• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI REAKSI REDOKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI REAKSI REDOKS."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI

KELOMPOK DAN MODELKOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI REAKSI REDOKS

Oleh:

Nirya Finetri Hutahaean NIM 4123131065

Program StudiPendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI

KELOMPOK DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI REAKSI REDOKS

Nirya Finetri Hutahaean (NIM. 4123131065)

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan model kooperatif yang berguna untuk mengembangkan interaksi yang baik antar siswa dan untuk menghindari ketersinggungan serta kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Bangun Purba yang terdiri dari 5 kelas. Sampel diambil 2 kelas pararel untuk ditetapkan sebagai Kelas Eksperimen 1 dengan perlakuan model Investigasi Kelompok dan Kelas Eksperimen II dengan perlakuan model kooperatif tipe STAD dan jumlah siswa pada masing-masing kelas sebanyak 23 orang. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada materi reaksi redoks kelas X dan 2) mengetahui perbedaan sikap kerjasama siswa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrument test (berupa 20 butir soal pilihan berganda) dan instrument non-test (berupa lembar observasi kerjasama siswa). Tekhnik analisis data untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t-dua pihak. Berdasarkan hasil uji persyaratan data, diketahui bahwa data hasil pretest dan posttest pada kedua kelas berdistribusi normal dan homogen sehingga diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa (1) rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I sebesar 73,26 dan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen II sebesar 65,22 dengan nilai thitung= 2,23 dan ttabel= 2,02 (2) nilai rata-rata kerjasama siswa kelas eksperimen I sebesar 81,67 dan nilai rata-rata kerjasama siswa kelas eksperimen II sebesar 73,91 dengan nilai thitung= 2,67 dan ttabel= 2,02. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa nilai thitung › dari ttabel dalam hal hasil belajar dan kerjasama siswa (Ha diterima dan Ho ditolak), sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dan sikap kerjasama siswa dari kedua kelas sampel pada materi reaksi redoks.

(4)

iv

KATA PENGHANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Reaksi Redoks", disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal pembuatan judul sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si, Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si dan Bapak Dr. Wesly Hutabarat, M.Sc sebagai dosen penguji yang telah memberikan nasihat, saran, dan komentar serta perbaikan mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi dan juga ucapan terimakasih untuk Bapak Dr. Saronom Silaban, M.Pd yang telah memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi. Ucapan terimakasih kepada Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik (PA) penulis selama menjalani perkuliahan di UNIMED.

Ucapan terimakasih kepada Bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia dan juga Bapak Asrin Lubis selaku Dekan FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Kepala Sekolah Sofyan, S.Pd dan Bapak Arnold Tampubolon yang telah memberikan izin untuk memvalidasi soal di SMA Negeri 14 Medan. Ucapan terimakasih juga kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia kelas X Ibu Naemsi Pardosi, S.Pd dan seluruh siswa SMA Negeri 1 Bangun Purba yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian.

(5)

v

dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman satu pembimbing skripsi (Suri, Judika, Irma, Devi dan Khaidir), teman-teman seperjuangan selama kuliah (Dian Ncess, Mpok Rini, Icon, Aria, dan semua teman-teman DIK B 2012), sahabatku (Greace Silvana Nababan dan Masdalipa Wahyuni Siregar), serta teman-teman PPLT 2015 yang telah memberikan saran, doa dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi,.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang positif dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2016

Penulis

(6)
(7)
(8)

viii

4.1.2.3 Data Observasi Kerjasama Siswa 37 4.1.3 Analisis Data Penelitian 37 4.1.3.1 Uji Normalitas Data 38 4.1.3.1.1 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest 38 4.1.3.1.2 Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar 38 4.1.3.1.3 Uji Normalitas Observasi Kerjasama Siswa 39 4.1.3.2 Uji Homogenitas Data 40 4.1.3.2.1 Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest 40 4.1.3.2.2 Uji Homogenitas Peningkatan Hasil Belajar 40 4.1.3.2.3 Uji Homogenitas Kerjasama Siswa 41

4.1.3.3 Uji Hipotesis 42

4.1.3.4 Uji Hipotesis Kerjasama Siswa 42

4.2 Pembahasan 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 47

5.2 Saran 47

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif 16 Tabel 2.2 Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi 19 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kerjasama 26 Tabel 3.2 Persentasi Nilai Sikap Siswa 26

Tabel 3.3 Desain Penelitian 27

Tabel 4.1 Soal-Soal yang Valid 33 Tabel 4.2 Kategori Tingkat Kesukaran Soal 34

Tabel 4.3 Daya Beda Tes 34

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

(11)
(12)

xii

Lampiran 30 Daftar Nilai Distribusi f 130

Lampiran 31 Tabel Chi Kuadrat 131

Lampiran 32 Dokumentasi 132

(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang umum bagi setiap manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang membuat suatu Negara menjadi Negara yang maju. Menurut UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Suwarno, 2005), pendidikan adalah usah sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan selalu berkembang setiap tahunnya, hal ini dipengaruhi oleh faktor teknologi, kurikulum, sosial, budaya serta adat dan istiadat oleh suatu daerah namun, di dalam UU RI no. 14 tahun 2005 pasal 6 tetap saja tujuan dari pendidikan itu adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan yang baik dapat dilihat dari pembelajaran yang berkualitas yang diterapkan oleh masing-masing sekolah. Pembelajaran yang berkualitas tersebut terjadi apabila terciptanya interaksi di antara peserta didik

dengan pendidik dan juga interaksi antar sesama peserta didik. Pendidikan yang baik juga dapat dilihat dari cara guru yang tidak hanya mempersiapkan peserta didiknya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi juga menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2011).

(14)

2

pembelajaran yang seperti ini cenderung bersifat monoton dan kaku. Terkadang, aktivitas belajar mengajar juga kurang divariasikan dengan model pembelajaran.. Akibat pembelajaran yang terlalu kaku tersebut, beberapa siswa cenderung bosan dan susah untuk menerima pelajaran yang diberikan, sehingga beberapa siswa cenderung untuk membenci pelajaran tersebut. Supaya tidak terjadi hal tersebut, sebelum melakukan pembelajaran para pendidik perlu mempersiapkan rencana pengajaran. Perencanaan pengajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan

masyarakat. Perencanaan-perencanaan yang dilakukan diantaranya, yaitu menentukan konsep pendekatan dalam pengajaran, menentukan model pembelajaran, menentukan media pengajaran dan menentukan evaluasi pengajaran (Coombs, 1982).

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Kimia juga dipenuhi dengan pemahaman materi, perhitungan, dan aplikasi sederhana di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, beberapa siswa tidak menyukai pelajaran kimia karena beranggapan bahwa kimia itu sulit untuk dipelajari.

Reaksi redoks merupakan salah satu mata pelajaran kimia yang dipelajari di

kelas X semester genap dan merupakan konsep dasar untuk melanjutkan pelajaran di kelas XII. Berdasarkan hasil observasi, nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Bangun Purba adalah 75 dan nilai ketuntasan siswa untuk topik reaksi redoks masih rendah yaitu sebesar 50%. Beberapa siswa sering salah dalam mengisi bilangan oksidasi (biloks) dari suatu unsur.

(15)

3

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievment Division) adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Model pembelajaran Investigasi Berkelompok merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif dengan kelompok

dibentuk oleh siswa itu sendiri yang beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih sub topik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya setiap kelompok mempersentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka.

Berdasarkan hasil penelitian dari Rachmayanti dan Amaria (2013) diperoleh hasil bahwa ketuntasan belajar siswa pada materi koloid dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan dari pretest ke posttest yaitu sebesar 35% menjadi 80% dan ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan dari pretest ke posttest yaitu sebesar 21% menjadi 83%. Penelitian dari

Sugiharti dkk. (2013) diperoleh hasil bahwa prestasi belajar siswa pada penggunaan media TTS (44,706) lebih tinggi daripada media LKS (40,353) dan prestasi belajar afektif siswa menggunakan media TTS (91,118) lebih tinggi dibanding media LKS (86,147) pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi pokok sistem periodik unsur kelas X.

(16)

4

diperoleh hasil bahwa nilai keterampilan berfikir kritis siswa pada keterampilan interpretasi sebesar 81% siswa termasuk dalam kriteria sangat baik; pada keterampilan analisis sebesar 85% siswa termasuk dalam kriteria sangat baik; pada keterampilan evaluasi sebesar 81% siswa termasuk dalam kriteria sangat baik; pada keterampilan inferensi sebesar 54% siswa termasuk dalam kriteria sangat baik; dan pada keterampila eksplanasi sebesar 88% termasuk dalam kriteria sangat baik.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul "Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Reaksi Redoks".

1.2 Identifikasi Masalah

1. Suasana belajar mengajar yang terlalu kaku karena kurang divariasikannya model pembelajaran.

2. Pembelajaran yang masih berpusat kepada guru (teacher center)

3. Beberapa siswa tidak menyukai mata pelajaran kimia karena beranggapan kimia itu sulit.

4. Nilai ketuntasan siswa pada materi reaksi redoks masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai tujuan yang jelas, maka dibuatlah suatu batasan masalah. Batasan masalah penelitian ini adalah:

1. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Reaksi Redoks kelas X. 2. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model kooperatif tipe

Investigasi Kelompok pada kelas eksperimen 1 dan model kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen 2.

(17)

5

digunakan model kooperatif tipe Investigasi Berkelompok dan STAD. 4. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X semester genap di SMA

Negeri 1 Bangun Purba

5. Menggunakan lembar observasi untuk mengukur kerjasama yang terjadi diantara siswa didalam proses pembelajaran.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe Investigasi Kelompok dan model kooperatif tipe STAD pada materi reaksi redoks kelas X?

2. Apakah terdapat perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe Investigasi Kelompok dan kooperatif tipe STAD pada materi reaksi redoks kelas X?

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1.Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

kooperatif tipe Investigasi Kelompok dengan model kooperatif tipe STAD pada materi reaksi redoks kelas X.

(18)

6

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru: hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi/masukan bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi reaksi redoks sesuai tuntutan kurikulum.

2. Bagi siswa: penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan kerjasama siswa didalam proses pembelajaran. 3. Bagi peneliti selanjutnya: sebagai bahan rujukan untuk melakukan

pengembangan ilmu yang berhubungan dengan penelitian ini bagi yang

tertarik dengan penelitian sejenis.

1.7 Definisi Operasional

1. STAD (Student Team Achievment Division)

Tipe STAD digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (Sanjaya, 2008).

2. GI (Group Investigation)

(19)

7

3. Reaksi Oksidasi dan Reduksi (Reaksi Redoks)

Reaksi oksidasi merupakan suatu reaksi penambahan atom oksigen, pelepasan elektron dan penambahan bilangan oksidasi dari suatu unsur. Reaksi reduksi merupakan suatu reaksi pengurangan atom oksigen, penangkapan elektron dan pengurangan bilangan oksidasi dari suatu unsur (Justiana, 2009).

4. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai

(20)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar diantara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, yaitu nilai rataan posttest pada kelas eksperimen I peningkatan hasil belajar sebesar 73,26 dan nilai rataan posttest pada kelas eksperimen II sebesar 65,22. Hal ini ditunjukkan oleh pengujian hipotesis dimana thitung > t tabel atau 2,23 > 2,02 pada taraf signifikan = 0,05.

2. Terdapat perbedaan tingkat kerjasama siswa diantara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, yaitu pada kelas eksperimen I rata-rata nilai tingkat kerjasama siswa sebesar 81,67 dan pada kelas eksperimen II rata-rata nilai tingkat kerjasama siswa sebesar 73,91.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penilitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik, diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menghidupkan suasana proses pembelajaran dengan model yang bervariasi, misalnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok.

(21)

48

Daftar Pustaka

Arikunto., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Bandung

Aunurrahman., (2011), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Coombs, P., (1982), Apakah Perencanaan Pendidikan Itu, Bhatara Karya Aksara, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed

Hamalik, O., (2012), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Jaskarti., (2004), Proses Belajar Mengajar, Grasindo, Bandung

Justiana, S., Muchtaridi., (2009), Kimia 1 SMA Kelas X, Yudhistira, Jakarta

Kartika, A.D., Martini, K.S., Mulyani., (2015), Studi Komparasi Penggunaan Media Tts Dan Lks Pada Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (Stad) Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur

Kelas X Semester Gasal Sma Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 4(3) : 25-30

Kunandar., (2007), Guru Profesional, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Lie, A., (2003), Cooperatif Learning, Grasindo, Jakarta

(22)

49

Rachmayanti, M., Amaria., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams Achievement Divisions (Stad) Pada Materi Koloid, Unesa Journal of Chemistry Education, 2(3) : 119-128

Rohmawati, E., Syarief, S.H., (2013), Penerapan Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrokarbon Di Kelas X Sma Widya Darma Surabaya, Unesa Journal of Chemical Education, 2(3) : 6-11

Rooijakkers, A., (1993), Mengajar dengan Sukses , Grasindo, Jakarta.

Sanjaya, W., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Kencana, Jakarta

Silitonga, P.M. (2011). Statistik teori dan aplikasi dalam penelitian. FMIPA UNIMED, Medan.

Silitonga, P.M., (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan

Situmorang, M., (2012), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan Suplemen), Unimed, Medan

Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik Terjemahan, Nusa Media, Bandung

Sutresna, N., (2008), Kimia Untuk Kelas X Semester 2, Grafindo Media Pratama, Bandung

Suwarno, W., (2006), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, AR-Ruzz Media, Jogjakarta

Trianto, (2009), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta

Ulum, B., Hidayah, R., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation (Gi) Pada Materi Pokok Ikatan Kimia Untuk

Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Sma Widya Darma

(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 2.1    Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat baik secara parsial maupun simultan atau bersama-sama, maka metode yang digunakan adalah analisa Partial

Jenis ayam lokal yang umum dipelihara pemilik ayam kabupaten Bogor dan Wonosobo yaitu ayam kampung, pelung, bangkok, gaga’, birma, arab, dan kate.. Preferensi masyarakat terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedudukan hukum etnis Rohingya dan perlindungannya menurut Hukum Pengungsi Internasional serta untuk mengetahui pemenuhan

Suatu perusahaan akan dapat menguasai pangsa pasar yang luas apabila memiliki performance yang baik dalam arti luas termasuk dalam melakukan efisiensi sumber-sumber ekonomi

(3) Rekonsiliasi data transaksi pembayaran pajak daerah dan retribusi daerah dapat dilakukan secara periodik dan/atau setiap hari pada akhir hari kerja layanan

Setelah tugas kelompok selesai, siswa mengerjakan lembar eva- luasi akhir siklus I terkait materi mengubah pecahan ke dalam ben- tuk persen dan sebaliknya untuk mengetahui

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk menguji apakah faktor-faktor seperti opini audit tahun sebelumnya, kualitas audit, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan,

Begitu pun di PT Pos Indonesia (Persero), fenomena yang terjadi di PT Pos Indonesia (Persero) seperti yang dikemukan oleh Accounting Manager PT Pos Indonesia