• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan supervisi kepala sekolah terhadap peningkatan kedisiplinan siswa pada kelas II MTsN 15 marunda jakarta utara : Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pencapaian gelar sarjana (SI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan supervisi kepala sekolah terhadap peningkatan kedisiplinan siswa pada kelas II MTsN 15 marunda jakarta utara : Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pencapaian gelar sarjana (SI)"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

MARUNDAJAKARTAUTARA

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pencapaian Gelar Sarjana (S 1)

Oleh:

MASKUROH

(101018121064)

PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN .

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

MARUNDAJAKARTAUTARA

SKRIPSI:

Dia,jukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Pcmbimbing I,

セセ@

Drn. H. Akyas Azhari NIP: 150023318

Gelar Sarjana Pcndidikan Islam

MASKUROH NIM: 101018121064

Di bawah bimbingan :

ーGBGGBセゥ_@

a.Mane rah NIP : 150268585

PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN

.JURlJSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

VIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Shipsi yang berjudul : "HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

TEIUIADAP PEN!NGKATAN KEDISIPLINAN SISWA PADA KELAS II

MTsN 15 IVIARUNDA .JAKARTA UTARA", telah diujikan dalam Sidang Munaqsah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada langgal 17 Oktober 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk rncmpcrolch gclar Sarjana Pendidikan Strata (I) pada jurusan KI- Supervisi

Pendidikan.

Dekan / Merangkap Anggota,

Prol'. DR. De< • l svada, MA

NIP. IS 2JI 356

Pcnou1·g·

h •

l

'

I

Drs. II. Far dal Arkam, M.Pd

NIP. ISO 191 177

Sidang Munaqasah,

Anggota,

Jakarta, 14 November 2005

Sckrctaris Ujian / Mcranglrnp Anggota,

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH Ha la man

KATAPENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFT AR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN ... l A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Metode Pembahasan ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... I 0 A. Kajian Teori ... , ... l 0 I. Supervisi Pendidikan ... I 0 2. Disiplin Siswa ... 19

3. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kedisiplinan ... 30

(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Variabel Penelitian ... .40

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... .41

D. Teknik Pengumpulan Data ... .4 2 E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... .43

BAB IV HASIL PENELITIAN ...... .47

A. Gambaran Umum MTsN 15 Marunda, Jakarta Utara ... 47

1. Sejarah Berdirinya ... .47

2. Visi dan Misi MTsN 15 Maruncla, Jakarta Utara ... 48

3. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa, dan Sarana Prasarana ... 49

B. Pengolahan dan Interpretasi Data ... 5 I C. Analisa Data ... 66

D. Ulasan Data ... 71

BAB V PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFT AR PUST AKA

(6)

22. Skor Angket Supervisi Kepala Sekolah ... 64 23. Skor Angket Kedisiplinan Siswa ... 65 24. Tabel Untuk Mencari Koefisien Korelasi antara Supervisi Kepala Sekolah

(7)

A. Latar Belakang Masalah

Kedudukan pendidikan dalam kehidupan manus1a sangat penting artinya.

Dalam sejarah perkembangan kebudayaan manusia pendidikan merupakan tolok ukur

untuk mengetahui maju m1mdumya suatu kebudayaan umat manusia pada masa dan

bangsa tertentu. Suatu bangsa bisa dikatakan maju apabila tingbt pendidikannya

telah memadai dengan kondisi yang dialaminya. Juga bisa dikatakan munclur apabila

pendidikan tidak bisa menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi umat manusia

pada waktu itu.

Keberhasilan pendidikan mernpakan warna kehidupan yang dinamis. Dalam

menuju keberhasilan pendidikan banyak diperlukan motivasi untuk mengembangkan

potensi yang ada, juga mengantisipasi hambatan yang menjadi ancaman bagi

tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Untuk itu, keberhasilan pendidikan

sangat ditentukan oleh seorang pemimpin, yaitu kepala sekolah. Karena di_ dalam

keberhasilan pendidikan mernpakan keberhasilan kepala sekolah yang dapat

memimpin sekolah dengan profesional.

Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memaharni keberadaan sekolah

sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan

kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab m1tuk memimpin

(8)

Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah

"seseorang yang menentukan titik pusat dan irama snatu sekolah. Beberapa diantara

kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf

dan siswa. Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas

mereka dan yang menentukan irama bagi sekolah mereka" .1

· Dalam menjalani masa kepemimpinam1ya, kepala sekolah harus melakukan

kegiatan utama pendidikan sekolahnya untuk mewujudkan tujuan. Salah satu tugas

kepala sekolah sebagai supervisor adalah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan

oleh tenaga kependidikan, yaitu gum.

Jika supervisi dilakukan oleh kepala sekolah, maka ia hams mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian tmtuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini mempakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga mernpakan tindakan preventif untuk mencegah para tenaga kependidikan untnk tidak melakukan penyimpangan dan Iebil1 berhati-hati dalam melakukan pekerjaaooya.2

Dalam karya Pidarta (I 988) yang dikutip Drs. E. Mulyasa mengemukakan

tiga macam keterampilan yang hams dimiliki oleh kepala sekolah untuk

menyukseskan kepemimpinaooya. Ketiga keterampilan tersebut adalah "keterampilan

konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan orgrmisasi;

keterampilan ュ。ョオウゥ。||セL@ yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan

meminipin; serta keterampilan teknik yaitu keterampilan dalam menggunakan

1 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Seka/ah, Ti11jaua11 Teoritik dan Pemiasalaha1111ya,

(Jakarta.: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet.ke-3, h.82.

2

(9)

pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas

te1ientu". 3

Kepala sekolah merupakan motor pcnggcrak. pcncntu arah kcbijakan sckolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikau pada

wnumnya direalisasikan. Sehubungan dengan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah),

kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja. Dengan

begitu, MBS sebagai paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang

memuaskan.

. Dalam railgka melaksanakan MBS, kepala sekolah sebagai pemimpin juga

hams merealisasikan pembinaan kedisiplinan bagi warga sekolalmya, terutama bagi

pesmia didik, yaitu siswa. Karena selain menjadi pengawas dan pengendali kinerja

guru di sekolah, ia juga hams mengawasi kedisiplinan atau tata tertib siswa yang

secara tidak Iangsung akan menilai kinerja gum di dalam mendidik siswanya.

Kepala sekolah hams mampu membantu pegawai untuk mengembangkan pola

dan meningkatkan standar perilakunya serta menggunakan pelaksanaan aturan

sebagai alat untuk menegakan disiplin.

"Penerapan disiplin yang paling awal hams dimulai dari disiplin diri dalam

kehidupan pribadi dan keluarga. Sehingga membentuk disiplin masyarakat, jika

semua unsur dalan1 kehidupan berdisiplin maka tercipta suatu ketahanan. Di sekolal1

(10)

dengan disiplin akan mewujudkan ketahanan sekolah, yakni kondisi yang berisi

kemampuan dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan."4

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan yang sangat

penting dalam mengembangkan kepribadian peserta didik sesuai dengan kemampuan

dan pengetahuannya untuk melaksanakan tugas di masyarakat. Tirjuan ini dapat

berhasil jika seluruh komponen dan unsur yang ada dalam sekolah dapat berjalan

sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga membentuk suatu totalitas

fungsional menuju suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Kelancaran selnruh komponen dan unsur sekolah dalam menjalankan

fungsinya akan sangat menunjang keberhasilan sekolah dalam upaya menciptakan

suasana ·sekolah dalam upaya menciptakan suasana sekolah yang tertib dan teratur.

Kondisi ini merupakan pemmjang bagi keberhasilan proses belajar mengajar yang

optimal.

Suatn proses tanpa adanya disiplin dalarn membangun kerutinan dan

kebiasaan dalam sekolah, maka tidak akan diperoleh. kedamaian, ketentraman dan

keteraturan di dalamnya. Dan masalah. ini akan mengganggu kelancaran dari proses

belajar mengajar.

Belajar mengajar dapat be1jalan efektif bila seluruh. komponen yang

berpengaruh dalam proses belajar mengajar dapat saling mendukung dalam rangka

mencapai tujuan. Pencapaian tujuan dalam proses tersebut akan terealisasi secara

4

Ece Dachyat., et. al., l'edoY1an (}erakan /Jisiplin Nasional セ|GゥNョカ。L@ (Bandung: Departe1nen

(11)

optimal apabila dapat diciptakan dan dipertabankan kondisi yang mengnntnngkan

bagi peserta didik. Dalam kaitannya ini sekolal1 harus merencanakan dan

mengusabakan kondisi tersebut secara sengaja agar dapat dilrindari kondisi yang

merugikan bagi peserta didik.

Sebagai lembaga pendidikan sekolah mengajarkan nilai-nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat di samping mengajarkan berbagai

keterampilan dan kepandaian kepada peserta didik. Akan tetapi fungsi sekolah

sebagai pembentuk nilai dan norma dalam diri peserta didik sekarang ini banyak

mengbadapi tantangan. Indikasi adanya tantangan tersebut dapat dilihat dengan

munculnya kenakalan peserta didik atau pelanggaran-pelanggaran yang dilaknkan

oleh peserta didik terhadap aturan dan tata tertib sekolah, yang merupakan salah satu

faktor penghambat keberhasilan belajar peserta dldik khususnya dan pencapaian

tujuan-pendidikan pada umumnya.

Munculnya kenakalan peserta didik terhadap aturan tata tertib sekolah,

menunjukkan adanya kegagalan sekolah dalam upaya mendisiplinkan peserta didik,

padahal mennrut Maria Fransiska Subagya dalam membalias masalah kesulitan

belajm: pada anak dan usaha menanggulanginya, mengatakan bahwa : "Faktor disiplin

sekolah sangat membantu kesungguhan belajar anak kalau sekolal1 kurang

melaksanakan disiplin sudah tentu mutu pelajarannya akan menurun".5

' Singgih D. Gunarsa.,et,al., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta : Gunung

(12)

Disiplin bukanlah suatu isyarat dari per1didikan, namun kita melihat nilai hakiki 、。セゥ@ penerapan disiplin tersebut, yaitu pengalaman bagi peserta didik. Selain itu penerapan disiplin sekolah memiliki keuntungan lain, yaitu peserta didik helajar

hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pe111,>aruh

yang positif bagi kehidupan pese1ta didik di masa yang akan datang.

Penerapan disiplin di setiap sekolah cukup bervariasi, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan norma kelakuan dan suasana sekolah masing-masing. Setiap sekolah mempunyai kepala sekolah, guru, karyawan, dan peserta didik yang berbeda-beda. Perbedaan ini memberikan ke1mmgkinan adanya perbedaan berbagai kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan, tetapi pada intinya semua itu bermuara pada satu tujuan yaitu menciptakan suasana sekolah yang tertib dan teratur.

Suasana sekolah yang tertib dan teratur akan menunjau,i kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah terutama kelancaran proses belajar mengajar yang akan menunjang pencapaian tujuan dari proses tersebut dengan baik. Secara ummn, ha! ini ditandai dengan adanya peningkatan basil belajar peserta didik.

(13)

Oleh karena itu, penulis akan menjadikan masalah tersebut sebRgai penelitian

yang penulis tuangkan ke dalam sebuah bahasan yang berjudul : "HUBUNGAN

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN

KEDISIPLINAN SISWA PADA KELAS II MTsN 15 MARUNDA JAKARTA

UT ARA".

B. Pemb.atasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari judul di atas Penulis memberikan pembatasan pada beberapa

permasalahan, yaitu :

a. Kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya pandai meneliti, mencari, dan

menetukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan

sekolahnya sehingga tujuan pendidikan di sekolah itu tercapai.

b. Disiplin yang dimaksudkan adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang

yang tergabung dalam suatu sistem ttmduk pada peratl1Tan-peratt1ran yang ada

dengan senang hati, terutama bagi peserta didik.

c. Penelitian ini dilakukan pada siswa/i kelas II Madrasah Tsanawiyah Negeri 15

Marunda, Jakarta Utara.

2. Perumusan Masalah

Agar pembahasan masalah ini terarah dan tidak meluas, maka penulis

merumuskan masalah ke dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

a. ,A,pakah terdapat hubungan antara supervisi pendidikan yang dilakukan kepala

(14)

b. Bagaimana pengaruh dari penerapan disiplin bagi siswa MTsN 15 Marunda?

C. Metode Pembahasan

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian

kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang berusaha mengumpulkan

sumber-smnber informasi dengan cara menelaah dan mengkaji buku-buku dan

sumber-sumber lain yang berkaitan langsung dengan pembahasan. Sedangkan

metode pembahasannya adalah penelitian Iapangan (field research), yaitu melakukan

penelitian atau peninjauan langsung ke lapangan untuk memperoleh infonnasi

mengenai berbagai ha! yang berkaitan dengan masalah atau yang berkaitan dengan

tema skripsi yang diambil.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitiau

Pene!itian ini dilakukan dengan beberapa tujnan, yaitu :

a. Untuk mengetahui apakah proses supervisi pendidikan yang dilakukan oleh

kepala sekolah memiliki hubungan terhadap peningkatan kedisiplinan siswa.

b. Iugin mengetahui apakah pengaruh dari penerapan kedisiplinan siswa.

2. Manfaat Penelitian

a. Agar pihak sekolah, terutama kepala sekolah berperan aktif dalam rangka

pengembangan pola perilakn siswa.

b. Sebagai wacana pendidikan bagi Mahasiswa untuk memperkaya wawasan dan

(15)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang memuat sub bab,

sebagai berikut :

BAB I : Pendalmluan. Bab ini be1isikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan

BAB II

Masalah, Perumusan Masalah, Metode Pemba11asan, Tujuan dan

Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan.

Kajian Teori, Kerangka Berfikir dan Pengujian Hipotesis. Kajian Teori

membahas tentang Supervisi Pendidikan, ·Disiplin Sekolah, Tugas dan

Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Supervisor, dan Hubungan

Supervisi Kepala Sekolah terhadap Peningkatan Kedisiplinan Siswa.

Selain itu, bab ini juga membahas tentang Kerangka Berfikir dan

Pengajuan Hipotesis.

BAB III : Metodologi Penelitian. Bab ini membahas ten tang V ariabel Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik

Pengumpulan Data, dan Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

BAB IV : Hasil Penelitian. Bab ini membahas mengenai Gambaran Umum Objek

Penelitian, Pengolahan dan Interpretasi Data, Analisis Data, dan Wasan

Data.

BAB V : Penutup. Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran-saran.

Skripsi ini kemudian diakhiri dengan daftar bacaan sebagai rujukan

(16)

A. Kajian Teori

1. Snpervisi Pendidikan

a. Pe11gertia11 Supervisi Pe11didika11

Setiap aktivitas, besar ataupun kecil yang tercapainya tergantung kepada

beberapa orang diperlukan adanya koordinasi di dalam segala gerak langkalmya.

Untuk mengkoordinasi semua gerak langkah tersebut, pimpinan sekolah hams

bemsaha meneetahui keseluruhan situasi di sekolahnya dalam segala bidang. Adapun

usaha pimpinan dan guru-guru untuk mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam

segala kegiatannya, disebut supervisi atau pengawasan sekolah sedangkan untuk

seseorang yang melakukan supervisi itu disebut supervisor.

Secara etimologi, "supervisi" berasal dari kata "super" dan "vision", yang

masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi

adalah penglihatan dari atas. 1

-Sedangkan secara semantik, pengertian supervisi menurut Ben M. Harris

dalam tiukunya Supervisor Behaviour in Education, 1975, Menyatakan supervisi

adalah "apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa dan alat-alat

r Subari, Supervisi dalam Jlangka Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994),

(17)

dalam rangka mempertahankan atau mengubah pengelolaan sekolah untuk

mempengaruhi langsung pencapaian tujuan instruksional sekolah. Supervisi

mempunyai impact dengan pelajar melalui perantaraan orang lain dan alat".2

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, dkk., dalam bukunya Administrasi

Pendidikan, 1979, menyatakan supervisi adalal1 '"suatu aktivitas pembinaan yang

direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam

melakukan pekerjaan mereka secara efektif'.

Sedangkan menurut Drs. Ametemb1m, dalam buk1mya Supervisi Pendidikan

adalah "pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umunmya dan

peningkatan mutu belajar mengajar di kelas pada khususnya".3

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat dikemukakan secara

sederhana bal1wa supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan pengajaran di sekolah. Supervisi berintikan program pengajaran

dengan ditunjang oleh unsur-1msur lain, seperti Guru, sarana dan prasarana,

kurikulum, sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung

jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.

2

Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi, (Jakarta :

Usaha Nasional, 2000), h. 31.

3

(18)

Pusat perhatian supervisor adalah perkembangan dan kemajuan siswa, karena itu usahanya berpusat pada peningkatan kemampuan profesional gum dengan segala aspekny<i, seperti perbaikan pendekatan, metode dan teknik mengajar, pengembangan kurikulum, penggunaan alat peraga atau alat bantu pengajaran, perbaikan cara dan prosedur penilaian, penciptaan kondisi yang kondusif di sekolah dan sebagainya.

b. Syarat-syarat Seora11g Supervisor

Sebagai seorang supervisor, yang hams melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, hendaknya mempunyai persyaratan-persyaratan ideal. Dilihat dari seg1 kepribadiannya (personality), syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ia hams mempm1yai perikemanusiaan dan solidalitas yang tinggi, dapat menilai orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.

2. Ia hams dapat memelihara dan rnenghargai dengan sungguh-sllllgguh sernua kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan dengannya. 3. Ia hams berjiwa optirnis yang berusaha mencari yang baik, rnengharapkan

yang baik dan rnelihat segi-segi yang baik.

4. Hendaknya bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengamhi oleh penyimpangan-penyirnpangan manusia.

5. Hendaknya ia cukup tegas dan obyektif (tidak rnernihak) sehingga guru-gum yang lernah yang rnenjadi stafnya tidak "hilang dalarn bayangan"

orang-orang yang kuat pribadinya. _

6. Ia hams berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mud ah mernberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang baik.

7. Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka terhadap seseorang tmtuk selarna-lamanya hanya karena suatu kesalahan saja.

8. Ia hen<laknya jujur, terbuka dan pen uh tanggung jaw ab.

9. Ia hams cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung perasaan orang. 10. Sikapnya yang bersimpati terhadap gum-gurunya, tidak akan menimbulkan

putus asa pada anggota-anggota stafuya.

11. Sikapnya hams ramah, terbuka dan mudah dihubungi, sehingga gum-guru dan siapa saja yang memerlukaffilya tidak akan ragu-ragu untuk meuemuinya. 12. Ia hams dapat bekerja dengan tekun dan rajin serta teliti, sehingga rnerupakan

(19)

13. Personal appearance terpelihara dengan baik, sehingga dapat menimbulkan respect dari orang lain.

14. Terhadap murid-murid ia harus mempunyai perasaan cinta sedemikian ru;a, sehingga ia secara wajar dan serius mempunyai perhatian terhadap mereka. Dengan adanya syarat-syarat di atas diharapkan seorang supervisior dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang telah diamanatkan olehnya sebelum diangkat inenjadi seorang pengawas pendidikan.

c.

T11j11an dan Sasaran Supervisi

Melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tanpa mengetahui dengan jelas tujuan dan sasaran yang akan dicapai berarti pemborosan, perbuatan sia-sia, bahkan banyak orang yang terjebak dalam kegiatan atau activity trap yang sibuk setiap hari tapi tidak mengetahui apa hasil yang dicapai dari kesibukannya itu. Oleh karenanya memahami, mengahayati dan mengarahkan seluruh kegiatan untuk mencapai suatu titik tujuan sangat penting artinya bagi setiap orang, termasuk para pengawas pendidikan.

Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti !µas, termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human relation yang baik kepada semua pihak yang terkait.

Berdasarkan rumusan tujuan di atas, maka kegiatan supervisi pada dasarnya diarahkan pada hal-hal sebagai berikut :

4

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedon1an Penye/enggaraan Administrasi Pendidikan

(20)

I. Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik.

2. Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar mengajar yang barn dalam proses pembelajaran yang Iebih baik dan Iebih sesuai.

3. Mengembangkan kerja sama yang baik dan harmonis antara guru dengna siswa, guru dengan sesama guru, guru dengan kepala sekolah yang berada dalam lingkungan sekolah yang bersangkutan.

4. Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru dan pegawai sekolah dengan cara mengadakan pembinaan secara berkala, baik dalam bentuk work shop, seminar, in service training, up garding, dsb.5

Semua yang disebutkan di atas dimaksudkan untuk memberanikan pelayanan

prima kepada personal yang berada di bawah tanggnng jawab dan kewenangan para

kepala sekolah sebagai pengawas.

Adapun fokus supervisi adalah pada setting for teaming, bukan pada

seseorang atau sekelompok orang, tapi semua orang, seperti guru, pegawai, dan

siswa. Mereka adalah mitra kerja kepala sekolah sebagai pengawas yang sama-sama

mempunyai tujuan mengembangkan situasi yang memungkuinkan terciptanya

kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.

Di samping tujuan, supervisi pendidikan juga diarahkan pada dua sasaran

pokok, yaitu "supervisi kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan teknis 。、ュゥョゥウセ。ウゥN@

Supervisi edukatif meliputi kurikulnm, proses belajar mengajar dan evaluasi/

penilaiaI.J. Sedangkan supervisi teknis administrasi meliputi administrasi personal,

administrasi material, administrasi keuangan, administrasi Jaboratorinm, perpustakaan

sekolah dan Iain-Jain".6

5

Op.cit, h. 35

6 Ibid,

(21)

Dcngan memahami tujuan dan sasaran supcrvisi yang discbutkan di alas,

diharapkan para supervisor khususnya kepala sekolah akan lebih meningkatkan

wawasan dan kemampuan profesional dalam bidangnya.

Hal ini sangat penting, karena dalam era baru sekarang ini atau dengan

paradigma baru, diharapkan para kepala sekolah sebagai supervisor menjadi salah

satu andalan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan

pengajai"an di sekolah-sekolah yang berada di bawah wewenang dan tanggung

jawabnya.

d.

Fungsi-fungsi Supervisi

Fungsi-fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting diketahui oleh para

pimpinan pendidikan tennasuk kepala sekolah, adalah sebaagi berikut :

I). Dalam bidang kepemimpinan

a) Menyusun rencana dan policy bersama

b) Mengikutsertakan anggota-anggoat kelompok (guru-guru, pegawai) dalam berbagai kegiatan.

c) Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan.

d) Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok.

e) Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-putusan.

f) Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok, sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing-masing.

g) Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.

h) Menghilangkan rasa malu dan rasa rendal1 diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.

2). [)a/am hubungan kemanusiaan

a) Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang

(22)

b) Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok, seperti dalam halkemalasan, marasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis, dsb.

c) Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis. d) Memupuk rasa saling menghormati diantara sesame anggota kelompok

dan sesame manusia.

e) Menghilangkan rasa curiga mencurugai antara anggota kelompok. 3). Dalarn pernbinaan proses kelompok

a) Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan maupun kemampuan masing-masing.

b) Menimbulkan dan memelihara sikap percaya mempercayai anatar sesama anggota maupun antara anggota dan pimpinan.

c) Memupuk sikap dan kesediaan tolong-menolong.

d) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.

e) Bertindak bijaksana dalam meneyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat diantara anggota kelompok.

t) Menguasai teknik-teknik memimpin rapat dan

pertemuan-pertemuan lainnya.

4). Dalarn bidang administrasi personel

a) Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan.

b) Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampnan masing-masing.

c) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan

meningkatkan daya kerja serta basil maksimal. 5). Dalam bidang evaluasi

a) Menguasai dan memal1ami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci.

b) Menguasai and memiliki norma-norma atau uknran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian.

c) Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar, dan dapat diolal1 menurnt nonna-norma yangada.

d) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendaapt gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.7

7 Ngalim Purwanto,Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2002),

(23)

Jika fungsi-fungsi supervisi tersebut benar-benar dikuasai dan dijalankan

dengan sebaik-baiknya oleh setiap pemimpin pendidikan termasuk kepala sekola11

terhadap para anggotanya, maka kelancaran jalannya sekolall atau lembaga dalam

pencapaain tujuan pendidikan akan lebih terjamin.

e.

Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

Dalam melaksanakan tugas-tugas supervis1, para supervisor terntama

pengawas dapat memilih dan menggunakan beberapa teknik supervisi, antara lain:

I). Kunjungan kelas

Kunjungan kelas ini sering disebut dengan observasi ke!as y .mg dilakukan kepala sekolah untuk mengamati guru bekerja, melihat kedisipilan siswa belajar, dan untuk mengamati situasi belajar secara keselurnhan dengan memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan siswa di kelas. 2). Pembicaraan individual

Pembicaraan individual merupakan teknik supervisi yang sangat penting karena kesempatan yang diciptakannya bagi kepala sekolah untuk bekerja

secara individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah

professional pribadinya. 3). Diskusi kelompok

Dengan diskusi kelompok, dimaksudkan untuk berkumpuh1ya sekelompok orang dalam situasi bertatap muka dan melalui iliteraksi lisan bertukar fikiran, infonnasi atau berusaha untuk mencapai suatu keputusan tentang masalah-masalah bersama.

4). Demonstrasi mengajar

Demonstrasi mengajar merupakan teknik yang berharga pula. Rencana demonstarsi yang telah disusun dengan teliti dan dicetak lebih dulu dengan menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau pada nilai teknik mengajar tertentu akan sangat membantu.

5). Kunjungan ke/as

Sejumlah studi mengungkapkan bahwa kunjungan kelas yang dilakukan gmu-guru diantara mereka sendiri adalah efektif dan disukai. Klliljungan ini biasanya direncanakan dan alas permintaan guru-guru.

6). Pengembangan kurikulum

-Perencanaan kurikulum menyediakan kesempatan yang sangat baik bagi partisipasi guru.

(24)

Bulletin supervisi rnerupakan alat kornunikasi yang efektif. Berisikan pengurnurnan-pengurnmnan, ikhtisar tentang penelitian-penelitian, analisis presentasi dalarn pertemuan-pertemnan organisasi professional, dan perkembangan dalam berbagai bidang studi.

8). Perpustakaan professional

Perpustakaan profesional sekolah merupakan surnber infonnasi yang sangat mernbantu untuk pertumbuhan profesionalan personil pengajar sekolah.

9). Loka karya

Loka karya menyediakan kesempatan untuk mempertemukan ide-ide, untuk rnendiskusikan masalah-masalah bersarna atau khusus, dan untuk pertmnbuhan pribadi dan professional dalam berbagai bidang studi.

JO). Survey seko!ah masyarakat

· Studi yang komprehensif tentang rnasyarakat akan mernbantu gum dan kepala sekolah untuk mernaharni dengan lebih jelas jenis proi,rram sekolah yang memenuhi kebutuhan siswa.8

Berdasarkan uraian di alas dapat diketahui ba11wa terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam rangka rnelaksanakan supervisi. Pada rnasing-masing teknik supervisi itu rnemerlukan sebuah perencanaan yang rnatang dan sistematis. Sehingga ketika seorang supervisor akan melakukan supervisi di lapangan dapat mengetalmi langkah-langkah apa saja yang akan diarnbil dan proses pencapaian akan dapat tercapai secara efektif.

Menurut John Minor seperti yang dikutip oleh Piet sahertian, teknik supervisi dapat dibedakan rnenjadi dua macarn yaitu, teknik supervisi yang bersifat individual dan kelompok. Teknik yang bersifat individual yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru atau perorangan, sedangkan teknik yang bersifat kelompok yaitu teknik yang dilaksanakan lebih dari satu orang.

Adapun teknik-teknik tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

8

Oteng Sutisna, Adn1inistrasi Pendidikan Dasar Teoritik untuk Praktek Pro..tesional.

(25)

d) Inter-visitas

e) Penyeleksi sumber materi untuk mengajar

f) Menilai diri sendiri 2). Teknik yang bersifat kelompok

. a) Pertemuan orientasi bagi guru barn b) Panitia penyelenggara

c) Rapat guru

d) Tukar menukar pengalaman

e) Loka karya

f) Diskusi panel g) Simposium

h) Demonstrasi mengajar i) Perpustakaan jabatan j) Bulletin supervisi k) Organisasijabatan

I) Perjalaann sekolab untuk anggota staf(fields trip).9

Dengan kedua teknik supervisi tersebut, dibarapkan kepala sekolab sebagai supervisor dapat memilih tek:nik-teknik mana sajakah yang paling efek:tif untuk mempertahankan dan meningkatk:an kualitas k:inerja · para guru guna mengembangk:an prestasi sekolah.

2. Disipiiu Siswa

a. Pe11gertia11 Disipli11

Menumt etimologi disiplin berasal dari kata "Disiple" (Bahasa lnggris:

Discipline) artinya pengikut atau penganut".w

9

Pi et Sahertian dan Farns Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1981), h. 52.

10

Tim Penyusun Ka1nus Pusat Pembinaan dan Pengen1banga11 Bahasa Indonesia, Kan1us

(26)

Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disiplin adalah:" Kepatuhan atau ketaatan kepada tata tertib atau peraturan" .11

Menurut Drs. Amir Dien Indra Kusuma "Disiplin berarti adanya kesediaan untuk mematul1i peraturan-peraturan atau larangan-larangan".12

Menurut Elizabeth B. Hurlock "Disiplin yakni seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikutJ seorang pemimpin".13

Sedangkan pengertian disiplin menurut penulis adalah kesediaan untuk taat terhadap peraturan atau tata tertib yang telah diperlakukan oleh pihak sekolah secara sukarela.

b. Tujua11 Disipli11

Secara umum tujuan disiplin adalah mendidik seseorang agar dapat mengendalikan diri, misalnya melatih anak mengatur diri sendiri sehingga ia

memiliki rasa percaya diri sendiri.

Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukuny<: "Perkembangan Anak", "disiplin mempunyai tujuan untuk membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan".14

h. 142

11

N.A. Ametambun, Manajemen Ke/as, (Bandung: FJP, IKIP, 1981 ), Cet. Ill, h. 8

12

Amir Dien Indrakusuma, Pengantar I/mu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973 ),

13 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1990), h. 82 14

(27)

Sedangkan menumt Emile Durkheim, semua disiplin mempunyai tttjuan

ganda yaitu "mengembangkan suatt1 keteraturan tertentu dalam tindak tanduk

manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu yang sekaligus juga membatasi

cakrawalanya". 15

c.

Fungsi Disiplin

Adapun fungsi disiplin yang akan memenuhi masa kanak-kanak adalah

sebagai berikut :

a. Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.

b. Disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa main akibat perilaku yang salah, perasaan yang pasti mengak:ibatkan rasa tidak bahagia dan penyesuaian yang buruk, disiplin memungkinkan anak hidup menumt standar yang disetujui kelompok sosial dan dengan demikian memperoleh persetujuan sosial.

c. Anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan, ha! ini esensial bagi penyesuaian yang berhasil dan kebaliagiaan.

d. Disiplin menjadi motivasi pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.

e. Disiplin membanm anak mengembangkan hati nurani "Suara dari dalaI11" pembimbing dalaill pengaI11bilan kepumsan dan pengendalian perilaku.16 Disiplin selain memiliki fungsi sebagaimana di atas, juga mengandung fungsi

tertentu yang berguna bagi perkembangan anak. Menumt Alex Sobur, bahwa fungsi

di<>iplin yang utama adalah "mengajar mengendalikan diri, menghorniati dan

" Emile Durkheim, Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosio/ogi Pendidikan,

(Jakarta: Erlangga, 1990), h. 35.

16

(28)

mematuhi otoritas. Disiplin diperlukan dalam mendidik anak secara tegas terhadap hat yang barns dilakukan dan yang dilarang". 17

Dengan demikian disiplin bagi seorang anak akan membiasakan diri untuk bisa hidup secara teratur, dengan adanya keteraturan dalam hidup diharapkan ia mampu mengendalikan diri, dengan memiliki pengendalian diri tersebnt maka ia tidak melakukan pelanggaran terhadap tata tertib yang telah ditetapkan.

Bila ォゥエセ@ men!!h11lmn1Ykan antara pendidikan agama Islam dengan disiplin ini adalal1 sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat orang yang mengetalmi dan sadar serta memahami pengetahuan agama dengan baik, ia akan selalu berupaya disiplin dalam mengerjakan sesuatu.

Di dalam Al-Qur' an terdapat ayat yang berhubungan dengan disiplin. Contohnya dalam surat Al-Ashr yang berbunyi :

Artinya : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman don menge1jakan amal shaleh don nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran ". (Q.S. Al-Ashr : 1-3).18

Dalam surat ini menjelaskan mengenai pentingnya waktu. Waktu itu sangat penting, . sehingga dalam surat ini menyebut masa atau waktu. Masa atau waktu

17

Ibid., h. 84

18

H. Mahmud Junus, Tmjamah Al-Qur'an Al-Karim, (Bandung: Al-Ma'arif, 1989), Cet.

(29)

adalah sangat penting karena sangat menentukan seseorang itu akan mendapat ketmtungan atau menderita kerugian.

Di sekolah peserta didik banyak menghadapi dan mendapatkan tugas-tugas dari guru mereka. Tugas-tugas tersebut harus diselesaikan tepat pada waktunya. Ketepatan penyelesaian tugas tersebut rnendorong peserta didik untuk melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya.

Dalam kata lain, disiplin berfungsi untuk mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

d. Ruang Li11gk11p Disipli11 Sekola/1

Menurut Suharsimi Arikunto ruang lingkup disiplin di sekolah adalah:

1. Peraturan umum untuk seluruh personil sekolah.

Tujuan diberlaknkan secara umurn adalali agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dalarn suasana tenang, tentram dan setiap personil dalam organisasi sekolah merasakan puas karena terpenuhi kebutuhannya.

a. Hormati dan bersikaplah sopan terhadap sesama

Contohnya adalah mendengarkan dengan sungguh-sungguh semua perkataannya, menghafal nama dan identitas diri yang lain.

b. Hormatilah hak milik sesama warga

Maksudnya apapun warga sekolah perlu diakni dan diperhitungkan sebagai milik pribadi.

c. Patuhilah semua peraturan sekolah

Peraturan sekolah dibuat untuk dan diurnumkan kepada anggota keluarga sekolah.

2. Peraturan umum untuk siswa

a. Bawalah semua peralatan sekolah yang kamu perlukan b. Kenakan pakaian seragam sesuai ketentuan

3. Peraturan khusus untuk pengelolaan pengajaran

a. Siapkanla11 buku dan peralatan perlengkapan sebelum pelajaran dimulai b. Datanglah ke sekolah paling lambat Jima menit sebelum be! berbunyi

c. Segerala11 brada di ternpat duduk mud an menyiapkan diri untuk mengikuti dan memperhatikan pelajaran apabila be! sudah bebirnyi.

(30)

I). Meninggalkan kelas boleh tetapi hanya satu kali selama pelajaran berlangsung

2). Meninggalkan kelas diperbolehkan tetapi sebentar saja

· 3 ). Meminta izin guru untuk meninggalkan kelas tidak selalu hams dengan formal mengatakan apa yang akan dilakukan oleh siswa.

4). Meninggalkan kelas boleh tetapi jangan berbarengan

5). Mengikuti petunjuk dan perinta11 yang diberikan sekolah maupu gum bukan hanya yang bersifat larangan saja akan tetapi anjuran pun selalu dikemukakan oleh gum.

6). Tata tertib untuk kegiatan klmsus, biasanya dibaut sendiri secara klmsus pula

7). Cara untuk meugatur siswa yang akan menyela pelajaran 8). Jangan sampai ada hak milik yang ketinggalan di kelas 9). Tinggalkan kelas dalam keadaan bersih dan teratur. 19

Jadi, peraturan mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam membuat

anak menjadi makhluk bermoral. Pertama, peraturan mempunyai nilai pendidikan,

sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui anggota

kelompok tersebut. Kedua, peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak

diinginkan.

Agar peraturan dapat memenuhi kedua fungsi penting di atas maka peraturan

itu harus dinlengerti, diingat, dan diterinla oleh anak.

Sedangkan menumt buku Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasi_onal,

tahun 2003 bahwa ruang lingkup disiplin siswa di sekola11 adala11: setiap siswa

berkewajiban untuk:

"I ).Menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bilamana s1swa

dibebaskan dari kewajiban tersebut. Sesuai dengan peraturan yang berlaku.

19

Suharsimi Arikunto, Manaje111e11 l'engajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993 ), Cet ke-11, h.

(31)

2). Mematuhi semua peraturan 3). Mematuhi tenaga kependidikan

4). Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban, dan keamanan

sekolah".20

· Ruang lingkup disiplin di kelas menurut Mallary M. Collin. M.Ed dan don H Fotenelle. P.Hd.

"I. Masuk dalam kelas pada waktunya 2. Menyelesaikan pekerjaan rumah 3. Dilarang berbuat bandel

4. Dilarang bertengkar

5. Menyelesaikan tugas di kelas".21

Ruang lingkup disiplin di sekolah ada tiga : Yang pertama, dalam kegiatan sekolah. yaitu berupa menanggung biaya sekolah. Kedua, dalam ketertiban sekolah yang berupa menghormati tenaga pendidikan, ikut memelihara sarana dan prasarana, mematuhi semua peraturan sekolab, menghormati hak milik warga dan mernakai seragam. Ketiga, dalam proses belajar mengajar yang berupa membawa semua peralatan belajar, datang tidak terlrunbat, mengerjakan tugas yang diperintab.kan guru,

20

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), h. 98

21

Malary, \VI HセッャャゥョL@ ct.,al .. "Nfengubah l'rilaku ,\'i.nva ", (Jakarat: BPK Gunung Agung ), h.

(32)

jangan ada barang yang ketinggalan di dalarn kelas, meninggalkan kelas dalam

keadaan bersih dan teratur dan mengerjakan pekerjaan rumah.

e.

Perlunya Disiplin

Menurut Elizabeth Hurlock perluuya disiplin karena:

a. Karena terdapat variasi dalam laju perkembangan berbagai anak. Setiap anak mempunyai sifat yang berbeda, mungkin untuk salah satu anak cukup dengan cara lemal1 lembut saja sudah dapat menanamkan disiplin akan tetapi mungkin untuk anak yang Iebih bandel memerlukan kekerasaan agar dapat menanaw.kan disiplin.

b. Kebutuhan akan disipiin bervariasi menurut waktu dalarn setiap hari. c. Kegiatan yang dilakukan anak mempengaruhi kebutuhan akan disiplin d. Kebutuhan akan disiplin bervariasi dengan hari dalam seminggu.

e. Disiplin Iebih sering dibutuhkan dalam keluarga besar daripada keluarga kecil.

f. Kebutuhan akan disiplin bervariasi dengan usia. Disiplin bagi anak-anak cukup dengan Iarangan, akan tetapi bagi anak yang Iebih besar memerlukan penjelasan dan memberikan motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan.22

Keyakinan baliwa anak-anak memerlukan disiplin dari dulu sudali ada, tetapi

terdapat pembalian dalam sikap mengenai mengapa mereka memerlukannya. Pada

masa larnpau, dianggap bahwa disiplin perlu untuk menjarnin bahwa anak akan

menganut standar yang ditetapkan masyarakat dan yang harus dipatuhi anak agar ia

tidak ditolak masyarakat. Sedangkan kalau sekarang telali diterima baliwa anak membutuhkan disiplin, bila mereka ingin baliagia dan menjadi orang yang baik

penyesuaiannya. Melalui disiplinlali mereka dapat belajar berperilaku dengan cara

yang diterinia masyarakat dan sebagai hasilnya diterima oleh anggota kelompok

sosial mereka.

22

(33)

f.

Unsur-unsur Disipfin

Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka, ia hams mempunyai empat unsur pokok, ada p1m cara mendisip!inkan yang digunakan, yaitu "peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksanya, hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku".23

Hilangnya salah satu hal pokok ini akan menyebabkan sikap yang tidak menguntungkan pada anak dan perilaku yang tidak akan sesuai dengan standar dan harapan sosial.

g: Telmik-telmik Menerapkan Disiplin

Menumt Amir Dien Indra Kusmna tehnik-tehnik meuerapkan disiplin adalah: a. Dengan pembiasaan membiasakan anak-anak melakukan hal-hal yang tertib,

baik dan teratur.

b. Dengan contoh dan tauladan. Pendidik hams memberikan contoh yang baik bagi anak didik agar tidak ada perasaan yang tidak adil dan memprotes. Sehingga tidak ikhlas melakukan pembiasaan tersebut dan sulit sekali . menjadikannya disiplin dalam diri.

c. Dengan penyadaran. Siswa hams diberikan penjalasan-penjelasan tentang pentingnya peraturan-peraturan itu diadakan. Siswa Jambat laun hams menyadari nilai dan fungsi dari peraturan-peraturan itu, apabila kesadran itu telal1 timbul kemudian tumbuh disiplin diri sendiri.24

• •23 Ibid., h. 84

(34)

Sedangkan menurut Drs. N.A. Ametembun dalam bukunya Manajemen Kelas menyatakan bahwa cara-cara pembinaan disiplin:

a. Tehnik inner kontrol. Bahwa kepekaan akan disiplin hams trnnbuh dan berkembang dari dalam diri murid sendiri ke arah disiplin diri sendiri.

b. .Tehnik ekstemal kontrol. Pengendalian dari luar berupa bimbingan dan penyuluhan.

c. Tehnik kooperatifkontrol. Guru dan murid harus bersama-sama menciptakan situasi kelas dari suasana yang tidak diinginkan baik oleh guru maupun murid.25

Tentang penanaman disiplin ini, ada klasifikasi yang dikemukakan oleh

Haimowitz,M.L.& Haimowitz.N, yaitu:

a. Telmik yang berorientasi pada kasih sayang (tanpa kekuasaan).Teknik ini dikenal pula sebagai cara menanamkan disiplin dengan meyakinkan tanpa kekuasaan

b. Tehnik yang bersifat material (melalui kekuasaan). Teknik 1111 mempergunakan hadiah yang benar-benar berwujud atan hukuman-hukuman fisik. Anak patuh karena tidak memperoleh yang diinginkan (hadia11) atau takut duhukum. Karena tingkah lakunya bukan tingkah laku yang benar-benar ingin diperlihatkan maka perlu terns menerus diawasi orang tua.26

Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tehnik-tehnik menanantkan disiplin adalah dengan pembiasaan, contoh atau suri tauladan, it111er kontrol atau penyadaran, ekstemal kontrol yang berorientasi pada kasih sayang dan material, dan kooperatifkontrol berupa pengawasan.

11. Sumber-sumber Pelanggarm1 Disiplin dan Pena11ggulanga1111ya

Dalam pelaksanaan disiplin demi keberhasilannya yang . optimal, perlu diperhatikan sejenak tentang sumber-sumber pelanggaran disiplin, yaitu :

25 N.A Ametembun, op.cit., h. 27-29.

(35)

I). Sumber-sumber Umum

(a). kebosanan dalam kelas (monoton, kurang kreatif/re-kreatif)

(b ). perasaan kecewa dan tertekan karena tuntutan yang kurang wajar/sesuai

dengan kemampuan siswa.

( c ). kurang perhatian, kasih sayang, dan pengenalan status. 2). Sumber dari Lingkungan Sekolah itu sendiri

(a). tipe kepemimpinan guru/kepala sekolah yang otoriter.

(b)." kelompok besar (mayoritas) siswa dikurangi haknya sebagai siswa yang

seharusnya turut menentukan rencana masa depannya di bawah bimbingan guru.

( c ). tidak/kurangnya memperhatikan kelompok minoritas. 27

(d). guru atau siswa yang potensial kurnng dilibatkan/diikutsertakan dalam kegiatan/tanggung jawab sekolah.

(e) .. latar belakang kehidupan keluarga kurang diperhatikan dalam kehidupan sekolah.

(f). · pihak sekolah kurang bekerja sama dengan orang tua/wali/BP3.

Jadi, kalau di sekolah ia tidak rnendapat pengaral1an dan perhatian yang memadai, bal1kan ia dibenturkan pada perintah-perintah dan kewajiban-kewajiban

yang keras, maka ia akan melanggar peraturan sekolah. Dan biasanya ha! itu nampak

dalam bentuk pelanggaran sebagai berikut :

"I. Kabur dari sekolah.

2. Absen terns menerus, atau terlambat dari waktu-waktu pelajaran yang telah

ditentukan

3. Ketinggalan pelajaran

4. Me.lakukan pelanggaran di dalam lingkungan sekolah".28

'XI Ary H. Gunawan,Administrasi Seko/ah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet ke-1, h. 97

28

(36)

Selain mengetahui sumber-sumber perlu pula mengenal cara-cara penanggulangan pelanggaran disiplin, seperti :

(a). Pengenalan siswa secara hangat ( didekati) antara lain dengan mengguuakan

Interest Inventory, Sosiogram, Feedback.

(b). Mengekspresikan perasaan sebagai penyalnran yang sesuai terhadap berbagai perasaan yang tertekan, dengan cara (antara lain) Catasptrophic fantastis

(menguji pikiran), cribe (kotak keluhan/saran), tension relaxation ( pengendali ketegangan jiwa), roleplaying (bermain peranan).29

Dari segi lain, peratnran-peraturan sekolah yang melibatkan kesempatan para siswa untuk menguugkapkan kebutuhan-kebutuhan mereka, sangat mempengaruhi pribadi mereka dan sekitar masyarakat yang luas. fa sering menjadi sumber penyebab kegagalan sementara siswa dalam beradaptasi dengan sekolalmya. Karena itu, pihak sekolah tidak memperlakukan siswa sebagai kumpulan manusia. Tetapi, perlakuan terhadap mereka harus berorientasi pada asas penyendirian yang dapat membantu pembentukan rasa percaya diri di lingkungan sekolah. Dengan demikian, mereka merasa dibimbing berbaur dengan kelompok-kelompok lain yang mngesankan adanya.persamaan diantara sesama mereka.

3. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Seora'lg pemimpin harus mampu menumbuhkan disiplin, !P.rntama disiplin diri (self-discipline). Dalam kaitan ini, pemimpin harus mampu membantu pegawai mengembangkan pola dan meningkatkan standar prilakunya, serta mengguuakan pelaksanaan atnran sebagai alat untuk menegakkan disiplin.

(37)

Disiplin merupakan scsuatu yang pcnling untuk menanamkan rasa honnal

terhadap kewenangan, menanamkan kerjasama, dan merupakan kebutuhan untuk

berorganisasi, serta untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain.

Peningkatan kinerja pegawai dalam manajemen berbasis sekolah perlu

ditnulai d.engan sikap demokratis. Oleh karena itu, dalam membina disiplin perlu

berpedoman pada sikap tersebut, yakni dari, oleh dan untuk pegawai, sedangkan

pemimpin. tut wuri handayani. Dalam ha! ini, Soelaeman (1985:77) mengemukakan

bahwa pemimpin berfungsi sebagai pen gem ban ketcrtiban, yang pa tut diteladani ... ,

tetapi tidak diharapkan sikap yang otoriter.

Adapun strategi umum yang digunakan kepala sekolah untuk meningkatkan

kedisiplinan sebagai berikut:

1) Konsep diri; Strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri setiap individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri, pemimpin disarankan bersikap simpatik, menerima, hangat, dan terbuka sehingga para pegawai dapat mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan masalalmya.

2) Keterampilan berkomunikasi; Pemimpin ィ。ュセ@ menerima semua perasaan pegawai dengan teknik komunikasi yang dapat menimbulkan kepatuhan dari

dalam dirinya.

-3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; Perilaku-perilaku yang salah terjadi karena pegawai telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Untuk itu pemimpin disarankan menunjukkan secara tepat ttrjuan perilaku yang salah sehingga membantu pegawai dalam mengatasi perilakunya dan memanfaatkan akibat-akibat yang Iogis dan alami dari perilaku yang salall.

(38)

5) Latihan keefektifan pemimpin; Metode ini bertujuan untuk menghilangkan metode represif dan kekuasaan, misalnya hukuman dan ancaman melalui model komunikasi tertentu.

6) Terapi realitas; Pemimpin perln bersikap positif dan bertanggungjawab.30 Untuk menerapkan berbagai strategi tersebut, kepala sekolah harus

ゥィ・ュー・イエゥュセ。ョァォ。ョ@ berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

4. Huimngan Supervisi Pendidikan Terhadap Peningkatan Kedisiplinan

Siswa

Sekolah merupakan Iembaga pendidikan fonnal yang mempunyai perat1an

untuk mengembangkan kepribadian peserta didik sesuai dengan kemampuan dan

pengarulmya untuk melaksanakan tugas di masyarakat. Tnjuan ini akan berhasil

apabila gw u berhasil mendorong dan mengarahkan peserta didiknya untuk belajar mengembangkan kreativitas pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu adalah

tugas penting seorang guru untuk membantu peserta didik agar dapat

mengembangkan pengendalian diri mereka, menumbuhkan tingkah laku yang selalu

berorientasi pada tugas dan mengembangkan sifat-sifat lain yang ュ・ョオョェオォォセョ@

kematangan sosial.

Seorang guru akan berhasil dalam menjalankan tugas tersebut apabila guru itu

dapat memanfaatkai1 kelompok peserta didik sebagai partncrnya.

30

(39)

Setiap kelompok sekecil apapun selalu memiliki peraturau yaug hams ditaati

oleh setiap auggotauya, maka demikiau halnya dengau kelompok yaug terbentuk

diantara para peserta didik di sekolah. Kelompok ini dapat membuat aturau-aturau

yaug sama-sama ditaati oleh para auggotauya. Maka untuk mentaati peraturau

tersebut diperlukau sikap disiplin dari setiap anggota kelompok tersebut. Disiplin

inilah yaug dinamakan dengan istilah disiplin kelompok.

Disiplin merupakan suatu sikap yang saugat diaujurkan bagi setiap orang. Bila

kita membahas pentingnya disiplin sehamsnya kita sebagai baugsa Indonesia hams

lebih mencauangkannya karena bauyak masyarakat Indonesia yaug mengabaikau

disiplin, akibatnya bangsa Indonesia semakin terpuruk dan terbelakang dari bangsa

lain.

Di sekolah, disiplin mutlak diperlukan. Segenap program sekolah hams

dijalankan menurut peraturau yang telah ditetapkau. Baik guru maupun peserta didik

bahkan orang tua murid hams patuh kepada tata tertib dau peraturan yaug berlaku.

Tanpa · disiplin dalam sekolah, kemungkinan besar tidak diperoleh ketertibau,

ketentraman, keteraturau serta keberhasilan penyelenggaraan program-program

sekolah, seperti menyebabkan terganggunya proses belajar mengajar dikarenakan

siswa tidak berdisiplin dau tanpa adanya tindakan pencegahan dari pihak sekolah.

Oleh karena itu, hidup berdisiplin harus dipraktekkan dalarn melaksanakan

kegiatan-kegiatau di sekolah, terutama dalam kegiatan-kegiatau belajar mengajar.

Bagi siswa, pembinaan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh positif

(40)

akan terlatih dalam upaya mengendalikan diri sehingga pada akhirnya akan terbentuk disiplin diri sendiri.

· Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, problema pendidikan pun semakin beragam sehingga para pendidik memerlukan solusi yang rasional bagi pemecahan masalah yang dihadapinya. Hal tersebut melatarbelakangi perlunya kegiatan supervisi yang optimal terutama dalam ha! upaya meningkatkan kedisiplinan s1swa ..

Dalam menghadapi masalah tersebut para guru memerlukan bantuan pengawasan dan pengendalian yang kontinyu dari kepala sekolah . Kepala sekolah sebagai pemimpin dan penggerak bagi masyarakat lingkungan sekolah dalam bersikap dan berperilaku seharnsnya dapat dijadikan suri tauladan !<arena sudah diberi kepercayaan sebagai orang pilihan.

Allah telah memberi kepercayaan kepada manusia untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini, hendaknya manusia dapat menjalankan amanat tersebut. SemPa sikap yang dilakukan oleh manusia akl.batnya akan dirasakan oleh manusia itu sendiri.

· Lalu apa yang dilakukan kepala sekolal1 sebagai supervisor untuk meningkatkan kedisiplinan siswa ? kita kembali kepada arti supervisi itu sendiri "supet'Visi sebagai aktivitas menentukan kondisi syarat-syarat yang esensial yang

(41)

mengatur dan bertanggung jawab pada kelancaran aktivitas di sekolab sehingga

tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.

Jika diperhatikan secara teliti, kepala sekolab memiliki tugas dan tanggung

jawab yang sangat besar karena kepala sekolah bertanggung jawab sepenuhnya atas

kelancaran pelaksanaan pcndidikan dan pengajaran di sekolal1. Kepala sekolab yang

dapat dijadikan contoh tentu dapat menjalankna tugas dan tanggung jawabnya dengan

baik.

Dalam melaksanakan supervisi, kepala sekolah harus berperan langsung

menghadapi guru sebagai pendidik yang langsung menangani siswa, karena guru

adalab orang yang dekat dengan siswa di lingkungan sekolal1 dalam proses belajar

mengajar. Selain itu, dengan melaksanakan pengawasan kedisiplinan siswa secara

tidak Iangsung pula kcpala sekolab akan meni!ai kinerja gum dalam mendidik siswa.

Meskipun kepala sekolab hanya sebagai fasilitator (mengarabkan) saja tetapi

sebagai orang pililian kepala sekolal1 juga dinilai oleh siswa .dalam kinerjanya sebagai

pemimpin sekolab. Dalam ha! ini, kepala sekolah yang bekerja sama dengan gum

harus menjadi contoh dalam masalal1 ketepatan waktu datang ke sekolal1 dan

keteraturan dalam menjalankan tugasnya masing-masing.

Apabila supervisi dilakukan secara kontinyu maka siswa akan mendapatkan

sebuab keknatan berupa motivasi untuk terns meningkatkan kedisiplinannya datang

ke sekolah maupun dalam mengerjakan tugas-tugas dari gum bidang studi tepat pada

waktunya. Hal ini akan tercapai jika supervisi yang dilakukan kepala sekolab

(42)

halnya bila supervisi mengedepaukan prinsip-prinsip yang bersifat otoriter atau hanya

mencari kesalahan-kesalahan siswa tanpa memberikan motivasi berupa penjelasan

mengenai ganjaran atau hukuman yang akan didapatkan bila melakukan perilaku

yang menyimpang di sekolah.

Kiranya dapat dimengerti bahwa supervisi memiliki peranan yang

menentukan dalam rangka memberikan dorongan (support) kepada siswa akan

pentingnya hidup berdisiplin.

B. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian yang dilakukan ini penulis ingin membuktikan bahwa ada

hubungan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap

peningkatan kedisiplinan siswa. Penelitian ini didasarkan pada kerangka berfikir

sebagai berikut :

Pada masa lalu kegiatan supervisi berlangsung secara otoriter, dan lebih

bersifaf inspeksi yaitu mengedepankan pada pengawasan, penilaian dan mencari

kelemahan-kelemahan orang yang disupervisi. Padahal kepala sekolah sebagai

-supervisor merupakan orang yang seharusnya membantu guru dalam memperhatikan

perkembangan dan pertumbuhan siswa. Apabila supervisi dilakukan berdasarkan

paradigma lama, maka setiap komponen sekolah akan mengalami ketidakpuasan

dalam melakukan tugasnya masing-masing, dan apabila ha! ini berlangsung secara

terus menerus maka akan mengalami apa yang dinamakan dengan krisis rnotivasi,

yaitu semakin berkurangnya semangat dalam diri kompouen sekolah untuk

(43)

Pada paradigma modern supervisi dimaksudkan IUltuk menolong guru-guru

agar mereka senantiasa bertumbuh dan mampu menolong dirinya sendiri, dan tidak

tergant\Ulg kepada kepala sekolah. Hal ini dapat tercapai apabila kepala sekolal1

mampu menunjukkan segi-segi positif atau kekuatan yang dimiliki oleh guru-guru,

sehingg!I mereka memperoleh kepuasan dalam bekerja. Kepuasan kerja ini akan

memberi motivasi pada mereka untuk terns menerus berusaha mengembangkan diri.

Tetapi selain menjadi supervisor atau pengawas bagi guru 1U1tuk dapat

mengembangkan kinerjanya di sekolah, kepala sekolah juga harus memperhatikan

perkembangan kedisiplinan siswanya dalam mematuhi peraturan di sekolah

walauplUl masalah kesiswaan telah diserahkan kepada guru, baik guru bidang studi,

guru piket ataupllll guru BP (Binlbingan dan Penyuluhan).

Dalam hal ini, kepala sekolah ditlllltut 1U1tuk juga ikut merealisasikan

peraturan yang telah diberlakukan oleh sekolah IUltuk siswanya sehingga kedisiplinan

siswa dapat meningkat setiap harinya. Karena selain 1U1utuk menjadikan siswa

mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh sekolah juga secara tidak langsung akan

-menilai guru-guru dalam menjalankan tugasnya masing-masing dalam mendidik

siswa dan bagi kepala sekolah juga dapat menjadi tolok ukur kedisiplinan dirinya

1U1tuk selalu menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

komponen sekolah sehingga menjadi teladan atau contoh yang baik. Apakal1

guru-gum tel.ah menerapkan kedisiplinan bagi dirinya sendiri dengan datang ke sekolal1

(44)

waktunya tetapi apabila guru datang tepat pada waktu akan mengajar di kclas maka

siswa akan merasa bertanggung jawab akan kehadiran dirinya untuk mengikuti proses

belajar mengajar di kelas dengan keadaan teratur.

Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap

peningkatan kedisiplinan siswa sebagai faktor ekternal bagi siswa tmtuk bisa tmnbuh

dan berkembang secara professional. Akan tetapi, pengawasan tersebut harus

dilakukan secara tertib dan kontinyu sehingga akan menjadi bagian internal dalam

diri siswa untuk selalu meningkatkan keteraturan dirinya untuk menjalankan

kegiatannya sehari-hari.

Adapun kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah di tempat penulis

mengadakan penelitian memiliki hubungan yang cukup kuatterhadap peningkatan

kedisiplinan siswa dalam mentaati peraturan sekolal1. Hal ini dapat diamati dari

kedisiplinan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan

teratur sesuai waktunya.

C. Pengajuan Hipotesis

-Berdasarkan kerangka berfikfr di atas, penulis akan mengajukan hipotesa yang

akan diujikan kebenarannya, sebagai berikut :

Ho

:

Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah

terhadap peningkatan kedisiplinan siswa.

Ha Terdapat hubungan positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah

(45)

Untuk menguji hipotesis tersebut dilakukan dengan membandingkan harga

"rxy" yang diperoleh dalam perhitungan atau "ro" dengan besarnya "r" yang

tercantum dalam tabel nilai "r" Product Moment (n). Jika "ro" sama dengan atau

lebih besar dari

"n"

maka Hipotesis Altematif (Ha) disetujui atau diterima yakni

terbukti kebenarannya. Sebaliknya jika "ro" Iebih kecil dari "n" maka Hipotesis

(46)

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam

pengumpulan dan menganalisa data yang diperlukan guna menjawab permasalahan

yang di!iadapi. Penggtmaan metodologi ini dimaksudkan untuk menemukan dan

mengumpulkan data yang valid, akurat, serta signifikan dengan permasalaban yang

diangkat, sehingga dapat dipergunakan sebagai pengtmgkap masalah yang dihadapi.

A. Variabel Penelitian

Menurut Sul1arsimi Arikunto variabel adalal1 "gejala yang bervariasi, yang

menjadi 'objek penelitian". 1 Penelitian ini mempnnyai dua variabel, yaitu:

I. V ariabel pertama yaitn pelaksanaan supervisi kepala sekolah sebagai variabel

independent (bebas) yang dilambangkan dengan "X". Pelaksanaan surervisi

kepala sekolal1 yang dimaksud adalah supervisi pendidikan. Kegiatan supervisi

yang dilakukan adalab berupa bantnan yang diberikan oleh kcpala sekolab

terhadap gttru-gtm1 yang secara langsung mendidik siswa dalam rangka

meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berj;llan

dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

2. Variabel kedua yaitu kedisiplinan siswa dalam rnernatnhi peraturan di sekolab

sebagai variabel dependent (terikat) yang dilambangkan dengan "Y".

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene/itian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), Cet.ke· 10, h. II L

(47)

Kedisiplinan siswa merupakan modal mereka untuk mengikuti k..:giatan-kegiatan yang telah diprogramkan oleh pihak sekolah sehingga siswa dapat menjalankan tugasnya sebagai seorang pelajar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. B. Waktu dan Tempat Penelitian

t. Waktu Penelitian

. Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 1-31 Agustus 2005. 2. Tempat Penelitian

Tempat yang menjadi objek penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri 15 Marunda yang beralamat di JI. Marunda Bart1 IV No. 5 Ke!. Marunda Cilincing Jakarta Utara.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah "kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Adapun sampel adalah bagian dari populasi".2

Menurut Suharsimi Arikunto, "untnk sekedar ancar-ancar maka apabila subjekriya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jmnlah sumbemya besar atau Jebih

dari

100, dapat diambil antara 10%-15%, 20o/o-25% atau lebih". 3

2 Ronny Kountur,Metodologi Penelitian Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis, (Jakarta:PPM,

2003), Cetke-1, h. 137.

3

(48)

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil 10,5% dari keseluruhan populasi yang ada.

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik sampel random sampling dengan :

1. Populasi

a. Populasi target

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTsN 15 Maranda Jakarta Utara kelas II yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 380 siswa pada tahun ajaran 2005/2006.

b. Populasi terjangkau

Populasi terjangkau adalah siswa kelas II. l MTsN 15 Marunda Jakarta Utara tal1un ajaran 2005/2006.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah teknik pengambilan sampel secara acak sederhana. Dari populasi terjangkau diambil sebanyak 40 siswa dari 45 siswa di kelas II.I MTsN 15 Manmda Jakarta Utara. Siswa dipilih secara acak, diundi dep.gan menggunakan gulungan kertas yang diambil itulah yang dijadikan sampel penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

(49)

1. Angket. Teknik 1111 penulis gunakan untuk rnengumpulkan data tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan kedisiplinan siswa di sekolah dengan cara menyebarkan angket kepada siswa MTsN 15 Marunda sebagai responden. Angket yang digunakan bersifat tertutup, artinya jawaban telah disediakan clan responden hanya memilih salah satu jawaban yang telah disediakan yang berjumlah 20 soal, masing-masing variabel berjuklah 10 pertanyaan dengan menggunakan Skala Like1i (Smnrnated-rating scale) yang terdiri dari empat altematif jawaban, yaitu Selalu, Sering, Kadang-kadang dan Tidak Pemah.

Angket disusun berdasarkan indikator yang ada dalam variabel superv1s1 kepala sekolah dan kedisiplinan siswa dalam memal11hi perat1rran sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilil1at dari tabel berikut :

Tabet 1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

<

Gambar

Kepala Sekolah Tabel 2 Masuk Kelas
Kepala Sekolah Mengikutsertakan Tabel3 Guru-guru dalam Kegiatan Supervisi Kelas
Kepala Sekolah Melaksanakan Supervisi Kelus Patla Saat Tabel5 FBiVi
Kepala Sekolah Tabel 6 Memberikan Kritik dan Saran
+7

Referensi

Dokumen terkait

• PKMT merupakan kreativitas yang inovatif dalam menciptakan suatu karya teknologi yang dapat meningkatkan nilai tambah dan dibutuhkan oleh suatu kelompok masyarakat

Konsentrasi RNA yang diperoleh dengan penambahan sodium asetat dan etanol absolut serta disimpan pada suhu -20 0 C adalah 402 ng/µl untuk RNA bunga kakao, 1.200 ng/µl untuk RNA

UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Data-data yang telah didapat tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai hidrodinamik koefisien yang terdiri atas drag coefficient dan lift coefficient .Dari hasil

Dapat dilihat dari grafik bahwa pengguna Internet akan berjumlah kurang lebih 200 juta pada tahun 2000. Diperkirakan lebih dari 90 juta orang dari 200 juta pengguna

Menurut Moini (2005) rongga mulut yang merupakan pintu masuk saluran pencernaan juga merupakan pintu masuk saluran udara walaupun fungsi pernafasan utama dilakukan

Pasal 27 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 menyatakan bahwa Rancangan Renja PD disusun dengan mengacu rancangan awal RKPD. Oleh sebab itu sebelum