• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh: RANNY YULIA

1111054100021

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh : Ranny Yulia 1111054100021

Di Bawah Bimbingan

Budi Rahman Hakim, MSW NIP. 197610212001121001

PROGRAM SUTDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 April 2015

(4)

Skripsi ini berjudul “EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS BAGI KELUARGA MISKIN DI YAYASAN IBNU SINA MALEO BINTARO” disusun oleh Ranny Yulia, Nim 11110584100021 telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 21 April 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 21 April 2015

Sidang Munaqasyah

(5)

ii Bismillahirahmanirahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, Segala puja dan puji senantiasa penulis panjatkan atas segala karunia Allah SWT, yang telah menciptakan mahluk-Nya dengan penuh cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, para keluarga yang suci, para sahabatnya yang mulia serta para umatnya yang insya Allah hingga kini terus mencintainnya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu keritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Dr. Suparto, M. Ed Ps. D, MA selaku Pudek I, Bapak Dr. Jumroni, M. Si, MA selaku pudek II, dan Bapak Dr. H. Sunandar, MA selaku pudek III. Fakultaas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

(6)

iii

3. Bapak Ahmad Zaky, M. Si, selaku Sekertaris Jurusan Kesejahteraan Sosial.

4. Bapak Budi Rahman Hakim, MSW, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan dan membimbing penulis selama ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing penulis selama pelaksanaan perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Cepi J. Malik, Ibu Astrida Daulay selaku Ketua Harian, Ibu Sri Tjendani selaku Kepala Sekolah, Ibu Dini selaku Kepala Sekolah gratis PKBM setara SMA, dan Seluruh Staff di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terutama Ibu Beti yang selalu memberikan informasi, dan membantu penulis selama penyusunan skripsi terimakasih banyak semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah AWT.

7. Alm. Bapak termakasih Pak sudah mengajarkan anakmu ini menjadi anak yang berguna sampai saat ini, Love You Pa.

(7)

iv

9. Muhammad Akbar Felayati yang selalu memberikan motivasi , dukungan, dan kesabaran selama ini terimakasih banyak.

10.Mamiku, Kak Iyo, Bunda, dan Ka Ike, yang selalu mendoakanku.

11.Kak Isnaniyah S.Sos Alumni UIN angkatan 2010 terimakasih banyak selalu membantu dalam penyusunan skripsi ini dan pacarnya Kak Robby yang selalu sabar menunggu saat penyusunan skripsi.

12. Kepompong yaitu Arini Mayanfa’uni, Rena Dwitiya Rahayu, Ita Dwi Lestari, Mira Fatma, Puspita Andrianti, dan Dini Fiqriah selaku sahabat – sahabat ku yang selalu bersama dari semester 1 sampai sekarang ini I Love You Guys.

13.Erista Kurnia Putri, Nanda Narendra Putra, Windy Rizkyka Andriani, Hana Irtiyah Avriani selaku sahabat yang selalu memberi dukungan untuk penyusunan skripsi ini Love You Guys.

14.Teman –teman tercinta Kessos angkatan 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini. 15.Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan, yang telah membantu

(8)

i

Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Gratis Bagi Keluaraga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

Kemiskinan sangat berkaitan dengan pendidikan, nampak jelas masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai tingkat pendidikan formal ataupun pendidikan non formal. Dengan adannya korelasi antara kemiskinan dan pendidikan, banyak anak tidak bisa bersekolah, lalu tidak dapat megubah nasibnya. Bagaimana pun, stigma pendidikan mahal sangat melekat di benak masyarakat yang tidak mampu. Sebab, pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia sebagai suatu bangsa. Karena itu, setiap bangsa yang ingin maju, maka pembangunan dunia pendidikan selalu menjadi prioritas utama. Karena dengan pendidikan maka akan tercipta sumber daya manusia yang handal yang mempunyai pemikiran menuju kedepan yang nantinya tentu akan meningkat derajat bangsa. Untuk itulah diperlukan adannya strategi pemberdayaan di sektor pendidikan. Karena pendidikan diharapkan agar anak Indonesia memperoleh berbagai pengetahuan yang dapat digunakan untuk memahami dan memanfaatkan sebagai potensi yang dimilikinya. Pendidikan adalah sebuah proses pemberdayaan. Karena itu, Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro sebagai salah satu yayasan yang bergerak untuk mengembangkan pendidikan alternatif dalam bentuk sekolah gratis, sebagai upaya pemberdayaan.

Penelitian ini bermaksud mengetahui lebih jauh bagaimana evaluasi pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, apa saja dampak permasalahan terhadap evaluasi pelaksanaan sekolah gratis bagi keluarga miskin. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian metode evaluasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan serangkaian observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Prosedur pemilihan informan ini adalah purposive samling, adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 16 orang yaitu 2 pembina yayasan, 2 ketua pengelola sekolah, 4 guru-guru, 3 staff, 3 siswa, dan 2 orang tua siswa di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

(9)

v Lembar Pernyataan

Lembar Persetujuan Pembimbing

Abstrak ... i

Kata Pengantar………. ... ii

Daftar Isi………... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran BAB I PENDAHULIAN 1. Latar Blakang Masalah ... 1

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 8

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

4. Metodelogi Penelitian ... 10

5. Tinjauan Pustaka. ... 18

6. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KERANGKA TEORI 1. Evaluasi ... 21

1. Pengertian Evaluasi ... 21

2. Jenis – Jenis Evaluasi ... 23

3. Indikator Evaluasi ... 25

4. Program ... 26

1. Pengetian Program ... 26

2. Tujuan Program ... 27

3. Macam – Macam Program ... 27

4. Evaluasi Program ... 28

5. Pengertian Pendidikan ... 29

6. Sekolah Gratis ... 29

1. Pengertian Sekolah Gratis ... 29

2. Landassan Hukum Sekolah Grati ... 30

(10)

vi

3. Ciri-ciri kemiskinan ... 34

4. Kemiskinan dan pendidikan ... 35

1. Hubungan Pendidikan Sebagai Pengentasan Kemiskinan ... 35

2. Pendidikan Untuk Masyarakat Miskin ... 36

3. Standar Pendidikan Nasional ... 38

4. Alat Ukur Evaluasi Input ... 41

BAB III PROFIL LEMBAGA 1. Profil Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ... 45

1. Sejarah Berdirinya ... 45

2. Visi dan Misi ... 46

3. SDM Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ... 47

4. Struktur Oraganisasai Yayasan dan Sekolah... 48

5. Tujuan dan Sasaran ... 51

6. Pembiayaan Oprasional ... 52

7. Sarana dan Prasarana... 53

8. Mitra Kerja ... 54

9. Program Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ... 55

1. Program Akademik ... 55

2. TKBM/SMP Ibnu Sina ... 56

3. PKBM setara SMA ( Paket C) ... 56

4. Program Kelas Keterampilan (Skill) ... 57

5. Program Kursus ... 57

6. Program Taman Bacaan (TBM) ... 57

7. Keadaan Relawan dan Orang Tua Asuh ... 58

8. Proses Pembelajaran... 59

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS 1. Evaluasi Program ... 65

1. Evaluasi Input... 65

(11)

vii BAB V PENUTUP

(12)

viii

Tabel 1 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan ... 2

Tabel 2 Angka Partisipasi Sekolah ... 2

[image:12.612.112.530.193.566.2]

Tabel 3 Rancangan Penelitian untuk Informan ... 13

Table 4 Jumlah Orang Tua Asuh, dan Relawan Guru SMA/SMP YIM ... 59

Tabel 5 Program Program di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro... 60

Tabel 6 Data Jumlah Siswa dan Siswi di Yayasan ... 61

Tabel 7 Jumlah siswa SMP dan SMA ... 67

Tabel 8 Perwakilan siswa yang mengikuti program sekolah gratis ... 67

(13)

1 1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hak setiap manusia yang menjadi warga negara Republik Indonesia. Namun, dalam kenyataannya banyak warga ataupun masyarakat serta anak-anak yang ternyata masih belum tersentuh dunia pendidikan karena berbagai alasan dan kondisi yang menyertai mereka salah satunya adalah masalah sosial ekonomi yang jelas sangat berkaitan dengan biaya pendidikan.

Menurut dari data hasil Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) tahun 2013, penduduk Indonesia berusia tujuh sampai lima belas tahun yang masih sekolah sebanyak 42.581.266 orang, sekitar 763.605 orang diantarannya putus sekolah (1,79%) dan terdapat sebanyak 799.234 orang yang tamat sekolah tetapi tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya (1,88%) dan yang masih sekolah sebesar 40.623.767 (95,40%). 1

Sedangkan jumlah penduduk miskin dan garis kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik Tangerang Selatan yaitu.2

1 Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) tahun 2012 “Jenjang Pendidikan” artikel diakses pada 15 Februari 2015 dari http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=sd/view&kd=2488&th=2012

(14)
[image:14.595.111.518.127.581.2]

Tabel 1

Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Tahun Jumlah Penduduk

Miskin (000)

Persentase Penduduk Miskin

Garis Kemiskinan (Rp./Kap/Bulan)

2010 21 900 1.67 275 643

2011 20 144 1.50 317 887

2012 18 700 1.33 344 681

2013*) 25 400 1.75 378 303

*) keadaan bulan September 2013

Adapun Angka Partisipasi Sekolah Menurut Badan Pusat Statistik Tangerang Selatan, yaitu.3

Tabel 2

Angka Partisipasi Sekolah

Tahun Kelompok Umur

7 -12 13 -15 16 – 18 19 - 24

2010 - - - -

2011 99.79 95.13 73.18 29.22 2012 99.61 93.58 68.85 28.32

2013 99.16 94.79 69.18 -

Penuntasan wajib belajar 9 tahun merupakan upaya untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah anak kelompok 7-12 tahun sebesar 99,9% dan partisipasi sekolah anak kelompok 13-15 tahun sebesar 96% pada tahun 2013. Kegiatan penuntasan wajib belajar 9 tahun dapat didefinisikan sebagai upaya meminimalkan anak tidak

(15)

pernah sekolah dan tidak sekolah lagi hingga sama atau lebih kecil dari 5% dari jumlah seluruh anak usia 7-15 tahun. Penuntasan wajib belajar 9 tahun akan lebih mudah dilaksanakan jika 15 tahun sudah teridentifikasi karena dengan pemahaman tentang kondisi tersebut, akan memudahkan perumusan kebijakan yang sesuai dengan permasalahan nyata dilapangan. Untuk itu perlu dilakukan pengelompokan partisipasi sekolah usia 7-15 tahun menurut karakteristik dengan berbagai faktor yang mempengaruhinnya.4

Sementara menurut Lengeveld, pendidikan itu adalah pemberian bimbingan atau bantuan rohani bagi yang masih memerlukan. Dalam hal ini Lengeveld menegaskan bahwa tidak semua pengaruh yang datangnya dari orang dewasa kepada orang yang belum dewasa itu dapat disebut mendidik. 5 Strategi pemberdayaan dapat dilakukan dalam berbagai sektor terutama sektor pendidikan. Melalui pemberdayaan pendidikan diharapkan masyarakat dapat memperoleh berbagai pengetahuan yang dapat digunakan untuk memahami dan memanfaatkan sebagai potensi yang dimilikinya. Tujuan agar yang hendak dicapai dalam proses pendidikan itu sendiri adalah kesejahteraan manusia.6

4 Sri Nurhidayati, “Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa,” h.2.

5 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Press, 2005), h. 6.

(16)

Tujuan dalam akhir pendidikan dalam islam adalah proses pembentukan diri peserta didik (manusia) agar sesuai dengan fitrah keberadaanya. Islam telah mengajarkan agar mempersiapkan generasi yang memiliki aqidah yang kuat, berbadan sehat, berkeyakinan mantap, dan memiliki penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan keahlian hidup. Al –Qur’an menjelaskan dalam surah An – Nisa/9:7

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang – orang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak – anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah

mereka mengucapkan perkataan yang benar.”(QS. An-Nisa :9). Islam selalu mendorong umatnya untuk belajar. Menurut ilmu bagi setiap muslim bukan sekedar kewajiban sepanjang hayat (long life education), tapi di nilai juga sebagai ibadah, pendidikan pada dasarnya mempunyai dimensi keilahian, karena semua makhluk yang ada di alam ini adalah murid Allah, dikatakn murid karena semua makhluk di alam ini di ajarkan dan di didik oleh Allah sebagai pendidik utama di jagad ini. Oleh karena itu pendidikan pada awalnya adalah berasal dari Yang Maha Mendidik yaitu Rabb alam semesta ini. Tidak hanya itu selain Allah mendidik, Allah juga memelihara makhluknya diantaranya dengan menurunkan kitab-kitab suci sebagai bahan bacaan, bahan referensi dalam menyikapi berbagai kejadian dan fenomena alam raya. Maka dari

(17)

itu menurut Hadis HR Abu Daud dan Turmudzi yang mengatakan bahwa :

“…Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka

Allah akan memudahkan bagi jalan ke surga. (HR.Abu Daud dan Turmudzi).

Berkaitan dengan Ayat Al-Qur’an dan Hadis diatas menjelaskan bahwa pendidikan sangat penting untuk anak-anak generasi penerus bangsa untuk mengentaskan yang disebut dengan kemiskinan. Berbicara mengenai kemiskinan, tentu tidak akan lepas dari pendidikan. Menurut World Bank, peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yang bertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, menciptakan kehidupan bangsa, serta memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan. Perubahan abadi dan keadilan sosial.8

Lebih lanjut dalam batang tubuh UUD 1945 diamanatkan pentingkanya pendidikan bagi seluruh warga Negara seperti yang tertuang dalam Pasal 28B Ayat(1) yaitu bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan pasal 31

(18)

Ayat(1) yang mengamanatkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.9

Pemerintah telah menganggarkan dana 20 persen dari APBN dan APBD untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebagaimana yang tertera dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3. Berbagai program lain pun sudah diluncurkan pemerintah, seperti memberikan BOS, subsidi buku, meningkatkan kualitas guru melalui program stratifikasi guru dan dosen, serta keringanan biaya bagi siswa yang kurang mampu atau beasiswa bagi siswa yang berprestasi.10

Selain upaya yang dilakukan pemerintah, berbagai pihak pun banyak yang mengusahakan pendidikan gratis. Namun, lembaga-lembaga yang sengaja didirikan untuk menampung anak-anak dari keluarga menengah ke bawah itu tidak bertahan lama. Keterbatasan dana menjadi penyebab utama tidak berkembangnya lembaga tersebut. Pendidikan merupakan salah satu pilar bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu, seluruh warga negara harus mengenyam pendidikan dengan baik. Sebagaimana yang termaktub dalam UUD 45, pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Dalam hal ini pemerintah bertanggung jawab penuh untuk mewujudkan pendidikan yang

9 Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

10 Ju aidi “aleh, Pendidikan Gratis dan Badan Hukum Pendidikan (Melacak Akar

Legalitas Privatisasi Pe didika di I do esia), diakses pada “epte ber , Dari

(19)

berkualitas. Selama ini upaya-upaya yang dilakukan pemerintah berjalan kurang maksimal.11

Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa banyak keluarga tidak mampu di daerah Pondok Aren yang kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Kesulitan ekonomi menyebabkan orang tua lebih terfokus mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga pendidikan anak tidak diutamakan. Kurangnya perhatian ini disebabkan oleh masalh biaya juga karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pendidikan. Tidak sedikit remaja yang putus sekolah tidak melanjutkan pendidikan setellah lulus SD, SMP, dan SMA. Mereka terpaksa bekerja dengan kemampuan dan keterampilan yang terbatas atau bahkan menikah muda. Keadaan ini menjadi siklus yang tidak terputus karena terus menerus terbentuk dalam kondisi sama tanpa kesempatan untuk berubah kearah yang lebih baik.

Masa remaja merupakn masa peralihan menuju dewasa, pada masa ini perkembangan fisik, keadaan emosi, sosial, dan moral berkembang cukup pesat, jika remaja kurang diberi arahan dan bekal yang memadai, mereka akan menghadapi kesulitan menyelesaikan tugas perkembangannya atau bahkan terjerumus dalam kenakalan remaja.

Menariknya suatu penelitian yang penulis akan lakukan akan

mengenai “Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Gratis Bagi

Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro” Menyadari

(20)

pentingnya memberikan kesempatan memperoleh pendidikan dan pembinaan remaja, Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini menyelenggarakan program pendidikan yang difokuskan untuk remaja.

Sesuai dengan visi dan misi Yayasan yaitu ingin menciptakan siswanya agar menjadi generasi yang intelektual dan dapat menciptakan mereka menjadi generasi mandiri dengan adannya pelatihan keterampilan dan pengembangan diri siswa sehingga kelak mereka menjadi masyarakat mandiri yang mampu bersaing dikemudian hari. Yayasan ini juga mempunyai program yang dapat meningkatkan keterampilan para siswa dan program kursus kepada siswa dimana nantinya setelah lulus SMA mereka dapat bekerja sesuai kemampuan siswa, dan juga program les gratis seperti les music dan tambahan belajar Bahasa Inggris.

(21)

pemerintah, Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini tidak dipungut biaya apapun baik untuk uang bangunan, seragam atau yang lain sebagainya. Berbeda dengan sekolah pemerintah, biasanya pada sekolah pemerintah hanya mengratiskan uang bangunan saja tetapi tetap dikenakan biaya untuk membeli seragam dan buku-buku.

Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca terlebih tentang Evaluasi Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Oleh karena itu, melihat hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil tema skripsi dengan judul

“EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS

BAGI KELUARGA MISKIN DI YAYASAN IBNU SINA MALEO

BINTARO”.

1. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari uraian diatas luasnya permasalahan yang ada dalam skripsi ini, perlu kirannya penulis membatasi penelitian ini pada Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat terarah dan tidak melebar. Pembatasan masalah dalam skripsi ini difokuskan diliat secara keseluruhan mulai dari perencanaan, proses, hingga hasil dan dampak masalah dari Pelaksanaan Sekolah Gratis Bagi Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

(22)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan ini pada :

1. Bagaimana evaluasi program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro?

2. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui evaluasi program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis :

1. Dapat dijadikan informasi dalam pengembangan mutu pembelajaran Kesejahteraan Sosial (Kessos) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta sebagai sarana bagi penulis untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah

2. Manfaat Praktis :

1. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan rekomendasi bagi pekerja sosial atau lembaga sosial yang memiliki kepedulian terhadap Evaluasi Program Sekolah Gratis bagi Keluarga Miskin di Yayasan Maleo Bintaro.

[image:22.595.109.512.137.633.2]
(23)

3. Metodelogi Penelitian 1. Design Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil oleh penulis untuk melakukan penelitian bertempat di Jl. Riau Kampung Rawa Rt004/RW 05, Kelurahan Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren, Tangerang Selatan 15229 tempat dimana pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dilaksanakan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari sejak penjajakan dari Tanggal 12 February 2015 sampai April 2015.

3. Sumber Data

Menurut Lovlend dan Lovlend, sumber data utama dalam penelitian kualitatif iyalah kata – kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain – lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi kedalam kata

– kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan wawancara.12

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang berupa

(24)

menghimpun data, mengelola dan menganalisa data secara kualitatif dan menafsirkannya secara kualitatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor metodelogi penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata kata, tulisan atau lisan dari orang orang yang diamati.13

3. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah jenis penelitian evaluasi. Jenis penelitian evaluasi adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program, menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai rencana, melalui pengembangan staf program. 14 Manfaat metode evaluasi adalah untuk memberikan rekomendasi pelaksanaan program yang lalu dan untuk memperbaiki pelaksanaan program yang akan dilaksanakan berikutnya.15 Lembaga lebih cenderung untuk ditanya guna mempertanggungjawabkan dalam hubungan program-programnya.16

Jadi metode evaluasi sangat dibutuhkan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan suatu program. Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan, maka dalam penelitian ini akan menggambarkan tentang evaluasi

13 Lexy J.Maleong, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, h.158.

14 Wirawan, Evaluasi, Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 16.

15 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT.Bumi Aksara,2009),h.144.

(25)

pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibu Sina Maleo Bintaro.

4. Sumber dan Data

Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumbernya, baik dari wawancara maupun observasi. Adapun data yang penulis dapat diperoleh dari (Pengurus Yayasan Maleo) terdiri dari Pembina, Ketua Umum 2 orang (Pengelola Sekolah) terdiri dari Ketua Pengelola, Bidang Kesiswaan 2 orang, Staff Yayasan 3 orang, orang tua murid 2 orang, murid dari Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro 3 orang.

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun istansi yang tekait lainnya, data – data ini diperoleh dari berbagai tulisan atau informasi lainnya yang telah ada sebelumnya.

5. Teknik Pemilihan Informan

Pemilihan informan bertujuan mempermudah peneliti sehingga tidak perlu menjadikan keseluruhan populasi sebagai informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, cara memperoleh informan penelitian dapat dilakukan melalui purposive sampling sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.17

(26)
[image:26.595.108.516.162.596.2]

Berikut ini table informan dan objek yang terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.

Tabel 3

Rancangan Penelitian Untuk Informan

Teknik purposive (bertujuan), dimana informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang – orang yang tepat dalam memberikan informasi. 18 dalam hal ini,

18 Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2004),h.63.

No Informan Informasi Yang Diberi Jumlah

1 Pihak Yayasan Mengetahui keseluruhan mengenai evaluasi pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

2 orang

2 Pihak Sekolah SMP dan SMA

Mengetahui evaluasi program sekolah gratis dan juga mengetahui dari segi apakah sekolah tepat pada sasaran, bermanfaat, baik atau buruk untuk jangka panjang.

2 orang

3 Guru-Guru Memperkuat data terhadap pelaksanaan sekolah gratis tersebut.

4 orang

4 Staff Yayasan Mengetahui manajement dan berkas-berkas yayasan

3 orang

5 Siswa Pelaksanaan program sekolah gratis dan manfaat yang didapatkan dari program tersebut.

3 orang

6 Salah satu orang tua peserta didik

Tanggapan keluarga mengenai pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini.

(27)

tentang evaluasi pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di yayasan ibnu sina maleo bintaro.

Penulis akan menggali data yang seluas-luasnya dari pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di yayasan ibnu sina maleo bintaro, pihak – pihak tersebut antara lain: pengurus yayasan maleo bintaro, pengelola sekolah, orang tua murid, dan siswa.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tekik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik Observasi

Observasi yaitu mengadakan pengamatan terhadap objek penelitian untuk mengetahui gejala – gejala yang ada hubungannya dengan maslaah yang sedang diteliti dengan harapan akan memperoleh suatu kelengkapan data. Observasi atau pengamatan berperan serta menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan oleh orang-orang dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pengamatan atau observasi.19

2. Metode Wawancara

Wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawaancara untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti dari

(28)

yang diwawancarai. 20 Sedangkan menurut W. Gulo wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara penulis dengan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka. Dengan wawancara, proses wawancara data yang diperoleh dapat langsung diketahui objektivitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka.21

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Teknik Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan berupa data foto-foto, rekaman medis, buku-buku, artikel, brosur yang berkaitan dengan penelitian, teori maupun litelatur lainnya.22

4. Teknik Analisis Data

20 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik (Malang: PT Bumi Aksara, 2013), h. 160.

21 W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h.119.

(29)

Maksud dari analisis data adalah proses pengumpulan data dan mengurutkannya ke dalam pola dan pengelompokkan data. Mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna memecahkan masalah penelitian.23

Ada berbagai cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:24

1. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan hasil pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sian Maleo Bintaro.

[image:29.595.113.518.187.680.2]

2. Penyajian data, setelah data mengenai hasil dari pelaksanaan sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, tabel, dan lain sebagainya.

3. Penyimpulan data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.

4. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangluasidata adalah mempergunakan berbagai sumber

23 Moh Nasir D, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), h.405.

(30)

data/informasi. Dalam teknik triangulasi ini adalah mengelompokan para pemangku kepentingan program data mempergunakan sebagai sumber data/informasi. Evaluator harus mempergunakan sebanyak mungkin kelompok-kelompok dan para anggota kelompok pemangku kepentingan dalam evaluasi. Misalnya, para pemangku kepentingan program sekolah satu atap terdiri dari kelompok para murid, orang tua murid, guru, kepala sekolah, dan pegawai sekolah. Untuk menjaring data/informasi, evaluator melakukan wawancara secara mendalam kepada para anggota kelompok. Evaluator melakukan triangulasi data yang disepakati oleh anggota , jenis triangulasi data paling mudah dilaksanakan jika setiap kelompok mempunyai interes tertentu terhadap program.25

5. Teknik Penulisan

Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman

pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, (skripsi, tesis, disertai). Diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development an Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun 2007.26 Selain itu buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disimpulkan dan Pedoman Umum

25 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) cet ke-13, h. 104.

(31)

Pembentukan Istilah”. Diterbitkan oleh Penerbit YRAMA WIDIYA, Bandung tahun 2010.27

6. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literature) yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penulisan skripsi ini. Adapun tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan litelatur berupa skripsi, yaitu:

1. Nama : Siti Wahyuni

Nim : 10605400205

Judul :”Pelaksanaan Pemberdayaan Pendidikan Anak Jalanan dan Duafa Melalui Program Sekolah Gratis Oleh Yayasan Bina Insan Mandiri di Terminal Depok

Jawa Barat”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, UIN 2012. Dalam skripsi ini penulis bertujuan untuk memahami dari program sekolag gratis oleh yayasan bina insane di terminal depok jawa barat, berkaitan dengan judul skripsi yang penulis lakukan di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro bahwah program sekolah gratis ini merupakan

(32)

pemberdayaan untuk keluarga miskin bahkan sama untuk anak jalanan.

Ada beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis jadikan bahan perbandingan dan referensi, judul yang penulis lakukan adalh Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Penulis akan membahas bagaimana evaluasi pelaksanaan program sekolah gratis ini apakah sudah berjalan sesuai rencana sehigga sekolah gratis ini benar-benar dikhususkan untuk keluarga miskin di sekiatar Pondok Aren.

2. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari sub – sub bab sebagai berikut:

BAB. I PENDAHULUAN

Pendahuluan yang mencakup: latar blakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian, sistematika penulisan.

BAB. II LANDASAN TEORI

(33)

program, tujuan program, macam – macam program, manfaat dan kegunaan evaluasi program pengertian evaluasi program, pelaksanaan evaluasi program, pengertian sekolah gratis, pengertian keluarga miskin (definisi keluarga dan definisi miskin), faktor penyebab kemiskinan, kemiskinan dan pendidikan, pendidikan untuk masyarakat miskin, teori kemiskinan, pemberdayan masyarakat dan pembangunan sosial.

BAB. III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang berdirinya Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, visi dan misi, struktur organisasi, pendapatan dana dan yang berkaitan dengan kelembagaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan membahas tentang proses evaluasi pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dan hasil evaluasi.

BAB V PENUTUP

(34)

bagi Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, peneliti, fakultas dan jurusan.

(35)

21 1. Evaluasi

1. Pengertian Evalauasi

Evaluasi adalah mengidentifikasikan keberhasilan atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau program. Secara umum dikenal ada dua tipe evaluasi, yaitu evaluasi terus-menerus (on-going evaluation) dan evaluasi akhir (expost evaluation). Tipe evaluasi yang pertama dilaksanakan pada interval periode waktu tertentu, misalnya per-triulan atau per-semester selama proses implementasi (biasanya pada akhir phase atau tahap suatu rencana). Tipe evaluasi yang kedua dilakukan setelah implementasi suatu program atau rencana. Evaluasi biasannya difokuskan pengidentifikasian kualitas program. Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.1

Sedangkan menurut terminologi pengertian evaluasi menurut Casley dan Kumar adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, evesiensi dan dampak suatu proyek dikatakan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sementara Fink dan Kocekoff memberikan devinisi evaluasi adalah merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program.2

Kemudian Stufflebeam juga membedakan Proakticitive Evaluation untuk melayani pemegang keputusan, dan Retroactive Evaluation untuk

1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h. 119

(36)

keperluan pertanggung jawaban. Evaluasi dapat meliputi dua fungsi, yaitu fungsi formatif, evaluasi yang dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya). Fungsi sumatif, yaitu evaluasi dipakai untuk petanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.3

Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu pengetahuan dan praktek profesi.4

Dari beberapa pengertian menurut Para Ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran-sasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum, dan juga evaluasi dapat disimpulkan bahwa mengidentifikasikan menganalisa suatu fenomena dalam bentuk sebuah hasil keberhasilan, kegagalan suatu rencana kegiatan atau program hingga interpretasi (menafsirkan) data atau informasi yang diperoleh melalui pengukuran.

3 Farida Yusuf Tayibnapis. M.Pd., Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008), h. 3.

(37)

2. Jenis – Jenis Evaluasi

Seperti jenis penelitian lainnya, evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan desain atau konstelasi evaluasi tertentu. Desain evaluasi adalah kerangka proses melaksanakan evaluasi dan rencana menjaring dan memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh informasi dengan presisi yang mencukupi atau hipotesis dapat diuji secara tepat dan tujuan evaluasi dapat dicapai. Terdapat banyak model evaluasi program yang digunakan oleh ahli salah satunya adalah model cipp (context-input-process-product). Model ini dikembangkan oleh stufflebeam, model cipp ini diperkenalkan pada tahun 1971 yang melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi context, dimensi input, dimensi process dan dimensi product.5

Selain itu menurut Pietrzak, dkk didalam buku Isbandi Rukminto Adi mengemukakan 3 tipe evaluasi, yaitu evaluasi input (inputs), evaluasi proses (process), dan evaluasi hasil (outcoms). 6 dalam penelitian yang dilakukan penulis hanya menjelaskan evaluasi input.

Evaluasi Input

Evaluasi ini menfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Ada tiga unsur (variable) utama yang terkait dengan evaluasi input adalah klien, staf, dan program. Variable klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti suasana (konstelasi) keluarga dan beberapa anggota yang ditanggung. Variable staf meliputi

5 Farida Yusuf Tayibnapis. M.Pd., Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, h. 12.

(38)

aspek demografi dari staf, seperti latar belakang pendidikan staf dan pengalaman staf. Sedangkan variable program meliputi aspek tertentu seperti lamanya waktu yang diberikan, dan sumber – sumber rujukan yang tersedia.

Selain itu dari buku evaluasi pendidikan, evaluasi di bagi dalam beberapa jenis salah satunya evaluasi input yaitu evaluasi terhadap siswa mencakup kepribadian, sikap, dan keyakinan. Tujuan utama input adalah untuk menentukan bagaimana memanfaatkan input dalam mencapai tujuan program selain itu dilihat dari7:

1. Biaya

2. Hambatan-hambatan 3. Sarana prasarana

4. Kualitas staf yang mampu mendukung kegiatan belajar

Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam bahwa evaluasi adalah proses memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Selanjutnya mendefinisikan bahwa evaluasi sebagai kegiatan investigasi yang sistematis tentang keberhasilan suatu tujuan. Sedangkan Djaali, Mulyono dan Ramli (2000) mendefinisikan bahwa Evaluasi sebagai proses

(39)

menilai sesuatu berdasarkan standar objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek yang dievaluasi.8

Dari beberapa teori yang ada diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu sudah dicapai dan merupakan suatu proses untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh manatujuan program sudah dicapai. Dari pemaparan di atas penulis akan mengkerucutkan pembahasan penelitian pada evaluasi input. Evaluasi input merupakan evaluasi yang bertujuan menyediakan informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan sumber daya yang berguna dalam mencapai tujuan program. Evaluasi input meliputi analiasis personal (Staf dan Siswa) yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang berguna, alternatif-alternatif yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program.

5. Indikator Evaluasi

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan kualitas. Indikator dapat membentuk ukuran, angka, atribut, atau pendapat yang dapat menunjukan suatu keadaan.9

Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam mengevaluasi suatu program harus memilih dan memahami pendekatan

8 Farida Yusuf Tayibnapis. M.Pd., Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, h. 12.

(40)

untuk melakukan penilaian secara sistematis terhadap pelaksanaan program, penulis akan menggunakan teori evaluasi yang digunakan Isbandi Rukminto bahwa evaluasi input meliputi variabel klien ( demografi siswa, keluarga dan beberapa anggota yang ditanggung), variable staf (demografi dari staf, seperti latar belakang pendidikan staf dan pengalaman staf), sedangkan variable program meliputi aspek tertentu seperti (lamanya waktu yang diberikan, dan sumber–sumber rujukan yang tersedia). dan dari menggunakan teori Wayan Nurkencana evaluasi input meliputi biaya, hambatan-hambatan, sarana prasarana, serta Kualitas staf yang mampu mendukung kegiatan belajar, diperkuat dari hasil data dinas pendidikan dan kebudayaan bahwa standar dari siswa, staf dan program apakah serupa dengan yang peneliti akan lakukan mengenai evaluasi program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, yang akan penliti tuangkkan mengenai evaluasi input pada BAB IV.

6. Program

1. Pengetian Program

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga, bahkan Negara. Menurut Suharsimi Arikunto program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksankan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.10

(41)

Program adalah seperangkat aktivitas atau kegiatan yang ditunjukan untuk mencapai suatu perubahan tertentu terhadap kelompok sasaran tertentu.11

2. Tujuan Program

Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian. Jika suatu program tidak memiliki tujuan yang bermanfaat, maka program itu tidak perlu dilaksanakan, karena tujuan menentukan apa yang akan diraih oleh suatu program.

3. Macam–macam Program

Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari berbagai aspek, program ditinjau dari:12

1. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah beberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan, dan jika program tersebut bertujuan suka rela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

2. Jenis, ada program pendidikan, program pemberdayaan, program koperasi, program kemasyarakatan, dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari jangka yang bersangkutan.

3. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

4. Keluasaan ada program sempit dan program luas.

11 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakkan Rakyat (Bandung: Refika Aditama), h. 120.

(42)

5. Pelaksanaanya ada program kecil ada program besar. 6. Sifatnya, ada program penting ada program tidak penting. 7. Manfaat dan Kegunaan Evaluasi Program.

8. Evaluasi Program

Evaluasi program merupakan proses pemeriksaan dan penilaian sebuah program untuk mngetahui efektifitas masing-masing komponennya melalui rangkaian informasi yang diperoleh evaluator yang hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan informasi.13

Menurut Wayan Nurkacana evaluasi program yaitu agar mengetahui sejauhmana hasil yang telah dicapai oleh suatu program, maka harus melakukan evaluasi, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur dan menilai sebuah hasil dari suatu program atau kegiatan.14

Jadi, menurut penulis bahwa evaluasi program adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, evektivitas, atau kecocokan, sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan juga membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program atau perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan informasi.

13 Ismul Azham, Evaluasi Pelaksanaan Program Buku Bacaan (Taking Book) di Yayasan Mitra Netra Lebak Bulus Jakarta Selatant, Skripsi S1 (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2011), h.19.

(43)

9. Pengertian Pendidikan

Dalam buku Isbandi Rukmianto Adi mengatakan bahwa upaya pembangunan merupakan suatu pemberdayaan denga berbagai bentuk dan versinya, pada dasarnya dilakukan guna meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat ataupun kesejahteraan sosial, spicker menggambarkan sekurang-kurangnya ada lima aspek utama yang harus diperhatikan. Kelima aspek ini

dikenal dengan nama “big five”. Yaitu, kesehatan, perumahan, jaminan sosial, pekerjaan sosial, dan pendidikan.15

10. Sekolah Gratis

1. Pengertian Sekolah Gratis

Sekolah gratis sebagai tempat atau lembaga terjadinya proses pembelajaran, pendewasaan, dan social peserta didik dibawah tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam lembaga tersebut (kepala sekolah, staff, murid, dll) dimana beban biaya tidak dibebankan kepada orang tua siswa.

Tujuan didirikannya sekolah menurut Malik Fajar, minimal untuk memenuhi tiga hal, yaitu: pertama, sarana implementasi kebijakan pendidikan, yang dikembangkan melalui sistem yang berlaku secara nasional. Kedua, memenuhi dan mewujudkan pendidikan nasional yang memumpuni secara akademik (bermutu dan bertaraf). Ketiga, untuk

mengembangkan visi dan misi kehidupan”Modern”.16

15 Isbandi Rukmianto Adi, Intervensi Komunitas dan Pembangunan Masyarakat (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 3.

(44)

Selain itu, Alisuf Sabri berpendapat bahwa fungsi atau peran sekolah pada umumnya adalah:17

1. Mempertajam dan mencerdaskan intelek anak.

2. Penyempurnaan (dalam batas–batas tertentu) pendidikan dalam keluarga maupun keagamaan.

3. Sekolah juga berfungsi sebagai pewaris dan pemelihara kebudayaan, serta mengembangkan pribadi anak didik dengan mendidik dan mengajar, serta memperbaiki memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawanya dari keluarga.

1. Landasan Hukum Sekolah Gratis

Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang merupakan bagian dari hak ekonomi, sosial, dan budaya atau hak ekonomi social budaya. Rumusan pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia terlihat jelas pada pasal 26 deklarasi hak asasi manusia yang menyatakan: setiap orang berhak atas pendidikan. Pendidikan harus bebas biaya, serta pada tingkat dasar dan tingkat rendah. Pendidikan dasar harus bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia secara umum dan pendidikan yang lebih tinggi harus sama–sama dimasuki semua orang berdasarkan kemampuan.

Lebih lanjut deklarasi HAM tsebut dalam konstitusi pada bagian pembukaan sebagai upaya pemerintah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih lanjut

(45)

dirinci dalam pasal 31 UUD 1945 yang telah diamandemen, yang menyatakan:

1. Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.

2. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keinginan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan undang-undang.

4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan pendidikan nasional.

Penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar merupakan bagian dari kebijakan pendidikan di Indonesia untuk mencapai pendidikan untuk semua (education for all). Adapun yang menjadi fungsi dan tujuan wajib belajar diatur lebih lanjut pada pasal 2 PP No. 47 tahun

2008 yang menyebutkan: “Wajib belajar berfungsi mengupayakan

(46)

wajib belajar tersebut harus bermutu dan sesuai dengan standar

nasional”.18

Jadi, penulis menyimpulkan bahwa untuk itulah kalangan pemerintahan harus membebaskan biaya pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan menengah, melalui sekolah gratis yang tentunya menjadi kabar gembira bagi masyarakat yang menginginkan sekolah gratis dan merupakan trobosan untuk menanggulangi masalah anak-anak yang tidak sekolah atau menurunkan angka putus sekolah yang dalam jangka panjang dapat mengurangi angka kemiskinan.

5. Kemiskinan

1. Pengertian Miskin

Al-Raghib al-Ashfahani mendefinisikan miskin adalah seorang yang tidak memiliki sesuatu apapun.19

Imam Syafii berpendapat orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetap tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. K.H Ali Yafie menjelaskan bahwa orang miskin adalah orang memiliki harta atau memiliki pekerjaan atau memiliki keduannya, tetapi

18 Siti Wahyuni, Pelaksanaan Pemberdayaan Pendidikan Anak Jalanan dan Duafa Melalui Program Sekolah Gratis Oleh Yayasan Bina Insana Mandiri di Terminal Depok Jawa Barat, Skripsi S1 (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2012), h. 67.

19 Asep Usman Ismail, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Pesrspektif al-Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin

(47)

harta atau hasil dari pekerjaanya itu hanya mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya.20

Menurut sosiolog Soerjono Soekanto, kemiskinan merupakan suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup untuk memelihara dirinnya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisik dalam kelompoknya tersebut.21 Sedangkan menurut antropolog Parsudi Suparlan, masyarakat miskin adalah sekelompok manusia yang kehidupan serta pendapatan sehari – harinya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang paling pokok sehingga kehidupan mereka serba kekurangan.22

Sehingga dapat penulis simpulkan kemiskinan adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan satu rumah namun salah satunya tidak berfungsi sehingga tidak memiliki harta, tidak memiliki pekerjaan tetap, dan penghasilannya itu tidak mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokok dan sehari-harinnya didalam keluarga tersebut.

2. Faktor penyebab kemiskinan

20 Asep Usman Ismail, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Pesrspektif

al-Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin Pemeberdayan

Masyarakat(Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006),h.136

(48)

Kemiskinan adalah kompleksitas walaupun pada dasarnya kemiskinan adalah berawal dari masalah pribadi. Masalah kemiskinan mempunyai keterkaitan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat..23

Dapat di pahami bahwa masalah–masalah yang dihadapai oleh masyarakat sangat beragam dan faktor-faktor yang menjadi latar blakang kemiskinan dapat dikatakan berasal dari faktor internal dan eksternal. Secara mendasar penyebab kemiskinan itu ada dua yaitu: pertama, penyebab yang disebabkan oleh individu. Dalam hal ini individu tidak memiliki kemampuan dan keahlian untuk berekreasi yang didasari oleh rendahnya pendidikan sehingga individu tersebut tidak dapat bereaksi. Kedua, penyebab yang disebabkan oleh garis struktural yang ada. Masyarakat miskin memiliki keterbatasan akses dan kesempatan karena telah terjadinnya diskriminatif.24

3. Ciri-ciri kemiskinan

Kemiskinan mempunyai beberapa ciri diantarannya:25

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang, dan papan).

2. Ketidakaadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sinitasi, air bersih, dan transportasi).

3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadannya investasi untuk pendidikan dan keluarga).

23 Amrullah Ahmad, Islamisasi Ekonomi, (Yogyakarta: PT Rosda Karya, 1985), h.109. 24 Lidya Melawati, Evaluasi Program LayananKesehatan Rumah Bersalin Gratis (RBG) Bagi Orang Miskin di Jakarta Timur, Skripsi S1 (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2011), h.30.

(49)

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.

5. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan alam. 6. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencarian yang

berkesinambungan.

7. Ketidakampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).

8. Kemiskinan dan pendidikan

Dalam kemiskinan sangat berkaitan dengan pendidikan, ada dua penjelasan yang mengatakan sangat terkait, yaitu hubungan pendidikan sebagai pengentasan kemiskinan dan pendidikan untuk masyarakat miskin. sebagai berikut.

1. Hubungan Pendidikan sebagai Pengentasan Kemiskinan

(50)

yang handal yang mempunyai pemikiran menuju kedepan yang nantinya tentu akan meningkat derajat bangsa.26

Salah satu hal yang menjadi sangat penting yaitu mengatasi hal tersebut di atas, adalah pemerintah sekarang ini untuk lebih memperhatikan sektor pendidikan. Bagaimana pemerintah misalnya mau menempatkan persoalan pendidikan sebagai salah satu prioritas dalam pengambilan kebijakannya. Pembangunan pendidikan adalah modal utama dalam membangun suatu bangsa. Sebab, pendidikan terkait dengan kualitas SDM. Maka, jika bangsa ini ingin maju, pembangunan dunia pendidikan adalah syarat mutlak yang harus dilakukan.

2. Pendidikan untuk Masyarakat Miskin

Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama dengan kebutuhan perumahan, sandang, dan pangan. Bahkan, ada bangsa atau yang kecil adalah keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama. Artinya, mereka mau mengurangi kualitas perumahan, pakaian, bahkan makanan, demi melaksanakan pendidikan anak-anaknya.27

Negeri ini telah lebih dari 20 tahun melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun dan 10 tahun melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Maksud dan tujuan pelaksanaan wajib belajar adalah memberikan pelayanan kepada bangsa untuk memasuki

26 Torsten Husen, Masyarakat Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h. 3.

(51)

sekolah dengan biaya murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat banyak bahkan gratis. Demi sekolah dasar inilah anak bangsa dengan diberikan tiga kemampuan dasar, yaitu baca, tulis, dan hitung, serta dasar bagi pengetahuan lain. Setiap wajib belajar pasti akan dimulai dari jenjang yang terendah, yaitu sekolah dasar, Sangat jelas bagi adannya korelasi antara kemiskinan dan pendidikan. Karena miskin, tidak bisa bersekolah, lalu tidak dapat megubah nasib. Bagaimana pun, stigma pendidikan mahal jadi melekat di benak masyarakat. Jangankan sekolah mengubah, apalagi perguruan tinggi, untuk memasuki sekolah tingkat dasar pun membutuhkan biaya yang sangat tinggi.28

Karena itu diciptakan sekolah – sekolah terpadu yang murah atau bahkan peserta didik tidak dikenakan biaya sama sekali untuk mendapatkan pendidikan. Agar masyarakat miskin dapat ikut andil dalam proses pembangunan dan mendapatkan bekal keilmuan dari tingkat dasar, menengah dan sampai tingkat tinggi, sama dengan penelitian yang peneliti akan lakukan di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

(52)

3. Standar Pendidikan Nasional 1. Kualifikasi Guru

Kualifikasi Akademik Pendidik Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, dalam hal ini seorang guru yang profesional memiliki kualifikasi sebagai pengajar yaitu29:

1. Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional dan memiliki sertifikat pendidik;

2. Kualifikasi akademik guru SMP sekurang-kurangnya S1/D-IV, (bagi guru yang sudah diangkat tetapi belum memiliki jenjang pendidikan S1/D-IV, dan usianya <45 tahun wajib mengikuti program penyetaraan S1 sesuai dengan bidang ilmunya), sehingga pada tahun 2015 seluruh guru sudah berpendidikan S1/D-IV. 3. Sehat jasmani dan rohani.

4. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 5. Berbudi pekerti luhur.

6. Memiliki kemampuan dasar dan sikap sekurang-kurangnya: 7. menguasai kurikulum yang berlaku;

8. menguasai seeluruh materi pelajaran yang diampu; 1. menguasai metodologi pembelajaran;

(53)

2. menguasai teknik evaluasi;

3. memiliki komitmen terhadap tugasnya; 4. disiplin dalam pengertian yang luas; dan 5. dapat diteladani.

9. Kualifikasi Siswa

Dalam kualifikasi siswa menjadi peserta didik dalam sekolah, mempunyai tanggung jawab dalam belajar, memiliki tingkatan SD dan ijazah sebelum memasuki jenjang SMP, memiliki niat belajar yang tinggi, memiliki rata-rata baik dalam bidang akademik, semua yang diajukan dalam kualfikasi siswa dalam kualifikasi standar pemerintah sama dengan penerimaan yang di lakukan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, yang membedakan hanya semua anak peserta didik di yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro benar-benar tidak dikenakan biaya apaun, sedangkan pemerintah masih dikenakan biaya dalam pembelian seragam dan buku-buku. Selaiin itu dari aspek penerimaan siswa yang dilakukan di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dengan Negeri sama-sama melakukan test, wawancara terhadap siswa dan orang tua, serta survey keadaan tempat tinggal siswa. 10. Kualifikasi Program

1. Kurikulum Dinas Pendidikan Nasional

(54)

pendidikan nasional tidak akan pernah sempurna. Pasalnya, perkembangan pendidikan harus menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman. Kurikulum itu akan selalu dinamis sesuai dengan tuntunan zaman. Dengan pendidikan bersifat tematik akan dapat mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan pengetahuan. Selain itu, pendidikan karakter akan lebih ditekankan pada jenjang pendidikan dasar.

Kurikulum pendidikan yang baru akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2014/2015, ini merupakan rencana dari Kurikulum Baru 2014/2015, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Dalam kurikulum baru ini lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pengajarannya. Kurikulum yang baru akan banyak mengurangi mata pelajaran bagi siswa. SMP sebanyak tujuh mata pelajaran dan SMA sebanyak 10 mata pelajaran seperti dikatakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Kurikulum Baru 2014/2015, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Suyanto.

Nama Mata pelajaran SMP meliputi 1. Bahasa Indonesia

2. PPKn 3. Agama 4. Matematika 5. Bahasa Inggris

(55)

7. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Meski ada beberapa mata pelajaran yang tidak masuk dalam kurikulum yang baru, bukan berarti mata pelajaran tersebut dihilangkan. Namun, mata pelajaran tersebut akan diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. Sistem pembelajaran dalam kurikulum baru nantinya akan bersifat tematik. Sehingga akan dapat mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan pengetahuan.

8. Kurikulum Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

Kurikulum yang digunakan pada Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini mengacu pada Kurikulum Nasional dengan cara menginduk ke SMP Negeri 1 Serpong, dengan perubahan sistem belajar mengajar sudah memiliki tentukan dengan kurikulum nasional yang di lakukan dengan Yayasan Ibnu Sina Maleo BIntaro, selain itu juga dipadukan dengan program keterampilan dan program kursus yang menunjang untuk kemampuan siswa dikemudian hari.

9. Alat Ukur Evalusi Input

(56)

ukur untuk mengetahui bahwa evaluasi input dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan teori, Kurikulum Baru 2014/2015, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah dengan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

Indikator Kualifikasi

Klien Yang dikatakan dengan Isbandi 30 bahwa dalam evaluasi input meliputi Demografi klien, dimana terdapat latar belakang klien, usia, terdiri dari berapa bersaudara,dll, Suasana keluarga, dan berapa saudara yang ditanggung, serta suasana lingkungan tempat tinggal klien. dan Kemendikbud mengatakan bahwa kualifikasi siswa yaitu memiliki rata-rata baik dalam bidang akademik, memiliki tingkat kehadiran 75%, memiliki Ijazah SD, Usia rata-rata 12 Tahun, jika dari keluarga miskin, harus memiliki kartu miskin, keterangan RT/RW, juga pendapatan orang tua dibawah 1juta kebawah, anak dari yatim dan piatu, siap menikuti test, akademik, psikotes, wawancara, dan survey. Staff Berdasarkan ketentuan dalam buku Isbandi31 mengatakan

bahwa evaluasi input terdiri dari Staff yang diantarannya membahas menegnai, Aspek dari demografi staff, seperti latar blakang pendidikan staff, dan pengalaman staff adalah setiap guru wajib memenuhi standar kualfikasi akademik dan kopetensi yang berlaku secara nasional, serta memiliki sertfikat pendidik, kualifkasi guru SMP sekurang-kurangnya S1/D-IV, usia <45 wajib mengikuti penyetaraan S1 sesuai dengan bidang ilmunya, sehingga pada tahun 2015 seluruh guru sudah berpendidikan S1/D-IV, sehat jasmani dan roghani, memiliki kemampuan dasar, menguasai kurikulum yang berlaku, menguasi seluruh materi pelajaran (menguasai

30 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), h.189.

(57)

metodelogi pembelajaran, menguasi teknik evaluasi, memiliki komitmen dalam tugasnya.

Program Berdasarkan ketentuan dalam buku Isbandi32 mengatakan bahwa evaluasi input terdiri dari Program yang diantarannya membahas menegnai, Variable program meliputi aspek tertentu seperti lamannya waktu yang diberikan, dan sumber-sumber rujukan yang tersedia. Dalam KEMENDIKBUD mengatakan bahwa selain adannya mata pelajaran wajib yang dilakukan tingkat SD, SMP, dan SMA mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan program kursus lainnya.Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, selain melakukan KBM juga dipadukan dengan program keterampilan dan program kursus yang menunjang untuk kemampuan siswa dikemudian hari. Biaya Berdasarkan ketentuan dalam buku Wayan mengatakan

bahwa evaluasi input terdiri dari Biaya yang diantarannya membahas menegnai sumber pendapatan yang didapat dari Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro,

Hambatan-Hambatan

Dalam aspek hambadan adalah temuan-temuan yang ditemukan peneliti saat melaksanakan penelitian di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, apa saja yang didapat dari penelitian ini, seberapaa jauh dan lamanya hambatan yang ada saat penelitian.

Sarana Prasarana

Dalam aspek sarana- prasarana adalah fasilitas yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, diberikan dari mana saja fasilitas yang ada di Yayasan, berupa apa saja, apakah semua fasilitas di Yayasan Gratis dan dari siapa saja fasilitas yang diberikan. Sarana- prasarana yang ada di Yayasan sama dengan di sekolah pemerintah semua fasilitas terdiri dari ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang kelas, ruang guru, Taman Bacaan Maleo (TBM/Perpustakaan), ruang keterampilan, ruang aula, kamar mandi siswa dan guru, semua kebutuhan guru dan siswa sudah terpenuhi dari pendapatan Yayasan yang diperoleh dari mitra kerja kepada

(58)

pihak lain.

Dari pernyataan diatas bahwa tidak ada yang membedakan kualifikasi

siswa karena Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro mengacu pada Kurikulum Baru

2014/2015, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah, serta

guru dan staff di tingkat formal sekolah gratis pemerintah dengan sekolah gratis

di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, dan program. Pendidikan yang rata-rata

Stara 1 (S1), menguasai kurikulum yang berlaku, dan yang lainnya. Yang

membedakan hanya pendidikan formal pemerintah semua guru mendapatkan

gaji dan memiliki waktu dan jadwal kerja yang sudah teratur, sedangkan di

Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro semua guru relawan, tidak dibayar (Relawan),

serta jadwal kerja yang tidak teratur sepertiguru yang mengajar satu mata

pelajaran setelah itu mereka tidak mempunyai kegiatan lagi disekolah, semua

guru yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro harus memahami mengenai

kurikulum nasional walaupun tidak mempunyai latar belakang pendidikan. serta

penambahan program keterampilan dan program kursus untuk

(59)

45 A. Profil Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

1. Sejarah Berdirinya

Berdirinnya Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro berawal dari kesadaran, bahwa pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Melihat kenyataan bahwa disatu sisi banyak anak keluaga pra sejahtera yang tidak memiliki kesempatan me

Gambar

Table 4 Jumlah Orang Tua Asuh, dan Relawan Guru SMA/SMP YIM ... 59
Tabel 1 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan
gambaran umum tentang hal-hal yang berkaitan dengan evaluasi
Tabel 3 Rancangan Penelitian Untuk Informan
+7

Referensi

Dokumen terkait