THE INFLUENCE OF SIZE BOARD, AUDIT QUALITY, SIZE
AND CAPITAL STRUCTURE ON FIRM VALUES
(Empirical Study on the Manufacturing Companies Listed on the Indonesia
Stock Exchange Year 2013-2015)
oleh
Faris Hanif Kurniawan
20130420449
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Periode 2013-2015)
THE INFLUENCE OF SIZE BOARD, AUDIT QUALITY, SIZE
AND CAPITAL STRUCTURE ON FIRM VALUES
(Empirical Study on the Manufacturing Companies Listed on the Indonesia
Stock Exchange Year 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
oleh
Faris Hanif Kurniawan
20130420449
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”
(Q.S. Huud:112)
“Pertama, mereka mengabaikan anda. Kemudian, mereka tertawa pada a
nda.
Berikutnya, mereka melawan anda. Lalu, anda menang”
(-Mahatma Gandhi-)
“Tidak ada ilmu yang merugikan, melainkan ilmu yang bermanfaat bagi
kehidupan”
1.
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya
2.
Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi
ummat manusia
3.
Kedua orang tua tercinta, Bapak Agus Abdul Madjid dan Ibu Siti
Rokhmah yang senantiasa
mendo’akan,
membimbing, mengarahkan dalam
kehidupan yang benar dan memberikan semangat dukungan
terselesaikannya skripsi ini
4.
Dosen pembimbing, Bapak Andan Yunianto, S.E., M.Sc., Ak., CA yang
memberikan arahan serta masukan tentang tata cara penulisan yang baik
dan memberikan teori yang bermakna
5.
Kakak Anita Nur Azizah dan Adik Raihan Aulia Rahmat yang senantiasa
menemani hari-hari dalam kehidupan dan memberi semangat dukungan
positif
6.
Teman-teman akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan
2013
7.
Teman-
teman kos “Bu Titiek” (Bagus,
Sundowo, Ray, Zaki, Lukman,
Malik) yang senantiasa menemani saat senang maupun susah
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ...iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... vii
ABSTRACT ...viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ...xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Penelitian ... 1
B.
Rumusan Masalah Penelitian ... 7
C.
Tujuan Penelitian ... 7
D.
Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A.
Landasan Teori ... 9
B.
Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 15
C.
Model Penelitian ... 20
BAB III METODE PENELITIAN... 21
A.
Obyek/Subyek Penelitian ... 21
B.
Jenis Data ... 21
C.
Teknik Pengambilan Sampel... 22
D.
Teknik Pengumpulan Data ... 22
C.
Hasil Penelitian ... 40
D.
Pembahasan ... 45
BAB V PENUTUP ... 50
A.
Kesimpulan ... 50
B.
Saran ... 51
C.
Keterbatasan Penelitian ... 52
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 31
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 32
Tabel 4.3 Frekuensi Kualitas Audit ... 33
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 36
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 37
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 38
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 39
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 40
Tabel 4.9 Hasil Uji F ... 41
Tabel 4.10 Hasil Uji t ... 42
Audit Quality, Company Size And Structure Of Values capital of the Company.
Operating Data Used the secondary data, the object of the study were There are a
manufacturing company in Indonesia Stock Exchange 2013-2015 period, obtained
of 170 samples of the Company. Sampling technique using purposive sampling
technique. Methods of data analysis using descriptive analysis, multiple
regression analysis and classical assumption test.
The study states that the board size and the size of the company's
significant positive effect on firm value. but the different results obtained from the
audit quality and capital structure which has the result of significant negative
effect on the value of manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange.
1
A.
LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki Sumber Daya
Alam (SDA) berlimpah, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara maju
dimasa yang akan datang. Indonesia merupakan negara pemilik batu bara, gas
alam, minyak, nikel, emas, tembaga dan berbagai komoditas lain yang
diminati di pasar Internasional.
Sumber daya alam yang berlimpah membuat perusahaan manufaktur
di Indonesia ikut berkembang, dengan kemudahan bahan baku Indonesia
yang didapatkan, maka untuk selanjutnya Indonesia harus memikirkan untuk
melakukan pengembangan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dimiliki agar mampu bersaing di Pasar Internasional serta mampu
menciptakan produk unggulan dalam negeri yang berkualitas.
Memaksimumkan harga pasar saham sama dengan memaksimumkan nilai
pasar perusahaan (Atmaja, 2003). Nilai perusahaan menunjukkan persepsi
investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan
dengan harga saham (Kusumajaya, 2011). Dapat dikatakan bahwa harga
saham yang tinggi menunjukkan nilai perusahaan baik karena tujuan
perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui kemakmuran para
pemilik atau pemegang saham. Nilai perusahaan menggambarkan kondisi
perusahaan yang telah dicapai sekaligus memberikan gambaran kepercayaan
masyarakat atas kinerja perusahaan yang telah dicapai dengan baik.
Nilai perusahaan merupakan nilai yang dapat mengukur tingkat
kepentingan dari sebuah perusahaan dilihat dari berbagai aspek. Nilai
perusahaaan seringkali diukur melalui nilai buku dan nilai pasar ekuitas.
Untuk mendapatkan nilai perusahaan yang tinggi maka perlu dilakukan kerja
sama yang baik antara pihak pengelola dengan pihak pemegang saham.
Dengan informasi tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti
apakah perkembangan perusahaan manufaktur Di Indonesia dipengaruhi
board size atau ukuran dewan. Board size yang dimaksud dalam penelitian ini
kekurangan dalam besarnya ukuran dewan direksi. Karena ukuran dewan
direksi yang besar akan mengurangi diskusi yang berarti, serta akan memakan
waktu yang cukup lama.
Kualitas audit sebagai suatu kemungkinan
(Joint probability)
dimana
seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada
dalam sistem akuntansi kliennya (Hardiningsih, 2010). Kualitas audit
merupakan pengawasan bagi perusahaan untuk mengetahui
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penyajian laporan keuangan. Kualitas audit
dapat ditunjukkan melalui ukuran KAP.
Berdasarkan teori signaling, perusahaan akan termotivasi untuk
memberikan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan atau kegagalan
perusahaan. Dengan ini maka kualitas audit dapat memberikan informasi bagi
stakeholder terhadap penilaian perusahaan, baik informasi positif maupun
negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008) menyatakan adanya
pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian
Rosner (2003) Dewata,dkk (2015) menujukkan kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang diaudit KAP Big 4
maupun KAP non Big 4. Dengan landasan ini maka perlu diuji kembali
apakah kualitas audit mempengaruhi nilai perusahaan.
aktivitas serta penjualan. Dengan pengertian tersebut maka perusahaan yang
besar dapat dilihat dari penjualan yang tinggi dengan hasil aktiva optimal. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewata, dkk (2015) yang
menyatakan adanya pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pamungkas dan
Puspaningsih (2013) yang menyatakan tidak ada pengaruh ukuran perusahaan
dengan nilai perusahaan, yang berarti jika ukuran perusahaan semakin besar
tidak sertamerta dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa para investor tidak mempertimbangkan ukuran
perusahaan pada saat mereka membeli saham.
Menurut Gitman (2009) struktur modal perusahaan menggambarkan
perbandingan antara jumlah hutang dan modal ekuitas yang digunakan oleh
perusahaan. Dalam keadaan ini manajer harus berhati-hati dalam mengambil
keputusan pendanaan yang berkaitan dengan struktur modal, keputusan yang
diambil akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dimana pada akhirya
akan berpengaruh pula terhadap tujuan perusahaan untuk mensejahterakan
pemegang saham.
hubungan struktur modal dan nilai perusahaan adalah tidak relevan atau
dengan kata lain tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan Modigliani &
Miller (1958). Selanjutnya Modigliani & Miller (1963) melonggarkan salah
satu asumsinya tentang adanya pajak perseroan bahwa apabila ada pajak
perseroan, maka Keputusan
financing
menjadi relevan, penggunaan hutang
akan meningkatkan nilai perusahaan.
Teori pertukaran
dalam menentukan struktur modal yang optimal
memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (Agency
costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap
Motivasi penelitian ini dilakukan selain untuk mengkaji kembali
terori-teori yang melandasi penjelasan variabel, juga untuk menguji kembali atas
hasil yang tidak konsisten antar variabel. Selain itu penulis menambahkan
lagi variabel independen untuk memperkuat penjelasan variabel dependen.
Dengan penjelasan tersebut maka peneliti ingin mereplikasi penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh ( Dewata, dkk, 2015). Adapun perbedaan
dengan penelitian sebelumnya:
a.
Dalam penelitian sebelumnya menggunakan 5 variabel, dengan
variabel independen yaitu
Board size, independensi auditor,
kompetensi auditor, ukuran perusahaan dan variabel dependen yaitu
nilai perusahaan. Sedangkan dalam penelitian ini tetap memiliki 5
variabel tetapi melakukan perubahan pada variabel independen yaitu
Board size, kualitas audit, ukuran perusahaan, struktur modal dan
variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
b.
Dalam penelitian sebelumnya meneliti perusahaan batubara dengan
periode 2010-2014, sedangkan dalam penelitian ini dilakukan pada
perusahaan manufaktur dengan periode 2013-2015
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut maka dapat
diturunkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah board size berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan?
2.
Apakah kualitas audit berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan?
3.
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan?
4.
Apakah struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini yakni untuk menguji dan menganalisa tentang:
1.
Pengaruh positif signifikan board size terhadap nilai perusahaan
2.
Pengaruh positif signifikan kualitas audit terhadap nilai perusahaan
3.
Pengaruh positif signifikan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan
D.
MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan uraian tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat di Bidang Teoritis
a.
Dapat digunakan sebagai acuan dan sumber informasi bagi
penelitian-penelitian yang akan datang, serta memberikan
kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
akuntansi keuangan.
b.
Memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai perusahaan.
2.
Manfaat di Bidang Praktik
a.
Memberikan manfaat bagi penulis untuk lebih memahami
bagaimana cara menganalisa dan memecahkan masalah-masalah
nyata melalui teori yang diterapkan dalam kuliah mengenai
pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
b.
Memberikan manfaat bagi masyarakat, yang diharapkan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengetahui
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya.
c.Memberikan manfaat bagi perusahaan yang diteliti, agar
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori agensi pertama kali dikemukakan oleh Jensen dan
Meckling (1976) yang menjelaskan bahwa adanya hubungan satu atau
lebih principal yang memberikan wewenang terhadap agen untuk
melakukan keputusan yang baik bagi principal, dalam hal ini principal
merupakan pihak pemegang saham dan agen merupakan pihak
pengelola atau manajemen.
Perusahaan dalam menjalankan tugas tidak selamanya dapat
bekerja dengan baik, seringkali perusahaan melakukan tindakan
kecurangan yaitu mementingkan diri sendiri, tindakan semacam ini
menimbulkan suatu konflik. Konflik yang terjadi akibat dari tindakan
ini disebut dengan konflik agensi. Konflik ini menjelaskan adanya
perbedaan kepentingan antara pihak principal dengan pihak agen.
Berdasarkan konflik keagenan tersebut maka perlu adanya
kontrol dan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan
perusahaan. Dalam penelitian ini adanya Board size yang baik untuk
mengatasi konflik keagenan. Board size yang lebih besar akan
meningkatkan pengawasan terhadap manajemen secara efektif serta
berpotensi memberikan pengalaman yang lebih luas untuk kemajuan
perusahaan. Dalam hal ini Board size merupakan dewan direksi dan
dewan komisaris. Dengan jumlah dewan direksi dan dewan komisaris
banyak maka kinerja manajemen akan mudah dikendalikan sehingga
menciptakan kinerja optimal sesuai dengan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
nilai perusahaan (Velnampy dalam Onasis dan Robin, 2016).
Selain itu ukuran perusahan dapat mengatasi masalah
keangenan. Ukuran perusahaan menjadi tolok ukur untuk mengetahui
tahap perusahaan, perusahaan yang baik yakni perusahaan yang
mampu memenuhi pendanaannya serta perusahaan memiliki jumlah
aktiva yang besar. Hal ini akan mengatasi masalah keagenan yang
dapat terjadi karena apabila manajer bertindak baik sesuai dengan
tugasnya maka akan meningkatkan kas yang dapat memenuhi
kebutuhan perusahaan, selain itu juga mencerminkan bahwa
perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba
dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Daniati dan
Suhairi, 2006).
2. Teori Sinyal (SignallingTheory)
mendapatkan investor dan tidak mudah ditiru oleh perusahaan lain
yang memiliki kualitas buruk.
Dengan demikian maka semakin lama waktu audit maka akan
menyebabkan harga saham tidak stabil, sehingga investor mengartikan
kasus ini sebagai audit delay yang mana perusahaan tidak dapat
memberikan laporan keuangan sesuai waktu yang ditentukan. Dalam
hal ini diperlukan konsistensi perusahaan dalam memberikan
pertanggung jawaban kepada shareholder selaku pemegang saham.
Berhubungan dengan pemberian sinyal baik bagi investor maka
berkaitan dengan kualitas audit yang diberikan perusahaan. Kualitas
audit merupakan salah satu informasi yang dapat memperkuat atau
memperlemah pengaruh pemberian opini wajar tanpa pengecualian
auditor terhadap perusahaan. Opini auditor sangat berpengaruh
terhadap investor atau calon investor yang akan menanamkan
modalnya, apabila kualitas itu menunjukkan hal positif maka harga
saham akan meningkat dan sebaliknya.
pribadi untuk melakukan kecurangan, maka dari itu Independensi
menjadi hal yang sangat penting terhadap sikap auditor karena auditor
harus menyajikan hasil yang netral tanpa dipengaruhi oleh masalah
internal maupun eksternal.
3. Teori Pertukaran (Trade Off Theory)
Menurut teori pertukaran, jika suatu perusahaan menambah
hutang maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari
pembayaran pajak, keuntungan ini didapatkan karena perusahaan
harus membayar bunga atas hutang tersebut. Namun di sisi lain
penambahan hutang akan meningkatkan resiko kebangkrutan yang
mengancam perusahaan, penambahan hutang yang digunakan sebagai
penambahan modal sangat dibutuhkan oleh perusahaan, namun
perusahaan perlu memikirkan tanggung jawab atas hutang yang
digunakan.
Nilai perusahaan merupakan nilai yang dapat mengukur tingkat
kepentingan sebuah perusahaan dilihat dari beberapa aspek. Terdapat
beberapa metode pengukuran nilai perusahaan yang dapat digunakan.
Dimana pengukuran nilai perusahaan yang dapat digunakan yaitu
melalui kapitalisasi pasar yang mana menggunakan perkalian antara
harga saham dengan jumlah saham yang beredar kemudian
dilogaritmakan. Nilai perusahaan menjadi hal yang penting dalam
perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan persepsi investor
dalam yang dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi
maka akan meningkatkan nilai perusahaan.
5. Board size
6. Kualitas audit
Dalam teori sinyal (signalling theory), perusahaan dituntut
untuk memberikan sinyal baik bagi investor. Sinyal baik tersebut
didapatkan dari kualitas audit, yang mana kualitas audit sangat
diperlukan karena seorang audit dalam menjalankan tugasnya perlu
mengetahui beberapa informasi yang dibutuhkan, informasi tersebut
didapatkan dari klien. Selain itu auditor harus memiliki pengalaman
yang cukup agar opini yang diberikan dapat menjadi hasil yang baik
dan jelas bagi perusahaan. Ardiana (2014) menunjukkan pengaruh
positif ukuran KAP terhadap nilai perusahaan. Semakin besar kualitas
audit diharapkan akan meningkatkan kredibilitas dari laporan
keuangan, dan dengan meningkatnya kredibilitas dari laporan
keuangan maka diharapkan akan berpengaruh terhadap harga saham
yang tinggi, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
7. Ukuran perusahaan
8. Struktur Modal
Berdasarkan teori pertukaran, adanya penambahan hutang yang
digunakan sebagai modal akan mempengaruhi nilai perusahaan, hal
ini dikarenakan hutang akan menimbulkan bunga, yang mana dengan
adanya bunga maka perusahaan akan mendapat keuntungan dari
pembayaran pajak. Sehingga perusahaan dalam menambahkan modal
dengan cara hutang perlu mempertimbangkan dengan baik agar
hutang dan kewajiban pembayaran bunga dapat terlunasi sehingga
arus kas akan berjalan dan laporan keuangan yang dihasilkan baik.
Dengan cara penambahan modal tersebut maka nilai perusahaan akan
meningkat yang diwujudkan melalui harga saham yang tinggi dan
stabil.
B. PENELITIAN TERDAHULU DAN PENURUNAN HIPOTESIS
1. Pengaruh Board size Terhadap Nilai Perusahaan
kecurangan-kecurangan yang dapat terjadi. Kecurangan yang terjadi dikarenakan
kinerja manajemen yang lemah, kelemahan ini muncul karena tidak
ada kontrol dan tidak adanya masukan yang menyebabkan
profitabilitas perusahaan akan menurun.
Dengan adanya board size maka akan memunculkan teknik dan
strategi baru yang harus dilakukan agar kinerja manajemen
meningkat. Banyaknya jumlah direksi dan komisaris akan membuat
manajemen semakin baik karena mendapat pengalaman serta masukan
saran yang diterima. Dengan tercapainya pengawasan yang
disebabkan board size tersebut, maka kinerja akan optimal serta
profitabilitas akan meningkat, kemudian harga saham dan nilai
perusahaan akan ikut meningkat pula.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewata,
dkk (2015) yang menyatakan adanya hubungan positif antara board
size dengan nilai perusahaan. penelitian berbeda dilakukan oleh.
Lipton dan Lorch dalam Shakir (2010) menyatakan bahwa terdapat
beberapa kekurangan dalam besarnya ukuran dewan direksi. Karena
ukuran dewan direksi yang besar akan mengurangi diskusi yang
berarti, serta akan memakan waktu yang cukup lama. Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesisnya adalah:
2. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Nilai Perusahaan
Seorang akuntan publik untuk menjaga kualitas kerja dan
pemberian opini yang baik perlu memiliki pengalaman luas serta
berpendidikan tinggi. Pengalaman yang luas akan membuat auditor
mengetahui masalah secara mendalam dan auditor yang memiliki
pendidikan tinggi akan mengikuti perkembangan yang semakin
kompleks. Kualitas audit mampu menjelaskan dengan baik
kesalahan-kesalahan yang terjadi serta dapat menemukan kecurangan yang
terjadi dalam laporan keuangan, sehingga diharapkan akan
menghasilkan kredibilitas laporan keuangan yang baik dan
meningkatkan harga saham yang berdampak pada meningkatnya nilai
perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008) menyatakan
adanya pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan. Namun
hasil penelitian Rosner (2003) dan Dewata, dkk (2015) menujukkan
kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesisnya adalah:
H2: Kualitas Audit berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
3. Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
permodalan. Semakin besar aset yang dimiliki maka semakin besar
pula permodalan perusahaan, begitu pula sebaliknya jika aset semakin
kecil, maka modal yang dimiliki sedikit. Perusahaan yang memiliki
aset banyak sering disebut juga bahwa perusahaan tersebut telah
memasuki tahap kedewasaan, yang mana arus kas perusahaan sudah
positif dan dianggap bahwa perusahaan tersebut memiliki prospektif
yang baik untuk jangka waktu panjang. Selain itu perusahaan yang
besar dimudahkan dalam pendanaan, karena perusahaan besar akan
memiliki akses luas dan informasi yang cukup dalam pasar modal.
perusahaan besar akan mudah untuk mendapatkan keuntungan karena
perusahaan tersebut relatif stabil.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewata,
dkk (2015) yang menyatakan adanya pengaruh positif ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan. berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pamungkas dan Puspaningsih (2013) yang menyatakan
tidak ada pengaruh ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan, yang
berarti jika ukuran perusahaan semakin besar tidak sertamerta dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mengindikasikan
bahwa para investor tidak mempertimbangkan ukuran perusahaan
pada saat mereka membeli saham. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesisnya adalah:
Perusahaan dalam menjalankan operasional kegiatan
memerlukan modal, modal tersebut dapat diperoleh dari sumber
internal maupun eksternal perusahaan. Modal digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan jangka panjang maupun
jangka pendek. Apabila perusahaan mendapatkan sumber pendanaan
eksternal atau hutang maka perusahaan tersebut perlu memikirkan
kewajibannya dalam melunasi hutang dan membayar bunga atas
pinjaman. Jumlah hutang yang digunakan dalam permodalan harus
diimbangi dengan total aktiva yang dimiliki, hal ini dikarenakan
hutang yang diimbangi oleh aktiva maka kemungkinan pembayaran
hutang dari pinjaman tersebut mendapatkan jaminan pelunasan
sehingga resiko kebangkrutan akan terhindar.
dilakukan oleh Sulistiono (2010) yang menyatakan struktur modal
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, karena tinggi rendahnya
debt equity ratio akan mempengaruhi penilaian investor.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesisnya adalah:
H4: Struktur Modal berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
C. MODEL PENELITIAN
[image:32.595.177.504.429.646.2]Bagian model penelitian menggambarkan adanya hubungan antara
variabel-variabel penelitian serta bentuk hipotesis yang dirumuskan.
Model penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Penelitian
Board size
Struktur Modal
Kualitas Audit
Ukuran
perusahaan
Nilai
Perusahaan
(+)
(+)
(+)
A. OBYEK PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Alasan peneliti memilih
perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur seringkali mudah
mendapatkan goncangan ekonomi serta mempunyai masalah kredibilitas
laporan keuangannya. Unit yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan
sebagaimana telah ditetapkan. Laporan tahunan didapatkan dari situs resmi
Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id) atau dapat diunduh dari situs resmi
website perusahaan yang dijadikan sebagai sampel.
B. JENIS DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti dengan cara tidak
langsung atau melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, dokumentasi, catatan atau laporan historis
yang telah disusun atau yang telah ada.
C. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Sampel dalam penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2013-2015.
b. Perusahaan manufaktur yang memiliki data-data lengkap terkait
variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini.
c. Perusahaan manufaktur yang menggunakan nilai rupiah pada laporan
keuangannya.
d. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan secara
berturut-turut 2013-2015.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
yakni studi dokumentasi, merupakan metode pengumpulan data yang
mengumpulkan seluruh data sekunder dan informasi untuk menyelesaikan
masalah-masalah dalam penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
2013-2015, laporan keuangan diperoleh dari situs (www.idx.go.id) atau
E. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.
pengukuran nilai perusahaan menggunakan kapitalisasi pasar, dihitung
menggunakan perkalian antara harga saham dengan jumlah saham yang
beredar kemudian dialgoritmakan. Pengukuran ini sesuai dengan
pengukuran yang dilakukan oleh Dewata, dkk(2015).
KP = Ln (HS x JB)
Keterangan:
KP
: Kapitalisasi Pasar
Ln
: Logaritma Natural
HS
: Harga Saham
JB
: Jumlah Saham yang Beredar
2. Variabel Independen
a. Board size
Board size
dalam penelitian ini yakni dewan direksi dan dewan
komisaris. Untuk mengukur board size yaitu dengan menggunakan
total jumlah personel dalam dewan komisaris ditambah dengan jumlah
dewan direksi dalam perusahaan. Pengukuran ini sesuai dengan
pengukuran yang dilakukan oleh Dewata, dkk(2015).
b. Kualitas Audit
Kualitas audit. Kualitas audit diukur dengan menggunakan
ukuran KAP pada perusahaan i tahun t. Variabel ini yaitu variabel
dummy, maka penghitungannya sebagai berikut:
-
KAP Big 4 diberi skor = 1
-
KAP non Big 4 diberi skor = 0
c. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besarnya suatu perusahaan
yang diukur dengan menggunakan jumlah aset perusahaan yang
dialogaritmakan. Perusahaan yang dikelola dengan baik dapat dilihat
dari jumlah asetnya. Perusahaan besar memiliki jumlah aset yang
tinggi dan sebaliknya perusahaan kecil memiliki jumlah aset yang
rendah. Pengukuran ini sesuai dengan pengukuran yang dilakukan
oleh Dewata, dkk (2015).
Ukuran perusahaan = Ln (Total Aset)
Keterangan :
Ln = Logaritma natural
d. Struktur Modal
Struktur modal merupakan pemenuhan kebutuhan untuk jangka
to equity ratio
. Nilai
debt
dalam penelitian adalah jumlah dari short
term debt dan long term debt. Dimana yang termasuk debt adalah
pinjaman bank.
DER =
x 100%
Keterangan:
DER
:
Debt Equity Ratio
F.
UJI KUALITAS DATA
1. Statistika Deskriptif
Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi atas suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum (Ghozali, 2009).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini untuk menguji apakah data
memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
estimasi yang bias. Dalam uji asumsi klasik ini terdapat 4 pengujian,
yakni uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji atau mengetahui
ini dilakukan dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Kriteria-kriteria
pengujian dengan menggunakan uji dua arah (
twotailed tes
), yaitu
dengan membandingkan probabilitas yang diperoleh dengan taraf
signifikan (α) 0,05. Jika nilai sig > 0,05 maka data berdistribusi
normal (Ghozali, 2009).
Untuk mendapatkan data yang berdistribusi normal maka
dapat dilakukan cara pemangkasan (
trimming
), yaitu membuang
sampel yang bernilai outlier dan dalam melakukan pemangkasan
dilakukan secara bertahap.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Multikolinieritas terjadi apabila terdapat hubungan linier antar
variable bebas dalam model regresi yang korelasi sempurna. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
bebas.
Untuk menguji ada atau tidaknya gejala multikolinieritas
pada model regresi, dapat dilihat dari nilai
Tolerance
dan
VarianceInflationFactor
(VIF).
Tolerance
mengukur variabilitas
variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan
variance
dari residual suatu pengamatan
terhadap pengamatan lain. Jika variance dari residual suatu
pengamatan terhadap pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan apabila berbeda maka disebut sebagai
heteroskedastisitas. Maka dapat dikatakan bahwa regresi yang baik
yaitu regresi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2009).
Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas yakni
menggunakan metode
gletser test
, metode ini untuk mengetahui
apakah sebuah model regresi memiliki indikasi heteroskedastisitas
dengan cara meregres
absolut residual
terhadap variabel independen.
Jika nilai signifikan variabel independen >0.05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikan variabel
independen <0.05 maka terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dapat diartikan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggguna
(Ghozali, 2009). Uji ini dilakukan dengan metode
Durbin-Watson
.
Jika nilai Durbin Watson berkisar antara nilai batas atas (du) maka
diperkirakan tidak terjadi autokorelasi yaitu du<d<4-du.
G. UJI HIPOTESIS DAN ANALISIS DATA
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini analisis
regresi linier berganda dengan alasan bahwa variabel independen lebih
dari satu. Pada penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda
dengan persamaan sebagai berikut:
KP = α+β
1.BS+β
2.KA+β
3.FS +β
4.SM + ε
Keterangan :
KP
: Kapitalisasi Pasar
α
: Constanta
β
:Koefisien Regresi
BS
: Board Size
KA
: Kualitas Audit
FS
: Ukuran Perusahaan
SM
: Struktur Modal
ε
:
Error
2.
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R
2)
Nilai R
2digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model
dalam menerangkan variabel independen. Model tersebut dalam
menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya. Nilai koefisien
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2009).
3.
Uji F (Uji Simultan)
Uji nilai F bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan atau uji bersama-sama.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Jika
nilai sig < α (alpha), maka terdapat pengaruh secara bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian signifikan
0.05 (Ghozali, 2009).
4. Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing variabel
independen secara individual dalam menjelaskan variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikasi 0,05.
Penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria jika nilai signifikasi
kurang dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima dan
A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
board size
,
kualitas audit, ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode 2013-2015. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa
laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2015.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BEI melalui situs
www.idx.co.iddapat diketahui bahwa populasi dalam penelitian ini seluruh perusahaan
manufaktur periode 2013-2015 dengan jumlah 136/tahun. Dengan metode
purposive sampling maka peneliti membatasi jumlah sampel yang digunakan,
terdapat 23 perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangannya secara
berturut-turut, serta terdapat 28 perusahaan yang menggunakan mata uang U$
Dollar dalam penyajian laporan keuangan. Namun penelitian ini mengalami
masalah dalam pengambilan sampel karena adanya data
outlier
yang mana
data tersebut akan menimbulkan masalah pada pengujian asumsi klasik yang
menyebabkan data tidak normal. Agar data dapat berdistribusi normal makan
diagnostics
. Hasil identifikasi ditemukan 85 data outlier, sehingga sampel
yang digunakan dalam penelitian yakni 170 penjabaran sampel
penelitian dapat dijelaskan menggunakan tabel 4.1 berikut:
TABEL 4.1
Sampel Penelitian
NO Keterangan
Total
1
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
136
2
Perusahaan manufaktur di BEI yang tidak
mempublikasikan laporan keuangan secara berurutan
(23)
3
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang
U$ Dollar dalam laporan keuangannya
(28)
4
Jumlah sampel 1 tahun
85
5
Jumlah Sampel 85 x 3 tahun
255
6
Data sampel perusahaan Outlier
(85)
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat data outlier
sebesar 85 sehingga sampel dalam penelitian ini mengalami pengurangan
dibandingkan dengan jumlah sebelum adanya outlier. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yakni 170 dengan periode 3 tahun yakni
2013-2015.
B. UJI KUALITAS INSTRUMEN DAN DATA
1) Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan
variable-variabel dalam penelitian untuk mengetahui jumlah data, nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata (
mean
) dan simpangan baku (standart
deviation). Adapun variabel dalam penelitian ini yakni nilai perusahaan,
board size
, kualitas audit, ukuran perusahaan, struktur modal. Berikut ini
disajikan tabel 4.2 yang menunjukkan hasil deskriptif:
TABEL4.2
Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistik
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NP
170
34.500.000.0
00
116.792.14
1.600.000
936410788
7371.09
23.097.582.46
7.635.800,00
BS
170
4
17
8,84
3,444
KA
170
0
1
,28
,451
SM
170
3,8671
586,8594
103,88491
8
100,3253429
Valid N
(listwise)
170
[image:45.595.114.511.109.201.2]Sumber : Hasil Olah Data Statistik Deskriptif, 2017
TABEL 4.3
FREKUENSI KUALITAS AUDIT
NO
Frekuensi
Jumlah
1.
0
122
2.
1
48
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan hasil analisis deskriptif setiap
variabel yang diteliti. Jumlah data dalam penelitian sebanyak 170 sampel
(N) yang diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015.
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil frekuensi kualitas audit,
jumlah perusahaan 48 dan perusahaan yang menggunakan KAP non Big 4
diberi skor 1 dengan jumlah perusahaan 122.
Variabel pertama dalam analisis deskriptif ini adalah Nilai
Perusahaan yang diproksikan menggunakan logaritma natural dengan
rumus harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar.
Diketahui pada tabel diatas bahwa nilai minimum sebesar 34,500,000,000
yang dimiliki oleh PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) tahun 2015, nilai
maksimum sebesar 116,792,141,600,000 yang dimiliki oleh PT Gudang
Garam Tbk (GGRM) tahun 2014, nilai rata-rata (mean) sebesar
9364107887371.09 yang mendekati nilai minimum, artinya bahwa sampel
penelitian nilai perusahaan kurang baik, dan standart deviation sebesar
23.097.582.467.635.800,00.
Variabel kedua dalam analisis deskriptif ini adalah
board size
yang
dihitung menggunakan penjumlahan antara dewan komisaris dengan
dewan direksi. Diketahui pada tabel diatas bahwa nilai minimum sebesar 4
yang dimiliki oleh PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) tahun 2013 dan
PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) tahun 2015, nilai
maksimum sebesar 17 yang dimiliki oleh PT Tempo Scan Pasific Tbk
tahun 2013 dan PT Asahimas Flat Glas Tbk (AMFG) tahun 2013-2015,
nilai rata-rata (mean) sebesar 8,84 yang mendekati nilai minimum, artinya
bahwa sampel penelitian
board size
kurang baik, dan standart deviation
yang diproksikan menggunakan variabel dummy diukur menggunakan
ukuran KAP Big 4 dan non Big 4. Diketahui pada tabel diatas bahwa nilai
minimum sebesar 0.0000, nilai maksimal sebesar 1.0000, nilai rata-rata
(mean) sebesar 0.28 yang mendekati nilai minimum, artinya bahwa sampel
penelitian kualitas audit kurang baik, dan standart deviation sebesar 0
.451.
Variabel keempat dalam analisis deskriptif ini adalah ukuran
perusahaan yang diukur dengan menggunakan jumlah aset perusahaan
yang dialgoritmakan. Diketahui pada tabel diatas bahwa nilai minimum
sebesar 96,745,744,221 yang dimiliki oleh PT Kedaung Indah Can Tbk
(KICI) tahun 2014, nilai maksimum sebesar 63,505,413,000,000 dimiliki
oleh PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tahun 2015, nilai rata-rata sebesar
5323072942420.35 yang mendekati nilai minimum, artinya bahwa sampel
penelitian ukuran perusahaan kurang baik, dan standart deviation sebesar
10.450.741.434.424.300,00.
Variabel kelima dalam analisis deskriptif ini adalah struktur modal
yang diproksikan menggunakan
debt to equity ratio
, dengan perhitungan
total hutang dibagi dengan total ekuitas perusahaan dan dikalikan 100%.
Diketahui pada tabel diatas bahwa nilai minimum sebesar 3,8671 yang
dimiliki oleh PT Jaya Pari Steel Tbk(JPRS) tahun 2013, nilai maksimum
2014, nilai rata-rata 103,884918 yang mendekati nilai minimum, artinya
bahwa sampel penelitian struktur modal kurang baik, dan standart
deviation sebesar 100,3253429.
2) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengujii asumsi-asumsi yang
ada dalam model regresi linier berganda, dalam penelitian ini akan diuji
model persamaan yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel dependen
dan variabel independen pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah
berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai sig > α = 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa residual menyebar normal dan apabila nilai sig < α =
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar tidak normal.
Pengujian normalitas menggunakan uji
kolmogrovov-smirnov one
sampel test.
Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji normalitas.
TABEL 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
Parameters
a,bStd. Deviation
.60848456
Most Extreme
Differences
Absolute
.054
Positive
.054
Negatif
-.044
Test Statistik
.054
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Olah Data Uji Normalitas, 2017
Dari uji yang telah dilakukan pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa
untuk model penelitian dengan nilai perusahaan sebagai variabel
dependen menunjukkan nilai Asymp sig. (2-tailed) 0,200. Nilai Asymp
sig. (2-tailed tersebut berada lebih tinggi dari pada nilai α = 0,05 yang
memiliki pengertian bahwa model penelitian ini dikatakan berdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Pada model
regresi yang sempurna seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
bebas (independen). Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan cara
melihat nilai
Tolerance
atau Variance Inflation Factor (VIF) .jika nilai
[image:49.595.194.510.110.237.2]tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka data tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji multikolinieritas.
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
aModel
Collinearity Statistiks
Tolerance
VIF
1 (Constant)
BS
.493
2.030
KA
.636
1.572
UK
.492
2.032
SM
.892
1.121
a. Dependent Variable: NP
Sumber : Hasil Olah Data Uji Multikolinieritas, 2017
Dari uji yang telah dilakukan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa
untuk model penelitian dengan nilai perusahaan sebagai variabel
dependen menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari
board size
, kualitas audit, ukuran perusahaan dan struktur modal
memiliki nilai > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dalam penelitian ini dapat
dikatakan bebas dari masalah multikolinieritas
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan
variance
dari residual dari suatu
pengamatan terhadap pengamatan lain. Untuk menguji ada atau tidaknya
heteroskedastisitas pada penelitian ini digunakan uji Gletser test. Jika
nilai sig > 0,05 maka data dalam model tersebut terbebas dari masalah
[image:50.595.184.468.142.301.2]heteroskedastisitas. Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas.
Coefficients
aModel
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
.154
.637
.242
.809
BS
.003
.011
.030
.279
.780
KA
-.095
.075
-.121
-1.261
.209
UK
.011
.025
.046
.421
.674
SM
.000
.000
.120
1.481
.141
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Hasil Olah Data Uji Heterokedastisitas, 2017
Dari uji yang telah dilakukan pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa
variabel independen yang terdiri dari
board size
, kualitas audit, ukuran
perusahaan dan struktur modal memiliki nilai sig diatas 0,05. Maka
dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model persamaan ini
terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode
t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2009). Cara
untuk melakukan uji autokorelasi menggunakan metode Durbin-Watson.
Jika nilai Durbin Watson berkisar diantara nilai batas (du) dan 4-du,
[image:51.595.168.508.148.320.2]maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi yaitu du<d<4-du.
TABEL 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
bModel
R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1
.960
a.922
.920
.6158160
2.090
a. Predictors: (Constant), SM, BS, KA, UK
b. Dependent Variable: NP
Sumber : Hasil Olah Data Uji Autokolerasi, 2017
Dari uji yang telah dilakukan pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa
model regresi terbebas dari autokorelasi. Ditunjukkan hasil bahwa nilai
D-W yakni sebesar 2,090 nilai tersebut terletak antara dU dan (4-dU)
yang mana diketahui nilai dU sebesar 1,7975 maka dapat dikatakan
bahwa model tersebut bebas dari masalah autokorelasi.
C. HASIL PENELITIAN (UJI HIPOTESIS)
1. Uji Koefisien Determinasi (
Adjusted
R
2)
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan
model penelitian dalam menerangkan variabel independen (
board size
,
kualitas audit, ukuran perusahaan dan struktur modal). Variabel
independen dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen
apabila nilai
Adjusted
R
2square
lebih besar dari 0 sampai dengan 1.
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Tabel 4.8
[image:53.595.167.483.271.365.2]menunjukkan hasil uji koefisien determinasi (
Adjusted
R
2).
TABEL 4.8
Hasil Uji koefisien determinasi (
Adjusted
R
2)
Model Summary
Model
R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.960
a.922
.920
.6158160
a. Predictors: (Constant), SM, BS, KA, UK
Sumber : Hasil Olah Data Uji Koefisien Determinasi, 2017
Berdasarkan tabel 4.8 koefisien determinasi dapat dilihat bahwa
besarnya
Adjusted
R
2yakni 0,92. Hasil perhitungan diatas maka
kemampuan variabel independen (
board size
, kualitas audit, ukuran
perusahaan dan struktur modal) mampu menjelaskan variasi perubahan
variabel dependen (nilai perusahaan) sebesar 92% sedangkan sisanya 8%
(100%-92%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi yang
dianalisis.
2. Uji F(Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan atau uji bersama-sama dalam
model regresi. Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji F (Uji Simultan).
Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVA
aModel
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
F
Sig.
1 Regression
742.051
4
185.513
489.184
.000
bResidual
62.573
165
.379
Total
804.624
169
a. Dependent Variable: NP
b. Predictors: (Constant), SM, BS, KA, UK
Sumber : Hasil Olah Data Uji F, 2017
Berdasarkan tabel 4.9 uji F (simultan) dapat dilihat bahwa besarnya
nilai F 489,184 dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05. Maka dengan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen (
board size
,
kualitas audit, ukuran perusahaan dan struktur modal) secara
bersama-sama (simultan) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel
dependen (nilai perusahaan) serta persamaan regresi ini dapat diandalkan
sehingga dapat dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya yakni uji t
(parsial).
3. Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing
variabel independen (
board size
, kualitas audit, ukuran perusahaan dan
struktur modal) secara individual dalam menjelaskan variabel dependen
[image:54.595.161.508.148.284.2](nilai perusahaan). Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji t (Uji Parsial).
TABEL 4.10
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std.
Error
Beta
1 (Constant)
-9.612
1.113
-8.632
.000
BS
.062
.020
.097
3.147
.002
KA
-.441
.132
-.091
-3.356
.001
UK
1.326
.044
.940
30.382
.000
SM
-.005
.000
-.238
-10.335
.000
a. Dependent Variable: NP
Sumber : Hasil Olah Data Uji t, 2017
Berdasarkan tabel 4.10 maka dapat diketahui persamaan regresinya
sebagai berikut:
Y= -9,612 + 0,062BS - 0,441KA + 1,326UK - 0,005SM + ε
Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda dilakukan
dengan menguji persamaan secara individual terhadap masing-masing
variabel independen. Dari data yang diolah dalam penelitian ini maka
ditunjukkan sebagai berikut:
a. Pengujian Hipotesis 1
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
board size
terhadap nilai perusahaan. Koefisien regresi
board size
sebesar 0,62.
Hal ini menunjukkan arah koefisien regresi dari variabel
board size
memiliki arah yang positif. Nilai sig menunjukkan <
alpha
0,05 yaitu
0,002 artinya bahwa variabel
board size
mempunyai pengaruh positif
disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan
board size
berpengaruh terhadap nilai perusahaan diterima.
b. Pengujian hipotesis 2
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas
audit terhadap nilai perusahaan. Koefisien regresi kualitas audit
sebesar -0,441. Hal ini menunjukkan arah koefisien regresi dari
variabel kualitas audit memiliki arah yang negatif. Nilai sig
menunjukkan <
alpha
0,05 yaitu 0,001 artinya bahwa variabel kualitas
audit berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang
menyatakan kualitas audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan
ditolak.
c. Pengujian Hipotesis 3
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan. Koefisien regresi ukuran
perusahaan sebesar 1,326. Hal ini menunjukkan arah koefisien regresi
dari variabel ukuran perusahaan memiliki arah yang positif. Nilai sig
menunjukkan <
alpha
0,05 yaitu 0,000 artinya bahwa variabel ukuran
ketiga yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan diterima.
d. Pengujian Hipotesis 4
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur
modal terhadap nilai perusahaan. Koefisien regresi struktur modal
sebesar -0,005.Hal ini menunjukkan arah koefisien regresi dari
variabel struktur modal memiliki arah yang negatif. Nilai sig
menunjukkan <
alpha
0,05 yaitu 0,000 artinya bahwa variabel struktur
modal berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang
menyatakan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan
ditolak.
Berdasarkan pengujian hipotesis secara keseluruhan dengan
menggunakan model regresi berganda, maka dapat diperoleh
ringkasan hasil hipotesis pada tabel 4.11 yang disajikan sebagai
berikut:
TABEL 4.11
Hipotesis
Hasil
Board size
berpengaruh positif terhadap Nilai
Perusahaan
Diterima
Kualitas Audit berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan
Ditolak
Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap
Nilai Perusahaan
Diterima
Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Nilai
Perusahaan
Ditolak
Sumber: Hasil Uji t
D. PEMBAHASAN
1. Pengaruh
Board size
Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Evada dewata dkk (2015),
board size
berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan jumlah
board size
dalam
jumlah besar akan meningkatkan kinerja dewan komisaris dan dewan
direksi dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen untuk
mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agency yang menyatakan
bahwa untuk mengatasi masalah keagenan perlu adanya pengawasan
terhadap tindakan manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat bagi
perusahaan.
Board size
dalam jumlah yang besar akan memantau tindakan
manajemen secara efektif sehingga keputusan yang diambil akan sesuai
dengan tujuan yang direncanakan. Pengambilan keputusan yang efektif
dapat meningkatkan profitabilitas yang mana nilai perusahaan dapat
(2015), Sari dkk (2015), dan Susanti (2010) yang menyatakan bahwa
board
size
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. namun
penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shakir
(2010) yang menyatakan tidak ada pengaruh
board size
terhadap nilai
perusahaan.
2. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Nilai Perusahaan
Kualitas audit dapat berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, hal ini disebabkan tindakan manajemen untuk
mementingkan diri sendiri karena perusahaan memiliki keinginan agar
kinerja keuangan perusahaan tampak bagus di mata calon investor, namun
mengabaikan keberadaan auditor Big-4, selain itu keberadaan auditor Big-4
bukan untuk mengurangi kecurangan manajemen, tetapi untuk
menghasilkan kredibilitas laporan keuangan dengan mengurangi gangguan
yang ada di dalamnya sehingga dapat menghasilkan laporan yang handal.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rosner
(2003), Hardiningsih (2010), dan Dewata dkk (2015) yang menyatakan
kualitas audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang menyatakan adanya kualitas audit berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, hal ini
dikarenakan perusahaan yang memiliki total asset besar mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut telah memasuki tahap kedewasaan, yang mana
pada tahap ini perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pendanaannya
dengan mudah, selain itu arus kas perusahaan positif dan perusahaan
tersebut dianggap sangat prospektif untuk jangka panjang, karena
perusahaan besar memiliki informasi luas dan cukup dalam pasar modal.
Seorang investor dalam menanamkan modalnya tertarik pada perusahaan
besar, hal ini dikarenakan perusahaan yang besar memberikan keyakinan
pengembalian investasi serta banyak diminati di pasar modal sehingga harga
saham dari perusahaan tersebut akan naik dan stabil yang pada akhirnya
akan meningkatkan pula nilai perusahaan.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Dewata dkk
(2015), Prasetia dkk (2014), dan Wiguna Pratama Aji (2016) yang
menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Puspita (2013) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak
4. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, struktur modal merupakan komposisi antara modal sendiri
dengan hutang jangka panjang dalam pemenuhan modal permanen. Bagi
perusahaan sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber dana yang dicerminkan oleh
modal asing dan modal sendiri diukur dengan
debt to equity ratio
(DER).
Jumlah hutang yang digunakan dalam permodalan harus diimbangi dengan
total aktiva yang dimiliki, perusahaan yang memiliki hutang dengan jumlah
yang besar maka akan memberi beban yang berat bagi perusahaan itu
sendiri dan perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan dengan
struktur modal yang tidak baik karena kegagalannya dalam mengelola
perusahan.
Menurut teori pertukaran (
trade of theory
) penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya dalam titik tertentu, apabila
hutang telah melewati titik yang ditentukan maka hutang akan menurunkan
nilai perusahaan. karena keuntungan atas pinjaman hutang tidak sebanding
dengan kenaikan biaya
financial distress
dan biaya keagenan. Dengan hal
ini maka investor tidak akan tertarik untuk menanamkan modalnya jika
dimiliki, kondisi ini dapat menurunkan nilai perusahaan karena perusahaan
tidak diminati di dunia pasar modal.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistiono
(2010), Fau (2010), dan Rizkiastuti (2016) yang menyatakan struktur modal
berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2016) yang menyatakan
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai
pengaruh
Board size
, Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal
terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015 melalui spss 23 for windows, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Board size
berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi
ke arah positif yakni 0,062 dan nilai sig 0,001 < alpha 0,05. Artinya
Board size
dalam jumlah besar dapat mengawasi tindakan manajemen
dalam pengambilan keputusan sehingga harga saham akan baik dan pada
akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.
2.