KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan kehendak, berkat, serta karunia-Nya lah penyusunan skripsi yang berjudul “Kerjasama Luar Negeri Antara Pemerintah Kota Bandung Dengan Kota BraunschweigTahun 2000-2015” ini dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ilmu politik atas jenjang studi S1 pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun agar tidak terjadi kesalahan yang sama dikemudian hari dan dapat meningkatkan kualitas ke tahap yang lebih baik.
Yogyakarta,05 September 2016
Penulis,
Fitri Navisah Fauziah
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... i
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Kerangka Teori ... 8
E. Hipotesa ... 11
F. Batasan Penelitian ... 12
G.Metode Penelitian ... 12
H.Sistematika Penulisan ... 14
BAB II ... 15
DINAMIKA KERJASAMA LUAR NEGERI KOTA BANDUNG ... 15
A. Kota Bandung ... 15
1.Kota Braunschweig, Jerman ... 24
2.Yingkou, Tiongkok ... 27
3. Fort Worth, Amerika Serikat ... 28
4. Kota Suwon, Korea Selatan ... 31
5. Kota Liuzhou, Tiongkok ... 34
6. Kota Shenzen, Tiongkok ... 36
7. Kota Petaling Jaya, Malaysia ... 37
BAB III ... 38
KEMIRIPAN KOTA BANDUNG DENGAN KOTA BRAUNSCHWEIG ... 38
A. Profil Kota Bandung ... 39
1. Geografis ... 39
2. Ekonomi ... 41
3. Kebudayaan ... 45
4. Dinamika Kerjasama Luar Negeri Kota Bandung ... 45
B. Profil Kota Braunschweig ... 52
1. Geografis ... 52
2. Ekonomi ... 53
3. Kebudayaan ... 54
C. Kemiripan Karakteristik Kota Bandung Degan Kota Braunschweig ... 55
1. Kota Pusat Industri ... 55
2. Perguruan Tinggi ... 55
D. Kepentingan Kota Bandung Melakukan Kerjasama Dengan Kota Braunschweig ... 56
BAB IV ... 58
ALASAN KOTA BANDUNG BEKERJASAMA DENGAN KOTA BRAUNSCHWEIG ... 58
1. Dinamika Kerjasama Kota Bandung dan Kota Braunschweig ... 61
A. Dalam Bidang Kebudayaan (Culture) ... 63
B. Dalam Bidang Olahraga (Sport) ... 64
C. Dalam Bidang Penataan Kota (Urban Construction) ... 64
D. Dalam Bidang Ekonomi Perdagangan (Economy and Commerce)... 65
E. Dalam Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Education and Training) ... 66
F. Dalam Bidang Pertukaran Pemuda (Youth Exchange) ... 67
G.Dalam Bidang Sarana dan Prasarana (Infrastructures mencakup teknologi dan bantuan) ... 67
BAB V ... 76
KESIMPULAN ... 76
1. Komplementaris ... 77
2. Pembagunan Ekonomi ... 78
3. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN ... 83
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Cluster-cluster metropolitan Bandung ... 44 Tabel 3.2 Kerjasama Sister City Kota Bandung Sampai Bulan Desember tahun 2012 ... 46 Tabel 4.1 Kerjasama Sister City Kota Bandung dengan Kota Braunshweig Sampai Bulan Desember tahun 2012 ... 69
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 1 Peta Negara Indonesia ... 4
Gambar 1 2 Peta Negara Jerman ... 4
Gambar 1 3 Peta Kota Bandung ... 5
Gambar 1 4 Peta Kota Braunschweig ... 6
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandung ... 17
Gambar 2 2 Monumen Sister City Kota Bandung-Kota Braunschweig ... 27
Gambar 2.3 Monumen Sister City Kota Bandung-Kota Forth Worth ... 31
Gambar 2.4 Monumen Sister City Kota Bandung-Kota Suwon ... 33
Gambar 2.5 Monumen Sister City Kota Bandung-Kota Liuzhou ... 35
Gambar 3.1 Lambang Kota Bandung ... 39
Gambar 3.2 Pewilayahan ekonomi metropolitan Bandung berdasarkan cluster yang berpusat di Kota Bandung ... 43
KERJASAMA LUAR NEGERI ANTARA PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN KOTA BRAUNSCHWEIG TAHUN 2000-2015
ABSTRAK
Di era globalisasi banyak pilar pembangunan yang harus ditelaah dengan
baik agar sebuah negara atau kota-kotanya mampu menikmati arti perkembangan
dan kesejahteraan yang sesungguhnya. Salah satu upaya agar ini terwujud adalah
kerjasama antar kota yang disebut dengan “Sister City”.
Kota Bandung dan Kota Braunschweig memahami akan kepentingan sister
city dan telah bekerjasama selama puluhan tahun. Kedua kota terus meningkatkan
kerjsama di bidang ekonomi, kepemudaan, kesehatan, teknologi dan lain-lain.
Hingga saat ini hubungan kerjasama kedua kota tersebut masih aktif dan saling
menguntungkan.
Namun, mengemukannya permasalahan dalam kerjsama ini tidak menjadi
sebuah rintangan yang besar karena kedua kota terus berupaya untuk bekerjsama
dengan baik dan efektif
Hasil penelitian ini, kerjasama yang dilakukan Kota Bandung dengan Kota
Braunschweig telah terjalin selama 56 tahun terhitung sejak 2 Juni 1960 dan di
perbaharui pada 19 Juni 2000 dan menghasilkan banyak kerjasama, diantaranya
dalam bidang budaya, olahraga, penataan kota, ekonomi perdagangan, pendidikan
dan pelatihan, pertukaran pemuda, sarana dan prasarana mencakup teknologi.
Meski mengalami banyak problematika.
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Peluang kerjasama dalam era globalisasi saat ini sangat diperlukan dalam
konteks hubungan internasional guna mengatasi berbagai masalah dengan
meningkatkan hubungan bilateral atau multilateral. Salah satu bentuk kerjasama
bilateral yang dapat dilakukan adalah sister city dan dapat menjadi sebuah
fenomena tersendiri yang dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan
kerjasama internasional. Sister city adalah suatu bentuk kerjasama yang melibatkan
kota di suatu negara dengan kota di negara lainnya yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa persaudaraan yang erat dan saling menguntungkan. Berdasarkan
pendapat di atas, sister city dapat meningkatkan volume kerjasama dengan
pengembangan di berbagai bidang seperti bidang sosial kemasyarakatan, industri,
ekonomi dan perdagangan, pariwisata, pemuda dan olah raga, budaya, pendidikan
serta ilmu pengetahuan dan berbagai macam kerjasama yang dianggap perlu bagi
kesejahteraan masyarakat di suatu kota.
Sister City atau kota kembar adalah sebuah fenomena yang sudah tidak
asing lagi dalam dunia kerjasama internasional. Fenomena sister city sendiri
umumnya memiliki persamaan keadaan demografi, dan persamaan lainnya. Istilah
sister city di Indonesia digunakan oleh Kementerian Dalam Negeri dan
Kementerian Luar Negeri, dengan keluarnya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
2 Hubungan Kerjasama Atar Kota baik di dalam maupun luar negeri
(http://penataanruang.pu.go.id).
Fenomena sister city membuktikan bahwa efek dari globalisasi telah
melahirkan perkembangan dalam bentuk kerjasama di dunia. Munculnya
aktor-aktor selain negara menunjukkan perubahan interaksi internasional yang semakin
kompleks. Hal ini juga membuktikan bahwa sebenarnya setiap Negara di dunia
mengandalkan potensi dalam negerinya untuk memenuhi kebutuhannya, maka dari
itu dibutuhkannya kerjasama antar negra. Kerjasama ini tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah pusat, namun akan tetapi juga pemerintah daerah dapat secara aktif ikut
serta dalam kerja sama luar negeri. Hal itu yang mendasari terjadinya hubungan
kemitraan antar kota/sister city (Fitri, 2013).
Situasi internasional yang mengglobal membuat aktor-aktor baru muncul.
Salah satu aktor tersebut adalah Sub state actors atau pemerintah daerah yang hadir
kedalam situasi interaksi internasional. Dalam konteks ini, aktor Sub state actors
diperankan oleh pemerintahan regional atau lokal yang secara tradisional bertindak
sebagai aktor dalam negeri. Namun, pada era transnasional, pemerintah regional
juga melakukan interaksi yang melintasi batas-batas negara mereka, dan dalam
taraf tertentu, mereka juga menyusun kebijakan kerjasama luar negerinya, yang
dalam banyak kasus, tidak selalu berkonsultasi secara baik dengan pemerintah
pusat. Dukungan dari pemerintah pusat terkait siter city sangatlah besar karena
banyak sekali keuntungan yang akan diperoleh ketika melakukan kerjasama ini.
3 tampak di Negara-negara industri maju di Barat, seperti di Flander-Belgia,
Catalonia-Spanyol, the Besque Country, Quebec-Canada (Mukti, 2013).
Terdapat beberapa pola dan variasi kerjasama sister city yang dilakukan
antara pemerintah daerah dengan pemerintah daerah atau pemerintah negara lain
yaitu dalam hal:
1. Ekonomi, diantaranya perdagangan, investasi, industri, dan pariwisata;
2. Ilmu Pengetahuan, diantaranya teknologi, dan administrasi;
3. Pendidikan, diantaranya kebudayaan, kesejahteraan, sosial, pemuda dan
olahraga;
4. Bidang-bidang lain yang kemudian disetujui oleh kedua belah pihak.
Adapun manfaat baik dari kerjasama sister city ini, diantaranya adalah:
1. Kesempatan untuk tukar menukar pengetahuan dan pengalaman
pengelolaan pembangunan bidang-bidang yang dikerjasamakan.
2. Mendorong tumbuhnya prakarsa dan peran aktif pemerintah daerah kota,
masyarakat dan swasta.
3. Mempererat persahabatan pemerintah dan masyarakat kedua belah pihak.
4. Kesempatan untuk tukar menukar kebudayaan dalam rangka
memperkaya kebudayaan daerah.
Indonesia menggunakan istilah sister city pada tahun 1993, padahal
sebenarnya Indonesia memulai kerjasama seperti sistem sister city pada Juni 1960
dalam penandatanganan MoU kerjasama sister city antara pemerintah Kota
4 Gambar 1.1 Peta Negara Indonesia
Sumber: http://www.mapsofworld.com/indonesia/ Gambar 1.2 Peta Negara Jerman
5 Kota Bandung adalah kota terbesar ke-3 di Indonesia, Kota Bandung juga
merupakan Ibu Kota Jawa Barat. Kota Bandung merupakan kota yang baik dalam
bidang perekonomian, letaknya yang begitu strategis menyebabkan Kota Bandung
lebih diminati oleh investor. Kota Bandung juga merupakan salah satu kota yang
teraktif yang melakukan kerjasama sister city. Berdasarkan data yang diperoleh,
jumlah kerjasama sister city Kota Bandung merupakan terbanyak ke-2 setelah
Jakarta yang mempunyai total 49 sister city sedangkan Kota Bandung memiliki
total 25 sister city, kota yang menjadi sister city Kota Bandung berada hampir di
setiap benua diantaranya, Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa., hal ini tidak dapat
dipungkiri karena peran aktif pemerintah kota yang melakukan kerjasama
internasional yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat kota.
(www.infobdg.com)
Gambar 1 3 Peta Kota Bandung
Sumber
6 Kerjasama sister city Kota Bandung dimulai pada tahun 1960 pada masa
walikota R. Priatnakusumah, berawal dari terdapatnya Perguruan Tinggi yang
serupa di kedua kota tersebut, yakni; Padagogische Hochschule di Kota
Braunschweig Jerman dan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP, atau
Universitas Pendidikan Indonesia) di Kota Bandung.
Gambar 1.4 Peta Kota Braunschweig
Sumber: https://goo.gl/NsMgOI
Kerjasama yang terbentuk antar kedua kota tersebut berawal dari hubungan
kerjasama universitas atau dalam hal pendidikan. Pada 24 Mei 1960 dilakukan
peresmian kerjasama persahabatan antar kedua kota tersebut, dari pihak Indonesia
diwakili oleh; Duta Besar Republik Indonesia Dr. Zairin Zain, dan untuk pihak
7
Braunschweig sebagai Oberburgermeister Ny. Martha Fuch. Peresmian
disempurnakan dengan ditandatanganinya piagam tanda persahabatan antar kedua
kota tersebut oleh Walikota Bandung, Bapak R. Priatnakusumah dan disaksikan
oleh 300 tokoh Kota Bandung beserta utusan Kota Braunschweig yaitu Prof. Dr.
George Eckert pada tanggal 2 Juni 1960 di Kota Bandung (Mukti, 2013).
Kerjasama yang terjalin tentunya sempat tersendat dan mengalami vacum
pada saat krisis di Eropa dan melanda Jerman. Melihat bahwa kerjasama adalah
suatu kebutuhan dan memunculkan banyak sekali dampak positif sehingga pada
tanggal 19 Juni 2000 Piagam Persahabatan kedua kota tersebut diperbaharui dengan
MoU (Memorandum of Understanding) dan ditandatangani oleh Walikota Bandung
dan Walikota Braunschweig di Kota Braunschweig, Jerman dengan perluasan
kerjasama.
Kerjasama antar kota juga mampu memicu problematika bagi kedua kota atau
salah satunya, maka dari itu, menganalisa segala sarana dan kebutuhan kedua kota
sangat diperlukan agar mampu berjalan dengan lancar. Kota Bandung dan Kota
Braunschweig juga mengalami problematika sebelum dan setelah tahun 2000,
kedua kota hingga sekarang masih menjalin kerjasama, bahkan ingin memperluas
bidang kerjsamanya di tahun 2017. Alasan serta dinamika kerjasama kedua kota ini
8 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin menemukan jawaban
dari pertanyaan berikut ini:
Mengapa Kota Bandung melakukan keerjasama dengan Kota Braunschweig?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui alasan kerjasama sister city Kota Bandung dengan
Kota Braunschweig dalam hal pembangunan dalam berbagai sektor di
daerah Kota Bandung
2. Untuk menganalisis kerjasama antara Kota Bandung dan Kota
Braunschweig.
3. Dengan adanya pengetahuan tersebut dapat menjadi tambahan
pengetahuan untuk dunia pendidikan, dan tujuan utamanya adalah
agar mengetahui lebih lanjut perihal kelanjutan hubungan diplomatik
dan bilateral antar kedua kota.
D. Kerangka Teori
Teori adalah sarana pokok yang digunakan sebagai alat untuk menyatakan
hubungan antara fenomena sosial ataupun alami yang akan diteliti dengan landasan
pemikiran sebagai pijakan. Dengan adanya permasalahan diatas, makapenulis
9 1. Konsep Kerjasama Internasional
Dewasa ini semua negara tidak bisa berdiri sendiri, diperlukannya
kerjasama dengan negara lain, kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama, hubungan kerjasama antar negara juga dapat
mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan penyelesaian masalah
diantara dua negara atau lebih. Kerjasama Internasional menurut K.J Holsti
dapat didefinisikan sebagai dua kepentingan atau lebih, nilai atau juga tujuan
yang saling bertemu dan juga menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau
dipenuhi oleh semua pihak sekaligus, pandangan atau harapan dari suatu negara
bahwa kebijakan yang diputuskan oleh negara lainnya akan membantu negara
itu untuk mencapai kepentingan dan nilai-nilainya, persetujuan atau
masalah-masalah tertentu antara dua negara atau lebih dalam rangka memanfaatkan
persamaan kepentingan atau benturan kepentingan, aturan resmi atau tidak
resmi mengenai transaksi di masa depan yang dilakukan untuk melaksanakan
persetujuan, transaksi antar negara untuk memenuhi persetujuan mereka.
(Holsti, 1992)
Kerjasama Internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu
Negara dengan lain yang bertujuan memenuhi kebutuhan rakyatnya dan untuk
10 Koesnadi Kartasasmita mengatakan bahwa:
“Kerjasama Internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat
adanya hubungan interdependensi dan bertambah kompleksitas
kehidupanmanusia dalam masyarakat internasional.”
Kerjasama internasional dapat dilakukan di dalam segala aspek kehidupan,
antara lain dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan,
kesehatan, keamanan dan aspek lainnya. Dengan adanya ketergantungan ini,
maka akan menimbulkan suatu hubungan timbal balik yang diharapkan mampu
memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang melakukan kerjasama maupun
masyarakat internasional pada umumnya.
Kemudian KJ. Holsti menyatakan bahwa transaksi dan interaksi diantara
Negara-negara dalam sistem Internasional saat ini adalah bersifat rutin dan
hampir bebas konflik. Timbul berbagai masalah nasional, regional, atau global
yang memerlukan perhatian dari banyak negara. Dalam kebanyakan khusus,
sejumlah pemerintahan saling mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan,
merundingkan atau membahas masalah, mengenukakan bukti teknis untuk
menyetujui atau penyelesaian atau lainnya, dan mengakhiri perundingan
dengan perjanjian atau pengertian tertentu yang menguatkan kedua belah pihak.
Proses ini disebut kolaborasi atau kerjasama (Holsti, 1989).
Kerjasama internasional diartikan sebagai upaya suatu negara untuk
memanfaatkan negara lain atau pihak lain dalam proses pemenuhan
11 dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing dan untuk mencapai
kepentingan kedua negara. Kerjasama internasional dewasa ini tidak hanya
dilakukan oleh negara, namun dapat dilakukan dalam tingkatan pemerintah
kota, Tujuan dari diadakannya kerjasama internasional ialah guna memenuhi
kebutuhan atau pencapaian sebuah tujuan tersendiri oleh pihak tersebut.
E. Hipotesa
Berdasarkan aplikasi pada kerangka teori dan rumusan masalah yakni
“Mengapa Kota Bandung melakukan kerjasama dengan Kota Braunschweig?”,
penulis merumuskan hipotesa yaitu:
a. Keunggulan Kota Brauscweig dalam Infrastruktur dan Tata Letak Kota
Kota Braunschweig termasuk kota dengan tata letak kota dan
infrastruktur yang sangat baik, sehingga Kota Bandung ingin
mengimplementasikan keunggulan Kota Braunschweig ini, dan
akan sangat mendorong kedua kota untuk menjalin kerjasama di
bidang pembangunan.
b. Menjalin Hubungan Yang Bersifat Komplementaris, Saling Mengisi Di Berbagai Bidang Pembangunan.
Kerjasama ini memiliki dampak yang signifikan bagi Kota
Bandung untuk terus mengembangkan berbagai bidang yang
tertera di atas. Kota Bandung memaksimalkan kerjasama luar
negeri agar mampu mencapai segala tujuan untuk menjadi kota
12 c. Meningkatkan Pembagunan Bidang Ekonomi Dan Investasi
Kerjasama yang dilakukan oleh Kota Bandung dengan Kota
Braunschweig berdampak pula pada bidang ekonomi khususnya
dalam bidang UKM.
F. Batasan Penelitian
Batasan penelitian dalam sebuah penelitian sangat diperlukan sebagai
langkah untuk menghindari luasnya pembahasan atas objek yang diteliti. Hal ini
dimakudkan agar objek penelitian lebih jelas dan spesifik.
Dalam penelitian ini penulis akan membatasi kajian pada kerjasama Kota
Bandung-Kota Braunschweig pada tahun 2000-2015. Namun demikian,
pembatasan penelitian tidak menutup kemungkinan untuk membahas kajian diluar
batas sepanjang kajian tersebut masih mempunyai ikatan erat dengan pokok
permasalahan.
G. Metode Penelitian a. Unit Analisa
Melihat dari objek penelitian yang di analisa oleh penulis,
maka Unit Analisa dari penelitian ini adalah Pemerintah kota,
berupa lembaga BAPEDA (Badan Pembangunan Daerah-Kota).
b. Jenis Penelitian dan Jenis Data
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
13 bertujuan untuk membuat deskripsi, penjelasan dan gambaran secara
sistematis dan akurat terkait fakta, sifat dan hubungan antara
fenomena yang dianalisa. Sedangkan, data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah data sekunder atau data yang tersusun dalam
bentuk tidak langsung. Seperti halnya dokumen ataupun literatur
yang relevan terkait dengan rumusan masalah yang diteliti.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian ini yaitu melalui studi kepustakaan yang sumbernya
berasal dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian,
berupa buku, jurnal ilmiah, surat kabar, laporan media, serta
artikel-artikel yang terkait dengan objek penelitian yang sedang diteliti.
d. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
metode kualitatif yang akan menganalisa permasalahan secara
induktif. Teknik induktif memungkinkan temuan-temuan penelitian
muncul dalam keadaan umum dan tema-tema yang dominan.
Dengan menggunakan metode deskriptif, penulis mengumpulkan
data-data yang umum dan tema-tema yang bersifat dominan dari
telaah pustaka dokumen, dan literatur yang terkait. Kemudian
diinterpretasikan menjadi pola-pola hubungan dan keterkaitan
konsep atau fenomena satu dengan yang lainnya. Lalu
14 H. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Landasan Teoritis, Hipotesa, Metode Penelitian, Batasan
Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II Dalam bab ini, penulis akan memaparkan tentang dinamika kerjasama luar negeri Kota Bandung.
Bab III Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kemiripan antara Kota Bandung dengan Kota Braunschweig.
Bab IV Bab ini berisi pembahasan Alasan Kota Bandung melakukan kerjasama dengan Kota Braunschweig.
Bab V Pada bab ini berisi Penutup/Kesimpulan dan saran, yang berisi ringkasan secara keseluruhan tentang penelitian yang telah
15 BAB II
DINAMIKA KERJASAMA LUAR NEGERI KOTA BANDUNG
A. Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung merupakan kota pertama di Indonesia yang
melakukan kerjasama dengan kota lain di luar negeri, serta kota kedua yang
memiliki hubungan luar negeri terbanyak setelah ibu kota Indonesia, Kota Jakarta.
Kota Bandung merupakan Ibu Kota dari Jawa Barat, dan sebagai kota yang
memiliki keunggulan baik secara komparatif maupun kompetitif. Kota Bandung
terletak pada letak geografis yang strategis dan menjadikan Kota Bandung sebagai
pusat perekonomian di Jawa Barat. Tersedianya transportasi baik darat maupun
udara telah memberikan kemudahan akses untuk berkunjung ke Kota Bandung,
secara domestik dan internasional. Kota Bandung dikenal sebagai Kota Pariwisata,
dengan berbagai penawaran di bidang pariwisata; baik untuk berbelanja, wisata
alam, wisata sejarah, wisata budaya, serta wisata teknologi dan arsitektur.
Kota Bandung memiliki visi yang berbunyi “Terwujudnya Kota Bandung
yang Unggul, Nyaman, dan Sejahtera”, Pemerintahan Kota Bandung ingin menjadi
kota yang terbaik dan terdepan dengan mempertahankan pencapaian sebelumnya
serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi
kenyamanan dan kesejahteraan warga Kota Bandung. (Bandung K. ) Adapun misi
16
1. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang,
pembangunan
infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas
dan berwawasan lingkungan,
2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, bersih dan
melayani,
3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing,
dan
4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.
(Bandung K. )
Salah satu cara agar mampu memaksimalkan pengimplesentasian visi dan
misi tersebut adalah memperluas dan memaksimalkan menjalin kerjasama dengan
kota-kota lain di luar negeri. Dalam era globalisasi ini, keterbukaan akan kerjasama
luar negeri seakan-akan tidak memiliki batas (borderless), keterbukaan tersebut
tidak hanya di manfaatkan oleh negara (state), tapi juga dimanfaatkan oleh pemerintahan daerah, NGO’s, individu, serta aktor-aktor hubungan internasional
lainnya. Kota Bandung menyadari akan kepentingan Kota Bandung yang perlu
diraih di luar negeri agar mampu memaksimalkan pengimplementasian visi dan
17 Pemerintahan Kota Bandung memiliki Bagian Kerjsama Daerah yang
membawahi Sub Bagian Kerjsama Luar Negeri dalam Struktur Organisasi
Sekretariat Daerah Kota Bandung yang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 03
tahun 2013.
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandung
Berdasarkan Riviu Pencapaian Kinerja Pelayanan Sekretariat Daerah Kota
Bandung Tahun 2009-2013, bentuk kerjasama antara Pemerintah Kota Bandung
dengan Pemerintah Daerah Lain, Instansi Pemerintah Pusat, dan Kota Sahabat
(Sister City) telah meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjasama Sister City.
(Bandung K. , Rencana Strategis (RENSTRA) Sekretariat Daerah Kota Bandung
tahun 2013-2018)
Istilah kerjasama antar kota atau sister city digunakan di Indonesia,
mengacu pada surat edaran Menteri Dalam Negeri No. 193/1652/PUOD pada tahun
26 April 1993 mengenai Tata Cara Pembentukan Hubungan Kerjasama Antar
Kota/Sister City mencakup dalam dan luar negeri. Konsep siter city di Indonesia
difokuskan dalam hal pembangunan ekonomi, namun selain pembangunan
ekonomi terdapat bidang-bidang lainnya seperti bidang pendidikan dan budaya juga
18 Kota Bandung mengiplementasikan istilah sister city didasari oleh
PERMENDAGRI Nomor I tahun 1992, yang menyebutkan bahwa kerjasama sister
city adalah hubungan kerjasama kota bersaudara yang dilaksanakan antara
Pemerintah Kota, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota Administratif
dengan Pemerintah Kota setingkat di luar negeri. (Negeri)
Kerjasama sister city dalam praktiknya harus berpedoman sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2008 mengenai Pedoman
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak Luar Negeri.
Pelaksanaan kerjasama sendiri harus melihat kondisi kemampuan daerah dalam hal
ketersediaan sumber daya manusia aparatur, keuangan, serta harus sesuai dengan
potensi yang dimiliki oleh daerah dan tidak lupa mengenai kebijakan pihak mitra
asing.
Kerjasama Sister city di Kota Bandung merupakan kerjasama tertua di
Indonesia dimulai pada tahun 1960 dengan Kota Braunschweig, Jerman. Kota
Bandung mempuanyai Misi terkait melakukan kerjasama Sister City, yaitu “Meningkatkan Hubungan yang Memiliki Keuntungan Bermutu Untuk Kedua
Belah Pihak (Kedua Kota)” tidak hanya misi, tentu saja Kota Bandung memlikiki
tujuan serta manfaat melakukan kerjasama sister city.
Tujuan dari sister city Kota Bandung adalah:
1. Mengembangkan program kerjasama yang sedang berjalan, biasanya
19 2. Meningkatkan peranan masyarakat kota kedua Negara yang melakukan
program ini dalam kerjasama yang dilakukan.
Selain melakukan kerjasama sister city dengan Kota Braunschweig, tentunya
Kota Bandung juga melakukan kerjasama sister city dengan kota-kota lain di dunia,
diantaranya:
1. Fort Worth,Texas, Amerika Serikat
2. Miami, Florida, Amerika Serikat
3. LasVegas, Nevada, Amerika Serikat
4. Nelspruit, Afrika Selatan
5. Tshwane, Afrika Selatan
6. Kuantan, Malaysia
7. Saremban, Malaysia
8. Pelitang Jaya, Malaysia
9. Bari, Italia
10.Klagenfur, Austria
11.Cebu, Philiphina
12.Braunschweig, Jerman
13.Udon Thani, Thailand
14.Bangalore, India
15.Maribor, Slovenia
16.Topolcianky, Slovakia
17.Hamamatsu, Jepang
20
19.Liuzhou, Tiongkok
20.Hangzhou, Tiongkok
21.Yingkou, Tiongkok
22.Almaty, Kazagstan
23.Mandalay,Myanmar
Sedangkan manfaat dari sister city adalah:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah.
2. Tukar menukar pengetahuan dan pengalaman tentang pengolahan
pembangunan bidang-bidang yang dikerjasamakan.
3. Mendorong tumbuhnya prakarsa dan peran aktif pemerintah daerah,
masyarakat dan swasta.
4. Meningkatkan optimalisasi pengelolaan potensi daerah.
5. Mempererat persahabatan pemerintah dan masyarakat kedua pihak.
6. Tukar menukar kebudayaan dalam rangka memperkaya kebudayaan daerah.
(Bandung S. B.)
Untuk melakukan kerjasama sister city tentu memerlukan prosedur yang harus
dilakukan, yaitu:
1. Adanya hubungan diplomatik antara kedua negara dan tidak mengganggu
keamanan politik serta keamanan dalam Negeri. Saling menghormati
kedaulatan masing-masing Negara, serta saling menguntungkan
2. Memberitahukan kepada Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar
21
3. Mengadakan penjajangan oleh Pemerintah Daerah bersama Departemen
Luar Negeri untuk mengetahui tanggapan dari pihak Pemerintah Kota atau
Provinsi di Luar Negeri.
4. Jika mendapatkan tanggapan positif dari kedua Pemerintah Daerah, akan
melakukan kesepakatan awal yang berbentuk penandatanganan Letter of
Intent (LoI).
5. Letter of Intent disiapkan oleh Pemerintah Daerah, Departemen Luar
Negeri atau Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk
disampaikan dan dimintakan tanggapan kepada mitra asing.
6. Naskah Letter of Intent yang telah disepakati lalu ditandatangani oleh
pimpinan atau pejabat setingkat dari kedua pihak.
7. Tingkat lanjut dari Letter of Intent, kedua pihak akan menyiapkan naskah
Memorandum of Understanding (MoU).
8. Setelah penandatanganan Mou, akan dimintakan surat kuasa (Full Powers)
kepada Menteri Luar Negeri.
9. Naskah asli dari Letter of Intent (LoI) dan Memorandum of Understanding
(MoU) kerjasama Sister City yang telah ditandatangani akan diserahkan
kepada Departemen Luar Negeri c.q. DIrektorat Perjanjian Ekonomi dan
Sosial Budaya, untuk disimpan di ruang perjanjian (Treaty Room). Tahap
selanjutnya adalah Direktorat Perjanjian Ekonomi dan Sosial Budaya akan
membuat salinan naskah resmi (Certified True Copy) untuk arsip
22 Program sister city Bandung memiliki Dasar Hukum yang jelas dan bersifat
mengikat. Dasar-dasar Hukum pelaksanaan sister city Kota Bandung:
1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882);
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012);
3. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang - Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang - Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
23 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan
Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah;
8. Peraturan Menteri Negara Bappenas Nomro PPER-005/M.PPN/06/2006
tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta Penilaian
Kegiatan yang Dibiayai dan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;
9. Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor
09/A/KP/XII/2006/01 tentang Panduan Umum Tata Cara Hubungan dan
Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemerintah Daerah:
10.Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak Luar Negeri;
11.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2008 tentang Hibah
Daerah;
12.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyaluran Hibah kepada Pemerintah Daerah;
13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pedoman
Kerjasama Departemen Dalam Negeri Dengan Lembaga Asing Non
Pemerintah;
14.Peraturan Daerah Kota Bandung No. 12 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Kerjasama Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor
24 Kota Bandung merupakan salah satu kota yang aktif melakukan kerjasama baik
dalam maupun luar negeri. Terbukti dengan adanya kerjasama dengan beberapa
kota kota di luar negeri yang telah dilakukan oleh Kota Bandung. Berikut adalah
kota-kota dan hasil kerjasama antar kedua kota:
1. Kota Braunschweig, Jerman
Kerjasama yang dilakukan dengan Kota Braunschweig, Jerman bisa
dikatakan sebagai kerjasama tertua dan pertama di Indonesia, Tepatnya pada tahun
1960 Kota Bandung melakukan kerjasama Sister City dengan Kota Braunschweig,
Jerman. Melihat adanya Perguruan Tinggi Keguruan yang sama antar kedua kota
yaitu Padagogishe Hochschule di Braunschweig, dan IKIP (sekarang UPI) di
Bandung, dan Sekolah Tinggi Teknik Tehnische Universitat Braunschweig, dan
Institut Teknologi Bandung, maka Prof. DR. George Eckert staf UNESCO
mempunyai gagasan untuk melakukan kerjasama sister city. Keinginan melakukan
kerjasama sister city disampaikan oleh atase kebudayaan Republik Indonesia di
Bonn oleh Bapak Marjoenani pada tanggal 24 Juni 1959. (Juhaeni)
Rancangan kerjasama yang diajukan oleh Kota Bandung disambut baik oleh
pihak DPR Kota Braunschweig pada tanggal 18 Mei 1960. Penandatanganan
Piagam Ikatan Persahabatan Kota Bandung dengan Kota Braunschweig dilakukan
pada tanggal 24 Mei 1960, penandatanganan piagam ikatan persahabatan di wakili
oleh DR. Zairin Zain Duta Besar Republik Indonesia dan dari pihak Jerman diwakili
oleh Direktur Kota Hans Gunther dan Walikota Braunschweig Oberburgermeister,
25 kerjasama disempurnakan paska penandatanganan oleh R. Priatnakusumah
Walikota Bandung dengan utusan dari Kota Braunschweig Prof. Dr. George Eckert.
Piagam Ikatan Kerjasama itu baru diperbaharui menjadi MoU (Memorandum of
Understanding) pada tangga 19 Juni 2000 di Kota Braunschweig, Republik Federal
Jerman, yang ditandatangani oleh Walikota Bandung Aa Tarmana dan Walikota
Braunschweig Werner Steffens. (Juhaeni)
Dengan terwujudnya kerjasama antar kedua kota di atas, kedua kota tentu
dengan antusias akan menjalankan kerjasama dengan baik dan saling
menguntungkan. MoU yang telah ditandatangani oleh kedua kota tersebut
menunjukkan keharmonisan serta keseriusan kedua kota untuk terus menjalin
hubungan diplomatis dan kerjasama yang berkelanjutan (sustainable).
Kerjasama yang dilakukan oleh kedua kota meliputi beberapa bidang,
namun akan tetapi lebih berfokus pada bidang sosial budaya, pelatihan, dan
pertukaran pemuda. Berikut merupakan bidang kerjasama yang dilakukan oleh
Kota Bandung dengan Kota Braunschweig:
1. Ekonomi, Perdagangan dan industri dan kepariwisataan.
2. Ilmu pengetahuan, teknologi dan administrasi.
3. Pendidikan, kebudayaan, kesejahteraan sosial, pemuda dan olahraga.
Adapun program yang dilaksanakan diantaranya:
1. Penampilan tari kesenian.
2. Program redaktur radio.
26
4. Program studi dosen, mahasiswa.
5. Program pelatihan perawat.
6. Program pelatihan percetakan/grafika.
7. Bantuan bagi Perguruan Tinggi.
8. Penataan kota, bantuan survey untuk penataan kali Cikapundung.
9. Pembangunan Gedung Gelanggang Generasi Muda Bandung.
10. Bantuan mobil VW Combi, mesin tik dan slide projektor magang
pejabat Pemerintah Kota Bandung.
11. Bantuan alat pemotong hewan, bantuan rumah sakit.
12. Bantuan bencana alam tsunami di Aceh.
Adapun program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kota Bandung
dengan Kota Braunschweig, diantaranya sebagai berikut:
1. Pengiriman delegasi Kota Bandung dari berbagai komponen untuk
menindaklanjuti program yang telah didiskusikan.
2. Mengaktifkan kembali program praktikan pejabat Kota Bandung ke Kota
Braunschweig serta program pertukaran pemuda yang beberpa tahun
kebelakang sempat terhenti.
3. Mengikuti promosi dan pameran perdagangan di Kota Braunschweig.
4. Pengiriman Delegasi Kebudayaan dalam berbagai bidang kesenian.
27 Gambar 2.2 Monumen Sister City Kota Bandung-Kota Braunschweig
Sumber: wikimapia.org
2. Yingkou, Tiongkok
Kunjungan ke Kota Bandung yang dilakukan sebanyak lima kali oleh
perwakilan Kota Yingkou dan dipimpin oleh Walikota dilakukan untuk
penjajangan kerjasama sister city, setelah kunjungan tersebut diadakannya
kunjungan balasan dari pihak Pemerintah Kota Bandung sebanyak dua kali. Pada
tanggal 25 September 2005 di Kota Bandung dilaksanakan penandatanganan MoU.
Adapun bidang kerjasama yang dikerjasamakan adalah:
1. Ekonomi, perdagangan, industri, pertanian, dan pariwisata.
28 3. Pendidikan, kebudayaan, kesejahteraan sosial, pemuda dan
olahraga.
4. Bidang-bidang lain yang disetujui oleh para pihak.
Selain bidang kerjasama yang dikerjasamakan, adapun program kegiatan
yang telah dilaksanakan antara kedua kota, diantaranya adalah:
1. Kunjungan pejabat pemerintah kedua kota.
2. Penandatanganan kerjasama pengusaha kedua kota.
3. Studi Komparasi bagi para pendidik (SMK) dan unsur Dinas
Pendidikan.
Kerjasama antar Kota Bandung dengan Kota Yingkou ini pun mempunyai
program kegiatan yang akan dilaksanakan, diantaranya adalah akan merealisasikan
kerjasamanya dibidang ekonomi, perdagan dan industri, pendidikan, kebudayaan,
pariwisata, lingkungan hidup, pemuda dan olahraga, ilmu pengetahuan, dan bidang
lain yang telah disepakati. (Juhaeni)
3. Fort Worth, Amerika Serikat
Prof. DR. Ing. BJ. Habibie mengharapkan terjadinya kerjasama sister city
antar Kota Bandung dengan Kota Fort Worth, Amerika Serikat, melihat kerjasama
yang dilakukan oleh IPTN dengan pabrik pesawat terbang Bell-helikopter yang
berada di Kota Fort Worth. MoU antar kedua kota pun ditandatangani pada tanggal
2 April 1990 dilaksanakan di Kota Fort Worth, MoU ditandatangani oleh Walikota
29 Pada kerjasama antar kedua kota ini terdapat bidang yang dikerjasamakan,
diantaranya:
1. Ekonomi, perdagangan, industri dan pariwisata.
2. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan administrasi.
3. Pendidikan, kebudayaan, kesejahteraan sosial, kepemudaan dan
olehraga.
Hubungan kerjasama antar kedua kota ini pada dua tahun terakhir
mengalami penurunan, dan dibutuhkannya pengokohan hubungan untuk
meningkatkan kerjasama antar kedua kota dibidang lainnya, kerjasama ini
sangatlah penting karena melihat potensi dan peluang yang dimiliki oleh antar kota.
Terdapat pula program kegiatan yang telah dilaksanakan oleh kedua kota,
diantaranya:
1. Program “Emergency Preparedness Grant” (bantuan persiapan
keadaan darurat) tahun 2003 dan 2004.
2. Bantuan biaya pelatihan dan belajar bagi peningkatan sumber
daya manusia dari Kota Bandung.
3. Sumbangan peralatan baseball untuk perkembangan olah raga
baseball di Kota Bandung, pelatihan langsung diberikan kepada
para pelatih baseball PERBASASI Kota Bandung pada tahun
1985.
4. Bantuan kepada Panti Asuhan di Kota Bandung.
5. Sister School antara SMA di Kota Bandung dengan SMA di
30 Delegasi Fort Worth beberapa kali melakukan kunjunag ke Kota Bandung
untuk melakukan beberapa kunjungan, seperti mengunjungi Universitas Padjajaran
untuk melakukan kerjasama dibidang pendidikan, tidak hanya itu delegasi Fort
Worth pun melakukan penanaman pohon di Tegalega sebagai tanda persahabatan
antar kedua kota.
Rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan antara kedua kota
diantaranya:
1. Membuka kerjasama dalam hal peningkatan sumber daya
tenaga edukatif PSIK UNPAD.
2. Membantu PDAM Kota Bandung dalam hal tenaga ahli di
bidang air bersih dan air kotor.
3. Mengusahakan bantuan dari Amerika untuk Kota Bandung
melalui Kota Fort Worth bagi pembangunan di Kota Bandung.
Selain program-program tersebut, terdapat mafaat dan beberapa bantuan,
seperti bantuan alat kesehatan, bantuan bagi Perguruan Tinggi, bantuan peralatan
olahraga serta pelatihannya khusus baseball, bantuan Panti Asuhan, bantuan
program gawat darurat, bantuan bencana alam, pertukaran pemuda dan siswa,
31 Gambar 2.3 Monumen Sister City Kota Bandung-Kota Forth Worth
Sumber: wikimapia.org
4. Kota Suwon, Korea Selatan
Pada tanggal 5 Agustus 1996 Pemerintah Kota Suwon menyampaikan
keinginannya untuk melakukan kerjasama sister city dengan Kota Bandung kepada
kedutaan besar Republik Indonesia yang berada di Seoul. Penandatanganan MoU
kerjasama kedua kota dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1997 di Kota Suwon,
Republik Korea, penandatanganan itu dilakukan oleh Walikota Bandung Wahyu
Hemijaya dan Walikota Suwon Sim Jae Douk serta dilanjutkan ketahap
penandatanganan MoU antar Kadin.
Bidang yang dikerjasamakan antara lain:
1. Ekonomi, perdagangan, investasi, industri dan pariwisata.
32 3. Pendidikan, kebudayaan, kesejahteraan sosial, pemuda dan
olahraga.
4. Bidang-bidang lain yang akan disetujui oleh para pihak.
Program kegiatan yang telah dilaksanakan selama melakukan kerjasama
diantaranya:
1. Delegasi bisnis Kota Suwon secara intens mengadakan
pembicaraan dengan Kadin Kota Bandung. Pengusaha kedua
kota saling memberikan informasi tentang kegiatan bisnis dan
ekonomi serta potensi di kedua kota.
2. Kompetisi persahabatan sepak bola junior antara kedua kota.
3. Kota Suwon dan Kota Bandung secara rutin mengirimkan
delegasi resmi, dimana dalam setiap kunjungan dibicarakan
berbagai rencana dan langkah ke depan.
4. Partisipasi Kota Bandung dengan mengirim delegasi juru masak
pada Festival Hwaseong di Suwon.
Rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kerjasama antara
Kota Bandung dengan Kota Suwon antara lain:
1. Kadin Kota Bandung akan bekerjasama dengan Kadin Kota
Suwon untuk membuka pusat informasi perdagangan, ekonomi,
33
2. Pemerintah Kota Bandung dan Kota Suwon akan melaksanakan
magang antar pegawai pemerintah untuk mempelajari
manajemen pemerintahan.
3. Persib Bandung merencanakan mengadakan kerjasama dengan
klub sepak bola Blue Wings Samsung.
4. Pemerintah Kota Bandung bekerjasama dengan Samsung
Industri merencanakan pembangunan pusat industri elektronik
[image:44.595.221.403.394.634.2]“Samsung City Valley” di Kota Bandung. (Juhaeni)
Gambar 2.4 Monumen Sister City Kota Bandung-Kota Suwon
34 5. Kota Liuzhou, Tiongkok
Delegasi Kota Yingkou mengunjungi Kota Bandung sebanyak lima kali.
Pemerintah Kota Bandung melakukan kunjungan balasan ke Kota Liuzhou untuk
menjajaki kerjasama mitra kota dan melihat potensi Kota Liuzhou pada bulan
Agustus 2005, dipimpin oleh Walikota Bandung dan Ketua DPRR Kota Bandung.
Penandatanganan LoI (Letter of Intent) dilaksanakan di Kota Liuzhou oleh
Walikota Bandung Dada Rosada dan Walikota Liuzhou dan Wakil Walikota
Liuzhou, MS. Wen Hequin. Penandatanganan MoU (Memorandum of
Understanding) dilaksanakan di Kota Bandung tanggal 21 September 2006 oleh
Walikota Bandung Dada Rosada dan Wakil Walikota Liuzhou MS. Wen Hequn,
bertepatan dengan hari jadi Kota Bandung ke 196.
Dalam kerjasama antara Kota Bandung dengan Kota Liuzhou, bidang yang
dikerjasamakan antara lain:
1. Ekonomi, perdagangan, industri, pertanian dan pariwisata.
2. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan administrasi.
3. Pendidikan, kebudayaan, kesejahteraan sosial, pemuda, dan
olahraga.
4. Bidang-bidang lain yang disetujui oleh para pihak.
Adapun program kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kerjasama antara
Kota Bandung dengan Kota Liuzhou antara lain:
1. Kunjungan pejabat pemerintah kedua kota.
35 3. Studi komparasi bagi para pendidik (SMK) dan unsur Dinas
Pendidikan.
Merealisasikan kerjasama pada bidang ekonomi, perdagangan dan industri,
pendidikan, kebudayaan, pariwisata, lingkungan hidup, pemuda, olah raga, ilmu
pengetahuan, dan bidang lain yang disepakati akan dilaksanakan sesuai
[image:46.595.229.394.332.549.2]kemampuan dan jadwal yang akan ditentukan. (Juhaeni)
Gambar 2.5 Monumen Sister City Kota Bandung-Kota Liuzhou
36 6. Kota Shenzen, Tiongkok
Inisiasi kerjasama Sister City Kota Bandung, Republik Indonesia dengan
Shenzhen, Republik Rakyat Tiongkok berasal dari pihak Shenzhen, Republik
Rakyat Tiongkok. Pihak Kota Shenzhen menawarkan proposal kerjasama Sister
City kepada pihak Kota Bandung.
Penandatanganan kesepakatan Kerjsama kedua kota ini untuk
meningkatkan pengertian dan persahabatan timbal balik antar penduduk dari kedua
kota terjadi di Hotel Trans Bandung, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, tahun
2012. Dihadiri oleh Walikota Bandung, Dada Rosada, dengan Walikota Shenzhen,
Xu Qin, dan juga disaksikan Sekda Kota Bandung, Edi Siswadi, dan Ketua DPRD
Kota Bandung, Erwan Setiawan. Kedua kota itu juga sepakat mengadakan
kerjasama dalam berbagai bidang seperti, pertukaran dan kerjasama dalam bidang
bisnis, perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, pelayanan finansial,
kebudayaan, pariwisata, pendidikan, olahraga dan kesehatan. Selain itu juga, kedua
kota sepakat untuk melakukan pertukaran kunjungan kerja antara Kota Bandung
dan Kota Shenzhen. Kedua kota juga sepakat untuk tetap memperkuat kerjasama
antara perusahaan swasta dan institusi penelitian dalam bidang-bidang yang
meliputi, pariwisata, kebudayaan, industri tekstil, industri MICE, dan
bidang-bidang lainnya yang akan dibicarakan lebih lanjut. (Bandung News Photo)
Bidang-bidang kerjasama yang sangat potensial untuk dikerjasamakan
37
1. Bidang Ekonomi
2. Bidang Perindustrian, Manufaktur dan Jasa Perbankan
3. Bidang Pariwisata
4. Bidang Informasi dan Teknologi
5. Bidang Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga. (Sub Bagian
Kerjasama Luar Negeri)
7. Kota Petaling Jaya, Malaysia
Pada tahun 2012, walikota Bandung, Dada Rosada, dan Datuk Bandar
Petaling Jaya, Dato’ Hj. Mohammad Roslan Sakiman telah menandatangi Letter of
Intent yang menjelaskan bahwa kedua kota berkeingingan untuk meningkatkan
hubungan persaudaraan dan saling pengertian, serta kerjasama yang saling
menguntungkan antara Pemerintah Kota Bandung dan Bandarraya Petaling Jaya.
Kedua kota telah menyatakan keinginannya untuk meneruskan perjanjian
kerjasama yang kebih. Kedua kota tersebut akan bekerjasama dalam bidang-bidang
berikut ini:
1. Ekonomi dan Perdagangan;
2. Pariwisata;
3. Kebudayaan; dan
4. Pendidikan.
38 BAB III
KEMIRIPAN KOTA BANDUNG DENGAN KOTA BRAUNSCHWEIG
Sebagaimana kita ketahui bahwa fenomena sister city umumnya memiliki
persamaan keadaan demografi, dan persamaan lainnya, pada bab ini penulis akan
membahas mengenai profil Kota Bandung dan Kota Braunschweig, serta
membahas mengenai persamaan antar kedua kota.
Seiring perkembangan zaman yang memasuki era globalisasi tentusaja
kerjasama merupakan hal yang tidak asing lagi dan sangat penting untuk dilakukan,
aktor kerjasama pun tidak hanya dilakukan oleh Negara, namun akan tetapi
kerjasama bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah atau Sub state actors. Kerjasama
dilakukan untuk saling mengisi kekuarangan dan memenuhi kebutuhan satu sama
lain, dan biasanya memunculkan keuntungan tersendiri bagi keduanya. Tidak hanya
itu pemerintah daerah melakukan kerjasama juga mempunyai tujuan untuk
mengembangkan potensi dalam daerah yang mampu membangun daerahnya dalam
berbagai macam sektor seperti contohnya dalam hal ekonomi, pariwisata, tata letak
39 A. Profil Kota Bandung
Gambar 3.1 Lambang Kota Bandung
Sumber: https://237desain.blogspot.co.id/2013/10/log-pemerintah-kota-bandung.html
1. Geografis
Kota Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dan terletak
sangat strategis, Kota Bandung juga menduduki peringkat kota terbesar
ke tiga setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Kota
Bandung dikelilingi oleh pegunungan, secara geografis, Kota Bandung
terletak di 107°36’ BT dan 6°55’ LS dengan ketinggian kurang lebih
768 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi Kota Bandung berada
di ketinggian 1.050 meter diatas permukaan laut, dengan kawasan
terendah 675 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, Kota Bandung berbatasan dengan beberapa
daerah kabupaten/kota lainnya, sebelah utara berbatasan dengan
40 berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung, dan sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Bandung.
Kota Bandung memiliki luas wilayah 16.731 hektar dan terbagi dari
30 kecamatan, 151 kelurahan, 1.561 RW, dan 9.691 RT. Jumlah
penduduk Kota Bandung pada tahun 2012 tercatat ada 2.655.160 jiwa,
terdiri dari 1.358.623 laki-laki, dan 1.296.537 perempuan.
(BANDUNG, n.d.)
Urbanisasi menjadi alasan mengapa Kota Bandung tiap tahun
mengalami peningkatan angka jumlah penduduk, jumlah pendatang
tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang meninggalkan Kota
Bandung. Tidak hanya karena faktor urbanisasi, namun akan tetapi juga
karena faktor fertilitas yang cukup tinggi, atau pertumbuhan penduduk
secara alami.
Kota Bandung memiliki 2 sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung,
dan Sungai Citarum, tidak hanya itu, Kota Bandung juga mempunyai
sungai-sungai kecil atau anak-anak sungai yang akan bertemu di Sungai
Citarum. Suhu rata-rata Kota Bandung adalah 23.5°C, dengan curah
41 2. Ekonomi
Kota Bandung merupakan Kota Metropolitan terbesar di Jawa Barat,
letaknya yang cukup strategis dengan akses transportasi yang memadai
menjadi salah satu alasan mengapa Kota Bandung dinobatkan menjadi
Kota Metropolitan Jawa Barat. Laju pertumbuhan ekonomi Kota
Bandung mengalami peningkatan yang sangat signifikan setiap
tahunnya, dari angka 8,73% pada tahun 2012 menjadi 9,40% pada tahun
2014. Kota Bandung pada awalnya merupakan kawasan pertanian
karena letaknya yang diapit oleh pegunungan, namun seiring
perkembangan zaman, Kota Bandung bertransformasi menjadi kawasan
industri dan bisnis. Saat ini sektor yang memajukan perekonomian Kota
Bandung adalah sektor perdagangan, jasa dan industri. Menurut Survei
Sosial Ekonomi Daerah yang dilakukan pada tahun 2006, 35.92% dari
total angkatan kerja penduduk kota terdapat pada sektor perdagangan,
pada sektor jasa sediri sebanyak 28.16% dan 15.92% terdapat pada
sektor industri, sedangkan pada sektor pertanian hanya terdapat 0.82%,
sisanya yaitu 19.18% terdapat pada sektor angkutan, bangunan,
keuangan. (Barat, n.d.)
Tidak hanya sektor industri, perdagangan dan jasa saja yang
menunjang perekonomian Kota Bandung, namun akan tetapi sektor
pariwisata juga menunjang perekonomian Kota Bandung. Daya tarik
42 dan tersedianya banyak wisata belanja yang menjadikan Kota Bandung
dijuluki sebagai Paris Van Java.
Peningkatan perekonomian di Kota Bandung sendiri memiliki
hubungan erat denga pembangunan sumber daya manusia dan adanya
hubungan timbal balik antara sumber daya manusia dan pertumbuhan
ekonomi. Aktifitas rumah tangga serta pemerintah mempengaruhi
pembangunan kualitas masyarakat Kota Bandung, karena semakin
tinggi kualitas manusia, maka akan berpengaruh pada perekonomian.
(Bandung, 2012)
Metropolitan Bandung merupakan satu kesatuan wilayah ekonomi
karena pada daerah tersebut terjadi transaksi dan perputaran barang dan
jasa antara kota dan kabupaten yang masuk kedalam wilayah
metropolitan Bandung. Akan tetapi, dalam masing-masing kota juga
sebenarnya juga menjadi wilayah ekonomi sendiri. Oleh karena itu,
pewilayah ekonomi di metropolitan Bandung dibagi berdasarkan cluster
43 Gambar 3.2 Pewilayahan ekonomi metropolitan Bandung berdasarkan cluster
yang berpusat di Kota Bandung
Sumber: Jurnal Sistem Penataan Ruang dan lingkungan Kota Bandung dan
Sekitarnya oleh Wahyu Surakusumah
Cluster-cluster metropolitan Bandung mempunyai peran yang
mendukung pertumbuhan ekonomi daerah metropolitan Bandung.
Setiap cluster mempunyai pusat pertumbuhan ekonomi masing-masing
45 3. Kebudayaan
Kota Bandung yang dikenal sebagai Bumi Pasundan memiliki
kebudayaan kesenian khas tanah Sunda diantaranya kesenian musik dan
tari. Untuk kesenian musik sendiri terdapat angklung, calung, gamelan
degung, rampak gendang, kacapi suling. Sedangkan dalam kesenian tari
sendiri ada tari jaipong, tari merak, tari wayang, tari keurseus, dan tari
topeng. Tidak hanya musik dan tari, kesenian lainnya yaitu
menggabungkan antara sisi tarian dan musik dan dikemas menjadi
sebuah pertunjukan seperti sisingaan, kuda lumping, wayang golek.
Kebudayaan tidak selalu harus dalam hal kesenian musik, tari dan
seni pertunjukan, namun adapula kebudayaan khas dalam hal bela diri
yaitu pencak silat.
4. Dinamika Kerjasama Luar Negeri Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung sejak tahun 1960 telah melakukan
hubungan kerjasaman dengan kota-kota asing, Pemerintah Kota
Bandung menyadari bahwa kerjasama luar negeri merupakan strategi
yang sangat efektif untuk merealisasikan tujuan serta visi Kota
46 Tabel 3.2 Kerjasama Sister City Kota Bandung Sampai Bulan Desember tahun
2012 No Mitra Kerjasama Di Luar Negeri Bidang Yang Dikerjasamakan Produk
Hukum Hasil Kerjasama
1 Sister City Bandung-Braunschweig, Jerman 1. Kebudayaan;
2. Pendidikan dan
Pelatihan;
3. Program
Peningkatan Sektor Pariwisata;
4. Program Olah
Raga; 5. Program Pertukaran Pemuda; 6. Program Kunjungan; dan 7. Program Ekonomi dan Perdagangan. Memorandum of Understandin g (MoU) ditandatangan i tanggal 2 Juni 1960 yang
diperbaharui 19 Juni 2000.
1. Pembangunan
Gedung Gelanggang Generasi Muda (GGM); 2. Batuan alat
pemotong hewan;
3. Bantuan mobil Vw
Combi;
4. Bantuan mesin tik dan slide projector; 5. Penataan kota; 6. Bantuan alat
kesehatan;
7. Bantuan bagi
Perguruan Tinggi;
8. Bantuan survey
penataan Kali Cikapundung; 9. Pelatihan Peningkatan SDM Pemerintah Kota Bandung;
10.Bantuan bencana
alam tsunami; 11.Pertukaran
pemuda/ siswa; 12.Magang pejabat Pemerintah Kota Bandung; 13.Penampilan tari
kesenian;
47
terutama di bidang ekonomi dan pariwisata; 16.Rencana pertukaran pelajar tahun 2013. 2 Sister City Bandung - Fort Worth, Texas, Amerika Serikat 1. Ekonomi, Perdagangan, Industri dan Pariwisata; 2. Ilmu Pengetahuan , Teknologi, dan Administrasi;
3. Pemuda dan
Olah Raga; dan 4. Sosial dan
Kemasyarakatan .
Memorandum of
Understandin g (MoU) ditandatangan i tanggal 2 April 1990
1. Bantuan alat kesehatan;
2. Bantuan bagi
Perguruan Tinggi; 3. Bantuan peralatan
Base Ball dan pelatihannya;
4. Bantuan kepada
Panti Asuhan;
5. Bantuan Program
Gawat Darurat;
6. Bantuan bencana
alam tsunami; 7. Pertukaran
pemuda/ siswa; 8. Penampilan tari
kesenian;
9. Bantuan buku –
buku;
10.Ikut serta dalam program
International Leadership Academy (ILA) sejak tahun 2010; 11.Kerjasama Sister
School antara SMA 5 Bandung dengan Arlington High School Fort Worth;
12.Pelatihan pemadam
kebakaran di Fort Worth tahun 2011; 13.Rencana
48
Worth ke SMA Negeri 5 Bandung tahun 2013 3 Sister City Bandung - Suwon, Rep.Korea Selatan 1. Bidang Perdagangan;
2. Bidang Pemuda
dan Olah Raga; dan 3. Bidang Investasi. Memorandum of Understandin g (MoU) ditandatangan i tanggal 25 Agustus 1997
1. Delegasi bisnis Kota Suwon telah mengadakan pembicaraan dengan KADIN Kota Bandung pada Bulan Juni 2000, dimana pada saat itu Pengusaha Kota Bandung telah memberikan 2. informasi tentang
kegiatan bisnis dan ekonomi di Kota Bandung;
3. Kompetisi
Persahabatan Sepak Bola Junior antara kedua kota;
4. Pada tahun 2004
Kota Suwon telah mengirimkan delegasinya ke Kota Bandung sebanyak 2 kali, dimana dalam kunjungan tersebut telah dibicarakan beberapa rencana dan langkah kedepan untuk merealisasikan berbagai program yang telah lama direncanakan oleh pihak Kota
Bandung dan Kota Suwon;
5. KADIN Kota
49
Kota Suwon untuk membuka pusat informasi perdagangan, ekonomi dan industri di Kota Suwon;
6. Pemerintah Kota
Bandung dan Kota Suwon
melaksanakan studi banding antar Pegawai Pemerintahan untuk mempelajari manajemen pemerintahan; 7. Bussiness Matching antara pengusaha Kota Bandung dengan pengusaha Kota Suwon;
8. Transaksi dagang
antara pengusaha Kota Bandung dengan pengusaha Kota Suwon serta promosi produk-produk Kota Bandung; 9. Pembangunan Monumen Sister City Bandung-Suwon di Bandung-Suwon;
10.Mengirimkan koki
Kota Bandung untuk mengikuti „Food Festival‟ pada Festival Hwaseong di Suwon;
50
Hanshin Universty Suwon;
12.Pertukaran pemuda
Suwon Youth Foundation tahun 2011 dan 2012; 13.Bantuan
pembangunan MCK di Desa Sukamulya, Kecamatan Cinambo dari Kyonggi University dan bantuan alat-alat tulis tahun 2012; 14.Program Kelas
Bahasa Korea di Universitas Maranatha sejak tahun 2011; 15.Rencana pembangunan fasilitas
pendidikan di Desa Sukamulya; 16.Rencana
pertukaran pelajar Kota Bandung ke Kota Suwon tahun 2013. 4 Sister City Bandung - Yingkou, RRC 1. Bidang Perdagangan dan Industri; 2. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 3. Pariwisata dan
Lingkungan Hidup
4. Bidang Pemuda
dan Olah Raga
Memorandum of
Understandin g (MoU) ditandatangan i tanggal 21 September 2006
51 5. Ilmu Pengetahuan 5 Sister City Bandung - Liuzhou, RRC 1. Bidang Ekonomi , Perdagangan dan Industri; 2. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan; 3. Pariwisata dan
Lingkungan Hidup;
4. Bidang Pemuda,
Olah Raga dan Kesehatan; dan
5. Ilmu
Pengetahuan dan bidang lain yang
dimungkinkan.
Memorandum of
Understandin g (MoU) ditandatangan i tanggal 21 September 2006
1. Kunjungan timbal
balik pejabat kedua Pemerintah Kota; 2. Penjajakan kerjasama antara DPRD Kota Bandung dengan Dewan Kota Liuzhou; 3. Program pertukaran pelajar yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2011;
4. Mengaktifkan kembali program pertukaran guru; 5. Pembangunan Monumen Sister CityBandung-Liuzhou di Kota Bandung; 6. Pengiriman Staff
Dinas Pertamanan dan PemakamanKota Bandung untuk mempelajari pengembangan pertamanan
(Sumber Data kerjasama Sister City, 2012:1)
Interaksi dalam bentuk kerjasama ini dalam pengembangan terhadap kota
tersebut pada bidang ekonomi, perdagangan, industri dan pariwisata, bidang ilmu
pengetahuan, teknologi dan administrasi, bidang pendidikan, kebudayaan,
52 kependudukan dan pembangunan perkotaan serta bidang-bidang lainnya
diharapkan dapat meningkatkan hubungan kedua kota dan hubungan antara
Indonesia dengan Negara-negara lainnya dalam dunia internasional, khususnya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
[image:63.595.238.421.298.483.2]B. Profil Kota Braunschweig
Gambar 3.3 Lambang Kota Braunschweig
Sumber: https://de.wikipedia.org/wiki/Datei:Logo_Eintracht_Braunschweig.svg
1. Geografis
Kota Braunschweig merupakan salah satu kota terbesar ke tiga di
Jerman, setelah Hanover dan Berlin. Luas Kota Braunschweig sendiri
memiliki luas wilayah sebesar 192.09 Km² dengan titik tertinggi 111
meter di atas permukaan laut. Jumlah penduduk Kota Braunschweig
sebanyak 252.768 jiwa dengan 36.3% penduduknya memeluk agama
protestan, 13.7% Roman Katolik, 50% tanpa agama. Kota
53 16’ 9” utara, 10° 31’ 16” timur. Jarak dari Kota Braunschweig ke Berlin
adalah 198 km. Di Kota Braunschweig terdapat bebrapa pendatang dari
negara lain, diantaranya Turki sebanyak 5.272, Polandia 3.370, Itali
1.342, Tiongkok 1.078, Spanyol 720, Russia 691, Yunani 519, Serbia
421. (http://www.braunschweig.de, 2015)
2. Ekonomi
The German Weekly Business News Magazine Wirtschaftswoche
menobatkan Kota Braunschweig sebagai kota dengan perekonomian
yang dinamis di Jerman. Kota Braunschweig merupakan pusat industri
di Jerman Utara. Pada awalnya tepatnya pada abad ke 19 sampai abad
ke 20 perekonomian Kota Braunschweig di dominasi oleh industri
kereta api dan industri gula, namun seiring perkembangan Kota
Braunschweig, perekonomian pun beralih ke industri otomotif, setelah
berakhirnya perang dunia ke dua industri pengalengan pun juga ikut
menghilang. Terdapat kantor pusat dan pabrik untuk produk seperti
Volkswagen, Siemens, Bombardier Trasportation, dan Bosch terdapat
di Kota Braunschweig bernama The defunct truck and bus manufacturer
Büssing, tidak hanya itu saja terdapat berbagai pabrik industri lainnya
seperti label fashion NewYorker, Rumah penerbitan Westermann
Verlag, Nordzucker, Volkswagen Financial Services dan Volkswagen
Bank mempunyai kantor pusat di Kota Braunschweig sama halnya
54 perusahaan optik terbesar yaitu Voigtländer dan Rollei. Pada tahun 1980
sampai awal tahun 1990 perusahaan komputer Atari dan International
Commodore juga memiliki cabang untuk hal pengembangan
produksinya di Kota Braunschweig. Tidak hanya industri otomotif dan
komputer saja, namun di Kota Braunschweig juga terdapat perusahaan
piano yang terkenal dengan kualitas yang bagus di seluruh dunia, yaitu
Schimmel dan Grotrian-Steinweg, perusahaan itu dibangun pada abad
ke 19 dan berbasis di Kota Braunschweig.
3. Kebudayaan
Kota Braunschweig terkenal dengan Till Eulenspiegel, yaitu badut
abad pertengahan yang memainkan beberapa lelucon di sekitar
masyarakat Kota Braunschweig. Tidak hanya itu terdapat pula seperti
pagelaran musik dan tari, seperti Schoduvel, karnavaal yang sangat
popular dan terbesar pada abad pertengahan di Jerman Utara yang
diadakan di Kota Braunschhweig pada abad ke 13. Tidak hanya itu, pada
tahun 1979 terdapat pula parade tahunan Rosenmontang yang diadakan
di Kota Braunschweig. The Braunschweig Classix Festival adalah
festival musik klasik tahunan di Kota Braunschweig. Ini adalah
promotor terbesar musik klasik di wilayah tersebut dan salah satu
festival musik paling menonjol di Lower Saxony. Terdapat pula pasar
natal tahunan yang dinamakan Weihnachtsmarkt yang dilaksanakan
55 Braunschweig, pada tahun 2008 pengunjung dari pasar natal ini
mencapai angka 900.000 pengunjung.
C. Kemiripan Karakteristik Kota Bandung Degan Kota Braunschweig Sister City dilakukan karena adanya kesamaan kedua kota, seperti
demografi, kebijakan politik, dan lainnya, tidak hanya kesamaan, namun
juga terdapat faktor yang ingin dikembangkan dan adanya rasa ingin saling
melengkapi antar kedua pihak seperti dalam bidang tata letak kota,
pembangunan daerah, ekonomi dan lainnya.
1. Kota Pusat Industri
Pusat Industri merupakan faktor pertumbuhan ekonomi yang
sangat pesat di era globalisasi ini. Kesamaan Kota Bandung
dengan Kota Braunschweig adalah menjadi kota industri,
terdapat banyak sekali industri yang berkembang di kedua kota
membuat perekonomian kota berkembang sangat pesat.
2. Perguruan Tinggi
Terdapat perguruan tinggi yang sama antara kedua kota