• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bantuan luar negeri kanada ke Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinan di bawah cida’s aid effectiveness action plan 2009-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bantuan luar negeri kanada ke Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinan di bawah cida’s aid effectiveness action plan 2009-2013"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

BANTUAN LUAR NEGERI KANADA KE INDONESIA

DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI

BAWAH

CIDA’S AID EFFECTIVENESS ACTION

PLAN

2009-2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Eri Sugiarto

NIM: 109083100003

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang bantuan luar negeri Kanada ke Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinan 2009-2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi motif Kanada membantu Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan menjabarkan bantuan luar negeri Kanada terkait upaya pengentasan kemiskinan 2009-2013. Peneliti melihat bahwa ada sebuah inkonsistensi bantuan luar negeri Kanada terkait upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia dalam CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan.Skripsi ini dianalisis dengan menggunakan kerangka teoriforeign aid, national interest, dan foreign policyuntuk mengetahui kenapa Kanada membantu Indonesia menangani kemiskinan di tahun 2009-2013.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa bantuan Kanada ke Indonesia dalam CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan, bukan hanya bertujuan untuk memenuhi target MDG’s terkait upaya pengentasan kemiskinan. Kanada juga memiliki kepentingan strategis dari sektor politik dan ekonomi, pasca krisis Asia tahun 1997-1998.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dikumpulkan melalui studi pustaka dan wawancara sebagai sumber data.

Kata kunci: Bantuan luar negeri Kanada, upaya pengentasan

kemiskinanCanada International Development Agency (CIDA), CIDA’s Aid

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat nikmat sehat, karunia serta ridho-Nya. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi berjudul “Bantuan Luar Negeri Kanada ke Indonesia dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Bawah CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009-2013”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan dorongan serta jasa dari seluruh pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Jamhari Mansyur dan Eny Setianingsih, orangtua tercinta yang tidak lelah mendidik penulis sampai saat ini, curahan kasih sayang yang tulus, do’a-do’a yang tiada henti mengalir, nasihat, motivasi serta dukungan moril maupun materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi ini.

2. Ibu Debbie Affianty, MAselaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta.

3. Bapak Andar Nubowo, DEA. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dan meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk membimbinghingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Ibu Mutiara Pertiwi, MA. Dan Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, MM. Sebagai dosen penguji.

(7)

vii

6. Narasumber yang telah memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian. 7. Keluarga besar International Volunteer Delegation.

8. Keluarga besar Young Mer-c International Volunteer. 9. Keluarga besar Young Asian Community.

10. Keluarga besar Junior Chamber International Jakarta. 11. Keluarga besar WE Care International.

12. Keluarga besar Global Citizen Corps dan Mercy Corps 13. Keluarga besar Young Corruption Watch International. 14. Keluarga besar Inter Faith Dialog for Peace.

15. Keluarga besar Young International Help for Disaster. 16. Keluarga besar Walhi Jakarta.

17. Keluarga besar BPZIS Bank Mandiri. 18. Keluarga besar BAZIS Bank BTN.

19. Keluarga besar FISIP Mengajar, KAPH (Kelompok Asuh Pelita Hati), PHI (Pilar Hati Indonesia), RR (Rumah Relawan), SCAN (Solidaritas Cinta Anak Negeri), Relawan Rumah Jingga (RRJ), OHP (One Help Project), Rumah Pelangi, Perpustakaan Yayasan Pazki, Yayasan Bina Insani, Yayasan Mata Hati, Yayasan Bumi Pertiwi, dan Yayasan Al-Hikmah.

20. Annisa Nur Affifah, yang selalu menemani, memotivasi dan banyak memberikan pengalaman berharga serta teman berbagi dalam bahagia dan senang.

21. Rekan-rekan mahasiswa yang sama-sama berjuang di kampus FISIP tercinta 22. Rekan-rekan mahasiswa KAHFI Motivator School.

(8)

viii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Pernyataan Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 7

E. Kerangka Teori ... 9

F. Metodologi Penelitian ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II HUBUNGAN BILATERAL DAN BANTUAN KANADA DI INDONESIA... 16

A. Sejarah Singkat Hubungan Bilateral dan Bantuan Kanada di Indonesia... 16

1. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Lama 16 2. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Baru . 18 3. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Reformasi . 21 B. Canada International Development Agency di Indonesia ... 23

C. CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan ... 25

BAB III PROGRAM KANADA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA ... 32

(9)

ix

B. Implikasi Program Efektivitas Bantuan Kanada dalam Upaya

Pengentasan Kemiskinan di Indonesia ... 38

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BANTUAN LUAR NEGERI KANADA KE INDONESIA ... 42

A. Kepentingan Politik Nasional Kanada dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri ke Indonesia ... 42

1. Diplomasi ... 42

2. Demokrasi ... 48

3. Kemitraan Asia Tenggara ... 52

B. Kepentingan Ekonomi Nasional Kanada dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri ke Indonesia ... 53

1. Pengelolaan Sumber Daya Alam ... 53

2. Orientasi Pasar ... 56

3. Investasi ... 58

BAB V KESIMPULAN ... 60

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1. 20 Negara Teratas Penerima Bantuan Luar Negeri Kanada 2010-2011... 3 Gambar I.2. 20 Negara Teratas Penerima Bantuan Luar Negeri Kanada

(11)

xi

DAFTAR SINGKATAN

A4DES Aid for Development Effectiveness Secretariat BAPPENAS Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal

BPS Badan Pusat Statistik

CCIC The Canadian Council for International Co-operation CIDA Canada International Development Agency

CIDA Canada International Development Aid

CIGI The Centre for International Governance Innovation CIPFG Canada-Indonesia Parliamentary Friendship Group DAC Develompent Assistance Committee

DFAIT Department of Foreign Affairs and International Trade FIPPA Foreign Investment Promotion and Protection Agreement FKB Forum Konsultasi Bilateral

HAM Hak Asasi Manusia

HDI Human Development Index

MDG’S Melenium Development Goals

MOU Memorandum of Understanding

NGO Non-Government Organization NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia ODA Official Development Assistance

OECD Organization for Economic Cooperation and Development PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Pernyataan Masalah

Sejak hubungan diplomatik diresmikan tahun 1953, Kanada dan Indonesia telah menjalin kemitraan yang erat dan bersahabat.1 Hal ini dimulai dengan penandatanganan persetujuan untuk membuka perwakilan diplomatik di kedua negara pada tanggal 9 Oktober 1952.2 Indonesia membuka Perwakilan RI di Kanada untuk pertama kali di Quebec, yang dikenal dengan nama “Legation Office” dan ini juga menjadi kali pertama hubungan diplomatik Indonesia-Kanada terjadi secara resmi dalam sebuah perjanjian.3 Meski demikian, sejarah mencatat hubungan kedua negara secara informal sudah dimulai sejak tahun 1948,4 yaitu dalam kerjasama Indonesia dan Kanada di Dewan Keamanan PBB, mencari pengakuan dunia internasional atas kemerdekaan Indonesia.5

Indonesia dan Kanada telah menjalin kerjasama selama bertahun-tahun. Selain hubungan ekonomi yang sangat erat, saat ini Kanada dan Indonesia juga terlibat dalam kegiatan konsultasi bilateral secara berkala di beberapa bidang termasuk perlindungan hak asasi manusia, tata pemerintahan, pluralisme, pembangunan ekononomi, pengurangan kerentanan terhadap kemiskinan, dan

1

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada-Indonesia, Transkip publikasi CFLI.

2

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013) .

3

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada.

4

Robert Bothwell, The Big Chill: Canada and the Cold War, (Canadian Institute for International Affairs/Institut Canadien des Affaires Internationales Contemporary Affairs Series, No. 1. Toronto: Irwin Publishing Ltd., 1998),15.

5

(13)

2

perencanaan kebijakan luar negeri.6Hubungan bilateral antara Indonesia dan Kanada terus terjalin melalui kerjasama yang didasarkan pada tujuan bersama sejak tahun 1953, terutama di masa pemerintahan presiden Soeharto yang dianggap sebagai masa keemasan hubungan bilateral dua negara.7 Banyak tercipta kerjasama di berbagai bidang strategis, yang ditandai dengan intensifnya pertemuan kedua negara untuk membuat MOU kerja sama bilateral dari tahun 1968 hingga runtuhnya pemerintahan orde baru di tahun 1998.8 Transisi politik yang terjadi pada masa reformasi ini menciptakan kerenggangan hubungan bilateral Indonesia dengan negara asing, termasuk didalamnya adalah Kanada dengan kepentingan politik dan ekonominya di Indonesia. Hingga di tahun 2009, Kanada melalui CIDA mengeluarkan program CIDA’s Aid Effectiveness Action

Plan 2009 untuk membantu indonesia dalam pembangunan dan percepatan MDG’s hingga 2014 dalam mengatasi kemiskinan.

Kemiskinan yang terdapat hampir di seluruh negara di dunia ini menjadi pokok permasalahan dalam mencapai kesetaraan sosial.9 Kemiskinan pada umumnya menjadi permasalahan yang penuh dengan polemik di negara-negara berkembang dan negara miskin.10 Khususnya negara-negara yang tidak memiliki sumber daya yang cukup atau negara dengan sumber dayanya cukup tapi kental akan masalah internal, seperti halnya Indonesia. Meski memiliki kekayaan alam dan sumber daya yang melimpah, bukan perkara yang mudah dikelola dengan

6

Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014.

7

Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014.

8

Kementrian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama internasional Kanada-RI , (Update Mei 2008).

9

BAPPENAS, Pemantapan Politik Luar NegeriDan Peningkatan Kerja

SamaInternasional. (Politik Luar Negeri Dan Kerja Sama Internasional 2013), 5.

10

(14)

3

jumlah penduduk yang mencapai 232.500.000 jiwa.11 Sehingga, diperlukan eksistensi negara-negara maju dalam mendukung proses tersebut untuk dapat memenuhi target perekonomian dan kelembagaan.

Program CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan di tahun 2009 memasukan nama Indonesia dalam 20 negara prioritas penerima bantuan luar negeri Kanada, guna membantu Indonesia mengurangi kerentanan terhadap kemiskinan dan kesenjangan sosial.12 Akan tetapi Ternyata bertolak belakang menurut laporan keuangan statistik Kanada mulai dari tahun 2009 hingga 2012. Di mana nama Indonesia tidak termasuk dalam 20 negara prioritas teratas yang telah menerima bantuan luar negeri Kanada.

Gambar I.1. 20 Negara Teratas penerima Bantuan Luar Negeri Kanada 2010-2011

Sumber: DFAIT (Department of Foreign Affairs and International Trade)13

11

KEMENSOS, Booklet Kementerian Sosial dalam Angka Tahun 2013: Sensus Penduduk 2012.

12

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.

13

(15)

4

Gambar I.2. 20 Negara Teratas penerima Bantuan Luar Negeri Kanada 2011-2012

Sumber: DFAIT (Department of Foreign Affairs and International Trade)14

Dalam Kanada Kanada yang dikeluarkan setiap tahun ini, tercatat bahwa di tahun 2010-2011 Indonesia hanya berada di pringkat 32 negara prioritas penerima bantuan Kanada dengan memperoleh $22.18 juta dari alokasi bantuan luar negeri Kanada yang berjumlah $5,699 juta. Indonesia hanya memperoleh $22.30 juta dari bantuan luar negeri Kanada yang mencapai $5,700 juta dan berada di posisi 30 di tahun 2011-2012. Data tersebut, menunjukan perilaku inkonsisten dari komitmen yang dikeluarkan oleh Kanada kepada Indonesia dari pernyataan prioritas yang akan diberikan Kanada.15

Meskipun demikian, Indonesia selaku negara penerima tidak bisa berbuat banyak atas perilaku inkonsisten dari Kanada. Indonesia hanya bisa mengajukan renegosiasi secara bilateral dengan negara donor mengenai jumlah besaran

14

DFAIT, Statistical Report on International Assistance 2011-2012, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.international.gc.ca388/2845.

15

(16)

5

bantuan.16 Namun, negosiasi dari pemerintah Indonesia dengan negara donor bukan bersifat mutlak untuk menuntut negara donor memenuhi komitmennya, melainkan hanya berkisar pada negosiasi mengenai jumlah bantuan yang mengikat maupun tidak mengikat.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih untuk memfokuskan dan memperdalam kajian tentang interaksi kerjasama pemerintah Indonesia dan pemerintah Kanada dalam ikatan donor dan penerima bantuan luar negeri sebagai upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Kemudian penulis tuangkan dalam sebuah penelitian dengan judul: “Bantuan Luar Negeri Kanada ke Indonesia dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Bawah CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009-2013”.

B.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalah tersebut, maka penelitian ini akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan:

Mengapa Kanada memberikan bantuan luar negeri ke Indonesia dalam

upaya pengentasan kemiskinandi bawah CIDA’s aid effectiveness action plan

2009-2013?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengeksplorasi konteks dasar bantuan luar negeri dan implementasi pelaksanaan pemberian bantuan luar negeri. Mulai dari tahapan, penerapan, fungsi dan gambaran umum mengenai bantuan luar negeri Kanada.

16

(17)

6

b. Memaparkan hubungan bilateral Indonesia-Kanada dan keterlibatan kedua negara dalam kerjasama Internasional yang membawa pada ikatan donor dan penerima bantuan.

c. Mengidentifikasi regulasi kebijakan pemerintah dalam menangani bantuan luar negeri berupa hibah dalam pengentasan kemiskinan dalam kerjasama Kanada-Indonesia 2009-2013.

d. Menganalisis implikasi bantuan luar negeri Kanada yang diberikan melalui Kedutaan Besar Kanada di Indonesia.

e. Memaparkan motif bantuan luar negeri yang diberikan oleh Pemerintah Kanada melalui Kedutaan Besar-nya di Jakarta kepada Indonesia 2009-2013.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian inisecara akademis dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang bagaimana bantuan luar negeri yang diberikan oleh Pemerintah Kanada kepada Indonesia yang berupa hibah. Mengetahui tahapan, penerapan, fungsi dan gambaran umum mengenai bantuan luar negeri Kanada. Juga tentang bantuan luar negeri dengan segala macam pertimbangan dan teorinya dalam membuat suatu kebijakan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada disiplin ilmu hubungan internasional dalam penerapan Politik EkonomiInternasional dan Analisis Kebijakan Luar Negeri pada sebuah media program bantuan luar negeri, yang dalam penelitian ini dikhususkan pada Bilateral Kanada-Indonesia.

(18)

7

yang bersentuhan dengan bantuan luar negeri yang bersifat development aid dan berfokus di bidang hibah.

Bagi penulis, memperoleh pengalaman langsung dalam meneliti pengelolaan bantuan luar negeri dan sebagai salah satu persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan Strata Satu (SI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam Program Studi Hubungan International Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dan memiliki korelasi dengan judul: 1. Murray Dobbin. “The Myth of The Good Corporate Citizen: Canada and

Democracy inThe Age of Globalization 2nd Edition”. James Lorimer

Company Ltd. Publishers, Toronto 2003.

(19)

8

segala upaya Kanada dalam membangun hubungan dengan negara lain dan berinteraksi dengan warga negara lain, dapat diindikasikan akan membawa serta kepentingan-kepentingan perusahaan Kanada dalam proses negosiasi dan kesepakatan..

2. David Mutimer, “Canadian International Security Policy: Reflections

for a New Era”. Center for International and Security Studies. York

University Toronto, Ontarion 2012.

(20)

9 E. Kerangka Teori

1. Konsep Nasional Interest and Foreign Aid

Foreign aid is defined as a voluntary transfer of public resources, from a government to another independent government, to an NGO, or to an international organization....17

Menurut kutipan Lancaster tersebut, Bantuan luar negeri atau foreign aid

yang biasa disebut juga sebagai international aid dapat diartikan sebagai perpindahan atau transfer sumber daya secara sukarela dari satu negera ke negara lain, baik antar lembaga pemerintah atau non pemerintah. Sumber daya yang dimaksud bisa berupa pemberian baik di bidangekonomi, militer, teknis, dankeuangan yang diberikandi tingkat bilateral maupun multilateral.

Selain memberikan keuntungan untuk negara penerima, Lancaster menjelaskan bahwa bantuan luar negeri juga memiliki fungsi lain, seperti: tanda persetujuan diplomatik, menambah kekuatan dan pengaruh di negara penerima, memperluas pengaruh budaya, sebagai penghargaan kepada negara lain karena berperilaku sesuai dengan kehendak negara donor, dan sebagai usaha untuk mendapatkan akses perekonomian di negara penerima.18 Ini menunjukan bahwa foreign aid tidak hanya menguntungkan negara penerima tetapi juga memungkinkan memberikan keuntungan bagi negara donor. Dari sinilah kemudian Lancaster menjabarkandua istilahyang sering digunakandalam menerjemahkan konsepbantuan luar negeri, yaitu:

Pertama, bantuan luar negeri sebagai tricky concept. Lancaster menjelaskan bahwa bantuan luar negeri tidak lagi dapat diterjemahkan sebatas kebijakan luar negeri dari sebuah negara, melainkan sebagai alat bagi

17

Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics, 6.

18

(21)

10

kebijakan negara tersebut.19Bantuan luar negeri bukan hanya tentang pendanaan dan kerjasama, tapi juga dapat diartikan sebagai jalan bagi kebijakan negara dalam praktek perkenalan dari foreign policy untuk masuk ke dalam sebuah kebijakan negara lainnya. Sehingga, bantuan luar negeri tidak lagi bersandar pada sebuah istilah transfer sumber daya dari negara donor ke negara penerima, tapi telah menjadi alat untuk mendapatkan sumber daya baik ekonomi dan politik oleh negara donor di negara penerima.

Kedua, bantuan luar negeri sebagai purposes. Melalui istilah ini, Lancaster membicarakan bantuan luar negeri sebagai sebuah pemahaman yang lebih luas dari sekedar pemikiran dasar pemberian bantuan dan kemanusiaan. Bantuan ini juga digerakan oleh tujuan diplomatik, perkembangan, dan komersialisasi ekonomi yang ditujukan sebagai pembawa kepentingan nasional negara donor di negara penerima.20 Hal ini dapat dilihat dengan menganalisis tujuan-tujuan yang melibatkan keamanan dan politik kepentingan internasional yang dibuat oleh pemerintah pemberi donor, keputusan yang mereka buat,jumlah alokasi, dan siapa negara penerimanya.21

2. Konsep Foreign Policy

Menurut K.J. Holsti, Kebijakan luar negeri pada dasarnya merupakan instrumen kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah suatu negara berdaulat untuk menjalin hubungan dengan aktor-aktor lain dalam politik dunia Internasional demi mencapai tujuan nasionalnya.22 Holsti juga mencirikan

19

Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, 9.

20

Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy,13.

21

Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy,17.

22

(22)

11

kebijakan luar negeri sebagai proses pembentukan keputusanataupengulangan pola dan tindakansebagaiciri khasperilakudan sikapdiplomatik sebuah negara.23

Secara definisi fungsi, kebijakan luar negeri adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain di bidang-bidang ekonomi, politik, sosial, dan militer; atau dalam tingkatan lain juga mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi non-negara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor dalam usaha untuk memaksimalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama internasional.24

Definisi ini juga mencakup dalam bantuan luar negeri sebagai instrumen hubungan internasional. Kajian Holsti tentang foreign policy bisa menjadi acuan untuk mengetahui cara pengambilan keputusan atau kebijakan di negara donor terhadap negara penerima. Sebagai aksi eksplisit dan implisit kebijakan luar negeri suatu negara dalam mempromosikan kepentingan nasionalnya di atas batas teritori negara. Konsep ini akan menjabarkan bagaimana perubahan dalam lingkungan eksternaldapat mempengaruh inegara yang bersangkutan, atauproses pembentukan"image" yang diinginkan dari negara tersebut dari lingkungan eksternalnya.25

Konsep lain yang digunakan adalah Kebijakan luar negeri yang dikemukakan oleh Mark R. Amstutz yang berpendapat bahwa kebijakan luar negeri dianggap sebagai sebuah seperangkat prinsip atau orientasi umum yang

23

K. J. Holsti, National Role Conceptions in the Study of Foreign Policy (University of British Columbia, 2012), 233.

24

K. J. Holsti, NationalRole Conceptions in the Study of Foreign Policy (University of British Columbia, 2012), 222.

25

(23)

12

menjadi dasar pelaksanaan hubungan luar negeri suatu negera. Dapat diartikan pula sebagai seperangkat rencana dan komitmen yang menjadi pedoman bagi perilaku pemerintah dalam berhubungan dengan aktor-aktor lain di lingkungan eksternal dan berorientasipada terbentuknya pola aktif dari negara dalam membawa kepentingannya.26

Selain itu, Kebijakan luar negeri juga dirancang untuk membantu dalam melindungi kepentingan nasional, keamanan nasional, tujuan ideologis, dan kemakmuran ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari kerjasama secara damai dengan bangsa lain, melalui serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi di berbagai bidang konsetrasi. Dengan begitu, kebijakan luar negeri juga dapat diartikan sebagai strategi yang dirumuskan oleh suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain untuk memperoleh, memperjuangkan, dan mempertahankan kepentingan nasionalnya melalui jalan diplomasi dan instrumen kebijakan luar negerinya.27 Ini merupakan sebuah etika moral dalam membuat kebijakan yang harus mengedepankan unsur rasional dalam mengimplementasikan sebuah keputusan pemberian bantuan luar negeri.28

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan riset yang dilakukan bersifat analisis dan cenderung menggunakan analisis dengan

26

Mark R. Amstutz, International conflict and cooperation: an introduction to world politics. (Brown and Bechmark 1995), 146.

27

Mark R. Amstutz, International conflict and cooperation: an introduction to world politics. (Brown and Bechmark 1995),

28

(24)

13

pendekatan induktif. Penjabaran penelitian akan diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik suatu populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat.

Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu kesimpulan.

2. Teknik Pengumpulan Data

(25)

14

Langkah selanjutnya ialah mengolah hasil temuan atau data, melalui tinjauan kembali berkas-berkas yang telah terkumpul. Data yang diperoleh yaitu dari observasi, wawancara, serta dokumentasi. Seluruh data tersebut nantinya akan dipaparkan dengan didukung oleh beberapa hasil temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis.

G. Sistematika Penulisan

Skripi ini akan disusun dalam lima bab, yakni: BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, identifikasi masalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II HUBUNGAN BILATERAL DAN BANTUAN KANADA DI

INDONESIA

Pembahasan tentang hubungan bilateral Kanada-Indonesia dan bantuan luar negeri Kanada ke Indonesia dari masa ke masa.Pengelolaan bantuan luar negeri Kanada oleh CIDA di Indonesia, Kanada dengan CIDA’s Aid Effectiveness Action

Plan 2009.

BAB III PROGRAM KANADA DALAM UPAYA PENGENTASAN

KEMISKINAN DI INDONESIA

Pembahasan tentang Prioritas bantuan luar negeri Kanada di Indonesia dan implikasi dalam penerapan bantuan Kanada dalam CIDA’s Aid Effectiveness

(26)

15

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI BANTUAN LUAR

NEGERI KANADA KE INDONESIA

Pembahasan dan analisis mengenai kebijakan bantuan luar negeri Kanada untuk melihat faktor-faktor yang menjadi motif pemberian bantuan seperti Kepentingan Nasional di bidang politik dan ekonomi.

(27)

16 BAB II

HUBUNGAN BILATERAL DAN BANTUAN KANADA DI INDONESIA

A.Sejarah Singkat Hubungan Bilateral dan Bantuan Kanada di Indonesia

Hubungan bilateral Indonesia-Kanada telah terbangun sejak lama, di mana pembangunan dan peningkatan perekonomian telah menjadi orientasi utama yang menggambarkan kerjasama panjang tersebut. Semenjak Orde Lama hingga pemerintahan pasca Reformasi, berbagai macam program pembangunan dalam berbagai bentuk dan motivasi telah dilaksanakan. Tujuannya adalah mengembangkan dan menguatkan Indonesia sebagai negara yang tengah berkembang.29 Peran Kanada sebagai negara maju merupakan pendukung tercapainya pengembangan ini, dengan bantuan luar negeri yang juga telah memberi warna tambahan kepada Indonesia. Hingga pada tahun 2009 Indonesia-Kanada bekerjasama dalam pengentasan kemiskinan dan percepatan MDG’s dalam CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan, yang membawa tema pembangunan dan ekonomi kembali pada hubungan dua negara. Berikut merupakan pembahasan sejarah hubungan bilateral terkait bantuan Kanada ke Indonesia dari masa ke masa:

1. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Lama

Sejarah hubungan dua negara secara diplomatik dan formal, telah dimulai dengan penandatanganan persetujuan untuk membuka perwakilan di kedua negara pada tanggal 9 Oktober 1952.30 Pada saat itu, Indonesia membuka

29

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI.

30

(28)

17

perwakilan Republik Indonesia di Kanada untuk pertama kalinya yang bertempat di Quebec. Meski begitu, sejarah hubungan kedua negara secara informal sudah dimulai sejak tahun 1948, ketika Indonesia sedang mencari dukungan politik serta pengakuan internasional di forum PBB secara de jure

dan de vacto paska kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.31Dalam hal ini, peran Jenderal Mc Naughton (Kanada) sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB berperan signifikan dalam menentukan keberhasilan Indonesia sebagai negara yang berdaulat.32JendralAndrewMc Naughton berhasil memecahkan kebuntuan dalam negosiasi penyelesaian konflik antaraIndonesia dan Belanda. Dengan membentuk KomisiTripartit untuk mengadakan perundingan dengan Indonesia dan Belanda.33NegosiasiTripartit inilah yang kemudian mengarahkan padapengakuan internasional tentang kedaulatan Indonesia pada bulan Desember1949 di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).34

Dalam sejarah kerjasama bantuan pembangunan, Kanada pernah mendukung Indonesia melalui Colombo Plandi tahun 1950 sebagai usaha pemulihan perekonomian dunia pasca perang.35 Akan tetapi, pemerintahan Indonesia yang pada saat itu masih membenahi politik internal dan perekonomian domestik, membuat usaha pembangunan dalam Colombo Plan

tidak memberikan kontribusi yang maksimal. Terlebih bila melihat kedekatan Indonesia dengan Komunis pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yang

31

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013).

32

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013).

33

Robert Bothwell, The Big Chill: Canada and the Cold War, 15.

34

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013).

35

(29)

18

bertentangan dengan tujuan utama dari Colombo Plan, Yaitu pengembangan sumber daya manusia yang berdasar pada pembangunan dan tata kelola pemerintah yang demokratis. Barulah setelah peralihan Orde Lama ke Orde Baru di tahun 1968, kerjasama pembangunan Colombo Plan dengan Kanada dapat kembali berjalan dan memberikan dampak pada pembangunan.

2. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Baru

Hubungan Kanada dan Indonesia sangat baik di masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Dimulai pada tahun 1968 kerjasama Indonesia-Kanada dibuka dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) yang berisi pertukaran nota kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kanada dalam pemberian bantuan (Grant) untuk pembangunan Indonesia. Bantuan tersebut, diberikan dua periode dalam bentuk yang berbeda. Periode pertama pada tahun 1968 – 1969, bantuan diberikan dalam bentuk dana keuangan untuk pemulihan ekonomi; dan periode kedua di tahun 1970, bantuan diberikan berupa bahan pangan dan kertas cetak untuk surat legal pemerintahan. Pemberian bantuan berupa kertas cetak, kemudian mendorong terbentuknya kerjasama Indonesia - Kanada dalam hal survei potensi industri kertas dan kayu di Indonesia, dan berujung pada kesepakatan pemberian pinjaman untuk pembuatan Industri percetakan di tahun 1971.36

Kerjasama tersebut kemudian menjadi dasar kerjasama Kanada-Indonesia dalam ruang lingkup yang lebih besar dalam berbagai bidang di masa Orde Baru. Kerjasama bilateral meningkat pesat dalam sektor

36

(30)

19

pembangunan industri, teknologi, dan ekonomi.37 Terlebih dalam sektor penerbangan dan pembangunan fasilitas umum. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Kanada terus meningkat melalui kerjasama yang didasarkan pada pembangunan. Kanada dan Indonesia juga terlibat dalam pemajuan perlindungan hak asasi manusia, kebebasan beragama, demokrasi, pemerintahan, dan pluralisme.38 Tanpa meninggalkan esensi kebutuhan ekonomi sebagai indikator utama hubungan Kanada dan Indonesia. Bisa dikatakan, pada era Soeharto inilah kerjasama Indonesia dan Kanada berada pada puncaknya. Meski begitu, pada sisi mata koin yang berbeda. Di masa Orde Baru juga, Kanada dan Indonesia rutin membahas persetujuan pinjaman di berbagai bidang dan sektor pembangunan.

Dimulai dengan penandatanganan MOU, pengembangan kebijakan kredit pada 30 Oktober 1972 berkembang pada pinjaman untuk memperkuat penerbangan domestik, pengembangan infrastruktur, pembangunan di perkotaan, hingga penguatan Industri ekspor lokal.39 Hal ini berdampak pada ikut meningkatnya beban hutang luar negeri Indonesia kepada Kanada dan menciptakan ketergantungan pada hutang luar negeri.

Hutang luar negeri yang tinggi dan resesi dunia di akhir tahun 1996, membuat perekonomian Indonesia berpotesi jatuh dalam keruntuhan. Keadaan tersebut, mulai mengkhawatirkan Kanada yang berperan sebagai salah satu pendonor hutang luar negeri Indonesia. Melalui berbagai dialog dengan

37

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada-Indonesia, Transkip publikasi CFLI.

38

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI . (Update Mei 2008).

39

(31)

20

pemerintah Indonesia, tercetuslah untuk membuat sebuah program konsultasi bilateral dua negara, di mana Indonesia dan Kanada sama-sama menandatangani Joint Declaration pelaksanaan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) di tahun 1997.40 Perjanjian ini merupakan sebuah kesepakatan vital mengenai hubungan bilateral Kanada dan Indonesia di masa Orde Baru di bidang konsultasi pembangunan, ekonomi, finansial, hutang, dan pemerintahan.41

Program FKB dianggap berguna dalam mempererat hubungan dua legislatif negara dan memperkuat stabilitas ekonomi Indonesia.42 Namun, sebelum sempat di resmikan Indonesia telah lebih dulu terkena krisis ekonomi besar-besaran di tahun 1997-1998. Menumbangkan rezim pemerintahan Soeharto yang memangkas pula kerjasama dengan Kanada, dan memasukkan Indonesia ke dalam era Reformasi yang menyisakan beban besar pada pemerintah Indonesia untuk membayar hutang luar negerinya. Meski pada tanggal 27 Oktober 1998 sempat dibuat MOU antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kanada dalam Amandemen Nomor 1 mengenai penasihat teknis terhadap proyek Bappenas.43 Glombang Reformasi yang kuat disertai ketidakstabilan ekonomi regional, membuat kesepakatan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) 1997 terpaksa tertuda tanpa kejelasan, dan

40

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013).

41

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013).

42

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013).

43

(32)

21

menunggu waktu yang tepat untuk membangun kembali konsultasi bilateral tersebut.

3. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Reformasi

Krisis ekonomi tahun 1997 mengakibatkan perekonomian dan keamanan Indonesia menjadi sangat tidak stabil dan beresiko bagi asing, khususnya bagi Kanada. Secara kondisi ekonomi dan keamanan, Kanada memang tidak dapat mencampuri atau mengintervensi keadaan dalam negeri Indonesia. Namun di tataran politik, Kanada tetap berkomitmen mendukung integritas wilayah kedaulatan NKRI dan juga menghormati proses Reformasi yang terjadi di Indonesia.44 Selain itu, Kanada juga mendukung pemerintahan indonesia dalam Reformasi dengan membuat MOU mengenai proyek bantuan Reformasi pemerintahan pada 27 Oktober 1998 Dan pada 9 Mei 2003 mengenai bantuan Reformasi pemerintahan fase II di Indonesia.45

Meski di tingkat bilateral hubungan Indonesia dan Kanada dibidang ekonomi dan pembangunan mengendur akibat krisis di era Reformasi, namun tidak di tingkat multilateral. Kanada dan Indonesia aktif bertemu dalam kemitraan di sejumlah organisasi multilateral, seperti Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN), Forum Regional ASEAN (ARF), G20, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dll.46 Sebagai salah satu negara maju, Kanada berperan dalam penguatan lembaga multilateral tersebut.

44

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Sambutan Dubes Kanada untuk Indonesia.. Transkip publikasi CFLI.

45

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI . (Update Mei 2008).

46

(33)

22

Melalui lembaga-lembaga multilateral ini, hubungan Kanada dan Indonesia kembali menguat pasca Reformasi, seiring dengan menguatnya intensitas pertemuan dalam berbagai forum internasional yang telah terjalin selama bertahun-tahun.47 Salah satu yang menjadi faktor strategis penguatan kemitraan dua negara, adalah bertemunya Kanada dan Indonesia di dalam pemenuhan target MDG’s sebagai negara donor dan negara penerima yang di

prakarsai oleh OECD. Sebagai mitra pembangunan, Kanada banyak bekerja sama dengan Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sebagai dua buah pilar utama kerjasama bilateral.48 Terutama di era kontemporer yang memberikan perubahan pada kehidupan berbangsa dan bernegara di level Internasional. Baik dalam kemajuan di perekonomian, maupun persoalan-persoalan baru yang muncul mengiringi faktor ekonomi, seperti isu Kemiskinan.

Barulah pada September 2008, dalam kunjungan Dirjen Amerop ke Ottawa dengan Dirjen Asia Selatan dan Oseania DFAIT, muncul kesepahaman untuk mengaktifkan kembali FKB Indonesia-Kanada yang telah tertunda sejak 1997.49Pada akhirnya, tercapailah kesepakatan dengan pemerintah Indonesia untuk mengaktifkan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) kembali pada September 2009.

47

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada- Indonesia. Transkip publikasi CFLI.

48

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012. Transkip publikasi CFLI

49

(34)

23

B.Canada International Development Agency di Indonesia

Sebagai upaya pengoptimalan konsep Human Security dan upaya Kanada membantu pembangunan dunia, Kanada membentuk CIDA (Canada International Development Agency) sebagai lembaga penyalur bantuan luar negeri Kanada yang dibentuk pasca berakhirnya Marshall Plan.50 Sebagai lembaga resmi pengelolaan bantuan luar negeri CIDA berjalan dengan fokus kebijakan luar negeri pemerintah Kanada, termasuk dalam memberikan bantuan ke Indonesia yang dalam penerapan dan pelaksanaanya juga bergantung dari kebijakan tersebut. Sejak CIDA dibentuk tahun 196851 hingga kini, dua konsep kebijakan luar negeri Kanada melalui CIDA pernah dirasakan oleh Indonesia sebagai negara penerima bantuan Kanada. Kebijakan pertama, merupakan pendekatan moral yang dilakukan Kanada dalam memberikan bantuan luar negerinya dari tahun 1984-1993. Kanada membangun ketahanan manusia domestiknya di bidang ekonomi, politik, sosial dan kemananan yang kemudian dibawa dalam kebijakan luar negerinya dibawah kepemimpinan perdana menteri Brian Mulroney, sebagai konsep “moral identity” dalam memberikan bantuan luar negeri ke negara miskin

dan berkembang.52

Di bawah kebijakan luar negeri ini, Kanada aktif mempromosikan human security ke daerah baru dengan mengedepankan pendekatan moral dalam bantuan luar negeri dan kegiatannya di area internasional dibawah payung PBB.53 Termasuk didalamnya mempromosikan demokrasi dan perspektif Kanada tentang

50

David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies,( toronto, ontario york university, 2002), 3.

51

David mutimer, Canadian International security policy,3.

52

Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa: “regional approaches to

peace, security, and development”( Canada: university of fraser valley 2012),17.

53

(35)

24

good international citizen”, pembangunan moral dalam mengelola pemerintahan,

meningkatkan hak asasi manusia dan menurunkan angka kemiskinan. Memberikan bantuan luar negeri ke Indonesia, tanpa kebijakan yang mengikat kepemilikan sumber daya di negara penerima. Namun begitu, kebijakan ini mendapat kritik dari Edward Ansah Akuffo dalam buku Canadian Foreign Policy in Africa. Edward berpendapat bahwa: “apa yang disebut sebagai Canada’s moral

identity, tidak dibenarkan bila mengasumsikan adanya timbal balik dari negara lain baik berupa transfer keuntungan baik secara finansial, personil, material, atau sumber lainnya. Ini merupakan theoritical-reality gap dari kebijakan normatif kanada dalam memberikan bantuan luar negeri”.54

Kebijakan kedua, selepas tahun 1993 pendekatan baru telah diterapkan di Indonesia. Kanada memasuki babak baru dalam konsep human security dengan pola-pola baru kerjasama internasional. yang disebut dengan “new human security of Canada’s policy”55

dengan Lloyd Axworthy sebagai mentri luar negeri di bawah kepemimpinan perdana menteri Chretien di bulan januari 1996.56 Konsep ini diadopsi dari kinerja negara-negara anggota OECD dan ODA yang dianggap effektif dalam membangun sistem yang lebih efisien dan produktif dalam kerjasama internasional dengan membawa kepentingan Kanada untuk dunia dan domestik Kanada sendiri. Kebijakan luar negeri ini dibangun menempatkan dua misi, yaitu: menyalurkan bantuan luar negeri yang lebih baik dalam Canada aid effectiveness, dan pembangunan ekonomi yang lebih produktif.57 Misi dalam

54

Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa, 12.

55

David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies,( toronto, ontario york university, 2002),3.

56

Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa, 25.

57

(36)

25

Konsep baru Kanada ini, menjadi sebuah jalur yang dibawa oleh kanada dalam berbagai forum Internasional dengan OECD dan garis pembentukan CIDA’s Aid

Effectiveness Action Plan hingga di tahun 2013.

Kanada beranggapan bahwa konsep baru ini merupakan pendekatan yang lebih baik dalam sistem pemberian bantuan Kanada. Karena konsep ini, melihat kemiskinan di negara miskin bukan lagi sebagai masalah ekonomi semata.Melainkan sebuah variabel yang harus dituntaskan bersama dengan faktor lain yang menghambat penyelesaiannya.58Akan tetapi, mengingat pendekatan ini diadobsi dari system negara-negara donor di benua Amerika dan Eropa, tak dapat dikesampingkan pemikiran bahwa CIDA juga merupakan alat bagi kepentingan Kanada. Ini menjelaskan pengajuan Kanada dalam membentuk konsultasi bilateral dua negara Kanada-Indonesia dan kebijakan-kebijakan yang bersifat mengikat dalam membawa keuntungan yang besar bagi Kanada, ataupun berorientasi pada mengamankan perekonomian Kanada.

C.CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan

Hubungan bilateral Indonesia dan Kanada telah terbangun selama bertahun-tahun dengan diiringi turun naiknya intensitas kerjasama yang terjadi diantara keduanya. Meski pada masa Orde Baru, kerjasama Indonesia-Kanada memiliki intensitas yang tinggi dalam pertumbuhan di sektor pembangunan industri.59 Namun, krisis keuangan Asia di tahun 1997 juga berdampak pada menurunnya intensitas kerjasama dan hubungan bilateral Indonesia-Kanada dalam hal pembangunan. CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan kembali membuka

58

David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies,( toronto, ontario york university, 2002), 27.

59

(37)

26

potensi kerjasama kedua negara dalam berbagai bidang, terutama pada bidang pembangunan dan upaya pengetasan kemiskinan.60

Kemiskinan di Indonesia tidak lagi dipahami hanya sebatasketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalanmemenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.61Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputiterpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.62Agar kesinambungan terjadi dalam penanganan kemiskinan,perlu menjadikannya sebuah prioritas dalam program pemerintah, dan perlunya pemerintah Indonesia menangani kemiskinan sesuai porsi penyebabnya.

Berdasarkan pemikiran tersebut, pada tahun 2005 Pemerintah Indonesia telah membuat sebuah pedoman dasar dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesiayang disebut sebagai SNPK (Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan).63 Strategi ini dicetuskan oleh Komite Penanggulangan Kemiskinan, yang menjadi sebuah rujukan kebijakan jangka panjang dan jangka pendek Pemerintah Indonesia, termasuk langkah-langkah pengoptimalan kemitraan dan

60

Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014.

61

Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia, 10.

62

Arif Haryana, Konsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan

Kemiskinan: Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan. 3. PDF [data base on-line] , diunduh pada 18 Desember 2013 dari

http://www.bappenas.go.id/files/3413/4986/1934/06arifharyana2008112316520712110__ 20091014124616__2242__0.pdf

63

Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan

(38)

27

sumber daya dari berbagai bidang termasuk mitra internasional. Terdapat lima strategi utama dalam pedoman tersebut. yaitu:64

1. Perluasan kesempatan. Membuka akses pada pengembangan pembangunan pemerintah daerah dari segi pengelolaan administrasi dan pertumbuhan ekonomi.

2. Pemberdayaan kelembagaan masyarakat. Pemerintah akan memberdayakan pihak swasta, organisasi masyarakat, LSM, perguruan tinggi, organisasi keagamaan, dan lain-lain. Dalam mendukung pemerintah daerah dalam pelaksanaan dan pengawasan terhadap strategi penanggulangan kemiskinan.

3. Peningkatan kapasitas melalui pengembangan pengelolaan, sistem, sumber daya, dan jaringan. Dengan peningkatan kapasitas pengelolaan publik yang lebih baik diharapkan akan mendorong pelaku pembangunan lain (non pemerintah) untuk ikut aktif dalam penanggulangan kemiskinan.

4. Perlindungan sosial. Penegakan dan pengawasan pada peraturan dalam menjaga penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, guna memberikan keadilan sosial bagi seluruh lapisan. 5. Penataan kemitraan global. Pemerintah melihat mitra global sebagai

aktor yang bersentuhan langsung atau dinilai memberikan dampak baik kepada kemiskinan. Pihak asing memiliki peran sebagai penyedia modal dan teknologi, lapangan kerja, pengembangan fasilitas, serta sumber

64

Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan

(39)

28

pemasukan negara melalui pajak. Poin ini membuktikan bahwa dalam perencanaan penangulangan kemiskinan peran dari lembaga internasional atau pihak asing memang mendapat porsi penting dalam penerapannya. Kelima poin strategi SNPK ini, yang kemudian menjadi sudut pandang pembentukan strategi kepentingan pemerintah Indonesia yang tertuang dalam poin-poin CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan,65 menjadi arahan dalam pembentukan RPJM,66 dan rujukan program Kanada di Indonesia.67 Kanada akan membawa poin-poin tersebut sebagai acuan pembangunan dan pengembangan ekonomi Indonesia dalam prioritas bantuan luar negeri Kanada.68

Pada dasarnya,paradigma ini menempatkan bantuan luar negeri sebagai sebuah komitmen bersamayang kemudian diwujudkan, salah satunya melalui kemitraan antara donor dan penerima. Dalam kasus bantuan luar negeri Kanada yang diwakili oleh Canadian International Development Agency(CIDA), Pemerintah Kanada ikut berkomitmen dalam menjunjung kemitraan yang selaras dengan Indonesia.

Hubungan bilateral Indonesia dan Kanada terus meningkat pasca tahun 2009.Sebagai bagian dari agenda efektivitas bantuan luar negeri dan pemenuhan target pembangunan dunia, Kanada membuka jalur kerjasama ke Indonesia dari berbagai bidang strategi. Mulai dari peningkatan pendidikan, budaya,

65

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.

66

Kurniawan Ariadi. Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan

Laporan Tahunan DAC-OECD,15.

67

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.

68

(40)

29

pengembangan ekonomi, perlindungan hutan, peningkatan mutu kehidupan, dan konsultasi bilateral di bidang politik.

Sasaran strategi Kanada di Indonesia adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,yang mengedepankan upaya pengentasan kemiskinan dan efektifitas kerja dengan mitra nasional. Hal ini dilakukan dengan memperkuat perencanaan dan pemrograman ekonomi domestik, mempromosikan pengelolaan sumber daya terbarukan dalam mendukung pembangunan ekonomi lokal.69Pada akhirnya nanti diharapkan tercapai independensi ekonomi yang dapat membantu Indonesia dalam mengatasi masalah kemiskinan sebagaimana yang tercantum dalam butir-butir CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan.Sebagai pembuktian untuk mempertajam komitmen tersebut, pada bulan Maret 2009 Pemerintah Kanada mengumumkan melalui lembaga bantuan luar negerinya Canada International Development Agency(CIDA) bahwa Kanada telah memasukan Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara prioritas penerima bantuan luar negeri, dan akan memfokuskan 80 persen sumber daya dari bantuan bilateralnya Kanada kepada negara-negara tersebut.70

Kanada berargumen bahwa fokus ini dipilih berdasarkan kebutuhan riil negara penerima, kapasitas untuk mengelola, penyerapan keuntungan dari bantuan, dan keselarasan dengan prioritas kebijakan luar negeri Kanada.71 Tujuannya adalah untuk membuat bantuan internasional Kanada lebih fokus, lebih efektif, dan lebih bertanggung jawab. Kanada menganggap prioritas sejalan dengan Pemerintah Indonesia sebagaimana yang telah dicanangkan dalam

69

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.

70

DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line] Diakses pada 28 feb 2013dari www.international.gc.ca/Canada priority/where we work/

71

(41)

30

program lima tahunan pembangunan Pemerintah Indonesia, dan dokumen kebijakan penting lainnya.72

Di dalam dokumen ini disebutkan, bahwa yang menjadi pokok utama perhatian dariCIDA’s Aid Effectiveness Action Planadalah:73

1. Peningkatankepemilikan kebijakan danhasil pembangunan.

Kanada mendukung upaya kepemilikan negara setempat (Indonesia) dalam pembangunan. Hal ini menunjukan bahwa proyek-proyek pembangunan Kanada harus dipimpin oleh pemerintah lokal (Indonesia) agar mendapat hasil yang optimal dan tepat pada sasaran. Upaya ini meliputi identifikasi kebutuhan dan prioritas melalui kebijakan dan strategi nasional. Program dan proyek Kanada selaras dengan kebutuhan negara mitra dan prioritas nasional yang digariskan dalam rencana tersebut.

Kepemilikan sebuah negara atas kebijakan pembangunannya menjadi sebuah prinsip penting dalam efektivitas bantuan luar negeri. Prinsip ini merupakan bentuk dorongan kemandirian bagi negara penerima bantuan untuk menunjukan kemampuan dalam menentukan strategi, dan arah pembangunannya sendiri sesuai kebutuhan, tanpa intervensi dari asing.

2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

Kanada secara teratur melaporkan rencana, kegiatan dan hasil program sepanjang tahun. Kanada juga berupaya untuk meningkatkan transparansi bantuan melalui berbagai mekanisme dan perjanjian baru, termasuk data website yang terbuka untuk umum, dan kemitraan yang terbuka dengan

72

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.

73Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan

(42)

31

Pemerintah. Pertanggungjawaban laporan Pemerintah Indonesia dengan Kanada dilakukan secara transparan dan mengarah pada kesinambungan pembangunan bersama secara berkala. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja, mengukur harmonisasi, dan mencegah munculnya penyalahgunaan kewenangan baik dari pihak donor ataupun pemerintah Indonesia. Kanada berfokus pada kerjasama kemitraan yang efektif, efisien, dan produktif dalam kapasitas pembangunan dengan mengikutsertakan kordinasi yang baik antara negara donor dan negara penerima. Prinsip ini penting untuk mengukur dan memastikan bahwa kapasitas pemerintah Indonesia dan Kanada telah memadai dalam mendukung kebijakan pembangunan. Selain itu, prinsip ini juga digunakan untuk mengukur intensitas kepentingan negara donor dan kepentingan lokal.

3. Kemitraan efektif untuk mempercepathasil pembangunan

Kanada akan bekerja dengan semuamitra pembangunan untuk mencapai hasi lpembangunan berkelanjutan.Kanada bekerjasama dengan berbagai mitra di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional Indonesia, guna mempercepat pencapainan MDG’s yang difokuskan pada upaya pengentasan

(43)

32 BAB III

PROGRAM KANADA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN

DI INDONESIA

A.Prioritas Bantuan Kanada ke Indonesia dalam Upaya Pengentasan

Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang serius dan terdapat hampir di seluruh negara di dunia.74 Hal ini pada umumnya menjadi permasalahan yang penuh dengan polemik di negara-negara dunia ketiga dan negara berkembang seperti Indonesia.75Selain karena sifat dasar kemiskinan itu sendiri yang memiliki level kompleksitas yang rumit, tapi juga karena upaya pengentasan kemiskinan selalu bersinggungan dengan instrumen lain dalam sebuah tatanan masyarakat di sebuah negara.76Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah kemiskinan, perlu adanya sebuah harmonisasi yang saling melengkapi guna mencapai keselarasan masyarakat dan kehidupan sosial.

Kompleksitas kemiskinan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan buatan.77Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan ini terjadi akibat tidak tersediannya fasilitas dan sarana penunjang dalam mencapai kebutuhan hidup, atau kondisi yang menghalangi ketersediaan

74

Jhon p. Lewis, Pro- Poor Aid Conditionality. (United State of America:Overseas Development Council Washington DC 2012), 13.

75

Shaka Mahottama, Analisis terhadap Implementasi Bantuan World Bank dalam

Menekan Angka Kemiskinan di Indonesia Periode 2000-2010, (Pascasarjana Departemen Hubungan Internasional, FISIP UI 2011), 24

76

Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia. (Jakarta: UT 2010), 2.

77

(44)

33

tersebut.78 Sedangkan kemiskinanbuatanterjadi, karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia,hingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan.79 Dua tipe kemiskinan tersebut kental ditemukan di Indonesia dengan segala faktor penunjang kerumitannya.

CIDA sebagai sarana utama bantuan pembangunan resmi Kanada di seluruh dunia, berkomitmen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, mengurangi kemiskinan dan memberikan bantuan kemanusiaan untuk dapat memajukan sebuah dunia yang lebih aman, adil dan makmur. Dan dalam kerangka agenda efektivitas bantuan ke Indonesia guna mempertajam fokus bantuan internasionalnya, Kanada memusatkan program ini pada tiga tema pokok berikut:

1. Peningkatan ketahanan pangan

Sepanjang 2010-2012 Kanada membantu menciptakan lapangan kerja baru dalam pembudidayaan rumput laut, jambu mete dan industri kelapa. Dipraktekan pula pertanian hijau yang bermanfaat bagi petani dalam produksi pupuk organik dan batok kelapa briket arang, lebah, dan pembibitan pohon.80 Poin yang termasuk di dalamnya juga:

a. Bantuan pangan dan gizi.

b. Pembangunan pertanian berkelanjutan, terutama bagi petani skala kecil dan wanita.

c. Penelitian dan Pengembangan

78

Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia. (Jakarta: UT 2010), 4.

79

Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia, 7. 80

(45)

34

2. Keamanan masa depan anak-anak dan remaja

Kanada membantu memberikan fasilitas bagi anak-anak jalanan yang ditampung di rumah singgah. Membantu fasilitas pendidikan dan mencegah terjadinya pekerja anak di bawah umur.81 Poin yang termasuk di dalamnya juga:

a. Kelangsungan hidup anak, termasukkesehatan ibu hamil. b. Akses terhadap pendidikan berkualitas.

c. Penghidupan kedepanyang amanuntuk anak-anakdan remaja. 3. Merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan

Kanada menyediakan tenaga ahli guna memberikan penyuluhan teknis untuk usaha kecil dan menengah, penyedia layanan bisnis, dan lembaga keuangan mikro.82Poin yang termasuk di dalamnya juga:

a. Membangunpondasiekonomi b. pertumbuhan bisnis

c. Investasi

Selain dari tema-tema tersebut, CIDA selalu memadukan tiga tema lintas sektor dalam semua program dan kebijakannya, yaitu:

1. Meningkatkan kelestarian lingkungan

2. Mempromosikan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki

81

Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014.

82

(46)

35

3. Membantu memperkuat tata pemerintahan lembaga-lembaga dan pelaksanaannya

CIDA berkomitment untuk membawa fokus tema tersebut dalam perjalanan kerjasama dengan pemerintah dan mitra lokalIndonesia. Kanada akan mengusahakan sebisa mungkin untuk mencapai keselarasan dalam menjalankan misi pembangunan. Hal ini dilandaskan dengan pemikiran bahwa bantuan luar negeri dengan segala motifnya, tetap memiliki unsur altruisme dan humanitarianisme sekecil apapun itu. Sehingga yang dibutuhkan hanyalah indikator untuk mengukur dan mengaturnya. prioritas ini juga meliputi :

Pertama, memperkuat kemampuan pemerintah untuk menyediakan

layanan.83 Kanada mengembangkan kapabilitas eksekutif dan legislatif baik pusat dan daerahdengan melakukan join mission dan konsultasi bilateral. Di tingkat legislatif, Kanada membangun kerjasama dalam pengelolaan bantuan pendanaan. Kanada berusaha mengoptimalkan kinerja program tersebut dengan melakukan perjanjian-perjanjian dengan pemerintah baik di Kementerian dan daerah. Di tingkat eksekutif, Kanada memperkuat kapasitas pembentukan undang-undang dan melakukan perundingan bersama terkait dengan kebijakan luar negeri Indonesia.84

Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia.85 Kanada memberikan pelatihan kerja, mengadakan dialog dan memfasilitasi penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia yang terampil dan profesional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan rangkaian

83

DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line]

84

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.

85

(47)

36

upaya untuk mewujudkan pembangunan manusia, sebagai bagian dari proses pembangunan nasional Indonesia. Kesadaran yang makin kuat akan pentingnya sumber daya manusia berkualitas akan memicu keikut sertaan bangsa Indonesia dalam proses global yang sedang berlangsung. Pelatihan dan bantuan teknis yang diberikan untuk memastikan rencana dan anggaran daerah mengintegrasikan kebutuhan perempuan dan orang miskin. Upah yang layak dan sesuai standar, pelatihan pengembangan keahlian, dan tetap menjaga agar tidak terjadi kesenjangan gender antara perempuan dan laki-laki.86

Ketiga, meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan, teknologi pengembangan dan penguatan daya saing ekonomi.87 Kanada melakukan transfer teknologi dan pengetahuan di bidang sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan yang lebih moderen juga ramah lingkungan,melalui perusahaan Kanada yang masuk kembali ke Indonesia. Kanada juga memperkenalkan standar kerja yang lebih profesional, efisien, dan produktif. Khusus untuk perusahaan tambang dan gas, Kanada mengedepankan standar kerja yang lebih aman terhadap pengelolaan sumber daya dan tetap menjaga lingkungan hidup. Sedangkan dari sektor non tambang dan gas Kanada mengadopsi sistem multipihak dan pendekatan mikro untuk mengelola tanaman pohon dan budidayabernilai tinggi.Cara-cara baru juga diimplementasikan untuk mengelola sumber daya hutan dan air untuk menguntungkan penduduk.88

86

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.

87

DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line]

88

(48)

37

Keempat, melanjutkan Reformasi terkait dengan pertumbuhan ekonomi di

daerah.89 Kanada sendiri sejaktahun 1970 telah melakukan kerjasama dengan beberapa pemerintahan daerah khususnya Sulawesi90 dalam pemanfaatan hasil hutan dan Papua tentang hasil tambang.91 Kanada bermaksud melanjutkan pembangunan di daerah terkait sektor ekonomi yang dahulu sempat tertunda di tahun 1998.Sulawesi yang menjadi pulau terpadat ketiga di Indonesiadipilih sebagai konsentrasi Kanada dan menjadi kekuatan pendorong untuk perubahan di wilayah termiskin dari Indonesia Timur dalam pengembangan ekonomi. Fokus daerah ini dilakukan agar tidak terjadinya tumpang tindih dalam pembangunan daerah dengan mitra lain,dengan tanpa mengurangi terbukanya penyaluran bantuan di bidang dan daerah lain yang proporsional dalam menerima bantuan luar negeri Kanada.92

Kelima, meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dalam keberhasilan

pelaksanaan desentralisasi.93Desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam memberikan pengaruh yang positif terhadap partisipasi stakeholder lokal dalam pengambilan keputusan. Pengelolaan sumber daya tersebut dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan langsung memberikan kontribusi untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin. Dengan begitu, akan tercipta kinerja yang lebih baik dari pemerintah yang akan memiliki dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebab, peningkatan akuntabilitas

89

DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line]

90

Kementrian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama internasional Kanada-RI , (Update Mei 2008).

91

Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen, 46.

92

Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014.

93

(49)

38

dalam pengelolaan sumber daya alam akibat dari desentralisasi bergantung kepada pemerintah daerah setempat.94

Keberhasilan desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam sangat bergantung pada kapasitas unit yang memengang tanggung jawab. Kanada berkomitmen mendukung desentralisasi sumber daya di Indonesia dengan terjun langsung dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya yang ada dan belum di manfaatkan dengan baik. Melalui CIDA, Kanada memberikan keberlanjutan pendanaan yang juga akan mempengaruhi keberhasilan desentralisasi pengelolaan sumber daya alam di wilayah fokus Kanada.95.

B.Implikasi Program Efektivitas Bantuan Kanada dalam Upaya

Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Teori dan praktik mengenai kemiskinan dan keamanan manusia dalam bantuan luar negeri telah lama diperdebatkan kaum akademisi, pembuat kebijakan, negara, aktor non-negara, dan aktivis kemanusiaan di ranah internasional.96 Namun tidak dapat dipungkiri dan telah menjadi sebuah konsumsi publik, bahwa antara teori dan praktik regulasi pemberian bantuan luar negeri, keduanya belum dapat bertemu pada satu jalur kesesuaian.97 Bantuan luar negeri yang pada awalnya menjadi solusi bagi masalah kemiskinan, berujung pada perbedaan penerapan dengan ide pembuatannya. Begitu juga dengan ide efektifitas bantuan luar negeri dengan segala mekanisme pengoptimalannya, tidak

94

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.

95

Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.

96

Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa, 9.

97

(50)

39

jarang berujung dengan pengkajian ulang pada manajemen pengelolaannya.98 Berikut merupakan ulasan penerapan dari poin-poin CIDA’s Aid Effectiveness Action Planselama tahun 2009-2013:

.Pertama, Peningkatankepemilikan kebijakan danhasil pembangunan.99 Pembentukan poin ini merujuk pada kepemilikan kebijakan dan pelaksanaan oleh pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dalam CIDA’s Aid

Effectiveness Action Plan. Kendala utama yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam mengatasi tantangan pembangunan adalah kapasitas dan kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya.100 Perangkat peraturan tidak mengatur secara menyeluruh pada pengelolaan keuangan, yang akhirnya dalam praktik di lapangan banyak pengelolaan hibah tidak dilakukan dengan baik mulai dari tahap penerimaan sampai ke tahap pelaporan.101

Banyak pula kasus pengelolaan dan pelaksanaan hibah luar negeri dikelola secara langsung oleh pemberi hibah (donor) baik melalui staf kedutaan, Managing Contractor, ataupun lembaga lainnya dibawah komando negara donor.102 Sehingga kepemilikan kebijakan bukan berada di tangan pemerintah Indonesia melainkan negara pemberi bantuan. Selain itu, pengelolaan secara langsung juga berpotensi mengganggu sistem perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan yang ditetapkan. Karena tidak adanya pelaporan yang diterima oleh Kementerian

98

Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan

Laporan Tahunan DAC-OECD, 11.

99

Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan.

100

Wawancara Muhammad Basri ( PPID KEMENSOS), pada 28 April 2014.

101

Teguh Murdijijanto, Analisis pengembangan mekanisme penerimaan Hibah LuarNegeri Terhadap peningkatan Efektivitas pengelolaan Hibah Luar Negeri Sektor Pendidikan periode 2006-2011. (Tesis Pascasarjana Departemen Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi UI. 2012), 7.

102

Gambar

Gambar I.2.  20 Negara Teratas Penerima Bantuan Luar Negeri Kanada 2011-
Gambar I.1. 20 Negara Teratas penerima Bantuan Luar Negeri Kanada
Gambar I.2. 20 Negara Teratas penerima Bantuan Luar Negeri Kanada 2011-2012

Referensi

Dokumen terkait

Pembukaan penawaran menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) melalui LPSE Jawa Barat dengan alamat website: http//lpse.jabarprov.go.id, dengan hasil

All neurons across the visual field of a given slice have the same weight set, meaning that the total number of weights connecting the prior layer to the current layer is now

penelitian “ Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ciranjang. Kabupaten Cianjur

Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, pendanaan sekolah, iklim sekolah, dan kinerja guru terhadap mutu sekolah dasar di..

jaringan Hemopoetik pasien penderita kanker serviks terhadap respon radiasi. radioterapi

Setelah halaman registrasi pangan olahan tampil sempurna, pemohon diminta untuk memilih jenis produk (makanan atau minuman), klasifikasi produk dari daftar yang tersedia

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta wajib mengumumkanjmempublikasikan rencana pembangunan Ruang Terbuka Hijau sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU

Siempat nempu Hulu telah berhasil terlihat dari masyarakat yang sudah memiliki. jamban keluarga dan buang air besar di jamban (Instruksi Bupati