• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh tayangan misteri terhadap sikap siswa : studi kasus di smp negri 72 jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh tayangan misteri terhadap sikap siswa : studi kasus di smp negri 72 jakarta"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PEN GA RUH TA YANGAN MISTERI TERHADAJP SJKAP SISWA

(Study Kasus di SMP Negeri 72 .Jaka1rta)

Proposal Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Proposal Skripsi

Disusn Oleh :

ENDANG SUPRAPTl NIM. PPQQPQWセTS@

Dosen Pembimbing :

Dr. I-lj. ZURINAL Z. NIP. 150170330

FAKlJLTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURlJSAN PENDIDIKAN AGAJVIA ISLAM

UNIVERSITAS JSLAJVI NEGERI (UIN)

SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA

(2)

SKRIP SI

Diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ENDANG supraptセ@

0011017843

Dibawah Bimbingan :

NIP. 150170332

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGUJRUAN

UNIVERSTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

.JAKARTA

(3)

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Tayangan Misteri Terhadap Sikap Siswa (Study

Kasus di SMP Negeri 72 Jakarta)" telah diujikan dalam Munaqosah Fakultas llmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Tanggal 7 September

2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Program Strata (S l) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.

Ketua M F gkap Anggota

l

Prof Dr. H. Salman Ha un NIP. 150 062 568

Sidang Munaqasah,

Anggota:

Jakarta, 9 September 2004

Sekretaris Merangkap Anggota

(4)

Sesungguhnya segala puJI bagi Allah, Kita memuji-Nya, Meminta

pertolongan, petunjuk dan ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari

kejahatan jiwa dan keburukan amalan kita. Barang siapa d1 beri petunjuk Allah, maka

tidak akan ada yang akan menyesatkannya. Dan barang siapa di sesatkan Allah maka

tidak ada yang memberi petunjuk padanya.

Shalawat serta salam selalu kita sanjungkan kepada manus1a yang begitu

sempurna jasmani maupun ruhaninya. Manusia yang paling sabar, manusia yang rela

mengorbankan harta clan jiwanya untuk tegaknya panji Islam di Bumi Allah ini.

Sudah sepantasnya kita mengikuti sunah-sunahnya.

Salah satu syarat untuk menyelesaikan pro!,>ram stucli dan mencapai gelar

smjana strata satu (SI) di Universitas termasuk Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta adalah menulis karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Skripsi ini

「・セェオ、オャ@ : "PENGARUH TAY AN GAN MISTERI TERHADAP SJKAP SISWA

(STUDY KASUS DI SMP NEGERI 72 JAKARTA)"

Selama proses pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan clan hambatan

yang penulis hadapi, baik yang berkaitan dengan segi pengaturan waktu, pencarian

(5)

dapat diatasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan tcrima kasih yang tiada terhingga serta menyampaikan pcnghargaan

yang setinggi-tingginya kepacla semua pihak yang telah memberikan bantuan atas

terselesaikannya skripsi ini. Selanjutnya ucapan terima kasih yang seclalam-clalanmya

penulis sampaikan pula kepacla :

J. Bapak Prof. Dr. H. Salman Harun, Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan

Keguruan bese1ia stat: yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran

ad min istrasi.

2. !bu Dr. Hj. Zurinal Z, M.Ag, Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

mernberikan birnbingan, petunjuk, nasehat, se1ia saran-saran kepada penulis,

schingga pcnulis dapat mcnyelesaikan penulisan skripsi ini dcngan baik.

3. Dra. Hj. Siti Zainab Yusut: M.Ag, Dosen Penasehat Akadcmik Jurusan

Pcndidikan Agama Islam tahun ajaran 2003 s/d 2004. Dra. Djunaidatul

Munawarah, M.Ag, Dosen Penasehat Akaclemik Jurusan Pendidikan Agarna

Islam, BApak Abdul Fatah Wibisono, M.Ag, Ketua jurusan Pendidikan

Agama lslarn, beserta staf yang telah mernbantu penulis selama penulis

menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah 111endidik dan membekali ilmu pengetahuan yang sangat

(6)

mengizinkan penulis melakukan penelitian di Sekolah tersebut.

6. Ayahanda tercinta Edy Darsono dan Ibunda tersayang Siti Khadijah,

Adik-adiku terkasih yang telah memberikan dorongan secara materil dan moril serta

atas untaian doa-doa yang tiada henti , sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

7. Pimpinan serta staf karyawan Perpustakaan Umum Syarif Hidayatullah dan

Perpustakaan Jlmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan

dan lasilitas berupa pmjaman buku-buku yang diperlukan.

8. lkhwan Akhwat ウ・ー・セェオ。ョァ。ョ@ di LOK Syahid, KAMM.I, dan PIM,

khususnya Nani, Wani, Wina, sri dan Maryadi yang tidak bosan-bosannya

memotivasi penulis saat mengalami kesulitan baik dalam perjalanan dakwah

maupun skripsi, Terima kasih atas kebersmnaannya dalam dakwah semoga

Allah selalu menempatkan kita dalam aktifitas dakwah.

9. Teman-temanku tercinta, khususnya di kelas E a11gkatan 2000, yang telah

memberikan dorongan saat penulis jenuh dalam mengerjakan skripsi.

l 0. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu

(7)

semua pihak. Semoga penulisan skripsi ini dapat berguna khususnya bagi penulis

sendiri dan umumnya bagi masyarakat yang membacanya.

Jakarta, 5 September 2004

(8)

A. Latar Belakang Masalah

Televisi merupakan salah satu media infonnasi dan sarana komunikasi umum

yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Tidak dapat dipungkiri

televisi mcmiliki banyak rnanfaat, khususnya acara-acara yang menayangkan berita

aktual, film dokumenter, clan mengungkap alam dan ilmu pengetahuan. Hal ini karena

adanya kelebihan yang dimiliki oleh cara ke1janya, yakni memadukan antara gambar

dan suara; yang membuat penyampaian infonnasi lebih mudah difahami oleh seluruh

lapisan, baik yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan. Disamping itu

acara-acara televisi sangat digemari oleh anak-anak karena mengandung daya pikat

dan kemampuan yang tinggi clalam menghipnotis anak untuk menghabiskan waktu

diclepan televisi disamping mudah diperoleh dan mudah dioperasikannya. 1

Kebanyakan orang menganggap bahwa televisi merupakan suatn kebutuhan

pnmer yang mendesak, sehingga hampir semua rumah memiliki pesawat televisi.

Pesawat ini di duga dapat menguasai hati orang dewasa terlebih anak,

clan

',,"

kebanyakan orang senantiasa mengikuti acara"i:cara penanyangannya, tanpa

membatasi cliri atau membuat aturan, sehingga senngkali waktu anak

1

(9)

menyaksikannya lebih lama dari waktu yang digunakan untuk belajar, bermain,

sosialisasi dengan teman dan lainnya.

Saat ini adalah era dimana para hantu, genderuwo, tuyul dan makhlus halus

lainnya menjadi selebritis di layar televisi kita. Hampir setiap hari, siang dan terutama

malam , para selebritis yang tidak pernah meminta honor itu muncul di rumah kita,

111c111cnuhi ruang kcluarga kita. Televisi memang membcri porsi yang cukup besar

kepada dunia klenik dan takhayul belakang ini

Menurut sebuah webside pada citus googlee koran Pikiran Rakyat pada tahun

2002, tayangan misteri bukan suatu hal baru dalam komoditas tontonan. Sebelumnya,

di mulai dari sandiwara Maya sekitar tahun 1920-an hingga kehadiran media film

dengan tema-tema horor. Dari mulai horor barat sepe1ii drakula dan vampire yang

marak sekitar tahun 60-an clan 70-an hingga yang berwarna lokal, seperti "Dukun

Beranak", "Setan Kuburan" atau "Arwah Gentayangan" dan sejumlah lainnya.

Meskipun tema-tema mistcri terdapat juga di radio, baik itu berupa sandiwara

ataupun dongeng Sunda, apabila mengambil konteks 70-an atau 80-an, tema-tama

seperti diatas hadir scbagai tayangan menggunakan layar Iebar, dengan segmen

penonton di lapisan masyarakat menengah ke bawab Tayangan ini dibuat

berdasarkan kepercayaan yang pernah hidup dalam masyarakat, contohnya mitos nyi

roro kidul, cerita-cerita tentang tuyul, clan babi ngepet.2

2 Suplemen Pikiran Rakyat khusus Budaya,

(10)

Televisi sebagai salah satu 111edia baru mengangkat tema 111isteri ketika serial

"Si Manis Je111batan Ancol'' ditayangkan di RCTI pada sekitar awal tahun 1990.

Meskipun tayangan ini mendapat sambutan publik, perkembangannya tidaklah terlalu

signifikan. Narnun ada satu hal yang 111enarik dari apa yang dihadirkan oleh tontonan

televisi yang gejalanya diawali dari sinetron Si Manis Jembatan Anco! ini, yakni

sernacam dekonstruksi atas sosok yang mengerikan dari 111akhluk-makhluk halus

seperti hantu menjadi sosok yang lucu. Dari mulai penampilan yang bencong hingga

yang konyol. Suasana yang 111enakutkan, mencekam, dan sosok yang mengerikan di

situ seakan-akan hendak digiring ke wilayah lelucon. Makhluk-111akhluk halus di

dalam cerita-cerita itu rnenjadi bahan tertawaan atau ia dibadirkan sangat manusiawi

dan terlibat langsung dengan urusan-urusan manusia. Sinetron sereal Jin dan Jun

adalah jejak dari perkernbangan seperti itu. Dalam fi1111-fil111 kartun kita bisa

rnenernukannya dengan rnudah, sebutlah Casper, sosok hantu anak-anak yang baik

dan lucu atau Scooby Doo.

Antusiasme rnasyarakat 111enyambut film Jailangkung pada tabun 200 l adalah

akhir dari tontonan hantu yang Jucu seperti yang banyak ditayangkan di televisi.

Kesuksesan film ini segera rnengubah trend tontonan hantu yang lucu menjadi film

yang menycramkan. Dan segrnen penontonnya tidak lagi masyarakat lapisan

rnenengah kebawah narnun j uga kalangan muda perkotaan.

Tidaklah berlebihan, bila kita rnenyebut Jailangkung adalah awal dari

(11)

cenderung berlomba-lomba menggarap tayangan-tayangan bertema misteri atau

horor.

renomena-fenomena tayangan misteri yang digandrungi oleh masyarakat

sekarang ini dengan periode di belakangnya memiliki pergeseran popularitas jenis

hantu. Apabila sebelumnya film-film horor lebih menampilkan makhluk-makhluk

sejenis tuyul, babi ngepct, gendcruwo, atau rnakhluk gaib lainnya yang Iebih

beragam, tren tontonan hantu sekarang lebih memopulerkan jenis hantu pocong dan

kuntilanak. Hal ini sesungguhnya juga menjelaskan, perbedaan dari hulu rnana sernua

itu bcrangkat. Apabila pada pcriode sebelumnya film bantu dan misteri diangkat

berdasarkan cerita rakyat dan mitos yang telah berkembang lama dalarn sistern

kepercayaan suatu masyarakat tradisi, katakanlah tuyul, babi ngepet atau genderuwo;

maka tontonan misteri yang berkembang sekarang lebih hanya sekadar rnenonjolkan

pcristiwa, bukan pcrsoalan. J\pabila sebelumnya persoalan makhluk gaib muncul

karena hubungannya dengan segala sesuatu yang kerarnat, kini hantu dimunculkan

lebih karena jejak dari sualu pcristiwa, rnisalnya, tempat angker karena seseorang

pernah bunuh diri di situ atau tempat orang pernah terbunuh. Lihatlah, berbagai

program tayangan di stasiun-stasiun tv yang berisikan cerita-cerita pengalaman

tentang makhluk gaib atau ternpat-tempat yang angker. Sel.uruhnya nyaris hanya

berisikan potongan-potongan cerita yang lebih mem-blow-up peristiwa yang

(12)

Setelah kehadiran Jailangkung di Jayar lebar, 111isteri yang bertema

111enyera111kan merambah kc layar kaca. RCTI 111engawali dengan tayangan misteri

KISMIS (Kisah-Kisah Misteri) yang di garap dengan visualitas ilustrasi serta

peran-peran pendukungnya yang didandani semirip mungkin dengan kegerian. Hasilnya

dapat membuat penonton terkesima, karena seolah melihat kondisi yang sebenarnya;

dan pemirsa pun dibuat bergidik Kemudian disusul oleh layangan misteri Reality

Show; seperti ; Percaya Nggak Percaya di An-teve yang ratingnya terus mengalami

kenaikan, Gentayangan di TPI, dan Dunia Lain di Trans TV, dan masih banyak

tayangan misteri Reality Show lainnya.

Hendrawan Riyanto, perupa dan staf pengajar FSRD ITB mengungkapkan;

"kegandrungan masyarakat terhadap tayangan misteri bukan merupakan potret dari suatu masyarakat yang masokhis. Melainkan ia mencennati bagaimana kenyataan tersebut lebih leluasa dibaca sebagai sebuah indikasi dari suatu keadaan masyarakat yang sesunggubnya belum benar-benar matang hidup dengan rasionalitas, seperti yang menjadi karakter dari modernisme. Masyarakat kita ternyata masih hidup dengan mentalitas pra-modern. Fenomena ini tak bisa dilainkan dari politik kebudayaan negara yang gaga! membawa kebudayaan itu kedalam semangat rasionalisme yang sesungguhnya "

Saya cenderung setuju dengan pendapat Hendrawan Riyanto. Kegadrungan

rnasyarakat terhadap tayangan misteri tidak hanya disebabkan oleh mentalitas

masyarakat yang belum modern, namun yang paling utarna adalah masih Iemahnya

aqidah rnasyarakat tersehut.

Menjarnurnya tayangan-tayangan diatas, tidak sedikit mernbawa dampak pada

(13)

sebuah tayangan misteri merniliki kecenderungan rasa takut yang berlebihan. Kata

hantu hadir rnenjadi sebuah hal yang sangat menakutkan bagi anak tersebut Hal ini di

dukung dengan adanya pendapat dari pakar Psikologi Anak Universitas Indonesia

"Fitriani. F. Syahrul, S.psi., la rnengatakan bahwa:

"Ketakutan terhadap sesuatu yang tidak bisa dilihatnya seperti "Han!u", sesungguhnya akan rnernbuat anak punya rasa was-was. Anak-anak juga rnenjadi takut dan tidak berani melakukan sesuatu bila tanpa ditemani orang lain. Jika persepsi anak seperti itu terbawa dant tertanam terns, anak itu akan rnerasa takut pada saat hidup dewasa."

Sebagai rnanusia yang begitu banyak kelernahan, sangatlah wajar bila kita

rnemiliki perasaan takut. Namun perasaan takut tersebut jangan sampai berlebihan

sehingga melebihi rasa taku! kita kepada Tuhan. Karena bila perasaan takut kita

kepada makhluk lebih besar melebihi perasaan takut kita kepada Tuhan, maka hal

tersebut termasuk kedalam perbuatan yang zhalim.

( \ f :

"dan (lngatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya,"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,

sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang

besar. "3

3

(14)

Sedangkan 111enurut Dr. Agung Kusumawardhani, SI', KJ, scpcrti dikutip

Tabloid Senior, dampak tayangan misteri terhadap anak-anak sangat bervariasi. Ada

yang menjadi penakut dengan mengganggap itu benar adanya. Ada pula yang biasa

snja karena sebelumnya telah diberi tahu bahwa film itn khayalan ."Oleh karena itu,

anak-anak hams didampingi kalau sedang menonton tayangan misteri." Jelas Agung

Kusumawardhani, staf bagian Psikiater RSCM/FKUI Jakarta ini.

Semua anak yang baru dilahirkan ke dunia dalam kcadaaan suci. Kedua orang

tuanya lah yang memiliki penman penting dalam membentuk sikap, perilaku dan

kepribadian anak. Karena orang tualah yang sering berinteraksi dengan mereka.

Selektifitas orang tua dalam segala ha! sangat berpengaruh dalam membentuk

mereka, bogitu pula dalum hal memilih tayangan yang baik bagi anak. Orang tua

harus benar-benar mengontrol mana tayangan yang Iayak ditonton anak clan mana

tayangan yang tidak layak ditonton oleh anak. Bahkan kalau memang diperlukan

dampingi_ 。ョセセ@ !i<1at_men{)n!on televisi.

,,., ,,., ,,,. ,,, ,,.,

o,- ...-o""\ o..- ッNセLNNN NNM o,.. o;;oi.\ ,,.,

J

セ@ .rl

¥

J.

<\.<>-W 01

0):-

<.S

_;>)

J

,.. ,,., ,,, ,., ,., ....

"Dari Abu Hurni rah ra. Berlrnta, Nabi SAW bersabd2, : Setiap anak yang

(15)

anak itu Yahudi, Nasrani/M4jusi, sebagaimana binatang ternak yang dilahirkan.

Apakah kamu lihat padanya itu yang telah dipotong (dilubangi) hidungnya."4

Salah satu tujuan clibua!nya tayangan misteri hanya untuk membuat

penontonnya merasa tegang. Tentu saja itu hanya sesaat karena dibuat sebagai

rekayasa (fiktit). Bagi maniak film horor, tentu ketegangan itu adalah sebuah hiburan.

Bila orang dewasa mungkin clemikian, tapi bagi anak-anak belum tentu, karena tahap

perkembangan psikologinya masih terns berkembang. Bisa jadi ia mempersepsikan

segala sesua!u menjadi ha! yang serius dan menganggap nyata dalam kehidupan

sehari-hari.

Secara psikologis, ada beberapa anak yang mcmiliki kcpekaan emosi

(sensiti1), yang barns diwaspadai. Perkembangan anak ini ditandai dengan menangis,

ngambek, atau mengekspresikan emosi lainnya lebih lama.

Orang tua harus lebih berhati-hati, biasanya pada anak seperti ini akan

memiliki kekuatan emosional yang tinggi pula. Ia akan terns memikirkan kejadian

yang kurang menyenangkan baginya. Bila ia menonton film dan menurutnya

menakutkan seolah-olah bisa terjadi pada kehiclupan dirinya., selain itu anak akan

selalu dihinggapi perasaan takut karena terbayang-bayang oleh isi tayangan misteri

yang dilihatnya. Implikasinya anak menjadi penakut menghaclapi situasi-situasi

tertentu, seperti waktu malam hari, sendiri di rumah, tidur sendiri di kamar dan

(16)

lain. Demikian juga anak akan dihinggapi minpi-mimpi buruk dalam tidurnya

sehingga bisa menyebabkan anak mengalami gangguan tidur.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis tertarik untuk

mengadakan suatu penelitian yang akan dituangkan dalam skipsi dengan judul

"PENGARUH TAYANGAN MISTER/ TE'RHADAP SJJ(4P SJSWA" (study kasus

di SMP Negeri 72 Jakarta)

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luasnya permasalahan yang akan dibahas berkaitan dengan

judul skripsi diatas dan keterbatasan pengetahuan penulis, waktu dan biaya

penulisan skripsi, rnaka penulis rnembatasi pada:

a. Tayangan rnisteri hanya dibatasi pada tayangan misteri reality show yaitu

dunia lain, gentayangan dan percaya nggak percaya ..

b. Sikap siswa hanya dibatasi pada sikap takut yang bersifat khayalan (Imaginer)

c. Siswa disini hanya dibatasi pada siswa kelas III Sekolah Menengah Pertama di

SMP Negeri 72 Jakarta

d. Pengaruh disini hanya dibatasi pada pengaruh negatif (buruk) akibat menonton

(17)

E. Sistematika Penyusunan Skripsi

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB!

BAB II

Pendahuluan, pada bab ini di kemukakan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode pembahasan dan sistematika penulisan

Kerangka Teori yang terdiri atas pembahasan pengertian televisi,

kelebihan dan kcterbatasan media televisi, pengertian tayangan

mistcri, bcbcrapa judul reality show atau tayangan misteri, Pengertian

sikap, faktor yang mempengaruhi sikap siswa, pengaruh tayangan

mistcri tcrhadap sikap siswa, kerangka berfikir dan hipotesis.

BAB III Tempal dan waktu penelitian, metode penelitian, konsep dan

pengukurnn variabel penelitian, populasi dan sampel, Variabel

Penelitian dan Definisi Operasional, teknik pengumpulan data serta

teknik pengolahan dan analisis data.

BAB IV Merupakan hasil penelitian yang terdiri atas gambaran umum objek

penelitian dan analisis data.

(18)

2. Pcrumusan Masalah

Bcrdasarkan pcmbatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah yang

akan di balias dalam skripsi ini sebagai berikut :

a. Seberapa besar frekuensi menonton tayangan misteri reality show

Gentayangan, Percaya Nggak Percaya, dan Dunia Lain pada siswa?

b. Seberapa besar siswa di SMP Negeri 72 yang merasa takut akibat menonton

tayangan misteri

C. Tujuan Dan Kcgunaan l'cnelitian

I. Tnjuan Pcnelitian

Dalam kegiatan pcnelitan yang dilakukan penulis, mempunyai tujuan yaitu:

a. Untuk mengetahui frekuensi menonton tayangan misteri pada siswa di SMP

Negeri 72 Jakarta

b. Untuk mengetahui seberapa besar siswa SMP Negeri 72 Jakarta yang merasa

takut akibat menonton tayangan misteri.

II. Kcgunaan Pcnclitian

Scdangkan kegunaan dari penelitian ini adalah; jika memang ditemukan

adanya pengaruh negatif yang cukup besar kepada anak akibat menonton

tayangan misteri, maka penulis berharap kepada pibak-pihak yang merasa

bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak bangsa dapat melakukan

(19)

A. Tayangan Misteri

I. Pengertian Televisi

Kata televisi berasal dari bahasa lnggris, television. Kata tele diambil dari

bahasa Yunani yang berarti jauh dan vision diambil dari bahasa Latin yang berarti

pandangan atau pemandangan. 1 M.O. Palapah dan Atang syamsudin menjelaskan

bahwa "televisi adalah salah satu bentuk mass media yang memancarkan suarn

dan gambar yang berarti sebagai reproduksi daripada kenyataan yang disiarkan

melalui gelombang-gelombang elektronika sehingga dapat ditcrima oleh pcsawat

penerima di rumah"2

Dalam kamus Bahasa lndonesia Kontemporer dikernukakan bahwa "televisi

(pesawat televisi) adalah pesawat sistem penyiaran gambar yang objeknya

bergerak dan di sertai suara, digunakan untuk menyiarkan pertunjukkan, berita,

dan sebagai nya. 1

Menurut Arsyad Azhar, televisi adalah sistcm clcktronik yang mcngirimkan

gambar diam clan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.'1

1

'fakariavvan Cahyadi, A1edia Massa Virus l\!l'lTLfahan, ('farbiyatunna, Nov 2003) ccl-L hal 56

2

})eparte111e11 J>endiliikan ,/an Keh11da)1aa11 ャセiN@ j^・L[Lᄋ。ョセー・ウ。ョ@ JJrula_va J•'i!tn aオ。ォセNTョ。ォ@ J)a/an1

Tayangan Telev1:w· (.)'lluli tentang Pengaruh :n:•.-ter1n Terhcu.laJJ J>eri/aku Sosia/ J?e111qja Kota HセゥァャオイェオエI@

(Jakarta; CV. Eka Putra, 1955) hal 31

J Salim Peter dan Yeny salim, Karnus I3ahasa Indonesia Kontcinporer, (Jakarta Modern

English Press, 1091) cet ke-1, h 1570

4

[image:19.595.40.462.36.628.2]
(20)

Sedangkan Oemar Hamalik (1985 : 134) : "Television is an electrinic motion

picture with conjoinded or attendent sound; both picture and sound reach the eye

and ear simultaneously from remote broadcast point"5. Definisi tersebut

menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang

pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka

televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini

berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat clan

didengar secara bersamaan. Televisi juga dapat memberikan kejadian-kejadian

yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dcngan disertai komentar

penyiarnya. Keclua aspek tersebut secara simultan dapat didengar clan dilihat oleh

para pemirsa. Peristiwa - peristiwa atau kejadian-kejadian tersebut langsung

disiarkan dari stasiun pemancar televisi tersebut.

Televisi sebagai media massa memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai media

informasi (information), sebagai media pendidikan (education), sebagai media

hiburan (entertaiment).6 Walaupun kebanyakan orang membeli televisi dengan

tujuan untuk mendapatkan hiburan melalui acara yang ditayangkan, namun

mereka tetap mengharapkan di dalam hiburan tersebut terdapat unsur

pendidikan.7

5

asnawir dan Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran Ciputat Press 2000, cet. I, ha! IO I

"Zamris 1-Iabib ct,al., }Je11elitian Jif/Jn Anak-anak di televisi JJalcun J?.angka JJen1ha11g1111an

(21)

2. Keuntuugan dan keterbatasan Televisi

Televisi sebagai media pengajaran mengandung beberapa keuntungan antara

lain:

a. Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa-peristiwa

sebenarnya;

b. Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau negara;

c. Dapat meneiptakan kembali peristiwa masa lampau;

d. Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beranekaragam;

e. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat;

f Menarik minat anak;

g. Dapat melatih guru baik dalam free-service maupun dalam in-service

training;

h. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian

mercka terhadap sekolah.

Televisi disamping memiliki keuntungan, telapi telcvisi juga mcmiliki

keterbatasan diantaranya adalah :

a. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan kcterangan-keterangan sewaktu

film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konscntrasi audicns;

b. Audfons tiduk dnpat mcngikuti dcngan baik kalau f'ilm diputar tcrlalu ccpat;

7

(22)

c. Apa yang telah lewat sulit diulang kecuali memutar kembali secara

kesel uruhan;

d. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi clan mahal.

3. Pengertian Tayangan Misteri

Tayangan menurut kamus kecil Bahasa Indonesia adalah mempe1tunjukkan

(film),8 sedangkan film itu sendiri adalah gambar-gambar dalam frame dimana

frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga

pada layar terlihat gambar itu hidup.9 Misteri adalah sesuatu yang belum jelas;

keajaiban. Jacli tayangan misteri adalah gambar hidup yang berisi tentang sesuatu

yang belum jelas atau tentang masalah masalah yang ghaib.

Makhluk halus dan alam gaib ternyata menjadi suatu kemasan. Pengalaman

seseorang dengan alam gaib, senmla lebih merupakan peristiwa dan pengalaman

subjektif seseorang. sekarang, mendadak hadir menjadi pengalaman publik lewat

tayagan misteri yang hadir di iayar kaca.

Sekarang ini begitu banyak tayangan film yang dibalut unsur horor lokal

dengan menghadirkan "bintang tamu" dari dunia supranatural, semacam : sundel

Eka Putra 1995), cet - 1, h 31

n Pius A. Partnnto 'l'risno Yuwono, Katnus Keci/ /Jahasa flulo11esia, (Surabaya, Arloka, t994)

ha!, 468

9 .

(23)

bolong, jin, tuyul, dracula, pocong, vampir, dan sebagainya yang tadinya di jual

via layar lebar kini mulai beralih ke layar kaca.

Sebenarnya terjadi salah kaprah dalam uruasan makna dari kata misteri ini

sendiri. Tidak sepe1ti dalam film- film di Indonesia yang penge1iian sederhananya

adalah horor, angker. Dalam film-film asing, unsur misteri tidak hanya scmata

soal hantu-hantuan saja tetapi juga misteri soal fenomena alam, seperti Ufo,

alien, dan sebagainya. Untuk menjalin cerita yag membuat bulu kuduk merinding

pun, tidak sclalu bennodalkan karakter scram (atau disernm-seramkan) semacam

darpkula, vampir, were wolf Yang dijual bisa berupa elernen surpense (kejutan)

ataupun thriller (kctegangan), keduanya itu 111asih jarang di temui dalam

kisah-kisah Misteri dalam negeri.

Nina Armando mengernukakan dalam makalah seminarnya "Tayangan misteri memiliki atau mempunyai nilai juaL Hal ini karena tayangan yang ditampilkan adalah suatu yang mengandung unsur keluarbiasaan, cliluar kelaziman atau lain dari pada yang lain. Dunia gaib adalah suatu yang umumya jarang kita kenal atau kita lihat dalam kehidupan nyata; itulah sebabnya, banyak orang yang in gin mengkonsumsinya"10

4. Beberapa tayangan misteri favorit yang berbentuk reality show

a. Gentayangan

Acara yang disiarkan Televisi Pendidikan lnsonesia (TPT) ini memaparkan

cerita dan liputan misteri yang bersumber dari "katanya". Misalnya, cerita

Ill Armando Nina, lifek foya11ga11 Mistik di

rv

hagi £11/ak : 11paya11g hi.m kita lak11ka11.?

(Disampai/um pada seminar "Pengaruh Taya11ga11 Horor terhmlap ャG・QQセᄋ・QQQ「。QQァ。QQ@ Aqidah dan

(24)

manusia kawin dengan bangsa jin, kisah pencari kcsugihan, perkawinan para

hantu, mengorek tempat-tempat angker seperti rumah hantu, dan lain-lain.

Toro Margen yang memandu tayangan ini membawa pernirsa terhanyut dalarn

alam misteri yang dan menyeramkan.

b. Percaya Nggak Percaya

Ketika masyarakat ibu kota diserbu liputan live dari rumah hantu. September

2002, dalam episode Rumah Bantu Pondok lndah, Antv segera mengemasnya

menjadi serial misteri Percaya Nggak Percaya (PNP). Baru muncul beberapa

episode saja PNP scgera mendapat respons luar biasa dari pemirsanya

Leo Lumanto, pemandu acara yang dianggap sebagai ahli supranatural

mengulas tempat-tempat misteri dengan segala pengakuan gaibnya melihat

makhluk -makhluk halus.

c. Du11ia lain

Dunia lain juga menjadi salah satu ・ーゥウッ、ャセ@ misteri dengan rating tinggi,

rata-rata di atas 5 sepanjang tahun 2003. Ditayangkan oleh Trans TV scjak Juli 2002,

ini malah dalam episode tertentu pernah mencapai angka diatas 9.

Salah satu alasan acara ini "digemari" pemirsanya dibanding acara sejenis

adalah seipnen Uji Nyali, dimana seorang bintang tamu ditantang untuk berdiam

diri di suatu tempat yang dianggap angker antara jam 00.00-05.00. Aksi ini

(25)

sekitar tempat itu diamanati oleh seorang supranatural. Dibawah arahan sutradara

Fandy Haddada. 11

B. Sikap

1. Pengertian Silrnp

Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kccenderungan mental,

menurut Bruno sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatifmenetap untuk

bereaksi dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu, yang pada

prinsipnya dapat kita anggap suatu kecenderungan seseorang untuk bertindak

dengan cara tertentu. 12

Menurut Sarlito, sikap adalah kesiapan pada seseorang unt11k bertindak secara

tertentu terhadap hal-hal tertentu. 13

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai dengan kecendcrungan

untuk bertindak terhadap objek tertentu. 14 Sedangkan John R Harvey dan

11

Saksi Majalah, Ancaman Teror Mengincar Umat Jslam, (no. 13 Tahun VL 28 April 2004) h. 24-25

12 muhibbinsyah,

Psiko/ogi Pe11didika11 dengan Pendekatan Ham, (Bandung; PT. Remaja

Rosda Karya, 1997), Cet, ke-3, h. 120

13

Sarlito Wirawan Sarwono, JJe11ga11tar [}11111111 J>sikolo&i, (Jakaria, Bulan Bintang, 1976) Cct,

ke- 7, h. 94

14

(26)

William P. Smith mendefinisikan sikap sebagai "kesiapan merespon secara

konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek atau situasi". 15

· G. W. Allport mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan syaraf

dan kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh

dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang

berkaitan dengannya, sebaliknya Krecch dan Crutchfield yang sangat rnendukung

persfek.1:if kognitif mendefinisikan sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap

dari proses rnotivasional, emosional, perseptual dan kognitif mengenai beberapa

aspek dunia individu.16

Sedangkan menurut llmu Jiwa Sosial, sikap merupakan kesiapan untuk

bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek tertentu.17

Dari berbagai pendapat diatas maka sikap merupakan perilaku atau

kecenderungan seseorang bereaksi terhadap suatu objek yang objeknya tersebut

bisa orang atau benda dengan cara tertentu dan reaksinya dapat berbentuk reaksi

yang baik dapat pula berbentuk reaksi yang buruk.

15

Abu Ahmadi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 1991), Cet. ke-1, h. 164

16

David 0 Sears, et.al, I'siko!ogi So.vial, (Jakarta: Erlangga, 1994), jilid I, h. l37

It 158

(27)

2. Faktor yang mempengaruhi sikap

Secara karakteristik setiap sikap selalu didasarkan suatu evaluasi yang

bersumber dari komponen afeksi oleh karena itu sikap relatif konstan dan agak

sukar berubah jikapun terjadi perubahan sikap ha! itu umumnya disebabkan oleh

adanya suatu tekanan yang !mat hingga melalui proses tertentu mengakibatkan

terjadinya perubahan dan bagaimanapun perubahan sikap barn akan 1erjadi

apabila sudah menyangkut perubahan berfikir, keyakinan, dan pengetahuan

seseorang. 18

Adapun pembentukan dan perubahan sikap itu sendiri melalui 4 cara yang

antara Iain :

a. Adopsi, yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi

berulang-ulang dan terus-menerus Iama-kelamaan secara bcrtahap disernp ke dalam diri

individu dan mempengarnhi terbentuknya suatu sikap;

b. Diferensiasi, dengan berkembangnya inteligensi, bertambahnya pengalaman,

sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap

sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap obyek

tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula;

(28)

c. Integrasi, pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap, dimulai dengan

berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tcrtentu, sehingga

akhimya tcrbentuk sikap mengenai hal tersebut.

d. Trauma, trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang

meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

Pcngalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menycbabkan

terbentuknya sikap. 19

Sedangkan menurut Ita Novita Adenar, faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap pada dasamya ditentukan oleh dua faktor yaitu :

a. Faktor Intern, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi rnanusia itu sendiri.

Faktor ini biasanya berupa selektivity atau claya pilih seseorang untuk

rnenerirna atau rnenolak pengaruh-pengaruh yang clatang clari luar clirinya.

b. Faktor Ekstem, yaitu foktor yang terdapat diluar pribadi seseorang clan

rnerupakan stimulus yang clapat membentuk clan mengubah sikap. Faktor ini

clapat berupa interaksi sosial antara incliviclu clengan incliviclu lainnya,

interaksi incliviclu clengan kelompok masyarakat atau antara kelompok clengan

kelompok lainnya. Di sarnping itu faktor ekstern dapat berupa pula alat-alat

komuniknsi seperti : surut kabar, radio, televisi, majalah, buku clan

sebagainya. 20

19

Sarlito Wirawan Sarwono, Op. Cit, h. 95-96 20

lta Novita Adenar. Sri Gurinta, Mengelahui ,\'fkaJ>, A'e1>ercaJ·aa11 <Ian 1 )eri!aku JJ11dt.11yr

(29)

Selain faktor diatas, sikap dapatjuga dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini: 21

a. l'engalaman l'ribadi

Sesuatu yang telah terjadi dan sedang dialami oleh seseorang akan ikut

membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulus sosial.

Salah satu dasar terbentuknya sikap adalah tanggapan. Tanggapan dan

penghayatan seseorang diperoleh melalui pengalaman yang berkaitan dengan

positif atau negatif. Middlebrook mengatakan bahwa tid.ak adanya pengalaman

sama sekali dengan objek psikologis cenderung akan membentuk sikap yang

negatifterhadap objek tersebut.

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah

meninggalkan kesan yang !mat. Pengalaman pribadi yang terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional akan mengakibatkan sikap mudah terbcntuk.

Situasi yang melibatkan emosi menyebabkan penghayatan akan pengalaman

menjadi lebih mendalam.

b. Pengaruh Orang lain yang dianggap penting

Salah satu komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang adalah

orang lain yang berada di sekitar individu tersebut. Middlebrook mengatakan

bahwa pada masa anak-anak dan remaja, orang tua biasannya menjadi figur yang

21

(30)

paling berarti bagi anak. Jnteraksi antara anak dan orang tua merupakan

pem bentuk utama sikap anak.

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan di mana seseorang hidup dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap seseorang. Burrhus Frederric Skinner sangat

menekankan pengaruh lingkungan (termasuk di dalamnya adalah kebudayaan)

dalam membentuk pribadi seseorang.

d. Media mas.1·a

Berbagai bentuk media massa sebagi sarana komun ikasi seperti majalah ,

radio, televisi, internet dan lain sebagainya mcmpunyai pengaruh bcsar dalam

membentuk opini dan kepercayaan seseorang. Media massa membawa

pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi barn mengenai sesuatu ha! memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pcsan-pesan sugestif yang dibawa oleh

infonnasi tcrsebut apabila cukup kuat akan mcmberikan dasar afoktif dalam

menilai sesuatu ha! sehingga terbentuklah arah sikap lertentu.

e. Lembaga Pendidikan dan J,embaga Agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agarna sebagai suatu sistem yang

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakan

dasar pengertian dan konsep moral dalarn diri individu. Pemaharnan akan baik

dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak clilakukan

(31)

kepercayaan seseorang yang pada akhirnya konsep tersebut ikut berperan dalam

menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.

f Faktor pengaruh emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalarnan

pribadi seseorang. Kadang-kandang suatu bentuk sikap rncrupakan pernyataan

yang didasari oleh ernosi yang berfungsi sebagai scrnacarn pcnyaluran frustasi

atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap tersebut bisa

rnerupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang

akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lcbih persisten dan bcrtahan lama.

3. Sikap Talmt

Perasaarn takut dan cernas itu adalah unsur utarna dari kehidupan; dan

merupakan naluri yang mcmperingatkan manusia adanya bahaya, agar ia

siap-sedia melindungi dan mempertahankan diri dari ancaman bahaya. 22

Rasa takut dan cemas ini bukan gejala abnormal pada anak. Sebab anak

secara instinktif memang merasa takut pada hal-hal yang bclum dikenalnya, yang

masih samar-samar, dan hal-hal yang mengandung rahasia.

Pada urnumnya takut lebih dianggap sebagai suatu ernosi yang klmsus yang

merupakan reaksi terhadap objek-objek yang dapat merangsangnya. Misalnya

bayi yang takut terhadap suara keras.

22

Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung, Cv Mandar Maju,

(32)

Paul Mussen mengemukakan "Fear is generally considered the more

specific emotion a response to particular, specifiable obyects and stimuli"

Perasaan takut ini merupakan reaksi terhadap baha.ya dimana situasinya

adalah jelas dan objektif sifatnya. Kejelasan dari bahayanya mernungkinkan

untuk membatasi antara dirinya dengan objek yang rnembahayakan, sehingga

dapat diarnbil tindakan-tindakan yang lebih ternrah. Juga dapat rnenggerakkan

usaha-usaha yang sesuai untuk rnengatasi objek yang ditakutinya.

Jadi perasaan takut itu merupakan reaksi terhadap situasi lingkungan yang

sekarang dan scsaat, apakah itu mcrupakan objck tcrlcntu, orang-orang rnaupun

situasi-situasi yang ada pada lingkungannya yang mengakibatkan terjadinya

bahaya-bahaya fisik ataupun sosial.

Rasa takut lain yang merupakan kelainan jiwa adalah kecemasan (anxiety)

yaitu rasa takut yang tidakjelas sasarannya dan juga tidakjelas alasannya."

Anxiety adalah bentuk kedua dari ketakutan. Nada perasaan yang ditemukan

pada anxiety menyerupai perasaan yang dihayati dalam diri seseorang yang

mengalami ketakulan, schingga timbul berbagai pcndapat di kalangan ahli apakah

nda perbedaan yang nynta antara anxiety dan ketakutan. Tetapi para ahli

mengambil suatu kesepakatan bahwa kedua-duanya merupakan reaksi terhadap

bahaya. Hanya pada anxiety merupakan reaksi terhadap bahaya yang tersembunyi

(33)

Anxiety apabila dimasukkan kedalam pembagian menurut Jersild cenderung

dimasukkan kedalam takut terhadap bahaya yang sifatnya imaginer. Dapat

merupakan khayalan murni, dapat pula yang di dengarnya dari orang lain akan

bahaya yang membuatnya menjadi takut.

Secara klinis anxiety states pada anak-anak menurut pearson dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Acute attack : - Diurnal

- Noctural

b. State or continual apprehension

c. Anxiety hysteria I phobias : - of real person

- or real things

- of imaginary person or things

Pada acute diurnal anciety attacks penyebabnya bukan merupakan scsuatu

yang datangnya dari luar walaupun anak menyangkanya demikian, akan tetapi

timbul dari diri anak sendiri, dari keinginan instinktuilnya.

Anak merasakan bahwa keinginan instinktuilnya oleh karena beberapa sebab

dapat membahayakan. Bahaya yang mengakibatkan perasaan takut pada acute

anxiety attack adalah merupakan suatu internal one. Biasanya disini diikuti

dengnn adanyu foktor pencetus. Dapat dikatakan bahwa baik film, cerita dari

(34)

radio ataupun apa saJa yang dibaca atau didcngar dapat rncnirnbulkan anxiety

attack/serangan. Cerita hanya sebagai pencetus saJa dari internal conflik yang

telah ada yang mencoba rnencari penyelesaian dari persoalannya melalui serangan

tersebut.

Anak-anak akan lebih bereaksi terhadap pengalaman-pengalaman nyata yang

menakutkan. Apabila anak sangat ketakutan oleh suatu pengalaman yang nyata ia

akan lari pada orang tuanya untuk meminta bantuan dan meneeritakan apa yang

terjadi.

Akan tetapi dilain pihak, bila anak merasa takut oleh suatu pengalaman yang

nyata dan oleh satu sebab tidak mengatakannya pada orang tuanya, ia akan lebih

bcrkembang kearnh 1111ct11r11/ anxiety a/lack, untuk nwnghindmi rasa takutnya.

Bilamana anxiety yang dialami tidak berhubungan dengan suatu objck

tertentu, akan tetapi lebih merupakan vague fear (Phobia yang samar-samar/tidak

jelas), misalnya takut terhadap pakaian ketat, bentuk ini dinamakan sebagai state

ヲセャ」ッョエゥョオ。O@ apprehension.

Ada juga perasaan takut akan hukuman yang berlebih-lebihan, seolah-olah

membayangkan ia sangat kesakitan. Bentuk ekstrimnya akan menjadi phobia.

Phobia merupakan bentuk ekstrirn dari takut yang rnenjadi penyakit. Phobia

adalah perasaan lakut terhadap hal-hal tertcntu yang de111ikian kuatnya, rncskipun

tidak ada alasan yang nyata, misalnya takut terhaclap tempat yang sempit dan

(35)

tempat-tcmpat yang linggi (Acrophobia) , takut tcrhadap kcrumunan orang alau

lcmpal-tempst ramai (achlophobia)

Dari seluruh pendapat diatas dapal disimpulkan bahwa takut adalah umum

terjadi pada anak-anak, dalam perkembangannya makin bertambahnya usia anak,

takut dapat Jebih merupakan anxiety . Sedangkan anxiety dengan takut yang

berlebih-lebihan dapat mengarah pada phobia.

4. Gejala-gejala ketakutan atau anxiety

Dalam bukunya Patologi Sosial 3, Kartini Katono mengemukan beberapa

gejala-gejala dari ketakutan atau keeemasan, yaitu,:24

- Gemetar - Sesak Nafas

- Geletar - Perccpatan Nadi dan dctak

- Berpel uh Di ngin Jantung

- Mulut Menjadi Kering -Mual

- Membesarnya anak mata atau - Muntah

Pupil - Diare

24

(36)

C. Pengaruh Taya11ga11 Misteri terhadap SikapTalwt

Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.

Dalam keluarga anak diperkenalkan dengan nilai kebaikan dan dibiasakan untuk

melakukannya. Namun keluarga bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan

sosialisasi nilai kebaikan. Sekolah, lingkungan dan media mass a juga berpengaruh

Saat ini di Jayar kaca sedang marak-rnaraknya tayangan dengan kisah-kisah

beraroma misteri yang memacu ketegangan. Scram tapi mernbuat penasaran,

sehingga pemirsapun enggan beranjak sampai tayangan berakhir. Ketakutan yang

muncul justru terasa mengasyikkan. Bagaimana dampak tayangan misleri tersebut

pada anak-anak.

Menurut Dr. Agung Kusumawardharni, SP,k.I, " Dampak tayangm1 misteri tcrhadap anak-anak sangat bervariasi. Ada yang menjadi penakut karena menganggap itu benar adanya. Adapula yang biasa karena sebelumnya telah dibcri tahu bahwa film itu khayalan. Oleh karena itu, anak-anak barus didampingi kalau sedang menonton televisi."

Sementara dalam pandangan psikolog anak dari Universitas Indonesia (UI) Fitrinni F Syahrul, S Psi, ketakutan tcrhadap sesuatu yang tidak bisa

dilihatnya seperti hantum sesungguhnya akan membua;1 anak punya rasa

was-was. Anak-anak juga menjadi takut dan tidak bcrani melakukan sesuatu tanpa ditcmani. Jika perscpsi anak seperti itu tertanam tents, anak akan merasa takul sampai dewasa.

Sedangkan menurut staf Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Islam

Bandung, Alva Handayani, S psi, secara signifikan tayangan misteri tidak akan

memperburuk kejiwaan anak, karena persepsi hantu bagi anak sangat dipengaruhi

(37)

Orang tua harus memperhatikan pangalaman pertama anak menonton

ayangan misteri, karena pcngalaman pertama ini akan memberi persepsi tentang apa

yang dilihat. Film atau sinetron dibuat sebagai hiburan, jadi harus tertanam bahwa

apa yang ditonton itu rekaan semata, bukan dunia nyata yang biasa dialami dalam

kehidupan sehari-hari.

Jika anak-anak menganggap tayangan misteri scperti tontonan biasa dan

seperti tontonan lainnya, reaksi anak pun akan biasa - biasa saja. Namun bila reaksi

Jingkungannya ada yang berteriak, lari pontang-panting sebagai tanda ketakutan,

menutup mata, atau memegang erat orang yang berada di dekatnya, anak pun akan

meniru hal yang demikian.

Se lain itu tayangan misteri yang kini marak di lclcvisi bisa juga menjadi salah

satu penyebab gangguanjiwa. Tayangan misteri akan merusak jiwa seseorang karena

ia bisa terpengaruh dan percaya sehingga menimbulkan suatu ketakutan berlebihan.

Jika semasa anak-anak sudah dijejali dengan informasi seperti itu, mungkin jalan

pikiran danjiwanya akan terpengaruh.

Menurut Komnas Anak Pimpinan Seto Mulyadi (kak Seto) mengemukakan

bahwa, "Anak-anak yang menggemari tayangan misteri umumnya memiliki masalah

mental". Sedangkan Menurut Ust, Badruzzaman, Le. Tayangan misteri berdampak

(38)

sementara rnereka tidak takut kepada pencipta yang gaib. Dari sudut tauhid, akhirnya

mereka, rnendatangi para nonnal dan para dukun. 25

Soleh Amini Yahman. Psi, Msi. pun tak mau ketinggalan rncmberikan pendapatnya tentang dampak tayangan mistcri terhadap sikap anak, yaitu : Tayangan misteri dapat menyebabkan anak rncnjadi bcrfikir instan dan irrasional, sehingga akan berimplikasi pada terbentuknya kepribadian yang helpless (ketidak berdayaan). Pada sisi yang lain tayangan horor yang disajikan dengan kemasan menakutkan dan rnenegangkan seperti, gentayangan, misteri Tengah Malam, Dunia Lain, clan lain-lain, kalau scrnpat dilihat/ditonton oleh anak-anak rnaka akan mcmbawa anak pada kehidupan yang menegangkan clan menakutkan sehingga anak akan selalu dihinggapi perasaan takut karena terbayang-bayang oleh isi tayangan horor yang clilihatnya. fmplikasinya anak rnanjacli penakut rnenghadapi situasi-situasi tertentu. Sepe1ii waktu malam hari, sendirian di rumah, ticlur sendiri dikamar clan lain-lain. Selain itu clapat menjadikan anak tergantung pacla orang lain, sehingga kcmanclirian anak tcrhambat. 2r,

D. Kernngka Berpikir

Pencliclikan adalah pernegang peranan penting bagi masa depan suatu bangsa.

Maju atau tidaknya suatu bangsa terletak pacla kualitas pendiclikan yang cliterapkan

clan dikembangkan bangsa tcrsebut.

Keberhasilan suatu pendidikan tidak tcrlcpas dari penggunaan media

pencliclikan yang diterapkan oleh suatu bangsa. Saal ini beg1.tu banyak orang yang

mengembangkan media-media clalam pencliclikan. Dari media yang masih bersifat

traclisional sampai media yang telah canggih scpcrli televisi. Tclcvisi dapat clikatakan

media pendidikan yang tergolong canggih karena dapat clilihat, didcngar,

25

Saksi Majalah, Op.cit., h. 25 26

Yah1nan A111ini S, Jn111/ikasi l)siko/o,[{i 1·aya111:a11 !1oror1ilistis ell A4etlia A4assa 7l!rluulap

(39)

menampilkan gambar yang yang bergerak, rnenampilkan suatu keadaan sesuai aslinya

dan lain-lain.

Televisi rnerupakan salah satu media pendidikan, hiburan dan sumber

informasi. Bahkan di Indonesia, pada awal kernunculan TVRJ, televisi telah

dikukuhkan secara resmi dalam Keputusan Presiden nornor 27 tahun J 963, yang

berbunyi, "Televisi nasional Indonesia merniliki fungsi sebagai sebuah instrumen

komunikasi dalam kerangka pembangunan mental, spritual, dan fisik, khususnya

menuju pembangunan rnanusia Indonesia Sosialis". 27

Setelah era kernunculan stasiun televisi swasta, kepentingan bisnis terasa lebih

menonjol. Karena terikan kepentingan bisnis inilah rnaka tayangan yang bersifat

hiburan akan sangat dominan dalam setiap tayangan tclevisi komersial.

Di sinilab mulai terjadi tarik rnenarik kepentingan yang seringkali tarnpak

sebagai debat yang tak kunjung hilang. Antara kcpentingan menyuguhkan infonnasi

yang aktual dan faktual, dengan kemungkinan distorsi infonnasi. Antara kepentingan

pendidikan dengan kepentingan hiburan. Antara hiburnn yang mencerdaskan, dengan

hiburan yang membodohkan. Antarn memacu produksi dalam negeri, dengan

menekan biaya. Antara pembinaan mental dengan kepentingan mengejar rating.

Namun sayangnya, kepentingan-kepentingan bisnis atau komersil lebih

dominan didalarn tubuh perfilman di Indonesia. Tayangan-tayangan misteri yang

banyak rnuncul saat ini adalah buah dari usaha menekan biaya dan perlombaan untuk

memiliki rating yang tinggi. Sebagaimana dikemukan oleh Nina Armando dalam

27

(40)

seminar Horor "Tayangan misteri dibuat dengan ongkos murah, tetapi berpotensi

'k h . ,,28

menan per atian orang

Apakah yang akan terjadi pada anak-anak, ketika mereb. sedemikian asyik

menyaksikan tayangan misteri yang sama sekali tidak menumbuhkan identitas

kemanusiaan dan ketuhanan. Tayangan-tayangan misteri yang menyeramkan telah

memberikan cukup infonnasi kepada anak-anak untuk menjadi takut terhadap selain

Allah. Pembodohan dalam logika cerita-cerita maupun penyelesaian masalah dalam

cerita itu, menjadi bagian utuh dari fungsi televisi untuk mendidik kebodohan.

Seringnya menonton tayangan misteri akan berdampak kepada

timbulnya masalah mental pada anak. Hal tersebut bcrdasarkan pada pcndapat yang

di kemukakan Kak Seto, "Anak-anak yang menggemari tayangan misteri umumya

memiliki masalah mental".

Selain menimbulkan masalah mental, menurut Ust. Badruzzaman, Le,

tayangan misteri dapat memjadikan anak lebih takut kcpada yang gaib dari pada

pencipta yang gaib,

Soleh Amini Yahman. Psi, Msi. pun tak mnu ketinggalan rnembcrikan

pendapatnya tentang dampak tayangan mistcri terhadap sikap anak, yaitu: Tayangan

misteri dapat menycbabkan anak menjadi berfikir instan dan irrasional, sehingga

akan berimplikasi pada terbentuknya kepribadian yang helpless (ketidak berdayaan).

Pada sisi yang lain tayangan horor yang disajikan dcngan kcrnasan mcnakutkan clan

mcnegangkan seperti, gentayangan, misteri Tengah Malam, Dunia Lain, clan lain-Jain,

.,

28

(41)

kalau sempat dilihat/ditonton oleh anak-anak maka akan mernbawa anak pada

kehidupan yang menegangkan dan menakutkan sehingga anak akan selalu dihinggapi

perasaan takut karena terbayang-bayang oleh isi tayangan horor yang dilihatnya.

Implikasinya anak manjadi penakut menghadapi situasi-situasi tertentu. Seperti waktu

malam hari, sendirian di rumah, tidur sendiri dikamar dan lain-lain. Selain itu dapat

menjadikan anak tergantung pada orang lain, sehingga kcmandirian anak tcrhambat.

Oleh karena itulah penulis ingin mengetahui pengaruh tayangan misteri

terhadap sikap siswa. Hal ini karena pembentukan clan perubahan sikap itu sendiri

melalui 4 cara yang antara Iain :

l. Adopsi, yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi

berulang-ulang dan terus-menerus Iama-kelamaan secara bertahap diserap ke

dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap;

2. Diferensiasi, dengan berkembangnya inteligensi, bertambahnya

pengalaman, scjalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang

tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri Iepas dari jenisnya.

Terhadap obyek tersebut dapat terbentuk sikap lersendiri pula;

3. Integrasi, pembentukan sikap di sini te1jadi secara bertahap, dimulai dengan

berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu ha! tertentu, sehingga

akhirnya terbentuk sikap mengenai ha! tersebut.

4. Trauma, trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang

(42)

Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat JUga menyebabkan

terbentuknya sikap. '9

Dari beberapa lilktor pembentukan dan perubahan sikap, dengan frekuensi

menonton tayangan misteri yang sering, apakah memiliki pengaruh terhadap sikap

s1swa.

E. H ipotcsis

Hipotesis pada clasarnya merupakan proposisi atau tanggapan yang mungkin

.1uga salah dan sering digumJlrnn untuk dasar pembualan lrnputusun dan penelitian

lebih lanjul. Dalam pcnclitian ini terdapat Hipotcsis Alternatif(Ha) dan Hipotesis Nol

(Ho)

Aclapun rumusan kcclua hipotesis lersebut adalah :

Ha = Ada pengaruh ncgatif (bumk) yang signifikan antara seringnya anak

menonlon Tayangan Misteri dengan sikap takut pacla Siswa.

Ho = Tidak ada pengaruh negatif (buruk) yang signifikan antara seringnya

menonton Tayangan Misteri dengan sikap takut pada Siswa.

29

(43)

Pada bab ini akan diuraikan mengenai masalah dan hal-hal yang berkaitan

dcngan pelaksanaan pcnelitian, yai!u mengenai metode penelitian, subjek penelitian,

teknik penelitan data, teknik pengambilan sample, teknik analisis data.

A. Metode Penelitian

Mctode pembahasan yang digunakan dalam penelitim1 ini adaluh Field

Research atau penelitan Japangan. Metode penelitian seperti ini menggunakan

fenomcna yang ada di lapangan, tanpa mcmbuat manipulasi tcrhadap variabel yang

akan dilihat atau diukur. Mctode penelitian ini digunakan dengan ttijuan agar hasil

[image:43.595.24.442.39.544.2]

yang diperoleh - pengaruh tayangan misteri terhadap sikap siswa -- mendekati

gambaran yang sama dengan keadaan sebenarnya.

U. Populasi da n sam pel

Populasi merupakan sejumlah masa (manusia atau bukan) yang terdapat

dalam kawasan tertentu dalam satu unit kesatuan atau kurnpulan dari individu dengan

kualitas atau ciri-ciri tertentu. Dalam hal ini populasi yang akan penulis arnbil adalah

Siswa-Siswi SMP Negeri 72 Jakarta.

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan

(44)

penelitian ini adalah siswa kelas Ill SMP Negeri72 sebanyak 28 siswa yaitu 20 %

dari seluruh siswa kelas llL

Peneliti memilil1 siswa SMP kelas III sebagai sample dalarn ptmelitian ini,

karena sebagaian besar siswa SMP kelas JU itu berusia sekitar I 4-15 tahun. Di mana

pada usia itu minat anak sepenuhnya terarah pada hal-hal yang konkrit. Anak usia

tersebut menyukai cerita-cerita petualangan penuh ketegangan, dimana perasaan-aku

sangat ditonjolkan dalam kisah-kisah tersebut. 1

Pada teori piaget, diketahui pada kelompok usia tersebut berada pada tahap

konkrit operasional. Menurut Sis Hevster pada usia tersebut adalah masuk pada

kategori stadium Ill, yang disebut sebagai rnasa realisme reflektif Anak rnulai

berpikir terhadap realita, ia mulai mereaksi secara kritis terhadap realita.2 Sehingga

akan di ketahui apakah cara berpikir yang realitis itu dapat di pengaruhi oleh

tayangan rnisteri yang cendcnrng bersifat khayali.

C. Tempat dan Waktu Penclitian

Dalarn pelaksanaan penelitian ini, penulis mengarnbil tempat di SMP Negeri

72 Jakarta yang berlokasi Ji Jalan Petojo Binatu, Kelurahan Petojo Utara, Kecamatan

Gambir, Jakarta Pusat.

Alasan di pilihnya sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, pertama;

karena siswa-siswi di sana memiliki tingkat kecerdasan rata-rata sehingga tanggapan

1 Karlini-kartono,

Psikologi A11ak, (Bandung; CV. Mandar Maju,, l 99S), Cet, kc V, h. l SJ

2 Agus Sujanto,

(45)

terhadap rayangan 111istcri dapat di gcneralisir, kedua; berasal dari tingkai ekonomi

111enengah, hal ini perlu di pcrhatikan selain untuk pembatasan sample dan

penggeneralisasian, juga menginggat adanya pengaruh yang besar dari faktor sosial

ekonomi, ketiga seluruh siswa-siswi di sekolah tersebut sehat pendJhatan dan

pendengaran, hal ini penting karena kedua indra tersebut digunakan dalam menerima

informasi yang di ton!on (layangan misteri).

Adapun waktu penelitian yang akan digunakan pada penelitian

mi

yaitu terhitung dari bulan Juli sampai dengan bulan A_gustus tahun 2004.

D. Telmik Pengumpulan Data.

- Wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak3 Di lihat

dari pelaksanaanya, wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa

d 4

se eretan pertanyaan.

- Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang Jangsung diberikan kepada siswa

yang ingin dimintai sikap atau pendapatnya dalarn hal pencapaian tujuan

3

Suharsini Arikunto, Dasar-dasar eva/uasi Pe11didika11, Gakarta: Bumi Aksara, 1992), eel, ke-8,h. 30

-I

(46)

pcnelitan. Pcnelilian memberikan lestertulis untuk dijawab secara tertulis pula

oleh responde1u Melalui angket ini penulis dapat memperoleh data tentang

pengaruh tayangan misteri terhadap sikap siswa di SMP Negeri 72 Jakarta.

Angket atau kucsioncr yang di gunakan penulis adalah angket atau

kuesioner tertutup yang berisi pemyataan yang discrtai sejumlah jawaban terikat

pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.

E. Variabel Penelitian clan Definisi Opcrasional

I. Variahel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian. Dengan

dcmikian dalam penelitian ini terdapat dua Variabcl yakni

I. Variabel bebas atau lndependen Variabci adalah variabel yang

mempengaruhi yaitu tayangan misteri.

2. Variabel terikat atau Dependen Variabel adalah yang dipengaruhi yaitu

si kap siswa.

2. Definisi Operasional

Tayangan misteri adalah gambar hidup yang berisi tentang sesuatu ang belum

jelas atau tentang masalah-masalah yang gaib. Tayangan misteri yang di maksud

dalam penelitian ini adalah layangan misteri reality show yang di tayangkan di tiga

stasiun tclcvisi yailu Percaya Nggak Pcrcaya (An-Tcve), Gentayangan (TPI), Dunia

(47)

Rasa dan sikap takut adalah unsur utama dari kehidupan dan merupakan naluri

yang memperingatlrnn manusia adanya bahaya, agar ia siap sedia melindungi dan

mempertahankan diri dari ancaman bahaya. Sikap takut tersebut memiliki objek yang

jelas dan ada yang objeknya tidak jelas.

Tayangan misteri dapat membuat orang menjadi takut, ketakutan tersebut di

sebabkan oleh beberapa foktor; suasana lokasi syuting yang rnenyeramkan, iringan

suara musik yang menegangkan, cerita dari ahli supranatural clan pembawa acara,

ccrita atau komentar dari peserta uji nyali yang sedang ketakutan, dan lain-lain ..

Adapun gejala-gejala ketakutan pada saat menonton tayangan misteri adalahh

gemetar, geletar, denyut nadi dan detak jantung menjadi cepat/berdebar-debar,

menulup mata, merinding/keluar keringat dingin. Semua gejala-gejala ketakutan yang

timbul saat menonton tayangan misteri, dapat pula terbawa dalam kehidupan anak

sehari-hmi, antara lain; anak akan takut bila dalam rumah sendirian, takut dalam

kegelapan, takut ke kamar mandi sendiri di malam hari, takut 111elewati pohon besar

malam hari, takut pulang malam, takut akan suara-suara aneh di malam hari, sulit

untuk tidur.

Tabel A

Tayangan Misteri

DIMENSI INDIKATOR

Seringnya Menonton I. frekuensi menonton Tayangan Misteri '· Tempat Tayang

. Pembawa Acara " Ahli Supra.natural

. Hari Tayang

BUTIRSOAL

l ,8, 13

3,9 ,14 4,10,21

6

(48)

Pemahaman Alur Cerita

NO Dimensi

1. Hal-ha! yang

menimbulkan takut --·-·-·

!---__

"

_____

BGMᄋMMMMᄋᄋセMᄋᄋᄋMᄋᄋMセ@

--->-·---2.

Gejala-glCiala sikap takut saat menonton

tayangan misteri reality show

-. ---·----セMM セM ---セ@

Gejala sikap takut

.) .

paska/setelah menonton

I . Terdapat Uj i Nyali . Penamfikan . Tempat Keramat . Terna Tayangan

Tabel B

SIKAPTAKUT

15, 16 5,17,20

2, 18

19

INDIKATOR FAV01JRABLE UNFAVOURABLE JUMLAH

Suasana lokasi

41

12

2

syuting yang

rnenveramkan

-_ Irin-_gan musik

10

·-

13

2

Cerita dan

11., 35

19

3

komentar ahli supranatural &

_pembawa acara

---,-Komentar

34

I

27

2

eeserta uji 11):'ali セMM

-Penggambaran

39

40

2

& penampakan

makhluk halus

--Gemetar

3

29

2

Geletar/kejang

42

44

2

Denyut nadi

41

43

2

dan detak

jantung menjadi cepat/berdebar-debar

_l,ilenutup mata 36

38

2

Menjerit/berteri

28, 32

I

2,37

2

ak

Takut di dalam

3

rumah sendirian

セMMMᄋMMMMᄋMMMMMM

[image:48.595.23.441.40.699.2]
(49)

tayangan misteri realy show

Takut pad a 33

17

2

kegelaoan

Takut

bila

20

9

2

kekamar mandi sendirian di malam hari

Takut melewati

15

!, 18 3

po hon besar malam hari

Takut pulang

26

7, 21

3

malam

-Takut

6

23

2

mendengar suara-suara aneh di malam

hari

-Sulit untuk tidur

4, 14, 16

5,22,30

6

malam

-Tabel 3

Bobot Skor Skala Sikap Takut Terhadap Tayangan Misteri

---Alternatif Jawaban Favourable Unfavourable

-SS (Sangat Setuiu) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (Tidak Setuiu) 2 3

[image:49.595.19.443.27.614.2]
(50)

F. Tclmik Pcngolahan dan Analisis Data

Dalam menganalisa hasil penelitian berupa "pengarnh tayangan misteri

terhadap sikap siswa" di gunakan analisa ktiantitatif yaitu analisa yang dilakukan

terhadap data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan,

rnentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan data

statistik.

Untuk mengolah Variabel digunakan teknik analisa secara deskriptif, dengan

menggunakan rumus, sebagai berikut:

Rumus : P

=Ex

100 % N

Keterangan : P = Presentase

F = Frekucnsi

N = Banyaknya Responden

Untuk dapat melengkapi data penelitian yang telah didapat dari hasil angket.

Maka untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang

sering menonton tayangan misteri dengan siswa yang jarang atau tidak pernah

menonton tayangan misteri terhadap munculnya sikap takut, penulis menggunakan

product moment sebagai teknik analisanya. Cara operasional data dilakukan melalui

tahap sebagai berikut :5

5 Anas Sudjana, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, PT. Rajawali Press, 2001) Cet. Ke

(51)

a. Mencari angka korclasi, dcngan rumus

Keterangan :

r,y = Angka Indeks Korelasi "r" Product Moment

N =Number of Cases

L:

XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

L:

X = Jumlah seluruh skor X

L:

Y = Jumlah seluruh skor Y

b. Memberilrnn intcrprctasi tcrhadap r xy yaitu :

l) lnterpreasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan dengan

indeks korelasi "r" product moment seperti di bawah ini :

Besarnya "r" Product

Moment ( r xv) lnteroretasi :

0,00 - 0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelsi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan ( dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan

Variabel Y)

0,20- ,.40 Antara Variabel X dan Vmiabel Y terdapat korelasi セ。ョァ@ lemah atau rendah

0,40- 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat kore]asi yang sedang atau cukupan

0,70- 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi

--

van g kuat atau エセァゥ@

0,90 - 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi vang sangat kuat atau sal}giit tinggj_

(52)

'"-·--2) Inrepretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan jalan

berkonsultasi pada tabel nilai "r" product moment. A

Gambar

gambar diam clan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.'1
gambaran yang sama dengan keadaan sebenarnya.
Tabel B SIKAPTAKUT
Tabel 3 Bobot Skor Skala Sikap Takut Terhadap Tayangan Misteri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain penggunaan bahasa yang bersifat formal, dalam penulisan unsur-unsurnya surat juga harus mematuhi kaidah penulisan bahasa yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan..

[r]

 Guru mengumpulkan informasi tentang pertanyaan anak dan menjawab pertanyaan anak tentang kaca mata dan cara membuat kaca mata dari kertas.. KEGIATAN 1 : (Bermain kartu kata)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kepada teman-teman penulis Koyud, Kak Ridah, Bu Entin (orang-orang lama MIDI), terima kasih atas segala dukungan dan semangat serta menemani penyelesaian

CI 100 juga memberikan perlindungan yang lebih lama (hingga usia 100 tahun) dengan usia masuk yang lebih panjang (usia 5-70 tahun), survival period 7 hari untuk semua

Perumusan tujuan pengembangan Kurikulum di SMK Negeri 1 dan SMK Al Huda Kota Kediri meliputi hubungan antara tujuan institusional (lembaga pendidikan) dan

Pengaruh pembelajaran kitab kuning terhadap sikap sabar murid di Madrasah Islami Nurul Khufad Darut a’limil Qur’an Banggle 01, Kanigoro, Blitar. Hasil analisis uji hipotesis