• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku ILustrasi perjalanan Manusia Perahu Vietnam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku ILustrasi perjalanan Manusia Perahu Vietnam"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang

memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mempertahankan

kemerdekaannya. Salah satu peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Vietnam

adalah peristiwa Manusia Perahu Vietnam. Manusia Perahu Vietnam adalah para

pengungsi asal Vietnam yang berlayar menggunakan perahu-perahu kecil untuk

mendapatkan kehidupan yang lebih layak di negara lain. Peristiwa ini bermula

pada tahun 1975. Pada saat itu terjadi perang saudara antara Vietnam Utara dan

Vietnam Selatan yang disebut perang Indocina II. Keadaan yang seperti itu

menimbulkan inisiatif dari masyarakat Vietnam untuk meninggalkan negaranya. “Namun, tidak hanya faktor perang saja yang menimbulkan pemikiran dari masyarakat Vietnam Selatan untuk mengungsi, tetapi juga karena adanya

re-edukasi (semacam indoktrinasi) yang merupakan kebijakan pemerintahan Ho Chi Minh”(Ismayawati, 2013: 1).

“Manusia Perahu Vietnam menggunakan perahu kecil yang berukuran panjang 25 meter dan lebar 5 meter. Di dalam satu buah perahu kecil tersebut berisi 373

orang penumpang” (Asvi Warman, 2012: 27). Perahu yang ditumpangi Manusia

Perahu Vietnam tidak dilengkapi dengan layar atau pendayung untuk bergerak.

Arah dan tujuan perahu tersebut berdasarkan ombak dan gelombang laut yang

membawanya. Setelah tujuh hari dalam pelayaran tanpa batas tersebut akhirnya

Manusia Perahu Vietnam sampai di suatu tempat di Indonesia dan akhirnya

diberikan tempat pengungsian. Dalam peristiwa ini terdapat pesan mengenai

perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam demi mendapatkan kehidupan yang

lebih layak di negara lain.

Kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam ini memiliki pesan yang dapat

diinformasikan kepada generasi muda Indonesia. Pesan yang dimaksud adalah

pesan perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam yang tidak pernah menyerah

dalam perjalanannya mengarungi lautan demi mendapatkan kehidupan yang lebih

(2)

2 pengetahuan tambahan bagi kita semua. Ada baiknya bila kisah Manusia Perahu

Vietnam ini dapat tersampaikan dengan baik kepada generasi muda Indonesia.

Informasi mengenai Manusia Perahu Vietnam tidak tersampaikan dengan baik di

Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya generasi muda

Indonesia tidak dapat mengetahui kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam

secara mendetail. Untuk itu perlu dibuat suatu media informasi yang dapat

menginformasikan kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam. Hal ini bertujuan

agar pesan yang terdapat pada kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam dapat

tersampaikan dengan baik. Selain itu maksud dari penyampaian informasi tersebut

adalah generasi muda Indonesia dapat mengetahui pesan perjuangan hidup yang

terkandung dalam kisah Manusia Perahu Vietnam.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas maka dapat ditarik beberapa

permasalahan yang timbul dari kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam, antara

lain:

 Kurangnya media informasi yang menyampaikan kisah Manusia Perahu

Vietnam membuat kisah tersebut menjadi tidak diketahui oleh banyak orang.  Pesan perjuangan hidup dalam kisah Manusia Perahu Vietnam

tidak tersampaikan dengan baik kepada generasi muda Indonesia.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana menginformasikan pesan perjuangan hidup yang terdapat dalam kisah

perjalanan Manusia Perahu Vietnam kepada generasi muda Indonesia?

1.4.Batasan Masalah

Penulis membatasi pembahasan hanya pada perjalanan Manusia Perahu Vietnam

(3)

3 1.5.Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah:

 Menginformasikan kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam kepada generasi muda Indonesia

 Menyampaikan pesan perjuangan hidup yang terdapat dalam kisah perjalanan

(4)

4 BAB II

PERJALANAN MANUSIA PERAHU VIETNAM 2.1. Ilustrasi

“Asal kata ilustrasi dari bahasa latin yaitu Ilustrate yang artinya penampakan, kemuliaan, cahaya, penerangan, dan penggambaran secara hidup-hidup” (Arsana,

2012). Ada beberapa pengertian ilustrasi yang diberikan oleh para ahli dalam

memaknai apa yang disebut ilustrasi, diantaranya:

a. Ilustrasi merupakan sebuah visualisasi dari suatu tulisan yang dapat berupa

sketsa, lukisan, vektor graphic, foto, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih

menekankan pada penjelasan tulisan daripada bentuk.

b. Ilustrasi merupakan hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing,

lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan

hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.

c. Ilustrasi merupakan seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan

atas suatu maksud atau tujuan secara visual

d. Ilustrasi merupakan gambaran sesuatu yang bertujuan untuk mempercantik

tulisan atau melengkapi suatu tulisan.

e. Ilustrasi merupakan gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih

menjelaskan salah satu adegan.

“Sedangkan gambar ilustrasi adalah gambar atau bentuk visual lain yang menyertai suatu teks, dengan tujuan memperjelas naskah atau tulisan dimana

ilustrasi itu dikumpulkan” (Arsana, 2012). Dengan Demikian gambar ilustrasi

adalah gambar yang memiliki tema sesuai dengan tema isi cerita atau naskah

tersebut.

2.2. Manusia Perahu Vietnam

Manusia perahu Vietnam adalah para pengungsi Vietnam (para pencari suaka) yang berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di negara lain. “Para pengungsi Vietnam berdatangan ke wilayah Asia Tenggara, yaitu Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia” (Ismayawati, 2013). Berhubung para pengungsi datang dengan menggunakan perahu, akhirnya para pengungsi

(5)

5

Gambar 2.1. Manusia Perahu Vietnam mengarungi samudera Sumber: http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/03/30/kisah-pilu-250000

pengungsi-vietnam-di-batam-546473.html (12 Juli 2014) 2.2.1. Penyebab Terjadinya Peristiwa Manusia Perahu Vietnam

Peristiwa Manusia Perahu Vietnam merupakan peristiwa bersejarah yang bermula pada tahun 1975. “Pada saat itu perang Vietnam berakhir dengan kalahnya Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat. Kekalahan tersebut

menyebabkan keguncangan di kalangan masyarakat Vietnam, terutama di

kalangan warga Vietnam keturunan China” (Ismayawati, 2013). Hal tersebut

mendorong keinginan sebagian besar masyarakat Vietnam untuk meninggalkan

negaranya guna mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Hingga

akhirnya timbullah arus pengungsi Vietnam (pencari suaka) yang mengarah ke

negara Asia Tenggara, yaitu Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan

Indonesia.

Gambar 2.2. Perang saudara antara Vietnam Selatan dan Vietnam Utara Sumber: http://www.gurusejarah.com/2015/01/hubungan-perang-vietnam-dengan.html

(6)

6 2.2.2. Tersebarnya Manusia Perahu Vietnam Di Wilayah Indonesia

“Jumlah Manusia Perahu Vietnam yang pertama kali sampai di wilayah Indonesia adalah 24 orang. Rombongan pertama ini mendarat di Kepulauan Riau pada

tanggal 22 Mei 1975 sebulan setelah jatuhnya Saigon” (Adam, 2012). Mereka tiba

di Pulau Laut, kecamatan Bunguran Barat dan ditampung oleh rakyat di balai

kecamatan dan diberi makan oleh penduduk setempat. Jumlah Manusia Perahu

Vietnam yang mendarat di Pulau Laut semakin lama semakin bertambah banyak.

Karena peningkatan jumlah Manusia Perahu Vietnam yang semakin banyak, maka

pemerintah setempat memindahkan mereka ke kamp penampungan yang ada di

Pulau Bintan pada beberapa lokasi. Pada awalnya masyarakat menerima

kehadiran Manusia Perahu Vietnam di Pulau Bintan, namun karena jumlahnya

yang semakin bertambah banyak menimbulkan keresahan pada masyarakat lokal.

Kemudian pemerintah setempat memindahkan para pengungsi Vietnam (Manusia

Perahu Vietnam) ke Pulau Jemaja. Di Pulau Jemaja dibangun penampungan

darurat di dua lokasi, yaitu di Kuku dan Air Raya.

“Jumlah pengungsi dan penyebarannya pada akhir tahun 1979 adalah di Pulau Bintan tertampung kurang lebih 10.000 pengungsi, sedangkan di Kepulauan

Natuna dan Anambas terdampar 35.000 pengungsi” (Adam, 2012). Pemerintah

daerah di Anambas dan Natuna berinisiatif untuk mengumpulkan mereka di kedua

kepulauan tersebut di Pulau Jemaja, kepulauan Anambas. Upaya ini dilakukan

sebelum UNHCR aktif di Indonesia. “Dengan adanya inisiatif ini maka sejak

tahun 1979 pengungsi di Riau Kepulauan mulai terkonsentrasi di dua pulau, yaitu

di Pulau Bintan dan Pulau Jemaja” (Adam, 2012). Dengan diputuskannya

pengumpulan pengungsi ke Pulau Jemaja, pemerintah setempat mendirikan dua

pemukiman yaitu di Kuku dan Air Raya. Setelah pemukiman yang berada di

Kuku dan Air Raya selesai dibangun, pemerintah memindahkan Manusia Perahu

Vietnam ke pemukiman tersebut.

2.2.3. Perjuangan Di Atas Perahu

“Berdasarkan banyak sumber, diketahui bahwa para pengungsi (Manusia Perahu Vietnam) menggunakan perahu yang sangat tidak layak digunakan untuk

(7)

7 2012). Dengan kondisi perahu seperti itu dapat dipastikan arah dan tujuan pun

tidak jelas. Semua tergantung pada alam, terutama ombak dan gelombang laut.

Tidak jarang, mereka terombang-ambing ditengah lautan oleh terjangan ombak

yang besar. Perahu yang mereka tumpangi tersebut juga tidak dilengkapi dengan

layar atau pendayung untuk menggerakan perahu. Dengan demikian, perahu

tersebut terus bergerak tanpa arah yang pasti.

Pada siang hari mereka harus bisa memanfaatkan matahari sebagai pedoman

perjalanan. “Sedangkan pada malam hari, awak perahu menggunakan sinar bulan,

bintang selatan (southern cross), serta panduan lampu pengeboran minyak yang

tersebar di perairan atau rambu navigasi yang ada” (Adam, 2012). Disamping

sarana perahu yang digunakan sangat terbatas, penumpangnya pun dapat

dikatakan melebihi batas. Sehingga mereka mengarungi lautan dengan

berdesak-desakan di atas perahu yang kecil. Selain itu, perbekalan makanan yang mereka

bawa dari daerah asal sangat terbatas. Makanan yang mereka bawa hanya bisa

untuk bertahan selama dua hari perjalanan saja. Selanjutnya, mereka hanya bisa

minum air hujan, jika ada hujan yang turun. Tidak jarang karena kekurangan

bahan makanan, terjadilah pertengkaran untuk memperebutkan makanan di antara

sesama Manusia Perahu Vietnam.

2.2.4. Perjalanan Manusia Perahu Vietnam

“Awal perjalanan Manusia Perahu bermula pada tahun 1975, tepatnya ketika Vietnam jatuh ke tangan komunis yang datang dari Utara. Pada saat

itu, banyak sekali masyarakat Vietnam yang bekerja sebagai pegawai

kantor pemerintah Vietnam Selatan yang dipenjarakan” (Adam, 2012).

Kehidupan yang pada mulanya baik berubah menjadi buruk dan tidak ada

lagi kebebasan dalam menjalani kehidupan. “Sejak tahun 1975 sampai

1990 banyak masyarakat Vietnam yang melarikan diri dari Vietnam.

Sekitar 60% dari mereka yang beruntung mencapai daratan yang mereka

tuju dan 40% harus tewas dilautan atau dibunuh oleh perompak Thailand”

(Adam, 2012).

Untuk dapat menumpangi perahu, masyarakat harus berjuang mencari warga yang

(8)

8 Vietnam. Tidak sedikit masyarakat Vietnam yang tertipu oleh pemilik perahu.

Banyak masayarakat Vietnam yang kehilangan uang pembayaran untuk

menumpangi perahu karena pemilik perahu melarikan diri sebelum

keberangkatan. Selain itu banyak juga masyarakat Vietnam yang tertangkap oleh

polisi setempat ketika akan melarikan diri dengan menggunakan perahu, sehingga

mereka harus tinggal di dalam penjara.

“Perahu yang digunakan oleh masyarakat Vietnam untuk melarikan diri dari kampung halamannya tidak dilengkapi dengan layar dan juga pendayung” (Adam,

2012). Hal tersebut menjadi faktor penghambat bagi mereka untuk mencapai

negara lain dengan waktu yang singkat. Masyarakat Vietnam hanya dapat

berharap pada ombak dan gelombang laut untuk menggerakan perahu yang

mereka tumpangi. Perahu yang mereka gunakan sangatlah tidak layak untuk

digunakan perjalanan yang jauh. Mereka terpaksa menggunakannya demi

mencapai negara lain yang mereka tuju. Di atas perahu yang kecil tersebut

masyarakat Vietnam harus berdesak-desakan di dalam perahu, mengingat

ketersediaan perahu yang sangat terbatas.

2.2.5. Kisah Manusia Perahu Vietnam Menuju Indonesia

“Pada tanggal 25 Oktober 1982 Manusia Perahu Vietnam meninggalkan kampung halamannya dengan menggunakan perahu kayu. Jumlah penumpang yang dibawa

oleh perahu yang berukuran 13 meter itu adalah 63 orang” (Adam, 2012). Setelah

satu malam di lautan, para pengungsi tersebut ditangkap oleh kapal patroli milik

pemerintah Vietnam. Setelah bernegosiasi dengan pihak kapal patroli tersebut,

akhirnya para pengungsi dipersilahkan untuk meneruskan perjalanannya. Sebelum

dipersilahkan meneruskan perjalanannya, rombongan pengungsi diminta untuk

memberikan emas serta perhiasan yang mereka kenakan kepada pihak kapal

patroli.

Setelah tiga hari perjalanan, ada seorang anak perempuan kira-kira berusia tiga

tahun yang meninggal. Anak tersebut meninggal setelah semalaman perahu yang

mereka tumpangi diterjang oleh ombak yang sangat besar. Mereka memutuskan

untuk tetap membawa jenazah anak itu di kabin perahu yang mereka tumpangi.

(9)

9 satu perahu nelayan Indonesia. Nelayan yang mereka temui tersebut memberikan

bantuan dengan cara menarik perahu yang mereka tumpangi ke arah sebuah pulau

yang tampak dari kejauhan. Membutuhkan waktu sekitar seharian untuk sampai

ke garis pantai pulau tersebut.

Setelah satu hari perjalanan, akhirnya perahu yang mereka tumpangi tiba di garis

pantai pulau tersebut. Setibanya di pulau itu, rombongan pengungsi tidak melihat

satu orang pun di sekitar pulau. Di pulau tersebut banyak sekali ditumbuhi pohon

kelapa yang berbuah banyak. Dikarenakan kondisi mereka yang sangat kelaparan

dan kehausan, akhirnya para pengungsi Vietnam bergegas mengambil kelapa itu

dan menyantapnya bersama-sama. Setelah selesai menyantap kelapa, para

pengungsi memutuskan untuk memakamkan jenazah gadis kecil yang meninggal

pada saat perjalanan. Jenazah gadis kecil itu dimakamkan di pantai yang mereka

singgahi tersebut.

Beberapa jam setelah para pengungsi memakamkan jenazah gadis kecil itu,

sebuah perahu kecil dengan dua pendayungnya mendekati perahu mereka. Para

pengungsi berusaha menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi kepada

kedua orang yang menghampiri mereka tersebut. Ternyata, keluarga dua orang ini

hidup di pulau tersebut, dan salah satu di antara orang tersebut adalah kepala di

daerah kepulauan kecil yang tak terurus itu. Kemudian para pegungsi dipandu

menuju rumah milik kedua orang tersebut. Sebagai balas budi, para pengungsi

Vietnam memberi kedua orang tersebut kompor keramik yang belum pernah

kedua orang tersebut lihat sebelumnya. Salah seorang dari pengungsi

menunjukkan cara menggunakan kompor itu kepada kedua orang tersebut.

Setelah para pengungsi Vietnam berusaha menjelaskan kedatangannya dengan

menggunakan bahasa isyarat, akhirnya kedua orang tersebut dapat mengerti

bahasa isyarat yang digunakan para pengungsi. Para pengungsi meminta agar

mereka memanggilkan petugas keamanan atau polisi yang dapat membantu para

pengungsi. Kemudian kedua orang tersebut bergegas mendayung perahu mereka

ke suatu tujuan dan beberapa saat kemudian kembali dengan perahu polisi. Perahu

polisi pun menarik perahu milik para pengungsi Vietnam ke sebuah pulau yang

(10)

10 Amerika. Di pulau itu para pengungsi Vietnam diberi makanan, buah-buahan dan

amplop berperangko dan kertas yang dapat mereka gunakan untuk menulis surat

yang ditujukan bagi keluarga mereka di Vietnam. “Polisi di pulau Co Co

menjelaskan bahwa mereka akan menghubungi UNHCR agar mereka bisa

mengurusi segala keperluan untuk memindahkan para pengungsi Vietnam ke

kamp pengungsian terdekat” (Adam, 2012). Polisi tersebut juga mengatakan

bahwa perahu milik para pengungsi Vietnam akan ditarik ke pulau lain pada

keesokan harinya.

Dikarenakan perkataan polisi tersebut, para pengungsi Vietnam khawatir polisi

tersebut akan memulangkan mereka ke kampung halamn mereka. Sehingga pada

malam harinya secara sembunyi-sembunyi, beberapa orang memutuskan untuk

kembali ke perahu dan membuat lubang besar di lambung perahu mereka hingga

akhirnya perahu mereka karam. Hal ini para pengungsi lakukan agar polisi

setempat tidak dapat memulangkan mereka ke kampung halaman mereka. Pada

pagi harinya karena perahu para pengungsi Vietnam karam, akhirnya polisi

setempat meminta bantuan organisasi lain untuk meminjamkan perahu untuk

mengangkut para pengungsi Vietnam ke pulau lainnya. Dan keesokan harinya

para pengungsi Vietnam diantarkan dengan menggunakan perahu yang mereka

sewa untuk menuju penampungan pengungsi yang ada di pulau Kuku. Setelah

tinggal di pulau Kuku, akhirnya para pengungsi Vietnam dipindahkan ke kamp

pengungsian yang berada di pulau Galang.

Selain rombongan Manusia Perahu Vietnam yang tiba di Pulau Kuku tersebut, ada

juga rombongan Manusia Perahu Vietnam yang tiba di berbagai pulau, seperti:

pulau Marnay, pulau Selanduk dan Desa Bai Gac. Manusia Perahu Vietnam yang

tersebar di berbagai pulau yang ada di Kepulauan Riau tersebut kemudian

dikumpulkan di pulau Galang, dimana pulau Galang adalah pulau yang dipilih

untuk dijadikan tempat pemrosesan sementara para pengungsi Vietnam (Manusia

(11)

11 2.2.6. Pesan Yang Dapat Diambil Dari Kisah Perjalanan Manusia Perahu Vietnam

Dari kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam terdapat pesan yang berguna yang

dapat disampaikan kepada generasi muda Indonesia. Pesan tersebut adalah pesan

perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam. Pesan perjuangan hidup yang

dimaksud adalah perjuangan para pengungsi Vietnam (Manusia Perahu Vietnam)

dalam mencapai negara lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Dalam perjalanannya, para pengungsi dihadapkan dengan berbagai macam

rintangan yang terus menghampiri. Tidak sedikit Manusia Perahu Vietnam yang

mati sia-sia tenggelam di laut dalam perjalanannya. Tanpa kenal kata menyerah,

para pengungsi Vietnam (Manusia Perahu Vietnam) terus berjuang demi

mendapatkan kehidupan yang lebih baik di negara lain.

2.3. Opini/Pengetahuan Masyarakat Tentang Manusia Perahu Vietnam Menurut data yang diperoleh penulis melalui kuesioner, sebagian besar

masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja yang berada di Batam kurang

mengetahui sejarah Manusia Perahu Vietnam. Sebagian remaja di Batam

mengetahui kisah Manusia Perahu Vietnam melalui cerita dari mulut ke mulut.

Kalangan remaja di Batam beranggapan bahwa sejarah Manusia Perahu Vietnam

sangat penting dan perlu diperkenalkan bagi generasi muda Indonesia, khususnya

pada generasi muda yang ada di Indonesia. Untuk itu perlu dibuat suatu media

informasi yang dapat menginformasikan sejarah dan pesan perjuangan hidup yang

terkandung dalam peristiwa Manusia Perahu Vietnam.

2.4. Ringkasan dan Solusi

Berdasarkan pemaparan dari BAB I sampai BAB II maka dapat diringkas dan

diberikan solusinya sebagai berikut:

Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang

memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mepertahankan

kemerdekaannya. Salah satu peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Vietnam

adalah peritiwa Manusia Perahu Vietnam. Manusia Perahu Vietnam adalah para

pengungsi asal Vietnam yang berlayar menggunakan perahu-perahu kecil untuk

(12)

12 Perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam ini memiliki pesan yang dapat

diinformasikan kepada generasi muda Indonesia. Pesan yang dimaksud adalah

perjuangan Manusia Perahu Vietnam yang tidak pernah menyerah dalam

perjalanannya mengarungi samudera demi mendapatkan kehidupan yang lebih

layak di negara lain. Perjuangan hidup tersebut dapat dimanfaatkan sebagai

pengetahuan tambahan bagi kita semua.

Informasi mengenai Manusia Perahu Vietnam tidak tersampaikan dengan baik di

Indonesia khususnya pada generasi muda. Sebagian besar masyarakat Indonesia

khususnya generasi muda Indonesia tidak dapat mengetahui kisah perjalanan

Manusia Perahu Vietnam secara mendetail. Untuk itu sangat diperlukan adanya

media informasi yang dapat menginformasikan pesan perjuangan hidup yang

terdapat dalam kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam kepada generasi muda

Indonesia. Media informasi yang dibuat menyesuaikan dengan tiga faktor, yaitu:

demografi, geografi dan juga psikologi yang dimiliki khalayak atau kelompok

(13)

13 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan

Strategi perancangan akan menggunakan cerita bergambar atau ilustrasi yang

dibuat semirip mungkin dengan cerita atau kisah yang sebenarnya. Sedangkan

jenis dari ilustrasi yang digunakan pada perancangan ini adalah cerita bergambar

(cergam). Perancangan tersebut seluruhnya berupa cerita perjalanan Manusia

Perahu Vietnam, dari awal melarikan diri dari negaranya sampai akhirnya tiba di

Indonesia.

3.1.1. Tujuan Komunikasi

Untuk menginformasikan dan menarik minat baca khalayak atau kelompok

sasaran, sehingga khalayak sasaran diharapkan dapat mengetahui kisah perjalanan

Manusia Perahu Vietnam. Selain itu, tujuan komunikasi pada perancangan ini

adalah untuk menginformasikan pesan perjuangan hidup yang terdapat dalam

kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam. Dengan adanya perancangan ini

diharapkan khalayak sasaran dapat mengetahui kisah dan pesan perjuangan hidup

dari kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam.

3.1.2. Pendekatan Komunikasi

Komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi dari komunikator

kepada komunikan yang sedang berinteraksi secara langsung maupun lewat

media. Untuk menyampaikan sebuah informasi dibutuhkan komunikasi yang baik

dan mampu menyampaikan informasi atau pesan-pesan yang akan disampaikan

dengan mudah dimengerti khususnya oleh khalayak sasaran. Pendekatan

komunikasi yang akan digunakan dalam menyampaikan informasi buku ilustrasi

ini terbagi menjadi 2, yaitu:

Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang akan digunakan adalah berupa gambar ilustrasi yang

penggambarannya dibuat lebih mencekam agar terlihat menarik di mata khalayak

(14)

14 memperlihatkan suasana penderitaan Manusia Perahu Vietnam pada saat

melakukan perjalanannya menuju Indonesia. Hal ini bertujuan agar pesan

perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam juga dapat dirasakan atau

dibayangkan oleh khalayak sasaran.

(a) (b)

Gambar 3.1. Pendekatan visual media utama Sumber: Dokumen pribadi (2015)  Pendekatan Verbal

Dalam menyampaikan kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam, Pendekatan

verbal pada perancangan ini menggunakan bahasa yang lugas. Tujuan dari

penggunaan bahasa yang lugas ini adalah agar perancangan terfokuskan hanya

pada kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam dan juga pesan yang ingin

disampaikan kepada khalayak sasaran.

3.1.3. Materi Pesan

Materi pesan yang akan disampaikan dalam perancangan ini adalah unuk

(15)

15 hidup Manusia Perahu Vietnam dalam menempuh perjalanan demi mendapatkan

kehidupan yang lebih baik di negara lain.

3.1.4. Khalayak Sasaran Perancangan

Adapun khalayak sasaran pada perancangan ini, ditujukan kepada masyarakat

Indonesia yang berusia 17 tahun sampai dengan 25 tahun. Karena usia 17 tahun

sampai 25 tahun di masyarakat kita adalah usia yang sudah mulai berpikir dewasa

dan mulai peduli terhadap cerita sejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Seperti

yang dikutip dari (Sumiati Ahmad Mohamad, 2013) yang membagi periodisasi

biologis perkembangan manusia sebagai berikut:

40 - 65 tahun = masa setengah umur (Prasenium)

60 tahun ke atas = masa lanjut usia (Senium)

Untuk menentukan khalayak sasaran, maka dibagi lagi kedalam dua kelompok,

yaitu kelompok sasaran primer dan kelompok sasaran sekunder. Kelompok

sasaran primer terbagi menjadi tiga bagian, yaitu secara demografis, geografis,

dan psikografis.

 Kelompok Sasaran Primer

Kelompok sasaran primer merupakan sasaran utama dalam menyampaikan

informasi perancangan ini. Kajian kelompok sasaran primer meliputi:

- Geografis

Secara geografis, perancangan ini ditujukan hanya untuk wilayah Batam.

Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan perancangan ini untuk disebar di

seluruh wilayah di Indonesia terutama kota-kota besar.

(16)

16 Secara demografis target sasaran primer meliputi kedua jenis kelamin, yaitu

laki-laki dan perempuan yang usianya sudah menginjak 17 sampai 25 tahun.

- Psikografis

Secara psikografis khalayak sasaran yang berumur 17 tahun sampai dengan 25

tahun biasanya mulai memiliki rasa keingintahuan yang besar mengenai suatu

peristiwa atau kejadian yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Khalayak sasaran

pada usia ini biasanya kurang tertarik untuk membaca buku, sebagian besar lebih

suka melihat visualnya saja bila dibandingkan dengan teks atau bacaannya.

 Kelompok Sasaran Sekunder

Kelompok sasaran sekunder merupakan target tambahan diluar kelompok sasaran

utama. Kelompok sasaran sekunder buku ini adalah orang-orang yang tertarik

untuk mengetahui informasi tentang kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam

walaupun umur mereka tidak tergolong pada umur yang menjadi khalayak

sasaran. Kelompok sasaran sekunder pada perancangan ini adalah khalayak

sasaran yang berumur lebih dari 25 tahun.

3.1.5. Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan di tampilkan pada perancangan ini adalah lebih

mengutamakan tampilan gambar atau ilustrasi yang bersifat memperkuat teks

cerita yang ada dalam buku ini. Berdasarkan psikografis masyarakat Indonesia

yang berumur 17 tahun sampai dengan 25 tahun yang lebih suka melihat visual

dibanding teks pada buku. Maka dibuatlah sebuah perancangan media yang lebih

menampilkan ilustrasi dibandingkan teks atau naskah yang memungkinkan dapat

menarik perhatian khalayak sasaran.

3.1.6. Strategi Media

Pemilihan media adalah berdasarkan dengan kebutuhan khalayak sasaran dan

keefektifan dalam menyampaikan informasi. Adapun media yang digunakan

terbagi menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung.

(17)

17 Dalam penggunaan media utama yang digunakan adalah berupa buku ilustrasi,

karena buku ilustrasi lebih efisien dan efektif dalam menyampaikan informasi

mengenai perjalanan Manusia Perahu Vietnam, mulai dari awal perjalanannya

hingga akhirnya tiba di Indonesia. Buku ilustrasi ini juga memungkinkan untuk

menyampaikan pesan perjuangan hidup yang terdapat pada kisah perjalanan

Manusia Perahu Vietnam. Selain itu media buku ilustrasi dipilih karena mengacu

pada target khalayak sasaran yaitu masyarakat Indonesia yang berusia 17 tahun

hingga 25 tahun.

Media Pendukung

Sesuai fungsinya, media pendukung adalah media yang mendukung

tersampaikannya informasi pada media utama. Adapun media pendukung yang

digunakan antara lain:

1. Poster

Poster berfungsi sebagai media promosi untuk memperkenalkan media utama,

yaitu buku ilustrasi. Poster berukuran 29,7 cm x 42 cm dan dicetak di kertas art

berukuran 15 cm x 4 cm dan di cetak menggunakan kertas art paper 230 gram.

3.

X-Banner

X-Banner merupakan media pendukung saat peluncuran buku ini.

4. Kaos

Kaos merupakan media pendukung yang akan diberikan kepada pembeli buku

pada saat peluncuran buku. Sablon pada kaos berukuran 29,7 cm x 42 cm dan

pada bagian belakang kaos terdapat logo Gramedia sebagai penerbit buku.

(18)

18 Banner website merupakan media promosi yang bersifat online. Penulis membuat

banner website untuk mempromosikan buku dengan ukuran 300 px x 250 px

6. Brosur

Brosur merupakan media cetak yang akan dibagikan kepada masyarakat yang

berada disekitar daerah buku ini dijual. Ukuran brosur ini adalah 29,7 cm x 21 cm

dan dicetak pada kertas Art Paper 150 gsm.

7. Gantungan Kunci

Gantungan kunci ini berbahan dasar akrilik dan terdapat visual dari buku Manusia

Perahu Vietnam sebagai promosi buku ini. Gantungan kunci ini akan dijadikan

souvenir pada saat acara peluncuran buku Manusia Perahu Vietnam berlangsung.

8. Tas Kanvas

Tas kanvas ini akan dijadikan souvenir bagi khalayak sasaran yang membeli buku

Manusia Perahu Vietnam pada saat peluncuran pertama buku diadakan. Ukuran

tas kanvas ini adalah 40 cm x 30 cm dan berbahan dasar kanvas.

9. Stiker

Stiker merupakan salah satu media promosi yang digunakan untuk

memperkenalkan buku Manusia Perahu Vietnam kepada khalayak sasaran.

Ukuran dari stiker yang dibuat adalah 3 cm x 1 cm dan berbahan dasar plastik

atau vinyl. Stiker akan dibagikan kepada seluruh pengunjung toko buku yang

menjual buku Manusia Perahu Vietnam khususnya di toko buku Gramedia.

10.Pulpen

Pulpen adalah media promosi yang bertujuan untuk lebih mendekatkan buku

Manusia Perahu Vietnam kepada khalayak sasaran. Disebut untuk mendekatkan

karena seperti yang kita ketahui bahwa pena merupakan alat tulis yang selalu

dibutuhkan bagi banyak orang. Pena yang dibuat berukuran seperti ukuran yang

pada umumnya, yaitu 8,7 inci dan terdapat visual yang mempromosikan buku

(19)

19 3.1.7. Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

Pendistribusian media ini adalah melalui penjualan/distribusi di toko-toko buku

besar seperti Gramedia. Hal ini untuk lebih memudahkan masyarakat dalam

mencari buku. Karena toko buku Gramedia sudah sangat terkenal di masyarakat,

sehingga masyarakat bisa dengan mudah untuk mendapatkan buku ini.

Pendistribusian media secara geografis diutamakan di daerah kota-kota besar di

Indonesia dan khususnya di Kota Batam.

3.2. Konsep Visual

3.2.1. Format Desain

Adapun rincian dari Format Desain buku ini adalah sebagai berikut:

1. Buku ini berukuran 14,8 cm x 21 cm, ukuran ini dipilih untuk menyeimbangkan

antara teks dan gambar dengan posisi buku.

2. Jenis kertas menggunakan art paper 150 gram.

3. Buku di softcover

4. Dan di dalam buku terdapat pembatas buku, berukuran 15 cm x 4 cm yang

dicetak menggunakan kertas art paper 230 gram.

(20)

20 Konsep layout pada buku ilustrasi ini adalah pada bagian depan menampilkan

ilustrasi dan pada bagian belakang ilustrasi merupakan naskah atau teks dari

ilustrasi tersebut.

Gambar 3.3. Tata letak layout Sumber: Dokumen pribadi (2015) 3.2.3. Huruf (Tipografi)

Menurut Rakhmat Supriyono (2010) “tipografi adalah disiplin ilmu yang

mempelajari spesifikasi dan karakteristik huruf, bagaimana memilih dan

mengelola huruf untuk tujuan-tujuan tertentu” (h.20). Font yang akan digunakan

pada perancangan media buku ini adalah font yang umum, sederhana, dan akrab

di baca oleh masyarakat serta memberikan kesan ramah karena kemudahan dalam

membaca huruf. Berdasarkan fungsinya, huruf dapat dipilih menjadi dua jenis,

yaitu huruf teks (text type) dan huruf judul (display type).

Font untuk judul menggunakan huruf :

(21)

21 Sumber: Dokumen pribadi (2015)

Gambar 3.5. Font diaplikasikan pada judul Sumber: Dokumen pribadi (2015) Font untuk teks menggunakan huruf Arial:

A B C D E F G H I J K L M N O

P Q R S T U V W X Y Z

a b c d e f g h i j k l m n o p q r s

t u v w x y z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

Gambar 3.6. Font Arial untuk teks Sumber: Dokumen pribadi (2015) 3.3. Ilustrasi

Teknik illustrasi yang digunakan pada media utama buku ini adalah perpaduan

antara teknik ilustrasi manual dan digital. Dalam menyelesaikan ilustrasi ini yang

pertama harus dilakukan adalah mencari referensi gambar atau foto sebagai

sumber pedoman dalam pembuatan ilustrasi. Hal ini dilakukan agar ilustrasi yang

(22)

22 ilustrasi pada semua bagian buku ini menggunakan teknik yang sama,

perbedaannya hanya pada gambar atau ilustrasi pada setiap halaman.

3.3.1. Sampul Depan Buku

Dalam tahap pembuatan konsep sampul buku, yang pertama dilakukan adalah

mencari referensi foto perahu kayu yang digunakan Manusia Perahu Vietnam

dalam melakukan perjalanannya menuju Indonesia. Dalam perancangan sampul

buku bagian depan ini juga akan ditambahkan gambar rombongan Manusia

Perahu Vietnam yang berdesakan diatas perahu kayu tersebut. Untuk

menggambarkan Manusia Perahu Vietnam yang sedakan berdesakan di atas

perahu tersebut, diperlukan studi mengenai cara berpakaian masyarakat Vietnam.

Hal tersebut dilakukan agar ilustrasi yang dihasilkan pada sampul buku bagian

depan ini terlihat lebih nyata dan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

Penulis melakukan studi mengenai cara penggambaran suasana lautan, karena

latar yang digunakan pada konsep perancangan ini adalah lautan. Setelah semua

konsep pada ilustasi sudah lengkap, kemudian penulis mencari referensi mengenai

tampilan sampul depan buku yang biasa diterbitkan oleh pihak PT Gramedia

Pustaka Utama. Pencarian referensi sampul depan buku yang biasa diterbitkan

oleh pihak penerbit ini bertujuan agar konsep perancangan sampul buku bagian

depan ini sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh pihak penerbit.

Standar yang ditentukan oleh pihak penerbit terkait perancangan sampul depan

buku adalah sebagai berikut:

 Letak logo penerbit berada pada pojok kanan atas  Judul buku berada pada posisi tengah bagian atas

 Nama penulis terletak pada tengah-tengah bagian bawah

 Sedangkan bagian tengah dari sampul merupakan ilustrasi atau foto

Semua inilah yang merupakan konsep dari perancangan sampul depan dari buku

ilustrasi Manusia Perahu Vietnam. Dengan adanya konsep ini, diharapkan dapat

(23)

23

(a) (b)

(c)

Gambar 3.7. Ilustrasi sampul depan

Sumber: (a): http://www.manjaddawajada.biz/wisata-eks-pengungsi-vietnam-di-batam-eksotik-tapi-agak-menyeramkan.html (9 April 2015)

(b) dan (c): Dokumen pribadi (2015) 3.3.2. Sampul Belakang Buku

Pada konsep perancangan sampul belakang buku, penulis mencari terlebih dahulu

referensi sampul belakang buku yang biasa diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka

Utama. Hal ini dikarenakan setiap penerbit mempunyai kriteria tersendiri dalam

perancangan sampul belakang buku, seperti peletakan barcode, sinopsis buku, dan

alamat penerbit. Penulis membuat konsep perancangan buku ilustrasi ini

(24)

24

(a) (b)

Gambar 3.8. Sampul belakang

Sumber: (a): https://dermawanwibisono.wordpress.com/tag/riset.html (9 April 2015) (b): Dokumen pribadi (2015)

3.3.3. Isi Buku  Halaman 1

Pada halaman 1 menceritakan tentang awal mula terjadinya peristiwa Manusia

Perahu Vietnam. Penyebab terjadinya peristiwa Manusia Perahu Vietnam adalah

terjadinya perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan yang disebut

perang Indochina II. Langkah pertama yang diambil adalah mencari referensi foto

mengenai perang Indochina II, kemudian penulis membuat konsep dengan

berdasarkan referensi yang ada.

Dalam konsep pewarnaan ilustrasi pada halaman 1 ini penulis akan berusaha

memperlihatkan suasana perang, sehingga dipilihlah warna-warna yang berani dan

menyala untuk mewakili suasana perang. Pada latar belakang dari sosok tentara

Vietnam akan diberi pewarnaan seperti suasana terbakar dengan warna seperti

warna api, yaitu perpaduan warna merah, oren, kuning dan juga warna hitam.

Sedangkan untuk pewarnaan tanahnya digunakan warna yang lebih terang, hal ini

dimaksudkan agar sosok tentara dapat terlihat jelas atau kontras. Selain

(25)

25 gambar tentara. Hal ini bertujuan agar ilustrasi yang dihasilkan dapat terlihat lebih

hidup dan nyata.

(a) (b)

(c)

Gambar 3.9. Ilustrasi halaman 1

Sumber: (a): http://www.tentik.com/10-kebohongan-dan-mitos-tentang-perang-vietnam.html (9 April 2015)

(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 2

Konsep perancangan ilustrasi pada halaman 2 ini masih menggunakan referensi

yang sama seperti pada sampul buku bagian depan, yaitu menggunakan foto

(26)

26 tersebut. Halaman 2 ini bercerita tentang Manusia Perahu Vietnam yang

melarikan diri pada malam hari dengan menggunakan perahu kayu. Warna perahu

yang akan diterapkan pada halaman ini masih sama seperti warna perahu pada

sampul bagian depan, namun warna latar yang digunakan pada halaman ini

berbeda.

Dikarenakan suasana yang terdapat dalam cerita adalah malam hari, maka penulis

akan menggunakan warna latar yang lebih gelap. Pewarnaan pada Manusia Perahu

Vietnam yang berdesakan di atas perahu kayu juga menggunakan pewarnaan yang

gelap, hal ini dikarenakan kondisi malam hari yang sangat gelap. Sedangkan

untuk warna latar bagian atasnya diberi warna hitam, kemudian akan ditambahkan

tekstur awan dan juga tambahan gambar bulan sebagai pelengkap yang dapat

memperlihatkan suasana malam hari.

(a) (b)

(c)

(27)

27 Sumber: (a):

http://www.manjaddawajada.biz/wisata-eks-pengungsi-vietnam-di-batam-eksotik-tapi-agak-menyeramkan.html (9 April 2015) (b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)

 Halaman 3

Pada halaman ini penulis sudah berusaha mencari referensi foto tentara Vietnam

yang sedang berjabat tangan dengan Manusia Perahu Vietnam, namun penulis

tidak dapat menemukannya. Akhirnya penulis mencoba menggantikannya dengan

foto tentara Vietnam yang sedang berjabat tangan dengan tentara China. Pada

posisi tentara China akan digantikan penokohannya dengan penokohan yang

merupakan penokohan dari Manusia Perahu Vietnam.

Warna latar pada ilustrasi ini akan diberi warna yang gelap, yaitu warna langit

yang berwarna abu-abu gelap dan warna awan abu-abu yang sedikit lebih terang

daripada warna langit. Sedangkan untuk pewarnaan tanah disekitar ilustrasi akan

menggunakan warna cream terang, hal ini dimaksudkan sebagai warna tanah yang

tersorot oleh cahaya bulan dari bagian atas.

(a) (b)

(28)

28 Gambar 3.11. Ilustrasi halaman 3

Sumber: (a): http://chindonews.blogspot.com/2013/05/patroli-bersama-perbatasan-darat-china.html (9 April 2015)

(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 4

Pada halaman ini menceritakan tentang meninggalnya seorang anak perempuan

yang merupakan anak dari salah satu Manusia Perahu Vietnam. Anak perempuan

tersebut meninggal pada hari ketiga perjalanan Manusia Perahu Vietnam.

Dikarenakan terbatasnya foto-foto seputar Manusia Perahu Vietnam, hal ini

meyulitkan penulis dalam menemukan foto yang dapat mewakili cerita tersebut.

Oleh karena itu penulis berusaha mencari referensi foto yang menggambarkan

kematian seorang anak dalam peristiwa yang berbeda (diluar dari kisah Manusia

Perahu Vietnam).

Foto yang digunakan sebagai referensi bukanlah foto dari peristiwa Manusia

Perahu Vietnam, sehingga penulis akan menambahkan objek-objek yang dapat

mendukung ilustrasi tersebut. Latar suasana pada referensi foto bukanlah di atas

perahu, sehingga penulis akan membuat latar yang menunjukkan bahwa ilustrasi

tersebut menggambarkan suasana di atas perahu. Untuk gambar keramaian pada

bagian belakang seorang yang sedang menggendong jenazah anaknya tersebut

dibuat dengan berdasarkan imajinasi penulis. Warna yang akan digunakan pada

ilustrasi ini adalah warna-warna yang cerah, hal ini dilakukan agar dapat

memperlihatkan suasana pada siang hari. Sebagai pelengkap, penulis juga

menambahkan gambar awan dibagian atas dari ilustrasi.

(29)

29 (b)

Gambar 3.12. Ilustrasi halaman 4

Sumber: (a): http://www.harnas.co/2015/03/20/bom-saat-shalat-jumat-16-tewas.html (9 April 2015)

(b): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 5

Pada halaman ini ilustrasi yang dibuat hanya berdasarkan cerita pada kisah

perjalanan Manusia Perahu Vietnam. Pada cerita kisah perjalanan Manusia Perahu

Vietnam dijelaskan bahwa Manusia Perahu Vietnam saling berdesakan di dalam

perahu kayu yang mereka tumpangi. Selain itu, Manusia Perahu Vietnam juga

makan dengan menu yang seadanya. Penulis tidak menggunakan referensi foto

dalam pembuatan ilustrasi ini. Ilustrasi pada halaman ini akan memperlihatkan

Manusia Perahu yang sedang makan di perahu kayu yang mereka tumpangi.

Ilustrasi dibuat sesuai kondisi pada cerita, yaitu mereka berdesakan di dalam

perahu kayu tersebut. Warna yang digunakan pada latar ilustrasi adalah warna

kuning kecoklatan, warna ini dapat mewakili sebuah latar ilustrasi yang

menggambarkan suasana di dalam perahu kayu. Kemudian penulis menambahkan

penggambaran jendela pada latar, hal ini bertujuan agar suasana terlihat seperti

(30)

30 (a)

(b)

Gambar 3.13. Ilustrasi halaman 5 Sumber: (a) dan (b): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 6

Pada halaman ini, ilustrasi dibuat dengan berdasarkan referesni foto yang

diperoleh penulis dari media internet. Foto yang dimaksud adalah foto polisi yang

sedang menangkap beberapa orang di atas kapal. Penulis menggunakan referensi

(31)

31 ditangkap oleh polisi Malaysia. Latar pada ilustrasi dibuat berbeda, yaitu

menggambarkan suasana seperti di dermaga pinggir laut.

Warna-warna yang digunakan ilustrasi pada halaman ini adalah warna-warna yang

terang. Suasana latar menggunakan warna yang terang juga, hal ini dikarenakan

menurut cerita kejadian pada ilustrasi ini adalah siang hari. Warna pakaian yang

dikenakan menggunakan warna yang berwarna-warni, hal ini sesuai cerita bahwa

Manusia Perahu Vietnam menggunakan pakaian seadanya yang mereka bawa dan

setiap orang menggunakan pakaian yang sudah pasti berbeda setiap orangnya.

Sedangkan warna pakaian yang dikenakan pada polisi Malaysia adalah warna

abu-abu. Sebenarnya warna asli dari seragam polisi Malaysia adalah berwarna

hitam, namun demi mendapatkan sebuah ilustrasi yang seimbang maka penulis

membuatnya berwarna agak terang.

(a)

(32)

32 (c)

Gambar 3.14. Ilustrasi halaman 6

Sumber: (a): https://www.selasar.com/politik/8-wni-ditangkap-polisi-laut- vietnam.html (10 April 2015)

(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 7

Di halaman 7 ini, ilustrasi tidak menggunakan referensi gambar dalam proses

pembuatannya. Penulis membuat ilustrasi ini dengan daya khayal yang dimiliki.

Ilustrasi pada halaman ini menceritakan Manusia Perahu Vietnam yang melihat

perahu nelayan Indonesia dari kejauhan dan akhirnya mereka putuskan untuk

menghampiri perahu nelayan tersebut. Sebelum membuat ilustrasi ini

dilakukanlah pengamatan mengenai perahu yang biasa digunakan nelayan

Indonesia dan juga penampilan sehari-hari dari nelayan tersebut. Hal ini

dilakuakan agar ilustrasi yang dihasilkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Penulis membuat ilustrasi ini dengan memperlihatkan seorang Manusia Perahu

Vietnam yang sedang menunjuk ke arah perahu nelayan Indonesia. Latar yang

digunakan adalah sama seperti suasana pada kisah perjalanan Manusia Perahu

Vietnam, yaitu suasana lautan yang luas. Untuk menegaskan suasana lautan, maka

diberilah detail-detail air pada bagian latar ilustrasi. Pewarnaan secara

(33)

33 Vietnam, yaitu menggambarkan suasana pada pagi hari yang cerah. Penulis juga

menambahkan awan-awan pada bagian atas ilustrasi sebagai pelengkap suasana.

(a)

(b)

Gambar 3.15. Ilustrasi halaman 7

Sumber gambar 1 dan 2: Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 8

Proses pembuatan ilustrasi pada halaman ini berdasarkan referensi foto yang

menggambarkan keramaian di atas perahu kayu. Foto tersebut dapat mewakili

cerita pada halaman ini. Referensi foto tersebut tidak sepenuhnya dijadikan

(34)

34 memancing di atas perahunya. Pada halaman ini menceritakan Manusia Perahu

Vietnam menghampiri nelayan yang sedang memancing di tengah laut. Pada

referensi tidak memperlihatkan susana di tengah laut, shingga penulis membuat

latar yang dapat memperlihatkan suasana di lautan. Untuk menegaskan suasana

lautan tersebut, penulis membuat garis-garis melengkung yang merupakan detail

dari air laut.

Pada bagian latar juga ditambahkan gambar awan yang merupakan pelengkap

suasana siang hari yang cerah. Warna langit menggunakan warna biru muda,

sedangkan warna laut menggunakan warna biru yang lebih tua. Hal ini bertujuan

agar terdapat perbedaan warna antara laut dan juga langit. Warna pakaian yang

digunakan oleh Manusia Perahu Vietnam masih menggunakan warna yang

berwarna-warni.

(a)

(35)

35 (c)

Gambar 3.16. Ilustrasi halaman 8

Sumber: (a): http://koranyogya.com/cgi-sys/suspendedpage.cgi (7 April 2015) (b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)

 Halaman 9

Gambar atau ilustrasi pada halaman ini dibuat tidak berdasarkan referensi gambar

atau foto. Hal ini dikarenakan sulitnya menemukan foto atau gambar yang

memperlihatkan perahu nelayan yang sedang menarik perahu lainnya dengan

menggunakan tali. Ilustrasi ini menceritakan tentang nelayan Indonesia yang

memberikan bantuan kepada Manusia Perahu Vietnam dengan cara menarik

perahu mereka. Warna latar pada ilustrasi ini dibuat sesuai dengan warna langit

pada sore hari. Ilustrasi ini pun tidak lepas dari pemberian detail agar pewarnaan

(36)

36 (a)

(b)

Gambar 3.17. Ilustrasi halaman 9 Sumber: (a) dan (b): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 10

Pada halaman ini ilustrasi yang dibuat menceritakan Manusia Perahu Vietnam tiba

di pulau yang dimaksudkan oleh nelayan Indonesia. Untuk membuat ilustrasi pada

halaman ini diperlukan referensi foto yang memperlihatkan suasana pulau yang

terdapat gunung dan juga pepohonan. Penulis menambahkan gambar ujung perahu

Manusia Perahu Vietnam pada ilustrasi yang bertujuan untuk memperlihatkan

kepada pembaca bahwa Manusia Perahu Vietnam tiba di pulau tersebut. Warna

latar yang digunakan pada ilustrasi ini menggunakan warna-warna yang cerah,

hal ini mengacu pada suasana dalam cerita yaitu suasana pagi hari yang cerah.

Garis-garis yang terdapat pada gambar gunung dibuat penulis sebagai detail dari

gunung tersebut. Sedangkan garis-garis lengkung yang terdapat pada bagian

(37)

37

(a) (b)

(c)

Gambar 3.18. Ilustrasi halaman 10

Sumber: (a): http://harianlampung.com/index.php?k=kawasan&w=

lampung%20selatan&i=124-Lampung-Selatan:-Gerbang-Utama-Provinsi-Lampung/ (10 April 2015)

(38)

38  Halaman 11

Sama seperti langkah yang diambil pada saat perancangan ilustrasi pada halaman

sebelumnya, sebelum merancang ilustrasi ini penulis mencari terlebih dahulu

referensi foto yang memperlihatkan orang-orang yang sedang memakan buah

kelapa. Hal ini menyesuaikan dengan cerita pada halaman ini, yaitu Manusia

Perahu Vietnam yang sedang menyantap buah kelapa bersama-sama di pulau yang

mereka singgahi. Latar pada ilustrasi ini dibuat menyesuaikan suasana pulau

tersebut yang terdapat gunung, sehingga penulis menambahkan tekstur gunung

pada latar ilustrasi. Pada ilustrasi memperlihatkan 3 orang Manusia Perahu

Vietnam yang sedang memakan buah kelapa bersama. Dalam ilustrasi ini hanya

memperlihatkan 3 orang Manusia Perahu, hal ini bertujuan agar gambar buah

kelapa dapat terlihat jelas.

(a) (b)

(c)

(39)

39 Sumber: (a): https://caderabdul.wordpress.com/tag/monyet.html (10 April 2015)

(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 12

Di halaman ini penulis mencoba mencari referensi gambar atau foto yang dapat

memperlihatkan suasana pemakaman. Hal ini berlandaskan pada cerita yang

terdapat pada halaman ini, yaitu Manusia Perahu Vietnam memakamkan jenazah

anak perempuan yang meninggal pada hari ketiga perjalanan. Penulis

menggunakan referensi hanya sebagai pedoman penggambaran suasana

pemakaman. Ilustrasi pada halaman ini memperlihatkan suasana di tengah hutan

yang penuh dengan pepohonan. Penulis juga membuat beberapa gambar Manusia

Perahu Vietnam yang terlihat sedang bersedih di depan makam anak perempuan

tersebut. Pewarnaan masih menggunakan warna-warna yang cerah dan terlihat

teduh, hal ini dikarenakan suasana ilustrasi yang dipenuhi dengan pohon-pohon

besar. Tanah pada makam diberikan tektur tanah dengan menambahkan

garis-garis yang membentuk sebuah makam. Dan kemudia menambahkan gambar kayu

pada makam, hal ini bertujuan sebagai penanda makam yang biasa berada pada

suatu pemakaman.

(40)

40 (c)

Gambar 3.20. Ilustrasi halaman 12

Sumber: (a): http://www.solopos.com/2012/12/27/pembunuhan-sadis-karangpandan-isak- tangis-keluarga-iringi-pemakaman-ari-munadi-362402/ (14 April 2015)

(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 13

Dalam perancangan ilustrasi pada halaman ini, penulis tidak menggunakan foto

atau gambar referensi. Penulis menggunakan daya khayal yang dimiliki untuk

menggambarkan ilustrasi pada halaman ini. Pada cerita halaman ini menjelaskan

bahwa Manusia Perahu Vietnam dihampiri oleh dua orang yang merupakan

penghuni pulau yang mereka singgahi tersebut. Latar yang digambarkan oleh

penulis adalah suasana disekitar pinggir pantai dari suatu pulau.

Pada ilustrasi memperlihatkan 3 orang Manusia Perahu Vietnam yang terlihat

sedang berkomunikasi kepada kedua orang tersebut. Pada cerita dijelaskan bahwa

mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat, maka penulis

menggambarkan kedua orang penghuni pulau tersebut yang sedang berbicara

sambil menggerak-gerakkan tangannya. Pada latar digambarkan bebarapa pohon

yang bertujuan untuk memperkuat suasana dipinggir pantai yang banyak dipenuhi

(41)

41 cerah, hal ini disesuaikan dengan suasana pada cerita yang menjelaskan bahwa

waktu pada cerita ini adalah siang hari.

(a)

(b)

Gambar 3.21. Ilustrasi halaman 13 Sumber: (a) dan (b): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 14

Ilustrasi yang diperlihatkan pada halaman ini berdasarkan pada cerita yang

menjelaskan bahwa kedua orang penghuni pulau yang disinggahi Manusia Perahu

Vietnam datang bersama Polisi. Pada cerita dijelaskan bahwa perahu yang

(42)

42 pada ilustrasi menggunakan warna coklat yang mewakili warna kayu. Latar pada

ilustrasi ini memperlihatkan suasana lautan dan langit dibuat agak berwarna

kekuningan yang menandakan hari menjelang sore.

Perahu yang digunakan oleh kedua orang pada cerita adalah perahu kecil yang

dilengkapi dengan mesin atau penggerak, maka dari itu penggambaran perahu

milik kedua orang tersebut juga dilengkapi dengan mesin atau penggerak.

Garis-garis melengkung yang terdapat bagian laut merupakan detail dari air laut yang

diberi warna hitam. Sedangkan warna air laut diberi dua warna yang

menggambarkan perbedaan jarak, semakin jauh jarak pandangnya maka semakin

gelap pula pewarnaannya.

(a) (b)

(43)

43 Gambar 3.22. Ilustrasi halaman 14

Sumber: (a): http://numpangmejengaja.blogspot.com/2015/01/sekitar-15-abk-kapal-tanker-yang.html (14 April 2015)

(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 15

Untuk merancang penggambaran ilustrasi pada halaman ini, penulis kembali

menggunakan daya khayalnya. Penulis mencoba untuk memperlihatkan perahu

Polisi yang sedang menarik perahu kayu milik Manusia Perahu Vietnam. Hal ini

berlandaskan pada cerita yang dijelaskan pada halaman ini, yaitu perahu milik

Polisi yang menarik perahu milik Manusia Perahu Vietnam untuk menuju pulau

Co Co yang letaknya tidak jauh dari pulau yang mereka singgahi tersebut.

Pewarnaa pada ilustrasi ini dibuat sedikit gelap, karena suasana suasana pada

cerita adalah sore hari. Karena susana pada ilustrasi adalah sore hari, maka arah

jatuhnya bayangan pada ilustrasi ini pun menyesuaikan posisi matahari yang

sudah mulai tenggelam. Warna bayangan pada ilustrasi ini menggunakan warna

biru tua, yaitu warna yang lebih tua bila dibandingkan dengan warna laut yang

menggunakan warna biru muda.

Garis-garis lengkung pada bagian laut adalah detail dari air laut yang merupakan

pergerakan air yang dilalui oleh perahu. Kemudian pada bagian atas ilustrasi

diberi awan yang berwarna abu-abu gelap, hal ini dikarenakan cahaya matahari

yang mulai redup. Sedangkan pewarnaan pada rombongan Manusia Perahu

Vietnam dibuat dengan warna abu-abu gelap, hal ini bermakna jarak pandang

yang jauh sehingga rombongan Manusia Perahu Vietnam telihat gelap dan

(44)

44 (a)

(b)

Gambar 3.23. Ilustrasi halaman 15 Sumber: (a) dan (b): Dokumen Pribadi (2015)  Halaman 16

Pada halaman 16 ini teks atau nasakah menjelaskan bahwa Manusia Perahu

Vietnam diberikan makanan yang sangat banyak oleh pihak Polisi Indonesia.

Cerita ini merupakan akhir dari cerita perjalanan Manusia Perahu Vietnam hingga

akhirnya mereka dikumpulkan di kamp yang berada di Pulau Galang. Untuk

(45)

45 diluar dari kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam, hal ini dikarenakan tidak

adanya sumber visual yang memperlihatkan suasana ketika Manusia Perahu

Vietnam sedang menikmati makanan yang diberikan oleh Polisi Indonesia

tersebut.

Penulis mencari referensi foto yang memperlihatkan suasana makan bersama

melalui media internet. Dari referensi tersebutlah penulis membuat ilustrasi ini,

namun tidak secara keseluruhan foto referensi tersebut dijadikan patokan dari

penggambaran ilustrasi ini. Pada bagian latar ilustrasi penulis membuat visual

tembok yang kosong, mengingat pada masa itu mungkin belum adanya

properti-properti seperti masa sekarang. Dan sebagai pelengkap, penulis menambahkan

gambar jam pada bagian atas ilustrasi. Detail-detail pada bagian ilustrasi juga

tidak lupa untuk dibuat, agar ilustrasi lebih kelihatan lebih menarik.

(a)

(46)

46 (c)

Gambar 3.24. Ilustrasi halaman 16

Sumber: (a): http://www.satriasolder.com/budaya-makan-bersama-di-setiap-hari-jumat/ (14 April 2015)

(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015) 3.4. Warna

Warna yang akan digunakan dalam perancangan buku ini adalah berwarna-warni,

sehingga ilustrasi yang dihasilkan dapat terlihat seperti suasana yang

sesungguhnya. Ilustrasi dengan pewarnaan yang berwarna-warni

menyeimbangkan emosi yang tertuang dalam sebuah ilustrasi. Dengan

menunjukan perbedaan kontras dan komposisi pewarnaan yang tepat, menjadikan

(47)

47 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA 4.1. Proses Perancangan Buku

Proses perancangan buku dengan menggunakan layout yang pada halam pertama

isi buku berisi ilustrasi, sedangkan pada bagian belakang dari ilustrasi adalah teks

atau naskah yang berfungsi untuk menjelaskan ilustrasi tersebut. Tujuan

pembuatan buku dengan sususan seperti itu adalah untuk lebih menonjolkan sisi

ilustrasi dibanding teks dari buku. Hal ini berdasarkan kenyataan yang terdapat

pada masyarakat Indonesia yang lebih suka melihat visual dibanding membaca

teks dari suatu buku.

Proses perancangan buku ini berawal dari pengembangan konsep desain yang

mencakup informasi tentang kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam yang di

informasikan secara singkat dalam buku ini. Konsep tersebut merupakan konsep

dasar, yang terdiri dari elemen visual dan elemen teks. Setelah penentuan konsep

dengan ilustrasi yang ditentukan, langkah selanjutnya adalah pengumpulan

data-data informasi yang dipilih secara selektif untuk dijadikan isi buku. Setelah isi

buku ditentukan, berikutnya adalah menentukan media dan ukuran buku yang

akan digunakan yang seusai dengan selera khalayak sasaran.

4.2. Teknis Media

Teknis pembuatan media pada promosi ini, menggunakan perpaduan antara teknik

manual dan teknik digital. Sketsa yang dibuat adalah dengan cara manual

menggunakan drawing pen dan kemudian dilakukan pewarnaan secara digital

dengan menggunakan software Adobe Photoshop. Untuk proses produksi media,

dilakukan beberapa tahapan yaitu:

4.2.1. Tahap Sketsa Awal

Sketsa awal adalah proses pencarian bentuk awal dari visualisasi media buku

ilustrasi ini. Tahap ini dibuat manual dengan alat tulis yaitu pensil dan drawing

pen. Tahap sketsa dilakukan untuk mempermudah tahapan selanjutnya yaitu

(48)

48 4.2.2. Tahap Eksekusi Visual

Eksekusi visual adalah tahap dimana dilakukannya proses visual dari sketsa

manual ke dalam bentuk digital. Proses eksekusi visual dilakukan dengan cara

mentracing sketsa manual dengan menggunakan software Adobe Photoshop

hingga menjadi bentuk digital. Setelah sketsa manual sudah menjadi bentuk sketsa

digital, barulah masuk kepada tahap perancangan.

4.2.3. Tahap Perancangan

Tahap perancangan adalah tahap yang paling penting untuk merancang buku

ilustrasi yang akan dibuat sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan. Langkah

pertama proses perancangan ini adalah mengolah ilustrasi digital yang sudah

didapatkan pada tahap eksekusi visual. Yang dilakukan pada tahap ini adalah

tahap pewarnaan hingga pemberian detail pada gambar, seperti pemberian

bayangan dan juga tekstur pada ilustrasi. Setelah diolah sedemikian rupa maka

tahap selanjutnya adalah mengatur tata letak serta penambahan tipografi yang

mendukung visual.

4.2.4. Tahap Akhir

Tahap akhir adalah tahapan perwujudan buku ilustrasi yang telah ditentukan dan

sudah melalui tahapan-tahapan sebelumnya. Pada tahap ini penulis mulai

mencetak semua bagian buku. Pemilihan kertas untuk media buku ini juga sangat

diperhatikan agar mendapatkan hasil cetak yang lebih baik. Sebelum melakukan

tahap ini, penulis terlebih dahulu memeriksa kebenaran isi buku dan tidak lupa

untuk memperhatikan kesesuaian konten buku dengan semua ketentuan-ketentuan

yang sudah ditentukan oleh pihak penerbit, yaitu PT Gramedia Pustaka Utama.

4.3. Media Utama

Media utama adalah media yang telah dipilih dan sesuai untuk menyelesaikan

permasalahan yang telah ditentukan dalam penyelesaian strategi media.

4.3.1. Buku Ilustrasi

Buku yang dirancang adalah buku dengan judul Manusia Perahu Vietnam, buku

ini membahas tentang kisah perjalanan para pengungsi Vietnam (Manusia Perahu

(49)

49 baik di negara ketiga. Jenis buku ini termasuk kedalam buku ilustrasi, hal ini

dikarenakan banyak visual yang menggunakan ilustrasi. Format desain buku yang

dirancang ini berukuran A5 (14,8 cm x 21 cm) dan menggunakan kertas Art

Paper. Ukuran ini dipilih agar memudahkan target audien untuk membawa

kemana-mana karena ukurannya yang tidak besar. Ukuran ini cukup untuk

menampilkan visual gambar maupun teks yang digunakan dalam buku.

4.3.1.1. Sampul (Cover)

Cover buku ini terdiri dari dua bagian yaitu cover depan dan cover belakang.

Dalam membuat cover ini menggunakan kertas Art Paper dan dilaminasi Doff.

Cover depan terdiri dari gambar Manusia Perahu Vietnam yang berdesakan di atas

perahu kayu. Ilustrasi ini disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya pada

saat peristiwa tersebut terjadi. Pada cover depan ini juga terdapat teks yang

merupakan judul dari buku ini serta nama penulis dan juga logo penerbit buku.

Sedangkan untuk cover belakang buku terdiri dari satu warna yang digunakan

sebagai latar cover belakang buku ini. Cover belakang ini terdiri dari teks

Manusia Perahu Vetnam sebagai judul, sinopsis buku, serta alamat dan barcode

penerbit.

(50)

50 Gambar 4.2. Cover belakang buku

Sumber: Dokumen pribadi (2015) 4.2.1.2. Isi Buku

Buku ini berisikan kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam yang berjuang

mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Buku ini membahas mulai dari

awal keberangkatan dari Vietnam hingga Manusia Perahu Vietnam tiba di daratan

Indonesia.

(51)

51 Gambar 4.4. Halaman 9 sampai 16

Sumber: Dokumen pribadi (2015)

(52)

52 Gambar 4.6. Halaman 25 sampai 32

Sumber: Dokumen pribadi (2015) 4.4. Media Pendukung

Media pendukung merupakan media yang berfungsi sebagai pelengkap dan

membantu dalam penyampaian pesan informasi maupun promosi media utama

tentang buku Manusia Perahu Vietnam.

Poster

Ukuran media : 29,7 cm x 42 cm.

Teknis produksi : Art Paper 230 gram.

Penempatan : Toko-toko buku dan di tempat keramaian.

Media poster dijadikan sebagai media informasi penunjang dalam perancangan

media promosi ini. Poster ini bisa di tempatkan di tempat-tempat audience sering

beraktifitas, selain itu poster jarak pandangnya dapat dilihat lebih dekat oleh

(53)

53 Gambar 4.3.1. Poster

Sumber: Dokumen pribadi (2015)  Pembatas Buku

Ukuran media : 15 cm x 4 cm.

Teknis produksi : Art Paper 230 gram.

Penempatan : Di dalam buku.

Pembatas buku ini adalah media pendukung yang dijadikan sebagai souvenir

(54)

54 Gambar 4.3.2. Pembatas buku

Sumber: Dokumen pribadi (2015)  X-Banner

Ukuran media : Berukuran 160 cm x 60cm

Teknis produksi : Vinyl Flexy

Penempatan : Di sekitaran toko buku Gramedia

X-Banner ini merupakan media pendukung yang ditempatkan di toko buku yang

menjual buku ilustrasi Manusia Perahu Vietnam. Cara ini dirasa cukup efektif,

karena x-banner yang dibuat berukuran cukup besar dan mudah terlihat dari

(55)

55 Gambar 4.3.3. X-Banner

(56)

56  Kaos

Ukuran media : Semua ukuran

Teknis produksi : Bahan kaos Cotton combed 30s dan disablon dengan tinta

pigment

Penempatan : Sebagai souvenir saat peluncuran buku diadakan

Gambar 4.3.4. Kaos Sumber: Dokumen pribadi (2015)  Banner Website

Ukuran media : 300 px x 250 px

Teknis produksi : Berupa file png

Penempatan : Di website-website yang menyediakan tempat untuk beriklan

Gambar 4.3.5. Banner website

(57)

57 Berikut ini adalah preview banner website yang sudah diletakkan pada tempat

beriklan yang disediakan oleh salah satu website:

Gambar 4.3.6. Preview banner website

Sumber: Dokumen pribadi (2015)  Gantungan Kunci

Ukuran media : 8 cm x 3 cm

Teknis produksi : Berbahan dasar akrilik

(58)

58 Gambar 4.3.7. Gantungan kunci

Sumber: Dokumen pribadi (2015)  Brosur

Ukuran media : 29,7 cm x 21 cm

Teknis produksi : Dicetak pada kertas Art Paper 150 gsm

(59)

59 Gambar 4.3.8. Brosur

Sumber: Dokumen pribadi (2015)  Pulpen

Ukuran media : 8,7 inci (panjang pulpen)

Teknis produksi : berbahan dasar plastik

Penempatan : Di meja kasir toko buku Gramedia dan diberikan kepada konsumen

yang membeli buku Manusia Perhau Vietnam pada saat peluncuran buku

(60)

60 Gambar 4.3.9. Pulpen

Sumber: Dokumen pribadi (2015)  Tas Kanvas

Ukuran media : 40 cm x 30 cm

Teknis produksi : berbahan dasar kanvas dan disablon gambar yang mewakili

buku Manusia Perahu Vietnam

Penempatan : Di meja kasir toko buku Gramedia dan diberikan kepada konsumen

yang membeli buku Manusia Perhau Vietnam pada saat peluncuran

buku berlangsung

(61)

61  Stiker

Ukuran media : 3 cm x 1 cm

Teknis produksi : berbahan dasar plastik atau vinyl

Penempatan : Di meja kasir toko buku Gramedia dan diberikan kepada konsumen

yang membeli buku Manusia Perhau Vietnam pada saat peluncuran buku

berlangsung

Gambar

Gambar 3.13. Ilustrasi halaman 5
Gambar 3.14. Ilustrasi halaman 6
Gambar 3.15. Ilustrasi halaman 7
Gambar atau ilustrasi pada halaman ini dibuat tidak berdasarkan referensi gambar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik dengan pertanyi^ "Apakah kalian tahu mikroba apa saja yang dapat membantu dalam proses fermentasi susu kerbau

Mendioagnisis Acute Myeloid Leukemia sangat bergantung pada data klinis. Prediksi Acute Myeloid Leukemia bisa membantu para ahli medis melalui data klinis

Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap insidens kanker, lazimnya dihihmg pula "e specific ratevengaan menggunakan interval 5 tahun, bagi tiap lokaliiasi kanker, tiap

Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari energi dalam bumi yang bisa disebabkan oleh pergerakan batuan atau pergerakan lempeng, aktivitas.. magma, maupun aktivitas yang

Observasi SPBK untuk tanggal 9 Maret 2017menunjukan sebagian besar Provinsi Kep.Riau , NTB dan sebagagian kecil Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau,

Fadil SJ,M.Ag Kata Kunci: Kiai, Wali Muhakkam, Maslahah Mursalah, Kompilasi Hukum Islam Latar belakang penelitian ini adalah maraknya penggunaan kiai dalam pernikahan sebagai wali

tertulis, dimulai dari rumusan tujuan,materi, metode dan evaluasi, (3) diimplementasikan dalam proses kegiatan pembelajaran dengan kolaboratif, melibatkan unsur pendidik,

Pemilihanpadi varied TR8 sebagaijenis padi yang dikaji adalah berdasarkankeluasan penanamannyayang agak besar di Sabah.Tambahanlagi, jenis padi varied IN adalah salah satu varied