• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas hidup remaja penderita sakit perut berulang sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kualitas hidup remaja penderita sakit perut berulang sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS HIDUP REMAJA PENDERITA SAKIT PERUT BERULANG SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LANSOPRAZOL

TESIS

SRI YANTI HARAHAP 087103013/IKA

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KUALITAS HIDUP REMAJA PENDERITA SAKIT PERUT BERULANG SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LANSOPRAZOL

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik(Anak) dalam Program Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi Kesehatan Anak-Spesialis pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

SRI YANTI HARAHAP 087103013/IKA

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : Kualitas hidup remaja penderita sakit perut

berulang sebelum dan sesudah pemberian

lansoprazol

Nama : Sri Yanti Harahap

Nomor Induk Mahasiswa : 087103013

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi : Kesehatan Anak

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Ketua

dr. Supriatmo, SpA(K)

Anggota

dr. Sri Sofyani, SpA(K)

Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS

Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K) dr. H. Zainuddin Amir, SpP(K)

(4)

PERNYATAAN

KUALITAS HIDUP REMAJA PENDERITA SAKIT PERUT BERULANG SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LANSOPRAZOL

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Medan, Juli 2010

(5)

Telah diuji pada

Tanggal: 13 Juli 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : dr. Supriatmo, Sp.A.(K) ...

Anggota : 1. dr. Sri Sofyani, Sp.A.(K) ...

2. Prof. dr. H. Darwin Dalimunte, Ph.D ...

3. dr. Lily Irsa, Sp.A.(K) ...

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayahNya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas

akhir pendidikan Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Kesehatan Anak di

FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua

pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing utama dr. Supriatmo, Sp.A.(K), dr. Sri Sofyani, Sp.A.(K),

yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran yang

sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis

ini.

2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Pendidikan

(7)

3. dr. H. Ridwan M Daulay, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik

Medan periode 2006-2010, yang telah memberikan bantuan dalam

penelitian dan penyelesaian tesis ini.

4. Seluruh staf pengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP

H. Adam Malik Medan, yang telah memberikan sumbangan pikiran

dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini

5. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. dr. H. Syahril Pasaribu,

M.Sc. (CTM), DTM&H, Sp.A.(K) dan rektor Universitas Sumatera Utara

periode tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 Prof. dr. H. Chairuddin

P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K) dan Dekan FK-USU yang telah

memberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter

Spesialis Anak di FK - USU

6. Para kepala sekolah dan guru-guru Sekolah Menengah Pertama

(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Kejuruan

setingkat SMP dan SMA, meliputi SMP dan SMK Swasta Maju dan

Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Karang Gading, dan Madrasah Aliyah

Amaliyah Karang gading yang telah memberikan izin dan fasilitas

(8)

7. Linawati, Arida Muriani Lubis, Winra Pratita, Masitha Sri Wahyuni,

Hafaz Z.A, Marlisye, Merina Daulay, Hendri Wijaya, Mars Nasrah

Abdullah, Nuraini, Ifo Fauziah Sihite, Windya Sari Nasution, dan Ade

Amelia yang selama dua setengah tahun bersama-sama dalam suka

dan duka serta teman sejawat PPDS DIKA terutama Ade Rahmat,

Poppy, Fastralina, Ade Saifan, Naomi Riahta, Karina S.A, Fitriyanti dan

semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya

penelitian serta penulisan tesis ini.

8. Pemerintah Kota Tebing Tinggi dan segenap jajarannya, yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

Teristimewa untuk suami tercinta H. Ikhwan Hadomuan Rangkuti,

S.Kom. dan ananda - ananda tersayang M. Iqbal Rangkuti dan M. Iqbal

Rangkuti, terima kasih atas doa, pengertian, dukungan dan pengorbanan

tanpa kenal lelah yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan.

Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, rezeki, dan

karunia Nya buat kita semua

Kepada yang tercinta orangtua Kompol. Purn. H. Syarbaini Harahap

dan Hj. Khalimatus Lubis, S.Pd serta adik - adik Kompol Bestari Harahap,

Primadona Harahap, S.E, M.M, Alm Jul Andri Soripada Harahap serta mertua

Drs. Amiruddin Rangkuti dan Hj. Rosliana Harahap yang selalu mendoakan,

memberikan dorongan, bantuan moril dan materil selama penulis mengikuti

(9)

penulis menyelesaikan pendidikan ini. Semoga Allah SWT senantiasa

melimpahkan kasih sayang dan karuniaNya kepada kita semua dan segala

budi baik yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari

Allah Yang Maha Kuasa.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini

bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, Juli 2010

(10)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan iii

Lembar Pernyataan iv

Ucapan Terimakasih vi

Daftar Isi x

Daftar Tabel xii

Daftar Gambar xiii Daftar Singkatan xiv

Daftar Lambang xv

Abstrak xvi BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Hipotesis 3

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sakit Perut Berulang 5 2.2. Etiologi Sakit Perut Berulang 5

2.3. Manifestasi dan Diagnosis 6

2.4. Pengobatan Sakit Perut Berulang 9

2.5. Kualitas Hidup 11

2.6. Kerangka Konseptual 13

BAB 3. METODE 3.1. Desain 14

3.2. Tempat dan Waktu 14

3.3. Populasi dan Sampel 15

3.4. Perkiraan Besar Sampel 15

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 16

3.5.1. Kriteria Inklusi 16

3.5.2. Kriteria Eksklusi 16

3.6. Persetujuan / Informed Consent 16

3.7. Etika Penelitian 17

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 17

3.9. Identifikasi Variabel 20

3.10. Definisi Operasional 20

(11)

BAB 4. HASIL

4.1. Hasil Penelitian 22

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan 30

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Penelitian 35

6.2. Saran 36

RINGKASAN 37

SUMMARY 38

Daftar Pustaka 39

Lampiran

1. Personil Penelitian

2. Jadwal Penelitian

3. Perkiraan Biaya

4. Lembar Penjelasan

5. Persetujuan Setelah Penjelasan

6. Persetujuan dari Komite Etik

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Karakteristik sampel penelitian pada pengamatan sebelum terapi

24

Tabel 4.2 Kualitas hidup pada kelompok lansoprazol 25

Tabel 4.3 Perbedaan kualitas hidup sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol

26

Tabel 4.4 Perbedaan kualitas hidup sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol dan plasebo

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambar 3.1

Kerangka konseptual Alur penelitian

13 19

Gambar 4.1 Profil penelitian 23

Gambar 4.2 Perbedaan kualitas hidup pada kelompok responden yang mendapat lansoprazol

26

Gambar 4.3 Perbedaan kualitas hidup pada kelompok responden yang mendapat plasebo

27

Gambar 4.4 Perbedaan kualitas hidup ada kelompok responden yang mendapat lansoprazol dan plasebo

(14)

DAFTAR SINGKATAN

SPB : Sakit perut berulang PPI : Proton Pump Inhibitor

GERD : Gastroesophangeal Reflux Disease

FK-USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan CBT : Cognitive Behaviour Therapy CYP2C19 : S- Mephenitoin Hydroxylase PedsQL : Pediatrics Quality of Life

PSP : Persetujuan Setelah Penjelasan

SPSS : Statistical Program for Social Science CDC : Center for Chronic Disease

mg : milligram

ml : mililiter

(15)

DAFTAR LAMBANG

 : Kesalahan tipe I

 : Kesalahan tipe II n : Jumlah subjek / sampel P : Proporsi

P1 : Proporsi sembuh untuk kelompok I P2 : Proporsi sembuh untuk kelompok II

Q : 1 – P

Q1 : 1 – P1 Q2 : 1 – P2

z : Deviat baku normal untuk  z : Deviat baku normal untuk 

p : Tingkat kemaknaan

(16)

ABSTRAK

Latar belakang: Sakit perut berulang ( SPB ) merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada remaja. SPB adalah serangan sakit perut yang timbul sekurang-kurangnya tiga kali dalam jangka waktu tiga bulan, dan mengganggu aktivitas. Lansoprazol efektif pada untuk Gastroesophangeal Reflux Disease (GERD), tetapi untuk SPB masih diperlukan penelitian.

Tujuan: Menilai perbedaan kualitas hidup remaja penderita sakit perut berulang sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol.

Metode: Suatu penelitian uji klinis acak tersamar tunggal dilakukan di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara antara bulan Agustus hingga September 2009. Penderita yang memenuhi kriteria SPB sesuai dengan kriteria Apley dimasukkan dalam penelitian. Partisipan dibagi atas dua grup yaitu grup lansoprazol mendapat 30 mg lansoprazol dan grup plasebo selama 14 hari. Kualitas hidup dinilai sebelum pemberian lansoprazol dan plasebo dan 30 hari setelah pemberian lansoprazol dan plasebo dengan menggunakan Pediatrics Quality of Life ( PedsQL) versi.4.0. Efikasi pengobatan dinilai sebelum dan setelah pengobatan.

Hasil: Sebanyak 98 orang remaja mengikuti penelitian dengan rentang usia 12 sampai 18 tahun, dan dibagi atas dua kelompok. Dibandingkan sebelum pengobatan, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kualitas hidup tentang kesehatan, perasaan, pergaulan,dan sekolah pada kelompok lansoprazol dan plasebo ( p=0.43,IK 95% -56.97;24.32) Terdapat perbedaan yang bermakna pada jumlah absensi sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol, begitu juga sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol.

Kesimpulan: Tidak ada perbedaan kualitas hidup remaja penderita SPB sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol. Didapati perbedaan yang bermakna jumlah absensi sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol dan plasebo.

(17)

ABSTRACT

Abstract

Background: Recurrent abdominal pain (RAP) is one of the most common complaint in adolescents. RAP is an attack abdominal pain that may arise at least three times within three months, and interfere with activity. Lansoprazole effective to Gastroesophangeal Reflux Disease (GERD), but research is still needed for the RAP.

Objective: To assess differences in quality of life (QoL) of adolescent patients with recurrent abdominal pain before and after giving lansoprazole.

Methods: A randomized clinical trial conducted in the District Secanggang , Langkat Regency, North Sumatra, between the months of August and September 2009. Patients who meet the criteria in accordance with RAP with Apley criteria included in the study. Subjects were divided into two groups namely group received 30 mg lansoprazole and placebo groups during the 14 days. QoL assessed before granting lansoprazole and placebo and 30 days after administration of placebo using lansoprazole and Pediatrics Quality of Life (PedsQL) version 4.0. Efficacy of treatment assessed before and after treatment.

Results: A total of 98 adolescent was followed the study with age range 12 to 18 years, and was divided in two groups.There was no significant difference in the quality of life of health, feelings, relationships, and school on lansoprazole and placebo groups (p=0.43, 95% CI -56.97;24.32 ). There was a significant difference in the number of absences before and after the administration lansoprazole, as well as plasebo .

Conclusion: There was no difference in QoL of adolescent patients with RAP before and after giving lansoprazole. Significant difference was found the number of absences before and after giving lansoprazole and placebo.

Keywords: Quality of life, recurrent abdominal pain,Aplay criteria,

(18)

ABSTRAK

Latar belakang: Sakit perut berulang ( SPB ) merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada remaja. SPB adalah serangan sakit perut yang timbul sekurang-kurangnya tiga kali dalam jangka waktu tiga bulan, dan mengganggu aktivitas. Lansoprazol efektif pada untuk Gastroesophangeal Reflux Disease (GERD), tetapi untuk SPB masih diperlukan penelitian.

Tujuan: Menilai perbedaan kualitas hidup remaja penderita sakit perut berulang sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol.

Metode: Suatu penelitian uji klinis acak tersamar tunggal dilakukan di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara antara bulan Agustus hingga September 2009. Penderita yang memenuhi kriteria SPB sesuai dengan kriteria Apley dimasukkan dalam penelitian. Partisipan dibagi atas dua grup yaitu grup lansoprazol mendapat 30 mg lansoprazol dan grup plasebo selama 14 hari. Kualitas hidup dinilai sebelum pemberian lansoprazol dan plasebo dan 30 hari setelah pemberian lansoprazol dan plasebo dengan menggunakan Pediatrics Quality of Life ( PedsQL) versi.4.0. Efikasi pengobatan dinilai sebelum dan setelah pengobatan.

Hasil: Sebanyak 98 orang remaja mengikuti penelitian dengan rentang usia 12 sampai 18 tahun, dan dibagi atas dua kelompok. Dibandingkan sebelum pengobatan, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kualitas hidup tentang kesehatan, perasaan, pergaulan,dan sekolah pada kelompok lansoprazol dan plasebo ( p=0.43,IK 95% -56.97;24.32) Terdapat perbedaan yang bermakna pada jumlah absensi sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol, begitu juga sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol.

Kesimpulan: Tidak ada perbedaan kualitas hidup remaja penderita SPB sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol. Didapati perbedaan yang bermakna jumlah absensi sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol dan plasebo.

(19)

ABSTRACT

Abstract

Background: Recurrent abdominal pain (RAP) is one of the most common complaint in adolescents. RAP is an attack abdominal pain that may arise at least three times within three months, and interfere with activity. Lansoprazole effective to Gastroesophangeal Reflux Disease (GERD), but research is still needed for the RAP.

Objective: To assess differences in quality of life (QoL) of adolescent patients with recurrent abdominal pain before and after giving lansoprazole.

Methods: A randomized clinical trial conducted in the District Secanggang , Langkat Regency, North Sumatra, between the months of August and September 2009. Patients who meet the criteria in accordance with RAP with Apley criteria included in the study. Subjects were divided into two groups namely group received 30 mg lansoprazole and placebo groups during the 14 days. QoL assessed before granting lansoprazole and placebo and 30 days after administration of placebo using lansoprazole and Pediatrics Quality of Life (PedsQL) version 4.0. Efficacy of treatment assessed before and after treatment.

Results: A total of 98 adolescent was followed the study with age range 12 to 18 years, and was divided in two groups.There was no significant difference in the quality of life of health, feelings, relationships, and school on lansoprazole and placebo groups (p=0.43, 95% CI -56.97;24.32 ). There was a significant difference in the number of absences before and after the administration lansoprazole, as well as plasebo .

Conclusion: There was no difference in QoL of adolescent patients with RAP before and after giving lansoprazole. Significant difference was found the number of absences before and after giving lansoprazole and placebo.

Keywords: Quality of life, recurrent abdominal pain,Aplay criteria,

(20)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sakit perut berulang ( SPB ) merupakan salah satu keluhan yang paling

sering ditemukan pada remaja. SPB adalah serangan sakit perut yang timbul

sekurang-kurangnya tiga kali dalam jangka waktu tiga bulan, dan

mengganggu aktivitas.1

Saat ini 7% sampai 25% anak-anak dan remaja mengalami sakit perut

berulang. Anak perempuan cenderung lebih sering menderita sakit perut

berulang dibandingkan laki-laki.1,2

Penyakit ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita baik secara

fisik, emosional, bekerja, dan bersekolah.Gangguan ini dapat menimbulkan

keterbatasan aktivitas, gangguan tidur, gangguan fungsi kognitif, serta

penurunan kewaspadaan. Janicke dan Finney dalam penelitiannya

mendapatkan bahwa sakit perut berulang dapat mengurangi produktifitas

kerja dan peningkatan ketidakhadiran di sekolah.2

Kelainan pada sakit perut berulang pada remaja memerlukan

farmakoterapi sebagai terapi suportif. Sejauh ini penelitian mengenai

pemberian obat-obatan pada sakit perut berulang masih diperdebatkan.

Pengobatan sakit perut berulang pada remaja dapat dilakukan dengan

menghindari penyebab dan kontrol terhadap lingkungan, farmakoterapi

(21)

Pilihan farmakoterapi untuk sakit perut berulang tergantung dari gejala

yang muncul dan pilihan terapi.3 Lansoprazol merupakan suatu Proton Pump

Inhibitor ( PPI ) yang dilaporkan memiliki efikasi yang lebih baik dibandingkan

antagonis reseptor H2 dalam mengurangi asam lambung dengan cara

menurunkan sekresi asam oleh sel parietal dengan menghambat H+,K+-

adenosine triphosphatase.4,5 Penggunaannya sudah terbukti aman dan

mempunyai efikasi pada anak dengan Gastroesophangeal Reflux Disease (

GERD), namun apakah efektif dalam mengobati sakit perut berulang masih

memerlukan penelitian.6

Menghindari penyebab dan kontrol terhadap lingkungan merupakan

hal yang penting dalam mengatasi sakit perut berulang pada remaja, dan hal

ini berkaitan dengan pencegahan.6,7 Edukasi kepada remaja mengenai

penatalaksanaan sakit perut berulang yang tepat dapat mengurangi biaya

pengobatan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup mereka.5

Pusat data dan perhimpunan rumah sakit seluruh Indonesia

menyatakan sakit perut berulang terjadi 10% pada anak dan remaja.7

Tingginya prevalensi sakit perut berulang pada anak dan remaja menjadi latar

belakang untuk melakukan penelitian di Kecamatan Secanggang dengan

berbagai pertimbangan: jumlah anak yang berumur 10 sampai 14 tahun

berjumlah 7525 orang, dan yang berumur 15 sampai 19 tahun berjumlah

7069 orang ( Badan pusat data Statistik Kecamatan Secanggang Kabupaten

(22)

menengah pertama, serta di tiga unit sekolah menengah tingkat atas.

Penelitian ini merupakan penelitian bersama dari berbagai divisi di bagian

Ilmu Kesehatan Anak FK-USU seperti: divisi Gastroenterologi, Pediatri Sosial

dan Tumbuh Kembang, Neurologi, Infeksi dan Respirologi. Serta tersedia

sarana penelitian berupa laboratorium di kecamatan Secanggang tersebut,

sehingga memudahkan dalam penelitian.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian ringkas dalam latar belakang masalah diatas memberikan dasar

bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

Apakah terdapat perbedaan kualitas hidup remaja penderita sakit perut

berulang sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol.

1.3.Hipotesis

Terdapat perbedaan kualitas hidup remaja penderita sakit perut berulang

sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol .

1.4.Tujuan Penelitian

Tujuan umum : Mengetahui perbedaan kualitas hidup remaja penderita sakit

perut berulang sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol .

(23)

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan kualitas hidup remaja

penderita sakit perut berulang sebelum dan sesudah pemberian

lansoprazol .

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah absensi remaja

penderita sakit perut berulang sebelum dan sesudah pemberiann

lansoprazol. 1.5. Manfaat Penelitian

1. Di bidang akademik/ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti di

bidang gastroenterologi dan pediatri sosial dan tumbuh kembang ,

khususnya dalam menilai kualitas hidup remaja penderita sakit perut

berulang.

2. Di bidang pelayanan masyarakat: meningkatkan usaha pelayanan

kesehatan remaja seperti memberikan edukasi, khususnya di bidang

gastroenterologi dan pediatri sosial remaja dan memberikan alternatif

pengobatan sakit perut berulang.

3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan masukan terhadap

standar pelayanan kesehatan di bidang gastroenterologi, khususnya

(24)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Sakit Perut Berulang

Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling

sedikit tiga bulan dan mengganggu aktivitas dari remaja tersebut.8 Prevalensi

sakit perut berulang berkisar antara 7% sampai 25% pada anak usia sekolah

dan remaja. Gejalanya sering dikaitkan dengan penyebab non-organik,

sehingga selalu disebut sebagai nyeri perut fungsional.9

Keluarga bisa memperberat gejala dengan bersikap khawatir dan

tergesa-gesa memeriksakan ke dokter, sehingga terdapat kecenderungan

untuk melakukan evaluasi yang berlebihan untuk mencari penyebab

organik.10 Anamnesis yang seksama, dan pemeriksaan fisik sudah cukup

untuk menegakkan diagnosis sakit perut berulang.11

2.2. Etiologi

Sakit perut berulang pada remaja paling sering tidak berkaitan dengan

penyebab struktural dan biokimia tertentu. Namun, penyebab organik harus

selalu dipikirkan dalam diagnosis banding karena kelainan ini lebih

memungkinkan pengobatan yang lebih spesifik.11

Perbedaan dalam sensasi visceral dapat juga menyebabkan

(25)

kumpulan dari sensorik, emosi, dan kognitif. Respon anak terhadap nyeri

dapat dipengaruhi oleh stres, dan jenis kepribadian. Tidak ada bukti

gambaran psikopatologi yang konsisten pada anak-anak yang mengalami

sakit perut berulang .12

2.3. Manifestasi dan Diagnosis

Gejala sakit perut berulang fungsional mempunyai karakteristik yang tidak

spesifik. Gejala klinis sakit perut berulang berdasarkan kriteria Apley yaitu

nyeri di daerah periumbilikus atau suprapubik, nyeri berlangsung kurang dari

satu jam, nyeri tidak berhubungan dengan makanan, dan kebiasaan buang

air besar, tetapi nyeri mengganggu aktivitas, diantara dua episode sakit perut

berulang terdapat masa bebas gejala, pemeriksaan fisik dalam batas normal

serta nilai laboratorium juga dalam batas normal.13

Remaja tampak sehat di antara masa-masa sakit dan pemeriksaan

fisiknya normal serta riwayat pertumbuhannya baik. Anak tersebut mungkin

tampak pucat sewaktu serangan, tetapi gejala ini tidak menunjukkan bahwa

penyebabnya adalah fungsional. Remaja mungkin terlihat cemas dan

cenderung tidak mau menceritakan masalahnya dengan orang lain.12-14

Remaja penderita sakit perut berulang fungsional sering berasal dari

keluarga yang tidak harmonis. Sebagian besar sakit perut berulang pada

(26)

Wawancara secara tidak langsung sering membantu menilai

kemungkinan organik. Pewawancara harus mendapat uraian rinci tentang

gejala sakit perut berulang, waktu sakit perut berulangnya, berat sakit perut

berulang, gejala penyerta, kejadian yang mungkin memicu, keterbatasan

aktivitas, dan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit perut berulang. Nyeri

perut fungsional khas tidak disertai dengan gejala lain, walaupun

kadang-kadang ada muntah dan sakit kepala.13

Selama pemeriksaan fisik, kita harus memikirkan kemungkinan

diagnosis yang berasal dari anamnesis. Pemeriksaan lengkap penting karena

sakit perut berulang mungkin merupakan manifestasi dari bermacam-macam

kelainan sistemik. Penurunan berat badan tidak berkaitan dengan nyeri

fungsional. Perlu dilakukan penilaian abdomen yang cermat mengenai perut

kembung, nyeri tekan, organomegali, atau suatu massa.8-13

Pemeriksaan Ultrasonografi abdomen bisa memberikan informasi

tentang ginjal, kandung kemih, dan pankreas. Foto rontgen saluran cerna

bagian atas jika ada kecurigaan kelainan lambung atau usus halus.

Esofagogastroduodenoskopi untuk memastikan kelainan saluran cerna.13

2.4. Pengobatan Sakit Perut Berulang

Pengobatan sakit perut berulang diberikan sesuai etiologi. Pengobatan sakit

perut berulang fungsional ditujukan kepada penderita dan keluarga bukan

(27)

Penatalaksanaan sakit perut berulang pada remaja terutama dilakukan

dengan terapi kognitif dan tingkah laku yang disebut dengan Cognitive

Behaviour Therapy ( CBT ), terapi keluarga dengan pendekatan CBT dapat

memberikan rasa nyaman pada remaja dan anggota keluarga.11-13

Penatalaksanaan sakit perut berulang dengan obat-obatan masih

dalam penelitian. Lansoprazol merupakan Proton Pump Inhibitor ( PPI ) yang

terdiri dari gabungan dua zat aktif yaitu Enantiomer mampu mengurangi

asam lambung, bekerja spesifik sebagai penghambat pompa asam di sel

parietal, dan basa lemah dikonsentrasikan dan diubah menjadi bentuk aktif

dalam lingkungan asam pada kanalikuli intraseluler melalui penghambatan

enzim H+ K + -ATPase. Efek akhir tergantung pada dosis dan efektif

menghambat sekresi asam yang berlebihan.14

Dosis per oral lansoprazol diberikan satu kali sehari, efektif

menghambat sekresi asam lambung siang dan malam hari dengan efek

maksimal yang diterima dalam empat hari pengobatan.14

Absorpsi lansoprazol terletak di usus halus dan biasanya lengkap

dalam 3 sampai 6 jam. Bioavaibilitas sistemik lansoprazol dosis tunggal oral

berkisar 35%. Bioavaibilitas meningkat menjadi sekitar 60% bila dosis

ulangan diberikan.15

Waktu paruh eliminasi plasma lansoprazol lebih pendek dari satu jam

(28)

dimetabolisme sitokrom P450 hati. Bagian terbesar metabolisme tergantung

ekspresi polimorpikal bentuk spesifik CYP2C19

( S-mephenytoin hydroxylase ).15 Hampir 80% hasil metabolisme pemberian

dosis oral disekresikan di urin, dan sebagian ditemukan di feses.15

Gold dkk. menyatakan PPI lebih signifikan dalam menghilangkan

gejala sakit perut berulang dibandingkan antagonis reseptor H2. yang meneliti

27 anak yang berumur 1 sampai 11 tahun menggunakan lansoprazol 30 mg,

satu atau dua kali sehari yang diberikan selama 8 minggu terdapat perbaikan

78% dan 70% anak sembuh dengan diterapi lansoprazol 30 mg selama 12

minggu.14

2.5. Kualitas Hidup

Boyer dkk mendefinisikan kualitas hidup yang dihubungkan dengan

kesehatan sebagai efek fungsional dari suatu penyakit serta efek pengobatan

pada masing-masing pasien. Ada tiga alasan dalam mengobati pasien yaitu

untuk mencegah kematian, menurunkan kemungkinan morbiditas pada waktu

yang akan datang dan meningkatkan kesehatan dan kehidupan pasien.

Masalah yang sering dijumpai pada sakit perut berulang yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup antara lain gejala sakit perut berulang

fungsional, keterbatasan aktifitas dan masalah emosional.16

Hicks dkk pada penelitiannya terhadap 47 pasien dengan gejala sakit

(29)

gangguan pola tidur, mudah lelah dan kesulitan dalam konsentrasi.Penelitian

ini menyimpulkan bahwa diperlukan uji klinis penelitian tentang keefektifan

dan strategi pengobatan secara bersamaan.17

Battistella dkk dalam penelitiannya terhadap 555 pasien dengan gejala

sakit kepala dan sakit perut berulang fungsional menyimpulkan bahwa sakit

perut berulang merupakan suatu keadaan gangguan kronis pada anak serta

berakibat terganggunya aktivitas belajar, sering terjadi gangguan tidur, dan

menyebabkan siang hari menjadi mengantuk. Dan akan berakibat timbulnya

gangguan di sekolah ( tidak menyimak pelajaran, mengalihkan perhatian,

tidak konsentrasi), gelisah, kurang istirahat, terganggunya keadaan jiwa dan

sosial dan ini akan menyebabkan penampilan di sekolah menjadi lebih

buruk.18

Pengukuran kesehatan yang berkaitan dengan kualitas hidup remaja

melalui cara mengisi kuesioner versi remaja (umur 13 sampai 18) tentang

kualitas hidup pediatri (PedsQL TM, versi 4.0). PedsQL telah dikembangkan

dan divalidasi sebagai alat pengukuran pada anak dan remaja. PedsQL terdiri

dari 23 jenis dan terdapat empat unsur yaitu: kegiatan sehari-hari, emosional,

pergaulan dan kehadiran remaja di sekolah.19,20

Ada dua perjumlahan nilai, yaitu: penjumlahan nilai kesehatan

psikososial yaitu penjumlahan setiap jenis pertanyaan pada skala emosional,

pergaulan, dan sekolah. dan perjumlahan nilai secara keseluruhan. Setiap

(30)

100, jawaban 1 nilainya 75, jawaban 2 nilainya 50, jawaban 3 nilainya 25, dan

jawaban 4 nilainya 0, bila terdapat nilai tinggi maka kualitas hidup semakin

baik.19,20

Walker menyatakan bahwa sakit perut berulang dapat menimbulkan

kecemasan, peningkatan stres, dan ambang rangsang nyeri yang rendah di

kehidupan sehari hari. Walker menyarankan bahwa perlu panduan untuk

orang tua mengenai pendekatan dan pengawasan sakit perut berulang serta

pengobatan yang lebih awal dan tata laksana yang tepat terhadap sakit perut

berulang.21

Crusshell dkk dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa walaupun

sakit perut berulang tidak berhubungan dengan tingginya angka morbiditas

dan mortalitas, tetapi sakit perut berulang akan mempunyai pengaruh yang

(31)

6.KERANGKA KONSEPTUAL

Faktor emosional dan Psikologikal

Penderita Sakit perut berulang

Kualitas hidup remaja Pendidikan

Kesehatan

Tingkat Sosioekonomi

Status Nutrisi

 Berat Badan  Tinggi Badan

Mempengaruhi aktivitas anak sehari-hari

3 episode dalam satu periode waktu selama 3 bulan

Penghambat Pompa Proton Lansoprazol/Plaseb Nyeri perut bertambah dan berkurang secara tiba-tiba Fungsi Kognitif

 Kemampuan Verbal  Kemampuan Motorik  KemampuanAritmatik  Kehadiran diSekolah

Kriteria Apley ( 1958 )

= yang diamati dalam penelitian

[image:31.612.116.551.148.670.2]

--- = yang tidak secara langsung berhubungan = yang berhubungan langsung

(32)

BAB 3. METODE

3.1 Desain

Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar tunggal untuk melihat

perbedaan kualitas hidup remaja sebelum dan sesudah pemberian

lansoprazol dibandingkan dengan pemberian plasebo pada pengobatan sakit

perut berulang .

3.2 Tempat dan Waktu

Tempat Penelitian dilakukan di beberapa sekolah menengah pertama (SMP)

dan sekolah menengah atas (SMA) di lima unit sekolah menengah pertama,

serta di tiga unit sekolah menengah tingkat atas di Kecamatan Secanggang,

Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Dilakukan randomisasi

sederhana dengan memilih amplop yang berisi nama sekolah yang akan

dilakukan penelitian. Sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu: SMP

Swasta Maju, SMK Swasta Maju, Madrasah Tsanawiyah Swasta Amaliyah

Karang Gading, dan Madrasah Aliyah Swasta Amaliyah Karang Gading.

Waktu penelitian dilakukan selama satu setengah bulan dimulai pada bulan

(33)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi target adalah anak sekolah menengah pertama dan sekolah

menengah atas. Populasi terjangkau adalah populasi target yang bertempat

tinggal di Kecamatan Secanggang. Sampel adalah populasi terjangkau yang

memenuhi kriteria inklusi yang diambil berdasarkan kriteria Apley dengan

randomisasi sederhana dengan memilih satu amplop yang berisi tulisan

lansoprazol atau plasebo

3.4. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung berdasarkan uji perbedaan 2 proporsi.23

n1 = Jumlah subjek yang masuk dalam kelompok I (z2PQ + z2P1Q1 + P2Q2)2

n1 = n2 = ---

(P1 – P2)2

n2 = Jumlah subjek yang masuk dalam kelompok II

p1 = Proporsi sembuh untuk kelompok I (kontrol)

p2 = Proporsi sembuh untuk kelompok II (diuji)

P = Proporsi = ½ (P1+P2)

Q = 1-P

Pada penelitian ini ditetapkan yaitu :

 = kesalahan tipe I = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%)  Zα = 1,96

 = kesalahan tipe II (Kekuatan uji, 80%)  Zβ = 0.842

(34)

P1 = 0,50.14 dan P2 = 0,70

Q1 = 0,50. dan Q2 = 0,30

P = ½ (0,50 + 0,70) = 0,60

Q = 1- 0,60= 0,40

Dengan memakai rumus di atas maka diperoleh jumlah sampel untuk

masing-masing kelompok adalah 49 orang.

Untuk mengantisipasi sampel yang drop out, penelitian ini dilakukan intention

to treat.

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi :

1. Anak sekolah SMP dan SMA berusia <18 tahun yang bersedia mengikuti

penelitian, dibuktikan dengan mengisi surat persetujuan dari orang tua.

2. Memenuhi kriteria Apley

Kriteria Eksklusi :

1. Tidak teratur / menolak minum obat.

2. Dijumpai infeksi saluran kemih, diare kronis, konstipasi, nyeri haid.

3.6 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Semua subjek penelitian telah diminta persetujuan dari orang tua, setelah

dilakukan penjelasan mengenai kondisi penyakit yang dialami, pengobatan

(35)

Penjelasan (PSP) dan naskah penjelasan kepada orang tua sebagaimana

terlampir dalam usulan penelitian ini.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian ini sudah mendapat izin dari Komite Etik Penelitian Fakultas

Kedokteran USU.

3.8 Cara Kerja dan Alur Penelitian

- Penelitian telah dilakukan di SMP Swasta Maju Secanggang, SMK

Swasta Maju Secanggang, SMP dan SMA di kecamatan Secanggang,

Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Waktu Penelitian dilakukan

selama satu setengah bulan dimulai pada bulan Agustus 2009 –

September 2009

- Sampel penelitian didapat dengan melakukan skrining penderita sakit

perut berulang berdasarkan anamnesis adanya riwayat salah satu gejala

sakit perut berulang ( dengan kuesioner ), riwayat sakit perut berulang dan

pemeriksaan fisik dan pengukuran antropometri meliputi berat badan dan

tinggi badan. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan sebagai

sampel penelitian.

- Sampel penelitian dibagikan kuesioner PedsQL untuk menilai kualitas

(36)

- Dilakukan randomisasi sederhana dengan memilih amplop yang berisi

tulisan lansopazol dan plasebo dengan jumlah yang sama. Sampel dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang mendapat lansoprazol dan

kelompok plasebo

- Kelompok pertama (A) mendapat lansoprazol 30 mg satu kali sehari

setiap pagi hari, diberikan selama 14 hari, dibawah pengawasan peneliti

dan guru kelas, jika hari Minggu/libur pemberian obat dibawah

pengawasan orang tua/ wali.

- Kelompok kedua (B) mendapat plasebo yang berisi saccarum lactis satu

kali perhari saat pagi hari, diberikan selama 14 hari, dibawah pengawasan

peneliti dan guru kelas, jika hari Minggu/libur pemberian obat dibawah

pengawasan orang tua/ wali.

- Lansoprazol dan plasebo dimasukkan ke dalam kapsul dengan warna

yang sama. Pasien tidak mengetahui obat yang diberikan.

- Jika terjadi efek samping seperti muntah, dan diare, maka pemberian obat

dihentikan.

- Dilakukan penilaian ulang kualitas hidup dengan PedsQL pada hari ke-

30 setelah selesai pemberian lansoprazol dan plasebo pada penderita

(37)

Alur Penelitian:

Remaja penderita sakit perut berulang (memenuhi kriteria Apley)

Dinilai kualitas hidup remaja penderita sakit perut berulang

Randomisasi

Kelompok mendapat

lansoprazol 30 mg Kelompok mendapat

plasebo (14 hari) ( 14 hari )

Evaluasi 30 hari setelah pemberian lansoprazol/plasebo

Dinilai kualitas hidup remaja dengan sakit

[image:37.612.139.550.136.592.2]

perut berulang

(38)

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

Lansoprazol Nominal

Variabel tergantung Skala

Kualitas hidup Numerik

3.10. Definisi Operasional

1. Lansoprazol merupakan obat yang berupa kapsul lepas lambat yang

berisi lansoprazol 30 mg dan diberikan setiap hari selama 14 hari pada

pagi hari.

2. Kualitas hidup adalah parameter yang dinilai yang terdiri dari

kesehatan dan kegiatan, perasaan, pergaulan dan kemampuan belajar

berdasarkan kuesioner PedsQL. Setiap jenis pertanyaan mempunyai

skala 0 sampai 4 yang dinilai menjadi skala 100 sampai 0, jika

jawaban 0 = 100, 1 = 75, 2 = 50, 3 = 25, 4=0. Semakin tinggi nilainya

maka kualitas hidupnya makin baik.19

3. Kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja

terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit tiga bulan dan

mengganggu aktivitas dari remaja tersebut.8

4. Infeksi saluran kemih adalah jika dijumpai leukosit dalam urin

berjumlah > 100.000 / ml urin , urin diambil pagi hari dan diperiksa

(39)

5. Status nutrisi dinilai dengan BB/ TB dengan menggunakan tabel CDC

6. Jumlah absensi yaitu dinilai dari jumlah ketidakhadiran di sekolah satu

bulan sebelum dan sesudah penelitian oleh karena sakit perut.

7. Diare kronik yaitu dijumpai buang air besar dengan frekuensi > 3 kali

dalam sehari baik ada/ tidak muntah serta ada/ tidak ada darah dan

lama diare lebih dari 14 hari.

8. Muntah yaitu jika dijumpai isi lambung keluar sampai ke mulut dengan

refluks yang nyata.

9. Berat badan yaitu hasil pengukuran berat badan dengan

menggunakan timbangan badan yang bermerek MicWic Health Scale

dengan skala kilogram ketelitian 0,1 kilogram.

10. Tinggi badan yaitu hasil pengukuran tinggi badandengan merek

MicWic Health Scale dengan skala sentimeter dan ketelitian 0,1 cm

3.11. Pengolahan dan Analisa Data

Data diolah dengan uji-t untuk menilai kualitas hidup remaja. Pengolahan

data dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 14.0 dengan tingkat

(40)

BAB 4. HASIL 4.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada SMP Swasta Maju Secanggang sebanyak 6

kelas dengan jumlah pelajar 214 orang, SMK Swasta Maju Secanggang

sebanyak 138 orang, Madrasah Tsanawiyah Swasta Amaliyah Karang

Gading 113 orang, dan Madrasah Aliyah Swasta Amaliyah Karang Gading 83

orang. Sebanyak 548 orang diperiksa dan dijumpai sebanyak 240 orang

menderita sakit perut. Namun hanya 98 orang yang memenuhi kriteria Apley.

Sebanyak 101 orang tidak memenuhi kriteria Apley, dan sebanyak 41 orang

menolak untuk mengikuti penelitian. Setelah dilakukan randomisasi

sederhana, dengan mengambil amplop yang sudah ditentukan intervensi

yang diberikan, didapat 49 penderita yang mendapat pengobatan lansoprazol

dan 49 penderita menerima plasebo (Gambar 4.1). Pemberian lansoprazol

dan plasebo diberikan di sekolah, dan diberikan cenderamata untuk

kepatuhan pelajar yang ikut penelitian, jika sekolah libur diberikan di rumah

dengan pengawasan orang tua. Tidak didapati efek samping pemberian

(41)
[image:41.612.131.512.116.347.2]

Gambar 4.1. Profil penelitian

240 menderita sakit perut

- 101 tidak memenuhi kriteria

- 41 menolak mengikuti penelitian

98 menderita sakit perut berulang

Lansoprazol n=49

Plasebo n=49

Mengikuti penelitian dan pemantauan dilakukan sampai 1 bulan

n=49

548 pelajar SMP/SMU

Mengikuti penelitian dan pemantauan dilakukan sampai 1 bulan

(42)

Karakteristik sampel penelitian pada kedua kelompok seperti terlihat pada

[image:42.612.108.500.192.506.2]

tabel 4.1

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian pada pengamatan sebelum terapi

Karakteristik Kelompok I (Lansoprazol) n=49 Kelompok II (Plasebo) n=49

Umur (tahun), rerata (SD) 13.1 (0.86) 14.1 (1.58)

Jenis kelamin, n (%)

Laki-laki 28 (57.1) 22 (44.9)

Perempuan 21 (42.9) 27 (55.1)

Berat Badan (kg), rerata (SD) 38.6 (7.46) 40.0 (6.16) Tinggi Badan (cm), rerata (SD) 147.0 (7.92) 148.4 (7.87) Status Nutrisi, n (%)

- Obesitas 1 (2) 2 (4.1)

- Overweight 8 (16.3) 2 (4.1)

- Normoweight 30 (61.2) 38 (77.6)

- Mild Malnutrition 6 (12.2) 7 (14.3) - Moderate Malnutrition 4 (8.2) 0 (0) Penghasilan Orangtua, n (%)

- < Rp. 500 ribu 13 (26.5) 9 (18.4) - Rp. 500 ribu – Rp. 1 juta 31 (63.3) 32 (65.3)

- > Rp. 1 juta 5 (10.2) 8 (16.3)

Pendidikan Orangtua, n (%)

- SD 3 (6.1) 2 (4.1)

- SMP 5 (10.2) 10 (20.4)

- SMA 28 (57.1) 27 (55.1)

- PT 13 (26.5) 10 (20.4)

Besar sampel pada masing - masing kelompok adalah 49 orang untuk

kelompok yang memperoleh lansoprazol dan plasebo, dengan rerata umur

pada kelompok lansoprazol 13.1 tahun dan kelompok plasebo 14.1 tahun.

Sebanyak 57.1 % laki-laki pada kelompok lansoprazol dan 55.1% perempuan

pada kelompok plasebo. Kelompok lansoprazol mempunyai berat badan dan

(43)

plasebo dengan rerata berat badan 40.0 kg dan tinggi badan 148.4 cm.

Status nutrisi terbanyak dalam kelompok lansoprazol dan plasebo adalah

normoweight dengan proporsi masing-masing 61.2 % dan 77.6 %. Besar

penghasilan orangtua responden terbanyak adalah antara Rp. 500 ribu

sampai Rp. 1 juta dan dengan tingkat pendidikan SMA untuk kedua

[image:43.612.108.565.317.518.2]

kelompok.

Tabel 4.2. Kualitas hidup pada kelompok Lansoprazol

Kualitas hidup

Sebelum (n = 45) Sesudah (n = 45) Jumlah nilai

kualitas hidup

IK 95%

p

Kualitas hidup tentang kesehatan, rerata(SD)

578.5(169.79) 615.3( 139.99) (-75.41 ;1.94) 0,062

Kualitas hidup tentang perasaan, rerata(SD)

371.9(100.21) 392.8(96.55) (- 41.73 ; 25.40) 0,627

Kualitas hidup tentang pergaulan, rerata(SD)

392.8( 93.96) 386.7 (97.78) (-29.71 ; 41.95) 0,733

Kualitas hidup tentang sekolah, rerata(SD)

357.6(109.24) 380.1(104.08) (-58.89; 14.00) 0,222

Pada kelompok yang mendapat lansoprazol tidak ada perbedaan bermakna

dari nilai kuisioner kualitas hidup sebelum pemberian lansoprazol dan setelah

(44)
[image:44.612.114.487.114.400.2]

Gambar 4.2. Perbedaan kuallitas hidup pada kelompok responden yang mendapat

lansoprazol

Tabel 4.3. Perbedaan kualitas hidup sebelum dan sesudah pemberian plasebo

Kualitas hidup

Sebelum (n = 45) Sesudah (n = 45) Jumlah Nilai

kualitas hidup rerata(SD) rerata(SD) IK 95% p

Kualitas hidup tentang kesehatan

668.8(119.74) 669.3( 128.92) (-43.68; 42.66) 0,981

Kualitas hidup tentang perasaan

363.2(95.48) 371.9(89.94 ) (-47.19; 29.84) 0,653

Kualitas hidup tentang pergaulan

395.4( 87.30) 392.3 ( 87.98) (-29.60; 35.73) 0,851

Kualitas hidup tentang sekolah

[image:44.612.110.555.493.680.2]
(45)

Dari hasil analisis yang tertera dalam tabel 4.3. menunjukkan tidak ada

perbedaan yang bermakna kualitas hidup sebelum pemberian plasebo dan

[image:45.612.118.510.199.400.2]

setelah pemberian plasebo (nilai p > 0.05)

Gambar 4.3. Perbedaan kuallitas hidup pada kelompok responden yang mendapat plasebo

Tabel 4.4. Perbedaan Kualitas Hidup Setelah Pemberian lansoprazol dan plasebo

Kualitas hidup

Lansoprazol (n = 45) Plasebo (n = 45) Jumlah nilai

kualitas hidup rerata(SD) rerata(SD) IK 95% P

Kualitas hidup tentang kesehatan

615.3( 139.99) 669.3( 128.92) (-109.19; 1.02) 0,054

Kualitas hidup tentang perasaan

392.8(96.55) 371.9(89.94) (-29.26; 45.48) 0,666

Kualitas hidup tentang pergaulan

386.7 (97.78) 392.3 (87.98) (-42.91; 31.69) 0,766

Kalitas hidup tentang sekolah

[image:45.612.111.550.474.662.2]
(46)

Perbedaan kualitas hidup setelah pemberian lansoprazol dan plasebo,

ternyata menunjukan tidak ada satupun dari kualitas hidup yang memiliki

perbedaan yang bermakna antara pemberian lansoprazol dan plasebo

[image:46.612.118.514.201.506.2]

(p>0.05)

Gambar 4.3. Perbedaan Kuallitas Hidup pada Kelompok Responden yang Mendapat

Lansoprazol dan Plasebo

Terdapat perbedaan yang bermakna jumlah absensi responden

sebelum pemberian lansoprazol dengan setelah pemberian lansoprazol

(p=0.0001) dengan jumlah absensi responden menjadi semakin berkurang

dari rerata 1.3 hari menjadi 0.4 hari setelah pemberian lansoprazol.

Terdapat perbedaan yang bermakna jumlah absensi responden

(47)

dengan jumlah absensi responden menjadi semakin berkurang dari rerata 0.6

hari menjadi 0.3 hari setelah pemberian plasebo.

Tidak ada perbedaan yang bermakna antara jumlah absensi setelah

(48)

BAB 5. PEMBAHASAN

Sakit perut berulang (SPB) pada anak merupakan masalah yang perlu

mendapat perhatian besar. Selain sering dijumpai, hal ini juga menyebabkan

kecemasan pada orang tua dan mengganggu aktivitas anak. 2,21 Sakit perut

berulang pada remaja merupakan kondisi yang dapat mengurangi kualitas

hidup mereka dalam hal kesehatan dan kegiatan sehari-hari, perasaan,

pergaulan, serta aktivitas sekolah.22-25 Pada penderita dengan gejala sakit

perut berulang apabila tidak diobati dapat mengakibatkan kesulitan untuk

melakukan aktivitas sehari-hari dan mempunyai gangguan kesehatan,

perasaan yang tidak nyaman, bermasalah dengan pergaulan, serta

menghambat aktivitas sekolah.26-27

Penelitian yang telah dilakukan di SMP dan SMA Kecamatan

Secanggang didapati prevalensi sakit perut berulang masih cukup tinggi yaitu

sebesar 17.9% dengan usia rerata untuk SMP 13 tahun dan SMA 15.8 tahun,

dan didapati usia rerata 13.1 tahun pada kelompok lansoprazol dan 14.1

tahun pada kelompok plasebo.

Sebuah systematic review juga menggambarkan prevalensi di negara

barat antara 0.3% sampai 19%.28 Dalam dua penelitian lain, menemukan

prevalensi SPB pada usia remaja sebanyak 10.2% dan 41.2% dimana

(49)

tinggi.8,29 Suatu studi di Amerika yang melibatkan 507 remaja, mendapatkan

usia rerata penderita untuk SMP 12.6 tahun dan SMA 15.6 tahun, dimana

nyeri perut dialami 13% sampai 17% dan mengganggu aktivitas pada 21%

remaja.30

Kejadian sakit perut berulang pada penelitian ini menunjukkan

perbandingan laki-laki (51.1%):perempuan (48.9%) 1:1. Kejadian sakit perut

berulang menunjukkan angka yang sama antara laki-laki dan perempuan

sampai usia 9 tahun. Setelah berusia 9 tahun insidensi pada perempuan

meningkat dengan perbandingan laki-laki:perempuan 1:1.5.31 Beberapa studi

juga melaporkan kejadian yang lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan.

32-35 .

Kejadian sakit perut berulang ada penelitian ini dilakukan pada daerah

pedesaan di Kecamatan Secanggang, dimana didapati pendapatan rerata

orang tua termasuk golongan berpendapatan rendah dengan pendidikan

rerata SMA. Kejadian sakit perut berulang pada White dkk. lebih sering

dijumpai secara bermakna pada anak sekolah di daerah pedesaan dibanding

perkotaan, rendahnya pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan orang tua

yang rendah.36-39

Sakit perut berulang pada remaja merupakan kondisi yang dapat

mengurangi kualitas hidup mereka dalam hal kesehatan dan kegiatan

sehari-hari, perasaan, pergaulan, serta aktivitas sekolah.24-25,40 Pada penderita

(50)

kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan mempunyai gangguan

kesehatan, perasaan yang tidak nyaman, bermasalah dengan pergaulan,

serta menghambat aktivitas sekolah.25,40

Penelitian oleh Petersen dkk. mendapatkan sakit perut berulang dapat

meningkatkan ketidakhadiran disekolah dibandingkan dengan kelompok

kontrol.41 Chitkara dkk, yang meneliti kualitas hidup, dan produktivitas

penderita sakit perut berulang menunjukkan bahwa penderita sakit perut

berulang lebih sering mengalami kualitas hidup dan produktivitas sekolah

atau pekerjaan yang lebih buruk dibandingkan bukan penderita sakit perut

berulang.42 Pada penelitian yang lain, penderita sakit perut berulang juga

mengalami keterbatasan di dalam aktivitas sehari-hari seperti olah raga,

pekerjaan atau tugas sekolah, bila melakukan kegiatan bersama teman yang

lain.28-31,43

Penelitian ini didapati perbedaan rerata nilai kualitas hidup mengenai

kesehatan dan kegiatan sehari-hari, perasaan, pergaulan dan aktivitas

sekolah antara sebelum pemberian lansoprazol dengan sesudah pemberian

lansoprazol. Begitu juga halnya dengan perbedaan rerata nilai kualitas hidup

mengenai kesehatan dan kegiatan sehari-hari, perasaan, pergaulan dan

aktivitas sekolah antara sebelum pemberian plasebo dengan sesudah

pemberian plasebo. Terdapat peningkatan rerata nilai kualitas hidup

kesehatan dan kegiatan sehari-hari, perasaan, pergaulan dan aktivitas

(51)

dengan statistik terhadap perbedaan rerata nilai tersebut tidak ada perbedaan

yang bermakna.

Berdasarkan hasil penelitian dijumpai tidak ada perbedaan yang

bermakna mengenai jumlah nilai kualitas hidup mengenai kesehatan dan

kegiatan sehari-hari pada kelompok lansoprazol sebesar 578.5, sedangkan

pada kelompok plasebo sebesar 668.8 (p= 0.054). Jumlah nilai kualitas hidup

mengenai perasaan pada kelompok lansoprazol sebesar 392.8, sedangkan

pada kelompok plasebo sebesar 371.9 (p= 0.666). Jumlah nilai kualitas hidup

mengenai pergaulan pada kelompok lansoprazol sebesar 386.7, sedangkan

pada kelompok plasebo sebesar 392.3 (p= 0.766). Jumlah nilai kualitas hidup

mengenai sekolah pada kelompok lansoprazol sebesar 380.1, sedangkan

pada kelompok plasebo sebesar 396.4 (p= 0.43). Tidak dijumpai perbedaan

yang bermakna mengenai jumlah nilai kualitas hidup mengenai kesehatan

dan kegiatan sehari-hari, perasaan, pergaulan, dan aktivitas sekolah

menunjukkan pemberian lansoprazol tidak dijumpai perbaikan dari kualitas

hidup remaja penderita sakit perut berulang. Dengan kata lain efikasi

lansoprazol terhadap sakit perut berulang masih dipertanyakan.

Penggunaan lansoprazol sudah terbukti aman dan mempunyai efikasi

pada anak dengan Gastroesophangeal Reflux Disease ( GERD).31,38

Penelitian mengenai penggunaan lansoprazol sebagai pengobatan sakit

perut berulang belum pernah dilaporkan sebelumnya, dari hasil penelitian ini

(52)

penderita sakit perut berulang sesudah pemberian lansoprazol. Namun

didapati perbedaan yang bermakna terhadap penurunan jumlah absensi di

sekolah sebelum dan sesudah pemberian lansoprazol,begitu juga dengan

sebelum dan sesudah pemberian plasebo. Hal ini disebabkan oleh efek

psikologis pemberian obat dengan warna dan bentuk yang sama antara

lansoprazol dan plasebo, sehingga anak merasa dirinya sembuh juga

dengan pemberian obat.

(53)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas hidup pada

remaja yang mengalami sakit perut berulang setelah diberikan lansoprazol

dibandingkan plasebo. Tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna

antara jumlah absensi setelah pemberian lansoprazol dengan pemberian

plasebo, tetapi terdapat perbedaan yang bermakna jumlah absensi

responden sebelum pemberian lansoprazol dengan setelah pemberian

lansoprazol dan plasebo. Dapat disimpulkan bahwa lansoprazol tidak

bermamfaat sebagai alternatif terapi sakit perut berulang, walaupun didapati

jumlah absensi penderita sakit perut berulang menurun setelah pemberian

lansoprazol dan plasebo.

6.2 Saran

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut jenis terapi preventif serangan sakit

perut berulang dengan menggunakan terapi non farmakologi, serta skrining

yang berkelanjutan untuk tatalaksana mengurangi dampak ketidakhadiran

(54)

DAFTAR PUSAKA

1. Campo JV, Lorenzo CD, Chiappetta, Bridge J, Colborn K, Gartner C, Gaffney P, dkk. Adult Outcomes of pediatric recurrent abdominal pain: do they just grow out of it. Pediatrics. 2001;108:1-7

2. Janicke DM, Finney JW. Emperically supported treatments in pediatric psychology: recurrent abdominal pain. Journal of Pediatric Psychology. 1999;24:115-27

3. Lane MM, Weidler EM, Czyzewski DI, Shulman RJ. Pain symptom and stooling patterns do not drive diagnostic costs for children with fungtional abdominal pain and iritable bowel Syndrome in primary or tertiary care. Pediatrics. 2009;123:758-63

4. Venepalli NK, Whitehead WE, Van MA. Recurrent abdominal pain:what determines medical consulting behavior. Digestive Disease and Sciences. 2006;51:192-201

5. Malaty HM, Abudayyeh S, O’Malley KJ, Wilsey MJ, Fraley K, Gilger MA, dkk. Development of a multidimensional measure for recurrent abdominal pain in children: population-based studies in three settings. Pediatrics.2005;115:e210-15

6. Michail S. Gastroesophangeal Reflux. Pediatrics in review.2007;28:101-10

7. Boediarso AD. Sakit perut berulang. Diunduh dari: http://www.pusat data dan informasi PERSI.htm. Diakses Agustus 2009

8. White KS, Farrell AD. Anxiety and psychosocial stress as predictor of headache and abdominal pain in urban early adolescents. Journal of Pediatric Psychology. 2006;31:582-96

9. Aanpreung P. Suggestive parameters for eradication therapy in children with helicobacter pylori gastritis. J Med Assoc Thai. 2005;88:s21-6

10. Levy RL. Cognitive behavior therapy for the treatment of recurrent abdominal pain. Journal of cognitive Psychotherapy. 2005;19:137-49 11. Master KS.Recurrent abdominal pain, medical intervention, and

biofeedback: what happened to the biopsychosocial/ model Psychophysiology and biofeedback. 2006;31:155-65

12. Devanarayana NM, Hahenra DG. Recurrent abdominal pain syndrome in a cohort of sri lankan children and adolescents. Journal of Tropical Pediatrics. 2008;54:178-83

13. Noe JD, Li BU. Navigating recurrent abdominal pain through clinical clues,red flags, and initial testing. Pediatrics Annals. 2009;38:259-66 14. Gold BD, SCheiman JM, Sabesin SM, Vitat P. Updates on the

(55)

15. Estuningtias E, Arif A. Obat local. Dalam Farmakologi dan terapetik, penyunting. Estuningtias E. Jakarta:FK UI, 2008.h.517-27

16. Boyer MC, Compas BE, Stanger C, Colletti BC, Konik BS, Morrow BS, dkk. Attentional biases to pain and social threat in children with C. Journal of Pediatric Psychology. 2006;31:209-20

17. Hicks CL, Baeyer CL, McGrath PJ. Online psychological treatment for pediatric recurrent pain; a randomized evaluation. Journal of Pediatric Psychology. 2006;31:726-36

18. Battistella PA, Toldo I. Headache and recurrent abdominal pains in preschool children. J Headache Pain. 2006;7:322-3

19. Varni JW . Scaling and scoring of the pediatrics Quality of life inventory PedsQL. 2005:1-58

20. Youssef NN, Murphy TG, Langseder AL, Rosh JR. Quality of life for children with functional abdominal pain: a comparison study of patients’ and parents’ percep

tions. Pediatrics. 2006;117:54-9.

21. Walker LS. Helping the child with recurrent abdominal pain return to school. Pediatric annal. 2004;33:128-36

22. Crushell E, Rowland M, Doherty M, Gormally S, Harty S, Bourke Billy,dkk. Imfortance of parental conceptual model of illness in severe recurrent abdominal pain. Pediatrics. 2003;112:1368-72

23. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto S.H. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismail S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto; 2008. h. 302-30

24. North American society for pediatric gastroenterology, hepatology, and nutrition. Chronic abdominal pain in children. Pediatrics.2005;115:e370-81.h.302-30

25. Weydert JA, Ball TM, Davis MF. Systematic review of treatment for recurrent abdominal pain. Pediatrics. 2003;111:e1-11

26. Ball TM, Weydert JA. Methodological challenges to treatment trials for recurrent abdominal pain in children. Arch Pediatr Adolesc Med. 2003;157:1121-7

27. Whitehead WE, Corazziari E, Prizont R. Definition of a responder in clinical trials for functional gastrointestinal disorders: report on a symposium. Gut. 1999;45:II78-9

28. Buck ML. Pediatric Pharmacotherapy. 1999;5:1-4

(56)

30. Richer JE, Champbell DR, Kahrilas PJ, Huang B, Fludas C. Lansoprazole compared with ranitidine for the treatment of nonerosive gastroesophangeal reflux disease. Arch Intern Med. 2000;160:1803-9 31. Devanaraya NM, Rajindrajith S, Silva HJD. Recurrent abdominal pain

in children. Indian Pediatrics. 2009;46:389-99

32. Sanders MR, Shepherd RW, Cleghorn G, Woolford H. The treatment of recurrent abdominal pain in children: a controlled comparison of cognitive-behavioral family intervention and standard pediatric care. Journal of Colsulting and Clinical Psychology. 2004;62:306-14

33. Weydert JA, Shapiro DE, Acra SA, Monheim CJ, Chambers AD, Ball TM. Evaluation of guided imagery as treatment for recurrent abdominal pain in children: a randomized controlled trial. BMC pediatrics. 2006;6:1-10

34. Ukarapol N, Lertprasertsuk N, wongsawasdi L. Recurrent abdominal pain in children:the utility of upper endoscopy and histopathology. Singapore Med J. 2004;43:121-4

35. Wood JH, Alpers DH, Andrews PLR. Fundamentals of neurogastroenterology. Gut. 1999;45:II6-16

36. Drotar D, Palermo T. Commentary: conducting randomized controlled trial of psychological treatment to improve the outcomes of recurrent abdominal pain: contributions and challenges. Journal of Pediatric Psychology. 2005;5:449-53

37. Edwards MC, Mullins LL, Johnson J, Bernardy N. Survey of pediatricians’ management practices for recurrent abdominal pain. Journal of Pediatric Psychology. 1994;19:pp. 241- 53

38. Gottsegen D. Complementary, holistic, and integrative medicine: recurrent abdominal pain. Pediatr.Rev. 2010;31:e36-9

39. Campo JV, Bridge J, Lucas A, Savorelli S, Walker L, Lorenzo CD, Ivengar S, et al. Physical and emotional health of mothers of youth with functional abdominal pain. Arch Pediatr Adolesc Med. 2007;161:131-7 40. Plunkett A, Beattie RM. Recurrent abdominal pain in childhood. J R

Soc Med. 2005;98:101-6

41. Peterson S, Hagglof BL, Bergstrom EI. Impaired health-related quality of life in children with recurrent pain. Pediatrics. 2009;124:e759-67 42. Chitkara DK, Rawat DJ, Talley NJ. The epidemiology of childhood

recurrent abdominal pain in western countries: a systematic review. Am J Gastroenterol. 2005;100:1868-75

(57)

LAMPIRAN 1. PERSONIL PENELITIAN

1.Ketua Penelitian

a. Nama : dr. Sri Yanti Harahap

b. NIP : 19741112 200502 2 002

c. Pangkat / Golongan : IIIc

d. Bidang keahlian : Ilmu Kesehatan Anak

e. Fakultas / Program Studi : Kedokteran / PPDS-IKA/ Magister f. Perguruan Tinggi : USU

2. Anggota Penelitian

1. dr. Supriatmo, Sp.A (K) 2. dr. Sri Sofyani, Sp.A (K)

3. Prof. Dr.H. Munar Lubis, Sp.A(K) 4. dr. Selvi Nafianti, Sp.A

5. dr. Gema Nazri yani, M.Ked.Ped., Sp.A 6. dr. Ade Saifan

7. dr. Ade Rahmat 8. dr. Poppy 9. dr. Fastralina

2.Jadwal Penelitian

Juli 2009 Agustus 2009 September 2009 Oktober 2009 Persiapan Pelaksanaan Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan

3. Perkiraan Biaya

1. Honorarium : Rp. 5.000.000

2. Bahan / perlengkapan : Rp. 5..000.000 3. Transportasi / Akomodasi : Rp. 3.000.000 4. Penyusunan / Penggandaan : Rp. 3.000.000 5. Seminar hasil penelitian : Rp. 6.000.000 ---+

(58)

4. Lembar Penjelasan Yth Bapak/ Ibu……

1. Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri (dengan menunjukkan surat tugas

dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU). Nama saya

dokter………., bertugas di Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu

Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan. Saat ini, kami sedang

melaksanakan penelitian tentang kualitas hidup remaja penderita sakit perut

berulang

2. Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, anak Bapak / Ibu menderita sakit perut

berulang yang dapat berdampak pada jumlah ketidakhadiran di sekolah.

3. Untuk itu, kami berencana untuk mengobati anak Bapak / Ibu dengan memberikan

obat lansoprazol. Dari penelitian didapatkan bahwa pemberian Lansoprazol 30 mg

selama 14 hari akan memberikan efek yang baik dalam mengurangi terjadinya

sakit perut berulang. Hanya saja penelitian tersebut dilaksanakan di luar negeri.

Saat ini saya mencoba untuk melakukan penelitian ini

4. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran tinggi badan, penimbangan berat

badan, pemberian catatan gejala sakit perut berulang dan kuesioner untuk

mengetahui anak yang menderita sakit perut berulang . Pada anak yang sakit

perut berulang , akan diberikan obat selama 14 hari, obat dimakan setiap hari

pada pagi hari. Jika hari libur diharapkan kepada orangtua untuk memantau

pemberian obat Lansoprazole 30 mg pagi hari kepada anak Bapak/Ibu.

Pemantauan ulangan dilakukan 30 hari kemudian dan dilakukan pengukuran

tinggi badan, berat badan dan kuesioner dibandingkan dengan pengukuran

sebelum diberi obat.

5. Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya diobati dengan obat tersebut, maka kami

mengharapkan Bapak / Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah

Penjelasan (PSP).

6. Bapak/ Ibu serta anak anda bebas menolak ikut atau mengundurkan diri dalam

penelitian ini. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia, sehingga

tidak memungkinkan orang lain mengetahui data penderita. Semua biaya

penelitian akan ditanggung oleh peneliti.

7. Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu, kami ucapkan

(59)

8. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jika terjadi efek samping seperti mual, muntah,

ataupun mencret, dapat menghubungi kami di no.telp: 08163145765

5. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... Umur ... tahun L / P

Alamat : ...

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

untuk dilakukan pengobatan sakit perut berulang terhadap anak saya :

Nama : ...Umur ... tahun

Alamat Rumah : ...

Alamat Sekolah : ...

yang tujuan, sifat, dan perlunya pengobatan tersebut di atas, serta risiko yang dapat

ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti

sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa

paksaan.

... , ...2009

Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan

dr. ... ...

Saksi-saksi : Tanda tangan

1. ... ...

(60)

6. Kuesioner

1. Data Pribadi

Nama: ... Tanggal pemeriksaan: ...

Alamat :... Tempat/tanggal lahir: ...

Anak ke….dari ……jumlah saudara. Kembar…ya ( ) tidak ( )

Pendidikan orang tua :……….

Pekerjaan orang tua :……….

Apakah keluarga mempunyai kenderaan : Ya ( ) Jenis……….

Tidak ( )

Apakah keluarga mempunyai televisi : Ya ( ) Tidak ( )

Orang tua bercerai…….ya ( ) tidak ( )

Berat badan: ...kg Tinggi badan: ...cm

Status nutrisi : Obese / Overweight / Normoweight / Mild malnutrition /

Moderate malnutrition / Severe malnutrition

Saat ini duduk di kelas: ...

Absensi di sekolah sebelum penelitian oleh karena sakit perut :……….

Absensi di sekolah sesudah penelitian oleh karena sakit perut :……….

2. Data 1. sakit perut berulang

Ya tidak 1. Apakah sakit perut terjadi > 3x dalam 3 bulan ini ( ) ( )

2. Apakah sakit perut berlangsung kurang 1 jam ( ) ( )

3. Apakah sakit perut tidak menjalar ( ) ( )

4. Apakah sakit perut dapat membuat

terbangun malam hari ( ) ( )

5. Apakah sakit perut mengganggu aktifitas ( ) ( )

6. Apakah diantara episode sakit perut terdapat

Masa bebas gejala ( ) ( )

7. Apakah sakit perut di daerah sekitar pusat ( ) ( )

(61)

9. Apakah ada muntah ( ) ( )

10. Apakah buang air besar sulit ( ) ( )

11. Apakah ada rasa sakit ketika buang air kecil ( ) ( )

12. Apakah sakit perut hanya dirasakan saat haid ( ) ( )

Jika ya, Apakah ada anggota keluarga yang memiliki

gejala yang serupa ( ) ( )

(62)

ID#_________________________ _

Tanggal:_____________________

P

P

e

e

d

d

s

s

Q

Q

L

L

K

K

u

u

a

a

l

l

i

i

t

t

a

a

s

s

H

H

i

i

d

d

u

u

p

p

A

A

n

n

a

a

k

k

 

Versi 4.0  

LAPORAN REMAJA

(usia

13-18

)

PETUNJUK

Pada halaman berikut ini terdapat hal-hal yang mungkin menjadi masalah bagimu. Coba katakan seberapa sering masalah tersebut kamu alami 1 bulan terakhir ini dengan melingkari :

0 jika tidak pernah merupakan masalah

1 jika hampir tidak pernah masalah

2 jika terkadang menjadi masalah

3 jika sering menjadi masalah

(63)

Tidak ada jawaban benar atau salah.

(64)

Selama tiga bulan terakhir, seberapa sering kamu mengalami

masalah ini

Tentang

 

Kesehatan

 

&

 

kegiatanku

 

(MASALAH  DENGAN..)

 

Tidak pernah Hampir tdk prn Kadang kadang Selalu Ham sel

1. Saya sulit untuk berjalan lebih dari 100 meter 0 1 2 3

2. Saya sulit untuk berlari 0 1 2 3

3. Saya sulit untuk berolahraga atau latihan fisik 0 1 2 3 4. Saya sulit untuk mengangkat benda yang berat 0 1 2 3

5. Saya sulit untuk berkebun di sekitar rumah 0 1 2 3

6. Saya sulit untuk melakukan tugas disekitar rumah 0 1 2 3

7. Saya terluka atau sakit 0 1 2 3

8, Saya tidak mempunyai tenaga 0 1 2 3

Tentang

 

Perasaanku

 

(MASALAH DENGAN…)

 

Tidak pernah

Hampir tdk prn

Kadang kadang

Selalu Ham

sela

1. Saya merasa takut 0 1 2 3 4

2. Saya merasa sedih 0 1 2 3 4

3. Saya merasa marah 0 1 2

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka konseptual
Gambar 3.1. Alur penelitian
Gambar 4.1. Profil penelitian
Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian pada pengamatan sebelum terapi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Saran untuk pengembangan lebih lanjut adalah agar sebuah perusahaan mempersiapkan secara matang seluruh kebutuhan sebelum mengimplementasikan CRM, mempersiapkan diri dari gejolak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan pengaruh variasi panjang dan jumlah lapisan geotekstil dengan perbandingan jarak pondasi ke tepi lereng dan lebar

Dari hasil observasi siklus 2 tentang keterampilan tolak peluru gaya samping terdiri dari enam aspek yang meliputi ; (1) tehnik memegang peluru, (2) Teknik meletakkan peluru pada

Hasil pengukuran kandungan nitrat, fosfat, dan oksi- gen terlarut di lapisan permukaan dan dasar perairan Kepulauan Karimunjawa disajikan pada Tabel 1, serta hasil analisis uji t

Beberapa alasan yang sering di kemukakan oleh wali dalam persidangan diantaranya wali menganggap calon mempelai adalah orang yang memiliki perangai/akhlaq yang buruk,

Pengaruh dari kehadiran obat atau senyawa lain tersebut akan tampak pada profil kadar obat terhadap waktu atau pada efek farmakologi obat (Hakim, 2010). Durian

insuli pada atap bangunan agar panas tidak masuk. f) Pengolahan lubang – lubang udara pada dinding dan atap bangunan. sehingga menghasilkan suatu cross ventilasi a gar