III . . . .
UIII
Universitas Islam NegeriSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh:
.JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
PARUNGBOGOR
Skripsi
Diajukan kcpada Falmltas IImu Tarbiyah dan Kcgurulln Untuk MClllcnuhi Syarat-syarat Mcncapai
Gclar sarjana Pcndidilwn Islam
Olch:
Sit! ZlIhro NIM: QPTPQャPセ_RPX
Di bawah Bimbingan
DR. H.Allshori. MA
NIP. 150271 246
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKlJLATAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (DIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
Nama : Siti Zuhro
NIM
Jurusan/Semester
Angkatan Tahun
Alamat
: 1040 II 002208
: Pendidikan Agama Islam (PAl)/IX
: 2004
: Jln. Kampung Duku, RT. 004, RW. 003, Kebayoran Lama
Selatan, Jakarta Selatan
MENYATAKANDENGANSESUMGGUHNYA
Bahwa skripsi yang beljlldlll "Pcncrapan Program Qiraati di SDIT Pondol>
Pcsantrcn Darul Muttaqicn Parllllg Bogar", adalah benar-benar karya saya
sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama : DR. H.Anshari. MA
NIP
Nama
NIP
: 150271246
: Siti Khadijah. MA
: 150283322
Dem ikian surat pernyataan ini saya bllat dengan sesllngguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bllkan hasil karya saya
sendiri.
Jakarta, 28 Nopember 2008
menyelesaikan materi utama dan materi tambahan dengan bacaan yang murottal dan mujawwad. Ini menunjukkan bahwa Penerapan Program Qiraati di SDIT tersebut sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Qiraati pusat JABODETABEKA.
AI-QuI" an Karim merupakan pilar bahasa tertinggi yaitu Bahasa Arab Yang di dalamnya terdapat beberapa hukum bacaan tajwid. M. Quraish Shihab, dalam bukunya Wawasan Al-Qur'an (2002) mengatakan bahwa lqra, berarti bacalah, telitilah, dan dalamilah.
KH. Dachlan Salim Zarkasyi, Abdul Mujib Ismail dan Maria Ulfa Nawawi mengatakan bahwa hukum membaca al-Qur'an dengan mujawwad dan murattal adalah fardhu 'ain, begitu juga dengan hukum mempelajari ilmu tajwid - sebagai alat untuk membaca al-Qur'an dengan cara mujawwad dan murottal - yaitu hukumnya fardhu 'ain.
Ayob Ja'far pun menegaskan demikian bahwa hukum mempelajari ibm.! tajwid adalah wajib atas orang yang hendak membaca a1-Qur'an. Sebab kebenaran membaca aI-QuI"an menurut mereka adalah dengan bacaan yang mujawwad dan murottal. Temuan penulisan ini menjawab pokok masalah adanYll sebuah fcnomcna yang cukup mcmprihatinkan hagi scmua muslim yang peduli tcrhadap pendidikan al-Qur'an. Bahwa selama ini pendidikan aI-QuI"an (Mengaji) dipandang tidak penting atau bahkan sebagai pendidikan sampingan. Fakta demikian didukung olch bcrbagai data di lapangan bahwa pendidiklln IlI·Quran mayoritas dilakukan sccara tidak tcrprogram, elan tielak aela managcmen yang tegas yang mengatur metode pendidikan al-Qur'an yang tepat, serta sarona dan prasarana yang serba sangat minim. Hal inilah yang membuat semakin terpuruknya kualitas hasil pengajaran al-Qur'an dan sekaligus memperburuk citra penelidikan al-Qur'an eli mata masyarakat.
Posisi penulis di sini tehadap penelitian lainnya adalah memperkuat penulisan sebelumnya, namun penulis di sini menambahkan tiga kategori yang hams ada pada penerapan program Qiraati yaitu pertama, pendahuIUlIl1 sebelurn menyampaikan program Qiraati. Kedua, inti yaitu langkah-Iangkah yang ditempuh dalam penerpan program Qiraati, dan keliga adalah, bentuk Penimian, yang dalam program Qiraati elikenl dengan istilah tashih (ujian akhir).
Penelitian ini bebentuk penelitian kuantitatif elengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Seelangkan pisau anal isis yang eligunakan adalah metode deskriptif anal isis. Data penelitian ini dibaca dan dipahami dengan menggunakan content (analisa isi atau kandungan) program Qiraati.
Segala puji bagi Allah SWT, Dzat yang memiliki segala karunia dan
keberkahan serta yang selalu mencurahkan kasih sayang-Nya dalam setiap
langkah penulis. Sehingga dapat meyelesaikan tugas skripsi ini walau masih
dalam segala keterbatasan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
baginda Rasulullah SAW. yang terpilih dan terkasih. Beliau adalah pembawa
revolusi total dunia, yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang beserta para sahabat dan keluarga beliau yang
mempcrjuangkan segalanya, demi tcgaknya agama Allah SWT. dalam berbagi
gelombang dunia. hinga berakhir dengan kcmenangan dan kcjayaan.
Penlilis amat menyadari sepcnuhya bahwa skripsi ini masih jallh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Berkat llsaha keras scrta do'a yang
senantiasa penulis mohonkan. Akhirnya karya ini dapat terselesaikan. Namun hal
itu juga berkat bantllan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakliitas lImu Tarbiyah dan Kegurllan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAl)
3. Dr. Anshori. MA Siti Khodijah. MA. Dosen pembimbing skripsi yang dengan
ikhlas telah memberikan bimbingan, bantuan serta motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Dosen UIN Sayraif Hidayatullah Jakarta, khusllsnya dosen-doscn junlsan
Pendidikan Agama Islam (PAl) Fakultas I1mu Tariyah dan Keguruan yang telah mendidik dan memberikan bekal bernagai ilmu pengetahuan yang amat
berharga kepada penulis.
7. Ibunda, Siti Sa'adah dan ayahanda M. Raji (Aim), yang telah membesarkan
dengan curahan kasih sayangnya hingga penulis mandiri. Kepada
kakak-kakakku atas segala pengorbanan yang diberikan kepada pcnlliis.
8. Keponakan-keponakankll yang teramat penulis cintai dan sayangi yang telah memberikan keceriaan dan semangat dalam hidup serta kasih sayang.
9. Saudara-salldaraku, kak Salam (Pentashih Qiraati JABODETABEKA) beserta
isrtrinya, Ihda I-I anna Qolbiya juga plltra pertamaya, M. Najih aI-Waf! yang
saya sayangi, telah memberikan berbagai macam bantuan dan semangat atas
proses pengerjaan skripsi, juga atas keihklasannya membimbing saya dalam
mempeIajari Qiraati mulai dari pelllbillaan, lashih, melodologi PPL dan bersyahadahdcngan baik, jugu hul lain yung tidak pcnulis scbutkan. Semoga yang diajari (pcnulis) mallpun yang mengajarkan (kak Salam dan Hana)
mendapat kcberkahan dan kebahagiaan dunia akhirat. Amin ...
10. Bpk. Drs. Asy'ari selaku kepala SDIT Pondok Pcsantren DamI Muttaqien
Parung Bogor. Bpk. Ahmad Zuini, S.Ag sclakll koordinator progrum Qiraati,
segenap staff pegawai serta siswa-siswi yang teIah sudi kiranya menerima
penulis dengan baik dalam mclakukan penclitian, sehingga penulis
memperoleh data-data yang dapat mendukllng penulisan skripsi ini.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmat dan pahala-Nya, sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan. Dengan
menengadahkan tangan sambi! berucap Syukur Alhamdulillah, karena hanya Allah swt. jualah penulis semoga amal baik yang telah diberikan menjadi amal
sholihah dan di terima disisinya karena mendapat ridho-Nya.
Akhirnya, sebagai harapan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.,.
Jakarta, 15 Sya'ban 1429 Jakarta, 15 Agustus 2008
Penulis,
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN PAN1TIA UJIAN :... iii
ABSTRAK iv KATA PENGANTAR... v
DAFTAR lSi... viii
DAFTARTABEL... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Lutar Bclakallg Masulah I B. Idelltifikasi Masalah 9 C. Pembatasan Masalah 9 D. Perumllsan Masalah 10 E. Tlijuan Penelitian 10 F. Kegunaan Penelitian... 10
BAB II KAJIN TEOR1... 12
A. Program Pembelajaran Metode Qira' alL... 12
I. Pengertian dan Sejarah Singkat Metode Qiraali 12 2. Tlijuan Metode Qira'ati... 14
BAB VI HASIL PENELITIAN... 38
A. Prom Pondok Pesantren ,.... 38
I. Latar Belakang Berdirinya dan Letak Geografisnya... 38
2, Visi dan Misi 39
3, Karakteristik Pondok Pesantren Darul Muttaqien 40
B. prom Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT 41
I. Latar Belakang Berdirinya dan Letak Geografisnya... 41
2, Visi·dan Misi... 42
3. Keadaan Guru dan Siswa 42
4. SlrllklUr Organisasi 45
5. Sarana dan Prasarana.... 47
6. Aplikasi Penerapan Metode Qiraati 48
C. Deskriptif Data 56
D. Analisi Data , "., , , ,. 57
E, Interpretasi Data ,... 71
BAB V PENUTUP 72
A. Kesimplilan , ,., " , " ,.. , , ,.. " 72
B. Saran-Saran , , , , ", .. , , ", 73
DAFTAR PUSTAKA... 75
Tabel22. "
Tabel23.
Tabel24.
Tabel25.
Tabcl26.
Tabel27.
Tabel28.
dengan metode Qiraati .
Penekanan kefasihan dalam pclafalan huruf-hllruf hijaiyyah
sesuai kaidah i1mu tajwid kepada siswa , ..
Penekanan bacaan langsung tanpa diejakan kepada siswa ..
Apakah dalam mempelajari bllku Qiraati siswa mcngalami
kesulitan .
Penerapan system asistensi ..
Pcnggunaan bllkllmonitoring ..
Urgensi penggunaan bllku monitoring ..
Peranan guru dalam belajar mengajar di SDIT Darul
Muttaqien Parung Bogor .
66
67
68
68
69 69
70
A. Latar Belakang Masalah
AL-Qur'an Karim adalah mukjizat yang abadi, yang diturunkan kepada
Rasulullah SAW. sebagai hidayah bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dan yang batil.1
AI-Qur'an merupakan kitab sumber agama Islam, dimana didalamnya
terkandung akidah, ibadah, hikmah, hukum, etika, akhlak, kisah,' nasehat, ilmu
dan pengetahuan.
"AI-Qur'an juga merupakan pilar bahasa tertinggi yaitu Bahasa Arab.,,2
al-Qur'an sendiri menegaskan bahwa wahyu disampaikan dalam Bahasa Arab
yangjelas, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Taha ayat: 113.
'Ahmad Fathoni, Kaida/] Qiraa/] lilj/lh. (Jakarta: Inslilut PTIQ dan Inslitul IImu
"Dan demikianloh Komi menllrllnkon ol-Quron dahlin bahasa Arab3,
dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari aneaman, agar mereka bertakwa atau (agar) al-Quran itu menimbu/kan pengajaran bagi mereka." (Q.S. Taha: JJ
3/
"Dari penegasan ini cendikiawan muslim kemudian mengembangkan
pandangan bahwa bahasa al-Qur'an adalah ragam bahasa Arab yang paling
murni."s
Islam sebagai agama yang paling sempuma dengan al-Qur'an sebagai
pedoman pokok aJarannya mcnegaskan kepada umatnya agar
mengembangkan potensi akal yang ada pada dirinya, Islam begitu
mementingkan pendidikan, bahkan ayat yang pertama turun (Q.S. al-' Alaq)
berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan perintah untuk bclajar. Bunyi
surat tersebut beserta artinya adalah sebagai bcrikut:
"Baealah dengan (menyebut) nama Tuhanmll yang meneiptakan, Dia telah meneiptakan manusia dari segumpal dara. Baealail, dan Tuhanmu/ah Yang Maha Pemurail, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kaiam6,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."(Q.S. al-' Alaq:
1-5/
lqra, berarti bacaJah, telitilah, dalamilab, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah a/am, bacalah tanda-tanda alam, sejarah diri sendiri, yung tertulis dun tidak tertulis. Alhasil objek perintuh iqra mencakup segulu sesuutu
J Bahasa yang dimaksud adalah banasa al-Qur'an yang jelas dan benar, karena itu ia
bukanlah bahasa.セaェ。ュ (bahasa selain bahasa Arab atau juga berarti bahas
a
yang lidak baik), karena orang yang dituduh mengajar Muhammad itu bukan orang Arab dan hanya tahu sedikit-sedikit bahasa Arab. Baea a/-Qur 'an dan tセイェ・ュ。ィョケ。N Departemen Agama RI tahun 1992, volume 2juz 14, surat an-Nahl ayat; 103. .4Proyek Pengadaan Kitab Suei al-Qur'ap, Dep. Agama RI. Pelita IIIffahupyOQYXSOQYセQL a/-Qur 'an dantセイェ・ュ。ィョケ。L (Jakarta: Depag), h.4 I7-4J8.
SW. Montgomery Watt,Pengantar Qur 'iln, (Jakarta: INIS, I998),セL 72,
yang dapat dijangkaunya. Pengulangan menbaca tidak diperoleh kecuali dengan mengulang-ngulang bacaan atau membaca hendaknya dilakukan
sampai mencapai batas maksimal kemampuan tetapi juga untuk
mengisyaratkan bahwa mengulang-ngulang bacaan Bismi Robbika (demi karena Allah) akan menghasilkan pengetahuan dan wawasan baru walaupun yang dibaca itu-itu juga.8
Ayat diatas hanyalah lima ayat saja. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi besar SAW. ditugaskan lebih dahulu membasmi kebodohan dengan pemberantasan buta huruf. Kebodohan pangkal pokok kehancuran suatu bangsa. Allah SWT. dan Rasul SAW. tidak rela dan bersenang hati mempunyai umat yang bodoh dan goblok. Untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran umat, Allah SWT. memerintahkan Nabi besar SAW. memproklamasikan PBH ke seluruh dunia.9
Disebutkan pula dalam al-Qur'an bahwasanya Allah SWT. akan
mengangkat dcrajat orang yang berilmu dan mempergunakan akalnya secara
benar. Sesuai dengan tirman Allah SWT. dalam surat al-Mujadalah ayat: II
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di anlaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengelahuan beberapa derqjal. dan Allah Maha Mengelahui apa yang kamu kerjakan."(Q.S. al-Mujadalah: 11)/0
"Ilmu selain merupakan kesenangan rohani dan senjata yang menghiasi
jasmani"I.',. "ilmu juga merupakan aset yang strategis dan realistis dalam
rangka usaha meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan ilmu,
manusia dapat menguak tabir kehidupan sekaligus dapat menempatkan dirinya
sebagai subyek dalam setiap perubahan dan pergeseran, baik pada aspek
kultural maupun aspek struktural.,,12
: M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qllr'an, (Bandung: Mizan, 2002), Cel. XI, h. 5-6. Patuk TQmbak Alam, Me/ode Mellle/jemllMIIIl III-QII/, 'li/I/IIIII/klm,' 100 ka/l Pllndai (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), CeL 2, h. 13-14. '
"Acjapun tujuan mempelajari ilmu adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan berbudi
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan fohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung-jawab kemasyarakatan
dan bangsa."13
Ungkapan senada diberikan oleh Dr. Armai Arief, M.A. dalam bukunya Pengantal' Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. tujuan mempelajari ilmu adalah untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.• cerdas, terampil, memiliki etos ketja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab tcrhadap dirinya, bangsa dan negara serta agatna.14
Sebuah fenomena yang cukup memprihatinkan bagi kita sebagai muslim
yang peduli terhadap pendidikan Qur'an. Bahwa selama ini pendidikan
al-Qur'an (Mengaji) dipandang tidak penting atau bahkan sebagai pendidikan
sampingan. Fakta demikian didukung oleh berbagai data di lapangan bahwa
pendidikan al-QlIran mayoritas dilakukan secara acak-acakall (tidak
terprogram), dan tidak ada managemen yang tegas yang mengatur metode
pendidikan al-Qur' an yang tepat, serta sarana dan prasarana yang serb!i sangat
minim. Hal inilah yang membuat semakin terpuruknya out put (kualitas hasil
pengajaran al-Qur'an) dan sekaligus memperburuk citm pendidikan al-Qur'an
di mata masyarakat.
Mengapa kallm muslimin semakin mundl:r, mengapa umat Islam cam
berpikimya tidak konsisten. Disinilah letak kesalahan umat Islam. Mengapa
untuk menjadi guru pendidikan al-Qurim (ngajar mengaji), siapa saja boleh
mengajar al-Qur'an, mengapa tidak ada slandarisasi, mengapa tidak
menggunakan kualifikasi tertentu.
13 Redaksi Bumi AksUI'D, Undang-Undullg Si,\'/em fll.!/ldidikan Nasion(/I, (Jakarta: Sinal'
Kesalahan cara berfikir seperti inilah yang oleh KH. Dachlan Salim
Zarkasyi IS coba diluruskan, "beliau membuat standarisasi tentang siapa saja
yang layak mengajarkan al-Qur'an"16 "(semua orang yang tela lulus tashih,
boleh mengajarkan Qiraati sedang yang belum luius, walaupun ternan ataupun
saudara maka tidak bolen mengajar Qiraati) dan siapa yang nams belltiar
terlebih dahulu, (semua kalangan yang cara membaca al-Qur'annya belum
fasih dan tartil).,,17
Penggambaran ュ。セ。ャ。ィ diatas tentunya sudah jelas, oleh karena itu, kim
harus bis,! mengubah cara pandang masyarakat yang selama ini memandang
remeh terhadap pendidikan al-Qur'an kembali menjadi sangat penting dan
antusias terhadap pendidikan al-Qur'an. "Karena setiap mukmin yang
mempercayai al-Qur'an mempunyai kewajiban dan tanggung jaw,!b terh,!dap
kitab sucinya itu. Diantara kewajiban dan tanggung jawabnya ilu ialah
mempelajari dan mengajarkannya, belajar dan mengajar al-Qur'an itu adalah
kewajiban suci dan ュャャャゥ。NBiセ Scbagaimana sabda Raslllllllah SAW. Yang
berbunyi:
,""""'.' JjY U!. セ
<..?'Y.-"'- "
. 'j. jiェセ|NNエLNNャNZャNNG •JI.,.·
'1j-"" U!c:: .
b\..t,..l.:l..セi
.ue
..ill
セNI
uWe ue
セi
セI
1-lF
セ
i
ue
'0-lF
PAセ
I
.)1.J :
JIj ((
<\..ok.J
u\
jill
rhJ
LJ-e
rS.JP. ))
JIj
r.L
.J
"-;l.b
..ilI
セ
If.l.o..i..
セN。NYゥ
lfill
セiセNj
,c::4-:J
1
u
lS
セ
uWe
"y!
セ
u-=JI
-IF>!i||iヲNIセQ
01.J.))
iセ
"Hajjaj bin Mlihal berbicara pada kami: Sya'bah berbicam kepada kami kalanya: al-Qomah bin Mlirisad mengkhabarkan kepada
"Beliau adalah Pembaharu dan Bapak TK al'Qur'anjuga seorang ulama' yangjarang di dapatkan sekarang, i1munya insya Allah SWT. tergolong laduni sebab ilmu yang beliau kasab hanya sampai kelas lima SD, plus pesantren selama satu tahun, sedangkan bobot tulisan serta kepeloporannya dibidang pendidikan dan pengajaran al·Qur'an ada pada kelas nasional bahkan sekarang sudah merambah intemasiona!. Sebagai buah karya beliau itu adalah Buku Qiraati, beliau juga adalah pendiri taman kanak·kanak al-Qur'an di Semarang, selain hal tersebut KH. Dahlam Salim Zarkasyi ahli membaea AI·Qur'an Braile dan pengajar nl·Qur'an bagi Tuna Rungu.
I'Abu Bnkur Onchlnn, I'ak Davillan,' l'om/JailWII dan [lapllk TK al.Qllr 'an, (Scmnranj!:
Yayasan Pendidikan al·Qur'an Raudhatul Mujawwidin, 2007), h. 25.
17 Abdussalam, ketua pentashih Qiraati JABODETABEKA, If'awancara Pribadi,
Jakarta, 11 Juli, 2008, menyampaikan pesan·pesan K.H. Daehlan Salim Zarkasyi kepada
kami, saya mendengar sa'ad bin Ubaidah dari Abi Abdurrohman as-Salami dari Utsman ra. Dari Nabi SA W bersabda ((sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur 'an dan mengamalkannya)), Abu Abdurrahman membacakan pada istri Utsnan sehingga Hajjaj berkata yang demikian tadi mendudukkannya pada kedudukan ini. (Shohih Bukhari). "
Tentunya, hal tersebut diatas bisa dirubah dengan menciptakan format
baru dan sistem pendidikan al-Qur'an yang berkualitas sehingga menghasilkan
out put yang lebih berkualitas.
Hal ini tidak cukup hanya sebagai wacana belaka, tetapi harus
diwujudkan dengan tindakan yang kongkrit, yang ternyata harus didukung
oleh semua pihak, baik dari lembaga para guru, siswa-siswi dan tentunya
masyarakat secara umum.
Misalnya dalam lembaga pendidikan al-Qur'an kita harus menanamkan
kemampuan membaca al-Qur'an secara baik dan benar sesuai dengan Ilmu Tajwid dan Makharijul Huru! Pencapaian atas kompetensi ini merupakan
セイッァイ。ュ materi utama, Kompetensi yang ingin dieapai dalam program utama
adalah terwujudnya kemampuan membaea al-Qur'an secara fasih dan tartil
ditinjau dari Ilmu Tajwiddan Ilmu Makharijul Huru!
"KH. Dahlan Salim Zarkasyi, mengatakan bahwa belajar ilmu tajwid
hukumnya adalah fardhu kifayah, sedangkan membaea al-Quran dengan mujawwad adalah fardhu 'ain.,,20
Ungkapan senada dikemukakan oleh Muhammad Mahmud yanJ6 dikutip oleh Abdul Mujib Ismaildan Maria Ulfa Nawawi, dalam bukunya
Ilmu Tajwid, bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah (wajib representatif), yaitu kewajiban yang boleh diwakili oleh sebagian orang muslim saja, namun praktik pengamalnnya fardhu 'ain (wajib personal), yiatu kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh pembaea al_Qur'an.21
"Bahkan Ayob la'afar menegaskan bahwasanya hukum mempclajari
ilmu tajwid adalah wajib atas orang yang hendak membaea al-Qur'an. Dilihat
20 Makalah Penyegaran Qiraati Kepala dan Wakil Kepala, Dokumen(asi Ustadz
lainnya.26
Bel'kaitan dengan hal ini, pel'lunya fariasi yang dapat mel'angsang dan
melibatkan siswa aktif, baik seeara fisik, intelektual dan emosionalnya.
Pemilihan metode pengajaran adalah dengan melibatkan siswa aktif dalan1
belajar, seperti dikemukakan oleh Dr. Armai Arief, M.A. bahwa: metode
mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk meneapai tujuan. Bahkan
metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta
didik dianggap lebih signitikan dibanding dengan materi sendiri. Sebuah
adigum (ungkapan) yang mengatakan bahwa 'Thariqat Ahamm Min al-Maddah (metode jauh lebih penting dibanding materi), adalah sebuah real ita bahwa sebuah penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta
didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesunggulrnya tidak
terlalu menarik. Sebaliknya, materi yang eukup baik karena disampaikan
dengan eara yang kurang menarik maka materi itll sendiri krang dapat dieerna
oleh peserta didik. Oleh karena itu penerapan metode yang tepat sangat
mempengaruhi peneapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Metode yang tidak tepat akan berakibat tel'hadap pemakaian waktu yang tidak
efisien.27
Terlihat dengan jelas, bahwa keberhasilan pembelajaran itu ditentukan
oleh beberapa faktor, diantaranya: Guru, lingkungan, sarana dan prasal'ana,
anak didik dan juga sistem serta metode yang dipakai. Faktor-faktor tersebut
saling terkait satu sarna lain. Dari unsur-llnsur tersebut, maka faktor metode
dan guru AI-QlIr'an memegang peran yang sangat penting dan menentukan.
Untuk menyampaikan suatu materi pelajaran agar mudah diterima oleh
Metode-metode yang telah disusun biasanya telah disesuaikan dengan
kemampuan pihak penerima.
Dengan bertitik tolak dari permasalahan di atas, setelah penulis
mengkaji beberapa literatur bahwasanya penelitian tentang pembelajaran
al-Qur'an dengan menggunakan program Qiraati ini sudah pemah ada
sebeillmnya, akan tetapi peneliti sebelumnya hany,! menyoroti pada kajian
membandingkan antara program Qiraati dengan kaidan Baghdadiyah (metode
turutan), sehingga dalam penulisan inl, penlllis tertarlk memilih judul
"PENERAPAN PROGRAM QlRAATI DI SDn PONDOK PESANTREN
DARUL MUTTAQIEN PARUNG BOGOR".
B. Idcntililmsi Mllsalah
Dengan mellhat Latar Belakang Masalah diatas dapat diidentifikaslkan
masalah-masalah yang ada sebagai berikllt:
I. I'enerapan program Qiraati dapal dipakai dalam pembelajaran
al-Qur'an.
2. Penerapan program Qiraali dapal dipakai dalam Illcningkatkan minat
baca al-Qur'an.
3. Penerapan program Qiraati dapal memperbaiki cara baca al-Qur'an
dengan tarti! dan fasih.
4. Penerapan program Qiraati dapat memotivasi siswa terhadap
pembelajaran al-Qur'an.
C. Pcmbatllsan Maslllllh
Untuk ュ・ー・セェ・ャ。ウ serta memberi arah yang tepat dan pasti dalam
pembahasan inl, penulis memberi batasan sesuai dengan judul ini adalah
sebagai. berikut:
I. Fokns pcnclitian dial'ahkan hanya pada satn bcntuk progrum prllktis
pengajaran al-Qur'an yaitu metode Qiraati.
3. Penelitian dan pembahasan hanya difokuskan pada siswa dan siswi
antara usia 8-12 tahun (tingkat SD).
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan batasan yang telah penulis kemllkakan diatas, maka
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikllt:
1. Bagaimanakah pelaksanaan program Qiraati di SDIT Pondok
Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor?
2. Apakah pelaksanaan program Qiraati di SDIT Pondok Pesantren
Darul Mllttaqien Parung Bogor slldah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh koordinator j'Jentashih Qiraati
JABODETABEKA?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat
keberhasilan penggunaan program Qiraati di SDIT Pondok
Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor?
E. Tujuan Penelitian
I. Untuk mengetahui penerapan pengajaran membaca al-Qur'an
dengan program Qiraati yang diterapkan di Pesantren Darul
Muttaqien Parung Bogor.
2. Untuk memferifikasi tehnik pcngajaran membaca al-Qur'an dengan
program Qiraati slldah sesllai dengan standar yang diterapkan oleh
koordinator pentashih Qiraati JABODETABEKA.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pcndukung dan menghambat
keberhasilan pembelajaran al-Qunin dengan program Qiraati di
Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor.
F. Kegunaan Penelitian
Secara garis besar signifikansi penelitian terdiri atas signifikansi ilmiah
masalah sosia!. Namun demikian diarahkan pula pada penelitian terapan
(applied research) atau secara operasional diarahkan pada penelitian kebijakan
(policy reseach).
Adapun kegunaan penilitian ini adalah sebagai berikut:
I. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang metode pembelajaran al-Qur'an
(program Qiraati).
2. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi kontribusi bagi SDIT
Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor dalam
mengembangan tehnik membaca al-Ql\r'an dengan program Qiraati,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas anak didik
dalam hal membaca al-Qur'an dcngan fasih, baik dan benar sesuai
dengan kaidah ilmu tajwid. '.
3. Penelitian ini dapat dijadikan penelitian selanjutnya yang serupa,
dan sedikit banyaknya penelitian ini akan memberikan kontribusi
bagi pengembangan ilmu pengctahuan khususnya program
A. Program Pembelajaran Metode Qiraati
I. Pengertian dan Sejarah Singkat Metode Qiraati
"Qiraali (
')0
1.) ) adalah merupakan benluk masdar dari kala I.)yang artinya 'mengumpulkan', 'menghimpun"" dan "membaea",
sedangkan "001.) sendiri mampunyai arti 'baeaan",2, kemudian menjadi
iSlilah dalam suatu melode praktis membaea al-Qur'an, Qiraati berarti
"baeaanku" yang bermakna inilah bacaanku(baeaan al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu lajwid). Alau bermakna eara mengajarkan baea
al-Qur'an pada usia anak-anak, remaja, dewasa, maupun tingkat orang tua,
yang disusun seeara praklis, langsung menekankan pada praktek
bagaimana pengueapannya.
Dari pengertian di atas dapal dipahami bahwa I11ctode Qiraati
merupakan metode praktis belajar membaea al-Qur'an yang dalam waktu
relatif singkat, memberikan suatu kemampuan membaea al-Quran pada
anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua.
I Manna Khalil。ャセq。エエ。ョL Stadi IImu-i1mu ai-QuI' 'an,(Bogar: Pustaka Litera AntarNusa,
2006), Cet. 9, h. IS.
Metode Qiraati yang ada sekarang bermula dari panggilan KH.
Daehlan Salim Zarkasyi3, sebagai muslim untuk mengajarkan al-Qur'an
(membaea al-Qur'an) kepada anak-anaknya sendiri dan anak-anak di
sekitar tempat tinggalnya. Beliau mulai mengajarkan al-Qur'an ini pada
tahun 1963. pada saat itu beliau mengajarkan dengan menggunakan kaidah
turutan(metodeBaghdadiyah)sebagaimana guru-guru mengaji lainnya.
"Tanpa sedikitpun beliau menganggap bahwa metode Baghdadiyah
itu tidak berhasil.',4 Namun ternyata dalam mengajar dengan kitab turutan
ini beliau merasa kesulitan, sehingga tidak memperoleh hasil yang
memuaskan dalam waktu sekejap saja anak-anak sudak banyak yang hafal
abjad-abjadnya sehingga anak eenderung hanya sekedar menghafal dan
tidak paham masing-masing huruf.
Dari rasa tidak puas dengan kaidah Baghdadiyah yang diajarkan
dengan eara dituntun ini, timbul gagasan di benak beliau, bagaimana eara
mengajarkan membaea al-Qur'an dengan eara yang lebih mudah dan
berhasil dapat membaea al-Qur'an dengan tarlil.
Untuk itu beliau membeli buku-buku yang katanya praktis dan
memudahkan orang membaea al-Qur'an, unluk diajarkan kepada anak
didiknya, salah satunya adalah metode Bagdadiyah (metode turutan),s
yang memiliki kemiripan dengan metode al-Ishlah dari jakarta6• Namun
setelah dipelajari tidak ada satupun buku yang dipergunakan untuk
mengajar, karena dalam buku-buku tersebut hanya diajarkan sekedar bisa membaea huruf al-Qur'an dan tidak akan rnenghasilkan anak dapat
membaea al-Qur'an dengan baeaan tarlil. Dan yang lebih merisaukan
, 1Pendiri TK al-Qur'an yang pertama yang ada di Indonesia, yang beralamat di Kampung Kebon Arum 73 Semarang, Sekalipun Bapak KH. Dachlan Salim larkasyi telah lama mcngajarkan al-Qur'an yaitu sejak tahun t963, namun berdirinya TK al-Qur'an barn dimulai pada langgal I Juli 1986, Buea EII/apat langkah pendirian TKQiTPQ Metode Qiraati, Yayusan
Pendidikan。ャセqャャイG。ョ Raudhatul Mijawwidin, Semal'ang, h. 2.
4 Ahmad AI-WaHl Wajih, /jIitahul Maqolah Pengajaran al-Qur'an Metode Praktis Qiraati; Panduan Calon Guru TKJTP al-Qur'an(Gresik: Korcab, 1996), h. 5.
5 Hasan Mu'nrir Ambllri dan Tauliq Abdullah, gmik!opedio Islalll, (Jakana: PT Ichtiar Buru Van Hoeve, 1996), Jilid 2, h. 391.
6 AI-Mujaini, Bimbingan al-Qur'an Terpadu: ,Hetode al-Ish/ah-Cara Be/ajaral-QIIl' 'an
beliau adalah contoh-contoh yang diberikan menggunakan kalimat dalam
bahasa Indonesia, bukan dengan bahasa Arab ataupun bahasa al-Qr'an.
Dengan penllh kctekunan dan kcsabaran Bapak KH. Dachlan Salim Zarkasyi selalll mengadakan pengamatan dan penelitian pada majelis . pengajaran al-QlIr'an di mushalla-mushalla, dl masjid-masjid ataupun dl majelis ladarrus al-Qur'an. Dar! hasil pengamatan dan penelitian inl beliau mendapat masukan-masukan dalam penyusunan program Qiraati, dimana hal-hal yang dl rasa perlu dan penting untuk dlketahul dan dlpelajar! anak-anak, beliau tulis, beserta conoh-contohnya yang kemudlan diujicobakan pada anak dldiknya. Sehlngga dengan demikian penyusunan program Qiraatl inl bukan berupa satu peket buku sekali jadi dari hasil otak-atik akal, melainkan melalui proses panjang dari hasil pengamatan, penelitian dan percobaan, sehingga program Qiraatl Inl mempunyal gerak yang dlnamls sesual dengan kebutuhan dan perkembangan.'
2. Tujuall Metode Qirllatl
"Metode sebagai sllatll cara atall jalan yang ditempllh lInuk mencapai tujuan"S atau juga "cara kerja yang berslstem untuk
memudahkall pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan,,9 pembelajaran,.
pi'ogram Qlraati mempunyal beberapa tujaan, dialltaranya:
a. Menjaga kesucian dan kemurnian al-Qur'an dari segl bitcaannya yang
benar sesuai dengan perintah Allah SWT. dan Rasul-Nya, sebagalmana firman Allah SWT:
"Sesungguhnya Kallli-lah yang lIIenunmkan al-Qural1, dan
Sesungguhnya kallli benar-benar memeliharanya. (Q.S. AI-Hijr:9) ..1lI
7 Ahmad AI-Wafa Wajih, Iftitalllli Maqolah Pengajaran al-Qur'an Metode Praklls
Qiraati; Panduan Calon GUI'll TK/TP al-Qur 'an... ,h. 5-6.
B Hasan Langgulung, Manusia dan I'endidikan; Sualli Analisa I'sikologis, Fi/sa/at dan
I'endidikan, (Jakarta: PT. ustaka Al I'usna Baru, 2004), Cet. 5, h. 35.
9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kalllus Besar Bahas(l Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka: J995), Edisi ke-2, Cet. 4, h. 652-653.
b. Menyebarkan ilmu membaca al-Qur'an
c. Mengingatkan kembali kepada guru mengaji (pengajar al-Qur'an) tentang pentingnya membaca al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah ilmu tajwid
d. Meningkatkan kualitas pendidikan al-Qur'an
3. Karakteristik Metode Pembelajarall Qiraati
a. Bacaan Langsung
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam pengertian program Qiraati,
bahwa bacaan langsung ialah bacaan tanpa dieja.
b. CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Siswa dituntut untuk membaca, bukan gurunya. Guru sifatnya hanya
membimbingウセェ。N CBSA dalam program Qiraati inipun tidak berbeda
dengan pengertian CBSA yang lainnya seperti yang dikemukakan oleh
Uzer Usman dalam bukunya yang berjudulMel'liadi Guru Proftsional:
"CBSA diartikan sebagai sistem belejar ュ・ョァセ。イ yang menekankan
pada siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna
memperoleh hasil belajar.,,11
c. Privat
Yaitu, siswa dalam membaca al-Qur'an harus berhadapan langsung
dengan gurunya, sehingga siswa talm bagaimana mengucapkan huruf-hurufnya sesuai dengan kaidah makhraj.
d. ModuJ
Yaitu, siswa dalam menyelesaikan program Qiraati tergantung
kemampuan dan usahanya sendiri, tidak berdasarkan kemampuall kelas
atau temannya.
e. Variatif
Adanya buku Qiraati yang disusun berjilid-jilid yang terdiri dari enam
jilid dengan sampul warna-warna yang harmonis sehingga menarik
II E. Mulyasa, Ar/enjadi Glfru ProJesiol1a/; Mellciakan Pembelajaron yang Krealij dan
selera untuk saling berlomba dalam mencapai warna-warni jilid
beriklltnya. Hal inijuga berfungsi untllk menghindari kejenuhan.
f. Sistematis
Yaitu, bukll Qiraati yang disususn lengkap dan terencana dengan
komposisi huruf yang seimbang dimlilai dar! pelajaran yang amat
dasar dan sederhana dengan rangkaian huruf sedikit demi sedikit, tahap
demi tahap akhirnya ke tingkat yang lebih tinggi.
g. Fleksibel
Untllk setiap jcjnjang pendidikan dapat menggunakan bllku yang telah
dibuat oleh pihak Qiraati sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan
yang sedang ditempuh.
h. Kreatif
Metode Qiraati membina inisiatif serta mendorong siswa untuk aktif.
Dan menjadikan suasana yang bisa menjadikan siswa tanggap dan
siswa akan mengembangkan potensi dirinya.
4. Langkah-Iangkah Pembelajaran Metode Qiraati
a. Pendahuluan
"Awal suatu kegiatan diperlukan perencanaan yang matang.
K,lrena hal ini akan dijadikan landasan utama, sebagai barometer
keberhasilan kegiatan yang akan dilaksanakan. Persiapan yang baik
dan matang niscaya akan menghasilkan produk yang baik, dan
sebaliknya.",2
Ada dlla wasiat yang disampaikan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi lIntuk para guru al-Quran (khususnya guru Qiraati) sewaktu beliau masih dirumah sakit, yaitu:
I) Bahwa guru ngaji harus melaksanakan tiga hal utama : a) Guru ngaji harus sabar dan ikhlas
b) Guru ngaji harus sering tahajjud
c) Guru ngaji harus sering tadarrus al-Quran
12 Korcab Wonosobo, Program Training ofTrainner(7'OT), Program Pendidikan dan
2) Bahwa Qiraati tidak boleh disodor-sodorkan, Qir&ati hanya diberikan kepada yang mau, jangan diberikan kepada yang tidak mau, maksudnya mereka yang mau adalah mereka yang mau mengikuti aturan main yang saya (KH. Dachlan Salim Zarkasyi) terapkan, mereka yang tidak mau adalah mereka yang tidak mengikuti aturan mainnya, semaunya sendiri, walaupun mereka telah memakai Qiraati cukup lama.13
b. Inti
Langkah-Iangkah yang ditempuh dalam penerapan belajar
membaca AI-Qul"an dengan berpegang pada buku Qiraati sebagai
bel'ikut:
1) Qiraatijilid I, yaitu:
Bacaan huruf-huruf bel'harakatfathah yang dibaca langsung tanpa
mengcja. Memperkenalkan hUl'uf hijaiyah dari alifsampai dengan
ya. Pengenalan angka arab 1-100. Bacaan huruf berangkai dalam
satu kata secara lancar.
2) Qiraati jilid 2, yaitu:
Mambaca hUl'uf-hul'uf hijaiyah bel'harakat, kasrah, dhummah,
tanwin (fathah, kasrah, dhummah) pengenalan nama harakat dan
angka arab dan memperkenalkan bacaan mad(panjang) yaknimad
thabi'i(panjang 1 alif atau 2harakat)
3) Qiraati jilid 3, yaitu:
Bacaan mad thabi'i yang belum diajarkan pada jBid 2,
memperkenalkan tanda sukun, antara lain:J dan bacaan
al-Qamariyah, 0' セ .J, perbedaan t,? dengan
t
dan w mempelajaribacaan huruf-hurufsukun diatas, sekaligus menjadikan makharijul
hurufnya.juga diselibkan beberapa hurufsukundiatas, seperti:<o!l
c.l'
4. Qiraati jilid 4, yiatu:
Mempekenalkan bacaan ikhfa haqiqi, mad wajib dan madjaiz(-),
ghunnah (
'w
dan Gセ dibaca dengung), izl1ar syafawi dan idgham13 Makalah Pcnyegaran Qir<t<l.li Kepalu dun Wnkil KcpiJln, DokuJJ1en(asi Ustadz
mitsli, idgham bighunnah(untuk
u
dan セ ), idgham bilaghunnah(Jdan.)) danfawmihussuwar.
5. Qiraati jilid 5, yaitu:
Memperkenalkan bacaan-bacaan idgham bighunnah (untuk J dan
<$), bacaan iqlab. ikhfa syafawi, izhar sufawi, lafadz Allah (.ili ),
qalqalah (beserta makharijul hurufnya), mad lazim mutsaqqal
kilmi, izhar halqi (dengan tanda u), pengenalanmakharijul huruf
A
t
<.':.J dan pelajaranwaqal 6. Qiraati jilid 6, yaituMemperkenalkan bacaan izhar halqi, pengenalan cam yang
sebaliknya dibaca washal (dibaca terus) panjang pendek. Mulai
jilid 6 ini siswa dapat dilatih membaca mushafal-Qur'an darijuz I.
Langkah-langkag yang ditempuh dalam penerapan program Qiraati ini melalui system pengajaran yang menerapkan system child
centered, yang memusatkan seluruh perhatian pada siswa dengan
memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berkembang secara
maksimal sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya
masing-masing maim kenaikan kelas tidaklah ditentukan oleh bulan atau
tahun, tetapi secaJ'a individual melalui sistem kenaikan otomatis
"automatis promotion".
Pengajaran ini dapat dibuat juga dengan "module systematic",
yaitu suatu sistem merupakan reaksi terhadap pengajaran klassikal
karena pengajaran klassikal dianggap mampu menuju pertumbuhan
perkembangan dan kecakapan individual anak didik, disebabkan
pengajaran klassikal menerima bahkan yang sama dalam waktu yang sama dan harus diselesaikan dalam waktu yang sama pula.
Metode Qiraati ini memiliki target sebagai berikut:
I. Qiraatijilid I, siswa dapat:
a. Membaca suku kata secara LCTS (Lancar Cepat Tepat Benar)
b. Membedakan 1sampai dengan<$
2. Qiraarti jilid 2, siswa dapat:
a. Tcrpcnllhi targcljilid 1
b. Bacaan IIInwin
c. Bacaan pcndck
d. Mcmbaca kalimat dcngan slIkll kala
e. Nama-namaharakal
f. Mcngcnal angka arab 1-99
3. Qiraali jilid 3, siswa dapat:
a. Tcrpcnllhi targctjilid 2
b. HlIrlif-hllrllf mati, khllslIsnya danAI-Qamariyah
c. MakharUul huruf
d. HlIrlifFawalihussuwar
4. Qiraati jilid 4, siswu daput:
a. Tcrpcnllhi largctjilid 3
b. Bucaanikhfa
c. Bacaanghunnah
d. HlIrlifbcrlasydiddanasy-oyamsiyah
c. Idgham bigwlIIah
t: Idgam bi/aglmnah
g. FawatihussuwO/'
h.
Bacaan pcndckI. ldghammilsli. i;hllr
j. Madjai;, mad Ihabi'i
k. MakharUul hun!f
5. Qiraati jilid 5, siswa dapal
a. Tcrpcnllhi largctjilid 4
b. Bacaan idgam bighunnah
c. Bacaan lafadzAllah
d. lqlab
c. Qalqalah
g. Mad lazim mutsa'l'lal kilmi
Il. baeaabwaqaf
J, Idgham mitsli, ikhfa syafawi dan izhar .\yafml'i
j. Makharijul hunif
6. Qiraati jlid 6, siswa dapat:
a. Terpenulli targetjilid 5
b. Izhar hal'li
e. Baeaanidgham
d. Makharijul hurlif
e. Mampu membaea tartil
Lama pendidikan kurang lebill dua tahun dengan perineian
sebagai berikut:
I. Mengllabiskan dan menguasai buku Qiraati yang Icrdiri dari 6
jilid, masing-masing jilid kurang lebih satu setengah bulan alau 44
x pertemuan.
2. Mcmasuki pembaeaan atau pengajaran mcmbaea AI-Qur'an.
Gharib dan tqjwid, kurang Icbih salu tahun hingga hatam
AI-Qur'an
Untuk setiap tingbt dan jenis sekolall diperlukan adanya mater!
pelajaran, yang mampu memcnuhi kebutuhan siswanya untuk menjadi
pribadi-pribadi siswa yang baik sesuai tuntunan masyarakat.
Adapun mater! yang diberikan yaitu materi utama dan mater!
tambahan. Sebagai mater! utama setiap siswa sudah dianggap hatam
pendidikan apabila telah menyelesaikan seluruh mater! utama yaitu,
hatam buku Qiraati 6 jilid, hatam AI-Qur'an 30 juz (yang bisa dibaea
berulang-ulang dcngan bacaan fasih, tartil dan lancar tanpa salah
baea), hatam buku gharib, hatam buku pclajaran ilmu tajwid. Dan
sebagai maier! tambahan diberikan sekedar unluk bekal siswa di harl
kelak alau sebagai variasi kelas dan pCl11aeu sernangat dalam
Oleh karena itu, materi tambahan bisa ditambah atau dikurangi sesllai
dengan kondisi masing-masing. Materi tersebllt adalah:
I. Belajar menu lis (2 jilid)
2. Hafalan
a. Bacaan Shalat
b. Surat-surat pendek
c. Hadits-hadits pendek yang berkenaan dengan akhlak
Rasulullah swt.
d. Praktek ibadah shalat dan wudlunya
e. Bahasa Arab
r.
Dan lain-lain yang dapal menllnjang, seperti qiraah (seni baca al-Qur'an), kesenian, cerita atau melukis dan sebagaiya.Agar proses belajar-mengajar dapal berjalan dengan lancar dan berhasil, maka dapat dipilih beberapa strategi dalam pembelajaran.14
Ada tiga slrategi pembelajaran yang dapat dipakai, yakni: I. Sorogan/Privat/lndividual
Yailu ;;sual\1 strategi yang di terapkan dalam mengajar, yakni
dengan cara satu persatu, secara bergiliran anak didik belajar
kepada gurllnya sesuai dengan pelajarannya masing-masing.,,15
Stralcgi ini dapat ditcrapkan, jika:
a. Jumlah guru dcngan anak didik tidak seimbang
b. Jumlah ruangan kclas yang tidak mencukupi.
c. Dalam satu kelas anak didik lerdiri dari bennacam-rnacam jilid Qiraalinya (bercampuran)
1,1 E.C. Wragg, Keterampilan Mengajar di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT, Raja Grasindo, 1997), h, 23-24.
I"Tim I'enyusun Yayasan I'encljcljkan AI-Qur'an RauclhataJ Mjawwjcl1n,Empal Langkah
Pendirian TKITPQ Metode Qiraati; Penguasaan Kelas, (Scmarang: Yayasan Pcndidikan aiセ
2. Klasikal dengan Individual
Yaitu "strategi mengajar dengall eara sebagian waktu
digunakan mengajar seeara klasikal dan \Vaktu selebihnya mengajar individu.,,16 Adapun earanya:
a. 20-25 % waktu digunakan untuk mengajar secara klassikal,
misalnya harl pertama klassikaluntuk pokok pelajarall pertama
(dengan halamall latihall), harl kedua untuk pokok pelajaran kedua, dan seterusnya.
b. 70-75 % waktu digunakan ulltuk mellgajar individu sesuai dengan pelajarannya masing-masing.
Strategi ini dapat diterapkan, jika:
I) Jumlah guru sebanding dengan jumlah anak didik (1:10
sampai 15)
2) Jumlah ruangan kelas mencukupi
3) Dalam satu kelas hanya terdiri dari satu macam jBid saja.
Tidak balch dicampur dcngan berbagai macamj ilid.
3. Klasikal Baca-simak
Yaitu " mengajar secara klassikal yang kemudian dilanjutkan
mengl\ial' individu; tetapi disimak aleh guru bersama-sama dengan
anak didik lainnya; pelajaran dimulai dari pokok pelajaran paling
rendah terus bertahap secara berul'utan sampai pada anak didik pelajaran yang tertinggl." 17 Dengan demikian satu anak didik
menbaca, yang lainnya menyimak, sehingga jika ada salah dalam
membaca, anak didik bel'sama-sama guru menegurnya. Strategi ini
hanya bisa diterapkan pada Qiraati TKjilid 3 keatas.
Bel'dasarkan ketiga metode diatas maka langkah-Iangkah
yang ditempuh dalam pelaksanaan pembelajaran khusllsnya pada
pembelajaranlaj11'iddan ghal'ibadalah sebagai berikut:
16Tim Penyusun Yayasan Pendidikan AI-Qur'an Raudhatul Mjawwidin,Ell/par Langkah
Pendirian TKlTPQ Melode Qiraati; Pengllasaan Kelas .." h. J.
17Tim Penyusun Yayasan Pendidikan AI-Qur'an Raudhatul Mjawwidin,Ell/pal Langkah
pengajaran
oleh guru penyampaian bahan
atau penerapan Iisan dalam bentuk penuturan
terhadap para siswa.,,18
Praktek penerapannya adalah sebagai berikut:
I) Dilakukan pada saat KBM klassikal, yaitu klassikal kelompok privat, atau klassikal akhir
2) Sebaiknya didukung oleh alat Bantu berupa gambar, bagan
atau sketsa, alat peraga dan alat bantu lainnya
3) Dapat divariasi dengan kemasan BBM (Belajar Bercerita
dan Menyanyi) atau dipadukan atau divariasi dengan
metode tanya jawab
4) Bahan pengajarannya yang dapat disajikan dalam metode
ceramah umumnya adalah bahan pengajaran yang
menuntut pemahaman dan pembentukan sikap, seperti:
materi adab (do'a dan adab harian), ilmu lajwid. dinlll
islam, pengjaran shalat dan lain sebagainya
b. Metode Tanya Jawab
Adalah "suatu eara penyampaian bahan pengajaran
melalui proses tanya jawab siapa siapa yang menjawab, hal itu
perlu diatur dengan baik agar K8M berjalan efektif dan a. Metode Ceramah
Adalah "suatu cara
etisien."
Praktek penerapannya adalah sebagai berikut:
I) Metode ini dapat diterapkan pada saat privat (individual)
atau pada saat pendekatan klassikal kelompok privat. Bisa
juga pada klassikal awal atau klassikal akhir, sesuai situasi dan kondisinya.
2) Metode tanya jawab dapat juga digunakan untuk semua
bahan pengajaran.
18 U. Syamsuddin, dkk., Panduan Kurikulim dan Pengajara TK/TP al-Qur'an, (Jakarta:
3) Minat siswa untuk berani bertanya dan berani menjawab
atau mengemukakan pendapatnya dapat dirangsang c1cngan pCl11bcrinn "hnclinh pujinn" bagi nnnk yang bcrnni
tampil bellanya dan anak ynng bisa memberi jawaban
dengan benar. Dan sewaktu-waktu (bilamana perlll)
disediakan hadiah khusus. Hadiah-hadiah spontan tersebllt
dilakukan pada waktu kegiatan belajar mengajar klassikal.
c. Mctoclc DCl110nstrasi
Adalah "suatu cara penyampaian bahan pengajaran dalam bentuk mempertunqjukan gerakan-gerakan atau ditiru
oleh siswa."
Penggunan l11etode demonstrasi dapat diterapkan
dengan syarat l11el11i1iki keahlian untuk
mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan
kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian
l11endel11onstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang ditunjuk, setelah mendemonstrasikan siswa diberi kesel11ptan l11elakukan ketrampilan seperti yang telah diperagakan guru atau pelatih.19
Praktek penerapannya adalah sebagai berikut:
I) Dapat dilakukan dalal11 KBM individual/privat
2) Dapat dipadukan atau disertai l11etode ceramah dalam
rangka penjelasan lisan), metodc latihan, atau metode
pemberian tugas
3) Bahnn pengajaran yang sesuai dcngan penggunaan metode
ini ialah bacaan Qiraati, bacaan tadarrus, ilmu tajwid,
praktek sholat (praktek berikut wudlu), tahsinul kitabah,
olahraga, dan sebagainya.
d. Metode Latihan/Drill
Adalah "suatu cara penyampaian bahan pengajaran
dalam rangka mengembangkan ketrampilan tertentu
dikalangan para siswa.
Praktek penerapannya adalah sebagai berikut:
I) Dilakukan dalam KBM individual/privat/klasssikal
kelompok privat
2) Dapat dipadukan atau disertai metode ceramah, tanya
jawab alau pemberian lugas
3) Bahan pengajaran yang sesuai dengan metode ini adalah
pengajaran Qiraati, materi hafalan, ilmu tajwid, praktek
shalat, tahsinul kitabiyah, olahraga, dan sebagainya.
e. Metode Pemberian tugas
Adalah "suatu cara penyampaian bahan pengajaran
dalam bentuk pemberian tugas tertentu dalam rangka
mempercepat target pencapaian huuan pengajaran yang
ditetapkan.
Praktek penerapannya adalah sebagai berikut:
I) Dapat dilakukan pada saat KBM klassikal kelompok
maupun privat. Tugas ini dilakukan secara individual,
lerlltama bagi siswa yang dinilai lambat dalam mcmenuhi
target pencapaian pengajarannya.
2) MClodeini berkaitan erat dengan metode latihan atau tanya
jawab oleh karenanya dapat dipadukan atau diselaraskan,
sesuai kebutuhan atau target yang mau dicapai.
3) Metode pemberian tugas ini cukup kondusif bagi
pengajaran tertentll seperti tahsinul kilabah dan ilmu
c. Bentuk Penilaian
Dalam program Qiraali iSlilah pcnilaian dikcnal dcngan istilah
tashih20atau ujian akhir yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dan
ditempuh oleh siswa dengan evaluasi hasil belajar dilembaga
,pengguna Qiraati.
Tujuan tashih adalah untuk mcngenal tingkat keberhasilan
pengajaran al-Qur'an program Qiraati di masing-masing lembaga. Dalam setiap lembaga harus mengikuti ujian karena jika tidak
mcngikllti lIjian, bisa dikatakan balllva rantai monitor lembaga akan
terputus. Disamping itu pula pokok keberhasilan tidak akan diketahui.
Mengenai materi yang harlls diujikan adalah
I. Materi pokok
a. Fashohah
b. Tartil
c. Ghorib d. Tajwid
2. Materi tambahan
a. Praklek sholal
b. Hafalan sural pendek
c. Doa harian
Krileria penilaian yang digunakan adalah kriteria penilaian
Qiraati MTQ (musabaqah tilawatil Qur'an) mcnUl'ul KH. Dachlan
Salim Zarkasyi, nilai kelulusannya ada 2 yaitu: larlif dan lidak larlil
ataululusdantidak lulus, dengan pelunjuk penilaian dibawah ini:
I. Sidang fashohah (nilai maksimal 9, minimal 6) dcngan batasan:
makhor!jul huruldan sifatulhun(f(lahu perbedaannya)
2. Tartil
3. Gharib
20 "Tashih artinya, pcmbcnaran. Pcngcniun tashih dilingkkungan Qiraali adalah
pengccekan kcbcnaran pcmbacaan al-Qur'an dihndapan pcntashih coordinator cabang setcmpat
yang ditunjuk olch beliau. Kli.Duehlan Sulim Zarkasyi. (Kli.al-Wafa Wajih.Mellgellal Qiraali),
4. Tajwid
5. Praktek sholat
6. Hafalan surat pendek
7. Oo'a-do'a harian, dan
8. Syahadah
Sctclah sclcsai tashih, siswa harus hcrsyahadah. Syahadah
adalah "suatu tanda yang diberikan kepada guru ngaji yang akan mengajar menggunakan program Qiraati.,,21 Syahadah sama halnya
dcngan ijazah. Oi Indonesia, tunda kelulusan sekolah atau pcrguruan
tinggi kita namakan ijazah, padahal ijazah artinya izin untuk
mengajar; bahwa scseorang sudah samptji pada maqam (tingkat)
tertentu dan boleh meng<\jar. Kebolehan itu bahasa arabnya ijazah22
Syahadah merupakan standar minimal guru, sehingga guru harus
membekali lagi dengan pengetahuan lainnya.
Seorang guru ngaji yang ingin mengajarkan AI-Qur'!\n dengan
program Qiraati harus memiliki syahadah terlebi dahulu. Oahulu
syahadah hanya bisa diperoleh dari KH. Oachlan Salim Zarkasyi,
namun seiring dengan perkembangan dan mobilitas masyarakat yang
semakin hari mencari pendidikan al-Qur'an, perkembangan Qiraati
tidak bisa dipungkiri lagi, sehingga untuk memperpendek jarak antara
KH. Dachlan Salim Zarkasyi dcngan pcnggunaan Qiraati di daerah,
maka ditunjuklan sescorang yang dapat mcneruskan amanah bellau
yang disebut dcngan coordinator. Coordinator inilah yang mcmbantu
KH. Oachlan Salim Zarkasyi dalam mengcmbangkan Qiraati di
dacrah.
Prosedur untuk mempcrolch syahadah adalah dengan
mcndatangi tim pcntashih yang telah ditunjuk atau dikoordinir olch
koordinator cabang setempat. Prosesnya adalah:
" Koordlaoator Cabans I)KI,Qlmatl, (Jakarta: KoordlnalOr Cabans DKI Pendldlkan al-Qur'anmセエッ」ャ・ Qlraatl,2005),b. 1.
I. Tashih, dcngan kclcntuan:
a. lika lulus, maka dibcrikan pcmbinaan mctodologi lalu PPL.
b. Jika bclum lulus, ll1ak diharapkan bclajar lagi atau pcmbinaan
kcpada ahli AI-Qur'an
2. Mcngikuti pcmbinaan sampai dirasakan siap dan mampu untuk
ditashih, kcmudian ditashihkan kc koordinator pcntashih cabang
sctcmpat.
3. Cara atau tcknis pcntashihan adalah dcngan mcmbaca cuplikan
ayat-ayat yang ditunjuk olch Icmbar bacaan yang tclah ditcntukan
olch Icmbaga Qiraati. Adapun kctcntuan kclulusan sctelah ditashih
adalah sebagai berikut:
TlIbcl. 1
Pcnilailln Pcmbcllljllran Program Qiruati
Nilai Kesalahan pada Belajar Qiraati Boleh
dari Buku lilid Mengajarkan
Qiraati dari
jilid
-E Tidak Il1cngctahui I
-huruf, harakat
D Mad II
-C Mim Sukun III I
B Nun Sukun IV 1·11
A Bacaan Gharib Buku Gharib I·IV
A+
-
.
Isidal·Qur'anKeterangan:
Untuk nilai B-E sebaiknya tidak mengajarkan dahulu.
Namun bila terpaksa tidak ada guru yang berhak mengajar,
nilai B dan C boleh mengajar. Demikian arahan dari
pencetus Qiraati. Bagi yang memilki nilai B dan C hanya
mereka tidak berkeinginan belajar lagi, maka orang tersebut
sebaiknya tidak diperkenankan mengajar. Karena di
lembaga pengajaran al-Qur'an dengan menggunakan
program Qiraati mengenal adanya pentashihan dan
pembinaan. Bagi mereka yang mendapat nilai E setelah
dibina, diharapkan bisa mencapai nilai A+. pembinaan
dilakukan oleh koordiator atau seseorang yang ditunjuk oleh
koordinator, bisa korcam (coordinator kecamatan) atau yang
lain, untuk membina mereka yang gaga I tashih. Dengan
demkian, mereka tidak menerima vonis tidak boleh
mengajar.
B. Pondok Pesantren
1. Pcngcrtian Pondok Pcsantrcn
Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah "tempat belajar
para siswa". Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu kata POndok juga berasal dari bahasa Arab "funduq" yang berarti "hotel atau asrama". Sindu Galba mengatakan, bahwa: Pesantren - sering discbut juga sebagai "pondok pesamen" - berasal dari kata Bウゥセキ。 ". Menurut
Kamlls UlI1l1m Bahasa Indonesia (KUBI), kata ini mempunyai dua
pengertian, yaitu (I) orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh; orang saleh. Pengertian ini sering digunakan para ahli untuk membedakan golongan yang tidak taat beragama yang disebut sebagai
"abangan", (2) orang yang mendalami pengaj iannya dalam agama
Islam dengan berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan lain sebagainya. Sedang mengenai asal dari kata siswa itu sendiri, menurut para ahli, satu dengan yang lain bcrbeda. Dhafier dengan mengutip pendapat Jhons mengatakan bahwa siswa bersal dari bahsa Tamil yang berarti "g'llrll mengaji". Kemudian C. Berg bcrpendapat bahwa kata tcrscbut berasal dari kata "shastri" yang dalam bahasa India berarti
"orang-orang yang tahll buku-buku suei agama Hindu". Dan kata
shastri itu sendiri berasal dari kata "shastra" yang berarti "uku-buku
agama", uku-buku suei" atau "buku-bukll ten/ang i1mu
pengetahuan".23
23 Sindu Galba, Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi. (Jakarta: PT. Rincka Ciptu)
"Beda halnya dengan Dr. Nurchalish Madjid, dalam bukunya
Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, mengatakan bahwa: pesantren
atau pondok adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses
perkembangan sistem pendidikan nasional.,,24
"Oi Indonesia, istilah pesantren pernah juga di kenai sebagai istilah
Kutab. Kutab ini dengan karakteristiknya yang khas, merupakan wahana
dan lembaga pendidikan Islam yang semula sebagai lembaga baca dan
tulis dengan sistem halaqoh (sistem wetonan),,25 "yang ciri-cirinya
dipengaruhi dan ditentukan olch pribadi para pendiri dan pimpinannya,
dan cenderung unruk tidak mengikuti suatu polajenis tertentu.,,26
Oari sini dapat disimpulkan bahwa pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan Islam, yang didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang
mengajar dan mendidik para siswa (anak didik) dengan sarana masjid yang
digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tesebut, serta didukung
adanya pondok sebagai tempat tinggal para siswa.
2. Karakteristik I'ondok I'esalltren
Berbicara ten tang "pcsantrcn yang mcrupakan "Bapak" dari
pendidikull Islam di Indonesia,"" tenlu tidak bisa lepas dari pendidikan
Islam. "Pendidikan Islam, baik dari segi teoritis maupun pelaksanaannya,
merupakan bag ian dari kebudayaan.,,18
Bahkan dalam salah satu bukullya, Dr. Nurcholish Madjid menyatakan bahwa pesantren atau pondok adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Untuk memainkan pcranan besar dan menenlukan dalam ruang lingkup nasional, pesanlren tidak perlu
" Nurchalish Madjid, Bilik-bilik Pesanlren: Sebuall pOlrel peljalanan,(Jakarla: Paramudina, 1997), Cel. I, h. 3.
2S Hasbullah, Sejarah Pendidikan Is/am eli Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan
dan Perkemhangan, (Jakarla: PT Raja Gralindo Persada, 1995), Cel. I, h. 24.
26 Manfred Ziamek, Pesan/ren Islamische Hi/dung in So:ia/en Wandel, (Jakarta: PT.
Temprinl, 1986), Cel. I, h. 97.
21Hasbullah,Sejarah Pendidikonlslam di Indonesia: UlIIasGn Sejarah Pertumbuhan dan
Perkemhangan ...,h. 138.
28 Maksum, Madrasah; Scjarah dan Perkemhangmmya, (Jakarta: Logos Wacana ILmu,
Oalam perkembangan pesantren, lebih-Iebih pondok yang jumlah
siswanya banyak sampai mcncapm ribuan murid, maka sistem
pengajarannya dHakukan secara "eel" (sistem "mentor") sebagai berik\lt:
a. Kiai Besar mengajarkan ilmunya kepada para Kiai muda
b. Kiai Muda mengajar siswa-siswa tingkat dewasa
e. Siswa Oewasa mcngajar anak-anak atau siswa remaja, dan
d. Siswa Remaja ini membantu siswa dewasa dalam mengajar anak-anak
yang baru masuk.
Namun, jika pesantren ingin berhasil dalam melakukan
pengembangan masyarakat, dimana prioritasnya adalah pengembangan
semua sumber daya yang ada, maka pesantren harus melengkapi dirinya
. dengan tenaga terampH yang mampu mengelola sumber daya yang ada
dilingkungannya. Oi samping itu, pesantren dituntut untuk tetap menjaga
potensi yang dimilikinya sebagai lembaga pendidikan.
"Pcsanlrcn yang mmnpu mcngcmbangkan dua potensinya, yailu
potensi pcndidikan dan potcnsi kcmasyrakalan, maka bisa diharapkan
melahirkan ulama yang tidak saja lulus Hmu pcngetahuan, dan eakrawala
pemikirannya, tctapi akan mampu memclluhi tuntutan zamannya dalam
rangka pemeeahan persoalan kcmasyarakalan."Jl
"Sebagai karaklerislik khusus dalam pondok pesantren adalah isi
kurikulum yang dibual terfokus pada ilmu agama, misalnya Hmu sintaksis
Arab, Hukum Islam, sistem yurispundensi Islam, Hadits, Tafsir,
al-Qur'an, Theologi Islam, Tasawuf, Tarikh dan Rclorika."J8
37Sahal Mahfudh,Pesanlren Mencari Makna, (J:'lkarta:FalmaPress, 1999),eel. I, h. 2.
38Hasbullah,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Li11lo.wm,c.;ejarah PCrllImbuhat1 dan
A. Tempat dan \Vaktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SDIT Darul Muttaqien Parung Bogor,
lawa bara!. SedangktHl waktu pelaksanaan penlitian adalah dimulai tanggal 08
luli sampui 08 Agustus 2008.
B. Metode Penelitian
.'Metode yung digunakun dulam penelitian ini adaluh desain deskriptif
analisis, yaitu penelitian yang meggambarkan keadaan yang sebenarnya dari
fenomenu llbjek yang oiteliti seeara kuantitatif riset, karena temuan yang
diperoleh dalam penelitian ini dapat dieapai (diperoleh) dengan menggunakan
proseour-prosedur statistik atall dengan eara-eara pengukuran (kllantitatif).
Oleh karena itu, metode yung digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. lenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data
sekunder.
I. Data primer merupakan data yang diambil lagsung dari Iingkungan SDIT pondok pesuntren Durul Muttaqien Parung Bogor.
2. Data sekunder merupakan data atau keterangan-keterangan yang
C. Tchnik Pcngllmplllall Data
Seperti yang disebutkan diatas bahwa, metode penelitian yang penulis
gunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif anal isis yang bertujuan
untuk mendeskripsikan seeara sistematis setiap data yang diperoleh kemudian
dilaporkan sebagaimana adanya. Dan untuk meperoleh data yang objektif
maka digunakan beberapa model penelitian, antara lain:
1. Penelitian kepustakaan, (LibrQ/Y Research) yaitu: penelitian yang
dilakukan dengan eara mengumpulan, membaea dan menganalisa buku
yang ada relefansinya dengan masalah yang dibahas di dalam skripsl. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat kerangka teori daJam penelitian yang
akan dilaksanakan.
2. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu: penelitian yang diJakukan
untuk memperoleh data-data lapangan.
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
mcliputi:
1. Obscrvasi
Obscrvasi adalah suatu teknik yang dilakukan untuk mcneari data
yang valid, yang diteliti di lokasi penelitian untuk mengamati keadaan
lingkungan pesantren, antara lain: keadaan guru dan anak didik, struktur
organisasi, sekolah dan sarana prasarana yang ada di SDlT pondok pesantren Darul MUltaqien, Parung Bogor.
2. Wawancara
"Wawaneara yaitu sebuah proses memperoleh keterangan unluk tujuan penelitian dengan eara tanya jawab sambil bertalap muka antara
pewawaneara dengan responden atau orang yang
diwawanearai."rWawaneara dilakukan seeara lisan dalam pertemuan lalap
muka seeara individual dengan kepala sekolah. koordinator guru Qiraati
;;:na koordinalor melode Qiraali JABODETABEKA.
Tujuannya dari wawaneara ini adalah untuk mcmpcrolch infonnasi
tcnlang SOIT Oarul Mutlaqicn Parung Bogor, mcngcnai pcncrapan tnclodc
Qiraati di pondok pcsantrcn Oarunnajah Ulujami Jakarta dan hal-hal lain
yang bcrhubungan dengan penelitian.
3. Angl_et
Angket atau kuosioner (questionnaire) merupakan suatu tehnik atau
eara pengumpulan data sceara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrument atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan
yang harus dijawab oleh responden. Responden adalah orang yang
memberi jawaban terhadap pertanyaan permintaan dalam kuesiner. Dalam
penelilian ini angket dibcrikan kepada para guru pengajar Qiraati di SOIT
Darul MUtlaqien Parung Bogor untuk mengetahui penerapan metode
Qiraati SDlT di pondok pesantren tersebut.
4. Dokumcntasi/Studi Dokumctasi
Studi doeuJl1enter (documen/lIIY study) merupakan sualu tchnik
pengumpulan data degan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen terlulis, gam bar maupun elektronik.
Ookumen-dokumen yang dihimpun, dipilih sesuai tujuan dan fokus masalah
D. Populasi dan Sam pel
"Populasi adalah target seluruh orang atau obyek yang akan menjadi
lingkup penelitian. Anggota penelitian yang terdiri dari orang disebut subjek,
kalau bukan orang disebut objek".' Adapun populasi yang menjadi target
peneliti adalah seluruh SOIT Oarul MUtlaqien Parung Bogor yang berjumlah
32 guru. Sementara itu "Sam pel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh
:! Nann Syaodih Sukmadinata, Me(ode PenelWa }'e"didiklJt1, (Bandung: PT Rcmaja
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu,,,J bisa juga berarti
kclompok kecil atau wakil dari populasi ditcliti. Yang dijadikan sampcl dalam
pcnelitian ini adalah keseluruhan guru SDIT yang berjumlah 32, kepala
sckolah, koordinator guru Qiraati dan koordinator Qiraati JABODETABEKA.
E. Telmik Pcngolahan dan Analisa Data
1. Tchnik Pcngolahan Data
Data-data yang diperoleh melalui angket, kemudian diproses melalui
beberapa tahapan. Adapun dalam pengolahan data, penulis menempllh
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Editing.
Editing yaitu, memeriksa jawaban-awaban responden untuk
diteliti, ditelaah dan dirumuskan pegelompokkannya guna memperoleh
data yang benar-benar sempurna.
b. Tabulating
Tabulating yaitu, mentabulasikan atau memindahkan
jawaban-jawaan responden ke dalam tabel, kemudian dicari presentasinya untuk
dianalisis. Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara diolah
tanpa menggunakan daftar tabulasi dan angka prosentase. Dalam hal
ini penulis mendeskripsikan data tersebut secara sistematis, logis dan
bermakna kemudian dipadukan dengan data yang diperoleh mclalui angket.
c. Analisa dan Interpretasi
Yaitu membunyikan data kualitatif dalam bentuk verbal (kata-kata) sehingga kata-kata presentase menjadi bennakna.
d. DokumentsilStudi Dokumentasi
Studi documenter (documentary study) merupakan suatu tehnik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gam bar maupun elektronik.
[image:43.522.63.436.97.571.2]DokU111cn-dok1l111cn yang dihi111plln, dipilih scslIai llljllan dan foklls
masalah .
. c. Kesimplilan
Kesimpulan yang penulis maksud adalah memberikan kesimpulan
dari hasil anal isa dan intcrpretasi data.
2. TehnikAnalisa Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengolahan data, maka penulis
perlu menganalisa data yang telah masuk.. Langkah-Iangkah selanjutnya
dalam pengolahan lanjutan atau 111enganalisis adalah sebagai berikut:
a. Mengecek nama dan melengkapi identitas responden.
b. Mengeeek kelengkapan data.
c. Mengecek macam isian dan pengolahan data sesuai dengan pendekatan
penelitian. Yaitu pengolahan data yang diperoleh dengan
menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai
dengan pendekatan dan desain pcnclitian.
Penggunaan teknik analisa data dalam penelitian disesuaikan dengan
tujllan yang hendak dicapai. Berdasarkan jenis data yang dikumpulan yaitu
data kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif. Oleh karea
itu dalam menganalisa data, penulis menggunakan rumus statistic
persentase, yaitu:
Keterangan:
p= F/ Nx100'1.. P
=
Angka PersentaseF= Frekuensi yang dicari persentasinya
N= Number of Case Oumlah frekuensi atau
banyaknYa jllmlah individu yang
A. Profil Pondok Pesantren Darul Muttaqien
I. Latar Belakang Berdirinya dan Letak Geografis
Sebagai suatu lembaga pendidikan yang eksistensinya masih diakui baik dikalangan masyarakat maupun di luar Islam, Pondok pesantren Darnl Mlltlaqien mempunyai latar belakang:
Banyak para tokoh maupun ulama yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung menjadifoundingfalherlahirnya Darnl Muttaqien, diantaranya adalah KH. Sholeh Iskandar (Ketua BKSPPI), KH. Rosyad Nurdin (MUI Jawa Barat), KH. TB. Hasan Basri (BKSPPI Bogor) dan KH. Abdul ManafMukhayyar (Pesantren Darunnajah Jakarta). Sebab dari tahun 1980 H. Mohamad Nuhar telah mclakukan berbagai konsultasi dengan tokoh-tokoh diatas yang pada akhirnya tahun 1988 berdirilah Pondok Pesantren Darul Muttaqien dengan KH. Mad Rodja Sukarta diberi amanah untuk menjadi pimpinan.
Dad rangkaian sejarah berdirinya, maka awalnya Darnl Muttaqien
berafiliasi pada Pondok Pesantren Darnnnajah Jakarta. Namun
berdasarkan pertimbangan dan kepentingan yang lebih luas, terkait dengan kemandirian dan efektifitas organisasi, maka didirikanlah Yayasan Darnl !\Juttaqien pada tanggal 29 Januari 1992, dengan H. Mohamad Nahar sebagai ketua.1
2. Visi dan Misi
Mad Rodja Surakarta, dalam bukunya yang berjudul calalan unluk para pejuang mengemukakan bahwa visi Pondok Pesantren Darnl Muttaqien adalah mcnyiapkan gcncrasi muslim yang bcrkualitas (intclcktual, cl1losional,
kcagamaan maupun ketrampilan hidup).2
Juga dikemukakan adanya beberapa kinarja mantap menuJu Darnl Muttaqien, antara lain:
I. Mempromosikan lembaga kapanpull dan dimanapun.
2. Arahkan setiap aktivitas dan kegiatan pada pencapaian visi mISI
lembaga. .
3. Nyaman, bersih dan menyenangkan, jadikan scbagai daya dukung Iingkungan belajar di Darnl Muttaqien.
4. Tingkatkan motivasi dan kualitas diri menuju mutu kinerja lembaga. 5. Aktif menjalin kemitraan dan jaringan antargurn dan antarlembaga. 6. Perjuangkan agama Allah swt. agar mendapatkan ridho dan
pertolonganNya.3
IBuku Agenda Siswa-siswi SDIT Daral Muttaqien angkalan ke-IV. h. 5-8.
2 Mad Rodja Surakarta, Catalan un/uk Para Pejuang, (Media SDIT Daral Muttaqein Edisi
XX Mei 2008. h. 15.
B. Profil Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
Berdasarkan observasi, wawancara dan pengumpulan data yang penulis
lakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SmT) Darul Muttaqien Desa Jabon
Mekar, kecamatan PalUng, kabupaten Bogor, Jawa Baral. Dihasilkan gambaran
mengenai latar belakang berdirinya dan letak geografis, keadaan guru dan siswa,
struktur organisasi dan sarana prasarana yang ada di Sekolah Dasar Islam Terpadu
smT Darul Muttaqien Desa Jabon Mekar, kecamatan Parung, kabupaten Bogor,
Jawa Barat adalah sebagai berikul.
1. Latar Belakang Berdirinya dan Letal, Gcografis
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Muttaqien berada di
wilayah Desa Jabon Mekar, kecamatan Parung, kabupaten Bogor, Jawa Baral.
(SDIT) Muttaqien merupakan pengembangan pendidikan di bawah payung
Yayasan Darul Muttaqien. Berdasarkan permintaan masyarakat Parung dan
sekitarnya yang menginginkan lembaga pendidikan dasar yang nuansa
keagamaan dengan tetap memiliki kualitas pendidikan sesuai dengan garis
kebijakan pemerintah. Maka lahirlah Sckolah Dasar Islam Terpad