• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemurnian Lignin Dengan Metode Klakson Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemurnian Lignin Dengan Metode Klakson Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, S.S. 1990. Kimia Kayu. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Bahar, N. 1983.Pembuatan Pulp dengan Pelarut Organik.Bandung :Balai BesarPenelitian dan Pengembangan Industri Selulosa Bandung.

Damat.1989. Isolasi Lignin dari Larutan Sisa Pemasak Pabrik Pulp denganmenggunakan H2SO4 dan HCl. Skripsi.Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Darkono,Z.Poelongan dan L,Anas.1992. Pembuatan Pupuk Organik dari Tandan Kosong Kelapa Sawit.Medan :Buletin PPKS.

Fengel dan Wegner.1995.Kima,Ultrastruktur,Reaksi-reaksi.Yogjakarta : Gadjah mada University press.

Fauzi,y.2002.Kelapa Sawit.Edisi Revisi.Jakarta : Penebar Swadaya.

Http://repository.usu.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/190/7/TKS_2010_0607134564_lamp iran.pdf. Diakses tanggal 25 April 2012

Http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23032/3/chapterII.pdf. Diakses tanggal 16 juni 2012

Http://www.Chemistry.org/artikel_kimia/kimia_material/pengujian_kadar_lignin_dalam_pulp/Di akses tanggal 21 Febuari 2012

www.Satuiku.com/2011/12/Sejarah.Kelapa.Sawit.Di.Indonesia.html. Diakses tanggal 06 juni 2012.

Hadikusumo,S.1987. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu.Yogjakarta : Gajah Mada University Press. Judoamidjojo, R. 1989. Biokonversi.Bogor :Pusat Antar Universitas Bioteknologi,Institut

Pertanian Bogor.

Kim,H and A.L.Fricke.1987.Preparation of Kraft Lignin from Black lignor.J.Tappi.

Lin SY.1981.Lignin in Ullmanm’s Enyclopaedia of industrial chemistry.New York. Jhon wiley

and sons,Inc.

Nuryanto,E.2000.Isolasi dan Degradasi Lignin dan Lindi Hitam Pulp Tandan Kosong Sawit secara Kimia.Bandung : Tesis Magister Kimia ITB.

(2)

Supri.2000.Sintesis dan Karakterisasi Polyuretane dari System Lignin Isolat Kayu Meranti dengan Polietilen Glikol.Bandung :Tesis Magister.

Surdiding,R.2007.Analisis Perekatan Kayu.Bogor : IPB.

Sjostrom,E.1995.Kimia Kayu, Dasar-Dasar dan Penggunaan.Edisi kedua.Yogjakarta : Gadjah Mada University press.

Standar Industri Indonesia.1981.Cara Uji Kadar Lignin Kayu dan Kemurnian Lignin Isolat dengan Metode Klakson.SII.0528-811.Departemen Perindustrian.

Sugesty,S.1991.Bahan-bahan Kimia Kayu yang ada pada Kayu,ampas,tebu,jerami,serat mekanisme pulping. Kursus Bandung : Karyawan PT. Leces Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa.

Setiawan,Y.2001.Pemanfaatan Lindi Hitam (Black Liquor) Industri Kertas Sembahyang (Joss Paper) Untuk Pembuatan Dispersan. Bandung : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa.

Santoso, A., S.. 2004. Sintesis dan karakterisasi resin lignin resorsinol formaldehida sebagai perekat kayu lamina. Bogor :Majalah IPTEK-ITS,

(3)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Beaker glass 150 ml 2. Cawan

3. pH meter

4. Tabung centrifugasi 5. Centrifugasi

6. Spatula

7. Gelas Ukur 250 ml 8. Erlenmeyer 1000 ml 9. Pipet volume 10ml 10.Maat pipet

(4)

1. Bahan 1. TKS 2. H2SO4 3% 3. H2SO4 72 % 4. Aquadest 5. Kertas Saring

1. Prosedur Kerja

3.2.1 Analisa bahan baku Lindi hitam

1. Ditimbang lindi hitam10g kedalam cawan 2. Dipanaskan hingga mengental

3. Dimasukkan dalam oven

4. Ditimbangberatnya hingga konstan

3.2.2 Isolasi Lignin dari lindi hitam asidifikasi

1. Ditimbang lindi hitam kedalam enam buah beakerglass masing-masing sebanyak 10 g

2. Ditambahkan H2SO4 3% sampai mencapai pH yang diinginkan yaitu pH 1 sampai dengan pH 6

3. Lindi hitam dimasukkan kedalam tabung sentrifugus, kemudian disentrifugasi selama 15 menit

(5)

3.2.3 Analisa Kemurnian Isolat Lignin dengan metode klakson

Penentuan kadar lignin dilakukan menurut metoda pengujian standar SII 0528-81 secara sederhana. Langkah-langkah penentuan kadar lignin sebagai berikut :

1. Sampel sebanyak 1 g dimasukkan kedalam gelas piala 150ml, kemudian ditambahkan asam sulfat 72% sebanyak 15ml penambahan dilakukan perlahan-lahan dalam bak perendaman selama 2-3 menit.

2. Setelah terdispersi sempurna , wadah ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan dala bak perendaman selama 2 jam.

3. Erlenmeyer 1000ml diisi dengan air sebanyak 300-400ml dan contoh dari gelas piala dimasukkan secara kuantitatif kemudian diencerkan dengan air sampai volume 575ml sehingga konsentrasi asam sulfat 3%.

4. Larutan dipanaskan sampai mendidih dan dibiarkan selama 4 jam

5. Larutan didinginkan diudara terbuka dan dibiarkan sampai lignin mengendap sempurna. 6. Endapan lignin disaring dengan kertas saring lalu dicuci dengan air panas terlebih dahulu

(6)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Data Analisa

Sampel Berat sampel Normalitas

KOH

Volume KOH Bilangan Asam

(%)

PKO 2,0237 0,0095 20,6 5,4250

Asam Laurat 2,03 0,0924 111,4 284,4618

Surfaktan 10 2,0741 0,0851 7,3 16,8029

Surfaktan 11 2,0124 0,0851 6,6 15,6574

Surfaktan 12 1,2131 0,0851 4,3 16,9224

Surfaktan 13 1,0201 0,0851 3,2 14,9761

Surfaktan 14 1,0139 0,0851 12,4 58,3873

Surfaktan 15 1,0637 0,0851 16,0 71,8113

Surfaktan 18 0,5996 0,0851 8,8 70,0669

Surfaktan 19 1,3805 0,0851 17,8 61,5567

2. Perhitungan

� � �� �� =V. KOH x N KOH x ,1 Berat sampel

� � �� �� = , x , 9 x ,

(7)

4.3 Pembahasan

(8)
(9)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

1. Dari analisa yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa analisa rendemen lignin yang tinggi pada proses asidifikasi yaitu diperoleh pada pH 4 sebesar 7,14%. Dimana rendemen lignin dari tandan kosong kelapa sawit masih dibawah standar.

2. Kemurnian kadar lignin yang tinggi diperoleh pada pH 2 sebesar 88,62%.

5.2 Saran

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

[image:10.612.130.401.546.694.2]

Kelapa sawit (Elaeis quineensis jack) termasuk golongan tumbuhan palma. Sawit menjadi populer setelah Revolusi Industri pada akhir abad ke-19 yang menyebabkan permintaan minyak nabati untuk bahan pangan dan industri sabun menjadi tinggi. Kelapa sawit di Indonesia diintroduksi pertama kali oleh Kebun Raya pada tahun 1884 dari Mauritius (Afrika). Saat itu Johannes Elyas Teysmann yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya. Hasil introduksi ini berkembang dan merupakan induk dari perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara. Pohon induk ini telah mati pada 15 Oktober 1989, tapi anakannya bisa dilihat di Kebun Raya Bogor. Kelapa sawit di Indonesia baru di usahakan sebagai tanaman komersial pada tahun 1912 dan ekspor minyak sawit pertama dilakukan pada tahun 1919. Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun di Tanah hitam, Hulu Sumatera Utara oleh Schadt seorang Jerman pada tahun 1911 (http://www.satuiku.com/).

(11)

Klasifikasi Ilmiah Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Arecales Family : Arecaceae Genus : Elaeis Jack Spesies : Elaeis guineensis

Elaeis oleifera

Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tersier dan kuarter. Kelapa Sawit merupakan tanaman monokotil yaitu batangnya tidak mempunyai kambium dan umumnya tidak bercabang. Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan tanaman.Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter 20-75 cm. Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertula ng sejajar. Daun- daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5-9 m. Jumlah pelepah, panjang pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitu pula pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda (Fauzi,2002).

Pada dasarnya kelapa sawit diklasifikasikan kedalam 3 varietas yaitu :

1. Dura

(12)

2. Pesifera

Tidak mempunyai cangkang, serat tebal mengelilingi inti yang kecil. Jenis ini tidak dikembangkan untuk tujuan komersil.

3. Tenera

Suatu hibrida yang diperoleh dari hasil penyulingan dura dengan pesifera. Cangkangnya tipis, mempunyai cincin disekelilingi biji hasil ekstraksi minyaknya tinggi berkisar 23-26% ( Respository.usu.ac.id).

2.1.1 Bagian-Bagian Kelapa Sawit

Bagian-bagian yang terpenting dari kelapa sawit adalah sebagai berikut : 1. Mesocarp (Daging buah)

Mesocarp terdiri dari serabut dan daging buah. Serabut terdiri dari tenunan – tenunan serat yang keras dan sels-selanya terdapat tenunan sel yang lunak dan buah yang masak mengandung minyak.

b. Endocarp (temputung atau cangkang)

Pada buah masak, tempurung ini tebal dan keras sekali karena mengandung SiO2. Tempurung (cangkang) dapat digunakan sebagai bahan bakar atau pengeras jalan jalan kebun

dan belakangan ini dapat diolah menjadi “Activated carbon”, yang sangat berguna untuk

mengatasi polusi udara.

c. Kernel (Inti)

(13)

lebih jika dibandingkan dengan kualitas minyak daging buah (mesocarp). Hanya saja kandungan minyaknya lebih sedikit dibanding dengan kandungan minyak daging buah. Minyak inti sawit sangat baik digunakan dalam industri, misalnya industri pembuatan minyak margarin. Selain dari minyak inti yang dihasilkan, terdapat juga ampas dari inti sawit yang digunakan pada industri fermentasi alkohol ( Respository.usu.ac.id).

1. Jenis Limbah Kelapa Sawit

Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa sawit. Berdasarkan tempat pembentukannya, limbah kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit.

1. Limbah perkebunan kelapa sawit

Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit. Jenis limbah ini antara lain kayu,pelepah dan gulma. Dalam setahun setiap satu hektar perkebunan kelapa sawit rata-rata menghasilkan limbah pelepah daun sebanyak 10,4 ton bobot kering.

2. Limbah Industri kelapa sawit

(14)

1. Limbah padat

Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong sawit (TKS).Tempurung kelapa sawit termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit. Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin.

2. Limbah Cair

Limbah Cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah kelapa sawit ini memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar pula. Lumpur ( Sludge) disebut juga limpur primer yang berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit, sedangkan lumpur yang telah mengalami proses sedimentasi disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organik lumpur juga tinggi yaitu pH berkisar 3-5.

3. Limbah gas

Selain limbah padat dan cair, industri pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah bahan gas. Limbah bahan gas ini antara lain gas cerobong dan uap air buangan pabrik kelapa sawit ( Fauzi,2002).

2.1.3 Perkembangan Industri Kelapa Sawit

(15)

Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Berkembangnya sub ‐ sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif, terutama kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunan perkebunan rakyat

dengan pola PIR‐Bun dan dalam pembukaan wilayah baru

untuk areal perkebunan besar swasta

1. Hasil Kelapa Sawit

(16)

2.2 Tandan Kosong Kelapa Sawit

(17)
[image:17.612.75.263.147.315.2]

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit.

Komposisi Kimia Komposisi (%)

Lignin 22.23

Holoselulosa 67,88

Pentosa 26,69

α-Selulosa 38,76

Kadar abu 6,59

(Darkono.1992)

Peningkatan produksi pabrik kelapa sawit memiliki konsekuensi berupa peningkatan limbah kelapa sawit yang dihasilkan. Limbah pabrik kelapa sawit dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Salah satu jenis limbah padat yang paling banyak dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yaitu sekitar 22 – 23% dari total tandan buah segar (TBS) yang diolah (Fauzi , 2002). Total jumlah limbah TKKS seluruh Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 4,2 juta ton. Agar limbah berupa TKKS yang jumlahnya sangat besar ini tidak menimbulkan permasalahan, maka diperlukan manajemen yang baik untuk mengelolanya. Salah satu alternatif cara pengelolaan TKKS adalah dengan melakukan pengomposan. Setelah dikomposkan, limbah berupa TKKS dapat digunakan sebagai pupuk organik.

(18)

atau ogranisme lain. TKKS merupakan bahan organik kompleks yang komponen penyusunnya adalah material yang kaya unsur karbon (Sellulosa 42,7%, Hemisellulosa 27,3%, lignin 17,2%) (Darnoko,1996). Sellulosa merupakan polimer dari glukosa, proses degradasi sellulosa menjadi glukosa (soluble sugars) yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk proses biosintesis memerlukan waktu yang cukup lama, karena menggunakan setidaknya tiga jenis enzim:

exoglucanase, endoglucanase dan β-glucosidase (cellulase complex). Hal tersebut menyebabkan

keseluruhan proses dekomposisi TKKS memerlukan waktu yang lama.

Lamanya waktu yang dibutuhkan pada proses pengomposan TKKS akan menimbulkan permasalahan, karena semakin lama proses pengomposan berlangsung maka semakin luas area yang dibutuhkan untuk pengomposan, biaya yang dikeluarkan untuk pengomposan TKKS juga akan semakin besar. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu teknik pengomposan yang tepat agar proses pengomposan dapat berjalan dengan optimal.

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack.) berasal dari Nigeria. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi (Fauzi, 2002).

(19)

Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di pantai timur Sumatera (Deli) dan Aceh.Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara Eropa (Fauzi , 2002).

Pada umumnya kelapa sawit tumbuh rata-rata 20 – 25 tahun. Pada 3 tahun pertama disebut sebagai kelapa sawit muda, karena pada umur tersebut pohon kelapa sawit belum menghasilkan buah. Pohon kelapa sawit akan mulai berbuah pada umur 4 sampai enam tahun, dan pada usia tujuh tahun disebut sebagai periode matang (the mature periode) dimana pada saat itu tanaman mulai menghasilkan tandan buah segar (fresh fruit bunch). Pada usia 11 sampai 20 tahun pohon kelapa sawit akan mengalami penurunan produksi, dan biasanya pada usia 20 – 25 tahun tanaman kelapa sawit akan mati (Fauzi, 2002).

Semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan. Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (crude palm oil), sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (palm kernel). Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan PK 2.5%. Sementara itu cangkang biji sawit dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar ketel uap (Fauzi, 2002).

(20)

shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen. Pemisahan CPO dan PK dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses penyulingan minyak sawit dapat menghasilkan 73 % olein, 21 % stearin, 5 % PFAD (Palm fatty Acid Distillate) dan 0,5 % buangan (Fauzi , 2002).

Proses pengolahan kelapa sawit menghasilkan produk ikutan berupa limbah kelapa sawit. Berdasarkan tempat pembentukannya limbah kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit. Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas (Fauzi, 2002).

Salah satu alternatif pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai pupuk organik dengan melakukan pengomposan (Fauzi, 2002).

Pada proses pengomposan tandan kosong kelapa sawit yang dilakukan di sebagian besar industri sawit, hal pertama yang dilakukan adalah pencacahan. TKKS dicacah terlebih dahulu menjadi serpihan-serpihan dengan memakai mesin pencacah. Kemudian bahan yang telah dicacah ditumpuk memanjang dengan ukuran lebar sekitar 2,5 meter dan tinggi 1 meter. Selama proses pengomposan tumpukan tersebut disiram dengan limbah cair yang berasal dari pabrik kelapa sawit. Pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar per jam dapat memproduksi 60 ton kompos dari 100 ton tandan kosong sawit yang dihasilkan (Fauzi, 2002).

(21)

senyawa-senyawa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan kimia lainnya.

Sifat lignin kayu sangat bervariasi bergantung pada jenis kayu dan lingkaran usia kayu. Penelitian oleh Danglas Far menunjukkan bahwa dibagian tengah batang memiliki kandungan lignin yang lebih tinggi dari kayu yang berasal daerah yang beriklim sedang. Sedangkan kandungan lignin kayu jarum bervariasi antara 24-23% dan kayu daun tropis 26-35% dalam tanaman non kayu kandungan lignin yang terkandung lignin yang terkandung umumnya antara 12-17% (Supri,2000).

1. Lignin

Lignin adalah suatu produk alami yang dihasilkan oleh semua tumbuhan. Lignin merupakan komponen kimia dan morfologi ciri dari jaringan tumbuhan tingkat tinggi. Kandungan lignin mencapai 15-40% dari berat kayu dengan variasi menurut jenis kayunya, kondisi pertumbuhan, bagian dari tumbuhan dan faktor-faktor lainnya. Dari segi morfologinya, maka lignin merupakan berkayu senyawa amorf yang tedapat dalam lamela tengah, dinding primer maupun dalam dinding sekunder. Selama perkembangan sel, lignin dimasukkan sebagai komponen terakhir didalam dinding sel, menembus diantara fibril dan berfungsi sebagai penguat pada dinding sel. Secara garis besarnya, kegunaan lignin dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Sebagai bahan bakar 2. Sebagai produk polimer

(22)

Dalam proses pembuatan pulp, lignin merupakan limbah yang tidak bernilai dan diusahakan untuk dihilangkan, penggunaan pulp sebagai perekat sejak dimulainya pembuatan pulp sulfat.

Pada dasarnya pembuatan lignin sebagai perekat hampir sama seperti pada phenol formaldehida, karena keduanya mempunyai komponen kimia yang hampir sama yaitu dari gugus fenolik, sehingga menyebabkan lignin dapat digunakan untuk mensubtitusi phenol formaldehida.

Lignin merupakan polimer dengan banyak cabang yang terbentuk oleh unit-unit fenil propane (koumaril alkohol, koniferil alkohol, dan atau syringil alkohol) yang berikatan satu sama lain dengan ikatan karbon dengan karbon (C-C), ikatan dengan oksigen (C-O) dan juga adanya ikatan eter.

Dalam kayu, lignin memiliki sifat yang hidrofobik dan tidak larut dalam air. Pada saat pembuatan pulp, perlakuan kayu dengan ion HSO3-akan menyebabkan degradasi parsial pad ikatan eternya, yang menghasilkan gugus asam sulfonik. Dengan proses diatas, lignin yang semula bersifat hidrofobik dan tidak larut dalam air menjadi larut dalam air.

(23)

Ekstraktif memiliki pengaruh yang besar dalam menurunkan higroskopisitas dan permeabilitas serta meningkatkan keawetan kayu. Meskipun jumlahnya sedikit, ekstraktif mempunyai pengaruh yang besar dalam perekatan kayu, yaitu mempengaruhi pH, kontaminasi dan penetrasi. Ekstraktif berupa deposit, memiliki ikatan yang tidak kuat dan relatif bebas untuk berpindah. Ekstraktif berpindah secara difusi, salah satunya sebagai suatu material volatile ( Mudah Menguap) atau sebagai material terlarut. Panas dan gadien air mempercepat perpindahan ekstraktif ini.Ekstraktif juga berpindah dengan gaya kapiler dan gaya tegangan permukaan (Surdiding,2007).

1. Biosintesis dan Struktur

Lignin merupakan polimer dari unit-unit fenilpropana. Banyak aspek dalam kimia lignin yang masih belum jelas, misalnya ciri-ciri struktur spesifik lignin yang terdapat dalam berbagai daerah morfologi dari xylem kayu. Namun unsur – unsur struktur dasar lignin telah banyak dijelaskan sebagai hasil studi yang mendalam pada penyiapan lignin yang diisolasi, seperti lignin kayu yang digiling, dengan menggunakan teknik – teknik degradasi khusus, yang berdasarkan pada oksidasi, reduksi atau hidrolisis dalam suasana asam dan alkali. Banyak usaha telah dilakukan untuk menjelaskan biosintesis lignin. Identifikasi secara rinci terhadap produk – produk reaksi telah dimungkinkan dengan teknik –teknik kromatografi dan metode spektroskopi baru yang dikembangkan selama dua atau tiga dasawarsa terakhir (Sjostrom.1995).

2. Fenilpropana – Unit Struktur Dasar Lignin

(24)

diterima secara bulat, dan sampai 40 tahun yang lalu, sejumlah ilmuwan tidak yakin bahwa lignin dalam keadaan aslinya merupakan senyawa aromatik. Akhirnya, persoalan dipecahkan oleh lange dalam tahun 1954, yang menggunakan mikroskopi UV pada berbagai panjang gelombang yang diarahkan langsung pada irisan-irisan kayu tipis dan memperoleh spektra khas senyawa-senyawa aromatik (Sjostrom,1995).

Lignin tersususun atas unit-unit fenilpropan. Meskipun tersusun atas karbon, hydrogen dan oksigen, lignin bukanlah suatu karbohidrat dan bahkan tidak ada hubungannya dengan golongan senyawa tersebut. Sebaliknya, lignin pada dasarnya adalah suatu fenol. Lignin sangat stabil dan sukar dipisahkan dan mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Karenanya susunan lignin yang pasti didalam kayu tetap tidak menentu. Lignin terdapat diantara sel-sel dan didalam dinding sel. Diantara sel-sel, lignin berfungsi sebagai perekat untuk mengikat sel-sel bersama-sama. Dalam dinding sel, lignin sangat erat hubungannya dengan selulosa dan berfungsi untuk memberikan ketegeran pada sel. Lignin juga berpengaruh dalam memperkecil perubahan dimensi sehubungan dengan perubahan kandungan kayu dan juga dikatakan bahwa lignin mempertinggi sulfat racun kayu yang membuat kayu tahan terhadap racun serangga, cendawan dan serangga. Ketegaran yang diberikan oleh lignin merupakan faktor penentu sifat-sifat kayu (hadikusuma,1987).

(25)

merupakan salah satu sumber lignin yang berpotensi besar. Namun adanya perbaharuan teknologi yang berorientasi pada upaya pemanfaatan kembali bahan kimia pemasak yang terkandung didalamnya dan untuk meminimalkan pencemaran lingkungan, menyebabkan pada masa mendatang industri pulp dan kertas tidak lagi menjadi sumber potensial lignin.

Lignin dapat diisolasi dari kayu bukan ekstraktif sebagai sisa yang tidak larut, setelah penghilangan polisakarida dengan hidrolisis. Secara alternatif lignin dapat dihidrolisis dan diekstraksi dari kayu atau diubah menjadi turunan yang larut. Setelah selulosa lignin merupakan zat organik yang banyak dan penting dalam tumbuhan. Penyatuan lignin ke dalam dinding sel tumbuhan memungkinkan lignin menguasai permukaan bumi, lignin menaikkan sifat-sifat kekuatanmekanik.

Lignin merupakan komponen kimia dan morfologi yang karakteristik dari jaringan tumbuhan tingkat tinggi, dimana lignin terdapat dalam jaringan vaskuler yang khusus untuk pengangkutan

cairan dan kekuatan mekanik.

Jumlah lignin yang terdapat dalam tumbuhan yang berbeda sangat bervariasi. Meskipun dalam spesies kayu kandungan lignin berkisar antara 20-40 %. Disamping spesies kayu kandungan lignin dalam dinding sel dan kandungan lignin dalam bagian pohon yang berbeda tidak sama. Sebagai contoh, kandungan lignin paling tinggi adalah pada baatang dan paling rendah terdapat pada cabang dan kulit. Dalam kebanyakan penggunaan kayu, lignin digunakan sebagai bagian internalkayu.

(26)

karbon lignin kayu lunak (60 % - 65 %), pada umumnya lebih tinggi dibandingkan karbon lignin pada kayu keras (18 % - 22 %).

Lignin adalah zat yang bersama-sama dengan selulosa adalah salah satu sel yang terdapat dalam kayu. Lignin berguna dalam kayu seperti lem atau semen yang mengikat sel-sel lain dalam satu kesatuan sehingga bisa menambah support dan kekuatan kayu (mechanical strength) agar bisa kelihatan kokoh dan berdiri tegak. Lignin struktur kimiawinya bercabang-cabang dan berbentuk polimer tiga dimensi. Molekul dasar lignin adalah Fenil Propan. Molekul lignin memiliki derajat polimerisasi tinggi. Karena ukuran dan strukturnya yang tiga dimensi bisa memungkinkan lignin berfungsi sebagai semen atau lem bagi kayu yang dapat mengikat serat dan memberikan kekerasan struktur serat. Bagian tengah lamella pada sel kayu, sebagian besar terdiri dari lignin, berikatan dengan sel-sel lain dan menambah kekuatan struktur kayu. Dinding sel juga mengandung lignin. Pada dinding sel, lignin bersama -sama dengan hemiselulosa membentuk matriks (semen) yang mengikat serat-serat halus selulosa. Lignin didalam kayu memiliki persentase yang berbeda tergantung dari jenis kayu:

1. Softwood mengandung 27 – 33% 2. Hardwood mengandung 16 – 24 %

3. Non-wood fibers seperti jerami, baggase, rumput, bamboo mengandung 11 -20%. Ada beberapa test prosedur yang sekarang digunakan untuk menentukan lignin, seperti:

(27)

2. Permanganate Number (K-Number):Jumlah konsumsi permanganat dalam sampel pulp yang mengandung lignin yang belum bereaksi

1. Kappa Number: Jumlah konsumsi permanganat dalam sampel pulp yang mengandung lignin yang belum bereaksi

2. Hypo test :Jumlah konsumsi hypo dalam sample pulp yang mengandung lignin yang belum bereaksi

3. Chlorine Number: Jumlah konsumsi chlorine dalam pulp yang mengandung lignin yang belum bereaksi

1. Nu-Number: Test absorbsi spektrofotometer lignin yang terlarut dalam asam dengan panjang gelombang 425 nm

2. Pulp Permittivity: Dieletric strength atau permititivitas pulp sheet yang berhu bungan dengan kandungan lignin dalam sampel.

3. Spectrophotometric Methods: Absorpsi sinar UV pada sample yang mengandung lignin.

(28)

Roe number (hypo test) dan chlorine number adalah dua test yang tidak digunakan lagi untuk test lignin karena reagent yang digunakan sangat berbahaya dan banyak permasalahan dalam penanganannya. Kappa number ini sangat berguna untuk menentukan kadar lignin dalam pulp. Semua pulp akan mengalami perubahan brightness (kecerahan) seiring dengan lama waktu penyimpanan. Pulp biasanya akan berubah menjadi kuning. Laju penurunan brightness dengan waktu bervariasi dalam range yang cukup luas. Sebagian pulp akan stabil dan biasanya bertahun-tahun kemudian baru akan berubah menjadi kuning. Sebagian lagi hanya dalam hitungan bulan akan berubah menjadi kuning dan bahkan yang dalam hitungan hari sudah berubah. Lignin bukan penyebab utama pada perubahan warna ini jika pulpnya hanya mengandung sedikit lignin. Tapi walau bagaimanapun lignin yang terkandung dalam jumlah besar sudah pasti menjadi penyebab utama dalam perubahan warna pulp. Oleh karena itu efektivitas penghilangan lignin pada tahap klorinasi juga merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses perubahan warna. Memang pada awalnya ada dugaan perubahan warna pada pulp selama penyimpanan disebabkan oleh lignin. Ternyata setelah dilakukan penelitian, penyebab utamanya adalah kandungan selulosa pulp itu sendiri yang menyebabkan perubahan warna.

(29)

1. Pemanfaatan Lignin

Lignin memiliki nama latin lignum yang memiliki arti kayu, jadi kayu itu sendiri mengandung jumlah lignin yang banyak. Lignin merupakan senyawa kompleks aromatik non karbohidrat yang memiliki struktur polimer organik yang banyak jumlahnya pada tumbuhan.Fungsi lignin sendiri dalam tanaman adalah sebagai pengangkut internal dari air, nutrisi dan zat metabolit. Lignin memberikan kekuatan pada dinding sel dan sebagai penyambung antara sel dan sebagai penyambung antara sel kayu yang senyawanya tahan terhadap tekanan, bersifat fleksibel dan jaringannya tahan terhadap serangan mikroorganisme dan perambatan enzim penghancur dalam dinding sel. Molekul lignin adalah molekul yang memiliki berat molekul besar yang merupakan gabungan dari beberapa asam dan alkohol penilprofilik (koumaril,koniferil,sinafil) yang secara acak radikal memberikan bentuk polimer amorf dari struktur tiga dimensi (Nuryanto,2000).

(30)
[image:30.612.77.492.93.473.2]

Tabel 2.2 Pemanfaatan lignin

Jenis Penggunaan Keanekaragaman Aplikasinya

Dispersan 4. Karbonhitam.peptisida,zat

warna,pigmen, keramik

5.Tanah permukaan jalan, aspal

Pengemulsi Lilin, minyak dalam air, karet

Penstabil campuran Sabun, lateks, buih api

Penyaring Logam Industri air,mikronutrisi pertanian

Adiktif Lumpur pengeboran,beton, penggiling

semen,pembersih indutri,bahan penyamak,karet, plastic vinil.

Pengikat dan perekat Butiran pakan tenak,pupuk,tinta cetak,mineral, pelapis,inti pengecoran logam, biji besi

Pereaksi Urea-Formaldehide fenol,

furan,epoksi,urethane

Dan lain-lain Koagulasi protein,pelindung koloid dalam ketel uap,rsin penukar ion,penangkap oksigen,dll

(Fengel dan Wegner,1995).

2.3.4 Isolasi Lignin

(31)

menunjukkan kekurangan, baik secara mendasar mengubah struktur lignin asli maupun melepaskan bagian lignin yang nisbi tak berubah. Metode isolasi lignin terbagi dalam dua kelompok, yaitu: Metode yang menghasilkan lignin sebagai sisa (residu) dan metode yang melarutkan lignin, baik dengan ekstraksi pelarut atau membentuk turunan yang larut. Metode isolasi yang pertama sering dinamakan lignin asam (lignin Klason) yang diperoleh setelah penghilangan polisakarida dari kayu yangdiekstraksi (bebas damar) dengan hidrolisis H2SO468-78% (biasanya 72%). Asam-asam lain (seperti HCl) dapat digunakan juga untuk hidrolisis, tetapi metodenya mempunyai kekurangan yang serius, yaitu struktur lignin berubah secara intensif selama hidrolisis. Semua pemisahan lignin dengan metode asam ini selalu mengakibatkan kondensasi lignin dan masuknya unsur S atau Cl. Polisakarida dapat dihilangkan dengan enzim-enzim dari bubuk kayu yang digiling halus. Metodanya lebih rumit, tetapi lignin enzim-enzim selulotik (CEL) yang dihasilkan pada dasarnya tetap mempertahankan struktur aslinya tanpa perubahan. Lignin juga dapat dihidrolisis dengan dioksana yang mengandung air dan asam klorida tetapi terjadi perubahan struktur yang cukup besar (Sjostrom, 1995).

(32)

pada saat pengasaman dan pemisahan lignin. Kurang lebih setengah dari bahan organik yang terdapat di dalam larutan sisa pemasak pulp kertas adalah lignin dan sisanya terdiri dari asam karboksilik yang terbentuk sebagai hasil degradasi karbohidrat kayu (Rostika,20002). Beberapa cara untuk memisahkan lignin dari bahan baku digunakan pereaksi anorganik yaitu H2SO4 pekat dan HCl pekat dengan tujuan untuk mendestruksi karbohidrat (Sugesty, 1991). Isolasi lignin merupakan tahap pemisahan lignin. Proses pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti pengasaman dan presipitasi dengan gas buang atau CO2, pengasaman dan presipitasi dengan limbah asam, ultrafiltrasi, penukaran ion, elektrodialisa, koagulasi dengan bahan kimia dan flokulasi dengan pemanasan (Setiawan,2001). Isolasi yang dilakukan pada pH rendah akan dihasilkan rendemen yang lebih tinggi, karena reaksi polimerisasi yang terjadi pada pH yang lebih rendah berlangsung lebih sempurna sehingga semakin banyak unit penyusun lignin yang semula larut mengalami polimerisasi lagi dan membentuk polimer lignin. Reaksi kondensasi akan meningkat dengan meningkatnya keasaman. Proses isolasi dengan metode pengasaman banyak digunakan untuk mendapatkan lignin dengan kemurnian tinggi. Urutan prosesnya adalah

sebagaiberikut :

- Pengendapan lignin dengan asam sulfat.

-Pelarutan endapan lignin dengan menggunakan

- Pengendapan lagi dengan menggunakan asam sulfat.

- Pencucian dengan air.

(33)

Lignin hasil isolasi dengan menggunakan H2SO4 dan HCl banyak mengandung asam asetat, asam laktat, asam format dan asam-asam lainnya (Sjostrom,1995). Adanya ikatan lignin-karbohidrat memungkinkan terjadinya degradasi senyawa-senyawa lignin-karbohidrat selama isolasi berlangsung seperti pentosa dan asam-asam uronat menjadi furfural, heksosa menjadi hidroksi metal furfural dan asam format sehingga pH isolat lignin semakin rendah (Kim, 1987).

2.3.5 Karakteristik Isolat Lignin

1. Rendemen Lignin

(34)

mengalami repolimerisasi dan membentuk molekul yang lebih besar yaitu polimer lignin (Damat, 1989).

Pada suasana asam lignin cenderung melakukan kondensasi sehingga lignin yang terkondensasi tersebut akan mengendap dan lignin yang terisolasi semakin banyak. Selain itu, seiring meningkatnya penambahan NaOH pada larutan pemasak organosolv, menyebabkan semakin tinggi padatan total yang mengandung lignin sehingga rendemen isolat lignin yang didapat semakin tinggi pula. Terjadi penurunan rendemen isolat lignin. Hal tersebut diduga disebaban pada kondisi pengasaman yang terlalu kuat (jenuh), polimerlignin akan berikatan dengan polimer non lignin sehingga membentuk senyawa lainnya yang terlarut dalam pelarut, ataupun pada saat proses pengasaman lindi hitam terdapat lignin yang tidak terendapkan (Achmadi,1991). Penambahan asam terlalu kuat pada larutan sisa pemasak pulp (lindi hitam) dapat menyebabkan terjadinya degradasi polisakarida dan dekomposisi komplek lignin-karbohidrat (Barsinai,1976).

Selain itu,lindi hitam TKKS pada kondisi pengasaman dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan rendemen lignin semakin kecil dikarenakan tingkat pengasaman yang tidak merata pada kondisi tersebut. Selain degradasi lignin diduga terjadi degradasi komponen non lignin lainnya yang berlebihan yang larut dalam larutan pemasak (Ibrahim,2003).

(35)

kimia antara asam sulfat dengan larutannya sehingga lignin mengalami perubahan struktur menjadi senyawa lain. Hal tersebut ditunjukkan pada saat pengendapan lignin, suhu lindi hitam setelah ditambahkan asam sulfat berkisar antara 60-75°C (Sjostrom,1995).

Pada suhu tinggi lignin dapat mengalami perubahan struktur dengan membentuk asam format, metana, asam asetat dan vanilin sehingga lignin yang terendapkan semakin sedikit (Judoamidjojo,1989).

2. Kadar Lignin

Kadar lignin menunjukkan kandungan lignin murni dalam tepung lignin. Kandungan lignin sangat dipengaruhi oleh interaksi antara jenis larutan sisa pemasak dan pH asam yang digunakan. Perbedaan kandungan lignin murni yang terkandung dalam tepung lignin diduga karena adanya perbedaan kandungan komponen-komponen nonlignin. Kandungan lignin yang rendah menunjukkan bahwa lignin isolate masih mengandung komponen-komponen non lignin dalam jumlah lebihbesar (Damat,1989).

(36)

Penambahan basa (NaOH) pada larutan pemasak akan menyebabkan tingginya konsentrasiion OH¯ dalam larutan pemasak sehingga mempercepat pemutusan padaikatan intra molekul lignin saat ekstraksi dan mempercepat delignifikasi. Namun, adanya penurunan kemurnian isolat lignin kedalam larutan pemasak, disebabkan penambahan katalis basa tersebut diduga menyebabkan komponen nonlignin banyak terdegradasi dan terlarut dalam lindi hitam. Kandungan lignin yang rendah menunjukkan bahwa lignin isolat masih mengandung komponen-komponen non lignin dalam jumlah lebih besar. Tingginya komponen-komponen non lignin pada tepung lignin menunjukkan bahwa degradasi dan pemisahan polisakarida beserta komponen non lignin lainnya masih kurang sempurna (Damat,1989). Selama pemasakan dalam digester terjadi reaksi lambat, yaitu adanya reaksi kondensasi dan polimerisasi kembali yang menyebabkan lignin tidak larut dalam larutan pemasak. Hasil analisa kadar lignin TKKS (Bahar,1983).

6. Keasaman Lignin (pH)

Keasaman lignin merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk menentukan kualitas suatu bahan pengisi atau perekat. Keasaman lignin dipengaruhi oleh jenis larutan sisa pemasak, pH isolasi dan interaksinya. Tingkat keasaman lignin isolat yang dihasilkan pada delignifikasi (Damat 1989). Tingkat keasaman lignin Indulin AT (lignin standar) berkisar antara pH 3,5 – 5,5. Begitu pula pada faktor konsentrasi asam sulfat memberikan pengaruh yang nyata pada masing-masing tingkat keasaman isolate ligninnya. Pada kombinasi perlakuan antara kedua faktor tersebut diketahui bahwa perlakuan cenderung memberikan hasil yang tidak berbeda nyata satu sama lainnya (Santoso,2004).

(37)

memungkinkan terjadinya degradasi senyawa-senyawa karbohidrat selama isolasi berlangsung seperti pentosa dan asam-asam uronat menjadi furfural, heksosa menjadi hidroksi metal furfural dan asam format sehingga pH isolat lignin semakin rendah (Kim,1987).

2.3.6 Metode Klakson

Metode klakson termasuk dalam analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawaan tertentu dari unsur tersebut, dalam bentuk yang semurni mungkin. Analisa secara gravimetri menyangkut pengubahan unsur yang akan dianalisa menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil, yang dengan mudah dapat menjadi senyawa yang diinginkan (Vogel,1991).

(38)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis jack). Tanaman kelapa sawit mulai dipanen pada umur 2,5 - 4 tahun dan rata-rata menghasilkan buah 20-22 tandan per tahun. Pada tahun-tahun pertama tanaman berbuah sekitar 3-6 kg, tetapi semakin tua berat bertambah yaitu 25- 35 kg per tandan.Jumlah buah per tandan pada tanaman yang cukup tua mencapai 1.600 buah (Fauzi, 2002). Dari satu ton tandan buah segar (TBS) yang diolah akan dihasilkan minyak sawit kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton (21%) serta minyak inti sawit (PKO) sebanyak 0,05 ton (5%) dan sisanya merupakan limbah dalam bentuk tandan buah kosong, serat dan cangkang biji yang jumlahnya masing-masing sekitar 23%, 13,5% dan 5,5% dari tandan buah segar ( Darkono, 1992).

(39)

Yang dapat dimanfaatkan sebagai perekat karena adanya kecenderungan penurunan sumber perekat sintetik dari minyak bumi yang merupakan sumber daya tidak terbarukan. Selain sebagai perekat lignin juga dapat dimanfaatkan secara komersial sebagai bahan pengikat, pengisi, surfaktan, produk polimer,dispersan dan sumber bahan kimia lainnya terutama turunan benzena (Santoso, 2004).

Bagian tengah lamella pada sel kayu, sebagian besar terdiri dari lignin, yang berikatan dengan sel-sel lain dan menambahkan kekuatan struktur kayu.Dinding sel juga mengandung lignin.Pada dinding sel, lignin bersama-sama dengan hemiselulosa membentuk matriks (semen) yang mengikat serat-serat halus selulosa. Lignin didalam kayu memiliki persentase yang berbeda tergantung dari jenis kayu dimana kayu lunak mengandung 27-33% lignin, kayu keras mengandung 16-24% lignin, kayu non fiber seperti jerami, baggase, rumput, bamboo mengandung 11-20% (http://www.chem-is-try.org).

Untuk mendapatkan lignin yang murni dan kandungan zat anorganik yang lebih sedikit diperlukan kondisi optimum pada saat pengasaman dan pemisahan lignin k urang lebih setengah dari bahan organik yang terdapat didalam larutan sisa pemasak pulp kertas adalah lignin dan sisanya terdiri dari asam karboksilat yang terbentuk sebagai hasil degradasi karbohidrat kayu. Beberapa cara untuk memisahkan lignin dari bahan baku digunakan pereaksi anorganik yaitu : H2SO4 pekat dan HCl dengan tujuan untuk mendestruksi karbohidrat (Sugesty,1991).

(40)

jam, setelah larutan terlarut 3% lignin yang dicernakan dikumpulkan dalam wadah penyaring, dicuci dan diendapkan. Metode klakson tidak baik digunakan untuk kayu-kayu yang keras, karena senyawa senyawanya lebih mudah dipengaruhi dengan asam dan cenderung utnuk menghasilkan karbohidrat terdekomposisi yang tidak larut dengan metode ini (Linsy,1981).

Berdasarkan hal diatas maka peneliti ingin mengetahui proses pemurnian lignin yang terdapat dalam tandan kosong kelapa sawit dengan menggunakan metode klakson melalui proses asidifikasi menggunakan H2SO4 di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

1.2 Permasalahan

- Berapa rendemen lignin melalui proses asidifikasi dan kemurnian lignin dengan metode

Klakson dari sampel tandan kosong sawit yang dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

1. Tujuan

1. Untuk mengetahui rendemen lignn melalui proses asidifikasi dan proses pemurnian lignin dengan metode klakson pada sampel tandan kosong sawit yang dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

1.4 Manfaat

(41)
(42)

PENENTUAN BILANGAN ASAM DARI SURFAKTAN PKO

DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

KARYA ILMIAH

DINI SAHFITRI LUBIS 092401028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(43)

PENENTUAN BILANGAN ASAM DARI SURFAKTAN PKO

DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

DINI SAHFITRI LUBIS 092401028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(44)

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN BILANGAN ASAM DARI SURFAKTAN PKO

DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

Kategori :KARYA ILMIAH

Nama :DINI SAHFITRI LUBIS

Nomor Induk Mahasiswa : 092401028

Program Studi : DIPLOMA (D III) KIMIA ANALIS

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diluluskan di

Medan, Juli 2012

Diketahui / Disetujui oleh

Ketua Program D III Kimia Dosen Pembimbing,

Dra. Emma Zaidar,M.Si Dr. Rumondang Bulan, M.S

NIP :195512181987012001 NIP : 195408301985032001

Mengetahui

Ketua Departemen Kimia FMIPA USU

(45)

PERNYATAAN

PENENTUAN BILANGAN ASAM DARI SURFAKTAN PKO DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

KARYA ILMIAH

Saya mengakui karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan masing- masing yang disebutkan sumbernya.

Medan , Juli 2012

(46)

PENGHARGAAN

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul : “

PEMURNIAN LIGNIN DENGAN METODE KLAKSON DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN “ yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma-III Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis sadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak karya ilmiah ini akan sulit terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain :

1. Bapak Dr. Sutarman,M.S selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Rumondang Bulan,M.S selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Jurusan Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst,M.Si selaku Ketua Program D-III Kimia

4. Bapak Dr.Ir.Tjahjono Herawan,M.Sc selaku Pembimbing Lapangan dan Manager Laboratorium Pelayanan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

5. Seluruh Staf dan Pegawai Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan yang telah memberikan kesempatan, bimbingan kepada penulis saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.

6. Ayah dan Bunda yang senantiasa selalu mendukung dan bantuan baik moril maupun materil sehingga sangat membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

(47)

8. Teman – teman seperjuangan Jurusan Kimia Analis Stambuk 2009 yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga tulisan ini berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama tentang Kimia Analis serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, Juli 2012 Penulis

(48)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang... 2. 1 1.2 Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan ... 1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ... 1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan ... 2

BAB II SEJARAH PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT ... 4

2.1 Sejarah dan Peran Pusat Penelitian Kelapa Sawit ... 2.1.1 Pusat Penelitian Perkebunan Medan... 4

2.1.2 Pusat Penelitian Perkebunan Marihat ... 5

2.1.3 Pusat Penelitian Perkebunan Bandar Kuala ... 2.1.4 Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan ... 6

2.1.5 Peran Pusat Penelitian Kelapa Sawit ... 7

2.2 Lokasi Perusahaan ... 9

2.3 Struktur Organisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit ... 10

2.3.1 Managemen ... 10

2.3.2 Kelompok Penelitian ... 11

2.4 Kelompok Penelitian Pengolahan Hasil dan Mutu (PAHAM) ... 12

(49)

2.4.2 Penelitian dan Pengembangan Kelti PAHAM ... 13

2.4.3 Pengembangan Kelti PAHAM ... 17

2.4.4 Pelayanan Kelti PAHAM ... 17

BAB III TINJAUAN PUSTAKA... 18

3.1 Perkembangan Kelapa Sawit... 18

3.2 Kandungan Kelapa Sawit ... 19

3.3 Lignin ... 21

3.3.1 Metode Penentuan Lignin ... 22

3.3.2 Hilangnya Lignin ... 23

BAB IV PELAKSANAAN ANALISA ... 24

4.1 Waktu dan Tempat Analisa ... 24

4.2Prosedur Kerja ... 24

4.2.1 Penentuan Kadar Lignin Metode Klakson... 24

4.2.2 Penentuan Kadar Lignin Metode NREL ... 4.2.3 Sokletasi 4.2.4 Penentuan Kadar Metoksi... 4.2.5 Penentuan Padatan Total ... 4.2.6 Penentuan Kadar ALB ... 4.2.7 Penentuan Kadar Bilangan Asam ... 4.2.8 Kromatografi Lapis Tipis ... 4.2.9 Penetapan Lignin Fungsi Menggunakan Infra Red ... 31

BAB V HASIL DAN PERHITUNGAN... 32

5.1 Penentuan Analisa Lignin ... 32

5.2 Penentuan Rendemen Lignin Satu Kali Asidifikasi ... 33

5.3 Penentuan Analisa Lignin Metode Klakson Satu Kali Asidifikasi 5.4 Penentuan Kadar Metoksi Satu Kali Asidifikasi ... 34

(50)

5.6 Penentuan Analisa Lignin Metode Klakson Dua Kali Asidifikasi

... 36

5.7 Penentuan Kadar Metoksi Dua Kali Asidifikasi ... 36

5.8 Penentuan Rendemen Lignin Satu Kali Asidifikasi ... 37

5.9 Penentuan Analisa Lignin Metode Klakson Setelah Sokletasi ... 37

5.10 Penentuan Analisa LigninMetode NREL ... 38

5.11 Penentuan Rendemen Lignin Satu Kali Asidifikasi ... 38

5.12 Penentuan Analisa Lignin Metode Klakson setelah Sokletasi ... 39

5.13 Penentuan Analisa Lignin Metode NREL ... 39

5.14 Penentuan Padatan Total ... 40

5.15 Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas ... 40

5.16 Penentuan Bilangan Asam ... 41

5.17 Kromatografi Lapis Tipis ... 42

5.17.I Klorofom : Metanol ... 42

5.17.2 Klorofom : Metanol : Asam Asetat : Air... 43

5.17.3 Klorofom : metanol : Asam Asetat : Air ... 44

5.17.4 Klorofom : Metanol : Asam Glacial : Air ... 45

BAB VI PENUTUP ... 47

6.1 Kesimpulan ... 47

6.2 Saran... 47

Gambar

Gambar 1.1 Kelapa Sawit
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit.
Tabel 2.2 Pemanfaatan lignin

Referensi

Dokumen terkait

mereka dengan cara melihat WEB Sistem Informasi ini dan juga bisa mengirim keluhan –. keluhan tanaman mereka

Beberapa waktu yang lalu, tool yang digunakan untuk membuat suatu halaman web dibagi.. menjadi 3 jenis, yaitu: editor HTML berbasis teks, editor kombinasi grafik WYSIWYG

Tata Sutabri, S.Kom, Analisa Sistem Informasi, 2003, 207. Universitas

Penyulaman juga penting untuk dilakukan, agar tomat dapat tumbuh dengan baik dan menghilangkan bagian yang rusak yang mengganggu pertumbuhan tomat.. Sebaiknya proses ini dilakukan

menggerakkan aktivitas dan roda keberlangsungan yang dapat memajukan perusahaan tersebut.Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan mempunyai pegawai dan karyawan yang

Tanah yang baik merupakan tanah yang mengandung hara.Unsur yang terpenting dalam tanah agar dapat mendukung kesuburan tanah salah satunya adalah kandungan c-organik.Dimana kandungan

Allorerung, David dkk, Budidaya Kelapa Sawit, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Jakarta: Aska Media, 2001.. Fauzi,

Penelitian ini berjudul “Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan 1992 - 2002” ini bertujuan agar mengetahui tentang sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, aktivitas