1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang
memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mempertahankan
kemerdekaannya. Salah satu peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Vietnam
adalah peristiwa Manusia Perahu Vietnam. Manusia Perahu Vietnam adalah para
pengungsi asal Vietnam yang berlayar menggunakan perahu-perahu kecil untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih layak di negara lain. Peristiwa ini bermula
pada tahun 1975. Pada saat itu terjadi perang saudara antara Vietnam Utara dan
Vietnam Selatan yang disebut perang Indocina II. Keadaan yang seperti itu
menimbulkan inisiatif dari masyarakat Vietnam untuk meninggalkan negaranya. “Namun, tidak hanya faktor perang saja yang menimbulkan pemikiran dari masyarakat Vietnam Selatan untuk mengungsi, tetapi juga karena adanya
re-edukasi (semacam indoktrinasi) yang merupakan kebijakan pemerintahan Ho Chi Minh”(Ismayawati, 2013: 1).
“Manusia Perahu Vietnam menggunakan perahu kecil yang berukuran panjang 25 meter dan lebar 5 meter. Di dalam satu buah perahu kecil tersebut berisi 373
orang penumpang” (Asvi Warman, 2012: 27). Perahu yang ditumpangi Manusia
Perahu Vietnam tidak dilengkapi dengan layar atau pendayung untuk bergerak.
Arah dan tujuan perahu tersebut berdasarkan ombak dan gelombang laut yang
membawanya. Setelah tujuh hari dalam pelayaran tanpa batas tersebut akhirnya
Manusia Perahu Vietnam sampai di suatu tempat di Indonesia dan akhirnya
diberikan tempat pengungsian. Dalam peristiwa ini terdapat pesan mengenai
perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam demi mendapatkan kehidupan yang
lebih layak di negara lain.
Kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam ini memiliki pesan yang dapat
diinformasikan kepada generasi muda Indonesia. Pesan yang dimaksud adalah
pesan perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam yang tidak pernah menyerah
dalam perjalanannya mengarungi lautan demi mendapatkan kehidupan yang lebih
2 pengetahuan tambahan bagi kita semua. Ada baiknya bila kisah Manusia Perahu
Vietnam ini dapat tersampaikan dengan baik kepada generasi muda Indonesia.
Informasi mengenai Manusia Perahu Vietnam tidak tersampaikan dengan baik di
Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya generasi muda
Indonesia tidak dapat mengetahui kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam
secara mendetail. Untuk itu perlu dibuat suatu media informasi yang dapat
menginformasikan kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam. Hal ini bertujuan
agar pesan yang terdapat pada kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam dapat
tersampaikan dengan baik. Selain itu maksud dari penyampaian informasi tersebut
adalah generasi muda Indonesia dapat mengetahui pesan perjuangan hidup yang
terkandung dalam kisah Manusia Perahu Vietnam.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas maka dapat ditarik beberapa
permasalahan yang timbul dari kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam, antara
lain:
Kurangnya media informasi yang menyampaikan kisah Manusia Perahu
Vietnam membuat kisah tersebut menjadi tidak diketahui oleh banyak orang. Pesan perjuangan hidup dalam kisah Manusia Perahu Vietnam
tidak tersampaikan dengan baik kepada generasi muda Indonesia.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana menginformasikan pesan perjuangan hidup yang terdapat dalam kisah
perjalanan Manusia Perahu Vietnam kepada generasi muda Indonesia?
1.4.Batasan Masalah
Penulis membatasi pembahasan hanya pada perjalanan Manusia Perahu Vietnam
3 1.5.Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan ini adalah:
Menginformasikan kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam kepada generasi muda Indonesia
Menyampaikan pesan perjuangan hidup yang terdapat dalam kisah perjalanan
4 BAB II
PERJALANAN MANUSIA PERAHU VIETNAM 2.1. Ilustrasi
“Asal kata ilustrasi dari bahasa latin yaitu Ilustrate yang artinya penampakan, kemuliaan, cahaya, penerangan, dan penggambaran secara hidup-hidup” (Arsana,
2012). Ada beberapa pengertian ilustrasi yang diberikan oleh para ahli dalam
memaknai apa yang disebut ilustrasi, diantaranya:
a. Ilustrasi merupakan sebuah visualisasi dari suatu tulisan yang dapat berupa
sketsa, lukisan, vektor graphic, foto, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih
menekankan pada penjelasan tulisan daripada bentuk.
b. Ilustrasi merupakan hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing,
lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan
hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.
c. Ilustrasi merupakan seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan
atas suatu maksud atau tujuan secara visual
d. Ilustrasi merupakan gambaran sesuatu yang bertujuan untuk mempercantik
tulisan atau melengkapi suatu tulisan.
e. Ilustrasi merupakan gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih
menjelaskan salah satu adegan.
“Sedangkan gambar ilustrasi adalah gambar atau bentuk visual lain yang menyertai suatu teks, dengan tujuan memperjelas naskah atau tulisan dimana
ilustrasi itu dikumpulkan” (Arsana, 2012). Dengan Demikian gambar ilustrasi
adalah gambar yang memiliki tema sesuai dengan tema isi cerita atau naskah
tersebut.
2.2. Manusia Perahu Vietnam
Manusia perahu Vietnam adalah para pengungsi Vietnam (para pencari suaka) yang berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di negara lain. “Para pengungsi Vietnam berdatangan ke wilayah Asia Tenggara, yaitu Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia” (Ismayawati, 2013). Berhubung para pengungsi datang dengan menggunakan perahu, akhirnya para pengungsi
5
Gambar 2.1. Manusia Perahu Vietnam mengarungi samudera Sumber: http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/03/30/kisah-pilu-250000
pengungsi-vietnam-di-batam-546473.html (12 Juli 2014) 2.2.1. Penyebab Terjadinya Peristiwa Manusia Perahu Vietnam
Peristiwa Manusia Perahu Vietnam merupakan peristiwa bersejarah yang bermula pada tahun 1975. “Pada saat itu perang Vietnam berakhir dengan kalahnya Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat. Kekalahan tersebut
menyebabkan keguncangan di kalangan masyarakat Vietnam, terutama di
kalangan warga Vietnam keturunan China” (Ismayawati, 2013). Hal tersebut
mendorong keinginan sebagian besar masyarakat Vietnam untuk meninggalkan
negaranya guna mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Hingga
akhirnya timbullah arus pengungsi Vietnam (pencari suaka) yang mengarah ke
negara Asia Tenggara, yaitu Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan
Indonesia.
Gambar 2.2. Perang saudara antara Vietnam Selatan dan Vietnam Utara Sumber: http://www.gurusejarah.com/2015/01/hubungan-perang-vietnam-dengan.html
6 2.2.2. Tersebarnya Manusia Perahu Vietnam Di Wilayah Indonesia
“Jumlah Manusia Perahu Vietnam yang pertama kali sampai di wilayah Indonesia adalah 24 orang. Rombongan pertama ini mendarat di Kepulauan Riau pada
tanggal 22 Mei 1975 sebulan setelah jatuhnya Saigon” (Adam, 2012). Mereka tiba
di Pulau Laut, kecamatan Bunguran Barat dan ditampung oleh rakyat di balai
kecamatan dan diberi makan oleh penduduk setempat. Jumlah Manusia Perahu
Vietnam yang mendarat di Pulau Laut semakin lama semakin bertambah banyak.
Karena peningkatan jumlah Manusia Perahu Vietnam yang semakin banyak, maka
pemerintah setempat memindahkan mereka ke kamp penampungan yang ada di
Pulau Bintan pada beberapa lokasi. Pada awalnya masyarakat menerima
kehadiran Manusia Perahu Vietnam di Pulau Bintan, namun karena jumlahnya
yang semakin bertambah banyak menimbulkan keresahan pada masyarakat lokal.
Kemudian pemerintah setempat memindahkan para pengungsi Vietnam (Manusia
Perahu Vietnam) ke Pulau Jemaja. Di Pulau Jemaja dibangun penampungan
darurat di dua lokasi, yaitu di Kuku dan Air Raya.
“Jumlah pengungsi dan penyebarannya pada akhir tahun 1979 adalah di Pulau Bintan tertampung kurang lebih 10.000 pengungsi, sedangkan di Kepulauan
Natuna dan Anambas terdampar 35.000 pengungsi” (Adam, 2012). Pemerintah
daerah di Anambas dan Natuna berinisiatif untuk mengumpulkan mereka di kedua
kepulauan tersebut di Pulau Jemaja, kepulauan Anambas. Upaya ini dilakukan
sebelum UNHCR aktif di Indonesia. “Dengan adanya inisiatif ini maka sejak
tahun 1979 pengungsi di Riau Kepulauan mulai terkonsentrasi di dua pulau, yaitu
di Pulau Bintan dan Pulau Jemaja” (Adam, 2012). Dengan diputuskannya
pengumpulan pengungsi ke Pulau Jemaja, pemerintah setempat mendirikan dua
pemukiman yaitu di Kuku dan Air Raya. Setelah pemukiman yang berada di
Kuku dan Air Raya selesai dibangun, pemerintah memindahkan Manusia Perahu
Vietnam ke pemukiman tersebut.
2.2.3. Perjuangan Di Atas Perahu
“Berdasarkan banyak sumber, diketahui bahwa para pengungsi (Manusia Perahu Vietnam) menggunakan perahu yang sangat tidak layak digunakan untuk
7 2012). Dengan kondisi perahu seperti itu dapat dipastikan arah dan tujuan pun
tidak jelas. Semua tergantung pada alam, terutama ombak dan gelombang laut.
Tidak jarang, mereka terombang-ambing ditengah lautan oleh terjangan ombak
yang besar. Perahu yang mereka tumpangi tersebut juga tidak dilengkapi dengan
layar atau pendayung untuk menggerakan perahu. Dengan demikian, perahu
tersebut terus bergerak tanpa arah yang pasti.
Pada siang hari mereka harus bisa memanfaatkan matahari sebagai pedoman
perjalanan. “Sedangkan pada malam hari, awak perahu menggunakan sinar bulan,
bintang selatan (southern cross), serta panduan lampu pengeboran minyak yang
tersebar di perairan atau rambu navigasi yang ada” (Adam, 2012). Disamping
sarana perahu yang digunakan sangat terbatas, penumpangnya pun dapat
dikatakan melebihi batas. Sehingga mereka mengarungi lautan dengan
berdesak-desakan di atas perahu yang kecil. Selain itu, perbekalan makanan yang mereka
bawa dari daerah asal sangat terbatas. Makanan yang mereka bawa hanya bisa
untuk bertahan selama dua hari perjalanan saja. Selanjutnya, mereka hanya bisa
minum air hujan, jika ada hujan yang turun. Tidak jarang karena kekurangan
bahan makanan, terjadilah pertengkaran untuk memperebutkan makanan di antara
sesama Manusia Perahu Vietnam.
2.2.4. Perjalanan Manusia Perahu Vietnam
“Awal perjalanan Manusia Perahu bermula pada tahun 1975, tepatnya ketika Vietnam jatuh ke tangan komunis yang datang dari Utara. Pada saat
itu, banyak sekali masyarakat Vietnam yang bekerja sebagai pegawai
kantor pemerintah Vietnam Selatan yang dipenjarakan” (Adam, 2012).
Kehidupan yang pada mulanya baik berubah menjadi buruk dan tidak ada
lagi kebebasan dalam menjalani kehidupan. “Sejak tahun 1975 sampai
1990 banyak masyarakat Vietnam yang melarikan diri dari Vietnam.
Sekitar 60% dari mereka yang beruntung mencapai daratan yang mereka
tuju dan 40% harus tewas dilautan atau dibunuh oleh perompak Thailand”
(Adam, 2012).
Untuk dapat menumpangi perahu, masyarakat harus berjuang mencari warga yang
8 Vietnam. Tidak sedikit masyarakat Vietnam yang tertipu oleh pemilik perahu.
Banyak masayarakat Vietnam yang kehilangan uang pembayaran untuk
menumpangi perahu karena pemilik perahu melarikan diri sebelum
keberangkatan. Selain itu banyak juga masyarakat Vietnam yang tertangkap oleh
polisi setempat ketika akan melarikan diri dengan menggunakan perahu, sehingga
mereka harus tinggal di dalam penjara.
“Perahu yang digunakan oleh masyarakat Vietnam untuk melarikan diri dari kampung halamannya tidak dilengkapi dengan layar dan juga pendayung” (Adam,
2012). Hal tersebut menjadi faktor penghambat bagi mereka untuk mencapai
negara lain dengan waktu yang singkat. Masyarakat Vietnam hanya dapat
berharap pada ombak dan gelombang laut untuk menggerakan perahu yang
mereka tumpangi. Perahu yang mereka gunakan sangatlah tidak layak untuk
digunakan perjalanan yang jauh. Mereka terpaksa menggunakannya demi
mencapai negara lain yang mereka tuju. Di atas perahu yang kecil tersebut
masyarakat Vietnam harus berdesak-desakan di dalam perahu, mengingat
ketersediaan perahu yang sangat terbatas.
2.2.5. Kisah Manusia Perahu Vietnam Menuju Indonesia
“Pada tanggal 25 Oktober 1982 Manusia Perahu Vietnam meninggalkan kampung halamannya dengan menggunakan perahu kayu. Jumlah penumpang yang dibawa
oleh perahu yang berukuran 13 meter itu adalah 63 orang” (Adam, 2012). Setelah
satu malam di lautan, para pengungsi tersebut ditangkap oleh kapal patroli milik
pemerintah Vietnam. Setelah bernegosiasi dengan pihak kapal patroli tersebut,
akhirnya para pengungsi dipersilahkan untuk meneruskan perjalanannya. Sebelum
dipersilahkan meneruskan perjalanannya, rombongan pengungsi diminta untuk
memberikan emas serta perhiasan yang mereka kenakan kepada pihak kapal
patroli.
Setelah tiga hari perjalanan, ada seorang anak perempuan kira-kira berusia tiga
tahun yang meninggal. Anak tersebut meninggal setelah semalaman perahu yang
mereka tumpangi diterjang oleh ombak yang sangat besar. Mereka memutuskan
untuk tetap membawa jenazah anak itu di kabin perahu yang mereka tumpangi.
9 satu perahu nelayan Indonesia. Nelayan yang mereka temui tersebut memberikan
bantuan dengan cara menarik perahu yang mereka tumpangi ke arah sebuah pulau
yang tampak dari kejauhan. Membutuhkan waktu sekitar seharian untuk sampai
ke garis pantai pulau tersebut.
Setelah satu hari perjalanan, akhirnya perahu yang mereka tumpangi tiba di garis
pantai pulau tersebut. Setibanya di pulau itu, rombongan pengungsi tidak melihat
satu orang pun di sekitar pulau. Di pulau tersebut banyak sekali ditumbuhi pohon
kelapa yang berbuah banyak. Dikarenakan kondisi mereka yang sangat kelaparan
dan kehausan, akhirnya para pengungsi Vietnam bergegas mengambil kelapa itu
dan menyantapnya bersama-sama. Setelah selesai menyantap kelapa, para
pengungsi memutuskan untuk memakamkan jenazah gadis kecil yang meninggal
pada saat perjalanan. Jenazah gadis kecil itu dimakamkan di pantai yang mereka
singgahi tersebut.
Beberapa jam setelah para pengungsi memakamkan jenazah gadis kecil itu,
sebuah perahu kecil dengan dua pendayungnya mendekati perahu mereka. Para
pengungsi berusaha menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi kepada
kedua orang yang menghampiri mereka tersebut. Ternyata, keluarga dua orang ini
hidup di pulau tersebut, dan salah satu di antara orang tersebut adalah kepala di
daerah kepulauan kecil yang tak terurus itu. Kemudian para pegungsi dipandu
menuju rumah milik kedua orang tersebut. Sebagai balas budi, para pengungsi
Vietnam memberi kedua orang tersebut kompor keramik yang belum pernah
kedua orang tersebut lihat sebelumnya. Salah seorang dari pengungsi
menunjukkan cara menggunakan kompor itu kepada kedua orang tersebut.
Setelah para pengungsi Vietnam berusaha menjelaskan kedatangannya dengan
menggunakan bahasa isyarat, akhirnya kedua orang tersebut dapat mengerti
bahasa isyarat yang digunakan para pengungsi. Para pengungsi meminta agar
mereka memanggilkan petugas keamanan atau polisi yang dapat membantu para
pengungsi. Kemudian kedua orang tersebut bergegas mendayung perahu mereka
ke suatu tujuan dan beberapa saat kemudian kembali dengan perahu polisi. Perahu
polisi pun menarik perahu milik para pengungsi Vietnam ke sebuah pulau yang
10 Amerika. Di pulau itu para pengungsi Vietnam diberi makanan, buah-buahan dan
amplop berperangko dan kertas yang dapat mereka gunakan untuk menulis surat
yang ditujukan bagi keluarga mereka di Vietnam. “Polisi di pulau Co Co
menjelaskan bahwa mereka akan menghubungi UNHCR agar mereka bisa
mengurusi segala keperluan untuk memindahkan para pengungsi Vietnam ke
kamp pengungsian terdekat” (Adam, 2012). Polisi tersebut juga mengatakan
bahwa perahu milik para pengungsi Vietnam akan ditarik ke pulau lain pada
keesokan harinya.
Dikarenakan perkataan polisi tersebut, para pengungsi Vietnam khawatir polisi
tersebut akan memulangkan mereka ke kampung halamn mereka. Sehingga pada
malam harinya secara sembunyi-sembunyi, beberapa orang memutuskan untuk
kembali ke perahu dan membuat lubang besar di lambung perahu mereka hingga
akhirnya perahu mereka karam. Hal ini para pengungsi lakukan agar polisi
setempat tidak dapat memulangkan mereka ke kampung halaman mereka. Pada
pagi harinya karena perahu para pengungsi Vietnam karam, akhirnya polisi
setempat meminta bantuan organisasi lain untuk meminjamkan perahu untuk
mengangkut para pengungsi Vietnam ke pulau lainnya. Dan keesokan harinya
para pengungsi Vietnam diantarkan dengan menggunakan perahu yang mereka
sewa untuk menuju penampungan pengungsi yang ada di pulau Kuku. Setelah
tinggal di pulau Kuku, akhirnya para pengungsi Vietnam dipindahkan ke kamp
pengungsian yang berada di pulau Galang.
Selain rombongan Manusia Perahu Vietnam yang tiba di Pulau Kuku tersebut, ada
juga rombongan Manusia Perahu Vietnam yang tiba di berbagai pulau, seperti:
pulau Marnay, pulau Selanduk dan Desa Bai Gac. Manusia Perahu Vietnam yang
tersebar di berbagai pulau yang ada di Kepulauan Riau tersebut kemudian
dikumpulkan di pulau Galang, dimana pulau Galang adalah pulau yang dipilih
untuk dijadikan tempat pemrosesan sementara para pengungsi Vietnam (Manusia
11 2.2.6. Pesan Yang Dapat Diambil Dari Kisah Perjalanan Manusia Perahu Vietnam
Dari kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam terdapat pesan yang berguna yang
dapat disampaikan kepada generasi muda Indonesia. Pesan tersebut adalah pesan
perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam. Pesan perjuangan hidup yang
dimaksud adalah perjuangan para pengungsi Vietnam (Manusia Perahu Vietnam)
dalam mencapai negara lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Dalam perjalanannya, para pengungsi dihadapkan dengan berbagai macam
rintangan yang terus menghampiri. Tidak sedikit Manusia Perahu Vietnam yang
mati sia-sia tenggelam di laut dalam perjalanannya. Tanpa kenal kata menyerah,
para pengungsi Vietnam (Manusia Perahu Vietnam) terus berjuang demi
mendapatkan kehidupan yang lebih baik di negara lain.
2.3. Opini/Pengetahuan Masyarakat Tentang Manusia Perahu Vietnam Menurut data yang diperoleh penulis melalui kuesioner, sebagian besar
masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja yang berada di Batam kurang
mengetahui sejarah Manusia Perahu Vietnam. Sebagian remaja di Batam
mengetahui kisah Manusia Perahu Vietnam melalui cerita dari mulut ke mulut.
Kalangan remaja di Batam beranggapan bahwa sejarah Manusia Perahu Vietnam
sangat penting dan perlu diperkenalkan bagi generasi muda Indonesia, khususnya
pada generasi muda yang ada di Indonesia. Untuk itu perlu dibuat suatu media
informasi yang dapat menginformasikan sejarah dan pesan perjuangan hidup yang
terkandung dalam peristiwa Manusia Perahu Vietnam.
2.4. Ringkasan dan Solusi
Berdasarkan pemaparan dari BAB I sampai BAB II maka dapat diringkas dan
diberikan solusinya sebagai berikut:
Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang
memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mepertahankan
kemerdekaannya. Salah satu peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Vietnam
adalah peritiwa Manusia Perahu Vietnam. Manusia Perahu Vietnam adalah para
pengungsi asal Vietnam yang berlayar menggunakan perahu-perahu kecil untuk
12 Perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam ini memiliki pesan yang dapat
diinformasikan kepada generasi muda Indonesia. Pesan yang dimaksud adalah
perjuangan Manusia Perahu Vietnam yang tidak pernah menyerah dalam
perjalanannya mengarungi samudera demi mendapatkan kehidupan yang lebih
layak di negara lain. Perjuangan hidup tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
pengetahuan tambahan bagi kita semua.
Informasi mengenai Manusia Perahu Vietnam tidak tersampaikan dengan baik di
Indonesia khususnya pada generasi muda. Sebagian besar masyarakat Indonesia
khususnya generasi muda Indonesia tidak dapat mengetahui kisah perjalanan
Manusia Perahu Vietnam secara mendetail. Untuk itu sangat diperlukan adanya
media informasi yang dapat menginformasikan pesan perjuangan hidup yang
terdapat dalam kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam kepada generasi muda
Indonesia. Media informasi yang dibuat menyesuaikan dengan tiga faktor, yaitu:
demografi, geografi dan juga psikologi yang dimiliki khalayak atau kelompok
13 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan
Strategi perancangan akan menggunakan cerita bergambar atau ilustrasi yang
dibuat semirip mungkin dengan cerita atau kisah yang sebenarnya. Sedangkan
jenis dari ilustrasi yang digunakan pada perancangan ini adalah cerita bergambar
(cergam). Perancangan tersebut seluruhnya berupa cerita perjalanan Manusia
Perahu Vietnam, dari awal melarikan diri dari negaranya sampai akhirnya tiba di
Indonesia.
3.1.1. Tujuan Komunikasi
Untuk menginformasikan dan menarik minat baca khalayak atau kelompok
sasaran, sehingga khalayak sasaran diharapkan dapat mengetahui kisah perjalanan
Manusia Perahu Vietnam. Selain itu, tujuan komunikasi pada perancangan ini
adalah untuk menginformasikan pesan perjuangan hidup yang terdapat dalam
kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam. Dengan adanya perancangan ini
diharapkan khalayak sasaran dapat mengetahui kisah dan pesan perjuangan hidup
dari kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam.
3.1.2. Pendekatan Komunikasi
Komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi dari komunikator
kepada komunikan yang sedang berinteraksi secara langsung maupun lewat
media. Untuk menyampaikan sebuah informasi dibutuhkan komunikasi yang baik
dan mampu menyampaikan informasi atau pesan-pesan yang akan disampaikan
dengan mudah dimengerti khususnya oleh khalayak sasaran. Pendekatan
komunikasi yang akan digunakan dalam menyampaikan informasi buku ilustrasi
ini terbagi menjadi 2, yaitu:
Pendekatan Visual
Pendekatan visual yang akan digunakan adalah berupa gambar ilustrasi yang
penggambarannya dibuat lebih mencekam agar terlihat menarik di mata khalayak
14 memperlihatkan suasana penderitaan Manusia Perahu Vietnam pada saat
melakukan perjalanannya menuju Indonesia. Hal ini bertujuan agar pesan
perjuangan hidup Manusia Perahu Vietnam juga dapat dirasakan atau
dibayangkan oleh khalayak sasaran.
(a) (b)
Gambar 3.1. Pendekatan visual media utama Sumber: Dokumen pribadi (2015) Pendekatan Verbal
Dalam menyampaikan kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam, Pendekatan
verbal pada perancangan ini menggunakan bahasa yang lugas. Tujuan dari
penggunaan bahasa yang lugas ini adalah agar perancangan terfokuskan hanya
pada kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam dan juga pesan yang ingin
disampaikan kepada khalayak sasaran.
3.1.3. Materi Pesan
Materi pesan yang akan disampaikan dalam perancangan ini adalah unuk
15 hidup Manusia Perahu Vietnam dalam menempuh perjalanan demi mendapatkan
kehidupan yang lebih baik di negara lain.
3.1.4. Khalayak Sasaran Perancangan
Adapun khalayak sasaran pada perancangan ini, ditujukan kepada masyarakat
Indonesia yang berusia 17 tahun sampai dengan 25 tahun. Karena usia 17 tahun
sampai 25 tahun di masyarakat kita adalah usia yang sudah mulai berpikir dewasa
dan mulai peduli terhadap cerita sejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Seperti
yang dikutip dari (Sumiati Ahmad Mohamad, 2013) yang membagi periodisasi
biologis perkembangan manusia sebagai berikut:
40 - 65 tahun = masa setengah umur (Prasenium)
60 tahun ke atas = masa lanjut usia (Senium)
Untuk menentukan khalayak sasaran, maka dibagi lagi kedalam dua kelompok,
yaitu kelompok sasaran primer dan kelompok sasaran sekunder. Kelompok
sasaran primer terbagi menjadi tiga bagian, yaitu secara demografis, geografis,
dan psikografis.
Kelompok Sasaran Primer
Kelompok sasaran primer merupakan sasaran utama dalam menyampaikan
informasi perancangan ini. Kajian kelompok sasaran primer meliputi:
- Geografis
Secara geografis, perancangan ini ditujukan hanya untuk wilayah Batam.
Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan perancangan ini untuk disebar di
seluruh wilayah di Indonesia terutama kota-kota besar.
16 Secara demografis target sasaran primer meliputi kedua jenis kelamin, yaitu
laki-laki dan perempuan yang usianya sudah menginjak 17 sampai 25 tahun.
- Psikografis
Secara psikografis khalayak sasaran yang berumur 17 tahun sampai dengan 25
tahun biasanya mulai memiliki rasa keingintahuan yang besar mengenai suatu
peristiwa atau kejadian yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Khalayak sasaran
pada usia ini biasanya kurang tertarik untuk membaca buku, sebagian besar lebih
suka melihat visualnya saja bila dibandingkan dengan teks atau bacaannya.
Kelompok Sasaran Sekunder
Kelompok sasaran sekunder merupakan target tambahan diluar kelompok sasaran
utama. Kelompok sasaran sekunder buku ini adalah orang-orang yang tertarik
untuk mengetahui informasi tentang kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam
walaupun umur mereka tidak tergolong pada umur yang menjadi khalayak
sasaran. Kelompok sasaran sekunder pada perancangan ini adalah khalayak
sasaran yang berumur lebih dari 25 tahun.
3.1.5. Strategi Kreatif
Strategi kreatif yang akan di tampilkan pada perancangan ini adalah lebih
mengutamakan tampilan gambar atau ilustrasi yang bersifat memperkuat teks
cerita yang ada dalam buku ini. Berdasarkan psikografis masyarakat Indonesia
yang berumur 17 tahun sampai dengan 25 tahun yang lebih suka melihat visual
dibanding teks pada buku. Maka dibuatlah sebuah perancangan media yang lebih
menampilkan ilustrasi dibandingkan teks atau naskah yang memungkinkan dapat
menarik perhatian khalayak sasaran.
3.1.6. Strategi Media
Pemilihan media adalah berdasarkan dengan kebutuhan khalayak sasaran dan
keefektifan dalam menyampaikan informasi. Adapun media yang digunakan
terbagi menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung.
17 Dalam penggunaan media utama yang digunakan adalah berupa buku ilustrasi,
karena buku ilustrasi lebih efisien dan efektif dalam menyampaikan informasi
mengenai perjalanan Manusia Perahu Vietnam, mulai dari awal perjalanannya
hingga akhirnya tiba di Indonesia. Buku ilustrasi ini juga memungkinkan untuk
menyampaikan pesan perjuangan hidup yang terdapat pada kisah perjalanan
Manusia Perahu Vietnam. Selain itu media buku ilustrasi dipilih karena mengacu
pada target khalayak sasaran yaitu masyarakat Indonesia yang berusia 17 tahun
hingga 25 tahun.
Media Pendukung
Sesuai fungsinya, media pendukung adalah media yang mendukung
tersampaikannya informasi pada media utama. Adapun media pendukung yang
digunakan antara lain:
1. Poster
Poster berfungsi sebagai media promosi untuk memperkenalkan media utama,
yaitu buku ilustrasi. Poster berukuran 29,7 cm x 42 cm dan dicetak di kertas art
berukuran 15 cm x 4 cm dan di cetak menggunakan kertas art paper 230 gram.
3.
X-BannerX-Banner merupakan media pendukung saat peluncuran buku ini.
4. Kaos
Kaos merupakan media pendukung yang akan diberikan kepada pembeli buku
pada saat peluncuran buku. Sablon pada kaos berukuran 29,7 cm x 42 cm dan
pada bagian belakang kaos terdapat logo Gramedia sebagai penerbit buku.
18 Banner website merupakan media promosi yang bersifat online. Penulis membuat
banner website untuk mempromosikan buku dengan ukuran 300 px x 250 px
6. Brosur
Brosur merupakan media cetak yang akan dibagikan kepada masyarakat yang
berada disekitar daerah buku ini dijual. Ukuran brosur ini adalah 29,7 cm x 21 cm
dan dicetak pada kertas Art Paper 150 gsm.
7. Gantungan Kunci
Gantungan kunci ini berbahan dasar akrilik dan terdapat visual dari buku Manusia
Perahu Vietnam sebagai promosi buku ini. Gantungan kunci ini akan dijadikan
souvenir pada saat acara peluncuran buku Manusia Perahu Vietnam berlangsung.
8. Tas Kanvas
Tas kanvas ini akan dijadikan souvenir bagi khalayak sasaran yang membeli buku
Manusia Perahu Vietnam pada saat peluncuran pertama buku diadakan. Ukuran
tas kanvas ini adalah 40 cm x 30 cm dan berbahan dasar kanvas.
9. Stiker
Stiker merupakan salah satu media promosi yang digunakan untuk
memperkenalkan buku Manusia Perahu Vietnam kepada khalayak sasaran.
Ukuran dari stiker yang dibuat adalah 3 cm x 1 cm dan berbahan dasar plastik
atau vinyl. Stiker akan dibagikan kepada seluruh pengunjung toko buku yang
menjual buku Manusia Perahu Vietnam khususnya di toko buku Gramedia.
10.Pulpen
Pulpen adalah media promosi yang bertujuan untuk lebih mendekatkan buku
Manusia Perahu Vietnam kepada khalayak sasaran. Disebut untuk mendekatkan
karena seperti yang kita ketahui bahwa pena merupakan alat tulis yang selalu
dibutuhkan bagi banyak orang. Pena yang dibuat berukuran seperti ukuran yang
pada umumnya, yaitu 8,7 inci dan terdapat visual yang mempromosikan buku
19 3.1.7. Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media
Pendistribusian media ini adalah melalui penjualan/distribusi di toko-toko buku
besar seperti Gramedia. Hal ini untuk lebih memudahkan masyarakat dalam
mencari buku. Karena toko buku Gramedia sudah sangat terkenal di masyarakat,
sehingga masyarakat bisa dengan mudah untuk mendapatkan buku ini.
Pendistribusian media secara geografis diutamakan di daerah kota-kota besar di
Indonesia dan khususnya di Kota Batam.
3.2. Konsep Visual
3.2.1. Format Desain
Adapun rincian dari Format Desain buku ini adalah sebagai berikut:
1. Buku ini berukuran 14,8 cm x 21 cm, ukuran ini dipilih untuk menyeimbangkan
antara teks dan gambar dengan posisi buku.
2. Jenis kertas menggunakan art paper 150 gram.
3. Buku di softcover
4. Dan di dalam buku terdapat pembatas buku, berukuran 15 cm x 4 cm yang
dicetak menggunakan kertas art paper 230 gram.
20 Konsep layout pada buku ilustrasi ini adalah pada bagian depan menampilkan
ilustrasi dan pada bagian belakang ilustrasi merupakan naskah atau teks dari
ilustrasi tersebut.
Gambar 3.3. Tata letak layout Sumber: Dokumen pribadi (2015) 3.2.3. Huruf (Tipografi)
Menurut Rakhmat Supriyono (2010) “tipografi adalah disiplin ilmu yang
mempelajari spesifikasi dan karakteristik huruf, bagaimana memilih dan
mengelola huruf untuk tujuan-tujuan tertentu” (h.20). Font yang akan digunakan
pada perancangan media buku ini adalah font yang umum, sederhana, dan akrab
di baca oleh masyarakat serta memberikan kesan ramah karena kemudahan dalam
membaca huruf. Berdasarkan fungsinya, huruf dapat dipilih menjadi dua jenis,
yaitu huruf teks (text type) dan huruf judul (display type).
Font untuk judul menggunakan huruf :
21 Sumber: Dokumen pribadi (2015)
Gambar 3.5. Font diaplikasikan pada judul Sumber: Dokumen pribadi (2015) Font untuk teks menggunakan huruf Arial:
A B C D E F G H I J K L M N O
P Q R S T U V W X Y Z
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s
t u v w x y z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Gambar 3.6. Font Arial untuk teks Sumber: Dokumen pribadi (2015) 3.3. Ilustrasi
Teknik illustrasi yang digunakan pada media utama buku ini adalah perpaduan
antara teknik ilustrasi manual dan digital. Dalam menyelesaikan ilustrasi ini yang
pertama harus dilakukan adalah mencari referensi gambar atau foto sebagai
sumber pedoman dalam pembuatan ilustrasi. Hal ini dilakukan agar ilustrasi yang
22 ilustrasi pada semua bagian buku ini menggunakan teknik yang sama,
perbedaannya hanya pada gambar atau ilustrasi pada setiap halaman.
3.3.1. Sampul Depan Buku
Dalam tahap pembuatan konsep sampul buku, yang pertama dilakukan adalah
mencari referensi foto perahu kayu yang digunakan Manusia Perahu Vietnam
dalam melakukan perjalanannya menuju Indonesia. Dalam perancangan sampul
buku bagian depan ini juga akan ditambahkan gambar rombongan Manusia
Perahu Vietnam yang berdesakan diatas perahu kayu tersebut. Untuk
menggambarkan Manusia Perahu Vietnam yang sedakan berdesakan di atas
perahu tersebut, diperlukan studi mengenai cara berpakaian masyarakat Vietnam.
Hal tersebut dilakukan agar ilustrasi yang dihasilkan pada sampul buku bagian
depan ini terlihat lebih nyata dan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Penulis melakukan studi mengenai cara penggambaran suasana lautan, karena
latar yang digunakan pada konsep perancangan ini adalah lautan. Setelah semua
konsep pada ilustasi sudah lengkap, kemudian penulis mencari referensi mengenai
tampilan sampul depan buku yang biasa diterbitkan oleh pihak PT Gramedia
Pustaka Utama. Pencarian referensi sampul depan buku yang biasa diterbitkan
oleh pihak penerbit ini bertujuan agar konsep perancangan sampul buku bagian
depan ini sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh pihak penerbit.
Standar yang ditentukan oleh pihak penerbit terkait perancangan sampul depan
buku adalah sebagai berikut:
Letak logo penerbit berada pada pojok kanan atas Judul buku berada pada posisi tengah bagian atas
Nama penulis terletak pada tengah-tengah bagian bawah
Sedangkan bagian tengah dari sampul merupakan ilustrasi atau foto
Semua inilah yang merupakan konsep dari perancangan sampul depan dari buku
ilustrasi Manusia Perahu Vietnam. Dengan adanya konsep ini, diharapkan dapat
23
(a) (b)
(c)
Gambar 3.7. Ilustrasi sampul depan
Sumber: (a): http://www.manjaddawajada.biz/wisata-eks-pengungsi-vietnam-di-batam-eksotik-tapi-agak-menyeramkan.html (9 April 2015)
(b) dan (c): Dokumen pribadi (2015) 3.3.2. Sampul Belakang Buku
Pada konsep perancangan sampul belakang buku, penulis mencari terlebih dahulu
referensi sampul belakang buku yang biasa diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka
Utama. Hal ini dikarenakan setiap penerbit mempunyai kriteria tersendiri dalam
perancangan sampul belakang buku, seperti peletakan barcode, sinopsis buku, dan
alamat penerbit. Penulis membuat konsep perancangan buku ilustrasi ini
24
(a) (b)
Gambar 3.8. Sampul belakang
Sumber: (a): https://dermawanwibisono.wordpress.com/tag/riset.html (9 April 2015) (b): Dokumen pribadi (2015)
3.3.3. Isi Buku Halaman 1
Pada halaman 1 menceritakan tentang awal mula terjadinya peristiwa Manusia
Perahu Vietnam. Penyebab terjadinya peristiwa Manusia Perahu Vietnam adalah
terjadinya perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan yang disebut
perang Indochina II. Langkah pertama yang diambil adalah mencari referensi foto
mengenai perang Indochina II, kemudian penulis membuat konsep dengan
berdasarkan referensi yang ada.
Dalam konsep pewarnaan ilustrasi pada halaman 1 ini penulis akan berusaha
memperlihatkan suasana perang, sehingga dipilihlah warna-warna yang berani dan
menyala untuk mewakili suasana perang. Pada latar belakang dari sosok tentara
Vietnam akan diberi pewarnaan seperti suasana terbakar dengan warna seperti
warna api, yaitu perpaduan warna merah, oren, kuning dan juga warna hitam.
Sedangkan untuk pewarnaan tanahnya digunakan warna yang lebih terang, hal ini
dimaksudkan agar sosok tentara dapat terlihat jelas atau kontras. Selain
25 gambar tentara. Hal ini bertujuan agar ilustrasi yang dihasilkan dapat terlihat lebih
hidup dan nyata.
(a) (b)
(c)
Gambar 3.9. Ilustrasi halaman 1
Sumber: (a): http://www.tentik.com/10-kebohongan-dan-mitos-tentang-perang-vietnam.html (9 April 2015)
(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 2
Konsep perancangan ilustrasi pada halaman 2 ini masih menggunakan referensi
yang sama seperti pada sampul buku bagian depan, yaitu menggunakan foto
26 tersebut. Halaman 2 ini bercerita tentang Manusia Perahu Vietnam yang
melarikan diri pada malam hari dengan menggunakan perahu kayu. Warna perahu
yang akan diterapkan pada halaman ini masih sama seperti warna perahu pada
sampul bagian depan, namun warna latar yang digunakan pada halaman ini
berbeda.
Dikarenakan suasana yang terdapat dalam cerita adalah malam hari, maka penulis
akan menggunakan warna latar yang lebih gelap. Pewarnaan pada Manusia Perahu
Vietnam yang berdesakan di atas perahu kayu juga menggunakan pewarnaan yang
gelap, hal ini dikarenakan kondisi malam hari yang sangat gelap. Sedangkan
untuk warna latar bagian atasnya diberi warna hitam, kemudian akan ditambahkan
tekstur awan dan juga tambahan gambar bulan sebagai pelengkap yang dapat
memperlihatkan suasana malam hari.
(a) (b)
(c)
27 Sumber: (a):
http://www.manjaddawajada.biz/wisata-eks-pengungsi-vietnam-di-batam-eksotik-tapi-agak-menyeramkan.html (9 April 2015) (b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)
Halaman 3
Pada halaman ini penulis sudah berusaha mencari referensi foto tentara Vietnam
yang sedang berjabat tangan dengan Manusia Perahu Vietnam, namun penulis
tidak dapat menemukannya. Akhirnya penulis mencoba menggantikannya dengan
foto tentara Vietnam yang sedang berjabat tangan dengan tentara China. Pada
posisi tentara China akan digantikan penokohannya dengan penokohan yang
merupakan penokohan dari Manusia Perahu Vietnam.
Warna latar pada ilustrasi ini akan diberi warna yang gelap, yaitu warna langit
yang berwarna abu-abu gelap dan warna awan abu-abu yang sedikit lebih terang
daripada warna langit. Sedangkan untuk pewarnaan tanah disekitar ilustrasi akan
menggunakan warna cream terang, hal ini dimaksudkan sebagai warna tanah yang
tersorot oleh cahaya bulan dari bagian atas.
(a) (b)
28 Gambar 3.11. Ilustrasi halaman 3
Sumber: (a): http://chindonews.blogspot.com/2013/05/patroli-bersama-perbatasan-darat-china.html (9 April 2015)
(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 4
Pada halaman ini menceritakan tentang meninggalnya seorang anak perempuan
yang merupakan anak dari salah satu Manusia Perahu Vietnam. Anak perempuan
tersebut meninggal pada hari ketiga perjalanan Manusia Perahu Vietnam.
Dikarenakan terbatasnya foto-foto seputar Manusia Perahu Vietnam, hal ini
meyulitkan penulis dalam menemukan foto yang dapat mewakili cerita tersebut.
Oleh karena itu penulis berusaha mencari referensi foto yang menggambarkan
kematian seorang anak dalam peristiwa yang berbeda (diluar dari kisah Manusia
Perahu Vietnam).
Foto yang digunakan sebagai referensi bukanlah foto dari peristiwa Manusia
Perahu Vietnam, sehingga penulis akan menambahkan objek-objek yang dapat
mendukung ilustrasi tersebut. Latar suasana pada referensi foto bukanlah di atas
perahu, sehingga penulis akan membuat latar yang menunjukkan bahwa ilustrasi
tersebut menggambarkan suasana di atas perahu. Untuk gambar keramaian pada
bagian belakang seorang yang sedang menggendong jenazah anaknya tersebut
dibuat dengan berdasarkan imajinasi penulis. Warna yang akan digunakan pada
ilustrasi ini adalah warna-warna yang cerah, hal ini dilakukan agar dapat
memperlihatkan suasana pada siang hari. Sebagai pelengkap, penulis juga
menambahkan gambar awan dibagian atas dari ilustrasi.
29 (b)
Gambar 3.12. Ilustrasi halaman 4
Sumber: (a): http://www.harnas.co/2015/03/20/bom-saat-shalat-jumat-16-tewas.html (9 April 2015)
(b): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 5
Pada halaman ini ilustrasi yang dibuat hanya berdasarkan cerita pada kisah
perjalanan Manusia Perahu Vietnam. Pada cerita kisah perjalanan Manusia Perahu
Vietnam dijelaskan bahwa Manusia Perahu Vietnam saling berdesakan di dalam
perahu kayu yang mereka tumpangi. Selain itu, Manusia Perahu Vietnam juga
makan dengan menu yang seadanya. Penulis tidak menggunakan referensi foto
dalam pembuatan ilustrasi ini. Ilustrasi pada halaman ini akan memperlihatkan
Manusia Perahu yang sedang makan di perahu kayu yang mereka tumpangi.
Ilustrasi dibuat sesuai kondisi pada cerita, yaitu mereka berdesakan di dalam
perahu kayu tersebut. Warna yang digunakan pada latar ilustrasi adalah warna
kuning kecoklatan, warna ini dapat mewakili sebuah latar ilustrasi yang
menggambarkan suasana di dalam perahu kayu. Kemudian penulis menambahkan
penggambaran jendela pada latar, hal ini bertujuan agar suasana terlihat seperti
30 (a)
(b)
Gambar 3.13. Ilustrasi halaman 5 Sumber: (a) dan (b): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 6
Pada halaman ini, ilustrasi dibuat dengan berdasarkan referesni foto yang
diperoleh penulis dari media internet. Foto yang dimaksud adalah foto polisi yang
sedang menangkap beberapa orang di atas kapal. Penulis menggunakan referensi
31 ditangkap oleh polisi Malaysia. Latar pada ilustrasi dibuat berbeda, yaitu
menggambarkan suasana seperti di dermaga pinggir laut.
Warna-warna yang digunakan ilustrasi pada halaman ini adalah warna-warna yang
terang. Suasana latar menggunakan warna yang terang juga, hal ini dikarenakan
menurut cerita kejadian pada ilustrasi ini adalah siang hari. Warna pakaian yang
dikenakan menggunakan warna yang berwarna-warni, hal ini sesuai cerita bahwa
Manusia Perahu Vietnam menggunakan pakaian seadanya yang mereka bawa dan
setiap orang menggunakan pakaian yang sudah pasti berbeda setiap orangnya.
Sedangkan warna pakaian yang dikenakan pada polisi Malaysia adalah warna
abu-abu. Sebenarnya warna asli dari seragam polisi Malaysia adalah berwarna
hitam, namun demi mendapatkan sebuah ilustrasi yang seimbang maka penulis
membuatnya berwarna agak terang.
(a)
32 (c)
Gambar 3.14. Ilustrasi halaman 6
Sumber: (a): https://www.selasar.com/politik/8-wni-ditangkap-polisi-laut- vietnam.html (10 April 2015)
(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 7
Di halaman 7 ini, ilustrasi tidak menggunakan referensi gambar dalam proses
pembuatannya. Penulis membuat ilustrasi ini dengan daya khayal yang dimiliki.
Ilustrasi pada halaman ini menceritakan Manusia Perahu Vietnam yang melihat
perahu nelayan Indonesia dari kejauhan dan akhirnya mereka putuskan untuk
menghampiri perahu nelayan tersebut. Sebelum membuat ilustrasi ini
dilakukanlah pengamatan mengenai perahu yang biasa digunakan nelayan
Indonesia dan juga penampilan sehari-hari dari nelayan tersebut. Hal ini
dilakuakan agar ilustrasi yang dihasilkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Penulis membuat ilustrasi ini dengan memperlihatkan seorang Manusia Perahu
Vietnam yang sedang menunjuk ke arah perahu nelayan Indonesia. Latar yang
digunakan adalah sama seperti suasana pada kisah perjalanan Manusia Perahu
Vietnam, yaitu suasana lautan yang luas. Untuk menegaskan suasana lautan, maka
diberilah detail-detail air pada bagian latar ilustrasi. Pewarnaan secara
33 Vietnam, yaitu menggambarkan suasana pada pagi hari yang cerah. Penulis juga
menambahkan awan-awan pada bagian atas ilustrasi sebagai pelengkap suasana.
(a)
(b)
Gambar 3.15. Ilustrasi halaman 7
Sumber gambar 1 dan 2: Dokumen Pribadi (2015) Halaman 8
Proses pembuatan ilustrasi pada halaman ini berdasarkan referensi foto yang
menggambarkan keramaian di atas perahu kayu. Foto tersebut dapat mewakili
cerita pada halaman ini. Referensi foto tersebut tidak sepenuhnya dijadikan
34 memancing di atas perahunya. Pada halaman ini menceritakan Manusia Perahu
Vietnam menghampiri nelayan yang sedang memancing di tengah laut. Pada
referensi tidak memperlihatkan susana di tengah laut, shingga penulis membuat
latar yang dapat memperlihatkan suasana di lautan. Untuk menegaskan suasana
lautan tersebut, penulis membuat garis-garis melengkung yang merupakan detail
dari air laut.
Pada bagian latar juga ditambahkan gambar awan yang merupakan pelengkap
suasana siang hari yang cerah. Warna langit menggunakan warna biru muda,
sedangkan warna laut menggunakan warna biru yang lebih tua. Hal ini bertujuan
agar terdapat perbedaan warna antara laut dan juga langit. Warna pakaian yang
digunakan oleh Manusia Perahu Vietnam masih menggunakan warna yang
berwarna-warni.
(a)
35 (c)
Gambar 3.16. Ilustrasi halaman 8
Sumber: (a): http://koranyogya.com/cgi-sys/suspendedpage.cgi (7 April 2015) (b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015)
Halaman 9
Gambar atau ilustrasi pada halaman ini dibuat tidak berdasarkan referensi gambar
atau foto. Hal ini dikarenakan sulitnya menemukan foto atau gambar yang
memperlihatkan perahu nelayan yang sedang menarik perahu lainnya dengan
menggunakan tali. Ilustrasi ini menceritakan tentang nelayan Indonesia yang
memberikan bantuan kepada Manusia Perahu Vietnam dengan cara menarik
perahu mereka. Warna latar pada ilustrasi ini dibuat sesuai dengan warna langit
pada sore hari. Ilustrasi ini pun tidak lepas dari pemberian detail agar pewarnaan
36 (a)
(b)
Gambar 3.17. Ilustrasi halaman 9 Sumber: (a) dan (b): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 10
Pada halaman ini ilustrasi yang dibuat menceritakan Manusia Perahu Vietnam tiba
di pulau yang dimaksudkan oleh nelayan Indonesia. Untuk membuat ilustrasi pada
halaman ini diperlukan referensi foto yang memperlihatkan suasana pulau yang
terdapat gunung dan juga pepohonan. Penulis menambahkan gambar ujung perahu
Manusia Perahu Vietnam pada ilustrasi yang bertujuan untuk memperlihatkan
kepada pembaca bahwa Manusia Perahu Vietnam tiba di pulau tersebut. Warna
latar yang digunakan pada ilustrasi ini menggunakan warna-warna yang cerah,
hal ini mengacu pada suasana dalam cerita yaitu suasana pagi hari yang cerah.
Garis-garis yang terdapat pada gambar gunung dibuat penulis sebagai detail dari
gunung tersebut. Sedangkan garis-garis lengkung yang terdapat pada bagian
37
(a) (b)
(c)
Gambar 3.18. Ilustrasi halaman 10
Sumber: (a): http://harianlampung.com/index.php?k=kawasan&w=
lampung%20selatan&i=124-Lampung-Selatan:-Gerbang-Utama-Provinsi-Lampung/ (10 April 2015)
38 Halaman 11
Sama seperti langkah yang diambil pada saat perancangan ilustrasi pada halaman
sebelumnya, sebelum merancang ilustrasi ini penulis mencari terlebih dahulu
referensi foto yang memperlihatkan orang-orang yang sedang memakan buah
kelapa. Hal ini menyesuaikan dengan cerita pada halaman ini, yaitu Manusia
Perahu Vietnam yang sedang menyantap buah kelapa bersama-sama di pulau yang
mereka singgahi. Latar pada ilustrasi ini dibuat menyesuaikan suasana pulau
tersebut yang terdapat gunung, sehingga penulis menambahkan tekstur gunung
pada latar ilustrasi. Pada ilustrasi memperlihatkan 3 orang Manusia Perahu
Vietnam yang sedang memakan buah kelapa bersama. Dalam ilustrasi ini hanya
memperlihatkan 3 orang Manusia Perahu, hal ini bertujuan agar gambar buah
kelapa dapat terlihat jelas.
(a) (b)
(c)
39 Sumber: (a): https://caderabdul.wordpress.com/tag/monyet.html (10 April 2015)
(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 12
Di halaman ini penulis mencoba mencari referensi gambar atau foto yang dapat
memperlihatkan suasana pemakaman. Hal ini berlandaskan pada cerita yang
terdapat pada halaman ini, yaitu Manusia Perahu Vietnam memakamkan jenazah
anak perempuan yang meninggal pada hari ketiga perjalanan. Penulis
menggunakan referensi hanya sebagai pedoman penggambaran suasana
pemakaman. Ilustrasi pada halaman ini memperlihatkan suasana di tengah hutan
yang penuh dengan pepohonan. Penulis juga membuat beberapa gambar Manusia
Perahu Vietnam yang terlihat sedang bersedih di depan makam anak perempuan
tersebut. Pewarnaan masih menggunakan warna-warna yang cerah dan terlihat
teduh, hal ini dikarenakan suasana ilustrasi yang dipenuhi dengan pohon-pohon
besar. Tanah pada makam diberikan tektur tanah dengan menambahkan
garis-garis yang membentuk sebuah makam. Dan kemudia menambahkan gambar kayu
pada makam, hal ini bertujuan sebagai penanda makam yang biasa berada pada
suatu pemakaman.
40 (c)
Gambar 3.20. Ilustrasi halaman 12
Sumber: (a): http://www.solopos.com/2012/12/27/pembunuhan-sadis-karangpandan-isak- tangis-keluarga-iringi-pemakaman-ari-munadi-362402/ (14 April 2015)
(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 13
Dalam perancangan ilustrasi pada halaman ini, penulis tidak menggunakan foto
atau gambar referensi. Penulis menggunakan daya khayal yang dimiliki untuk
menggambarkan ilustrasi pada halaman ini. Pada cerita halaman ini menjelaskan
bahwa Manusia Perahu Vietnam dihampiri oleh dua orang yang merupakan
penghuni pulau yang mereka singgahi tersebut. Latar yang digambarkan oleh
penulis adalah suasana disekitar pinggir pantai dari suatu pulau.
Pada ilustrasi memperlihatkan 3 orang Manusia Perahu Vietnam yang terlihat
sedang berkomunikasi kepada kedua orang tersebut. Pada cerita dijelaskan bahwa
mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat, maka penulis
menggambarkan kedua orang penghuni pulau tersebut yang sedang berbicara
sambil menggerak-gerakkan tangannya. Pada latar digambarkan bebarapa pohon
yang bertujuan untuk memperkuat suasana dipinggir pantai yang banyak dipenuhi
41 cerah, hal ini disesuaikan dengan suasana pada cerita yang menjelaskan bahwa
waktu pada cerita ini adalah siang hari.
(a)
(b)
Gambar 3.21. Ilustrasi halaman 13 Sumber: (a) dan (b): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 14
Ilustrasi yang diperlihatkan pada halaman ini berdasarkan pada cerita yang
menjelaskan bahwa kedua orang penghuni pulau yang disinggahi Manusia Perahu
Vietnam datang bersama Polisi. Pada cerita dijelaskan bahwa perahu yang
42 pada ilustrasi menggunakan warna coklat yang mewakili warna kayu. Latar pada
ilustrasi ini memperlihatkan suasana lautan dan langit dibuat agak berwarna
kekuningan yang menandakan hari menjelang sore.
Perahu yang digunakan oleh kedua orang pada cerita adalah perahu kecil yang
dilengkapi dengan mesin atau penggerak, maka dari itu penggambaran perahu
milik kedua orang tersebut juga dilengkapi dengan mesin atau penggerak.
Garis-garis melengkung yang terdapat bagian laut merupakan detail dari air laut yang
diberi warna hitam. Sedangkan warna air laut diberi dua warna yang
menggambarkan perbedaan jarak, semakin jauh jarak pandangnya maka semakin
gelap pula pewarnaannya.
(a) (b)
43 Gambar 3.22. Ilustrasi halaman 14
Sumber: (a): http://numpangmejengaja.blogspot.com/2015/01/sekitar-15-abk-kapal-tanker-yang.html (14 April 2015)
(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 15
Untuk merancang penggambaran ilustrasi pada halaman ini, penulis kembali
menggunakan daya khayalnya. Penulis mencoba untuk memperlihatkan perahu
Polisi yang sedang menarik perahu kayu milik Manusia Perahu Vietnam. Hal ini
berlandaskan pada cerita yang dijelaskan pada halaman ini, yaitu perahu milik
Polisi yang menarik perahu milik Manusia Perahu Vietnam untuk menuju pulau
Co Co yang letaknya tidak jauh dari pulau yang mereka singgahi tersebut.
Pewarnaa pada ilustrasi ini dibuat sedikit gelap, karena suasana suasana pada
cerita adalah sore hari. Karena susana pada ilustrasi adalah sore hari, maka arah
jatuhnya bayangan pada ilustrasi ini pun menyesuaikan posisi matahari yang
sudah mulai tenggelam. Warna bayangan pada ilustrasi ini menggunakan warna
biru tua, yaitu warna yang lebih tua bila dibandingkan dengan warna laut yang
menggunakan warna biru muda.
Garis-garis lengkung pada bagian laut adalah detail dari air laut yang merupakan
pergerakan air yang dilalui oleh perahu. Kemudian pada bagian atas ilustrasi
diberi awan yang berwarna abu-abu gelap, hal ini dikarenakan cahaya matahari
yang mulai redup. Sedangkan pewarnaan pada rombongan Manusia Perahu
Vietnam dibuat dengan warna abu-abu gelap, hal ini bermakna jarak pandang
yang jauh sehingga rombongan Manusia Perahu Vietnam telihat gelap dan
44 (a)
(b)
Gambar 3.23. Ilustrasi halaman 15 Sumber: (a) dan (b): Dokumen Pribadi (2015) Halaman 16
Pada halaman 16 ini teks atau nasakah menjelaskan bahwa Manusia Perahu
Vietnam diberikan makanan yang sangat banyak oleh pihak Polisi Indonesia.
Cerita ini merupakan akhir dari cerita perjalanan Manusia Perahu Vietnam hingga
akhirnya mereka dikumpulkan di kamp yang berada di Pulau Galang. Untuk
45 diluar dari kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam, hal ini dikarenakan tidak
adanya sumber visual yang memperlihatkan suasana ketika Manusia Perahu
Vietnam sedang menikmati makanan yang diberikan oleh Polisi Indonesia
tersebut.
Penulis mencari referensi foto yang memperlihatkan suasana makan bersama
melalui media internet. Dari referensi tersebutlah penulis membuat ilustrasi ini,
namun tidak secara keseluruhan foto referensi tersebut dijadikan patokan dari
penggambaran ilustrasi ini. Pada bagian latar ilustrasi penulis membuat visual
tembok yang kosong, mengingat pada masa itu mungkin belum adanya
properti-properti seperti masa sekarang. Dan sebagai pelengkap, penulis menambahkan
gambar jam pada bagian atas ilustrasi. Detail-detail pada bagian ilustrasi juga
tidak lupa untuk dibuat, agar ilustrasi lebih kelihatan lebih menarik.
(a)
46 (c)
Gambar 3.24. Ilustrasi halaman 16
Sumber: (a): http://www.satriasolder.com/budaya-makan-bersama-di-setiap-hari-jumat/ (14 April 2015)
(b) dan (c): Dokumen Pribadi (2015) 3.4. Warna
Warna yang akan digunakan dalam perancangan buku ini adalah berwarna-warni,
sehingga ilustrasi yang dihasilkan dapat terlihat seperti suasana yang
sesungguhnya. Ilustrasi dengan pewarnaan yang berwarna-warni
menyeimbangkan emosi yang tertuang dalam sebuah ilustrasi. Dengan
menunjukan perbedaan kontras dan komposisi pewarnaan yang tepat, menjadikan
47 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA 4.1. Proses Perancangan Buku
Proses perancangan buku dengan menggunakan layout yang pada halam pertama
isi buku berisi ilustrasi, sedangkan pada bagian belakang dari ilustrasi adalah teks
atau naskah yang berfungsi untuk menjelaskan ilustrasi tersebut. Tujuan
pembuatan buku dengan sususan seperti itu adalah untuk lebih menonjolkan sisi
ilustrasi dibanding teks dari buku. Hal ini berdasarkan kenyataan yang terdapat
pada masyarakat Indonesia yang lebih suka melihat visual dibanding membaca
teks dari suatu buku.
Proses perancangan buku ini berawal dari pengembangan konsep desain yang
mencakup informasi tentang kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam yang di
informasikan secara singkat dalam buku ini. Konsep tersebut merupakan konsep
dasar, yang terdiri dari elemen visual dan elemen teks. Setelah penentuan konsep
dengan ilustrasi yang ditentukan, langkah selanjutnya adalah pengumpulan
data-data informasi yang dipilih secara selektif untuk dijadikan isi buku. Setelah isi
buku ditentukan, berikutnya adalah menentukan media dan ukuran buku yang
akan digunakan yang seusai dengan selera khalayak sasaran.
4.2. Teknis Media
Teknis pembuatan media pada promosi ini, menggunakan perpaduan antara teknik
manual dan teknik digital. Sketsa yang dibuat adalah dengan cara manual
menggunakan drawing pen dan kemudian dilakukan pewarnaan secara digital
dengan menggunakan software Adobe Photoshop. Untuk proses produksi media,
dilakukan beberapa tahapan yaitu:
4.2.1. Tahap Sketsa Awal
Sketsa awal adalah proses pencarian bentuk awal dari visualisasi media buku
ilustrasi ini. Tahap ini dibuat manual dengan alat tulis yaitu pensil dan drawing
pen. Tahap sketsa dilakukan untuk mempermudah tahapan selanjutnya yaitu
48 4.2.2. Tahap Eksekusi Visual
Eksekusi visual adalah tahap dimana dilakukannya proses visual dari sketsa
manual ke dalam bentuk digital. Proses eksekusi visual dilakukan dengan cara
mentracing sketsa manual dengan menggunakan software Adobe Photoshop
hingga menjadi bentuk digital. Setelah sketsa manual sudah menjadi bentuk sketsa
digital, barulah masuk kepada tahap perancangan.
4.2.3. Tahap Perancangan
Tahap perancangan adalah tahap yang paling penting untuk merancang buku
ilustrasi yang akan dibuat sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan. Langkah
pertama proses perancangan ini adalah mengolah ilustrasi digital yang sudah
didapatkan pada tahap eksekusi visual. Yang dilakukan pada tahap ini adalah
tahap pewarnaan hingga pemberian detail pada gambar, seperti pemberian
bayangan dan juga tekstur pada ilustrasi. Setelah diolah sedemikian rupa maka
tahap selanjutnya adalah mengatur tata letak serta penambahan tipografi yang
mendukung visual.
4.2.4. Tahap Akhir
Tahap akhir adalah tahapan perwujudan buku ilustrasi yang telah ditentukan dan
sudah melalui tahapan-tahapan sebelumnya. Pada tahap ini penulis mulai
mencetak semua bagian buku. Pemilihan kertas untuk media buku ini juga sangat
diperhatikan agar mendapatkan hasil cetak yang lebih baik. Sebelum melakukan
tahap ini, penulis terlebih dahulu memeriksa kebenaran isi buku dan tidak lupa
untuk memperhatikan kesesuaian konten buku dengan semua ketentuan-ketentuan
yang sudah ditentukan oleh pihak penerbit, yaitu PT Gramedia Pustaka Utama.
4.3. Media Utama
Media utama adalah media yang telah dipilih dan sesuai untuk menyelesaikan
permasalahan yang telah ditentukan dalam penyelesaian strategi media.
4.3.1. Buku Ilustrasi
Buku yang dirancang adalah buku dengan judul Manusia Perahu Vietnam, buku
ini membahas tentang kisah perjalanan para pengungsi Vietnam (Manusia Perahu
49 baik di negara ketiga. Jenis buku ini termasuk kedalam buku ilustrasi, hal ini
dikarenakan banyak visual yang menggunakan ilustrasi. Format desain buku yang
dirancang ini berukuran A5 (14,8 cm x 21 cm) dan menggunakan kertas Art
Paper. Ukuran ini dipilih agar memudahkan target audien untuk membawa
kemana-mana karena ukurannya yang tidak besar. Ukuran ini cukup untuk
menampilkan visual gambar maupun teks yang digunakan dalam buku.
4.3.1.1. Sampul (Cover)
Cover buku ini terdiri dari dua bagian yaitu cover depan dan cover belakang.
Dalam membuat cover ini menggunakan kertas Art Paper dan dilaminasi Doff.
Cover depan terdiri dari gambar Manusia Perahu Vietnam yang berdesakan di atas
perahu kayu. Ilustrasi ini disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya pada
saat peristiwa tersebut terjadi. Pada cover depan ini juga terdapat teks yang
merupakan judul dari buku ini serta nama penulis dan juga logo penerbit buku.
Sedangkan untuk cover belakang buku terdiri dari satu warna yang digunakan
sebagai latar cover belakang buku ini. Cover belakang ini terdiri dari teks
Manusia Perahu Vetnam sebagai judul, sinopsis buku, serta alamat dan barcode
penerbit.
50 Gambar 4.2. Cover belakang buku
Sumber: Dokumen pribadi (2015) 4.2.1.2. Isi Buku
Buku ini berisikan kisah perjalanan Manusia Perahu Vietnam yang berjuang
mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Buku ini membahas mulai dari
awal keberangkatan dari Vietnam hingga Manusia Perahu Vietnam tiba di daratan
Indonesia.
51 Gambar 4.4. Halaman 9 sampai 16
Sumber: Dokumen pribadi (2015)
52 Gambar 4.6. Halaman 25 sampai 32
Sumber: Dokumen pribadi (2015) 4.4. Media Pendukung
Media pendukung merupakan media yang berfungsi sebagai pelengkap dan
membantu dalam penyampaian pesan informasi maupun promosi media utama
tentang buku Manusia Perahu Vietnam.
Poster
Ukuran media : 29,7 cm x 42 cm.
Teknis produksi : Art Paper 230 gram.
Penempatan : Toko-toko buku dan di tempat keramaian.
Media poster dijadikan sebagai media informasi penunjang dalam perancangan
media promosi ini. Poster ini bisa di tempatkan di tempat-tempat audience sering
beraktifitas, selain itu poster jarak pandangnya dapat dilihat lebih dekat oleh
53 Gambar 4.3.1. Poster
Sumber: Dokumen pribadi (2015) Pembatas Buku
Ukuran media : 15 cm x 4 cm.
Teknis produksi : Art Paper 230 gram.
Penempatan : Di dalam buku.
Pembatas buku ini adalah media pendukung yang dijadikan sebagai souvenir
54 Gambar 4.3.2. Pembatas buku
Sumber: Dokumen pribadi (2015) X-Banner
Ukuran media : Berukuran 160 cm x 60cm
Teknis produksi : Vinyl Flexy
Penempatan : Di sekitaran toko buku Gramedia
X-Banner ini merupakan media pendukung yang ditempatkan di toko buku yang
menjual buku ilustrasi Manusia Perahu Vietnam. Cara ini dirasa cukup efektif,
karena x-banner yang dibuat berukuran cukup besar dan mudah terlihat dari
55 Gambar 4.3.3. X-Banner
56 Kaos
Ukuran media : Semua ukuran
Teknis produksi : Bahan kaos Cotton combed 30s dan disablon dengan tinta
pigment
Penempatan : Sebagai souvenir saat peluncuran buku diadakan
Gambar 4.3.4. Kaos Sumber: Dokumen pribadi (2015) Banner Website
Ukuran media : 300 px x 250 px
Teknis produksi : Berupa file png
Penempatan : Di website-website yang menyediakan tempat untuk beriklan
Gambar 4.3.5. Banner website
57 Berikut ini adalah preview banner website yang sudah diletakkan pada tempat
beriklan yang disediakan oleh salah satu website:
Gambar 4.3.6. Preview banner website
Sumber: Dokumen pribadi (2015) Gantungan Kunci
Ukuran media : 8 cm x 3 cm
Teknis produksi : Berbahan dasar akrilik
58 Gambar 4.3.7. Gantungan kunci
Sumber: Dokumen pribadi (2015) Brosur
Ukuran media : 29,7 cm x 21 cm
Teknis produksi : Dicetak pada kertas Art Paper 150 gsm
59 Gambar 4.3.8. Brosur
Sumber: Dokumen pribadi (2015) Pulpen
Ukuran media : 8,7 inci (panjang pulpen)
Teknis produksi : berbahan dasar plastik
Penempatan : Di meja kasir toko buku Gramedia dan diberikan kepada konsumen
yang membeli buku Manusia Perhau Vietnam pada saat peluncuran buku
60 Gambar 4.3.9. Pulpen
Sumber: Dokumen pribadi (2015) Tas Kanvas
Ukuran media : 40 cm x 30 cm
Teknis produksi : berbahan dasar kanvas dan disablon gambar yang mewakili
buku Manusia Perahu Vietnam
Penempatan : Di meja kasir toko buku Gramedia dan diberikan kepada konsumen
yang membeli buku Manusia Perhau Vietnam pada saat peluncuran
buku berlangsung
61 Stiker
Ukuran media : 3 cm x 1 cm
Teknis produksi : berbahan dasar plastik atau vinyl
Penempatan : Di meja kasir toko buku Gramedia dan diberikan kepada konsumen
yang membeli buku Manusia Perhau Vietnam pada saat peluncuran buku
berlangsung