PEN GA RUH TA YANGAN MISTERI TERHADAJP SJKAP SISWA
(Study Kasus di SMP Negeri 72 .Jaka1rta)
Proposal Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Proposal Skripsi
Disusn Oleh :
ENDANG SUPRAPTl NIM. PPQQPQWセTS@
Dosen Pembimbing :
Dr. I-lj. ZURINAL Z. NIP. 150170330
FAKlJLTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURlJSAN PENDIDIKAN AGAJVIA ISLAM
UNIVERSITAS JSLAJVI NEGERI (UIN)
SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
SKRIP SI
Diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ENDANG supraptセ@
0011017843
Dibawah Bimbingan :
NIP. 150170332
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGUJRUAN
UNIVERSTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
.JAKARTA
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Tayangan Misteri Terhadap Sikap Siswa (Study
Kasus di SMP Negeri 72 Jakarta)" telah diujikan dalam Munaqosah Fakultas llmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Tanggal 7 September
2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Program Strata (S l) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Ketua M F gkap Anggota
l
Prof Dr. H. Salman Ha un NIP. 150 062 568
Sidang Munaqasah,
Anggota:
Jakarta, 9 September 2004
Sekretaris Merangkap Anggota
Sesungguhnya segala puJI bagi Allah, Kita memuji-Nya, Meminta
pertolongan, petunjuk dan ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari
kejahatan jiwa dan keburukan amalan kita. Barang siapa d1 beri petunjuk Allah, maka
tidak akan ada yang akan menyesatkannya. Dan barang siapa di sesatkan Allah maka
tidak ada yang memberi petunjuk padanya.
Shalawat serta salam selalu kita sanjungkan kepada manus1a yang begitu
sempurna jasmani maupun ruhaninya. Manusia yang paling sabar, manusia yang rela
mengorbankan harta clan jiwanya untuk tegaknya panji Islam di Bumi Allah ini.
Sudah sepantasnya kita mengikuti sunah-sunahnya.
Salah satu syarat untuk menyelesaikan pro!,>ram stucli dan mencapai gelar
smjana strata satu (SI) di Universitas termasuk Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah menulis karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Skripsi ini
「・セェオ、オャ@ : "PENGARUH TAY AN GAN MISTERI TERHADAP SJKAP SISWA
(STUDY KASUS DI SMP NEGERI 72 JAKARTA)"
Selama proses pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan clan hambatan
yang penulis hadapi, baik yang berkaitan dengan segi pengaturan waktu, pencarian
dapat diatasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan tcrima kasih yang tiada terhingga serta menyampaikan pcnghargaan
yang setinggi-tingginya kepacla semua pihak yang telah memberikan bantuan atas
terselesaikannya skripsi ini. Selanjutnya ucapan terima kasih yang seclalam-clalanmya
penulis sampaikan pula kepacla :
J. Bapak Prof. Dr. H. Salman Harun, Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan
Keguruan bese1ia stat: yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran
ad min istrasi.
2. !bu Dr. Hj. Zurinal Z, M.Ag, Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
mernberikan birnbingan, petunjuk, nasehat, se1ia saran-saran kepada penulis,
schingga pcnulis dapat mcnyelesaikan penulisan skripsi ini dcngan baik.
3. Dra. Hj. Siti Zainab Yusut: M.Ag, Dosen Penasehat Akadcmik Jurusan
Pcndidikan Agama Islam tahun ajaran 2003 s/d 2004. Dra. Djunaidatul
Munawarah, M.Ag, Dosen Penasehat Akaclemik Jurusan Pendidikan Agarna
Islam, BApak Abdul Fatah Wibisono, M.Ag, Ketua jurusan Pendidikan
Agama lslarn, beserta staf yang telah mernbantu penulis selama penulis
menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah 111endidik dan membekali ilmu pengetahuan yang sangat
mengizinkan penulis melakukan penelitian di Sekolah tersebut.
6. Ayahanda tercinta Edy Darsono dan Ibunda tersayang Siti Khadijah,
Adik-adiku terkasih yang telah memberikan dorongan secara materil dan moril serta
atas untaian doa-doa yang tiada henti , sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
7. Pimpinan serta staf karyawan Perpustakaan Umum Syarif Hidayatullah dan
Perpustakaan Jlmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan
dan lasilitas berupa pmjaman buku-buku yang diperlukan.
8. lkhwan Akhwat ウ・ー・セェオ。ョァ。ョ@ di LOK Syahid, KAMM.I, dan PIM,
khususnya Nani, Wani, Wina, sri dan Maryadi yang tidak bosan-bosannya
memotivasi penulis saat mengalami kesulitan baik dalam perjalanan dakwah
maupun skripsi, Terima kasih atas kebersmnaannya dalam dakwah semoga
Allah selalu menempatkan kita dalam aktifitas dakwah.
9. Teman-temanku tercinta, khususnya di kelas E a11gkatan 2000, yang telah
memberikan dorongan saat penulis jenuh dalam mengerjakan skripsi.
l 0. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
semua pihak. Semoga penulisan skripsi ini dapat berguna khususnya bagi penulis
sendiri dan umumnya bagi masyarakat yang membacanya.
Jakarta, 5 September 2004
A. Latar Belakang Masalah
Televisi merupakan salah satu media infonnasi dan sarana komunikasi umum
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Tidak dapat dipungkiri
televisi mcmiliki banyak rnanfaat, khususnya acara-acara yang menayangkan berita
aktual, film dokumenter, clan mengungkap alam dan ilmu pengetahuan. Hal ini karena
adanya kelebihan yang dimiliki oleh cara ke1janya, yakni memadukan antara gambar
dan suara; yang membuat penyampaian infonnasi lebih mudah difahami oleh seluruh
lapisan, baik yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan. Disamping itu
acara-acara televisi sangat digemari oleh anak-anak karena mengandung daya pikat
dan kemampuan yang tinggi clalam menghipnotis anak untuk menghabiskan waktu
diclepan televisi disamping mudah diperoleh dan mudah dioperasikannya. 1
Kebanyakan orang menganggap bahwa televisi merupakan suatn kebutuhan
pnmer yang mendesak, sehingga hampir semua rumah memiliki pesawat televisi.
Pesawat ini di duga dapat menguasai hati orang dewasa terlebih anak,
clan
',,"
kebanyakan orang senantiasa mengikuti acara"i:cara penanyangannya, tanpa
membatasi cliri atau membuat aturan, sehingga senngkali waktu anak
1
menyaksikannya lebih lama dari waktu yang digunakan untuk belajar, bermain,
sosialisasi dengan teman dan lainnya.
Saat ini adalah era dimana para hantu, genderuwo, tuyul dan makhlus halus
lainnya menjadi selebritis di layar televisi kita. Hampir setiap hari, siang dan terutama
malam , para selebritis yang tidak pernah meminta honor itu muncul di rumah kita,
111c111cnuhi ruang kcluarga kita. Televisi memang membcri porsi yang cukup besar
kepada dunia klenik dan takhayul belakang ini
Menurut sebuah webside pada citus googlee koran Pikiran Rakyat pada tahun
2002, tayangan misteri bukan suatu hal baru dalam komoditas tontonan. Sebelumnya,
di mulai dari sandiwara Maya sekitar tahun 1920-an hingga kehadiran media film
dengan tema-tema horor. Dari mulai horor barat sepe1ii drakula dan vampire yang
marak sekitar tahun 60-an clan 70-an hingga yang berwarna lokal, seperti "Dukun
Beranak", "Setan Kuburan" atau "Arwah Gentayangan" dan sejumlah lainnya.
Meskipun tema-tema mistcri terdapat juga di radio, baik itu berupa sandiwara
ataupun dongeng Sunda, apabila mengambil konteks 70-an atau 80-an, tema-tama
seperti diatas hadir scbagai tayangan menggunakan layar Iebar, dengan segmen
penonton di lapisan masyarakat menengah ke bawab Tayangan ini dibuat
berdasarkan kepercayaan yang pernah hidup dalam masyarakat, contohnya mitos nyi
roro kidul, cerita-cerita tentang tuyul, clan babi ngepet.2
2 Suplemen Pikiran Rakyat khusus Budaya,
Televisi sebagai salah satu 111edia baru mengangkat tema 111isteri ketika serial
"Si Manis Je111batan Ancol'' ditayangkan di RCTI pada sekitar awal tahun 1990.
Meskipun tayangan ini mendapat sambutan publik, perkembangannya tidaklah terlalu
signifikan. Narnun ada satu hal yang 111enarik dari apa yang dihadirkan oleh tontonan
televisi yang gejalanya diawali dari sinetron Si Manis Jembatan Anco! ini, yakni
sernacam dekonstruksi atas sosok yang mengerikan dari 111akhluk-makhluk halus
seperti hantu menjadi sosok yang lucu. Dari mulai penampilan yang bencong hingga
yang konyol. Suasana yang 111enakutkan, mencekam, dan sosok yang mengerikan di
situ seakan-akan hendak digiring ke wilayah lelucon. Makhluk-111akhluk halus di
dalam cerita-cerita itu rnenjadi bahan tertawaan atau ia dibadirkan sangat manusiawi
dan terlibat langsung dengan urusan-urusan manusia. Sinetron sereal Jin dan Jun
adalah jejak dari perkernbangan seperti itu. Dalam fi1111-fil111 kartun kita bisa
rnenernukannya dengan rnudah, sebutlah Casper, sosok hantu anak-anak yang baik
dan lucu atau Scooby Doo.
Antusiasme rnasyarakat 111enyambut film Jailangkung pada tabun 200 l adalah
akhir dari tontonan hantu yang Jucu seperti yang banyak ditayangkan di televisi.
Kesuksesan film ini segera rnengubah trend tontonan hantu yang lucu menjadi film
yang menycramkan. Dan segrnen penontonnya tidak lagi masyarakat lapisan
rnenengah kebawah narnun j uga kalangan muda perkotaan.
Tidaklah berlebihan, bila kita rnenyebut Jailangkung adalah awal dari
cenderung berlomba-lomba menggarap tayangan-tayangan bertema misteri atau
horor.
renomena-fenomena tayangan misteri yang digandrungi oleh masyarakat
sekarang ini dengan periode di belakangnya memiliki pergeseran popularitas jenis
hantu. Apabila sebelumnya film-film horor lebih menampilkan makhluk-makhluk
sejenis tuyul, babi ngepct, gendcruwo, atau rnakhluk gaib lainnya yang Iebih
beragam, tren tontonan hantu sekarang lebih memopulerkan jenis hantu pocong dan
kuntilanak. Hal ini sesungguhnya juga menjelaskan, perbedaan dari hulu rnana sernua
itu bcrangkat. Apabila pada pcriode sebelumnya film bantu dan misteri diangkat
berdasarkan cerita rakyat dan mitos yang telah berkembang lama dalarn sistern
kepercayaan suatu masyarakat tradisi, katakanlah tuyul, babi ngepet atau genderuwo;
maka tontonan misteri yang berkembang sekarang lebih hanya sekadar rnenonjolkan
pcristiwa, bukan pcrsoalan. J\pabila sebelumnya persoalan makhluk gaib muncul
karena hubungannya dengan segala sesuatu yang kerarnat, kini hantu dimunculkan
lebih karena jejak dari sualu pcristiwa, rnisalnya, tempat angker karena seseorang
pernah bunuh diri di situ atau tempat orang pernah terbunuh. Lihatlah, berbagai
program tayangan di stasiun-stasiun tv yang berisikan cerita-cerita pengalaman
tentang makhluk gaib atau ternpat-tempat yang angker. Sel.uruhnya nyaris hanya
berisikan potongan-potongan cerita yang lebih mem-blow-up peristiwa yang
Setelah kehadiran Jailangkung di Jayar lebar, 111isteri yang bertema
111enyera111kan merambah kc layar kaca. RCTI 111engawali dengan tayangan misteri
KISMIS (Kisah-Kisah Misteri) yang di garap dengan visualitas ilustrasi serta
peran-peran pendukungnya yang didandani semirip mungkin dengan kegerian. Hasilnya
dapat membuat penonton terkesima, karena seolah melihat kondisi yang sebenarnya;
dan pemirsa pun dibuat bergidik Kemudian disusul oleh layangan misteri Reality
Show; seperti ; Percaya Nggak Percaya di An-teve yang ratingnya terus mengalami
kenaikan, Gentayangan di TPI, dan Dunia Lain di Trans TV, dan masih banyak
tayangan misteri Reality Show lainnya.
Hendrawan Riyanto, perupa dan staf pengajar FSRD ITB mengungkapkan;
"kegandrungan masyarakat terhadap tayangan misteri bukan merupakan potret dari suatu masyarakat yang masokhis. Melainkan ia mencennati bagaimana kenyataan tersebut lebih leluasa dibaca sebagai sebuah indikasi dari suatu keadaan masyarakat yang sesunggubnya belum benar-benar matang hidup dengan rasionalitas, seperti yang menjadi karakter dari modernisme. Masyarakat kita ternyata masih hidup dengan mentalitas pra-modern. Fenomena ini tak bisa dilainkan dari politik kebudayaan negara yang gaga! membawa kebudayaan itu kedalam semangat rasionalisme yang sesungguhnya "
Saya cenderung setuju dengan pendapat Hendrawan Riyanto. Kegadrungan
rnasyarakat terhadap tayangan misteri tidak hanya disebabkan oleh mentalitas
masyarakat yang belum modern, namun yang paling utarna adalah masih Iemahnya
aqidah rnasyarakat tersehut.
Menjarnurnya tayangan-tayangan diatas, tidak sedikit mernbawa dampak pada
sebuah tayangan misteri merniliki kecenderungan rasa takut yang berlebihan. Kata
hantu hadir rnenjadi sebuah hal yang sangat menakutkan bagi anak tersebut Hal ini di
dukung dengan adanya pendapat dari pakar Psikologi Anak Universitas Indonesia
"Fitriani. F. Syahrul, S.psi., la rnengatakan bahwa:
"Ketakutan terhadap sesuatu yang tidak bisa dilihatnya seperti "Han!u", sesungguhnya akan rnernbuat anak punya rasa was-was. Anak-anak juga rnenjadi takut dan tidak berani melakukan sesuatu bila tanpa ditemani orang lain. Jika persepsi anak seperti itu terbawa dant tertanam terns, anak itu akan rnerasa takut pada saat hidup dewasa."
Sebagai rnanusia yang begitu banyak kelernahan, sangatlah wajar bila kita
rnemiliki perasaan takut. Namun perasaan takut tersebut jangan sampai berlebihan
sehingga melebihi rasa taku! kita kepada Tuhan. Karena bila perasaan takut kita
kepada makhluk lebih besar melebihi perasaan takut kita kepada Tuhan, maka hal
tersebut termasuk kedalam perbuatan yang zhalim.
( \ f :
"dan (lngatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya,"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang
besar. "3
3
Sedangkan 111enurut Dr. Agung Kusumawardhani, SI', KJ, scpcrti dikutip
Tabloid Senior, dampak tayangan misteri terhadap anak-anak sangat bervariasi. Ada
yang menjadi penakut dengan mengganggap itu benar adanya. Ada pula yang biasa
snja karena sebelumnya telah diberi tahu bahwa film itn khayalan ."Oleh karena itu,
anak-anak hams didampingi kalau sedang menonton tayangan misteri." Jelas Agung
Kusumawardhani, staf bagian Psikiater RSCM/FKUI Jakarta ini.
Semua anak yang baru dilahirkan ke dunia dalam kcadaaan suci. Kedua orang
tuanya lah yang memiliki penman penting dalam membentuk sikap, perilaku dan
kepribadian anak. Karena orang tualah yang sering berinteraksi dengan mereka.
Selektifitas orang tua dalam segala ha! sangat berpengaruh dalam membentuk
mereka, bogitu pula dalum hal memilih tayangan yang baik bagi anak. Orang tua
harus benar-benar mengontrol mana tayangan yang Iayak ditonton anak clan mana
tayangan yang tidak layak ditonton oleh anak. Bahkan kalau memang diperlukan
dampingi_ 。ョセセ@ !i<1at_men{)n!on televisi.
,,., ,,., ,,,. ,,, ,,.,
o,- ...-o""\ o..- ッNセLNNN QNNM o,.. o;;oi.\ ,,.,
J
セ@ .rl¥
J.
<\.<>-W 010):-
<.S_;>)
J
,.. ,,., ,,, ,., ,., ....
"Dari Abu Hurni rah ra. Berlrnta, Nabi SAW bersabd2, : Setiap anak yang
anak itu Yahudi, Nasrani/M4jusi, sebagaimana binatang ternak yang dilahirkan.
Apakah kamu lihat padanya itu yang telah dipotong (dilubangi) hidungnya."4
Salah satu tujuan clibua!nya tayangan misteri hanya untuk membuat
penontonnya merasa tegang. Tentu saja itu hanya sesaat karena dibuat sebagai
rekayasa (fiktit). Bagi maniak film horor, tentu ketegangan itu adalah sebuah hiburan.
Bila orang dewasa mungkin clemikian, tapi bagi anak-anak belum tentu, karena tahap
perkembangan psikologinya masih terns berkembang. Bisa jadi ia mempersepsikan
segala sesua!u menjadi ha! yang serius dan menganggap nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
Secara psikologis, ada beberapa anak yang mcmiliki kcpekaan emosi
(sensiti1), yang barns diwaspadai. Perkembangan anak ini ditandai dengan menangis,
ngambek, atau mengekspresikan emosi lainnya lebih lama.
Orang tua harus lebih berhati-hati, biasanya pada anak seperti ini akan
memiliki kekuatan emosional yang tinggi pula. Ia akan terns memikirkan kejadian
yang kurang menyenangkan baginya. Bila ia menonton film dan menurutnya
menakutkan seolah-olah bisa terjadi pada kehiclupan dirinya., selain itu anak akan
selalu dihinggapi perasaan takut karena terbayang-bayang oleh isi tayangan misteri
yang dilihatnya. Implikasinya anak menjadi penakut menghaclapi situasi-situasi
tertentu, seperti waktu malam hari, sendiri di rumah, tidur sendiri di kamar dan
lain. Demikian juga anak akan dihinggapi minpi-mimpi buruk dalam tidurnya
sehingga bisa menyebabkan anak mengalami gangguan tidur.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis tertarik untuk
mengadakan suatu penelitian yang akan dituangkan dalam skipsi dengan judul
"PENGARUH TAYANGAN MISTER/ TE'RHADAP SJJ(4P SJSWA" (study kasus
di SMP Negeri 72 Jakarta)
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya permasalahan yang akan dibahas berkaitan dengan
judul skripsi diatas dan keterbatasan pengetahuan penulis, waktu dan biaya
penulisan skripsi, rnaka penulis rnembatasi pada:
a. Tayangan rnisteri hanya dibatasi pada tayangan misteri reality show yaitu
dunia lain, gentayangan dan percaya nggak percaya ..
b. Sikap siswa hanya dibatasi pada sikap takut yang bersifat khayalan (Imaginer)
c. Siswa disini hanya dibatasi pada siswa kelas III Sekolah Menengah Pertama di
SMP Negeri 72 Jakarta
d. Pengaruh disini hanya dibatasi pada pengaruh negatif (buruk) akibat menonton
E. Sistematika Penyusunan Skripsi
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB!
BAB II
Pendahuluan, pada bab ini di kemukakan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode pembahasan dan sistematika penulisan
Kerangka Teori yang terdiri atas pembahasan pengertian televisi,
kelebihan dan kcterbatasan media televisi, pengertian tayangan
mistcri, bcbcrapa judul reality show atau tayangan misteri, Pengertian
sikap, faktor yang mempengaruhi sikap siswa, pengaruh tayangan
mistcri tcrhadap sikap siswa, kerangka berfikir dan hipotesis.
BAB III Tempal dan waktu penelitian, metode penelitian, konsep dan
pengukurnn variabel penelitian, populasi dan sampel, Variabel
Penelitian dan Definisi Operasional, teknik pengumpulan data serta
teknik pengolahan dan analisis data.
BAB IV Merupakan hasil penelitian yang terdiri atas gambaran umum objek
penelitian dan analisis data.
2. Pcrumusan Masalah
Bcrdasarkan pcmbatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah yang
akan di balias dalam skripsi ini sebagai berikut :
a. Seberapa besar frekuensi menonton tayangan misteri reality show
Gentayangan, Percaya Nggak Percaya, dan Dunia Lain pada siswa?
b. Seberapa besar siswa di SMP Negeri 72 yang merasa takut akibat menonton
tayangan misteri
C. Tujuan Dan Kcgunaan l'cnelitian
I. Tnjuan Pcnelitian
Dalam kegiatan pcnelitan yang dilakukan penulis, mempunyai tujuan yaitu:
a. Untuk mengetahui frekuensi menonton tayangan misteri pada siswa di SMP
Negeri 72 Jakarta
b. Untuk mengetahui seberapa besar siswa SMP Negeri 72 Jakarta yang merasa
takut akibat menonton tayangan misteri.
II. Kcgunaan Pcnclitian
Scdangkan kegunaan dari penelitian ini adalah; jika memang ditemukan
adanya pengaruh negatif yang cukup besar kepada anak akibat menonton
tayangan misteri, maka penulis berharap kepada pibak-pihak yang merasa
bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak bangsa dapat melakukan
A. Tayangan Misteri
I. Pengertian Televisi
Kata televisi berasal dari bahasa lnggris, television. Kata tele diambil dari
bahasa Yunani yang berarti jauh dan vision diambil dari bahasa Latin yang berarti
pandangan atau pemandangan. 1 M.O. Palapah dan Atang syamsudin menjelaskan
bahwa "televisi adalah salah satu bentuk mass media yang memancarkan suarn
dan gambar yang berarti sebagai reproduksi daripada kenyataan yang disiarkan
melalui gelombang-gelombang elektronika sehingga dapat ditcrima oleh pcsawat
penerima di rumah"2
Dalam kamus Bahasa lndonesia Kontemporer dikernukakan bahwa "televisi
(pesawat televisi) adalah pesawat sistem penyiaran gambar yang objeknya
bergerak dan di sertai suara, digunakan untuk menyiarkan pertunjukkan, berita,
dan sebagai nya. 1
Menurut Arsyad Azhar, televisi adalah sistcm clcktronik yang mcngirimkan
gambar diam clan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.'1
1
'fakariavvan Cahyadi, A1edia Massa Virus l\!l'lTLfahan, ('farbiyatunna, Nov 2003) ccl-L hal 56
2
})eparte111e11 J>endiliikan ,/an Keh11da)1aa11 ャセiN@ j^・L[Lᄋ。ョセー・ウ。ョ@ JJrula_va J•'i!tn aオ。ォセNTョ。ォ@ J)a/an1
Tayangan Telev1:w· (.)'lluli tentang Pengaruh :n:•.-ter1n Terhcu.laJJ J>eri/aku Sosia/ J?e111qja Kota HセゥァャオイェオエI@
(Jakarta; CV. Eka Putra, 1955) hal 31
J Salim Peter dan Yeny salim, Karnus I3ahasa Indonesia Kontcinporer, (Jakarta Modern
English Press, 1091) cet ke-1, h 1570
4
[image:19.595.40.462.36.628.2]Sedangkan Oemar Hamalik (1985 : 134) : "Television is an electrinic motion
picture with conjoinded or attendent sound; both picture and sound reach the eye
and ear simultaneously from remote broadcast point"5. Definisi tersebut
menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang
pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka
televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini
berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat clan
didengar secara bersamaan. Televisi juga dapat memberikan kejadian-kejadian
yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dcngan disertai komentar
penyiarnya. Keclua aspek tersebut secara simultan dapat didengar clan dilihat oleh
para pemirsa. Peristiwa - peristiwa atau kejadian-kejadian tersebut langsung
disiarkan dari stasiun pemancar televisi tersebut.
Televisi sebagai media massa memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai media
informasi (information), sebagai media pendidikan (education), sebagai media
hiburan (entertaiment).6 Walaupun kebanyakan orang membeli televisi dengan
tujuan untuk mendapatkan hiburan melalui acara yang ditayangkan, namun
mereka tetap mengharapkan di dalam hiburan tersebut terdapat unsur
pendidikan.7
5
asnawir dan Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran Ciputat Press 2000, cet. I, ha! IO I
"Zamris 1-Iabib ct,al., }Je11elitian Jif/Jn Anak-anak di televisi JJalcun J?.angka JJen1ha11g1111an
2. Keuntuugan dan keterbatasan Televisi
Televisi sebagai media pengajaran mengandung beberapa keuntungan antara
lain:
a. Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa-peristiwa
sebenarnya;
b. Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau negara;
c. Dapat meneiptakan kembali peristiwa masa lampau;
d. Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beranekaragam;
e. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat;
f Menarik minat anak;
g. Dapat melatih guru baik dalam free-service maupun dalam in-service
training;
h. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian
mercka terhadap sekolah.
Televisi disamping memiliki keuntungan, telapi telcvisi juga mcmiliki
keterbatasan diantaranya adalah :
a. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan kcterangan-keterangan sewaktu
film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konscntrasi audicns;
b. Audfons tiduk dnpat mcngikuti dcngan baik kalau f'ilm diputar tcrlalu ccpat;
7
c. Apa yang telah lewat sulit diulang kecuali memutar kembali secara
kesel uruhan;
d. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi clan mahal.
3. Pengertian Tayangan Misteri
Tayangan menurut kamus kecil Bahasa Indonesia adalah mempe1tunjukkan
(film),8 sedangkan film itu sendiri adalah gambar-gambar dalam frame dimana
frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga
pada layar terlihat gambar itu hidup.9 Misteri adalah sesuatu yang belum jelas;
keajaiban. Jacli tayangan misteri adalah gambar hidup yang berisi tentang sesuatu
yang belum jelas atau tentang masalah masalah yang ghaib.
Makhluk halus dan alam gaib ternyata menjadi suatu kemasan. Pengalaman
seseorang dengan alam gaib, senmla lebih merupakan peristiwa dan pengalaman
subjektif seseorang. sekarang, mendadak hadir menjadi pengalaman publik lewat
tayagan misteri yang hadir di iayar kaca.
Sekarang ini begitu banyak tayangan film yang dibalut unsur horor lokal
dengan menghadirkan "bintang tamu" dari dunia supranatural, semacam : sundel
Eka Putra 1995), cet - 1, h 31
n Pius A. Partnnto 'l'risno Yuwono, Katnus Keci/ /Jahasa flulo11esia, (Surabaya, Arloka, t994)
ha!, 468
9 .
bolong, jin, tuyul, dracula, pocong, vampir, dan sebagainya yang tadinya di jual
via layar lebar kini mulai beralih ke layar kaca.
Sebenarnya terjadi salah kaprah dalam uruasan makna dari kata misteri ini
sendiri. Tidak sepe1ti dalam film- film di Indonesia yang penge1iian sederhananya
adalah horor, angker. Dalam film-film asing, unsur misteri tidak hanya scmata
soal hantu-hantuan saja tetapi juga misteri soal fenomena alam, seperti Ufo,
alien, dan sebagainya. Untuk menjalin cerita yag membuat bulu kuduk merinding
pun, tidak sclalu bennodalkan karakter scram (atau disernm-seramkan) semacam
darpkula, vampir, were wolf Yang dijual bisa berupa elernen surpense (kejutan)
ataupun thriller (kctegangan), keduanya itu 111asih jarang di temui dalam
kisah-kisah Misteri dalam negeri.
Nina Armando mengernukakan dalam makalah seminarnya "Tayangan misteri memiliki atau mempunyai nilai juaL Hal ini karena tayangan yang ditampilkan adalah suatu yang mengandung unsur keluarbiasaan, cliluar kelaziman atau lain dari pada yang lain. Dunia gaib adalah suatu yang umumya jarang kita kenal atau kita lihat dalam kehidupan nyata; itulah sebabnya, banyak orang yang in gin mengkonsumsinya"10
4. Beberapa tayangan misteri favorit yang berbentuk reality show
a. Gentayangan
Acara yang disiarkan Televisi Pendidikan lnsonesia (TPT) ini memaparkan
cerita dan liputan misteri yang bersumber dari "katanya". Misalnya, cerita
Ill Armando Nina, lifek foya11ga11 Mistik di
rv
hagi £11/ak : 11paya11g hi.m kita lak11ka11.?(Disampai/um pada seminar "Pengaruh Taya11ga11 Horor terhmlap ャG・QQセᄋ・QQQ「。QQァ。QQ@ Aqidah dan
manusia kawin dengan bangsa jin, kisah pencari kcsugihan, perkawinan para
hantu, mengorek tempat-tempat angker seperti rumah hantu, dan lain-lain.
Toro Margen yang memandu tayangan ini membawa pernirsa terhanyut dalarn
alam misteri yang dan menyeramkan.
b. Percaya Nggak Percaya
Ketika masyarakat ibu kota diserbu liputan live dari rumah hantu. September
2002, dalam episode Rumah Bantu Pondok lndah, Antv segera mengemasnya
menjadi serial misteri Percaya Nggak Percaya (PNP). Baru muncul beberapa
episode saja PNP scgera mendapat respons luar biasa dari pemirsanya
Leo Lumanto, pemandu acara yang dianggap sebagai ahli supranatural
mengulas tempat-tempat misteri dengan segala pengakuan gaibnya melihat
makhluk -makhluk halus.
c. Du11ia lain
Dunia lain juga menjadi salah satu ・ーゥウッ、ャセ@ misteri dengan rating tinggi,
rata-rata di atas 5 sepanjang tahun 2003. Ditayangkan oleh Trans TV scjak Juli 2002,
ini malah dalam episode tertentu pernah mencapai angka diatas 9.
Salah satu alasan acara ini "digemari" pemirsanya dibanding acara sejenis
adalah seipnen Uji Nyali, dimana seorang bintang tamu ditantang untuk berdiam
diri di suatu tempat yang dianggap angker antara jam 00.00-05.00. Aksi ini
sekitar tempat itu diamanati oleh seorang supranatural. Dibawah arahan sutradara
Fandy Haddada. 11
B. Sikap
1. Pengertian Silrnp
Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kccenderungan mental,
menurut Bruno sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatifmenetap untuk
bereaksi dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu, yang pada
prinsipnya dapat kita anggap suatu kecenderungan seseorang untuk bertindak
dengan cara tertentu. 12
Menurut Sarlito, sikap adalah kesiapan pada seseorang unt11k bertindak secara
tertentu terhadap hal-hal tertentu. 13
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai dengan kecendcrungan
untuk bertindak terhadap objek tertentu. 14 Sedangkan John R Harvey dan
11
Saksi Majalah, Ancaman Teror Mengincar Umat Jslam, (no. 13 Tahun VL 28 April 2004) h. 24-25
12 muhibbinsyah,
Psiko/ogi Pe11didika11 dengan Pendekatan Ham, (Bandung; PT. Remaja
Rosda Karya, 1997), Cet, ke-3, h. 120
13
Sarlito Wirawan Sarwono, JJe11ga11tar [}11111111 J>sikolo&i, (Jakaria, Bulan Bintang, 1976) Cct,
ke- 7, h. 94
14
William P. Smith mendefinisikan sikap sebagai "kesiapan merespon secara
konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek atau situasi". 15
· G. W. Allport mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan syaraf
dan kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya, sebaliknya Krecch dan Crutchfield yang sangat rnendukung
persfek.1:if kognitif mendefinisikan sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap
dari proses rnotivasional, emosional, perseptual dan kognitif mengenai beberapa
aspek dunia individu.16
Sedangkan menurut llmu Jiwa Sosial, sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek tertentu.17
Dari berbagai pendapat diatas maka sikap merupakan perilaku atau
kecenderungan seseorang bereaksi terhadap suatu objek yang objeknya tersebut
bisa orang atau benda dengan cara tertentu dan reaksinya dapat berbentuk reaksi
yang baik dapat pula berbentuk reaksi yang buruk.
15
Abu Ahmadi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 1991), Cet. ke-1, h. 164
16
David 0 Sears, et.al, I'siko!ogi So.vial, (Jakarta: Erlangga, 1994), jilid I, h. l37
It 158
2. Faktor yang mempengaruhi sikap
Secara karakteristik setiap sikap selalu didasarkan suatu evaluasi yang
bersumber dari komponen afeksi oleh karena itu sikap relatif konstan dan agak
sukar berubah jikapun terjadi perubahan sikap ha! itu umumnya disebabkan oleh
adanya suatu tekanan yang !mat hingga melalui proses tertentu mengakibatkan
terjadinya perubahan dan bagaimanapun perubahan sikap barn akan 1erjadi
apabila sudah menyangkut perubahan berfikir, keyakinan, dan pengetahuan
seseorang. 18
Adapun pembentukan dan perubahan sikap itu sendiri melalui 4 cara yang
antara Iain :
a. Adopsi, yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
berulang-ulang dan terus-menerus Iama-kelamaan secara bcrtahap disernp ke dalam diri
individu dan mempengarnhi terbentuknya suatu sikap;
b. Diferensiasi, dengan berkembangnya inteligensi, bertambahnya pengalaman,
sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap
sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap obyek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula;
c. Integrasi, pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap, dimulai dengan
berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tcrtentu, sehingga
akhimya tcrbentuk sikap mengenai hal tersebut.
d. Trauma, trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
Pcngalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menycbabkan
terbentuknya sikap. 19
Sedangkan menurut Ita Novita Adenar, faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap pada dasamya ditentukan oleh dua faktor yaitu :
a. Faktor Intern, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi rnanusia itu sendiri.
Faktor ini biasanya berupa selektivity atau claya pilih seseorang untuk
rnenerirna atau rnenolak pengaruh-pengaruh yang clatang clari luar clirinya.
b. Faktor Ekstem, yaitu foktor yang terdapat diluar pribadi seseorang clan
rnerupakan stimulus yang clapat membentuk clan mengubah sikap. Faktor ini
clapat berupa interaksi sosial antara incliviclu clengan incliviclu lainnya,
interaksi incliviclu clengan kelompok masyarakat atau antara kelompok clengan
kelompok lainnya. Di sarnping itu faktor ekstern dapat berupa pula alat-alat
komuniknsi seperti : surut kabar, radio, televisi, majalah, buku clan
sebagainya. 20
19
Sarlito Wirawan Sarwono, Op. Cit, h. 95-96 20
lta Novita Adenar. Sri Gurinta, Mengelahui ,\'fkaJ>, A'e1>ercaJ·aa11 <Ian 1 )eri!aku JJ11dt.11yr
Selain faktor diatas, sikap dapatjuga dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini: 21
a. l'engalaman l'ribadi
Sesuatu yang telah terjadi dan sedang dialami oleh seseorang akan ikut
membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulus sosial.
Salah satu dasar terbentuknya sikap adalah tanggapan. Tanggapan dan
penghayatan seseorang diperoleh melalui pengalaman yang berkaitan dengan
positif atau negatif. Middlebrook mengatakan bahwa tid.ak adanya pengalaman
sama sekali dengan objek psikologis cenderung akan membentuk sikap yang
negatifterhadap objek tersebut.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang !mat. Pengalaman pribadi yang terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional akan mengakibatkan sikap mudah terbcntuk.
Situasi yang melibatkan emosi menyebabkan penghayatan akan pengalaman
menjadi lebih mendalam.
b. Pengaruh Orang lain yang dianggap penting
Salah satu komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang adalah
orang lain yang berada di sekitar individu tersebut. Middlebrook mengatakan
bahwa pada masa anak-anak dan remaja, orang tua biasannya menjadi figur yang
21
paling berarti bagi anak. Jnteraksi antara anak dan orang tua merupakan
pem bentuk utama sikap anak.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan di mana seseorang hidup dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap seseorang. Burrhus Frederric Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan (termasuk di dalamnya adalah kebudayaan)
dalam membentuk pribadi seseorang.
d. Media mas.1·a
Berbagai bentuk media massa sebagi sarana komun ikasi seperti majalah ,
radio, televisi, internet dan lain sebagainya mcmpunyai pengaruh bcsar dalam
membentuk opini dan kepercayaan seseorang. Media massa membawa
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi barn mengenai sesuatu ha! memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pcsan-pesan sugestif yang dibawa oleh
infonnasi tcrsebut apabila cukup kuat akan mcmberikan dasar afoktif dalam
menilai sesuatu ha! sehingga terbentuklah arah sikap lertentu.
e. Lembaga Pendidikan dan J,embaga Agama
Lembaga pendidikan dan lembaga agarna sebagai suatu sistem yang
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakan
dasar pengertian dan konsep moral dalarn diri individu. Pemaharnan akan baik
dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak clilakukan
kepercayaan seseorang yang pada akhirnya konsep tersebut ikut berperan dalam
menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.
f Faktor pengaruh emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalarnan
pribadi seseorang. Kadang-kandang suatu bentuk sikap rncrupakan pernyataan
yang didasari oleh ernosi yang berfungsi sebagai scrnacarn pcnyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap tersebut bisa
rnerupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang
akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lcbih persisten dan bcrtahan lama.
3. Sikap Talmt
Perasaarn takut dan cernas itu adalah unsur utarna dari kehidupan; dan
merupakan naluri yang mcmperingatkan manusia adanya bahaya, agar ia
siap-sedia melindungi dan mempertahankan diri dari ancaman bahaya. 22
Rasa takut dan cemas ini bukan gejala abnormal pada anak. Sebab anak
secara instinktif memang merasa takut pada hal-hal yang bclum dikenalnya, yang
masih samar-samar, dan hal-hal yang mengandung rahasia.
Pada urnumnya takut lebih dianggap sebagai suatu ernosi yang klmsus yang
merupakan reaksi terhadap objek-objek yang dapat merangsangnya. Misalnya
bayi yang takut terhadap suara keras.
22
Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung, Cv Mandar Maju,
Paul Mussen mengemukakan "Fear is generally considered the more
specific emotion a response to particular, specifiable obyects and stimuli"
Perasaan takut ini merupakan reaksi terhadap baha.ya dimana situasinya
adalah jelas dan objektif sifatnya. Kejelasan dari bahayanya mernungkinkan
untuk membatasi antara dirinya dengan objek yang rnembahayakan, sehingga
dapat diarnbil tindakan-tindakan yang lebih ternrah. Juga dapat rnenggerakkan
usaha-usaha yang sesuai untuk rnengatasi objek yang ditakutinya.
Jadi perasaan takut itu merupakan reaksi terhadap situasi lingkungan yang
sekarang dan scsaat, apakah itu mcrupakan objck tcrlcntu, orang-orang rnaupun
situasi-situasi yang ada pada lingkungannya yang mengakibatkan terjadinya
bahaya-bahaya fisik ataupun sosial.
Rasa takut lain yang merupakan kelainan jiwa adalah kecemasan (anxiety)
yaitu rasa takut yang tidakjelas sasarannya dan juga tidakjelas alasannya."
Anxiety adalah bentuk kedua dari ketakutan. Nada perasaan yang ditemukan
pada anxiety menyerupai perasaan yang dihayati dalam diri seseorang yang
mengalami ketakulan, schingga timbul berbagai pcndapat di kalangan ahli apakah
nda perbedaan yang nynta antara anxiety dan ketakutan. Tetapi para ahli
mengambil suatu kesepakatan bahwa kedua-duanya merupakan reaksi terhadap
bahaya. Hanya pada anxiety merupakan reaksi terhadap bahaya yang tersembunyi
Anxiety apabila dimasukkan kedalam pembagian menurut Jersild cenderung
dimasukkan kedalam takut terhadap bahaya yang sifatnya imaginer. Dapat
merupakan khayalan murni, dapat pula yang di dengarnya dari orang lain akan
bahaya yang membuatnya menjadi takut.
Secara klinis anxiety states pada anak-anak menurut pearson dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Acute attack : - Diurnal
- Noctural
b. State or continual apprehension
c. Anxiety hysteria I phobias : - of real person
- or real things
- of imaginary person or things
Pada acute diurnal anciety attacks penyebabnya bukan merupakan scsuatu
yang datangnya dari luar walaupun anak menyangkanya demikian, akan tetapi
timbul dari diri anak sendiri, dari keinginan instinktuilnya.
Anak merasakan bahwa keinginan instinktuilnya oleh karena beberapa sebab
dapat membahayakan. Bahaya yang mengakibatkan perasaan takut pada acute
anxiety attack adalah merupakan suatu internal one. Biasanya disini diikuti
dengnn adanyu foktor pencetus. Dapat dikatakan bahwa baik film, cerita dari
radio ataupun apa saJa yang dibaca atau didcngar dapat rncnirnbulkan anxiety
attack/serangan. Cerita hanya sebagai pencetus saJa dari internal conflik yang
telah ada yang mencoba rnencari penyelesaian dari persoalannya melalui serangan
tersebut.
Anak-anak akan lebih bereaksi terhadap pengalaman-pengalaman nyata yang
menakutkan. Apabila anak sangat ketakutan oleh suatu pengalaman yang nyata ia
akan lari pada orang tuanya untuk meminta bantuan dan meneeritakan apa yang
terjadi.
Akan tetapi dilain pihak, bila anak merasa takut oleh suatu pengalaman yang
nyata dan oleh satu sebab tidak mengatakannya pada orang tuanya, ia akan lebih
bcrkembang kearnh 1111ct11r11/ anxiety a/lack, untuk nwnghindmi rasa takutnya.
Bilamana anxiety yang dialami tidak berhubungan dengan suatu objck
tertentu, akan tetapi lebih merupakan vague fear (Phobia yang samar-samar/tidak
jelas), misalnya takut terhadap pakaian ketat, bentuk ini dinamakan sebagai state
ヲセャ」ッョエゥョオ。O@ apprehension.
Ada juga perasaan takut akan hukuman yang berlebih-lebihan, seolah-olah
membayangkan ia sangat kesakitan. Bentuk ekstrimnya akan menjadi phobia.
Phobia merupakan bentuk ekstrirn dari takut yang rnenjadi penyakit. Phobia
adalah perasaan lakut terhadap hal-hal tertcntu yang de111ikian kuatnya, rncskipun
tidak ada alasan yang nyata, misalnya takut terhaclap tempat yang sempit dan
tempat-tcmpat yang linggi (Acrophobia) , takut tcrhadap kcrumunan orang alau
lcmpal-tempst ramai (achlophobia)
Dari seluruh pendapat diatas dapal disimpulkan bahwa takut adalah umum
terjadi pada anak-anak, dalam perkembangannya makin bertambahnya usia anak,
takut dapat Jebih merupakan anxiety . Sedangkan anxiety dengan takut yang
berlebih-lebihan dapat mengarah pada phobia.
4. Gejala-gejala ketakutan atau anxiety
Dalam bukunya Patologi Sosial 3, Kartini Katono mengemukan beberapa
gejala-gejala dari ketakutan atau keeemasan, yaitu,:24
- Gemetar - Sesak Nafas
- Geletar - Perccpatan Nadi dan dctak
- Berpel uh Di ngin Jantung
- Mulut Menjadi Kering -Mual
- Membesarnya anak mata atau - Muntah
Pupil - Diare
24
C. Pengaruh Taya11ga11 Misteri terhadap SikapTalwt
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Dalam keluarga anak diperkenalkan dengan nilai kebaikan dan dibiasakan untuk
melakukannya. Namun keluarga bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan
sosialisasi nilai kebaikan. Sekolah, lingkungan dan media mass a juga berpengaruh
Saat ini di Jayar kaca sedang marak-rnaraknya tayangan dengan kisah-kisah
beraroma misteri yang memacu ketegangan. Scram tapi mernbuat penasaran,
sehingga pemirsapun enggan beranjak sampai tayangan berakhir. Ketakutan yang
muncul justru terasa mengasyikkan. Bagaimana dampak tayangan misleri tersebut
pada anak-anak.
Menurut Dr. Agung Kusumawardharni, SP,k.I, " Dampak tayangm1 misteri tcrhadap anak-anak sangat bervariasi. Ada yang menjadi penakut karena menganggap itu benar adanya. Adapula yang biasa karena sebelumnya telah dibcri tahu bahwa film itu khayalan. Oleh karena itu, anak-anak barus didampingi kalau sedang menonton televisi."
Sementara dalam pandangan psikolog anak dari Universitas Indonesia (UI) Fitrinni F Syahrul, S Psi, ketakutan tcrhadap sesuatu yang tidak bisa
dilihatnya seperti hantum sesungguhnya akan membua;1 anak punya rasa
was-was. Anak-anak juga menjadi takut dan tidak bcrani melakukan sesuatu tanpa ditcmani. Jika perscpsi anak seperti itu tertanam tents, anak akan merasa takul sampai dewasa.
Sedangkan menurut staf Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Islam
Bandung, Alva Handayani, S psi, secara signifikan tayangan misteri tidak akan
memperburuk kejiwaan anak, karena persepsi hantu bagi anak sangat dipengaruhi
Orang tua harus memperhatikan pangalaman pertama anak menonton
ayangan misteri, karena pcngalaman pertama ini akan memberi persepsi tentang apa
yang dilihat. Film atau sinetron dibuat sebagai hiburan, jadi harus tertanam bahwa
apa yang ditonton itu rekaan semata, bukan dunia nyata yang biasa dialami dalam
kehidupan sehari-hari.
Jika anak-anak menganggap tayangan misteri scperti tontonan biasa dan
seperti tontonan lainnya, reaksi anak pun akan biasa - biasa saja. Namun bila reaksi
Jingkungannya ada yang berteriak, lari pontang-panting sebagai tanda ketakutan,
menutup mata, atau memegang erat orang yang berada di dekatnya, anak pun akan
meniru hal yang demikian.
Se lain itu tayangan misteri yang kini marak di lclcvisi bisa juga menjadi salah
satu penyebab gangguanjiwa. Tayangan misteri akan merusak jiwa seseorang karena
ia bisa terpengaruh dan percaya sehingga menimbulkan suatu ketakutan berlebihan.
Jika semasa anak-anak sudah dijejali dengan informasi seperti itu, mungkin jalan
pikiran danjiwanya akan terpengaruh.
Menurut Komnas Anak Pimpinan Seto Mulyadi (kak Seto) mengemukakan
bahwa, "Anak-anak yang menggemari tayangan misteri umumnya memiliki masalah
mental". Sedangkan Menurut Ust, Badruzzaman, Le. Tayangan misteri berdampak
sementara rnereka tidak takut kepada pencipta yang gaib. Dari sudut tauhid, akhirnya
mereka, rnendatangi para nonnal dan para dukun. 25
Soleh Amini Yahman. Psi, Msi. pun tak mau ketinggalan rncmberikan pendapatnya tentang dampak tayangan mistcri terhadap sikap anak, yaitu : Tayangan misteri dapat menyebabkan anak rncnjadi bcrfikir instan dan irrasional, sehingga akan berimplikasi pada terbentuknya kepribadian yang helpless (ketidak berdayaan). Pada sisi yang lain tayangan horor yang disajikan dengan kemasan menakutkan dan rnenegangkan seperti, gentayangan, misteri Tengah Malam, Dunia Lain, clan lain-lain, kalau scrnpat dilihat/ditonton oleh anak-anak rnaka akan mcmbawa anak pada kehidupan yang menegangkan clan menakutkan sehingga anak akan selalu dihinggapi perasaan takut karena terbayang-bayang oleh isi tayangan horor yang clilihatnya. fmplikasinya anak rnanjacli penakut rnenghadapi situasi-situasi tertentu. Sepe1ii waktu malam hari, sendirian di rumah, ticlur sendiri dikamar clan lain-lain. Selain itu clapat menjadikan anak tergantung pacla orang lain, sehingga kcmanclirian anak tcrhambat. 2r,
D. Kernngka Berpikir
Pencliclikan adalah pernegang peranan penting bagi masa depan suatu bangsa.
Maju atau tidaknya suatu bangsa terletak pacla kualitas pendiclikan yang cliterapkan
clan dikembangkan bangsa tcrsebut.
Keberhasilan suatu pendidikan tidak tcrlcpas dari penggunaan media
pencliclikan yang diterapkan oleh suatu bangsa. Saal ini beg1.tu banyak orang yang
mengembangkan media-media clalam pencliclikan. Dari media yang masih bersifat
traclisional sampai media yang telah canggih scpcrli televisi. Tclcvisi dapat clikatakan
media pendidikan yang tergolong canggih karena dapat clilihat, didcngar,
25
Saksi Majalah, Op.cit., h. 25 26
Yah1nan A111ini S, Jn111/ikasi l)siko/o,[{i 1·aya111:a11 !1oror1ilistis ell A4etlia A4assa 7l!rluulap
menampilkan gambar yang yang bergerak, rnenampilkan suatu keadaan sesuai aslinya
dan lain-lain.
Televisi rnerupakan salah satu media pendidikan, hiburan dan sumber
informasi. Bahkan di Indonesia, pada awal kernunculan TVRJ, televisi telah
dikukuhkan secara resmi dalam Keputusan Presiden nornor 27 tahun J 963, yang
berbunyi, "Televisi nasional Indonesia merniliki fungsi sebagai sebuah instrumen
komunikasi dalam kerangka pembangunan mental, spritual, dan fisik, khususnya
menuju pembangunan rnanusia Indonesia Sosialis". 27
Setelah era kernunculan stasiun televisi swasta, kepentingan bisnis terasa lebih
menonjol. Karena terikan kepentingan bisnis inilah rnaka tayangan yang bersifat
hiburan akan sangat dominan dalam setiap tayangan tclevisi komersial.
Di sinilab mulai terjadi tarik rnenarik kepentingan yang seringkali tarnpak
sebagai debat yang tak kunjung hilang. Antara kcpentingan menyuguhkan infonnasi
yang aktual dan faktual, dengan kemungkinan distorsi infonnasi. Antara kepentingan
pendidikan dengan kepentingan hiburan. Antara hiburnn yang mencerdaskan, dengan
hiburan yang membodohkan. Antarn memacu produksi dalam negeri, dengan
menekan biaya. Antara pembinaan mental dengan kepentingan mengejar rating.
Namun sayangnya, kepentingan-kepentingan bisnis atau komersil lebih
dominan didalarn tubuh perfilman di Indonesia. Tayangan-tayangan misteri yang
banyak rnuncul saat ini adalah buah dari usaha menekan biaya dan perlombaan untuk
memiliki rating yang tinggi. Sebagaimana dikemukan oleh Nina Armando dalam
27
seminar Horor "Tayangan misteri dibuat dengan ongkos murah, tetapi berpotensi
'k h . ,,28
menan per atian orang
Apakah yang akan terjadi pada anak-anak, ketika mereb. sedemikian asyik
menyaksikan tayangan misteri yang sama sekali tidak menumbuhkan identitas
kemanusiaan dan ketuhanan. Tayangan-tayangan misteri yang menyeramkan telah
memberikan cukup infonnasi kepada anak-anak untuk menjadi takut terhadap selain
Allah. Pembodohan dalam logika cerita-cerita maupun penyelesaian masalah dalam
cerita itu, menjadi bagian utuh dari fungsi televisi untuk mendidik kebodohan.
Seringnya menonton tayangan misteri akan berdampak kepada
timbulnya masalah mental pada anak. Hal tersebut bcrdasarkan pada pcndapat yang
di kemukakan Kak Seto, "Anak-anak yang menggemari tayangan misteri umumya
memiliki masalah mental".
Selain menimbulkan masalah mental, menurut Ust. Badruzzaman, Le,
tayangan misteri dapat memjadikan anak lebih takut kcpada yang gaib dari pada
pencipta yang gaib,
Soleh Amini Yahman. Psi, Msi. pun tak mnu ketinggalan rnembcrikan
pendapatnya tentang dampak tayangan mistcri terhadap sikap anak, yaitu: Tayangan
misteri dapat menycbabkan anak menjadi berfikir instan dan irrasional, sehingga
akan berimplikasi pada terbentuknya kepribadian yang helpless (ketidak berdayaan).
Pada sisi yang lain tayangan horor yang disajikan dcngan kcrnasan mcnakutkan clan
mcnegangkan seperti, gentayangan, misteri Tengah Malam, Dunia Lain, clan lain-Jain,
.,
28
kalau sempat dilihat/ditonton oleh anak-anak maka akan mernbawa anak pada
kehidupan yang menegangkan dan menakutkan sehingga anak akan selalu dihinggapi
perasaan takut karena terbayang-bayang oleh isi tayangan horor yang dilihatnya.
Implikasinya anak manjadi penakut menghadapi situasi-situasi tertentu. Seperti waktu
malam hari, sendirian di rumah, tidur sendiri dikamar dan lain-lain. Selain itu dapat
menjadikan anak tergantung pada orang lain, sehingga kcmandirian anak tcrhambat.
Oleh karena itulah penulis ingin mengetahui pengaruh tayangan misteri
terhadap sikap siswa. Hal ini karena pembentukan clan perubahan sikap itu sendiri
melalui 4 cara yang antara Iain :
l. Adopsi, yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
berulang-ulang dan terus-menerus Iama-kelamaan secara bertahap diserap ke
dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap;
2. Diferensiasi, dengan berkembangnya inteligensi, bertambahnya
pengalaman, scjalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri Iepas dari jenisnya.
Terhadap obyek tersebut dapat terbentuk sikap lersendiri pula;
3. Integrasi, pembentukan sikap di sini te1jadi secara bertahap, dimulai dengan
berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu ha! tertentu, sehingga
akhirnya terbentuk sikap mengenai ha! tersebut.
4. Trauma, trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang
Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat JUga menyebabkan
terbentuknya sikap. '9
Dari beberapa lilktor pembentukan dan perubahan sikap, dengan frekuensi
menonton tayangan misteri yang sering, apakah memiliki pengaruh terhadap sikap
s1swa.
E. H ipotcsis
Hipotesis pada clasarnya merupakan proposisi atau tanggapan yang mungkin
.1uga salah dan sering digumJlrnn untuk dasar pembualan lrnputusun dan penelitian
lebih lanjul. Dalam pcnclitian ini terdapat Hipotcsis Alternatif(Ha) dan Hipotesis Nol
(Ho)
Aclapun rumusan kcclua hipotesis lersebut adalah :
Ha = Ada pengaruh ncgatif (bumk) yang signifikan antara seringnya anak
menonlon Tayangan Misteri dengan sikap takut pacla Siswa.
Ho = Tidak ada pengaruh negatif (buruk) yang signifikan antara seringnya
menonton Tayangan Misteri dengan sikap takut pada Siswa.
29
Pada bab ini akan diuraikan mengenai masalah dan hal-hal yang berkaitan
dcngan pelaksanaan pcnelitian, yai!u mengenai metode penelitian, subjek penelitian,
teknik penelitan data, teknik pengambilan sample, teknik analisis data.
A. Metode Penelitian
Mctode pembahasan yang digunakan dalam penelitim1 ini adaluh Field
Research atau penelitan Japangan. Metode penelitian seperti ini menggunakan
fenomcna yang ada di lapangan, tanpa mcmbuat manipulasi tcrhadap variabel yang
akan dilihat atau diukur. Mctode penelitian ini digunakan dengan ttijuan agar hasil
[image:43.595.24.442.39.544.2]yang diperoleh - pengaruh tayangan misteri terhadap sikap siswa -- mendekati
gambaran yang sama dengan keadaan sebenarnya.
U. Populasi da n sam pel
Populasi merupakan sejumlah masa (manusia atau bukan) yang terdapat
dalam kawasan tertentu dalam satu unit kesatuan atau kurnpulan dari individu dengan
kualitas atau ciri-ciri tertentu. Dalam hal ini populasi yang akan penulis arnbil adalah
Siswa-Siswi SMP Negeri 72 Jakarta.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan
penelitian ini adalah siswa kelas Ill SMP Negeri72 sebanyak 28 siswa yaitu 20 %
dari seluruh siswa kelas llL
Peneliti memilil1 siswa SMP kelas III sebagai sample dalarn ptmelitian ini,
karena sebagaian besar siswa SMP kelas JU itu berusia sekitar I 4-15 tahun. Di mana
pada usia itu minat anak sepenuhnya terarah pada hal-hal yang konkrit. Anak usia
tersebut menyukai cerita-cerita petualangan penuh ketegangan, dimana perasaan-aku
sangat ditonjolkan dalam kisah-kisah tersebut. 1
Pada teori piaget, diketahui pada kelompok usia tersebut berada pada tahap
konkrit operasional. Menurut Sis Hevster pada usia tersebut adalah masuk pada
kategori stadium Ill, yang disebut sebagai rnasa realisme reflektif Anak rnulai
berpikir terhadap realita, ia mulai mereaksi secara kritis terhadap realita.2 Sehingga
akan di ketahui apakah cara berpikir yang realitis itu dapat di pengaruhi oleh
tayangan rnisteri yang cendcnrng bersifat khayali.
C. Tempat dan Waktu Penclitian
Dalarn pelaksanaan penelitian ini, penulis mengarnbil tempat di SMP Negeri
72 Jakarta yang berlokasi Ji Jalan Petojo Binatu, Kelurahan Petojo Utara, Kecamatan
Gambir, Jakarta Pusat.
Alasan di pilihnya sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, pertama;
karena siswa-siswi di sana memiliki tingkat kecerdasan rata-rata sehingga tanggapan
1 Karlini-kartono,
Psikologi A11ak, (Bandung; CV. Mandar Maju,, l 99S), Cet, kc V, h. l SJ
2 Agus Sujanto,
terhadap rayangan 111istcri dapat di gcneralisir, kedua; berasal dari tingkai ekonomi
111enengah, hal ini perlu di pcrhatikan selain untuk pembatasan sample dan
penggeneralisasian, juga menginggat adanya pengaruh yang besar dari faktor sosial
ekonomi, ketiga seluruh siswa-siswi di sekolah tersebut sehat pendJhatan dan
pendengaran, hal ini penting karena kedua indra tersebut digunakan dalam menerima
informasi yang di ton!on (layangan misteri).
Adapun waktu penelitian yang akan digunakan pada penelitian
mi
yaitu terhitung dari bulan Juli sampai dengan bulan A_gustus tahun 2004.D. Telmik Pengumpulan Data.
- Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak3 Di lihat
dari pelaksanaanya, wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa
d 4
se eretan pertanyaan.
- Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang Jangsung diberikan kepada siswa
yang ingin dimintai sikap atau pendapatnya dalarn hal pencapaian tujuan
3
Suharsini Arikunto, Dasar-dasar eva/uasi Pe11didika11, Gakarta: Bumi Aksara, 1992), eel, ke-8,h. 30
-I
pcnelitan. Pcnelilian memberikan lestertulis untuk dijawab secara tertulis pula
oleh responde1u Melalui angket ini penulis dapat memperoleh data tentang
pengaruh tayangan misteri terhadap sikap siswa di SMP Negeri 72 Jakarta.
Angket atau kucsioncr yang di gunakan penulis adalah angket atau
kuesioner tertutup yang berisi pemyataan yang discrtai sejumlah jawaban terikat
pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.
E. Variabel Penelitian clan Definisi Opcrasional
I. Variahel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian. Dengan
dcmikian dalam penelitian ini terdapat dua Variabcl yakni
I. Variabel bebas atau lndependen Variabci adalah variabel yang
mempengaruhi yaitu tayangan misteri.
2. Variabel terikat atau Dependen Variabel adalah yang dipengaruhi yaitu
si kap siswa.
2. Definisi Operasional
Tayangan misteri adalah gambar hidup yang berisi tentang sesuatu ang belum
jelas atau tentang masalah-masalah yang gaib. Tayangan misteri yang di maksud
dalam penelitian ini adalah layangan misteri reality show yang di tayangkan di tiga
stasiun tclcvisi yailu Percaya Nggak Pcrcaya (An-Tcve), Gentayangan (TPI), Dunia
Rasa dan sikap takut adalah unsur utama dari kehidupan dan merupakan naluri
yang memperingatlrnn manusia adanya bahaya, agar ia siap sedia melindungi dan
mempertahankan diri dari ancaman bahaya. Sikap takut tersebut memiliki objek yang
jelas dan ada yang objeknya tidak jelas.
Tayangan misteri dapat membuat orang menjadi takut, ketakutan tersebut di
sebabkan oleh beberapa foktor; suasana lokasi syuting yang rnenyeramkan, iringan
suara musik yang menegangkan, cerita dari ahli supranatural clan pembawa acara,
ccrita atau komentar dari peserta uji nyali yang sedang ketakutan, dan lain-lain ..
Adapun gejala-gejala ketakutan pada saat menonton tayangan misteri adalahh
gemetar, geletar, denyut nadi dan detak jantung menjadi cepat/berdebar-debar,
menulup mata, merinding/keluar keringat dingin. Semua gejala-gejala ketakutan yang
timbul saat menonton tayangan misteri, dapat pula terbawa dalam kehidupan anak
sehari-hmi, antara lain; anak akan takut bila dalam rumah sendirian, takut dalam
kegelapan, takut ke kamar mandi sendiri di malam hari, takut 111elewati pohon besar
malam hari, takut pulang malam, takut akan suara-suara aneh di malam hari, sulit
untuk tidur.
Tabel A
Tayangan Misteri
DIMENSI INDIKATOR
Seringnya Menonton I. frekuensi menonton Tayangan Misteri '· Tempat Tayang
. Pembawa Acara " Ahli Supra.natural
. Hari Tayang
BUTIRSOAL
l ,8, 13
3,9 ,14 4,10,21
6
Pemahaman Alur Cerita
NO Dimensi
1. Hal-ha! yang
menimbulkan takut --·-·-·
!---__
"_____
BGMᄋMMMMᄋᄋセMᄋᄋᄋMᄋᄋMセ@
--->-·---2.
Gejala-glCiala sikap takut saat menontontayangan misteri reality show
-. ---·----セMM セM ---セ@Gejala sikap takut
.) .
paska/setelah menonton
I . Terdapat Uj i Nyali . Penamfikan . Tempat Keramat . Terna Tayangan
Tabel B
SIKAPTAKUT
15, 16 5,17,20
2, 18
19
INDIKATOR FAV01JRABLE UNFAVOURABLE JUMLAH
Suasana lokasi
41
12
2
syuting yang
rnenveramkan
-_ Irin-_gan musik
10
·-13
2
Cerita dan
11., 35
19
3komentar ahli supranatural &
_pembawa acara
---,-Komentar
34
I
27
2
eeserta uji 11):'ali セMM
-Penggambaran
39
40
2
& penampakan
makhluk halus
--Gemetar
3
29
2
Geletar/kejang
42
44
2
Denyut nadi
41
43
2
dan detak
jantung menjadi cepat/berdebar-debar
_l,ilenutup mata 36
38
2
Menjerit/berteri
28, 32
I
2,37
2
ak
Takut di dalam
3
rumah sendirian
セMMMᄋMMMMᄋMMMMMM
[image:48.595.23.441.40.699.2]tayangan misteri realy show
Takut pad a 33
17
2kegelaoan
Takut
bila
20
92
kekamar mandi sendirian di malam hari
Takut melewati
15
!, 18 3po hon besar malam hari
Takut pulang
26
7, 21
3
malam
-Takut
6
23
2
mendengar suara-suara aneh di malam
hari
-Sulit untuk tidur
4, 14, 16
5,22,30
6
malam
-Tabel 3
Bobot Skor Skala Sikap Takut Terhadap Tayangan Misteri
---Alternatif Jawaban Favourable Unfavourable
-SS (Sangat Setuiu) 4 1
S (Setuju) 3 2
TS (Tidak Setuiu) 2 3
[image:49.595.19.443.27.614.2]F. Tclmik Pcngolahan dan Analisis Data
Dalam menganalisa hasil penelitian berupa "pengarnh tayangan misteri
terhadap sikap siswa" di gunakan analisa ktiantitatif yaitu analisa yang dilakukan
terhadap data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan,
rnentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan data
statistik.
Untuk mengolah Variabel digunakan teknik analisa secara deskriptif, dengan
menggunakan rumus, sebagai berikut:
Rumus : P
=Ex
100 % NKeterangan : P = Presentase
F = Frekucnsi
N = Banyaknya Responden
Untuk dapat melengkapi data penelitian yang telah didapat dari hasil angket.
Maka untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang
sering menonton tayangan misteri dengan siswa yang jarang atau tidak pernah
menonton tayangan misteri terhadap munculnya sikap takut, penulis menggunakan
product moment sebagai teknik analisanya. Cara operasional data dilakukan melalui
tahap sebagai berikut :5
5 Anas Sudjana, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, PT. Rajawali Press, 2001) Cet. Ke
a. Mencari angka korclasi, dcngan rumus
Keterangan :
r,y = Angka Indeks Korelasi "r" Product Moment
N =Number of Cases
L:
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor YL:
X = Jumlah seluruh skor XL:
Y = Jumlah seluruh skor Yb. Memberilrnn intcrprctasi tcrhadap r xy yaitu :
l) lnterpreasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan dengan
indeks korelasi "r" product moment seperti di bawah ini :
Besarnya "r" Product
Moment ( r xv) lnteroretasi :
0,00 - 0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelsi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan ( dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan
Variabel Y)
0,20- ,.40 Antara Variabel X dan Vmiabel Y terdapat korelasi セ。ョァ@ lemah atau rendah
0,40- 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat kore]asi yang sedang atau cukupan
0,70- 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
--
van g kuat atau エセァゥ@0,90 - 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi vang sangat kuat atau sal}giit tinggj_
'"-·--2) Inrepretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan jalan
berkonsultasi pada tabel nilai "r" product moment. A