• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA

PETANI DI WILAYAH AGAM, SUMATERA BARAT

MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

(4)

ABSTRAK

MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat. Dibimbing oleh LINDAWATI KARTIKA.

Persaingan global yang terjadi sekarang ini menuntut adanya peningkatan daya saing untuk mengembangkan usaha hortikultura di Indonesia. Penghasil komoditas hortikultura terbesar di Indonesia terdapat di wilayah Agam, Sumatera Barat. Berbagai kegiatan untuk peningkatan kompetensi petani dilakukan. Dengan harapan dapat meningkatkan kinerja dan hasil pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menganalisis gambaran umum kompetensi petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 2) menganalisis persepsi mengenai kompetensi dan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 3) menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 4) memberikan rekomendasi terbaik mengenai program-program peningkatan kompetensi yang dapat meningkatkan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat. Berdasarkan hasil penelitian dengan metode SEM (Structural Equation Modeling) pendekatan Partial Least Square diperoleh bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja. Semakin baik kompetensi yang dimiliki petani, maka semakin baik kinerja yang ditunjukkan oleh petani.

Kata kunci : kompetensi, kinerja, SEM (Structural Equation Modeling) Partial Least Square

ABSTRACT

MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI. The Impact OfCompetence On Farmers Performance In Region Agam, West Sumatra. Supervised by LINDAWATI KARTIKA.

Global market competition at present demands an improvement of the enterprise competitiveness to develop horticulture business in Indonesia. The largest producer of the commodity in Indonesia located in Agam, West Sumatra. Number of activities in developing the farmers competence were accomplished with the purpose to improve the performance and the crop yield. The objective of this research are, 1) analyzing the general description of farmers competence in region Agam, West Sumatra, 2) analyzing the perception of the farmers competence and performance in region Agam, West Sumatra, 3) analyzing the effect of competence on farmers performance in region Agam, West Sumatra, 4) providing the best recommendations regarding the competence enhancement programs that could improve the farmers performance in region Agam, West Sumatra.

Based on the results of the research that quantitatively analyzed with the SEM method Partial Least Square approach, generated that the competence affects on performance. The more improved farmers competence results in the more improved farmers performance.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA

PETANI DI WILAYAH AGAM, SUMATERA BARAT

MEIRA RIZKY MAHADIPUTRI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi :Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat

Nama : Meira Rizky Mahadiputri

NIM : H24100078

Disetujui oleh

Lindawati Kartika, SE, M.Si. NIP 19860118 200912 2 001

Diketahui oleh

Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM NIP 19760623 200604 1 001

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 dan disusun sampai Januari 2014 ini ialah kompetensi dan kinerja petani, dengan judul Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani Di Wilayah Agam, Sumatera Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada program HIBAH STRATEGI NASIONAL 2013. Terima kasih pula yang sebesar-besarnya kepada Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing serta memberi saran kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini. Kepada Bapak Alim Setiawan, S.TP, M.Si dan Bapak Dr.Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc yang telah banyak membantu dalam penelitian di Agam, Sumatera Barat ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orangtua, seluruh keluarga dan teman-teman. Terimakasih atas do’a, semangat dan kasih sayangnya.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 

Perumusan Masalah 3 

Tujuan Penelitian 3 

Manfaat Penelitian 3 

Ruang Lingkup Penelitian 4 

TINJAUAN PUSTAKA 4 

Karakteristik Kompetensi 4 

Kriteria Kinerja 5 

Penelitian Terdahulu 6 

METODE 7 

Kerangka Pemikiran Penelitian 7 

Tahapan Penelitian 8 

Lokasi dan Waktu Penelitian 9 

Jenis dan Sumber Data Penelitian 9 

Hipotesis Penelitian 9 

Metode dan Penentuan Ukuran Sampel 9 

Metode Pengumpulan Data 11 

Metode Pengolahan dan Analisis Data 11 

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 

Profil Gapoktan Bersaudara 14 

Karakteristik Petani Anggota Gapoktan Bersaudara 16  Analisis Kompetensi Petani Wilayah Agam, Sumatera Barat 18  Analisis Persepsi Petani terhadap Variabel Kompetensi dan Kinerja Petani 23  Analisis Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Petani di Wilayah Agam, Sumatera Barat dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS) 24 

(10)

SIMPULAN DAN SARAN 30 

Simpulan 30 

Saran 30 

DAFTAR PUSTAKA 31 

LAMPIRAN 32

(11)

DAFTAR TABEL

1 Luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran tinggi wilayah

Agam Tahun 2011 2 

2 Rincian populasi petani anggota Gapoktan Bersaudara 10  3 Rincian pengambilan sampel berdasarkan rumus Gay (Umar, 2003) 10 

4 Skala penilaian persepsi 12 

5 Karakteristik petani anggota Gapoktan Bersaudara 16  6 Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Usia 17  7 Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Pengalaman

Bertani 17 

8 Hasil analisis kompetensi petani di wilayah Agam 18  9 Komoditas budidaya kelompok tani-kelompok tani anggota Gapoktan

Bersaudara 23 

10 Sertifikasi Organik, Hard Competence (K, S), Soft Competence (M, S-C, T) petani anggota Gapoktan Bersaudara dan Pelatihan

Pengembangan Kompetensi 19 

11 Persepsi petani terhadap elemen variabel kompetensi dan kinerja 23 

12 Hasil evaluasi outer model 24

13 Hasil evaluasi inner model 25

14 Hasil pengujian persepsi 28

DAFTAR GAMBAR

1 Luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia (http://hortikultura.deptan.go.id/) 1 2 Jumlah produksi sayuran dataran tinggi di Indonesia

(http://hortikultura.deptan.go.id/) 1

3 Kerangka pemikiran penelitian 8

4 Model struktural 1 Kompetensi terhadap Kinerja Petani 13 5 Model struktural 2 Faktor-Faktor Kompetensi terhadap Kinerja Petani 14 6 Outer Model Kompetensi terhadap Kinerja Petani 26 7 Uji signifikansi output bootsrapping Pengaruh Kompetensi terhadap

Kinerja Petani di wilayah Agam, Sumatera Barat 27

8 Model Implikasi Manajerial  29 

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Penelitian 33 

2 Hasil Analisis Deskriptif Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner 37 

3 Struktur Pengurus Gapoktan Bersaudara 40 

4 Hasil Uji Chi-Square 41 

5 Hasil Analisis Persepsi Petani Gapoktan Bersaudara 45  6 Hasil Pengolahan outer model dan inner model Pengaruh Kompetensi

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Persaingan global mengakibatkan semakin banyak masuknya komoditas dan produk dari negara lain, termasuk produk-produk hortikultura. Dengan kondisi seperti ini, peningkatan daya saing merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari. Wilayah Indonesia dengan berbagai keragaman memungkinkan pengembangan berbagai jenis tanaman hortikultura baik yang beradaptasi pada iklim tropis maupun subtropis, salah satunya adalah komoditas sayuran dataran tinggi. Dapat dilihat luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia pada Gambar 1 berikut.

Berdasarkan Gambar 1, luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi Indonesia mengalami perkembangan dari tahun 2009 sampai 2011. Selanjutnya dapat dilihat jumlah produksi sayuran dataran tinggi di Indonesia pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 1 Luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia (http://hortikultura.deptan.go.id/)

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000

Bawang 

Daun (Ha) Bayam (Ha)

Kentang  (Ha)

Kol/Kubis  (Ha)

Wortel 

(Ha) Sawi (Ha)

2009 53,637 44,975 71,238 67,793 24,095 56,414

2010 57,593 48,844 66,531 67,531 27,149 59,450

2011 55,611 46,882 59,882 65,323 33,228 61,538

Gambar 2 Jumlah produksi sayuran dataran tinggi di Indonesia (http://hortikultura.deptan.go.id/)

0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000

Bawang  Daun  (ton)

Bayam  (ton)

Kentang  (ton)

Kol/Kubis  (ton)

Wortel  (ton)

Sawi  (ton)

2009 549,365 173,750 1,176,30 1,358,11 358,014 562,838

2010 541,374 152,334 1,060,80 1,385,04 403,827 583,770

2011 526,774 160,513 955,488 1,363,74 526,917 580,969

2009

2010

(14)

2

Berdasarkan Gambar 2, jumlah produksi sayuran dataran tinggi Indonesia dapat menjadi penyumbang utama produktifitas hortikultura Indonesia.

Salah satu daerah unggulan penghasil sayuran dataran tinggi di Indonesia terdapat di wilayah Agam, Sumatera Barat. Di Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.

Aktifitas petani-petani wilayah Agam dalam memproduksi sayuran dataran tinggi diwadahi oleh Gabungan Kelompok Tani. Salah satu Gabungan Kelompok Tani tersebut, yaitu Gapoktan Bersaudara. Gapoktan Bersaudara merupakan Gabungan dari Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas Budaya dan Tunas Baru.

Petani-petani dalam Gapoktan Bersaudara bersama-sama mengembangkan budidaya sayuran dataran tinggi wilayah Agam. Perkembangan budidaya sayuran dataran tinggi wilayah Agam dapat dilihat dari luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran tinggi. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Pada Tabel 1 dapat dilihat luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran tinggi Gapoktan Bersaudara. Berdasarkan data tersebut, budidaya sayuran dataran tinggi wilayah Agam memiliki potensi yang besar.

Faktor kunci untuk mengembangkan usaha hortikultura di Indonesia adalah petani. Dalam Poktan-Poktan (Kelompok Tani) anggota Gapoktan Bersaudara, diselenggarakan kegiatan-kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi petani. Hal ini sesuai dengan awal berdirinya Gapoktan Bersaudara sebagai wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan para petani, sehingga dapat meningkatkan daya saing hasil komoditas hortikultura.

Pelatihan, program kerja, dan kegiatan-kegiatan lainnya dilaksanakan oleh Gapoktan Bersaudara, dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi. Sehingga petani dapat menjalankan kegiatan pertanian dengan lebih baik dan mengembangkan usaha pertanian. Selanjutnya diharapkan dapat berkontribusi dalam mengembangkan produktifitas hortikultura Indonesia. Berdasarkan hal Tabel 1 Luas lahan budidaya dan produksi sayuran dataran tinggi wilayah Agam

Tahun 2011

No Komoditi Tanam (Ha) Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-Rata Produksi

1 Kentang 17 16 228.8 14.3

2 Kol bulat 59 60 1440 24

3 Kol bunga 14 12 216 18

4 Brocoly 12 10 160 16

4 Sawi 36 36 756 21

5 Sayur manis 28 28 588 21

6 Wortel 16 16 352 22

7 Buncis 22 20 220 11

8 Bawang daun 23 22 209 9.5

9 Jeruk 20 48 216 4.5

10 Kakao 28 20 92 4.6

Total 275 288 4,477.8 165.9

(15)

3 tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur bagaimana kompetensi mempengaruhi kinerja petani. Penelitian ini ditulis dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petani di Wilayah Agam, Sumatera Barat”.

Perumusan Masalah

Wilayah Agam dengan keunggulan budidaya sayuran dataran tingginya menjadi harapan dalam menghadapi persaingan pasar global. Untuk memaksimalkan usaha peningkatan daya saing, yang harus diperhatikan adalah petani sebagai aktor utama. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah penelitian ini yaitu, 1) Bagaimana gambaran umum kompetensi petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 2) Bagaimana persepsi mengenai kompetensi dan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 3) Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 4) Bagaimana rekomendasi terbaik mengenai program-program peningkatan kompetensi yang dapat meningkatkan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis gambaran umum kompetensi petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 2) Menganalisis persepsi mengenai kompetensi dan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 3) Menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat, 4) Memberikan rekomendasi terbaik mengenai program-program peningkatan kompetensi yang dapat meningkatkan kinerja petani di wilayah Agam, Sumatera Barat.

Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat dan informasi yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkan, antara lain :

1. Bagi Petani di wilayah Agam, Sumatera Barat

Penelitian ini merupakan gambaran kondisi kompetensi dan kinerja petani di wilayah Agam. Penelitian dapat memberikan masukan program pelatihan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan motivasi untuk meningkatkan kinerja petani.

2. Bagi UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan)

(16)

4

3. Bagi Masyarakat Ilmiah

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi media sosialisasi tentang capaian kompetensi petani sayuran dataran tinggi di wilayah Agam, Sumatera Barat. Dan pengaruh kompetensi tersebut terhadap kinerja petani di wilayah Agam. Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam penerapan program-program peningkatan kompetensi yang dapat meningkatkan kinerjapetani di wilayah Agam.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada analisis mengenai pengaruh kompetensi terhadap kinerja petani dalam aktifitas pertanian yang dikerjakannya. Variabel kompetensi di dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi, dan konsep diri. Bersumber dari teori tentang kompetensi yang dikembangkan oleh Spencer and Spencer (1993).

Variabel kinerja meliputi Kualitas, Kuantitas, Ketepatan Waktu, Efektivitas Biaya, Kebutuhan akan Supervisi, dan Pengaruh Hubungan Personal, sebagaimana yang dikembangkan oleh Bernadine (1998).

Petani sebagai objek dalam penelitian ini, yaitu petani di wilayah Agam yang merupakan anggota dari Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas Baru, dan Tunas Budaya. Kelompok Tani-Kelompok Tani tersebut tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Bersaudara.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Kompetensi

Spencer and Spencer (1993) menyatakan bahwa kompetensi merupakan karakteristik-karakteristik mendalam dan terukur pada diri seseorang yang menunjukkan cara berperilaku atau berpikir dalam situasi dan tugas kerja tertentu yang bertahan dalam waktu lama pada diri orang tersebut.

Menurut Spencer and Spencer (1993), terdapat 5 karakteristik kompetensi, yaitu :

1. Motives (Motivasi)

Motivasi adalah sesuatu dimana seseorang secara konsisten berpikir sehingga ia melakukan tindakan. Motivasi berprestasi secara konsisten akan mengembangkan tujuan-tujuan yang memberi tantangan pada dirinya dan bertanggungjawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan ‘feedback’ untuk memperbaiki dirinya.

2. Traits (Ciri/Karakteristik Pribadi)

Ciri adalah watak yang membuat orang berperilaku atau merespon sesuatu dengan cara tertentu, seperti percaya diri (self confidence), kontrol diri (self control) dan ketabahan (stress resistance).

3. Self-Concept (Konsep Diri)

(17)

5 menggambarkan dirinya sendiri sebagai orang yang dapat mencapai sesuatu yang diharapkan, yang menurutnya baik, dalam berbagai situasi, situasi sulit maupun mudah.

4. Knowledge (Pengetahuan)

Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu. Contohnya pengetahuan ahli bedah tentang syaraf otot dalam tubuh manusia. Nilai akademis atau indeks prestasi akademis seringkali kurang bermanfaat untuk memprediksi performansi di tempat kerja, karena sulitnya mengukur kebutuhan pengetahuan dan keahlian yang secara nyata digunakan dalam pekerjaan.

5. Skills (Keahlian/Keterampilan)

Keahlian adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Kompetensi keterampilan mental atau kognitif meliputi pemikiraan analitis (memproses pengetahuan atau data, menentukan sebab dan pengaruh, mengorganisasi data dan rencana) serta pemikiran konseptual (pengenalan pol data yang kompleks). Kompetensi dapat digunakan untuk menilai apakah seseorang itu bekerja dengan baik atau tidak, bila dibandingkan dengn standar atau kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh suatu organisasi (Spencer, 1993).

Kriteria Kinerja

Bernadine (1998), enam kriteria penting kinerja yaitu : 1. Kualitas (Quality)

Adalah hal yang menunjukkan proses atau hasil dari penyelesaian suatu kegiatan yang mendekati sempurna dan memenuhi tujuan kegiatan.

Merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapakan.

2. Kuantitas (Quantity)

Sejumlah hasil atau keluaran yang dinyatakan dalam nilai satuan, jumlah unit atau jumlah kegiatan.

Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya ; jumlah rupiah, jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu (Timeliness)

Adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan atau suatu keluaran dapat dihasilkan pada awal waktu yang diinginkan, serta memaksimalkan waktu untuk kegiatan lain.

Merupakan tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan yang lain.

4. Efektivitas biaya (Cost Effectiveness)

Adalah hal yang menunjukkan penggunaan sumber daya organisasi seperti manusia, dana, teknologi dan material secara maksimal untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

(18)

6

5. Kebutuhan akan Supervisi (Need for Supervision)

Suatu aktifitas pengawasan terhadap karyawan, bagaimana mereka dapat menjalankan fungsi pekerjaan.

Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.

6. Pengaruh hubungan personal (Interpersonal Impact/Interpersonal Import) Mengembangkan rasa penghargaan diri, berbuat baik dan bekerja sama dengan sesama pekerja maupun dengan atasan.

Merupakan tingkat sejauh mana karyawan memelihara harga diri, nama baik dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahan.

Penelitian Terdahulu

Gusman (2011) dalam skripsi yang berjudul Analisis Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia menyatakan terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara kompetensi dengan kinerja auditor. Hal ini terjadi karena kompetensi memiliki unsur-unsur yang mampu meningkatkan kinerja auditor dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi kewajibannya. Penelitian menggunakan alat analisis Uji Korelasi Pearson Product Moment dan Asosiasi Chi-Square.

Hartandi (2013) dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai di Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan menyatakan bahwa kompetensi mempengaruhi kinerja pegawai Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan secara positif. Hal urgent dan important yang perlu dilakukan oleh Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan adalah meningkatkan kinerja melalui kompetensi. Hasil yang dapat dicapai berupa peningkatan tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas dan peningkatan kemampuan pegawai dalam memecahkan serta menyelesaikan masalah. Penelitian menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling dengan pendekatan Partial Least Square dan analisis Matriks Eisenhower.

(19)

7

METODE

Kerangka Pemikiran Penelitian

Wilayah Agam, Sumatera Barat merupakan salah satu daerah unggulan penghasil komoditas hortikultura, terutama sayuran dataran tinggi. Spesifikasi lokasi yaitu di Jorong Koto Gadang, Kanagarian Koto Tinggi, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam. Di Kabupaten Agam ini terdapat beberapa Gabungan Kelompok Tani, salah satu Gabungan Kelompok Tani tersebut adalah Gabungan Kelompok Tani Bersaudara. Gapoktan Bersaudara merupakan gabungan dari Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas Budaya dan Kelompok Tani Tunas Baru.

Gapoktan Bersaudara memiliki Visi untuk menjadikan Jorong Koto Gadang sebagai jorong organik yang ramah lingkungan. Visi tersebut diwujudkan oleh Gapoktan Bersaudara dengan beberapa Misi. Berdasarkan Visi Misi tersebut, Gapoktan Bersaudara menyusun serangkaian tujuan guna mencapai suatu sasaran, yaitu terciptanya masyarakat petani organik dan peternak sehingga tercapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Gapoktan Bersaudara menjalankan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukung usaha pertanian.

Anggota Gapoktan Bersaudara merupakan petani-petani dari Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas Budaya dan Tunas Baru. Petani dalam menjalankan profesinya memiliki kompetensi, elemen dalam kompetensi sebagaimana dijabarkan oleh teori Spencer and Spencer (1993), meliputi pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi dan konsep diri. Dengan kompetensi yang dimilikinya, petani mengerjakan usaha pertanian dan menghasilkan kinerja. Kompetensi dan kinerja petani berbeda-beda. Adapun variabel kinerja bersumber pada teori Bernadine (1998), kriteria penting kinerja petani, yaitu : 1) Kualitas (Quality), 2) Kuantitas (Quantity), 3) Ketepatan Waktu (Timeliness), 4) Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness), 5) Kebutuhan akan Supervisi (Need for Supervision), 6) Pengaruh Hubungan Personal (Interpersonal Impact).

Analisis pengaruh variabel kompetensi terhadap variabel kinerja dilakukan dengan survey menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Populasi dalam survey adalah petani-petani anggota Gapoktan Bersaudara wilayah Agam, Sumatera Barat. Hasil survey diolah untuk mengetahui kompetensi, kinerja petani, pengaruh kompetensi tersebut terhadap kinerja petani, apa dan bagaimana implikasi manajerial yang terjadi di lingkungan Gapoktan Bersaudara wilayah Agam, Sumatera Barat.

(20)

8

Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut : (1) Tahap pertama, identifikasi permasalahan yang dihadapi dan menentukan elemen dari variabel-variabel penelitian, yaitu elemen dari variabel kompetensi dan variabel kinerja. Merancang dan merumuskan kuesioner sebagai alat bantu

Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian

  Gabungan Kelompok Tani

Bersaudara (Gapoktan Bersaudara)

Visi Misi Gapoktan Bersaudara

Tujuan yang ingin dicapai oleh Gapoktan Bersaudara

Sasaran Gapoktan Bersaudara

Petani-Petani Anggota Gapoktan Bersaudara

Kompetensi (Spencer and Spencer, 1993)

1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Motivasi

4. Karakteristik Pribadi 5. Konsep Diri

Kinerja (Bernadine, 1998) 1. Kualitas (Quality) 2. Kuantitas (Quantity) 3. Ketepatan Waktu

(Timeliness) 4. Efektivitas Biaya

(Cost Effectiveness) 5. Kebutuhan akan

Supervisi (Need for Supervision) 6. Pengaruh Hubungan

Personal (Interpersonal Impact)

Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja

(21)

9 penelitian untuk mengetahui persepsi kompetensi dan kinerja responden, yaitu petani di wilayah Agam. Kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1; (2) Tahap kedua penelitian ini adalah menganalisis karakteristik responden, dan melakukan analisis deskriptif persepsi kompetensi dan kinerja responden dari hasil pengisian kuesioner; (3) Tahap ketiga adalah mengolah hasil analisis kuesioner untuk melihat pengaruh di antara variabel kompetensi dan kinerja petani di wilayah Agam. Pada tahap ini membutuhkan Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square menggunakan SmartPLS; (4) Tahap keempat adalah menginterpretasikan hasil olahan data dan merumuskannya dalam implikasi manajerial untuk menjawab perumusan masalah dan tujuan dalam penelitian.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2013 di salah satu Gabungan Kelompok Tani di wilayah Agam, yaitu Gapoktan Bersaudara (Gabungan Kelompok Tani Bersaudara) dan UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan) Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu berupa kuesioner yang dibagikan kepada sampel petani anggota Gapoktan Bersaudara yang terdapat di wilayah Agam, Sumatera Barat. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu dokumen-dokumen dari Kelompok Tani di wilayah Agam dan dokumen-dokumen UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan) Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan semua uraian di atas, untuk melihat pengaruh variabel kompetensi terhadap variabel kinerja, maka diperoleh hipotesis penelitian sebagai berikut :

H = variabel kompetensi tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja petani.

H = variabel kompetensi berpengaruh nyata terhadap kinerja petani. Metode dan Penentuan Ukuran Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Probability Sampling. Yang dimaksud dengan Probability Sampling, yaitu anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

(22)

10

Jumlah populasi sebanyak 145 petani. Rincian populasi petani anggota Gapoktan Bersaudara dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat rincian populasi petani anggota Gapoktan Bersaudara. Populasi penelitian ini sebanyak 145 petani anggota Gapoktan Bersaudara.

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek dalam melakukan penelitian dan pengujian data. Definisi sampel menurut Supangat (2008:4) sebagai berikut :

“Sampel adalah bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (representative) terhadap populasinya”.

Dalam menentukan ukuran minimal sampel, digunakan rumus Gay, yaitu mengambil sampel 20% dari jumlah populasi masing-masing petani anggota Gapoktan Bersaudara. Menurut Umar (2003) mengenai pengambilan sampel dengan rumus Gay, pengambilan ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya. Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel minimumnya adalah 10% dari populasi. Untuk populasi yang relatif kecil, minimum 20% dari populasi. Berikut perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus Gay. Dengan n = Jumlah Sampel dan N = Jumlah Populasi.

n = N x 20%...(1)

n = 145 x 20% n = 29

Rincian pengambilan sampel petani Gapoktan Bersaudara dengan menggunakan rumus Gay dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3 di atas, setelah dihitung menggunakan rumus Gay (Umar, 2003) didapat sampel sebanyak 29 orang. Dengan rincian jumlah sampel dari setiap Kelompok Tani yaitu, 7 orang petani anggota Kelompok Tani Amanah,

Tabel 2 Rincian populasi petani anggota Gapoktan Bersaudara Kelompok Tani JumlahAnggota

Amanah 35

Bumi Harapan 33

Solok Agro 19

Tunas Baru 22

Tunas Budaya 36

Total 145

Tabel 3 Rincian pengambilan sampel berdasarkan rumus Gay (Umar, 2003) Kelompok Tani Populasi Nilai Fraksi Sampel

Amanah 35 35/145 = 24 % 35 x 20% = 7

Bumi Harapan 33 33/145 = 23% 33 x 20% = 7

Solok Agro 19 19/145 = 13% 19 x 20% = 4

Tunas Baru 22 22/145 = 15% 22 x 20% = 4

(23)

11 7 orang petani anggota Kelompok Tani Bumi Harapan, 4 orang petani anggota Kelompok Tani Solok Agro, 4 orang petani anggota Kelompok Tani Tunas Baru, dan 7 orang petani anggota Kelompok Tani Tunas Budaya.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pengamatan langsung (observasi), survey dengan alat bantu kuesioner, wawancara secara tidak terstruktur. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menganalisis dokumen-dokumen, data-data Kelompok Tani Gapoktan Bersaudara dan UPT BP4K2P (Unit Pelaksana Teknis Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan).

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan mengukur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (kuesioner). Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut. Sedangkan uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Suliyanto, 2005).

Metode yang digunakan untuk uji validitas adalah dengan cara mengorelasikan skor pada item-nya. Apabila nilai skor item memiliki korelasi positif yang signifikan, berarti item tersebut dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur variabel. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan kepada 29 responden. Pengujian ini menggunakan aplikasi Stastical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.00. Hasil uji validitas pada taraf signifikasi korelasi 5 % menyatakan bahwa seluruh item valid.

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik cronbach’s alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha > 0.60. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

Analisis Deskriptif

Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai jawaban yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian serta mempelajari cara melakukan pengukuran nilai-nilai statistik, seperti mean, median, modus, standar deviasi, dan lain-lain. Data yang telah dikumpulkan dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik, serta pengukuran nilai-nilai statistik (Suliyanto, 2005).

(24)

12

Rentang Nilai= Nilai maksimal-Nilai minimal

Nilai maksimal ………..(2)

Rentang Nilai = 5 - 1 5 Rentang Nilai=0,80

Dari perhitungan rentang nilai diperoleh jarak antar skala sebesar 0,80. Rentang nilai akan digunakan sebagai jarak pada skala likert. Skala penilaian persepsi yang dihasilkan disajikan pada Tabel 4.

Metode Structural Equation Modeling (SEM) Dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)

Menurut Sugiarto (2006) model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) yaitu suatu teknik statistik yang mampu menganalisis variabel laten, variabel indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). Menururt Ghozali (2008), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM yang berbasis kovarian, umumnya menguji kualitas/teori, sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Di dalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksif. Di samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif. Path Modeling Partial Least Square merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi varian.

Model struktural 1 penelitian ini, yaitu model pengaruh kompetensi terhadap kinerja dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

Tabel 4 Skala penilaian persepsi

Interval Skala

1 sd 1,80 Sangat Tidak Setuju 1,80 sd 2,60 Kurang Setuju 2,60 sd 3,40 Cukup Setuju 3,40 sd 4,20 Setuju

(25)

13

Berdasarkan Gambar 4, kompetensi diharapkan berpengaruh terhadap kinerja petani. Untuk mengetahui berpengaruh/tidaknya variabel tersebut, kompetensi terdiri dari beberapa elemen variabel yang dapat membantu adanya pengaruh terhadap kinerja. Yaitu terdiri dari pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi, dan konsep diri. Sedangkan untuk kinerja petani sendiri dapat terbentuk karena beberapa elemen variabel laten endogen yaitu, kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas biaya, kebutuhan akan supervisi, dan pengaruh hubungan personal.

Selanjutnya, untuk model struktural 2 penelitian ini, yaitu model pengaruh faktor-faktor kompetensi terhadap kinerja dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

(26)

14

Gambar 5 merupakan model struktural kedua dalam penelitian ini, yaitu untuk melihat apakah faktor-faktor kompetensi berpengaruh terhadap kinerja petani. Faktor-faktor kompetensi diharapkan berpengaruh terhadap kinerja petani. Faktor-faktor kompetensi tersebut yaitu, pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi, dan konsep diri. Faktor-faktor kompetensi ini diharapkan dapat membantu adanya pengaruh terhadap kinerja petani, dimana besarnya pengaruh akan dibandingkan dengan besarnya pengaruh kompetensi terhadap kinerja petani. Apakah pengaruh faktor-faktor kompetensi terhadap kinerja petani lebih besar atau lebih rendah dibanding pengaruh kompetensi terhadap kinerja petani.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Gapoktan Bersaudara

Menyadari bahwasanya gabungan kelompok tani sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh para masyarakat, maka pada tanggal 21 Januari 2010 Gabungan Kelompok Tani Bersaudara didirikan. Pendirian Gabungan Kelompok Tani Bersaudara ini bermula dari sebuah ide anggota kelompok tani yang berinisiatif mendirikan sebuah wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan para petani.

Kelompok Tani Bersaudara akan selalu menjunjung tinggi budidaya pertanian secara organik dan budidaya pertanian ramah lingkungan serta berusaha untuk menghasilkan produksi pertanian yang aman konsumsi untuk lebih menyehatkan dan mencerdaskan masyarakat Indonesia.

(27)

15 Gapoktan Bersaudara merupakan Gabungan Kelompok Tani yang beranggotakan Kelompok Tani Amanah, Kelompok Tani Bumi Harapan, Kelompok Tani Solok Agro, Kelompok Tani Tunas Baru, dan Kelompok Tani Tunas Budaya. Struktur Organisasi Pengurus Gabungan Kelompok Tani Bersaudara dapat dilihat pada Lampiran 3. Masing-masing Kelompok Tani anggota Gapoktan Bersaudara juga memiliki struktur kepengurusan untuk mengelola keanggotaan Kelompok Taninya.

Adapun Visi dari Gabungan Kelompok Tani Bersaudara adalah :

“Menjadikan Jorong Koto Gadang Sebagai Jorong Organik Yang Ramah Lingkungan”

Sedangkan Misi yang dijalankan oleh Gabungan Kelompok Tani Bersaudara adalah sebagai berikut :

1. Menjadikan Gabungan Kelompok Tani Bersaudara sebagai contoh bagi masyarakat baik dari segi budidaya maupun pemeliharaan tanaman pertanian. 2. Mendidik para anggota kelompok tani untuk lebih memahami sistem budidaya pertanian organik sehingga mampu mengembangkan pertanian organik di Jorong Koto Gadang.

3. Memberikan pelayanan Pelatihan Pertanian Organik secara swadaya. 4. Menyediakan Pos Informasi Pelayanan Agen Hayati (Pos IPAH) bagi petani terkait berbagai jenis agen hayati yang dapat digunakan untuk penanggulangan Hama dan Penyakit tanaman. Menyediakan Fasilitas ramuan Nabati bagi masyarakat yang membutuhkan

Tujuan yang ingin dicapai oleh Gapoktan Bersaudara ini adalah :

1. Mengelola, memelihara serta membimbing pelaksanaan kegiatan usaha tani agar lebih intensif, produktif.

2. Sebagai wadah bagi para petani dalam memecahkan permasalahan/kendala yang dihadapi di lapangan.

3. Mensukseskan usaha pembangunan di bidang pertanian secara umum dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya.

4. Menjadikan Gabungan Kelompok Tani Bersaudara sebagai media belajar bagi para petani.

5. Menghasilkan produksi pertanian yang aman konsumsi dan ramah lingkungan.

6. Mengurangi konsumsi pestisida dan pupuk anorganik.

7. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui hasi produksi pertanian yang aman konsumsi.

8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi pertanian serta melalui pengurangan biaya produksi sehingga keuntungan akan meningkat.

9. Menjadikan Jorong Koto Gadang pada khususnya sebagai Jorong Organik yang ramah lingkungan.

Sasaran Gapoktan Bersaudara :

(28)

16

Karakteristik Petani Anggota Gapoktan Bersaudara

Responden dalam penelitian adalah petani yang merupakan anggota Gabungan Kelompok Tani Bersaudara, yaitu Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan, Solok Agro, Tunas Baru dan Tunas Budaya. Responden yang dilibatkan dalam penelitian sebanyak 29 orang. Kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian dipilah berdasarkan usia, pendidikan terakhir, pengalaman bertani, usaha selain bertani, kepemilikan lahan pertanian, pendapatan/bulan dari bertani. Hasil tabulasi karakteristik petani dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Karakteristik petani anggota Gapoktan Bersaudara

Karakteristik Pendidikan Terakhir Total S1 (Sarjana) SD SMA SMP

Usia ≤ 30 tahun 1 0 2 4 7

31-40 tahun 0 2 1 6 9

41-50 tahun 0 3 3 0 6

51-60 tahun 1 5 0 0 6

≥ 61 tahun 0 0 0 1 1

Total 2 10 6 11 29

Pengalaman Bertani ≤ 5 tahun 1 0 2 4 7

6-15 tahun 0 2 1 6 9

16-25 tahun 0 3 3 0 6

≥ 26 tahun 1 5 0 1 7

Total 2 10 6 11 29

Usaha Selain Bertani

1 ternak kambing usia anak

0 1 0 0 1

1-2 ternak kambing usia dewasa

0 7 2 3 12

1-2 ternak kambing usia muda

0 0 1 2 3

4 ternak kambing usia dewasa

0 0 1 0 1

0 (tidak memiliki ternak)

2 2 2 6 12

Total 2 10 6 11 29

Pendapatan Bertani 5-10 juta 1 4 2 2 9

11-20 juta 0 3 1 3 7

21-30 juta 1 2 1 5 9

31-40 juta 0 0 2 1 3

>40 juta 0 1 0 0 1

(29)

17

Karakteristik

Pendidikan Terakhir

S1 (Sarjana) SD SMA SMP Total Kepemilikan

Lahan

≤ 0,5 ha

1 4 2 2 9

0,6 - 1 ha 0 3 1 3 7

1,1 – 1,5 ha 1 2 1 5 9

1,6 – 2 ha 0 0 2 1 3

≥ 2,1 ha 0 1 0 0 1

Total 2 10 6 11 29

Keterangan : warna merah menunjukkan karakteristik petani dengan frekuensi terbanyak

Berdasarkan Tabel 5 hasil tabulasi silang karakteristik petani di atas dapat dilihat bagaimana perbandingan frekuensi antara pendidikan terakhir petani dengan usia, pengalaman bertani, usaha selain bertani, pendapatan bertani dan kepemilikan lahan. Selain tabulasi silang karakteristik petani, selanjutnya dilakukan uji Chi-Square.

Hasil uji Chi-Square memperlihatkan karakteristik pendidikan terakhir petani memiliki hubungan dengan usia. Hasil uji Chi-Square dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.

Pada Tabel 6 hasil uji Chi-Square pendidikan terakhir dengan usia di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.028 dan nilai Chi-Square sebesar 22.967. Karena nilai signifikansi 0.028 < (0.05) maka hipotesis null ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan terakhir petani dengan usia.

Hasil uji Chi-Square selanjutnya menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan terakhir dengan pengalaman bertani. Hasil uji Chi-Square dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 6 Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Usia

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 22.967a 12 .028

Likelihood Ratio 29.843 12 .003

Linear-by-Linear Association 2.973 1 .085

N of Valid Cases 29

Tabel 7 Hasil uji Chi-Square Pendidikan Terakhir dengan Pengalaman Bertani

Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 18.636a

9 .028

Likelihood Ratio 24.102 9 .004

Linear-by-Linear Association 3.317 1 .069 N of Valid Cases 29

a

20 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.

a

(30)

18

Pada Tabel 7 hasil uji Chi-Square pendidikan terakhir dengan usia di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.028 dan nilai Chi-Square sebesar 18.636. Karena nilai signifikansi 0.028 < (0.05) maka hipotesis null ditolak yang berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan terakhir petani dengan pengalaman bertani.

Terdapat hubungan antara pendidikan terakhir, usia, dan pengalaman bertani. Karakteristik petani ini mempengaruhi kompetensi petani. Pendidikan terakhir petani baik pendidikan formal maupun informal yang dimiliki petani membuat pengetahuan petani bertambah. Semakin luas pengetahuan petani berpengaruh terhadap kompetensi yang dimiliki petani. Begitu pula dengan usia dan pengalaman. Semakin matang usia petani, semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Pengalaman menjalankan aktifitas petanian sehari-hari, hubungan kerjasama dengan berbagai pihak pertanian, mengikuti berbagai kegiatan dan pelatihan. Hal tersebut mempengaruhi kompetensi yang dimilikinya. Semakin tinggi pendidikan terakhir petani, semakin matang usianya dan semakin kaya pengalamannya, maka semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh petani. Selengkapnya hasil uji Chi-Square dapat dilihat pada Lampiran 4.

Analisis Kompetensi Petani Wilayah Agam, Sumatera Barat

Dari hasil pengisian kuesioner oleh responden dan hasil studi literatur dokumen-dokumen, didapat gambaran umum kompetensi yang dimiliki oleh petani-petani wilayah Agam. Hasil analisis kompetensi petani di wilayah Agam dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat gambaran kompetensi petani wilayah Agam yang unggul pada budidaya sayuran dataran tinggi dengan spesifikasi budidaya sayuran organik.

Kompetensi petani masing-masing Kelompok Tani anggota Gapoktan Bersaudara dapat dilihat dari komoditas sayuran dataran tinggi yang dibudidayakan oleh masing-masing Kelompok Tani. Tabel 9 berikut memperlihatkan rincian komoditas budidaya masing-masing Kelompok Tani.

Tabel 8 Hasil analisis kompetensi petani di wilayah Agam Elemen Variabel

Kompetensi

Kompetensi yang Dimiliki Petani

Pengetahuan Menguasai pengetahuan mengenai bibit sayuran dataran tinggi. Keterampilan Menguasai keterampilan pengolahan lahan pertanian dan pemeliharan

sayuran dataran tinggi.

Motivasi Keluarga adalah motivasi terbesar petani dalam melaksanakan pekerjaan bertani. Kegiatan bertani sehari-hari dikerjakan bersama angggota keluarga.

Karakteristik Pribadi

Konsep Diri

Petani wilayah Agam adalah petani yang berpengalaman. Karakteristik petani paling banyak termasuk dalam kategori usia petani dewasa (31-40 tahun). Dengan pengalaman bertani 6-15 Tahun. Masa kerja yang lama membentuk karakterisitk pribadi petani yang percaya diri, sangat memahami seluk beluk aktifitas pertanian.

(31)

19

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat rincian komoditas budidaya masing-masing Kelompok Tani. Komoditas budidaya Kelompok Tani-Kelompok Tani anggota Gapoktan Bersaudara hampir sama. Namun terdapat spesifikasi komoditas tertentu yang dimiliki oleh Kelompok Tani Amanah dan Bumi Harapan, yaitu jeruk madu dan brokoli. Sedangkan spesifikasi komoditas budidaya Kelompok Tani Tunas Baru yaitu kakao.

Kompetensi petani-petani anggota Kelompok Tani Amanah, Bumi Harapan dan Tunas Baru berbeda dan unggul di spesifikasi komoditas budidayanya tersebut. Secara keseluruhan, kompetensi petani-petani anggota Gapoktan Bersaudara memiliki kesamaan yaitu unggul dalam budidaya sayuran organik dan kubis.

Pengetahuan dan keterampilan cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki manusia. Sedangkan self-concept, traits dan motives adalah kompetensi yang lebih tersembunyi, dalam dan berada pada titik sentral kepribadian seseorang (Spencer & Spencer, 1993). Pengetahuan (Knowledge) dan Keterampilan (Skill) yang merupakan Hard Competence dinilai capaiannya dalam suatu standar yang menghasilkan sertifikasi. Khususnya dalam hal ini yaitu sertifikasi organik.

Sertifikasi organik adalah proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa proses budidaya pertanian organik atau proses pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada. Apabila memenuhi prinsip dan kaidah organik, produsen dan atau pengolah (prosesor) akan mendapatkan sertifikat organik dan berhak mencantumkan label organik pada produk yang dihasilkan dan pada bahan-bahan publikasinya.

Tabel 10 berikut mempelihatkan Sertifikasi Organik dan penjabaran Hard Competence (Knowledge, Skill), Soft Competence (Motives, Self Concept, Traits) yang dikembangkan oleh petani anggota Gapoktan Bersaudara beserta beserta pelatihan-pelatihan untuk pengembangan kompetensi-kompetensi tersebut.

Tabel 10 Sertifikasi Organik, Hard Competence (K, S), Soft Competence (M, S-C, T) petani anggota Gapoktan Bersaudara dan Pelatihan Pengembangan Kompetensi

No. Sertifikasi Hard Competence Soft Competence Pelatihan

1. -Sertifikasi sistem manajemen (mutu,

lingkungan, kesehatan dan

Pengetahuan tentang pengelolaan unsur lingkungan budidaya, seperti tanah, agoklimat, organisme mikro,

Pandangan dan prinsip gaya hidup organik diterapkan dalam keseharian, baik untuk

-SLAPO (Sekolah Lapang Pertanian Organik).

Tabel 9 Komoditas budidaya kelompok tani-kelompok tani anggota Gapoktan Bersaudara

Kelompok Tani Komoditas Budidaya

Amanah sayuran organik, kubis, wortel, buncis, jeruk madu, brokoli.

Bumi Harapan sayuran organik, kubis, wortel, buncis, jeruk madu, brokoli.

Solok Agro sayuran organik, kubis, buncis.

(32)

20

No. Sertifikasi Hard Competence Soft Competence Pelatihan

keselamatan kerja) SUCOFINDO,

-Sertifikasi Pangan Organik SUCOFINDO.

-Sertifikasi

BIOCert (label ORGANIK

Indonesia dan Sertifikat

ORGANIK BIOCert).

serangga. Keterampilan

mengelola unsur lingkungan budidaya.

Pengetahuan tentang pengelolaan kombinasi tanaman dengan selaras dan harmonis untuk mencapai interaksi positif yang menunjang budidaya tanaman.

Keterampilan

mengelola kombinasi tanaman dengan selaras dan harmonis untuk mencapai interaksi positif yang menunjang budidaya tanaman.

konsumsi pribadi dan penerapan dalam pengerjaan pertanian dari awal proses hingga akhir.

-Melaksanakan Field Day (temu lapang)

2. -Sertifikasi sistem manajemen (mutu,lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja) SUCOFINDO,

-Sertifikasi Pangan Organik SUCOFINDO.

Pengetahuan tentang kebutuhan lahan organik untuk budidaya sayuran organik. Tanah dan air untuk pertanian organik harus bebas dari pestisida dan logam berat yang berbahaya.

Keterampilan

mempersiapkan lahan organik untuk budidaya sayuran organik.

Motivasi mengembangkan budidaya sayuran organik untuk meningkatan

kesehatan masyarakat.

-Plot, Cara, Demonstrasi

Area pertanian organik. 3. -Sertifikasi

sistem manajemen (mutu,

lingkungan,

kesehatan dan keselamatan kerja) SUCOFINDO,

-Sertifikasi Pangan Organik SUCOFINDO.

-Sertifikasi

BIOCert (label ORGANIK

Indonesia dan Sertifikat

ORGANIK BIOCert).

Pengetahuan tentang cara penanaman sayuran organik.

Pengetahuan tentang jenis benih sayuran yang dapat ditanam langsung di lahan penanaman dan benih sayuran yang harus dilakukan penyemaian di plastik semai terlebih dahulu sebelum ditanam di lahan.

Keterampilan mempersiapkan

penanaman dengan membuat persemaian. Biji yang digunakan untuk budidaya sayur organik sebaiknya juga dihasilkan dari tanaman organik.

Optimisme petani dalam

(33)

21 No. Sertifikasi Hard Competence Soft Competence Pelatihan

4. (BSN SNI 01-6729-2002 Label Biru)

(BSN SNI 01-6729-2002 Label Biru)

-Sertifikasi sistem manajemen (mutu,

lingkungan,

kesehatan dan keselamatan kerja) SUCOFINDO,

-Sertifikasi Pangan Organik SUCOFINDO.

Pengetahuan tentang perawatan sayuran organik. Perawatan sayuran organik lebih dititikberatkan pada pengendalian hama dan pemupukan.

Pengetahuan tentang pupuk kimia dan organik.

Keterampilan

membuat pupuk organik, seperti pupuk kompos, pupuk kandang dari kotoran kambing.

Percaya diri, petani yakin mampu

mengembangkan sayuran organik, tidak kalah dengan petani modern lainnya. Hayati (TPPO). -Sertifikasi Organik.

5. (BSN SNI 01-6729-2002 Label Biru)

-Sertifikasi sistem manajemen (mutu,

lingkungan,

kesehatan dan keselamatan kerja) SUCOFINDO,

-Sertifikasi Pangan Organik SUCOFINDO.

Pengetahuan tentang pestisida kimia dan dampak negatifnya, serta pengetahuan tentang pestisida organik atau nabati.

Keterampilan

membuat pestisida nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang relatif lebih ramah lingkungan dan aman untuk tubuh manusia.

Keterampilan

mengendalikan hama penyakit secara organik. Contohnya, menanam bawang-bawangan dan tagetas di sekeliling kebun cabai atau tomat. Kedua jenis tanaman tersebut tidak disukai oleh hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cabai dan tomat.

Jiwa kerjasama petani dalam mengembangkan

pertanian organik.

-Pelatihan Teknik Pengelolaan Nutrisi/Hara Tanaman dan Pengendalian Hama secara Terpadu

(TPNTPHT). -Sertifikasi Organik.

6. -Sertifikasi sistem manajemen (mutu,

lingkungan,

kesehatan dan keselamatan kerja) SUCOFINDO.

Pengetahuan tentang

teknologi dan penerapannya dalam

sistem pertanian organik. Keterampilan dalam penerapan dan pengembangan teknologi

sistem pertanian organik.

Jiwa kerjasama petani dalam mengembangkan

pertanian organik. Keterbukaan

petani dalam menerima

perkembangan

sistem pertanian organik dan teknologi.

-Pemberian motivasi petani organik.

-Diskusi dan kajian

membahas tuntas tentang pertanian

(34)

22

No. Sertifikasi Hard Competence Soft Competence Pelatihan

Pengetahuan tentang

program-program dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan pertanian organik.

Ikut berpartisipasi dalam program-program dan kebijaksanaan pemerintah untuk pengembangan pertanian organik.

Sifat dan sikap partisipatif

terhadap program-program dan kebijaksanaan

pemerintah dalam pengkoordinasian pengembangan pertanian organik.

-Pertemuan

rapat rutin berkaitan

dengan program pengembangan pertanian

organik yang terintegrasi.

Sumber : Winangun (2005)

Tabel 10 memperlihatkan kompetensi yang dikembangkan petani-petani anggota Gapoktan Bersaudara dengan spesifikasi budidaya sayuran organik. Beserta sertifikasi yang dapat dicapai sebagai pembuktian kompetensi petani dan pelatihan pengembangannya.

Di Indonesia, produk pertanian organik ditetapkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pertanian Organik yang disahkan oleh Badan Standarisasi Nasional melalui BSN SNI 01-6729-2002. Dokumen ini menyebutkan prinsip-prinsip yang harus dijalankan dalam proses produksi dan bahan-bahan yang boleh digunakan dalam proses produksi.

SUCOFINDO dan BIOCert adalah LSPO (Lembaga Sertifikasi Pertanian Organik) yang terakreditasi KAN (Komite Akreditasi Nasional), yaitu lembaga yang bertanggung jawab untuk mensertifikasi bahwa produk yang dijual atau dilabel sebagai “organik” adalah diproduksi, diolah, disiapkan, ditangani, dan dimpor sesuai kaidah persyaratan SNI 01-6729-2002 Sistem Pangan Organik.

Petani/produsen kecil umumnya memiliki lahan sempit dan jumlah produksi yang terbatas. Apabila berhadapan dengan pasar, biasanya petani/produsen kecil kesulitan memenuhi mutu, jumlah dan ketersediaan produk. Untuk itu, petani/produsen kecil perlu berkelompok. Dengan berkelompok, petani dapat membuat dan mengelola mekanisme bersama untuk dapat memenuhi kebutuhan dan persyaratan pasar.

Apabila kelompok tani/produsen tersebut ingin memperoleh sertifikasi organik, kelompok dapat mengajukan sertifikasi ke lembaga sertifikasi pertanian organik (LSPO) secara berkelompok (sertifikasi kelompok). Kelompok tani/produsen dapat mengajukan sertifikasi pertanian organik, apabila kelompok tersebut memiliki sistem pengawasan internal yang baik. Sistem Pengawasan Internal (Internal Control System), ICS merupakan sistem pengawasan mutu yang tercatat. LSPO memperkenankan inspeksi tahunan dari semua anggota kelompok kepada kelompok tani yang telah disertifikasi.

(35)

23 penyakit, sampai pelatihan untuk pembuatan pestisida organik dan pelatihan-pelatihan lainnya.

Analisis Persepsi Petani terhadap Variabel Kompetensi dan Kinerja Petani

Seluruh jawaban responden ditabulasikan dan dibuat distribusi frekuensinya sesuai dengan pernyataan masing-masing. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi dan interpretasi menggunakan rata-rata tertimbang, diketahui bahwa responden memiliki persepsi yang baik terhadap kompetensi dan kinerja. Untuk melihat rincian lebih jelas mengenai persepsi responden, dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

Berdasarkan Tabel 11, persepsi petani terhadap variabel kompetensi dan kinerja. Untuk variabel kompetensi, elemen yang paling baik dan sangat disetujui oleh petani dengan nilai tertinggi adalah Konsep Diri, yaitu sebesar 4,65. Konsep Diri adalah sikap, nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan diyakininya. Konsep diri digambarkan dengan petani selalu berusaha untuk menghasilkan produk pertanian terbaik, yang bermanfaat untuk masyarakat. Petani menganggap penting mengerjakan usaha tani yang ramah lingkungan. Konsep diri ini sesuai dengan Visi dari Gapoktan Bersaudara, “Menjadikan Jorong Koto Gadang Sebagai Jorong Organik Yang Ramah Lingkungan”.

Persepsi petani terhadap variabel kinerja, elemen yang sangat disetujui oleh petani dengan nilai persepsi tertinggi adalah Ketepatan Waktu, sebesar 4,56. Karena ketepatan waktu harus diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan komoditas hasil pertanian yang dikerjakan petani. Dalam mencapai ketepatan waktu tersebut petani selalu melakukan peningkatan kapasitas diri sesuai kebutuhan di lapangan dan melakukan pengemasan hasil panen dengan waktu seringkas mungkin agar dapat segera disalurkan.

Hasil analisis deskriptif mengenai persepsi petani terhadap elemen variabel kompetensi dan kinerja petani secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 11 Persepsi petani terhadap elemen variabel kompetensi dan kinerja No. Variabel Nilai Keterangan Kompetensi

1. Pengetahuan 4,45 Sangat Setuju

2. Keterampilan 3,76 Setuju

3. Motivasi 4,02 Setuju

4. Karakteristik Pribadi 2,95 Cukup Setuju

5. Konsep Diri 4,65 Sangat Setuju

Kinerja

1. Kualitas 4,18 Setuju

2. Kuantitas 3,9 Setuju

3. Ketepatan Waktu 4,56 Sangat Setuju

4. Efektivitas Biaya 4,15 Setuju

5. Kebutuhan Akan Supervisi 3,78 Setuju

6. Pengaruh Hubungan Personal 3,99 Setuju

(36)

24

Analisis Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Petani di Wilayah Agam, Sumatera Barat dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)

Penelitian ini terdiri dari dua variabel laten, yaitu kompetensi dan kinerja. Analisis dilakukan untuk melihat bentuk dan besar pengaruh variabel eksogen yaitu kompetensi terhadap variabel laten endogen yaitu kinerja. Model yang akan diujikan yaitu Model 1 yang menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja secara langsung. Model 2 yang menganalisis pengaruh faktor-faktor kompetensi terhadap kinerja.

Evaluasi model dilakukan untuk melihat pengaruh variabel eksogen terhadap variabel laten endogen serta melihat model terbaik dari kedua model yang telah dibuat. Evaluasi dilihat dari beberapa cara model dibentuk yaitu model pengukuran dan model struktural.

Model pengukuran (outer model) merupakan pengukuran dari masing-masing indikator terhadap masing-masing-masing-masing variabel (Ghozali, 2008). Evaluasi model pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas model.

Secara umum, evaluasi dan interpretasi dari kedua model dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 12 memperlihatkan hasil evaluasi outer model.

Tabel 12 Hasil evaluasi outer model

Kriteria

Standar penilaian menurut Chin

1998 disitasi Ghozali 2008

Penilaian outer model 1

Penilaian outer

model 2 Evaluasi Model

1.Loading Factor

Nilai loading > 0.70

Terdapat beberapa indikator yang berada dibawah 0,7.

Terdapat beberapa indikator yang berada dibawah 0,7.

Loading Factor indikator Model 1 lebih baik.

2.Average

kinerja (0,4034) Nilai AVE Model 1 Lebih Baik, karena lebih mendekati 0,5.

3.Composi te

Reliability

Composite Reliability > 0.60

Kompetensi (0,9497) , kinerja (0,9295)

kinerja (0,9554) Composite Reliability Model 1 lebih memenuhi untuk kedua variabel. 4.Cronchb

kinerja (0,9448)

Cronchbach’s Alpha Variabel Kompetensi dan Variabel Kinerja Model 1 lebih baik. Reliabel.

pengetahuan (0,9604) keterampilan (0,9366) motivasi (0,1305) karakteristik pribadi (-0,5820)

konsep diri (0,9423)

(37)

25 Model 1 reliabel. Selengkapnya hasil pengujian outer model dapat dilihat pada Lampiran 6.

Evaluasi model struktural atau inner model bertujuan untuk memprediksi hubungan antar variabel laten. Inner model dievaluasi dengan melihat besarnya presentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R-Square untuk konstruk laten endogen. Hasil evaluasi inner model dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Hasil evaluasi inner model

Kriteria Standar penilaian menurut Chin

1998 disitasi Ghozali 2008

Penilaian inner model 1

Penilaian inner model 2

Evaluasi Model

1.Signifikansi Nilai T-Statistik > 1,96 (5%)

kompetensi -> kinerja (6,8620)

karakteristik pribadi-> kinerja (1,4445) keterampilan -> kinerja (0,2994) konsep diri ->kinerja (6,7764)

motivasi->kinerja (0,6419) pengetahuan ->kinerja (5,6877)

Model 1 : Kompetensi Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja

2.R-Square R-square sebesar 0,67 menunjukkan model kuat, 0,33 moderate, dan 0,19 lemah

R-square kinerja sebesar 0,4506

R-square kinerja sebesar 0,9257

Berdasarkan R-Square, Model 1 termasuk Model Moderate

Tabel 13 hasil evaluasi inner model. Signifikansi pada Model 1 memperlihatkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja. Model 1 memiliki nilai yang lebih baik dan relevan dengan penelitian ini, pengaruh kompetensi terhadap kinerja.

(38)

26

Gambar 6 menjelaskan bahwa kompetensi digambarkan oleh pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi, dan konsep diri. Sedangkan kinerja digambarkan oleh kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas biaya, kebutuhan akan supervisi dan pengaruh hubungan personal.Elemen-elemen yang menggambarkan variabel kompetensi dan variabel kinerja diujikan lebih lanjut dan untuk melihat pengaruh kedua variabel.

Untuk melihat pengaruh kedua variabel dan mengetahui besarnya pengaruh antara kompetensi dan kinerja tersebut, dilakukan uji signifikansi. Hasil uji signifikansi dapat dilihat pada Gambar 7.

(39)

27

Keterangan : lingkaran berwarna merah menunjukkan besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja

Pada Gambar 7 menunjukkan kompetensi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja, sebesar 6,8620.

Karakteristik pribadi merupakan elemen variabel yang paling menggambarkan kompetensi. Sedangkan hubungan personal paling menggambarkan kinerja.

Dalam menjalankan usaha pertanian, karakeristik pribadi petani menjadi bagian dalam proses tersebut. Bagaimana ciri, watak petani dalam berperilaku atau merespon sesuatu dengan cara tertentu, seperti percaya diri (self confidence), kontrol diri (self control) dan ketabahan (stress resistance). Karakteristik pribadi petani mempengaruhi cara petani bekerja, pengambilan keputusan, sikap petani menghadapi suatu hal. Sehingga karakteristik pribadi ini mempengaruhi hasil kerja petani. Pelaksanaan program kegiatan seperti motivasi, pelatihan pertanian secara efektif dan rutin dapat mengasah karakteristik pribadi petani. Untuk fokus pengembangan pertanian organik, program pengembangan pertanian organik terpadu dapat dilaksanakan, sehingga gaya hidup organik diterapkan dalam diri petani.

Hubungan personal paling menggambarkan kinerja. Kriteria kinerja yang baik ditunjukkan oleh hubungan personal yang kuat dengan berbagai pihak. Hubungan yang baik dengan kelompok tani, rekan-rekan kerja sesama petani,

(40)

28

konflik-konflik internal selalu berusaha untuk dihindari. Hubungan personal yang baik dengan faktor eksternal yakni, pengepul, pasar, Pemerintah Daerah dan eksportir. Sehingga budaya kerja sama dan berbagi informasi dapat terjalin. Hal ini sangat mendukung pengembangan usaha pertanian.

Meningkatkan karakteristik pribadi dapat meningkatkan kompetensi petani. Peningkatan kompetensi petani pada akhirnya dapat menghasilkan peningkatan kinerja. Hubungan personal meningkat seiring meningkatnya kinerja.

Pengujian terhadap model struktural yang dilakukan dengan melihat nilai R-squaredapat dilihat melalui Lampiran 6. Diketahui bahwa nilaiR-squarekompetensi terhadap kinerja sebesar 0,4506, artinya kompetensimemiliki kontribusi positif. Nilai ini dapat diintepretasikan bahwa variabilitas konstruk kinerja dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk kompetensi terhadap kinerja sebesar 45,06%, dan sisanya sebesar 54,95% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Ghozali (2008) menyatakan bahwa hasil R-square sebesar 0.67, 0,33, dan 0,19 untuk variabel laten endogen dalam model struktural secara berurutan mengidikasikan bahwa model “baik”, “moderat”, dan “lemah”. Nilai R-square penelitian ini adalah 0,4506sehinggamengidikasikan model adalah moderat fit.

Kompetensi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja, hal ini dibuktikan dengan nilai T Statistik (T ) sebesar 6,8620, lebih besar dari

TT (1,96) pada selang kepercayaan 95%. Berdasarkan bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis H ditolak.

Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Baik secara deskriptif maupun secara pengujian menggunakan SEM PLS (Structural Equation Modeling Partial Least Square). Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan-kegiatan, dapat berupa pelatihan dan program lainnya yang dapat meningkatkan hal tersebut di Kelompok Tani-Kelompok Tani anggota Gapoktan Bersaudara. Sebagai input dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Hasil pengujian persepsi

Hasil Analisis Kompetensi Kinerja

Deskriptif Konsep Diri Ketepatan

Waktu SEM PLS Karakteristik

Pribadi

Hubungan Personal

(41)

29 Hasil Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja

Konsep Diri, Ketepatan Waktu, Karakteristik Pribadi Hubungan Personal

Input Kompetensi Kinerja

Proses

Output

Outcome

Gambar 8 Model Implikasi Manajerial

Berdasarkan Gambar 8 di atas, hasil analisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja petani wilayah Agam, dapat dilihat bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja. Dengan penjabaran implikasi manajerial yang terdiri dari Input, Proses, Output dan Outcome.

Dengan adanya input berupa hasil analisis tersebut, maka dapat dilaksanakan proses sebagai berikut :

1. Kegiatan yang dapat mengasah dan meningkatkan Konsep Diri dan Karakteristik Pribadi petani, yaitu kegiatan motivasi petani. Diskusi dan dialog rutin membahas isu-isu pertanian dan inovasi. Pelaksanaan program pelatihan pertanian secara rutin dan pengembangan pertanian organik terpadu, sehingga gaya hidup organik dapat diterapkan dalam diri petani.

2. Peningkatan Ketepatan Waktu dan Hubungan Personal diusahakan dengan penjadwalan waktu tanam bersama. Pengkolektifan penyaluran hasil panen kepada pihak pasar dan pengepul.

Menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak terkait usaha pertanian.

Output yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Peningkatkan konsep diri dan karakteristik pribadi petani dapat meningkatkan kompetensi petani. Peningkatan kompetensi petani pada akhirnya menghasilkan peningkatan ketepatan waktu dan hubungan personal yang menggambarkan kinerja petani.

Program peningkatan kompetensi petani Gapoktan Bersaudara wilayah Agam, dengan spesifikasi komoditas budidaya sayuran organik, yaitu Program Pelatihan Pertanian Organik Terpadu dan Program Pelatihan Teknik Integrasi Tanaman Organik. Untuk mencapai Sertifikasi Pertanian Organik dan Sertifikasi sistem manajemen pertanian organik (mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja). Sebagai bukti pencapaian kompetensi dan standar kualitas pertanian organik.

Outcome yang dihasilkan adalah sebagai berikut : 1. Kualitas SDM pertanian wilayah Agam meningkat.

2. Peningkatan hasil budidaya sayuran dataran tinggi wilayah Agam.

(42)

30

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Gambaran umum kompetensi petani di wilayah Agam. Petani menguasai pengetahuan mengenai bibit sayuran dataran tinggi, petani memiliki keterampilan terutama dalam pengolahan lahan pertanian dan pemeliharan sayuran dataran tinggi. Keluarga adalah motivasi terbesar petani dalam melaksanakan pekerjaannya. Petani selalu berusaha untuk menghasilkan produk pertanian terbaik, yang bermanfaat untuk masyarakat dan ramah lingkungan. Kompetensi petani wilayah Agam unggul pada budidaya sayuran organik dan kubis.

2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, konsep diri merupakan elemen variabel kompetensi yang paling disetujui oleh petani. Sedangkan untuk variabel kinerja, elemen yang paling disetujui adalah ketepatan waktu. Peningkatan terhadap konsep diri petani akan meningkatkan ketepatan waktu dalam pengerjaan usaha pertanian.

3. Berdasarkan pengaruh kompetensi terhadap kinerja, meningkatkan karakteristik pribadi petani dapat meningkatkan kompetensi petani. Peningkatan kompetensi petani pada akhirnya dapat menyebabkan peningkatan kinerja. Hubungan personal akan ikut meningkat seiring meningkatnya kinerja.

4. Rekomendasi pelatihan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi petani di wilayah Agam adalah pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan konsep diri dan karakterisitk pribadi petani. Sehingga dapat membantu petani dalam mencapai ketepatan waktu dan hubungan personal yang lebih baik.

Saran

1. Konsep diri dan karakteristik pribadi petani menjadi fokus untuk dikembangkan dengan pelaksanaan berbagai program-program kegiatan secara rutin.

2. Stakeholder, yaitu Pemerintah Daerah, UPT BP4K2P Kecamatan Baso, Kabupaten Agam dan instansi pertanian terkait untuk terus mendukung pertanianwilayah Agam, Sumatera Barat, di antaranya dengan membantu penyelenggaraan program-program guna meningkatkan konsep diri, karakteristik peribadi,ketepatan waktu dan hubungan personal. Secara rutin menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan budidaya sayuran organik.

Gambar

Gambar 1 Luas lahan budidaya sayuran dataran tinggi di Indonesia
Tabel 1 Luas lahan  budidaya dan produksi sayuran dataran tinggi wilayah Agam
Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 4 Model struktural 1 Kompetensi terhadap Kinerja Petani
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanaan ketentuan Pasal 79 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah perlu membentuk Peraturan Bupati

Jalan merupakan unsur yang menjembatani Kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil Pembangunan di Provinsi Riau, lalu lintas dan angkutan jalan sebagai dari

Bakteri pada waktu berkembang biak atau pada waktu mati (lisis) akan melepaskan dinding sel atau komponen  –    komponen membran sel (endotoksin, teichoic acid )

Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas serta hasil diskusi dengan guru bidang studi kimia maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki proses

Setelah diolah hipotesis yangdiajukan dalam penelitian ini seluruhnya diterima dan didukung oleh data empirik sehingga dapat ditafsirkan bahwa (1) Kepemimpinan

Hasil penelusuran juga tidak ditemukan kemiripan sampai 100% (identik). Keseluruhan 99 nukleotida matK berbagai organisme yang berhasil dideteksi melalui BOLD System

Menyediakan baucer pembetul (Journal Voucher) untuk dihadapkan ke Jabatan Perbendaharaan dengan menyertakan penyata perbelanjaan, salinan resit perbendaharaan bagi

Pujisyukurkehadiran Allah SWT ataslimpahanrahmatdanhidayah-Nya, sehinggapenulisdapatmenyelesaikanpenulisanskripsi yang berjudul: PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP