PENENTUAN FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PROSES PEMURNIAN NIRA PADA TANGKI PENGENDAPAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANAVA PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II
PABRIK GULA KWALA MADU
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
SUKMA TARIGAN
080423097
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat kasih dan anugrah-Nya yang besar yang telah menyertai penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
Judul dari tugas Sarjana ini adalah “Penentuan Faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Pemurnian Nira Pada Tangki Pengendapan Dengan Metode ANAVA di PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu” Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik, Program Pendidikan Sarjana Ekstensi, Departemen Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Penulisan menyadari Bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya
sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mnegharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas
Sarjana ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga Tugas Sarjana ini
bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS
MEDAN
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan kepada penulis
hingga selesai Tugas Sarjana ini. Rasa terimakasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Teristimewa buat kedua orangtuaku yang tercinta S. Tarigan dan K. Br
Ginting dan kakak-kakakku yang tersayang yang telah memberikan
dorongan dengan penuh cinta dan doa serta dukungan material yang
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
sarjana ini.
2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Jurusan Departemen Teknik
Industri, atas segala nasihat dan dukungan yang diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas sarjana ini.
3. Bapak Ir. Nimpan S. Depari, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan saran, bimbingan dan dorongan
kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas sarjana ini.
4. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Dosen Pembimbing II, atas
bimbingan dan kesabaran dan arahan yang diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas sarjana ini.
5. Bapak Ir. Tanib S Tjolia, M. Eng, selaku Dosen Pembanding I atas
bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan
6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Dosen Pembanding II atas
bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan
Tugas Sarjana ini.
7. Bapak Ir. H A Jabbar M Rambe, M.Eng, selaku Dosen Pembanding III
atas bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan
Tugas Sarjana ini.
8. Bapak H. Aritonang selaku pembimbing lapangan di PTP. Nusantara II
Pabrik Gula Kwala Madu yang telah membimbing dan mengajari saya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini
9. Staf Administasi kepada Bang mijo, Bang Bowo, Bang Ardiansyah, kak
Dina dan Ibu Ani yang telah sabar membantu dalam proses birokrasi
penyelenggaraan Tugas Sarjana ini
10.Staf Perustakaan bang kumis dan Kak Rahma yang selalu membantu
penulis dalam mengimpulkan referensi untuk kesempurnaan Tugas
Sarjana ini.
11.Teman-teman di Teknik Industri USU yang telah mendukung dan
membantu saya terutama pada teman saya Elmina Dora, Dewi Anggraini,
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Tugas sarjana ini
Kepada semu pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan Tugas Sarjana
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya mengucapkan terima kasih yang
RINGKASAN
PTP.Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu adalah suatu perusahaan negara yang bergerak dalam bidang industri gula yang bahan bakunya dari batang tebu.Gula yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat banyak sebagai bahan pangan pokok. Proses pengolahan gula putih yang di mulai dari masuknya bahan baku sampai produk jadi. Dalam pembuatan gula khususnya pada pencampuran bahan-bahan pada nira tebu sering terjadi kerusakan sehingga proses selanjutnya terhambat..
Agar proses produksi dapat berjalan lancar maka dilakukan penelitian di stasiun pemurnian nira untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada kristal-kristal gula dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kualitas gula dan mengurangi tingkat kerusakan kristal gula.
Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemurnian nira pada tangki pengendapan adalah metode ANAVA (analisa Varians), sedangkan untuk menentukan kondisi optimum dari variabel yang paling berpengaruh terhadap pemurnian nira yang mempengaruhi kualitas gula adalah dengan menggunakan perhitungan optimisasi
Berdasarkan metode ANAVA yang digunakan pada penelitian pemurnian nira dalam tangki pengendapan ini maka diperoleh bahwa terdapat 1 faktor yang paling yang mempengaruhi pemurnian nira dalam tangki pengendapan yaitu lama pemurnian dan kondisi optimumnya yang diperoleh dari perhitungan optimisasi adalah 19,3 menit, sedangkan kondisi lama pemurnian yang digunakan dalam pabrik adalah 20 menit.
Untuk meningkatkan kualitas gula dan menmgurangi kerusakan kristal gula,maka pada proses produksi sebaiknya menggunakan lama pemurnian selama 19,3 menit sehungga dapat meningkatkan kualitas kristal gula.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT SIDANG ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
RINGKASAN ... xiv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1
1.2. Pokok Permasalahan ... I-3
1.3. Tujuan Penelitian Masalah ... I-3
1.4. Pembatasan Masalah ... I-4
1.5. Asumsi-Asumsi yang Digunakan ... I-4
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2
2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3
2.4. Daerah Pemasaran ... II-3
2.5. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4
2.5.2. Uraian Tugas,wewenang dan Tanggungjawab ... II-7
2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-21
2.6.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-21
2.6.2. Jam Kerja ... II-23
2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas ... II-23
2.7.1. Sistem Pengupahan ... II-23
2.7.2. Fasilitas ... II-25
2.8. Proses Produksi ... II-25
2.8.1. Standar Mutu Produk ... II-25
2.8.2. Bahan yang Digunakan ... II-26
2.9. Uraian Proses Produksi ... II-28
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 2.10.1. Mesin ... II-36
2.10.2. Peralatan ... II-39
III. LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Mutu ... III-1
3.2. Desain Eksperimen... III-2
3.3. Efek dan Interaksi ... III-7
3.4. Jenis-Jenis Rancangan ... III-9
3.5. Eksperimen Faktorial ... III-14 3.6. Desain Faktorial 2k ... III-15 3.6.1. Desain Faktorial 22 ... III-16
3.6.2. Desain Faktorial 23 ... III-21 3.7. Metode Yates Untuk Desain Eksperimen ... III-23
3.8. Analisa Varians (ANAVA) ... III-26
3.9. Uji Normalitas ... III-32
3.10. Proses Optimisasi ... III-35
IV. METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
4.1. Metode Penelitian ... IV-1
4.2. Objek Penelitian ... IV-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.4. Variabe yang diamati ... IV-2
4.5. Instrumen Penelitian ... IV-2
4.6. Pengumpulan Data ... IV-2
4.7. Metode Pengolahan data ... IV-3
4.8. Analisa Data ... IV-4
4.9 Kesimpulan dan Analisa ... IV-4
4.10 Langkah Penelitian ... IV-4
V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.2. Pengolahan Data... V-2
5.2.1. Uji Kenormalan Data Dengan chi Kuadrat ... V-2
5.2.2. Penggunaan ANAVA dengan Metode Yates ... V-9
5.2.3. Tahap Optimisasi ... V-13
VI. ANALISA DAN EVALUASI
6.1. Analisa ... VI-1
6.2. Pembahasan ... VI-3
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
DAFTAR GAMBAR
BAB HALAMAN
2.1. Diagram Pendistribusian Gula PTPN II ... II-3
2.2. Struktur Organisasi ... II-6
2.3. Blok Diagram Proses Pengolahan Tebu ... II-29
4.1. Blok Diagram Tahap Penelitian ... IV-5
4.2. Blok Diagram Uji Normalitas Data ... IV-6
4.3. Blok Diagram Pengujian ANAVA Metode Yates ... IV-7
DAFTAR TABEL
BAB HALAMAN
2.1. Susunan Tenaga Kerja PTPN II PG.Kwala Madu ... II-22
2.2. Nama-Nama Mesin Produksi ... II-37
2.5. Nama-Nama Peralatan Produksi ... II-40
3.1. Perlakuan Kombinasi Level-Level Faktor A dan Faktor B…… III-17
3. 2. Tanda koefisien efek untuk disain faktorial 22……… III-22
3.3. Tanda Koefisien Efek untuk Eksperimen 23………. III-22 3.4. Skema Perhitungan Kontras Dengan Metode Yates Untuk Disain
faktorial 22……… III-24
3.5. Skema Perhitungan Kontras Dengan Metode Yates
Untuk Disain faktorial 23 Dengan r Observasi Tiap Sel………… III-25
3.6. Skema Data Sampel Untuk Desain Faktorial 23 ( n Pengamatan Tiap Sel)……….. III-27
3.7. Daftar Anava Desain Eksperimen a x b……….. III-29
3.8. Daftar Analisa Varians ( ANAVA) ……… III-31 3.9. Daftar Distribusi Frekuensi………. III-33
3.10. Daftar Uji Normalitas ………... III-34 3.11. Desain Matrik Tahap Optimasi 22 Desain Faktoria………… III-36 5.1. Data Kombinasi kecepatan Pengadukan dan Waktu Pemurnian
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2. Data Keseluruhan ………..…… V-3
5.3. Distribusi Normal Frekuensi Hasil Pengolahan Data……… V-4
5.4. Hasil Perhitungan Luas Wilayah ………. V-7 5.5. Perhitungan Nilai Xhitung……….. V-8
5.6. Data Hasil Pengamatan…. ………. V-9 5.7. Hasil Pengolahan Data Dengan Metode Yates……… V-9
5.8. Daftar ANAVA Hasil Pengolahan Data……..……… V-12
5.9. Level Optimisasi Desain Faktorial 22……… V-13
RINGKASAN
PTP.Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu adalah suatu perusahaan negara yang bergerak dalam bidang industri gula yang bahan bakunya dari batang tebu.Gula yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat banyak sebagai bahan pangan pokok. Proses pengolahan gula putih yang di mulai dari masuknya bahan baku sampai produk jadi. Dalam pembuatan gula khususnya pada pencampuran bahan-bahan pada nira tebu sering terjadi kerusakan sehingga proses selanjutnya terhambat..
Agar proses produksi dapat berjalan lancar maka dilakukan penelitian di stasiun pemurnian nira untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada kristal-kristal gula dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kualitas gula dan mengurangi tingkat kerusakan kristal gula.
Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemurnian nira pada tangki pengendapan adalah metode ANAVA (analisa Varians), sedangkan untuk menentukan kondisi optimum dari variabel yang paling berpengaruh terhadap pemurnian nira yang mempengaruhi kualitas gula adalah dengan menggunakan perhitungan optimisasi
Berdasarkan metode ANAVA yang digunakan pada penelitian pemurnian nira dalam tangki pengendapan ini maka diperoleh bahwa terdapat 1 faktor yang paling yang mempengaruhi pemurnian nira dalam tangki pengendapan yaitu lama pemurnian dan kondisi optimumnya yang diperoleh dari perhitungan optimisasi adalah 19,3 menit, sedangkan kondisi lama pemurnian yang digunakan dalam pabrik adalah 20 menit.
Untuk meningkatkan kualitas gula dan menmgurangi kerusakan kristal gula,maka pada proses produksi sebaiknya menggunakan lama pemurnian selama 19,3 menit sehungga dapat meningkatkan kualitas kristal gula.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Dalam menghadapi persaingan Internasional yang semakin tajam, maka
Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja
yang murah, akan tetapi dalam mengembangkan sumber-sumber daya saing
Internasional yang lebih berkelanjutan. Hal ini dapat dicapai dengan
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan teknologi industri manufaktur
indonesia. PTP.Nusantara II bergerak dalam bidang Industri Gula yang bahan
bakunya dari batang tebu.
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dan paling banyak di
konsumsi oleh masyarakat banyak. Gula yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh
masyarakat banyak sebagai bahan pangan pokok.1 Sebagian produk makanan tentunya harus memenuhi standart mutu yang telah ditetapkan sehingga layak
untuk dikonsumsi. Gula yang kita konsumsi sehari-hari adalah gula kristal putih.
Gula kristal putih dibuat dari tebu yang diolah melalui berbagai tahapan proses,
untuk Indonesia kebanyakan menggunakan proses sulfitasi dalam pengolahan
gula.
1
Tebu yang dipanen dari lahan perkebunan harus benar-benar matang dan
kandungan kadar gulanya dalam batang tebu cukup bagus untuk diproduksi (kadar
antara 10-12 bulan sejak ditanam. Faktor yang mempengaruhi kadar gula yang
cukup bagus dalam batang tebu adalah iklim dan perawatan atau pemeliharaan
tanaman tebu yang dilakukan oleh pihak perkebunan tebu.
Proses pengolahan gula putih yang dimulai dari masuknya bahan baku
sampai produk jadi yang berlangsung secara terus-menerus tanpa ada suatu delay
(pemberhentian) dari satu mesin kemesin lainnya. Dalam hal ini terdapat
kecendrungan bahwa dalam proses pengolahan tebu menjadi gula ada beberapa
faktor yang mempengaruhi terhadap gula tersebut.
Tebu yang sudah digiling dan diperas adalah nira mentah yang masih
mengandung serat (serabut), kotoran disamping gula, dapat dikatakan nira mentah
ini hampir masih semua komponen/partikel pada tebu masih ada didalamnya.
Dalam proses pengolahan gula putih dari tebu, sukrosa harus dipisahkan dari zat
dan ikatan bukan gula.
Kualitas mutu gula kristal putih yang dihasilkan ditentukan oleh kualitas
nira mentah, kemudian cara pemurniannya dan cara menerapkan masakan dalam
proses kristalisasi, kedua cara tersebut ditunjukan untuk mempengaruh kualitas
nira mentah.
Proses pemurnian ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari dalam
nira sehingga nira dihasilkan lebih murni. Untuk itu perlu adanya control pada
mengoptimumkan bahan baku. Dengan control yang baik pada proses pemurnian
nira terutama pada tangki pengendapan (Door Clarifier) akan dapat memisahkan
nira jernih atau nira kotor.
Proses pengolahan gula yang berkualitas yang memenuhi standat mutu
adalah gula SHS I (Superior high Sugar) dan SHS II, dimana gula SHS I adalah
gula yang memenuhi standar mutu sedangkan SHS II adalah gula SHS yang tidak
memenuhi standar mutu.
Adapun standar mutu proses pengolahan gula SHS I yang telah ditetapkan
adalah Gula hasil yang produksi harus berwarna putih dan bersih, gula harus
benar-benar kering dan gula tidak berbau, sedangkan untuk gula SHS II adalah
Gula yang dihasilkan tidak berwarna putih dan tidak bersih, gula yang dihasil
basah dan berbau.
1.2 . Pokok Permasalahan
Adapun pokok masalah yang di bahas dan diteliti pada bagian Stasiun
Pemurnian di PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu adalah
bagaimana proses pemurnian nira tebu dalam tangki pengendapan sehingga nira
tebu dapat dikatakan murni. Oleh karena itu penulis dapat meneliti pada bagian
pemurnian nira, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemurnian nira
Sehubungan dengan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap
pemurnian nira maka dapat menganalisa faktor yang paling berpengaruh terhadap
pemurnian nira dengan Metode ANAVA (Analisa Varians)
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah :
Untuk menghilangkan kotoran dari dalam nira sehingga nira yang dihasilkan murni, sehingga dapat meningkatkan kualitas gula.
Tujuan Khusus penelitian adalah :
1. Untuk mengidentifukasikan distasiun pemurnian faktor-faktor yang paling
mempengaruhi proses pemurnian nira dalam tangki pengendapan terhadap
kualitas gula
2. Memberi suatu usula perbaikan terhadap pemurnian nira dalam tangki
pengendapan.
1.4. Pembatasan Masalah
Untuk lebih mengarahkan penganalisaan/pemecahan masalah, maka ruang
lingkup permasalahan dibatasi sebagai berikut:
1. Pemeriksaan dan pengambilan data dilakukan pada tangki pengendapan
dari mesin produksi pada proses pemurnian nira
2. Data penelitian diperoleh langsung dari daerah stasiun pemurnian nira
yang bertujuan untuk menghasilkan nira murni yang mempengaruhi proses
1.5 Asumsi-asumsi yang Digunakan
Di samping pembatasan permasalahan di atas, juga dibutuhkan asumsi-asumsi
berikut:
1. Tangki pengendapan dalam keadaan baik dan normal dengan nira dan
bahan penolong yang masuk berada dalam kondisi baik.
2. Tidak terjadinya perubahan sistem produksi selama penelitian ini
berlangsung.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian Tugas Sarjana
ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan
sistematika sebagai berikut:
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan
penelitian,Pembatasan masalah, asumsi-asumsi yang digunakan dan
sistematika penulisan.
BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menguraikan gambaran umum perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II
Pabrik Gula Kuala Madu, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku,
proses produksi, mesin dan peralatan, serta organisasi dan manajemen
perusahaan.
BAB III. LANDASAN TEORI
Menyajikan dan menampilkan tinjauan kepustakaan yang berisi teori
dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan dan
pemecahan masalah
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
Mengemukakan langkah-langkah serta prosedur yang akan dilakukan
dalam melakukan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data,
analisis dan evaluasi, srta kesimpulan dan saran.
BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Melakukan identifikasi data dan pengolahan data yang digunakan
sebagai dasar pada pembahasan masalah
Menganalisa hasil pengolahan data dan untuk memperoleh
penyelesaian dari masalah yang ada
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran mengemukakan kesimpulan semua hal yang
dilakukan pada saat penelitian, terutama hasil pengolahan data yang
diperoleh serta memberikan saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan.
Pada awal perkembangan Industri gula di Indonesia atau di Sumatera, tebu
yang ditanami oleh petani Indonesia yang dipaksa oleh pemerintahan Belanda,
jadi pemerintahanlah yang merupakan pemasokan utama tebu yang dibutuhkan
pabrik gula bukan dari kalangan masyarakat. Pada Tahun 1891 tanam paksa
dihapus oleh pemerintah Indonesia dan pihak pabrik gula memberikan kepada
masyarakat untuk menenam tebu dilahan yang disewa para petani sebagai mata
pencariannya sehari-hari.
Kristal gula yang dihasilkan pabrik pada umumnya terdiri dari berbagi
jenis, sesuai dengan permintaan pemasaran. Pada tanggal 1 Januari 1959 seluruh
perusahaan Perkebunan Belanda yang terdiri dari 34 Perkebunan diubah menjadi
Perkebunan Negara baru, cabang Sumatera Utara yang melakukan pengembangan
dengan mengubah kebun menjadi 39 Perkebunan dengan luas area 101.633 Ha.
Berdasarkan peraturan Pemerintah tanggal 1 Juni 1961 Perkebunan Negara
Baru diubah menjadi Perusahaan Negara Perkebunan IX yang terdiri dari 23
Perkebunan dengan luas area 58.319.75 Ha.
Setelah melakukan penelitian maka dapat memenuhi ketentuan-ketentuan
unit dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan, sehingga pada tanggal 1 April 1974
April 1994 diubah lagi menjadi PTP. Nusantara II di Semayang. Pada Tahun 1997
didirikan Pabrik Gula Kwala Madu Karena begitu luas perkebunan tebu di
Sumatera Utara dari daerah Semayang sampai pada daerah kwala Madu, Maka
PTP.Nusantara II dibagi menjadi 2 yaitu Pabrik Gula di Semayang dan di Pabrik
Gula Kwala Madu.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Pabrik Gula Kwala Madu merupakan Industri manufaktur yang
memproduksi gula. PTP. Nusantara II Kwala Madu merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang Industri pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak.
Bahan baku utama pembuatan gula adalah tebu yang tidak jauh dari pabrik,
sedangkan bahan tambahan untuk pembuatan gula adalah air, susu kapur, Gas
belerang, fluclonat, dan asam phospat
PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu hanya memproduksi gula dan
ada pun tebu yang di olah menjadi gula ada yang tidak terbentuk kristal gula atau
disebut dengan Tetes yang dapat dimanfaatkan untuk dijual kepada pabrik
pembuatan kecap, sehingga kristal gula yang tidak terbentuk tidak terbuang.
Produk gula yang dihasilkan hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri saja,
2.3. Lokasi Perusahaan
Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berada di Kwala Begumit, Kecamatan
Stabat, Kabupaten Langkat, kira-kira 36 km dari kota Medan. Lokasi ini jauh dari
keramaian penduduk dan cukup dekat dengan lokasi bahan baku yaitu Perkebunan
tebu yang berada disekitar pabrik.
2.4. Daerah Pemasaran
Sistem pemasaran gula pada PT.Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proses pemesanan yang diterima oleh pihak perusahaan melalui bagian pemasaran, sehingga bagian pemasaran akan akan
memberitahukan pesanan kepabrik untuk diproses. Pabrik akan memproses gula
sesuai dengan pesanan yang diterima dari bagian pemasaran. Pesanan akan
diambil oleh konsumen kepabrik yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
seperti terlihat pada Gambar 2.1.
2.5. Struktur Organisasi
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur pada dasarnya merupakan ciri organisasi yang berfungsi untuk
mengendalikan atau membedakan semua bagiannya. Adanya struktur akan
memudahkan organisasi dalam mengendalikan perilaku pegawai, dalam arti
pegawai tidak mampu membuat pilihan yang mutlak bebas dalam melakukan
sesuatu pekerjaan dan cara mengerjakannya. Disamping itu, struktur juga
mempengaruhi perilaku dan fungsi sesuatu kegiatan di dalam organisasi, Dengan
demikian dapat menciptakan efektifitas dan efisiensi organisasi, diperlukan
keputusan yang sarat dengan mendesain struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan
organisasi, dimana satuan-satuan tersebut mempunyai tanggung jawab tugas dan
wewenang yang tertentu dalam jalinan kesatuan yang lebih utuh.
Struktur organisasi digambarkan pada skema organisasi (Organization
Chart). Skema organisasi ini memberikan gambaran mengenai seluruh kegiatan
serta proses yang terjadi pada suatu organisasi.
Terdapat empat komponen dasar merupakan kerangka dalam memberikan
defenisi dari suatu struktur organisasi, yaitu:
1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas
serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada satu
2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan laporan yan
ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan
pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkat hirarki serta besarnya rentang
kendali dari semua pemimpin diseluruh tingkatan dalam organisasi.
3. Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang
memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian
segenap kegiatan organisasi, baik kearah vertikal maupun horizontal.
4. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian
organisasi, dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu
organisasi yang utuh.
Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada di
dalam organisasi dapat diarahkan sehingga dapat mendorong mereka
melaksanakan aktivitas masing-masing dengan baik dengan mendukungnya
sasaran perusahaan. Adapun beberapa jenis struktur organisasi yang umum yaitu :
Adapun struktur yang belaku di Pabrik Gula Kwala Madu adalah berbentuk
garis, dimana wewenang berjalan menurut garis lurus dari pimpinan tertinggi
terus sampai kepada karyawan pelaksana. Jadi setiap atasan mempunyai
bawahan-bawahan menerima perintah secara lisan maupun tulisan.
Gambar struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada
2.5.2.Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam struktur
organisasi pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II di uraikan sebagai berikut :
1. Manajer Pabrik
a. Membantu Direksi mengerjakan tugas dan kebijaksanaan yang telah
digariskan oleh perusahaan.
b. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan
pengawasan di pabrik, guna menunjang usaha pokok secara efektif dan
efisien.
c. Manajer pabrik bertanggung jawab terhadap direksi PTPN II. 2. Kepala Dinas Teknik
a. Kewajiban
a. Membantu manajemen pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan
yang telah digariskan oleh perusahaan
b. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan
pengawasan pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan oleh manajemen pabrik.
c. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan
manajemen pabrik.
d. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada manajer mengenai situasi
e. Dalam menjalankan tugas, Kepala Dinas Teknik harus berkoordinasi
dengan kepala pengolahan dibantu oleh asisten.
f. Mengkoordinasikan seluruh asisten yang di bawahi untuk mencapai target
dan sasaran yang ditetapkan.
g. Mengoptimalkan kerja mesin dan peralatan agar proses produksi berjalan
efektif dan efisien.
h. Membuat laporan pertanggung jawaban kerja.
b. Wewenang
a. Membuat rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk
pemeliharann dan pengoperasian mesin/instalansi.
b. Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan efektif
dan efisien.
c. Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan terhadap penyimpanan
operasional di pabrik.
d. Memberikan usul dan saran perbaikan Manajer pabrik yang dapat
meningkatkan kierja pabrik.
3. Asisten Boiler a. Kewajiban
a. Membantu Ka.Dinas Teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang
berhubungan dengan perencanaan dan pengoperasian stasiun boiler
b. Stasiun boiler dipimpin oleh seorang staf dan dibantu mandor, bertugas
b. Wewenang
a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan
penanganan peralatan pada stasiun Boiler.
b. Menyusun program perawatan mesin/peralatan stasiun Boiler.
c. Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu yang telah ditetapkan.
d. Melakukan inspeksi secara teratur terhadap inventarisasi beserta
kondisinya
e. Memantau, mengevaluasi dan memperbaiki hasil kerja stasiun.
c. Tanggung jawab
Asisten boiler bertanggun jawab kepada Ka. Dinas Teknik.
4. Asisten Milling a. Kewajiban
a. Membantu Ka.Dinas Teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang
berhubungan dengan perencanaan, perawatan, pengoperasian stasiun
giling.
b. Stasiun milling dipimpin oleh seorang staf yang bertugas mengolah
peralatan dan tenaga kerja pada stasiun milling. Asisten milling dalam
melaksanakan tugasnya dibantu mandor.
b. Wewenang
a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan
penanganan peralatan pada stasiun gilingan.
c. Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu yang telah ditetapkan.
d. Melakukan inventarisasi fisik.
e. Memantau, menganalisa, memperbaiki hasil kegiatan di stasiun giling.
f. Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja.
c. Tanggung Jawab
Asisten milling bertanggung jawab kepada Ka. Dinas Teknik
5 Asisten Listrik/Instrumen a. Kewajiban
a. Membantu Ka.Dinas Tenik dalam melaksanakan pekerjaan yang
berhubungan dengan layout, pengoperasian seluruh peralatan pabrik,
kantor, perumahan, pembangkit yang berkaitan dengan listrik/instrumen.
b. Bidang Listrik/Instrument dipimpin oleh staf dan dibantu oleh mandor,
bertugas mengolah peralatan listrik dan sumber daya lainnya yang
berkaitan.
c. Work Shop dipimpin oleh seorang staf dibantu mandor serta tenaga
administrasi. Asisten Work Shop bertugas untuk melayani perbaikan,
pembuatan suku cadang.
b. Wewenang:
a. Memuat rencana jangka pendek dalam hal pengadaan perbaikan dan
penggunaan peralatan-peralatan listrik/instrument.
c. Melakukan standar baik biaya, fisik maupun mutu sesuai dengan
ketetapan.
d. Melakukan inspeksi secara teratur.
e. Memantau menganalisa dan memperbaiki pekerjaan di bidang
listrik/instrument.
6. Asisten Work Shop a. Kewajiban
a. Membantu Ka. Dinas teknik dalam pekerjaan mengolah Work Shop
b. Mewakili Ka. Dinas Teknik bila KDT tidak berada di tempat.
b. Wewenang
a. Membuat rencana jangka pendek dalam pengadaan perbaikan/modifikasi
dan penggunaan mesin/peralatan Work Shop.
b. Menyusun program perawatan peralatan Work Shop.
c. Melaksanakan standart biaya, fisik dan mutu.
d. Memantau, mengevaluasi dan memperbaiki hasil kerja Work Shop.
c. Tanggung Jawab
Asisten Work Shop bertanggung jawab kepada Ka. Dinas Teknik.
7. Asisten Cane Yard. a. Kewajiban
b. Cane yard dibantu mandor dan dipimpin oleh seorang staf dan tenaga
administrasi. Bertugas mengatur kelancaran dan pengolahan tebu serta
memelihara lingkungan/infrastruktur milik pabrik.
b. Wewenang
a. Menentukan operasi Cane Staker, Forklift, Tractor, dll.
b. Menyusun anggaran dan program perawatan peralatan yang dipergunakan
di Cane Yard beserta keberhasilannya.
c. Pengawasan dan pengendalian administrasi, biaya serta operasi Cane
Yard.
d. Menjaga kebersihan halaman, lingkungan, jalan saluran air, pasar
infrastruktur lainnya milik pabrik.
c. Tangung Jawab
Asisten Cane Yard bertanggung jawab kepada manajer pabrik.
8 Kepala Dinas Pengolahan a. Kewajiban
a. Membantu manajer pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang
telah digariskan oleh perusahaan.
b. Melaksanakan perencanaan, pengoperasian, pengendalian dan pengawasan
di pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh
menager pabrik.
c. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan manager
d. Dalam melaksanakan tugas Ka. Dinas pengolahan harus berkoordinasi
dengan kepala dinas teknik, dibantu oleh asisten.
e. Mengkoordinasi seluruh asisten yang dibawahi untuk mencapai
target/sasaran yang sudah ditetapkan.
f. Mengoptimalkan kerja mesin/peralatan.
b. Wewenang
a. Membuat rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk
memelihara dan pengoperasian mesin pengolahan.
b. Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan efektif
dan efisien.
c. Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan operasional.
d. Menilai kondisi staf dan mengusulakan mutasi, demosi atau promosi.
c. Tanggung Jawab
Ka. Dinas Pengolahan bertanggung jawab kepada manager pabrik
9. Asisten Pemurnian a. Kewajiban
a. Membantu Ka. Dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses
pada stasiun pemurnian.
b. Stasiun pemurnian dipimpin oleh seorang staf dibantu mandor dan tenaga
admnistrasi. Bertugas memaksimalkan rendemen, menekan kehilangan
b. Wewenang
a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan dan
pengoperasian peralatan pada stasiun pemurnian.
b. Menyusun program perawatan peralatan.
c. Melaksanakan standard fisik, biaya dan mutu.
d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording.
e. Pengendalian biaya dan sistem kerja
c. Tanggung jawab
Asisten pemurnian bertanggung jawab kepada Ka. Dinas pengolahan.
10. Asisten Putaran a. Kewajiban
a. Membantu Ka. Dinas Pengolahan melaksanakan pekerjaan proses
pengolahan pada stasiun putaran.
b. Stasiun putaran dipimpin oleh seorang staf dan dibantu mandor serta tenaga
administrasi. Bertugas memisahkan kristal dan melakukan pengeringan
dengan prinsip efisien.
b. Wewenang
a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan dan perbaikan dan
pengoperasian peralatan pada stasiun putaran.
b. Menyusun program peralatan-peralatan.
c. Melaksanakan standart fisik, biaya dan mutu.
e. Pengendalian biaya dan sistem kerja.
c. Tanggung Jawab
Asisten putaran bertanggung jawab kepada Ka. Dinas pengolahan.
11. Asisten Penguapan a. Kewajiban
Membantu Kepala Dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses
pengolahan pada stasiun penguapan.
b. Wewenang
a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan dan perbaikan dan
pengoperasian peralatan pada stasiun penguapan.
b. Menyusun program peralatan-peralatan.
c. Melaksanakan standard fisik, biaya dan mutu.
d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording.
e. Pengendalian biaya dan sistem kerja.
c. Tanggung jawab
Asisten penguapan bertanggung jawab kepada Ka. Dinas pengolahan.
12. Asisten Masakan a. Kewajiban
Membantu Ka. Dinas pengolahan melaksanakan tugasnya di pengolahan pada
b. Wewenang
a. Membuat rencana jangka pendek tentang pangadaan dan perbaikan serta
pengoperasian peralatan pada stasiun masakan.
b. Menyusun program peralatan-peralatan.
c. Melaksanakan standart fisik, biaya dan mutu.
d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording
c. Tanggung jawab
Asisten masakan bertanggung jawab kepada Ka. Dinas Pengolahan dibantu
seorang koordinator.
13. Kepala Tata Usaha a. Kewajiban
a. Membantu manager pabrik dalam melaksanakan tugasnya dibidang
administrasi.
b. Mengolah administrasi perusahaan secara menyeluruh yang diklola oleh
tiga orang asisten dengan dibantu tenaga administrasi.
b. Wewenang
a. Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi kantor.
b. Bersama bagian lain, menyusun rencana kerja tahunan.
c. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana tahunan.
d. Pengendalian sumber dana dan pengunaan dana.
e. Menyimpan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan.
g. Pengamanan terhadap aset perusahaan.
14. Asisten Umum a. Kewajiban
a. Membantu Ka. Tata Usaha dalam mengawasi bagian umum perusahaan
b.Membantu Ka. Tata Usaha melakukan pengawasan pada bagian umum
seperti personalia, koperasi.
b. Wewenang
a. Memngelola sumber daya manusia yang ada di perusahaan.
b. Mengelola perkoperasian perusahaan.
c. Sebagai hubungan masyarakat di perusahaan.
c. Tanggung jawab :
Asisten umum bertanggung jawab kepada Ka. Tata Usaha dibantu seorang
koordinator.
15. Asisten Kantor a. Kewajiban
Membantu Ka. Tata Usaha dalam pengawasan dibagian akuntansi, finansial,
perencanaan perusahaan.
b. Wewenang
a. Membuat perencanaan perusahaan dalam tahunan.
b. Mengawasi bagian akauntansi dalam membuat pembukuan.
c. Mengawasi bagian gaji dalam keuangan
c. Tanggung jawab
Asisten kantor bertanggung jawab kepada Ka. Tata Usaha mengenai kondisi
kantor dibantu seorang koordinator.
16.Asisten Gudang a. Kewajiban
Membantu Ka. Tata Usaha dalam mengawasi bagian gudang di pabrik.
b. Wewenang
a. Melakukan pemeriksaan di gudang material dan gudang hasil.
b. Melakukan insfeksi secara teratur.
c. Menyusun laporan mengenai jumlah barang masuk dan keluar.
c. Tanggung jawab
Asisten bertanggung jawab kepada Ka. Tata Usaha dalam melakukan
pengawasan di gudang di bantu seorang koordinator.
17.Kepala . Loboratorium
a. Kewajiban
Membantu manager pabrik dalam melaksanakan pekerjaan dibidang
laboratorium sebagai alat kontrol.
b. Wewenang
a. Membuat rencana jangka pendek tentang operasional laboratorium.
b. Membuat program perawatan alat laboratorium dan unit pengolahan
limbah.
d. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada manager.
c. Tanggung jawab
Kepala Laboatorium bertanggung jawab kepada manager dibantu dua orng
asisten.
18. Asisten Laboratorium
a. Kewajiban
Membantu tugas Ka. Laboratorium dalam pengawasan laboratorium.
b. Wewenang
a. Mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan di laboratorium.
b. Menganalisa dan memperbaiki hasil kerja.
c. Membuat rencana kerja tahunan dengan bagian lain.
c. Tanggung jawab
Asisten laboratorium bertanggung jawab langsung kepada Ka. Laboratorium
dibantu seorang koordinator.
19. Asisten Timbangan a. Kewajiban
Membantu Ka. Laboratorium dalam pengawasan di bagian timbangan.
b. Wewenang
a. Melakukan pemeriksaan di bagian timbangan
b. Membuat rencana jangka pendek di bagian timbangan.
c. Melaksanakan standart fisik perusahaan.
c. Tanggung Jawab
Asisten timbangan bertanggung jawab kepada Ka. Laboratorium dibantu
seorang koordinator.
20. Perwira Pengaman (Papam) a. Kewajiban
a. Membantu Manager dalam melaksanakan tigasnya dibidang keamanan.
b. Perwira pengaman pemimpin oleh seorang perwira TNI yang dibantu
komandan regu hansip.
b. Wewenang
a. Menyusun rencana kerja tahunan bidang keamanan
b. Bersama unit lainnya mengkoordinir latihan bersama untuk keamanan
kerja.
c. Melakukan insfeksi/patroli secara sistematis.
d. Pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan, tenaga kerja.
e. Menganalisa serta meningkatkan hasil kerja di bidang keamanan.
c. Tanggung jawab
Papam bertanggung jawab kepada Manager perusahaan.
21. Koordinator a. Kewajiban
a. Membantu Asisten-Asisten dalam melaksanakan tugasnya serta melakukan
b. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh asisten untuk diteruskan kepada
mandor.
c. Melakukan pengawasan kerja sesuai instruksi.
d. Menggantikan asisten bila tidak hadir.
e. Mengkordinir pekerjaan yang akan dilakukan.
f. Mengevaluasi hasil kerja dan memperbaikinya.
b. Tanggung jawab
Koordinator bertanggung jawab langsung kepada asisten dibantu seorang
mandor.
22. Mandor a. Kewajiban
a. Membantu Koordinator dalam melaksakan tugas dari asisten.
b. Melaksanakan tugas dari koordinator untuk diteruskan kepada karyawan
pelaksana.
c. Membuat laporan harian kepada koordinator.
d. Menggantikan koordinator bila berhalangan.
b. Tanggung jawab
Mandor bertanggung jawab kepada koordinator mengenai keadaan kerja
2.6. Tenaga kerja dan Jam Kerja 2.6.1 Tenaga Kerja
Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari di Pabrik Gula Kwala Madu,
memiliki karyawan sebanyak 733 orang. Setatus karyawan di Pabrik Gula Kwala
Madu berbeda-beda menurutpandangan manajemen. Perincian tenaga kerja di PG.
Kwala Madu terdiri dari :
a. Staf Pimpinan = 15 orang
b. Karyawan Pelaksana = 605 orang
c. Karyawan Tidak Tetap = 55 orang
Jumlah = 675 orang
Adapun bagian susuna tenaga kerja di Pabrik Gula Kwala Madu ditunjukkan
Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu
Tidak Tetap Jumlah 1 Kantor Manager
Kantor Dinas Teknik
Boiler
3 Dinas Pengolahan
2.6.2.Jam Kerja
Jam kerja yang diatur oleh perusahaan bagian oprasional menjadi 3 shift, agar
dalam bekerja dalam paerusahaan tersebut berjalan dengan lancar dalam
melaksanakan tugas.
1. Shift I mulai pukul 07.00 sampai 15.00 WIB
2. Shift II mulai pukul 15.00 sampai 23.00 WIB
3. Shift III mulai pukul 23.00 sampai 07.00 WIB
Jam kerja sesuai dengan surat keputusan bersama yang dikeluarka oleh
Departemen Tenaga kerja adalah 8 (delapan) jam satu hari. Jam istirahat yang
bekerja dalam pabrik tidak ada, karena proses pengolahan gula putih yang dimulai
dari masuknya bahan baku sampai produk jadi yang berlangsung secara terus
menerus tanpa ada suatu delay (pemberhentian) dari satu mesin ke mesin lainnya.
Sedangkan jam istirahat yang bekerja dalam kantor sesuai dengan surat
keputusan bersama yang dikeluarka oleh Departemen Tenaga kerja jam istirahat
antara jam 12 (dua belas) sampai dengan jam 1(satu).
2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas.
2.7.1. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan yang dilakukan di Pabrik Gula Kwala madu adalah
berdasarkan peraturan pemerintah melalui Surat keputusan Bersama (SKB) yang
Sistem pengupahan dibedakan berdasarkan golongan pegawai. Pegawai
staf terdiri dari golongan I, II, III, IV, V, VI-A, VI-B dan VII. Untuk non pegawai
staf terdiri dari pegawai bulanan yang terbagi atas golongan I, II, III, IV, V, VI
dan pegawai harian.
Masa giling di Pabrik gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai
bulan Januari sampai bulan Juli dalam 1 tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap
dan pegawai staf tetap aktif bekerja walaupun pada saat itu diluar jam kerja yang
telah ditentukan, maka karyawan tersebut mendapat upah lembur sesuai dengan
perjanjian perburuhan pasal (X) yang mengatur upah lembur. Gaji untuk
karyawan tetap dan karyawan tersebut :
Karyawan Harian =
Tingkat upah lembur diatur sebagai berikut :
Hari Biasa : 150 % (jam pertama)
: 200 % (jam kedua dan seterusnya)
Hari minggu dan hari besar biasa : 300 % (jam pertama s.d. jam ketujuh)
: 400 % (jam kedelapan dan seterusnya)
Upah/gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah
standart, ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan
akan menerima :
b. Pembagian keuntungan
c. Jaminan untuk hari tua/pensiun
d. Tunjangan hari raya dan tahun baru dan lain-lain.
2.7.2. Fasilitas
Untuk mendorong staf dan karyawan agar bekerja lebih giat dan
meningkatkan prestasi kerja, pihak perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas
pendukung seperti berikut :
1. Pemberian Cuti
2. Perumahan
3. Perawatan Kesehatan
4. Sarana Olah Raga
5. Saran Pendidikan
6. Saran Rumah Ibadah
7. Koperasi Karyawan
8. Transportasi
2.8.Proses Produksi
2.8.1. Standar Mutu Bahan/Produk
Proses produksi yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu memproduksi gula
SHS I (Superior high sugar) dimana gula SHS terdapat dua yaitu SHS I dan SHS
I. Gula SHS I adalalah gula SHS yang memenuhi standar sedangkan SHS II
Adapun standar mutu produk yang ditetapkan oleh pihak pabrik
PT.Perkebunan Nusantara II adalah sebagai berikut : a. Gula hasil produksi harus berwarna putih dan bersih
b. Gula hasil produksi haruslah benar-benar kering.
c. Gula yang dihasilkan tidak berbau.
2.8.2. Bahan yang digunakan 1. Bahan Baku
Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam
proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang
terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu adalah tebu.
Tebu yang dipanen mempunyai rendemen atau perbandingan berat gula kristal
terhadap berat tebu yang digiling. Penanaman tebu dilakukan antara 10-12 bulan
sejak ditanam, dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil
sepuluh batang tebu secara acak sebagai sampel/contoh. Tebu yang baik untuk
diolah adalah yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama.
Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas tebu dan
faktor extern adalah iklim tanah, serta perawatan/pemeliharaan. Faktor yang
paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen dilakukan saat
2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan yang ditambahkan kedalam proses
pembuatan produk untuk meningkatkan kualitas produk. Bahan-bahan penolong
yang digunakan dalam produksi gula adalah
1. Air
Air di gunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk memeras
kadar gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume air adalah 20%
dari kapasitas tebu/hari.
2. Susu Kapur (Ca(OH)2)
Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan
PH nira menjadi 9,0-9,5. Pemilihan susu kapur sebagai bahan yang
digunakan untuk menaikkan PH nira berdasarkan pada harganya yang
dapat terjangkau dan mudah membuatnya. Susu kapur dibuat dengan
pembakaran batu kapur dan disiram dengan air.
3. Gas Belerang (SO2)
Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira.
Tujuan gas belerang adalah :
Menetralkan kelebihan air kapur (Ca(OH)2) pada nira terkapur
PHnya mencapai 7,0-7,2.
Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang
4. Fluclonat
Fluclonat diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak
sebagai pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk
membentuk gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah
diendapkan untuk disaring).
5. Asam phospat (H3PO4)
Berfungsi untuk memurnikan larutan nira dengan cara mengendapkan
kotoran yang terdapat dalam larutan nira.
3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
produk dan ditambahkan ke dalam proses produksi tetapi jumlahnya relatif
sedikit, dan bahan ini merupakan bagian dari produk akhir.
Bahan yang di tambahkan dalam proses pembuatan gula antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Karung plastik yang digunakan untuk pengarungan gula
2. Benang jahit untuk menjahit karung plastik
2.9. Uraian Proses Produksi
Tebu merupakan bahan baku yang digunakan dalam produksi pabrik gula
Kwala Madu. Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu
sampai akhir pengolahan tebu menjadi kristal gula dapat dilihat pada Blok
Diagram pada Gambar 2.3.
1. Stasiun Penimbangan
Tebu dari areal perkebunan diangkut ke truk untuk dibawa kepabrik, jenis
truk atau mobil yang mengangkut tebu ke pabrik ada 2 jenis truk yaitu truk besar
dan truk kecil, dimana kapasitas-kapasitas truk kecil dan teruk besar berbeda berat
muatan.
Tebu yang diangkut dengan teruk kecil dengan kapasitas berat 5-6 ton
sedangkan truk besar kapasitas berat mencapai mutanya 10-12 ton. Tebu yang
diangkut oleh truk-truk dengan dua jenis mobil yaitu mobil truk besar dan mobil
truk kecil. Tebu yang diangkut oleh truk ke pabrik ditimbang terlebih dahulu di
penimbangan untuk mengetahui berat-berat tebu yang diangkut setiap
masing-nasing truk kehalaman pabrik..
Sistem pembongkaran tebu yang ditruk ada dua sistem pembongkaran
yaitu dengan cara cane lifter yang dikendalikan oleg elektro motor dan dengan
alat trippler berupa plat yang digerakkan oleh hidrolik.
2. Stasiun Penanganan Tebu (Cane Hendling Station)
Setelah melalui stasiun penimbangan tebu dimana mobil truk besar yang
mengangkut tebu yang akan dipindahkan ke meja tebu (cane feeding table)
dengan menggunakan cane filter yang dikendalikan dengan elektromotor
Sedangkan tebu dari truk kecil dipindahkan ke feeding cane carrie dengan alat
trippler berupa plat yang di gerakkan oleh hidrolik sampai kemiringan 600 selama 30 detik. Peralatan-peralatan pada cane hendling station ini bekerja dengan sistem
Pada ujung cane feeding table yang membawa tebu tebu masuk ke cane
leveller yang berfungsi untuk meratakan dan mengatur tebu masuk ke alat
pemotongan berupa pisau tebu (cane cutter). Pada pemotongan tebu ada dua jenis
pemotongan yaitu cane catter I dan cane catter II.
a. Cane catter I
Cane catter I digunakan untuk memotong tebu agar tebu terpotong-potong
rata walaupun masih kasar.
b. Cane catter II
Cane catter II digunakan sebagai alat pemecah tebu yang telah di
potong-potong oleh catter I dengan tujuan agar menjadi lebih halus dari
pemotongn dari catter I
3 Stasiun Gilingan
Tebu yang telah halus di potong-potong oleh catter I dan catter II dan
selanjutnya masuk kedalam mesin giling agar lebih halus lagi sehingga mudah
untuk diperas dan memperbesar kapasitas pemerasan. Mesin giling ini berfungsi
untuk mendapatkan air nira sebanyak mungkin. Penggilingan (pemerasan)
dilakukan lima kali gilingan (Lima Set Three Roller Mill) yang disusun seri
dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda.
Tebu yang digiling dilakukan lima kali dengan berbeda tekanan dan di
tambahkan air imbibisi untuk mempermudah gilingan. Air imbibisi berfungsi
untuk melarutkan nira yang amsih ada tertinggal pada ampas tersebut. Jumlah air
Nira yang diperoleh dari stasiun gilingan di tampung ke bak panampung
selanjutnya atau dipompakan menuju ke stasiun Pemurnian.
4.Stasiun Pemurnian
Nira yang berasal dari stasiun penggilingan merupakan nira mentah, yang
masih mengandung kotoran disamping gula, dapat dikatakan nira mentah ini
hampir masih semua komponen/artikel pada tebu masih ada didalamnya. Proses
permurnian nira bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari dalam nira segingga
nira yang dihasilkan lebih murni . Untuk itu pelu adanya control pada proses
pemurnian nira guna memproses produksi selanjutnya. Dengan control yang baik
pada proses pemurnian nira terutama pada tangki pengendapan akan dapat
memisahkan nira jernih dan nira kotor. Pada proses pemurnian ada 3 cara yaitu :
1. Cara fisik yaitu pemisahan kotoran-kotoran yang ada dalam nira mentah
dengan pengendapan dan penyaringan
2. Cara kimia yaitu dengan menambahkan zat imia pada proses pemurnian.
3. Cara kimia-fisik yaitu proses penggabungan ini diendapkan pada clarifier
dengan menambahkan Flokulant
Pada pemurnian ini yang paling mempengaruhi adalah cara fisik kimia.
Nira yang ada dalam tangki pengendapan akan ditambahkan bahan penolong
seperti susu kapur dan gas belerang yang bertujuan untuk menetralkan nira dalam
tangki pengendapan tapi masih ada kotoran atau pertikel-partikel dalam nira
Untuk menghilangkan pertikel-partikel tersebut akan ditambahkan
Flokulant yang diaduk-aduk dengan kecepatan 2-4 rpm dan waktu untuk
pengendapan nira 5-20 menit sedangkan suhu pada pemurnian nira kontiniu,
apabila berubah-ubah suhunya akan merusak proses selanjutnya. Fungsi Flokulant
adalah untuk mempercepat pengedapan yang bertidak sebagai pengikat partikel
halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk gumpalan partikel
yang lebih besar dan mudah untuk diendapkan untuk disaring. Maka yang paling
berpengaruh pada pemurnian nira adalah waktu pengendapan dan kecepatan
pengadukan.
5. Stasiun Penguapan (Evaporator Station)
Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula dipabrik Gula Kwala
Madu Menggunakan empat unit, yang disebut Quadruple Evaporator dan
memakai cara Forward Feed yang bertujuan untuk menguapkan air dan nira yang
menggunakan proses pem vakuman. Tujuan dari stasiun penguapan adalah untuk
menguapkan air yang terkandung dalam nira encer, sehingga nira akan lebih
mudah di kristalkan dalam proses selanjutnya. Penguapan di lakukan pada
temperatur 50-1000C dan untuk menghindari kerusakan sukrosa maupun monosakaridanya dilakukan penurunan tekanan didalam evaporator sehingga titik
didih nira turun. Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit
beroperasi dan satu unit sebagai cadangan bila ada pembersihan. Selama proses
berlangsung temperatur dari masing-masing evaporator berbeda-beda. Untuk
gunakan untuk uap bekas yang berasal dari Pressure Vessel, sedangkan media
pemanas evaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk dari
evaporator sebelumnya. Hal ini disebut Vapour temperature pada evaporator I
sebesar 1100C dan berangsur-angsur turuns sampai tempertur 50-550C pada
evaporator IV. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menurunkan tekanan yang
berbeda-beda dari evaporator I sampai dengan evaporator IV.
6. Stasiun Masakan
Pada stasiun masakan ini dilakukan proses kristalisasi dengan tujuan agar
kristal gula mudah dipisahkan dengan kotorannya dalam pemutaran hingga
didapat hasil yang memiliki kemurnian yang tinggi membentuk kristal gula yang
sesuai dengan standat kualitas yang ditentukan dan diperlukan untuk mengubah
sukrosa dalam larutan menjadi kristal agar pengambilan gula setinggi-tingginya
dan sisa gula dalam larutan yang terahkir serendah-rendahnya adalah tetes.
8. Stasiun Penyelesaian
Kristal gula yang diturunkan pada putaran SHS langsung ke Grasshopper
conveyer untuk penampungan sekaligus mendinginkan kemudian disalurkan ke
Grasshopper conveyer untuk memperbesar areal pendinginan dan sekaligus
merata gula SHS terhadap sugar elevator. Dalam sugar elevator ini kondisi gula
SHS masih dalam keadaan basah. Hal ini perlu dilakukan pengeringan pendingin
untuk mendapatkan gula SHS yang standart. Gula SHS tersebut dimasukkan
kedalam sugar dryer dan cooler dimana sistem pemanasan dan pengeringan di
C-900C yang dialirkan melalui air dryer langsung ke dryer cooler, kemudian gula tersebut di masukkan ke Bucket Elevator dan diteruskan ke Vibrating screen. Pada
Vibrating screen kristal gula SHS telah mencapai kekeringan dan pendinginan
yang cukup.
Didalam sugar dryer dan cooler di lengkapi suatu alat pemompa yang
berfungsi untuk menarik gula halus yang terkandung dalam proses pembuatan
gula SHS.Gula halus dialirkan melalui pipa rangkap dan secara otomatis di
injeksikan dengan imbibisi oleh pemisahan nozel untuk menangkap
partikel-partikel gula halus. Kemudian gula tersebut di masukkan ke dalam bak
penampung dan di alirkan ke stasiun masakan untuk proses gumpalan-gumpalan
gula yang dimasukkan kedalam tangki peleburan gula selajutnya dikirim ke
stasiun masakan untuk diproses selanjutnya. Gula standart di masukkan ke alat
pembawa gula penyadap logam yang mana ppenyadap logam ini berfungsi untuk
menangkap partikel-partikel logam yang tebawa atau tercampur dengan gula
produksi. Untukt mengoptimalkan gula SHS dari kadar logam tersebut di perlukan
pembersih secara periodik dengan jangka waktu 3 jam dan 8 jam. Kemudian Gula
yang telah bersih dari penyadap logam diatas dibawa oleh alat pembawa gula
menuju ke penampungan gula sebagai penimbunan untuk melanjutkan
pengemasan gula produksi.
9. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi
Gula SHS telah dikeringkan dari dryer dan cooler dinaikkan oleh bucket
dikirim ke vibarting screen. Pada vibarting screen kristal gula SHS dipisahkan
dengan saringan bertingkat untuk memisahkan gula kasar dengan gula halus.
Gula produk dari vibarting screen diangkut dengan sugar conveyer dibawa
kepengarungan. Gula ditampung oleh sugar bin yang berbentuk segi empat,
kemudian ditimbang leh sugar weigher yang berfungsi untuk menimbang dan
mengisi karung dengan gula sebanyak 50 kg secara otomatis.
Karung plastik yang telah terisi gula dijatuhkan diatas alat conveyer yang
akan dibawa karung yang berisi gula ke bag sewing machine dan langsung dijahit,
seterusnya dibawa ke gudang.
2.10. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan proses produksi yang di gunakan pada proses
pengolahan gula putih yang dimulai dari masuknya bahan baku sampai produk
jadi yang berlasngsung secara terus menerus tanpa ada suatu delay
(pemberhentian) dari satu mesin kemesin lainnya. Adapun Spesifikasi
mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam poses produksi dapat dilihat dibawah
ini
2.10.1. Mesin Produksi
Mesin adalah mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi
untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Mesin dapat bekerja
Spesifikasi mesin produksi yang di gunakan pada pengolahan dari mulai
bahan baku sampai produk gula di Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II dapat dilihat di Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Nama-nama Mesin Untuk Stasin Penanganan (Persiapan)
No NAMA MESIN FUNGSI
1 Cane filter Memindahkan tebu dari truk besar ke meja tebu
(cane feeding table)
2 Cane Filter Hilo Membawa batang tebu ke cane feedling tabel
3 Meja Tebu (Cane
feedling Tabel)
Membawa tebu untuk dipotong di cane catter
4 Cane Catter Memotong batang tebu menjadi yang lebih
kecil (cacahan)
5 Cane carrier Elevator Membawa cacahan batang tebu ke stasiun
penggilingn
Untuk Stasiun Penggilingan
1 Mill Menggiling Cacahan batang tebu untuk
memperoleh nira mentah
Untuk Satsiun Pemurnian
Tabel 2.3. Nama-nama Mesin (Lanjutan) Untuk Satsiun Pemurnian
No NAMA MESIN FUNGSI
2 Defecator Mencampur dan mengaduk nira mentah dengan
susu kapur hingga kotoran nira mengendap
3 Peti sulfitasi nira
mentah
Mengendap kotoran nira mentah dengan
menggunakan belerang oksida
4 Flash tank Menguapkan gas-gas yang terkandung dalam
nira mentah
5 Peti Netralisasi Menurunkan PH nira mentah dengan cara
mencampurkan susu kapur ke dalam larutan
nira hingga menjadi ph netral
6 Continous Clarifier mengendapkan nira mentah sehingga diperoleh
nira jernih
7 Vacuum filter Menyaring kotoran nira untuk memperoleh nira
jernih sebanyak-banyaknya
8 Mud feed Mixer Mencampur nira kotor dengan ampas halus dari
mesin gilingan
Untuk Stasiun Pengepakan
1 Evaporator Mengurangi kadar air dalam nira encer dengan
Tabel 2.4. Nama-nama Mesin (Lanjutan)
No NAMA MESIN FUNGSI
Untuk Stasiun Masakan
1 Heater Memanaskan nira kental hingga mencapai
suhu 880 C
2 Clandira Vacuum Pan Memasak nira kental hingga menghasilkan
gula dan stroop
Untuk Stasiun Putaran
1 Putaran AB Mengkeristalkan gula A dan B dengan prinsip
gaya sentrifugal
2 Putaran D Mengkeristalkan gula D dengan prinsip gaya
sentrifugal
3 Vibrating Screen Memisahkan gula normal, kasar, dan halus
4 Grasshopper Strainer Mengayak kapur agar mendapat kapur yang
cukup halus
5 Pengepak Mengemas gula SHS dalam karung plastik
2.10.2. Peralatan Produksi
Peralatan adalah sesuatu yang digunakan untuk tujuan tertentu yang
biasanya menyediakan keguanaan mekanik dalam menyelesaikan masalah fisikal,
alat. Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di PTPN II Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada Tabel 2.5
Tabel 2.5. Nama-nama Peralatan
No NAMA MESIN FUNGSI
1 Truck Tipper Memindahkan tebu dari bak truk ke meja tebu
2 Magnetic Trap Iron
Seperator
Membersihkan tebu dari kotoran berupa
logam
3 Raw Juice Tank Sebagai tangki penampung nira mentah
4 Imbibition water
Tank
Sebagai tangki air imbibisi
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Mutu
Secara umum, Statistik merupakan Pengetahuan yang berhubungan dengan
cara-cara pengumpulan data, fakta, pengolahan, penganalisaan maupun penarikan
kesimpulan mengenai populasi berdasarkan sekumpulan data sehingga ketidak
pastian dari pada esimpulan berdasarkan data yang diambil dapat diperhitungkan
dengan menggunakan ilmu hitung peluang serta pembuatan keputusan yang cukup
beralasan berdasarkan fakta dan analisa yang dilakukan. Apabila data yang
diambil atau yang dikumpulkan ternyata kurang berfaedah untuk keperluan
analisa persoalan yang diahadapi . Untuk mengatasi hal ini, maka dilakukan
desain eksperimen.
Sebagai contoh dalam proses pemurnian nira, efek pemurnian yang
diharapkan dari nira adalah setinggi mungkin. Hal ini berarti bahwa, makin tinggi
efek pemurnian berarti gula yang dihasilkan makin baik sebaliknya bila efek
pemurnian rendah berarti kulaitas gula yang dihasilkan juga kurang baik. Untuk
mendapatkan mutu produk yang baik, maka dibutuhkan suatu penelitian terhadap
proses pemurnian nira. Penelitian dimaksudkan untuk menghilangkan paling
tidak mengurangi sebab yang memberikan variasi mutu dan mengarahkan pada
Mutu suatu barang/produk dapat didefenisikan sebagai karakteristik suatu
produk /barang maupun jasa yang mampu memberikan kontribusi berupa
kepuasan pelanggan/konsumen (customer statisfaction). Dengan demikian dapat
dilihat bahwa banyaknya unsur yang berhubungan dengan mutu sendiri,
diantaranya adalah unsur harga, jaminan produk atau garansi, keselamatan dan
kenyamanan penggunaan, ketersediaan produk, perawatan dan kehandalan serta
daya guna.
Mengingat pentingnya mutu suatu barang/produk yang dihasilkan, maka
dalam dunia industri sering dilakukan pengendalian mutu untuk menguji apakah
barang produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi (standart) yang telah
ditetapkan. Pengendalian mutu dapat didefenisikan sebagai kombinasi semua alat
dan teknik yang digunakan untuk memngendalikan mutu suatu produk dengan
biaya seekonomis mungkin untuk memenuhi syarat pesanan
3.2 Desain Eksperimen
Dalam menentukan faktor yang menjadi penyebab pada kualitas (mutu)
suatu produk, maka disain eksperimen merupakan pendekatan yang paling tepat
untuk dilakukan. Dalam disain eksperimen informasi yang berhubungan dengan
persoalan yang sedang diteliti dan dikumpulkan dengan cara efektif dan efisien
melalui langkah-langkah/rancangan percobaan yang terdefenisikan. Tujuan desain
sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna untuk dalam melakukan
penelitian persolan yang akan dibahas2
Adapun prinsip dasar dalam desain eksperimen replikasi, pengacakn
(randomisasi) dan kontrol lokal.
a. Replikasi (Ulangan)
Replikasi adalah frekuensi suatu perlakuan yang diselidiki dalam suatu
percobaan. Jumlah ulangan suatu perlakuan tergantung pada derajat ketelitian
yang dinginkan oleh peneliti terhadap kesimpulan hasil percobaannya3. Sebagai suatu patokan, jumlah ulangan dianggap telah cukup baik bila memenuhi
persamaan berikut:
(t-1)(r-1) ≥ 15
Dimana :
t = Jumlah Perlakuan
r = Jumlah ulangan
Persamaan ini bukanlah suatu patokan yang baku, karena jumlah r yang
diperlukan dalam suatu percobaan dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
1. Derajat ketelitian : makin tinggi derajat ketelitian yang diinginkan
dari percobaan akan makin besar pula jumlah r yang diperlukan dan
sebaliknya jika derajat ketelitian yang diperlukan makin rendah.
2