari studi literatur sehingga tersusun suatu perancangan alat untuk bagian perangkat keras dan perangkar lunak.
3. Pengujian alat yaitu melakukan pengujian dari setiap rancangan yang dibuat.
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, penulis membuat sistematika penulisan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari Perancangan Sistem Keamanan Pintu Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroller ATMega8535, maka penulis menulis
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang tugas proyek yang
dilakukan maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung pada topik Pengaturan Sistem pengontrolan pintu menggunakan
RFID berbasis AVR Atmega 8535 : mikrokontroler AT Mega 8535 , RFID reader, motor DC, serta karekteristik dari komponen-komponen pendukung.
BAB III : PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN
Bab ini menjelaskan tentang perancangan perangkat keras dan
perangkat lunak.
BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN DAN PROGRAM ALAT
Berisi tentang analisa kerja perangkat keras dan perangkat lunak.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup dari pembahasan tugas akhir ini
BAB II
LANDASAN TEO`RI
2.1 Definisi RFID (Radio Frequency Identification)
RFID adalah proses identifikasi frekuensi gelombang radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah alat yang disebut RFID Tag Card.
Sebuah sistem RFID terdiri dari RFID Reader dan RFID Tag Card. RFID Reader dan RFID Tag Card tersedia dalam bermacam-macam jenis, khusus untuk RFID Tag Card setiap kartu memiliki data ASCII yang berbeda-beda. Fungsi umum dari RFID Reader
adalah sebagai penerima gelombang radio (RF), sedangkan fungsi umum dari RFID Tag Card sebagai pemancar gelombang radio (RF). RFID Reader hanya dapat menangkap data RFIDTag Card yang telah disesuaikan. RFID Tag Cardakan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari alat yang kompatibel, yaitu RFID Reader. RFID merupakan
teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. RFID dapat disediakan dalam alat yang hanya dapat dibaca saja
(Read Only) atau dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai
obyek. Ketika Tag Cardini melalui medan listik yang dihasilkan oleh RFID Readeryang sesuai, Tag
Card akan mentransmisikan informasi yang ada pada Tag Card kepada RFID Reader, sehingga proses identifikasi dapat dilakukan
RFID terdiri dari tiga komponen, di antaranya adalah:
1. RFID Reader : Alat yang kompatibel dengan Tag Card RFID yang berkomunikasi secara wireless dengan Tag Car
2. RFIDTag Card: Alat yang menyimpan informasi untuk identifikasi objek. RFID Tag Cardjuga sering disebuttransponder.
3. Antena : Alat untuk mentransmisikan sinyal RF antara RFID Readerdengan RFID Tag Card.
2.1.1 RFID ReaderID-12
RFIDReaderselain mempunyai penerima internal gelombang RF yang berfungsi menangkap gelombang elektromagnetik, juga mempunyai fungsi khusus untuk
menangkap data-data analog dari gelombang RF yang dipancarkan oleh RFIDTag Card
dan mengubahnya menjadi data-data digital. Gambar 1 menunjukkan tata letak dari masing-masing pin pada RFIDReader ID-12.
RFIDReaderID-12 mempunyai spesifikasi: 1. Tegangan pada kaki
2. Frekuensi yang digunakan adalah 125 KHz
3. Keluaran data digital dapat berupa format ASCII ataupun format dan kaki 9
4. Hanya dapat menangkap data dari RFID
2.1.2 RFID Tag Card
RFID Tag Card
antena yang terintegrasi di dalam
Tag Cardumumnya memiliki memori sehingga untuk menyimpan data. Memori pada
selmenyimpan data Read
Gambar 2. Tata Letak Pin RFIDReader
ID-12 mempunyai spesifikasi:
kaki 11 adalah +4,6 Volt hingga +5,5 Volt rekuensi yang digunakan adalah 125 KHz
Keluaran data digital dapat berupa format ASCII ataupun format Wiegand pa
Hanya dapat menangkap data dari RFIDTag Cardyang berjenis EM 400
Tag CardEM 4001
CardEM 4001 adalah alat yang dibuat dari rangkaian elektronika dan
antena yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik
umumnya memiliki memori sehingga Tag Cardini mempunyai kemampuan untuk menyimpan data. Memori pada Tag Carddibagi menjadi
sel-Read Only, misalnya serial number yang unik yang -12
Keluaran data digital dapat berupa format ASCII ataupun format Wiegand pada kaki 8
ng berjenis EM 4001
dari rangkaian elektronika dan
gkaian elektronik dari RFID mempunyai kemampuan
disimpan pada saat Tag Cardtersebut diproduksi. Sel lain pada RFID Tag Card mungkin juga dapat ditulis dan dibaca secara berulang.
Berdasarkan catu dayanya, RFIDTag Carddapat digolongkan menjadi:
1. Tag CardAktif : yaitu Tag Cardyang catu dayanya diperoleh dari baterai, sehingga
akan mengurangi daya yang diperlukan oleh RFID Readerdan Tag Carddapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh. Kelemahan dari tipe ini adalah harganya yang mahal dan ukurannya yang lebih besar karena lebih kompleks.
2. Tag CardPasif : yaitu Tag Cardyang catu dayanya diperoleh dari medan listrik yang dihasilkan oleh RFID Reader, rangkaiannya lebih sederhana, dan harganya jauh lebih murah, ukurannya kecil, dan lebih ringan. Kelemahannya adalah Tag Cardhanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat.
2.1.3 Antena Tag
Antena suatu tag digunakan untuk menterjemahkan sinyal energi dari reader untuk
memberi tenaga pada tag dan untuk mengirim dan menerima data dari pembaca itu. Antena ini secara fisik dihubungkan dengan microchip. Letak dari antena adalah pada pusat tag.
Panjang antena sebuah tag biasanya lebih besar dari microchip pada tag tersebut dan berhubungan dengan dimensi fisik antena. Sebuah antena dapat dirancang didasarkan pada beberapa faktor a.l. jarak pembacaan reader terhadap tag, orientasi pengenalantag oleh reader, tipe produk tertentu, kecepatan gerak dari obyek yang berlabel, kondisi
2.2 Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang
lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebetuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera
industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu dan mainan yang lebih canggih.
Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambaran yang jelas dalam penggunaan mikrokontroler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan yang saat ini terkenal
di Indonesia. Jika kita sudah selesai bermain, maka akan diberikan suatu nilai, nilai inilah yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan jika dikumpulkan dapat ditukar dengan berbagai macam hadiah. Sistem tiket ini ditangani dengan mikrokontroler, karena tidak mungkin menggunakan computer PC yang harus dipasang
disamping (atau di belakang) mesin permainan yang bersangkutan.
Selain system tiket, kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler dalam bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan system telemetri. Misalnya
pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman jika dipasang suatu system pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya.
sekaligus system pengiriman data secara serial (melalui pemancar), yang semuanya itu bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.
Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler
hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada system computer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang
relative besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program control disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat
penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.
Mikrokontroler ATMega8535 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis Mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk
mengolah data per bit ataupun 8 bit secara bersamaan. Pada prinsipnya program pada Mikrokontroler dijalankan bertahap, jadi pada program itu sendiri terdapat beberapa set instruksi dan tiap instriksi itu dijalankan secara bertahap atau berurutan.
Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Mikrokontroler ATMega8535 adalah sebagai berikut :
1. Sebuah Central Processing Unit 8 bit.
3. RAM internal 128 byte. 4. Flash Memory 2 Kbyte.
5. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi internal).
6. Empat buah programmable port I/O yang masing – masing terdiri dari delapan buah jalur I/O.
7. Sebuah port serial dengan control serial full duplex UART.
8. Kemampuan untuk melaksanakan operasi aritmatika dan operasi logika.
9. Kecepatan dalam melaksanakan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi 12 MHz.
2.2.1 Kontruksi ATMega8535
Mikrokontrol ATMega8535 hanya memerlukan 3 tambahan kapasitor,1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 KiloOhm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini
ATMega8535 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.
Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.
Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya,
dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku
dan diproduksi secara massal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra Violet Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.
Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program ATMega8535 adalah Flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai ATMega8535 Flash PEROM Programmer.
Memori Data yang disediakan dalam chip ATMega8535 sebesar 128 byte, meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah
cukup.
Sarana Input/Ouput yang disediakan cukup banyak dan bervariasa. ATMega8535 mempunyai 32 jalur Input/Ouput. Jalur Input/Ouput paralel dikenal sebagai Port 1
(P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).
ATMega8535 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver/ Transmiter)
sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja menurut fungsi waktu. Clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillatorkristal atau clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/ouput parelel kalau T0 dan T1 dipakai.
ATMega8535 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur input/output
parelel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.
ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATmega8535 dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain itu, ADC
ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri.
2.2.2 Pin-Pin Pada Mikrokontroler ATMega8535
Gambar 3. Konfigurasi IC Mikrokontroller ATMega8535 Penjelasan Pin :
VCC : Tegangan Supplay (5 volt)
GND : Ground
RESET : Input reset level rendah pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset,
walaupun clock sedang berjalan.
XTAL1 : Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi clock internal.
XTAL2 : Output dari penguat osilator inverting.
dihubungkan ke VCC walaupun ADC tidak digunakan, maka pin ini harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
AREF : Pin referensi tegangan analaog untuk ADC.
Gambar 4. Blog Diagram IC ATMega8535 1. Port A (PA0-PA7)
Port A berfungsi sebagai input analog ke ADC. Port A juga dapat
berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional, jika ADC tidak digunakan maka port dapat menyediakan resistor pull-up internal
Port B merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit)
3. Port C (PC0-PC7)
Port C merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up
internal (dipilih untuk setiap bit)
4. Port D (PD0-PD7)
Port D merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up
internal (dipilih untuk setiap bit)
2.3 EEPROM ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 memiliki EEPROM sebesar 2 Kbyte untuk tempat penyimpanan data dan 256 byte memory Ram. 128 byte dari memory tersebut menempati
ruang sejajar dengan register fungsi khudud. Hal ini berarti memory yang 128 byte tersebut memiliki alamat yang sama tetapi beda pada ruang yang terpisah dengan SFR.
Bila suatu perintah diperlukan menuju alamat memory dengan alamat di atas 7FH,
maka diperlukan mode pengalamatan yang berbeda sehingga CPU dapat menuju RAM atau menuju memory. Sebagai contoh, perintah pengalamatan langsung berikut akan menuju SFR dengan alamat 0A0H, yaitu P2. Mov 0A0H,#data. Sementara perintah yang
untuk menuju memory dengan alamat 0A0H dikerjakan dengan cara pengalamatan tidak langsung, memory akan dituju buka alamat P2. Mov @R0.#data.Dalam hal ini, operasi stack adalah contoh untuk pengalamatan tidak langsung, sehingga memory dengan alamat
Demikian juga dengan EEPROM yang ada pada ATMega8535, data pada memori tersebut diset dengan memberikan nilai logika 1 pada bit EEMEM, yaitu bit pada register WMCOM pada alamat SFR dengan nilai lokasi 96H. EEPROM memiliki alamat mulai dari 000H sampai dengan 7FF. Untuk mencapai data dengan alamat tersebut di atas
digunakan MOVX, sementara untuk mencapai data dengan alamat terdebut di atas digunakan perintah yang sama tetapi dengan mengatur nilai EEMEN dengan logika LOW.
Selama penulisan ke EEPROM dapat juga dilakukan pembacaan tetapu harus dimulai dari bit MSB, sekali penulisan telah selesai data yang benar telah tersimpan dengan baik pada lokasi memori EEPROM tersebut.
2.4 Komponen Pendukung
2.4.1 Resistor
Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik
yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan Variable Resistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.
memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insulator.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar
resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar menufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association).
Tabel 1. Gelang Resistor
WARNA GELANG I GELANG II GELANG III GELANG IV
Hitam 0 0 1
-Coklat 1 1 10
-Merah 2 2 100
-Jingga 3 3 1000
-Kuning 4 4 10000
-Hijau 5 5 100000
-Biru 6 6 1000000
-Violet 7 7 10000000
-Abu – abu 8 8 100000000
-Putih 9 9 1000000000
-Emas - - 0,1 5 %
Perak - - 0,01 10 %
Tanpa Warna - - - 20 %
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi
berwarna coklat, emas, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada bahan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan warna gelang yang keempat agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resitor tersebut. Kalau anda telah bisa
Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor
penggalinya.
Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering
digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Sedangkan yang kedua adalah semi-fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari semi-fixed resistor adalah tegangan referensi yang digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll. Ada beberapa model pengaturan nilai
Variable resistor, yang sering digunakan adalah dengan cara nya terbatas sampai 300
2.4.2 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik,
gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan
positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan elektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduktif pada ujung- ujung kakinya. Di alam bebas phenomena kapasitor terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif diawan. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema
elektronika
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebany akan nilai kapasitasnya lebih rendah,
dielektrik
Elektroda Elektroda
Gambar 6. Skema kapasitor.
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar.
Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C). Satuan dalam kondensator disebut Farad.
Adapun cara memperluas kapasitor atau kondensator dengan jalan:
1. Menyusunnya berlapis-lapis. 2. Memperluas permukaan variabel.
3. Memakai bahan dengan daya tembus besar
Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan
oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut
membedakan tiap - tiap kapasitor adalah dielektriknya.Adapun jenis– jenis kapasitor yang dipergunakan dalam perancangan ini adalah:
1. Eelectrolytic Capacitor (ELCO)
2. Ceramic Capasitor (Kapasitor Keramik)
1. Electrolytic Capacitor (ELCO)
Gambar 7. Electrolytic Capacitor (ELCO)
Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah perbedaan
polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati – hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi
tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum
2. Ceramic Capacitor
Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju
ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.
Gambar 8. Ceramic Capacitor
Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka/kode yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memang mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya. Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya kode
Tabel 2. Nilai Kapasitor
Misalnya suatu kapasitansinya adalah 47 +
harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam p
2.4.3 Transistor
Transistor adalah
sirkuit pemutus dan penyambung
sebagai fungsi lainnya. berdasarkan arus inputn
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transisto di satu terminalnya men Transistor adalah komponen rangkaian analog, transistor
melingkupi pengeras suara, rangkaian-rangkaian digital
Tabel 2. Nilai Kapasitor
Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode kapasitansinya adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47µF sedangkan tole
harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam p
adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau a terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui
adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sin digital, transistor digunakan sebagai saklar
tertulis kode 474J, berarti nilai 47µF sedangkan toleransinya 5%. Yang
harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF (Pico Farad).
dipakai sebagai penguat, sebagai stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
semacam kran listrik, dimana inputnya (FET), memungkinkan
erminal. Tegangan atau arus yang dipasang yang melalui 2 terminal lainnya. dunia elektronik modern. Dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari
penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan transistor NPN.
Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :
1. Transistor germanium PNP
2. Transistor silikon NPN 3. Transistor silikon PNP 4. Transistor germanium NPN
Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah yang
terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.
Gambar 9. Simbol Tipe Transistor C
B
E
C B
E
Keterangan : C = kolektor E = emiter B = basis
Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching) dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off) yang ada pada karakteristik transistor.
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron
dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut. FET ( juga dinamakan transistor unipolar ) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik
utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:Materi
1. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain
2. Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
3. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
4. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
5. Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
6. Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain.
2.4.4 Dioda
Dioda adalah suatu bahan yang dibuat dari bahan yang disebut PN Junction yaitu
Sifat umum dioda adalah hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja. Oleh karena itu bila pemasangan dioda terbalik maka dioda tidak akan dapat menghantarkan arus listrik. Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat elektronika yaitu untuk menunjukkan benar atau salah penyambungan catu daya.
Dioda memiliki dua elektroda (kaki), yaitu anoda dan katoda. Kaki – kaki ini tidak boleh terbalik dalam pemasangannya. Kaki katoda biasanya dekat dengan tanda cincin sedangkan kaki yang jauh dari tanda cincin berarti kaki anoda. Jika P (anoda) diberi
tegangan positif dan N (katoda) diberi tegangan negatif maka pemberian tegangan ini disebut bias maju (biased forward), seperti yang diperlihatkan pada gambar 11.a. Sebaliknya, bila diberi tegangan yang terbalik yaitu P (anoda) diberi tegangan negatif dan N (katoda) diberi tegangan positif maka pemberian tegangan ini disebut bias mundur
(biased reverse). Pada keadaan ini, arus yang mengalir dalam dioda sangat kecil sehingga dapat diabaikan (gambar 11.b).
a. Bias Maju ( Biased Forward ) b. Bias Mundur ( Biased Reverse )
Gambar 11. Sifat dioda jika diberi bias maju dan bias mundur
P N
I
A K
P N
I = 0
Pada saat diberi biased forward, dioda dapat dialiri arus dengan resistansi yang cukup kecil, yang dikenal dengan nama resistansi maju (forward).Sebaliknya, jika dioda diberi biased reverse, maka arus listrik akan mengalami resistansi yang amat besar dan disebut resistance reverse
Dioda dapat dianggap suatu Voltage Sensitive Electronic Switch, dimana dioda akan menutup atau dalam kondisi ON jika anoda lebih positif dari katoda dan dioda akan terbuka jika kondisi sebaliknya. Macam – macam dioda yang harus diketahui adalah :
1. Dioda Penyearah (Rectifier) 2. Dioda Zener
3. Dioda Cahaya (LED – Light Emiting Dioda)
1. Dioda Penyearah (Rectifier)
Dioda ini biasanya digunakan pada power supply, namun digunakan juga pada rangkaian radio sebagai detektor, dan lain – lain. Prinsip kerja dari dioda penyearah adalah sebagai berikut :
a. Simbol b. Cara kerja dioda penyearah
Gambar 12. Dioda penyearah (Rectifier) yang diberi arus bolak – balik (AC)
Arus AC yang mendorong elektron keatas melalui resistor, saat melewati dioda hanya ½ periode positif dari tegangan input yang akan memberikan biased
forward pada dioda, sehingga dioda akan menghantarkan selama ½ periode positif. Tetapi untuk ½ periode negatif, dioda dibias reverse dan terjadilah penyumbatan karena kecil
Input Output
sekali arus yang dapat mengalir. Dengan demikian, arus AC telah disearahkan oleh dioda ini menjadi arus yang searah (DC).
2. Dioda Zener
Dioda zener merupakan dioda yang banyak sekali digunakan setelah dioda penyearah. Lambang dari dioda zener dapat dilihat pada gambar 2.16.
Gambar 13. Simbol Dioda Zener
3. Dioda Cahaya (LED : Light Emitting Dioda)
LED merupakan salah satu jenis dioda yang mengubah energi perpindahan
electron – electron yang jatuh dari pita konduksi ke pita valensi menjadi cahaya. Berwana – warninya cahaya yang dipancarkan ini, dikarenakan jenis bahan yang digunakan berbeda – beda. Bahan – bahannya antara lain gallium, arsen dan fosfor. Penggunaan LED biasanya berhubungan dengan segala hal yang dilihat oleh manusia, seperti untuk
mesin hitung, jam digital, dan lain – lain.
Gambar 14. Simbol Dioda Cahaya ( LED )
2.4.5 Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan
listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung
atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau
putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak
logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. pada dasarnya tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik, karena bisa dijadikan sebagai pedoman pada mikrokontroller untuk pengaturan alat dalam pengontrolan.
2.5 Interfacing LCD 2x16
LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat ini ialah LCD M1632 refurbish karena harganya cukup murah. LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul
tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD memiliki CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character
Generator Random Access Memory), dan DDRAM
(Display Data Random Access Memory). Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD (liquid crystal display) ke mikrokontroler. Rangkaian ini
Gambar 15. Rangkaian Skematik Konektor yang dihubun
LCD yang umum, dimana kita menggunaka
tersebut.
Alamat awal karakter 00 dimulai dari 40H. Jika Anda ingin
kolom pertama, maka harus 2x16 atau 2x24, atau bahkan
merupakan memori untuk karakter dapat
diubah-5. Rangkaian Skematik Konektor yang dihubungkan dari LCD ke mikrokontroler
LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter
menggunakan DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan
Susunan Alamat Pada LCD
Gambar 16. Susunan Alamat Pada LCD
Alamat awal karakter 00H dan alamat akhir 39H. Jadi, alamat dimulai dari 40H. Jika Anda ingin meletakkan suatu karakter pada baris ke
pertama, maka harus diset pada alamat 40H. Jadi, meskipun LCD 2x24, atau bahkan 2x40, maka penulisan programnya
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter, dimana -ubah sesuai dengan keinginan. Namun, memori
ng dihubungkan dari LCD ke
40 karakter (2x40 dan 4x40), mengatur tempat penyimpanan karakter
39H. Jadi, alamat awal di baris kedua suatu karakter pada baris ke-2
Jadi, meskipun LCD yang digunakan programnya sama saja.CGRAM
power supply tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang. Berikut tabel pin untuk LCD M1632. Perbedaannya dengan LCD standar adalah pada kaki 1 VCC, dan kaki 2 Gnd. Ini kebalikan dengan LCD standar.
Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan. LCD dihubungkan langsung ke Port 0 dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada
LCD.Berikut ini adalah gambar fisik tampilan LCD yang dipakai pada rangkaian ini.
Gambar 17. LCD 2x16
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW. Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda
sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0),
maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW
berlogika high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD.
Tabel 3. Keterangan dan fungsi dari
Driver LCD seperti HD44780 memiliki dua register menggunakan pin RS. Pada saat RS berlogika 0, register yang sedangkan pada saat RS berlogika 1, register
dapat mengaktifkan LCD, proses inisialisasi harus dilakukan dengan cara mengeset bit RS dan meng-clear-kan bit E dengan delay minimal 15 ms. Kemud
30H dan ditunda lagi selama 5 ms. Proses ini harus dilakukan tiga kali, lalu mengirim
inisial 20H dan interface data length dengan lebar 4 bit saja (28H). Setelah itu displa dimatikan (08H) dan di
cursor, serta blinking apakah ON atau OFF.
sudah dapat membuat progam untuk menampilkan karaker pada LCD. Keterangan dan fungsi dari susunan kaki LCD
Driver LCD seperti HD44780 memiliki dua register yang aksesn
menggunakan pin RS. Pada saat RS berlogika 0, register yang diakses adalah perintah, sedangkan pada saat RS berlogika 1, register yang diakses adalah register data
dapat mengaktifkan LCD, proses inisialisasi harus dilakukan dengan cara mengeset bit kan bit E dengan delay minimal 15 ms. Kemudian men
30H dan ditunda lagi selama 5 ms. Proses ini harus dilakukan tiga kali, lalu mengirim
inisial 20H dan interface data length dengan lebar 4 bit saja (28H). Setelah itu displa dimatikan (08H) dan di-clear-kan (01H). Selanjutnya dilakukan pengesetan displ
blinking apakah ON atau OFF. Berdasarkan keterangan di atas maka kita
sudah dapat membuat progam untuk menampilkan karaker pada LCD.
Driver LCD seperti HD44780 memiliki dua register yang aksesnya diatur diakses adalah perintah, yang diakses adalah register data. Agar
dapat mengaktifkan LCD, proses inisialisasi harus dilakukan dengan cara mengeset bit ian mengirimkan data 30H dan ditunda lagi selama 5 ms. Proses ini harus dilakukan tiga kali, lalu mengirim
inisial 20H dan interface data length dengan lebar 4 bit saja (28H). Setelah itu display n pengesetan display dan kan keterangan di atas maka kita
Vreg
3.1 Rancangan Power Supplay (PSA)
Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12
volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke motor stepper. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 14 berikut ini.
Gambar 18. Rangkaian Power Supplay (PSA)
Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan
menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan
tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai
tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.
3.2. Rancangan RFID
Gambar 19. Skema Rangkaian RFID
Rangkaian RFID ditunjukkan pada Gambar 15 dapat dilihat terdiri dari RFID
Readerbeserta komponen-komponen penunjangnya. Rangkaian RFID ini berfungsi sebagai tahap pertama pada pengaman yang telah dibuat. RFIDReader
diberi catu daya yang stabil sebesar +5 Volt, sehingga diperlukan IC LM 7805. Pada saat
RFIDTag Cardmendekati RFIDReaderpada jarak kurang lebih 5 cm, RFIDTag Card akan tercatu daya oleh RFIDReader, lalu RFIDTag Cardakan mengeluarkan gelombang RF yang berisikan data analog yang selanjutnya akan ditangkap oleh RFIDReader
di-ground-kan, sedangkan jika data keluaran yang diinginkan adalah Wiegand maka pada kaki 7 RFIDReaderharus diberi catu daya +5 Volt. Ketika data ditangkap oleh RFIDReader maka data digital akan dikeluarkan pada kaki 8 dan kaki 9 RFIDReader,tetapi data yang dikeluarkan pada kaki 9 RFIDReadersudah ter-inverterterlebih dahulu. Pada keadaan
menerima data, RFIDReaderpada kaki 10 akan men-drivetransistor sehingga LED akan menyala setiap ada data yang diterima oleh RFIDReader, sedangkan jika tidak menerima data, transistor tidak akan aktif karena tidak di-driveoleh RFIDReaderpada kaki 10 dan
LED tidak akan menyala.
3.3 Rancangan Mikrokontroler ATMega8535
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada.
Gambar 20. Rangkaian mikrokontroller ATMega8535
Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada Gambar 4 terdiri dari minimum sistem IC AVR ATMega 8535 itu sendiri beserta komponen-komponen penunjangnya dan rangkaian mikrokontroler ini berfungsi sebagai tahap kedua dalam sistem pengaman yang telah dibuat. Komponen-komponen penunjangnya berupa sebuah IC LM 7805,
sebuah crystalbeserta sejumlah resistor, kapasitor, dan tombol reset jika diperlukan. IC LM 7805 diperlukan agar masukan yang masuk ke dalam AVR ATMega 8535 relatif stabil sebesar +5 Volt. Crystaldiperlukan sebagai penghasil gelombang (clock) yang
3.4 Interfacing LCD 2x16
LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat ini ialah LCD M1632 refurbish karena harganya cukup murah. LCD M1632 merupakan modul LCD
dengan tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD
memiliki CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD (liquid crystal display) ke mikrokontroler. Rangkaian ini berfungsi Level ketinggian air pada tangki
penampungan air seperti dibawah ini .
Gambar 21. Rangkaian Skematik Konektor yang dihubungkan dari LCD ke
LCD yang umum,
dimana kita menggunaka
tersebut.
Alamat awal karakter 00 dimulai dari 40H. Jika Anda
pertama, maka harus diset atau 2x24, atau bahkan 2x memori untuk menggambarkan diubah-ubah sesuai dengan
tidak aktif sehingga po
Berikut tabel pin untuk
kaki 1 VCC, dan kaki 2 Gnd. Ini kebalikan dengan LCD standar.
Bagian ini hanya berfungsi sebagai tampilan LCD dihubungkan langsun
LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter
kita menggunakan DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan
Gambar 22. Susunan Alamat Pada LCD
Alamat awal karakter 00H dan alamat akhir 39H. Jadi, alamat dari 40H. Jika Anda ingin meletakkan suatu karakter pada
maka harus diset pada alamat 40H. Jadi, meskipun LCD yang tau bahkan 2x40, maka penulisan programnya sama saja. untuk menggambarkan pola sebuah karakter, dimana bentuk ubah sesuai dengan keinginan. Namun, memori akan hilang
ngga pola karakter akan hilang.
tabel pin untuk LCD M1632. Perbedaannya dengan LCD standar
kaki 1 VCC, dan kaki 2 Gnd. Ini kebalikan dengan LCD standar.
Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x ai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa dihubungkan langsung ke Port 0 dari mikrokontroler yang berfungsi
40 karakter (2x40 dan 4x40),
mengatur tempat penyimpanan karakter
39H. Jadi, alamat awal di baris kedua karakter pada baris ke-2 kolom
meskipun LCD yang digunakan 2x16 gramnya sama saja.CGRAM merupakan dimana bentuk dari karakter dapat memori akan hilang saat power supply
dengan LCD standar adalah pada
data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada LCD.Berikut ini adalah gambar fisik tampilan LCD yang dipakai pada rangkaian ini.
Gambar 23. LCD 2x16
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW.
Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0),
Tabel 4. Keterangan dan fungsi dari
Driver LCD seperti menggunakan pin RS. Pada
sedangkan pada saat RS dapat mengaktifkan LCD, RS dan meng-clear-kan bit
30H dan ditunda lagi selama inisial 20H dan interface dimatikan (08H) dan di cursor, serta blinking apakah
sudah dapat membuat progam untuk menampilkan karaker pada LCD. Keterangan dan fungsi dari susunan kaki LCD
Driver LCD seperti HD44780 memiliki dua register yang menggunakan pin RS. Pada saat RS berlogika 0, register yang diakses
pada saat RS berlogika 1, register yang diakses adalah mengaktifkan LCD, proses inisialisasi harus dilakukan dengan
kan bit E dengan delay minimal 15 ms. Kemudian
ditunda lagi selama 5 ms. Proses ini harus dilakukan tiga dan interface data length dengan lebar 4 bit saja (28H).
(08H) dan di-clear-kan (01H). Selanjutnya dilakukan pengesetan serta blinking apakah ON atau OFF. Berdasarkan keterangan
sudah dapat membuat progam untuk menampilkan karaker pada LCD.
register yang aksesnya diatur register yang diakses adalah perintah,
diakses adalah register data. Agar dilakukan dengan cara mengeset bit ms. Kemudian mengirimkan data
dilakukan tiga kali, lalu mengirim bit saja (28H). Setelah itu display dilakukan pengesetan display dan Berdasarkan keterangan di atas maka kita
3.5 Rancangan Software
Setelah power dihidupkan, mikrokontroler akan melakukan proses inisialisasi LCD. Selanjutnya akan ditampilkan kalimat “ Pintu RFID” pada LCD. Setelah itu mikrokontroler akan menunggu adanya masukan serial dari kaki RXD. Serial ini
merupakan data dari RFID Tag Card dan akan diubah menjadi data-data digital oleh RFID Reader,karena mikrokontroler hanya dapat mengolah data-data digital. Setelah mikrokontroler mendapat data dari RFID Reader,maka data tersebut akan dibandingkan
No
Yes
No
Yes
Gambar 24. Flowcahart Sistem Start
Inisialisasi LCD
Tampilkan “Pintu RFID” pada LCD
Ada Data di RFID Reader
Kirim Data Ke Mikrokontroller
Data Sesuai
Selenoid Aktif ( Pintu terbuka dan tertutup ) Kirim data RFIDTag Cardke
RFID Reader
3.6 Perancangan Diagram Blok
Secara garis besar, Perancangan Sistem Keamanan Pintu Menggunakan RFID Berbasis Elektronik Menggunakan Mikrokontroller ATMega8535 ini
berfungsi memberikan pengamanan 2 tahap pada pengaksesan pintu, di mana
pengamanan tahap pertama akan diberikan oleh sistem RFID dan jika tahap pertama ini dapat ditembus maka akan memasuki pengamanan tahap kedua
yang akan diberikan oleh sistem mikrokontroler berupa PIN (Personal Identification
Number) 3 digit. Sistem pengaman ini terdiri dari RFID Reader, RFID Tag Card, LCD,
keypad, dan sebuah solenoid. Diagram blok sistem ini ditunjukkan pada Gambar
25.
Keterangan: 1. RFID Tag Card 2. RFID Reader
3. LCD
4. Mikrokontroler
5. Solenoid 6. Pintu
Secara keseluruhan, sistem ini dirancang dengan menggunakan dua rancangan, yaitu hardware (perangkat keras) dansoftware (perangkat lunak). Perangkat keras ini digunakan untuk memberikan masukan data dari RFID Tag Card yang dibantu oleh RFID Reader ID-12 kepada mikrokontroler, dalam hal ini dengan menghubungkan pin keluaran
pada RFIDReader (pin kaki 8) ke kaki RXD mikrokontroler yang berfungsi untuk menerima data secara serial. Perangkat lunak pada sistem ini difokuskan untuk mengatur atau mengendalikan kerja sistem ini khususnya mikrokontroler, sehingga sistem dapat berjalan sesuai dengan tahapan atau langkah kerja yang diinginkan. Dengan memahami
BAB IV
PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM
4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535
Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega8535 ini dapat dilakukan
dengan menghubungkan rangkaian ini dengan power supplay sebagai sumber tegangan. Kaki 40 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 20 dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 40 diukur dengan menggunakan voltmeter.
Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 40 sebesar 4,9 volt. Untuk kaki 39 diarahkan kebagian kaki 3 RFID ID 12, kaki 38 diarahkan ke kaki 4 RFID ID 12. Selanjutnya untuk kaki 1 dan kaki 3 diarahkan ke solenoid atau motor.
4.2. Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA)
Pengujian pada bagian rangkaian catu daya ini dapat dilakukan dengan mengukur
tegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan volt meter digital. Dari hasil pengujian diperoleh tegangan keluaran pertama sebesar + 5,0 volt. Sedangkan tegangan keluaran kedua adalah sebesar +12,3 volt. Power Supply bertugas merubah tegangan
Vreg
Gambar 26. Rangkaian Power Supplay (PSA)
4.3 Pengujian RFID Reader
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui berapa jarak pendeteksian RFID Tag Cardyang dapat dilakukan oleh RFIDReader. Pengujian dilakukan dengan mendekatkan RFID Tag Cardke RFID Readerdengan jarak tertentu dan kemudian diukur oleh mistar
ukur. Apabila RFID Tag Cardterdeteksi oleh RFID Readermaka buzzerpada rangkaian akan berbunyi. Metode yang digunakan untuk melakukan ujicoba ini dapat dilihat pada Gambar 27.
TAG CARD
Jarak ( cm )
READER
Tabel 5. Data Jarak Deteksi RFID
4.4 Pengujian program Mikrokontroler dengan RFID
Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada Mikrokontroler ATMega8535. program yang diberikan adalah sebagai berikut :
This program was produced by the CodeWizardAVR V2.03.4 Standard
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2008 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l. http://www.hpinfotech.com
Date : 5/16/2011 Author :
Company : Comments:
Chip type : ATmega8535
Program type : Application Clock frequency : 16.000000 MHz Memory model : Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 128
*****************************************************/
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
unsigned char id[16] = {0};
unsigned char owner_1[14] = {'0','6','0','0','5','5','8','8','5','6','8','D'}; unsigned char owner_3[14] = {'0','6','0','0','5','5','9','8','4','4','8','F'}; unsigned char owner_2[14] = {'0','6','0','0','5','6','4','F','6','3','7','C'};
#asm
.equ __lcd_port=0x18 ;PORTB #endasm
#include <lcd.h>
// Standard Input/Output functions #include <stdio.h>
// Timer 0 overflow interrupt service routine interrupt [TIM0_OVF] void timer0_ovf_isr(void) {
// Place your code here
}
// Declare your global variables here
unsigned char check_id1 (void)
{
unsigned char i, sts; for (i = 0; i<11; i++) {
if (sts == 0) break; }
return sts; }
unsigned char check_id2 (void) {
unsigned char i, sts; for (i = 0; i<11; i++) {
if (owner_2[i] != id[i]) sts = 0; else sts = 2;
if (sts == 0) break; }
return sts; }
unsigned char check_id3 (void) {
unsigned char i, sts; for (i = 0; i<11; i++) {
if (owner_3[i] != id[i]) sts = 0; else sts = 3;
}
return sts; }
void main(void)
{
// Declare your local variables here unsigned char buf[33];
unsigned char idx, cnt, xkar, ndx, status;
bit buka;
// Input/Output Ports initialization // Port A initialization
// Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out
// State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0
PORTA=0x00; DDRA=0xFF;
// Port B initialization
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out
// State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0 PORTC=0x00;
DDRC=0xFF;
// Port D initialization
// Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00; DDRD=0xF0;
// Timer/Counter 0 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: 15.625 kHz // Mode: Normal top=FFh
TCCR0=0x05; TCNT0=0x00; OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: 2000.000 kHz
// Mode: Ph. & fr. cor. PWM top=ICR1 // OC1A output: Non-Inv.
// OC1B output: Non-Inv. // Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge // Timer 1 Overflow Interrupt: Off // Input Capture Interrupt: Off // Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off TCCR1A=0xA0;
TCCR1B=0x12;
TCNT1H=0x00; TCNT1L=0x00; ICR1H=0x4e; ICR1L=0x20;
OCR1AL=0x00; OCR1BH=0x00; OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh // OC2 output: Disconnected ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00; OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off // INT1: Off // INT2: Off
MCUCR=0x00; MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
// USART initialization
// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity // USART Receiver: On
// USART Transmitter: Off // USART Mode: Asynchronous // USART Baud Rate: 9600
UCSRA=0x00; UCSRB=0x90; UCSRC=0x86; UBRRH=0x00;
UBRRL=0x67;
// Analog Comparator initialization // Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// LCD module initialization lcd_init(16);
#asm("sei") lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf ("Pintu rfid "); idx = 0;
ndx = 0; status = 0; buka = 0;
OCR1A =700; while (1) {
// Place your code here
lcd_gotoxy(0,1);
sprintf(buf,"Kd: %02u %02u %02u",idx,status,ndx); lcd_puts(buf);
cnt = 0; ndx = 0;
delay_ms(500);
while (idx > 0) {
xkar = getchar(); if (xkar > 0x2f)