• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Pemurnian Nira Pada Tangki Pengendapan Dengan Metode ANAVA di PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Pemurnian Nira Pada Tangki Pengendapan Dengan Metode ANAVA di PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu."

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PROSES PEMURNIAN NIRA PADA TANGKI PENGENDAPAN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANAVA PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II

PABRIK GULA KWALA MADU

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

SUKMA TARIGAN

080423097

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat kasih dan anugrah-Nya yang besar yang telah menyertai penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Judul dari tugas Sarjana ini adalah “Penentuan Faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Pemurnian Nira Pada Tangki Pengendapan Dengan Metode ANAVA di PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu” Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik, Program Pendidikan Sarjana Ekstensi, Departemen Teknik

Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Penulisan menyadari Bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya

sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mnegharapkan

kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas

Sarjana ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga Tugas Sarjana ini

bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan kepada penulis

hingga selesai Tugas Sarjana ini. Rasa terimakasih ini penulis sampaikan kepada :

1. Teristimewa buat kedua orangtuaku yang tercinta S. Tarigan dan K. Br

Ginting dan kakak-kakakku yang tersayang yang telah memberikan

dorongan dengan penuh cinta dan doa serta dukungan material yang

diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

sarjana ini.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Jurusan Departemen Teknik

Industri, atas segala nasihat dan dukungan yang diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas sarjana ini.

3. Bapak Ir. Nimpan S. Depari, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan saran, bimbingan dan dorongan

kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas sarjana ini.

4. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Dosen Pembimbing II, atas

bimbingan dan kesabaran dan arahan yang diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas sarjana ini.

5. Bapak Ir. Tanib S Tjolia, M. Eng, selaku Dosen Pembanding I atas

bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan

(8)

6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Dosen Pembanding II atas

bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan

Tugas Sarjana ini.

7. Bapak Ir. H A Jabbar M Rambe, M.Eng, selaku Dosen Pembanding III

atas bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan

Tugas Sarjana ini.

8. Bapak H. Aritonang selaku pembimbing lapangan di PTP. Nusantara II

Pabrik Gula Kwala Madu yang telah membimbing dan mengajari saya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini

9. Staf Administasi kepada Bang mijo, Bang Bowo, Bang Ardiansyah, kak

Dina dan Ibu Ani yang telah sabar membantu dalam proses birokrasi

penyelenggaraan Tugas Sarjana ini

10.Staf Perustakaan bang kumis dan Kak Rahma yang selalu membantu

penulis dalam mengimpulkan referensi untuk kesempurnaan Tugas

Sarjana ini.

11.Teman-teman di Teknik Industri USU yang telah mendukung dan

membantu saya terutama pada teman saya Elmina Dora, Dewi Anggraini,

yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Tugas sarjana ini

Kepada semu pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan Tugas Sarjana

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya mengucapkan terima kasih yang

(9)

RINGKASAN

PTP.Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu adalah suatu perusahaan negara yang bergerak dalam bidang industri gula yang bahan bakunya dari batang tebu.Gula yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat banyak sebagai bahan pangan pokok. Proses pengolahan gula putih yang di mulai dari masuknya bahan baku sampai produk jadi. Dalam pembuatan gula khususnya pada pencampuran bahan-bahan pada nira tebu sering terjadi kerusakan sehingga proses selanjutnya terhambat..

Agar proses produksi dapat berjalan lancar maka dilakukan penelitian di stasiun pemurnian nira untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada kristal-kristal gula dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kualitas gula dan mengurangi tingkat kerusakan kristal gula.

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemurnian nira pada tangki pengendapan adalah metode ANAVA (analisa Varians), sedangkan untuk menentukan kondisi optimum dari variabel yang paling berpengaruh terhadap pemurnian nira yang mempengaruhi kualitas gula adalah dengan menggunakan perhitungan optimisasi

Berdasarkan metode ANAVA yang digunakan pada penelitian pemurnian nira dalam tangki pengendapan ini maka diperoleh bahwa terdapat 1 faktor yang paling yang mempengaruhi pemurnian nira dalam tangki pengendapan yaitu lama pemurnian dan kondisi optimumnya yang diperoleh dari perhitungan optimisasi adalah 19,3 menit, sedangkan kondisi lama pemurnian yang digunakan dalam pabrik adalah 20 menit.

Untuk meningkatkan kualitas gula dan menmgurangi kerusakan kristal gula,maka pada proses produksi sebaiknya menggunakan lama pemurnian selama 19,3 menit sehungga dapat meningkatkan kualitas kristal gula.

(10)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT SIDANG ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

RINGKASAN ... xiv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Pokok Permasalahan ... I-3

1.3. Tujuan Penelitian Masalah ... I-3

1.4. Pembatasan Masalah ... I-4

1.5. Asumsi-Asumsi yang Digunakan ... I-4

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3

2.4. Daerah Pemasaran ... II-3

2.5. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4

2.5.2. Uraian Tugas,wewenang dan Tanggungjawab ... II-7

2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-21

2.6.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-21

2.6.2. Jam Kerja ... II-23

2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas ... II-23

2.7.1. Sistem Pengupahan ... II-23

2.7.2. Fasilitas ... II-25

2.8. Proses Produksi ... II-25

2.8.1. Standar Mutu Produk ... II-25

2.8.2. Bahan yang Digunakan ... II-26

2.9. Uraian Proses Produksi ... II-28

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 2.10.1. Mesin ... II-36

2.10.2. Peralatan ... II-39

III. LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Mutu ... III-1

3.2. Desain Eksperimen... III-2

3.3. Efek dan Interaksi ... III-7

3.4. Jenis-Jenis Rancangan ... III-9

3.5. Eksperimen Faktorial ... III-14 3.6. Desain Faktorial 2k ... III-15 3.6.1. Desain Faktorial 22 ... III-16

3.6.2. Desain Faktorial 23 ... III-21 3.7. Metode Yates Untuk Desain Eksperimen ... III-23

3.8. Analisa Varians (ANAVA) ... III-26

3.9. Uji Normalitas ... III-32

3.10. Proses Optimisasi ... III-35

IV. METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

4.1. Metode Penelitian ... IV-1

4.2. Objek Penelitian ... IV-1

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.4. Variabe yang diamati ... IV-2

4.5. Instrumen Penelitian ... IV-2

4.6. Pengumpulan Data ... IV-2

4.7. Metode Pengolahan data ... IV-3

4.8. Analisa Data ... IV-4

4.9 Kesimpulan dan Analisa ... IV-4

4.10 Langkah Penelitian ... IV-4

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.2. Pengolahan Data... V-2

5.2.1. Uji Kenormalan Data Dengan chi Kuadrat ... V-2

5.2.2. Penggunaan ANAVA dengan Metode Yates ... V-9

5.2.3. Tahap Optimisasi ... V-13

VI. ANALISA DAN EVALUASI

6.1. Analisa ... VI-1

6.2. Pembahasan ... VI-3

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

(15)

DAFTAR GAMBAR

BAB HALAMAN

2.1. Diagram Pendistribusian Gula PTPN II ... II-3

2.2. Struktur Organisasi ... II-6

2.3. Blok Diagram Proses Pengolahan Tebu ... II-29

4.1. Blok Diagram Tahap Penelitian ... IV-5

4.2. Blok Diagram Uji Normalitas Data ... IV-6

4.3. Blok Diagram Pengujian ANAVA Metode Yates ... IV-7

(16)

DAFTAR TABEL

BAB HALAMAN

2.1. Susunan Tenaga Kerja PTPN II PG.Kwala Madu ... II-22

2.2. Nama-Nama Mesin Produksi ... II-37

2.5. Nama-Nama Peralatan Produksi ... II-40

3.1. Perlakuan Kombinasi Level-Level Faktor A dan Faktor B…… III-17

3. 2. Tanda koefisien efek untuk disain faktorial 22……… III-22

3.3. Tanda Koefisien Efek untuk Eksperimen 23………. III-22 3.4. Skema Perhitungan Kontras Dengan Metode Yates Untuk Disain

faktorial 22……… III-24

3.5. Skema Perhitungan Kontras Dengan Metode Yates

Untuk Disain faktorial 23 Dengan r Observasi Tiap Sel………… III-25

3.6. Skema Data Sampel Untuk Desain Faktorial 23 ( n Pengamatan Tiap Sel)……….. III-27

3.7. Daftar Anava Desain Eksperimen a x b……….. III-29

3.8. Daftar Analisa Varians ( ANAVA) ……… III-31 3.9. Daftar Distribusi Frekuensi………. III-33

3.10. Daftar Uji Normalitas ………... III-34 3.11. Desain Matrik Tahap Optimasi 22 Desain Faktoria………… III-36 5.1. Data Kombinasi kecepatan Pengadukan dan Waktu Pemurnian

(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2. Data Keseluruhan ………..…… V-3

5.3. Distribusi Normal Frekuensi Hasil Pengolahan Data……… V-4

5.4. Hasil Perhitungan Luas Wilayah ………. V-7 5.5. Perhitungan Nilai Xhitung……….. V-8

5.6. Data Hasil Pengamatan…. ………. V-9 5.7. Hasil Pengolahan Data Dengan Metode Yates……… V-9

5.8. Daftar ANAVA Hasil Pengolahan Data……..……… V-12

5.9. Level Optimisasi Desain Faktorial 22……… V-13

(18)

RINGKASAN

PTP.Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu adalah suatu perusahaan negara yang bergerak dalam bidang industri gula yang bahan bakunya dari batang tebu.Gula yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat banyak sebagai bahan pangan pokok. Proses pengolahan gula putih yang di mulai dari masuknya bahan baku sampai produk jadi. Dalam pembuatan gula khususnya pada pencampuran bahan-bahan pada nira tebu sering terjadi kerusakan sehingga proses selanjutnya terhambat..

Agar proses produksi dapat berjalan lancar maka dilakukan penelitian di stasiun pemurnian nira untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada kristal-kristal gula dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kualitas gula dan mengurangi tingkat kerusakan kristal gula.

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemurnian nira pada tangki pengendapan adalah metode ANAVA (analisa Varians), sedangkan untuk menentukan kondisi optimum dari variabel yang paling berpengaruh terhadap pemurnian nira yang mempengaruhi kualitas gula adalah dengan menggunakan perhitungan optimisasi

Berdasarkan metode ANAVA yang digunakan pada penelitian pemurnian nira dalam tangki pengendapan ini maka diperoleh bahwa terdapat 1 faktor yang paling yang mempengaruhi pemurnian nira dalam tangki pengendapan yaitu lama pemurnian dan kondisi optimumnya yang diperoleh dari perhitungan optimisasi adalah 19,3 menit, sedangkan kondisi lama pemurnian yang digunakan dalam pabrik adalah 20 menit.

Untuk meningkatkan kualitas gula dan menmgurangi kerusakan kristal gula,maka pada proses produksi sebaiknya menggunakan lama pemurnian selama 19,3 menit sehungga dapat meningkatkan kualitas kristal gula.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Dalam menghadapi persaingan Internasional yang semakin tajam, maka

Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

yang murah, akan tetapi dalam mengembangkan sumber-sumber daya saing

Internasional yang lebih berkelanjutan. Hal ini dapat dicapai dengan

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan teknologi industri manufaktur

indonesia. PTP.Nusantara II bergerak dalam bidang Industri Gula yang bahan

bakunya dari batang tebu.

Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dan paling banyak di

konsumsi oleh masyarakat banyak. Gula yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh

masyarakat banyak sebagai bahan pangan pokok.1 Sebagian produk makanan tentunya harus memenuhi standart mutu yang telah ditetapkan sehingga layak

untuk dikonsumsi. Gula yang kita konsumsi sehari-hari adalah gula kristal putih.

Gula kristal putih dibuat dari tebu yang diolah melalui berbagai tahapan proses,

untuk Indonesia kebanyakan menggunakan proses sulfitasi dalam pengolahan

gula.

1

(20)

Tebu yang dipanen dari lahan perkebunan harus benar-benar matang dan

kandungan kadar gulanya dalam batang tebu cukup bagus untuk diproduksi (kadar

antara 10-12 bulan sejak ditanam. Faktor yang mempengaruhi kadar gula yang

cukup bagus dalam batang tebu adalah iklim dan perawatan atau pemeliharaan

tanaman tebu yang dilakukan oleh pihak perkebunan tebu.

Proses pengolahan gula putih yang dimulai dari masuknya bahan baku

sampai produk jadi yang berlangsung secara terus-menerus tanpa ada suatu delay

(pemberhentian) dari satu mesin kemesin lainnya. Dalam hal ini terdapat

kecendrungan bahwa dalam proses pengolahan tebu menjadi gula ada beberapa

faktor yang mempengaruhi terhadap gula tersebut.

Tebu yang sudah digiling dan diperas adalah nira mentah yang masih

mengandung serat (serabut), kotoran disamping gula, dapat dikatakan nira mentah

ini hampir masih semua komponen/partikel pada tebu masih ada didalamnya.

Dalam proses pengolahan gula putih dari tebu, sukrosa harus dipisahkan dari zat

dan ikatan bukan gula.

Kualitas mutu gula kristal putih yang dihasilkan ditentukan oleh kualitas

nira mentah, kemudian cara pemurniannya dan cara menerapkan masakan dalam

proses kristalisasi, kedua cara tersebut ditunjukan untuk mempengaruh kualitas

nira mentah.

Proses pemurnian ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari dalam

nira sehingga nira dihasilkan lebih murni. Untuk itu perlu adanya control pada

(21)

mengoptimumkan bahan baku. Dengan control yang baik pada proses pemurnian

nira terutama pada tangki pengendapan (Door Clarifier) akan dapat memisahkan

nira jernih atau nira kotor.

Proses pengolahan gula yang berkualitas yang memenuhi standat mutu

adalah gula SHS I (Superior high Sugar) dan SHS II, dimana gula SHS I adalah

gula yang memenuhi standar mutu sedangkan SHS II adalah gula SHS yang tidak

memenuhi standar mutu.

Adapun standar mutu proses pengolahan gula SHS I yang telah ditetapkan

adalah Gula hasil yang produksi harus berwarna putih dan bersih, gula harus

benar-benar kering dan gula tidak berbau, sedangkan untuk gula SHS II adalah

Gula yang dihasilkan tidak berwarna putih dan tidak bersih, gula yang dihasil

basah dan berbau.

1.2 . Pokok Permasalahan

Adapun pokok masalah yang di bahas dan diteliti pada bagian Stasiun

Pemurnian di PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu adalah

bagaimana proses pemurnian nira tebu dalam tangki pengendapan sehingga nira

tebu dapat dikatakan murni. Oleh karena itu penulis dapat meneliti pada bagian

pemurnian nira, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemurnian nira

(22)

Sehubungan dengan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap

pemurnian nira maka dapat menganalisa faktor yang paling berpengaruh terhadap

pemurnian nira dengan Metode ANAVA (Analisa Varians)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah :

Untuk menghilangkan kotoran dari dalam nira sehingga nira yang dihasilkan murni, sehingga dapat meningkatkan kualitas gula.

Tujuan Khusus penelitian adalah :

1. Untuk mengidentifukasikan distasiun pemurnian faktor-faktor yang paling

mempengaruhi proses pemurnian nira dalam tangki pengendapan terhadap

kualitas gula

2. Memberi suatu usula perbaikan terhadap pemurnian nira dalam tangki

pengendapan.

1.4. Pembatasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penganalisaan/pemecahan masalah, maka ruang

lingkup permasalahan dibatasi sebagai berikut:

1. Pemeriksaan dan pengambilan data dilakukan pada tangki pengendapan

dari mesin produksi pada proses pemurnian nira

2. Data penelitian diperoleh langsung dari daerah stasiun pemurnian nira

yang bertujuan untuk menghasilkan nira murni yang mempengaruhi proses

(23)

1.5 Asumsi-asumsi yang Digunakan

Di samping pembatasan permasalahan di atas, juga dibutuhkan asumsi-asumsi

berikut:

1. Tangki pengendapan dalam keadaan baik dan normal dengan nira dan

bahan penolong yang masuk berada dalam kondisi baik.

2. Tidak terjadinya perubahan sistem produksi selama penelitian ini

berlangsung.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian Tugas Sarjana

ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan

sistematika sebagai berikut:

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

(24)

BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan

penelitian,Pembatasan masalah, asumsi-asumsi yang digunakan dan

sistematika penulisan.

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan gambaran umum perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II

Pabrik Gula Kuala Madu, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku,

proses produksi, mesin dan peralatan, serta organisasi dan manajemen

perusahaan.

BAB III. LANDASAN TEORI

Menyajikan dan menampilkan tinjauan kepustakaan yang berisi teori

dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan dan

pemecahan masalah

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Mengemukakan langkah-langkah serta prosedur yang akan dilakukan

dalam melakukan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data,

analisis dan evaluasi, srta kesimpulan dan saran.

BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Melakukan identifikasi data dan pengolahan data yang digunakan

sebagai dasar pada pembahasan masalah

(25)

Menganalisa hasil pengolahan data dan untuk memperoleh

penyelesaian dari masalah yang ada

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran mengemukakan kesimpulan semua hal yang

dilakukan pada saat penelitian, terutama hasil pengolahan data yang

diperoleh serta memberikan saran yang bermanfaat bagi perusahaan.

(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan.

Pada awal perkembangan Industri gula di Indonesia atau di Sumatera, tebu

yang ditanami oleh petani Indonesia yang dipaksa oleh pemerintahan Belanda,

jadi pemerintahanlah yang merupakan pemasokan utama tebu yang dibutuhkan

pabrik gula bukan dari kalangan masyarakat. Pada Tahun 1891 tanam paksa

dihapus oleh pemerintah Indonesia dan pihak pabrik gula memberikan kepada

masyarakat untuk menenam tebu dilahan yang disewa para petani sebagai mata

pencariannya sehari-hari.

Kristal gula yang dihasilkan pabrik pada umumnya terdiri dari berbagi

jenis, sesuai dengan permintaan pemasaran. Pada tanggal 1 Januari 1959 seluruh

perusahaan Perkebunan Belanda yang terdiri dari 34 Perkebunan diubah menjadi

Perkebunan Negara baru, cabang Sumatera Utara yang melakukan pengembangan

dengan mengubah kebun menjadi 39 Perkebunan dengan luas area 101.633 Ha.

Berdasarkan peraturan Pemerintah tanggal 1 Juni 1961 Perkebunan Negara

Baru diubah menjadi Perusahaan Negara Perkebunan IX yang terdiri dari 23

Perkebunan dengan luas area 58.319.75 Ha.

Setelah melakukan penelitian maka dapat memenuhi ketentuan-ketentuan

unit dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan, sehingga pada tanggal 1 April 1974

(27)

April 1994 diubah lagi menjadi PTP. Nusantara II di Semayang. Pada Tahun 1997

didirikan Pabrik Gula Kwala Madu Karena begitu luas perkebunan tebu di

Sumatera Utara dari daerah Semayang sampai pada daerah kwala Madu, Maka

PTP.Nusantara II dibagi menjadi 2 yaitu Pabrik Gula di Semayang dan di Pabrik

Gula Kwala Madu.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pabrik Gula Kwala Madu merupakan Industri manufaktur yang

memproduksi gula. PTP. Nusantara II Kwala Madu merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang Industri pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak.

Bahan baku utama pembuatan gula adalah tebu yang tidak jauh dari pabrik,

sedangkan bahan tambahan untuk pembuatan gula adalah air, susu kapur, Gas

belerang, fluclonat, dan asam phospat

PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu hanya memproduksi gula dan

ada pun tebu yang di olah menjadi gula ada yang tidak terbentuk kristal gula atau

disebut dengan Tetes yang dapat dimanfaatkan untuk dijual kepada pabrik

pembuatan kecap, sehingga kristal gula yang tidak terbentuk tidak terbuang.

Produk gula yang dihasilkan hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri saja,

(28)

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berada di Kwala Begumit, Kecamatan

Stabat, Kabupaten Langkat, kira-kira 36 km dari kota Medan. Lokasi ini jauh dari

keramaian penduduk dan cukup dekat dengan lokasi bahan baku yaitu Perkebunan

tebu yang berada disekitar pabrik.

2.4. Daerah Pemasaran

Sistem pemasaran gula pada PT.Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proses pemesanan yang diterima oleh pihak perusahaan melalui bagian pemasaran, sehingga bagian pemasaran akan akan

memberitahukan pesanan kepabrik untuk diproses. Pabrik akan memproses gula

sesuai dengan pesanan yang diterima dari bagian pemasaran. Pesanan akan

diambil oleh konsumen kepabrik yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

seperti terlihat pada Gambar 2.1.

(29)

2.5. Struktur Organisasi

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur pada dasarnya merupakan ciri organisasi yang berfungsi untuk

mengendalikan atau membedakan semua bagiannya. Adanya struktur akan

memudahkan organisasi dalam mengendalikan perilaku pegawai, dalam arti

pegawai tidak mampu membuat pilihan yang mutlak bebas dalam melakukan

sesuatu pekerjaan dan cara mengerjakannya. Disamping itu, struktur juga

mempengaruhi perilaku dan fungsi sesuatu kegiatan di dalam organisasi, Dengan

demikian dapat menciptakan efektifitas dan efisiensi organisasi, diperlukan

keputusan yang sarat dengan mendesain struktur organisasi.

Struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan

organisasi, dimana satuan-satuan tersebut mempunyai tanggung jawab tugas dan

wewenang yang tertentu dalam jalinan kesatuan yang lebih utuh.

Struktur organisasi digambarkan pada skema organisasi (Organization

Chart). Skema organisasi ini memberikan gambaran mengenai seluruh kegiatan

serta proses yang terjadi pada suatu organisasi.

Terdapat empat komponen dasar merupakan kerangka dalam memberikan

defenisi dari suatu struktur organisasi, yaitu:

1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas

serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada satu

(30)

2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan laporan yan

ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan

pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkat hirarki serta besarnya rentang

kendali dari semua pemimpin diseluruh tingkatan dalam organisasi.

3. Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang

memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian

segenap kegiatan organisasi, baik kearah vertikal maupun horizontal.

4. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian

organisasi, dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu

organisasi yang utuh.

Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada di

dalam organisasi dapat diarahkan sehingga dapat mendorong mereka

melaksanakan aktivitas masing-masing dengan baik dengan mendukungnya

sasaran perusahaan. Adapun beberapa jenis struktur organisasi yang umum yaitu :

Adapun struktur yang belaku di Pabrik Gula Kwala Madu adalah berbentuk

garis, dimana wewenang berjalan menurut garis lurus dari pimpinan tertinggi

terus sampai kepada karyawan pelaksana. Jadi setiap atasan mempunyai

bawahan-bawahan menerima perintah secara lisan maupun tulisan.

Gambar struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada

(31)
(32)

2.5.2.Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam struktur

organisasi pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II di uraikan sebagai berikut :

1. Manajer Pabrik

a. Membantu Direksi mengerjakan tugas dan kebijaksanaan yang telah

digariskan oleh perusahaan.

b. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan

pengawasan di pabrik, guna menunjang usaha pokok secara efektif dan

efisien.

c. Manajer pabrik bertanggung jawab terhadap direksi PTPN II. 2. Kepala Dinas Teknik

a. Kewajiban

a. Membantu manajemen pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan

yang telah digariskan oleh perusahaan

b. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan

pengawasan pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang telah

ditetapkan oleh manajemen pabrik.

c. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan

manajemen pabrik.

d. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada manajer mengenai situasi

(33)

e. Dalam menjalankan tugas, Kepala Dinas Teknik harus berkoordinasi

dengan kepala pengolahan dibantu oleh asisten.

f. Mengkoordinasikan seluruh asisten yang di bawahi untuk mencapai target

dan sasaran yang ditetapkan.

g. Mengoptimalkan kerja mesin dan peralatan agar proses produksi berjalan

efektif dan efisien.

h. Membuat laporan pertanggung jawaban kerja.

b. Wewenang

a. Membuat rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk

pemeliharann dan pengoperasian mesin/instalansi.

b. Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan efektif

dan efisien.

c. Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan terhadap penyimpanan

operasional di pabrik.

d. Memberikan usul dan saran perbaikan Manajer pabrik yang dapat

meningkatkan kierja pabrik.

3. Asisten Boiler a. Kewajiban

a. Membantu Ka.Dinas Teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang

berhubungan dengan perencanaan dan pengoperasian stasiun boiler

b. Stasiun boiler dipimpin oleh seorang staf dan dibantu mandor, bertugas

(34)

b. Wewenang

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan

penanganan peralatan pada stasiun Boiler.

b. Menyusun program perawatan mesin/peralatan stasiun Boiler.

c. Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu yang telah ditetapkan.

d. Melakukan inspeksi secara teratur terhadap inventarisasi beserta

kondisinya

e. Memantau, mengevaluasi dan memperbaiki hasil kerja stasiun.

c. Tanggung jawab

Asisten boiler bertanggun jawab kepada Ka. Dinas Teknik.

4. Asisten Milling a. Kewajiban

a. Membantu Ka.Dinas Teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang

berhubungan dengan perencanaan, perawatan, pengoperasian stasiun

giling.

b. Stasiun milling dipimpin oleh seorang staf yang bertugas mengolah

peralatan dan tenaga kerja pada stasiun milling. Asisten milling dalam

melaksanakan tugasnya dibantu mandor.

b. Wewenang

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan

penanganan peralatan pada stasiun gilingan.

(35)

c. Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu yang telah ditetapkan.

d. Melakukan inventarisasi fisik.

e. Memantau, menganalisa, memperbaiki hasil kegiatan di stasiun giling.

f. Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja.

c. Tanggung Jawab

Asisten milling bertanggung jawab kepada Ka. Dinas Teknik

5 Asisten Listrik/Instrumen a. Kewajiban

a. Membantu Ka.Dinas Tenik dalam melaksanakan pekerjaan yang

berhubungan dengan layout, pengoperasian seluruh peralatan pabrik,

kantor, perumahan, pembangkit yang berkaitan dengan listrik/instrumen.

b. Bidang Listrik/Instrument dipimpin oleh staf dan dibantu oleh mandor,

bertugas mengolah peralatan listrik dan sumber daya lainnya yang

berkaitan.

c. Work Shop dipimpin oleh seorang staf dibantu mandor serta tenaga

administrasi. Asisten Work Shop bertugas untuk melayani perbaikan,

pembuatan suku cadang.

b. Wewenang:

a. Memuat rencana jangka pendek dalam hal pengadaan perbaikan dan

penggunaan peralatan-peralatan listrik/instrument.

(36)

c. Melakukan standar baik biaya, fisik maupun mutu sesuai dengan

ketetapan.

d. Melakukan inspeksi secara teratur.

e. Memantau menganalisa dan memperbaiki pekerjaan di bidang

listrik/instrument.

6. Asisten Work Shop a. Kewajiban

a. Membantu Ka. Dinas teknik dalam pekerjaan mengolah Work Shop

b. Mewakili Ka. Dinas Teknik bila KDT tidak berada di tempat.

b. Wewenang

a. Membuat rencana jangka pendek dalam pengadaan perbaikan/modifikasi

dan penggunaan mesin/peralatan Work Shop.

b. Menyusun program perawatan peralatan Work Shop.

c. Melaksanakan standart biaya, fisik dan mutu.

d. Memantau, mengevaluasi dan memperbaiki hasil kerja Work Shop.

c. Tanggung Jawab

Asisten Work Shop bertanggung jawab kepada Ka. Dinas Teknik.

7. Asisten Cane Yard. a. Kewajiban

(37)

b. Cane yard dibantu mandor dan dipimpin oleh seorang staf dan tenaga

administrasi. Bertugas mengatur kelancaran dan pengolahan tebu serta

memelihara lingkungan/infrastruktur milik pabrik.

b. Wewenang

a. Menentukan operasi Cane Staker, Forklift, Tractor, dll.

b. Menyusun anggaran dan program perawatan peralatan yang dipergunakan

di Cane Yard beserta keberhasilannya.

c. Pengawasan dan pengendalian administrasi, biaya serta operasi Cane

Yard.

d. Menjaga kebersihan halaman, lingkungan, jalan saluran air, pasar

infrastruktur lainnya milik pabrik.

c. Tangung Jawab

Asisten Cane Yard bertanggung jawab kepada manajer pabrik.

8 Kepala Dinas Pengolahan a. Kewajiban

a. Membantu manajer pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang

telah digariskan oleh perusahaan.

b. Melaksanakan perencanaan, pengoperasian, pengendalian dan pengawasan

di pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh

menager pabrik.

c. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan manager

(38)

d. Dalam melaksanakan tugas Ka. Dinas pengolahan harus berkoordinasi

dengan kepala dinas teknik, dibantu oleh asisten.

e. Mengkoordinasi seluruh asisten yang dibawahi untuk mencapai

target/sasaran yang sudah ditetapkan.

f. Mengoptimalkan kerja mesin/peralatan.

b. Wewenang

a. Membuat rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk

memelihara dan pengoperasian mesin pengolahan.

b. Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan efektif

dan efisien.

c. Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan perbaikan terhadap

penyimpangan operasional.

d. Menilai kondisi staf dan mengusulakan mutasi, demosi atau promosi.

c. Tanggung Jawab

Ka. Dinas Pengolahan bertanggung jawab kepada manager pabrik

9. Asisten Pemurnian a. Kewajiban

a. Membantu Ka. Dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses

pada stasiun pemurnian.

b. Stasiun pemurnian dipimpin oleh seorang staf dibantu mandor dan tenaga

admnistrasi. Bertugas memaksimalkan rendemen, menekan kehilangan

(39)

b. Wewenang

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan dan

pengoperasian peralatan pada stasiun pemurnian.

b. Menyusun program perawatan peralatan.

c. Melaksanakan standard fisik, biaya dan mutu.

d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording.

e. Pengendalian biaya dan sistem kerja

c. Tanggung jawab

Asisten pemurnian bertanggung jawab kepada Ka. Dinas pengolahan.

10. Asisten Putaran a. Kewajiban

a. Membantu Ka. Dinas Pengolahan melaksanakan pekerjaan proses

pengolahan pada stasiun putaran.

b. Stasiun putaran dipimpin oleh seorang staf dan dibantu mandor serta tenaga

administrasi. Bertugas memisahkan kristal dan melakukan pengeringan

dengan prinsip efisien.

b. Wewenang

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan dan perbaikan dan

pengoperasian peralatan pada stasiun putaran.

b. Menyusun program peralatan-peralatan.

c. Melaksanakan standart fisik, biaya dan mutu.

(40)

e. Pengendalian biaya dan sistem kerja.

c. Tanggung Jawab

Asisten putaran bertanggung jawab kepada Ka. Dinas pengolahan.

11. Asisten Penguapan a. Kewajiban

Membantu Kepala Dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses

pengolahan pada stasiun penguapan.

b. Wewenang

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan dan perbaikan dan

pengoperasian peralatan pada stasiun penguapan.

b. Menyusun program peralatan-peralatan.

c. Melaksanakan standard fisik, biaya dan mutu.

d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording.

e. Pengendalian biaya dan sistem kerja.

c. Tanggung jawab

Asisten penguapan bertanggung jawab kepada Ka. Dinas pengolahan.

12. Asisten Masakan a. Kewajiban

Membantu Ka. Dinas pengolahan melaksanakan tugasnya di pengolahan pada

(41)

b. Wewenang

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pangadaan dan perbaikan serta

pengoperasian peralatan pada stasiun masakan.

b. Menyusun program peralatan-peralatan.

c. Melaksanakan standart fisik, biaya dan mutu.

d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording

c. Tanggung jawab

Asisten masakan bertanggung jawab kepada Ka. Dinas Pengolahan dibantu

seorang koordinator.

13. Kepala Tata Usaha a. Kewajiban

a. Membantu manager pabrik dalam melaksanakan tugasnya dibidang

administrasi.

b. Mengolah administrasi perusahaan secara menyeluruh yang diklola oleh

tiga orang asisten dengan dibantu tenaga administrasi.

b. Wewenang

a. Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi kantor.

b. Bersama bagian lain, menyusun rencana kerja tahunan.

c. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana tahunan.

d. Pengendalian sumber dana dan pengunaan dana.

e. Menyimpan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan.

(42)

g. Pengamanan terhadap aset perusahaan.

14. Asisten Umum a. Kewajiban

a. Membantu Ka. Tata Usaha dalam mengawasi bagian umum perusahaan

b.Membantu Ka. Tata Usaha melakukan pengawasan pada bagian umum

seperti personalia, koperasi.

b. Wewenang

a. Memngelola sumber daya manusia yang ada di perusahaan.

b. Mengelola perkoperasian perusahaan.

c. Sebagai hubungan masyarakat di perusahaan.

c. Tanggung jawab :

Asisten umum bertanggung jawab kepada Ka. Tata Usaha dibantu seorang

koordinator.

15. Asisten Kantor a. Kewajiban

Membantu Ka. Tata Usaha dalam pengawasan dibagian akuntansi, finansial,

perencanaan perusahaan.

b. Wewenang

a. Membuat perencanaan perusahaan dalam tahunan.

b. Mengawasi bagian akauntansi dalam membuat pembukuan.

c. Mengawasi bagian gaji dalam keuangan

(43)

c. Tanggung jawab

Asisten kantor bertanggung jawab kepada Ka. Tata Usaha mengenai kondisi

kantor dibantu seorang koordinator.

16.Asisten Gudang a. Kewajiban

Membantu Ka. Tata Usaha dalam mengawasi bagian gudang di pabrik.

b. Wewenang

a. Melakukan pemeriksaan di gudang material dan gudang hasil.

b. Melakukan insfeksi secara teratur.

c. Menyusun laporan mengenai jumlah barang masuk dan keluar.

c. Tanggung jawab

Asisten bertanggung jawab kepada Ka. Tata Usaha dalam melakukan

pengawasan di gudang di bantu seorang koordinator.

17.Kepala . Loboratorium

a. Kewajiban

Membantu manager pabrik dalam melaksanakan pekerjaan dibidang

laboratorium sebagai alat kontrol.

b. Wewenang

a. Membuat rencana jangka pendek tentang operasional laboratorium.

b. Membuat program perawatan alat laboratorium dan unit pengolahan

limbah.

(44)

d. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada manager.

c. Tanggung jawab

Kepala Laboatorium bertanggung jawab kepada manager dibantu dua orng

asisten.

18. Asisten Laboratorium

a. Kewajiban

Membantu tugas Ka. Laboratorium dalam pengawasan laboratorium.

b. Wewenang

a. Mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan di laboratorium.

b. Menganalisa dan memperbaiki hasil kerja.

c. Membuat rencana kerja tahunan dengan bagian lain.

c. Tanggung jawab

Asisten laboratorium bertanggung jawab langsung kepada Ka. Laboratorium

dibantu seorang koordinator.

19. Asisten Timbangan a. Kewajiban

Membantu Ka. Laboratorium dalam pengawasan di bagian timbangan.

b. Wewenang

a. Melakukan pemeriksaan di bagian timbangan

b. Membuat rencana jangka pendek di bagian timbangan.

c. Melaksanakan standart fisik perusahaan.

(45)

c. Tanggung Jawab

Asisten timbangan bertanggung jawab kepada Ka. Laboratorium dibantu

seorang koordinator.

20. Perwira Pengaman (Papam) a. Kewajiban

a. Membantu Manager dalam melaksanakan tigasnya dibidang keamanan.

b. Perwira pengaman pemimpin oleh seorang perwira TNI yang dibantu

komandan regu hansip.

b. Wewenang

a. Menyusun rencana kerja tahunan bidang keamanan

b. Bersama unit lainnya mengkoordinir latihan bersama untuk keamanan

kerja.

c. Melakukan insfeksi/patroli secara sistematis.

d. Pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan, tenaga kerja.

e. Menganalisa serta meningkatkan hasil kerja di bidang keamanan.

c. Tanggung jawab

Papam bertanggung jawab kepada Manager perusahaan.

21. Koordinator a. Kewajiban

a. Membantu Asisten-Asisten dalam melaksanakan tugasnya serta melakukan

(46)

b. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh asisten untuk diteruskan kepada

mandor.

c. Melakukan pengawasan kerja sesuai instruksi.

d. Menggantikan asisten bila tidak hadir.

e. Mengkordinir pekerjaan yang akan dilakukan.

f. Mengevaluasi hasil kerja dan memperbaikinya.

b. Tanggung jawab

Koordinator bertanggung jawab langsung kepada asisten dibantu seorang

mandor.

22. Mandor a. Kewajiban

a. Membantu Koordinator dalam melaksakan tugas dari asisten.

b. Melaksanakan tugas dari koordinator untuk diteruskan kepada karyawan

pelaksana.

c. Membuat laporan harian kepada koordinator.

d. Menggantikan koordinator bila berhalangan.

b. Tanggung jawab

Mandor bertanggung jawab kepada koordinator mengenai keadaan kerja

(47)

2.6. Tenaga kerja dan Jam Kerja 2.6.1 Tenaga Kerja

Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari di Pabrik Gula Kwala Madu,

memiliki karyawan sebanyak 733 orang. Setatus karyawan di Pabrik Gula Kwala

Madu berbeda-beda menurutpandangan manajemen. Perincian tenaga kerja di PG.

Kwala Madu terdiri dari :

a. Staf Pimpinan = 15 orang

b. Karyawan Pelaksana = 605 orang

c. Karyawan Tidak Tetap = 55 orang

Jumlah = 675 orang

Adapun bagian susuna tenaga kerja di Pabrik Gula Kwala Madu ditunjukkan

(48)

Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu

Tidak Tetap Jumlah 1 Kantor Manager

 Kantor Dinas Teknik

 Boiler

3 Dinas Pengolahan

(49)

2.6.2.Jam Kerja

Jam kerja yang diatur oleh perusahaan bagian oprasional menjadi 3 shift, agar

dalam bekerja dalam paerusahaan tersebut berjalan dengan lancar dalam

melaksanakan tugas.

1. Shift I mulai pukul 07.00 sampai 15.00 WIB

2. Shift II mulai pukul 15.00 sampai 23.00 WIB

3. Shift III mulai pukul 23.00 sampai 07.00 WIB

Jam kerja sesuai dengan surat keputusan bersama yang dikeluarka oleh

Departemen Tenaga kerja adalah 8 (delapan) jam satu hari. Jam istirahat yang

bekerja dalam pabrik tidak ada, karena proses pengolahan gula putih yang dimulai

dari masuknya bahan baku sampai produk jadi yang berlangsung secara terus

menerus tanpa ada suatu delay (pemberhentian) dari satu mesin ke mesin lainnya.

Sedangkan jam istirahat yang bekerja dalam kantor sesuai dengan surat

keputusan bersama yang dikeluarka oleh Departemen Tenaga kerja jam istirahat

antara jam 12 (dua belas) sampai dengan jam 1(satu).

2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas.

2.7.1. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan yang dilakukan di Pabrik Gula Kwala madu adalah

berdasarkan peraturan pemerintah melalui Surat keputusan Bersama (SKB) yang

(50)

Sistem pengupahan dibedakan berdasarkan golongan pegawai. Pegawai

staf terdiri dari golongan I, II, III, IV, V, VI-A, VI-B dan VII. Untuk non pegawai

staf terdiri dari pegawai bulanan yang terbagi atas golongan I, II, III, IV, V, VI

dan pegawai harian.

Masa giling di Pabrik gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai

bulan Januari sampai bulan Juli dalam 1 tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap

dan pegawai staf tetap aktif bekerja walaupun pada saat itu diluar jam kerja yang

telah ditentukan, maka karyawan tersebut mendapat upah lembur sesuai dengan

perjanjian perburuhan pasal (X) yang mengatur upah lembur. Gaji untuk

karyawan tetap dan karyawan tersebut :

Karyawan Harian =

Tingkat upah lembur diatur sebagai berikut :

Hari Biasa : 150 % (jam pertama)

: 200 % (jam kedua dan seterusnya)

Hari minggu dan hari besar biasa : 300 % (jam pertama s.d. jam ketujuh)

: 400 % (jam kedelapan dan seterusnya)

Upah/gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah

standart, ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan

akan menerima :

(51)

b. Pembagian keuntungan

c. Jaminan untuk hari tua/pensiun

d. Tunjangan hari raya dan tahun baru dan lain-lain.

2.7.2. Fasilitas

Untuk mendorong staf dan karyawan agar bekerja lebih giat dan

meningkatkan prestasi kerja, pihak perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas

pendukung seperti berikut :

1. Pemberian Cuti

2. Perumahan

3. Perawatan Kesehatan

4. Sarana Olah Raga

5. Saran Pendidikan

6. Saran Rumah Ibadah

7. Koperasi Karyawan

8. Transportasi

2.8.Proses Produksi

2.8.1. Standar Mutu Bahan/Produk

Proses produksi yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu memproduksi gula

SHS I (Superior high sugar) dimana gula SHS terdapat dua yaitu SHS I dan SHS

I. Gula SHS I adalalah gula SHS yang memenuhi standar sedangkan SHS II

(52)

Adapun standar mutu produk yang ditetapkan oleh pihak pabrik

PT.Perkebunan Nusantara II adalah sebagai berikut : a. Gula hasil produksi harus berwarna putih dan bersih

b. Gula hasil produksi haruslah benar-benar kering.

c. Gula yang dihasilkan tidak berbau.

2.8.2. Bahan yang digunakan 1. Bahan Baku

Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam

proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang

terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu adalah tebu.

Tebu yang dipanen mempunyai rendemen atau perbandingan berat gula kristal

terhadap berat tebu yang digiling. Penanaman tebu dilakukan antara 10-12 bulan

sejak ditanam, dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil

sepuluh batang tebu secara acak sebagai sampel/contoh. Tebu yang baik untuk

diolah adalah yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama.

Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas tebu dan

faktor extern adalah iklim tanah, serta perawatan/pemeliharaan. Faktor yang

paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen dilakukan saat

(53)

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah suatu bahan yang ditambahkan kedalam proses

pembuatan produk untuk meningkatkan kualitas produk. Bahan-bahan penolong

yang digunakan dalam produksi gula adalah

1. Air

Air di gunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk memeras

kadar gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume air adalah 20%

dari kapasitas tebu/hari.

2. Susu Kapur (Ca(OH)2)

Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan

PH nira menjadi 9,0-9,5. Pemilihan susu kapur sebagai bahan yang

digunakan untuk menaikkan PH nira berdasarkan pada harganya yang

dapat terjangkau dan mudah membuatnya. Susu kapur dibuat dengan

pembakaran batu kapur dan disiram dengan air.

3. Gas Belerang (SO2)

Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira.

Tujuan gas belerang adalah :

 Menetralkan kelebihan air kapur (Ca(OH)2) pada nira terkapur

PHnya mencapai 7,0-7,2.

 Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang

(54)

4. Fluclonat

Fluclonat diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak

sebagai pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk

membentuk gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah

diendapkan untuk disaring).

5. Asam phospat (H3PO4)

Berfungsi untuk memurnikan larutan nira dengan cara mengendapkan

kotoran yang terdapat dalam larutan nira.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

produk dan ditambahkan ke dalam proses produksi tetapi jumlahnya relatif

sedikit, dan bahan ini merupakan bagian dari produk akhir.

Bahan yang di tambahkan dalam proses pembuatan gula antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Karung plastik yang digunakan untuk pengarungan gula

2. Benang jahit untuk menjahit karung plastik

2.9. Uraian Proses Produksi

Tebu merupakan bahan baku yang digunakan dalam produksi pabrik gula

Kwala Madu. Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu

(55)

sampai akhir pengolahan tebu menjadi kristal gula dapat dilihat pada Blok

Diagram pada Gambar 2.3.

(56)

1. Stasiun Penimbangan

Tebu dari areal perkebunan diangkut ke truk untuk dibawa kepabrik, jenis

truk atau mobil yang mengangkut tebu ke pabrik ada 2 jenis truk yaitu truk besar

dan truk kecil, dimana kapasitas-kapasitas truk kecil dan teruk besar berbeda berat

muatan.

Tebu yang diangkut dengan teruk kecil dengan kapasitas berat 5-6 ton

sedangkan truk besar kapasitas berat mencapai mutanya 10-12 ton. Tebu yang

diangkut oleh truk-truk dengan dua jenis mobil yaitu mobil truk besar dan mobil

truk kecil. Tebu yang diangkut oleh truk ke pabrik ditimbang terlebih dahulu di

penimbangan untuk mengetahui berat-berat tebu yang diangkut setiap

masing-nasing truk kehalaman pabrik..

Sistem pembongkaran tebu yang ditruk ada dua sistem pembongkaran

yaitu dengan cara cane lifter yang dikendalikan oleg elektro motor dan dengan

alat trippler berupa plat yang digerakkan oleh hidrolik.

2. Stasiun Penanganan Tebu (Cane Hendling Station)

Setelah melalui stasiun penimbangan tebu dimana mobil truk besar yang

mengangkut tebu yang akan dipindahkan ke meja tebu (cane feeding table)

dengan menggunakan cane filter yang dikendalikan dengan elektromotor

Sedangkan tebu dari truk kecil dipindahkan ke feeding cane carrie dengan alat

trippler berupa plat yang di gerakkan oleh hidrolik sampai kemiringan 600 selama 30 detik. Peralatan-peralatan pada cane hendling station ini bekerja dengan sistem

(57)

Pada ujung cane feeding table yang membawa tebu tebu masuk ke cane

leveller yang berfungsi untuk meratakan dan mengatur tebu masuk ke alat

pemotongan berupa pisau tebu (cane cutter). Pada pemotongan tebu ada dua jenis

pemotongan yaitu cane catter I dan cane catter II.

a. Cane catter I

Cane catter I digunakan untuk memotong tebu agar tebu terpotong-potong

rata walaupun masih kasar.

b. Cane catter II

Cane catter II digunakan sebagai alat pemecah tebu yang telah di

potong-potong oleh catter I dengan tujuan agar menjadi lebih halus dari

pemotongn dari catter I

3 Stasiun Gilingan

Tebu yang telah halus di potong-potong oleh catter I dan catter II dan

selanjutnya masuk kedalam mesin giling agar lebih halus lagi sehingga mudah

untuk diperas dan memperbesar kapasitas pemerasan. Mesin giling ini berfungsi

untuk mendapatkan air nira sebanyak mungkin. Penggilingan (pemerasan)

dilakukan lima kali gilingan (Lima Set Three Roller Mill) yang disusun seri

dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda.

Tebu yang digiling dilakukan lima kali dengan berbeda tekanan dan di

tambahkan air imbibisi untuk mempermudah gilingan. Air imbibisi berfungsi

untuk melarutkan nira yang amsih ada tertinggal pada ampas tersebut. Jumlah air

(58)

Nira yang diperoleh dari stasiun gilingan di tampung ke bak panampung

selanjutnya atau dipompakan menuju ke stasiun Pemurnian.

4.Stasiun Pemurnian

Nira yang berasal dari stasiun penggilingan merupakan nira mentah, yang

masih mengandung kotoran disamping gula, dapat dikatakan nira mentah ini

hampir masih semua komponen/artikel pada tebu masih ada didalamnya. Proses

permurnian nira bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari dalam nira segingga

nira yang dihasilkan lebih murni . Untuk itu pelu adanya control pada proses

pemurnian nira guna memproses produksi selanjutnya. Dengan control yang baik

pada proses pemurnian nira terutama pada tangki pengendapan akan dapat

memisahkan nira jernih dan nira kotor. Pada proses pemurnian ada 3 cara yaitu :

1. Cara fisik yaitu pemisahan kotoran-kotoran yang ada dalam nira mentah

dengan pengendapan dan penyaringan

2. Cara kimia yaitu dengan menambahkan zat imia pada proses pemurnian.

3. Cara kimia-fisik yaitu proses penggabungan ini diendapkan pada clarifier

dengan menambahkan Flokulant

Pada pemurnian ini yang paling mempengaruhi adalah cara fisik kimia.

Nira yang ada dalam tangki pengendapan akan ditambahkan bahan penolong

seperti susu kapur dan gas belerang yang bertujuan untuk menetralkan nira dalam

tangki pengendapan tapi masih ada kotoran atau pertikel-partikel dalam nira

(59)

Untuk menghilangkan pertikel-partikel tersebut akan ditambahkan

Flokulant yang diaduk-aduk dengan kecepatan 2-4 rpm dan waktu untuk

pengendapan nira 5-20 menit sedangkan suhu pada pemurnian nira kontiniu,

apabila berubah-ubah suhunya akan merusak proses selanjutnya. Fungsi Flokulant

adalah untuk mempercepat pengedapan yang bertidak sebagai pengikat partikel

halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk gumpalan partikel

yang lebih besar dan mudah untuk diendapkan untuk disaring. Maka yang paling

berpengaruh pada pemurnian nira adalah waktu pengendapan dan kecepatan

pengadukan.

5. Stasiun Penguapan (Evaporator Station)

Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula dipabrik Gula Kwala

Madu Menggunakan empat unit, yang disebut Quadruple Evaporator dan

memakai cara Forward Feed yang bertujuan untuk menguapkan air dan nira yang

menggunakan proses pem vakuman. Tujuan dari stasiun penguapan adalah untuk

menguapkan air yang terkandung dalam nira encer, sehingga nira akan lebih

mudah di kristalkan dalam proses selanjutnya. Penguapan di lakukan pada

temperatur 50-1000C dan untuk menghindari kerusakan sukrosa maupun monosakaridanya dilakukan penurunan tekanan didalam evaporator sehingga titik

didih nira turun. Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit

beroperasi dan satu unit sebagai cadangan bila ada pembersihan. Selama proses

berlangsung temperatur dari masing-masing evaporator berbeda-beda. Untuk

(60)

gunakan untuk uap bekas yang berasal dari Pressure Vessel, sedangkan media

pemanas evaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk dari

evaporator sebelumnya. Hal ini disebut Vapour temperature pada evaporator I

sebesar 1100C dan berangsur-angsur turuns sampai tempertur 50-550C pada

evaporator IV. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menurunkan tekanan yang

berbeda-beda dari evaporator I sampai dengan evaporator IV.

6. Stasiun Masakan

Pada stasiun masakan ini dilakukan proses kristalisasi dengan tujuan agar

kristal gula mudah dipisahkan dengan kotorannya dalam pemutaran hingga

didapat hasil yang memiliki kemurnian yang tinggi membentuk kristal gula yang

sesuai dengan standat kualitas yang ditentukan dan diperlukan untuk mengubah

sukrosa dalam larutan menjadi kristal agar pengambilan gula setinggi-tingginya

dan sisa gula dalam larutan yang terahkir serendah-rendahnya adalah tetes.

8. Stasiun Penyelesaian

Kristal gula yang diturunkan pada putaran SHS langsung ke Grasshopper

conveyer untuk penampungan sekaligus mendinginkan kemudian disalurkan ke

Grasshopper conveyer untuk memperbesar areal pendinginan dan sekaligus

merata gula SHS terhadap sugar elevator. Dalam sugar elevator ini kondisi gula

SHS masih dalam keadaan basah. Hal ini perlu dilakukan pengeringan pendingin

untuk mendapatkan gula SHS yang standart. Gula SHS tersebut dimasukkan

kedalam sugar dryer dan cooler dimana sistem pemanasan dan pengeringan di

(61)

C-900C yang dialirkan melalui air dryer langsung ke dryer cooler, kemudian gula tersebut di masukkan ke Bucket Elevator dan diteruskan ke Vibrating screen. Pada

Vibrating screen kristal gula SHS telah mencapai kekeringan dan pendinginan

yang cukup.

Didalam sugar dryer dan cooler di lengkapi suatu alat pemompa yang

berfungsi untuk menarik gula halus yang terkandung dalam proses pembuatan

gula SHS.Gula halus dialirkan melalui pipa rangkap dan secara otomatis di

injeksikan dengan imbibisi oleh pemisahan nozel untuk menangkap

partikel-partikel gula halus. Kemudian gula tersebut di masukkan ke dalam bak

penampung dan di alirkan ke stasiun masakan untuk proses gumpalan-gumpalan

gula yang dimasukkan kedalam tangki peleburan gula selajutnya dikirim ke

stasiun masakan untuk diproses selanjutnya. Gula standart di masukkan ke alat

pembawa gula penyadap logam yang mana ppenyadap logam ini berfungsi untuk

menangkap partikel-partikel logam yang tebawa atau tercampur dengan gula

produksi. Untukt mengoptimalkan gula SHS dari kadar logam tersebut di perlukan

pembersih secara periodik dengan jangka waktu 3 jam dan 8 jam. Kemudian Gula

yang telah bersih dari penyadap logam diatas dibawa oleh alat pembawa gula

menuju ke penampungan gula sebagai penimbunan untuk melanjutkan

pengemasan gula produksi.

9. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi

Gula SHS telah dikeringkan dari dryer dan cooler dinaikkan oleh bucket

(62)

dikirim ke vibarting screen. Pada vibarting screen kristal gula SHS dipisahkan

dengan saringan bertingkat untuk memisahkan gula kasar dengan gula halus.

Gula produk dari vibarting screen diangkut dengan sugar conveyer dibawa

kepengarungan. Gula ditampung oleh sugar bin yang berbentuk segi empat,

kemudian ditimbang leh sugar weigher yang berfungsi untuk menimbang dan

mengisi karung dengan gula sebanyak 50 kg secara otomatis.

Karung plastik yang telah terisi gula dijatuhkan diatas alat conveyer yang

akan dibawa karung yang berisi gula ke bag sewing machine dan langsung dijahit,

seterusnya dibawa ke gudang.

2.10. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan proses produksi yang di gunakan pada proses

pengolahan gula putih yang dimulai dari masuknya bahan baku sampai produk

jadi yang berlasngsung secara terus menerus tanpa ada suatu delay

(pemberhentian) dari satu mesin kemesin lainnya. Adapun Spesifikasi

mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam poses produksi dapat dilihat dibawah

ini

2.10.1. Mesin Produksi

Mesin adalah mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi

untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Mesin dapat bekerja

(63)

Spesifikasi mesin produksi yang di gunakan pada pengolahan dari mulai

bahan baku sampai produk gula di Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II dapat dilihat di Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Nama-nama Mesin Untuk Stasin Penanganan (Persiapan)

No NAMA MESIN FUNGSI

1 Cane filter Memindahkan tebu dari truk besar ke meja tebu

(cane feeding table)

2 Cane Filter Hilo Membawa batang tebu ke cane feedling tabel

3 Meja Tebu (Cane

feedling Tabel)

Membawa tebu untuk dipotong di cane catter

4 Cane Catter Memotong batang tebu menjadi yang lebih

kecil (cacahan)

5 Cane carrier Elevator Membawa cacahan batang tebu ke stasiun

penggilingn

Untuk Stasiun Penggilingan

1 Mill Menggiling Cacahan batang tebu untuk

memperoleh nira mentah

Untuk Satsiun Pemurnian

(64)

Tabel 2.3. Nama-nama Mesin (Lanjutan) Untuk Satsiun Pemurnian

No NAMA MESIN FUNGSI

2 Defecator Mencampur dan mengaduk nira mentah dengan

susu kapur hingga kotoran nira mengendap

3 Peti sulfitasi nira

mentah

Mengendap kotoran nira mentah dengan

menggunakan belerang oksida

4 Flash tank Menguapkan gas-gas yang terkandung dalam

nira mentah

5 Peti Netralisasi Menurunkan PH nira mentah dengan cara

mencampurkan susu kapur ke dalam larutan

nira hingga menjadi ph netral

6 Continous Clarifier mengendapkan nira mentah sehingga diperoleh

nira jernih

7 Vacuum filter Menyaring kotoran nira untuk memperoleh nira

jernih sebanyak-banyaknya

8 Mud feed Mixer Mencampur nira kotor dengan ampas halus dari

mesin gilingan

Untuk Stasiun Pengepakan

1 Evaporator Mengurangi kadar air dalam nira encer dengan

(65)

Tabel 2.4. Nama-nama Mesin (Lanjutan)

No NAMA MESIN FUNGSI

Untuk Stasiun Masakan

1 Heater Memanaskan nira kental hingga mencapai

suhu 880 C

2 Clandira Vacuum Pan Memasak nira kental hingga menghasilkan

gula dan stroop

Untuk Stasiun Putaran

1 Putaran AB Mengkeristalkan gula A dan B dengan prinsip

gaya sentrifugal

2 Putaran D Mengkeristalkan gula D dengan prinsip gaya

sentrifugal

3 Vibrating Screen Memisahkan gula normal, kasar, dan halus

4 Grasshopper Strainer Mengayak kapur agar mendapat kapur yang

cukup halus

5 Pengepak Mengemas gula SHS dalam karung plastik

2.10.2. Peralatan Produksi

Peralatan adalah sesuatu yang digunakan untuk tujuan tertentu yang

biasanya menyediakan keguanaan mekanik dalam menyelesaikan masalah fisikal,

(66)

alat. Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di PTPN II Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada Tabel 2.5

Tabel 2.5. Nama-nama Peralatan

No NAMA MESIN FUNGSI

1 Truck Tipper Memindahkan tebu dari bak truk ke meja tebu

2 Magnetic Trap Iron

Seperator

Membersihkan tebu dari kotoran berupa

logam

3 Raw Juice Tank Sebagai tangki penampung nira mentah

4 Imbibition water

Tank

Sebagai tangki air imbibisi

(67)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Mutu

Secara umum, Statistik merupakan Pengetahuan yang berhubungan dengan

cara-cara pengumpulan data, fakta, pengolahan, penganalisaan maupun penarikan

kesimpulan mengenai populasi berdasarkan sekumpulan data sehingga ketidak

pastian dari pada esimpulan berdasarkan data yang diambil dapat diperhitungkan

dengan menggunakan ilmu hitung peluang serta pembuatan keputusan yang cukup

beralasan berdasarkan fakta dan analisa yang dilakukan. Apabila data yang

diambil atau yang dikumpulkan ternyata kurang berfaedah untuk keperluan

analisa persoalan yang diahadapi . Untuk mengatasi hal ini, maka dilakukan

desain eksperimen.

Sebagai contoh dalam proses pemurnian nira, efek pemurnian yang

diharapkan dari nira adalah setinggi mungkin. Hal ini berarti bahwa, makin tinggi

efek pemurnian berarti gula yang dihasilkan makin baik sebaliknya bila efek

pemurnian rendah berarti kulaitas gula yang dihasilkan juga kurang baik. Untuk

mendapatkan mutu produk yang baik, maka dibutuhkan suatu penelitian terhadap

proses pemurnian nira. Penelitian dimaksudkan untuk menghilangkan paling

tidak mengurangi sebab yang memberikan variasi mutu dan mengarahkan pada

(68)

Mutu suatu barang/produk dapat didefenisikan sebagai karakteristik suatu

produk /barang maupun jasa yang mampu memberikan kontribusi berupa

kepuasan pelanggan/konsumen (customer statisfaction). Dengan demikian dapat

dilihat bahwa banyaknya unsur yang berhubungan dengan mutu sendiri,

diantaranya adalah unsur harga, jaminan produk atau garansi, keselamatan dan

kenyamanan penggunaan, ketersediaan produk, perawatan dan kehandalan serta

daya guna.

Mengingat pentingnya mutu suatu barang/produk yang dihasilkan, maka

dalam dunia industri sering dilakukan pengendalian mutu untuk menguji apakah

barang produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi (standart) yang telah

ditetapkan. Pengendalian mutu dapat didefenisikan sebagai kombinasi semua alat

dan teknik yang digunakan untuk memngendalikan mutu suatu produk dengan

biaya seekonomis mungkin untuk memenuhi syarat pesanan

3.2 Desain Eksperimen

Dalam menentukan faktor yang menjadi penyebab pada kualitas (mutu)

suatu produk, maka disain eksperimen merupakan pendekatan yang paling tepat

untuk dilakukan. Dalam disain eksperimen informasi yang berhubungan dengan

persoalan yang sedang diteliti dan dikumpulkan dengan cara efektif dan efisien

melalui langkah-langkah/rancangan percobaan yang terdefenisikan. Tujuan desain

(69)

sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna untuk dalam melakukan

penelitian persolan yang akan dibahas2

Adapun prinsip dasar dalam desain eksperimen replikasi, pengacakn

(randomisasi) dan kontrol lokal.

a. Replikasi (Ulangan)

Replikasi adalah frekuensi suatu perlakuan yang diselidiki dalam suatu

percobaan. Jumlah ulangan suatu perlakuan tergantung pada derajat ketelitian

yang dinginkan oleh peneliti terhadap kesimpulan hasil percobaannya3. Sebagai suatu patokan, jumlah ulangan dianggap telah cukup baik bila memenuhi

persamaan berikut:

(t-1)(r-1) ≥ 15

Dimana :

t = Jumlah Perlakuan

r = Jumlah ulangan

Persamaan ini bukanlah suatu patokan yang baku, karena jumlah r yang

diperlukan dalam suatu percobaan dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :

1. Derajat ketelitian : makin tinggi derajat ketelitian yang diinginkan

dari percobaan akan makin besar pula jumlah r yang diperlukan dan

sebaliknya jika derajat ketelitian yang diperlukan makin rendah.

2

Gambar

Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu
Gambar 2.3. Blok Diagram Proses Pengolahan Tebu
Tabel  2.2. Nama-nama Mesin
Tabel  2.3. Nama-nama Mesin (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Engkau memohon kepada Allah, agar menjadikanmu dan diriku bersama orang-orang yang diberikan kenikmatan, dan dijauhi dari jalan orang-orang yang dimurkai dan orang-orang

EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kuadran III, wilayah yang memuat item-item dengan tingkat kepentingan.. yang relatif rendah dan kenyataan kinerjanya tidak terlalu

Mengingat hubungan yang telah established antara premi CDS dengan variabel ekonomi makro melalui variabel penentu harga (jatuh tempo, volatilitas, suku bunga bebas risiko, dsb)

Yayasan Miastenia Gravis Indonesia (YMGI) selaku support group utama sampai saat ini masih mengupayakan pendataan yang maksimal terkait jumlah pasien dengan

Sebagai negara yang secara geografis berada di kawasan Asia Tenggara sangat logis jika Indonesia menjadikan ASEAN sebagai salah satu fokus utamanya, demikian pula

Gambar 2.2 DFD Leve menjelaskan tentang proses melakukan kegiatan input data taksiran data gadai yang akan database dan kemudian mela transaksi pembayaran dan melewati

Merupakan training program efikasi diri yang dibuat secara terstruktur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialsis untuk meningkatkan