TERHADAP KONSEP REAKSI REDOKS
BERDASARKAN PERUBAHAN BILANGAN OKSIDASI
(Penelitian Tindakan Kelas Di SMA 2 Negeri Ciputat)
·- :.
Oleh
MEDINA AKMAR
NIM: 102016023854
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul
Penerapan Metode Latihan Berstruktur dan Permainan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Rcaksi Redoks Bcrdasarkan Pcrubahan Bilangan Oksidasi,yang disusun oleh : Medina Akmar,
NIM 102016023854, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi
Pendidikan Kimia telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah
yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosyah sesuai ketentuan yang telah
ditetapkan fakultas.
Yang Mengesahkan
Pembimbing
(I)MA
Jakarta, l 6 Mei 2007
Pembimbing
(II)Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 18 September 2007 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Kimia.
Ketua Jurusan IP A
Ir. Mahmud M Siregar, M.Si NIP: 150222933
Sekretaris Jurusa IP A
Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP : 150299475
Penguji I
Dr. Zurinal Z NIP: 150170330
Penguji II
Dedi Irwandi, M. Si NIP : 15029993 7
Jakarta, 28 Oktober 2007 Panitia Ujian Munaqasyah
Mengetahui: Dekan,
Tanggal Tanda Tangan
>11
:M)1.
/JC ...
r ...
Yu -
2()67...
.
... .
ABSTRAK
MEDINA AKMAR. Dalam memahami reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi (biloks), para siswa dituntut untuk lebih dahulu menguasai materi-materi sebelumnya seperti konsep lambang unsur, konfigurasi elektron dan memiliki kemampuan dasar matematika terutama persamaan aljabar yang akan digunakan dalam menentukan harga bilangan oksidasi tiap atom yang terdapat dalam suatu senyawa. Disamping itu, dalam penyampaian materi pembelajaran guru dituntut untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat agar reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi dapat dikuasai siswa dengan baik. Salah satu metode pembelajran yang dapat membantu untulc keperluan tersebut adalah metode latihan berstruktur.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan alternatif metode pembelajaran kimia melalui metode latihan berstruktur yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi reaksi redoks sehingga dapat menambah kualitas pembelajaran kimia.
Penelitian dilakukan di SMAN 2 Ciputat kelas X-5 yang dilakukan pada tanggal 27 Febn.iaTi 2006 hingga 27 Maret 2006. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, analisis data dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan pemeriksaan lembar modul hasil belajar siswa.
oxidation number, all of students must be know all of method first like a periodic concept, the electron configuration and have a basic ability of a math, especially algebra similarity when we want to used in a redox price number
in
every atomic. Meanwhile, every teacher who's teach that method must be choose and realized a right learning method so redox reaction with a change price the oxidation number could be understand by students. A learning method who can helped students to used that is a structure practice.The objective of the study/research is to describe a different learning method in chemistry, with a structural practice method and that used to increase the quality oflearning to understand redox reaction in a chemistry.
To carry out this study, the writer decided to choose SMAN 2 Ciputat, as the location of the research, and the research was done over a period of time, from February
27th
to March27'h 2006.
The teclmique of collecting data is done by "classroom action research ". In doing this research, the writer classifies the study into two steps, each step content a planning, actuating, data analysis and reflection. The writer conducts through observation, interview, takes the text of the test material and the results of students test resultsKATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini di susun setelah melakukan penelitian di SMA Dua Negeri
Ciputat selama satu bulan yang dilaksanakan mulai tanggal 27 Februari - 27
Maret 2006.
Selama melaksanakan penelitian dan proses penyusunan skripsi ini, penulis
banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing I.
2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Bapak Drs. H. Suhaya, M.M selaku kepala sekolah SMA Dua Negeri
Ciputat, atas kesempatan penelitian yang diberikan.
4. Bapak Adi Riyadhi, S.Si selaku dosen pembimbing II.
5. Ibu Astuti Murtiningsih, S.Pd selaku guru penelitian tindakan kelas, atas
pengarahan dan bimbingan yang diberikan selama penelitian.
6. Ibu Nurtohidah, S.Pd selaku guru bidang studi kimia sekaligus mitra
observer selama penelitian.
7. Para staf pengajar di SMA Dua Negeri Ciputat yang senantiasa membantu
dan memberikan bimbingannya selama penelitian.
8. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materiil pada
penulis.
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya.
Jakarta, November 2007
DAFTARISI
ABSTRAK ... .
KATA PENGANTAR. ... iii
DAFTAR 181 ... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFT AR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... I A. Latar Belakang Masalah ... . B. Fokus Penel itian ... . C. Pembatasan Fokus Penelitian ... : ... .
3
D. Perumusan Fokus Penelitian ... . 3
E. Tujuan Penelitian ... . F. Manfaat Penelitian ... . 3
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 5
A. Kajian Teori ... 5
1.
Pengertian Belajar... .... .. . . . .. . . .. . . ... . ... . .. . . .. . . . .. . . ... ... . . . .. . 52. Pengertian Hasil Belajar... 6
3. Karakteristik Ilmu Kimia ... 8
4. Reaksi Redoks ... 10
5. Tinjauan tentang Pembelajaran Kimia mengenai Reaksi Redoks .. . . ... . ... . .. . ... ... . .. .. . .. . ... . ... . . . .. . . ... ... . . . .... 17
6. Metode Latihan Berstruktur ... ... . ... .. . . .. . . .. . . .. . . . ... . . 17
7. Langkah-langkah Metode Latihan Berstruktur ... 18
B. Desain Alternatiflntervensi Tindakan yang Dipilih ... 20
C. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ... 21
B. Pihak yang Terkait Dalam Penelitian... 23
C. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian... 23
D. Rancangan Siklus Penelitian ... 24
E. Tahap Intervensi Tindakan ... 26
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 29
G. Jenis dan Sumber Data... 29
I-I. Instrumen-lnstrumen Pengumpul Data yang Digunakan .... 29
I. Teknik Pengumpulan Data... 30
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi... 30
K. Analisa Data... 31
1. Modul Hasil Bela jar... 31
2. Batasan lndikator Keberhasilan... 31
BAB IV PEMBAI-IASAN... 32
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan... 32
1. Kegiatan Prapenelitian ... 32
2. Siklusl ... 37
3. Siklus II ... 50
4. Evaluasi Akhir ... 6 J B. Temuan Penelitian ... 63
BAB V PENUTUP ... 65
A. Kesimpulan.. ... . .... . . ... . . .. . ... . ... . . . .. . .. . . .. ... . . .. . . .. . . . ... . .... . . .. .. . . 65
B. Saran-saran... 66
DAFT AR PUST AKA ... 67
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabet I. Perbedaan Penulisan Ion dan Bilangan Oksidasi ... 13
Tabet 2. Hasil Evalnasi Awai Konsep Reaksi Redoks ... 36
Tabel 3. Perolehan Nilai Siklus 1.. ... 43
Tabel 4. Peningkatan Nilai Subjek Penelitian Pada Siklus 1 ... 44
Tabel 5. Observasi Proses Belajar Mengajar Siswa ... -14
Tabet 6. Perolehan Nilai Siklus II ... 54
Tabel 7. Peningkatau Nilai Subjek Peuelitian Pada Siklus II ... 55
Tabel 8. Observasi Proses Belajar Mengajar Siswa ... 55
Tabet 9. Modul Akhir Hasil Belajar Siswa Kelas X 5 ... 61
DAFT AR GAMBAR Halaman Gambar l. Bagan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi (Redo ks) ... 11
Gambar 2. Desain Penelitian ... 24
[image:10.521.55.425.74.483.2]Lampiran 1. Observasi Terstruktur ... 70
Lampiran 2. Observasi Proses Belajar Mengajar ... 72
Lampiran 3. Tes Tahap Prapenelitian ... 73
Lampiran 4. Kunci Jawaban Tes Tahap Prapenelitian ... 76
Lampiran 5. Tabel Proporsi Jawaban Benar ... 77
Lampiran 6. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X-5 ... 80
Lampiran 7. Perhitungan Koefisien Korelasi "r" Product Moment ... 81
Lampiran 8. Perhitungan uji !. ... 83
Lampiran 9. Peta Konsep ... 85
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 86
Lampiran 11. Observasi Terstruktur ... 98
BAB!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran kimia di tingkat I merupakan mata pelajaran yang
masih baru bagi siswa, sebab mereka baru mendapatkan materi kimia secara
utuh sebagai suatu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini
tidak menutup kemungkinan akan adanya kesulitan bagi mereka dalam
mengikuti pembelajarannya.
Oleh karena itu, diharapkan para guru kimia dapat memperkenalkan
materi kimia dengan lebih menarik dan bersahabat, sehingga anggapan yang
keliru selama ini bahwa kimia merupakan ha! yang susah bagi siswa SMA
akan hilang dari mereka.
Untuk menyajikan materi kimia menjadi lebih menarik, guru harus
memiliki kemampuan dalam
mengembangkan
metode
mengajarnya
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai
dengan baik.
Metode Latihan Berstruktur merupakan salah satu metode mengajar
yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam
Metode Latihan Berstruktur, guru memberikan latihan-latihan berstruktur
tentang apa yang dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan
tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang.
Dengan kata lain, siswa akan berusaha melatih keterampilannya sehingga
didapat suatu keterampilan khusus.
Dalam melaksanakan metode latihan berstruktur ada beberapa ha! yang
harus diperhatikan, yaitu:
!.
Tujuan pembelajaran harus dijelaskan kepada siswa.
2. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa
mengetahui apa yang harus dikerjakan.
3. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
4. Selingilah latihan agar tidak membosankan.
5. Perhatikan kesalahan-kesalal1an mnum yang dilakukan siswa untuk usaha
perbaikan.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan Metode
Latihan Berstruktur dalam membantu siswa memahami reaksi redoks, perlu
dilakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA 2 Negeri Ciputat
tingkat X semester pertama tahun pelajaran 2005/2006.
B. Fokus Penelitian
Fokus dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas
X 5 SMA 2 Negeri Ciputat pada pelajaran kimia konsep reaksi redoks
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi (biloks) dengan menggunakan
Metode Latihan Berstruktur. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan
peningkatan hasil belajar siswa adalah tingkat pencapaian
komponen-komponen pembelajaran yang meliputi:
3
C. Pembatasan Fokus Penelititan
Agar masalah ini dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas. maka masalah ini harus dibatasi. Dalam penelitian ini. metode yang digunakan adalah metode latihan berstruktur yang ditemukan oleh Rumansyah dan Yudha Irhasyuarna dalam jurnal penelitian kependidikannya pada pokok bahasan persamaan reaksi kimia yang oleh peneliti metode tersebut diadaptasikan dalam penelitiannya pada pokok bahasan konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi.
D. Perumusan Fokus Penelitian
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : "Apakah penerapan metode latihan berstruktur dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-5 SMAN 2 Ciputat pada konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi r
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
I. Untuk meneliti apakah penerapan metode latihan berstruktur dapat meningkatkan aktivitas bertanya siswa khususnya dalam pelajaran kimia. Untuk meneliti apakah penerapan metode latihan berstruktur dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami reaksi oksidasi reduksi.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:
I. Bagi guru. ia dapat mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan mengajar reaksi oksidasi reduksi sehingga dapat dipahami oleh siswa dengan baik.
mengalami kesulitan dalam memahami reaksi oksidasi reduksi serta
dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Hal ini
disebabkan dalam penelitian tindakan kelas ini, guru mencobakan
berbagai pola dan strategi yang tepat sehingga dapat menolong siswa
dalam memahami reaksi oksidasi reduksi dan mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik
bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu
proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran kimia.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan "suatu usaha berupa kegiatan hingga terjacli perubahan tingkah laku yang tetap. yang ditanclai oleh kernampuan pengetahuan clan keterampilan. Skinner berpenclapat bahwa belajar aclalah suatu proses aclaptasi atau penyesuaian tingkah laku secara progresif.""1
James 0. Wittaker mengemukakan bahwa "'belajar aclalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau cliubah melalui latihan clan pengalaman."'
Belajar adalah modifikasi atau mempe1teguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of'
behavior through experiencing). Menurut pengertian 1111. belajar
rnerupakan suatu proses, suatu kegiatan clan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat. akan tetapi Jebih Juas clari itu. yakni
n1engala111i.3
Belajar ialah "suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk rnemperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. sebagai hasil pengalamannya sencliri clalam imeraksi clengan
lingkungannya.··.i
Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang
clilakukan secara saclar oleh seseorang clan mengakibatkan perubahan clalam clirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berclasarkan alat inclera clan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila belajar pese1ta cliclik ticlak acla perubahan tingkah Jaku yang positif clalam arti
1
iv1uhibbin S)ah. Psikologi Pe11didika11 /)engan Pe11dekata11 Barn Bandung: Rosda
[(ana. 2005 J. Cct. Kc- I I. h.90
- 'Ibid. h.104
-' Ocn1ar J-lan1alih:. Proses Bek{/ar .\/engajar. (.lakana: PT Bun1i /\ks<1n.1. 1005). Cct ォ」セNNjMN@
h.17
memiliki kecakapan baru se1ta wawasan pengetahuannya tidak bertarnbah rnaka dapat dikatakan bahwa belajarnya belurn sempurna.5
Belajar merupakan .. suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai basil interaksi dengan lingkungannya dalam rnemenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalarn seluruh aspek tingkah laku.'"'
Gagne rnenyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalarn disposisi atau kapabilitas manusia. Perubahan dalam rnenunjukkan kine1ja (perilaku) berarti perubahan itu menentukan semua keterampilan. pengetahuan. sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa). Dalam belajar dihasilkan berbagai rnacam tingkah laku yang berlainan. seperti pengetahuan, sikap. keterarnpilan. kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai basil belajar.7
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan. yaitu:
a. Faktor ini meliputi kematangan atau pertumbuhan. kecerdasan. latihan. motivasi dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada di luar diri siswa itu sendiri disebut sebagai faktor sosial. Faktor ini meliputi lingkungan keluarga. guru dan cara mengajar, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. lingkungan dan kesernpatan yang ada. serta motivasi sosial.8
Belajar merupakan sebuah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang te1jadi sebagai suatu usaha dari basil latihan dan pengalaman. Oleh sebab itu. belajar merupakan proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak paham menjadi paham.
2. Pengertian Basil Belajar
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan yang teijadi di clalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Hasil belajar sebagairnana yang dituliskan dalam kamus besar Bahasa Indonesia
5
Adrian. J/e1ode .\Jengajar Berdasarkan Tipo/ogi Belc(jar Sis1ra. i\rtikcl Tanggal 20 Oktobcr 2004. http://reNsearchcngines.co111/art05N65htn1l .. h.3
6
Slan1eto. Belqjar dan f"akror- .laktor yang 111e111pengaruhi11ya, ( Jakarta: PT Rineka
Cipta. 2003 ). Cct. Ke--!. h. 2. 7
Nurdin lbrahin1. flasi/ Belqjar Fisika Sis1ra SLTF Terhuka Ta1?j1111gsari S11111edang Ja1ra Baral. Jurna[ Pendidikan dan Kcbudayaan. No. 031. Tahun ke-7. Sertc111ber 200!. h. -t87
3
i'vl. Nga!iin Pt!r\\'antO. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Rcn1aja Rnsdakar:n. 200-1.J. h.
7
Kontemporer. yaitu "peningkatan penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran."9
Menurut Ralph Tyler. evaluasi basil belajar merupakan "sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana. dalam ha! apa. dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tereapai. Jika belum. bagaimana yang belum dan apa sebabnya." Definisi yang lebih luas dikemukakan oleb dua orang abli lain. yakni Cronbacb dan Stufflebeam. Tambaban definisi tersebut adalab babwa ''proses bukan sekadar mengukur sejauhmana tujuan tereapai. tetapi digunakan untuk membuat keputusan."10
Evaluasi basil belajar adalah "suatu proses yang dilakukan untuk mengetabui tingkat kine1ja akademika yang dilakukan secara menyelurub dan kontinyu dengan earn yang sesuai dengan eiri-eiri pendidikan keablian
b k •·II
yang ersang セオエ。ョN@
Evaluasi basil belajar adalab "keseluruban kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan infomasi). pengolaban. penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat basil belajar yang dicapai oleb siswa setelab melakukan kegiatan belnjar clalam upaya mencapai エlセェオ。ョ@ pembelajaran yang telab ditetapkan."1'
Hasil pengalaman yang didapat dari usaba seseorang dalam belajar dapat menyebabkan perubahan tingkab laku yang diperoleb setelab proses belajar. Menurut Benyamin Bloom. meliputi tiga ranab. "yakni ranab kognitif (pemabaman), ranah afektif (sikap). dan ranab psikomotoris (keterampi Ian ).''13
Ketiga ranab tersebut merupakan suatu objek penilaian basil belajar dan diantara ketiga ranab terseblll. ranab kognitiflab yang paling
')Peter Sali111 dan '{cni Sali1n. Ka11111s Bahasa !11do11esia l\0111e1uporer. (Jakarta: i'vlodern English. 1991 ). h. 359
JO Prof. Dr. Suharsitni Arikunto. Dasar Dasar El'aluasi Pendidikan. ( Jakarta: Burni
/\ksara. 200 I ). Cct ke-2. h. 3
11
Biro Adn1inistrasi Akadcn1ik dan Ken1ahasiS\\'aan. Era/ua.<>i 1-/asil Be/(!}ar dan
} '11disi11n1. 2000. ht1p: ·11'11'11·2. uaxj. ac. id baak _ era/uasi. asp.
i:: Oe1nar J-lainalik l\.11rikuh1111 dan Pen1ba/ajara11. (Jakarta: Butni 1\ksara. 2003 )_ h. J 59
13
Nana Sudjana. Peni/aian f-fasi/ Proses bセャ。ェ。イN@ (Bandung: Reinaja Rosda J(arya. ]995).
banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan s1swa dalam menguasai bahan pelajaran.
3. Karakteristik Ilmu Kimia
Kesulitan mempelajari ilmu kimia oleh para sis\\ a terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp
sebagai berikut.
a. Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak
Atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia yang tidak nampak. yang menuntut siswa dan mahasiswa membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara langsung. Karena atom merupakan pusat kegiatan kimia. maka walaupun kita tidak melihat atom secara langsung. tetapi dalam angan-angan kita dapat membentuk suatu gambar untuk mewakili sebuah atom. misalnya sebuah atom oksigen kita gambarkan sebagai bulatan.
b. llmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya
Kebanyakan obyek yang ada di dunia ini merupakan campuran zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar segala sesuatunya mudah dipelajari, maka pelajaran kimia dimulai dari gambaran
.
vano-"'
disederhanakan, di mana zat-zat dianggap murni atau hanya mengandung dua atau tiga zat saja. Dalam penyederhanaannya diperlukan pemikiran dan pendekatan tertentu agar siswa atau mahasiswa tidak mengalami salah konsep dalam menerima materi yang diajarkan tersebut.c. Sifat ihnu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat
Sering kali topik-topik ilmu kimia harus dipelajari dengan urutan tertentu. Misalnya, kita tidak dapat menggabungkan atom-atom untuk membentuk molekul. jika atom dan karakteristiknya tidak dipelajari terlebih dahulu. Di samping itu. perkembangan ilmu kimia itu sangat cepat, seperti pada biclang biokimia yang menyelidiki
h. 5 -9.
9
kita semua untuk Jebih cepat tanggap dan selektif dalam menenma semua kemajuan tersebut.
d. II mu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal
Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) merupakan bagian yang penting dalam mempelajari kim ia. Namun, kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta kimia. aturan-aturan kimia. peristilahan kimia. dan lain-lain.
e. Bahan I Materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak
Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari. siswa ataupun mahasiswa dituntut untuk dapat merencanakan belajarnya dengan baik. sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan seefisien mungkin.14
Menurut Arifin, kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada:
a. Kesulitan dalam memahami istilah
Kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang
sering digunakan dala1n pengajaran ki1nia.
b. Kesulitan dalam memahami konsep kimia
Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang bersifat abstrak dan kompleks. sehingga siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam.15
c. Kesulitan angka
Dalam pengajaran kimia, kita tidak terlepas dari perhitungan secara matematis. di mana siswa dituntut untuk terampil dalam rumusan/operasi matematis. Namun. sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan tersebut. Menurut Sastrawijaya. hal ini
1
-' E Kean dnn C l'Vliddlccan1p. Panduan Be/ajar Kilnia !Jasar. (Jakarta: Gra1ncdia. 1985 ).
15
Run1ansyah dan '{udha lrhJsyuarna. Penerapan ,\/e1ode Lclfihan Bers1ruk111r /Jala111
.\Je11i11gkct1ka11 Pe111aha111a11 Sis1ra Terhadop ;..·onsep Perst1111atf!1 reaksi.
KON SEP REDO KS
disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik. siswa tidak hafal rumusan matematika yang banyak digunakan dalam perhitungan-perhitungan kimia. sehingga siswa tidak
·1 d I k . . d 'k 16
teramp1 a am mengguna ·an operas1-operas1 asar 111atemat1 ·a.
t' Reaksi Redoks
Menurut sejarah ilmu kimia. konsep reaksi redoks mengalami perkembangan. mulai dari konsep pengikatan dan pelepasan oksigen. konsep pelepasan dan penangkapan elektron. serta konsep peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Perkembangan konsep tersebut berturut-turut telah semakin memperluas cakupan reaksi-reaksi yang dapat dijelaskan sebagai reaksi redoks.
Konsep Pengikatan dan Pelepasan Oksigen.
Oksidasi : Pengikatan antara suatu unsur dengan oksigen. Reduksi : Pengurangan oksigen pada suatu unsur.
Contoh : Oks : Cu + 0 ___, CuO
Konsep Pelepasan dan Penangkapan Elektron.
Oksidasi : Reaksi yang mengalami pelepasan elektron. Reduksi: Reaksi yang mengalami penangkapan elektron. Oks : Fe'+ ---+ Fe3+ + e·
Red : Cu'+ + 2e· ---+ Cu.
Konsep Peningkatan dan Penurunan Biloks.
Oksidasi: Reaksi yang mengalami peningkatan harga biloks. Reduksi : Reaksi yang mengalami penurunan harga biloks. Garn bar 1. Bagan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi (Redo ks)
11
Meskipun demikian, pada skripsi ini. peneliti hanya akan membahas reaksi redoks ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks). Peneliti juga akan membahas reaksi redoks ditinjau dari pelepasan dan penangkapan elektron sebagai bab pembuka untuk lebih memahami
konsep reaksi redoks yang sedang ditel iti terse but.
a. Konsep Reaksi Redol;;s Berdasarkan Pelepasan dan Penangkapan
Elektron
Oksidasi adalah pelepasan elektron Contoh : Na+ Na;·+ e
-Reduksi adalah penangkapan elektron Contoh : K+ + e - _, K
Pada reaksi oksidasi, elektron berada di ruas kanan Pada reaksi reduksi, elektron berada di ruas kiri
Zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor Zat yang mengalami reduksi disebut oksidator
Pada reaksi redoks, kedua reaksi yaitu reaksi oksidasi dan reduksi te1:jadi secara serempak. Dalam reaksi redoks. jumlah total elektron yang diterima tepat sama dengan jumlah total elektron yang dilepaskan.
Oksidasi Reduksi
Zn ___, Zn'* + 2e -Cu2
+ + Je - __,. Cu
Zn+Cu'+ _,zn'+ +Cu
Zn mengalami pelepasan elektron. Cu'' mengalami penangkapan elektron. Zn mengalami oksidasi.
Zn merupakan reduktor.
b. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Peningkatan clan Penurunan
Bilangan Oksidasi
Untuk memudahkan kita dalam mengetahui apakah suatu atom mengalami reaksi oksidasi atau reduksi. maka kepada masing - masing atom diberikan satu harga yang disebut bilangan oksidasi.
Bilangan Oksidasi ( Biloks) adalah muatan elektron yang dimiliki oleh suatu atom unsur.
Perhatikan reaksi redoks berikut ini : Zn + Cu2
+ -> Zn2+ + Cu
Pada peristiwa oksidasi, Zn menjadi Zn2+ • bilangan oksidasi
bertambah dari no! menjadi +2. Sebaliknya, pada peristiwa reduksi. Cu2+ menjadi Cu, bilangan oksidasi berkurang clari + 2 menjacli no! ( 0 ).
Dengan demikian, clapat dirumuskan :
Oksidasi adalah reaksi yang melibatkan penambahan harga biloks I
mengalami kenaikan harga biloks.
Reduksi adalah reaksi yang melibatkan pengurangan harga biloks I
mengalami penurunan harga biloks. Zn + Cu c+ -> Zn2+ + Cu
0 +2 +2 0
セ@
tu1un 2 e· 1nai, 2 e
Zn mengalami kenaikan elektron. Cu2" mengalami penurunan elektron. Zn mengalami oksidasi.
Zn merupakan reduktor.
Cu2+ mengalami reduksi.
13
c. Aturan Penulisan Bilangan Oksidasi
Bilangan Oksidasi dituliskan di kanan alas lambang unsur yang bersangkutan (superskrip). Untuk membedakan dengan muatan ion. tancla positif dan tanda negatif pada bilangan oksidasi ditulis di depan bilangan relatif besarnya kontribusi muatan.17
Contoh penulisan bilangan oksidasi dibandingkan penulisan ion clapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Perbedaan Penulisan Ion clan Bilol{S
Lambang Unsur Penulisan Ion Penulisan Biloks
Na Na+ N +I a
0
o'-
o-'
b. Ketentuan Menentukan Bilangan Ol{Sidasi Suatu Atom Unsur
I) Bilangan Oksidasi unsur bebas. baik yang partikelnya berupa atom-atom atau molekul homoatom-atomik adalah nol ( 0 ).
Contoh :
He. Ne, Ar. Kr. Xe, Rn. C sebagai atom bebas bermuatan 0.
1-12' N1. 02, F2, Cl2, Br2. 12 sebagai molekul homoatomik bermuatan 0.
2) Bilangan oksidasi ion monoatomik adalah sama dengan muatannya. Ion monoatomik adalah ion yang hanya terdiri dari satu atom suatu unsur bermuatan positif atau negatif.
Contoh :
Bilangan oksidasi unsur-unsur pacla 02-. S -2 adalah -2
3) Jumlah bilangan oksidasi dalam sebuah senyawa adalah nol ( 0 ). Contoh :
Biloks senyawa NaCl adalah 0.
NaCl= [ I x biloks Na]+ [ I x bilok Cl ]
0 = [lx(+I)] + [lx(-1)]
4) Jumlah bilangan oksidasi sebuah ion poliatomik sama clengan besarnya muatan ion poliatomik tersebut. ("'Ion poliatomik aclalah ion-ion yang
17
[image:24.522.79.433.153.602.2]terdiri atas dua atau lebih atom-atom unsur yang berikatan dan
memiliki muatan negatif atau positif').
Contoh:
Bilangan oksidasi dari Ofi adalah -1.
Ofi = [ 1 x biloks 0 ] + [ 1 x biloks H ]
-1 [lx(-2)] + [Ix(+!)]
-1= (-2) + (+!)
5) Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali (IA) adalah + 1.
6) Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali tanah (IIA) adalah +2.
7) Bilangan oksidasi atom H adalah + 1.
8) Bilangan oksidasi atom 0 adalah -2.
9) Bilangan oksidasi unsur-unsur halogen (VII A) adalah -1.
e. Aturan Penentuan Biloks Menggunakan Skala Prioritas
Skala Prioritas adalah skala yang disusun berdasarkan urutan
keelektronegatifan suatu atom. Skala ini digunakan dengan tujuan untuk
mempermudah siswa kelas X dalam memahami konsep reaksi redoks
berdasarkan peningkatan clan penurunan bilangan oksidasi (biloks ).
Skala Prioritas :
1) Tingkat oksidasi sebuah atom dalam sebuah unsur bebas (tidak terikat)
adalah no!.
2) Jumlah tingkat oksidasi semua atom dalam sebuah molekul adalah no!.
Untuk sebuah ion, jumlahnya sama dengan muatan ion itu, baik besar
maupun tandanya tanpa memperdulikan apakah ion itu terdiri dari atom
tunggal (monoatomik) atau lebih dari dua atom (poliatomik).
3) Dalam senyawanya, logam-logam alkali (golongan IA) dalam tabel
berkala (yaitu; Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) mempunyai tingkat oksidasi +!
dan logam-logam alkali tanah (IIA) adalah + 2 ..
4) Dalam senyawanya, tingkat oksidasi Hidrogen ( H) adalah +l; Fluor
16
4) NaCl ; dimana atom Cl mempunyai bi loks - I.
Karena atom Cl berikatan dengan atom logam alkali I : Namaka atom Cl bermuatan -1. lngatjumlah biloks suatu senyawa adalah 0.
NaCl= [ I x biloks Na]+ [ I x bilok Cl]
0 = [lx(+I)] + [lx(-1)]
0 (+!) + (-I)
5) NaC103 : dimana atom Cl mempunyai biloks +5.
Hal ini dikarenakan jumlah biloks suatu senyawa harus no! ( 0 ). Perhatikan tahap-tahap penge1jaannya.
a) Perhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam soal tersebut.
b) Tentukan urutan unsur yang paling terdepan pada soal kedalam skala prioritas.
Pada skala prioritas, Na berada diatas 0 dan Cl dan 0 berada di atas Cl. Oleh karena itu. data harga biloks yang diam bi I adalah data biloks Na dan 0 sedangkan harga biloks Cl adalah harga yang harus dicari agar jumlah senyawa NaCI03 adalah 0.
c) Masukkan data biloks tersebut.
Biloks Na: +I, Biloks 0: -2, dan Biloks Cl: X
NaCI03 =[I x ( biloks Na)]+ [ I x ( biloks Cl)]+ [ 3 x ( biloks 0 )]
=[Ix (+I) ]+[Ix X ]+[3x (-2)
= (+I ) + X + ( -6)
d) Untuk menghasilkan jumlah biloks 0. maka atom Cl harus memiliki harga biloks +5.
NaCI03 =[Ix (biloks Na)]+ [Ix ( biloks Cl)]+ [3 x ( biloks 0 )]
0 = [I x ( +I ) ] +[I x X ] + [3 x ( -2 ) ]
5. Tinjauan tentang Pembelajaran Kimia meugenai Reaksi Redoks
a. Standar Kompetensi
Mendeskripsikan sifat-sifat larutan. metode pengukuran. dan terapannya.
b. Kompetensi Dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan menentukan bilangan oksidasi secara tepat dalam suatu senyawa. c. lndikator
I) Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen. pelepasan dan penerimaan elektron. serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
2) Menentukan bilangan oksidasi atom dan unsur dalam senyawa atau ion.
3) Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. d. Materi Pokok
Reaksi Oksidasi Reduksi (Redoks).
6. Metode Latihan Berstruktur
18
Dalam kaitannya dengan metode mengajar. Metode Latihan Berstruktur ini merupakan kombinasi dari metode latihan dan metode pemecahan masalah. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki kecakapan mental dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya melalui latihan yang dibuat secara berstruktur. sehingga mereka terlatih untuk berpikir secara lebih sistematis. log is. tel iti. dan teratur.
Dalam menerapkan Metode Latihan Berstruktur pada konsep persamaan reaksi redoks, guru terlebih dahulu memberikan konsep kemudian dilanjutkan dengan memberikan contoh latihan soal yang dimulai dari soal-soal yang mudah kemudian diteruskan dengan soal-soal yang sulit. Setelah rnemberikan konsep dan contoh soal. guru menugaskan kepada siswa untuk 111enge1jakan soal-soal yang sejenis. Dalam hal ini
guru harus aktif 111en1onitor peke1jaan sis\va n1asing-1nasing sehingga
dapat diketahui di mana kelemahan yang mungkin masih ada pada siswanya. Jika tidak ada masalah. dilanjutkan lagi dengan memberikan konsep dan contoh soal selanjutnya. dan diakhiri pula dengan memberikan latihan soal kepada siswa. Demikian seterusnya. sampai siswa benar-benar mengerti akan konsep persamaan reaksi tersebut.
7. Langkah-langkah Metode Latihan Berstruktur
a. Guru memberikan konsep reaksi redoks dengan memperkenalkan terlebih dahulu bilangan oksidasi (biloks) suatu atom atau unsur
b. Guru memperkenalkan aturan-aturan mengenai pemberian bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa.
c. Guru Ptenjelaskan perbedaan dalam pemberian bilangan oksidasi untuk unsur bebas dan unsur yang saling berikatan
ConlClh: Tentukan biloks Cl pada Cb dan NaCl Cl2 ( .1nsur bebas) = 0
d. Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang dicontohkan.
e. Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditemukan peningkatan. maka dilanjutkan pada indikator selanjutnya
f. Guru mcmberikan contoh dalam menentukan bilangan oksidasi pada suatu senyawa yang lebih kompleks.
Contoh : Tentukan biloks Cl pada senyawa NaCIO dan KCl03. NaCIO = ( I x biloks Na)+ ( I x biloks Cl)+ ( I x biloks 0 )
0 =[lx(+l)]+[lxM]+[lx(-2)]
0 - I +
M
Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang dicontohkan.
g. Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditemukan pcningkatan. maka dilanjutkan pada indikator selanjutnya.
h. Guru menjelaskan peningkatan dan pcnurunan bilangan oksidasi. Contoh: Tentukan peningkatan biloks C pada reaksi berikut Fe203{SJ + 3CO{gl-- 2Fe,,,+ 3C02{sl
+
3
-:2 Turun 3 e_+:2l_-2
_ _ _ _ _ _ 1_l
MMセKャLヲ@
-2
_ Naik 2 e- .
1. Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang dicontohkan.
I· Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditcmukan peningkatan, maka dilanjutkan pada indikator selanjutnya.
k. Guru menjelaskan perbedaan tentang oksidator dan reduktor se1ta menentukan letak oksidator dan reduktor dari suatu reaksi redoks. Contoh : Tentukan peningkatan biloks C pada reaksi berikut Fe20J{S1 + 3C01g1-- 2Fe{si+ 3C02{sl
+J -:2 Turun 3 e· +1
2
_-2
_ _ _ _ _ _
1_
1
MMセKQMャ@
-:2_ Naik2 c· .
20
I. Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang dicontohkan
111. Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditemukan peningkatan. maka diadakan evaluasi akhir dengan menggunakan modul.
n. Guru mengadakan evaluasi akhir dengan menggunakan modul latihan berstruktur.
B. Desain Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode latihan berstruktur. Metode latihan berstruktur merupakan suatu cara meng"jar dengan memberikan latihan-latihan berstruktur terhadap apa yang dipelajari siswa sehingga memperoleh keterampilan tertentu. Pemberian latihan dilakukan setelah siswa memperoleh konsep yang akan dilatihkan. Soal-soal yang diberikan kepada siswa dimulai dari soal-soal yang mudah menuju ke soal-soal yang lebih sulit. Hal ini dilakukan dengan bimbingan dari guru. dimana guru terlebih dahulu memberikan contoh cara menyelesaikan soal secara berstruktur dan baik. Selanjutnya siswa diperintahkan untuk menyelesaikan soal-soal yang sejenis dengan soal yang telah diselesaikan oleh guru. Dengan demikian, para siswa akan merasa terbimbing secara baik dan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dengan benar.
dibuat secara berstruktur sehingga mereka terlatih untuk berpikir secara lebih sistematis, logis, teliti dan teratur.
Dalam menerapkan metode latihan berstruktur pada konsep reaksi recloks, guru terlebih dahulu memberikan konsep kemudian dilanjutkan dengan memberikan contoh latihan soal yang dimulai dari soal-soal muclah menuju soal-soal yang sulit. Setelah memberikan konsep dan contoh soaL guru menugaskan kepada siswa untuk 111enge1jakan soal-soal yang sejenis. Dalam hal ini guru harus aktif memonitor peke1jaan masing-masing siswa sehingga dapat diketahui dimana kelemahan yang mungkin masih ada pada (swanya. Jika tidak ada masalah, dilanjutkan lagi dengan memberikan konsep dan contoh soal selanjutnya, clan diakhiri pula clcngan rnernberikan latihan soal kepada siswa. Dernikian seterusnya, sarnpai siswa benar-benar rnengerti akan konsep reaksi redoks tersebut.
C, Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Berawal dari permasalahan yang dikemukakan oleh Eva 1-lakirnah clalam Skripsinya yang be1juclul " Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Kimia Mengenai Reaksi Recloks ·· hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata siswa mengalarni kesulitan clisebabkan karena materi reaksi recloks yang terbilang cukup kompleks clan abstrak. Disamping itu, kendala lain yang dihadapi oleh para siswa adalah rendahnya kernampuan menghafal serta kemampuan pengoperas1an matematika sederhana.
Berangkat dari semua itu. penu 1 is mencoba mengadaptasikan penemuan yang dihasilkan oleh Rumansyah clan Yudha lrhasyuarna dalam pcnelitiannya yang be1judul "Penerapan Mctode Latihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia" dimana dalam penelitiannya Rumansyah berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi persamaan reaksi kim ia sebesar 91.05 %.1
"
1
22
Singkatnya dengan menggunakan Metode Latihan Berstruktur. siswa akan lebih baik dalam meningkatkan hasil belajarnya. terutama pada pokok bahasan reaksi redoks serta mampu menggunakannya dalam memecahkan persoalan.
D. Hipotesis Penelitian Tindakan
A.
Tempat dan Waldu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA 2 Negeri Ciputat, kelas X-5 semester
genap, tahun ajaran 2006
I2007. Jumlah siswa dikelas ini adalah 40 siswa.
Waktu penelitian dari 27 Februari 2006 sampai 27 Maret 2006. Kegiatan
belajar mengajar dilakukan pada pagi hari yaitu mulai pukul 07:00 WIB
sampai pukul 08:30 WIB dan pada siang hari yaitu mulai pukul 10:30 WIB
sampaipukul 11:15 WIB.
B. Pihak yang Terkait dalam Penelitian.
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah dua orang guru kimia
dan siswa kelas X-5 SMAN 2 Ciputat. Guru pertama adalah guru kelas yang
memegang penelitian, sedangkan guru kedua adalah guru yang pemah
mengikuti seminar tentang Penelitian Tindakan Kelas. Kedua guru tersebut
bertindak sebagai observer atau pengamat kegiatan yang mencatat sikap detail
aktifitas gum (peneliti) dan siswa di kelas pada lembar observasi dan catatan
lapangan Sedangkan siswa kelas X-5 SMAN 2 Ciputat sebagai objek dari
penelitian ini ..
C.
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
24
D. Rancangan Siklus Penelitian.
I. Desain Penelitian
START
!
I
Kegiatan PendahuluanI
!
Masalah : a. Siswa tidak semangat belajar
b. Kurangnya sikap positif siswa terhadap pelajaran kimia
c. Kurangnya suasana kompetisi antar siswa
d. Nilai rata - rata kelas yang rendah
!
Siklus I
!
Menerapkan Metode Latihan Berstruktur dalam proses pembelajaran kimia
!
Target : a. Meningkatkan semangat belajar siswa.
b. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran kimia. c. Meningkatkan suasana kompetisi antar siswa melalui
Metode Latihan Berstruktur. d. Meningkatkan hasil belajar siswa.
e. Mengenalkan siswa pada soal - soal sejenis.
i
Menerapkan pembelajaran dengan Metode Latihan Berstruktur pada proses pembelajaran kimia
セ@
Target : a. Meningkatkan semangat belajar siswa.
b. Meningkatkan sikap positifsiswa terhadap pelajaran kimia.
c. Meningkatkan suasana kompetisi antar sis\va.
d. Meningkatkan basil belajar siswa.
e. Mengenalkan siswa pada soal - soal sejenis.
!
2. Tahap - tahap Penelitian
I. Observasi proses pernbelajaran
I
Kegiatan PendahuluanI--
2. Wawancara dengan guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas.I
SIKLUSIL
I
SIKLUS II1--3. Menganalisis hasil belajar siswa setelah proses pernbelajaran berakhir
Tahap Perencanaan
I.Mernbuat skenario pernbelajaran dengan rnenggunakan rnodul latihan berstruktur dengan materi menentukan bilangan oksidasi pada unsur bebas, rnolekul rnonoatornik, ion
sederhana dan noliatomik serta senvawa
Tahap Pelaksanaan
2. Pelaksanaan kegiatan belajar kirnia dengan rnetode latihan berstruktur.
Tahap Analisis Data
3. Menganalisis proses pernbelajaran dan hasil pekerjaan siswa.
Tahap Refleksi
. 4. Mengevaluasi proses pernbelajaran siklus I .
Tahap Perencanaan
1.Mernbuat skenario pernbelajaran dengan rnenggunakan rnetode latihan berstruktur
dengan materi definisi reaksi oksidasi dan reduksi, rnenentukan reaksi oksidasi reduksi dalam persamaan reaksi serta definisi reaksi autoredoks
1 anap re1aKsanaan
.
2. Pelaksanaan kegiatan belajar kirnia dengan rnetode latihan berstruktur.
Tahap Analisis Data
3. Menganalisis proses pernbelajaran dan hasil pekerjaan siswa.
. Tahap Refleksi
4. Mengevaluasi proses pernbelajaran siklus II.
[image:35.524.73.417.55.595.2]26
E. Tahapan Intervensi Penelitian.
Tahap penelitian dimulai dengan prapenelitian dan akan dilanjutkan dengan siklus I. setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I. penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 11. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus II, penelitian akan dilanjutkan tes akhir.
Berikut uraian kegiatan-kegiatan penel itian ; I. Prapenelitian
a. Pengamatan keadaan kelas.
Waktu pelaksanaan: 1-3 Maret 2006.
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan observasi awal terhadap kegiatan pembelajaran di kelas X-5 SMA 2 Negeri Ciputat.
b. Wawancara
Waktu pelaksanaan : 3 Maret 2006.
Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas serta guru PTK untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dan guru kelas di dalam pembelajaran kimia.
c. Pemberian tes awal.
Waktu pelaksanaan : 3 Maret 2006.
Waktu soal yang diberikan pada tes awal adalah tentang konsep reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. pelepasan dan penangkapan elektron. serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi dengan 20 soal pilihan ganda. 1-lasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa.
d. Analisis dan refleksi
Waktu pelaksanaan : 3-4 Maret 2006.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan.
Waktu pelaksanaan: 6-7 Maret 2006.
Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran. membuat modul dan soal kuis yang akan diberikan pada awal pertemuan.
b. Tahap Pelaksanaan.
I) Kegiatan I : Penyajian materi dan pemberian modul ketika proses pembelajaran berlangsung.
Waktu pelaksanaan : 8 Maret 2006.
Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi konsep reaksi redoks dalam menentukan bilangan oksidasi pada atom dalam unsur bebas. molekul monoatomik. ion sederhana dan poliatomik serta senyawa-senyawa dengan menggunakan modul latihan berstruktur.
2) Kegiatan 2: Penyajian materi dengan penerapan metode permainan menggunakan latihan berstruktur.
Waktu Pelaksanaan : I 0 Maret 2006.
Pada tahap ini peneliti akan mengubah metode pengajaran yaitu dengan menggunakan metode pennainan dimana soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal berstruktur disertai pemberian point selama proses pembelajaran berlangsung. Pada akhir pertemuan diberikan modul untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan Metode Latihan Berstruktur. 3) Kegiatan 3: Wawancara
Waktu Pelaksanaan : I 0 Maret 2006.
Wawancara akan dilakukan oleh peneliti terhadap s1swa dan guru kelas dan observer.
c. Tahap Observasi.
28
Pengamatan akan dilakukan setiap pertemuan dari awal sampai akhir. Selama kegitan observasi ini peneliti didampingi oleh guru kelas dan guru Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) sebagai mitra observer. d. Tahap Analisis dan Refleksi.
Waktu pelaksanaan: 10-11 Maret 2006.
Analisis akan dilakukan pada basil pengamatan seluruh rangkaian pada siklus L dan retleksi dilakukan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus 11.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan.
Waktu pelaksanaan : 13-14 Maret 2006.
Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran. membuat modul dan soal kuis yang akan diberikan pada awal pertemuan.
b. Tahap Pelaksanaan.
I) Kegiatan I : Penyajian materi dilakukan dengan pemberian modul disertai penambahan dan pengurangan point.
Waktu pelaksanaan : 15 Maret 2006.
Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi konsep reaksi redoks berupa definisi reaksi oksidasi dan reduksi. menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam persamaan reaksi redoks, definisi reaksi autoredoks dan mengkaitkannya dengan keelektronegatifitas suatu atom. Pem belajaran menggunakan modul latihan berstruktur disertai penambahan dan
pengurangan point..
2) Kegiatan 2 : Penyajian materi dengan menerapkan metode permainan menggunakan latihan-latihan berstruktur.
Waktu Pelaksanaan : 17 Maret 2006.
untuk meningkatkan suasana kompetisi antar siswa. Sebelum pelajaran berakhir, diberikan modul pada siswa.
3) Kegiatan 3: Wa\vancara
Waktu Pelaksanaan : I 7 Maret 2006.
Wawancara akan dilakukan oleh peneliti terhadap s1swa dan guru kelas dan observer.
c. Tahap Observasi.
Waktu Pelaksanaan: 15-7 Maret 2006.
Pengamatan akan dilakukan setiap pertemuan clari awal sampai akhir. Selama kegiatan observasi ini peneliti didampingi oleh guru kelas dan guru Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) sebagai mitra observer.
cl. Tahap Analisis dan Refleksi.
Waktu pelaksanaan: 17-8 Maret 2006.
Analisis akan dilakukan pada basil pengamatan seluruh rangkaian pada siklus II. dan relleksi dilakukan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus selanjutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
1-lasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah peningkatan hasil Lelajar siswa dengan menggunakan metode latihan berstruktur pada konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi.
G. Jenis dan Sumber Data
I. Sumber data adalah siswa, observer dan peneliti.
1 Jen is data.
30
H. Instrumen-Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan
1.
Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
2. Lembar Modul
Digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar sJSwa selama proses
pembelajaran.
3. Catatan Lapangan
Diperlukan
untuk
merekam
kejadian-kejadian
selama
proses
pembelajaran.
4. Lembar Wawancara.
Wawancara dilakukan tiap akhir siklus dalam penelitian. Wawancara
dengan siswa menitik beratkan pada tanggapan dan kesulitan siswa selama
proses pembelajaran, serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.
I. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
mewawancarai guru dan subyek penelitian ( siswa kelas
X-5 ),hasil kerja
siswa berupa modul yang diberikan oleh peneliti pada tiap siklus serta
observasi yang dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti dan guru pada saat
menganalisis data dan sangat berguna untuk menentukan tindakan pada siklus
selanjutnya.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid digunakan tehnik triangulasi dan
saturasi, yaitu :
dan memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan modul konsep reaksi redo ks.
2. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
3. Mengulang pengolahan dan analisis data yang terkumpul.
K. Analisis Data
1.
Modul Hasil BelajarUntuk menganalisis perbedaan peningkatan basil belajar siswa kelas X 5 pada siklus
I
danII
digunakan teknik analisis "t" tes dengan menggunakan rumus sebagai berikut1 :to= Mx - My SEMx- My Keterangan : to
Mx My
= "t" basil perbitungan
= Mean V ariabel X = Mean V ariabel Y
SEMx-My = Standar Error Perbedaan Mean Variabel X dan Y Jika t11itung < t1abeb maka terima Ho
Jika thitung < ltabeb maka tolak Ho Keterangan :
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara basil belajar pada tahap prapenelitian dan evaluasi akhir.
Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara basil belajar pada tabap prapenelitian dan evaluasi akhir.
2. Batasan Indikator Keberhasilan
Hasil belajar siswa dinyatakan meningkat bila: a. Nilai rata-rata kelas siswa yaitu
>
70,0.BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Prapenelitian
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap prapenelitian. guru kelas masih memegang peranannya sebagai guru mata pelajaran Kimia kelas X-5. sedangkan peneliti hanya menjadi mitra observer. Hal ini dikarenakan peneliti ingin beradaptasi terlebih dahulu dengan suasana kelas dan mengenal kepribadian siswa satu persatu.
Prapenelitian dilakukan dengan 2 kali pertemuan. Pacla pertemuan pe11ama. penelitian dilakukan dengan metocle ceramah dan tanya jawab. Materi yang diberikan adalah konsep perkembangan reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron. pengertian bilangan oksidasi clan ketentuan-ketentuannya. serta konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksiclasi. Sedangkan pada pertemuan kedua. penelitian juga dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Materi yang diberikan adalah : definisi oksidator dan reduktor menentukan oksidator dan reduktor serta reaksi autoredoks. Tetapi 20 menit sebelum pelajaran berakhir. guru kelas memberikan tes akhir yang telah disusun secara kolaboratif antara guru kelas. guru Penelitian Tindakan Kelas dan mahasiswa sebagai peneliti.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan belajar kimia pada hari Rabu, 1 Maret 2006, dimulai
pukul 07:00 WIB sampai pukul 08:30 WIB. Siswa yang tidak hadir
ada 4 orang yaitu
1siswa dinyatakan sakit,
1siswa dinyatakan ijin dan
2 siswa lainnya tidak masuk kelas karena terlambat. Dalam tahap ini,
peneliti hanya menjadi observer yang bertugas mengamati kegiatan
belajar mengajar yang sedang berlangsung dan mengelompokkan
siswa kedalam kelompok-kelompok subjek penelitian.
Kegiatan ini diawali dengan guru kelas memberikan materi
tentang konsep reaksi redoks ditinjau dari pengikatan dan pelepasan
oksigen, dilanjutkan dengan konsep reaksi redoks ditinjau dari
pelepasan dan penerimaan elektron, pengertian bilangan oksidasi dan
ketentuan-ketentuam1ya, serta konsep reaksi redoks berdasarkan
perubahan bilangan oksidasi. Setiap pergantian sub pokok bahasan,
guru kelas selalu memberikan 5 soal uraian, lalu beberapa siswa
ditunjuk untuk mengerjakan soal tersebut didepan. Setelah proses
pembelajaran, peneliti beserta guru kelas dan guru PTK mendiskusikan
format observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
Prapenelitian berakhir pada hari Jumat, 3 Maret 2006 yang
dimulai pukul 10:30 WIB sampai pukul 11:15 WIB. Pada tahap ini,
peneliti tetap bertugas sebagai observer. Materi yang diberikan adalah
pengertian oksidator dan reduktor, menentukan oksidator dan reduktor,
dan reaksi autoredoks. Setelah pelajaran berakhir, peneliti beserta guru
kelas dan guru PTK mengadakan diskusi untuk format observasi
kegiatan siswa selama kegiatan belajar mengajar.
34
2) Subjek Penelitian 2 (SP2) adalah siswa paling aktif dan paling
serius kalau mendengarkan penjelasan guru, tetapi tidak masuk
dalam I 0 besar ketika semester ganjil yang lalu.
3) Subjek Penelitian 3 (SP3) adalah siswa yang mempunyai
kemampuan sedang dalam pelajaran kimia dan cenderung pasif.
4) Subjek Penelitian 4 (SP4) adalah siswa yang mempunyai prestasi
rendah dalam belajar termasuk dalam belajar kimia, tetapi ia suka
membuat ulah di kelas, suka mengganggu temannya ketika belajar
dan lain-lain.
c. Tahap Analisis
Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal I Maret 2006
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilakukan
dalam
menyampaikan materi konsep reaksi redoks. Materi yang diberikan
adalah sub pokok bahasan; perkembangan konsep reaksi redoks
berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, konsep reaksi redoks
berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron, pengertian bilangan
oksidasi dan ketentuan-ketentuannya, serta konsep reaksi redoks
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
Metode yang digunakan oleh
gurusaat itu adalah metode
ceramah dan tanya jawab. Pada awal kegiatan belajar mengajar
berlangsung, suasana kelas terlihat kondusif dan siswa tampak tenang
mengikuti pelajaran. Namun ketika guru mulai menerangkan reaksi
redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi, suasana kelas mulai
tidak kondusif. Hal ini disebabkan karena banyak siswa yang masih
bingung dalam memahami perbedaan harga bilangan oksidasi suatu
unsur dalam tiap senyawa yang berbeda.
Untuk mengatasi ha! ini, guru kelas memberikan tabel harga
bilangan oksidasi pada tiap-tiap atom sehingga suasana kelas kembali
teuang setelah guru memberikan contoh dan latihan soal. Meskipun
No 1
2
3
4
[image:45.522.41.448.46.509.2]5
Tabel 2. Hasil Evaluasi Awai Konsep Reaksi Redoks
Indikator Soal Proporsi Jawaban Benar
Membedakan konsep oksidasi ditinjau dari 85%
pengikatan Oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta perubahan bilangan oksidasi.
Membedakan konsep rednksi ditinjau dari 70%
pengikatan Oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta perubahan bilangan oksidasi.
Menentnkan bilangan oksidasi atom unsur dalam 47,5%
senyawa atau ion.
Menentnkan konsep reaksi redoks dalam suatu 57,5% reaksi
Menentnkan oksidator dan reduktor 18,5%
Rata-rata kemampuan siswa menjawab benar 55,7%
Dari hasil tes yang tertera dalam tabel 3 diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa penguasaan mated konsep reaksi redoks oleh siswa kelas X-5 SMA 2 Negeri Ciputat termasuk rendah yaitu 55,7%. Ini dikarenakan pada indikator nomor 3, 4 dan 5, siswa mengalami kesulitan dalam pembahasan tersebut. Oleh karena itu, perlu dicarikan pemecahannya sehingga siswa dapat menguasai materi konsep reaksi redoks dengan baik.
d. Tahap Refleksi
37
Oleh karena itu, perlu dicarikan pemecahannya sehingga siswa
dapat menguasai materi tersebut dengan baik serta ditemukannya
sebuah metode yang dapat merangsang kegiatan belajar mengajar
aktivitas siswa.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus I, Metode Latihan Berstruktur mulai diterapkan
pada proses pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran, guru
terlebih dahulu memfokuskan siswa pada pokok pelajaran dengan cara
menjelaskan tujuan pembelajaran pada kegiatan yang akan dilakukan.
Materi yang diberikan pada siswa adalah subkonsep menentukan harga
bilangan oksidasi suatu atom dalam setiap soal yang berbeda. Kegiatan
pembelajaran ini dipantau dan diamati oleh guru kelas dan guru
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan untuk mengetahui letak
kesulitan dan kelemahan yang terjadi didalam kelas.
Pada tahap ini, peneliti mulai be1tugas sebagai guru kelas,
sedangkan guru kelas mulai bertugas sebagai mitra observer beserta
guru penelitian tindakan kelas (PTK). Mitra observer diperlukan untuk
merekam segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran sekaligus
pemberian masukan agar setiap masalah yang terdapat didalam kelas
dapat teridentifikasi dan diketemukan solusinya.
Siklus I yang merupakan tindakan lanjutan dari hasil evaluasi
awal memerlukan dua kali tatap muka dengan tujuan "siswa dapat
menentukan harga bilangan oksidasi suatu atom dalam setiap soal
dengan benar" dapat tercapai. Pertemuan pertama dilakukan dengan
metode ekspositori yaitu metode ceran1ah disertai latihan soal
berstruktur. Pertemuan kedua dilakukan dengan menggunakan metode
permainan. Hal ini dikarenakan waktu belajar yang diberikan hanya 45
menjadi anggota kelompok masing-masing. Setelah itu. kartu-kartu tersebut diletakkan ditengah depan sisi meja. Peneliti membagikan I dus kaitu berwarna warni yang berisi soal atau jawaban pada masing-masing kelompok yang akan ditaruh diatas meja yang telah disediakan oleh peneliti. Lalu permainan dimulai dengan 3 bagian.
Pada bagian pertama. aturan yang diberikan adalah sebagai berikut:
I) Peneliti meminta kepada para siswa untuk mengambil satu kartu pada tumpukan kaitu yang telah ditumpuk terbalik.
2) Nama yang tertera pada kartu berhak mengikuti permaman lalu kartu tersebut diletakkan dibawah kartu yang tertumpuk tersebut. 3) Siswa yang mengikuti permainan mendengarkan soal yang
dibacakan oleh guru lalu mencari jawaban pada sebuah dus yang berisi tumpukan kaitu berwarna warni yang kemudian diserahkan pada peneliti selaku moderator permainan.
4) Bagi siswa yang mendapatkan kartu dengan jmrnban yang benar. maka kelompoknya mendapatkan tambahan 3 point.
5) Soal yang diberikan berupa penentuan harga biloks pada atom. ion. molekul homoatomik. unsur bebas. ion poliatomik. dan senyawa-senya\va.
Pada bagian kedua. aturan yang diberikan adalah sebagai berikut :
Aturan no I) hingga no 3) sama sedangkan aturan no 4) dan 5) yang berbeda. Untuk aturan no 4). bagi siswa yang mendapatkan kartu dengan jawaban yang benar. maka kelompoknya berhak mendapatkan tambahan 5 point. Sedangkan soal yang diberikan berupa menentukan harga senyawa-senyawa yang terdapat di kehidupan kita dan menyebutkan nama senyawa dari soal yang dibacakan.
Pada bagian ketiga. aturan yang diberikan adalah sebagai
41
1) Peneliti meminta kepada para siswa untuk mengocok tumpukan
kartu lalu mengambil satu kartu pada tumpukan kartu yang telah
ditumpuk terbalik.
2) Nama yang tertera pada kartu berhak mengikuti permainan lalu
kartu tersebut diletakkan diatas kartu yang tertumpuk tersebut.
3) Siswa yang mengikuti permainan mendengarkan soal yang
dibacakan oleh guru lalu mencari jawaban pada sebuah dus yang
berisi tumpukan kartu berwarna warni yang kemudian diserahkan
pada peneliti selaku moderator permainan.
4) Bagi siswa yang mendapatkan kartu dengan jawaban yang benar,
maka kelompoknya mendapatkan tambahan 10 point.
5) Soal yang diberikan berupa gabungan dari bagian pertama dan
bagian kedua serta tambahan soal-soal yang telah dipersiapkan.
6) Setiap dimulai pertanyaan barn, aturan permainan diulang dari
pertama yakni tumpukan kartu yang berisi nama-nama siswa harus
dikocok terlebih dahulu.
c. Tahap Analisis
Rabu 8 Maret 2006 ketika peneliti memasuki ruangan kelas,
suasana berubah menjadi sedikit ramai. Hal ini dikarenakan beberapa
siswa yang kelewat antusias melihat ada guru barn namun karena
kehadiran guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas sebagai mitra
observer setelah beberapa menit berlalu membuat suasana kelas
kembali kondusif.
Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman para siswa
terhadap materi reaksi redoks, maka peneliti memberikan kuis berupa
2 buah soal persamaan reaksi redoks dan menentukan masing-masing
nilai bilangan oksidasi (biloks) pada setiap senyawa. Jawaban ditulis
pada kertas selembar. Soal yang diberikan adalah sebagai berikut:
Tentukan bilangan oksidasi pada masing-masing atom dibawah
!Ill
Setelah 3 menit berlalu, peneliti meminta dikumpulkan dan
menunjuk 2 orang siswa untuk mengerjakannya. Ketika 2 orang siswa
maju ke depan berusaha untuk menyelesaikannya dan jawabannya
salah, mereka cenderung menertawakan dan mengejeknya
"Huu .. kalau
ga bisa ga usah maju .. malu-maluin aja.
".
Siswa B: "udah mundur
aja .. saya aja bu yang maju ..
".
Siswa G: "Bu, jawaban yang nomor
pertama negatif dua kan bu ..
"
Karena masih banyak para siswa yang menjawab salah dalam
mengerjakan soal kuis tersebut terutama dalan1 persamaan reaksi dan
menentukan biloksnya, maka peneliti mengulang kembali kaidah
bilangan oktet sebelum berlanjut pada pengenalan skala prioritas dan
soal-soal latihan berstruktur.
Setelah para siswa memahami dan mengenal harga biloks pada
setiap golongan logam yakni logam alkali, logam alkali tanah dan
golongan halogen, maka peneliti memperkenalkan skala prioritas pada
siswa. Pada mulanya siswa menjadi bingung karena penerapan skala
prioritas terlebih SP 2, seperti yang terlihat dari pertanyaannya sebagai
berikut:
"!bu, kenapa Na yang sendiri harga biloksnya nol (0) bukan
+
1 seperti yang ada pada tabel bu ...
?. "Hal ini menyebabkan suasana
pembelajaran menjadi terganggu. Namun setelah peneliti menerangkan
perbedaan antara harga biloks yang terdapat pada Na yang merupakan
unsur bebas dan Na yang merupakan suatu senyawa maka suasana
kembali kondusif. Agar siswa dapat lebih memahami mated
menentukan biloks pada atom dalam setiap soal yang berbeda, maka
peneliti memfokuskan pokok pembahasan pada pengenalan aturan
skala prioritas pada modul.
43
sekelompok sama dia .... .(nama sis1rn EJ. Hal in i menyebabkan
kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat dan harus dilakukan pembentukan kelompok baru.
Ketika pelaksanaan metode perma111an dengan menggunakan kartu dimulai. para siswa terlihat antusias. Hal ini terlihat dari reaksi para siswa yang mencoba mernacu kelompok semangatnya agar mendapat point tertinggi alam sesi permainan ini.
Pada sesi permainan tersebut. kelornpok 2 yang menjadi pemenang. Dua puluh menit sebelum pelajaran berakhir. peneliti memberikan lembar modul kepada siswa. Pe