KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
I,?
610.68
Ind
G@ aセ@
J
/ MILIK P ERPU
I
DE P: KBSBHA
T A l "KONSll KEDOKTERAN INDONESIA
RENCANA STRATEGIS
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
2005 2010
p N@ セ@ GBZ Nセ@ n
r
セiL@s.-\1 . I
_ il': U
:
セセ
M_ヲN_ス@
• /5
R セ N セ セQ@
' j : ...
11.: ...
j
. . . .. . .. . . e O" .. . .. . . •• • • • .. • •• • • • • • • '
l
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Indonesian Medical Council
KONSIL K EDOK TERAN INDONESIA
RENCANA STRATEGIS
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
2005 2010
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Edis i Per t ama , 2006
Cetakan Pertama , Nopember 2006
Pe r pustakaa n Nasionai : Kat aio g Daia m Terbitan (KDT )
Reneana s t rateg i s k o nsii ke d okte r an I ndones i a
2005-20 1 0.- - Jakarta Kons ii Kedo k t eran
Indo nes ia, 2006
3 1 h i m. ; 1 7 , 5 x 24 em.
ISBN 979 - 1249-03 - 2
1 . Kedo k teran -- Managemen .
610.68
Penerb it:
Ko n s ii Ke dok t eran I ndo nesi a Ja i an Hang Jebat I I I Biok F3
Te i epon : 62 - 21-7244379 , Faksim i l i: 6 2 - 21 - 7244379 , Ja ka r ta Se i atan
KON91L KEDOKTERAN INDONESIA
KATA PENGANTAR
Konsil Kedokteran Indonesia mulai berfungsi setelah mengucapkan sumpah didepan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 29 April 2005 . Konsil Kedokteran Indonesia mendapat amanah dari Undangundang Praktik Kedokteran no. 29 tahun 2004 sepertl yang tertuang dalam pasal 6, 7 dan 8 mengena! fungsi, tugas dan wewenangnya.
Pelayanan profesional oleh dokter dan dokter gigi merupakan salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang mempunyai tug as utama memberlkan pelayanan ked okteran yang aman untuk melindungi masyarakat. Oleh karena itu Konsil kedokteran Indonesia juga mendapat amanah pengaturan praktlk kedokteran yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter glgi, dan memberikan kepastian huku m kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi.
Agar amanah tersebut dapat dicapai perlu disusun wawasan program jangka panjang, menengah dan prog ra m jangka pendek yang berkesinambungan dan terarah. Wawasan program jangka panjang berupa perumusan vis; dan mis! Konsil Kedokteran Indonesia. Sedang program jangka pendek dan menengah berupa penyusunan sasaran, strategi dan program 5 tahun kedepan dalam bidang pendidikan, registrasl, pembinaan dan kesekretariatan.
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Penyusunan Rencana Strategi 5 tahun kedepan setelah memperhatikan pemantauan lingkungan tentang situasi saat ini antara lain masalah praktik kedokteran dan kedokteran gigi serta pelayanan kedokteran , serta harapan stakeholder terhadap masalah PEllayanan kedo'kteran. Se'lain itu j uga menelaah fungsi , tugas , wewenang dan peran Konsil Kedokteran Indonesia dalam melindungi masyarakat dan pen ingkatan pelayanan kedokteran. dengan dem ikian Rencana Strategi ini menjadi pedoman untUk diacu oleh semua komponen Konsil Kedokteran Indonesia dalam menj alankan pe rencanaan dan penyusuna n kegiatan tahunan secara berkesinambungan dan dapat diketahu i oleh stakeholder lain . Semoga implementasi Rencana Strat'agi dapat dilakukan secara berhasil dan berdaya guna sesua i dengan amanah dalam UndangUndang Praktik Kedokteran .
Jakarta , Februari 2006
Dr. Hardi Yusa,SpOG,MARS
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
DAFTAR 151
Kata Pengantar (oleh Ketua KKI) iii
Daftar lsi v
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
B. Dasar Pemikiran UNDANGUNDANG PRAKTIK
KEDOKTERAN dan dibentuknya KKI 2
Bab II Pemantauan Lingkungan (Environtmental Scanning)
4
A. Situasi Sa at Ini
4
B. Harapan dan Kebijakan Stakeholders 9 Bab III Konsil Kedokteran Indonesia
13
A.Definisi
13
B. Fungsi dan Tugas
13
C. Wewenang
14
D. Peran
14
E. Struktur Organisasi
15
BablV Visi , Misi, Nilai dan Tujuan KKI 17
Bab V Strategi Utama dan Sasaran KKI 18
Bab VI Strategi dan Program KKI
20
Bab VII Penutup
29
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ketetapan MPR Nomor IV/MPRl1999 tentang Garisgaris Besar Haluan Negara 19992004 menetapka n bahwa kebijakan Pembangunan Kesehatan antara lain adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkung a n yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, meningkatkan serta memelihara mutu lembaga pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan . Tindak lanjut dari penjabaran tersebut adalah ditetapkannya Undangundang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional tahun 20002004 dimana telah digariskan bahwa pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang perlu disediakan terutama bagi keluarga miskin.
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya pelayanan profesional oleh dokter
dan dokter gigi, yang bekerja untuk melindungi masyarakat dengan
memberikan pelayanan medik yang aman. Untuk alasan ini maka telah diterbitkan Undangundang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UNDANGUNDANG PRAKTIK KEDOKTERAN), yang mengatur praktik dokter dan dokter gigi agar kwalitasnya baik dan terpelihara mulai dari pendidikan, registrasi dan pembinaannya. Asas praktik kedokteran adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, kead ilan, kemanusiaan, keseimbangan serta perlindungan dan keselamatan pasien . Nilai ilmiah yang dimaksud adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pad a ilmu pengetahuan dan teknologi serta etika profesi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal secara berkesinambu ngan serta pengala m an praktik di lapangan. Penyelenggaraan Praktik Kedokteran harus memberi manfaat yang sebesarbesarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Praktik Kedokteran harus mampu memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya yang terjangkau dan pelayanan yang bermutu. Selain itu dalam penyelenggaraannya hanya memperhatikan unsur kemanusiaan dengan tidak membedakan suku, agama, status sosial dan ras, namun demikian tetap menjaga keseimbangan, keserasian, keselarasan kepentingan individu dan masyarakat.
B. Dasar Pemikiran UNDANGUNDANG PRAKTIK KEDOKTERAN
dan dibentuknya KKI
Undang Undang Praktik Kedokteran merupakan terobosan
KONSI!:. KEDOKTERAN INDONESIA
dalam memperbaiki mutu pendidikan pelayanan praktik kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia.undangundang ini memberikan pemahaman kepada seti a p dokter dan dokter gigi, bahwa dalam menyelenggarakan praktik kedokteran harus memenuhi standar kompetensi tertentu sehingga masyarakat akan mendapatkan pelayanan medik secara profesional dan aman. Untuk mencapai kondisi ini Undang Undang Praktik Kedokteran menegaskan perlu adanya Konsil Kedokteran Indosesia (KKI) sebagai pihak yang sangat berperan dan stratejik, untuk menjalin kerjasama secara harmonis dan sinergis dengan pihak pihak lain yang juga turut mendapat amanah yaitu Organisasi Profesi , Kolegium, Institusi Pendidikan, Rumah Sakit Pendidikan, Departemen Kesehatan, dan Departemen Pendidikan Nasional. Dengan demikian secara luas pembentukan KKI mempunyai tujuan : pembinaan pendidikan dan praktik dokter dan dokter gigi, perlindungan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan praktik ke dokteran dan kedokteran
gigi; serta pemberdayaan organisasi profesi.
Selanjutnya sebagai implementasi Undangundang Praktik Kedokteran , dan kaitannya dengan fungsi, tugas dan wewenang KKI seperti yang tercantum dalam pasal 6, 7 dan 8 maka disusunlah rencana strategi Konsil Kedokteran Indonesia tahun 20052010 . Penyusunan ini diperlukan agar pencapaian tujuan tersebut diatas dapat dilakukan secara berhasil dan berdaya guna sesuai dengan yang diamanahkan dalam Undang Undang Praktik Kedokteran.
KONSIL KEOOKTERAN INOONESIA
Bab II
PEMANTAUAN LlNGK UNGAN
A. Situasi saat in;
Pada dekade terakhir tidak sedikit permasalahan yang muncul di masyarakat yang diakibatkan antara lain oleh interaksi didalam praktik dokter dan dokter gigi. Pada hakekatnya praktik kedokteran bukan hanya interaksi antara seorang doHer atau dokter gigi terhadap pasiennya, akan tetapi lebih luas menc:akup aspek pengetahuan , keterampilan dan sikap yang sesuai dengan profesionalisme seorang dokter dan dokter gigi pada saat memberikan pelayanan. Profesionalisme dokter dan dokter gigi yang tidak terlepas dari situasi pendidikan dokter dan dokter gigi sa at ini yang memang masih sangat bervariasi mutunya. Dengan demikian untuk mencapai profesionalisme tersebut berbagai kondisi harus dapat diantisipasi oleh KKI yang kemudian untuk selanjutnya akan disuslln langkahIangkah stratejik berupa program beserta kegiatannya. Kondisi yang dapat diidentifikasi sa at ini antara lain:
1. Tuntutan masyarakat
Meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang leb ih baik serta makin berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap praktik dokter dan dokter gigi.
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Hal ini ditandai dengan semakin ma raknya tuntutan hukum oleh masyarakat , yang sering kali diidenti kan dengan kegagalan upaya penyembuhan dan ketidakmampua n dokter dan dokter gigi . Sebaliknya apabila tindakan medis yang dilakukan berhasil, maka dianggap sebagai hal biasa . Dokter dan dokter gigi dengan perangkat ipteknya pada dasarnya berupaya menyembuhkan pasien , akan tetapi penerapan iptek yang dim ilikinya tidak selalu identik dengan penyembuhan pasien . Hal ini disebabkan br:;rbagai faktor yang turut menentukan keberhasilan perawatan antara lain kondisi pasien, sistem pelayanan kesehatan , sistem pembiayaan dan profes ional isme dokter dan dokter gigi. Berkaitan dengan tugas KKI permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan medik serta pemberian kepastian hukum bagi masyarakat, serta dokter dan dokter gigi , merupakan salah satu program prioritas untuk segera ditangani.
2. Jumlah, Distribusi dan Registrasi Dokter dan Dokter Gigi
Sampai saat ini berapa jumlah dokter, dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran belum didapatkan angka yang akurat. Sebagai konsekuensinya berapa produksi dokter dan dokter gigi yang harus dihasilkan institusi pendidikan masih sulit diprediksi . Demikian pula dengan distribusinya yang belum merata karena sebagian besar praktik dokter dan dokter gigi berkumpul di kotakota besar. Dengan demikian target pencapaian ratio dokter : masyarakat sebesar 1 :2 .500 dan dokter gigi : masyarakat sebesar 1: 10.000 di tahun 2010, masih jauh masih jauh untuk bisa dicapai. Tidak adanya registrasi ulang mempersulit prediksi jumlah dan distribusi dokter dan dokter gigi yang aktif dalam sistem pelayanan medik. Oleh
\.
.. ."
\ .W
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA karena itu upaya registrasi perlu segera dilaksanakan mengingat (1) secara tak langsung akan berdampak pada upaya dokter untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan mediknya . (2) jumlah dan distribusi dokter di Indonesia dapat dipetakan , sehin gga be rguna dalam pe merata an pelayanan rned ik oleh pemerintah serta pengendal ian produksi do kter. (3) lRegistras i dan re gistrasi ul ang oleh KKI berda mpa k pada pengendalia n kwal itas ko mpete nsi yang telah di sta ndarka n d an akan memb e ri kepastian hukum bag i masyaraka t, serta dokter dan dokter gi gi.3 . Standar Pendidikan Ke dokte ran dan Kedokte ra n Gigi ser ta
Standar Pendi dikan Ke dokteran dan Kedokteeran Gigi
Pada saat in i penyelengg araa n pend idikan ked okteran dan kedokteran gigi menga cu pa da Kurikulum Inti Pend idi kan Do kter Indonesia III (KI PDI III) dan Kuriku lu m Inti Pend idikan Dokter Gigi Indonesia II (KIPDGI II ) ya ng telah disus un bersama antar institu si pendidi ka n (Fakultas Kedokteran da n Fak ultas Kedo kteran Gigi) di Indonesia. Pada kenyataannya kwa litas lulusan pendldikan kedokteran da n kedoktera n gigi sa ng at bervarias i karena buku acuan yang digu naka n hanya berupa buku acuan kuri kul um dan bukan berupa buku stan da r pe ndidi kan. Beragamnya ku al itas lul usan pen di dikan dok ter dan do kter gigi di In do nesia dapat men imb ul kan mas lah dalam melak ukan p ra kti k kedoktera n dan kedokteran gig i bag i masyarakat. Seh ubungan den gan hal ini diperlukan sua tu standar nasional pendidi kan profesi dokter dan dokter gigi di Indonesia, yang mencakup standar input, prose s da n output yang mengac u pad a kondisi masyarakat Indon esia sekal igus pad a sta nd ar glo bal.
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
4. Pembinaan Praktik Dokter dan Dokter Gigi
Pada saat ini pembinaan praktik dokter dan dokter gigi dilakukan oleh berbagai pihak dengan cara yang kurang terintegrasi . Demikian pula pembinaan tidak selaras dengan sistem pelayanan kesehatan lainnya sehingga terjadi model pel ayanan medik yang kurang terstruktur. UndangUndang Praktik Kedokteran pada dasarnya menghendaki adanya pelayanan me dik yang terstruktur dan terintegrasi antar berbagai pihak terkait dengan pelayanan oleh dokter dan dokter gigi yang profesional. Berkaitan dengan hal ini pembinaan praktik juga harus dilaksa nakan secara terpadu dan harmonis oleh berbagai pihak karena menyangkut pembinaan praktik kedokteran yang terkait dengan bidang etik dan pengembangan ilmu. Kondisi ini merupakan tantangan bagi penerapan UNDANG-UNDANG PRAKTI K KE DOKTE RA N, ka rena pada saat ini do kter dan dokter gigi dalam praktik se hariharinya terbiasa bekerja dengan pol a yang belu m mengacu kepada standar profesi dan atura n ma in yang jelas .
5. Pasar Global
Globalisasi menimbulkan anca man sekaligus tantangan bagi praktik dokter dan dokter gigi di Indon es ia. Berupa ancaman karena dokter atau dokter gigi asing dengan berbagai kwalitas dimungkinkan praktik di Indonesia di masa yang akan datang. Dari segi positif sebetulnya hal ini merupakan tantang an sekalig us kesempa tan untuk meni ngkatka n kwalitas praktik dokte r d an dokter gi gi agar dapat bersaing dengan para dokter as ing tersebut. UndangUn dang Praktik
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Kedokteran merupakan pemic u untuk mengembangkan kompetensi dokter dan dokter gigi me nuju standar nasional, yang sekaligus mengacu pada standar internasional. Karena itu pada saat ini penyesuaian dan peningkatan kompetensi dokter dan dokter gigi memerlukan .percepatan yang signifika n.
6. Penerapan Undang-Undang Praktik K edokteran
Penerapan UndangUndang Praktik Kedokteran akan berbeda beda diberbagai daerah berkaitan dengan kewenangan daerah ses uai dengan UU no 32 tahun 2004 tentang Otonomi daerah. Agar Undang-Undang Praktik Kedokteran dapat dite rima dan diterapkan secara lancar di berbagai daerah maka diperlukrm koordinasi dan kerjasama yang harmonis antara pihak KKI dengan Pemda di berbagai provinsi / kabupaten di seluruh Indonesia.
7. Undang-Undang Praktik Kedokteran menuntut KKI bekerja secara
efisien dan profesional
Untuk mencapai hal ini KKI harus didukung oleh kesekretariatan yang handal serta fasilitas prasarana dan saran'a yang memadai. KKI terdiri dari 17 anggota yang mempunyai kemampuan, komitmen dan komunikasi yang baik, yang diharapkan mampu menyusun kebijakan dan strategi demi tercapainya praktik dokter dan dokter gigi secara profesional sesuai standar yang telah ditentukan. KKI dalam bekerjanya dibantu oleh seorang sekretaris dan didukung oleh sekretariat yang berasal dari departemen Kesehatan. Untuk mencapai kinerja yang maksimal masih diperlukan harmonisasi antara anggota KKI dan seluruh jajaran sekretariat. Sehubungan dengan fasilitas,
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
saat ini KKI belum didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai. Fasilitas yang digunakan terbatas pada apa yang diberikan oleh Departemen Kesehatan, padahal melihat pada lingkup kerjanya KKI harus didukung oleh sarana gedung dan sistem teknologi informasi yang dapat menjangkau secara nasional bahkan internasional. KKI diharapkan akan berkembang menjad i lembaga independen yang handal dan terpercaya , karena memilki dasar hukum yang kuat melalui UndangUndang Praktik Kedokteran . Namun demikian KKI masih harus bekerjasama dengan berbagai pihak lain yang terkait dengan praktik kedokteran agar UndangUndang Praktik Kedokteran terlaksana dengan baik, misalnya dengan kepolisian , lembaga legislatif dsb.
B. Harapan dan Kebijakan Stakeholders
Harapan dan kebijakan stakeholders yan g akan dijelaskan berikut ini adalah berbagai hal
yang berkaitan dengan pelaksanakan Undang-Undang praktik Kedokteran .
1. Departemen Pendidikan Nasional
1.1 Kebijakan nasional dalam bidang pendldikan kedokteran
dan kedokteran gigi
1.1.1 Dengan diberlakukann ya UndangUndang Prakt ik Kedokteran maka pendidikan Kedokteran dan Kedokteran Gigi meng acu pada Undang Undang Praktik Kedokteran (lex specialis) , kecuali untuk hal yang tidak diatur dala m UndangUndang Praktik
!
セカヲj@
L I K P E F
r
US ,-A
K ...
A.DEP; KESE
I-T.
NKONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Kedokteran maka pendidikan ini masih mengacu pada
Undang-Undang yang bersifat umum seperti Sisdiknas
1.1.2 Pemberdayaan organisasi profesi dan kolegium lebih
ditingkatkan sebagai cerminan kemandirian
pengelolaan pendidikan dan pembinaan lulusan .
1.2 Pengawasan mutu pendidikan kedokteran I kedokteran gigi
Pengawasan mutu dilakukan sec a ra internal dan eksternal.
Secara internal (audit internal) di lakukan sendiri oleh institusi
pendidikan dan merupakan bag ian dari sistem penjaminan
mutu setempat Secara eksternal dilakukan oleh Bada n
Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN PT) atau oleh
lembaga akreditasi mandiri serupa yang dibentuk oleh BAN
PT, KKI dan berbagai pihak terkait yang khusus melakukan
kegiatan ini.
1.3 Pembukaan dan penutupan pro gram studi I institusi
pendidikan kedokteran I kedokteran gigi
1.3.1 Pembukaan dan penutupan program studi / institusi
pendidikan sangat erat kaitannya dengan standar
pendidikan profesi yang harus ditetapkan dan disahkan
oleh KKI
1.3.2 Suatu program studi / institusi pendidikan baru dapat
dibuka apabila telah memenuhi standar dan kriteria
yang telah disahkan oleh KKI. Namun demikian izin
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
pembukaan tetap dikeluarkan oleh pihak pemerinta h (Departemen Pendidikan Nasional).
1.3.3 Suatu program studi I institusi pendidikan dapat sewaktu waktu ditutup apabila tidak memenuhu standar dan kriteria yang telah disahkan oleh KKI . Selanjutnya pihak pemerintah akan mencabut izin penyelenggaraan pendidikan tersebut.
1.4 Program evaluasi dan adaptasi bagi dokter I dokter gi gi
lulusan lu ar negeri
Tatacara dan prosedur program evaluasi dan adaptasi dokterl dokter gigi lulusan luar negeri dilakukan bersama anta ra KKI, Kolegium dan Institusi Pendidikan
2. Departemen K esehatan
2.1 Kriteria dan tatacara pemberian Surat Tanda Registrasi (ST R) sebagai syarat untuk praktek dokte r I dokter gigi dapat diatur bersama dengan Departemen Kesehatan. Hal ini berk ai tan dengan Pera turan menteri keseh atan yang akan dikeluarkan berkenaan dengan izin praktik ya ng harus dimili ki ol eh setiap dokter I dokter gigi yang akan melakukan prakti k di Indonesia . 22 Krite ria dan tatacara bagi dokter dan dokter gigi asing yang ingin praktik di Indonesia harus diatur bersama oleh berbag ai pihak an ta ra lain oleh Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan, KKI, Departemen Tenaga Kerja dsb. KKI mempunyai
KONSIL KEOOKTERAN INOONESIA
posisi strategis untuk melakukan sinergi pihakpihak tersebut dalam mengatur tenaga asing dokter atau dokter gigi yang ingi n bekerja di Indonesia .
3. Organisasi Profesi dan KoJegium
3.1 Organisasi Profesi dan Kolegiu m merupakan pihak yan g bertanggu ng jawab secara akademik dan profesi atas kwalita s dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik di Indonesia. 3.2 Sehubungan dengan hal ini maka sertifikat kompetensi han ya dike luarkan oleh Koleg ium dan merupakan persyaratan mutla k bagi pengurusan STR di KKI.
3.3 Koleg ium seba iknya terlibat dalam pendidikan profes i dokter dan dokter gigi .
4. Institusi Pendidikan Kedokteran dan Ke dokteran Gig;
4.1 Institusi pe ndidikan Kedokteran dan Kedokteran gigi me rupakan sarana pendidikan dan pelatihan bagi dokter dan dokter gigi untuk mencapai pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang sesuai standar kompetensi y ang telah ditetapkan. 4.2 Sehubungan dengan no 1. maka pihak institusi pendidikan harus me nyed iaka n SOM yang hand a l dan profesional . 4.3 Pada tah ap / pors i pemah aman dan penge m ban gan ilm u pengetahuan (akademik), in stitusi pendid ikan tingg i memegang peran tertinggi. Pad a tahap / pors i pendidi kan profesi akan d i la k uka n be r samas ama d en gan p ih a k kolegium .
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Bab III KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA A. Definisi Oi dalam penjelasan umum UndangUndang Praktik Kedokteran disebutkan bahwa KKI merupakan suatu badan otonom, mandiri , non struktural dan independen yang menjalankan fungsi regulator, terkait dengan peningkatan kemampuan dokter dan dokter gigi dalam pelaksanaan praktik kedokteran.
B. Fungsi
Fungsi utama KKI menurut UndangUndang Praktik Kedokteran adalah fungsi pengaturan, penetapan, pengesahan, serta pembinaa n dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medik.
Fungsi ini mencerminkan tug as KKI yan g mencakup: 1. Registrasi dokter dan dokter gigi;
2. Pengesahan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi serta Standar Kompetensi dokter dan dokter gigi;dan
3. Pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga te rkait sesuai dengan fungsi masingmasing.
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
c.
WewenangOi dalam menjalankan tugasnya KKI mempunyai wewenang: 1. menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan
dokter gigi;
2. menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi;
3. mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi; 4. melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter
dan dokter gigi;
5. mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi ;
6. melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi prafesi; dan
7. melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organi sasi profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi.
PERAN
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa peran KKI adalah sebagai regulator dan auditor baik dalam bidang pendidikan profesi, registrasi dan pembinaan prak tik dokter dan dokter gigi .
セ 。@ Strategis Konsil Kedokteran Indonesia 2005·2010
..
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
1. Peran KKI sabagai Regulator melipufi :
a. Bidang pendidikan yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kwalitas pendidikan profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi
b. Bidang pelaksanaan praktik ke dokteran yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kwalitas pelayanan medik
c. Bidang pembinaan masyarakat yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan kewajiban dan haknya dalam mendapatkan pelayanan medik yang berkwalitas 2. Peran KKI sebagai Auditor meliputi:
a. Asesmen Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi yang meliputi input, proses dan output yang bertujuan untuk mendapatkan kwalitas lulusan yang sesuai standar pendidikan
b. Asesmen Pelayanan Kedokteran yang bertujuan untuk menyediakan pelayanan medik yang aman bagi masyarakat
E. Struktur Organisasi
KKI terdiri atas Konsil Kedokteran (KK) dan Konsil Kedokteran Gigi (KKG) . Anggota KKI terdiri dari 17 ora ng yang mewakili pihak-pihak yang mendapat amanah dari UNDANGUNDANG PRAKTIK
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
KEDOKTERAN yaitu organisasi profesi dan kolegium, institusi pendid ikan, rumah sakit pendidikan, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional dan wakil masyarakat. Secara struktural organisasi KKI terdiri dari seorang ketua dan 2 orang wakil ketua, seorang ketua KK dan KKG. Masing masing KK dan KKG membawahi divisi Registrasi, F)endidikan dan Pembinaan.
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
BablV
VISI, MISI, NILAI dan TUJ UAN KKI
A. VISI KKI TAHUN 2010
KKI sebagai organisasi mandiri mempunyai visi : Terwujudnya .
Dokter dan Dokter Gigi Profesional y ang melindungi pasien .
B. MISI
Telah disepakati bahwa secara umum misi KKI adalah: Meningkatkan kualitas hidup manusia melalui dokter dan dokter gigi yang profesional.
c.
NILAIKKI menjunjung tinggi nilainilai integritas, profesionalisme, kemitraa n dan respek pada kemanusiaan.
D. TUJUAN
1. Dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik di Indonesia telah teregistrasi;
2. Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran dan Kedokteran Gigi telah sesuai dengan Standar pendidikan profesi dokter da n dokter gigi yang disahkan oleh KK I; dan
3. Praktik Kedokteran dan Kedokteran Gigi telah terselenggara secara profesional.
セ
[
セ@N@
AZNBKセセキ ]@セ RNセ@
='" G@ セ | N@ M KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
BabV
STRATEGI UTAMA DAN SASARAN
Strategi Utama (Grand Strategy) mencerminkan kegiatan utama KKI dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan ini merupakan terobosan dalam mencapai sasaran KKI.Strategi utama dan sasaran KKI juga mengacu pada Visi dan Misi KKI yang tertera pada bab IV
A. Strategi Utama KKI:
1. Menerapkan sistem registrasi & monitoring dokter dan dokter gigi secara online di seluruh Indonesia.
Sasaran:
1.1 Setiap dokter dan dokter gigi yang melaksanakan praktik kedokteran telah teregistrasi dan terjamin kompetensinya. 1.2 Sistem monitoring dokter dan dokter gigi berfungsi secara
efektif dan online di seluruh Indonesia.
2. Menegakkan profesionalisme dokter dan dokter gigi dalam praktik kedokteran .
Sasaran:
2.1 Setiap dokter dan dokter gigi menerapkan profesionalisme dalam praktik kedokteran.
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
2.2 Setiap pasien memperoleh jaminan praktik kedokteran yang aman .
3. Memastikan penerapan standar nasiona l pendidikan profesi dokter dan dokter gigi.
Sasaran:
3.1 Setiap institusi pendidikan dokter dan dokter gigi telah menerapkan standar nasional pendidikan profes i . 3.2 Setiap dokter dan dokter gigi yang melaksanakan praktik kedokteran mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (Continuing Professional Development).
3.3 Setiap perkembangan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia memenuhi ram bu dan aturan yang jelas . 4. Meningkatkan kemitraan dengan organisasi profesi, instansi pemerintah dan non pemerintah untuk menerapkan praktik kedokteran yang melindungi masyarakat.
Sasaran:
4.1 Seluruh masyarakat menyadari hak dan kewajibannya , memperoleh perlindungan hukum dalam praktik kedokteran. 4.2 Setiap dokter dan dokter gigi memperoleh kepastian hukum
dalam menjalankan praktik kedokteran .
4.3 Setiap organisasi profesi, instansi pemerintah dan non pemerintah menjalankan perannya dalam melaksanakan UU Praktik Kedokteran
I
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
BabVI
STRATEGI DAN PROG RAM KKI
Strategi KKI merupakan cara atau taktik KKI untuk mencapai setiap sasaran KKI yang telah disepakati bersama (Bab V). Ketiga Divisi menyusun strateginya masingmasing untuk mencapai sasaran tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung (mendukung strategi divisi lain). Pimpinan KKI mendukung seluruh kegiatan divisi deng an menyusun strategi yang bersifat koordinasi kebijakan dengan pihak pemerintah atau lembaga / organisasi lain. Penyusunan strategi ini digambarkan dalam Peta Strategi sebagai berikut :
ANALISIS INSTRUKSIONAL
,
DOMAINH
KOMPETENSI UTAMAセセ@
KOMPETENSI PENUNJANG+
セ@
セ@
セ@
セ@
LOKASI W A KTU
BELAJAR METODA PEME-
KEMAM-BAHAN
(kelas, lab , PUAN
PEME- LAJARAN
klinik, AJAR
f----DASAR (ke t e taraan LAJARAN lapangan o ks) dsb .)
Selanjutnya masingmasing strategi dijabarkan menjadi program-program KKI seperti yang terlihat dalam tabel 1. Seluruh program-program KKI pada akhirnya akan dijabarkan menjadi ke g iatan tahunan yang tidak dimasukkan dalam Renstra ini. Kegiatan KKI sepenuhnya akan ditunjang secara administratif oleh Sekretariat KKI.
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Sasaran Strategi Program
1. Menerapkan sistem registrasi & monitoring dokter dan dokter gigi secara online di seluruh Indonesia 1 .1 Setiap dokter dan dokter gigi yang melaksanakan praktik kedokteran telah teregistrasi dan terjamin kompetensinya
1. 11 Menetapkan dan
mengesahkan sistem registrasi dokter dan dokter gigi di Indonesia
111.1 Penyusunan sistem registrasi dr dan drg 1.112 Sosialisasi dan konsultasi
sistem registrasi kepada seluruh dr dan drg serta stakeholders 111.3 Aplikasi sistem registrasi dr dan drg 112 Mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah untuk menerbitkan kebijakan tentang keharusan registrasi bagi dr dan drg yang melakukan praktik kedokteran
1.1.21 Audisi pimpinan KKI dengan pemerintah pusat dan daerah tentang registrasi dr dan drg
113 Mendorong Kolegium untuk melaksanakan Uji Kompetensi bagi dr dan drg sebagai persyaratan registrasi
113.1 Pemberdayaan Kolegium untuk menyusun Pedoman Uji Kompetensi 11.3.2 Sosialisasi dan konsultasi Pedoman Uji Kompetensi kepada stakeholders yang terkait
1.2 Sistem 1.2.1 Mengaplikasikan 1.2.1.1 Penyusunan dan
NMZ セ
c:::: : ? ' セZZM ;.
.: . ..' <·W
KONSll KEDOKTERAN INDONESIASasaran Strategi Program
monitoring dan evaluasi registrasi dokter dan dokter gigl berfungsi secara efektif dan online di seluruh Indonesia. slstem monev registrasi dr dan drg secara online
-Penetapan sistem monev registrasi dr dan drg secara online 1.2.1.2 Perslapan aplikasi sistem online registrasi dr dan drg (hardware dan software) 12.2 Mengeluarkan buku direktori dr dan drg yang telah teregistrasi di seluruh Indonesia122.1 Penyusunan data base dr dan drg yang telah
teregistrasi sebagai bahan penyusunan direktori 122.2 Mempublikasikan dire. tori I
dr dan drg yang telah teregistrasi secara nasional dan internasional
2. Menegakkan profesionalisme dokter dan dokter gigi dalam praktik kedokteran
2.1 Setiap dokter dan dokter glgl menerapkan profesionalisme dalam praktik kedokteran. 2.1.1 Menetapkan dan mengesahkan standar kompetensi dan standar pendidikan profesi dr dan drg 2.111 Penyusunan dan Penetapan standar kompetensi dan standar pendidikan profesi dr dan drg
2.U2 Sosialisasi dan konsultasi standar kompetensi dan standar pendidikan profesi dr dan drg
2.12 Mendorong instansi 2.1 2.1 Audisi Pimpinan KKI
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Sasaran
Strategi
Program
pemerintah terkait untuk menetapkan kebijakan agar institusi pendidikan Kedokteran dan Kedokteran Gigi menerapkan standar pendidikan yang disahkan oleh KKI dengan instansi pemerintah terkait tentang penerapan standar kompetensi dan standar pendidikan profesi dr dan drg 213 Mendorong Kolegium untuk melaksanakan Uji Kompetensi bagi dr dan drg
2.1.3.1 Pemberdayaan Kolegium untuk menyusun Pedoman Uji Kompetensi
21.3.2 Sosialisasi dan konsultasi Pedoman Uji Kompetensi kepada stakeho lders yang terkait
214 Mendorong OP untuk menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (PPB) bagi dr dan drg
2.1.4. 1 Audisi Pimpinan KKI dengan OP mengenai penyelenggaraan PPB bagi dr dan drg
214.2 Penyusunan dan
Penetapan Pedoman dan Standar PPB bagi dr dan drg
2.1.4.3 Sosialisasi dan konsultasi Pedoman dan Standar PPB bagi dr dan drg
2.2 Setiap pasien memperoleh
2.2.1 Melakukan pembinaan dan
211,1 Penyusunan dan
Penetapan Pedoman
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Sasaran Strategi Program
jaminan praktik pengawasan praktik dr praktik dr dan drg bersama kedokteran dan drg bersama- dengan stakeholders yang aman . sama dengan 2.2.1.2 Sosialisai Pedoman praktik
stakeholders sesuai kepada seluruh dr dan drg dengan tanggung 2.213 Audisi Pimpinan KKI jawab masing- dengan OP dan DinKes
masing setempat tentang
pengawasan praktik dr dan drg
2.2.2 Menetapkan dan 2.2.2.1 Pemberdayaan MKDKI mengesahkan untuk menyu sun Pedoman pedoman disiplin disiplin kedokteran dan kedokteran dan Pedoman tata cara tatacara penanganan penanganan pelanggaran pelanggaran disiplin disiplin dr dan drg
dr dan drg
3. Memastikan penerapan standar nasional pendidi kan prafesi dokter dan dokter gigi
3.1 Setiap institusi 311 Menetapkan dan 31 1.1 Penyusun dan Penetapan pendidikan mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan standar pendidikan dr dan drg
dokter gigi telah profesi dr dan drg
menerapkan 311 2 Sosialisasi dan konsultasi
standar penerapan standar
nasional pendidikan kepada seluruh
pendidikan stakeholders
profesi.
312 Mendorong instansi 312.1 Audisi Pimpinan KKI pemerintah terkait dengan instansi pemerintah
KONSIl KEDOKTERAN INDONESIA
Sasaran Strategi Program
untuk menetapkan kebijakan agar institusi pendidikan Kedokteran dan Kedokteran Gigi menerapkan standar pendidikan yang disahkan oleh KKI terkait tentang penerapan standar pendidikan profesi dr dan drg 313 Mendorong terbentuknya Lembaga Akreditasi Mandiri pendidikan profesi dr dan drg
3J 3.1 Audisi Pimpinan KKI dengan instansi pemerintah dan BAN PT tentang pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri IJ4 Menetapkan dan mengesahkan Pedoman Pembukaan dan Penutupan Program Studi dan institusi pendidikan bersama dengan stakeholders 3.141 Penyusunan dan Pen eta pan Pedoman Pembukaan dan Penutupan Program Studi dan institusi pendidikan bersama dengan stakeholders 314.2 Sosialisasi dan konsultasi Pedoman Pembukaan dan Penutupan Program Studi kepada stakeholders dan masyarakat 3.2 Setiap dokter dan dokter gigi yang melaksanakan praktik 3.2.1 Menetapkan dan mengesahkan Pedoman dan Standar PPB kedokteran dan 321.1 Penyusunan dan Penetapan Pedoman dan Standar PPB bersama dengan stakeholders 3.2.1.2 Sosialisasi dan konsultasi
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Sasaran Strategi Program
kedokteran wajib mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan kedokteran dan kedokteran gigi(PPB)
kedokteran gigi Pedoman dan standar PPB kepada dr dan drg serta masyarakat
3.2.2 Mendorong OP untuk membuat kebijakan keharusan dr dan drg mengikuti PPB kedokteran dan kedokteran gigi
3.2.2.1 Audisi Pimpinan KKI dengan OP tentang penerapan PPB kedokteran dan kedokteran gigi 3.23 Mendorong kolegium untuk menyelenggarakan secara konsisten uji kompetensi terhadap dokter dan dokter gigi
3.2.3.1 Audisi Pimpinan KKI dengan Kolegium dr dan drg tentang penyelenggaraan uji kompetensi 3.3 Setiap perkembangan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia memenuhi rambu dan aturan yang jelas. 3.31 Menetapkan dan mengesahkan Pedoman penerapan cabang ilmu Kedokteran dan Kedokteran Gigi 3.3.1.1 Menyusun dan menetapkan Pedoman penerapa cabang ilmu Kedokteran dan Kedokteran Gigi bersama dengan stakeholders 3.3.3.2 Sosialisasi dan konsultasi
Pedoman penerapan cabang ilmu Kedokteran dan Kedokteran Gigi
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Sasaran Strategi Program
4. Meningkatkan kemitraan dengan organisasi profesi, instansi pemerintah dan non pemerintah untuk menerapkan praktik kedoktera n yang melindungi masyarakat
4 .1 Seluruh masyarakat menyadari hak dan kewajibannya, memperoleh perlindungan hukum dalam praktik kedokteran .
H I Menetapkan dan mengesahkan Pedoman Pembinaan Masyarakat Penerima Jasa pelayanan kedokteran dan kedokteran gigi
411.1 Penyusunan dan Penetapan Pedoman Pembinaan Masyarakat penerima jasa pelayanan kedokteran bersama dengan stakeholders 411 .2 Sosialisasi dan konsultasi
Pedoman Pembinaan Masyarakat Penerima jasa Pelayanan Kedokteran 4.12 Mendorong terbentuknya lembagaADR (Alternative Dispute Resolution) untuk penyelesaian sengketa dokter dan pasien 412.1 Audisi Pimpinan KKI, Pimpinan MKDKI dengan pemerintah dan lembaga terkait tentang pembentukan ADR 4.2 Setiap dokter dan dokter gigi memperoleh kepastian hukum dalam menjalankan praktik kedokteran . 421 Menetapkan dan mengesahkan Pedoman Disiplin dr dan drg
4211 Mendorong MKDKI untuk menyusun dan menetapkan Pedoman Disiplin dr dan drg
4.212 Sosialisasi Pedoman Disiplin dr dan drg
4.3 Setiap 431 Menetapkan dan 4.311 Menyusun dan menetapkan
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Sasaran Strategi Program
organisasi profesi, instansi pemerintah dan non pemerintah menjalankan perannya dalam melaksanakan UU Praktik Kedokteran mengesahkan Peraturan peraturan KKI tentang penerapan UndangUndang Praktik Kedokteran Peraturanperaturan KKI tentang penerapan Undang Undang Praktik Kedokteran 4.3J2 Sosialisasi
Peraturan-peraturan KKI secara konsisten dan berkelanjutan kepada seluruh
stakeholders dan masyarakat
4.31.3 Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan seluruh stakeholders mengenai penerapan peraturan-peraturan KKI
i
\11 LfK
L
DEP:
EJIAf
セ@KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Bab VII PENUTUP
Renstra KKI yang telah disusun bersama ini merupakan payung dan rujukan bagi kegiatan KKI selama periode waktu 2005 2010 . Renstra ini mencakup strategi utama , sasaran, strategi dasar dan program KKI. Namun demikian seperti yang telah disebutkan diatas, program dan kegiatan KKI yang sifatnya tahunan dan dapat diukur pencapaiannya akan disusun dalam buku laporan yang terpisah.
PE RPUSTAKA
departe mヲ セ@ e sイZ@ LBLatセ@
N
REPUBJK I
<",NESIA
!III.IIIIIII
filiI
IIi11 111
002009141
ISBN 979 -1 249-03-2