• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN SPASIAL SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG DI KELAS IV SD N PERCOBAAN KOTA MEDAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN SPASIAL SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG DI KELAS IV SD N PERCOBAAN KOTA MEDAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN

KEMAMPUAN SPASIAL SISWA YANG MENDAPAT

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM

BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN BANGUN

RUANG DI KELAS IV SD N PERCOBAAN KOTA MEDAN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

PAUJIA ROSMINI NIM. 8146181027

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

PAUJIA ROSMINI. 8146181027. “Perbedaan kemampuan spasial siswa yang mendapat pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning pada pokok bahasan bangun ruang di kelas IV SD N Percobaan Kota Medan Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang dimaksud oleh peneliti. Adapun rumusan masalah yang telah disusun dan ingin dijawab dalam sebuah penelitian ini dirangkum dalam beberapa poin sebagai berikut untuk menganalisis: (1) perbedaan kemampuan spasial siswa yang mendapat pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning (2) proses jawaban siswa dengan analisis deskriptif. Instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan spasial untuk siswa. Analisis data menggunakan uji-t. Sebelum melakukan eksperimen kelas yang dijadikan sampel penelitian diuji berdasarkan homogenitas dan distribusi normal. Kelas yang dijadikan sampel juga dilihat tingkat kemampuan awalnya guna melihat bahwa sampel benar-benar dapat dijadikan sampel penelitian. Instrumen berupa butir soal dilakukan validasi ahli serta diuji cobakan ke kelas yang lain. Hasil penelitian tersebut menunjukkan: (1) adanya perbedaan yang signifikan pada kemampuan spasial siswa yang mendapat pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning dengan perhitungan perolehan skor thitung (=2,79) lebih besar dari skor ttabel (=1,671) sehingga H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning.

(6)

ABSTRACT

PAUJIA ROSMINI. 8146181027. "Differences in spatial ability students gain experience through Discovery Learning and Problem Based Learning on the subject of geometry in the fourth grade Medan City Experimental School Year 2015/2016".

This study aims to answer the question referred by the researcher. The formulation of the problems that have been prepared and would like answered in a study are summarized in the following points to analyze: (1) differences in spatial ability students gain experience through Discovery Learning and Problem Based Learning (2) the responses of the students with descriptive analysis. The instruments used are spatial ability tests for students. The data analysis using t-test. Before doing classroom experiments that the research sample tested by homogeneity and normal distribution. Classes are sampled also seen the level originally ability to see that the sample can actually be used as a sample. Instruments such items do validation experts and tested to class. The results showed: (1) there are significant differences in spatial ability students gain experience through Discovery Learning and Problem Based Learning with the acquisition score calculation thitung (= 2.79) greater than ttable score (= 1.671) so that H0 is rejected, then it can be concluded that there are significant differences of students taught by learning model Discovery learning and Problem Based learning.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Perbedaan kemampuan spasial siswa yang mendapat pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning pada

pokok bahasan bangun ruang di kelas IV SD N Percobaan Kota Medan Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Pendidikan pada Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi, namun tesis ini dapat terselesaikan dengan usaha peneliti dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku direktur PPs Universitas Negeri Medan. 3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas

Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku dosen pembimbing tesis I yang telah membimbing, memberikan ilmu, dan memotivasi dalam penyelesaian tesis ini.

6. Bapak Dr. Waminton Rajagukguk, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, memberikan ilmu, dan memotivasi dalam penyelesaian tesis ini.

7. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu, motivasi dan saran yang bermanfaat selama perkuliahan berlangsung. 8. Sekolah SD N Percobaan Kota Medan dan para guru yang telah memberikan bantuan

dalam penelitian ini.

9. Keluarga tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, support dan doanya sehingga pendidikan ini dapat terselesaikan pada waktunya.

10. Teman-teman seperjuangan prodi pendidikan dasar yang telah banyak membantu dan memotivasi sehingga program master ini dapat terselesaikan.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, untuk ucapan terimakasi yang tak terhingga.

(8)

saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini.Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, September 2016

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

(10)

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 49

4.2 Pembahasan ... 60

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Indikator Kemampuan Spasial ... 17

Tabel 2.2 : Sintaks model Discovery Learning ... 22

Tabel 2.3 : Sintaks model Problem Based Learning ... 25

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Spasial Siswa ... 39

Tabel 3.2 : Desain eksperimen ... 42

Tabel 3.3 : Kriteria Proses Penyelesaian Jawaban ke dua Kelas Eksperimen ... 48

Tabel 4.1 : Deskripsi Pretes Kemampuan Spasial Siswa ... 50

Tabel 4.2 : Uji Normalitas Pretes Kemampuan Spasial Siswa ... 50

Tabel 4.3 : Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Pemahaman Spasial ... 52

Tabel 4.4 : Uji Perbedaan Kemampuan Spasial Siswa ... 53

Tabel 4.5 : Uji Normalitas Postes Kemampuan Spasial Siswa ... 54

Tabel 4.6 : Uji Homogenitas Postes Kemampuan Spasial ... 56

Tabel 4.7 : Uji Perbedaan Postes Kemampuan Spasial ... 57

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Desain Penelitian ... 44

Gambar 4.1 : Normalitas pretes kemampuan spasial siswa ... 51

Gambar 4.2 : Normalitas postes kemampuan spasial siswa ... 55

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran ... 71

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 77

Lampiran 3 : Langkah-langkah Pembelajaran ... 84

Lampiran 4 : Soal Tes ... 97

Lampiran 5 : Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Spasial ... 104

Lampiran 6 : Pretes Kemampuan Spasial Siswa Kelas Discovery Learning ... 107

Lampiran 7 : Pretes Kemampuan Spasial Siswa Kelas Problem Based Learning.. 118

Lampiran 8 : Postes Kemampuan Spasial Siswa Kelas Discovery Learning ... 110

Lampiran 9 : Postes Kemampuan Spasial Siswa Kelas Problem Based Learning... 111

Lampiran 10 : Tabel nilai dalam distribusi t ... 112

Lampiran 11 : Dokumentasi di Kelas X (Discovery Learning) ... 113

(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Siswa yang diajar dengan model pembelajaran Discovery Learning dan

Problem Based Learning memiliki perbedaan terhadap kemampuan spasial siswa.

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian seperti yang

telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapan simpulan

sebagai berikut:

1. Adanya perbedaan yang signifikan terhadap siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning terhadap

kemampuan spasial siswa.

2. Secara umum, kemampuan spasial siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran Problem Based Learning. Hal ini terlihat dari hasil proses

jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran Discovery Learning lebih banyak dibanding siswa yang diajar

dengan model pembelajaran Problem Based Learning.

3. Proses jawaban siswa yang diperoleh menyatakan bahwa jumlah siswa yang

menjawab benar lebih banyak pada kelas eksperimen yang menerapkan model

pembelajaran Discovery Learning dari pada kelas eksperimen yang menerapkan

(15)

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka terdapat beberapa

saran yang perlu mendapat perhatian. Saran-saran tersebut yakni:

1. Pada penerapan model pembelajaran Discovery Learning, sebaiknya guru

ataupun peneliti lainnya memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan alat/media

pembelajaran yang lebih memadai yang didekatkan dengan kehidupan

sehari-hari siswa. Memulai penyajian permasalahan dari yang tersekat siswa sehingga

mempermudah siswa untuk mencerna untuk memahaminya.

2. Pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning, sebaiknya guru

ataupun peneliti lainnya menyajikan permasalahan yang sesuai dengan usia

siswa dan lingkungan kehidupan siswa. Sehingga siswa lebih cepat mencerna

materi yang akan disampaikan dan mudah untuk mengaitkannya dalam

pembelajaran

3. Kemampuan spasial merupakan kemampuan yang cukup penting dalam

matematika, sebaiknya guru ataupun peneliti lainnya merancang kegiatan belajar

bermakna bagi siswa sehingga dapat mengasah kemampuan spasial siswa yang

nantinya mampu menjadi bekal dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari

siswa untuk hari ini dan masa yang akan datang.

4. Bagi peneliti lainnya yang akan meneliti kemampuan spasial siswa, sebaiknya

diterapkan pada sampel ataupun sekolah penelitian yang memiliki kapasitas guru

yang memahami model pembelajaran serta telah menerapkan model

(16)

5. Apabila peneliti lain melakukan penelitian dengan model dan instrumen yang

sama namun sampel penelitiannya berbeda, maka kecenderungan hasilnya tidak

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, T. (2009). Multiple Intelligences in the Classroom. Alexandria: ASCD.

Arcad, (2014). Peningkatkan Kemampuan Spasial Siswa Smp Melalui Model Kooperatif Stad Berbantuan Wingeo. Jurnal Ilmiah Edu Research. Vol 3.1.

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Rineka Cipta: Jakarta.

. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Azis, M. Dkk (2015). Profil Kemmapuan Spasial dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa yang Memiliki Kecerdasan Logis Matematis Tinggi ditinjau dari Perbedaan Gender. Jurnal Daya Matematis. Vol.2, no.1 pp. 78-87

Barke, H. D dan Engida, T. (2001). Stuctural Chemistry and Spatial Ability in Different Cultures. Dalam Research and Practice in Europe. Vol. 2, no.3 pp.227-239.

Devisi PLPG Rayon 102. (2013). Buku Kurikulum 2013. Unimed Press: Medan.

Dimyanti dan Mudijiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Djamarah, Z. A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

Gardner, H. (1983). Frames of Mind, the Theory of Multiple Intelligence. New York: Basic Books.

Hoerr, T.R., Boggeman, S. and Wallach, C. (2010). Celebrating Every Learner, Activities and Strategiesfor Creating a Multiple Intelligences Classroom. San Francisco: Jossey-Bass.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 2: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Ghalia Indonesia: Bogor.

Hohenwarter, M. & Fuchs, K. (2004). Combination of Dynamic Geometry, Algebra, and Calculus in the Software System Geogebra. Tersedia:

www.geogebra.org/publications/pecs_2004.pdf.

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada: Medan.

(18)

SD Negeri di Kabupaten Buleleng. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha: Program Studi Matematika.

Joyce. (2009). Model of teaching fifth edition. Allyn and Bacon Publishing Company: Jakarta.

Maier, P.H. (1998). Spatial Geometry and Ability-How to make solid Geometry solid? . dalam Annual Conference of Didactics of Mathematics 1996. 63-75. Osnabrueck: University of Osnabrueck.

NCTM. (2000). Defining Problem Solving. (online). Tersedia:

http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/session _03/sectio_03_a.html

National Academy of Science. (2006). Learning to Think Spatially. Washington DC: The National Academics Press.

Nuh, M. (2013). Menyemai Kreator Peradaban renungan tentang pendidkan, agama, dan budaya. Zaman: Jakarta.

Nurkholis, E. (2012). Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan Spatial Sense Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam Materi Geometri. Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Oktaviana, R. (2016). Peran Kemampuan Spasial Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Yang Berkaitan Dengan Geometri. Prosiding Nasional. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ristontowi. (2013). Kemampuan Spasial Siswa Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dengan Media Geogebra. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan

Matematika dengan Tema “Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan

Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik”. UNY: Yogyakarta.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Sani, A.R. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Bumi Aksara: Jakarta.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media: Bandung.

(19)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung

Suherman, E.et Al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Jurusan Pendidikan Matematika UPI. JICA

Syahputra, E. (2011). Peningkatan Kemampuan Spasial dan Disposisi Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan PMRI Pada Pembelajaran Geometri Berbantuan Komputer. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Thomson. (2004). Cognition: Theory and Applications. `United States of America.

Gambar

Gambar 3.1 : Desain Penelitian  ..........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan t elah dilakukannya evaluasi administ rasi, evaluasi t eknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi sert a form ulir isian Dokum en Kualifikasi unt uk

[r]

STANDARDISASI EKSTRAK ETANOL HERBA KEMANGI ( Ocimum basilicum var. album) merupakan salah satu tumbuhan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional dan

Pedoman MEA hanya digunakan sebagai acuan saja bila terdapat sengketa transnasional dalam perkara persaingan usaha yang tidak mencapai titik temu, maka dari

Study Programme with Humanistic Theory (SAHUT) merupakan suatu program bimbingan belajar yang lebih menekankan pada teori belajar humanistik yang diberikan kepada anak-anak

Berdasarkan penelitian diperoleh simpulan bahwa, perencanaan yang dilakukan yaitu dengan menyusun RPP berkarakter, pelaksanaan dilakukan dengan pembiasaan, keteladanan,

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok , menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan,

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan pengenalan konsep gejala alam pada anak kelompok B TK Aisyiyah