• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LATAR BELAKANGPUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT PPKS MEDAN. 2.1 Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LATAR BELAKANGPUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT PPKS MEDAN. 2.1 Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LATAR BELAKANGPUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT PPKS MEDAN

2.1 Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

Perkebunan di Sumatra Timur bukan hanya memproduksi tembakau saja tetapi juga memproduksi karet, kelapa sawit, kopi, teh dan tanaman lainnya. Sehingga pada saat itu banyaknya jenis perkebunan dan permasalahan lahan dan juga halnya

permasalahan buruh, maka didirikanlah Algemeene Vereeniging van Rubberplanters

ter-Ooskust van Sumatera atau biasa disingkat AVROS, yakni organisasi perhimpunan pengusaha perkebunan karet di Sumatra Timur yang didirikan pada tahun 1910 oleh para pengusaha perkebunan karet. Pendirian dari perhimpunan ini ternyata dianggap sangat penting dan bermanfaat tidak hanya bagi para pengusaha perkebunan tetapi juga pemerintah kolonial, yang pada awalnya untuk mengatasi permasalahan buruh pada di perkebunan Sumatera Timur.Sejalan dengan pertumbuhan dan kemajuan perkebunan di Sumatra Timur, munculah beberapa masalah seperti sengketa tanah dan kekurangan para pekerja buruh di perkebunan.

Buruh merupakan salah satu faktor penting dalam proses produksi perkebunan,11

sehingga pada waktu itu banyak para buruh didatangkan dari Cina, maupun masyarakatpribumi yakni dari daerah pulau Jawa.Pada tahun 1916 AVROS mulai membangun lembaga tempat penelitian yang bernamaAssociationProefstation der

11Mubyarto, dkk,Tanah dan Tenaga Kerja Perkebunan : Kajian Sosial Ekonomi, Yogyakarta:

(2)

AVROS yang merupakan lembaga penelitian perkebunan karet untuk meneliti dan mengurusi segala keperluan perkebunan milik mereka sendiri. Akan tetapi Association Proefstation der AVROS pada tahun 1916 yang semula melakukan penelitian tanaman karet, dalam perjalanannya mulai melakukan penelitian komoditi kelapa sawit sejalan dengan bermulannya penanaman kelapa sawit di Sumatera Timur.

Sebelum memasuki periode pasca kemerdekaan Indonesia, AVROS juga terkena dampak dari pendudukan Jepang perhimpunannya dibekukan, sedangkan lembaga penelitiannya tetap di gunakan tetapi namanya diubah menjadi Gunseibu

Medan Nogyo Kenkyusio.12 Memasuki pada tahun 1958 banyaknya peninggalan

perusahaan-perusahaan belanda yang ada ketika itu membuat pemerintah mempunyai jalan keluar yakni, yang dipikirkan untuk mengakhiri dominasi perusahaan Belanda

ialah dengan jalan melakukan nasionalisasi.13

Setelah dilakukannya tersebut,AVROS baru berubah namanya menjadi Gabungan Pengusaha Perkebunan Sumatera disingkat GAPPERSUatau dalam bahasa

Inggris disebut Sumatra Planters Association (SPA) yang pada saat itu dipimpin oleh

Manis Manik pada tahun 1 Februari 1958. Setelah menjadi GAPPERSU, anggota AVROS tidak lagi hanya berasal dari Sumatera Utara dan Aceh, tetapi meluas hingga

12Sjafrul Latif dan Hendra Purba, 90 Tahun Penelitian Kelapa Sawit Indonesia, Medan:

PPKS,2007, hal. 32

13Kanumoyoso, Bondan, Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia, Jakarta: Pustaka

(3)

daerah Sumatera Barat dan Jambi.Dengan demikian beberapa lembaga-lembaga yang berada didalamnya ikut juga berubah, seperti lembaga perekrutan buruh maupun juga dengan lembaga penelitian AVROS yakni Association Proefstation der AVROS

(APA) berubah menjadi Research Institute of Sumatera Planters Association

(RISPA) setelah diambilalihkan oleh pemerintah Indonesia,nama RISPA pun yang pada saat itu terkenal dengan namanya hingga sekarang. Selanjutnya perubahan berikutnya status kepemilikan RISPA ditempatkan dibawah Menteri Pertanian Indonesia dan dibawah badan kordinasi perkumpulan dan perkebunan,.RISPA pada saat itu sebagai tempat penelitian perkebunan berubah nama menjadi Balai Penelitian Perkebunan Medan (BPPM) pada tahun 1968 akibat kepemilikan RISPA yang berubah.

Pada November 1987 Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I) didirikan di Jakarta. BPP Medan ditempatkan dibawah koordinasi AP3I. Pada perubahan tersebut BPP Medan dirubah menjadi Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Medan dan sejalan dan bertahan sampai terlaksananya penggabungan antara Puslitbun Medan dengan Puslitbun Marihat dan Bandar Kuala

nantinya.14Sebelum terlaksananya penggabungan Puslitbun yang diatas, sebelumnya

dilakukan penyatuan Puslitbun Marihat yang berada diSimalungun dengan Puslitbun Bandar Kuala yang berada di Deli Serdang.Sejalan dengan tuntutan efisiensi dalam penelitian perkebunan dan juga tantangan untuk kedepan kelaknya, maka AP3I yang

(4)

merupakan pengelola dua Puslitbun tersebut melakukan reorganisasi pusat-pusat penelitian yang dibawahinya sendiri.Pada bulan Februari 1992, Pusat Peneltian Perkebunan Marihat dan Pusat Penelitian Perkebunan Bandar Kuala digabung untuk reorganisasi maka menajdi Pusat Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala, dengan mandat penelitian dan pengembangan kelapa sawit dan kelapa.Adapun pada masa tahun 1992 tersebut merupakan tahun-tahun yang disebut masa transisi penggabungan dua Puslitbun, sebelum terjadinya penggabungan dengan Puslitbun

Medan.15 Dua Puslitbun ini dahulunya merupakan pengambilalihan perusahaan milik

Belanda oleh Pemerintah Indonesia dan dijadikan Pusat Penelitian Perkebunan.

Mengenai Puslitbun Marihat, sesuai dengan intruksi Dewan Penyantunan dan Pembina AP3I, maka pada tahun 1981 nama Marihat Research Station diganti menjadi Pusat Penelitian Marihat (PPM). Pada bulan November 1989 telah didirikan Asosiasi Penelitian Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I), maka terhitung pula mulai dari Januari 1990 nama Pusat Penelitian Marihat kembali lagi diubah menjadi Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Hal ini berkenaan dengan didirikan tadi AP3I yang menjadi induk dan pengelolanya Puslitbun Marihat. Tugas dan bidang kerja Puslitbun Marihat pada tahun setelah didirikan yakni 1989 adalah mengadakan penelitian dibidang kelapa sawit, baik pra maupun pasca panen, disamping itu juga,

15Hasil wawancara dengan Bapak Harfano Arrasyid, kepala bidang publikasi. pada tanggal 17

(5)

Puslitbun ini juga mengadakan penyediaan bahan tanaman kelapa sawit pada saa itu.16

Pada saat itu tujuan dan strategi Puslitbun Bandar Kuala antara lain, pemberian jasa yang segera dan langsung menunjang pengembangan industri kelapa

dalam bentuk spervisi, survey tanah, advisory dan lain sebagainya.17 Maka dari itu

hal inilah yang bakal terciptanya Puslitbun Bandar Kuala yang pada awal mulanya bernama Pusat Penelitian Kelapa, pendirian Pusat Penelitian Kelapa karena tanaman tersebut merupakan tanaman penting bagi masyarakat Indonesia khususnya yang tak dapat dipisahkan dari sosial dan budaya masyarakat kita. Mengenai Puslitbun Bandar

Kuala, pada tahun 1981 PT. Perkebunan Negara sebagai agent of deveploment18

perkebunan diinstruksikan pemerintah untuk turut mengembangkan perkelapaan.

Setelah dilakukan penggabungan dua Puslitbun tersebut, maka

digabungkanlah dengan Puslitbun Medan, selanjutnya pada saat perubahan nama menjadi PPKS sesuai dengan surat keputusan Ketua Dewan Pimpinan Harian AP3I No. 084/Kpts/DPH/X11/92 tentang penataan pengelolaan unit pelaksana penelitian di lingkungan AP3I, maka dibentuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berkedudukan di Medan, yang merupakangabungan dari Pusat Penelitian Perkebunan Medan dengan Puslitbun Marihat dan Puslitbun Bandar Kuala.Pada saat menjadi

16Laporan Tahunan Puslitbun Marihat-Bandar Kuala tahun 1991, hal. 3 17Ibid., hal. 4

18Agent of Development merupakan wadah sebagai tempat agen pembangunan suatu objek.

Disini maksud dari agen of development yakni pada saat itu pemerintah melalui PT. Perkebunan Negara sedang giat menanam tanaman kelapa, ketika perkembangan tanaman itu sangat dibutuhkan atau sedang banyak ditumbuhi waktu itu.

(6)

Pusat Penelitian Kelapa Sawit mempunyai pimpinan yang diketuai pada saat itu olehKabul Pamin. Pendirian menjadi Pusat Penelitian Kelapa Sawit tidak terlepas dari hal untuk menjaga efisiensi, penataan pengelolaan dan tumpang tindih penelitian. Didirikannya Pusat Penelitian Kelapa Sawit tidak terlepas berkembangnya komoditi tanaman kelapa sawit yang berkembang pada tahun1970an dan permintaan akan adanya peneltian yang dapat mengurus segala aspek kelapa sawit. Mengingat lembaga ini dahulunya merupakan lembaga penelitian komoditi karet dan juga tanaman lain seperti kelapa, kakao, kopi teh dan lain-lain.

Untuk lokasi keberadaan kantor Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) medan, berada di Jalan Brigjend Katamso No.51 Kecamatan Medan Maimun, kota Medan lokasi tersebut juga sangat dekat dengan bekas Bandara Polonia Medan.Untuk lokasi perkebunan dan kebun percobaan milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan tersebar di seluruh Sumatera Utara maupun didaerah lainnya.

2.2 Struktur Organisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan (PPKS)

Sebuah organisasi juga harus menpunyai struktur atau tatanan dan sistem yang berada didalamnya, hal ini untuk menunjang keberlansungan sebuah organisasi yang dijalankan untuk tetap bisa berjalan dengan baik dan benar.Maka sebuah struktur organisasi sangat diperlukan dan dibuat untuk menunjang aktivitas didalamnya.Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan juga mempunyai struktur didalamnya agar

(7)

dapat berkerja baik sesuai dengan yang telah ditentukan didalamnya, adapun struktur organisasi adalah.

Bidang-bidang kerja yang berada di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jabatan-jabatan yang ada berdasarkan struktur organisasi pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. Direktur

Berfungsi memimpin Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan komoditi Perkebunan Kelapa Sawit dan sebagai penanggung jawab kegiatan Penelitian dan pengembangan sesuai dengan yang ditetapkan rapat anggota.Adapun tugas – tugas Direktur adalah sebagai berikut:

a. Mengarahkan kebijakan penelitian dan pengembangan, komoditi perkebunan

Kepala Sawit maupun tanaman perkebunan lainnya bila perlu serta Membina seluruh jajaran unit kerja dalam mencapai maksud dan tujuan PPKS Medan.

b. Mengelola kegiatan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dan

bertindak atas nama Pusat Penelitian Kelapa Sawit dalam melakukan hubungan dengan pihak luar untuk menjamin terselenggara fungsi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

(8)

c. Mengupayakan kemandirian dalam mengatasi sumber daya alam dan sumber dana sesuai dengan AD dan ARTAP3I yang bertindak selaku induk dan pengelola PPKS untuk disahkkan.

2. Kepala Biro Pelayanan

Adapun fungsi tugas dari biro pelayanan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan adalah:

a. Melayani segala kebutuhan penelitian terhadap perkebunan kelapa sawit yang

ada di Sumatra Utara maupun di Indonesia.

b. Sebagai tempat jasa, tata usaha, pemberian bibit bahan tanaman dan

laboratorium penelitian, perpustakaan kelapa sawit.

c. Membantu permasalahan perkebunan yang dapat dipecahkan dengan seksama

3. Kepala Urusan Administrasi/SDM

Berfungsi membantu di bidang hukum yang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Personalia. Adapun tugas Kepala Urusan SDM adalah sebagai berikut:

a. Menjadi pengacara penasehat hukum untuk dan atas nama perusahaan dan

karyawan.

b. Menghubungi instansi lain yang ada kaitannya dengan masalah hukum.

c. Melakukan tata usaha di bidang hokum

(9)

Berfungsi membantu di bidang kerumah tanggaan yang bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi. Tugas kepala sub bagian kerumahtanggaan adalah:

a. Memelihara gedung-gedung dan rumah

b. Membetulkan dan memperbaiki gedung, rumah dan fasilitas lainnya

c. Melakukan ketatausahaan.

d. Memelihara kebersihan halaman

5. Kepala Bidang Usaha

Adapun tugas dari biro bidang usaha adalahsebagai berikut:

a. Membuat garis besar sistem atau metode pelaksanaan kegiatan bidang usaha

dan pengendalian.

b. Memimpin dan mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan kelompok

usaha.

c. Mempersiapkan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja lingkup

bidang usaha.

d. Meningkatkan produktivitas Kelapa Sawit di lingkup bidang usaha.

e. Mengajukan usulan program pengembangan usaha, jasa peayanan konsultasi

dan jasa laboraturium, program pelatihan dan promosi serta pengembangan / pembangunan Kelapa Sawit yang baru.

(10)

dan efisiensi pelaksanaan kegiatan usaha.

g. Menyampaikan laporan pelaksanaan dan hasil akhir kegiatan dibidang kepada

direktur.

6. Kepala Unit Usaha Marihat

Unit Usaha Marihat memiliki tugas sebagai berikut:

a. Membuat garis besar system metode pelaksanaan kegiatan operasional dan

pengendalian diseluruh wilayah kerja.

b. Merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan

operasional di wilayah kerja.

c. Mempersiapkan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja lingkup

marihat.

d. Membantu kegiatan operasional unit usaha produksi dan kegiatan peneliti.

e. Mengajukan usulan perluasan bidang usaha dan rencana perubahan teknis dan

pencapaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan operasional.

7. Kepala Unit Usaha Medan

Berfungsi sebagai pengelola dan pengawas pelaksanaan.Adapun tugas-tugas unit usaha Medan adalah sebagai berikut:

(11)

b. Membantu dan menerima tugas yang berkaitan dengan unit usaha Medan dan untuk kepala bidang usaha.

c. Melakukan pengawasan/menilai kepegawaian, pengendalian pelaksanaan di

lingkup unit usaha Medan.

d. Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan operasional kebun lingkup

usaha medan dengan tujuan efisiensi dan efektifitas .

e. Pengawasan pelaksanaan kontrak perjanjian kerja pemeliharaan tanaman di

kebun lingkup unit usaha Medan.

8. Manajer Pengembangan Usaha Promosi ( PUP )

Adapun manajer pengembangan usaha dan promosi berfungsi sebagai berikut:

a. Manajer PUP berfungsi sebagai pengelola dan pengawas pelaksanaan tugas

sepuluh kegiatan penanggung jawab meliputi administrasi, pameran, pelatihan/ training, teknologi informasi, publikasi, perpustakaan, pustekinfo dan waralaba, kompos.

b. Membantu kepala bidang usaha dalam mengelola semua kegiatan yang

berkaitan dengan sumber dana yang ada lingkup pengembangan usaha dan promosi meliputi sumber daya manusia, keuangan dan fasilitas serta

(12)

pengadaan/penambahan karyawan yang diperlukan di lingkup bidang serta mutasi bawahan.

9. Asisten Direktur bidang Pra Panen dan Pasca Panen

Adapun fungsi dari asisten direktur dalam bidang pra panen dan pasca panen adalah sebagai berikut:

a. Mencakup dan melayani penelitian yang akan diteliti dan dibahas bersama,

yakni dengan para peneliti dan asisten.

b. Mengetahui kendala dan kemajuan yang didapat selama penelitian ketika pra

panen maupun ketika pasca panen itu sendiri.

Karyawan sebuah perangkat didalam organisasi perusahaan yang

menggerakkan aktivitas dan roda keberlangsungan yang dapat memajukan perusahaan tersebut.Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan mempunyai pegawai dan karyawan yang tersebar mulai dari jabatan tingkat atas maupun jabatan yang rendah, itu semua mempunyai peranannya masing-masing dimana telah ditentukan sebelumnya.Untuk melakukan kegiatan di lingkungan Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan dipimpin oleh seorang Direktur I yang mnejadi orang yang menanggungi segala urusan dan sebagai kepala penanggung jawab umum dibantu oleh Direktur II yakni sebagai penanggung jawab penelitian dan pengembangan, ini juga bisa disebut dengan wakli direktur.

(13)

Dalam melaksanakan kegiatan para pimpinan yang diatas juga dibantu oleh asisten-asisten yang berada dibawahnya, seperti untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan, direktur dibantu oleh asisten direkur pra panen dan asisten direktur pasca panen. Dalam kegiatannya, bidang penelitian dikoordinasikan untuk masuk kedalam kelompok peneliti (kelti) yang diketuai oleh seorang ketua

kelompok peneliti pra panen maupun pasca panen.19 Lalu selanjutnya diikuti oleh

bidang-bidang lainnya seperti bidang biro umum, bidang masalah urusan administrasi, bidang biro pelanyanan. Itu semua saling berkaitan satu sama lainnya yang saling membantu dalam segala proses kegiatan-kegiatan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan.Didalam melaksanakan kegiatan dan keberlangsungan Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan merupakan lembaga yang sumber pendapatannya diproleh dari dari hasil produksi, penjualan kecambah maupun bibit, serta dukungan dari lembaga yang berada di atas naungannya.

Referensi

Dokumen terkait

Rachmi Sri Rahayu : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), 2003... Rachmi Sri Rahayu : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Pusat

PEMURNIAN LIGNIN DENGAN METODE KLAKSON DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN “ yan g merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program

Mendukung Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan.Warta Pusat Penelitian. Kelapa Sawit Vol 20 No.1

Judul Skripsi : Peran Perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Peneliti Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Ilmu

kemajuan dalam perkebunan kelapa sawit di Indonesia agar menjadi industri

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)

berjudul “Perjanjian Perlindungan Kesehatan Terhadap Staf, Karyawan dan Pensiunan (Studi Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan)”, pada prinsipnya merupakan buah pikiran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)