BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hubungan Internasional adalah hal yang kompleks, namun yang paling
menonjol dalam Hubungan Internasional adalah Power State, Power sering
diartikan sebagai kekuatan dan/atau kekuasaan. Menurut Hans Morgenthau,
power berarti sebuah kemampuan yang dapat dilakukan oleh sebuah pihak atau
lebih, untuk mempengaruhi pihak lain1. Power diartikan sebagai kemampuan
mempengaruhi pikiran pihak lain, dan usaha untuk mengontrol kehendak pihak
lain dalam melakukan tindakan2
National Power dibagi menjadi 4 bagian besar yaitu Super power, great
power, regional power, dan middle power, Korea Selatan di kategorikan sebagai
Negara Middle Power yang berarti Negara ini dapat memberikan pengaruh
terhadap Negara lain dalam tingkatan lapis ke dua tetapi tidak di katakan sebagai
kekuatan besar3, walaupun begitu Korea Selatan mampu mempengaruhi dunia
1
Bueno de Mesquita, Bruce. (2003)Principles of International Politics, People’s
Power, Preferencess and Perception QC Press, pp. 222-286. Dalam artikel karlina wahyu kristiani“National Power dalam Hubungan Internasional”diakses dari http://karlinawk- fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-61164-Pengantar%20Hubungan%20Internasional-National%20Power.html(11-12-2013, 20.09 WIB))
2
Daniel Flemes, 2007“Conceptualising Regional Power in International Relation : Lessons From the South African Case”Hamburg, Germany : GIGA German Institute of Global and Area Studies , hal 7
3
Dinna Wisnu PHD “Belajar dari Korea Selatan” di akses dari
melalui arus globalisasi budaya Korea Selatan sangat mudah diterima oleh
masyarakat internasional, tidak luput Negara-negara super power yang memiliki
ekonomi terbesar didunia dan teknologi militer paling berbahaya mampu di buat
terjangkit dengan virus budaya Hallyu4. Budaya Hallyu merupakan demam
Demam Korea yang mengacu pada popularitas budaya Korea diluar negeri yang
menawarkan hiburan Korea yang terbaru dan modern baik dalam budaya,
pendidikan maupun teknologi, begitu juga dengan keadaan Indonesia saat ini
sejak membomingnnya fenomenaHallyupada tahun 20025.
Budaya lain dari Korea Selatan yang mempunyai pengaruh penting salah
satunya adalah tulisan aksara Hangeulyang resmi diterapkan sejak tahun 2009 di
Indonesia tepatnya di Etnis Cia-cia Kelurahan Karya Baru Kota Bau-bau provinsi
Sulawesi Tenggara. Awalnya di tahun 2005 bulan agustus bertepatan pada agenda
Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara di Kota Bau-bau, pada saat itu
Profesor Chun Thay Hyun tertarik dengan paparan mantan walikota Bau-bau
tentang ketiadaannya abjad tulis di Etnis Cia-cia, sehingga Prof Chun Thay Hyun
mulai melakukan penelitian tentang kecocokan bahasa Cia-cia dengan aksara
Hangeul di Etnis Cia-cia Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Prof
Chun Thay Hyun juga mengusulkan agar di terapkannya akasara Hangeuldi
Cia-cia dikarenakan Etnis Cia-Cia-cia belum mempunyai penulisan yang tetap untuk
menyampaikan komunikasinya secara tertulis, melalui pengamatannya hingga
4
81TNSejarah Amerika sebagai Negara Super Power
diakses darihttp://www.81tn.com/sejarah-amerika-sebagai-negara-super-power.html (28-12-2013, 20.05 WIB)
5
USU Institutional, Universitas Sumatera Utara diakses dari
pada tahun 2009 tercapailah kesepakatan Pemerintah Kota Bau-Bau bekerja sama
dengan Hunminjeongeum Research Institute, lembaga riset bahasa Korea yang
telah menyusun bahan ajar kurikulum muatan lokal mengenai bahasa Cia-Cia
dengan huruf Korea. Huruf ini dipelajari mulai dari tingkat SD hingga SMA.
Sejak saat itulah nama Cia-Cia populer di Korea.
Ketika mengunjungi Etnis Cia-cia saat ini di Kelurahan Karya Baru, maka
bisa ditemui penamaan jalan, nama sekolah dalam tulisan Aksara HangeulKorea
Selatan6, bahkan sudah terdapat buku-buku panduan belajar Bahasa Korea7 serta
didatangkannya guru dari Korea Selatan untuk mengajar pelajaran tambahan
Bahasa Korea Selatan di Etnis Cia-cia Kelurahan Karya Baru. Hal ini lah yang
membuat penerapan aksara hangeul berjalan secara signifikan di Etnis Cia-cia,
dengan adanya Fenomena tersebut, maka Aksara Hangeul juga menjadi faktor
munculnya perubahan antropologis masyarakat Etnis Cia-cia di Kota Bau-bau,
karena masyarakat Cia-cia tidak hanya ingin mempelajari Aksara Hangeul saja
namun Bahasa Korea juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat,
hal ini berkenaan dengan prinsip pertukaran budaya yang mana jika kita
mempelajari suatu budaya maka secara otomatis kita akan mempelajari dan
memakai atribut budaya yang kita pelajari, terbuktiWebsitepemerintah Kota
Bau-6
Raihan Azka “Suku asli Indonesia menggunakan tulisan Hangeul Korea dalam menulis dan membaca””diakses dari
http://www.beritaonline.web.id/2013/02/suku-asli-indonesia-ini-menggunakan-tulisan-korea-dalam-membaca-menulis.html (27-12-2013, 20.30 WIB)
7
bau dengan menggunakan dua pilihan bahasa saja, yakni Bahasa Indonesia dan
[image:4.595.116.513.212.384.2]Bahasa Korea Selatan8.
Gambar 1 : Website Pemerintah Kota bau-bau dengan dua bahasa, Bahasa Korea dan Indonesia
Sumber : Website resmi Pemerintah Kota Bau-bau
Eksistensi Budaya Korea Selatan yang sudah sejauh ini menunjukkan
tanda-tanda besarnya peranan budayanya di Etnis Cia-cia khususnya di Kelurahan
Karya Baru hingga mampu mempengaruhi serta menambah tradisi masyarakat.
Dihubungkan dengan gambaran umum budaya Korea Selatan serta profil
perkembangan Budaya Korea Selatan dalam kesamaan pelafalan dan struktur
bahasa Korea Selatan dengan Kota Bau-bau ini merupakan fenomena yang harus
dijelaskan, salah satu alternatif yang dipandang tepat untuk menjelaskan
fenomena tersebut yaitu menganalisis bagaimana perkembangan Budaya Korea
Selatan pada Etnis Cia-cia di Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2009-2014.
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : Bagaimana perkembangan Budaya
Korea Selatan pada Etnis Cia-cia di Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2009 - 2014 ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Melihat fenomena yang ada serta rumusan masalah yang diajukan diatas,
dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan secara lebih detail tentang bagaimana perkembangan Budaya
Korea Selatan pada Etnis Cia-cia di Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2014.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Akademis
Secara akademis penelitian ini nantinya diharapkan dapat mengetahui
bahwa Konsep perubahan sosial dan budaya, dan Diplomasi budaya dapat
diterapkan, sehingga penelitian ini dapat menjadi pembuktian Konsep perubahan
sosial dan budaya, dan Konsep diplomasi budaya, lebih lanjut diharapkan
bermanfaat bagi pengembangan keilmuan hubungan internasional, sehingga
hubungan internasional tidak lagi kaku seperti hubungan antar negara atau pun
perang dan damai saja, tetapi lebih kepada hal yang baru, seperti fenomena
melalui upaya mengkaji, menguji, membentuk teori-teori, konsep maupun
hipotesis tertentu
1.3.2.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai upaya pemenuhan tugas
akhir yaitu skripsi. Diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya,
dalam membahas masalah-masalah sosial. Lebih lanjut diharapkan memberi
kontribusi berupa saran tentang analisa perkembangan budaya, bagi masyarakat
pada umumnya.
1.4 Penelitian Terdahulu
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nurckhalik Djirimu
yang membahas tentang “Peluang dan tantangan KerjasamaSister CityKota Bau-bau-Seoul”9 dalam penelitiannya penulisan ini bertujuan untuk memberikan
gambaran mengenai peluang dan tantangan kerja samasister cityyang dijalin oleh
Kota Baubau, Indonesia dan Kota Seoul, Korea Selatan. Lebih jelasnya kasus ini
memberikan penjelasan tentang : (1) mengetahui dan menjelaskan penerapan
diplomasi budaya dalam kerja sama sister city Kota Baubau–Seoul, (2)
mengetahui strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Baubau dalam
memaksimalkan MoU sister city dengan Kota Seoul, (3) mengetahui dan
9
Muhammad Nurckhalik Djirimu (E131 09 011), 2013,“Peluang dan tantangan Kerjasama Sister City Kota Bau-bau-Seoul”.Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Hasanudin, Diakses dari
menjelaskan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam menjalankan perjanjian
kerja samasister cityKota Baubau–Seoul.
Sehubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka penulis dalam
penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif untuk memberikan
gambaran kerja sama kebudayaan yang menjadi dasar terjalinnya sister cityKota
Baubau-Seoul, terhadap bahasa suku Cia-Cia di Kota Baubau yang sistem
penulisannya diadopsi dari sistem penulisan Korea hanggul sebagai misi
penyelamatan bahasa suku Cia-Cia yang terancam punah. Disamping itu, untuk
mengetahui strategi serta peluang dan tantangan yang diambil oleh Pemerintah
Kota Baubau. Penelitian ini menggunakan data primer yakni observasi langsung
terhadap penerapan sister city di Kota Baubau serta menggunakan penelitian
analisis kualitatif, hasil penelitian menunjukkan kerjasama sister city Kota
Baubau- Seoul melalui kerja sama kebudayaan berhasil mengangkat sistem
penulisan Korea hanggul sebagai karakter resmi penulisan bahasa suku Cia-Cia.
Melalui hanggul dan sister city, Pemerintah Kota Baubau mendapat
peluang-peluang pembangunan atas dukungan Kota Seoul yang mendukung usaha Kota
Bau-bau dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan SDM. Namun
peluang yang diraih oleh Pemerintah Kota Baubau sebanding dengan tantangan
yang diperoleh, salah satunya adalah perubahan di ranah sosiologis dan
antropologis kehidupan masyarakat suku Cia-Cia dan masyarakat Kota Baubau
yang juga turut mempelajari hanggul, dimana sebelumnya hanggul hanya
disebarkan dan diajarkan khusus hanya untuk suku Cia-Cia, serta meluasnya kerja
Kedua adalah Penelitian yang dilakukan oleh Reza Lukmanda Yudhantara
yang membahas tentang “Hallyu sebagai Soft Power Korea selatan di Indonesia.”10 dalam penelitiannya Tesis ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana fenomena budaya populer hallyu menjadi sumber yang potensial bagi
soft powerKorea Selatan serta bagaimana Indonesia meresponnya.
Hallyumerupakan fenomena budaya yang tidak direncanakan dan muncul
sebagai dampak dari perkembangan globalisasi dan teknologi yang dirasakan
Korea Selatan dan masyarakat dunia. Kendati tidak direncanakan, namun melihat
perkembangannya di luar negeri, pemerintah Korea Selatan akhirnya
memanfaatkan hallyu sebagai sebuah diplomasi publik untuk menjalin atau
mempererat hubungan dengan negara lain. Hallyu dapat diterima dengan baik
karena memiliki power yang dapat menghasilkan daya tarik bagi publik, Melalui
ketertarikan inilah, akhirnya baik masyarakat luar negeri pada umumnya dan
Indonesia khususnya merespon dengan berbagai tindakan.
Ketiga adalah penelitian yang di lakukan oleh Ni Putu Elvina Suryani
tentang “Korean Wave sebagai Soft Power dalam Memperoleh Keuntungan
Ekonomi bagi Korea Selatan”11 yang dalam penulisannya menjelaskan
perkembangan Korean Wave yang dimulai dengan kemunculan istilah tersebut
10
Reza Lukmanda Yudhantara, 2012“Hallyu sebagai Soft Power Korea selatan di Indonesia”Skripsi Jurusan Hubungan Internasional, FISIP-Universitas Gajah Mada Yogyakarta diakses dari,
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view& typ=html&buku_id=55288&obyek_id=4(11-11-2013, 20.00 WIB)
11
Ni Putu Elvina Suryani (1106146013), 2012“Korean Wave sebagai Soft Power dalam Memperoleh Keuntungan Ekonomi bagi Korea Selatan”Jurusan hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas IndonesiaJakarta, diakses dari
untuk pertama kalinya di Cina hingga kemudian menyebar ke berbagai negara di
Asia, Eropa dan Amerika. Setelah itu penjelasan bagaimana Korean Wave dapat
menjadi soft powerKorea Selatan akan dilanjutkan dengan pembentukan Korean
Wave sebagai soft power, Korea Selatan melibatkan unsur-unsur seperti sumber
soft power, aktor yang terlibat (“referees” dan “receivers”)serta agendasetting
dan attraction yang disertai dengan faktor-faktor pendukung daya tarik Korean
Wavesebagaisoft powerKorea Selatan di berbagai Negara.
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan penelitian ini adalah
bahwa Korean Wave menjadi soft power Korea Selatan dengan sumber berupa
kebudayaan, yakni budaya populer ( pop culture ) yang diproduksi massal untuk
konsumsi publik negara-negara lain dengan aktor-aktor pemerintah, media
(televisi, internet) dan lain-lain, Korean Wave sebagai soft power tersebut
digunakan untuk mencapai tujuan berupa keuntungan ekonomi bagi Korea
Selatan. Keuntungan ekonomi bagi Korea Selatan melalui Korean Wave tercapai
tidak hanya melalui keuntungan yang diperoleh dari ekspor produk budaya namun
juga melalui pemanfaatan kepopuleran Korean Wave di negara-negara lain
sebagai daya tarik dan alat promosi dalam memasarkan produk bernilai ekonomi
lainnya seperti pariwisata dan produk komersial.
Penelitian yang akan dilakukan oleh Penulis disini memiliki persamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti terdahulu yakni mengkaji
sebuah fenomena budaya melalui diplomasi dan membahas sebuah fenomena
yang sama, namun disini yang membedakan penulis dengan kedua penelitian
dikaji yakni perkembangan budaya Korea Selatan pada Etnis Cia-cia di Kota
Bau-bau provinsi Sulawesi tenggara pada tahun 2014, serta penulis tidak hanya akan
menjabarkan fenomena tersebut tetapi juga akan dijelaskan dan dianalisa melalui
[image:10.595.109.539.279.754.2]konsep-konsep yang berbeda dengan tiga penelitian terdahulu.
Tabel 1.4.1 Posisi Penelitian Terdahulu
NO JUDUL DAN NAMA PENELITI
JENIS PENELITIAN DAN ALAT ANALISA
HASIL
1 “Peluang dan tantangan Kerjasama
Sister CityKota Bau-bau-Seoul”
Oleh : Muhammad Nurckhalik Djirimu
Deskriptif
Pendekatan : Konsep regionalisme,
data primer dengan melaukan observasi
langsung
•Kerjasama sister city Kota Baubau- Seoul melalui kerja sama kebudayaan berhasil mengangkat sistem penulisan Koreahanggul sebagai karakter resmi penulisan bahasa suku Cia-Cia. Melalui hangguldansister city •Pemerintah Kota Baubau
mendapat peluang-peluang pembangunan atas dukungan Kota Seoul yang mendukung usaha Kota Bau-bau dalam pembangunan infrastruktur dan
peningkatan SDM
perubahan diranah
sosiologis dan
antropologis kehidupan masyarakat suku Cia-Cia dan masyarakat Kota Baubau yang juga turut mempelajarihanggul 2 “Hallyu sebagaiSoft
PowerKorea selatan di Indonesia”
Oleh: Reza Lukmanda Yudhantara
Deskriptif
Pendekatan : Konsep politik luar negeri danSoftdiplomasi
Hallyu merupakan
yang dirasakan Korea Selatan dan masyarakat dunia. Kendati tidak direncanakan, namun melihat
perkembangannya diluar negeri, pemerintah Korea Selatan akhirnya memanfaatkan hallyu sebagai sebuah diplomasi publik untuk menjalin
atau mempererat
hubungan dengan negara lain. Hallyu dapat diterima dengan baik karena memiliki power yang dapat menghasilkan daya tarik bagi publik
3 “Korean Wave
sebagai Soft Power dalam Memperoleh Keuntungan Ekonomi
bagi Korea Selatan”
Oleh : Ni Putu Elvina Suryani
Eksplanatif
Pendekatan : Soft Poweroleh Joseph
S. Nye
•Korean Wave menjadi soft powerKorea Selatan dengan sumber berupa kebudayaan, yakni budaya populer ( pop culture ) yang diproduksi massal untuk konsumsi publik negara-negara lain dengan aktor-aktor pemerintah, media (televisi, internet) dan lain-lain
•untuk mencapai tujuan berupa keuntungan ekonomi bagi Korea Selatan
•pemanfaatan
1.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang di gunakan untuk menganalisa Fenomena yang
sedang dikaji, terkait judul “Analisis perkembangan budaya Korea Selatan pada Etnis Cia-cia di Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi tenggara pada tahun 2009-2014” adalah Konsep yang relevan dengan fenomena yang ada, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Konsep perubahan sosial dan budaya, dan
Konsep diplomasi budaya
1.5.1 Konsep Diplomasi budaya
Diplomasi budaya merupakan inisiasi dan fasilitasi pertukaran yang
mengharapkan keuntungan jangka panjang yaitu untuk mempromosikan National
Interest, dan membangun hubungan atau mempertajam pengertian sosial
budaya12, Menurut Milton C. Cummings, seorang pengamat dari Institute for
Cultural Diplomacy adalah:
“The exchange of ideas, information, values, systems, traditions, beliefs, and other aspects of culture, with the intention of fosteringmutual understanding”13
Budaya adalah salah satu bentuk diplomasi yang berguna untuk
membangun saling kesepahaman dengan negara asing, di dalamnya sedang
berlangsung berbagai macam aktivitas baik itu pertukaran ide, informasi, nilai,
12
Sally Texania “Pengaruh Diplomasi public Pemerintah Amerika Serikat di era perang dingin pada nilai ekonomi seni Amerika Serikat di Eropa” Universitas Indonesia, Fisip. H.I hal 16 diakses dari
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301140-T30566-Sally%20Texania.pdf (03-12-2013, 19.05 WIB) 13
John Hemming. “Comment on Cultural Diplomacy”dalam
tradisi, kepercayaan, dan aspek budaya-budaya lainnya, yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa saling mengerti satu sama lain.
Melihat konsep diatas bahwa Korea Selatan menerapkan budaya tulisan
Hangeuldi Etnis Cia-cia dan disetujui oleh pihak pemerintah Kota Bau-bau, yang
mana tujuan kesepakatan ini untuk menjalin kerja sama lain yang saling
menguntungkan, dari pihak Korea Selatan dapat memulai misi penyelamatan
kepunahan bahasa daerah melalui aksara Hangeul dimulai dari Etnis Cia-cia,
begitu juga dengan Sulawesi Tenggara yang memiliki banyak potensi. bahkan
seluruh belahan dunia membuka peluang investor luar untuk berinvestasi dengan
lancar dan baik di kota Bau-bau sehingga dengan adanya kerjasama budaya ini
Kota Bau-bau bisa mempromosikanNational Interest, dan membangun hubungan
atau mempertajam pengertian sosial budaya seperti yang di kemukakan di atas.
Diplomasi Budaya dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
mencapai Soft Power yang lebih besar dan diplomasi budaya merupakan
proses-proses proaktif di mana institusi Negara, sistem nilai dan kebudayaan yang unik
dipromosikan dalam level bilateral dan multirateral14.
1.5.2 Konsep perubahan sosial dan budaya
Menurut Gillin dan Gillin :
“Bahwa perubahan sosial budaya merupakan variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi
14
Sally Texania. “Pengaruh Diplomasi public Pemerintah Amerika Serikat di era perang dingin pada nilai ekonomi seni Amerika Serikat di Eropa” Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Indonesia dalam
geografis, kebudayaan, komposisi penduduk, ideologi, difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.15”
Menjelaskan konteks kehidupan manusia sebagai mahluk sosial dikenal dua
macam perubahan yaitu perubahan sosial (social change) dan perubahan
kebudayaan (cultural change)16. Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan
kebudayaan, seperti yang dikatakan oleh Kingsley Davis “perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan kebudayaan”, perubahan sosial dan
kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu berhubungan dengan suatu
penerimaan cara-cara baru atau perbaikan didalam masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya. Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayan
sangat erat17.
Meskipun dalam kenyataan dapat kita lihat bahwa perubahan kebudayaan
tidak selamanya diikuti oleh perubahan Sosial, dan sulit di bayangkan jika
terjadinya perubahan sosial tanpa didahului oleh suatu perubahan kebudayaan.
Walaupun perubahan sosial dibedakan dari perubahan kebudayaan, tetapi
pembahasan-pembahasan mengenai perubahan sosial tidak akan mencapai suatu
15
Mujinem “Konsep waktu, perubahan, dan kebudayaan” diakses dari
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&ua ct=8&ved=0CHkQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fpjjpgsd.dikti.go.id%2Ffile.php%2F1%2F repository%2Fdikti%2FMata%2520Kuliah%2520Awal%2FPengembangan%2520Pendid ikan%2520IPS%2520SD%2FBAC%2FPengembangan_Pendidikan_IPS_SD_UNIT_2.pd f&ei=itRCU8rVN_GyiQfchYH4CA&usg=AFQjCNGmdMC-odCTrIvaQ4o37aHh6B-RGA&bvm=bv.64125504,d.aGchal 12 (8-4-2014, 18.30 WIB)
16
Ibidhal 11 17
pengertian yang benar jika tidak mengkaitkannya dengan perubahan kebudayaan
yang terwujud dalam masyarakat yang bersangkutan18.
Perubahan sosial dan budaya tidak terlepas dari beberapa faktor yang
mendukung, salah satu yang paling berkenaan dengan penelitian ini adalah adanya
penemuan-penemuan baru atau inovasi yang merupakan suatu proses sosial dan
budaya yang besar, tetapi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Proses
tersebut meliputi suatu penemuan unsur baru budaya, unsur kebudayaan baru
tersebut disebarkan ke masyarakat yang bersangkutan.
Penemuan-penemuan baru dapat dibedakan menjadi dua yaitu Discovery
dan Invention. Discovery adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang
baru, baik yang berupa alat baru atau ide baru, yang diciptakan oleh individu atau
suatu rangkaian ciptaan individu-individu dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sedangkan Discovery baru menjadi Invention jika masyarakat sudah mengakui,
menerima, dan menerapkan penemuan baru tersebut dalam kehidupannya19.
Melalui penjabaran konsep di atas maka penulis berasumsi bahwa
kehidupan sosial dan budaya dalam masyarakat Cia-cia akan mengalami
perubahan seiring dengan kedatangan ide baru tentang penetapan aksara Hangeul
sebagai penulisan bahasa daerah Cia-cia di kota Bau-bau tersebut.
Adanya beberapa faktor yang mendorong timbulnya ide baru dalam
penetapan aksaraHangeulbisa di lihat dari :
18 Ibid 19
a) Adanya kesadaran masyarakat akan kekurangan kebudayaannya
b) Adanya kualitas para ahli dari suatu kebudayaan
c) Adanya perangsang bagi kegiatan-kegiatan penciptaan dalam masyarakat
d) Pengaruh unsur-unsur budaya luar yang lebih bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat
e) Adanya lembaga atau organisasi sosial yang mendorong ke arah
[image:16.595.116.512.338.648.2]penemuan baru tersebut20.
Gambar 2 : Peta Konsep Perubahan Sosial dan Budaya
Sumber : Konsep Perubahan Sosial dan Budaya Kemenetrian Pendidikan Nasional21
20
Op. CitMujinem hal 13
21
“Perubahan Sosial dan Budaya”diakses dari
1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif, metode ini
digunakan untuk memberikan gambaran mengenai fakta yang berhubungan
dengan masalah yang di teliti. Pelaksanaan penelitian dengan metode deksriptif
ini tidak terbatas hanya pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi
analisis dan intepretasi tentang arti data itu. Adapun tujuan dari penggunaan
metode deskriptif ini adalah untuk mengetahui status dan mendeskripsikan
fenomena berdasarkan data yang terkumpul.
1.6.2 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data pada penelitian ini bersifat induksi, karena selain
pencarian data penulis juga melakukan penelitian lapangan sehingga penulis bisa
mengelompokkan data yang didapat mengenai fenomena yang di teliti, data
tersebut kemudian dipilah, dikelompokkan, dianalisis secara lengkap, rigit dan
kronologis yang kemudian mempengaruhi proses pembentukan generalisasi
sebagai hasil dari pada riset penelitian.
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data
Penulisan ini menggunakan metode pengumpulan data secara sekunder
dan primer. Data sekunder ini didapatkan secara tidak langsung dari lapangan, dan
juga dengan mempelajari artikel, buku-buku, website, dan karya ilmiah yang
berkaitan dengan penelitian ini, dan data primer yang didapatkan langsung dari
1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.4.1Batasan Materi
Batasan materi pada penelitian ini adalah, untuk mengetahui hasil
dari analisis budaya Korea Selatan di Etnis Cia-cia di Kota Bau-bau,
bantuan yang di berikan kepada Etnis Cia-cia di Kelurahan Karya Baru,
Kecamatan Sorawolio, Kota Bau-bau.
1.6.4.2Batasan Waktu
Batasan waktu dalam penelitian ini difokuskan pada tahun sejak
diterapkannya aksara Hangeul Secara resmi di Etnis Cia-cia, yaitu tahun
2009-2014 (hingga sekarang), untuk mempermudah dan memfokuskan
penelitian yang akan penulis lakukan.
1.6.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan dan
manfaat penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang berisikan manfaat
akademis dan manfaat praktis, penelitian terdahulu, dan beberapa konsep yaitu
konsep Diplomasi budaya, konsep Perubahan Sosial dan budaya, metodologi
penelitian yang di dalamnya meliputi, metode penelitian dan teknik analisa data,
teknik pengumpulan data, ruang lingkup penelitian yang meliputi batasan materi
BAB II CITRA BUDAYA AKSARAHANGEULDI ETNIS CIA-CIA
Bab ini penulis akan membahas mengenai sejarah Aksara Hangeulhingga
pengenalan dan penerapannya di etnis Cia-cia, budaya dan antisipasi budaya,
keadaan Etnis Cia-cia, aksara Hangeul yang di dalamnya di jelaskan juga faktor
penggunaan, tujuan, dan peran/perkembangan aksara Hangeul di kalangan Etnis
Cia-cia, serta faktor tidak adanya pengaruh bangsa lain dan juga aplikasi konsep
penelitian yaitu diplomasi budaya Korea Selatan.
BAB III PEMBAGIAN WILAYAH DAN PERUBAHAN BUDAYA DAN SOSIAL DI ETNIS CIA-CIA PULAU BUTON
Bab ini berisikan pembagian wilayah pemerintah Kabupaten Buton yang
di dalamnya menjelaskan Etnis Cia-cia yang berada di wilayah Kabupaten Buton
dan Kota Bau-bau, Korea Selatan di Etnis Cia-cia wilayah Kabupaten Buton, dan
pembagian wilayah pemerintah Kota Bau-bau yang juga menjelaskan Etnis
Cia-cia dan Korea Selatan di Kelurahan Karya Baru, kerjasama budaya Korea Selatan
dengan pemerintah Kota Bau-bau dan aplikasi Konsep yaitu perubahan Sosial dan
budaya di Etnis Cia-cia serta faktor berubahnya sosial dan kebudayaan
masyarakat Cia-cia secara signifikan.
BAB IV PENUTUP
Bab ini penulis akan menyimpulkan hasil analisa perkembangan budaya
Korea Selatan pada Etnis Cia-cia di Kota bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara
ANALISIS PERKEMBANGAN BUDAYA KOREA SELATAN PADA ETNIS CIA-CIA DI KOTA BAU-BAU PROVINSI SULAWESI
TENGGARA TAHUN 2009-2014
Di Susun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Serjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1
Jurusan Hubungan Internasional
Oleh :
ALIM ADHITYA NUGRAHA (201010360311140)
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Alim Adhitya Nugraha
Nim : 201010360311140
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Hubungan Internasional
Judul Skripsi : Analisis Perkembangan Budaya Korea Selatan pada Etnis
Cia-cia di Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2009–2014
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS
Pada hari : Senin Tanggal : 30 Juli 2014 Tempat : Ruang Dosen Fisip
Mengesahkan Dekan FISIP–UMM
Dr. Asep Nurjaman, M.Si
Dewan Penguji: Tanda Tangan
1. Helmi Asyathri, S.IP ( )
2. Dra. Juli Astutik, M.Si ( )
3. Dyah Estu Kurniawati M.Si ( )
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Analisis Perkembangan Budaya Korea Selatan pada Etnis Cia-cia di Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009 – 2014” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta Salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang-benderang yaitu Dienul Islam.
Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah
Malang. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis, masih banyak
kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki. Semoga hasil penelitian ini dapat
berguna, khususnya bagi pendidikan di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
FISIP UMM.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak dan Ibuku yang dengan penuh kesabaran,
Cinta dan keikhlasan yang selalu mendoakan, memberi semangat dan telah
memberikan segala kebutuhan baik material maupun non material agar
penulis bisa menyelesaikan studi di Jurusan HI hingga selesai.
2. Dwi Cahya Astria Nugraha, Adinda Dhea Avrilina Nugraha, yang selalu
memberikan semangat serta dukungannya. Kalian merupakan saudara
terbaik dan terima kasih atas banyaknya pelajaran hidup yang bisa saya
ambil dari kalian.
3. Keluarga terdekatku yang ada di Malang, atas dukungan serta semangatnya.
4. Ibu Helmia Asyathri, S.IP selaku dosen pembimbing I, yang telah bersedia
serta dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis selama proses
pembimbingan hingga skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Ibu Juli Astutuik M,Si selaku dosen pembimbing II, dimana beliau tidak
hanya menjadi seorang pembimbing tetapi juga menjadi seorang ummi yang
telah meluangkan waktu dan memberikan ide-ide, saran, dukungan dan
semangat serta dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis selama
proses pembimbingan hingga skripsi ini bisa terselesaikan
6. Ibu Dyah Estu K, M.Si dan , Bapak Havidz Ageng Selaku Dosen Penguji
7. Wahyu Adi Paloco, Al, Andika Utami, Billy, Yoga, Arif, Metro, Frandi, dan
Yovita Farradina dan Keluarganya, kalian tidak hanya seorang teman, tetapi
kalian juga merupakan keluarga ke- dua yang selalu memberikan semangat
dan dukungan.
8. Sahabat-sahabat HI 2010 yang sudah membagi ilmu, pengalaman, dan untuk
semangat dan kebersamaannya selama 8 semester.
9. Kelompok KKN 26 Wonosari, yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
10. Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi,
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang
telah penulis sampaikan dalam skripsi ini.
Malang, 8 Juli 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
Judul ...i
Lembar Persetujuan Skripsi ...ii
Lembar Pengesahan Skripsi ...iii
Lembar Pernyataan Orisinalitas ...iv
Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v
Abstraksi ...vi
Halaman Motto dan Persembahan ...viii
Kata Pengantar ...ix
Daftar Isi...xi
Daftar Tabel ...xiii
Daftar Gambar...xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1.3.1. Tujuan Penelitian... 5
1.3.2. Manfaat Penelitian... 5
1.4. Penelitian Terdahulu ... 6
1.5. Kerangka Konsep ... 12
1.5.1. Konsep Diplomasi Budaya... 12
1.5.2. Konsep Perubahan Sosial dan Budaya ... 13
1.6. Metodologi Penelitian ... 17
1.6.1. Metode Penelitian... 17
1.6.2. Teknik Analisa Data... 17
1.6.3. Teknik Pengumpulan Data ... 17
1.6.4. Ruang Lingkup Penelitian... 18
1.6.5. Sistematika Penulisan... 18
BAB II CITRA BUDAYA AKSARAHANGEULDI ETNIS CIA-CIA .... 20
2.2. Pengenalan AksaraHangeuldi Etnis Cia-cia sebagai diplomasi budaya Korea
Selatan... 25
2.3. Penerapan AksaraHangeulsebagai misi diplomasi budaya Korea Selatan untuk mengantisipasi kepunahan budaya... 30
2.4. Budaya dan Antisipasi Kepunahan Budaya ... 34
2.5. Keadaan Etnis Cia-cia... 37
2.6. AksaraHangeul... 38
2.6.1 Faktor Penggunaan.. ... 41
2.6.2 Tujuan... 46
2.6.3 Peran/perkembangan AksaraHangeuldi kalangan Etnis Cia-cia .... 48
2.7. Faktor Tidak adanya Pengaruh Bangsa lain... 51
2.8. Diplomasi Budaya Korea Selatan. ... 53
BAB III PEMBAGIAN WILAYAH DAN PERUBAHAN BUDAYA DAN SOSIAL DI ETNIS CIA-CIA PULAU BUTON... 56
3.1. Pemerintahan Kabupaten Buton ... 56
3.1.1 Etnis Cia-cia yang berada di wilayah Kabupaten Buton dan Kota Bau-bau ... 58
3.1.2 Korea Selatan di Etnis Cia-cia Wilayah Kabupaten Buton.. ... 62
3.2. Pemerintahan Kota Bau-bau ... 63
3.2.1 Etnis Cia-cia di Kelurahan Karya Baru... ... 70
3.2.2 Korea Selatan di Kelurahan Karya Baru.. ... 72
3.3. Kerjasama Budaya Korea Selatan dengan Pemerintah Kota Bau-bau (Terkini) ... 73
3.4. Perubahan Sosial dan Kultural di Etnis Cia-cia.. ... 76
3.5. Faktor berubahnya Sosial dan Kebudayaan masyarakat Cia-cia secara Signifikan.. ... 82
BAB IV PENUTUP ... 86
4.1. Kesimpulan ... 86
4.2. Saran Lanjutann ... 88
DAFTAR PUSTAKA.. ... 89
DAFTAR TABEL
Tabel 1.4.1. Penelitian Terdahulu ... 10
Tabel 3.2 Peta Pembagian Pemerintah Kota Bau-bau ... 65
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Website Pemerintah Kota Bau-bau dengan dua Bahasa, Bahasa Korea dan Bahasa Indonesia ... 4
Gambar 1.5.2 Peta Konsep Perubahan Sosial dan Budaya ... 16
Gambar 2.2 Penandatanganan Kerjasama Korea Selatan dan Kota Bau-bau ... 27
Gambar 2.2 Surat Perjanjian Kerjasama ... 29
Gambar 2.3 Contoh TulisanHangeul ...33
Gambar 2.6 Contoh AksaraHangeul... 40
Gambar 3.1.1 Peta Kab. Buton Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 ... 59
Gambar 3.1.1 Realisasi Perbedaan Fonologi beberapa Bahasa Cia-cia di Empat Lokasi tutur ... 61
Gambar 3.2 Penamaan Jalan di Kota Bau-bau dengan menggunakan tulisan Arab dan di Kelurahan Karya Baru dengan menggunakan aksaraHangeul... 64
Gambar 3.2 Persetujuan Penggunaan AksaraHangeul... 69
Gambar 3.3 Seperangkat Komputer yang ada di SLTP negeri Kelurahan Karya Baru ... 75
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Wawancara ... 94
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Bae Kichan, Jeon Sang-woon, Kim Ho, Pak Sung-rae, 2006 and 2007, King Sejong the Great,The Everlasting Light of Korea,Korea: Yong Hwa publication
Hyoja-ro, Jongno-gu, Edisi 2012“Korea Dulu dan sekarang”Seoul, Republic of Korea, Diterbitkan Oleh Layanan Informasi dan Kebudayaan Korea Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata, hal 183
Dr. M. Munandar Soelaeman, 2010, “Ilmu Budaya Dasar “ , Bandung : PT Refika Aditama, hal 45
Drs. La Yani Konisi, M.Hum. Drs. Ahid Hidayat, 2001,“Analisis Kategori KataBahasa Cia Liwungau”Universitas Terbuka Hal 7
Iqbal Nurul Azhar “Saat-saat kritis bahasa Cia-cia” Program Studi Sastra Inggris FISIB Universitas Trunojoyo Madura, 2011 hal 1
Seung-Won Song, “Being Korean in Buton? The Cia-cia’s Adaption of the Korean Alphabet and Identity Politics in Decentralised Indonesia” Hankuk University of Foreign Studies , 2013 hal 53
Seung-Won Song “The Cia-Cia’s Adoption of the Korean Alphabet:Matters of Identitiesand Regional Autonomy in Indonesia” Hankuk University oh Foreign Studies
Nur Intan “Konsep perubahan sosial budaya dalam masyarakat” Universitas Haluoleo, edisi mei 2013, hal 5
Hamzah Palalloi dan sadarman, 2011, “dari timur membangun peradaban”(kilas balik kepemimpinan wali kota Bau-bau)” Kota Bau-bau: badan komunikasi informasi dan pengolahan data Kota Bau-bau
INTERNET
Bueno de Mesquita, Bruce. (2003) Principles of International Politics, People’s Power, Preferencess and Perception QC Press, pp. 222-286. Dalam artikel karlina wahyu kristiani “National Power dalam Hubungan Internasional” di akses dari
http://karlinawk-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-61164-Pengantar%20Hubungan%20Internasional-National%20Power.html (11-12-2013, 20.09 WIB)
Muhammad Ahalla. National Power. diakses dari http://muhammad-ahalla-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-70106-umum-National%20Power.html (29-12-2013, 21.10 WIB)
81TN Sejarah Amerika sebagai Negara Super Power diakses dari http://www.81tn.com/sejarah-amerika-sebagai-negara-super-power.html (28-12-2013, 20.05 WIB)
USU Institutional, Universitas Sumatera Utara di Akses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30480/5/Chapter%20I.pdf hal 1 dan 2 (3-4-2014, 18.30 WIB)
Rita Uli Hutapea “Seoul Teken Kesepakatan dengan Suku Cia-cia Soal Abjad Korea”
Detik News, dalam
http://news.detik.com/read/2009/12/22/155029/1264489/10/seoul-teken-kesepakatan-dengan-suku-cia-cia-soal-abjad-korea (27-12-2013, 20.45 WIB) Website pemerintah Kota Bau-bau http://www.baubaukota.go.id/ (27-12-2014, 23.00
WIB)
Muhammad Nurckhalik Djirimu (E131 09 011), 2013, “Peluang dan tantangan Kerjasama Sister City Kota Bau-bau-Seoul”. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universotas Hasanudin, Di akses dari
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4800/Skripsi%20Muham mad%20Nurckhalik%20Djirimu.pdf?sequence=1 (7-11-2013, 18.30 WIB)
Reza Lukmanda Yudhantara, 2012 “Hallyu sebagai Soft Power Korea selatan di Indonesia” Skripsi Jurusan Hubungan Internasional, FISIP-Universitas Gajah
Mada Yogyakarta di Akses dari,
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act= view&typ=html&buku_id=55288&obyek_id=4(11-11-2013, 20.00 WIB)
Ni Putu Elvina Suryani (1106146013), 2012 “ Korean Wave sebagai Soft Power dalam Memperoleh Keuntungan Ekonomi bagi Korea Selatan ” Jurusan hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia Jakarta, di akses dari
https://www.academia.edu/2351818/Korean_Wave_sebagai_Soft_Power_Korea_S elatan (13-11-2013, 19.30 WIB)
Jan Mellisen Netherland Institute of International Relation Clingendael, 2005, hlm.4 dalam skripsi Sally Texania. “Pengaruh Diplomasi public Pemerintah Amerika Serikat di era perang dingin pada nilai ekonomi seni Amerika Serikat di Eropa” Wielding Soft Power : New Public Diplomacy” di akses dari http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301140-T30566-Sally%20Texania.pdf (03-12-2013, 19.05 WIB)
John Hemming. “Comment on Cultural Diplomacy” dalam
http://www.culturaldiplomacy.org/academy/index.php?Comment-on-Cultural-Diplomacy-4 (14-12-2013, 20.00 WIB)
Sally Texania. “Pengaruh Diplomasi public Pemerintah Amerika Serikat di era perang dingin pada nilai ekonomi seni Amerika Serikat di Eropa” Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Indonesia dalam http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301140-T30566-Sally%20Texania.pdf hal 16-17 (12-1-2014, 18.30 WIB)
Mujinem “Konsep waktu, perubahan, dan kebudayaan” di akses dari https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rj a&uact=8&ved=0CHkQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fpjjpgsd.dikti.go.id%2Ffile.ph p%2F1%2Frepository%2Fdikti%2FMata%2520Kuliah%2520Awal%2FPengemba ngan%2520Pendidikan%2520IPS%2520SD%2FBAC%2FPengembangan_Pendidi kan_IPS_SD_UNIT_2.pdf&ei=itRCU8rVN_GyiQfchYH4CA&usg=AFQjCNGmd MC-odCTrIvaQ4o37aHh6B-RGA&bvm=bv.64125504,d.aGc hal 12 (8-4-2014, 18.30 WIB)
Lutfi Azhari di akses dari http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/11/jbptunpaspp-gdl-azharilutf-538-2-babii.pdf hal 2 (1-4-2013, 20.06 WIB)
http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/view/1779 hal 349 (11-3-2014, 22.49 WIB)
Thesis Binus di akses dari http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2007-2-00047-IF-Bab%202.pdfhal 24 (11-3-2014, 23. 40 WIB)
Media Radar Buton di akses dariwww.radarbuton.com(14-12-2013, 20.30 WIB)
Daftar perjanjian internasional Kementrian Luar Negeri Nomor 3068 di Akses dari http://treaty.kemlu.go.id/index.php/treaty/index?fullPage=1&Treaty_page=154&so rt=modified_time.desc 1:33 (10-3-2014, 01.33 WIB)
Website pemerintahan kota Bau-bau di akses dari http://www.baubaukota.go.id/statik/visi.misi.dan.rencana.pembangunan/ (23-11-2013, 20.30 WIB)
Korean News di akses dari
http://english.visitkorea.or.kr/enu/FU/FU_EN_15.jsp?cid=951661 (Korean News) (14-12-2013, 20.30 WIB)
Media Sultra “Kerjasama Baubau-Korea Rambah Bidang Pertanian”inilah.com di akses dari http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1782901/kerjasama-baubau-korea-rambah-bidang-pertanian(10-3-2014, 01.21 WIB)
Faela Shafa, Media Massa Detik Travel,“benteng terluas di dunia ada di pulau Buton”
Di akses dari
http://travel.detik.com/read/2013/09/10/095020/2354041/1519/benteng-terbesar-di-dunia-ada-di-pulau-buton pukul 9:45(11-3-2014, 20.10 WIB)
Sumber: Radio Korea di kutip dari website (The Global Review) di akses dari
http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=609&type=9#.UqxkDtJdV5A (14-12-2013, 20.45)
Riesky “Pemahaman Budaya dalam Pembelajaran Bahasa (Asing)” di akses dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_INGGRIS/198105252 005011-RIESKY/Pemahaman_Budaya_dalam_Pembelajaran_Bahasa.pdf hal 2 (8-3-2014, 20.05 WIB)
Konsep Budaya di akses dari http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-00920-JP-bab%202.pdfhal 16 (8-3-2014, 20.45 WIB)
Neneng Zubaidah “50 bahasa daerah terancam punah” Sosial dan Kebudayaan, SindoNews.com, tanggal terbit Jum'at, 21 Februari 2014 − 19:04 WIB di akses dari http://nasional.sindonews.com/read/2014/02/21/15/838060/50-bahasa-daerah-terancam-punah pukul 9:25(10-3-2014, 20.15 WIB)
Hamzah Palalloi “Buku Biografi - Mz. Amirul Tamim-Walikota Baubau” di akses dari https://www.academia.edu/5502758/Buku_Biografi_-_Mz._Amirul_Tamim-Walikota_Baubau(10-5-2014, 20.30 WIB)
Pemuda Timor Leste sedang mengalami krisis : analisis situasi dan pilihan-pilihan
kebijakan di akses dari
http://siteresources.worldbank.org/INTTIMORLESTE/Resources/youthincrisisbah asa.pdf hal 29 (4-4-2014, 20.11 WIB)
“percakapan dasar dalam bahasa Jepang” The Association For Overseas Technical
Scholarship di akses dari
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja &uact=8&ved=0CCUQFjAA&url=http%3A%2F%2Fnihongo.hidajapan.or.jp%2F
Firman, S.ST “Badan Pusat Statistik Kabupaten Buton”, di akses dari http://butonkab.bps.go.id/index.php/menupemerintahan(21-3-2014, 18.15 WIB) ASPAL BUTON SPESIFIKASI RMA AKAN DIPORSIKAN UNTUK KEBUTUHAN
NASIONAL di akses dari
http://www.butonkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=158:
aspal-buton-spesifikasi-rma-akan-diporsikan-untuk-kebutuhan-nasional&catid=1:headline-news(21-3-2014, 20.15 WIB)
Berita Kendari “Aspal Buton Kian Diminati” di akses dari http://www.beritakendari.com/aspal-buton-kian-diminati.html (21-3-2014, 21.15 WIB)
Sandra Safitri Hanan “Genealogi Bahasa Cia-cia” Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2014 di akses dari http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act= view&typ=html&buku_id=67974&is_local=1hal 1 (2-5-2014, 20.09 WIB)
Website pemerintah Kota Bau-bau di akses darihttp://www.baubaukota.go.id/(2-5-2014, 20.15 WIB)
MIR SYAMSUDIN “PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2012” di akses dari
http://www.djpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn642-2012.htmpasal 1 nomor 2 (21-3-2014, 20.11 WIB)
Hasrin, “Pelantikan Walikota Bau-bau” Website resmi pemerintah Kota Bau-bau di
akses dari
http://www.baubaukota.go.id/newsview/810/as.tamrin.maasra.resmi.jadi.walikota.d an.wawali.baubau.html(20-3-2014, 20.15 WIB)
Website Kabupaten Muna di akses dari http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/74/name/sulawesi-tenggara/detail/7403/muna (2-5-2014, 20.15 WIB)
Universitas Gadjah Mada “Raih Doktor Usai Teliti Bahasa Ciacia” di Akses dari http://ugm.ac.id/id/berita/8742-raih.doktor.usai.teliti.bahasa.ciacia(2-5-2014. 20.30 WIB)
Seung-Won Song, “Being Korean in Buton? The Cia-cia’s Adaption of the Korean Alphabet and Identity Politics in Decentralised Indonesia” Hankuk University of Foreign Studies , 2013 hal 58
Website Resmi Kota bau-bau di akses dari
http://www.baubaukota.go.id/statik/kecamatan.sorawolio/(20-3-2014, 20.13 WIB) Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia “Pemuda Korsel mengunjungi
Indonesia” di akses dari http://kemenpora.go.id/index/preview/berita/8306/2013-11(23-3-2014)
Desk Informasi, “Ciber City dikembangkan di Kota Baubau” Sekretaris Kabinet Republik Indonesia di akses dari http://setkab.go.id/pro-rakyat-5152-ciber-city-dikembangkan-di-kota-baubau.html(22-3-2014)
Syahrir “Bau-bau kerjasama pendidikan dengan Korea Selatan” Jurnal Nasional di akses dari http://www.jurnas.com/halaman/5/2011-05-06/168774 (28-4-2014, 20.13 WIB)
Andi Muhammad Yusuf “Dinamika perubahan sosial budaya, kajian dan konsep teori antropologi” Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Hasanuddin Makassar, 2009 di akses dari
Mocha Queeninda “Perubahan Sosial” di akses dari http://www.academia.edu/4074802/Perubahan_Sosial_adalah_proses_sosial_yang_ dialami_oleh_anggotahal 3 (1-5-2014, 20-14 WIB)