• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pemanfaatan Kawasan Laut Pasir Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Pemanfaatan Kawasan Laut Pasir Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PEMANFAATAN KAWASAN LAUT PASIR DI

TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

IKA KASUARINA SAMIASIH

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Pemanfaatan Kawasan Laut Pasir di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

(4)

ABSTRAK

IKA KASUARINA SAMIASIH. Studi Pemanfaatan Kawasan Laut Pasir di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dibimbing oleh TUTUT SUNARMINTO dan HARNIOS ARIEF.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi yang mempunyai keunikan berupa laut pasir. Metode yang digunakan untuk melihat persepsi pengunjung dan masyarakat menggunakan kuesioner dalam bentuk close ended dan menggunakan teknik skala likert . Analisis data dilakukan secara deskriptif dan menggunakan uji statistik chi square. Persepsi dari responden mendapatkan skor 5 (agak setuju) untuk jenis kegiatan yang dilakukan dan kondisi kawasan. Responden memberikan skor 3 (kurang setuju) untuk sumberdaya alam yang dimanfaatkan. Uji chi square untuk aspek persepsi menunjukkan bahwa nilai X2 hitung < X2tabel sebesar 0,95 < 12,59 hal ini menyatakan bahwa jawaban dari responden tidak memiliki perbedaan/ hubungan terhadap pertanyaan yang diberikan. Responden memberikan skor 5 (agak setuju) terhadap dampak ekonomi dan dampak ekologi yang ditimbulkan dari kegiatan pemanfaatan. Uji chi square untuk aspek dampak menunjukkan bahwa nilai X2 hitung > X2tabel sebesar 13,83 > 7,81 hal ini menyatakan bahwa jawaban dari responden memiliki perbedaan/ hubungan terhadap pertanyaan yang diberikan. Kata kunci: dampak kegiatan pemanfaatan, laut pasir, pemanfaatan kawasan

ABSTRACT

IKA KASUARINA SAMIASIH. Study of Laut Pasir Utilization in Bromo Tengger Semeru National Park. Supervised by TUTUT SUNARMINTO and HARNIOS ARIEF.

Bromo Tengger Semeru national park is the only conservation area which has a unique form laut pasir. The method used to perceptions of visitors and public use in the form of close-ended questionnaire and use Likert scale technique. Data were analyzed using descriptive and chi-square statistical test. Perceptions of respondents earn a score of 5 (somewhat agree) to the type of activities performed and the condition of the area. Respondents gave a score of 3 (disagree) to natural resources exploited. Chi square test for aspects of perception indicates that the value of X2count < X2 tabel at 0,95 < 12,59 it is stated that the answers of the respondents do not have a difference / relationship to a given question. Respondents gave a score of 5 (somewhat agree) to the impact of the economic and ecological impacts arising from use activities. Chi square test for aspects of the impact showed that value of X2count > X2 tabel at 13,83 > 7,81 it is stated that the answers of the respondents have a difference / relationship to a given question.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

IKA KASUARINA SAMIASIH

STUDI PEMANFAATAN KAWASAN LAUT PASIR DI

TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari-Maret 2014 ini ialah pemanfaatan kawasan, dengan judul Studi Pemanfaatan Kawasan Laut Pasir di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Tutut Sunarminto, MSi dan Dr Ir Harnios Arief, MSc selaku pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Fariana Prabandari selaku Kepala Bidang Teknis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ibu Chomsatun selaku staf Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Bapak Sarmin selaku Kepala SPTN 1 Cemoro Lawang beserta staf ( Bapak Mohammad Azam, Bapak Timbul dan Bapak Arnomo) SPTN 1 Cemoro Lawang, Bapak Basuki Agus Priyanto selaku Kepala Resort Tengger Laut Pasir beserta staf (Bapak Senewo dan Bapak Susianto) Resort Tengger Laut Pasir yang telah membantu selama pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, seluruh keluarga, kelompok Pratek Kerja Lapang Profesi (Branindityo Nugroho, Asep Badru Tamam, Aruni Nurrahim dan Meyliana Astriyantika), Muhamad Sugeng Wahyudi dan teman-teman Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata angkatan 47 (Nephentes rafflesiana) atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

Manfaat 1

Kerangka Pemikiran 2

METODE 3

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Alat dan Subjek Penelitian 3

Jenis Data yang Dikumpulkan 4

Metode Pengumpulan Data 5

Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Aspek Persepsi 6

Aspek Dampak 11

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16

(10)

DAFTAR TABEL

1 Alat dan subjek yang digunakan dalam penelitian 4

2 Data primer penelitian 4

3 Data sekunder penelitian 5

4 Rekapitulasi karcis pengunjung dan transportasi TNBTS 7 5

6 Nilai persepsi pelaku wisata terhadap kondisi kawasan laut pasir 9 7

8 Nilai dampak ekonomi kegiatan pemanfaatan di kawasan laut pasir 13 9 Nilai dampak ekologi kegiatan pemanfaatan di kawasan laut pasir 14 10 Nilai sarana yang disarankan oleh pengunjung dan masyarakat 15

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan kerangka pemikiran 2

2 Lokasi penelitian 3

3 (a) Kotoran kuda dan sampah yang tajuh di kawasan laut pasir 14 (b) Rumput yang tumbuh di kawasan laut pasir 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Analisa chi-square aspek persepsi 19

2 Analisa chi-square aspek dampak 20

3 Rekapitulasi karcis pengunjung dan transportasi 21 Nilai persepsi pelaku wisata terhadap kegiatan yang dilakukan di kawasan laut pasir

Nilai persepsi terkait sumberdaya alam yang dimanfaatkan di kawasan laut pasir

8

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, Pasal (1) ayat (14) menyatakan bahwa taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Pemanfaatan sumberdaya dalam kawasan taman nasional baik sebagai obyek wisata maupun sebagai penyeimbang sistem kehidupan harus dikembangkan dan dijaga kelestariannya. Unsur biotik yang terkandung di dalamnya bersifat mudah punah terhadap pengaruh campur tangan manusia, khususnya dalam kegiatan pemanfaatan.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 278/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 dengan luas kawasan 50.276,3 hektar, yang terdiri dari 50.266,5 hektar daratan dan 10,25 hektar perairan (danau). TNBTS merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar yang berada pada pengelolaan Seksi 1, Resort Tengger Laut Pasir.

Kondisi saat ini, pada kawasan laut pasir telah dilakukan berbagai kegiatan seperti wisata menuju Gunung Bromo yang ditunjang dengan kegiatan berjualan, penyewaan kendaraan dan kuda yang akan digunakan oleh pengunjung dalam kegiatan wisata, ibadah oleh suku tengger serta pembangunan prasarana berupa toilet bawah tanah ( Indraswari 2007). Khususnya kegiatan wisata Gunung Bromo sangat berkaitan erat dengan kawasan laut pasir, karena untuk mencapai Gunung Bromo pengunjung harus melewati kawasan, sehingga dari kegiatan tersebut timbul berbagai dampak. Penelitan ini perlu dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan khususnya terhadap ekonomi masyarakat dan ekologi kawasan.

Tujuan

Tujuan penelitian adalah :

1. Mengidentifikasi bentuk pemanfaatan dan persepsi pengunjung serta masyarakat terhadap kawasan laut pasir.

2. Mengidentifikasi dampak ekonomi dan ekologi yang ditimbulkan dari kegiatan pemanfaatan.

Manfaat

(12)

Kerangka Pemikiran

Kegiatan yang dilakukan dalam kawasan laut pasir berkaitan dengan 3 (tiga) fungsi utama yang dimiliki yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Kegiatan yang menjadi fokus utama penelitian adalah wisata yang ditunjang oleh 3 (tiga) kegiatan lain yaitu berkuda, penyewaan jeep dan berjualan. Kegiatan wisata ini akan menimbulkan dampak bagi ekologi kawasan dan ekonomi masyarakat. Pada aspek sosial budaya tidak dikaji lebih dalam karena penelitian ini dibatasi untuk fungsi ekologi dan fungsi ekonomi. Berikut adalah bagan kerangka pemikiran.

.

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Laut Pasir

Fungsi Ekologi

Fungsi Ekonomi

Fungsi Sosial Budaya

Penyangga zona inti

Penunjang Kegiatan

Wisata

Kegiatan Ritual Masyarakat

Berkuda Jeep Berjualan

Dampak Ekologi Dampak Ekonomi

(13)

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian terletak di kawasan laut pasir yang berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang berada pada wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) I, Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Tengger Laut Pasir. Penelitian ini tidak dipengaruhi oleh waktu tertentu, sehingga peneliti menentukan alokasi waktu pada bulan Februari-Maret 2014.

Gambar 2 Lokasi penelitian

Alat dan Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa alat penelitian yang akan mendukung dalam pelaksanaan di lapang. Penelitian ini bersifat sosial sehingga menggunakan subyek penelitian yang diperlukan oleh peneliti sebagai sumber data di lapang. Pada Tabel 1 diterangkan alat dan subyek yang digunakan oleh peneliti di lapang.

(14)

Tabel 1 Alat dan subjek yang digunakan dalam penelitian

Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diolah oleh peneliti. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti, namun sudah diolah dan dipublikasikan oleh pihak lain.

Data primer

Data yang diperoleh dari pengunjung dan masyarakat meliputi identitas responden, persepsinya terhadap kawasan laut pasir dan kegiatannya, dampak yang dirasakan oleh responden mengenai kegiatan yang dilakukan pada kawasan laut pasir, serta saran responden mengenai pengelolaan kawasan laut pasir. Informasi yang yang dikumpulkan dapat di lihat pada tabel 2.

Tabel 2 Data primer penelitian Jenis data Metode pengumpulan

Kuesioner  Kegiatan yang dilakukan  Kondisi kawasan

 Sumberdaya yang dapat dimanfaatkan

Dampak Kuesioner  Dampak Ekonomi

 Dampak Ekologi Saran Kuesioner  Sarana dan prasarana

No Komponen Kegunaan

(15)

Data sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi kondisi umum kawasan laut pasir dan pengelolaan kawasan laut pasir. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer.

Tabel 3 Data sekunder penelitian

No Parameter Variabel Sumber Metode

1 Kondisi

Penyebaran kuesioner kepada pengunjung dan masyarakat dilakukan dengan menggunakan metode Cluster Random Sampling, yaitu cara mengelompokkan populasi ke dalam kategori (Ridwan 2011). Jumlah masing-masing kategori adalah 30 orang dengan asumsi jumlah tersebut dapat mewakili jumlah populasi yang ada. Kategori yang diambil adalah pengunjung, pedagang, penyedia jasa kuda, dan penyedia jasa jeep.

Kuesioner yang diberikan disajikan dalam bentuk close ended, dimana setiap pertanyaan yang ada disediakan pilihan jawaban. Hal ini didasarkan agar jawaban yang diberikan oleh responden tidak meluas dan dapat fokus terhadap tujuan penelitian. Penilaian yang dilakukan pada kuisioner menggunakan skala likert 1-7 (1. Sangat tidak setuju, 2.Tidak setuju. 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa saja, 5. Agak setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju) (Avenzora 2008).

Analisis Data

Penilaian persepsi dari responden terhadap kawasan dapat dilihat dari aspek kegiatan yang dilakukan, kondisi kawasan, dan sumberdaya pada kawasan laut pasir yang dapat dimanfaatkan serta dampak yang ditimbulkan dari kegiatan. Penilaian persepsi responden dilakukan dengan menggunakan skala likert, sehingga setiap pertanyaan memiliki skor 1 sampai 7. Setiap indikator dari aspek yang dikaji memiliki nilai rataan dan akan dianalisis secara deskriptif. Tujuannya untuk menjelaskan arti dari persepsi responden akan setiap indikator dari elemen yang diberikan.

(16)

atau pengaruh dua variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya. Uji Chi-Square dapat dilakukan melalui program komputer Microsoft Excell 2013 dengan rumus sebagai berikut.

dimana X2 tabel = X2(0,05 :df)

Hipotesis : H0 = independen (X dan Y tidak ada perbedaan/hubungan antara dua variabel)

H1 = tidak independen (X dan Y ada perbedaan/hubungan antara dua variabel)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Persepsi

Karakteristik Responden

Responden adalah orang yang dapat merespon dan memberikan informasi mengenai data penelitian. Pada penelitian ini jumlah responden yang diambil ada 120 respoden, yang meliputi pengunjung, pedagang, penyedia jasa kuda dan penyedia jasa jeep. Karektistik dari masing-masing responden adalah untuk pengunjung yang mendominasi adalah kalangan dewasa, dengan pendidikan terakhir sebagian besar adalah lulusan SMA. Jumlah pengunjung berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Pedagang yang mendominasi adalah pada usia dewasa dengan sebagian besar adalah lulsan SD. Responden dari penyedia jasa kuda dan penyedia jasa jeep adalah berjenis kelamin laki-laki yang umumnya berusia dewasa dengan pendidikan akhir umumnya adalah lulusan SMP dan SMA, mereka lebih memilih untuk mencari nafkah di lautan pasir dari pada meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Bentuk Pemanfaatan Kawasan Laut Pasir

Menurut Pasal 1, ayat 1 Undang-Undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Pengertian wisata alam menurut Pasal 1, ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Marga Satwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.

(17)

dengan kondisi atraksi dan obyek wisatanya. Kegiatan wisata alam dapat digolongkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kegiatan wisata alam aktif dan kegiatan wisata alam pasif. Kegiatan wisata alam aktif merupakan kegiatan yang membutuhkan banyak tenaga fisik, penuh tantangan dan berbahaya. Kegiatan wisata alam pasif merupakan kegiatan santai tidak diperlukan tenaga banyak (Fandeli 2001).

Sebagai suatu aktivitas manusia,wisata adalah fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat kompleks. Kegiatan wisata berhubungan erat dengan organisasi, hubungan-hubungan dan kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan dan sebagainya. Ketika seseorang melakukan kegiatan wisata, maka harus membutuhkan layanan akomodasi yang sering kali harus diberikan oleh pihak lain dalam hal ini adalah jasa penyedia layanan wisata. Semua ini merupakan rangkaian elemen yang saling mempengaruhi atau menjalankan fungsi-fungsi tertentu agar kegiatan wisata dapat tetap berjalan dengan lancar (Ardika 2006).

Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.329 meter dpl yang merupakan salah satu gunung yang masih aktif di dunia. Daya tarik kawasan wisata Gunung Bromo, khususnya kawasan laut pasir tidak saja skala nasional melainkan telah menjadi obyek yang memiliki skala jangkauan internasional. Daya tarik ini disebabkan oleh adanya keunikan berupa kawah di tengah kawah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Gunung Bromo. Setiap tahunnya kegiatan wisata Gunung Bromo mengalami fluktuasi terkait jumlah kunjungan dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Wisatawan yang mengunjungi Gunung Bromo dapat melalui empat pintu yaitu Cemoro Lawang, Wonokitri, Tumpang dan Ranupani. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya fluktuasi ini salah satunya adalah akibat dari Gunung Bromo meletus. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 yang merupakan jumlah wisatawan Gunung Bromo 5 tahun terakhir.

Tabel 4 Rekapitulasi karcis pengunjung dan transportasi TNBTS

No Tahun Pengunjung Transportasi

Domestik Mancanegara Roda 4 Roda 2 Kuda Sumber: Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (2014).

Kegiatan wisata Gunung Bromo dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan kegiatan-kegiatan lain seperti berkuda, menggunakan transportasi jeep dan berdagang. Persepsi dari pelaku wisata (pengunjung, penyedia jasa kuda, penyedia jasa Jeep dan pedagang) menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada kawasan laut pasir tergolong agak setuju (skor 5) terlihat pada Tabel 5. Artinya bahwa beberapa kegiatan lain seperti berkuda, menggunakan transportasi jeep dan berdagang sangat dibutuhkan guna menunjang kegiatan wisata.

(18)

Perjalanan menuju puncak Gunung Bromo, para pengunjung harus melewati lautan pasir sepanjang ± 3 kilometer dan menaiki 255 anak tangga. Pengunjung dapat mencapai puncak Gunung Bromo dapat dilakukan dengan beberapa hal, yaitu dapat berjalan kaki dari Cemoro Lawang melewati laut pasir, selain itu pengunjung dapat menggunakan jasa dari penyedia jasa wisata berupa penyewaan jeep dan penyewaan kuda. Sebagai informasi bahwa untuk menggunakan jasa jeep pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 300.000,00 dengan rute perjalanan wisata mengelilingi kawasan laut pasir yang terdiri dari Gunung Bromo, savana telutubies, watu kuto dan pasir berbisik. Apabila pengunjung memilih menggunakan jas kuda maka pengunjung di kenakan tarif Rp 100.000,00 dengan rute perjalanan pulang-pergi dari Cemoro Lawang sampai kaki tangga Gunung Bromo. Hal ini dijelaskan oleh Wibowo (2006) bahwa pengunjung yang ingin menuju tangga Gunung Bromo dapat menggunakan kuda-kuda yang ditawarkan oleh penyedia jasa kuda-kuda. Pengunjung yang memilih berkuda alasannya karena dapat menikmati keindahan laut pasir dengan cara yang lebih tradisional dan alami.

Tabel 5

No Responden Nilai Kriteria Kegiatan yang Dilakukan Total Rata -rata Keterangan: a. A=Wisata; B=Berdagang; C=Berkemah; D=Berkuda; E=Berjeep

F=Ibadah; G=Penelitian

b. 1=Sangat tidak setuju; 2=Tidak setuju; 3=Agak tidak setuju; 4=Biasa saja; 5=agak setuju; 6=Setuju; 7=Sangat setuju.

c. n= 30 orang pada setiap responden

Peraturan Pemerintah tahun 59 tahun 1998 mengenai tarif atas penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Kehutan dan Perkebunan bahwa untuk transportasi jeep yang memasuki kawasan laut pasir dikenakan tarif Rp 6.000 per sekali masuk. Bagi penyedia jasa kuda tarif yang dikeluarkan oleh pihak TNBTS adalah Rp 2.000 per sekali masuk. Kegiatan berdagang yang diperbolehkan hanya pada wilayah Cemoro Lawang, akan tetapi banyak pedagang yang melanggar aturan tersebut dan berjualan di kawasan laut pasir. Tercatat 16-20 pedagang yang terdaftar berjualan di kawasan laut pasir, akan tetapi mereka diizinkan berjualan dengan ketentuan (1) mau ditempatkan, (2) bongkar pasang, (3) tidak bermalam, dan (4) menjaga lingkungan sekitar. Kegiatan penelitian dan keagamaan juga dapat dilakukan di kawasan laut pasir. Menurut Wibowo (2006) kegiatan berkemah bertujuan untuk menyatu dengan alam dan mendapatkan kepuasan batin sendiri dalam menikmati panorama Gunung Bromo. Pengunjung Nilai persepsi pelaku wisata terhadap kegiatan yang dilakukan pada kawasan laut pasir

(19)

dapat melakukan kegiatan berkemah tidak pada kawasan laut pasir, melainkan pada areal camping ground yang telah disediakan pengelola.

Kondisi Kawasan Laut Pasir

Gunung Bromo (2.329 mdpl) adalah salah satu gunung dari beberapa gunung lainnya yang terhampar di kawasan Kompleks Pegunungan Tengger, berdiri diareal kaldera berdiameter 8-10 km yang dinding kalderanya mengelilingi laut pasir sangat terjal dengan kemiringan A ± 60-80 derajat dan tinggi berkisar antara 200-600 meter. Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah kawah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo yang samapai saat ini masih terlihat mengepulkan asap putih setiap saat (Damanik 2006).

Kondisi kawasan menurut hasil persepsi dari para pelaku wisata tergolong dalam kriteria agak setuju (skor 5) Tabel 6. Artinya bahwa kawasan laut pasir merupakan kawasan yang indah, nyaman, tidak bahaya dan dapat berfungsi dengan baik. Faktor kenyamanan dan keamanan sangat menentukan keinginan orang untuk melakukan perjalanan wisata. Wisata utuk bersenang-senang bukan untuk mencari bahaya atau susah (Yoeti 2006). Namun demikian, kawasan laut pasir tidak sepenuhnya merupakan kawasan yang bebas dari sampah dan masih terjaga kealamiannya. Banyak sampah- sampah kecil yang berserakan di dalam kawasan laut pasir, selain itu kotoran kuda yang jatuh dapat mencemari pasir yang merupakan penyusun dasar kawasan ini.

Tabel 6 Nilai persepsi pelaku wisata terhadap kondisi kawasan laut pasir No Responden Nilai Kriteria Kondisi Kawasan Total

Rata-rata Keterangan: a. A=Bersih; B=Indah; C=Alami; D=Nyaman; E=Panas; F=Aman;

G=Berfungsi

b. 1=Sangat tidak setuju; 2=Tidak setuju; 3=Agak tidak setuju; 4=Biasa saja; 5=agak setuju; 6=Setuju; 7=Sangat setuju.

c. n= 30 orang pada setiap responden

Sumberdaya Alam yang Dimanfaatkan pada Kawasan Laut Pasir

(20)

wisata alam dan harus dilakukan tanpa mengurangi fungsi pokok masing-masing kawasan.

Masyarakat boleh melakukan aktivitas di dalam kawasan konservasi khususnya taman nasional sepanjang sesuai dengan tujuan umum yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 1998 Pasal (3), yaitu mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan. Kegiatan pemanfaatan dalam kawasan konservasi akan menimbulkan dampak yang positif dan negatif terhadap aspek ekonomi masyarakat dan aspek ekologi kawasan konservasi.

Terdapat kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan di dalam kawasan taman nasional , seperti disebutkan dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 Pasal (33), yaitu :

1. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional.

2. Perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) meliput mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti taman nasional, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lan yang tidak asli.

3. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional.

Sumberdaya yang dapat dimanfaatkan pada kawasan laut pasir menurut hasil persepsi pelaku wisata tergolong dalam kategori kurang setuju (skor 3) kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya.

Tabel 7 Keterangan: a. A=Pasir; B=Belerang; C=Tumbuhan; D=Hewan; E=Bentang alam;

F=Kawasan laut pasir; G=Air

b. 1=Sangat tidak setuju; 2=Tidak setuju; 3=Agak tidak setuju; 4=Biasa saja; 5=agak setuju; 6=Setuju; 7=Sangat setuju.

c. n= 30 orang pada setiap responden

Nilai persepsi terkait sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan di kawasan laut pasir

(21)

Berdasarkan analisa chi-square yang dilakukn pada aspek persepsi nila x2hitung < x2tabel dengan nilai x2hitung sebesar 0,95 dan x2tabel sebesar 12,59 maka pernyataan yang didapat adalah terima H0 (X dan Y tidak ada perbedaan/hubungan antara dua variabel ). Persepsi dari responden yang dibedakan menurut kegiatan wisata yang dilakukan yaitu pengunjung, pedagang, penyedia jasa kuda dan penyedia jasa jeep di kawasan laut pasir. tidak memiliki perbedaan.. Pada umumnya responden menjawab hampir sama atas nilai dari aspek persespi yang diberikan. Bentuk pemanfaatan yang dilakukan di kawasan laut pasir berupa wisata yang ditunjang oleh kegiatan berdagang, penyedia jasa kuda dan penyedia jasa jeep. Perlu diperhatikan mengenai kondisi kawasan laut pasir terutama kebersihannya agar tidak mengganggu kegiatan wisata di dalamnya.

Aspek Dampak

Kawasan laut pasir berada pada ketinggian 2.000 m.dpl yang termasuk dalam zona montana, oleh karena itu pada kawasan ini hanya ditumbuhi oleh vegetasi tertentu seperti cemara (Casuarina junghuniana) yang tahan terhadap kondisi alam pegunungan serta pengaruh asap belerang yang keluar dari Gunung Bromo (Kuncorowati 2006). Menurut Hendratno (2003), suhu udara dikawasan laut pasir berkisar anatara 5-22° C. Suhu terendah terjadi pada saat malam hari di puncak musim kemarau antara 3-5°C. Curah hujan yang terjadi di kawasan laut pasir ini adalah rata-rata 6604,4 mm/tahun dengan permukaan dasar yang datar berpasir dan gersang mencirikan sebuah gurun pasir atau stepa. Kelembaban udara di sekitar laut pasir cukup tinggi yaitu maksimal mencapai 90–97% dan minimal 42–45 % dengan tekanan udara 1007–1015,7 mm Hg.

Laut pasir memiliki drainase di bawah tanah. Airnya muncul kembali berupa mata air yang kerap dijumpai jauh di kaki gunung, sering kali dekat laut. Mata air yang berasal dari Pegunungan Tengger antara lain ditemukan di pantai utara. Selain curah hujan yang lebih banyak, permukaan dasar yang datar dan gersang dan berpasir ditandai ombak-ombak peninggalan gosong pasir yang berpindah, mencirikan sebuah gurun pasir tau stepa. Siang hari yang panas, udara naik dalam gerakan kuat menyebabkan penguapan yang kuat pula. Pada malam hari radiasi sangat kuat sehingga awan hanya terjadi sedikt, menimbulkan embun beku di permukaan tanah (Stennis 1992).

Porositas endapan vulkanik di dasar laut pasir umumnya sangat tinggi, karena terdiri dari endapan pasir berukuran butir pasir kasar-kerakal, dengan konsolidasi lemah. Batuan vulkanik yang menyusun lautan pasir di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terdiri dari : pasir vulkanik Tengger yang berukuran butir pasir kasar-kerikil, bom vulkanik, dan juga batu apung. Substratum kawasan laut pasir mudah ditembus air, walaupun setelah hujan lebat genangan air segera menghilang (Indrawasri 2007). Kawasan laut pasir merupakan daerah air tanah bebas yang dalam. Kemunculan mata air dapat terjadi akibat penorehan lapisan mengandung air ataupun adanya kontak bagian ujung aliran lava dari Gunung Bromo. Mata air di laut pasir muncul dari arah retakkan batuan dari ujung aliran lava ke kaki gunung yaitu Gunung Bromo (Anwar dan Ariyanto 1997).

(22)

Masyarakat dan pengunjung di kawasan wisata Gunung Bromo terdiri dari berbagai tingkatan usia, akan tetapi masyarakat dan pengunjung tersebut masih belum menyadari akan pentingnya perlindungan dan pelestarian alam. Sebagian besar masyarakat dan pengunjung tidak mengetahui secara jelas fungsi dari taman nasional, sehingga tidak jarang kegiatan yang dilakukan baik oleh masyarakat maupun pengunjung menimbulkan kerusakan pada lingkungan . Bentuk kerusakan tersebut berupa vandalisme (corat-coret) pada sarana prasarana yang telah ada.

Kawasan wisata Gunung Bromo, selain memberikan dampak ekologi terhadap kawasan juga menimbulkan dampak ekonomi bagi pendapatan masyarakat di sekitar. Sebagian besar masyarakat yang hidup di desa sekitar Gunung Bromo bermata pencaharian yang bergantung pada kegiatan wisata Gunung Bromo seperti berdagang dan sebagai penyedia jasa transportasi. Sarana transportasi yang biasa digunakan masyarakat maupun pengunjung untuk menuju Gunung Bromo yang melewati laut pasir untuk sekedar berkeliling menikmati keindahan alam Gunung Bromo adalah jeep dan kuda (Wiryawan 2006). Pendit (2006) menyatakan bahwa transportasi atau pengangkutan sangat menentukan antara jarak dan waktu dalam perjalanan.

Dampak Ekonomi

Mayoritas (95%) warga masyarakat suku Tengger hidup dari bercocok tanam di kebun, ladang dan lahan pertanian yang terdapat di lereng pegunungan Bromo-Semeru. Sebagian kecil dari masyarakat Suku Tengger (5%) berprofesi sebagai pegawai negeri, buruh dan dan supir angkutan pedesaan . Pada umumnya perempuan Suku Tengger biasanya mencari kayu di hutan lereng Pegunungan Bromo, di samping bekerja di lahan pertanian. Hasil pertanian dari masyarakat Suku Tengger berupa tanaman yang lazim tumbuh pada daerah berhawa dingin yaitu kentang, kol dan bawang prei atau bawang daun. Cara bercocok tanam masyarakat Suku Tengger masih tergolong tradisional dan ekstensif. Produksi hanyalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan bukan untuk tujuan komersil. Masyarakat tidak hanya dapat bergantung dari kegiatan pertanian saja untuk mencukupi kebutuhannya. Maka, banyak masayarakat Suku Tengger yang bekerja sebagai pelaku penyedia jasa wisata untuk menambah penghasilan (Widya prakosa 1994).

Hasil penilaian dari pengunjung dan masyarakat mengenai dampak ekonomi yang diberikan dengan adanya kegiatan wisata di kawasan laut pasir tergolong agak setuju skor 5 (Tabel 8). Artinya dampak ekonomi terhadap kegiatan pemanfaatan di kawasan laut pasir memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang dapat dijadikan sumber penghasilan, sehingga terciptanya kemandirian masyarakat. Bagi sebagian masyarakat yang mencari nafkah di kawasan laut pasir, dari 30 pedagang yang merupakan responden 21 pedagang mengaku bahwa pekerjaan itu merupakan pekerjaan sampingan dimana masyarakat hanya bekerja pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur. Selain ada yang menggunakan kegiatan berjualan di kawasan laut pasir merupakan kegiatan sampingan, tetapi terdapat pula yang menggunakan kegiatan berdagang di kawasan laut pasir merupakan kegiatan utama. Pekerjaan utama dari masyarakat umumnya sebagai petani di ladang.

(23)

Tabel 8 Nilai Dampak ekonomi kegiatan pemanfaatan di kawasan laut pasir No Responden Nilai Kriteria Dampak Ekonomi Total

Rata-rata Keterangan: a. A=Memberikan lapangan pekerjan; B=Sumber penghasilan;

C=Meningkatkan permintaan; D=Meningkatkan kesejahteraan;

Kegiatan wisata Gunung Bromo sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat Suku Tengger. Masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan dari kegiatan wisata tersebut yang dapat dijadikan untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak. Selain itu, dari kegiatan wisata Gunung Bromo, masyarakat dapat membeli beberapa barang yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kegiatan pemanfaatan ini mencipkatakan kemandirian masyarakat khususnya bagi masyarakat Suku Tengger yang bermukim di sekitar kawasan laut pasir.

Dampak Ekologi

Endapan vulkanik di sekitar kaldera Bromo yang terdiri dari stratifikasi dari aliran lava endesit, endapan feromagnetik, lava basalt endesit berselang-seling dengan endapan piroklasik yang terbentuk pada 2 kali periode letusanya yaitu 130.00-144.00tahun yang lau pada kelompok endapan vulkanik bagian bawah. Susunan vertikal endapan di kaldera Bromo Tengger tersebut merupakan fenomena kegunungan yang sangat menarik, eksotik dan spesifik pada suatu tipe pegunungan yang membentuk kerucut silinder dalam kaldera. Susunan vertikal endapan vulkanik tersebut merupakan jalur wisata yang dilewati (Zaenudin 1990). Ekosistem laut pasir memiliki massa tanah yang terdiri dari pasir yang telah mengalami pelapukan dan saat ini sudah dapat ditumbuhi vegetasi. Massa tanah disini selalu bergerak karena pengaruh angin dan air serta getaran dari ledakan dalam Gunung Bromo (TNBTS 1995). Vegetasi yang terdapat di kawasan laut pasir adalah Imperata, Paspalum dan paku-pakuan .Vegetasi yang terdapat pada kawasan laut pasir ini akan terus berkembang sejalan dengan proses pelapukan massive Laut pasir (Stennis 1992).

Pada dampak ekologi kawasan sebagian besar responden memberikan pernyataan bahwa adanya kegiatan pemanfaatan berpengaruh terhadap kondisi kawasan. Sampah dan kotoran kuda (Gambar 3) merupakan salah satu faktor yang merusak ekologi kawasan. Sampah pengunjung ini tergolong dalam salah satu tipe ganggauan wisata tidak langsung. Gangguan tidak langsung ini merupakan efek lanjutan dari penggunaan lingkungan untuk wisata (Hammit dan Cole 1987).

(24)

(a) (b)

Gambar 3 (a)Kotoran kuda dan sampah yang jatuh di kawasan laut pasir (b)Rumput yang tumbuh di kawasan laut pasir

Kegiatan yang dilakukan pada kawasan laut pasir memberikan dampak yang positif dan negatif terhadap kawasan. Kegiatan yang dilakukan pada kawasan laut pasir umumnya memiliki dampak terhadap kawasan dan pendapatan masyarakat. Kegiatan wisata dapat mengakibatkan vandalisme pada sarana yang tersedia serta kebersihan kawasan yang kurang terjaga akibat dengan banyaknya pengunjung. Kotoran kuda merupakan salah satu pupuk kandang yang mudah mengalami penguraian, dimana susunan kimianya yang terdiri dari 78 % H2O; 0,70 % N; 0,25 % P2O2 dan 0,55 % K2O yang memungkinkan bakteri-bakteri berkembang dengan aktif.

Tabel 9 Nilai Dampak ekologi kegiatan pemanfaatan di kawasan laut pasir No Responden Nilai Kriteria Dampak Ekologi Total

Rata-rata

A B C D E F G

1 Pengunjung 5,2 5,3 4,4 5,7 5,2 5,9 5,7 37,4 5,4 2 Pedagang 5,1 5,4 4,5 4,6 4,5 5,9 5,8 35,8 5,1 3 Jasa kuda 5,2 4,0 3,3 3,7 4,1 5,7 5,9 31,9 4,6 4 Jasa jeep 3,0 2,8 3,1 2,8 2,6 3,9 3,8 22,0 3,1 Total 18,5 17,5 15,3 16,8 16,4 21,4 21,2 27,1 18,2 Rata-rata 4,6 4,4 3,8 4,2 4,1 5,4 5,3 31,8 4,6 Keterangan: a. A=Vandalisme; B=Merusak kawasan; C=Rusaknya vegetasi;

D=Pencemaran; E=Polusi; F=Banyaknya kotoran kuda; G=Sampah

b. 1=Sangat tidak setuju; 2=Tidak setuju; 3=Agak tidak setuju; 4=Biasa saja; 5=agak setuju; 6=Setuju; 7=Sangat setuju.

c. n= 30 orang pada setiap responden

(25)

maupun lokasi tertentu. Hal ini untuk menjaga kealamian kawasan, agar komposisi dari penyusun laut pasir berupa pasir yang telah mengalami pelapukan tidak hilang dan mengeras (Riley 1994).

Berdasarkan analisa chi-square yang dilakukn pada aspek dampak nila x2hitung > x2tabel dengan nilai x2hitung sebesar 13,83 dan x2tabel sebesar 7,81 maka pernyataan yang didapat adalah tolak H0 (X dan Y ada perbedaan). Kegiatan pemanfaatan yang dilakukan pada kawasan laut pasir mempunyai pengaruh yang besar terutama pada aspek ekonomi dan aspek ekologi. Wisata yang dilakukan pada kawasan laut pasir digunakan sebagai pemasukan yang tergolong dalam penerimaan negara bukan pajak (PNBP) TNBTS. Sebagian masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan laut pasir terlibat dalam kegiatan wisata yang dilakukan, sehingga dapat menjadikan pendapatan tambahan.

Saran berupa Penambahan Sarana dan Prasarana

Kondisi kawasan laut pasir sebelum adanya kegiatan wisata dapat dikatakan masih tertinggal karena sikap masyarakat yang masih tertutup. Belum ada sarana dan prasarana modern di kawasan ini. Sarana ibadah utama masyarakat Tengger yaitu Pura Agung Poten kondisinya sederhana belum ada perluasan serta perombakan (Sutarto 2001). Sarana prasarana yang sesuai dan menunjang kegiatan pemanfaatan adalah toilet, tempat sampah, pal (patok), papan petunjuk, pusat informasi, papan peringatan dan pos siaga untuk gunung berapi. Penilaian dari pengunjung dan masyarakat menunjukkan skor 5 yaitu agak setuju (Tabel 10). Pembangunan sarana dan prasarana pada kawasan laut pasir yang merupakan zona rimba TNBTS harus dilakukan secara terbatas yang diatur pada PP No. 56 tahun yang menyatakan bahwa pembangunan sarana dan prasarana diperuntukkan untuk kepentingan penelitian, pembangunan dan wisata alam terbatas.

Tabel 10 Nilai sarana yang disarankan oleh pengunjung dan masyarakat No Responden Nilai Kriteria Sarana dan Prasarana Total

Rata-rata

A B C D E F G

1 Pengunjung 6,1 5,0 5,8 5,2 5,3 5,6 4,3 37,5 5,4 2 Pedagang 5,2 5,7 5,2 5,0 5,3 5,1 5,9 37,4 5,3 3 Jasa kuda 4,9 5,1 4,2 4,4 5,7 5,6 5,8 35,7 5,1 4 Jasa jeep 5,1 5,3 6,0 6,0 6,0 5,1 6,0 39,4 5,6 Total 21,3 21,1 21,2 20,6 22,3 21,4 22 149,9 21,4 Rata-rata 5,3 21,1 5,3 5,2 5,6 5,4 5,5 37,5 5,4 Keterangan: a. A=Toilet; B=Tempat sampah; C=Pal Batas; D=Papan petunjuk; E=Pusat

informasi; F=Papan peringatan; G=Pos siaga

b. 1=Sangat tidak setuju; 2=Tidak setuju; 3=Agak tidak setuju; 4=Biasa saja; 5=agak setuju; 6=Setuju; 7=Sangat setuju.

c. n= 30 orang pada setiap responden

(26)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Pemanfaatan yang dilakukan berupa kegiatan wisata yang ditunjang oleh berdagang, jasa jeep dan jasa kuda. Penilain dari responden bentuk kegiatan lain yang agak setuju dilakukan selain kegiatan wisata tersebut adalah penelitian. Secara umum kondisi laut pasir indah, nyaman dan aman, tetapi masalah kebersihan kurang diperhatikan. Sumberdaya alam yang berada di kawasan laut pasir tidak dapat dimanfaatkan secara bebas harus mematuhi aturan yang ada. Uji chi-square untuk aspek persepsi menunjukkan bahwa nilai X2 hitung < X2tabel sebesar 0,95 < 12,59 hal ini menyatakan bahwa jawaban dari responden tidak memiliki perbedaan/ hubungan terhadap pertanyaan yang diberikan.

2. Kegiatan pemanfaatan berupa wisata memberikan dampak ekonomi terhadap pendapatan masyarakat dan dampak ekologi terhadap kawasan khususnya kebersihan kawasan . Dampak ekonomi dari kegiatan wisata ini adalah adanya penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar yang mendiami kawasan lereng Pegunungan Tengger.Timbulnya sampah dan banyak kotoran kuda yang jatuh ke laut pasir merupakan dampak yang paling dirasakan.Uji chi-square untuk aspek dampak menunjukkan bahwa nilai X2 hitung > X2tabel sebesar 13,83 > 7,81 hal ini menyatakan bahwa jawaban dari responden memiliki perbedaan/ hubungan terhadap pertanyaan yang diberikan.

Saran

1. Salah satu penunjang dalam kegiatan wisata adalah berdagang, tetapi sebaiknya para pedagang ini ditempatkan pada tempat khusus untuk menjaga kealamian kawasan. Masalah kebersihan lebih diperhatikan untuk memberikan kenyamanan pada pengunjung, selain itu dipertahankannya aturan yang berlaku mengenai pemanfaatan sumberdaya di kawasan laut pasir.

2. Upaya meningkatan dampak ekonomi dari kegiatan wisata adalah dibentuknya koperasi untuk pedagang yang berjualan di kawasan laut pasir, agar kesejahteraannya meningkat dan terkesan teratur. Sedangkan untuk menekan dampak ekologi, maka dibuatlah aturan untuk penyedia jasa kuda menggunakan kantong kuda demi kebersihan kawasan dari kotoran kuda.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar A dan H Ariyanto. 1997. Pemetaan Geologi Lingkungan Daerah Probolinggo dan Sekitarnya, Jawa Timur. Bandung (ID): Direktorat Jenderal Geologi Tata Lingkungan.

Ardika IG. 2006. Perencanaan Perkembangan Destinasi Wisata. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.

(27)

Avenzora R. 2008. Ekoturisme-Teori dan Praktek. Banda Aceh (ID): BRR NAD-Nias.

Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 1995. Rencana Kerja Tahunan Taman Nasional BromoTengger Semeru: 1 April 1994-31 Maret 1996. Malang (ID): Departemen Kehutanan.

Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 2014. Rencana Kerja 5 Tahunan Taman Nasional BromoTengger Semeru. Malang (ID): Departemen Kehutanan.

Bronto S. 2001. Vulkanologi. Yogyakarta (ID): Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.

Damanik. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta (ID): Andi Yogyakarta Fandeli C. 2001. Berbagai Kegiatan Wisata Alam. Dasar-dasar Managemen

Kepariwisataan Alam. Yogyakarta (ID): Liberty.

Hammit WE dan DN Cole. 1987. Wildland Recreation. New York (US): John Wiley and Sons Inc.

Hardiwinoto S. 2001. Sumberdaya Hutan untuk Kepariwisataan Alam. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta (ID): Liberty.

Hendratno A. 2003. Kegiatan Alam Terbuka dan Geowisata. Jurnal Pariwisata 3(2) :1117. Bandung (ID): Stipar Yapari-Aktripa.

Indraswari F. 2007. Identifikasi gangguan dan kerusakan Flora dan Fauna di Kawasan Wisata Gunung Bromo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Ridwan 2011. Pengantar statistika untuk penelitian, pendidikan,sosial, ekonomi, komunikasi dan bisnis. Bandung (ID): Alfabeta.

Kuncorowati T. 2006. Identifikasi Vegetasi di Blok Adasan Laut Pasir Tengger. Laporan Kegiatan Magang CPNS 2005. Malang (ID): Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Pendit NS. 2006. Ilmu Pariwisata. Jakarta(ID): PT. Pradnya Paramita

Riley. 1994. The Natural Heritage of Southern Ontario’s Landscapes : A Review of Conservation dan Restoration Ecology for Landuse and Landscape Planning: Ontario (UK): Ministry of Natural Resources Southtern Region, Aurora.

Steenis CGGJ. 1992. The Mountain Flora of Java. Bogor (ID): Pusat Penelitian Biologi LIPI.

Sutarto .2001. Di Balik Mitos Gunung Bromo. Surabaya (ID): Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Timur.

Widyaprakosa S. 1994. Masyarakat Tengger : Latar Belakang Daerah Taman Nasional Bromo. Yogyakarta (ID): Kanisus.

Wibowo JS . 2006. Kajian Interpretasi Budaya Tengger di Resort Tengger Laut Pasir Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Laporan Kegiatan Magang CPNS 2005.Malang (ID): Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Wiryaman. 2006. Kajian Ekonomi Masyarakat Desa Ngadisari untuk Mendukung Penetapan Desa Model di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Laporan Kegiatan Mmagang CPNS 2005. Malang (ID): Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

(28)

Yoeti OA. 2006. Tours dan Travel Marketing. Jakarta (ID): PT. Pradnya Paramita.

Zaenudin A. 1990. Stratigrafi dan Genesis Kerucut Cemoro Lawang di Kaldera Bromo Tengger Jawa Timur. Bandung (ID) :Agi.

(29)
(30)

Lampiran 2 Analisis chi-square aspek dampak

Aspek Dampak

Total Indikator Dampak Ekonomi Dampak Ekologi

Pengunjung 170 161 331

Pedagang 151 154 305

Penyedia Jasa Kuda 151 137 288

Penyedia Jasa Jeep 166 94 260

Total 638 546 1184

X-BAR

Aspek Dampak

Indikator Dampak Ekonomi Dampak Ekologi

Pengunjung 178,3597973 152,6402027

Pedagang 164,3496622 140,6503378

Penyedia Jasa Kuda 155,1891892 132,8108108 Penyedia Jasa Jeep 140,1013514 119,8986486

X-2

Aspek Dampak

Indikator Dampak Ekonomi Dampak Ekologi

Pengunjung 0,39 0,46

Pedagang 1,08 1,27

Penyedia Jasa Kuda 0,11 0,13

Penyedia Jasa Jeep 4,79 5,59

chi-square 13,83 TOLAK H0

tabel 7,81

(31)

Lampiran 3 Rekapitulasi karcis pengunjung dan kendaraan

NO Lokasi Pungutan/ Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Jenis Karcis Domestik Manca Domestik Manca Domestik Manca Domestik Manca Domestik Manca 1. CEMOROLAWANG 97.684 11.411 112.167 14.551 77.133 13.397 211.939 16.803 - -

Pengunjung Biasa 59.644 11.411 82.166 14.551 60.608 13.397 156.434 16.803 288.137 21.265

Pengunjung Pelajar 24.796 - 6.541 - - - 2.405 - - -

Kendaraan Roda 4 5.751 - 7.507 - 5.316 - 10.361 - 22.308 -

Kendaraan Roda 2 7.493 - 11.844 - 10.318 - 29.233 - 40.335 -

Sepeda / Kuda - - 4.109 - 891 - 11.101 - 14.467 -

2. WONOKITRI 50.636 10.126 52.138 10.273 41.917 7.712 66.398 7.448 - - Pengunjung Biasa 35.788 10.126 35.751 10.273 28.500 7.712 66.398 7.448 128.986 7.727

Pengunjung Pelajar 1.373 - 2.905 - 54 - 640 - 860 -

Kendaraan Roda 4 7.220 - 6.844 - 4.534 - 7.352 - 10.921 -

Kendaraan Roda 2 6.226 - 6.638 - 8.829 - 23.799 - 47.031 -

Sepeda / Kuda 29 - - - 638 -

3 TUMPANG 5.225 902 7.539 741 6.645 906 6.566 1.552 - -

Pengunjung Biasa 3.964 902 5.417 741 4.237 906 6.566 1.552 45.192 2.992

Pengunjung Pelajar 661 - 1.226 - 1.528 - 3.505 - 2.739 -

Kendaraan Roda 4 343 - 454 - 425 - 868 - 2.049 -

Kendaraan Roda 2 254 - 442 - 455 - 913 - 18.710 -

Sepeda / Kuda 3 - - - -

(32)

Lampiran 3 Rekapitulasi karcis pengunjung dan kendaraan (Lanjutan)

NO Lokasi Pungutan / Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Jenis Karcis Domestik Manca Domestik Manca Domestik Manca Domestik Manca Domestik Manca

4. RANUPANI 2.628 247 2.805 304 3.843 362 3.588 494 - -

Pengunjung Biasa 950 247 1.276 304 1.606 362 3.588 494 46.929 848

Pengunjung Pelajar 1.678 - 1.529 - 2.237 - 6.111 - 4.723 -

Kendaraan Roda 4 - - - -

Kendaraan Roda 2 - - - -

Sepeda / Kuda - - - -

(33)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 11 April 1992 dari bapak Sarkubi dan

ibu Mi’ayah. Penulis adalah putri pertama dari 2 bersaudara. Riwayat pendidikan

penulis yaitu tahun 1996 sampai tahun 1998 penulis bersekolah di TK Dharma Wanita-Wonomulyo, Pada tahun 1998 sampai 2004 penulis mengenyam pendidikan di SDN Wonomulyo I. Pada tahun 2004 sampai 2007 penulis bersekolah di SMP Negeri 1 Tumpang. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tumpang dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis meraih prestasi di bidang akademik yaitu lolos di danai PKM-AI pada tahun 2013, selain itu penulis meraih prestasi non akdemik sebagai juara 3 menulis cerpen IPB Art Contest. Penulis juga pernah aktif sebagai Anggota Kelompok Pemerhati Burung (Perenjak) di Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) selama 2 (dua) periode yaitu 2011-1012 dan 2012-2013. Penulis juga terlibat dalam organisasi International Forestry Student Asiciation (IFSA) pada tahun 2011-2012 dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) 2011-2012.

Penulis pernah mengikuti kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) pada tahun 2012 di Cilacap-Baturaden, Praktek Pengenalan Hutan (P2H) pada tahun 2013 di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) pada tahun 2014 di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penulis berhasil menyelesaikan

tugas akhir yang berjudul “Studi Pemanfaatan Kawasan Laut Pasir di Taman Nasional

Bromo Tengger Semeru”.

Gambar

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran
Gambar 2  Lokasi penelitian
Tabel 1  Alat dan subjek yang digunakan dalam penelitian
Tabel 3  Data sekunder penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Jual beli gula aren yang bahan bakunya bukan dari air nira aren asli yang berlangsung di Desa Sukoharjo II Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu telah dipraktikan menurut

Karyawan Pemerintah Daerah yang sehari-harinya bekerja dengan perangkat teknologi informasi milik Pemerintah Daerah tidak diperbolehkan melakukan perubahan terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik drama pada pretest atau sebelum menggunakan metode diskusi berada pada kategori

Untuk pelaksanaan program yang terkait dengan layanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat berupa pelayanan dalam panti dan pemberian dana jaminan sosial, tahun 2005

Sedangkan genotipe yang memberikan indikasi beradaptasi spesifik terhadap lingkungan sawah irigasi teknis dengan hasil gabah di atas nilai reratanya adalah G17(P15).. Faktor

Pada urutan pertama proses yang menjadi prosedur dasar teknik DNA rekombinan yang diperantai oleh vektor enzim endonuklease dibutuhkan untuk memotong molekul

Pandangan masyarakat yang masih mengganggap ketika anak di sekolahan umum (bukan pesantren) yaitu sama dengan membelandakan anak-anak. Hal tersebut semakin membuat

Pengajaran fisika yang baik adalah apabila siswa dapat menguasai fisika tentang : (1) prinsip yang konstan atau selalu tunduk dengan aturan kesepakatan yang