PROYEKSI[PEMBIBITAN KELAPA SAWIT PADA TAHUN 2012 DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT
(PPKS)
TUGAS AKHIR
CITRA ASTILIYANI
052407023
PROGRAM STUDI D-3STATISTIK
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SURAT PERNYATAAN
PROYEKSI PEMBIBITAN KELAPASAWIT PADA TAHUN 2012 DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT
(PPKS)
Demikianah hasil Tugas Akhir saya ini saya,saya buat sendiri kecuaiada beberapa
ringkasan dan kutipan yang dimbil dari masing-masing sumbernya yang telah disebutkan
didalam isi Tugas Akhir saya ini.
MEDAN, Mei 2008
Penulis
NIM:052407023
PERSETUJUAN
Judul : Proyeksi Pembibitan Kelapa SawitPada Tahun
2012Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Katagori : Tugas Akhir
Nama : Citra Astililiyani
Nomor Induk Mahasiswa : 052407023
Program Studi : Diploma(D-3) Statistik
Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Sumatera Utara.
Diluluskan di Medan, Juni 2008
Diketahui Disetjuioleh
Departemen MatematikaFMIPA USU
Ketua Pembimbing
Dr. Saib Suwilo, M. Sc
NIP: 131 796 149 NIP : 131 796 149
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWTatas berkat dan Rahmat
Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik
sebagaimanayang diharapkan.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Saib Suwilo, M. Sc, selaku
pembimbing pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan
penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini. Panuna ringkas dan
pada serta professional telah diberikan kepada penulis, Agar penulis didalam
menyelesaikan Tugas Akhir saya ini. Ucapan terimakasih juga diajukan kepada ketua dan
Seketaris Departemen Matematika yaitu bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc, dan Drs, Hendri
Rani Sitepu, M.Si. Dekan dan pembantu dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Semua Dosen pada Departemen FMIPA
USU,Dan Pegawai FMPIA USU. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih
kepada PPKS yang mana telah memberikan izin, arahan, dan waktunya kepada penulis
dalam pengumpulan data mengenai tingkat Produksi Bibit Sawit,Semua teman-teman
diprogram Studi D-3 Statistik,Khususnya di Kls Stat A yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu. Akhirnya tidak terlupakan juga kepada Seluruh Keluarga yang selalu memberi
sport dan do’anya kepada penulis yaitu Ayahanda ( Jumchayri ), Ibunda ( Suwarina),
kakak ( Andriani), serta adik ( uci ), dan semuanya yang selama ini telah memeberikan
Semoga TuhanYang Maha Esa membalas semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis. Amin Ya Robbal’aamin.
Medan, 22 Juni 2008 Penulis
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PERNYATAAN
PENGHARGAAN ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 1
1.3Batasan Masalah ... 3
1.4Maksud Dan Tujuan ... 4
1.5Metodelogi Peneitian ... 5
1.6Tinjauan Pustaka ... 6
1.7Organisasi Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Produksi ... 10
2.2 Uji Kecukupan Sampel ... 10
2.3 Peramalan ... 11
2.3.1 Pengertian Peramalan ... 11
2.3.2 Jenis- jenis Peramalan ... 11
2.3.3. Langkah –langkah Pramalan ... 13
2.3.4 Manfaat Peramalan ... 14
2.4 Metode Analisa ... 15
2.4.1 Metode Laju Pertumbuhan Geometri ... 15
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 16
3.1 Sejarah Berdinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit ... 16
3.2 Produk dan Jasa ... 18
3.2.1 Produk Hasil Penelitian ... 18
3.2.3 Pemesanan Benih Kelapa Sawit ... 21
3.2.4 Harga Produk PPKS ... 22
3.2.5 Pusat Teknologi dan Informasi Kelapa Sawit ... 23
3.2.6 Warlaba ... 23
BAB IV PENGOLAHAN DATA. ... 25
4.1 Perhitungan Jumlah Produksi……… ... 25
4.2 Metode Peramaan Yang Digunakan ……… ... 26
4.3 Sawit ………. ... 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… ... 29
5.1 Kesimpulan ……… ... 29
5.2 Saran ……… ... 29
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Produksi Bibit Kelapa Sawit Di PPKS 1999-2007 ... 25
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu pikiran atau taksiran mengenai
terjadinya suatu kejadian (nilai dari suatu variabel) untuk waktu yang akan datang seperti
proyeksi bibit kelapa sawit untuk 5 tahun yang akan datang.
Dimana hasil proyeksi menggambarkan tingkat kemampuan untuk masa yang
akan datang, untuk menghindari atau mengurangi tingkat resiko dari kesalahan, maka
perlu kiranya asumsi-asumsi yang dibuat oleh pihak pengambil keputusan, didukung
oleh proyeksi tentang tingkat kemampuan perusahaan dimasa depan secara objektif,
yakni dengan didasari atas data yang relevan dari waktu ke waktu pada masa lalu untuk
memproyeksikan kedepan agar diperlukan informasi dan data yang mendekati kenyataan
yang akan datang.
Kualitas dan hasil proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan
penyimpangan antara hasil proyeksi dengan kenyataan sekecil mungkin bila di rumuskan
Error = hasil proyeksi – kenyataan
Jadi bila eror kecil atau bahkan mendekati nol maka proyeksi tersebut dapat
dikatakan sebagai ramalan yang baik jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produk-produk tersebut.
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau peranan yang menunjukkan hubungan
antara faktor-faktor dan tingkat produksi yang diciptakan. Jadi dikaitkan dengan masalah
1. Dasar evolusi, apakah realisasi hasil kerja dilapangan sesuai dengan proyeksi
yang telah diciptakan, kurang dari itu atau melampaui, kalau proyeksi tidak
tercapai, faktor-faktor apa yang menyebabkannya, untuk itu semua diperlukannya
data yang analisa.
2. Alat perencanaan terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut
agar bisa diketahui dengan segera kesalahan-kesalahan dengan penyimpangan
terjadi untuk dapat diperbaiki atau di koreksi.
3. Dasar suatu perencanaan agar perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada
sehingga dapat dicegah. Terjadi suatu perencanaan yang ambisius dan susah
untuk dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan personil,
kemampuan pembiayaan keuangan serta kemampuan material.
Pada perusahaan produksi, penggambaaran akan data hasil produksi dari waktu
kewaktu bukan saja berguna untuk melihat gambaran tentang perkembangan suatu hasil
produksi akan tetapi trend (kecendrungan) secara umum (menaik atau menurun).
Dari beberapa permalahan diatas penulis mengangkat suatu permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu membuat Proyeksi Produksi Pembibitan Kelapa
Sawit di PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Jln. Brigjend Katamso No. 51 Kp.
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang keterkaitan antara
tingkat produksi suatu produk dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produk-produk tersebut.
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau peranan yang menunjukkan hubungan
Berdasarkan dari kondisi di atas penulis ingin melihat sampai sejauh mana
keadaan produksi pembibitan kelapa sawit pada tahun 2012. Untuk itu penulis
mengambil judul ’’PROYEKSI PEMBIBITAN KELAPA SAWIT PADA TAHUN
2012 DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT’’.
1.2. Identifikasi Masalah
PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) merupakan nirlaba milik pemerintah.
Namun demikian, PPKS juga mengupayakan agar penelitian-penelitian yang dilakukan
berorientasi pada bisnis, baik yang berskala kecil maupun yang berskala besar dengan
tujuan untuk meningkatkan daya saing produk minyak sawit di pasar domestik dan
internasional. Cukup banyak hasil penelitian PPKS yang telah dimanfaatkan untuk
kemajuan industri dan perkembangan kebun sawit di Indonesia.
Untuk menentukan tingkat pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang di
perlukan data dasar yang menggambarkan produksi di masa yang lalu. Teori produksi
yang sederhana menggambarkan tentang keterkaitan antara tingkat produksi suatu produk
dengan Baru Medan. Gunanya adalah agar PPKS mengambil langkah-langkah di tahun
mendatang dalam mengatasi pertambahan pesanan bibit kelapa sawit di daerah-daerah,
khususnya SUMUT (Sumatera Utara).
1.3. Batasan Masalah
Untuk memperjelas dan lebih memudahkan penelitian ini agar tidak menyimpang
dari sasaran yang dituju, maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut :
2. Penelitian ini memperkirakan pembibitan yang dilakukan dengan hasil yang
didapat. Disamping itu penelitian ini juga melihat produksi kelapa sawit yang
akan mendatang, apakah mengalami peningkatan atau penurunan sehingga di
perlukan perubahan system dalam meningkatkan produksi kelapa sawit.
3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus proyeksi geometri. Rumus
geometri ini ternyata dapat dikembalikan pada model linier.
1.4. Maksud dan Tujuan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa maksud dari mengadakan penelitian adalah
untuk mengumpulkan data yang secara sistematis dan efisiensi untuk memecahkan suatu
masalah. Selain itu maksud dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan pengetahuan
atau merupakan ilmu statistik yang didapat selama duduk dibangku perkuliahan tentang
metode dan kegunaan statistik.
Adapun tujuan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui gambaran dan perkembangan bibit kelapa sawit yang ada di PPKS
2. Penulis ingin mengetahui seberapa besar pentingnya proyeksi produksi
Pembibitan Kelapa Sawit di PPKS.
3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PPKS sebagai
bahan masukan atau bahan perbandingan yang akan dilaksanakan untuk
1.5. Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau
urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini terwujud.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu :
a. Data primer yaitu data diperoleh langsung dari sumbernya atau individu sendiri,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.
b. Data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh
peneliti tetapi dikumpulkan pada pihak lain. Misalnya dari PPKS, majalah,
internet, keterangan-keterangan atau pudlikasi lainnya.
Adapun data yang diperlukan untuk penulisan ini adalah data sekunder dari PPKS
(Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Sumatera Utara. Penulis memilih data sekunder karena
membutuhkan biaya yang sedikit dan waktu yang lebih cepat dari pada data primer.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan adalah salah satu cara penelitian yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang didapat
diperpustakaan seperti : buku-buku referensi, naskah, serta bahan-bahan yang bersifat
teoritis yang mendukung dan relevan dengan penelitian.
Untuk mengetahui gambaran statistik proteksi produksi pembibitan kelapa sawit
pada tahun 2003 maka periode yang digunakan untuk periode berikutnya adalah rumus
geometri yang mana metode ini penulis kutip dari buku pengantar Studi Demografi
karangan Dr. Ida Bagus Mantra. Model proyeksi yang relevan yang memungkinkan
perhitungan proyeksi untuk fenomena yang bersifat tumbuh, model proyeksi tersebut
dapat digunakan sebagai asumsi bahwa rata-rata tingkat pertumbuhan tiap tahun
cenderung stabil.
Rumus Proyeksi Geometri
Pn = Po (1 + r) t
Dimana
Pn
P
: Jumlah produksi pada tahun ke-n
o
r : Angka pertumbuhan rata-rata yang pertahun
: Jumlah produksi pada tahun awal yang dijadikan tahun dasar perhitungan
t : Tenggang waktu dimulai dari tahun dasar ketahun yang akan diproyeksikan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata perubahan sebesar yang
berubah dengan menggunakan rata-rata ukur merupakan tingkat bunga didalam rumus
majemuk.
Secara umum bahwa produksi awal sebesar Po dan menjadi Pn setelah n tahun
maka rata-rata ukur r yang merupakan rata-rata tingkat kenaikan selama n tahun dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus :
log Pt = log (Po (1+r)t
1.7. Organisasi Tulisan
Organisasi tulisan dibuat untuk memaparkan ataupun menjelaskan isi dari tugas
akhir. Adapun organisasi tulisan yang akan dilakukan dalam tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah,
maksud dan tujuan dari penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan organisasi
tulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Bab ini berisi tentang sumber-sumber data dan menjelaskan tentang model yang akan
digunakan dalam pengolahan data yang didapat. Didalamnya menggunakan rumus
BAB 3 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET
Bab ini memaparkan tentang sejarah singkat tempat riset yaitu PPKS, visi dan misi
PPKS. Proyeksi dan produksi bibit.
BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang penganalisaan dan pengelolaan data diperoleh yaitu untuk
menghitung jumlah produksi ditahun yang akan datang. Melihat perbandingan jenis bibit
dari hasil hambaran proyeksi produksi bibit pada tahun 2012.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang rancangan program yang akan digunakan oleh penulis dalam
pengelolaan data dalam tugas akhir ini dan bagaimana cara mengaplikasikan program
tersebut.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup berkesimpulan yang diambil dari pembahasan pada bab-bab
sebelumnya dan penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat
BAB II
LANDASAN TEORI Produksi
Produksi sawit merupakan suatu hasil dari bercocok tanam di mana dilakukan
dengan penanaman bibit sawit dan perawatan serta pemupukan yang teratur sehingga
menghasilkan suatu hasil yang dapat dimanfaatkan dan digunakan. Pentingnya, produksi
pada ini bagi kehidupan manusia disebabkan pada meupakan kebutuhan pokok bagi
manusia yang merupakan sumber kalori utama untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari
umumnya di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Langkat. Dimana komiditi sawit itu
diolah menjadi margarine, sabun, minyak dan lain-lain.
Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi sawit memegang
peranan yang sangat penting demi kelanjutan aktivitas ataupun kelanjutan pelaksanaan
pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya dan Sumut khususnya.
Uji Kecukupan Sampel
Dalam melakukan penelitian, kita akan selalu melakukan penarikan sampel, hal
ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat melakukan pengamatan seluruhnya pada
populasi yang disebabkan oleh berbagai faktor-faktor yang tidak memungkinkan,
misalnya dari segi dana yang dibutuhkan, waktu dan lain sebagainya.
Peramalan
Pengertian Peramalan
Peramalan (Assauri, Sofyan, 1991) adalah kegiatan memperkirakan apa yang
perkembangan di masa depan, peramalan dibutuhkan untuk menentukan kapas suatu
peristiwa akan terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul, sehingga dapat dipersiapkan
kebijakan atau tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.
Jenis-Jenis Peramalan
Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari
cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya maka peramalan dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
1. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau
intuisi dari orang yang menyusunnya.
2. Peramalan yang objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas dasar yang
relevan dari masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode
dalam penganalisaan data tersebut.
Jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka peramalan dapat
dibedakan atas dua macam pula, yaitu :
1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan
hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga
semester.
2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan
hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga
semester.
Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun maka peramalan dapat dibedakakan
1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas dua kualitatif pada
masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang
menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditemukan
berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat dan
pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.
2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada
masa lalu. Peramalan kuantitatif sangat mengandalkan pada data histories yang
dimiliki. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang
dipergunakan dalam peramalan tersebut.
Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai
berikut :
1. Adanya informasi tentang keadaan yang lalu
2. Informasi tersebut daoat dikuantitatifkan dalam bentuk data
3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang
akan datang.
Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua, yakni tekni statistik
dan teknik deterministik. Teknik statistik menitikberatkan pada pola, perubahan pola, dan
faktor gangguan yang disebabkan pengaruh random. Termasuk dalam teknik ini adalah
teknik smoothing, dekomposisi dan teknik Bok-Jenkins. Teknik deterministik mencakup
identifikasi dan penentuan hubungan antara variable yang akan diperkirakan dengan
variabel-variabel lain yang akan mempengaruhinya. Termasuk dalam teknik ini adalah
Langkah-Langkah Peramalan
Kualitas atau mutu dari hasil peramalan yang disusun, sangat ditentukan oleh
proses pelaksanaan penyusunannya. Peramalan yang baik adalah peramalan yang
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah atau prosedur penyusunan yang baik. Pada
dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting, yaitu :
1. Menganalisa data yang lalu. Tahap ini berguna untuk pola yang terjadi pada masa
yang lalu. Analisa ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi dari data yang
lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data tersebut.
2. Menentukan metode yang dipergunakan. Masing-masing metode akan
memberikan hasil peramalan yang berbeda. Metode peramalan yang baik adalah
metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan
kenyataan yang terjadi. Dengan perkataan lain, metode peramalan yang baik
adalah metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan
nilai kenyataan yang sekecil mungkin.
3. Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang
dipergunakan. Hasil inilah yang dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan
dan pengambilan keputusan.
Manfaat Peramalan
Kualitas dan mutu hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan
penyusunannya. Suatu proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan
penyimpangan antara hasil proyeksi dengan kenyataan sekecil mungkin.
Peranan proyeksi sangat membantu dibidang-bidang lain yang membutuhkannya,
1. Dasar utama untuk membuat suatu perencanaan, agar perencanaan itu sesuai
dengan tingkat kemampuan yang telah ada.
2. Sebagai dasar pembanding dari hasil kerja yang nyata, dengan hasil proyeksi yang
telah ditentukan. Kalau suatu hasil proyeksi tidak tercapai, maka faktor apa yang
menjadi penyebabnya akan dicari dan dilakukan perbaikan atau koreksi.
Proyeksi tingkat produksi sawit adalah melihat kedepan akan hasil dari produksi
sawit tersebut dengan melihat perkembangan pertumbuhan tanaman sawit tersebut dari
tahun-tahun sebelumnya. Selain memproyeksikan tingkat produksi sawit, penulis juga
melakukan proyeksi perkembangan sawit pada tahun yang sama yaitu tahun 2007.
Dimana proyeksi perkembangan sawit ini berguna untuk melihat kebutuhan konsumsi
minyak.
Metode Analisa
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan analisa laju pertumbuhan penduduk
geometris dan double exponential smoothing. Adapun tiap-tiap metode yang digunakan
mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang mana metode yang satu dengan
metode yang lain memiliki hubungan yang terkait.
Metode Laju Pertumbuhan Geometri
Tingkat pertumbuhan geometris adalah pertumbuhan penduduk bertahap, yaitu
dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu
periode. Metode ini menghitung penjualan bibit sawit secara garis besar (kasar).
Dengan memperhatikan data diatas dapat digunakan suatu formula (rumusan)
Dengan menggunakan rumusan-rumusan yang sudah ada penulis melakukan suatu
proyeksi/peramalan tingkat bibit sawit.
Adapun alasan penulis memilih rumusan tersebut adalah dengan melihat selisih
produksi sawit dari setiap tahunnya tidak begitu konstan (naik turun). Sehingga
peramalan produksi sawit dilakukan dengan metode pemulusan eksponensial ganda
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Berdirinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Cikal bakal pusat PPKS didirikan pada 26 September 1911 oleh Algemeene
Proefstation der AVROS (APA). AVROS (Alegemeene Vereninging Van Rubber
Planters ter Oostkuts van Sumatera) dikemudian hari menjadi Balai Penelitian
Perkebunan Medan. Hasil-hasil penelitian APA pada saat itu cukup banyak dan sangat
berguna bagi pengembangan perkebunan di Sumatera. Setelah peran Dunia II sebagian
besar perkebunan di Sumatera terlantar sehingga pada tahun 1952 diadakan pengatuan
dengan ”Deli Planters Veregniging’’.
Karena alasan politik dan ekonomi pemerintah Republik Indoensia melakukan
nasionalisasi dan mengambil alih perkebunan-perkebunan milik Belanda. Pada tahun
1957 AVROS diambil alih dan diubah menjadi Gabungan Pengusaha Perkebunan
Sumatera (GAPPERSU). APA diganti dengan Balai Penelitian GAPPERSU yang
dikenal dengan nama RISPA (Research Institute of the Sumatera Planters Association).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 247/UM/57 tanggal 11
Desember 1957 ditetapkan bahwa RISPA ditempatkan dibawah Kementrian Pertanian RI
yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Perkumpulan Organisasi
Perkebunan.
Pada tahun 1968 RISPA berupa menjadi Balai Perkebunan Medan (BPPM)
dengan pembinaan dan pembiayaannya diserahkan kepada Direksi PN Perkebunan 1 s/d
tanggal 20 Desember 1968. Pada tahun 1971 pembinaan Balai Penelitian Perkebunan
Medan diserahkan pada Dewan Pembina Balai Penelitian Perkebunan dan mendapat dana
dari Cess sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No. 503/Kpts/OP/1971
tanggal 05 Desember 1971.
Pada November 1987 Asosiati Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Indonesia (AP3I) didirikan di Jakarta. Balai-balai Penelitian perkebunan ditempatkan
dibawah koordinasi AP3I dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian RI. Dengan perubahan ini selanjutnya Balai Penelitian Perkebunan
Medan disebut dengan Pusat Penelitian Perkebunan Medan (Puslitbun) Medan.
Sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Dewan Pimpinan Harian AP3I No.
084/Kpts/DPH/XII/92 tanggal 24 Desember 1992 tentang Penataan Pengelolaan Unit
Pelaksanaan Penelitian dilingkungan AP3I, maka pada 04 Pebruari 1993 dibentuk PPKS
berkedudukan di Medan, yang merupakan gabungan dari Pusat Penelitian Perkebunan
Medan, Puslitbun Marihat dan Puslitbun Bandar Kuala. Penggabungan ketiga Puslitbun
tersebut dilalukan dalam upaya peningkatan efisiensi pengelolaan organisasi pada tahun
1993 itu juga, melalui rapat anggota, AP3I berubah menjadi Asosiasi Penelitian
Perkebunan Indonesia (APPI).
Perbaikan organisasi PPKS selanjutnya dilakukan pada tahun 1996. Berdasarkan
keputusan rapat anggota Assosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) dalam
suratnya No. 03/RA-APPI/III/1996, Pusat penelitian Perkebunan Lingkup Assosiasi
Penelitian Perkebunan Indonesia bertanggung jawab kepada Assosiasi Penelitian
Perkebunan Indonesia, yang dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan pembinaan dan
PPKS merupakan satu-satunya lembaga penelitian milik pemerintah yang
bergerak dalam penelitian semua aspek kelapa sawit. Penelitian yang dilakukan mulai
dari pemulian tanaman, bioteknologi tanaman, proteksi tanaman, tanah dan agronomi,
pengolahan hasil dan mutu, engineering dan lingkungan hingga kajian sosial dan
ekonomi. Telah begitu banyak hasil yang dicapai dalam menunjang perkembangan
industri kelapa sawit nasional.
Produk dan Jasa
Produk Hasil Penelitian
Hasil penelitian PPKS yang telah banyak dimanfaatkan antara lain :
a. Benih unggul kelapa sawit
PPKS saat ini menyediakan 9 varietas dengan potensi produksi 30-35 ton
TBS/ha/thn dan rendemen minyak 24-26,5 %. PPKS memberikan layanan purna
jual berupa penasehatan atau rekomendasi pembibitan secara cuma-cuma kepada
pengguna dengan pembelian 100.000 kecambah kelapa sawit unggul.
b. Klon kelapa sawit unggul
Konsep baru bahan tanaman hasil kultur jaringan
c. Kompos tandan kelapa sawit
Kompos PALM BIONIC yang kaya unsur hara untuk perbaikan sifat dan
kesuburan tanah.
d. MARFU – P
Yaitu bio fungsida untuk pengendalian penyakit busuk pangkal batang yang
e. FEOMONAS
Yaitu insect attractant untuk pengendalian kumbang Oryctes Rhinocerus yang
ramah lingkungan.
f. METARRHIZIUM
Yaitu bioopestisida untuk pengendalian larva Oryctes rhincerus.
g. VIRUSOL
Yaitu virus NVP (bioagent) untuk mengendalikan ulat api Sethosea asigna.
h. SIKORDI
Yaitu jamur Cordyceps militaris untuk pengendalian pupa ulat api.
i. TRIGOAN
Yaitu biofungsida yang mengandung Tricoderma harsianum dalam kompos
tandan untuk mengendaliakan pathogen tanah.
j. Survei kesesuaian dan pengelolaan lahan.
k. Pembuatan studi kelayakan (Feasibility Study) industri dan perkebunan kelapa
sawit.
l. Rancang bangunan pabrik biodiesel berbagai kapasitas dan pabrik mini kelapa
sawit.
m. Minyak goreng padat (Frying Shortening)
n. Pengembang adonan kue (Baking Shortening)
Layanan yang disediakan oleh PPKS adalah :
a. Rekomendasi pemupukan dan kultur teknis perkebunan kelapa sawit
b. Analisis tanah, daun, pupuk, dan produk pertanian/perkebunan lainnya
Benih Kelapa Sawit Unggul
PPKS merupakan salah satu penghasil benih unggul kelapa sawit terbesar di
dunia. Hampir separuh lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia menggunakan benih
unggul dari penelitian PPKS. Saat ini tersedia 9 (sembilan) variasi unggul yang
dianjurkan untuk ditanam didaerah pengembangan baru maupun peremajaan.
a. DxP Bah. Jambi
b. DxP Marihat
c. DxP Rispa (Avros)
d. DxP La Me
e. DyxP Sungai Pancur 1
f. DxP Sungai Pancur 2
g. DxP Simalungun
h. DxP Langkat
Bahan tanaman kelapa sawit unggul yang dianjurkan PPKS merupakan hasil
penelitian berpuluh tahun dan telah mendapatkan Sertifikat Mutu ISO 9001 : 2000 dari
TUV internasional. Kemampuan produksinya mencapai 30-35 ton TBS/ha/th atau setara
dengan 7-9 ton CPO/ha/th. Varietas Dy x P (dumpy) mempunyai keistimewaan yaitu
pertumbuhan meninggi yang lebih lambat (40-45 cm per tahun) sehingga sangat diminati
oleh pekebun karena memudahkan panen.
Pemesanaan Benih Kelapa Sawit
PPKS sejak 2005 telah mengalokasikan 30 % benih ungguh yang telah dihasilkan
untuk keperluan petani/pekebun kecil. Benih unggul dapat diperoleh secara langsung ke
misalnya Dinas Perkebunan setempat. Tata cara untuk memperoleh benih juga telah
dipermudah khusunya bagi petani perkebunan kecil didaerah. Secara umum bibit umum
kelapa sawit dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut yaitu :
1. Petani pekebun mengajukan surat permintaan kepada Direktur PPKS dengan
melampirkan dokumen sebagai berikut :
a. Perusahaan Perkebunan (baru)
Surat izin perujukan lokasi dari bupati setempat
b. Perorangan
Kartu identitas diri (KTP atau SIM)
c. Proyek pemerintah
Petunjuk operasional anggaran berjalan
Surat rekomendasi dari Dinas perkebunan setempat
2. Melampirkan Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2BKS) dari
Dinas Perkebunan Setempat.
3. Membayar biaya pembelian kecambah kelapa sawit melalui Bank BNI Cabang
Pemuda Medan AC No. 005 785 3464 atau langsung kekasir PPKS paling lambat 2
(dua) minggu sebelum penyaluran benih.
Harga Produk PPKS
No Macam Produk Satuan Harga Berlaku per 1
Januari 2006 I Bahan Tanaman Kelapa Sawit
Unggul
1 Hibrida D x P Butir 3.000
2 Hibrida D x P Simalungun Butir 3.000
4 KLON KELAPA SAWIT (3
bulan)
Batang 25.000
II Produk Perlindungan Tanaman
5 MARFU – P Kg 6.000
6 FEROMONAS Sachet 70.000
7 METERI Kg 10.000
8 VIRUSOL Kg 500.000
9 SIKORDI Kg 10.000
10 TRIKOGAN Kg 5.000
11 BURUNG HANTU Pasang 50.000
12 KOMPOS Kg 600
Harga berdasarkan Franco Gudang PPKS Medan.
Pusat Teknologi dan Informasi Kelapa Sawit
PPKS aktif melakukan diseminasi informasi perkelapa sawitan kepada
masyarakat luas pada umumnya dan perkebun/petani khususnya. Selain menyebabkan
informasi tertulis PPKS mendirikan pusat teknologi dan informasi (pustek info) kelapa
sawit disentra-sentra pengembangan kelapa sawit di Bengkulu dan Kalimantan Timur.
Keberadaan pustek info sebagai tempat pembelajaran dan pelatihan bagi petani/pekebun
kelapa sawit. Pustek info dilengkapi dengan ruang belajar, perpustakaan mini dan kebun
percontohan.
Warlaba
PPKS sangat peduli terhadap petani perkebun kelapa sawit yang jumlahnya
semakin bertambah setiap tahunnya. Masalah yang dihadapi petani adalah sulitnya
mendapatkan benih unggul karena jauhnya jarak antara PPKS dengan lokasi kebun yang
sawit melalui warlaba. Warlaba dilaksanakan dengan perorangan, instansi atau
perusahaan swasta yang telah mendapat rekomendasi dari dinas perkebunan atau
pertanian pemerintah setempat. Terdapat 3 jenis warlaba, yaitu warlaba bibit, warlaba
beninh dan warlaba varietas.
Warlaba bibit bertujuan untuk mendekatkan dan memudahkan petani, khususnya
yang berada jauh dari sumber benih PPKS untuk mendapatkan bibit kelapa sawit unggul
yang bermutu tanpa harus mendatangi sumber benih tersebut. Dalam hal ini PPKS
menyalurkan benih berupa kelapa sawit (KKS) kepada franchisee (pihak kedua). Pihak
kedua menanam dan memelihara benih tersebut hingga menjadi bibit yang layak tanam.
Oleh pihak kedua atas persetujuan pihak pertama PPKS bibit disalurkan pada pihak
ketiga (petani kelapa sawit). Dengan cara demikian petani tidak lagi menanam bibit asal
dan tidak bermutu yang dapat merugikan dan yang menyengsarakan petani/perkebun.
Warlaba benih dnegan pihak kedua bertujuan untuk menyiapkan benih
(kecambah) yang siap untuk ditanam di pembibitan. Benih disediakan oleh PPKS dan
proses perkecambahannya dilakukan oleh pihak kedua pada fasilitas perkecambahan
pihak kedua yang mendapat persetujuan PPKS. Kecambah tersebut disalurkan oleh pihak
kedua atas persetujuan pihak pertama PPKS kepada pihak ketiga (petani/pekebun dan
perusahaan swast). Dengan demikian perkebunan yang berdekatan dengan tempat
pengecambahannya dapat memperoleh benih asli yang sama mutunya dengan yang
diperoleh langsung dari PPKS.
Warlaba varietas yang dibangun oleh PPKS dengan pihak kedua adalah membuat
dan menanam duplikasi pohon induk dilokasi/kebun pihak kedua. Semua pohon induk
Serbuk sari pollen diproduksi setelah pohon induk berumur minimal 6 tahun dan telah
dievaluasi oleh PPKS. Hal ini penting karena tidak semua tanaman dijadikan pohon
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1. Perhitungan Jumlah Penduduk
Sebelum meramalkan tingkat produksi padi terlebih dahulu penulis melakukan
pengolahan jumlah penduduk Kabupaten Langkat, karena tingkat pertambahan penduduk
di Kabupetan Langkat sangat berpengaruh terhadap konsumsi beras penduduk Kabupaten
Langkat.
Adapun data yang dipaparkan penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah
hasil survey-survey Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Langkat, dimana
jumlah penduduk tersebut dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2004 adalah sebagai
berikut :
Tabel 1 Data Produksi Bibit Sawit di PKS Tahun 1999-2007
4.2. Metode Peramalan Yang Digunakan
Dari tabel diatas dapat dihitung persamaannya dengan menggunakan rumus
geometri yang dapat dikembalikan kepada model linier, maka hasil data tersebut adalah
sebagai berikut :
Tabel 2 Data Produksi Bibit Sawit di PKS Tahun 1999-2007
= 37,531
= 3.523.900 (37.531)
= 3.711.555-37.531 (5)
= 3.711.555-187.655
a = 3.523.900
^
y = 3.523.900 x (375.31)
Jadi didapatlah hasil peramalan untuk penjualan benih/bibit kelapa sawit di PPKS
untuk tahun 2012 ialah sebesar 13.225 kg, berarti mengalami kenaikan.
Dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 1. Data Produksi Bibit Sawit di PKS Tahun 1999-2007
0 20 40 60 80 100 120 140
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4.3. Sawit
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Indonesia sebagian besar produksinya
bekerja di sektor pertanian. Sehingga pendapatan terbesar dihasilkan daerah ini adalah
dari sektor pertanian. Adapaun dalam penulisan ini, penulis memfokuskan tentang
produksi komiditi sawit yang dihasilkan oleh daerah itu.
Data yang dipergunakan penulis sebagai dasar untuk melaksanakan proyeksi
tanaman sawit pada tahun 1999 adalah data tingkat tanaman sawit pada tahun 2007
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil perbaikan
kesimpulan yaitu :
1. Perkembangan produksi bibit sawit selalu mengalami perubahan maka penting
sekali bagi Perusahaan PPKS untuk melakukan proyeksi pada waktu yang akan
datang, sehingga PPKS dapat mengambil keputusan yang tepat pada masa yang
akan datang.
2. Proyeksi jumlah produksi bibit sawit ini dilakukan dengan menggunakan metode
peramalan produksi secara geometri yang dikembali pada model linier dengan
persamaan sebagai berikut : Pn = Po (1+r)t, maka hasil yang didapat ialah Pn =
13.225.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis akan memberikan saran yaitu :
a. Dalam memperkirakan perkembangan produksi bibit sawit di masa yang akan
datang, sebaiknya produksi bibit sawit tidak lagi menggunakan metode
peramalan yang berdasarkan pendapat yang subjektif karena pihak yang
melakukan peramalan tersebut terkadang terlalu optimis atau pesimis.
b. Untuk memperkirakan perkembangan produksi bibit sawit di masa yang akan
tepat dan baik sehingga dapat dikombinasikan dengan kebijakan PPKS dapat
mengambil keputusan yang tepat.
c. Kepada petani disarankan untuk mempertahankan produksi sawit dengan cara
mempertahankan luas lahan untuk bercocok tanam. Dan jika memiliki tanah
yang kosong agar dipergunakan sebaik-baiknya untuk lahan pertanian dengan
meminta penyuluhan dari pemerintah agar mendapatkan produksi sawit yang
DAFTAR PUSTAKA
Mantra, I. Bagus, 1991, Pengantar Studi Demografi, Yogyakarta : Nur Cahaya
Prof. DR. Sudjana, M.A, M.Sc, 2002, Metodhe Stastistik, Penerbit Tarsito Bandung.
Dr. Ir. Angga Jatmika. 2004. Pengenalan Umum Tentang Pusat Penelitian Kelapa Sawit.