• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

TEMUAN DAN ANALISIS

A. Evaluasi Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

Pada buku Isbandi Ruminto Adi menyatakan ada 3 unsur (variabel) utama yang terkait dengan evaluasi input diantaranya ialah adapun teori yang digunakan pada jenis evaluasi program yaitu Piterzak dkk pada BAB II halaman 29 di dalam evaluasi ini terdapat tiga pembahasan yang dievaluasi yakni, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Pada evaluasi input penulis memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Ada tiga unsur (variabel) yang terkait dengan evaluasi input diantarannya ialah:

a. Variabel Siswa

Pada variabel siswa ada beberapa kriteria, penulis akan menjabarkan mengenai latar belakang klien. Pada latar blakang klien ini penulis menfokuskan dalam aspek usia, latar blakang pendidikan, aspek penerimaan, wilayah tinggal dan status. Pada aspek usia siswa yang mengikuti program sekolah gratis ini rata-rata berumur 12 tahun sampai dengan 17 tahun, adapun beberapa persyaratan yang harus ditempuh calon siswa untuk masuk ke Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro jika calon siswa ingin masuk ke jenjang SMP siswa harus memiliki ijazah SD dan begitupun seterusnya. Pada aspek penerimaan yang mana siswa niat belajar dan bersungguh-sungguh sekolah, awal dari proses pelaksanaan program sekolah gratis dimulai dari pendaftaran, tes kognitif pengetahuan tertulis dan praktek, tes psikotes, wawancara siswa dan orang tua, setra survey keberadaan tempat tinggal klien yang mana menjadi sasaran pada program ini adalah siswa dari keluarga tidak mampu mengakses pendidikan yang mana disesuaikan dengan tingkat pendidikan

karena sekolah ini walaupun gratis semua siswa yang masuk harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan pihak Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro baik SMP maupun SMA. Seperti yang dituturkan oleh Ibu Latifah selaku Staf Administrasi PKBM Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro bahwa :

“ bagi siswa yang ingin masuk ke sekolah gratis ini tidak mudah,

mereka harus melakukan berbagai tes, dan juga wawancara orangtua siswa, setelah itu kami akan survei mengenai tempat tinggal mereka, jadi tidak semua siswa bisa masuk ke sekolah gratis ini, dan skolah gratis ini

hanya untuk keluara tidak mampu”4

Dengan adannya peraturan yang dilakukan oleh Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini agar semua siswa yang ingin masuk kedalam sekolah gratis ini tidak sembarangan, dan mereka semua harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, dari hasil test sampai survey keadaan tempat tinggal mereka, hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh Isbandi Rukminto Adi bahwah dengan mengetahui demografi siswa dapat dinyatakan bahwa siswa layak masuk kedalam sekolah gratis ini.

Adapun dari aspek wilayah tinggal, siswa berada di daerah bintaro, pondok aren dan sekitarnya, tetapi ada beberapa anak yang bertempat tinggal di daerah lain seperti pondok ranji, bahkan ada anak yang berada di luar daerah seperti lampung, anak yang bertempat tinggal di luar lingkungan bintaro dan pondok aren mereka bertempat tinggal dirumah saudaranya dan sampai saat ini sekolah menerima mereka karena mereka tergolong kluarga yang tidak mampu dan mampu mengikuti tes penerimaan siswa di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro anak tersebut berada di tingkat SMP dan SMA. Pada aspek status siswa, mereka

4

Wawancara pribadi dengan Ibu Latifah sebagai staf administarasi PKBM Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 5 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB.

memang tergolong dari keluarga tidak mampu terlihat dari hasil survey dan wawancara pihak Sekolah dan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dan juga dapat dapat dilihat dari pendapatan orang tua calon siswa, keadaan tempat tinggal, dan jumlah tanggungan anggota keluarga.

Dari hasil wawancara penulis kepada perwakilan siswa, penulis akan menggambarkan berupa tabel dari jumlah anak yang mengikuti program sekolah gratis ini ada 85 Siswa, semua siswa tersebut rata-rata memiliki latar belakang usia, pendidikan, syarat penerimaan, status pekerjaan orang tua wilayah tinggal mereka semua yang sudah memenuhi syarat untuk program Sekolah Gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro sebagai berikut .

Tabel 7

Jumlah siswa SMP dan SMA

Jumlah Siswa Siswa SMP Siswa SMA

85 Siswa 58 Siswa 27 Siswa Sumber: Hasil wawancara dengan staf Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

Tabel 8

Perwakilan siswa yang mengikuti program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

No Nama Siswa

Usia (Tahun) Tingkatan Sekolah

Status Pekerjaan Orang Tua

Wilayah Tinggal 1 Diva 13 Tahun SMP Ayah : Serabutan

Ibu : Pembantu R.T

Pondok Aren 2 Anisa 14 Tahun SMP Ayah : Pedangang

Sayur

Ibu : Pembantu R.T

Pondok Aren

3 Fitri 12 Tahun SMA Ayah : Reparasi Ibu : Pedagang Kecil-kecilan

Sumber: Hasil wawancara pribadi dengan Siswa dan studi dokumentasi.5 Adapun beberapa data yang penulis dapatkan pada saat penelitian bahwa:

1. Diva

Merupakan siswa SMP berusia 13 tahun. Diva merupakan anak tunggal dari Bapak Renaldi dan Ibu Siti, mereka merupakan keluarga yang kurang mampu sehingga tidak bisa bersekolah di sekolah formal. Ayahnya bekerja sebagai buruh serabutan sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Diva tinggal di Pondok Aren, untuk itulah diva sekolah di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Di sekolah diva dan orang tuannya tidak dipungun biaya apapun karena sekolah ini merupakan sekolah gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Diva memiliki prestasi yang sangat baik selain karena keinginannya untuk belajar, fasilitas ataupun program kegiatan yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro juga sangat menunjang para siswa menjadi siswa yang kreatif yang mana banyak program-program keterampilan yang diberikan.

2. Anisa

Merupakan siswa SMP berusia 14 tahun. Anisa merupakan anak Pertama dari 3 bersaudara, Anisa mempunya 2 adik yang masih kecil-kecil dari Bapak Andi dan Ibu Nani, mereka merupakan keluarga yang kurang mampu sehingga tidak bisa bersekolah di sekolah formal. Ayahnya bekerja sebagai pedagang sayuran sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Anisa tinggal di Pondok Aren, untuk itulah Anisa sekolah di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Di sekolah Anisa dan orang tuannya

5

Wawancara pribadi dengan siswa Kelas 9, 10, 11 SMP dan SMA Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 7 Maret 2015, pukul 11.00 WIB.

tidak dipungut biaya apapun karena sekolah ini merupakan sekolah gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Anisa memiliki prestasi yang sangat baik seperti mendapat beasiswa dari sekolah Aulia di Bintaro, selain karena keinginannya untuk belajar di SMP Maleo, fasilitas ataupun program kegiatan yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro juga sangat menunjang para siswa menjadi siswa yang kreatif yang mana banyak program-program keterampilan yang diberikan.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada Anisa siswa kelas 9 meengatakan bahwa:

“Sangat bermanfaat selain membantu orang tua dari biaya

sekolah, sekolah ini juga dekat dengan rumah, jadi saya kalo mau berangkat sekolah ga membuang waktu terlalu banyak, terus dengan adannya sekolah gratis ini saya jadi ga putus sekolah

kak”6

Dari ungkapan yang dikatakan Anisa bahwa Anisa merasakan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini sngat bermanfaat untuk dirinnya dan orangtuannya, dari apa yang Anisa dapatkan orangtuannya pun senang anaknya dapat prestasi yang baik sehingga mendapatkan beasiswa dari sekolah Aulia di Bintaro.

3. Fitri

Merupakan siswa SMP berusia 12 tahun. Fitri merupakan anak Bungsu dari Bapak Yanto dan Ibu Sri, mereka merupakan keluarga yang kurang mampu sehingga tidak bisa bersekolah di sekolah formal sama seperti Diva dan Anisa. Ayahnya bekerja sebagai Reparasi alat-alat elektronik sedangkan ibunya bekerja sebagai pedagang kecil-kecilan seperti minuman

6

Wawancara pribadi dengan Anisa sebagai siswa kelas 9 di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 11.00 WIB.

es yang hargannya sekitar Rp. 1000. Fitri tinggal di Pondok Aren, untuk itulah Fitri sekolah di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Di sekolah Fitri dan orang tuannya tidak dipungut biaya apapun karena sekolah ini merupakan sekolah gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Fitri memiliki prestasi yang sangat baik selain karena keinginannya untuk belajar Fitri selalu mendapat rengking pertama di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, fasilitas ataupun program kegiatan yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro juga sangat menunjang para siswa menjadi siswa yang kreatif yang mana banyak program-program keterampilan yang diberikan.

sedangkan manfaat yang didapat oleh siswa adalah mereka mendapatkan pelajaran dan keterampilan secara gratis seperti di sekolah luar lainnya, selanjutnya manfaat yang didapat dari guru-guru adalah mereka banyak membantu sekaligus beramal ilmu yang tak akan pernah putus, selanjutnya manfaat yang didapat untuk orang tua adalah mereka yang tidak mampu membiayai anaknya sekolah karena terlalu mahal sekolah ini sangat membantu bagi keluarga yang tidak mampu, dari biaya pendidikan, biaya makan siang, fasilitas sarana prasarana, sampai seragam sekolah semuannya geatis diberikan dari Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

Dari hasil penelitian penulis melalui wawancara dan observasi serta studi dokumentasi bahwa orang tua siswa mengatakan sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini sangat bermanfaat dari semua pandangan yang mereka rasakan, hasil anak meningkat, perubahan

perilaku anak dirumah dan sekolah, perkembangan anak dalam menerima pelajaran, dan juga mendapatkan fasilitas serta keterampilan yang sama seperti layaknya sekolah Negeri dan Swasta yang meminta biaya lainnya.

Dari penjelasan diatas setidaknya sekolah ini memberikan maanfaat yang baik kepada siswa sehingga dari mereka ingin bersekolah seperti teman-teman yang lainnya, dan yang lebih penting mereka tidak putus sekolah. Adapun manfaat yang dirasakan oleh para orang tua yang anaknya dapat bersekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Renaldi selaku Orang Tua dari Diva Siswa kelas 8 yaitu :

“Manfaat yang saya rasakan adalah mengurangi beban

saya, karena saya tidak bisa membiayai anak saya sekolah, dengan adanya sekolah gratis ini anak saya tidak putus sekolah, dan sekolah ini sangat baik bahkan melebihi sekolah formal, dari fasilitas yang diberikan dan semua gurunya ramah kepada kami, selain itu dari adanya sekolah gratis ini mereka memberikan juga donasi kepada kita untuk pembuatan MCK semua murni dari

sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro”7

Dengan adanya sekolah gratis ini sudah jelas para orang tua sudah mendapatkan banyak manfaat, selain anaknya dapat bersekolah secara gratis mereka juga didonasikan dari yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro seperti pembangunan rumah dan MCK utuk lingkungan, dapat dikatakan bahwa sekolah gratis ini membawa pengaruh baik bagi semua orang.

Dari seluruh aspek yang ada dari demografi siswa, ketiga siswa ini sudah sesuai dengan kriteria penerimaan layanan program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Para staf sekolah dan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro menyeleksi dengan baik sarana dari program sekolah

7

Wawancara Pribadi dengan Bapak Renaldi sebagai Orang Tua siswa Diva kelas 9 pada tanggal, 17 Maret 2015, pukul 10.30 WIB.

gratis ini. Dalam variabel siswa sudah memenuhi kriteria relevansi, dimana kriteria relevansi menilai layanan yang ditawarkan sudah tepat sasaran seperti hal serupa yang dikatakan dengan Ibu Beti selaku Staff Yayasan bahwa :

“Untuk siswa yang keterima di sekolah gratis ini benar

tergolong dari keluarga yang kurang mampu, persyaratan penerimaanya melakukan tes di bidang pengetahuan dan praktek, psikotes, wawancara serta survei keadaan tempat tinggal, kami menerima siswa di luar daerah bintaro dan pondok aren tidak masalah yang terpenting mereka lulus tes dan tergolong dari

keluarga yang tidak mampu”8

Dari penjelasan diatas bahwa siswa yang bersekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dapat diartikam sama dengan pengertian kemiskinan menurut Imam Syafi yang penulis cantumkan di BAB II halaman 54 yaitu pengertian kemiskinan bahwa orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetap tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari, dapat dilihat juga dari ciri-ciri kemiskinan yang menjelaskan bahwa ciri-ciri kemiskinan salah satunya adalah ketidak adaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sinitasi, air bersih, dan transportasi), yang dikatakan oleh Bapak Renaldi selaku orang tua dari siswa yang bernama Diva, mereka mempunyai pekerjaan tetap, tetapi mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar lainnya Bapak Renaldi mengatakan bahwa :

“Walaupun saya bekerja mba, tapi saya belum sanggup

membiayai sekolah anak, karena sekolah sekarang banyak

8

Wawancara pribadi dengan Ibu Beti sebagai staf Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, pada tanggal 5 Maret 2015, pukul 10.30 WIB.

biayannya dan mahal, saya bersyukur dengan adannya sekolah

gratis ini di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro”9

Bukan hanya siswa dan para orang tua guru – guru relawan pun banyak mendapatkan manfaatnya seperti yang dikatakan dengan Ibu Santi sebagai Guru Matematika mengatakan bahwa :

“Sangat bermanfaat baik sekali untuk anak dan

keluargannya selain sekolah gratis ini membantu mendapatkan ilmu, sekolah ini membantu juga dari beban biaya orang tua mereka, karena sekolah ini benar –benar gratis”10

Selain itu dengan adannya sekolah gratis ini timbul pengaruh baik dari semua pihak, dengan adannya sekolah terlihat dari sikap anak yang pertama kali masuk ke sekolah ini belum bersikap sopan dan santun, setelah mereka belajar disini, mereka bersikap sopan dan santun dan berpengaruh baik juga terhadap teman – temannya, seperti yang dikatakan dengan Ibnu Nita sebagai Guru B. Inggris dan SBK mengatakan bahwa :

“Sangat berpengaruh baik, terlihat jika anak baru masuk

sekolah yang tadinya tata krama dan sopan santunya kurang, dengan bersekolah disini menjadi ada sopan santunnya,

perkembangannya menjadi baik”11

Setelah para siswa mengikuti program kegiatan yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini mereka memiliki kedisiplinan yang baik, karena di dukung dengan beberapa peraturan yang telah dibuat, selain itu dengan adannya sekolah gratis para guru memberikan pelajaran tambahan seperti mata pelajaran movivasi untuk siswa sebagai berikut.

9

Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Renaldi sebagai orang tua Siswa pada tanggal, 17 Maret 2015, Pukul 10.30 WIB.

10

Wawancara Pribadi dengan Ibu Santi sebagai Guru Matematika di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal, 5 maret 2015, Pukul 11.00 WIB.

11

Wawancara pribadi dengan Ibu Nita sebagai Guru B. Inggris dan SBK di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal, 6 Maret 2015, Pukul 14.00 WIB.

Motivasi

Tidak semua anak-anak kurang mampu mempunyai motivasi untuk sekolah karena faktor keterbatasan ekonomi, keadaan lingkungan, sudah bekerja dari kecil, dll. Karena di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro benar-benar sekolah gratis jadi mereka termotivasi untuk maju, dengan adannya guru-guru relawan, dan sekolah juga menumbuhkan rasa kekeluargaan, maka mereka mempunyai motivasi yang tinggi, setidaknya setelah mereka mendapatkan ilmu dan keterampilan yang diajarkan sekolah sehingga nantinya mereka dapat membantu orang tua. Banyak juga motivasi datang dari orang tua, keluarga, teman-teman, dan guru-guru yang di Yayasan . seperti yang diungkapkan oleh Pak Cepi J. Malik sebagai berikut:

disini kami juga mengajarkan kelas motivasi dimana agar siswa mempunyai motivasi untuk tumbuh berkembang , dan menjadi anak-anak yang sukses dikemudian hari, hingga dapat

membantu orang tuannya”12

Hal serupa juga dikatakan oleh Anisa siswa dari kelas 9 di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

“Kita diajarkan kelas motivasi ka, biasannya dilakukan setiap

hari sabtu jam 10 pagi, di kelas motivasi ini kita diajarkan untuk

melatih mental kita agar nantinya kita bisa mandiri kak”13

Dengan adannya pembelajaran motivasi sangat diperlukan agar siswa mempunyai mental yang kuat, menyadari walaupun dirinnya tidak mampu dalam segi ekonomi, tetapi mereka mempunyai kelebihan dalam program belajar-mengajar maupun program lainnya seperti keterampilan dan kursus, hal ini sudah sesuai dengan yang dikatakan dinas pendidikan

12

Wawancara pribadi dengan Pak Cepi J. Malik sebagai pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB.

13

Wawancara pribadi dengan Anisa sebagai siswa kelas 9 di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 11.00 WIB.

dan nasional bahwaprogram keterampilan menunjang anak untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian setiap siswa.

\

a. Variabel Staff

Pada variabel staff yang akan dievaluasi adalah aspek latar belakang pendidikan staff dan pengalaman staff. Latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh staff merupakan hal yang menyatakan kesesuaian antara kemampuan dan pendidikan yang dimiliki dengan program yang dijalankan. Staff yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro.

Tabel 10

Saff Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

No Nama Jabatan Pendidikan

Terakhir

Lama Menjabat 1 Ibu Beti Staff Yayasan S1 1 Tahun 2 Ibu Novi Staff Perpustakaan S1 8 Bulan 3 Ibu

Latifah

Staff PKBM Setara SMA

S1 2 Tahun

Sumber : Hasil wawancara pribadi dengan Staff.14

Untuk menjadi Staff di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro diperlukan keahlian dan pengalaman serta pengetahuan yang sesuai dibidangnya, karena tidak semua orang bisa menjadi bagian staff di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro walaupun ini sekolah gratis. Kriteria dalam penerimaan staf sama dengan yang tercantum dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bahwa staff ataupun juruh harus memiliki

14

Wawancara pribadi dengan Ibu Beti, Ibu Latifah, dan Ibu Novi sebagai Staff Administrasi, Staff Yayasan, Staff Perpustakan Yayasan Ibnu SIna Maleo Bintaro pada tanggal 5 Maret 2015, pukul 10.00-11.00 WIB.

kopetensi di bidangnya, berlatar belakang pendidikan minimal S1, selain itu Pengetahuan yang di dapat selama menjabat sebagai staff secara berjalannya waktu saja, beda dengan staff perpustakaan mereka mendapatkan pengetahuan yang di dapat selama di bangku kuliah, bukan hanya itu Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro sering mengirim para staf untuk mengikuti seminar, dan mendatangkan pakar-pakar yang ahli seperti dari universitas yarsi dan lain sebagainya sehingga para staff mendapatkan teori dan ilmu sehingga dapat mengaplikasikan di lapangan dengan praktek kerja.

Dari jumlah keseluruhan staf penulis hanya mengambil sampel tiga staff saja, karena dilihat dari jumlah staaf yang hanya ada 6 orang, sedangkan jumlah anak dan relawan guru yang banyak, maka dilihat dari kriteria evesiensi, Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro kurang dalam tenaga kerja staff, dilihat dari banyaknya siswa, dan guru relawan belum dapat dikatakan efesien, jadi, Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro membutuhkan banyak tenaga staff yang akan mengurus bagian Sekolah dan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Selain itu dengan berdirinnya Yayasan Ibnu Sina Maleo ini didukung dengan biaya oprasional, dalam buku Wayan Nurkencana bahwa tujuan evaluasi input meliputi biaya dan sekolah gratis ini memiliki biaya secara penuh melalu Donattur tetap dan tidak tetap, seperti yang sudah dijelaskan penulis di BAB III mengenai biaya oprasional yang di dapat, dalam memperkuat daya penulis akan menjelaskan salah satu biaya yang didapat dari Yayasan melalu kemitraan sebagai berikut.

Kemitraan

Penyelenggaraan dan pengembangan Yayasan tidak lepas dari prinsip kemitraan dan relawan yang memungkinkan setiap pihak, baik individu, kelompok, atau organisasi ikut ambil bagian, memberikan kontribusi yang nyata. Keterlibatan dan kontribusi dalam berbagai bentuk dengan kebutuhan Yayasan serta kesediaan para relawan individu atau kelompok. Kemitraan dan kerelawanan yang menjadi prinsip dari penyelenggaraan yayasan merupakan salah satu faktor dari pada pelaksanaan program sekolah gratis ini, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Asrida sebagai ketua harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro:

“memang kami memiliki banyak kemitraan dari pihak luar,

seperti dengan Briths School, skolah Aulia dan Izadah, dari bidang usaha, pemerintah, dan juga dari pengurus Yayasan, serta yang dilakukan relawan seperti mengajar, kami semua disini tenaga pengajar benar-benar relawan”15

Selain itu pula banyak relawan yang bekerja secara sukarela, dan atas perkumpulan kelompok sosial dimana mereka ingin melakukan atau ikut bergabung dalam program sekolah gratis ini seperti bentuk kepedulian sosial, yang diungkapkan oelh ibu Nita sebagai Guru B.Inggris bahwa :

“saya ikut serta dalam sekolah gratis ini, karena kegiatan

social saya bersama teman-teman, awalnya kami hanya kumpul-kumpul dan ingin melakuklan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, jadi saya dan teman-teman ikut serta dalam program sekolah

gratis sebagai pengajar”16

Terlaksanannya program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini merupakan salah satu bentuk konsistensi terhadap

15

Wawancara pribadi dengan Ibu Astrida sebagai ketua harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 26 Februari 2015, Pukul 08.00 WIB.

16

Wawancara pribadi dengan Ibu Nita sebagai Guru B. Inggris di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 6 Maret 2015, Pukul 13.00 WIB.

masyarakat, karena dengan bertahan dan terus berlanjut dengan segala