PROTOKOL BABEL UNTUK LAYANAN VOICE
OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) PADA
MOBILE AD HOC NETWORK (MANET)
SKRIPSI
ADAM KURNIAWAN MARGOLANG
111421015
PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PADA MOBILE AD HOC NETWORK (MANET)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Ilmu Komputer
ADAM KURNIAWAN MARGOLANG 111421015
PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : ANALISIS PERBANDINGAN PROTOKOL BETTER APPROACH TO MOBILE AD HOC NETWORK (BATMAN) DENGAN PROTOKOL BABEL UNTUK LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) PADA MOBILE AD HOC NETWORK (MANET)
Kategori : SKRIPSI
Nama : ADAM KURNIAWAN MARGOLANG
Nomor Induk Mahasiswa : 111421015
Program Studi : EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER Departemen : ILMU KOMPUTER
Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,
Dr. Poltak Sihombing, M.Kom
PERNYATAAN
ANALISIS PERBANDINGAN PROTOKOL BETTER APPROACH TO MOBILE AD HOC NETWORK (BATMAN) DENGAN PROTOKOL
BABEL UNTUK LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) PADA MOBILE AD HOC
NETWORK (MANET)
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Januari 2014
PENGHARGAAN
Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA serta salawat dan salam kepada junjungan atas Nabi Muhammad SAW karena skripsi ini telah berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan serta dorongan dari pihak lain. Sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof Dr Syahril Pasaribu, DTMH, MSc (CTM), SpA(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi.
3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom selaku Ketua Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai Dosen Pembanding II.
4. Ibu Dian Rachmawati S.Si, M.Kom selaku koordinator Ekstensi S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.
5. Dosen Pembimbing Bapak Ade Candra, ST, M.Kom dan Bapak Handrizal, S.Si., M.Comp.Sc yang bersedia meluangkan waktu, pikiran, saran, panduan serta memberikan pengetahuan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Dosen Pembanding I Bapak Drs. Agus Salim Harahap S.Si, M.Si.
7. Seluruh staf-staf Pengajar (Dosen) Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
8. Ayahanda Saibun Margolang dan ibunda Azizah selaku orang tua kandung penulis yang telah memberikan semangat, dorongan, serta doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat penulis, antara lain Riri Indriati Purba Amd, Salman Kalista, S.Si, Fitri Yutari Hidayah Amd, Fitri Alia Amd, Suci Ikhwani Lestari Amd, Ade Marfuah Lubis Amd, dan semua sahabat seangkatan yang sudah membantu dan memberi semangat kepada penulis selama ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya.
ABSTRAK
Voice over Internet Protocol (VoIP) dapat diimplementasikan pada berbagai
model jaringan, baik model jaringan dengan infrastruktur maupun tanpa infrastruktur, seperti Mobile Ad Hoc Network (MANET). MANET bisa dibangun dengan node yang bersifat mobile dan dengan menggunakan protokol routing khusus. Dua diantara beberapa protokol routing yang bisa digunakan adalah B.A.T.M.A.N dan Babel. Latar belakang penulis memilih topik ini yakni guna mempermudah administrator dalam memilih protokol
routing terbaik antara B.A.T.M.A.N dan Babel untuk layanan VoIP pada
MANET. Pada penelitian ini MANET dibangun dengan 10 buah node yang berupa notebook. MANET diimplementasikan secara bergantian antara protokol B.A.T.M.A.N-adv dan Babel. Masing-masing protokol diuji dengan 5 buah parameter, yaitu penggunaan bandwidth, delay, jitter, packet loss dan
meanopinionscore (MOS) pada dua skenario, yaitu full connected dan partial
connected. Hasil rata-rata yang didapat pada skenario full connected adalah
penggunaan bandwidth Babel yang lebih kecil, sementara untuk delay, jitter,
dan packet loss B.A.T.M.A.N-adv menjadi yang lebih unggul. Sementara pada
skenario partial connected penggunaan bandwidth Babel masih lebih kecil, untuk delay diungguli oleh B.A.T.M.A.N-adv, sedangkan jitter dan packet loss nilai Babel lebih baik. Untuk nilai MOS yang terjadi pada B.A.T.M.A.N-adv adalah 3,5, sementara Babel unggul dengan nilai 3,6.
COMPARATIVE ANALYSIS OF BETTER APPROACH TO MOBILE AD HOC NETWORK (BATMAN) PROTOCOL WITH BABEL
PROTOCOL FOR VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) SERVICE ON MOBILE AD HOC
NETWORK (MANET) reason of the author to chose this topic is to make easy an administrators in selecting the best routing protocol between B.A.T.M.A.N and Babel to build VoIP service in MANET. In this research MANET built using 10 nodes in the notebooks form. MANET protocols are implemented by turns with B.A.T.M.AN-adv and Babel. Each protocols is tested with 5 parameters, they are bandwidth usage, delay, jitter, packet loss and mean opinion score (MOS) on two scenarios, they are full connected and partial connected. In the full connected scenario, Babel use smaller bandwidth, while for delay, jitter, and packet loss B.A.T.M.A.N-adv is better. In the partial connected scenario, Babel still use smaller bandwidth, for delay B.A.T.M.A.N-adv is better, but for jitter and packet loss Babel is better. For the MOS value in B.A.T.M.A.N-adv is 3,5 while Babel is better with the value 3,6.
DAFTAR ISI
2.3Voice Over Internet Protocol (VoIP) ... 12
2.3.1 Kelebihan VoIP ... 14
2.3.2 Kekurangan VoIP ... 14
2.3.3 Protokol Pendukung VoIP ... 15
2.3.3.1Transmission Control Protocol (TCP) ... 15
2.3.3.2User Datagram Protocol (UDP) ... 16
2.3.3.3Internet Protocol (IP) ... 16
2.4Wireless ... 17
2.4.1 Jenis Teknologi Wireless ... 18
2.4.1.1Wireless Personal Area Network (WPAN) ... 18
2.4.1.2Wireless Wide Area Network (WWAN) ... 18
2.4.1.3Wireless Local Area Network (WLAN) ... 18
2.5Wireless Mesh Network (WMN) ... 19
2.6Ad Hoc dan Infrastrktur ... 20
2.7Mobile Ad Hoc Network (MANET) ... 22
2.8Routing ... 24
2.9Protokol Routing ... 25
2.9.1 Klasifikasi Protokol Routing Pada MANET ... 25
2.9.1.1Protokol Routing Proactive ... 25
2.9.1.2Protokol Routing Reactive ... 25
2.9.1.3Protokol Routing Hybrid ... 26
2.10.1 Karakteristik B.A.T.M.A.N ... 27
2.10.2 Format Paket B.A.T.M.A.N ... 28
2.10.3 Cara Kerja OGM ... 30
2.10.4 Mekanisme Routing B.A.T.M.A.N ... 31
2.10.5 Pemilihan dan Pembentukan Rute B.A.T.M.A.N ... 31
2.10.6 Penghapusan Rute B.A.T.M.A.N ... 32
2.10.7 B.A.T.M.A.N-advance ... 32
2.10.8 Interface Virtual bat0 ... 33
2.11Protokol Babel ... 33
2.11.1 Babel Pada Jaringan Dual-Stack ... 34
2.11.2 Kekurangan Babel ... 34
2.11.3 Transmisi Informasi Routing Babel ... 34
2.11.4 Pemilihan Rute Babel ... 35
2.11.5 Kondisi Kehandalan Babel... 35
2.11.6 Konvergensi Babel ... 36
2.11.7 Format Paket Babel ... 36
2.11.8 Format TLV ... 37
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 39
3.1Analisis ... 39
3.1.1 Analisis Masalah ... 39
3.1.2 Analisis Kebutuhan ... 40
3.1.2.1Kebutuhan Fungsional ... 40
3.1.2.2Kebutuhan Non-Funsional Sistem ... 41
3.1.3 Pemodelan ... 41
3.1.3.1Use Case Diagram ... 42
3.1.3.2Flowchart Pengujian ... 43
3.2Perangkat Keras yang Digunakan ... 45
3.3Perangkat Lunak yang Digunakan ... 45
3.3.1 Sistem Operasi ... 45
3.3.2 Protokol Routing ... 46
3.3.3 Tools Pendukung ... 46
3.3.3.1Batctl ... 47
3.3.3.2Babelweb ... 48
3.3.4 Perangkat Lunak VoIP ... 49
3.3.4.1VoIP Klien ... 49
3.3.4.2VoIP Server (Softswitch) ... 49
3.3.5 Perangkat Lunak Monitoring ... 50
3.4Lokasi Pengujian ... 51
3.5Parameter Kualitas VoIP ... 54
3.6Mekanisme dan Skenario Pengujian ... 55
3.6.1 Verifikasi Topologi ... 55
3.6.2 Pengujian Penggunaan Bandwidth, Delay, Jitter dan Packet Loss ... 56
3.6.2.1Pengujian Penggunaan Bandwidth ... 56
3.6.2.2Pengujian Delay, Jitter, dan Packet Loss ... 57
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 60
4.1Implementasi Sistem ... 60
4.1.1 Pengalamatan ... 61
4.1.2 Instalasi Protokol ... 61
4.1.3 Pendaftaran Akun VoIP ... 64
4.1.4 Aktifasi Protokol ... 65
4.2Analisis Data ... 67
4.2.1 Verifikasi Topologi ... 67
4.2.2 Hasil Pengujian Penggunaan Bandwidth ... 72
4.2.3 Hasil Pengujian Delay ... 75
4.2.4 Hasil Pengujian Jitter ... 77
4.2.5 Hasil Pengujian Packet Loss ... 80
4.2.6 Hasil Pengujian Mean Opinion Score (MOS) ... 82
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
5.1Kesimpulan ... 83
5.2Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Metode Pengujian Penggunaan Bandwidth ... 56
Tabel 3.2 Metode Pengujian Delay, Jitter, dan Packet Loss ... 57
Tabel 4.1 Daftar Akun Pengguna Layanan VoIP ... 64
Tabel 4.2 Pengujian Bandwidth Node Server Skenario Full Connected ... 72
Tabel 4.3 Selisih Bandiwdth BATMAN-adv dan Babel Full Connected ... 72
Tabel 4.4 Pengujian Bandwidth Node Server Skenario Partial Connected ... 73
Tabel 4.5 Selisih Bandiwdth BATMAN-adv dan Babel Skenario Partial Connected ... 74
Tabel 4.6 Pengujian Delay Skenario Full Connected ... 74
Tabel 4.7 Pengujian Delay Skenario Partial Connected ... 75
Tabel 4.8 Pengujian Jitter Skenario Full Connected ... 77
Tabel 4.9 Pengujian Jitter Skenario Partial Connected ... 78
Tabel 4.10 Pengujian Packet Loss Skenario Partial Connected ... 79
Tabel 4.11 Pengujian Packet Loss Skenario Partial Connected ... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bentuk Topologi Bus ... 9
Gambar 2.2 Bentuk Topologi Ring ... 10
Gambar 2.3 Bentuk Topologi Star ... 11
Gambar 2.4 Bentuk Topologi Mesh ... 12
Gambar 2.5 Proses Pertukaran Data Suara Antara Dua Pengguna ... 13
Gambar 2.5 Visualisasi WMN Pada BTS Telepon Selular ... 19
Gambar 2.6 Jaringan Nirkabel Mode Infrastrktur Sederhana ... 21
Gambar 2.7 Jaringan Mode Ad Hoc Sederhana ... 21
Gambar 2.8 MANET Full Connected ... 23
Gambar 2.9 MANET Partial Connected ... 23
Gambar 2.10 Visualisasi Informasi Pada Router Untuk Melakukan Routing ... 24
Gambar 2.11 Klasifikasi Routing Pada MANET... 26
Gambar 2.12 Format Paket B.A.T.M.A.N ... 28
Gambar 2.13 Format OGM ... 29
Gambar 2.14 Format Pesan HNA ... 29
Gambar 2.15 Mekanisme Pemrosesan OGM ... 31
Gambar 2.16 Format Paket Header Babel ... 36
Gambar 2.17 Format Paket TLV ... 38
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa Analisis Masalah ... 40
Gambar 3.2 Use Case End User Pengujian Kualitas VoIP Protokol B.A.T.M.A.N-adv dan Babel ... 42
Gambar 3.3 Use Case Administrator Pengujian Kualitas VoIP Protokol B.A.T.M.A.N-adv dan Babel ... 43
Gambar 3.4 Flowchart Pengujian Kualitas VoIP Pada MANET ... 44
Gambar 3.5 Contoh Hasil Visualisasi Topologi MANET Dengan Batctl ... 47
Gambar 3.6 Contoh Hasil Visualisasi Topologi MANET Dengan Babelweb ... 48
Gambar 3.7 Lokasi Pengujian Lantai 1 Gedung S1 Ilmu Komputer USU ... 52
Gambar 3.8 Tata Letak Node Pada Ruang Kelas Basic ... 53
Gambar 4.1 Visualisasi Topologi Full Connected B.A.T.M.A.N-adv... 68
Gambar 4.2 Visualisasi Topologi Partial Connected B.A.T.M.A.N-adv... 69
Gambar 4.3 Visualisasi Topologi Full Connected Babel ... 70
Gambar 4.4 Visualisasi Topologi Partial Connected Babel ... 70
Gambar 4.5 Visualisasi Topologi Full Connected Babel Berstatus Konvergen ... 72
Gambar 4.6 Grafik Penggunaan Bandwidth Server Skenario Full Connected ... 73
Gambar 4.7 Grafik Penggunaan Bandwidth Server Skenario Partial Connected ... 74
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Delay Skenario Full Connected ... 76
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Delay Skenario Partial Connected ... 77
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Jitter Skenario Full Connected... 78
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Jitter Skenario Partial Connected... 79
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Packet Loss Skenario Full Connected ... 80
ABSTRAK
Voice over Internet Protocol (VoIP) dapat diimplementasikan pada berbagai
model jaringan, baik model jaringan dengan infrastruktur maupun tanpa infrastruktur, seperti Mobile Ad Hoc Network (MANET). MANET bisa dibangun dengan node yang bersifat mobile dan dengan menggunakan protokol routing khusus. Dua diantara beberapa protokol routing yang bisa digunakan adalah B.A.T.M.A.N dan Babel. Latar belakang penulis memilih topik ini yakni guna mempermudah administrator dalam memilih protokol
routing terbaik antara B.A.T.M.A.N dan Babel untuk layanan VoIP pada
MANET. Pada penelitian ini MANET dibangun dengan 10 buah node yang berupa notebook. MANET diimplementasikan secara bergantian antara protokol B.A.T.M.A.N-adv dan Babel. Masing-masing protokol diuji dengan 5 buah parameter, yaitu penggunaan bandwidth, delay, jitter, packet loss dan
meanopinionscore (MOS) pada dua skenario, yaitu full connected dan partial
connected. Hasil rata-rata yang didapat pada skenario full connected adalah
penggunaan bandwidth Babel yang lebih kecil, sementara untuk delay, jitter,
dan packet loss B.A.T.M.A.N-adv menjadi yang lebih unggul. Sementara pada
skenario partial connected penggunaan bandwidth Babel masih lebih kecil, untuk delay diungguli oleh B.A.T.M.A.N-adv, sedangkan jitter dan packet loss nilai Babel lebih baik. Untuk nilai MOS yang terjadi pada B.A.T.M.A.N-adv adalah 3,5, sementara Babel unggul dengan nilai 3,6.
COMPARATIVE ANALYSIS OF BETTER APPROACH TO MOBILE AD HOC NETWORK (BATMAN) PROTOCOL WITH BABEL
PROTOCOL FOR VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) SERVICE ON MOBILE AD HOC
NETWORK (MANET) reason of the author to chose this topic is to make easy an administrators in selecting the best routing protocol between B.A.T.M.A.N and Babel to build VoIP service in MANET. In this research MANET built using 10 nodes in the notebooks form. MANET protocols are implemented by turns with B.A.T.M.AN-adv and Babel. Each protocols is tested with 5 parameters, they are bandwidth usage, delay, jitter, packet loss and mean opinion score (MOS) on two scenarios, they are full connected and partial connected. In the full connected scenario, Babel use smaller bandwidth, while for delay, jitter, and packet loss B.A.T.M.A.N-adv is better. In the partial connected scenario, Babel still use smaller bandwidth, for delay B.A.T.M.A.N-adv is better, but for jitter and packet loss Babel is better. For the MOS value in B.A.T.M.A.N-adv is 3,5 while Babel is better with the value 3,6.
PENDAHULUAN
Dalam bab pertama ini penulis menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah dari penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, metodologi yang
dipakai dalam melakukan penelitian ini serta sistematika penulisannya.
1.1 Latar Belakang
Teknologi jaringan komputer telah mengalami perkembangan yang pesat, sehingga
mampu menyambungkan hampir semua komputer yang ada di dunia sehingga dapat
berkomunikasi dan bertukar informasi, baik berupa teks, gambar, suara, maupun
video. Pertukaran informasi dalam bentuk realtime voice adalah salah satu hal yang
bisa dilakukan dengan jaringan komputer, baik dalam skala kecil maupun skala besar.
Hal ini memungkinkan dua atau lebih orang yang terhubung kedalam jaringan
komputer bisa saling berkomunikasi lewat suara layaknya menggunakan telepon
konvensional. Dalam jaringan komputer pertukaran data suara semacam ini biasa
disebut dengan Voice over Internet Protocl (VoIP). VoIP dikenal juga dengan sebutan
IP Telephony yang didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan
komputer untuk mengirimkan paket data suara dari suatu tempat ke tempat yang lain
menggunakan protokol IP. Dengan kata lain, teknologi ini mampu melewatkan data suara yang berbentuk paket melalui jaringan IP [7].
VoIP yang memang hanya bisa digunakan pada jaringan komputer yang
memanfaatkan Internet Protokol (IP) sebagai penghantaran paket data suaranya, bisa diimplementasikan pada berbagai model jaringan, baik model jaringan dengan
Jaringan dengan infrastruktur adalah jaringan dimana komunikasi antar node harus melalui sebuah perantara, sementara jaringan model Ad Hoc adalah jaringan yang
komunikasi antar node-nya tidak membutuhkan perantara. Pada umumnya, banyak implementasi VoIP dilakukan pada jaringan model infrastruktur baik yang berkabel
atau yang nirkabel. Sementara untuk implementasi VoIP pada MANET sangat jarang
penulis temui.
MANET sebenarnya bukanlah hal baru dalam jaringan komputer, namun
banyak dari penggiat jaringan komputer yang belum mengetahuinya. Dari beberapa
teman mahasiswa dan beberapa praktisi jaringan yang penulis tanya, kebanyakan
belum pernah mendengar hal-hal yang terkait dengan topik MANET. MANET dapat
terbentuk jika masing-masing node pada MANET tersebut sudah di-set untuk menjadi
relay bagi node lainnya dan untuk melakukan itu, dibutuhkan sebuah protokol routing
yang khusus untuk MANET.
Pada dasarnya, sifat protokol routing ada 3 macam. Pertama adalah reaktif
routing, dimana jalur akan terbentuk saat ada permintaan untuk mengirimkan paket
data. Kedua adalah proaktif routing, dimana membangun dan memelihara secara terus menerus jalur yang akan dilalui oleh pengiriman paket data. Ketiga adalah hybrid
routing yakni penggabungan dari reaktif routing dan proaktif routing. Dari beberapa
protokol yang bisa digunakan untuk MANET diantaranya adalah Optimized Link State
Routing (OLSR), Destination-Sequenced Distance Vector (DSDV), Ad hoc On
Demand Distance Vector (AODV), Better Approach To Mobile Ad Hoc Network
(B.A.T.M.A.N), Babel dan masih banyak lagi, penulis memilih B.A.T.M.A.N dan
Babel untuk dibandingkan.
Selain untuk memperkenalkan MANET kepada masyarakat, latar belakang
penulis memilih topik ini adalah guna memberikan referensi kepada para
administrator dalam memilih protokol routing terbaik antara B.A.T.M.A.N dan Babel
untuk layanan VoIP yang akan diimplementasikan pada MANET berdasarkan dari
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari skripsi yang akan penulis angkat ini adalah bagaimana
mengetahui protokol routing terbaik antara protokol Better Approach To Mobile Ad
Hoc Network (B.A.T.M.A.N) dengan protokol Babel untuk layanan Voice over
Internet Protocol (VoIP) pada Mobile Ad Hoc Network (MANET).
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari skripsi yang akan penulis kerjakan adalah:
1. MANET diimplementasikan pada skala LAN dengan media wireless (WLAN). 2. Perangkat yang akan dijadikan node adalah 10 buah notebook, dimana 1
notebook menjadi server VoIP dan 9 notebook lainnya menjadi klien.
3. Semua klien menggunakan sistem operasi Ubuntu Desktop 12.04 LTS (Long
Term Support).
4. Server VoIP menggunakan sistem operasi Ubuntu Server 12.04 LTS.
5. Server VoIP menggunakan aplikasi VoIP Server Asterisk.
6. Protokol VoIP yang digunakan adalah Session Initiation Protokol (SIP). 7. Aplikasi softphone pada klien menggunakan Linphone.
8. Penelitian ini tidak membahas masalah keamanan di dalam MANET.
9. Perbandingan akan dilakukan dengan dua skenario, yaitu full connected dan
partial connected.
10.Parameter yang akan digunakan adalah:
a. Penggunaan Bandwidth
b. Delay
c. Jitter
d. Packetloss, dan
1.4 Tujuan Penelitian
Dari hasil penelitian yang didasarkan pada lima paramter, yaitu Penggunaan
Bandwidth, Delay, Jitter, Packet loss, dan, Mean Opinion Score (MOS), akan
diketahui mana kinerja yang paling baik dan paling layak antara protokol
B.A.T.M.A.N dan Babel untuk layanan VoIP pada MANET, sehingga nantinya, jika
ada yang ingin membangun layanan VoIP pada MANET, maka bisa menggunakan
protokol yang memang efektif.
1.5 Manfaat Penelitian
Memahami cara kerja dari protokol B.A.T.M.A.N dan Babel secara mendasar dalam
melakukan pencarian jalur atau routing, dimana protokol B.A.T.M.A.N dan Babel dari beberapa sumber disebut-sebut sebagai protokol terbaik untuk diterapkan pada
MANET. Skripsi ini juga kedepannya diharapkan bisa dijadikan sebagai referensi
kepada siapa saja yang ingin mengembangkan MANET untuk layanan VoIP atau
untuk kepentingan lainnya.
1.6 Metodologi Penelitian
Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1) Studi Literatur
Tahap ini dilakukan dengan mempelajari referensi bahan literatur,
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan protokol B.A.T.M.A.N dan
Babel sebagai protokol routing khusus untuk MANET yang akan dibandingkan, dimana MANET akan dipasangkan untuk layanan VoIP. Selain
bahan literatur untuk MANET dan Babel, penulis juga mengumpulkan dan
2) Analisis dan Pengumpulan Data
Melakukan analisis cara kerja protokol B.A.T.M.A.N dan Babel dalam
melakukan proses routing dalam MANE. Menganalisis kebutuhan dalam membangun layanan VoIP dalam skala LAN dengan media wireless.
3) Perancangan Sistem
Merancang MANET yang terdiri dari 10 node (termasuk 1 buah server VoIP), dimana pada MANET tersebut akan dipasangkan protokol B.A.T.M.A.N dan
Babel secara bergantian guna melakukan perbandingan kinerja dari
masing-masing protokol tersebut.
4) Implementasi
Pada tahap ini MANET di operasikan dengan menggunakan node-node yang sudah dipersiapkan, melakukan instalasi server VoIP dan memasangkan
softphone pada setiap klien. Kemudian setiap node dipasangkan protokol
MANET yaitu B.A.T.M.A.N dan Babel secara bergantian.
5) Pengujian
Pengujian dilakukan dengan mengamati dan mencatat poin-poin penting yang
dijadikan parameter perbandingan yang berkaitan dengan kualitas VoIP antara
jaringan MANET yang menggunakan protokol B.A.T.M.A.N dan dengan
jaringan MANET yang menggunakan protokol Babel.
6) Dokumentasi
Dokumentasi dihasilkan dengan membuat skripsi sebagai laporan dari hasil
penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menguraikannya dalam 5 bab dengan
sistematika pembahasan dan aturan-aturannya agar pembaca lebih mudah untuk
BAB 1: PENDAHULUAN
Dalam bab pertama ini penulis menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah dari penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, metodologi yang
dipakai dalam melakukan penelitian ini serta sistematika penulisannya.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori ilmiah yang didapat dari metode pencarian fakta yang
digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini dan sebagai dasar pengembangan
sistem sehingga dapat diimplementasikan dengan baik dan benar.
BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini berisi tentang analisis permasalahan yang diangkat yang disajikan dengan
diagram dan flowchart. Pada bab ini juga dipaparkan perancangan sistem yang akan dibangun, baik yang berupa perangkat keras ataupun perangkat lunak, lokasi
pengujian, cara melakukan pengujian dan bentuk topologi.
BAB 4: IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini berisi tentang implementasi dan nilai masing-masing parameter hasil
pengujian kualitas VoIP yang dilakukan pada MANET yang sudah dibangun
menggunakan protokol B.A.T.M.A.N dan Babel. Pengujian masing-masing parameter
dilakukan pada 2 skenario yang bebeda, yaitu full connected dan partial connected.
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil
pengujian yang dilakukan. Pad bab ini akan disimpulkan, mana protokol yang terbaik
dari 2 protokol MANET yang suda diuji pada 2 skenario yang berbeda untuk
digunakan sebagai layanan VoIP. Pada bab ini juga disajikan saran-saran yang
bermanfaat sebagai masukan bagi pengembangan MANET yang lebih baik terutama
LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis memaparkan teori-teori ilmiah yang didapat dari metode
pencarian fakta yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini dan sebagai
dasar pengembangan sistem sehingga dapat diimplementasikan dengan baik dan
benar.
2.1. Jaringan Komputer
Jaringan komputer dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa komputer dan
peralatan lain yang saling terhubung menggunakan aturan-aturan tertentu. Hubungan
ini dapat terjadi menggunakan media fisik berupa kabel, gelombang radio, infra
merah, bahkan satelit. Setiap peralatan yang tersambung kejaringan disebut node [11].
Para ahli membagi jaringan komputer berdasarkan beberapa klasifikasi yaitu
berdasarkan area atau skala, media penghantar dan fungsi.
a. Berdasarkan Area
1) Local Area Network (LAN)
LAN merupakan jaringan komputer yang memiliki jangkauan area
yang terbatas dimana antara satu komputer dengan komputer lainnya
saling berdekatan. LAN biasanya digunakan pada jaringan kantor,
rumah, maupun warung internet (warnet).
2) Metropolitan Area Network (MAN)
MAN merupakan jaringan komputer yang memiliki jangkauan area
yang lebih besar dari LAN. MAN biasanya digunakan pada jaringan
3) Wide Area Network (WAN)
WAN merupakan jaringan komputer yang memiliki jangkauan area
geografi yang sangat luas seperti antar negara maupun antar benua.
Metode yang digunakan adalah pengembangan dari LAN dan WAN.
4) Interconnection Networking (Internet)
Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang ada di
dunia. Sehingga cakupannya sudah mencapai satu planet, tidak
menutup kemungkinan mencakup antarplanet. Koneksi antar jaringan
komputer dapat dilakukan berkat dukungan protokol yang khas, yaitu
Internet Protocol (IP) [7].
b. Berdasarkan media penghantar
1) Wire Network
Wire Network atau jaringan berkabel adalah jaringan komputer yang
menggunakan kabel sebagai media penghantar. Kabel yang digunakan
umumnya berbahan dasar tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang
menggunakan bahan dengan jenis fiberoptic.
2) Wireless Network
Wireless Network atau jaringan nirkabel adalah jaringan tanpa kabel
yang menggunakan media penghantar gelombang radio atau cahaya
infrared.
c. Berdasarkan fungsi
1) Client Server
Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih)
komputer difungsikan sebagai server yang menyediakan layanan. Layanan bisa berupa akses web, e-mail, VoIP, dan lain-lain.
2) Peer to Peer
Peer to Peer adalah jaringan komputer di mana setiap komputer bisa
2.2. Topologi Jaringan
Topologi jaringan komputer adalah bagaimana cara menghubungkan node yang satu dengan node lainnya sehingga membentuk jaringan. Dalam suatu jaringan komputer, jenis topologi yang dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi, untuk itu perlu
dicermati kelebihan dan kekurangan dari masing-masing topologi berdasarkan
karakteristiknya. Secara umum ada 4 (empat) topologi yang digunakan, yaitu [11]:
a. Topologi Bus. Berikut ini adalah karakteristik dari topologi Bus:
1) Semua node dihubungkan secara serial sepanjang kabel, dan pada kedua ujung kabel ditutup dengan terminator.
2) Tidak membutuhkan banyak kabel dalam pemasangannya.
3) Sederhana dalam pemasangan dan layout.
4) Paket-paket data yang lewat akan bersimpangan pada suatu kabel
sehingga besar kemungkinan terjadi tabrakan data (collision).
5) Tidak diperlukan hub/switch, yang banyak diperlukan adalah
T-Connector pada setiap ethernet card.
6) Penambahan node dapat dilakukan dengan mudah.
7) Traffic yang padat akan sangat memperlambat jaringan.
8) Jika salah satu node mengalami gangguan, maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan, sehingga seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan tersebut.
9) Setiap connector yang digunakan sebagai penghubung akan melemahkan sinyal elektrik yang dikirimkan.
b. Topologi Ring. Berikut ini adalah karakteristik dari topologi Ring:
1) Semua node dihubungkan secara serial di sepanjang kabel, dengan bentuk jaringan seperti lingkaran.
2) Sangat sederhana dalam layout seperti jenis topologi Bus.
3) Tipe kabel yang digunakan biasanya kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) atau Patch Cable (IBM tipe 6).
4) Paket-paket data dapat mengalir dalam satu arah (kekiri atau kekanan)
sehingga collision dapat dihindarkan.
5) Menggunakan sedikit kabel untuk menghubungkan semua node.
6) Jika salah satu node rusak maka seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan tersebut.
7) Menambah atau mengurangi node akan mengacaukan jaringan yang sedang berjalan.
Gambar 2.2 Bentuk Topologi Ring
c. Topologi Star. Berikut ini adalah karakteristik dari topologi Star:
1) Setiap node berkomunikasi langsung dengan konsentrator (hub/switch). 2) Melakukan penambahan atau pengurangan node tidak akan menganggu
kinerja jaringan keseluruhan dan bisa dilakukan dengan mudah.
4) Apabila satu node yang mengalami kerusakan dalam jaringan, maka node tersebut tidak akan mengganggu keseluruhan jaringan.
5) Jika konsentrator mengalami kegagalan, maka seluruh jaringan akan
gagal untuk beroperasi.
6) Butuh banyak kabel dalam pemasangannya karena semua node harus terhubung secara langsung ke konsentrator.
7) Jumlah node terbatas, tergantung dari port yang ada pada konsentrator.
Gambar 2.3 Bentuk Topologi Star
d. Topologi Mesh. Berikut ini adalah karakteristik topologi Mesh:
1) Topologi Mesh memiliki hubungan langsung antara node yang ada. 2) Keuntungan utama dari penggunaan topologi Mesh adalah fault
tolerance, tersedia banyak jalur untuk mengirim paket dari satu node
ke node lain.
3) Sulit pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang
saat jumlah node yang terhubung semakin meningkat.
4) Jika jumlah node yang terhubung sangat banyak, maka ini akan sangat sulit sekali untuk dikendalikan.
Gambar 2.4 Bentuk Topologi Mesh
2.3. Voice Over Internet Protocol (VoIP)
Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu mengirimkan data
suara, video dan data yang berbentuk paket secara realtime dengan jaringan yang menggunakan Internet Protocol (IP) [18].
Tujuan pengimplementasian VoIP adalah untuk menekan biaya instansi
(perusahaan, sekolah, rumah sakit, dll) maupun individu dalam melakukan
komunikasi jarak dekat maupun jarak jauh (interlokal/ SLI). Penekanan biaya itu
dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan data yang sudah ada. Sehingga
apabila ingin membuat jaringan telekomunikasi VoIP tidak perlu membangun
infrastruktur baru yang biasanya memerlukan biaya yang besar. VoIP dalam
penerapannya menggunakan sistem jaringan LAN dan didukung protokol-protokol
VoIP. Beberapa standarisasi protokol komunikasi pada teknologi VoIP adalah SIP
Teknologi VoIP bekerja dengan cara mengubah suara yang merupakan sinyal
analog menjadi sinyal digital yang dapat dikirimkan melalui jaringan yang memanfaatkan IP. Setelah diubah menjadi sinyal digital, kemudian ditranslasikan ke dalam paket-paket IP yang kemudian ditransmisikan melalui jaringan. Gambar 2.5
memperlihatkan cara kerja VoIP, dimana terjadi pertukaran data suara antara dua
pengguna [14].
Gambar 2.5 Proses Pertukaran Data Suara Antara Dua Pengguna [14]
Pada awal perkembangannya, VoIP hanya dapat dipakai antar personal
computer (PC) multimedia dengan kualitas suara yang rendah. Seiring dengan
perkembangan teknologi, kini VoIP memungkinkan komunikasi antar komputer ke
komputer, telepon ke telepon, komputer ke telepon, bahkan komputer ke smartphone dengan kualitas terbilang baik, sehingga layanan VoIP mulai banyak dijual oleh
operator-operator telekomunikasi di dunia [17].
VoIP biasanya digunakan dalam sebuah organisasi atau perusahaan dengan
tujuan untuk mereduksi biaya komunikasi dan mempermudah melakukan komunikasi.
Dalam skala LAN, VoIP biasanya digunakan untuk menghubungkan ruangan satu ke
ruangan lain, atau lantai satu ke lantai yang lain, dalam skala Metropolitan Area
Network (MAN), VoIP biasanya digunakan untuk membangun jalur komunikasi
antara lokasi satu dengan lokasi lain atau gedung satu dengan gedung yang lain yang
jaraknya cukup jauh, bisa antar daerah dalam satu kota, maupun antar satu kota
dengan kota lainnya dalam satu negara, sedangkan dalam skala Wide Area Network (WAN), VoIP biasanya digunakan untuk membuat jalur komunikasi antar negara
2.3.1. Kelebihan VoIP
VoIP diciptakan untuk menyediakan sarana komunikasi agar lebih hemat biaya dan
lebih fleksibel. Berikut ini adalah beberapa kelebihan VoIP:
a. Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh. Untuk dua lokasi
yang terhubung dengan internet dan memanfaatkan VoIP, maka biaya
percakapan menjadi sangat rendah.
b. Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada. Berguna jika
sebuah instansi sudah mempunyai infrastrktur jaringan. Jika memungkinkan,
jaringan yang ada bisa dibangun jaringan VoIP dengan mudah. Tidak
diperlukan tambahan biaya bulanan untuk penambahan fasilitas VoIP.
c. Penggunaan bandwidth yang kecil. Dengan majunya teknologi, penggunaan
bandwidth untuk voice sekarang ini menjadi sangat kecil.
d. Memungkinkan digabung dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada.
Dengan adanya gateway bentuk jaringan VoIP bisa disambungkan dengan PABX (Private Automated Branch exchange) yang ada dikantor. Komunikasi antar kantor bisa menggunakan pesawat telepon biasa.
e. VoIP bisa dibuat menjadi jaringan yang besar. Sebagai contoh di Indonesia
adalah VoIP Rakyat.
f. Variasi penggunaan peralatan yang ada, misal dari PC, IP Phone, telepon
konvensional dan smartphone [7].
2.3.2. Kekurangan VoIP
Diantara beberapa kelebihan yang telah dipaparkan, VoIP juga memiliki kekurangan.
Beberapa kekurangan dari VoIP adalah sebagai berikut:
a. Kualitas suara tidak sejernih telepon konvensional. Hal ini adalah efek dari
b. Ada jeda (delay) dalam berkomunikasi. Proses perubahan data menjadi suara dan jeda jaringan, membuat adanya jeda dalam komunikasi yang
menggunakan VoIP.
c. Peralatan relatif mahal. Peralatan VoIP yang menghubungkan antara VoIP
dengan PABX relatif berharga mahal. Diharapkan dengan makin populernya
VoIP ini maka harga peralatan tersebut juga mulai turun harganya.
d. Jika pemakaian VoIP semakin banyak, maka jaringan data yang ada menjadi
penuh, dan jika tidak diatur dengan baik akan menyebabkan kegagalan dalam
komunikasi [7].
2.3.3. Protokol Pendukung VoIP
Dalam jaringan, protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau
mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau
lebih node. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Protokol-protokol yang mendukung terjadinya komunikasi
VoIP adalah sebagai berikut:
2.3.3.1. Transmission Control Protocol (TCP)
Dalam mentransmisikan data pada layer transport ada dua protokol yang berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang connection oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end-to-end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segmen-segmen informasi dengan panjang data
bervariasi pada suatu datagram internet. TCP bertugas menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau
kesalahan kirim. Hal ini dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap oktet
yang dikirimkan dan membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal
acknowledgment (ACK). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu
tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi penerima, nomor urut tadi
TCP juga memiliki mekanisme flow control dengan cara mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah oktet data yang masih boleh
ditransmisikan pada setiap segmen yang diterima dengan sukses. Dalam VoIP, TCP
digunakan untuk menjamin setup suatu call pada sesi signalling. TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu komunikasi data VoIP
penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting dari pada penanganan
paket yang hilang.
2.3.3.2. User Datagram Protocol (UDP)
UDP yang merupakan salah satu protokol utama dibawah IP merupakan transport protokol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP digunakan untuk
situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas. header UDP hanya berisi empat field yaitu source port, destination port, length dan UDP checksum dimana fungsinya hampir sama dengan TCP, namun fasilitas checksum pada UDP bersifat opsional.
UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan audio stream yang dikirimkan secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman audio
streaming yang berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman
data agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang, walaupun
paket yang hilang sudah mencapai 50% atau bahkan lebih dari jumlah paket yang
dikirimkan. Karena UDP mampu mengirimkan data streaming dengan cepat. Dalam teknologi VoIP, UDP merupakan salah satu protokol penting yang digunakan sebagai
header pada pengiriman data.
2.3.3.3. Internet Protocol (IP)
(TCP/IP) untuk melakukan pengalamatan dan routing paket data antar node-node di jaringan komputer berbasis yang berbasis TCP/IP.
IP didesain untuk interkoneksi sistem komunikasi komputer. Pada jaringan
TCP/IP, sebuah node diidentifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan
untuk mencegah kesalahan pada transfer data.
Salah satu hal penting dalam IP terkait pengiriman informasi adalah metode
pengalamatan pengirim dan penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan yang
sudah digunakan yaitu IPv4 dengan alamat terdiri dari 32 bit. Jumlah alamat yang
diciptakan dengan IPv4 diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan pengalamatan
IP sehingga dalam beberapa tahun mendatang akan diimplementasikan sistem
pengalamatan yang baru yaitu IPv6 yang menggunakan sistim pengalamatan 128 bit
[7].
2.4. Wireless
Teknologi wireless (nirkabel) adalah sebuah teknologi pengembangan dari jaringan komputer yang sebelumnya menggunakan kabel sebagai media penghubungnya.
wireless memanfaatkan udara/gelombang elektromagnetik sebagai media lalu lintas
pertukaran datanya [1].
Sampai saat ini, teknologi jaringan wireless yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz, dan/atau 5GHz berkembang pesat sekali terutama karena pembebasan izin
frekuensi di band Industrial Scientific Medical (ISM) maupun band Unlicensed
2.4.1. Jenis Teknologi Wireless
Selain WLAN, terdapat beberapa jenis teknologi wireless lainnya yang dibedakan berdasarkan luas area yang dicakup oleh jaringan wireless, diantaranya adalah:
2.4.1.1. Wireless Personal Area Network (WPAN)
WPAN (Wireless Personal Area Network) adalah sebuah bentuk komunikasi wireless yang terbatas hanya pada jarak pendek dan umumnya hanya terbatas untuk dua buah
perangkat elektronik [1]. Media yang biasa digunakan untuk WPAN antara lain :
a. Radio Frequency (RF)
b. Infra Red (IR)
c. Bluetooth
2.4.1.2. Wireless Wide Area Network (WWAN)
WWAN adalah sebuah bentuk komunikasi nirkabel yang memiliki area sangat luas,
antara lain untuk penggunaan selular seperti 2G, 3G, 4G, dan lain sebagainya [1].
2.4.1.3. Wireless Local Area Network (WLAN)
WLAN (Wireless Local Area Network) adalah sebuah bentuk komunikasi nirkabel yang memiliki area terbatas seperti dalam suatu ruangan ataupun sebuah gedung [1].
WLAN memiliki standar komunikasi yang diatur oleh sebuah lembaga. Standar
komunikasi data yang digunakan dalam WLAN umumnya adalah keluarga Institute of
Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11.
a. IEEE 802.11a bekerja pada frekuensi 5GHz dan mempunyai kecepatan
maksimum 54 Mbps.
b. IEEE 802.11b bekerja pada frekuensi 2,4GHz dan mempunyai kecepatan
c. IEEE 802.11g bekerja pada frekuensi yang sama dengan IEEE 802.11b yaitu
2,4GHz, namun memiliki kecepatan maksimal yang lebih besar, yaitu 54Mbps.
d. IEEE 802.11n yang bekerja pada dua frekuensi yaitu 2,4 dan 5GHz dengan
kecepatan maksimum adalah 100 sampai dengan 210 Mbps [4].
IEEE sendiri adalah sebuah lembaga internasional yang bersifat non-profit yang mempromosikan pengembangan berbagai teknologi yang berkaitan dengan
listrik, telekomunikasi dan jaringan komputer. IEEE menentukan berbagai standar
yang sering kali dipakai sebagai standar internasional [17].
2.5. Wireless Mesh Network (WMN)
WMN merupakan suatu bentuk jaringan komunikasi dimana setiap node termasuk
wireless router itu sendiri terhubung dengan menggunakan media wireless. Dalam
bentuk jaringan wireless konvensional, setiap client terhubung dengan perangkat
router dengan media wireless, namun perangkat wirelessrouter itu sendiri terhubung
ke wireless router lain menggunakan kabel.
Wireless Mesh Network memberikan solusi penghematan kabel sekaligus
menjadikan tingkat mobilitas dari jaringan wireless menjadi lebih tinggi dengan mengganti penggunakan kabel sebagai penghubung antar perangkat backbone wireless menjadi menggunakan teknologi wireless yang juga digunakan untuk penyambungan ke client [1].
Salah satu contoh penerapan dari Wireless Mesh Network adalah pada Base
Transmission Service (BTS) operator telepon selular yang menghubungkan satu BTS
dengan BTS yang lainnya. Pada gambar 2.5 digambarkan sebuah topologi WMN
Gambar 2.5 Visualisasi WMN Pada BTS Telepon Selular
2.6. Ad Hoc dan Infrastruktur
Jaringan wireless biasanya terdiri dari dua model yaitu fixed dan mobile. Jaringan
fixed wireless tidak mendukung mobilitas dan kebanyakan adalah point to point,
seperti microwave network dan geostationary satellite network. Lain halnya dengan jaringan mobile wireless yang sangat dibutuhkan oleh pengguna yang bergerak. Jaringan mobile dibagi dalam dua kategori utama yaitu jaringan yang memiliki infrastruktur dan jaringan yang tidak memiliki infrastruktur atau yang biasa disebut
dengan Ad Hoc [2].
Pada mode infrastruktur, tiap node mengirim dan menerima data melalui sebuah konsentrator, dalam WLAN, konsentrator biasa berupa access point [19], sedangkan pada komunikasi telepon selular biasaya digunakan BTS, dimana dalam
hal ini BTS adalah media perantara antara telepon genggam satu dengan lainnya. Pada
Gambar 2.6 Jaringan Nirkabel Mode Infrastrktur Sederhana
Sedangkan pada pada model Ad Hoc yang biasa dikenal sebagai jaringan
peer-to-peer, setiap node dilengkapi dengan wireless adapter yang mengirim dan menerima
data, ke dan dari node lain secara langsung [19]. Pada gambar 2.7 berikut ini diperlihatkan sebuah contoh sederhana topologi jaringan terdiri dari 3 node yang menggunakan mode Ad Hoc.
Gambar 2.7 Jaringan Mode Ad Hoc Sederhana
2.7. Mobile Ad Hoc Network (MANET)
Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah sebuah jaringan yang terdiri dari gabungan
perangkat-perangkat bergerak (mobile) yang dibangun tanpa infrastruktur, sehingga membentuk jaringan yang bersifat sementara. Tiap node pada MANET memiliki antarmuka nirkabel dan saling berkomunikasi melalui gelombang radio. Beberapa
contoh node ad hoc yaitu notebook, netbook, Personal Digital Assistants (PDA),
smartphone, dimana node-node tersebut saling berkomunikasi secara langsung satu
sama lain.
MANET memiliki kesamaan dengan Wireless Mesh Network (WMN), yaitu menggunakan konsep komunikasi yang sama antar node-nya, namun menitik beratkan pada aspek yang berbeda. MANET memiliki latar belakang akademis dan
memusatkan pada perangkat pengguna, mobilitas, dan kemampuan ad hoc. Sedangkan
WMN memiliki latar belakang bisnis dan memusatkan pada perangkat statis (biasanya
infrastruktur), kehandalan, dan kapasitas jaringan.
MANET adalah suatu jenis jaringan dimana setiap node tidak hanya mengirim atau menerima data saja, tetapi juga berfungsi sebagai relay untuk node lainnya. Dengan kata lain, setiap node bekerja sama untuk membangun dan mengirimkan data di jaringan [15].
MANET juga bisa terjadi dengan 2 kemungkinan, yang pertama adalah full
connected dan yang kedua adalah partial connected. Full connected adalah dimana
Gambar 2.8 MANET Full Connected
Sedangkan pada partial connected adalah dimana seluruh atau beberapa node pada MANET tidak terhubung ke seluruh node lainnya secara langsung, namun hanya beberapa node saja. Gambar 2.9 berikut ini memperlihatkan partial connected.
Gambar 2.9 MANET Partial Connected
MANET adalah suatu sistem terdistribusi yang terdiri atas node-node wireless
mobile maupun statis yang dapat membentuk dan merawat jaringan antar node itu
sendiri tanpa adanya sokongan base station atau pengendali terpusat. Node-node
wireless itu membentuk suatu topologi Ad Hoc yang memungkinkan komunikasi antar
Perancangan sebuah MANET dapat dirancang menggunakan teknik flooding atau menggunakan teknik routing. Jika menggunakan teknik routing, message akan
dikirim melalui sebuah jalur dengan cara “loncat” dari satu node ke node lainnya sampai tujuan tercapai. Untuk menjamin keberadaan route/path, maka sebuah mekanisme routing harus memungkinkan untuk membuat terjadinya sambungan terus menerus dan mengkonfigurasi ulang secara otomatis jika ada jalur yang rusak atau
terblokir dengan menggunakan algoritma self-healing atau memperbaiki diri sendiri. Jadi, MANET harus dapat menyelesaikan masalah yang terjadi karena mobilitas dari
node [15].
2.8. Routing
Routing adalah mekanisme proses penentuan link dari node pengirim ke node
penerima yang bekerja pada lapisan 3 Open System Interconnection (OSI) [16].
Routing merupakan proses memindahkan data dari satu network ke network lain
dengan cara mem-forward paket data via gateway. Routing menentukan kemana paket data akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan [9].
Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini untuk memberitahu alamat yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat
tujuan. Gambar 2.10 berikut ini memvisualisasikan informasi yang dibutuhkan oleh
router untuk mengirimkan paket data ke jaringan yang berbeda.
2.9. Protokol Routing
Protokol routing adalah aturan atau cara pencarian jalur terbaik yang digunakan untuk mengirimkan paket data dari node pengirim ke node penerima. Paket akan melewati beberapa node penghubung (intermediate node), dimana protokol routing berfungsi untuk mencarikan jalur yang terbaik dari beberapa jalur yang akan dilalui melalui
mekanisme pembentukan tabel routing [16].
2.9.1. Klasifikasi Protokol Routing Pada MANET
Mekanisme protokol routing yang ada di MANET umumnya di kategorikan menjadi 3 jenis yaitu, proactive, reactive dan hybrid.
2.9.1.1. Protokol Routing Proactive
Protokol routing proactive merupakan protokol routing yang berdasarkan informasi pada routing table yang terus di-update dalam waktu berkala. Semua informasi mengenai perubahan akan dikirim sesuai dengan periodik pengiriman update dari
routing table. Sehingga, pada protokol routing ini akan terjaga routing table yang
terus update tanpa menghilangkan fungsinya untuk memilih jalur terbaik untuk mengirimkan data [1]. Sifat protokol ini memungkinkan delay yang lebih rendah dalam mengirimkan data melalui jaringan karena jalur data sudah dikenal [13].
Beberapa contoh protokol routing jenis ini adalah Optimized Link State Routing (OLSR), Better Approach To Mobile Ad-hoc Network (B.A.T.M.A.N), dan
Destination-Sequenced Distance Vector (DSDV).
2.9.1.2. Protokol Routing Reactive
Pada protokol routing ini, perhitungan jalur dilakukan sekali saja, kemudian di-update hanya ketika ada perubahan. Informasi yang dimiliki setiap router pada protokol
routing ini sangat terbatas dan akan dihapus ketika tidak lagi dibutuhkan dalam jangka
waktu tertentu. Pada beberapa protokol routing reactive, setiap router bahkan hanya memiliki informasi tentang nexthop saja. Oleh karena karakteristiknya, protokol
routing reactive sering juga disebut dengan On Demand Routing Protocol. Contoh
protokol routing ini adalah Dynamic Source Routing (DSR) dan Ad hoc On-Demand
Distance Vector (AODV).
2.9.1.3. Protokol Routing Hybrid
Protokol routing hybrid dikembangkan dengan pemikiran untuk menggabungkan kelebihan dari protokol routing reactive dan proactive sehingga didapatkan sebuah protokol routing yang paling efektif. Protokol routing hybrid menggunakan karakteristik protokol routing reactive dan proactive untuk mencari jalur terbaik sesuai dengan tuntutan dan kondisi (on demand) jaringan yang terus di-update. Selain itu, pada protokol routing hybrid, paket Route Request (RREQ) dan Route Reply (RREP) dikirimkan setelah terdapat routing request dengan waktu interval tertentu. Contoh dari protokol routing ini adalah Zone Routing protocol (ZRP) dan Babel [1].
Gambar 2.11 berikut ini memperlihatkan klasifikasi sifat protokol routing pada MANET.
2.10. Protokol Better Approach To Mobile Ad Hoc Network (B.A.T.M.A.N)
Better Approach To Mobile Ad-Hoc Network atau B.A.T.M.A.N merupakan sebuah
routing protokol yang bersifat proactive yang dikembangkan oleh Freifunk Community yang dikembangkan dari protokol routing OLSR. B.A.T.M.A.N
dikembangkan dengan konsep membentuk sebuah protokol routing yang menggunakan informasi routing seminimum mungkin dengan hanya mengkalkulasikan nexthop.
Konsep routing pada B.A.T.M.A.N adalah setiap keputusan routing didistribusikan secara merata kepada seluruh node. Sehingga setiap node memiliki pengetahuan mengenai seluruh node yang tersedia beserta total metric untuk menuju ke tujuan dan juga nexthop terbaik untuk mencapai tujuan. Pada B.A.T.M.A.N, informasi mengenai perubahan topologi jaringan tidak diperlukan. B.A.T.M.A.N
melakukan floodingOriginator Message (OGM) untuk menghindari informasi routing yang berbeda sehingga tidak terjadi routing loop. B.A.T.M.A.N merupakan salah satu protokol routing yang banyak dikembangkan dan diuji dalam banyak skenario [1].
2.10.1. Karakteristik B.A.T.M.A.N
Pada dasarnya, B.A.T.M.A.N bekerja pada layer 3, sama seperti OLSR. Sehingga pada mekanisme routing, B.A.T.M.A.N menggunakan IP Address untuk dapat berkomunikasi. Meskipun begitu, B.A.T.M.A.N hanya peduli pada penentuan best
nexthop. Hal ini membuat mekanisme routing B.A.T.M.A.N lebih efisien dan juga
lebih cepat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, B.A.T.M.A.N menggunakan
OGM untuk memberitahu mengenai eksistensi sebuah node kepada seluruh node di jaringan. Dimana hal inilah yang akan digunakan menjadi salah satu penentuan best
nexthop terbaik. B.A.T.M.A.N dibuat bukan untuk jaringan yang stabil seperti
Setiap node pada B.A.T.M.A.N hanya mengetahui satu single hop neighbour saja sebagai dasar penentuan nexthop tanpa mengetahui seperti apa topologi MANET dari jaringan keseluruhan. Misalnya, node A tahu bahwa terdapat node S di suatu tempat di dalam MANET, dan dapat dilalui melalui neighbour B. Namun node A tidak tahu berapa jumlah hop atau node diantara mereka. Pendekatan ini membuat B.A.T.M.A.N memiliki kelebihan bandwith friendliness namun sulit untuk divisualisasikan. Untuk mempermudah, B.A.T.M.A.N memiliki vis server yang berfungsi untuk mencari data mengenai data jaringan dari setiap node yang dapat digunakan untuk memvisualisasikan MANET dalam bentuk grafik dari topologi
jaringan yang ada [9].
2.10.2. Format Paket B.A.T.M.A.N
Secara garis besar, format paket B.A.T.M.A.N dapat diilustrasikan seperti gambar 2.12 dibawah ini:
Gambar 2.12 Format Paket B.A.T.M.A.N [10]
Paket pada B.A.T.M.A.N merupakan paket UDP yang terdiri dari OGM dan
Optional Host Network Announcement (HNA) Message. OGM memiliki besar paket
yang tetap, yaitu 12 oktet. Dimana isi dari OGM digambarkan dalam gambar 2.13
Gambar 2.13 Format OGM [10]
OGM merupakan paket yang dikirimkan untuk memberitahukan eksistensi
node di dalam MANET. Isi dari OGM antara lain [10]:
a. Version: digunakan untuk membedakan paket beda versi B.A.T.M.A.N. Jika
menerima paket dari versi B.A.T.M.A.N yang berbeda, maka paket tersebut
akan diacuhkan.
b. Is-direct-link flag: digunakan untuk menunjukkan apakah sebuah node
merupakan node tetangga atau bukan.
c. Unidirectional flag: digunakan untuk menunjukkan apakah node tetangga
menggunakan hubungan bidirectional atau tidak.
d. TTL (Time To Live): digunakan untuk membatasi hop pengiriman OGM.
e. Gateway flags: digunakan untuk menunjukkan jika host/node ini memberikan
layanan sambungan ke internet (gateway).
f. Squence number: originator pada OGM akan menambahkan satu setiap
sequence number dari OGM baru.
g. Originator address: alamat IPv4 dari interface B.A.T.M.A.N dimana OGM
dihasilkan.
Untuk paket HNA message dapat digambarkan seperti pada gambar 2.14 dibawah ini [10]:
Keterangan:
a. Netmask: jumlah bit yang merepresentasikan besar dari network.
b. Network Address: alamat network IPv4 yang digunakan.
2.10.3. Cara kerja OGM
Beirkut ini adalah cara penyebaran dari OGM [8]:
a. OGM di-broadcast secara periodik (dengan interval satu detik) oleh setiap node dengan besar paket masing-masing sekitar 52 byte.
b. Paket OGM dikirim ke node tetangga untuk memberitahukan eksistensi dari node pengirim.
c. Node melakukan selective flooding dengan hanya melakukan broadcast ulang paling banyak satu kali kepada node tetangga yang sudah diidentifikasikan memiliki jalur yang terbaik.
Pesan OGM yang diterima kemudian diproses dengan ketentuan berikut:
a. Paket OGM yang di-broadcast pada umumnya hilang dikarenakan sambungan yang lemah ataupun terjadi tabrakan.
b. OGM yang melalui jalur yang baik tersebar lebih cepat dan lebih reliable. c. Setiap node menghitung node tetangga mana yang memberikan broadcast
paket yang paling banyak.
d. Berdasarkan proses perhitungan tersebut, node tetangga tersebut akan ditandai sebagai node dengan jalur yang baik (good path) untuk menuju sumber paket. e. OGM juga melakukan pengecekan untuk bidirectional link.
Pemrosessan pesan OMG dapat divisualisasikan seperti pada gambar 2.15
Gambar 2.15 Mekanisme Pemrosesan OGM [8]
2.10.4. Mekanisme Routing B.A.T.M.A.N
B.A.T.M.A.N menjalankan routing daemon untuk terus menjaga routing table-nya terus update. Routing daemon ini terus menjaga track dari OGM-OGM baru dan menjaga list dari seluruh originator yang telah mengirimkan OGM. B.A.T.M.A.N juga menjaga satu entry dedicated routing untuk setiap OGM dan HNA yang telah dikenal. Setiap routing entry menunjukkan interface outgoing dari B.A.T.M.A.N dan
IP Address dari nexthop direct link tetangga menuju originator yang terkait.
B.A.T.M.A.N harus memasukkan sebuah rute untuk menuju semua node, bahkan jika node tersebut adalah tetangga dengan status link-local bidirectional single hop [10].
2.10.5. Pemilihan dan Pembentukan Rute B.A.T.M.A.N
Ketika sebuah node mendapati OGM dari originator yang tidak dikenal ataupun mendapati OGM untuk node yang tidak dikenal oleh jaringan, maka node yang tidak dikenal tersebut akan dimasukkan ke dalam routing table dan mekanisme pemilihan tetangga dengan link-local bidirectional terbaik akan dilakukan, dimana tetangga dengan link-local bidirectional jalur terbaik akan dijadikan sebagai gateway menuju tujuan. Jika terjadi perubahan, misalnya perubahan peringkat tetangga dengan jalur
2.10.6. Penghapusan Rute B.A.T.M.A.N
Penghapusan rute dari routing table akan dilakukan secara otomatis jika sebuah node tidak menerima OGM maupun HNA dari sebuah originator dalam rentang waktu yang melebihi WINDOW_SIZE dan interval PURGE_TIMEOUT [10].
2.10.7. B.A.T.M.A.N-advanced
B.A.T.M.A.N-advanced atau B.A.T.M.A.N-adv merupakan implementasi dari protokol routing B.A.T.M.A.N dalam bentuk modul kernel yang bekerja pada lapisan ke 2 atau lapisan data link layer dari network layer. Pada dasarnya protokol routing yang bekerja pada layer 3 saling bertukar informasi routing dengan mengirimkan paket UDP dan juga menetapkan keputusan routing mereka dengan memanipulasi kernel routing table. B.A.T.M.A.N-adv beroperasi sepenuhnya pada layer dua. Itu berarti semua mekanisme routing dan juga penetapan jalur routing dilakukan di lapisan tersebut menggunakan MAC (Media Access Control) Address [12].
B.A.T.M.A.N-adv melakukan seluruh proses enkapsulasi sekaligus packet
forwarding untuk seluruh paket sehingga diterima oleh seluruh tujuan sekaligus
menjembatani seluruh node untuk berpartisipasi di dalam switch virtual network. Mekanisme routing pada B.A.T.M.A.N-adv tidak banyak perbedaan dengan
B.A.T.M.A.N, dimana semua node tidak mengetahui topologi jaringan melainkan hanya terkait dengan link-local tetangga. Sehingga perubahan network tidak akan mempengaruhi node [12]. Karakteristik dari B.A.T.M.A.N-adv antara lain [12]:
a. Pada B.A.T.M.A.N-adv, berbagai aplikasi network layer dapat dijalankan, nisalnya IPv4, IPv6, DHCP, IPX, dan lain-lain.
b. Node dapat berpastisipasi ke dalam MANET tanpa memiliki IP Address karena B.A.T.M.A.N-adv menggunakan MAC Address.
d. Terdapat mekanisme optimizing dari aliran data yang melalui MANET
(interface alternating, low overhead, forward error correction, dsb.)
e. Protokol berjalan dengan mengandalkan broadcast/multicast paket melalui node MANET dan non-MANET.
B.A.T.M.A.N-adv menggunakan batctl tool untuk melakukan konfigurasi dan
debugging terhadap kernel modul B.A.T.M.A.N-adv. Batctl juga dapat digunakan
untuk melakukan aktifitas ping, traceroute, dan juga tcpdump pada lapisan dua [12].
2.10.8. Interface Virtual bat0
Masalah yang timbul selanjutnya adalah dimana kebanyakan aplikasi memanfaatkan
pengalamatan logika di lapisan 3 (network layer) yaitu berupa IPv4 untuk melakukan komunikasi dengan aplikasi lain, sementara B.A.T.M.A.N-adv adalah protokol
routing yang bekerja pada lapisan 2 (data-link layer). Untuk mengatasi hal ini,
B.A.T.M.A.N-adv akan membuat sebuah interface virtual yang diberi nama bat0 pada setiap node, dimana fungsi dari interface virtual ini adalah untuk membantu B.A.T.M.A.N-adv memenuhi kebutuhan pengalamatan logika pada lapisan 3,
sehingga memungkinkan untuk aplikasi yang bekerja dengan memanfaatkan
pengalamatan lapisan 3, misalnya VoIP dapat bekerja dengan baik.
2.11. Protokol Babel
Babel adalah sebuat protokol routing yang berbasis distance vector dan bersifat
hybrid. Routing ini diciptakan berdasarkan dari ide protokol Destination-Sequenced
Distance Vector (DSDV), Ad hoc On Demand Distance Vector (AODV), dan protokol
routing milik Cisco System, Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
yang bisa bekerja tidak hanya di jaringan berkabel, namun juga nirkabel. Babel pada
awalnya dirancang untuk jaringan Ad Hoc nirkabel. Karena itu, Babel sangat tangguh
2.11.1. Babel Pada Jaringan Dual-Stack
Tidak seperti protokol routing kebanyakan, yang tidak bisa menggunakan IPv4 dan IPv6 pada waktu yang sama, Babel adalah protokol routing hybrid, yang sebuah paket
update tunggalnya dapat membawa rute-rute untuk beberapa protokol network-layer
(IPv6 & IPv4) sekaligus. Ini menjadikan Babel secara khusus dan efisien cocok untuk
me-manage jaringan dengan dua pengalamatan logika (IPv4 & IPv6) [5].
2.11.2. Kekurangan Babel
Babel punya dua keterbatasan yang membuatnya tidak cocok untuk digunakan pada
beberapa situasi [3]:
a. Babel bergantung pada update-update berkala routing table daripada menggunakan sebuah transport yang handal (karena, dalam jaringan stabil yang besar, Babel akan menghasilkan traffic yang lebih banyak dibandingkan protokol-protokol yang hanya mengirim update ketika perubahan topologi jaringan terjadi).
b. Babel bergantung pada hold time walaupun ketika sebuah rute dibatalkan. Karenanya, jika sebuah prefix yang sebelumnya terpisah menjadi tergabung,
akan menjadi unreacheable untuk beberapa saat. Ini membuat Babel tidak cocok untuk digunakan pada jaringan mobile yang mengimplentasikan prefix
aggregation otomatis.
2.11.3. Transmisi Informasi Routing Babel
Paket-paket protokol Babel dikirim di dalam body dari datagram UDP. Babel meletakkan informasi routing ke dalam sebuah Type Length Value (TLV). Setiap paket Babel mengandung satu atau lebih TLV.